RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN DAN …

243
i RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN DAN PENILAIAN KINERJA PT. PUTRA NIAGA BIMO SKRIPSI Oleh: TRI RAHARJO 207093000539 Oleh: FIRMANSYAH PUTRA 107093002967 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M/1434 H

Transcript of RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN DAN …

i

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN

DAN PENILAIAN KINERJA PT. PUTRA NIAGA BIMO

SKRIPSI

Oleh:

TRI RAHARJO

207093000539

Oleh:

FIRMANSYAH PUTRA

107093002967

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014 M/1434 H

ii

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN

DAN PENILAIAN KINERJA

PT. PUTRA NIAGA BIMO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

FIRMANSYAH PUTRA

107093002967

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014 M/1435 H

iii

iv

v

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI RANCANG

BANGUN SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN DAN PENILAIAN KINERJA

PT. PUTRA NIAGA BIMO ADALAH KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM

DIAJUKAN DALAM BENTUK APAPUN KEPADA PERGURUAN TINGGI

MANAPUN. SUMBER INFORMASI YANG BERASAL ATAU DIKUTIP

DARI KARYA ILMIAH YANG DITERBITKAN MAUPUN TIDAK

DITERBITKAN DARI PENULIS LAIN DISEBUTKAN DALAM TEKS DAN

DICANTUMKAN DALAM DAFTAR PUSTAKA DI BAGIAN AKHIR

SKRIPSI INI.

Jakarta, 4 Juni 2014

Firmansyah Putra

NIM. 107093002967

vi

ABSTRAK

FIRMANSYAH PUTRA, Rancang Bangun Sistem Informasi Penggajian dan

Penilaian Kinerja PT. Putra Niaga Bimo. Di bawah bimbingan Syopiansyah Jaya

Putra dan Nurbojatmiko.

PT. Putra Niaga Bimo merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di dalam

bidang jasa travel di daerah Jakarta hingga Bandung. Sebuah perusahaan

membutuhkan suatu sistem informasi yang dapat mengelola aktivitas bisnis pada

perusahaan tersebut. Salah satu aktivitas bisnis yang sangat penting ialah pada

bagian kepegawaian. Untuk menghindari kesalahan dalam kegiatan manajemen

kepegawaian, dibutuhkan sistem informasi yang dapat menunjang aktivitas

kepegawaian di dalam perusahaan tersebut. Berdasarkan observasi yang dilakukan

oleh penulis, PT. Putra Niaga Bimo belum memiliki gudang data untuk

menampung histori kinerja pegawai yang merupakan informasi penting dalam

menentukan besar penggajian pegawai. Di lain sisi penilaian kinerja pegawai juga

dibutuhkan untuk mengontrol kinerja pegawai serta meningkatkan loyalitas dan

kualitas kerja pegawai di dalam perusahaan. Tanpa adanya informasi tersebut,

proses penggajian membutuhkan waktu yang lama dalam pengerjaannya. Untuk

mengatasi hal tesebut maka perusahaan membutuhkan sitem yang mampu

mengelola data pada aktivitas manajemen kepegawaian mulai dari proses

pendataan pegawai, absensi, penilaian kinerja pegawai, hingga penggajian,

sehingga akan mempermudah semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan SDM

di perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode RAD

(Rapid Application Development) dengan UML (Unified Modeling Language)

sebagai tools pengembangannya. Sedangkan pembuatan aplikasinya sendiri

menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL untuk pengolahan

databasenya. Penelitian ini menghasilkan sebuah aplikasi kepegawaian yang

mampu dalam menyediakan informasi kepegawaian seperti histori pegawai,

absensi, penilaian kinerja serta penggajian secara cepat dan akurat.

Kata Kunci: Rancang bangun, Sistem Informasi Kepegawaian, Penggajian,

Penilaian Kinerja, Rapid Application Development, Unified Modeling Language,

PHP, MySQL.

V Bab + xviii Halaman + 221 Halaman + 58 Gambar + 39 Tabel + Pustaka +

Lampiran

Pustaka Acuan (25, 2000 - 2011)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan

kepada suri tauladan umat, Rasulullah Muhammad SAW.

Penyusunan skripsi ini adalah salah satu syarat untuk memenuhi kelulusan

pada Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta Jurusan Sistem Informasi. Dengan judul skripsi ini adalah ”Rancang

Bangun Sistem Informasi Penggajian dan Penilaian Kinerja (Studi Kasus : PT.

Putra Niaga Bimo)”.

Dalam penyusunan skripsi ini, telah banyak bimbingan dan bantuan yang

didapatkan baik dari segi moral maupun segi material dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak DR. Agus Salim, M.Si, selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Zulfiandri, MMSI, selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak DR.Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dosen Pembimbing I,

yang dengan sabar serta perhatian memberikan masukan serta saran

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Nurbojatmiko, M.Kom, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah

memberikan masukan, motivasi, dan bimbingan selama proses

penyusunan skripsi ini.

viii

5. Bapak Harry Putra, selaku Direktur Utama PT. Putra Niaga Bimo, yang

telah banyak memberikan bantuannya.

6. Kedua Orang Tuaku Tercinta, dan saudara-saudaraku terima kasih atas doa

dan dukungannya.

7. Sahabat-sahabatku seperjuangan, khususnya kepada Mochamad Anas,,

Widi Rulianto, Noor Eka Rangga Putra, Satrio Dirgantoro, Tri Adi Kurnia

yang telah berjuang sama-sama.

8. Teman-temanku semua, mahasiswa/i Sistem Informasi angkatan 2007.

Terima kasih atas dukungan dan masukannya yang membantu demi

selesainya skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan, dan jauh dari sempurna

sehingga saran dan kritik yang berguna dari pembaca dapat disampaikan melalui

e-mail [email protected]. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 30 Mei 2014

Firmansyah Putra

NIM : 107093002967

ix

DAFTAR ISI

JUDUL......................................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL.................................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI.......................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN.............................................................................. iv

LEMBAR PERNYATAAN......................................................................................... v

ABSTRAK................................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR.................................................................................................. vii

DAFTAR ISI................................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR..................................................................................................... xv

DAFTAR TABEL......................................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 4

1.3 Batasan Masalah........................................................................................ 5

1.4 Tujuan Penelitian...................................................................................... 5

1.5 Manfaat Penelitian..................................................................................... 6

1.6 Metodologi Penelitian................................................................................ 7

1.7 Sistematika Penulisan................................................................................ 9

BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................... 11

2.1 Sistem Informasi...................................................................................... 11

x

2.1.1 Pengertian Sistem .......................................................................... 11

2.1.2 Karakteristik Sistem ...................................................................... 11

2.1.3 Klasifikasi Sistem .......................................................................... 13

2.1.4 Konsep Dasar Informasi ................................................................. 14

2.1.5 Nilai Informasi................................................................................ 15

2.1.6 Konsep Dasar Sistem Informasi...................................................... 15

2.1.7 Komponen Sistem Informasi ......................................................... 15

2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia......................................................... 16

2.2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ............................. 16

2.2.2 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia.................................... 17

2.2.3 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia.................................... 20

2.2.4 Pentingnya Manajemen Sumber Daya Manusia............................. 22

2.2.5 Aktivitas Pokok Sumber Daya Manusia........................................ 23

2.3 Kompensasi.................................... .................................... .................... 27

2.3.1 Pengertian Kompensasi.................................... .............................. 27

2.3.2 Tujuan Manajemen Kompensasi..................................................... 29

2.3.3 Komponen-Komponen Kompensasi............................................... 31

2.3.4 Upah.................................... .................................... ...................... 32

2.3.4.1 Pengertian Upah.................................... ........................... 32

2.3.4.2 Penggolongan Upah.......................................................... 33

2.3.5 Insentif .................................... ..................................................... 34

2.3.5.1 Pengertian Insentif.................................... ....................... 34

xi

2.3.5.2 Tujuan Insentif.................................................................. 34

2.3.5.3 Penggolongan Insentif...................................................... 35

2.3.5.4 Sistem Pemberian Insentif................................................ 36

2.3.6 Gaji.................................... .................................... ........................ 39

2.3.6.1 Pengertian Gaji.................................... ............................. 39

2.3.6.2 Tujuan Pemberian Upah dan Gaji.................................... 39

2.3.6.3 Tahapan Utama dalam Pemberian Upah dan Gaji ........... 41

2.3.6.4 Faktor-Faktor yang Menentukan....................................... 42

2.3.6.5 Bentuk Struktur Gaji ........................................................ 45

2.4 Kinerja dan Penilaian Prestasi.................................................................. 47

2.4.1 Pengertian Penilaian Kinerja........................................................... 48

2.4.2 Tujuan Penilaian Kinerja................................................................. 50

2.4.3 Kriteria Penyelia (Penilai) ............................................................. 55

2.4.4 Faktor-Faktor yang Menghambat Penilaian Kinerja...................... 56

2.4.5 Jenis-Jenis Penilaian Kinerja.......................................................... 62

2.4.6 Metode Penilaian Kinerja............................................................... 64

2.4.6.1 Metode Penilaian Berorientasi Masa Lalu....................... 64

2.4.6.2 Metode Penilaian Berorientasi Masa Depan.................... 73

2.5 Absensi.................................................................................................... 79

2.6 Metodologi Penelitian.............................................................................. 80

2.6.1 Metodologi Pengumpulan Data...................................................... 80

2.6.1.1 Observasi.......................................................................... 80

xii

2.6.1.2 Wawancara....................................................................... 82

2.6.1.3 Studi Pustaka.................................................................... 82

2.6.2 Metodologi Pengembangan dan Alat Bantu Perancangan............... 83

2.6.2.1 Software Development Life Cycle (SDLC)....................... 83

2.6.2.2 Metode Pengembangan Rapid Aplication Development

(RAD)............................................................................... 84

2.6.2.2.1 Syarat-syarat dan tahapan pengembangan........ 86

2.6.2.2.2 Keunggulan dan Kelemahan Model RAD......... 108

2.7 Alat Bantu Perancangan Sistem Unified Modeling Language (UML)..... 111

2.7.1 Notasi UML ................................................................................... 111

2.8 Mapping Problem Domain Object to RDBMS Format............................ 123

2.9 Tools Pendukung dalam Membangun Sistem ......................................... 125

2.9.1 Flow Chart ................................................................................... 125

2.9.2 Rich Picture ................................................................................... 128

2.9.3 XAMPP ......................................................................................... 130

2.10 PHP ......................................................................................................... 130

2.11 MySQL ........................................................ ........................................... 132

2.12 Database ............................................... .................................................. 133

2.13 PIECES Framework ............................................... ................................ 136

2.14 Literatur Penelitian Sejenis....................................................................... 137

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................................... 142

3.1 Metode Pengumpulan Data....................................................................... 142

xiii

3.1.1 Metode Penelitian Lapangan........................................................... 142

3.1.2 Studi Pustaka................................................................................... 143

3.2 Metode Pengembangan Sistem ............................................................... 144

3.3 Kerangka Berfikir Penelitian ................................................................... 149

BAB IV SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN DAN PENILAIAN KINERJA ....... 150

4.1 Requirement Planning............................................... .............................. 150

4.1.1 Identifikasi Kebutuhan Sistem ........................................................ 150

4.1.1.1 Profil Umum PT. Putra Niaga Bimo ................................ 150

4.1.1.2 Visi dan Misi .................................................................... 152

4.1.1.3 Struktur Organisasi ........................................................... 153

4.1.1.4 Job Description ................................................................ 154

4.1.1.5 Lingkup Sistem ................................................................ 156

4.1.2 Analisis Sistem yang Berjalan........................................................ 157

4.1.3 Analisis Permasalahan.................................................................... 158

4.1.4 Analisis PIECES............................................................................. 159

4.1.5 Analisis Sistem Usulan................................................................... 159

4.2 Workshop Design RAD (Tahap Desain) ................................................. 166

4.2.1 Perancangan Proses.................... .................................................... 166

4.2.1.1 Use Case Diagram ........................................................... 166

4.2.1.1.1 Use Case Narrative ......................................... 169

4.2.1.2 Activity Diagram............................................................... 176

4.2.1.3 Sequence Diagram .......................................................... 186

xiv

4.2.2 Perancangan Input/Output.............................................................. 194

4.2.2.1 Desain Input...................................................................... 194

4.2.2.2 Desain Output................................................................... 194

4.2.3 Desain Database ............................................................................ 195

4.2.3.1 Class Diagram ................................................................. 197

4.2.3.2 Mapping Database .......................................................... 198

4.2.3.3 Matriks CRUD.................................................................. 201

4.2.3.4 Skema Database............................................................... 204

4.2.3.5 Spesifikasi Database........................................................ 204

4.2.4 Perancangan Interface.................................................................... 211

4.2.4.1 Rancangan Struktur Menu................................................ 211

4.2.4.2 Rancangan Interface......................................................... 215

4.3 Implementation......................................................................................... 216

4.3.1 Coding............................................... ............................................ 216

4.3.2 Testing ............................................... ........................................... 217

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................ 220

5.1 Kesimpulan............................................... ............................................... 220

5.2 Saran ............................................... ......................................................... 220

DAFTAR PUSTAKA............................................... .................................................. 221

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jenis Kompensasi............................................................................. 28

Gambar 2.2 Metode Skala Peringkat................................................................... 65

Gambar 2.3 Metode Checklist.............................................................................. 68

Gambar 2.4 Forced Choice Method..................................................................... 69

Gambar 2.5 Tahap Utama Penilaian Kinerja Metode MBO................................ 76

Gambar 2.6 Lembar Penilaian MBO................................................................... 79

Gambar 2.7 Waterfall Development Life Cycle................................................... 83

Gambar 2.8 Fase-fase RAD................................................................................. 84

Gambar 2.9 Fase RAD Martin............................................................................. 84

Gambar 2.10 Use Case Diagram........................................................................... 113

Gambar 2.11 Contoh kasus penggunaan Use Case Diagram................................ 113

Gambar 2.12 Asosiasi Class Diagram ................................................................ 117

Gambar 2.13 Contoh kasus penggunaan Class Diagram...................................... 118

Gambar 2.14 Contoh kasus penggunaan Activity Diagram................................... 120

Gambar 2.15 Sequence Diagram .......................................................................... 121

Gambar 2.16 Contoh kasus penggunaan Sequence Diagram............................... 122

Gambar 2.17 Contoh Mapping dari Class Diagram ke RDBMS Tabel............... 124

Gambar 2.18 Flow Chart Diagram........................................................................ 127

Gambar 2.19 Contoh Rich Picture ........................................................................ 129

Gambar 3.1 Kerangka Berfikir Penelitian........................................................... 149

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Putra Niaga Bimo...................................... 153

xvi

Gambar 4.2 Rich Picture sistem yang bejalan pada aktifitas kepegawaian....... 157

Gambar 4.3 Rich picture sistem usulan............................................................... 160

Gambar 4.4 Use Case Diagram Sistem Informasi Absensi dan Penggajian

PT. Putra Niaga Bimo. ..................................................................... 168

Gambar 4.5 Activity Diagram Login.................................................................... 176

Gambar 4.6 Activity Diagram Manajemen data pegawai.................................... 177

Gambar 4.7 Activity Diagram Lihat data pegawai............................................... 178

Gambar 4.8 Activity Diagram Absensi................................................................ 179

Gambar 4.9 Activity Diagram Lihat data absensi................................................ 180

Gambar 4.10 Activity Diagram Penilaian Kinerja................................................. 181

Gambar 4.11 Activity Diagram Lihat Penilaian Kinerja........................................ 182

Gambar 4.12 Activity Diagram Validasi slip gaji.................................................. 183

Gambar 4.13 Activity Diagram Cetak slip gaji...................................................... 184

Gambar 4.14 Activity Diagram Lihat laporan gaji................................................. 185

Gambar 4.15 Activity Diagram Logout ................................................................. 185

Gambar 4.16 Sequence Diagram Login................................................................. 186

Gambar 4.17 Sequence Diagram Manajemen data pegawai................................. 187

Gambar 4.18 Sequence Diagram Lihat data pegawai............................................ 188

Gambar 4.19 Sequence Diagram Absensi............................................................. 189

Gambar 4.20 Sequence Diagram Lihat data absensi............................................. 190

Gambar 4.21 Sequence Diagram Penilaian kinerja............................................... 191

Gambar 4.22 Sequence Diagram Lihat penilaian kinerja...................................... 192

xvii

Gambar 4.23 Sequence Diagram Validasi gaji...................................................... 192

Gambar 4.24 Sequence Diagram Cetak slip gaji................................................... 193

Gambar 4.25 Sequence Diagram Lihat laporan gaji.............................................. 194

Gambar 4.26 Form Login...................................................................................... 194

Gambar 4.27 Laporan data pegawai...................................................................... 195

Gambar 4.28 Class Diagram Sistem Informasi Penggajian dan Penilaian

Kinerja.............................................................................................. 198

Gambar 4.29 Mapping Class Diagram.................................................................. 199

Gambar 4.30 Penjabaran mapping class User....................................................... 200

Gambar 4.31 Penjabaran mapping class data_pegawai......................................... 200

Gambar 4.32 Penjabaran mapping class penggajian............................................. 201

Gambar 4.33 Skema Database............................................................................... 204

Gambar 4.34 Struktur menu Admin...................................................................... 212

Gambar 4.35 Struktur menu Eksekutif.................................................................. 213

Gambar 4.36 Struktur menu Manajer keuangan.................................................... 214

Gambar 4.37 Struktur menu Pegawai.................................................................... 215

Gambar 4.38 Interface Login................................................................................. 216

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Notasi Use Case Diagram .................................................................. 112

Tabel 2.2 Notasi Class Diagram ........................................................................ 116

Tabel 2.3 Notasi Activity Diagram ..................................................................... 119

Tabel 2.4 Notasi Sequence Diagram .................................................................. 121

Tabel 2.5 Legenda Flow Chart Diagram .......................................................... 126

Tabel 2.6 Literatur Penelitian Sejenis................................................................. 137

Tabel 4.1 Analisis PIECES ................................................................................. 159

Tabel 4.2 Standar Operasional Prosedur Absensi .............................................. 163

Tabel 4.3 Standar Operasional Prosedur Penilaian Kinerja ............................... 164

Tabel 4.4 Standar Operasional Prosedur Penggajian.......................................... 165

Tabel 4.5 Legenda Standar Operasional Prosedur.............................................. 166

Tabel 4.6 Identifikasi Aktor................................................................................ 166

Tabel 4.7 Identifikasi Use Case .......................................................................... 167

Tabel 4.8 Use Case Narrative Login .................................................................. 169

Tabel 4.9 Use Case Narrative Manajemen data pegawai .................................. 169

Tabel 4.10 Use Case Narrative Lihat data pegawai ............................................. 170

Tabel 4.11 Use Case Narrative Absensi .............................................................. 171

Tabel 4.12 Use Case Narrative Lihat absensi ...................................................... 171

Tabel 4.13 Use Case Narrative Penilaian kinerja ................................................ 172

Tabel 4.14 Use Case Narrative Lihat penilaian kinerja ....................................... 173

Tabel 4.15 Use Case Narrative Validasi slip gaji ................................................ 174

xix

Tabel 4.16 Use Case Narrative Cetak slip gaji .................................................... 174

Tabel 4.17 Use Case Narrative Lihat laporan gaji ............................................... 175

Tabel 4.18 Use Case Narrative Logout ................................................................ 176

Tabel 4.19 Daftar Objek Potansial ....................................................................... 195

Tabel 4.20 Analisis Objek Potensial..................................................................... 196

Tabel 4.21 Daftar objek yang diusulkan ............................................................... 197

Tabel 4.22 Matriks CRUD.................................................................................... 201

Tabel 4.23 Tabel Pegawai .................................................................................... 205

Tabel 4.24 Tabel Jabatan ...................................................................................... 206

Tabel 4.25 Tabel User .......................................................................................... 206

Tabel 4.26 Tabel Level user ................................................................................. 207

Tabel 4.27 Tabel Absensi ..................................................................................... 207

Tabel 4.28 Tabel Penilaian kinerja ....................................................................... 208

Tabel 4.29 Tabel Penggajian ................................................................................ 209

Tabel 4.30 Tabel Gaji pokok ................................................................................ 210

Tabel 4.31 Tabel Kota .......................................................................................... 210

Tabel 4.32 Tabel Provinsi ..................................................................................... 211

Tabel 4.33 Pengujian Sistem ............................................................................... 217

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi telah berkembang dengan pesat saat ini. Berbagai

macam teknologi telah dikembangkan baik software maupun hardware dan telah

diterapkan ke dalam dunia bisnis. Pemanfaatan tekonologi yang baik dapat

membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk persaingan global.

Perusahaan menyadari bahwa keunggulan dalam persaingan global dapat

diperoleh dari pemanfaatan teknologi dan informasi yang baik.

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan elemen utama organisasi

dibandingkan dengan elemen lain seperti modal, teknologi, dan uang, sebab

manusia itu sendiri yang mengendalikan yang lain. Manusia memilih teknologi,

manusia yang mencari modal, manusia yang menggunakan dan memeliharanya,

disamping manusia dapat menjadi salah satu sumber keunggulan bersaing dan

sumber keunggulan bersaing yang langgeng. Oleh karena itu, pengolahan sumber

daya manusia dalam organisasi menjadi suatu hal yang sangat pentinng.

(Hariandja, 2002)

Penelitian tentang Human Resource (Sumber Daya Manusia) telah banyak

dilakukan, salah satunya yang dilakukan oleh Collins dan Clark (2002). Dalam

penelitiannya pada tahun 2002 yang berjudul “Strategic Human Resource

Practices, Top Management Team Social Networks, and Firm Performance: The

2

Role of Human Resource Practices in Creating Organizational Competitive

Advantage”. Dalam penelitiannya Collins dan Clark mengeksplorasi black box

antara praktek SDM dan kinjerja perusahaan. Hasil dari studi lapangan pada 73

perusahaan berteknologi tinggi menunjukan bahwa hubungan antara praktek SDM

dan kinerja perusahaan telah dimediasi melalui jaringan social manajer top

mereka.

Selanjutnya Allen et al. (2003), melakukan penelitian dengan judul “The

Role of Perceived Organizational Support and Supportive Human Resource

Practices in the Turnover Process”. Penelitian ini membahas tentang peran POS

(Perceived Organizational Support) dan SHRP (Supportive Human Resource

Practices) dalam proses Turnover.

Di Tahun lainnya, Collins dan Smith (2006), melakukan penelitian

berjudul “Knowledge Exchange and Combination: The Role of Human Resource

Practices in the Performance of High-Technology Firms”. Pada penelitian ini

Collins dan Smith mengembangkan dan menguji teori bagaimana pengaruh

praktek HR dalam kondisi iklim sosial yang memfasilitasi pertukaran ilmu

pengetahuan dan kombinasi dan kinerja perusahaan yang dihasilkan.

Sistem HRM (Human Resource Management) sudah banyak diterapkan di

berbagai perusahaan. Salah satu contoh program aplikasi komputer sistem HRM

yaitu HRIS (Human Resource Information System). Sistem ini bekerja dalam

mengorganisir tatakelola dan tatalaksana manajemen SDM pada perusahaan guna

mendukung proses pengambilan keputusan dengan menyediakan berbagai

informasi yang dibutuhkan.

3

Peran sistem HRM di dalam perusahaan sangat penting, dimana

didalamnya terdapat kegiatan penggajian, absensi, penilaian kinerja pegawai,

penerimaan pegawai baru, pelatihan dan sebagainya yang merupakan kegaiatan

yang dilakukan oleh perusahaan manapun untuk menjaga kinerja serta mengontrol

kegiatan pegawai perusahaan tersebut. Tidak adanya pemeliharaan SDM pada

perusahaan akan berakibat fatal terhadap perusahaan itu sendiri, baik dari sisi

loyalitas maupun kinerja pegawai terhadap perusahaan.

PT. Putra Niaga Bimo merupakan perusahaan yang masih dalam masa

perkembangan, sehingga banyak sistem yang dapat dikembangkan dari

perusahaan ini, salah satunya adalah sistem kepegawaian dalam perusahaan

tersebut. Dari pengamatan sementara yang dilakukan pada PT. Putra Niaga Bimo

terdapat masalah yang dihadapi perusahaan dalam lingkup kepegawaian. Sistem

kepegawaian pada PT. Putra Niaga Bimo masih belum memanfaatkan teknologi

secara maksimal. Masalah utama yang dihadapi oleh PT. Putra Niaga Bimo

adalah penyimpanan data-data pegawai masih dilakukan secara manual dan data

tersimpan dalam bentuk berkas kertas yang rentan akan bencana dan mudah

usang. Data-data tersebut berupa data histori kerja pegawai yang berfungsi untuk

mengetahui sudah berapa lama pegawai tersebut bekerja di dalam perusahaan,

serta absensi yang berperan dalam menentukan penggajian. Penggajian tidak

hanya membutuhkan informasi tersebut, penilaian kinerja dibutuhkan dalam

pengontrolan kinerja pegawai. Penerapan penilaian kinerja juga dapat memompa

kualitas kerja pegawai. Dengan memberikan bonus kepada pegawai yang

berprestasi dapat meningkatkan loyalitas pegawai bekerja pada perusahaan.

4

Dengan tidak adanya data-data tersebut, maka proses penggajian akan

membutuhkan waktu yang lama dalam penyajiannya.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penelitian

ini akan diberi judul “Rancang Bangun Sistem Informasi Penggajian dan

Penilaian Kinerja PT. Putra Niaga Bimo”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka

diidentifikasikan masalah pada PT. Putra Niaga Bimo adalah sebagai berikut:

1. Tidak adanya sistem penilaian kinerja mengakibatkan sulitnya

eksekutif dalam mengontrol kinerja pegawai.

2. Penyajian informasi penggajian kepada pegawai memerlukan waktu

yang lama karena proses penyimpanan data seperti absensi dilakukan

secara manual tertulis dalam berkas kertas.

3. Data pegawai seperti histori kerja pegawai yang dibutuhkan untuk

menentukan gaji pokok pegawai tidak tersimpan ke dalam gudang

data.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dapat dirumuskan masalah

“Bagaimana merancang bangun Sistem Informasi Penggajian dan Penilaian

Kinerja pada PT. Putra Niaga Bimo”.

5

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, agar

pembahasan tidak terlalu luas, maka penelitian hanya akan dibatasi pada

1. Penelitian dilakukan pada lingkup PT. Putra Niaga Bimo pada Bagian

Kepegawaian.

2. Proses bisnis dibatasi pada proses absensi pegawai, penggajian pegawai

dan juga proses penilaian kinerja pegawai. Penelitian tidak mencakup

proses rekrutmen, training dan juga transaksi keuangan.

3. Metodologi pengembangan sistem menggunakan object oriented dengan

pendekatan RAD (Rapid Application Diagram) hingga testing dengan

pengujian Black Box Testing pada tahapan implementasi.

4. Tools yang digunakan dalam pengembangan sistem menggunakan UML

dengan Use Case Diagram, Class Diagram, Activity Diagram, dan

Sequence Diagram.

5. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP dan MySQL sebagai

database.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan:

1. Analisis dan design Sistem Informasi Penggajian dan Penilaian

Kinerja.

6

2. Membangun database kepegawaian yang menyimpan data

kepegawaian secara teratur dan lengkap serta terintegrasi pada Sistem

Informasi Penggajian dan Penilaian Kinerja yang akan dirancang.

3. Aplikasi Penggajian dan Penilaian Kinerja pegawai secara

terkomputerisasi yang dapat melakukan pendataan pegawai, absensi,

dan juga penilaian kinerja serta mengintegrasikan elemen tersebut ke

dalam proses penggajian.

4. Menghasilkan laporan penggajian sebagai bahan analisis eksekutif

serta menghasilkan laporan slip gaji untuk pegawai agar proses lebih

cepat dan efisien.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Membantu eksekutif dalam proses kepegawaian khususnya pada

kegiatan penggajian dan penilaian kerja secara cepat dan akurat.

2. Database yang dibangun diharapkan dapat membantu proses

kepegawaian seperti pendataan pegawai, absensi, penilaian kinerja,

serta penggajian.

3. Hasil akhir dari rancang bangun aplikasi dapat dimanfaatkan oleh

perusahaan dalam mengolah data kepegawaian.

4. Diharapkan dengan dilaksanakannya penelitian ini dapat dijadikan

referensi dalam pembuatan Sistem Informasi penggajian dan penilaian

kinerja.

7

1.6 Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan ada 2 jenis, yaitu:

1. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara yaitu:

a. Observasi, merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan

data primer dengan mengamati langsung objek datanya

(Jogiyanto, 2008).

b. Wawancara, komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari

responden (Jogiyanto, 2008).

c. Studi pustaka, dilakukan dengan membaca buku-buku yang

berkaitan dengan materi penelitian (Nazir, 2005).

2. Metode pengembangan sistem

Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan adalah

metode Rapid Application Development (RAD). RAD adalah suatu

pendekatan berorientasi objek terhadap pengembangan sistem yang

mencakup suatu metode pengembangan perangkat lunak. RAD secara

konseptual bertujuan mempersingkat waktu yang biasanya diperlukan

dalam Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS) tradisional antara

perancangan dan penerapan sistem informasi (Kendall et al. 2008). RAD

memuliki 3 tahap dalam pengembangannya yaitu:

8

1. Requirement Planning (Perencanaan Kebutuhan)

Dalam fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk

mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta

untuk mengidentifikasi syarat-syarat informasi yang

ditimbulkan dari tujuan-tujuan tersebut.

2. Workshop Design

Fase ini merupakan fase perancangan serta perbaikan yang

dapat digambarkan sebagai sebuah workshop. Penulis

melakukan tahapan desain dan menunjukan rancangan pada

pengguna. Pengguna akan merespon apabila ada modul yang

kurang sesuai dengan pengguna dan penganalisis melakukan

perbaikan terhadap rancangan tesebut. Tahap ini dilakukan

berulang kali hingga pengguna menyetujui rancangan sistem

yang telah dibangun. Fase ini terdiri dari perancangan proses,

perancangan input/output, perancangan database, dan

perancangan interface.

3. Implementation (Implementasi)

Fase ini melakukan proses pengkodean dan proses

pengujian terhadap sistem yang dibangun apakah terdapat

kesalahan atau tidak sebelum diaplikasikan pada suatu

organisasi. Bahasa pemrograman yang dipakai menggunakan

bahasa pemrograman PHP dan MySQL sebagai database dan

testing dilakukan menggunakan metode black box testing.

9

Dalam metode pengembangan sistem ini menggunakan notasi

UML (Unified Modelling Language), serta diagram-diagram yang

digunakan berupa Use Case Diagram, Activity Diagram, Class Diagram

dan Sequence Diagram (Whitten dan Bentley, 2008).

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan Skripsi ini sistematika penulisan terdiri dari

lima (bab), uraian masing-masing bab tersebut adalah:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang, perumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan membahas mengenai dasar-dasar teori yang

mendukung penulisan laporan Skripsi yaitu teori tentang sistem

informasi, sumber daya manusia, penggajian, penilaian kinerja,

metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem, serta

tools-tools yang digunakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan metode pengumpulan data, metode analisis dan

metode perancangan sistem yang digunakan untuk laporan Skripsi ini.

10

Penjelasan yang terkait merupakan tahap dan kegiatan dalam

penelitian selama Skripsi.

BAB IV SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN DAN PENILAIAN

KINERJA

Pada bab ini akan menguraikan tentang sejarah singkat PT. Putra

Niaga Bimo, menganalisis kebutuhan perusahaan, analisis sistem

berjalan, desain analisis, desain database, pengkodean hingga testing.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan diuraikan kesimpulan yang dapat diambil dari

penyusunan laporan Skripsi ini serta saran-saran untuk memperbaiki

dan mengembangkan lebih lanjut dari penyusunan Skripsi ini.

11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi

2.1.1 Pengertian Sistem

Pemahaman akan sistem berkembang sesuai dengan konteks dimana

pengertian sistem itu digunakan. Secara umum pengertian sistem adalah

kumpulan dari bagian-bagian yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang

sama. Contoh sistem dari definisi tersebut : Sistem Tatasurya, Sistem Pencernaan,

Sistem Transportasi Umum, Sistem Otomotif, Sistem Komputer, Sistem

Informasi. Sistem dapat juga didefinisikan sebagai sekumpulan objek-objek yang

saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antar objek yang bisa dilihat

sebagai satu kesatuan yang dirancang untuk mencapai satu tujuan. Dengan

demikian secara sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau

himpunan dari unsur atau variabel-variabel yang saling terorganisasi, saling

berinteraksi, dan saling bergantung sama lain (Fatta, 2007).

2.1.2 Karakteristik Sistem

Untuk membedakan sistem dengan sistem yang lainnya, maka diperlukan

sebuah karakteristik pada sistem tertentu (Ladjamudin, 2005). Berikut merupakan

beberapa karakteristik sistem:

12

1. Batasan Sistem(Boundary)

Daerah yang membataskan satu sistem dengan sistem yang lain mapun

dengan lingkungan luar dan menunjukan ruang lingkup dari sistem

tersebut.

2. Lingkungan Luar Sistem(Environment)

Segala sesuatu yang berada di luar sistem yang mempengaruhi operasi

sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat positif (menguntungkan)

maupun negatif (merugikan).

3. Masukan Sistem (Input)

Energi yang dimasukan ke dalam sistem, dapat berupa perawatan

(maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input

adalah energi yang dimasukan agar sistem tersebut dapat berjalan. Signal

input adalah energi yang diproses untuk menghasilkan keluaran (Output).

4. Keluaran Sistem (Output)

Keluaran adalah hasil dari energy yang telah diolah, dapat diklasifikasikan

menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat

merupakan masukan untuk subsistem lain.

5. Komponen Sistem (Component)

Suatu sistem terdiri dari beberapa komponen yang saling berinteraksi,

saling bekerjasama membentuk suatu kesatuan. Komponen atau elemen-

elemen dalam sistem ini dapat berupa subsistem ataupun bagian-bagian

dari sistem.

13

6. Penghubung Sistem (Interface)

Penghubung merupakan media yang menghubungkan antara satu

subsistem dengan subsistem lainnya, melalui penghubung ini

memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke

subsistem lainnya.

7. Proses Sistem (Process)

Proses sistem merupakan tempat pengolahan masukan (Input) menjadi

keluaran (Output).

8. Sasaran atau Tujuan Sistem

Suatu sistem memiliki suatu tujuan atau sasaran. Tanpa adanya tujuan atau

sasaran maka operasi sistem tidak akan berarti.

2.1.3 Klasifikasi Sistem

Sistem dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang (Ladjamudin,

2005), diantaranya sebagai berikut:

a. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan

sistem fisik (physical system). Sistem abstrak adalah sistem yang berupa

pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sistem fisik

merupakan sistem yang ada secara fisik.

b. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah dan sistem buatan manusia.

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak hasil

buatan manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara

manusia dengan mesin disebut dengan human-machine system.

14

c. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu dan sistem tak tentu. Sistem

tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi.

Interaksi di antara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti,

sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem tak tentu adalah

sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena

mengandung unsur probabilitas.

d. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan system

terbuka (open system). Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak

berhubungan dan tidak berpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem

ini bekerja secara otomatis tanpa adanya campur tangan dari pihak di

luarnya. Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh

dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan

menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau sub-sistem lainnya.

Karena keterbukaan sistem ini, maka suatu sistem harus mempunyai suatu

sistem pengendalian yang baik.

2.1.4 Konsep Dasar Informasi

Menurut Jogiyanto (2005) informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk

yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sedangkan menurut

Ladjamudin (2005) pengertian Informasi adalah data yang telah diolah menjadi

bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi penerimanya untuk mengambil keputusan

masa kini maupun dimasa yang akan datang.

Dari perngertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data

yang telah diolah yang dapat dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan

15

2.1.5 Nilai Informasi

Nilai dari informasi ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya

mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif

dibandingkan dengan biaya mendapatkannya (Jogiyanto, 2005)

2.1.6 Konsep Dasar Sistem Informasi

Menurut Leitch dan Davis sistem informasi adalah suatu sistem di dalam

suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi,

mendukung operasi, bersifat managerial dan kegiatan strategi dari suatu

organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang

diperlukan (Jogiyanto, 2005). Sedangkan menurut Whitten et al, (2004) Sistem

informasi adalah sekumpulan orang , data, proses dan teknologi informasi yang

saling berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan

menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung sebuah organisasi.

2.1.7 Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi memiliki beberapa komponen tertentu (Ladjamudin,

2005), komponen tersebut diklasifikasan sebagai berikut:

1. Hardware dan software berperan sebagai mesin

2. People (manusia) merupakan pengguna mesin

3. Procedures yaitu tatacara penggunaan mesin

4. Data yang merupakan penguhubung antara manusia dan mesin agar terjadi

proses pengolahan data

16

2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia

2.2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah kebijakan dan praktik

menentukan aspek manusia atau sumber daya manusia dalam posisi manajemen,

termasuk merekrut, menyaring, melatih, memberi penghargaan dan penilaian

(Sedarmayanti, 2010).

Tujuan manajemen sumber daya manusia secara umum adalah untuk

memastikan bahwa organisasi mampu mencapai keberhasilan melalui orang.

Sistem manajemen SDM dapat menjadi sumber kapabilitasi organisasi yang

memungkinkan perusahaan atau organisasi dapat belajar dan mempergunakan

kesempatan untuk peluang baru (Sedarmayanti, 2010).

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang

dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan pengendalian. Proses ini terdapat dalam fungsi/bidang produksi,

pemasaran, keuangan, maupun kepegawaian. (Rivai dan Sagala, 2009)

Dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, permasalahan yang dihadapi

manajemen bukan hanya terdapat pada bahan mentah, alat-alat kerja, mesin-mesin

produksi, uang dan lingkungan kerja saja, tetapi juga menyangkut karyawan

(sumber daya manusia) yang mengelola faktor-faktor produksi lainnya tesebut.

Makin besar suatu perusahaan, makin banyak karyawan yang bekerja di

dalamnya, sehingga besar kemungkinan timbulnya permasalahan di dalamnya,

dan permasalahan manusianya. (Rivai dan Sagala, 2009)

17

Penanganan semua persoalan tersebut sangat tergantung pada tingkat

kesadaran manajemen tehadap pentingnya sumber daya manusia dalam

pencapaian tujuan perusahaan. Kita dapat melihat adanya perbedaan antar

perusahaan dalam penyediaan waktu, biaya, dan usaha dalam pengelolaan SDM.

(Rivai dan Sagala, 2009)

2.2.2 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Dengan memahami fungsi manajemen, maka akan memudahkan pula

untuk memahami fungsi manajemen SDM yang selanjutnya akan memudahkan

kita dalam mengidentifikasikan tujuan manajemen SDM. Tujuan yang hendak

diklarifikasikan adalah manfaat apa yang akan kita peroleh dengan penerapan

manajemen SDM dalam suatu perusahaan. Tujuan manajemen SDM ialah

meningkatkan kontribusi produktif orang-orang yang ada dalam perusahaan

melalui sejumlah cara yang bertanggung jawab secara strategis, etis, dan sosial.

Tujuan ini menuntun studi dan praktik manajemen SDM yang umumnya juga

dikenal sebagai manajemen personalia. Manajemen SDM mendoro para manajer

dan tiap karyawan untuk melaksanmakan strategi-strategi yang telaha ditetapkan

oleh perusahaan. Untuk mendukung para pimpinan yang mengoperasikan

departemen-departemen atau unit-unit organisasi dalam perusahaan sehingga

manajemen SDM harus memiliki sasaran. (Rivai dan Sagala, 2009)

1. Sasaran Manajemen Sumber Daya Manusia

Kalangan manajer dan departemen SDM berusaha untuk mencapai

tujuan mereka dengan memenuhi sasaran-sasarannya. Sasaran merupakan

18

titik puncak dan tindakan-tindakan apa yang dievaluasi. Terkadang sasaran

dipikirkan secara seksama dan diekspresikan dalam bentuk tulisan. Sering

sasaran tidak dinyatakan secara formal. Melalui kedua cara ini, sasaran

membimbing fungsi praktik SDM. Sasaran SDM tidak hanya perlu

merefleksikan keinginan manajemen senior, tetapi juga harus menetralisir

berbagai tantangan dari organisasi, fungsi SDM, masyarakat, dan orang-

orang yang dipengaruhi. Kegagalan untuk berbuat seperti itu bisa

merugikan kinerja, keuntungan dan bahkan eksistensi perusahaan.

Tantangan ini menegaskan empat sasaran yang relatif umum bagi

manajemen SDM dan membentuk sebuah kerangka masalah yang sering

ditemui dalam perusahaan.

a. Sasaran Perusahaan

Sasaran ini untuk mengenali manajer SDM dalam rangka

memberikan kontribusi atas efektivitas perusahaan. Bahkan ketika

departemen SDM secara formal didirikan untuk membantu para

manajer, mereka masih tetap bertanggung jawab atas kinerja

karyawan. Departemen SDM diciptakan untuk dapat membantu

para manajer dalam mencapai sasaran perusahaan. Manajemen

SDM bukan merupakan tujuan (hasil), akan tetapi manajemen

SDM hanya merupakan cara untuk membantu pimpinan yang

menyangkut masalah SDM perusahaan. Sasaran perusahaan antara

lain meliputi: perencanaan SDM, seleksei, pelatihan,

19

pengembangan, pengangkatan, penempatan, penilaian, hubungan

kerja.

b. Sasaran Fungsional

Sasaran ini untuk mempertahankan kontribusi departemen SDM

pada level yang cocok bagi berbagai kebutuhan perusahaan.

Terkadang sumber daya dihabiskan ketika manajemen SDM

kurang atau lebih canggih dibandingkan dengan kebutuhan-

kebutuhan perusahaan. Sasaran fungsional antara lain meliputi:

pengangkatan, penempatan, dan penilaian.

c. Sasaran Sosial

Sasaran ini untuk selalu tanggap secara etis maupun sosial tehadap

berbagai kebutuhan dan tuntutan masyarakat dengan terus

meminimalkan dampak negatif atas tuntutan tersebut terhadap

perusahaan. Kegagalan perusahaan dalam menggunakan sumber

daya mereka bagi kepentingan masyarakat yang tidak melalui cara-

cara yang etis bisa menimbulkan sejumlah kendala. Sasaran sosial

antara lain meliputi: keuntungan perusahaan, pemenuhan tuntutan

hukum, dan hubungan manajemen dengan serikat pekerja.

d. Sasaran Pribadi Karyawan

Yaitu untutk membantu para karyawan mencapai tujuan-tujuan

pribadi mereka, setidaknya sejauh tujuan-tujuan tersebut dan

meningkatkan kontribusi individu atas perusahaan. Sasaran pribadi

karyawan harus mampu ditemukan bila mereka ingin

20

dipertahankan dan dimotivasi. Selain itu, kinerja dan kepuasan

karyawan bisa menurun dan mereka bisa hengkang dari

perusahaan.

Tidak setiap keputusan SDM bisa memnuhi sasaran-sasaran

organisasi, fungsional, sosial, dan pribadi di sepanjang waktu. Jika

konflik terjadi, maka sasaran ini berperan sebagai pemeriksa

keputusan.

Semakin banyak sasaran ini ditemui oleh berbagai tindakan

departemen, maka semakin besar andilnya atas kebutuhan-

kebutuhan pokok karyawan dan perusahaan. Lebih jauh, dengan

mengingat sasaran-sasaran ini para spesialis SDM bisa memahami

alasan-alasan dibalik aktivitas departemennya. Sasaran pribadi

karyawan antara lain meliputi: pelatihan dan pengembangan,

penilaian, penempatan, kompensasi dan penugasan.

2.2.3 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Sudah merupakan tugas manajemen SDM untuk mengelola manusia

seefektif mungkin agar diperoleh suatu satuan SDM yang merasa puas dan

memuaskan. Manajemen SDM merupakan bagian dari manajemen umum yang

memfokuskan diri pada SDM. Adapun fungsi-fungsi manajemen SDM, seperti

halnya fungsi manajemen umum, yaitu: (Rivai dan Sagala, 2009)

1. Fungsi Manajerial

Perencanaan (planning)

21

Pengorganisasian (organizing)

Pengarahan (directing)

Pengendalian (controlling)

2. Fungsi Operasional

Pengendalian tenaga kerja (SDM)

Pengembangan

Kompensasi

Pengintegrasian

Pemeliharaan

Pemutusan hubungan kerja

Fungsi-fungsi manajemen SDM mungkin akan dijumpai ada beberapa

perbedaan dalam berbagai literatur, hal ini sebagai akibat sudut pandang, akan

tetapi pada dasar pemikirannya relatif sama. Aspek lain dari manajemen SDM

adalah peranannya dalam pencapaian tujuan perusahaan secara terpadu.

manajemen SDM tidak hanya memperhatikan kepentingan perusahaan, tetapi juga

memperhatikan kebutuhan karyawan dan pemilik tuntutan masyarakat luas.

Peranan manajemen SDM adalah mempertemukan atau memadukan ketiga

kepentingan tersebut yaitu perusahaan, karyawan dan masyarakat luas, menuju

tercapainya efektivitas, efesiensi, produktivitas dan kinerja perusahaan (Rivai dan

Sagala, 2009).

22

2.2.4 Pentingnya Manajemen Sumber Daya Manusia

Peran manajemen SDM dalam menjalankan aspek SDM, harus dikelola

dengan baik sehingga kebijakan dan praktik dapat berjalan sesuai dengan yang

diinginkan perusahaan, yang meliputi kegiatan antara lain: (Rivai dan Sagala,

2009)

Melakukan analisis jabatan (menetapkan karakteristik pekerjaan

masing-masing SDM);

Merencanakan kebutuhan tenaga kerja dan merekrut calon pekerja;

Menyeleksi calon pekerja;

Memberikan pengenalan dan penempatan pada karyawan baru;

Menetapkan upah, gaji, dan cara memberikan kompensasi;

Memberikan insentif dan kesejahteraan;

Melakukan evealuasi kinerja;

Mengkominkasikan, memberikan penyuluhan, menegakkan

disiplin kerja;

Memberikan keselamatan kerja;

Memberikan jaminan kesehatan;

Menyelesaikan perselisihan perburuhan;

Menyelesaikan keluhan dan relationship karyawan.

Manajemen SDM merupakan sistem yang terdiri dari banyak aktivitas

independen (saling terkait satu sama lain). Aktivitas ini tidak berlangsung

menurut isolasi; yang jelas setiap aktivitas memengaruhi SDM lain. Misalanya

23

keputusan buruk menyangkut kebutuhan staffing bisa menyebabkan persoalan

ketenagakerjaan, penempatan, kepatuhan sosial, hubungan serikat buruh-

manajemen, dan kompensasi. Bila aktivitas SDM dilibatkan secara keseluruhan,

maka aktivitas tersebut membantu sistem manajemen SDM perusahaan.

Perusahaan dan orang merupkana sistem terbuka karena mereka dipengaruhi oleh

lingkungannya. Manajemen SDM juga merupakan sistem terbuka yang

dipengaruhi oleh lingkungan luar (Rivai dan Sagala, 2009).

Kemajuan yang dicapai dalam beberapa bidang, baik ekonomi, budaya,

pengetahuan, pendidikan, hukum, sosial, politik maupun pembangunan sudah

dapat dipastikan akan menimbulkan berbagai rintangan serta kendala yang

beraneka ragam, dan semakin kompleksnya kehidupan dalam bermasyarakat dan

bernegara. Dengan adanya berbagai rintangan dan kendala ini maka manajemen

SDM dirasa penting bagi suatu perusahaan, sehingga mampu menyelesaikan

berbagai masalah yang sedang dihadapi ataupun mungkin muncul di kemudian

hari (Rivai dan Sagala, 2009).

2.2.5 Aktivitas Pokok Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia memiliki beberapa aktivitas pokok, diantaranya:

(Sedarmayanti, 2010)

1. Organisasi

Desain organisasi: mengembangkan organisasi untuk memenuhi

semua aktivitas yang diperlukan, mengelompokannya secara bersama

dalam cara yang mendukung integrasi dan kerja sama, beroperasi secara

24

fleksibel dalam menanggapi perubahan, dan disajikan untuk komunikasi

efektif serta disajikan untuk pembuatan keputusan.

Desain Jabatan: memutuskan berdasarkan isi jabatan, tugas dan

tanggung jawab mereka, serta hubungan yaang ada antara pemegang

jabatan dan orang lain dalam organisasi.

Pengembangan organisasi: menstimulasi, merencanakan dan

menerapkan program yang didesain untuk memperbaiki keefektifan fungsi

organisasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan.

2. Hubungan Ketenagakerjaan

Memperbaiki kualitas hubungan ketenagakerjaan dengan

menciptakan iklim kepercayaan, pengembangan kontrak psikologis yang

lebih positif.

3. Pemberdayaan

Perencanaan sumber daya manusia memperkirakan permintaan

orang di masa yang akan datang. Perekrutan dan seleksi mendapatkan

jumlah dan jenis orang yang diperlukan oleh organisasi.

4. Manajemen Kinerja

Mendapatkan hasil yang lebih baik dari organisasi, tim dan

individu dengan mengukur dan mengelola kinerja dalam kerangka kerja

sasaran dan persyaratan kecakapan yang telah disepakati, memperkirakan

dan memperbaiki kinerja, mengenali dan memuaskan kebiutuhan belajar

dan pengembangan.

25

5. Pengembangan Sumber Daya Manusia

a. Pembelajaran organisasi dan individu.

b. Pengembangan manajemen, memberi peluang belajar dan

pengembangan.

c. Manajemen karier merencanakan dan mengembangkan karier

orang secara potensial

6. Manajemen Imbalan

Sistem pembayaran mengembangkan struktur pembayaran dan

sistem yang layak, adil dan transparan. Pembayaran untuk kontribusi

mengaitkan imbalan dengan usaha, hasil, kecakapan dan keterampilan.

Imbalan non finansial memberi imbalan non finansial kepada karyawan,

7. Hubungan Karyawan

Hubungan industrial, mengelola dan mempertahankan hubungan

formal dan tidak formal dengan serikat pekerja dan anggotanya.

Keterlibatan dan partisipasi karyawan memberikan mereka pilihan, berbagi

informasi dengan karyawan dan membicarakan kepentingan bersama

dengan mereka. Komunikasi menciptakan dan menyampaikan informasi

mengenai kepentingan kepada karyawan.

Tanggung jawab pokok manajemen sumber daya manusia: (Sedarmayanti,

2010)

1. Mendukung pencapaian strategi dan tujuan organisasi

26

2. Memastikan nilai tambah diperoleh dari semua aktivitas sumber

daya manusia.

3. Mendasari program perubahan budaya

4. Membebaskan dan mengembangkan kapasitas manusia yang melekat

pada manusia

5. Mengembangkan proses memaksimalkan kontribusi orang.

6. Memungkinkan orang yang memiliki potensi mendapatkan

perspektif organisasi dan manajemen pada awal karier mereka.

7. Menanamkan pembelajaran dan pengembangan berlanjutan untuk

semua orang.

8. Mendesain, mener\apkan dan mengelola sistem untuk memastikan

akses kepada pengalaman yang relevan.

9. Memebri pelatihan keterampilan spesifik

10. Merekrut, mengembangkan dan melatih orang dengan kombinasi

tepat dari pengetahuan khusus mengenai cara melakukan pekerjaan

dan keterampilan yang lebih luas, serta sikap yang diperlukan agar

sesuai permintaan bidang usaha yang berubah

11. Mengelola karyawan yang semakin beragam dengan pola karier,

aspirasi dan kesetiaan yang berbeda.

12. Mengelola hubungan karyawan (dalam skala luas), secara kolektif

dan individu, serta mempertahankan komitmen ketika terjadi

perubahan.

27

13. Mendesain, mengeimplementasikan dan mengelola imbalan serta

sistem manajemen kinerja yang mengatur dan memotivasi orang,

baik secara individu dan tim, terhadap prioritas usaha dan hasil

14. Mempertahankan dan memperbaiki kesejahteraan karyawan, baik

fisik dan mental dengan memberikan kondisi kerja layak, serta

dukungan keamanan dan keselamatan.

2.3 Kompensasi

2.3.1 Pengertian Kompensasi

Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai

pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan. Pemberian kompensasi

merupakan salah satu pelaksanaan fungsi MSDM yang berhubungan dengan

semua jenis pemberian penghargaan individual sebagai pertukaran dalam

melakukan tugas keorganisasian. Kompensasi merupakan biaya utama atas

keahlian atau pekerjaan dan kesetiaan dalam bisnis perusahaan pada abad ke-21

ini. Kompensasi menjadi alasan utama mengapa kebanyakan orang mencari

pekerjaan, dengan rincian seperti terlihat pada Gambar 2.1 (Rivai dan Sagala,

2009)

28

.

Gambar 2.1 Jenis Kompensasi (Rivai dan Sagala, 2009)

Kompensasi finansial terdiri dari kompensasi tidak langsung dan langsung.

Kompensasi langsung terdiri dari pembayaran karyawan dalam bentuk upah, gaji,

bonus, atau komisi. Kompensasi tidak langsung, atau benefit, terdiri dari semua

pembayaran yang tidak tercakup dalam kompensasi finansial langsung yang

meliputi liburan, berbagai macam asuransi, jasa seperti perawatan anak atau

kepedulian keagamaan, dan sebagainya. Penghargaan nonfinansial seperti pujian,

menghargai diri sendiri, dan pengakuan yang dapat mempengaruhi motivasi kerja

karyawan, produktivitas, dan kepuasan (Rivai dan Sagala, 2009).

Jika dikelola dengan baik, kompensasi akan membantu perusahaan untuk

mencapai tujuan dan memperoleh, memelihara, dan menjaga karyawan dengan

baik. Sebaliknya, tanpa kompensasi yang cukup, karyawan yang ada sangat

29

mungkin untuk meninggalkan perusahaan dan untuk melakukan penempatan

kembali tidaklah mudah. Akibat dari ketidakpuasan dalam pembaayaran yang

dirasa kurang akan mengurangi kinerja, mieningkatkan keluhan-keluhan,

penyebab mogok kerja, dan mengarah pada tindakan-tindakan fisik dan

psikologis, seperti meningkatnya derajat ketidakhadiran dan perputaran karyawan,

yang pada gilirannya akan menurunkan kesehatan jiwa karyawan yang semakin

parah. Sebaliknya, jika terjadi kelebihan pembayaran, juga akan menyebabkan

perusahaan dan individual kurang daya kompetisinya dan menimbulkan

kegelisahan, perasaan bersalah, dan suasan yang tidak nyaman di kalangan

karyawan (Rivai dan Sagala, 2009).

2.3.2 Tujuan Manajemen Kompensasi

Secara umum tujuan manajemen kompensasi adalah untuk membantu

perusahaan mencapai tujuan keberhasilan strategi perusahaan dan menjamin

terciptanya keadilan internal dan eksternal. Tujuan manajemen kompensasi

efektif, meliputi: (Rivai dan Sagala, 2009)

a. Memperoleh SDM yang berkualitas

Kompensasi yang cukup tinggi sangat dibutuhkan untuk memberi daya

tarik kepada pelamar. Tingkat pembayaran harus responsif terhadap

penawaran dan permintaan pasar kerja karena para pengusaha

berkompetisi untuk mendapatkan karyawan yang diharapkan

30

b. Mempertahankan karyawan yang ada

Para karyawan dapat keluar jika besaran kompensasi tidak kompetitif

dan akibatnya akan menimbulkan perputaran karyawan yang semakin

tinggi

c. Menjamin keadilan

Manajemen kompensasi selalu berupaya agar keadilan internal dan

eksternal dapat terwujud. Keadilan internal mensyaratkan bahwa

pembayaran dikaitkan dengan nilai relatif sebuah pekerjaan sehingga

pekerjaan yang dibayar dengan besaran yang sama. Keadilan eksternal

berarti pembayaran terhadap pekerja merupakan yang dapat

dibandingkan dengan perusahaan lain di pasar kerja.

d. Penghargaan terhadap perilaku yang diinginkan

Pembayaran hendaknya memperkuat perilaku yang diinginkan dan

bertindak sebagai insentif untuk perbaikan perilaku di masa depan,

rencana kompensasi efektif, menghargai kinerja, ketaatan,

pengalaman, tanggung jawab, dan perilaku-perilaku lainnya.

e. Mengendalikan biaya

Sistem kompensasi yang rasional membantu perusahaan memperoleh

dan mempertahankan para karyawan dengan biaya yang beralasan.

Tanpa manjemen kompensasi efektif, bisa jadi pekerja dibayar di

bawah atau di atas standar.

31

f. Mengikuti aturan hukum

Sistem gaji dan upah yang sehat mempertimbangkan faktor-faktor

legal yang dikeluarkan pemerintah dan menjamin pemenuhan

kebutuhan karyawan

g. Memfasilitasi pengertian

Sistem manajemen kompensasi hendaknya dengan mudah dipahami

oleh spesialis SDM, manajer operasi, dan para karyawan.

h. Meningkatkan efesiensi administrasi

Program pengupahan dan penggajian hendaknya dirancang untuk

dapat dikelola dengan efesien, membuat sistem informasi SDM

optimal, meskipun tujuan ini hendaknya sebagai pertimbangan

sekunder dibandingkan dengan tujuan-tujuan lain.

2.3.3 Komponen-Komponen Kompensasi

Berikut adalah komponen-komponen kompensasi: (Rivai dan Sagala,

2009)

a. Gaji

Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan

sebagai konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang karyawan

yang memberikan sumbangan tenaga dan pikiran dalam mencapai

tujuan perusahaan. Atau, dapat dikatakan sebagai bayaran tetap yang

diterima seseorang dari keanggotaannya dalam sebuah perusahaan.

32

b. Upah

Upah merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada

karyawan berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau

banyaknya pelayanan yang diberikan. Jadi tidak ada seperti gaji yang

jumlahnya relatif tetap, besarnya upah dapat berubah-ubah tergantung

pada keluaran yang dihasilkan.

c. Insentif

Insentif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada

karyawan karena kinerjanya melebihi standar yang ditentukan. Insentif

merupakan bentuk lain dari upah langsung di luar upah dan gaji yang

merupakan kompensasi tetap, yang biasa disebut kompensasi

berdasarkan kinerja (pay for performance plan).

d. Kompensasi tidak langsung (Fringe Benefit)

Fringe Benefit merupakan kompensasi tambahan yang diberikan

berdasarkan kebijakan terhadap perusahaan terhadap semua karyawan

sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan para karyawan. Contohnya,

berupa fasilitas-fasilitas, seperti: asuransi-asuransi, tunjangan-

tunjangan, uang pensiun, dan lain-lain.

2.3.4 Upah

2.3.4.1 Pengertian Upah

Upah didefinisikan sebagai balas jasa yang adil dan layak diberikan

kepada para pekerja atas jasa-jasanya dalam mencapai tujuan organisasi. Upah

33

merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada karyawan

berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan

yang diberikan. Jadi tidak seperti gaji yang jumlahnya relatif tetap, besarnya upah

dapat berubah-ubah. Konsep upah biasanya dihibungkan dengan proses

pembayaran bagi tenaga kerja lepas (Rivai dan Sagala, 2009).

2.3.4.2 Penggolongan Upah

Upah digolongkan menjadi: (Rivai dan Sagala, 2009)

a. Upah Sistem Waktu

Dalam sistem waktu, besarnya upah ditetapkan berdasarkan standar waktu

seperti jam, hari, minggu, atau bulan. Besarnya upah sistem waktu hanya

didasarkan kepada lamanya bekerja bukan dikaitkan dengan prestasi

kerjanya.

b. Upah Sistem Hasil (Output)

Dalam sistem hasil, besarnya upah ditetapkan atas kesatuan unit yang

dihasilkan pekerja, seperti per potong, meter, liter, dan kilogram. Besarnya

upah yang dibayar selalu didasarkan kepada banyaknya hasil yang

dikerjakan bukan kepada lamanya waktu mengerjakannya.

c. Upah Sistem Borongan

Sistem borongan adalah suatu cara pengupahan yang penetapan besarnya

jasa didasakan atas volume pekerjaan dan lama mengerjakannya.

Penetapan besaran balas jasa berdasarkan sistem borongan cukup rumit,

34

lama mengerjakannya serta banyak alat yang diperlukan untuk

menyelesaikannya.

2.3.5 Insentif

2.3.5.1 Pengertian Insentif

Suatu sukses perusahaan memerlukan strategi efektif yang harus dicapai

untuk menuju keberhasilan. Para manajer dan departemen SDM dapat

menggunakan insentif dan bagi hasil sebagai alat untuk memotivasi pekerja guna

mencapai tujuan organisasi. Sebab, ini merupakan bentuk kompensasi yang

berorientasi pada hasil kerja. Walaupun insentif mungkin sudah diberikan kepada

kelompok, mereka sering memberi penghargaan terhadap individu (Rivai dan

Sagala, 2009).

Insentif diartikan sebagai bentuk pembayaran yang dikaitkan dengan

kinerja dan gainsharing, sebagai pembagian keuntungan bagi karyawan akibat

peningkatan produktivitas atau penghematan biaya. Sistem ini merupakan bentuk

lain dari kompensasi langsung di luar gaji dan upah yang merupakan kompensasi

tetap, yang disebut sistem kompensasi berdasarkan kinerja (pay for performance

plan) (Rivai dan Sagala, 2009).

2.3.5.2 Tujuan Insentif

Tujuan utama dari insentif adalah untuk memberikan tanggung jawab dan

dorongan kepada karyawan dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas

hasil kerjanya. Sedangkan bagi perusahaan, insentif merupakan strategi untuk

35

meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan dalam menghadapi

persaingan yang semakin ketat, dimana produktivitas menjadi satu hal yang

sangat penting (Rivai dan Sagala, 2009).

2.3.5.3 Penggolongan Insentif

Insentif digolongkan menjadi: (Rivai dan Sagala, 2009)

a. Insentif Individu

Program insentif indiviru bertujuan untuk memberikan penghasilan

tambahan selain gaji pokok bagi individu yang dapat mencapai standar

prestasi tertentu. Insentif individu bisa berupa upah per-output

(misalkan menggunakan satuan potong) dan upah per waktu (misalkan

menggunakan jam) secara langsung. Pada upah per potong terlebih

dahulu ditentukan berapa yang harus dibayar untuk setiap unit yang

dihasilkan.

b. Insentif Kelompok

Pembayaran insentif individu seringkali sukar untuk dilaksanakan

karena untuk menghasilkan sebuah produk dibutuhkan kerja sama,

atau ketergantungan dari seorang dengan orang lain. Oleh sebab itu,

insentif akan diberikan kepada kelompok kerja apabila kinerja mereka

juga melebihi standar yang telah ditetapkan. Para anggotanya dapat

dibayar dengan tiga cara, yaitu (1) seluruh anggota menerima

pembayaran yang sama dengan pembayaran yang diterima oleh

mereka yang paling tinggi prestasi kerjanya, (2) semua anggota

36

kelompok menerima pembayaran yang sama dengan pembayaran yang

diterima oleh mereka yang paling rendah prestasi kerjanya, dan (3)

seluruh anggota menerima pembayaran yang sama dengan rata-rata

pembayaran yang diterima oleh kelompok.

2.3.5.4 Sistem Pemberian Insentif

Salah satu alasan pentingnya pembayaran insentif karena adanya

ketidaksesuaian tingkat kompensasi yang dibayarkan kepada eksekutif dengan

pekerja lain. Program insentif adalah salah satu cara untuk meningkatkan seluruh

pekerja merasakan bersama kemakmuran perusahaan. Selain itu, ada kesadaran

yang tumbuh bahwa program pembayaran tradisional seringkali tidak bagus

dalam menghubungkan pembayaran dengan kinerja. Jika organisasi mau

mencapai inisiatif strategis mereka, maka pembayaran perlu dihubungkan dengan

kinerja sedimikian rupa sehingga pembayaran itu mengikuti tujuan karyawan dan

tujuan organisasi (Rivai dan Sagala, 2009).

a. Bonus Tahunan

Banyak perusahaan menggantikan peningkatan pendapatan karyawan

berdasarkan jasa dengan pemberian bonus kinerja tahunan, setengah

tahun atau triwulan. Umumnya bonus ini lebih sering dibagikan sekali

dalam setahun. Bonus mempunya beberapa kelebihan dibandingkan

dengan peningkatan gaji. Pertama, bonus meningkatkan arti

pembayaran karena karyawan menerima upah dalam jumlah yang

besar. Seorang karyawan yang bijaksana dapat mempertinggi nilai

37

bonus dengan menginvesatsikannya secara cermat; tetapi kecil

kemungkinan karyawan melakukan hal ini ketika suati peningkatan

disebar sepanjang tahun (pada tiap bulan) berupa gaji/insentif. Kedua,

bonus memaksimalkan hubungan antara bayaran dan kinerja. Tidak

seperti peningkatan gaji permanen, bonus harus diperoleh secara terus-

menerus dengan kinerja diatas rata-rata dari tahun ke tahun, sebagai

contoh: Bank-Bank besar dapat memberikan Bonus atau terkadang

disebut dengan jasa produksi sehingga mencapai 3 kali gaji bruto

setiap tahunnya, yang dibayarkan setelah neraca diaudit.

b. Insentif Langsung

Tidak seperti sistem bayaran berdasarkan kinerja yang lain, bonus

langsung tidak didasarkan pada rumus, kriteria kinerja khusus, atau

tujuan. Imbalan atas kinerja yang kadan-kadang disebut bonus kilat ini

dirancang untuk mengakui kontribusi luar biasa karyawan. Imbalan

yang digunakan oleh 95 persen dari seluruh perusahaan itu mengakui

lama kerja (88 persen), prestasi istimewa (64 persen) dan gagasan

inovatif (42 persen). Sering kali penghargaan itu berupa sertifikat,

plakat, uang tunai, obligasi tabungan, atau karangan bunga.

c. Insentif Individu

Insentif individu adalah bentuk bayaran insentif paling tua dan paling

populer. Dalam jenis program ini, standar kinerja individu ditetapkan

dan dikomunikasikan sebelumnya, dan penghargaan didasarkan pada

output individu. Insentif individu digunakan oleh sebagian kecil (35

38

persen) dari total perusahaan dalam seluruh kelompok industri kecuali

perusahaan sarana umum. Perusahaan-perusahaan sarana umum lebih

lambat menerapkan program-program semacam ini karena sejarah

regulasi mereka membatasi otonomi tenaga kerja.

d. Insentif Tim

Insentif tim berada diantara program individu dan program seluruh

organisasi seperti pembagian hasil dan pembagian laba. Sasaran

kinerja disesuaikan secara spesifik dengan apa yang perlu dilaksanakan

tim kerja. Secara strategis, insentif tim menghubungkan tujuan

individu dengan tujuan kelompok kerja (biasanya sepuluh orang atau

kurang), yang pada gilirannya biasanya dihubungkan dengan tujuan-

tujuan finansial.

e. Pembagian Keuntungan

Program pembagian keuntungan terbagi dalam tiga kategori. Pertama,

program distribusi sekarang menyediakan persentase untuk dibagikan

tiap triwulan atau tiap tahun kepada karyawan. Kedua, program

distribusi yang ditangguhkan menempatkan penghasilan dalam suatu

dana titipan untuk pensiun, pemberhentiam, kematian, atau cacat.

Inilah jenis program yang tumbuh paling pesat karena keuntungan dari

segi pajak. Ketiga, program gabungan sekitar 20 persen perusahaan

dengan program pembagian keuntungan mempunyai program

gabungan. Program ini membagikan sebagian keuntungan langsung

39

kepada karyawan, dan menyisihkan sisanya dalam rekening yang

ditentukan.

f. Bagi Hasil

Program bagi hasil (gainsharing) dilandasi oleh asumsi adanya

kemungkinan mengurangi biaya dengan menghilangkan bahan-bahan

dan buruh yang mubazir, dengan mengembangkan produk atau jasa

yang baru atau yang lebih bagus, atau bekerja lebih cerdas. Biasanya,

program bagi hasil melibatkan seluruh karyawan dalam suatu unit

kerja atau perusahaan.

2.3.6 Gaji

2.3.6.1 Pengertian Gaji

Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai

konsekuensi dari statusnya sebagai seorang karyawan yang memberikan

kontribusi dalam mencapai tujuan perusahaan. Atau, dapat juga dikatakan sebagai

bayaran tetap yang diterima seseorang karena kedudukannya dalam perusahaan

(Rivai dan Sagala, 2009).

2.3.6.2 Tujuan Pemberian Upah dan Gaji

Berikut adalah tujuan dalam pemberian upah dan gaji: (Rivai dan Sagala,

2009)

40

a. Ikatan Kerja Sama

Dengan pemberian upah dan gaji terjalinlah ikatan kerja sama formal

antara pemilik/pengusaha dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan

tugas-tugasnya dengan baik, sedangkan pemilik/pengusaha wajib

membayar upah dan gaji sesuai dengan perjanjian yang disepakati.

b. Kepuasan Kerja

Dengan upah dan gaji, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-

kebutuhan fisik, status sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh

kepuasan kerja dari jabatannya.

c. Pengadaan Efektif

Jika program upah dan gaji ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan

yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.

d. Motivasi

Jika upah dan gaji yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah

memotivasi karyawannya

e. Stabilitas Karyawan

Dengan program upah dan gaji atas prinsip adil dan layak serta eksternal

konsistensi yang kompetitif maka stabilitas karyawan lebih terjamin

karena turnover relatif kecil.

f. Disiplin

Dengan pemberian upah dan gaji yang cukup besar maka disiplin

karyawan semakin baik. Mereka akan menyadari serta mentaati peraturan-

peraturan yang berlaku.

41

g. Pengaruh Serikat Buruh

Dengan program upah dan gaji yang baik pengaruh serikat buruh dapat

dihindarkan dan karyawan akan berrkonsentrasi pada pekerjaannya.

h. Pengaruh Asosiasi Usaha Sejenis/Kadin

Dengan program upah dan gaji atas prinsip adil dan layak serta eksternal

konsistensi yang kompetitif maka stabilitas karyawan lebih terjamin

karena turnover relatif kecil dan perpindahan ke perusahaan sejenis dapat

dihindarkan.

i. Pengaruh Pemerintah

Jika program upah dan gaji sesuai dengan undang-undang perburuhan

yang berlaku (seperti batas upah minimum), maka intervensi pemerintah

dapat dihindarkan.

2.3.6.3 Tahapan Utama dalam Pemberian Upah dan Gaji

Program pemberian upah dan gaji harus ditetapkan atas asas adil dan layak

serta dengan memperhatikan undang-undang perburuhan yang berlaku. Prinsip

adil dan layak harus mendapat perhatian dengan sebaik-baiknya supaya upah dan

gaji yang akan diberikan merangsang gairah dan kepuasan kerja karyawan (Rivai

dan Sagala, 2009).

a. Asas Adil

Besarnya upah dan gaji yang dibayar kepada setiap karyawan harus

disesuaikan dengan prestasi kerja, jenis pekerjaan, risiko pekerjaan,

tanggung jawab, jabatan pekerja, dan memenuhi persyaratan internal

42

konsistensi. Jadi adil bukan berarti setiap karyawan menerima upah dan

gaji yang sama besarnya. Dengan asas adil dan tercipta suasan kerja sama

yang baik, semangat kerja, disiplin, loyalitas, dan stabilisasi karyawan

akan lebih baik.

b. Asas Layak dan Wajar

Upah dan gaji yang diterima karyawan dapat memenuhi kebutuhannya

pada tingkat normatif yang ideal. Tolok ukur layak adalah relatif,

penetapan besarnya upah dan gaji didasarkan atas batas upah minimal

pemerintah dan eksternal konsistensi yang berlaku. Manajer personalia

diharuskan selalu memantau dan menyesuaikan upah dan gaji dengan

eksternal konsistensi yang sedang berlaku. Hal ini penting supaya

semangat kerja dari karyawan yang qualified tidak berhenti, tuntutan

serikat buruh dikurangi, dan lain-lain.

2.3.6.4 Faktor-faktor yang Menentukan

Meskipun sudah dievaluasi jabatan dengan sangat hati-hati, yang

menghasilkan ranking atau klasifikasi jabatan, dan dapat ditentukan gaji yang

layak sesuai dengan kelasnya, sering kali hal itu tidak dapat dilakukan sebab di

luar hal tersebut (internal equity dan external equity) masih ada sejumlah faktor

atau kekuatan yang memengaruhi tingkat gaji yang sering diluar kemampuan

perusahaan untuk mengendalikannya. Faktor-faktor ini sekaligus menjadi

tantangan dalam perencanaan dan penentuan gaji. Adapun faktor-faktor itu

adalah: (Rivai dan Sagala, 2009)

43

a. Tingkat Gaji yang lazim. Tingkat upah dan gaji bisa sangat tergantung

pada ketersediaan (supply) tenaga kerja di pasar tenaga kerja dan

permintaan tenaga kerja. Untuk tenaga-tenaga kerja yang langka, tingkat

upah dan gajinya dapat jauh melebihi tingkat gaji bila dilihat dari kaca

mata evaluasi jabatan.

b. Serikat buruh. Serikat buruh bisa menjadi kekuatan yang sangat besar

dalam suatu perusahaan, yang dapat memaksa perusahaan untuk

memberikan upah atau gaji yang lebih besar bila dibandingkan dengan

hasil evaluasi jabatan.

c. Pemerintah. Pemerintah sebagaimana kita ketahui merupakan lembaga

yang berkepentingan dengan kesejahteraan pekerja sebagai warga negara,

dan juga terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Pemerintah

mempunyai kekuasa yang besar dalam mengatur perusahaan-perusahaan.

Pemerintah dapat menentukan tarif upah minimum, jam kerja standar, dan

tunjangan yang harus dipatuhi oleh pengusaha, dimana bisa saja terjadi

upah minimum para pekerja melebihi yang telah ditentukan oleh evaluasi

jabatan.

d. Kebijakan dan strategi penggajian. Kebijakan dan strategi penggajian

yang dipakai perusahaan, seperti mengusahakan gaji diatas harga pasar

dalam upaya menghadapi persaingan, bisa menaikkan gaji diatas rata-rata

harga pasar. Kebijakan untuk selalu memperhatikan tuntutan serika buruh

untuk mencegah terjadinya kerusuhan yang kadang-kadang menimbulkan

biaya yang sangat besar.

44

e. Faktor internasional. Ketika perusahaan berkembang di segala penjuru

dunia, tantangan yang muncul dalam penggajian adalah penyesuaian

dengan situasi di negara yang bersangkutan. Sehingga dapat terjadi jabatan

yang sama di negara yang berbeda akan terdapat perbedaan tingkat gaji.

Atau, untuk merangsang seseorang agar bersedia ditempatkan di suati

negara yang mungkin tidak diminati memerlukan penyesuaian dalam hal

gaji.

f. Nilai yang sebanding dan pembayaran yang sama. Ada kalanya satu

pekerjaan yang berbeda, tetapi memiliki poin atau derajat yang sama

mempunyai tingkat gaji yang berbeda. Misalnya, nilai poin untuk

pekerjaan juru rawat yang biasanya didominasi wanita dan ahli listrik yang

biasanya didominasi laki-laki tingkat gajinya berbeda dimana ahli listrik

mendapatkan gaji yang lebih besar. Di lain pihak, dalam satu pekerjaan,

misalnya ahli mesin yang didominasi laki-laki dan hanya sedikit ada

wanita, kaum pria digaji lebih besar dan hal ini sebenarnya melanggar

persamaan hak.

g. Biaya dan produktivitas. Tenaga kerja merupakan salah satu komponen

biaya yang sangat berpengaruh terhadap harga pokok barang. Tingginya

harga pokok dapat menurunkan penjualan dan keutungan perusahaan.

Tidak mampunya perusahaan dalam mencapai tingkat keuntungan tertentu

akan mengakibatkan kemampuan perusahaan membayar pekerja dan

menarik investor menurun. Untuk mengatasi tantangan ini biasanya

perusahaan mencoba mendesain kembali pekerjaan, mengotomatisasi

45

pekerjaan , dan menciptakan sistem penggajian bertingkat (two-tiered

wage). Sistem penggajian bertingkat menciptakan dua struktur gaji.

Pertama, untuk pekerja lama dan kedua, untuk pekerja baru. Pekerja

mendapatkan gaji permulaan dengan jumlah tertentu kemudian dapat

meningkat ke jumlah yang lebih yang lebih tinggi. Sistem ini

mengakibatkan pegawai baru yang direkrut akan mendapatkan gaji yang

lebih renda dibandingkan dengan yang lama, meskipun seseungguhnya

pekerjaan mereka sebanding bila dilihat dari faktor-faktor yang

dikompensasi. Cara ini memang dapat menurunkan biaya, tetapi pada

akhir-akhir ini para pekerja melalui serikat pekerja telah mempertanyakan

tentang ketidakadilan sistem ini. Kemudian pendekatan lain dilakukan

dengan sistem bonus. Gaji yang diterima relatif tetap, kemudian diberikan

bonus kepada pekerja bila perusahaan mendapatkan keuntungan dan bila

perusahaan dalam situasi sulit tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar

untuk pekerja.

2.3.6.5 Bentuk Struktur Gaji

Menurut Ruky (2006) bentuk struktur patokan gaji sebagai berikut :

1. Struktur gaji berbentuk angka tunggal (single rate).

Dalam bentuk ini lamanya masa kerja seseorang tidak dijadikan dasar

untuk menentukan besarnya kemajuan gaji individu karyawan dan prestasi

kerja dihargai dalam bentuk “insentif” tunai secara langsung. Sedangkan

“kemajuan” upah akan sama besarnya untuk setiap orang dan biasanya

46

merupakan hasil “perundingan” KKB (keputusan kenaikan bersama) atau

karena diberikan “Kenakan Gaji Umum” oleh perusahaan.

2. Struktur Gaji Berbentuk angka terendah dan tertinggi (range rate).

Bentuk “Range” ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang member

kesempatan bagi karyawannya untuk bersaing dalam prestasi sehinngga

mendapatkan “kemajuan” gaji yang berbeda satu dengan yang lainya.

Pengunaan struktur gaji seperti ini biasanya hanya untuk golongan

manager/ staff senior.

3. Struktur gaji berbentuk skala

Struktur gaji bentuk ini digunakan terutama oleh organisasi yang

mempunyai falsafah bahwa kemajuan gaji seorang karyawan juga harus

mengikuti lamanya masa kerja. Perusahaan berpendapat bahwa lamanya

masa kerja mencerminkan “loyalitas” seorang pegawai. Persoalan

karyawan tersebut berprestasi atau tidak itu soal kedua.

Pada PT Putra Niaga Bimo gaji untuk pegawai yang berada dan aktif pada

perusahaan menggunakan struktur gaji berbentuk skala dimana lamanya masa

kerja pegawai pada perusahaan merupakan dasar dalam penentuan gaji pokok

pegawai dengan perhitungan Gaji Pokok + Uang Makan + Tunjangan Nikah +

Tunjangan Anak + Kinerja - Potongan Absensi - Potongan Pajak = Total gaji.

Untuk Detailnya Terlampir di Lampiran I.

47

2.4 Kinerja dan Penilaian Prestasi

Prestasi kerja karyawan dipengaruhi oleh bermacam-macam ciri pribadi

dari masing-masing individu. Dalam perkembangan yang kompetitif dan

mengglobal, perusahaan membutuhkan karyawan yang berprestasi tinggi. Pada

saat yang sama pekerja memerlukan umpan balik atas kinerja mereka sebagai

pedoman bagi tindakan-tindakan mereka pada masa yang akan datang, oleh

karena itu, penilaian seharusnya menggambarkan kinerja karyawan (Rivai dan

Sagala, 2009).

Hasil penilaian kinerja dapat menunjukan apakah SDM telah memenuhi

tuntutan yang dikehendaki perusahaan, baik dilihat dari sisi kualitas maupun

kuantitas. Informasi dalam penilaian kinerja karyawan merupakan refleksi dari

berkembang atau tidaknya perusahaan (Rivai dan Sagala, 2009).

Bagi perusahaan penilaian kinerja karyawan merupakan salah satu tugas

manajer yang penting dalam perusahaan. Diakui bahwa banyak kesulitan

penilaian kinerja yang dialami dalam menangani secara memadai, karena tidak

mudah untuk menilai kinerja seorang karyawan secara akurat. Sifat maupun cara

penilaian kinerja terhadap karyawan banyak tergantung pada bagaimana SDM

dipandang dan diperlakukan di dalam perusahaan tersebut. Jika perusahaan hanya

berpegang pada asumsi bahwa orang tidak akan bekerja kecuali jika mereka

diawasi dan dikendalikan dengan ketat, ia cendrung menerapkan cara penilaian

yang bersifat rahasia dan baisanya penilaian bersifat tidak objektif. Oleh karena

itu, laporan tentang kinerja karyawan merupakan laporan yang bersifat rahasia

pula. Sebaliknya jika perusahaan mempunyai pandangan bahwa setiap individu

48

akan bekerja sesuai dengan potensinya dan kekuatan-kekuatannya dan bahwa

kemampuan-kemampuan manusia dapat ditambah/dikembangkan, perusahaan

akan mengusahakan suatu sistem penilaian yang berusahan mengenali,

memperjelas, mengembangkan, dan memanfaatkan potensi dan kemampuan-

kemampuan para karyawan (Rivai dan Sagala, 2009).

Pada umumnya sistem penilaian kinerja karyawan masih digunakan

sebagai instrumen untuk mengendalikan perilaku karyawan, membuat keputusan-

keputusan yang berkaitan dengan kenaikan gaji, pemberian bonus, promosi dan

penempatan karyawan pada posisi yang sesuai serta mengetahui kebutuhan

pelatihan dan pengembangan karyawan yang bersangkutan. Seharusnya penilaian

kinerja tidak saja mengevaluasi kinerja karyawan ,tetapi juga mengembangkan

dan memotivasi karyawan. Sebaiknya karyawan yang dinilai harus mngetahui

bidang prestasi yang dinilai, diberi kesempatan untuk menilai dirinya sendiri,

bahkan mempertemukan hasil penilainnya itu dengan penyelianya. Di sini terjadi

proses tawar menawar dan komunikasi kedua belah pihak untuk mencapai saling

keterbukaan dan saling pengertian bidang-bidang yang sudah cukup dan bidang-

bidang yang masih perlu dikembangkan (Rivai dan Sagala, 2009).

2.4.1 Pengertian Penilaian Kinerja

Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk

menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajat

kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan

seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman

49

yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.

Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi

kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.

Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya

perusahaan untuk mencapai tujuannya (Rivai dan Sagala, 2009).

Penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem formal dan berstruktur yang

digunakan untuk mengukur, menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan

dengan pekerjaan, perilaku dan hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran. Dalam

praktiknya, istilah penilaian kinerja (performance appraisal) dan evaluasi

(performance evaluation) dapat digunakan secara bergantian atau bersamaan

karena pada dasarnya mempunya maksud yang sama. Penilaian kinerja digunakan

perusahaan untuk menilai kinerja karyawan atau mengevaluasi hasil pekerjaan

karyawan. Dalam praktiknya penilaian kinerja dipengaruhi oleh berbagai faktor

yang ada di dalam perusahaan, di samping faktor lain di luar perusahaan (Rivai

dan Sagala, 2009).

Penilaian kinerja diartikan pula sebagai sebuah mekanisme yang baik

untuk mengendalikan karyawan. Perlu kita ketahui bahwa sebagai karyawan,

mereka menginginkan adanya kesempatan promos, memperoleh kenaikan gaji-

upah-insentif-kompensasi, juga menginginkan terciptanya lingkungan kerja yang

baik, menginginkan ditempatkan pada posisi yang prestise, ingin mutasi ke

tempat-tempat pilihan mereka serta menginginkan pekerjaan-pekerjaan yang dapat

memberikan kepuasan sebesar-besarnya, dan seterusnya. Oleh karena itu, apabila

orang akan memperoleh apa yang diinginkan, orang tersebut harus memberikan

50

apa yang diinginkan oleh atasan mereka atau perusahaan mereka (Rivai dan

Sagala, 2009).

Dari beberapa pengertian di atas terdapat perbedaan yang mendasar

tentang penilaian kinerja. Ada pengertian yang mengatakan memposisikan

karyawan pada pihak subordinat dan dikendalikan, sebaliknya ada pemahaman

bahwa karyawan dianggap sebagai faktor produksi yang harus dimanfaatkan

secara produktif. Sedangkan pada pengertian bahwa karyawan diposisikan sebagai

aset utama perusahaan, karyawan harus dipelihara dengan baik dan diberi

kesempatan berkembang (Rivai dan Sagala, 2009).

Intrumen penilaian kinerja dapat digunakan untuk mereview kinerja,

peringkat kinerja, penilaian kinerja, penilaian karyawan dan sekaligus evaluasi

karyawan sehingga dapat diketahui mana karyawan yang mampu melaksanakan

pekerjaan secara baik, efesien, efektif, dan produktif sesuai dengan tujuan

perusahaan (Rivai dan Sagala, 2009).

2.4.2 Tujuan Penilaian Kinerja

Suatu perusahaan melakukan penilaian kinerja didasarkan pada dua alasan

pokok, yaitu: (1) manajer memerlukan evaluasi yang objektif terhadap kinerja

karyawan pada masa lalu yang digunakan untuk membuat keputusan di bidang

SDM di masa yang akan datang; dan (2) manajer memerlukan alat yang

memungkinkan untuk membantu karyawannya memperbaiki kinerja,

merencanakan pekerjaan, mengembangkan kemampuan dan keterampilan untuk

51

perkembangan karier dan memperkuat kualitas hibungan antarmanajer yang

bersangkutan dengan kayawannya (Rivai dan Sagala, 2009).

Selain itu penilaian kinerja dapat digunakan untuk: (Rivai dan Sagala,

2009)

1. Mengetahui perkembangan, yang meliputi: (a) identifikasi kebutuhan

pelatihan, (b) umpan balik kinerja, (c) menentukan transfer dan penugasan,

dan (d) identifikasi kekuatan dan kelemahan karyawan.

2. Pengambilan keputusan administratif, yang meliputi: (a) keputusan untuk

menentukan gaji, promosi, mempertahankan atau memberhentikan

karyawan, (b) pengakuan kinerja karyawan, (c) pemutusan hubungan kerja

dan (d) mengidentifikasi yang buruk.

3. Keperluan perusahaan, yang meliputi: (a) perencanaan SDM, (b)

menentukan kebutuhan pelatihan, (c) evaluasi pencapaian tujuan

perusahaan, (d) informasi untuk identifikasi tujuan, (e) evaluasi terhadap

sistem SDM, dan (f) penguatan terhadap kebutuhan pengembangan

perusahaan.

4. Dokumentasi, yang meliputi: (a) kriteria untuk validasi penelitian, (b)

dokumentasi keputusan-keputusan tentang SDM, dan (c) membantu untuk

memenuhi persyaratan hukum.

Berdasarkan uraian di atas, tujuan penilaian kinerja atau prestasi kinerja

karyawan pada dasarnya meliputi:

1. Untuk mengetahui tingkat prestasi karyawan selama ini.

52

2. Pemberian imbalan yang serasi, misalnya untuk pemberian kenaikan

gaji berkala, gaji pokok, kenaikan gaji istimewa, insentif uang.

3. Mendorong pertanggungjawaban dari karyawan.

4. Untuk pembeda antarkaryawan yang satu dengan yang lain.

5. Pengembangan SDM yang masih dapat dibedakan lagi ke dalam:

a. Penugasan kembali, seperti diadakannya mutasi atau transfer,

rotasi pekerjaan.

b. Promosi, kenaikan jabatan

c. Training atau latihan.

6. Meningkatkan motivasi kerja.

7. Meningkatkan etos kerja.

8. Memperkuat hubungan antar karyawan dengan supervisor melalui

diskusi tentang kemajuan kerja mereka.

9. Sebagai alat untuk memperoleh umpan balik dari karyawan untuk

memperbaiki desain pekerjaan, lingkungan kerja, dan rencana karier

selanjutnya.

10. Riset seleksi sebagai kriteria keberhasilan/efektivitas.

11. Sebagai salah satu sumber informasi untuk perencanaan SDM, karier

dan keputusan perencanaan suksesi.

12. Membantu menempatkan karyawan dengan pekerjaan yang sesuai

untuk mencapai hasil yang baik secara menyeluruh.

53

13. Sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan yang

berkaitan dengan gaji-upah-insentif-kompensasi dan berbagai imbalan

lainnya.

14. Sebagai penyaluran keluhan yang berkaitan dengan masalah pribadi

maupun pekerjaan.

15. Sebagai alat untuk menjaga tingkat kinerja.

16. Sebagai alat untuk membantu dan mendorong karyawan untuk

mengambil inisiatif dalam rangka memperbaiki kinerja.

17. Untuk mengetahui efektivitas kebijakan SDM, seperti seleksi,

rekrutmen, pelatihan dan analisis pekerjaan sebagai komponen yang

saling ketergantungan diantara fungsi-fungsi SDM.

18. Mengidentifikasi dan menghilangkan hambatan-hambatan agar kinerja

menjadi baik.

19. Mengembangkan dan menetapkan kompensasi pekerjaan.

20. Pemutusan hubungan kerja, pemberian sangsi ataupun hadiah.

Pada dasarnya dari sisi praktiknya yang lazim dilakukan di setiap

perusahaan tujuan penilaian kinerja karyawan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

(Rivai dan Sagala, 2009)

1. Tujuan penilaian yang berorientasi pada masa lalu

Praktiknya masih banyak perusahaan yang menerapkan penilaian kinerja

yang berorientasi pada masa lampau, hal ini disebabkan kurangnya

pengertian tentang manfaat penilaian kinerja sebagai sarana untuk

54

mengetahui potensi karyawan. Tujuan penilaian kinerja yang berorientasi

masa lalu ini adalah:

a. Mengendalikan perilaku karyawan dengan menggunakannya sebagai

instrumen untuk memberikan ganjaran, hukuman dan ancaman.

b. Mengambil keputusan mengenai kenaikan gaji dan promosi.

c. Menempatkan karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan tertentu.

2. Tujuan penilaian yang berorientasi pada masa depan apabilan dirancang

secara tepat sistem penilaian ini dapat:

a. Dapat membantu tiap karyawan untuk semakin banyak mengerti

tentang perannya dan mengetahui secara jelas fungsi-fungsinya.

b. Merupakan instrumen dalam membantu tiap karyawan mengerti

kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan sendiri yang dikaitkan

dengan peran dan fungsi dalam persuahaan.

c. Menambah adanya kebersamaan antar masing-masing karyawan

dengan penyelia sehingga tiap karyawan memiliki motivasi kerja dan

merasa senang bekerja dan sekaligus mau memberikan kontribusi

sebanyak-banyaknya pada perusahaan.

d. Merupakan instrumen untuk memberikan peluang bagi karyawan

untuk mawas diri dan evaluasi diri serta menetapkan sasaran pribadi

sehingga terjadi pengembangan yang direncanakan dan dimonitor

sendiri.

55

e. Membantu mempersiapkan karyawan untuk memegang pekerjaan pada

jenjang yang lebih tinggi dengan cara terus menerus meningkatkan

perilaku dan kualitas bagi posisi-posisi yang tingkatnya lebih tinggi.

f. Membantu dalam berbagai keputusan SDM dengan memberikan data

tiap karyawan secara berkala.

2.4.3 Kriteria Penyelia (Penilai)

Kriteria Penyelia: (Rivai dan Sagala, 2009)

1. Yang dapat befungsi sebagai penilai dalam penilaian kinerja, ialah:

a. Atasan (atasan langsung, atasan tidak langsung).

b. Bawahan langsung (jika karyawan yang dinilain mempunyai bawahan

langsung)

2. Pada umumnya karyawan hanya dinilai oleh atasannya (baik oleh atasang

langsung maupun tidak langsung). Penilaian oleh rekan dan oleh bawahan

jampir tidak pernah dilaksanakan kecuali untuk keperluan riset.

3. Karyawan berada dalam keadaan yang sangat tergantung pada atasannya,

jika penilaian kinerja hanya dilakukan oleh atasan langsungnya. Atasannya

dapat berlaku seolah-olah sebagai dewa yang menentukan nasib

karyawannya.

4. Untuk menghindari atau meringankan keadaan ketergantungan kinerja

yang terbuka (penilaian atasan dibicarakan dengan karyawan yang dinilai)

atau dengan menambah jumlah atasan yang menilai kinerja karyawan

(biasanya atasan dari atasan langsung berfungsi sebagai penilai kedua).

56

2.4.4 Faktor-Faktor yang Menghambat dalam Penilaian Kinerja

Penyelia sering tidak berhasil untuk meredam emosi dalam menilai

prestasi kinerja karyawan, hal ini menyebabkan penilaian menjadi bias. Bias

adalah distorsi pengukuran yang tidak akurat. Bias ini mungkin terjadi sebagai

akibat ukuran-ukuran yang digunakan bersifat subjektif. Berbagai bentuk bias

yang umum terjadi adalah: (Rivai dan Sagala, 2009)

1. Kendala hukum/legal

Penilaian kinerja harus bebas dari diskriminasi tidak sah atau tidak legal.

Apa pun format penilaian kinerja yang digunakan oleh departemen SDM

harus sah dan dapat dipercaya. Jika hal tersebut tidak dipenuhi, keputusan

penempatan mungkin ditentang sebab melanggar hukum ketenagakerjaan

atau hukum lainnya.

2. Bias oleh penilai (penyelia)

Setiap masalah yang didasarkan pada ukuran subjektif adalah peluang

terjadinya bias. Bentuk-bentuk bias yang umumnya terjadi adalah:

a. Hallo Effect. Hallo Effect terjadi ketika pendapat pribadi penilai

(penyelia) mempengaruhi pengukuran kinerja baik dalam arti positif

maupun negatif.

b. Kesalahan kecendrungan terpusat. Beberapa penilai tidak suka

menempatkan karyawan ke posisi ekstrim dalam arti ada karyawan

yang dinilai sangat positif atau sangat negatif. Penlaian demikian

sering dihindari karena penilai harus menjelaskan kepada departemen

SDM mengenai alasan dari penilaian seperti itu. Artinya, agar tidak

57

harus menjelaskan sistem peringkat yang digunakannya, para penilai

cinderung mengambil jalan tengah, yaitu dengan memberikan nilai

yang agak merata bagi para karyawan yang dinilainya.

c. Bias karena terlalu lunak atau terlalu keras. Bias karena terlalu

lunak terjadi ketika penilai cinderung begitu mudah dalam

mengevaluasi kinerja karyawan. Penilai melihat semua kinerja

karyawannya bagus dan menilai dengan baik. Bias karena terlalu keras

adalah sebaliknya, diakibatkan oleh penilai yang terlalu ketat dalam

mengevaluasi mereka.

d. Bias karena penyimpangan lintas budaya. Setiap penilai

mempunyai harapan tentang tingkah laku manusia yang didasarkan

pada kulturnya. Ketika seorang penilai diharuskan untuk menilai dari

karyawan yang berbeda kulturnya, mereka mungkin menerapkan

budayanya terhadap karyawan tersebut. Sebagai contoh, umumnya

masyarakat di Asia memperlakukan orang yang lebih tua dengan rasa

hormat lebih besar dan mendapatkan penghargaan yang lebih tinggi

dibandingkan kultur budaya barat. Jika seorang pekerja muda diminta

untuk menilai bawahannya yang lebih tua, nilai budaya hormat dan

harga diri mungkin menimbulkan bias penilaian.

e. Prasangka pribadi. Sikap tidak suka seorang penilai terhadap

sekelompok orang tertentu dapat mengaburkan hasil penilai seorang

karyawan. Meskipun demikian, spesialis SDM perlu memberi

perhatian dalam membuat pola tanpa adanya unsur prasangka.

58

Prasangka akan mengabaikan penilaian efektif dan dapat melanggar

hukum anti diskriminasi.

f. Pengaruh kesan terakhir. Ketika penilai diharuskan menilai kinerja

karyawan pada masa lampau, kadang-kadang penilai mempresepsikan

dengan tindakan karyawan pada saat ini yang sebetulnya tidak

berhubungan dengan kinerja masa lampau. Jadi kinerja karyawan

dinilai berdasarkan penampilan karyawan saat sekarang yang masih

diingat oleh penilai.

3. Mengurangi bias penilaian

Bias penilaian dapat dikurangi melalui standar penilaian dinyatakan secara

jelas, pelatihan, umpan balik, dan pemilihan teknik penilaian kinerja yang

sesuai. Pelatihan untuk penilai perlu melibatkan tiga hal berikut:

a. Penyimpangan dan penyebab mereka harus diterangkan.

b. Peran penilaian kinerja dalam pengambilan keputusan terhadap

karyawan harus diterangkan untuk menjaga kenetralan dan

objektivitas.

c. Dengan bantuan departemen SDM menemukan dan menggunakan

teknik penilaian yang dipandang paling tepat, baik yang berorientasi

pada prestasi kerja di masa lalu maupun yang ditujukan kepada

kepentingan perusahaan di masa depan. Jika ukuran subjektif

digunakan, para penilai harus menggunakannya sebagai bagian dari

pelatihan mereka. Sebagai contoh, pelatihan di ruang kelas dimana

pelatih mempertunjukan kepada para pekerja dan situasinya melalui

59

monitor video, sehingga kesalahan dalam melakukan penilaian dapat

segera dikoreksi, hal ini sebagai pelatihan bagi para penilai.

Selain faktor-faktor di atas yang menyebabkan terjadinya bias dalam

penilaian kinerja, dalam praktiknya pendekatan penilaian harus dapat

mengidentifikasi standar kinerja, mengukur kriteria, dan kemudia memberi umpan

balik kepada karyawan dan departemen SDM. Jika standar kinerja atau ukuran

tidak terkait dengan pekerjaan, evaluasi tidak akurat dan akhirnya akan terjadi

bias yang merugikan hubungan para manajer dengan karyawan dan memperkecil

kesempatan kerja yang sama. Tanpa umpan balikm perbaikan dalam perilaku

SDM tidak mungkin terjadi dan departemen SDM tidak akan mempunyai catatan

akurat dalam sistem informasinya, sehingga dasar keputusan mulai dari rancangan

pekerjaan sampai kompensasi akan terganggu (Rivai dan Sagala, 2009).

Penilaian dilaksanakan tidak hanya sekedar untuk mengetahui kinerja yang

lemah; hasil yang baik dan bisa diterima, juga harus diidentifikasi sehingga dapat

dipakai untuk penilaian lainnya. Untuk itu dalam penilaian kinerja perlu memiliki:

(Rivai dan Sagala, 2009)

1. Standar kinerja

Sistem penilaian memerlukan standar kinerja yang mencerminkan

seberapa jauh keberhasilan sebuah pekerjaan telah dicapai. Agar efektif,

standar perlu berhubungan dengan hasil yang diinginkan dari tiap

pekerjaan. Hal tersebut dapat diurakan dari analisis pekerjaan dengan

menganalisis hubungannya dengan kinerja karyawan saat sekarang. Untuk

60

menjaga akuntabilitas karyawan, harus ada peraturan-peraturan tertulis dan

diberutahukan kepada karyawan sebelum dilakukan evaluasi. Idealnya,

penilaian setiap kinerja karyawan harus didasarkan pada kinerja nyata dari

unsur yang kritis yang diidentifikasi melalui analisis pekerjaan.

2. Ukuran kinerja

Evaluasi kinerja juga memerlukan ukuran/standar kinerja yang dapat

diandalkan yang digunakan unutk mengevaluasi kinerja. Agar terjadi

penilaian yang kritis dalam menentukan kinerja, ukuran yang handal juga

hendaknya dapat dibandingkan dengan cara lain dengan standar yang sama

untuk mencapai kesimpulan sama tentang kinerja sehingga dapat

menambah reliabilitas sistem penilaian.

Sistem penilaian prestasi kinerja yang baik sangat tergantung pada

persiapan yang benar-benar baik dan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

(Rivai dan Sagala, 2009)

Praktis. Keterkaitan langsung dengan pekerjaan seseorang adalah bahwa

penilaian ditunjukan pada perilaku dan sikap yang menentukan

keberhasilan menyelsaikan suatu pekerjaan tertentu.

Kejelasan standar. Standar adalah merupakan tolok ukur seorang dalam

melaksanakan pekerjaannya. Agar memperoleh nilai tinggi, standar itu

harus pula mempunya nilai kompetitif, dalam arti bahwa dalam

penerapannya harus dapat berfungsi sebagai alat pembanding antara

61

prestasi kerja seorang karyawan dengan karyawan lainnya yang

melakukan pekerjaan yang sama.

Kriteria yang objektif. Kriteria yang dimaksud adalah berupa ukuran-

ukuran yang memenuhi persyaratan seperti mudah digunakan, handal, dan

memberikan informasi tentang perilaku kritikal yang menentukan

keberhasilan dalam melaksanakan pekerjaan. Dengan demikian efektifnya

suatu penilaian kinerja maka instrumen penilaian kinerja, tersebut harus

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut ini, yaitu:

1. Reliability, ukuran kinerja harus konsisten. Mungkin yang paling

penting adalah konsistensi suatu ukuran kinerja. Jika ada dua penilai

mengevaluasi pekerja yang sama, mereka perlu menyimpulkan hal

serupa menyangkut hasil mutu pekerja.

2. Relevance, ukuran kinerja harus dihubungkan dengan output riil dari

suatu kegiatan yang secara logika itu mungkin.

3. Sensitivity, beberapa ukuran harus mampu mencerminkan perbedaan

antara penampilan nilai tinggi dan rendah. Penampilan tersebut harus

dapat membedakan dengan teliti tentang perbedaan kinerja.

4. Praticality, kirteria harus dapat diukur, dan kekurangan pengempulan

data tidak terlalu mengganggu atau tidak in-efesien.

Contoh: perusahaan telepon yang melayani pelanggan, disini penyelia

harus mengamati masing-masing perilaku operator:

62

o penggunaan prosedur baku perusahaan, seperti sifat tenang,

menerapkan tarif dasar untuk panggilan telepon, dan berpedoman

aturan perusahaan;

o cara telepon yang menyenangkan, berbicara seacra jelas dan

berlaku sopan santun;

o ketelitian menyampaikan telepon, penempatan operator yang teliti

dalam meneruskan permintaan nomor telepon dengan akurat.

Selanjutnya perlu dilakukan pengamatan terhadap elemen-elemen kinerja

ini, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Pengamatan langsung

dilakukan ketika penilai benar-benar melihat kinerja itu. Pengamatan tidak

langsung terjadi ketika penilai dapat mengevaluasi dari berbagai catatan dan

laporan. Selain itu, penilaian dapat menilai, misalnya kinerja operator telepon,

dengan mencoba secara diam-diam menelepon operator dan kemudian menilai

perilakunya (Rivai dan Sagala, 2009).

2.4.5 Jenis-Jenis Penilaian Kinerja

Jenis-jenis penilaian kinerja: (Rivai dan Sagala, 2009)

1. Penilaian hanya oleh atasan.

Cepat dan langsung.

Dapat mengarah ke distorsi karena pertimbangan-pertimbangan

pribadi.

2. Penilaian oleh kelompok lini: atasan dan atasannya lagi bersama-sama

membahas kinerja dari bawahannya yang dinilai.

63

Objektivitasnya lebih akurat dibandingkan kalau hanya oleh atasan

sendiri.

Individu yang dinilai tinggi dapat mendominasi penilaian.

3. Penilaian oleh sekelompok staf: atasan meminta satu atau lebih individu

untuk bermusyawarah dengannya; atasan langsung yang membuat

keputusan akhir.

Penilaian gabungan ayng masuk akal dan wajar.

4. Penelitian melalui keputusan komite: sama seprit pada pola sebelumnya

kecuali bahwa manajer yang bertanggung jawab tidak lagi mengambil

keputusan akhir; hasilnya didasarkan pada pilihan mayoritas.

Memperluas pertimbangan yang ekstrim.

Memperlemah integritas manajer yang bertanggung jawab.

5. Penilaian berdasarkan peninjauan lapangan: sama seperti pada kelompok

staf, namun melibatkan wakil dari pimpinan pengembangan atau

departemen SDM yang bertindak sebagai peninjau yang independen.

Membawa satu pikiran yang tetap ke dalam suatu penilaian lintas

sektor yang besar.

6. Penilaian oleh bawahan dan sejawat.

Mungkin terlalu subjektif

Mungkin digunakan sebagai tambahan pada metode penilaian yang

lain.

64

2.4.6 Metode Penilaian Kinerja

Metode atau teknik penilaian kinerja karyawan dapat digunakan dengan

pendekatan yang berorientasi masa lalu dan masa depan. Dalam praktiknya tidak

ada satupun teknik yang sempurna. Pasti ada saja keunggulan dan kelemahannya.

Hal penting adalah bagaimana cara meminimalkan masalah-masalah yang

mungkin terdapat pada setiap teknik yang digunakan (Rivai dan Sagala, 2009).

2.4.6.1 Metode Penilaian Berorientasi Masa Lalu

Ada beberapa metode untuk menilai prestasi kinerja di waktu yang lalu,

dan hampir semua teknik tersebut merupakan suatu upaya untuk meminimumkan

berbagai masalah tertentu yang dijumpai dalam pendekatan-pendekatan ini.

Dengan mengevaluasi prestasi kinerja di masa lalu, karyawan dapat memperoleh

umpan balik dari upaya-upaya mereka. Umpan balik ini selanjutnya bisa

mengarah kepada perbaikan-perbaikan prestaso. Teknik-teknik penilaian ini

meliputi: (Rivai dan Sagala, 2009)

a. Skala peringkat (Rating Scale)

Merupakan metode yang paling tua dan paling banyak digunakan dalam

penilaian prestasi, dimana para penilai diharuskan melakukan suatu

penilaian yang berhubungan dengan hasil kerja karyawan dalam skala-

skala tertentu, mulai dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi.

Penilaian didasarkan pada pendapat para penilai, dan seringkali kriteria-

kriterianya tidak berkaitan langsung dengan hasil kerja. Pada umumnya

penilai diberi formulir, yang berisi sejumlah sifat dan ciri-ciri hasil kerja

65

yang harus diisi, seperti kemandirian, inisiatif, sikap, kerja sama dan

seterusnya. Penilaian pada umumnya diisi oleh atasan yang memutuskan

pendapat apa yang paling sesuai untuk setiap tingkatan hasil kerja.

Pendapat penilai diberi nilai-nilai kuantitatif (bobot) yang mencerminkan

nilai rata-rata untuk kemudia dihitung dan dibandingkan. Jumlah bobot

yang diraih mungkin akan mempengaruhi kenaikan gaji, jadi banyaknya

bobot yang sama mempengaruhi kenaikan beberapa persentase lainnya.

Bentuk skala penilaian ini dapat disajikan dalam berbagai bentuk, contoh

ukuran skala peringkat (lihat Gambar 2.2)

Gambar 2.2 Metode Skala Peringkat (Rivai dan Sagala, 2009)

Selain contoh pada Gambar 2.2 sebagai ukurannya dapat juga dipakai:

Sebutan (sangat baik, baik, cukup, sedang, kurang)

Untuk perilaku, dapat digunakan model ini

66

------------------------------------------------------------------------------------- Could you be expected to courteously

exchange a pair of gloves that are too small

---------------------------------------------------------------------------------------------

Could be expected to be quite aburpt with

customer who want to exchange merchandise

for a different color or style

---------------------------------------------------------------------------------------------

Could be expected to tell a customer the "six-week-old" order could not

be changed even though the merchandise had actually been ordered only

two week previously.

Keuntungan dari metode ini adalah biayanya yang murah dalam

penggunaan dan pengembangannya, penilai membutuhkan sedikit

pelatihan atau waktu untuk menyemperunakan formulir yang ada, dan

metode ini bisa digunakan untuk banyak karyawan.

Kelemahan dari metode ini juga ada. Penyimpangan, dalam hal ini

prasangka penilai biasanya akan tampak pada subjektivitasnya dalam

metode ini. Kriteria yang spesifik mungkin dihilangkan untuk membuat

formulir dapat digunakan untuk berbagai jenis pekerjaan. Contoh,

pemeliharaan peralatan mungkin dihilangkan karena hanya dikerjakan

sebagian kecil karyawan, walaupun dari beberapa karyawan merupakan

bagian penting dari pekerjaannya. Penghilangan ini cinderung membatasi

umpan balik yang spesifik pula. Penilaian yang deskriptif ini dipngaruhi

oleh penafsiran dan prasangka individu. Ketika kriteria hasil kerja yang

spesifik sulit untuk diidentifikasi, penilaian didasarkan pada kepribadian

individu yang tentunya tidak relevan, yang pada akhirnya melemahkan arti

dari penilaian itu sendiri.

67

b. Daftar pertanyaan (Checklist)

Penilaian berdasarkan metode ini terdiri dari sejumlah pertanyaan yang

menjelaskan beraneka macam tingkat perilaku bagi suatu pekerjaan

tertentu. Penilai tinggal memilih kata atau pernyataan yang

menggambarkan karaterikstik dan hasil kerja karyawan. Selain itu, sebagai

penilai biasanya atasan langsung. Bagaimanapun juga dengan atau tanpa

pengetahuan penilai, departemen SDM akan memberikan bobot nilai yang

berbeda untuk setiap materi pada lembar checklist, tergantung pada

penting tidaknya materi tersebut. Hasilnya adalah bobot nilai pada lembar

checklist. Bobot nilai mencerminkan tingkatan penilaian sehingga total

bobot nilai dapat dihitung. Jika mengandung materi yang cukup, checklist

bisa dijadikan sebagai gambaran hasil kerja karyawan yang akurat.

Walaupun metode ini praktis dan terstandarisasi, penggunaan kalimat-

kalimat yang kurang spesifik mengurangi kaitan dengan pekerjaan itu

sendiri.

Keuntungan dari checklist adalah biaya yang murah,

pengurusannya mudah, penilai hanya membutuhkan pelatihan yang

sederhana, dan distandarisasi. Kelemahannya meliputi kepekaan pada

penyimpangan penilai (terutama hallo effect), lebih mengedepankan

kriteria-kriteria pribadi karyawan dalam menentukan kriteria-kriteria hasil

kerja, kesalahan menafsir materi-materi checklist, dan penentuan bobot

nilai tidak seharusnya dilakukan oleh departemen SDM. Kerugian lainnya,

metode ini tidak memungkinkan penilai untuk memberikan nilai yang

68

berbeda. Sebagai contoh, karyawan yang denagn senang hati bekerja

lembur mendapatkan nilai yang sama seperti karyawan yang bekerja

lembur dengan setengah hati. Contoh untuk metode checklist dapat

digunakan seperti berikut:

Gambar 2.3 Metode Checklist (Rivai dan Sagala, 2009)

c. Metode dengan pilihan terarah (Forced Choice Method)

Metode ini dirancang untuk meningkatkan objektivitas dan mengurangi

subjektivitas dalam penilaian. Salah satu sasaran dasar pendekatan pilihan

ini adalah untuk mengurangi dan menyingkirkan kemungkinan berat

sebelah penilaian dengan memaksakan suatu pilihan antara pernyataan-

pernyataan deskriptif yang kelihantannya mempunya nilai yang sama.

Metode ini mengharuskan penilai untuk memilih pernyataan yang paling

sesuai dengan pasangan pernyataan tentang karyawan yang dinilai.

Seringkali pasangan pernyataan tersebut bernada negatif atau negatif.

Sebagai contoh (lihat Gambar 2.4).

69

Gambar 2.4 Forced Choice Method (Rivai dan Sagala, 2009)

Keuntungan metode pilihan terarah adalah mengurangi

penyimpangan nilai, karena beberapa karyawan harus dinilai seperti atasan

kepada yang lainnya. Metode ini juga mudah digunakan dan memiliki

cakupan yang luas untuk pekerjaan yang beraneka ragam. Walaupun

praktis dan dengan mudah distandarisasi, pernyataan yang bersifat lebih

umum tidak bisa mencerminkan hubungan pekerjaan yang spesifik.

Dengan demikian, metode ini mungkin telah membatasi kegunaan dalam

membantu karyawan meningkatkan hasil kerja mereka. Bahkan lebih

buruk lagi, seorang karyawan terkesan diremehkan ketika satu pernyataan

diarahkan ke pilihan yang lain. Sebagai conton jika pernyataan

'kemampuan belajar dengan cepat' pada contoh pernyataan di atas, maka

pernyataan 'bekerja keras' karyawan tidak akan dipilih. Metode ini jarang

disukai, baik oleh penilai maupun karyawan, karena manfaat umpan balik

yang diberikan tidak terlalu banyak, selain itu penilai sering merasa

keberatan karena dipaksa mengambil keputusan yang dirasa tidak dapat

diambil.

70

d. Metode Peristiwa Kritis (Critical Incident Method)

Metode ini merupakan pemilihan yang mendasarkan pada catatan kritis

penilai atas perilaku karyawan, seperti sangat baik atau sangat jelek di

dalam melaksanakan pekerjaan. Pernyataan-pernyataan tersebut disebut

sebagai insiden kritis dan biasanya dicatat oleh atasan selama masa

penilaian untuk setiap karyawan yang amat berguna dalam memberikan

umpan balik karyawan yang bersangkutan. Kejadian yang dicatat meliputi

penjelasan ringkas dari apa yang terjadi. Baik kejadian yang positif

maupun yang negatif akan dicatat dan diklasifikasikan oleh departemen

SDM ke dalam kategori-kategori, misalnya kontrol keselamatan dan

pengembangan karyawan.

Metode ini bermanfaat untuk memberi karyawan upmpan balik

yang terkait langsung dengan pekerjaannya. Hal ini juga mengurangi

penumpangan penilaian. Tentu saja, kelemahan yang utama adalah

penilaian seringkali tidak mencatat ketika insiden terjadi. Banyak yang

mulai mencatat kejadian dengan antusias tetapi setelah itu mereka tidak

tertarik lagi. Kemudian, tepat sebelum akhir masa penilaian, mereka

menambahkan catatan baru. Ketika itu terjadi, penyimpangan yang dicatat

terkesan dilebih-lebihkan dan atasan mereka terkesan membuat sebuah

kasus untuk mendukung pendapatnya yang subjektif. Bahkan ketika

formulir diisi secara keseluruhan akhir masa evaluasi, atasan terkesan

tidak mau melupakan kejadian negatif meskipun sudah lama terjadi.

71

e. Metode catatan prestasi

Metode ini berkaitan erat dengan metode peristiwa kritis, yaitu catatan

penyempurnaan, yang banyak digunakan terutama oleh para profesional.

Misalnya penampilan, kemampuan berbicara, peran kepemimpinan, dan

aktivitas lain yang berhubungan dengan pekerjaan. Informasi ini secara

khusus digunakan untuk menghasilkan detail laporan tahunan tentang

kontribusi seorang profesional selama satu tahun. Selanjutnya, laporan

akan digunakan oleh atasan untuk menentukan kenaikan dan promosi dan

untuk memberikan saran-saran tentang hasil kerjanya untuk masa yang

akan datang. Penafsiran terhadap materi-materi mungkin subjektif, dan

biasanya terjadi penyimpangan, karena hanya memberikan sesuatu yang

baik saja terhadap apapun yang dilakukan karyawan.

f. Skala peringkat dikaitkan dengan tingkah laku (Behaviorally anchored

Rating Scale = BARS)

Metode ini merupakan suatu cara penilaian prestasi kerja karyawan untuk

satu kurun waktu tertentu di masa lalu dengan mengaitkan skala peringkat

prestasi kerja dengan perilaku tertentu. Salah satu kelebihan metode ini

ialah pengurangan subjektivitas dalam penilaian. Deskripsi prestasi kerja,

yang baik maupun yang kurang memuaskan dibuat oleh pekerja sendiri,

rekan sekerja dan atasan langsung masing-masing

Deskripsi demikian memungkinkan bagian SDM menyusun berbagai

kategori perilaku karyawan dikaitkan dengan prestasi kerja.

72

Menentukan skala peringkat penilaian prestasi kerja, misalnya sangat

memuaskan, memuaskan, cukup memuaskan, akseptabel, kurang

memuaskan, tidak memuaskan, sangat tidak memuaskan;

Menentukan kategori prestasi kerja seseorang untuk dikaitkan dengan

skala peringkat tersebut di atas;

Uraian prestasi kerja sedemikian rupa sehingga kecendrungan perilaku

karyawan yang dinilai terlihat dengan jelas.

g. Metode peninjauan lapangan (Field Review Method)

Di sini penyelia turun kle lapangan bersama-sama dengan ahli dari SDM

mendapat informasi dari atasan langsung perihal prestasi karyawannya,

lalu mengevaluasi berdasarkan informasi tersebut. Hasil penilaian dikirim

ke pnyelia dan dibawa ke lapangan untuk keperluan review, perubahan,

persetujuan, dan pembahasan dengan pihak karyawan yang

dinilai.penggunaan metode ini meletakkan tanggung jawab utama dalam

melakukan penilaian pada para ahli penilaian yang bertugas di bagian

SDM. Artinya, ahli penilai itu turut ke lapangan melakuakan penilaian atas

prestasi kerja para karyawan. Hasil penilaian yang dilakukan kemudian

disampaikan kepada dua pihak, yaitu kepada atasan langsung karyawan

yang dinilai untuk diteliti, diubah atau disetujui dan kepada karyawan

yang bersangkutan sendiri untuk dibicarakan, baik yang menyangkut segi-

segi penilaian yang bersifat positif maupun yang negatif.

73

h. Tes dan observasi prestasi kerja (Performance Test and Observation)

Karena berbagai pertimbangan dan keterbatasan penilaian prestasi dapat

didasarkan pada tes pengetahuan dan keterampilan, berupa tes tertulis dan

peragaan, syaratnya tes harus valid (sahih) dan reliable (dapat dipercaya).

Kelebihan metode ini terletak pada keterkaitan langsung antara

prestasi kerja dengan tugas pekerjaan seseorang. Kelebihan lainnya ialah

bahwa prinsip standarisasi dapat dipegang teguh. Hanya saja metde ini

memerlukan biaya yang tidak sedikit, bukan hanya dalam penyediaan alat

tes seperti simulator yang diperlukan, tetapi juga untuk mendatangkan

penilai dari luar organisasi.

i. Pendekatan evaluasi komparatif (Comparative Evaluation Approach)

Metode ini mengutamakan perbandingan prestasi kerja seseorang dengan

karyawan lain yang menyelenggarakan kegiatan sejenis. Perbandingan

demikian dipandang bermanfaat untuk manajer sumber daya manusia

dengan lebih rasional dan efektif, khususnya dalam hal kenaikan gaji,

promosi, dan pemberian berbagai bentuk imbalan pada karyawan.

2.4.6.2 Metode Penilaian Berorientasi Masa Depan

Metode penilaian berorientasi masa depan menggunakan asumsi bahwa

karyawan tidak lagi sebagai objek penilaian yang tunduk dan tergantung pada

penyelia, tetapi karyawan dilibatkan dalam proses penilaian. Karyawan

mengambil peranan penting bersama-sama dengan pemyelia dalam menetapkan

tujuan-tujuan strategis perusahaan. Karyawan tidak saja bertanggung jawab

74

kepada penyelia, tetapi juga bertanggung jawab kepada dirinya sendiri. Kesadaran

ini adalah kekuatan besar bagi karyawan untuk selalu mengembangkan diri (Rivai

dan Sagala, 2009).

a. Penilaian Diri Sendiri (Self Appraisal)

Penilaian diri sendiri adalah penilaian yang dilakukan oleh karyawan

sendiri dengan harapan karyawan tersebut dapat lebih mengenal kekuatan-

kekuatan dan kelemahannya sehingga mampu mengidentifikasi aspek-

aspek perilaku kerja yang perlu diperbaiki pada masa yang akan datang.

Pelaksanaannya, perusahaan atau penyelia mengemukakan harapan-

harapan yang diinginkan dari karyawan, tujuan perusahaan, dan

tangtangan-tantangan yang dihadapi perusahaan pada karyawan.

Kemudian berdasarkan informasi tersebut karyawan dapat

mengidentifikasi aspek-aspek perilaku yang perlu diperbaiki. Salah satu

kebaikan dari metode ini adalah dapat mencegah terjadinya perilaku

membernakan diri (defensive behaviour). Metode ini disebut pendekatan

masa depan sebab karyawan akan memperbaiki diri dalam rangka

melakukan tugas-tugas untuk masa yang akan datang dengan lebih baik.

b. Manajemen Berdasarkan Sasaran (Management By Objective)

Management by objective (MBO) yang berarti manajemen berdasarkan

sasaran, artinya adalah satu bentuk penilaian di mana karyawan dan

penyelia bersama-sama menetapkan tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran

pelaksanaan kerja di waktu yang akan datang. Penilaian kinerja

berdasarkan metode ini merupakan suatu alternatif untuk mengatasi

75

kelemahan-kelemahan dari bentuk penilaian kinerja lainnya.

Pemakaiannya terutama ditujukan untuk keperluan pengembangan

karyawan. Metode ini lebih mengacu pada pendekatan hasil. Metode ini

sebagai sebuah program di mana manajemen yang melibatkan karyawan

dealam pengambilan keputusan untuk menentukan sasaran-sasaran yang

hendak dicapainya, yang dapat dilakukan melalui prosedur: atasan

menginformasikan tujuan yang akan dicapai unit kerjanya yang

merupakan terjemahan dari tujuan yang lebih atas, dan tentunya dengan

tantangan-tantangan yang mungkin dihadapi dalam pencapaian tujuan

tersebut. Kemudian, setiap individu menentukan tujuan masing-masing

yang dibicarakan dengan atasan dalam periode waktu tertentu, berikut

tantangan-tantangan yang akan dihaadpi dan bagaimana cara mengatasi

tantangan tersebut. Dalam proses pencapaian tujuan, atasan dapat

membantu dalam bentuk memberi umpan balik. Pada akhir periode

ditentukan, atasan dan bawahab melakukan evaluasi tentang pencapaian

tujuan tersebut. Proses penilaian kinerja berdasarkan metode ini dapat

dilihat pada Gambar 2.5

76

Gambar 2.5 Tahap Utama Penilaian Kinerja Metode MBO (Rivai dan

Sagala, 2009)

Kelebihan dari metode ini, adalah: (Rivai dan Sagala, 2009)

1. Dengan mendorong setiap individu karyawan menentukan sendiri

sasaran yang spesifik dan menantang, MBO memiliki potensi

memotivasi karyawan disamping sebagai basis penilaian karyawan.

2. Karyawan mengetahui secara tepat apa yang diharapkan darinya, dan

apa yang mereka capai jika mereka ingin dinilai positif oleh atasannya.

3. Sangat mudah bagi penyelia untuk melakukan penilaian dengan

objektif karena kriterianya jelas yakni berorientasi pada hasil.

4. Penentuan tujuan secara sistematis di seluruh perusahaan dan

memudahkan dalam perencanaan dan koordinasi.

77

Kelemahan dari metode ini adalah: (Rivai dan Sagala, 2009)

1. Teknik MBO tidak efektif dalam lingkungan dimana manajemen tidak

mempercayai karyawan-karyawannya.

2. Titik berat MBO hanya terhadap hasil-hasil saja dapat mencegah

kepada kurangnya perhatian pada bagaimana hasil-hasil tersebut

dicapai, misalnya: individu-individu mungkin mencapai hasil-hasil

mereka dengan jalan yang tidak etis yang berdampak negatif bagi

perusahaan.

3. MBO sulit untuk membandingkan tingkat kinerja dari individu yang

berbeda, karena penilaian berdasarkan saran-saran pribadinya.

4. Banyak waktu yang dicurahkan untuk menerapkan metode ini.

c. Penilaian Secara Psikologis

Penilaian secara psikologi adalah proses penilaian yang dilakukan oleh

para ahli psikologi untuk mengetahui potensi seseorang yang berkaitan

dengan pelaksanaan pekerjaan seperti kemampuan intlektual, motivasi,

dan lain-lain yang bersifat psikologis. Penilaian ini biasanya dilakukan

melalui serangkaian tes psikologi seperti tes kecerdasan intelektual, tes

kecerdasan emosional, diskusi-diskusi, tes kecerdasan spiritual dan tes

kepribadian, yang dilakukan melalui wawancara atau tes-tes tertulis

terutama untuk menilai potensi karyawan di masa yang akan datang.

Akurasi penilaiannya tergantung keterampilan psikolog, pendekatan ini

lamban dan mahal sehingga biasanya hanya digunakan bagi kepentingan-

kepentingan tingkat eksekutif saja.

78

d. Pusat Penilaian (Assessment Center)

Assessment Center atau pusat penilaian adalah penilaian yang dilakukan

melalui serangkaian teknik penilaian dan dilakukan oleh sejumlah penilai

untuk mengetahui potensi seseorang dalam melakukan tanggung jawab

yang lebih besar. Dasar dari teknik ini berupa serangkaian latihan

situsional, dimana latihan ini berupa tugas manajemen yang disimulasikan

dan meliputi teknik-teknik seperti bermain peran, analisis kasus,

wawancara dan tes psikologis. Teknik ini bertujuan untuk (1)

mengidentifikasi orang yang cocok bagi suatu jenis dan tingkat pekerjaan;

(2) menentukan kebutuhan pelatihan dan pengembangan, dan (3) untuk

mengidentifikasi orang yang akan dipromosikan pada jabatan tertentu.

Proses pelaksanaannya dilakukan dengan interview mendalam, tes

psikologi, pemeriksaan latar belakang, penilaian rekan kerja, diskusi

terbuka, dan mensimulasikan pekerjaan dalam bentuk pengambilan

keputusan dan suatu masalah untuk mengetahui kekuatan-kekuatan,

kelemahan-kelemahan, dan potensi seseorang. Dimensi yang terukur pada

pusat penilaian diantaranya: keterampilan interpersonal, toleransi,

kemampuan komunikasi, kreativitas, kualitas problem solving dan

sebagainya. Assesssment center biasanya dilaksanakan di suatu tempat

yang terpisah dari tempat kerja dan membutuhkan waktu yang lama dan

tentu saja biaya yang besar.

Sebagai contoh penilaian manajemen berdasarkan sasaran (MBO)

dapat dilihat gambar berikut ini:

79

Gambar 2.6 Lembar Penilaian MBO (Rivai dan Sagala, 2009)

2.5 Absensi

Absensi adalah system pencatatan yang dilakukan oleh orang

tertentu untuk mengetahui daftar hadir mereka dalam suatu tempat di

sebuah organisaasi (Priyanto, 2008). Pada perinsipnya jenis-jenis absensi

bisa digolongkan menjadi 2 bagian, yaitu : Jenis Manual dan Non Manual

( Menggunakan Alat)

a. Absensi Manual

Absensi jenis manual, adalah absensi yang sepenuhnya dikerjakan

langsung oleh manusia. Absensi manual bisa terdiri dari :

1. Absensi Harian yaitu absensi yang dikerjakan setiap hari.

2. Absensi Bulanan yaitu absensi yang dikerjakan setiap bulan.

3. Absensi Tahunan yaitu absensi yang dikerjakan setiap satu tahun.

80

b. Absensi Otomatik

Pada era globalisasi seperti sekarang ini dalam membuat kita dapat

menggunakan alat bantu elektronik. Adapun penginputan/pengisian

data untuk absensi jenis ini dapat berupa :

1. ID Card

2. Nomor Induk Pegawai

3. Sidik jari /finger print

banyak jenis peralatan mesin yang biasa dipergunakan di dalam

pengabsenan elektrik.

2.6 Metodologi Penelitian

2.6.1 Metodologi Pengumpulan Data

2.6.1.1 Observasi

Obsevasi merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data

primer dengan cara mengamati langsung obyek datanya. Pendekatan observasi

dapat diklarifikasi ke dalam observasi perilaku dan observasi non perilaku

(Jogiyanto, 2008).

Observasi Perilaku

Observasi perilaku terdiri sebagai berikut ini:

1. Analisis Nonverbal.

Observasi analisis nonverbal dapat dilakukan pada gerakan bukan ucapan,

seperti misalnya observasi terhadap bahasa tubuh seseorang, ekspresi

wajah dan lain sebagainya.

81

2. Analisis Lingistik.

Observasi analisis linguistic dilakukan pada analisis bahasa yang

digunakan oleh seseorang atau beberapa orang yang sedang berinteraksi.

3. Analisis Linguistic Ekstra

Observasi analisis lingustik ekstra dilakukan dengan mengobservasi empat

dimensi , yaitu vocal (termasuk tinggi nada, kekerasan, kualitas), tempo

(termasuk kecepatan bicara, durasi, dan ritmenya), interaksi (termasuk

tendensi untuk mengintrupsi pembicaraan, mendominasi) dan cara bicara

(termasuk vokabulari, dialog dan ekspresi bicara).

4. Analisis Spasial.

Observasi analisis spasial mengobservasi langsung hubungan antara orang

secara fisik. Contohnya adalah observasi tentang bagaimana salesman

secara fisik mendekati pelanggan.

Observasi Non-Perilaku

Observasi Non-Perilaku terdiri sebagai berikut ini:

1. Analisis Catatan.

Observasi analisis catatan dapat berupa pengumpulan data baik dari

catatan data sekarang atau catatan data historis.

2. Analisis Kondisi Fisik.

Observasi analisis kondisi fisik dilakukan pada data kondisi fisik seperti

fisik sediaan, misalnya kondisi keamanan pabrik.

82

3. Analisis Proses Fisik.

Observasi analisis proses fisik dapat berupa observasi pada time and

mantion dari suatu proses, prosedur-prosedu akuntasi dan lain sebagainya.

2.6.1.2 Wawancara

Wawancara adalah komunikasi duaarah untuk mendapatkan data dari

responden. Wawancara dapat berpa wawancara personal, wawancara intersep, dan

wawancara telepon (Jogiyanto, 2008).

1. Wawancara personal.

Wawancara personal yaitu wawancara dengan melakukan tatap muka

langsung dengan responden.

2. Wawancara Intersep.

Wawancara intersep yaitu sama dengan wawancara personal tetapi

responden-responden dipilih dari lokasi umum.

3. Wawancara Telepon

Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat telepon.

Wawancara lewat telepon mulai banyak dilakukan terutama jika

respondennya cukup banyak dan menyebar, dan tidak dapat didatangi satu

persatu. Wawancara telepon juga dapat diprogramkan lewat komputer.

2.6.1.3 Studi pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan membaca buku-buku yang berkaitan

dengan materi penelitian (Nazir, 2005).

83

2.6.2 Metodologi Pengembangan dan Alat Bantu Perancangan

2.6.2.1 Software Development Life Cycle (SDLC)

Struktur SDLC pertama, yang kita kenal sebagai classical SDLC, terdiri

dari empat tahap yaitu planning, analysis, design, dan implementation. Planning

terdiri dari berbagai hal yang mendefinisikan pemecahan masalah atau

menspesifikasikan objek dari sistem yang baru. Analysis terdiri dari hal

mempelajari sistem untuk memahami secara dalam sistem yang telah ada. Design

terdiri dari mendefinisikan proses dan data yang akan digunakan di dalam sistem.

Implementation memiliki kegiatan seperti menyiapkan software, membangung file

data, perakitan hardware, dan penginstalasian sistem baru. Gambar 2.7

mengilustrasikan bagaimana tahapan tersebut dimaksudkan untuk dilakukan

secara berurutan. Istilah waterfal development life cycle digunakan saat ini untuk

mendeskripsikan classical SDLC karena hal tersebut berdasarkan asumsi pada

tiap tahap tersebut dijalankan pada satu waktu dalam urutan tertentu (Everett dan

McLeod, 2007).

Gambar 2.7 Waterfall development life cycle (Everett dan McLeod,

2007)

84

2.6.2.2 Metode Pengembangan Rapid Application Development (RAD)

Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan adalah metode Rapid

Application Development (RAD). RAD adalah suatu pendekatan berorientasi

objek terhadap pengembangan sistem yang mencakup suatu metode

pengembangan perangkat lunak. RAD secara konseptual bertujuan

mempersingkat waktu yang biasanya diperlukan da lam Siklus Hidup

Pengembangan Sistem (SHPS) tradisional antara perancangan dan penerapan

sistem informasi. (Kendall dan Kendall, 2008)

Ada tiga fase dalam RAD yang melibatkan penganalisis dan pengguna

dalam tahap penilaian, perancangan, dan penerapan. Gambar 2.8 menggambarkan

ketiga fase ini. RAD melibatkan pengguna dalam setiap bagian upaya

pengembangan, dengan partisipasi mendalam dalam bagian perancangan bisnis.

Fase-Fase pada RAD antara lain (Kendall dan Kendall, 2008) :

Gambar 2.8 Fase-fase RAD (Kendall dan Kendall, 2008)

Requirement

Planning Phase

User Design

Phase

Construction

PhaseCutover Phase

Gambar 2.9 Fase RAD Martin (Kendall dan Kendall, 2008)

85

Pada Gambar 2.9 kita dapat melihat konseptualisasi dari fase RAD James

Martin. Pada fase pertama Martin mendiskusikan requirement planning

(perencanaan kebutuhan). Disini high-level user memutuskan fungsi dari aplikasi

yang akan ditampilkan.

Pada fase kedua, merupakan fase user design, Martin mengkarakterisasi

user untuk saling berhubungan dalam mendiskusikan aspek nontechnical design

pada sistem, dengan dukungan analysts. RAD fase Design Workshop

menggabungkan fase user design dan fase construction menjadi satu, karena

interaksi yang tinggi dan proses sifat visual design-and-refine dibutuhkan di

dalam interaktif.

Di fase construction berjalan banyak aktifitas yang berbeda. Desain yang

buat pada fase sebelumnya akan dikembangkan oleh tools RAD. Setelah fungsi

baru telah ada, fungsi akan memperlihatkan pada user untuk berinteraksi,

berkomentar, dan me-review. Dengan tools RAD, analyst dapat membuat

perubaha berkelanjutan pada desain aplikasi.

Pada Martin fase keempat, yaitu fase cutover, aplikasi baru yang telah

dikembangkan akan menggantikan sistem yang lama. Selama sistem berjalan

secara paralel dengan aplikasi yang lama, sistem yang baru akan diuji, user

dilatih, dan prosedur organisasi berubah sebelum cutover berlangsung.

86

2.6.2.2.1 Syarat-syarat dan tahap pengembangan

1. Tahap Perencanaan Syarat (Requirement Planning)

Fase Perencanaan Syarat. Dalam fase ini, pengguna dan penganalisis

bertemu untuk mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta untuk

mengidentifikasi syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari tujuan-tujuan

tersebut. Fase ini memerlukan peran aktif mendalam dari kedua kelompok

tersebut; tidak hanya menunjukkan proposal atau dokumen. Selain itu, juga

melibatkan pengguna dari beberapa level yang berbeda dalam organisasi. Dalam

fase ini pula, saat syarat-syarat informasi sedang disebut-sebut, Anda bisa bekerja

dengan CIO (bila ini merupakan sebuah organisasi besar) serta dengan para

perencana strategik, khususnya bila Anda bekerja dengan sebuah aplikasi e-

commerce yang berusaha meneruskan tujuan-tujuan strategik organisasi. Orientasi

dalam fase ini ialah menyelesaikan problem-problem perusahaan. Meskipun

teknologi informasi dan sistem bisa mengarahkan sebagian dari sistem yang

diajukan, fokusnya akan selalu tetap pada upaya pencapaian tujuan-tujuan

perusahaan (Kendall dan Kendall, 2008).

Fase Requirement Planning menggabungkan fase Planning dan fase

Systems Analysis di dalam elemen SDLC (Systems Developement Life Cycle).

(Shelly dan Rosenblatt, 2011). Elemen SDLC pada fase planning dan analisis

adalah sebagai berikut (Whitten dan Bentley, 2008), yaitu:

1. Identifikasi kebutuhan sistem

Menentukan identifikasi kebutuhan sistem untuk menentukan tujuan

aplikasi atau sistem, menentukan syarat-syarat informasi dari identifikasi

87

tujuan serta batasan sistem.

2. Analisis sitem yang berjalan

Menjelaskan sistem yang dipakai perusahaan dalam melakukan proses

kegiatan penggajian dan penilaian kinerja karyawan.

3. Identifikasi masalah

Menjelaskan masalah yang ada pada sistem yang sedang berjalan

4. Analisis sistem usulan

Menguraikan tentang beberapa usulan yang dapat membantu

menyelesaikan permasalahan yang ada pada sistem yang berjalan, serta

menentukan batasan ruang lingkup sistem yang akan dibangun

2. Tahap Desain (Workshop Design RAD)

Workshop Desain RAD. Fase ini merupakan fase perancangan serta

perbaikan yang dapat digambarkan sebagai sebuah workshop. Selama workshop

desain RAD, pengguna merespon prototype yang sedang dikerjakan dan

penganalisis memperbaiki modul desain berdasarkan respon pengguna. Format

workshop sangat mengagumkan dan memberikan dorongan, dan jika pengguna

serta penganalisis merupakan orang yang berpengalaman, maka tidak diragukan

lagi bahwa usaha kreatif ini dapat mendorong pengembangan sampai pada tingkat

terakselerasi. RAD fase Design Workshop pada konseptualis fase RAD James

Martin menggabungkan fase user design dan fase construction menjadi satu,

karena interaksi yang tinggi dan proses sifat visual design-and-refine dibutuhkan

di dalam interaktif (Kendall dan Kendall, 2008).

88

Di fase construction berjalan banyak aktifitas yang berbeda. Desain yang

buat pada fase sebelumnya akan dikembangkan oleh tools RAD. Setelah fungsi

baru telah ada, fungsi akan memperlihatkan pada user untuk berinteraksi,

berkomentar, dan me-review. Dengan tools RAD, analyst dapat membuat

perubahan berkelanjutan pada desain aplikasi (Kendall dan Kendall, 2008).

A. Desain Proses

Proses sistem informasi merespons kejadian dan kondisi bisnis dan

mentransformasi data menjadi informasi yang berguna. Pemodelan proses

membantu memahami interaksi dengan lingkungan sistem, sistem lain, dan

proses lain (Whitten dan Bentley, 2008).

Model proses paling sederhana dari sebuah sistem didasarkan pada

input, output, dan sistem itu sendiri yang ditampilkan sebagai proses.

Simbol proses mendefinisikan batasan sistem. Sistem tersebut berada

dalam batasan, sedangkan lingkungan sistem berada di luar batasan sistem

tersebut. Sistem mempertukarkan input dan output dengan lingkungannya.

Karena lingkungan selalu berubah, maka sistem yang didesain dengan baik

memiliki loop umpan balik dan control yang memungkinkan sistem

menyesuaikan dirinya dengan perubahan kondisi (Whitten dan Bentley,

2008).

Proses adalah kerja yang dilakukan pada atau sebagai respon

terhadap aliran data masuk atau kondisi. Sinonimnya adalah transformasi.

Proses logika adalah pekerjaan atau tindakan yang harus dilakukan tidak

peduli bagaimana mengimplementasikan sistem tersebut. Tiap proses

89

logika adalah diimplementasikan sebagai satu proses fisik atau lebih yang

dapat menyertakan pekerjaan yang dilakukan oleh orang, pekerjaan yang

dilakukan oleh robot atau mesin, atau pekerjaan yang dilakukan oleh

perangkat lunak komputer. Proses logika terdiri dari fungsi, kejadian, dan

proses elementer (Whitten dan Bentley, 2008).

Fungsi (function) adalah kumpulan kegiatan yang saling terkait dan

terus-menerus pada suatu bisnis.Fungsi tidak memiliki awal dan akhir;

melainkan hanya bekerja terus-menerus pada saat dibutuhkan (Whitten dan

Bentley, 2008).

Kejadian (event) adalah unit kerja logika yang harus diselesaikan

secara keseluruhan. Suatu kejadian dipicu oleh input diskrit dan

diselesaikan pada saat proses merespons dengan output yang sesuai.

Kejadian kadang disebut transaksi. Fungsi terdiri dari proses yang

merespons kejadian (Whitten dan Bentley, 2008).

Proses event selanjutnya di dekomposisi menjadi proses elementer

yang mengilustrasikan secara detail bagaimana sistem harus merespons

suatu event. Elementary process (proses elementer) adalah kegiatan atau

tugas detail dan diskrit yang dibutuhkan untuk melengkapi respons

terhadap suatu event(Whitten dan Bentley, 2008).

Proses pemodelan use-case persyaratan (Whitten dan Bentley,

2008):

90

1. Mengidentifikasi Pelaku Bisnis

Dengan memusatkan perhatian pada pelakunya, dan

berkonsentrasi pada bagaimana sistem itu akan digunakan dan

bagaimana akan dibangun. Mengidentifikasikan pelaku bisnis juga

dapat membantu menyaring dan mendefinisikan lebih lanjut

lingkup dan batasan sistem (Armour dan Miller, 2001).

Berikut beberapa pertanyaan untuk mencari pelaku bisnis

(Whitten dan Bentley, 2008):

Siapa atau apa yang menyediakan input ke dalam sistem?

Siapa atau apa yang menerima output dari sistem?

Antarmuka apa yang dibutuhkan bagi sistem yang lain?

Apakah ada kejadian yang dipicu secara otomatis pada

waktu yang telah ditentukan sebelumnya?

Siapa yang akan mengurusi informasi dalam sistem?

2. Mengidentifikasi Use-case Persyaratan Bisnis

Use-casemenggambarkan bagaimana para pelaku

sebenarnya berinteraksi dengan sistem, maka teknik yang bagus

untuk mencari use-case persyaratan bisnis adalah dengan

menyelidiki para pelaku dan bagaimana mereka akan

menggunakan sistem tersebut. Berikut beberapa pertanyaan untuk

mencari use-case (Whitten dan Bentley, 2008):

Apa tugas utama pelaku tersebut?

Informasi apayang dibutuhkan pelaku untuk sistem?

91

Apakah sistem tersebut perlu menginformasikan

kepada pelaku tentang segala perubahan atau

kejadian yang telah terjadi?

Apakah ada kebutuhan par pelaku untuk

menginformasikan segala perubahan yang terjadi

atau kejadian-kejadian yang muncul?

3. Membuat Diagram Model Use-case

Setelah use-case dan pelaku teridentifikasi, diagram use-

case pun dapat digunakan untuk menggambarkan secara grafis

lingkup dan batasan sistem (Whitten dan Bentley, 2008).

4. Mendokumentasikan Naratif Use-case Persyaratan Bisnis

Sebelum mempersiapkan naratif, dilakukan

pendokumentasian terlebih dahulu pada level tinggi (high level)

agar dapat memahami event dan besar sistem. Naratif use-case

mencakup beberapa item berikut (Whitten dan Bentley, 2008):

Pengarang – Nama individu yang membantu dalam

penulisan use-case dan yang menyediakan titik kontak ke

setiap orang yang memerlukan informasi tambahan

tentang use-case tersebut.

Tanggal – Tanggal use-case dimodifikasi terakhir kali.

Versi – Versi terbaru use-case.

92

Nama use-case – Nama use-caseharus menunjukkan

tujuan yang akan dipenuhi use-case tersebut.Nama

tersebut sebaiknya mulai dengan kata kerja.

Tipe use-case – Tipe use-case ini adalah business-

oriented dan merefleksikan tampilan high-level dari

behavior sistem yang diinginkan.

Use-case ID – Identifier yang secara unik

mengidentifikasi use-case.

Prioritas – Prioritas mengkomunikasikan pentingnya use-

case dalam konteks high, medium, atau low.

Sumber – Sumber mendefinisikan entitas yang memicu

pembuatan use-case.

Pelaku bisnis primer – Pelaku bisnis primer adalah

stakeholder yang mendapatkan keuntungan utama dari

eksekusi use-case dengan menerima nilai terukur atau

teramati.

Pelaku peserta lain – Pelaku lain yang berpartisipasi

dalam use-case untuk mencapai tujuannya meliputi

pelaku penginisiasi, pelaku pemfasilitasi, pelaku server

atau receiver, dan pelaku sekunder.

Stakeholder yang berminat – stakeholder adalah

siapapun yang berperan dalam pengembangan dan

operasi sistem perangkat lunak. Stakeholder yang

93

berminat adalah orang (selain pelaku) yang tertarik

dengan tujuan use-case.

Deskripsi – deskripsi ringkasan pendek yang berisi

sejumlah kalimat yang menunjukkan secara garis besar

tujuan use-case dan berbagai kegiatannya.

Proses pemodelan objek ialah sebagai berikut (Whitten dan

Bentley, 2008):

1. Memodelkan fungsi sistem

Dalam memodelkan fungsi sistem perlu memperluas model

use-case analisis dengan melakukan langkah-langkah berikut:

Mengidentifikasi, mendefinisikan, dan

mendokumentasikan pelaku-pelaku baru

Mengidentifikasi, mendefinisikan, dan

mendokumentasikan use-case baru

Mengidentifikasi semua Reuse yang mungkin

Memperbaiki diagram model use-case (jika perlu)

Mendokumentasi naratif use-case analisis sistem

2. Menemukan dan mengidentifikasi objek bisnis

Langkah 1: Menemukan Objek Potensial

94

Langkah ini diselesaikan dengan cara meninjau setiap use-case

untuk menemukan kata-kata benda yang berhubungan dengan

keseluruhan bisnis atau event.

Langkah 2: Menyeleksi Objek yang Diusulkan

Tidak semua kata benda yang ditemukan dalam setiap use-case

menggambarkan objek bisnis yang ada dalam lingkup domain

masalah.Tiap-tiap kata benda tersebut harus dianalisis kembali,

agar dapat ditentukan kata benda mana saja yang dipertahankan

atau dihapus.

3. Mengorganisir Objek dan Mengidentifikasi Hubungan Objek

Langkah 1: Mengidentifikasi Asosiasi dan Multiplicity

Langkah 2: Mengidentifikasi Hubungan Generalisasi/spesialisasi

Langkah 3: Mengidentifikasi Hubungan Agregasi

Langkah 4: Menyiapkan Diagram Kelas

B. Desain Input

Data capture adalah identifikasi dan penambahan data

baru. Penambahan data baru tersebut dapat berasal dari source

document.Source document adalah form yang digunakan untuk

menyimpan transaksi perusahaan, khususnya data-data yang ada

pada transaksi tersebut (Whitten dan Bentley, 2008).

95

Desain source document sangat membutuhkan kecermatan,

layout dan keterbacaan akan mempengaruhi kecepatan data entry.

Data entry adalah suatu proses translasi source data atau dokumen

ke dalam format yang mudah dibaca oleh komputer (Whitten dan

Bentley, 2008)..

Berikut langkah-langkah proses desain input (Whitten dan

Bentley, 2008):

1. Mengidentifikasi input sistem dan memeriksa

persyaratan logika.

2. Memilih control GUI yang sesuai.

3. Mendesain, memvalidasi, dan mengetes input.

4. Mendesain source document (jika perlu).

C. Desain Output

Output menggambarkan informasi bagi pengguna

sistem.Output adalah komponen yang paling dapat dilihat dari

sistem informasi yang bekerja.Oleh karena itu, output menjadi

basis penilaian akhir manajemen terhadap kesuksesan sebuah

sistem (Whitten dan Bentley, 2008).

Output dapat digolongkan ke dalam dua karakteristik

(Whitten dan Bentley, 2008), yaitu:

1. Distribusi dan audiens output

96

Salah satu cara untuk menggolongkan output adalah dengan

melihat distribusi mereka apakah ke dalam atau di luar perusahaan,

dan orang-orang yang membaca dan menggunakan output. Internal

output digunakan untuk para pemilik dan pengguna sistem dalam

sebuah perusahaan (Whitten dan Bentley, 2008).

Berikut tiga jenis output internal (Whitten dan Bentley,

2008):

1. detailed report – output internal yang menggambarkan

informasi dengan sedikit atau bahkan tanpa pemeriksaan.

2. summary report – output internal yang mengelompokkan

berbagai informasi bagi manajer.

3. exception report – output internal yang menyaring data

untuk menunjukkan informasi yang berisi perkecualian-

perkecualian atau standar tertentu.

Eksternal output merupakan kebalikan dari internal output.

Output ini ditujukan kepada konsumen, pemasok, mitra bisnis, dan

badan pemerintahan. Output eksternal menyimpulkan dan

melaporkan transaksi bisnis (Whitten dan Bentley, 2008).

2. Metode implementasinya.

Printed output – media yang sering digunakan untuk output

computer adalah kertas – printed output. Printed output dapat

dihasilkan oleh impact printer

97

Screen output – media output komputer yang mengalami

pertumbuhan paling cepat adalah display online dari informasi

pada peralatan display visual.

Berikut beberapa langkah proses desain output (Whitten

dan Bentley, 2008):

1. Mengidentifikasi output sistem dan meninjau kembali

persyaratan logika.

2. Menentukan persyaratan output fisik.

3. Desain, lakukan validasi, dan uji output.

D. Desain Database

Tujuan desain database adalah sebagai berikut (Whitten

dan Bentley, 2008):

Database harus menyediakan penyimpangan yang

efisien, pembaruan, dan perolehan kembali sebuah data.

Database harus andal – data yang disimpan harus

memiliki integritas tinggi untuk membuat pengguna

mempercayai data.

Database harus dapat diadaptasi dan diskala untuk

persyaratan dan aplikasi baru yang belum tampak atau

muncul.

Desain database digambarkan sebagai sebuah model

khusus yang disebut skema database.Skema database adalah

98

model fisik atau cetak biru untuk sebuah database.Skema ini

menggambarkan implementasi teknis dari model data logis

(Whitten dan Bentley, 2008).

Skema database relasional menentukan struktur database

dalam hal tabel, key, index, dan aturan-aturan integritas.Skema

database menentukan rincian-rincian berdasarkan kemampuan,

terminologi, dan batasan dari sistem manajemen database yang

telah dipilih.Setiap DBMS mendukung berbagai tipe data yang

berbeda, aturan-aturan integritas, dan sebagainya (Whitten dan

Bentley, 2008).

Integritas data menyediakan kontrol-kontrol internal pada

sebuah database.Paling sedikit ada tiga tipe integritas data yang

harus didesain pada semua database (Whitten dan Bentley, 2008).

Key integrity – setiap tabel harus memiliki primary

key.Primary key harus dikontrol supaya tidak ada dua record pada

tabel yang punya nilai primary key yang sama. Selain itu, primary

key pada sebuah record tidak pernah boleh memiliki nilai Null.

Nilai tersebut akan mengalahkan tujuan primary key yang secara

unik mengidentifikasikan record(Whitten dan Bentley, 2008).

Domain integrity – kontrol-kontrol yang sesuai harus

didesain untuk memastikan bahwa tidak ada field pada sebuah nilai

di luar range nilai illegal (Whitten dan Bentley, 2008).

99

Referential integrity – arsitektur database relasional

mengimplementasikan hubungan antara record pada tabel melalui

foreign keys. Penggunaan foreign key meningkatkan fleksibilitas

dan skalabilitas beberapa database, tetapi juga meningkatkan risiko

kesalahan-kesalahan integritas referensial.Kesalahan integritas

referensial muncul saat nilai foreign key pada satu tabel tidak

sesuai dengan nilai primary key pada tabel terkait (Whitten dan

Bentley, 2008).

E. Desain Interface

Proses desain interface dimulai dengan menentukan jenis

pengguna, human factor, dan petunjuk human engineering yang

akan mempengaruhi desain antarmuka pengguna.

Jenis pengguna sistem (system user) diklasifikasikan

menjadi dua (Whitten dan Bentley, 2008), yaitu:

Expert User, adalah pengguna komputer yang

berpengalaman yang banyak menghabiskan waktunya

untuk menggunakan program aplikasi khusus.

Novice User atau Casual User, adalah pengguna

komputer yang pengalamannya lebih sedikit, atau bahkan

pada saat-saat tertentu saja.

100

Adapun masalah human factor adalah sebagai berikut

(Whitten dan Bentley, 2008):

Terlalu banyak menggunakan akronim komputer

Desain yang tidak jelas atau kurang intuitif

Tidak mampu membedakan antara tindakan pilihan

(“Apa yang harus saya lakukan selanjutnya?”)

Pendekatan pemecahan masalah yang tidak konsisten

Ketidakkonsistenan desain

Beberapa faktor human engineering penting harus

digabungkan pada desain (Whitten dan Bentley, 2008):

Pengguna sistem harus selalu menyadari apa yang harus

dilakukan selanjutnya. Beberapa situasi membutuhkan

beberapa tipe feedback:

Screen harus diformat sehingga segala jenis tipe

informasi, perintah, dan pesan selalu muncul pada area

tampilan umum yang sama.

Pesan, perintah, atau informasi harus ditampilkan dengan

cukup panjang (secukupnya) sehingga pengguna sistem

dapat membacanya.

Gunakan atribut tampilan (display attributes) dengan

hemat.

101

Nilai yang salah pada field dan jawaban yang harus

dimasukkan oleh pengguna harus ditentukan.

Berkenaan dengan error, pengguna seharusnya tidak

diperkenankan untuk meneruskan langkah sebelum

memperbaiki error tersebut.

Jika pengguna melakukan sesuatu yang dapat

menimbulkan akibat yang parah, maka keyboard harus

dikunci untuk mencegah semua input lain dan perintah

untuk memanggil analis atau technical support harus

ditampilkan.

Antarmuka Menu-Driven ialah strategi dialog yang

mengharuskan pengguna memilih sebuah action dari menu pilihan.

Berikut langkah proses desain antarmuka pengguna adalah sebagai

berikut (Whitten dan Bentley, 2008):

Petakan dialog antarmuka pengguna, sebuah antarmuka

pengguna dapat melibatkan banyak screen. Beberapa

screen dapat muncul berulang sampai kondisi yang

diinginkan tercapai agar tidak menimbulkan masalah

yang lebih sulit. State Transition Diagram (STD)

digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi

screen yang dapat terjadi selama satu sesi pengguna.

Membuat prototype dialogue dan antarmuka pengguna

102

Dapatkan feedback dari pengguna

3. Tahap Implementasi (Implementation)

Fase Implementasi. Dalam gambar 2.8 ditunjukkan bahwa Anda dapat

melihat bahwa penganalisis bekerja dengan para pengguna secara intens selama

workshop untuk merancang aspek-aspek bisnis dan nonteknis dari perusahaan.

Segera sesudah aspek-aspek ini disetujui dan sistem-sistem dibangun dan disaring,

sistem-sistem baru atau bagian dari sistem diuji coba dan kemudian diperkenalkan

kepada organisasi. Karena RAD dapat digunakan untuk menciptakan aplikasi-

aplikasi e-commerce baru dimana dalam hal itu sistem lama tidak digunakan lagi,

seringnya tidak perlu (dan memang tidak bisa) menjalankan sistem lama dan

sistem baru secara paralel sebelum implementasi (Kendall dan Kendall, 2008).

A. Fase Konstruksi

Tujuan fase konstruksi adalah untuk membangun dan menguji

sebuah sistem fungsional yang memenuhi persyaratan bisnis dan desain

dan untuk mengimplementasi antarmuka sistem yang baru.Aspek utama

dari fase ini ialah pemrograman sistem (Whitten dan Bentley, 2008).

B. Fase Implementasi

Kemampuan pengujian perangkat lunak hanya seberapa mudah

(program komputer) dapat diuji.Karakteristik sebagai berikut

menyebabkan perangkat lunak diuji.

Pengoperasian."Semakin baik bekerja, lebih efisien dapat diuji."

Jika sistem yang dirancang dan dilaksanakan dengan kualitas dalam

103

pikiran, relatif sedikit bug akan memblokir pelaksanaan tes, yang

memungkinkan pengujian untuk kemajuan tanpa cocok dan mulai.

Observabilitas."Apa yang Anda lihat adalah apa yang Anda uji."

Input disediakan sebagai bagian dari pengujian menghasilkan output yang

berbeda. Menyatakan sistem dan variabel yang terlihat atau queriable

selama eksekusi.Keluaran yang salah dengan mudah

diidentifikasi.Kesalahan internal dideteksi secara otomatis dan

dilaporkan.Source code dapat diakses.

Pengendalian."Semakin baik kita dapat mengontrol perangkat

lunak, semakin banyak pengujian dapat diotomatisasi dan

dioptimalkan."Perangkat lunak dan Pernyataan perangkat keras dan

variabel dapat dikontrol langsung oleh teknisi tes.Uji dapat dengan mudah

ditentukan, diotomatisasi, dan diproduksi ulang.

Decomposability."Dengan mengontrol ruang lingkup pengujian,

kita bisa lebih cepat mengisolasi masalah dan melakukan pengujian ulang

yang lebih cerdas".Sistem perangkat lunak dibangun dari modul

independen yang dapat diuji secara independen.

Kemudahan."Semakin sedikit ada untuk menguji, semakin cepat

kita bisa mengujinya."Program ini harus menunjukkan kemudahan

fungsional, kemudahan struktural, dan kode kemudahan.

Stabilitas."Semakin sedikit perubahan, semakin sedikit gangguan

pengujian."Perubahan ke perangkat lunak jarang terjadi, dikendalikan saat

104

mereka melakukan dan tidak membatalkan tes yang ada.Pemulihan

perangkat lunak dengan baik dari kegagalan.

Dimengerti."Semakin banyak informasi yang kita miliki, semakin

cerdas kita akan menguji."Desain arsitektur dan ketergantungan antara

komponen internal, eksternal, dan berbagi dipahami dengan

baik.Dokumentasi teknis adalah langsung diakses, terorganisasi dengan

baik, spesifik, rinci, dan akurat.Perubahan desain dikomunikasikan kepada

penguji.

C. Uji karakteristik:

1. Tes yang baik memiliki probabilitas tinggi untuk menemukan

kesalahan. Untuk mencapai tujuan ini, penguji harus memahami

perangkat lunak dan berusaha untuk mengembangkan gambaran

mental tentang bagaimana perangkat lunak mungkin

gagal.Idealnya, kelas kegagalan yang diperiksa.Misalnya, satu

kelas dari potensi kegagalan di GUI (graphical user interface)

adalah kegagalan mengenali posisi mouse yang tepat. Satu set tes

akan dirancang untuk melaksanakan mouse dalam upaya untuk

menunjukkan kesalahan dalam posisi pengakuan Mouse.

2. Tes yang baik tidak berlebihan. Pengujian waktu dan sumber daya

yang terbatas. Tidak ada gunanya melakukan tes yang memiliki

tujuan yang sama dengan tes lain. Setiap tes harus memiliki

tujuan yang berbeda.

105

3. Tes yang baik harus "berkembang lebih baik". Dalam kelompok

tes yang memiliki niat yang sama, waktu dan sumber daya

keterbatasan dapat mengurangi terhadap pelaksanaan hanya

subset dari tes ini. Dalam kasus tersebut, tes yang memiliki

kemungkinan tertinggi mengungkap seluruh kelas kesalahan

harus digunakan.

4. Tes yang baik harus tidak terlalu sederhana dan tidak terlalu

rumit. Meskipun kadang-kadang mungkin untuk menggabungkan

serangkaian tes menjadi satu uji kasus, efek samping yang

mungkin terkait dengan pendekatan ini dapat menutupi

kesalahan.Secara umum, setiap tes harus dijalankan secara

terpisah.

D. Black-Box dan White-Box Testing

Setiap produk rekayasa (dan banyak hal lainnya) dapat diuji di

salah satu dari dua cara: (1) Mengetahui fungsi tertentu bahwa suatu

produk telah dirancang untuk melakukan, tes dapat dilakukan yang

menunjukkan fungsi masing-masing adalah saat beroperasi penuh pada

saat yang sama mencari kesalahan dalam setiap fungsi, (2) Mengetahui

cara kerja internal produk, pengujian dapat dilakukan untuk memastikan

bahwa "semua gigi jala", yaitu, operasi internal dilakukan sesuai dengan

spesifikasi yang dan semua komponen internal telah dilaksanakan secara

106

memadai. Pendekatan uji disebut pengujian black-box dan yang kedua,

pengujian white-box.

Pengujian black-box menyinggung tes yang dilakukan pada

antarmuka perangkat lunak. Pengujian black-box mengkaji beberapa aspek

fundamental dari sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal

perangkat lunak. Pengujian white-boxperangkat lunak didasarkan pada

pemeriksaan dekat detail prosedural. Jalur logis melalui perangkat lunak

dan kolaborasi antara komponen diuji dengan memberikan kasus uji

bahwa olahraga set kondisi yang spesifik dan / atau loop.

Pada pandangan pertama akan terlihat bahwa sangat melalui

pengujian white-box akan menyebabkan 100 persen program yang benar.

Semua yang perlu kita lakukan adalah mengidentifikasi semua jalur logis,

mengembangkan uji kasus untuk latihan mereka, dan mengevaluasi hasil,

yaitu, menghasilkan kasus uji untuk menjalankan logika program secara

mendalam.Sayangnya, pengujian lengkap menyajikan masalah logistik

tertentu.pengujianwhite-box tidak, bagaimana pun, diberhentikan sebagai

tidak praktis. Sejumlah terbatas jalur logis yang penting dapat dipilih dan

dilaksanakan.Struktur data penting dapat diperiksa untuk validitas.

E. Pengujian White-Box

Pengujian White-Box, kadang-kadang disebut pengujian glass-box,

adalah kasus uji filosofi desain yang menggunakan struktur kontrol

digambarkan sebagai bagian dari desain komponen-tingkat untuk

107

mendapatkan uji kasus. Menggunakan metode pengujian white-box,

insinyur perangkat lunak dapat memperoleh uji kasus yang (1) menjamin

bahwa semua jalur independen dalam modul telah latihan setidaknya

sekali, (2) melaksanakan semua keputusan logis pada sisi mereka benar

dan salah, (3) mengeksekusi semua loop pada batas mereka dan dalam

batas-batas operasional mereka, dan (4) latihan struktur data internal untuk

memastikan validitasnya.

F. Pengujian Black-Box

Pengujian black-box juga disebut pengujian perilaku, berfokus pada

persyaratan fungsional perangkat lunak. Itu adalah pengujian black box

memungkinkan perekayasa perangkat lunak untuk mendapatkan set

kondisi input yang sepenuhnya akan melaksanakan persyaratan fungsional

untuk suatu program. Pengujian black-box bukan merupakan alternatif

untuk teknik pengujian white-box. Sebaliknya, itu adalah pendekatan

komplementer yang kemungkinan akan mengungkap kelas yang berbeda

dari kesalahan daripada metode white-box.

Pengujian black-box berusaha menemukan kesalahan dalam

kategori berikut: (1) tidak benar atau hilang fungsi, (2) kesalahan interface,

(3) kesalahan dalam struktur data atau akses basis data eksternal, (4)

perilaku atau kinerja kesalahan, dan (5) inisialisasi dan kesalahan

terminasi.

108

Tidak seperti pengujian white-box, yang dilakukan pada awal

proses pengujian, pengujian black box cenderung diaplikasikan selama

tahap akhir pengujian. Karena pengujian black box sengaja mengabaikan

struktur pengendalian, perhatian difokuskan pada domain informasi. Tes

ini dirancang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

• Bagaimana validitas fungsional diuji?

• Apa kelas input akan membuat kasus uji yang baik?

• Apakah sistem sangat sensitif terhadap nilai input tertentu?

• Bagaimana batas-batas kelas data terisolasi?

• Apa efek akan kombinasi spesifik data terhadap operasi sistem?

Dengan menerapkan teknik black-box, kita memperoleh satu set

kasus uji yang memenuhi kriteria sebagai berikut: (1) uji kasus yang

mengurangi, dengan jumlah yang lebih besar dari satu, jumlah kasus uji

tambahan yang harus dirancang untuk mencapai wajar pengujian, dan (2)

uji kasus yang memberitahu kita sesuatu tentang ada atau tidak adanya

layani kesalahan, daripada kesalahan yang terkait hanya dengan tes khusus

di tangan.

2.6.2.2.2 Kenggulan dan Kelemahan Model RAD

a. Keunggulan Model RAD (Kendall dan Kendall, 2008)

1. Setiap fungsi mayor dapat dimodulkan dalam waktu tertentu kurang

dari 3 bulan dan dapat dibicarakan oleh tim RAD yang terpisah dan

kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih efisien.

109

2. RAD mengikut tahapan pengembangan system seperti umumnya, tetapi

mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang

ada (reuseable object) sehingga pengembang tidak perlu membuat dari

awal lagi dan waktu lebih singkat.

3. Memerlukan biaya yang lebih sedikit dan mementingkan dari segi

bisnis dan teknik.

4. Berkonsentrasi pada sudut pandang user dan menyediakan perubahan

secara cepat sesuai permintaan user.

5. Menghasilkan jarak kesesuaian yang kecil antara kebutuhan user dan

spesifikasi sistem.

6. Waktu, biaya, dan effort minimal.

b. Kelemahan Model RAD (Kendall dan Kendall, 2008)

1. RAD memerlukan sumber daya manusia yang memadai untuk

menciptakan jumlah tim RAD yang baik

2. RAD menuntut pengembangan dan pelanggan yang memiliki komitmen

di dalam aktivitas rapid-fire yang siperlukan untuk melengkapai sebuah

sistem, di dalam kerangka waktu yang sangat diperpendek.

3. Kecepatan yang tinggi dengan biaya minimal kemungkinan besar hasil

kualitasnya rendah.

4. Proyek mungkin berakhir dengan lebih banyak tambahan kebutuhan

daripada yang telah dipenuhi.

5. Potensial adanya penambahan fitur karena fitur yang sekarang hasilnya

110

asal-asalan.

6. Potensial ketidaksesuaian desain dan implementasi

7. Potensial ketidakkonsistenan penamaan dan dokumentasi

8. Sangat sulit membuat modul yang dapat digunakan kembali

c. Kondisi Sesuai RAD (Kendall dan Kendall, 2008)

1. Proyek dengan skala kecil sampai medium dengan waktu pendek

2. Fokus pada lingkup tertentu, misalnya pada objek bisnis yang telah

didefiniskan dengan baik.

3. Bukan aplikasi dengan komputasi yang kompleks

4. User tahu pasti area yang harus dimiliki aplikasi

5. Manajemen memiliki komitmen terhadap keterlibatan user

6. Spesifikasi kebutuhan sudah benar-benar diketahui

7. Anggota tim memiliki keahlian yang baik

8. Komposisi tim stabil

9. Ada kontrol proyek yang efektif.

d. Kondisi Tidak Sesuai RAD (Kendall dan Kendall, 2008)

1. Proyek yang terlalu besar dan kompleks

2. Proyek yang bersifat aplikasi real-time atau menangani hal-hal kritis

3. Sistem dengan komputasi tinggi

4. Lingkup dan objek bisnis proyek belum jelas

5. Pengumpulan spesifikasi kebutuhan membutuhkan waktu lama

6. Banyak orang yang harus terlibat dalam proyek

7. Membutuhkan lingkup daerah yang luas

111

8. Tim proyek besar dengan koordinasi tinggi

9. Komitmen pihak manajemen dengan user rendah

10. Banyak teknologi baru digunakan untuk membangun aplikasi.

2.7 Alat Bantu Perancangan Sistem Unified Modeling Language (UML)

Unified Modeling Language (UML) adalah satu kumpulan konvensi

pemodelan yang di gunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah

sistem software yang terkait dengan objek (Whitten dan Bentley, 2008).

2.7.1 Notasi UML

Unifield modeling language (UML) adalah keluarga notasi grafis yang

didukung oleh meta –model tunggal, yang membantu pendeskripsian dan desain

sistem perangkat lunak, khususnya sistem yang dibangun menggunakan

pemrograman berorientasi objek (OO) (Whitten dan Bentley, 2008).

Diagram UML terdiri dari :

1. Use Case Diagram

Use case diagram secara grafis menggambarkan interaksi antara system,

system eksternal, dan pengguna. Dengan kata lain, secara grafis mendeskripsikan

siapa yang akan menggunakan system dan dalam cara apa pengguna

mengharapkan interaksi dengan system itu. Use case naratif digunakan untuk

secara tekstual menggambarkan sekuensial langkah-langkah dari setiap interaksi.

112

Tabel 2.1 Notasi Use Case Diagram (Whitten dan Bentley, 2008)

Notasi Keterangan

Actor Actor adalah segala sesuatu yang

perlu berinteraksi dengan sistem

untuk pertukaran informasi. Bisa

merupakan manusia, sistem atau

device

Use case Mengidentifikasi fitur kunci

dari sistem. Tanpa fitur ini,

sistem tidak akan memenuhi

permintaan user/aktor. Setiap

use case mengekspresikan goal

dari sistem yang harus dicapai.

Diberi nama sesuai dengan

goalnya dan digambarkan

dengan elips dan nama di

dalamnya.

Association Mengidentifikasikan interaksi

antara setiap actor tertentu

dengan setiap use case tertentu.

Digambarkan sebagai garis

antara actor terhadap use case

yang bersangkutan.

Extends Menspesifikasikan bahwa use

case target memperluas prilaku

dari use case sumber secara

eksplisit

Uses (includes) Mengidentifikasi kelakuan

yang harus terpenuhi agar

sebuah event dapat terjadi,

kondisi ini adalah hubungan

dua use case dimana yang satu

memanggil yang lain.

Actor1

-End1

*

-End2

*

«uses»

«extends»

113

Gambar 2.10 Use Case Diagram (Whitten dan Bentley, 2008)

Contoh kasus penggunaan Use Case Diagram:

Login

Penilaian Kinerja

Absensi

Validasi gaji

Lihat penilaian kinerja

Lihat absensi

Admin

Eksekutif

Manajer Keuangan

Pegawai

<<extends>>

<<extends>>

<<extends>>

Cetak slip gaji

Sistem Informasi Penggajian dan Penilaian

Kinerja

Lihat laporan Gaji

<<extends>>

Manajemen data pegawai

Lihat data pegawai

<<extends>>

Logout<<include>>

Gambar 2.11 Contoh kasus penggunaan Use Case Diagram

114

Use Case di atas terdiri dari 4 aktor dan 11 use case. Aktor berupa Admin,

Eksekutif, Manajer Keuangan dan Pegawai. Use case terdiri dari login, logout,

manajemen data pegawai, lihat data pegawai, absensi, lihat absensi, penilaian

kinerja, lihat penilaian kinerja, validasi gaji, lihat laporan gaji, serta cetak slip

gaji. garis dari aktor ke use case disebut asosiasi dimana menggambarkan

interaksi aktor terhadap use case.

Include mengidentifikasi kelakuan yang harus terpenuhi agar sebuah event

dapat terjadi. Pada contoh di atas terdapat use case logout include kepada use case

login, yang artinya untuk melakukan logout, use case login harus dilakukan

terlebih dahulu.

Extend menspesifikasikan bahwa use case target memperluas prilaku dari

use case sumber secara eksplisit. Pada contoh di atas salah satu contoh

penggunaan extend yaitu pada use case absensi dan lihat absensi dimana lihat

absensi merupakan extend dari use case absensi, dimana use case lihat absensi

merupakan perluasan dari use case absensi.

2. Class Diagram

Class Diagram merupakan kumpulan class dan object. Oleh karena itu

pengertian class sangat penting sebelum merancang class diagram. Whitten et al.

(2004) dalam buku Widodo dan Herlawati (2011) mengartikan class sebagai satu

set objek yang memiliki atribut dan perilaku yang sama. Class terkadang disebut

sebagai kelas objek (object class). Secara alami, objek yang berupa buku analisis

115

desain dan buku pemrograman kita kelompokan dalam satu kelas, yaitu kelas

buku. (Widodo dan Herlawati, 2011)

Secara teknis, Pender dan Tom (2003) dalam buku Widodo dan Herlawati

(2011) mengartikan sebuah kelas sebagai suatu definisi sumber daya yang

termasuk di dalamnya informasi-informasi yang menggambarkan fitur suatu

entitas dan bagaiman penggunaannya. Sedangkan objek adalam entitas yang

bersifat unik yang mengikuti aturan-aturan yang sudah didefinisikan dalam

kelasnya. Kelas menggambarkan suatu kelompok yang memiliki kesamaan

keadaan dan perilaku. Kelas merupakan cetak biru suatu objek dalam sistem

orientasi objek. Dapat dikatakan kelas adalah sejenis alat pengklasifikasi.

Visibility atau Ketampakan digunakan untuk menspesifikasikan

ketampakan atribut dan operasi dari kelas-kelas lain. UML mengadopsi

ketampakan di C++, yaitu

1. Public, disimbolkan dengan “+”, dapat diakses operasi-operasi di luar

kelas.

2. Protected, disimbolkan dengan “#”, hanya dapat diakses operasi-

operasi di kelas dan kelas-kelas turunannya.

3. Private, disimbolkan dengan “-“, hanya dapat diakses operas-operasi

di kelas.

116

Tabel 2.2 Notasi Class Diagram (Whitten dan Bentley, 2008)

Notasi Keterangan

Class

1. class name

2. attributes

3. behaviors

Association

Hubungan statis antar class. Umumnya

menggambarkan class yang memiliki

atribut berupa class lain, atau class yang

harus mengetahui eksistensi class lain

Agregation

Hubungan yang menyatakan “bagian

dari”, “bagian keseluruhan” atau “terdiri

atas”

Generalization

Menggambarkan hubungan khusus

dalam objek anak/child yang

menggantikan objek parent/induk

Multiplisitas/kardinalitas

Kita dapat menentukan kemunculan objek suatu kelas di suatu

keterhubungan dengan kelas lain.

-End1

*

-End2

*

-End1

1

-End2

*

Class 1

2

3

117

Multiplisitas mengimplikasikan hubungan antara instansi, contohnya satu

Employee mempunyai satu objek TimeCard atau lebih. Namun, satu

TimeCard milik satu Employee (yaitu Employee-employee tidak

menggunakan satu kartu yang sama) (Hariyanto, 2004). Beberapa

multiplisitas yang banyak kita lihat (Fowler, 2005), diantaranya:

1 (menyatakan 1 Employee hanya boleh memiliki 1 TimeCard)

0..1 (menyatakan 1 Employee memiliki atau boleh tidak memiliki

TimeCard)

* (menyatakan bahwa Employee boleh memiliki lebih dari 1

TimeCard)

Gambar 2.12 Asosiasi Class Diagram (Hariyanto, 2004)

118

Contoh kasus Class Diagram:

+add()

+edit()

data_pegawai

-nip

-nama

-tgl_kerja

-jabatan

-alamat

-kota

-tpt_lahir

-tgl_lahir

-gender

-telp

-email

-agama

-sts_kawin

-jml_anak

+Login()

+Edit()

user

-id_user

-nip

-username

-password

-level1..*

1+Create()

penggajian

-id_gaji

-nip

-periode_gaji

-gaji_pokok

-tunjangan_nikah

-tunjangan_anak

-kinerja

-potongan_gaji

-total_gaji

-status

11..*

+Add()

+View()

+Cetak()

absensi

-id_absensi

-nip

-periode

-keterangan

-jam_masuk

-jam_keluar

1

1..*

+Create()

+Update()

penilaian_kinerja

-id_penilaian

-nip

-periode_penilaian

-tepat_waktu

-penampilan

-tanggung_jawab

-kerapihan_kerja

-inisiatif

-catatan

-hasil

1

1..*

+add()

+edit()

+delete()

+cetak()

admin

-level

+View()

+Cetak()

eksekutif

-level

+View()

+Validasi()

keuangan

-level

+Absen()

pegawai

-level

1

Gambar 2.13 Contoh kasus penggunaan Class Diagram

Contoh di atas terdiri dari 9 class dimana 4 class merupakan generalisasi

dari 1 class. Class terdiri dari Class Name, Attributes, dan Behaviour. Pada class

user memiliki atribut id_user, nip, username, password, dan level dan behaviour

login dan edit. Masing-masing class memiliki hubungan antar class yang lain.

Setiap asosiasi memiliki multiplisitas, seperti hubungan antara data_pegawai

dengan penggajian. Hubungan tersebut menjelaskan bahwa 1 data_pegawai dapat

memiliki 1 atau banyak penggajian, sedangkan 1 penggajian hanya dimiliki 1

data_pegawai.

119

3. Activity Diagram

Activity diagram secara grafis digunakan untuk menggambarkan rangkaian

aliran aktivitas baik proses bisnis atau use case. Diagram ini juga dapat digunakan

untuk memodelkan action yang akan dilakukan saat sebuah operasi dieksekusi,

dan memodelkan hasil dari action tersebut.

Tabel 2.3 Notasi Activity Diagram (Whitten dan Bentley, 2008)

Notasi Keterangan

Activity

adalah langkah-langkah

dalam sebuah activity.

Action bisa terjadi saat

memasuki activity,

meninggalkan activity,

atau pada event yang

spesifik.

Initiate Activities

Menujukkan alur activity

berjalan

Start of the Process

Menujukkan dimana

aliran kerja itu di mulai.

Termination of the

Process

Menujukkan dimana

aliran kerja itu berakhir

Synchronization Bar

menunjukkan dua atau

lebih langkah dalam

aliran kerja berjalan

secara serentak.

Decision Activity

Menunjukkan dimana

sebuah keputusan perlu

di buat dalam aliran kerja.

120

Contoh kasus penggunaan Activity Diagram:

SistemAdmin

Memilih menu Data pegawaiMenampilkan Halaman

Data Pegawai

Pilih menu tindakan

Edit HapusTambah

Menampilkan form tambah pegawai

Input data

pegawai

Menampilkan data pegawai

Ubah data pegawai

Tampilkan pesan

hapus data pegawai

Hapus

data pegawai

Menyimpan ke

database

Valid

Tidak

valid

Tidak

valid

Valid

Pilih Hapus

Mengubah

data pegawai

Gambar 2.14 Contoh kasus penggunaan Activity Diagram

Contoh di atas merupakan contoh activity dalam memanajemen data

pegawai. Aktivitas dimulai admin memilih menu Data Pegawai. Synchronization

bar berfungsi untuk memisahkan 2 atau lebih aktivitas. Pada kasus di atas terdapat

3 aktivitas yaitu tambah edit dan hapus. Lalu sistem akan merespon dan admin

memilih tindakan. Proses berjalan dari validasi data yang di input hingga proses

penyimpanan data.

4. Sequence Diagram

Sequence diagram secara grafis menggambarkan bagaimana objek

berinteraksi dengan satu sama lain melalui pesan pada eksekusi sebuah use case

121

atau operasi. Diagram ini mengilustrasikan bagaimana pesan terkirim dan diterima

diantara objek dan dalam sekuensi apa (Whitten dan Bentley, 2008).

Tabel 2.4 Notasi Sequence Diagram (Whitten dan Bentley, 2008)

Simbol Keterangan

Boundary

Biasanya berupa tepi dari sistem, seperti user

interface atau suatu alat yang berinteraksi

dengan sistem lain

Activation

Merupakan periode yang dibutuhkan saat

melakukan operasi.

Actor1

Merepresentasikan entitas yang berada di

luar sistem,mereka bisa berupa manusia, atau

perangkat sistem lain.

Message1

Relasi ini digunakan untuk memanggil

operasi atau metode yang dimiliki oleh suatu

objek. Message mengharuskan kita

menyelesaikan proses baru kemudian

memanggil proses berikutnya.

Message2

Relasi ini menunjukkan bahwa suatu objek

hendak memanggil dirinya sendiri.

Gambar 2.15 Sequence Diagram (Kendall dan Kendall, 2008)

Contoh kasus penggunaan Sequene Diagram:

::Class Object::Class

Method (parameter)

Return

AsynchronousSignal()

122

Manajemen data pegawai

Admin

Data_Pegawai

Memilih menu Data pegawai

Meminta data pegawai

Mendapatkan data Pegawai

Memilih menu Tambah

Menampilkan data Pegawai

Menampilkan form Tambah pegawai

Mengisi form Tambah pegawai

Memilih menu Edit

Menampilkan form data pegawai

Mengubah form data pegawai

Memilih menu Hapus

Menampilkan pesan konfirmasi hapus

Tekan Hapus

User

Menyimpan data

Menyimpan data

Mengubah data

Menghapus data

Menghapus data

Gambar 2.16 Contoh kasus penggunaan Sequence Diagram

Contoh di atas merupakan contoh sequence diagram dalam proses

manajemen data pegawai. Proses dimulai admin memilih menu data pegawai lalu

sistem merespon menampilkan beberapa pilihan. Aksi tambah diawali dengan

mengisi form data pegawai lalu diakhiri dengan menyimpan data pada data

pegawai dan user.

2.8 Mapping Problem Domain Object to an RDBMS Format

123

Menurut Dennis et, al (2005) cara memetakan problem domain object dalam

class diagram ke format RDBMS ada delapan tahapan, yaitu:

1. Petakan semua class konkret dalam problem domain ke tabel RDBMS.

Jika, problem domain class abstrak memiliki beberapa subclass

langsung, petakan juga ke dalam tabel RDBMS.

2. Petakan atribut bernilai tunggal ke dalam kolom tabel.

3. Petakan metode untuk disimpan di dalam prosedur atau modul program.

4. Petakan agregasi yang bernilai tunggal dan hubungan asosiasi dengan

kolom yang dapat menyimpan primary key dari tabel terkait, yaitu,

menambahkan foreign key ke dalam tabel. Lakukan hal tersebut untuk

kedua sisi yang berhubungan.

5. Petakan atribut multi-valued dan buat hubungan one-to-many dari tabel

yang asli ke tabel yang baru.

6. Petakan multi-valued agregasi dan hubungan asosiasi ke tabel asosiatif

baru yang menghubungkan dua tabel asli bersama-sama. Masukkan

primary key dari kedua tabel tersebut ke dalam tabel asosiatif yang

baru, yaitu menambahkan foreign key ke tabel.

7. Untuk hubungan agregasi dan asosiasi dengan tipe campuran, copy

primary key dari sisi single-valued (1..1 atau 0..1) ke kolom baru pada

tabel yang memiliki hubungan multi-valued (1..* atau 0..*) yang dapat

menyimpan primary key dari tabel terkait. Yaitu menambahkan foreign

key ke tabel multi-valued.

124

8. Untuk hubungan generalisasi, pastikan bahwa primary key dari subclass

sama dengan primary key dari superclass. Multiplicity dari hubungan

asosiasi yang baru dari subclass ke superclass harus 1..1. Jika

superclass konkret, yaitu mereka dapat menginisiasi sendiri, maka

multiplicity dari superclass ke subclass adalah 0..*, jika tidak konkret

hubungannya adalah 1..1. Selanjutnya, Exclusive-or (XOR) harus

ditambahkan kedalam asosiasi. Lakukan langkah ini untuk setiap

superclass. Atau, sesuaikan inheritance dengan menyalin atribut

superclass ke semua subclass dan hapus superclass dari desain.

Berikut ini adalah contoh mapping dari class diagram ke RDBMS tabel:

+add()

+edit()

-nip

-nama

-tgl_kerja

-id_jabatan

-alamat

-tpt_lahir

-tanggal_lahir

-gender

-telp

-email

-agama

-sts_kawin

-jml_anak

data_pegawai

+View()

-id_jabatan

-nama_jabatan

Jabatan

+Create()

-id_gaji

-nip

-periode_gaji

-id_gaji_pokok

-tunjangan_nikah

-tunjangan_anak

-kinerja

-potongan_gaji

-total_gaji

-status

penggajian

+View()

-id_gaji_pokok

-id_jabatan

-nominal_gaji_pokok

-uang_makan

gaji_pokok

1

1..*

1..*

1

1 1

1

1+View()

+Cetak()

-id_absensi

-nip

-periode

-keterangan

-jam_masuk

-jam_keluar

absensi

1

1..*

+login()

+edit()

-id_user

-username

-password

-nip

-id_level

user

+View()

-id_level

-nama_level

level_user

11

11

1

1..*

+Create()

+Update()

-id_penilaian

-nip

-periode_penilaian

-tepat_waktu

-penampilan

-tanggung_jawab

-kerapihan_kerja

-inisiatif

-catatan

-hasil

penilaian_kinerja

+add()

+edit()

-nip

-nama

-tgl_kerja

-jabatan

-alamat

-tpt_lahir

-tgl_lahir

-gender

-telp

-email

-agama

-sts_kawin

-jml_anak

data_pegawai

+Login()

+Edit()

-id_user

-nip

-username

-password

-level

user

1..*

1

+Create()

-id_gaji

-nip

-periode_gaji

-gaji_pokok

-tunjangan_nikah

-tunjangan_anak

-kinerja

-potongan_gaji

-total_gaji

-status

penggajian

11..*

+Add()

+View()

+Cetak()

-id_absensi

-nip

-periode

-keterangan

-jam_masuk

-jam_keluar

absensi

1

1..*

+Create()

+Update()

-id_penilaian

-nip

-periode_penilaian

-tepat_waktu

-penampilan

-tanggung_jawab

-kerapihan_kerja

-inisiatif

-catatan

-hasil

penilaian_kinerja1

1..*

+add()

+edit()

+delete()

+cetak()

-level

admin

+View()

+Cetak()

-level

eksekutif

+View()

+Validasi()

-level

keuangan

+Absen()

-level

pegawai

Gambar 2.17 Contoh Mapping dari Class Diagram ke RDBMS Tabel

Dari class yang telah dibuat, lalu class di mapping ke RDBMS tabel. Dari

contoh di atas diambil satu sampel class yang akan di mapping yaitu class user.

Class user dan generalisasi dari class user terpetakan menjadi tabel user dan

level_user karena memiliki atribut yang sama

125

2.9 Tools Pendukung dalam Membangun Sistem

2.9.1 Flow Chart

Menurut Ladjamuddin (2005) flowchart adalah bagan-bagan yang

mempunyai arus yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu

masalah. Flowchart merupakan cara penyajian dari suatu algoritma.

Menurut Ladjamuddin (2005) ada dua macam flowchart yang

menggambarkan proses dengan komputer, yaitu:

1. Flowchart Sistem (System Flowchart)

Flowchart sistem adalah bagan yang memperlihatkan urutan proses dalam

sistem dengan menunjukkan alat media input, output, serta jenis media

penyimpanan dalam proses pengolahan data.

2. Flowchart Program (Program Flowchart)

Flowchart program adalah bagan yang memperlihatkan urutan instruksi

yang digambarkan dengan symbol tertentu untuk memecahkan masalah dalam

suatu program.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat flowchart menurut

Jogiyanto (2005) adalah sebagai berikut:

1. Sebaiknya digambar dari atas ke bawah dan mulai dari bagian kiri suatu

halaman.

2. Kegiatannya harus ditunjukkan dengan jelas.

3. Ditunjukkan dengan jelas dimulai dan berakhirnya suatu kegiatan.

126

4. Masing-masing kegiatan sebaiknya digunakan suatu kata yang mewakili

suatu pekerjaan.

5. Kegiatannya sudah dalam urutan yang benar

Tabel 2.5 Legenda Flowchart Diagram

Simbol Nama Keterangan

Terminator Terminator adalah terminal

untuk memulai dan

mengakhiri suatu

program/aktifitas

Input Input adalah suatu symbol

yang menunjukkan setiap

masukan yang dilakukan oleh

user dalamm system.

Process Process adalah suatu symbol

yang menunjukkan setiap

pengolahan yang dilakukan

oleh komputer.

Document Document merupakan simbol

untuk data yang berbentuk

informasi.

Connector Connector merupakan symbol

suatu prosedur akan masuk

dan keluar melalui simbol ini

dalam lembar yang sama

Arsip Adapun pengertian dari Arsip

adalah symbol untuk

menyimpan data

Manual

Process

Manual Process adalah suatu

symbol yang menunjukkan

setiap pengolahan yang

dilakukan oleh actor secara

manual.

Decision Decision adalah suatu kondisi

yang akan menghasilkan

beberapa kemungkinan

jawaban atau pilihan

127

Contoh Penggunaan Flowchart:

No Deskripsi Admin Eksekutif Manajer Keuangan Pegawai Keterangan

1.

Pegawai berhalangan Hadir atau

tidak?

Ya

Tidak

2. Pegawai Melakukan Absensi

Pegawai

Tabel Absensi

3. Admin mengelola absensi pegawai,

pegawai Hadir, Sakit, atau Izin

Admin

Laporan absensi

Tabel Absensi

4.. Eksekutif melihat laporan absensi

Eksekutif

Laporan Absensi

Tabel Absensi

Gambar 2.18 Flowchart Diagram

A

Mulai

Selesai

128

Contoh di atas merupakan flowchart diagram dalam kegiatan absensi.

Proses diawali pegawai dapat hadir atau tidak, apabila pegawai hadir, maka

pegawai dapat melakukan absensi, dan apabila tidak dapat hadir, maka admin

akan mengelola absensi pegawai tersebut berdasarkan laporan yang telah

diberikan pada pegawai tersebut. Dari data tersebut eksekutif dapat melihat

laporan kehadiran pegawai sebagai bahan pertimbangan kinerja pegawai.

2.9.2 Rich Picture

“a rich picture is an informal drawing that presents the illustrator’s

understanding of a situation”. Dapat diterjemahkan bahwa rich picture merupakan

sebuah gambaran informal yang mempresentasikan pemahaman illustrator dari

suatu situasi (Mathiassen, 2000). Dengan demikian, dapat digunakan untuk

memfasilitasi komunikasi di antara pemakai dalam sistem dan mendapatkan

sebuah gambaran dari situasi dengan cepat.

Untuk memulai rich picture adalah dengan menggambarkan entitas yang

penting, seperti orang, objek fisik, organisasi, peran, dan tugas. Orang dapat

berupa pengembangan sitem (system developer), pengguna (user), pelanggan, dan

lain-lain. Objek fisik dapat berupa mesin, perangkat, atau persediaan di gudang.

Tempat mendeskripsikan lokasi orang dan benda. Organisasi dapat berupa

keseluruhan perusahaan, departemen atau proyek yang melibatkan beberapa

perusahaan. Peran dan tugas mengikat orang kepada organisasi yang

merefleksikan tanggung jawab atas tugas-tugas spesifik (Mathiassen, 2000).

129

Setelah entitas yang relevan dideskripsikan, lalu hubungan di antara

entitas-entitas tersebut di deskripsikan. Proses merupakan hubungan yang paling

mendasar di antara entitas dalam suatu rich picture. Sebuah proses

mendeskripsikan aspek-aspek dari situasi yang berubah, tidak stabil, atau di

bawah pengembangan. Secara grafis, proses dapat diilustrasikan dengan arah

panah. Proses meliputi pekerjaan, produksi, pemrosesan informasi, perencanaan,

pengendalian, proyek pengembangan, dan perubahan organisasi (Mathiassen,

2000).

Pegawai

Eksekutif (Direktur Utama)

Login/Logout

Lihat Data pegawai

Lihat absensi

Lihat penilaian kinerja

Lihat laporan gaji

Cetak laporan gaji

Menampilkan menu

eksekutif

Login/logout

Absen

Cetak slip gaji

Menampilkan menu

pegawai

Login/Logout

Manajemen data Pegawai

Absensi

Penilaian kinerja

Cetak slip gaji

Menampilkan menu

Admin

Sistem Informasi Penggajian dan

Penilaian Kinerja

Admin

(Kepala Bagian Kepegawaian)

Manajer Keuangan

Login/logout

Lihat data pegawai

Validasi slip gaji

Menampilkan menu

Keuangan

Gambar 2.19 Contoh Rich Picture

Contoh di atas menggambarkan kegiatan sebuah sistem kepegawaian yang

diterapkan pada perusahaan. Aktor yang terlibat di dalamnya yaitu Eksekutif yang

merupakan direktur utama perusahaan, pegawai, manajer keuangan, serta admin

130

pada perusahaan tersebut. Masing-masing aktor memiliki tanggung jawab masing-

masing terhadap kegiatan tertentu yang semuanya terfokus pada satu sistem.

2.9.3 XAMPP

Dari pengalaman banyak orang, diketahui bahwa tidak mudah untuk

menginstalasi sebuah web Server Apache dan juga akan berusaha lebih keras lagi

apalagi ingin menambahkan MySQL, PHP dan Perl. XAMPP merupakan paket

yang terdiri dari Apache, MySQL, PHP dan Perl.

XAMPP dikembangkan oleh Apache Friends yang merupakansebuah

website non komersial yang bertujuan untuk mempromosikan web Server Apache.

XAMPP ditemukan pada musim ditemukan pada musim semi tahun 2002 oleh Kai

„Oswald‟ Seidler dan Kay Vogelgesang.

XAMPP adalah salah satu paket software web Server yang terdiri dari

Apache, MySQL, PHP dan PHPMyAdmin. XAMPP adalah perangkat lunak

bebas, yang mendukung banyak sistem operasi, merupakan kompilasi dari

beberapa program. (Madcoms, 2009).

2.10 PHP

PHP (Personal Home Page) merupakan script untuk pemrograman script

web Server-side, script yang membuat dokumen HTML secara on the fly,

dokumen HTML yang dihasilkan dari suatu apliksai bukan dokumen HTML yang

dibuat dengan menggunakan editor teks atau editor HTML. Dengan menggunakan

PHP maka maintenance suatu situs web menjadi lebih mudah. Proses update data

131

dapat dilakukan dengan menggunakan apilkasi yang dibuat dengan menggunakan

script PHP. (Sidik, 2006).

PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerford pada tahun 1995. Jika

dilihat dari versi pertamanya bahwa PHP terdiri dari sekumpulan script PERL

yang digunakan untuk mengolah data form dari web. Kemungkinan bahwa PHP

sehingga dari Perl Hypertext Preprocessor. Pada awalnya PHP FI (Form

Interpreted). Setelah Rasmus melepaskan kode sumbernya, maka terbentuklah

nama PHP atau FI (Personal Home Page atau Form Interprenter). Sejak itulah

PHP bersifat open source.

Diantara maraknya pemrograman Server web saat ini, adalah ASP yang

berkembang menjadi ASP.Net, JSP, CFML dan PHP. Jika dibandingkan diantara

tiga tersebar pemrograman Server web diatas. Terdapat kelebihandari PHP itu

sendiri, yaitu :

a. PHP merupakan sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah

kompilasi dalam penggunaannya. Tidak seperti halnya bahasa

pemrograman aplikasi seperti Visual Basic dan sebagainya.

b. PHP dapat berjalan pada web Server yang dirilis oleh Microsoft, seperti

IIS atau PWS juga pada Apache yang bersifat open source.

c. Karena sifatnya yang open source, maka perubahan dan perkembangan

interpreter pada PHP lebih cepat dan mudah, karena banyak milis-milis

dan developer yang siap membantu pengembangannya.

d. Jika dilihat dari segi pemahaman, PHP memiliki referensi yang begitu

banyak sehingga sangat mudah untuk dipahami.

132

e. PHP dapat berjalan pada tiga sistem operasi, yaitu Linux, Unux dan

Windows, dan juga dapat dijalankan secara runtime pada suatu console.

Seperti pemrograman aplikasi atau web lainnya, PHP pun memiliki

beberapa kelemahan, diantaranya :

a. Tidak ideal untuk pengembangan skala besar.

b. Tidak memiliki sistem pemrograman berorientasi objek yang

sesungguhnya (sampai versi 4 ini). Namun pada versi PHP 5 sudah

dilengkapi OOP yang sesungguhnya.

2.11 MySQL

MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal dan

populer, terutama dikalangan pemrogram web di lingkungan Linux dengan

menggunakan script PHP dan Perl. Kepopulerannya disebabkan karena MySQL

menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk mengakses databasenya. Selain itu

MySQL ini bersifat free dan boleh digunakan setiap orang, dengan lisensi open

source GNU GPL (General Public License) ataupun lisensi komersial non GPL.

MySQL Termasuk dalam jenis RDBMS (Relational Database

Management System). Sehingga istilah table, baris dan kolom tetap digunakan

dalam MySQL. Pada MySQL sebuah database mengandung beberapa tabel, tabel

terdiri dari sejumlah baris dan kolom (Sutarman, 2003).

Sebagai software DBMS, MySQL memiliki sejumlah fitur seperti berikut

ini (Kadir, 2003):

133

1. Multiplatform

MySQL tersedia pada beberapa platform seperti: Windows, Linux, Unix

dan lain-lain.

2. Andal, cepat dan mudah digunakan

MySQL tergolong sebagai database server (server yang melayani

permintaan terhadap database) yang handal dapat menangani database

besar dengan kecepatan tinggi, mendukung banyak sekali fungsi untuk

mengakses database, sekaligus mudah untuk digunakan.

3. Jaminan keamanan akses

MySQL mendukung pengamanan database dengan berbagai kriteria

pengaksesan. Sebagai gambaran, dimungkinkan untuk mengatur user

tertentu agar bisa mengakses data yang bersifat rahasia. MySQL juga

mendukung konektivitas ke berbagai software.

4. Dukungan SQL

Seperti tersirat dalam namanya, MySQL mendukung perintah SQL

(Structured Query Language). Sebagaimana diketahui, SQL merupakan

standar dalam pengaksesan database relational. Pengaksesan akan

memudahkan siapapun untuk menggunakan MySQL.

2.12 Database

Basis data (database) adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data

yang saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi.

134

Basis data dimaksudkan untuk mengatasi masalah pada sistem yang memakai

pendekatan berbasis berkas (Kadir, 2003).

Tujuan awal dan utama dalam pengolahan data pada sebuah basis data

adalah agar dapat mencari data dengan mudah dan cepat. Di samping itu,

pemanfaatan data untuk pengolahan data juga memiliki tujuan-tujuan tertentu.

Pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan sebagai

berikut:

a. Kecepatan dan kemudahan (Speed)

Pemanfaatan basis data memungkinkan untuk dapat menyimpan data

atau melakukan perubahan/manipulasi terhadap data atau

menampilkan kembali data tersebut dengan cepat dan mudah.

b. Efisiensi ruang penyimpanan (Space)

Penggunaan ruang penyimpanan di dalam basis data dilakukan untuk

mengurangi jumlah redudansi (pengulangan) data, baik dengan

melakukan penerapan sejumlah pengkodean atau dengan membuat

relasi-relasi (dalam bentuk file) antar kelompok data yang saling

berhubungan.

c. Keakuratan (Accuracy)

Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama

dengan penerapan aturan/batasan tipe data, domain data, keunikan data

dan sebagainya dan diterapkan dalam basis data, sangat berguna untuk

menentukan keakuratan pemasukan atau penyimpanan data.

135

d. Ketersediaan (Availability)

Pertumbuhan data (baik dari jumlah maupun jenisnya) sejalan dengan

waktu akan semakin membutuhkan ruang penyimpanan yang besar.

Data yang sudah jarang atau bahkan tidak pernah lagi digunakan dapat

diatur untuk dilepaskan dari sistem basis data dengan cara

penghapusan atau dengan memindahkannya ke media penyimpanan.

e. Kelengkapan (Completeness)

Lengkap atau tidaknya data yang dikelola bersifat relatif baik terhadap

kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu. Dalam sebuah basis data,

struktur dari basis data tersebut juga harus disimpan. Untuk

mengakomodasi kebutuhan kelengkapan data yang semakin

berkembang, maka tidak hanya menambah record-record data, tetapi

juga melakukan penambahan struktur dalam basis data.

f. Keamanan (Security)

Sistem keamanan digunakan untuk dapat menentukan siapa saja yang

boleh menggunakan basis data dan menentukan jenis operasi apa saja

yang boleh dilakukan.

g. Kebersamaan pemakai

Pemakai basis data sering kali tidak terbatas hanya pada satu

pemakaian saja atau oleh satu sistem aplikasi saja. Basis data yang

dikelola oleh sistem (aplikasi) yang mendukung lingkungan multiuser,

akan dapat memenuhi kebutuhan ini, tetapi dengan

menjaga/menghindari terhadap munculnya persoalan baru seperti

136

inkonsistensi data (karena data yang sama diubah oleh banyak pemakai

pada saat bersamaan).

2.13 PIECES Framework

Terdapat begitu banyak potensial permasalahan sistem untuk di-list.

Namun, James Wetherbe mengembangkan framework yang berguna untuk

mengklasifikasikan masalah. Framework tersebut disebut PIECES karena setiap

huruf dari setiap 6 kategori, saat digabungkan bersama, akan membentuk kata

“pieces” (Whitten dan Bentley, 2008). Kategori tersebut adalah:

P kebutuhan untuk memperbaiki atau mengembangkan performance.

I kebutuhan untuk memperbaiki atau mengembangkan information

(dan data).

E kebutuhan untuk memperbaiki atau mengembangkan economics,

pengontrolan biaya, atau peningkatan keuntungan.

C kebutuhan untuk memperbaiki atau mengembangkan control atau

security.

E kebutuhan untuk memperbaiki atau mengembangkan effeciency of

people dan proses.

S kebutuhan untuk memperbaiki atau mengembangkan service to

customer, suppliers, partners, employeers, dan lainnya.

137

2.14 Literatur Penelitian Sejenis

Berikut akan dijelaskan beberapa penelitian yang pernah ada berkaitan

dengan sistem penilaian kinerja, penggajian, maupun berkaitan dengan kegiatan

HRD yang digunakan sebagai bahan perbandingan dalam penelitian.

Tabel 2.6 Literatur Penelitian Sejenis

1. Peneliti : Zainal Abidin

Judul Penelitian : Rancang Bangun Sistem Informasi Eksekutif

HRD Pada PT.Wellcomm

Tahun Penelitian : 2012

Kelebihan : 1. Sistem absensi disertai dengan grafik,

memudahkan eksekutif dalam

memantau karyawan.

2. Sistem absensi disertai dengan

penilaian kinerja karyawan dengan

menggunakan metode rating scale.

Kekurangan : 1. Penelitian hanya sebatas pada proses

absensi karyawan dengan penilaian

kinerja.

138

2. Peneliti : Ganjar Ramadhan

Judul Penelitian : Rancang Bangun Aplikasi Absensi Siswa

Menggunakan Teknologi RFID dan SMS

Gateway

Tahun Penelitian : 2012

Kelebihan : 1. Aplikasi diimplementasikan dengan baik

dan dapat memberikan informasi

mendetail tentang kehadiran siswa.

2. Tampilan disusun dengan baik sehingga

tidak memerlukan waktu yang lama untuk

mempelajari sistem.

Kekurangan : 1. Tidak adanya sistem absensi pada saat

pulang sekolah.

2. Belum adanya fitur pengawasan secara

real time mengenai sisa pulsa yang

terdapat pada modem GSM yang

digunakan.

3. Peneliti : Hesty Lestari

Judul Penelitian : Perancangan Sistem Absensi dengan RFID

139

Menggunakan Custom RFID Readerr

Tahun Penelitian : 2010

Kelebihan : 1. RFID yang digunakan dirancang sendiri

oleh peneliti

Kekurangan : 1. Penelitian hanya berfokus pada pengujian

alat

4. Peneliti : Faridah Ulfah

Judul Penelitian : Rancang Bangun Sistem Informasi Penggajian

(Studi Kasus: PT. Abdi Mitra Properti)

Tahun Penelitian : 2012

Kelebihan : 1. Data tentang karyawan maupun total gaji

dari setiap proyek dan juga karyawan

ditampilkan secara detail.

Kekurangan : 1. Sistem penggajian hanya berfokus pada

kantor pusat.

5.

Peneliti

:

Danang Suyoko

Judul Penelitian : Pembuatan Sistem Pendukung Keputusan

140

Evaluasi Kinerja Anggota Organisasi Untuk

Promosi Jabatan.

Tahun Penelitian : 2012

Kelebihan : 1. Input data dibangun sesederhana

mungkin sehingga memudahkan

pengguna dalam melakukan penilaian.

Kekurangan : 1. Penilaian hanya sebatas dari hasil tes

psikologis.

6. Peneliti : Khairun Nisa

Judul Penelitian : Rancang Bangun E-HRM (Electronic Human

Resource Management) Dengan Menggunakan

Metode Rational Unified Process (RUP) pada

BMT Al-Munawwarah Pusat

Tahun Penelitian : 2012

Kelebihan : 1. Sistem disusun sesederhana mungkin

sehingga mudah untuk dipahami

Kekurangan : 1. Proses sistem belum mencakup ke bagian

keuangan, sistem hanya sebatas pada

manajemen karyawan

141

Berdasarkan tabel 2.6 Literatur Penelitian Sejenis, ada beberapa kelebihan

dari sistem yang akan dibuat, yaitu:

1. Aplikasi yang mudah digunakan.

2. Proses bisnis sistem dimulai dari proses pendataan pegawai, absensi,

penilaian kinerja, hingga penggajian

3. Sistem dapat mengelola berkas data pegawai, penilaian kinerja, slip

gaji pegawai serta pelaporan gaji untuk eksekutif.

4. Pembahasan secara langsung tentang pendataan pegawai, absensi, dan

penilaian kinerja serta kaitannya dengan proses penggajian yang akan

dibuat.

5. Metodologi yang digunakan dalam pengembangan sistem

menggunakan RAD (Rapid Application Development).

142

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

Metodologi yang digunakan dalam pengumpulan data dibagi menjadi 2 (dua),

yaitu metode metode penelitian lapangan dan metode studi pustaka.

3.1.1 Metode Penelitian Lapangan

Metode penelitian lapangan dibagi menjadi 2 (dua), yaitu metode observasi dan

wawancara (Jogiyanto, 2008).

a. Observasi

Melaksanakan pengamatan langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data

dan informasi yang berkaitan dengan penelitian. Observasi dilakukan pada bagian

Kepegawaian PT. Putra Niaga Bimo. Kantor tersebut beralamatkan di Jl. Bulak I No

42 RT 4 RW 2 Kampung Utan.

Dari observasi sementara yang dilakukan pada PT. Putra Niaga Bimo, maka

didapat:

1. Sistem yang berjalan pada PT. Putra Niaga Bimo

2. Struktur organisasi PT. Putra Niaga Bimo

3. Company Profile serta visi misi PT. Putra Niaga Bimo

143

b. Wawancara

Melakukan wawancara secara langsung kepada pihak Eksekutif sekaligus

Direktur Utama PT. Putra Niaga Bimo yaitu Harry Putra untuk memperoleh

informasi serta data yang dibutuhkan dalam perancangan sistem serta kebutuhan user.

Berikut merupakan beberapa pertanyaan yang diajukan pada saat wawancara:

1. Bagaimana struktur organisasi PT. Putra Niaga Bimo?

2. Variabel apa saja yang ada di dalam data karyawan?

3. Bagaimana perhitungan penggajian pada PT. Putra Niaga Bimo? Faktor apa

saja yang melibatkan penggajian?

4. Adakah sistem penilaian kinerja di dalam perusahaan?

5. Bagaimana proses absensi dilakukan?

6. Seperti apakah format slip gaji pegawai?

7. Bagaimana menentukan gaji pokok pegawai?

Beberapa pertanyaan tersebut dilakukan dalam proses wawancara kepada pihak

eksekutif PT. Putra Niaga Bimo. Detil wawancara terlampirkan pada Lampiran I.

3.1.2 Studi Pustaka

Dalam pencarian teori yang dibutuhkan dalam penelitian, penulis mengmpulkan

informasi-informasi yang dibutuhkan dari kepustkaan yang berhubungan dengan

penelitian. Berbagai media kepustakaan antara lain: buku, jurnal, internet, hasil-hasil

penelitian, serta media-media lainnya.

144

Studi pustaka dilakukan dengan cara membaca beberapa media pustaka dan

mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan penelitian. Buku relevan dalam

menunjang penulisan materi utama dalam penelitian menggunakan buku yang

berjudul “Manajemen Sumber Data Manusia untuk Perusahaan: Dari Teori ke

Praktik” Edisi 2 (Rivai dan Sagala, 2009) serta didukung oleh beberapa jurnal

penunjang. Dalam penulisan program PHP, penulis menggunakan media internet

untuk mencari beberapa contoh penulisan pengkodean PHP. Untuk metode

pengembangan sistem RAD, penulis menggunakan buku yang berjudul “Systems

Analysis and Design” (Kendall dan Kendall, 2008) edisi 7 bahasa Indonesia.

3.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan metode berorientasikan objek dengan model pengembangan Rapid

Application Development (RAD). Tahap-tahap RAD adalah sebagai berikut:

1. Tahap Requirement Planning

Dalam fase atau tahap perencanaan syarat ini, terdapat beberapa langkah yang

akan dilakukan dalam membangun sistem pada PT. Putra Niaga Bimo antara lain:

a. Menentukan identifikasi kebutuhan sistem untuk menentukan tujuan aplikasi

atau sistem, menentukan syarat-syarat informasi dari identifikasi tujuan serta

batasan sistem.

145

b. Analisis sistem yang berjalan menjelaskan sistem yang dipakai oleh PT. Putra

Niaga Bimo dalam melakukan proses kegiatan penggajian dan penilaian

kinerja karyawan.

c. Identifikasi Masalah, menjelaskan masalah yang ada pada sistem yang sedang

berjalan.

d. Analisis sistem usulan yaitu menguraikan tentang beberapa usulan yang dapat

membantu menyelesaikan permasalahan yang ada pada sistem yang berjalan,

serta menentukan batasan ruang lingkup sistem yang akan dibangun.

Pada tahap ini pihak eksekutif serta penganalisis saling bertemu untuk

melakukan diskusi tentang sistem yang akan dibangun serta mengidentifikasi

masalah-masalah yang terdapat pada PT. Putra Niaga Bimo.

2. Workshop Design (Tahap Desain)

Pada fase workshop desain RAD penulis merancang desain usulan kepada

pengguna. Desain usulan dapat digambarkan berupa prototype. Selama workshop

desain RAD, pengguna merespon desain usulan yang diberikan oleh penganalisis

kemudian penganalisis kembali memperbaiki desain usulan berdasarkan respon dari

pengguna.

Penulis melakukan tahapan desain dan menunjukan rancangan pada pengguna.

pengguna akan merespon apabila ada modul yang kurang sesuai dengan pengguna

dan penganalisis melakukan perbaikan terhadap rancangan tesebut. Tahap ini

146

dilakukan berulang kali hingga pengguna menyetujui rancangan sistem yang telah

dibangun.

Dalam tahap perancangan ini dibagi menjadi empat tahap yaitu tahap

perancangan proses, tahap perancangan input/output, tahap perancangan database,

dan tahap perancangan interface. Pada tahap perancangan proses dalam

pengembangannya menggunakan notasi UML. Diagram yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Use Case Diagram, Activity Diagram, Class Diagram, dan

Sequence Diagram.

1. Perancangan Proses

Pada tahap Perancangan proses menggunakan tools UML dengan tahapan

sebagai berikut:

Pembuatan Use case diagram

Tahap ini peneliti mencoba untuk menangkap requirements sistem

dan memahami sistem yang sedang berjalan. Tabel Use case

Narrative dibuat pada tahap ini untuk menjelaskan secara naratif

tentang kegiatan aktor serta respon sistem pada Use case yang telah

dipaparkan sebelumnya.

Pembuatan Activity Diagram

Peneliti membuat sebuah alur kerja dari satu aktivitas ke aktivitas

lainnya.Tahap ini menggambarkan serta menjelaskan bagaimana

perilaku dalam berbagai usecase berinteraksi.

147

Pembuatan Sequence Diagram

Peneliti menjelaskan secara detail urutan proses yang dilakukan oleh

sistem informasi kepegawaian untuk mencapai tujuan dari use case,

interaksi antar class, operasi apa saja yang terlibat, urutan antar

operasi dan informasi yang diperlukan oleh masing-masing operasi.

2. Perancangan Input/Output

Tahap ini menggambarkan rancangan form input serta output yang akan

dibangun pada sistem.

Desain Input

Perancangan desain form input yang akan dibangun pada sistem

informasi penggajian dan penilaian kinerja.

Desain Output

Desain berupa laporan yang dirancang untuk menjadi hasil yang

dikeluarkan pada sistem informasi penggajian dan penilaian kinerja.

3. Perancangan Database

Perancangan database sistem informasi penggajian dan penilaian kinerja

PT. Putra Niaga Bimo, dilakukan mulai dari mendefinisikan Potential

Object, Membuat Class Diagram, Optimasi Database, CRUD Matrix,

Skema Database, dan Spesifikasi Database

148

4. Perancangan Interface

Perancangan Interface menggambarkan rancangan sistem informasi

penggajian dan penilaian kinerja yang akan dibuat. Rancangan terdiri dari

rancangan struktur menu yang menggambarkan struktur menu yang akan

ditampilkan pada tiap level user, dan rancangan interface yang

menggambarkan rancangan halaman sistem yang akan dibuat pada menu-

menu tertentu.

3. Tahap Implementation

Sistem dirancang berdasarkan workshop design kemudian program dirancang

menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL dengan bantuan

software XAMPP yang meliputi Apache sebagai web server. Setelah pembangunan

sistem dilakukan, penulis menunjukan hasil akhir pada pengguna dari segi visual dan

juga fungsional sehingga pengguna dapat mengerti kinerja sistem dan apakan sistem

tersebut sesuai dengan kesepakatan antara dua belah pihak. Setelah program selesai

dirancang kemudian diuji menggunakan metode pengujian perangkat lunak Black Box

testing.

149

3.3 Kerangka Berfikir Penelitian

Mulai

Observasi

Studi Pustaka

Wawancara

Requirement Planning

Workshop Design

Implementation

Identifikasi Kebutuhan Sistem

Analisis sistem berjalan

Analisis permasalahan

Analisis sistem yang usulan

Use Case Diagram

Activity Diagram

Sequence Diagram

Coding

Testing

Selesai

Tahap Pengembangan Sistem

Tahap Pengumpulan Data

Perancangan Interface

Perancangan Database

Perancangan Proses

Perancangan Input/

OutputDesain Input

Desain Output

Rancangan Interface

Rancangan struktur

menu

PHP

MySql

Optimasi Database

Matriks CRUD

Identifikasi Use Case

Perancangan Use Case Diagram

Use Case Narrative

Potensial Objek

Blacbox Testing

Identifikasi Actor

Class Diagram

Database

Pemrograman

Skema Database

Spesifikasi

Database

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian

150

BAB IV

SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN DAN

PENILAIAN KINERJA

Bab ini membahas secara detail mengenai pengembangan aplikasi

dengan menerapkan metode penelitian yang telah diuraikan sebelumnya. Berikut

adalah pembahasan tahapan-tahapan yang digunakan dalam pengembangan sistem

ini.

4.1 Requirement Planning

Dalam fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk

mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta mengidentifikasikan

syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari tujuan-tujuan tersebut. Orientasi

dalam fase ini ialah menyelesaikan problem-problem pada PT Putra Niaga Bimo.

Meskipun teknologi informasi dan sistem bisa mengarahkan sebagian dari sistem

yang diajukan, fokusnya akan selalu tetap pada upaya pencapaian tujuan-tujuan

perusahaan.

4.1.1 Identifikasi Kebutuhan Sistem

4.1.1.1 Profil Umum PT. Putra Niaga Bimo

PT. Putra Niaga Bimo atau dikenal sebagai Bimo Trans resmi berdiri pada

tahun 2006 pada bulan Juli yang berlokasi di Jl. Bulak I No 42 RT 4 RW 2 Kampung

151

Utan. PT. Putra Niaga Bimo mempunyai karakter perusahaan jasa yang

memberikan pelayanan yang berbeda yaitu pelayanan yang eksklusif dalam artian

kelas menengah keatas dan mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan

perusahaan jasa travel yang lainnya. PT. Putra Niaga Bimo telah melayani banyak

penumpang dari berbagai tempat di sekitar Jakarta menuju Bandung, dan juga

sebaliknya. Untuk mencapai visi dan misi menjadi salah satu penyedia jasa

transportasi terbesar di Indonesia. PT. Putra Niaga Bimo hadir dengan 2 layanan

utama yaitu:

1. Layanan Point to Point, layanan ini berkonsep praktis dan fleksibel.

Penumpang Bimo Trans diberi berbagai pilihan kemudahan, penumpang

dapat naik di shuttle Bimo Trans atau cukup menunggu di pick up area

terdekat dari lokasi.

2. Layanan Antar Paket, layanan ini adalah solusi pengiriman

barang/dokumen yang cepat, aman juga ekonomis untuk setiap barang

yang dikirim akan dihitung berdasarkan ukuran bukan berdasarkan berat

dari barang tersebut. Dan menyediakan layanan informasi customer care

24 jam mengenai tarif dan standar ukuran paket.

Setiap harinya Bimo Trans akan selalu berusaha meningkatkan kualitas

pelayanan, ketepatan serta keamanan demi kepuasan pelanggan Bimo Trans.

merupakan pelopor travel dengan susunan tempat duduk single sheet. Target pasar

Bimo Trans adalah golongan menengah keatas dapat dilihat dari pelayanan yang

ditawarkan merupakan pelayanan yang eksklusif, motto perusahaan ini adalah

152

“Karena Anda Semangat Kami” yang menganut pelayanan perjalanan dengan

formasi tempat duduk single sheet yang memberikan kesan eksklusif dan nyaman

serta sangat menjunjung tinggi waktu keberangkatan, selalu diusahakan ontime

dalam melakukan perjalanan karena perusahaan Bimo Trans ini sangat fokus

kepada kualitas pelayanan serta konsekuen dengan slogan atau motto yang ada.

4.1.1.2 Visi dan Misi

Bimo Trans merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa

transportasi khususnya travel Bandung-Jakarta PP. Bimo Trans memiliki visi,

misi serta motto perusahaan yang menjadi dasar berjalannya perusahaan ini, visi,

misi dan motto yaitu:

a. Visi

Berperan serta dalam dunia transportasi sebagai penyedia jasa transportasi

yang berkualitas yang memberikan segala kemudahan serta kenyamanan dalam

perjalanan dan terus menerus melayani permintaan konsumen.

b. Misi

1. Merubah, menambah kendaraan dan fasilitas yang telah ada untuk

meningkatkan jumlah pelanggan.

2. Menjadi salah satu penyedia jasa transportasi terbesar di Indonesia.

c. Motto

“KARENA ANDA SEMANGAT KAMI”

153

4.1.1.3 Struktur Organisasi

Komisaris / (Pengawas

& Pembina)

Direktur

Utama

Kepala Pengaturan

Jadwal & Unit

Staff Keuangan

& Pembukuan

Jkt

Staff

Keuangan &

Pembukuan

Staff Keuangan

& Pembukuan

Bdg

Manager Keuangan

(Pengawas & Pembina)

Manager

Umum

Adm &

Tiketing

Bagian

Kepegawaian

Driver

Marketing &

Promosi

Kepala Bag.

Kepegawaian

Office Boy

Kepala Loket

Dipatiukur

Adm &

Tiketing

Kepala Loket

Buahbatu

Kepala Loket

GintungKepala Loket

Gaplek

Kepala Loket

PamulangKepala Loket

Muncul

Kepala Loket

Cinere

Office BoyAdm &

TiketingOffice Boy

Adm &

TiketingOffice Boy

Adm &

Tiketing Office BoyAdm &

TiketingOffice Boy

Adm &

TiketingOffice Boy

Adm &

Tiketing

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Putra Niaga Bimo

154

4.1.1.4 Job Description

Uraian tugas pada bagian-bagian dari struktur organisasi yang telah

dipaparkan diatas pada PT. Putra Niaga Bimo, yaitu:

1. Komisaris

Merupakan pengawas sekaligus pemilik dari Bimo Trans yang terdiri dari

beberapa orang yag bertugas sebagai pengawas serta pengambil kebijakan dalam

perusahaan ini serta pemberi nasehat kepada tiap-tiap direktur.

2. Direktur Utama

Bertugas membawahi beberapa kepala bagian yaitu keuangan, marketing

& promosi, kepegawaian, pengaturan jadwal dan unit, serta manager utama.

3. Manager Umum

Bertanggung jawab atas pengadaan barang dan jasa yang mendukung

seluruh aktivitas operasional kantor dan melakukan pemeliharaan asset fisik

kantor serta bekerjasama dengan bagian bisnis, operasional dan keuangan untuk

melakukan pengelolaan anggaran atas biaya pengadaan barang/jasa, pemeliharaan

serta biaya-biaya lain yang terkait.

Merencanakan dan mengembangkan kebijakan dan sistem pengelolaan

SDM, serta mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan fungsi manajemen

SDM di seluruh perusahaan agar dapat menunjang dan meningkatkan kinerja

SDM dalam mencapai target perusahaan.

155

4. Manager Keuangan

Membawahi Staff Keuangan, bertugas mengatur masuk keluarnya uang

pada perusahaan serta memberikan segala laporan kepadam Komisaris tentang

perkembangan keuangan perusahaan.

5. Staff Keuangan

Merencanakan, mengembangkan, dan mengontrol fungsi keuangan dan

akuntansi di perusahaan dalam memberikan informasi keuangan secara

komprehensif dan tepat waktu untuk membantu perusahaan dalam proses

pengambilan keputusan yang mendukung pencapaian target financial perusahaan.

6. Kepala Bagian Kepegawaian

Merencanakan dan mengembangkan kebijakan dan sistem pengelolaan

SDM, serta mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan fungsi manajemen

SDM di seluruh perusahaan agar dapat menunjang dan meningkatkan kinerja

SDM dalam mencapai target perusahaan.

7. Bagian Kepegawaian Driver

Membantu Kepala Bagian Kepegawaian menangani urusan sopir.

8. Marketing & Promosi

Melakukan promosi kepada para pelanggan, melakukan hal-hal kreatif dan

inovatif dalam menarik perhatian pelnggan serta menjalin hubungan kerjasama

antara perusahaan dalam program diskon.

9. Kepala Pengaturan Jadwal dan Unit

Bertanggung jawab atas segala kegiatan loket yang dibawahi, mengatur

penjualan jam keberangkatan dengan berkoordinasi dengan koordinator lainnya,

156

serta mengatur ketersediaan kendaraan pada setiap jam keberangkatan yang telah

terjual dan yang akan dijual dengan berkoordinasi dengan koordinator lainnya.

10. Kepala Loket

Dibawahi oleh Kepala Pengaturan Jadwal dan Unit, bertanggung jawab

atas segala kegiatan loket yang dibawahi, mengatur penjualan jam keberangkatan

dengan berkoordinasi dengan koordinator lainnya.

11. Admin dan Tiketing

Menjual tiket dan member informasi yang sejelas-jelasnya dan selengkap-

lengkapnya kepada penumpang dan calon penumpang, memegang dan

bertanggungjawab penuh atas posisi keuangan dan ketersediaan dana pada loket

yang dipegang, membuat dan memeberikan laporan keuangan harian kepada

koordinator untuk diserahkan kepada bagian keuangan, serta mencatat semua

penjualan tiket, paket, dll serta pengeluaran yang berhubungan dengan loket.

4.1.1.5 Lingkup Sistem

Untuk membatasi ruang lingkup perancangan sistem ini, penulisan akan

membuat Rancang Bangun Sistem Informasi Penggajian dan Penilaian Kinerja

pada PT. Putra Niaga Bimo dalam bagian kepegawaian dalam proses penggajian

dan juga penilaian kinerja. Metode pengembangan sistem menggunakan object

oriented dengan pendekatan RAD (Rapid Application Development) hingga

tahapan implementasi (Testing). Tools yang digunakan dalam membantu

perancangan sistem yaitu menggunakan UML (Unified Modeling Language)

dengan Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, dan Class

157

Diagram. Bahasa pemrograman yang digunakan yaitu PHP untuk aplikasi dan

MySQL sebagai database.

4.1.2 Analisis Sistem yang Berjalan

Pegawai

Kepala Bagian Kepegawaian

Login/LogoutMenampilkan histori

login pegawaiSistem PT. Putra Niaga Bimo

Laporan Absensi Pegawai

Absen

pegawai

Login/Logout

Lihat history LoginBagian keuangan

Eksekutif

Slip Gaji

Gambar 4.2 Rich Picture sistem yang berjalan pada aktifitas kepegawaian

Gambar diatas menjelaskan sistem yang berjalan pada perusahaan

terutama pada kegiatan kepegawaian. Sebelumnya pegawai telah terdata pada data

pegawai perusahaan. Data pegawai masih berupa data tertulis. Pada proses

absensi, pegawai melakukan login ke dalam sistem selama masa kerja. Absensi

dilakukan dengan melihat history login pegawai ke dalam sistem selama masa

kerja yang kemudian dicatat ke dalam laporan absensi. Laporan absensi akan

diberikan kepada eksekutif untuk diproses. Laporan absensi berupa berkas kertas.

158

Penggajian pegawai melibatkan faktor absensi dan history pegawai.

History pegawai merupakan lama pegawai tersebut bekerja di dalam perusahaan.

Gaji pegawai berupa gaji pokok dan uang makan Gaji pegawai dikategorikan

menjadi 4 jenis berdasarkan lamanya pegawai mengabdi pada perusahaan yaitu:

1. Pegawai dibawah 3 bulan

2. Pegawai diatas 3 bulan dan dibawah 1 tahun

3. Pegawai diatas 1 tahun dan dibawah 3 tahun

4. Pegawai diatas 3 tahun

4.1.3 Analisis Permasalahan

Berdasarkan hasil wawancara serta analisis pada sistem yang berjalan,

maka didapatkan masalah yang dihadapi PT. Putra Niaga Bimo yaitu sebagai

berikut:

1. Kurangnya pengontrolan kinerja pegawai, karena belum adanya sistem

penilaian kinerja pegawai. Penilaian kinerja berfungsi untuk pemberian

reward kepada karyawan. Reward dapat membantu pegawai dalam

meningkatkan kualitas kerja pegawai serta loyalitas pegawai terhadap

perusahaan.

2. Lambannya proses penggajian pegawai, karena data-data yang dibutuhkan

memerlukan waktu yang cukup lama dalam penyajiannya seperti tidak

tercatatnya histori kerja karyawan yang menjelaskan berapa lama

karyawan tersebut bekerja pada perusahaan.

159

4.1.4 Analisis PIECES

Tabel 4.1 Analisis PIECES

Jenis Kebutuhan Penjelasan

Information 1) Mencegah hilangnya data-data yang

rentan akan bencana seperti data

kepegawaian berupa biodata pegawai,

history pegawai, serta absensi.

Control 1) Mempermudah Eksekutif dalam

pengontrolan kinerja pegawai.

Efficiency 1) Mempercepat waktu penyajian laporan

data pegawai, laporan penggajian serta

laporan penilaian kinerja.

4.1.4 Analisis Sistem Usulan

Dari masalah utama yang dihadapi oleh PT. Putra Niaga Bimo yaitu tidak

adanya data kepegawaian yang akurat, sistem ini menyediakan database yang

telah dirancang untuk mengatasi hal tersebut. Diharapkan dengan adanya sistem

ini dapat membantu eksekutif dalam melakukan penggajian pegawai secara

efesien dan cepat.

Di sisi lain, sistem ini menyediakan fitur penilaian kinerja pegawai.

Dengan adanya sistem penilaian kinerja pegawai, eksekutif dapat mengontrol

kinerja pegawai serta mempermudah eksekutif dalam memberikan reward kepada

pegawai yang telah bekerja dengan baik terhadap perusahaan.

160

Pegawai

Eksekutif (Direktur Utama)

Login/Logout

Lihat Data pegawai

Lihat absensi

Lihat penilaian kinerja

Lihat laporan gaji

Cetak laporan gaji

Menampilkan menu

eksekutif

Login/logout

Absen

Cetak slip gaji

Menampilkan menu

pegawai

Login/Logout

Manajemen data Pegawai

Absensi

Penilaian kinerja

Cetak slip gaji

Menampilkan menu

Admin

Sistem Informasi Penggajian dan

Penilaian Kinerja

Admin

(Kepala Bagian Kepegawaian)

Manajer Keuangan

Login/logout

Lihat data pegawai

Validasi slip gaji

Menampilkan menu

Keuangan

Gambar 4.3 Rich picture sistem usulan

1. Pegawai yang telah terdaftar akan memiliki ID untuk login ke dalam

sistem dan dapat melakukan absensi, melihat profil pribadi dan juga

melihat laporan gaji.

2. Admin bertugas dalam mendata pegawai baru dan juga me-manage data

pegawai yang telah ada. Admin juga bertugas dalam melakukan penilaian

kinerja pegawai yang nantinya akan terdata di dalam sistem.

3. Eksekutif melihat informasi yang disediakan oleh sistem, berupa laporan

gaji, laporan pendataan pegawai, laporan penilaian kinerja serta absensi.

Data penilaian kinerja ditampilkan dengan bentuk grafik sehingga

eksekutif dapat melihat perkembangan pegawai tiap bulannya. Pemberian

reward dapat diberikan oleh eksekutif setelah menilai pegawai dari

informasi yang tersedia di dalam system.

161

4. Manager keuangan bertugas untuk melakukan validasi laporan penggajian.

Penggajian melibatkan faktor penilaian kinerja, absensi, jam kerja, serta

lama pegawai bekerja pada perusahaan tersebut.

Setelah melihat sistem yang berjalan dan telah mengevaluasi sistem, maka

prosedur sistem yang diusulkan adalah:

1. Proses pendataan kepegawaian akan masuk ke dalam database yang telah

dirancang, seperti absensi, jam kerja pegawai, serta lama pegawai bekerja

pada perusahaan.

2. Proses absensi dilakukan oleh pegawai dengan cara login ke dalam sistem

lalu melakukan absensi dengan mengklik "Submit". Apabila pegawai

berhalangan untuk hadir, pegawai mengabari bagian kepegawaian dengan

melampirkan alasana tertentu, kemudian bagian kepegawaian melakukan

absensi untuk pegawai tersebut. Proses absensi dilakukan dua kali yaitu

saat jam masuk dan jam keluar.

3. Proses penilaian kinerja dilakukan oleh admin (bagian kepegawaian)

dengan memperhatikan kinerja pegawai per individual. Unsur dalam

penilaian kinerja meliputi ketepatan waktu pegawai saat masuk ataupun

keluar kerja yang memiliki bobot 15%, penampilan atau kerapihan

pegawai dalam bekerja memiliki bobot 10%, tanggung jawab pegawai atas

pekerjaan yang ditanganinya memiliki bobot 20%, kerapihan dalam

menyelesaikan tugas yang ditanganinya yang memiliki bobot 20%, serta

162

inisiatif pegawai saat bekerja yang memiliki bobot 35%. Penilaian kinerja

akan mempengaruhi bonus gaji pegawai pada laporan penggajian.

4. Proses penggajian dilakukan dengan melibatkan faktor absensi, penilaian

kinerja, histori kerja pegawai, serta tunjangan-tunjangan seperti tunjangan

nikah ataupun tunjangan anak sesuai kondisi pegawai. Pengupahan

pegawai didasarkan kepada undang-undang RI nomor 13 tahun 2003

tentang ketenagakerjaan. Nominal gaji bonus kinerja pada laporan

penggajian didasarkan pada hasil dari penilaian kinerja pegawai. Untuk

hasil penilaian diatas 90 mendapatkan bonus upah kinerja sebesar 200.000

rupiah, untuk hasil penilaian 80 keatas dan dibawah 90 mendapatkan

bonus upah kerja sebesar 150.000 rupiah, untuk hasil penilaian 70 keatas

dan dibawah 80 mendapatkan bonus upah kerja sebesar 100.000 rupiah,

dan untuk hasil penilaian dibawah 70 maka pegawai tidak mendapatkan

bonus upah kerja.

Berikut adalah standar operasional prosedur Sistem Informasi Penggajian

dan Penilaian Kinerja yang terdiri dari beberapa proses yaitu:

1. Proses Absensi

2. Proses Penilaian Kinerja

3. Proses Penggajian

163

Tabel 4.2 Standar Operasional Prosedur Absensi

No Deskripsi Admin Eksekutif Manajer Keuangan Pegawai Keterangan

1.

Pegawai berhalangan Hadir atau

tidak?

Ya

Tidak

2. Pegawai Melakukan Absensi

Pegawai

Tabel Absensi

3. Admin mengelola absensi pegawai,

pegawai Hadir, Sakit, atau Izin

Admin

Laporan absensi

Tabel Absensi

4.. Eksekutif melihat laporan absensi

Eksekutif

Laporan Absensi

Tabel Absensi

Tabel 4.3 Standar Operasional Prosedur Penilaian kinerja

A

Mulai

Selesai

164

No Deskripsi Admin Eksekutif Manajer Keuangan Pegawai Keterangan

1. Admin melakukan Penilaian kinerja

Admin

Penilaian kinerja

Tabel Penilaian

kinerja

2 Admin Input Penilaian kinerja Admin

Penilaian kinerja

Tabel penilaian

kinerja

2 Admin mengelola Penilaian kinerja

Admin

Penilaian kinerja

Tabel penilaian

kinerja

3. Eksekutif melihat laporan Penilaian

kinerja

Eksekutif

Penilaian kinerja

Tabel Penilaian

kinerja

4. Pertimbangan pemberian reward

pegawai kepada pegawai yang

berprestasi

Tidak

Ya

Eksekutif

Penilaian kinerja

Tabel Penilaian

kinerja

5. Eksekutif memberikan reward

Eksekutif

Tabel 4.4 Standar Operasional Prosedur Penggajian

Mulai

Selesai

B

165

No Deskripsi Admin Eksekutif Manajer Keuangan Pegawai Keterangan

1. Manajer keuangan laporan gaji pada

periode yang ditentukan

Manajer keuangan

Slip gaji

Tabel gaji

2 Manajer keuangan melakukan

validasi laporan gaji pada pegawai

tertentu

Manajer keuangan

Slip gaji

Tabel gaji

3. Pegawai melihat laporan penggajian

individual yang telah divalidasi

Pegawai

Slip gaji

Tabel gaji

4. Eksekutif melihat laporan gaji telah

divalidasi

Eksekutif

Laporan Penggajian

Tabel gaji

5 Admin mencetak slip gaji Admin

Slip gaji

Tabel gaji

Mulai A B

Selesai

166

Tabel 4.5 Legenda Diagram Alir Sistem Usulan

Simbol Keterangan Simbol Keterangan

Mulai/ Selesai

Dokumen

Input Penghubung

Proses Arsip

4.2 Workshop Design RAD (Tahap Desain)

4.2.1 Perancangan Proses

Dalam perancangan proses Sistem Informasi Penggajian dan Penilaian

Kinerja digunakan pendekatan sistem berorientasi objek dengan menggunakan

tools Unified Modeling Language (UML) yang terdiri dari use case diagram,

activity diagram, sequence diagram, dan class diagram

4.2.1.1 Use Case Diagram

Use Case berikut mendeskripsikan interaksi antara aktor pada PT. Putra

Niaga Bimo.

1. Identifikasi aktor

Tabel 4.6 Identifikasi aktor

No. Actor Hak Akses

1. Admin Aktor yang mengatur manajemen pegawai,

seperti pendataan pegawai, penilaian kinerja,

dan juga absensi.

2. Eksekutif Aktor pemilik perusahaan (Direktur Utama)

yang berperan dalam melihat perkembangan

pegawai serta pemberian reward kepada

pegawai yang berprestasi

3. Manajer Keuangan Aktor yang bertugas dalam memvalidasi slip

gaji yang telah dibuat oleh sistem.

167

4. Pegawai Aktor yang bekerja pada perusahaan yang

memiliki akses dalam melakukan absensi,

lihat absensi, melihat slip gaji, serta

mencetak slip gaji.

2. Identifikasi use case

Tabel 4.7 Identifikasi Use Case

No. Use Case Name Deskripsi Actor

1. Login Use case ini menggambarkan alur proses

pengguna masuk ke dalam sistem

Admin, Eksekutif,

Manajer keuangan,

dan Pegawai

2. Manajemen data

pegawai

Use case ini menggambarkan kegiatan

proses penambahan, pengeditan, serta

penghapusan data pegawai

Admin

3. Lihat data

pegawai

Use case ini menampilkan data pegawai

yang telah di input

Admin, Eksekutif,

Manajer keuangan

4. Absensi Use case ini menggambarkan kegiatan

proses input kehadiran

Admin dan pegawai

5. Lihat absensi Use case ini menampilkan data

kehadiran pegawai

Admin, Eksekutif, dan

Pegawai

6. Penilaian kinerja Use case ini menggambarkan kegiatan

dalam menilai kinerja pegawai

Admin

7. Lihat penilaian

kinerja

Use case ini menampilkan data penilaian

kinerja pegawai

Admin dan Eksekutif

8. Validasi slip gaji Use case ini berfungsi untuk

memvalidasi slip gaji pegawai

Manajer Keuangan

9. Cetak slip gaji Use case ini berfungsi untuk mencetak

slip gaji pada periode yang telah

ditentukan

Admin

10. Lihat Laporan

Gaji

Use case ini berfungsi untuk melihat

Laporan gaji seluruh pegawai

Eksekutif

11. Logout Use case ini menggambarkan kegiatan

kluar dari sistem

Admin, Eksekutif,

Manajer Keuangan,

Pegawai

168

Login

Penilaian Kinerja

Absensi

Validasi gaji

Lihat penilaian kinerja

Lihat absensi

Admin

Eksekutif

Manajer Keuangan

Pegawai

<<extends>>

<<extends>>

<<extends>>

Cetak slip gaji

Sistem Informasi Penggajian dan Penilaian

Kinerja

Lihat laporan Gaji

<<extends>>

Manajemen data pegawai

Lihat data pegawai

<<extends>>

Logout<<include>>

Gambar 4.4 Use Case Diagram Sistem Informasi Absensi dan Penggajian PT.

Putra Niaga Bimo.

169

4.2.1.1.1 Use Case Narrative

Tabel berikut merupakan Use Case Narrative yang menjelaskan secara

naratif tentang kegiatan aktor serta respon sistem pada Use Case yang telah

dipaparkan sebelumnya, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.8 Use Case Narrative Login

Nama Use Case Login

Aktor Admin, Eksekutif, Manajer keuangan, dan Pegawai

Deskripsi Use Case ini menggambarkan kegiatan login untuk

memulai akses sistem informasi Penggajian dan

Penilaian Kinerja sesuai level dari masing-masing

pengguna

Pra kondisi User membuka Sistem Informasi Penggajian dan

Penilaian Kinerja

Pemicu

Event Kegiatan actor Respon system

1. masukkan

username dan

password

2. memvalidasi

username dan

password

3. menampilkan

halaman utama

Alternate Course

Post kondisi Halaman utama berhasil ditampilkan

Tabel 4.9 Use Case Narrative Manajemen data pegawai

Nama Use Case Manajemen data pegawai

Aktor Admin

Deskripsi Use Case ini menggambarkan kegiatan user dalam

170

mengelola data pegawai

Pra kondisi User telah login ke dalam sistem

Pemicu

Event Kegiatan actor Respon system

1. memilih menu Data

pegawai

2. menampilkan

halaman Data

pegawai

3. menginput,

mengedit, atau

menghapus data

pegawai

4. data tersimpan ke

dalam database

Alternate Course

Post kondisi Data pegawai tersimpan ke dalam database

Tabel 4.10 Use Case Narrative Lihat data pegawai

Nama Use Case Lihat data pegawai

Aktor Admin, Eksekutif, dan Manajer keuangan

Deskripsi Use Case ini menampilkan data pegawai

Pra kondisi Data pegawai telah terisi dan user telah login ke

dalam sistem

Pemicu

Event Kegiatan actor Respon system

1. memilih menu

Data pegawai

2. menampilkan

halaman Data

pegawai

Alternate Course Admin dapat mengedit data pegawai dengan

mengklik edit pada data pegawai yang ingin di edit

Post kondisi Data pegawai berhasil ditampilkan

171

Tabel 4.11 Use Case Narrative Absensi

Nama Use Case Absensi

Aktor Admin dan Pegawai

Deskripsi Use Case ini menggambarkan kegiatan user mengisi

kehadiran

Pra kondisi User telah login ke dalam sistem

Pemicu

Event Kegiatan actor Respon system

1. Memilih menu

Absensi

2. Menampilkan sub

menu Absensi

3. Memilih sub menu

Absen

4. Menampilkan form

Absen

5. user klik tombol

Submit

6. sistem menyimpan

ke database

Alternate Course Admin dapat mengisi absen pegawai dengan

memilih sub menu Absen pada menu Absensi

Post kondisi Absen tersimpan ke dalam database

Tabel 4.12 Use Case Narrative Lihat absensi

Nama Use Case Lihat absensi

Aktor Admin dan Eksekutif

Deskripsi Use Case ini menggambarkan kegiatan user dalam

melihat absensi pegawai

Pra kondisi Data absensi telah terisi dan user telah login ke

dalam sistem

Pemicu

Event Kegiatan actor Respon system

1. user memilih

menu Absensi

2. Sistem menampilkan

sub menu absensi

172

3. Memilih sub

menu Laporan

absensi

4. Menampilkan

halaman Laporan

absensi

5. Memasukan

periode

6. Menampilkan data

absensi

Alternate Course

Post kondisi Data absensi berhasil ditampilkan

Tabel 4.13 Use Case Narrative Penilaian kinerja

Nama Use Case Penilaian kinerja

Aktor Admin

Deskripsi Use Case ini menggambarkan kegiatan Admin dalam

menilai kinerja pegawai

Pra kondisi User telah login ke dalam sistem

Pemicu

Event Kegiatan actor Respon system

1. User memilih menu

Manajemen

penilaian kinerja

2. Menampilkan sub

menu manajemen

penilaian kinerja

3. User memilih sub

menu Penilaian

kinerja

4. Sistem

menampilkan

halaman penilaian

kinerja

5. Memasukan

periode

6. Menampilkan list

pegawai

7. Klik Penilaian

kinerja

8. Menampilkan form

penilaian kinerja

9. Mengisi penilaian

kinerja

10. Menyimpan ke

database

173

Alternate Course User dapat melakukan penilaian kinerja secara per

orangan dengan masuk ke dalam menu lihat data

pegawai lalu klik menu penilaian kinerja pada

pegawai tertentu

Post kondisi Penilaian kinerja tersimpan ke dalam database

Tabel 4.14 Use Case Narrative Lihat penilaian kinerja

Nama Use Case Lihat penilaian kinerja

Aktor Admin dan Eksekutif

Deskripsi Use Case ini menggambarkan kegiatan user dalam

melihat penilaian kinerja pegawai

Pra kondisi Data penilaian kinerja telah terisi dan user telah

login ke dalam sistem

Pemicu

Event Kegiatan actor Respon system

1. user memilih menu

Manajemen

penilaian kinerja

2. Sistem

menampilkan sub

menu Manajemen

penilaian kinerja

3. User memilih menu

Lihat penilaian

kinerja

4. Menampilkan

halaman Lihat

penilaian kinerja

5. Memasukan

Periode penilaian

kinerja

6. Menampilkan data

Penilaian kinerja

Alternate Course

Post kondisi Data penilaian kinerja berhasil ditampilkan

174

Tabel 4.15 Use Case Narrative Validasi slip gaji

Nama Use Case Validasi slip gaji

Aktor Manajer keuangan

Deskripsi Use Case ini menggambarkan kegiatan Manajer

keuangan dalam memvalidasi slip gaji

Pra kondisi Data pegawai, absensi, dan penilaian kinerja telah

terisi dan User telah login ke dalam sistem

Pemicu

Event Kegiatan actor Respon system

1. User memilih menu

Slip gaji

2. Menampilkan sub

menu slip gaji

3. User memilih menu

Validasi slip gaji

4. Menampilkan

halaman validasi

slip gaji

5. Memasukan periode

gaji

6. Menampilkan

laporan gaji

pegawai

7. Check list opsi Valid 8. Slip gaji valid

Alternate Course

Post kondisi Status slip gaji valid

Tabel 4.16 Use Case Narrative Cetak slip gaji

Nama Use Case Cetak slip gaji

Aktor Admin dan Pegawai

Deskripsi Use Case ini menampilkan slip gaji

Pra kondisi Slip gaji telah divalidasi

Pemicu

Event Kegiatan actor Respon system

1. User memilih menu 2. Menampilkan sub

175

Slip gaji menu Slip gaji

3. Memilih menu Cetak

slip gaji

4. Menampilkan

halaman slip gaji

5. User memasukan

periode gaji

6. Menampilkan

Laporan gaji

pegawai

7. klik Cetak 8. Mencetak slip gaji

berdasarkan periode

yang telah

ditentukan

Alternate Course

Post kondisi Slip gaji berhasil dicetak

Tabel 4.17 Use Case Narrativee Lihat laporan gaji

Nama Use Case Lihat laporan gaji

Aktor Admin, Eksekutif dan Manajer keuangan

Deskripsi Use Case ini menampilkan Laporan gaji keseluruhan

pegawai pada periode 1 bulan

Pra kondisi Data Penggajian telah Valid

Pemicu

Event Kegiatan actor Respon system

1. User memilih

menu Laporan gaji

2. Menampilkan halaman

Laporan gaji

3. Memasukan

periode gaji

4. Menampilkan Laporan

gaji seluruh pegawai

pada periode tertentu

Alternate Course Laporan gaji dapat dicetak dengan menekan menu Print

PDF

Post kondisi Laporan gaji berhasil ditampilkan

176

Tabel 4.18 Use Case Narrative Logout

Nama Use Case Logout

Aktor Admin, Eksekutif, Manajer keuangan, Pegawai

Deskripsi Use Case ini menggambarkan kegiatan keluar dari

sistem

Pra kondisi User telah login

Pemicu

Event Kegiatan actor Respon system

1. User memilih menu

Logout

2. Menampilkan halaman

Login

Alternate Course -

Post kondisi User keluar dari sistem

4.2.1.2 Activity Diagram

Berikut adalah perancangan activity yang terdapat pada Sistem Informasi

Penggajian dan Penilaian Kinerja pada PT. Putra Niaga Bimo:

1. Activity Diagram Login

SistemSemua Aktor

Masukkan UserName dan Password

Login

Menampilkan Pesan Kesalahan

Menampilkan Menu Sesuai Level User

Valid

Tidak Valid

Gambar 4.5 Activity Diagram Login

177

User memasukan Username dan Password pada form Login, lalu klik

Login. Sistem akan memvalidasi data yang telah dimasukan. Apabila data

tidak valid maka sistem akan menampilkan pesan kesalahan dan kembali ke

form Login. Apabila data yang dimasukan valid maka sistem akan

menampilkan halaman Home beserta menu dan sub menu sesuai level user.

2. Activity Diagram Manajemen data pegawai

SistemAdmin

Memilih menu Data pegawaiMenampilkan Halaman

Data Pegawai

Pilih menu tindakan

Edit HapusTambah

Menampilkan form tambah pegawai

Input data

pegawai

Menampilkan data pegawai

Ubah data pegawai

Tampilkan pesan

hapus data pegawai

Hapus

data pegawai

Menyimpan ke

database

Valid

Tidak

valid

Tidak

valid

Valid

Pilih Hapus

Mengubah

data pegawai

Gambar 4.6 Activity Diagram Manajemen data pegawai

178

Admin memilih menu data pegawai lalu sistem akan menampilkan

halaman data pegawai yang terdiri dari beberapa tindakan. Tindakan Tambah

untuk menambah pegawai. Sistem menampilkan form tambah pegawai lalu

Admin menginput data pegawai yang ingin ditambah. Apabila data yang

dimasukan salah maka halaman akan dikembalikan ke form tambah pegawai.

Apabila data yang dimasukan valid maka data akan tersimpan ke dalam

database. Tindakan Ubah untuk mengubah data pegawai. Admin mengklik

menu Ubah pada pegawai yang terdapat pada daftar pegawai. Sistem akan

menampilkan data pegawai yang ingin diubah. Apabila data yang diubah

tidak valid maka akan dikembalikan ke halaman data pegawai. Apabila data

yang dimasukan valid maka data yang diubah akan disimpan ke dalam

database. Tindakan Hapus untuk menghapus data pegawai. Admin mengklik

menu Hapus pada pegawai yang ingin dihapus. Sistem akan menampilkan

pesan hapus data pegawai lalu user akan pilih hapus dan data dihapus.

3. Activity Diagram Lihat data pegawai

SistemAdmin dan Eksekutif

Memilih menu data pegawai Menampilkan Data pegawai

Gambar 4.7 Activity Diagram Lihat data pegawai

179

User memilih menu data pegawai, lalu sistem akan menampilkan list

sub menu data pegawai. User memilih menu Lihat data pegawai dan sistem

menampilkan halaman data pegawai.

4. Activity Diagram Absensi

SistemPegawai

Pilih menu Absensi Menampilkan sub menu Absensi

Memilih sub menu absen

Menampilkan halaman Absen

Klik Submit

Menyimpan data absensi

Gambar 4.8 Activity Diagram Absensi

Pegawai memili menu Absensi, sistem menampilkan sub menu

absensi. Pegawai memilih menu absen lalu sistem akan menampilkan

halaman absen. Pegawai klik Submit, sistem menyimpan data kehadiran

pegawai.

180

5. Activity Diagram Lihat data absensi

SistemPegawai

Pilih menu Absensi Menampilkan sub menu Absensi

Memilih sub menu Laporan Absensi

Menampilkan halaman

Laporan Absensi

Masukan Periode

Menampilkan data absensi

Gambar 4.9 Activity Diagram Lihat data absensi

Setelah User login, user memilih menu Absensi. Sistem menampilkan

halaman Data absensi. User memasukan periode absensi, sistem akan

menampilkan data absensi pegawai pada periode tersebut.

181

6. Activity Diagram Penilaian kinerja

SistemAdmin

Memilih menu

Manajemen penilaian kinerja

Menampilkan sub menu

Manajemen penilaian kinerja

Memilih menu Penilaian kinerja

Menampilkan form

penilaian kinerja

Klik Penilaian kinerja

Menampilkan form

Penilaian kinerja

Memasukan Periode Penilaian

Menampilkan data Pegawai

Mengisi form Penilaian

Menyimpan data penilaian

Gambar 4.10 Activity Diagram Penilaian kinerja

Admin memilih menu Manajemen penilaian kinerja lalu sistem

menampilkan sub menu manajemen penilaian kinerja. User memilih menu

Penilaian kinerja lalu sistem menampilkan halaman Penilaian kinerja. Admin

mengisi periode penilaian, sistem akan menampilkan list pegawai. Admin

klik Penilaian kinerja, sistem menampilkan form penilaian kinerja. Admin

mengisi penilaian kinerja pegawai lalu klik submit, data penilaian kinerja

tersimpan.

182

7. Activity Diagram Lihat penilaian kinerja

SistemAdmin dan Eksekutif

Memilih menu

Manajemen penilaian kinerja

Menampilkan sub menu

Manajemen penilaian kinerja

Memilih menu

Lihat penilaian kinerja

Menampilkan halaman

lihat penilaian kinerja

Memasukan Periode

Menampilkan penilaian kinerja

Pada periode yang telah ditentukan

Gambar 4.11 Activity Diagram Lihat penilaian kinerja

User memilih menu Manajemen penilaian kinerja lalu sistem

menampilkan sub menu manajemen penilaian kinerja. User memilih menu

Lihat penilaian kinerja lalu sistem menampilkan halaman Lihat penilaian

kinerja. User mengisi periode penilaian kinerja pegawai. Sistem

menampilkan penilaian kinerja pegawai berdasarkan periode yang telah

ditentukan.

183

8. Activity Diagram Validasi gaji

Manajer keuangan Sistem

Memilih menu

Slip gaji

Menampilkan sub menu

Slip gaji

Memasukan periode

Memilih menu

Validasi slip gaji

Menampilkan halaman

Validasi slip gaji

Menampilkan Laporan gaji

pegawai yg belum divalidasi

Checklist Valid lalu tekan Submit

Slip gaji valid

Gambar 4.12 Activity Diagram Validasi slip gaji

Manajer keuangan memlih menu Slip gaji lalu sistem menampilkan

sub menu Slip gaji. Manajer keuangan memilih menu Validasi slip gaji, lalu

sistem menampilkan halaman validasi slip gaji. Manajer keuangan

memasukan periode gaji, sistem akan menampilkan Laporan gaji pegawai

yang belum di validasi. Manajer keuangan merubah status slip gaji menjadi

valid. Slip gaji menjadi valid.

184

9. Activity Diagram Cetak slip gaji

Admin dan Eksekutif Sistem

Memilih menu

Slip gajiMenampilkan sub menu Slip gaji

Memasukan Periode gaji

Menampilkan Laporan gaji karyawan

yang telah divalidasi

Memilih menu Cetak slip gaji

Menampilkan halaman Slip gaji

Klik Cetak

Mencetak slip gaji berdasarkan

periode yang telah ditentukan

Gambar 4.13 Activity Diagram Cetak slip gaji

User memlih menu Slip gaji lalu sistem menampilkan sub menu Slip

gaji. User memilih menu Cetak slip gaji, lalu sistem menampilkan halaman

Cetak slip gaji. User memasukan periode gaji lalu sistem akan menampilkan

Laporan gaji pegawai pada periode tersebut yang telah di validasi. User klik

cetak, lalu slip gaji dicetak berdasarkan periode yang telah ditentukan.

185

10. Activity Diagram Lihat laporan gaji

Eksekutif Sistem

Memilih menu

Lihat laporan gajiMenampilkan halaman Laporan gaji

Memasukan periode gaji

Menampilkan Laporan gaji

seluruh pegawa

Gambar 4.14 Activity Diagram Lihat laporan gaji

Eksekutif memilih menu Lihat laporan gaji, lalu sistem akan

menampilkan halaman Laporan gaji. Eksekutif memasukan periode gaji

yang ingin dilihat, sistem menampilkan Laporan gaji pada periode yang

telah ditentukan.

11. Activity Diagram Logout

Semua Aktor Sistem

Memilih menu

LogoutKeluar dari Sistem

Halaman Login

186

Gambar 4.15 Activity Diagram Logout

User memilih menu Logout, lalu proses sistem berakhir dan

kembali ke halaman Login.

4.2.1.3 Sequence Diagram

Perancangan sequence menjelaskan secara detail urutan proses yang

dilakukan dalam sistem untuk mencapai tujuan dari use case, digambarkan pada

sequence diagram berikut ini:

1. Sequence Diagram Login

Actor

Form Login user

Memasukan Username dan Password

Menampilkan pesan kesalahan

Username dan Password

Verifikasi data

Login berhasil

Menampilkan halaman Home

Login gagal

Gambar 4.16 Sequence Diagram Login

Kegiatan diawali oleh Actor mengisi Username dan Password pada

form login. Username dan Password akan diverifikasi. Apabila terjadi

kegagalan sistem maka akan ditampilkan pesan kesalahan username atau

password, apabila verifikasi berhasil maka actor akan dikirm ke halaman

187

home berdasarkan level login user masing-masing.

2. Sequence Diagram Manajemen data pegawai

Manajemen data pegawai

Admin

Data_Pegawai

Memilih menu Data pegawai

Meminta data pegawai

Mendapatkan data Pegawai

Memilih menu Tambah

Menampilkan data Pegawai

Menampilkan form Tambah pegawai

Mengisi form Tambah pegawai

Memilih menu Edit

Menampilkan form data pegawai

Mengubah form data pegawai

Memilih menu Hapus

Menampilkan pesan konfirmasi hapus

Tekan Hapus

User

Menyimpan data

Menyimpan data

Mengubah data

Menghapus data

Menghapus data

Gambar 4.17 Sequence Diagram Manajemen data pegawai

Proses dimulai saat Admin memilih menu data pegawai, lalu sistem

akan meminta data pegawai kemudian menampilkan data pegawai kepada

188

Admin. Admin dapat memilih tindakan Tambah, Edit, dan Hapus. Menu

Tambah untuk melakukan penambahan pegawai. Admin memilih menu

Tambah lalu sistem akan menampilkan form Tambah pegawai. Admin

mengisi form Tambah pegawai lalu menyimpan ke dalam database.

Menu Edit untuk melakukan pengeditan data pegawai. Admin

memilih menu Edit lalu sistem akan menampilkan data pegawai. Admin

mrubah data pegawai lalu menyimpan ke dalam database.

Menu Hapus untuk menghapus data pegawai. Admin memilih

menu Hapus lalu sistem akan menampilkan peringatan penghapusan data.

Admin memilih hapus, dan data pegawai terhapus.

3. Sequence Diagram Lihat data pegawai

Actor

GUI Data_Pegawai

Memilih menu Data pegawai

Meminta data pegawai

Mendapatkan data pegawai

Menampilkan data pegawai

Gambar 4.18 Sequence Diagram Lihat data pegawai

Proses diawali Actor memilih menu Data pegawai. Sistem akan

189

meminta data pegawai, lalu data pegawai disajikan kepada Actor.

4. Sequence Diagram Absensi

Pegawai

Form Absensi Absensi

Memilih sub menu Absen

Klik Absen

Menampilkan halaman Absen

Data_Pegawai

Mengambil data

Mengambil data

Menyimpan Absensi

Gambar 4.19 Sequence Diagram Absensi

Proses diawali Pegawai memilih sub menu Absen kemudia sistem

akan menampilkan halaman Absen. Pegawai mengklik tombol absen, lalu

data absensi akan tersimpan ke dalam database.

190

5. Sequence Diagram Lihat data absensi

Actor

GUI Absensi

Memilih menu Laporan absensi

Meminta data absensi berdasarkan periode

Menampilkan halaman Laporan absensi

Filter periode Absensi

Data_Pegawai

Mengambil data

Mengambil data

Memasukan Periode Absensi

Menampilkan data absensi

Gambar 4.20 Sequence Diagram Lihat data absensi

Proses diawali Actor memilih sub menu Laporan absensi. Sistem

menampilkan halaman Laporan absensi. Actor memasukan periode

absensi, sistem akan meminta data absensi, lalu data absensi disajikan

kepada Actor.

191

6. Sequence Diagram Penilaian kinerja

Form Penilaian kinerja

Admin

Penilaian_Kinerja

Menampilkan data penilaian kinerja

Filter periode penilaian

Data_Pegawai

Meminta data

Meminta data

Memasukan periode penilaian

Meminta data

Menampilkan data penilaian kinerja berdasarkan periode

Memilih sub menu Penilaian kinerja

Memilih menu input Penilaian

Meminta data

Meminta data

Menampilkan form Penilaian Kinerja

Memasukan data penilaian

Menyimpan data

Gambar 4.21 Sequence Diagram Penilaian kinerja

Proses diawali oleh Admin memilih sub menu Penilaian kinerja,

sistem akan merespon menampilkan halaman Penilaian kinerja. Admin

periode penilaian, kemudian sistem menampilkan laporan penilaian

berdasarkan periode tersebt. Klik penilaian kinerja pada karyawan tertentu,

lalu sistem menampilkan form penilaian kinerja. Admin mengisi form

penilaian kinerja, lalu data tersimpan ke dalam database.

192

7. Sequence Diagram Lihat penilaian kinerja

Actor

GUI Penilaian_Kinerja

Menampilkan penilaian kinerja

Filter Periode Penilaian

Data_Pegawai

Meminta data

Meminta data

Memasukan periode Penilaian

Meminta Data

Menampilkan data Penilaian berdasarkan periode

Memilih sub menu Laporan Penilaian Kinerja

Gambar 4.22 Sequence Diagram Lihat penilaian kinerja

Proses diawali Actor memilih menu Lihat penilaian kinerja. Sistem

menampilkan halaman Lihat penilaian kinerja. Actor memasukan periode

penilaian kinerja, sistem akan meminta data penilaian kinerja, lalu data

penilaian kinerja disajikan kepada Actor.

8. Sequence Diagram Validasi gaji

193

Form Validasi Gaji

Manajer Keuangan

Data_Pegawai Absensi Penilaian_Kinerja

Memilih menu Validasi gaji

Mengambil Data

Mengambil Data

Mengambil Data

Penggajian

Menampilkan Data Gaji

Klik Validasi

Menyimpan ke database

Gambar 4.23 Sequence Diagram Validasi gaji

Proses diawali oleh Manajer keuangan memilih menu Validasi slip

gaji, sistem akan merespon menampilkan halaman Validasi slip gaji.

manajer keuangan memasukan periode penggajian, sistem menampilkan

laporan gaji yang belum di validasi. Manajer keuangan merubah status slip

gaji menjadi valid, lalu slip gaji akan tersimpan ke dalam databse sebagai

slip gaji yang valid.

9. Sequence Diagram Cetak slip gaji

194

GUI

Actor

Penggajian

Filter periode gaji

Data_Pegawai

Memilih menu Laporan Penggajian

Meminta data

Meminta data

Menampilkan halaman Laporan Penggajian

Memasukan Periode Penggajian

Meminta data

Menampilkan penggajian berdasarkan periode

Memilih menu Cetak slip gaji

Cetak slip gaji

Gambar 4.24 Sequence Diagram Cetak slip gaji

Proses diawali Actor memilih menu Lihat slip gaji, sistem akan

menampilkan halaman slip gaji. Actor memasukan periode slip gaji, lalu

sistem akan mencari data slip gaji pada periode yang telah ditentukan.

Sistem akan menampilkan Laporan gaji pegawai. Actor klik Cetak pada

pegawai tertentu kemudian slip gaji akan dicetak.

10. Sequence Diagram Lihat laporan gaji

195

GUI

Actor

Penggajian

Filter periode gaji

Data_Pegawai

Memilih menu Laporan Penggajian

Meminta data

Meminta data

Menampilkan halaman Laporan Penggajian

Memasukan Periode Penggajian

Meminta data

Menampilkan penggajian berdasarkan periode

Gambar 4.25 Sequence Diagram Lihat laporan gaji

4.2.2 Perancangan Input/Output

4.2.2.1 Desain Input

Desain input yang dibuat untuk sistem penggajian dan penilaian kinerja

ini terdiri dari beberapa form. Desain input disini hanya menampilkan 1 contoh

form, untuk lengkapnya dapat dilihat pada lampiran II.:

1. Form Login

Username :

Password :

Gambar 4.26 Form Login

4.2.2.2 Desain Output

Desain output yang dibuat untuk sistem penggajian dan penilaian

kinerja ini terdiri dari beberapa laporan. Desain output disini hanya

196

menampilkan 1 contoh laporan, untuk lengkapnya dapat dilihat pada lampiran

II.

1. Laporan data pegawai

No NIP Nama Pegawai Jabatan

Detail

Detail

Gambar 4.27 Laporan data pegawai

4.2.3 Desain Database

Sebelum mendesain database, penulis mengidentifikasikan objek potensial

terlebih dahulu untuk menyusun class diagram. Berikut adalah tabel identifikasi

objek potensial Sistem Informasi Penggajian dan Penilaian Kinerja:

Tabel 4.19 Daftar Objek Potensial

Daftar Objek Potensial

Login Form login

Admin Username

Eksekutif Password

Manajer keuangan Data absensi

Pegawai Data pegawai

User Status slip gaji

Form Login Data Penilaian kinerja

197

Absensi Form Penilaian kinerja

Form Absensi Penggajian

Penilaian kinerja Slip gaji

Laporan Penggajian Periode gaji

Periode absensi Periode penilaian kinerja

Tabel 4.20 Analisis Objek Potensial

No Objek Potensial Alasan

1 Login X Tidak relevan

2 Admin Aktor sistem

3 Eksekutif Aktor sistem

4 Manajer keuangan Aktor sistem

5 Pegawai Aktor sistem

6 User Generalisasi aktor

7 Form Login X Tidak relevan

8 Absensi Absensi

9 Form Absensi X Tidak relevan

10 Penilaian kinerja Penilaian kinerja

11 Laporan Penggajian X Tidak relevan

12 Form login X Tidak relevan

13 Username X Atribut User

14 Password X Atribut User

15 Data absensi X Sinonim Absensi

16 Data pegawai Data pegawai

198

17 Status slip gaji X Atribut Penggajian

18 Periode gaji X Atribut Penggajian

19 Data Penilaian kinerja X Tidak relevan

20 Form Penilaian kinerja X Tidak relevan

21 Penggajian Penggajian

22 Slip gaji X Tidak relevan

23 Periode absensi X Atribut Absensi

24 Periode penilaian kinerja X Atribut Penilaian kinerja

Tabel 4.21 Daftar Objek yang diusulkan

Admin Penggajian

Eksekutif User

Manajer keuangan Absensi

Pegawai Penilaian kinerja

Data pegawai

4.2.3.1 Class Diagram

Class Diagram dari Sistem Informasi Penggajian dan Penilaian kinerja

ini adalah sebagai berikut:

199

+add()

+edit()

-nip

-nama

-tgl_kerja

-jabatan

-alamat

-kota

-tpt_lahir

-tgl_lahir

-gender

-telp

-email

-agama

-sts_kawin

-jml_anak

data_pegawai

+Login()

+Edit()

-id_user

-nip

-username

-password

-level

user

1..*1

+Create()

-id_gaji

-nip

-periode_gaji

-gaji_pokok

-tunjangan_nikah

-tunjangan_anak

-kinerja

-potongan_gaji

-total_gaji

-status

penggajian

11..*

+Add()

+View()

+Cetak()

-id_absensi

-nip

-periode

-keterangan

-jam_masuk

-jam_keluar

absensi

1

1..*

+Create()

+Update()

-id_penilaian

-nip

-periode_penilaian

-tepat_waktu

-penampilan

-tanggung_jawab

-kerapihan_kerja

-inisiatif

-catatan

-hasil

penilaian_kinerja 1

1..*

+add()

+edit()

+delete()

+cetak()

-level

admin

+View()

+Cetak()

-level

eksekutif

+View()

+Validasi()

-level

keuangan

+Absen()

-level

pegawai

Gambar 4.28 Class Diagram Sistem Informasi Penggajian dan

Penilaian kinerja

4.2.3.2 Mapping Database

Mapping class diagram digunakan untuk menjebatani antara class

diagram ke format Relational Database Management System (RDBMS) tabel.

Berikut ini adalah gambar mapping class diagram ke RDBMS tabel.

200

+add()

+edit()

-nip

-nama

-tgl_kerja

-id_jabatan

-alamat

-id_kota

-tpt_lahir

-tanggal_lahir

-gender

-telp

-email

-agama

-sts_kawin

-jml_anak

data_pegawai

+View()

-id_jabatan

-nama_jabatan

Jabatan

+Create()

-id_gaji

-nip

-periode_gaji

-id_gaji_pokok

-tunjangan_nikah

-tunjangan_anak

-kinerja

-potongan_gaji

-total_gaji

-status

penggajian

+View()

-id_gaji_pokok

-id_jabatan

-nominal_gaji_pokok

-uang_makan

gaji_pokok

1

1..*

1..*

1

1

1

1

1

+View()

+Cetak()

-id_absensi

-nip

-periode

-keterangan

-jam_masuk

-jam_keluar

absensi

1

1..*

+login()

+edit()

-id_user

-username

-password

-nip

-id_level

user

+View()

-id_level

-nama_level

level_user

1

1

1

1

1

1..*

+Create()

+Update()

-id_penilaian

-nip

-periode_penilaian

-tepat_waktu

-penampilan

-tanggung_jawab

-kerapihan_kerja

-inisiatif

-catatan

-hasil

penilaian_kinerja

+add()

+edit()

-nip

-nama

-tgl_kerja

-jabatan

-alamat

-kota

-tpt_lahir

-tgl_lahir

-gender

-telp

-email

-agama

-sts_kawin

-jml_anak

data_pegawai

+Login()

+Edit()

-id_user

-nip

-username

-password

-level

user

1..*

1

+Create()

-id_gaji

-nip

-periode_gaji

-gaji_pokok

-tunjangan_nikah

-tunjangan_anak

-kinerja

-potongan_gaji

-total_gaji

-status

penggajian

11..*

+Add()

+View()

+Cetak()

-id_absensi

-nip

-periode

-keterangan

-jam_masuk

-jam_keluar

absensi

1

1..*

+Create()

+Update()

-id_penilaian

-nip

-periode_penilaian

-tepat_waktu

-penampilan

-tanggung_jawab

-kerapihan_kerja

-inisiatif

-catatan

-hasil

penilaian_kinerja 1

1..*

+add()

+edit()

+delete()

+cetak()

-level

admin

+View()

+Cetak()

-level

eksekutif

+View()

+Validasi()

-level

keuangan

+Absen()

-level

pegawai

+View()

-id_kota

-nama_kota

-id_provinsi

kota

+View()

-id_provinsi

-nama_provinsi

provinsi

1

1 1

1..*

Gambar 4.29 Mapping Class Diagram

Berikut penjelasan dari pemetaan class diagram tersebut di atas:

1. Tahapan Pertama dalam mapping class diagram yaitu petakan semua

class kongkrit dalam problem domain ke tabel RDBMS. Hilangkan

semua operasi pada class diagram ke dalam tabel.

2. Class user dan generalisasi dari class user terpetakan menjadi tabel user

dan level_user karena memiliki atribut yang sama

201

+Login()

+Edit()

-id_user

-nip

-username

-password

-level

user

+add()

+edit()

+delete()

+cetak()

-level

admin

+View()

+Cetak()

-level

eksekutif

+View()

+Validasi()

-level

keuangan

+Absen()

-level

pegawai

+login()

+edit()

-id_user

-username

-password

-nip

-id_level

user

+View()

-id_level

-nama_level

level_user

1

1

Gambar 4.30 Penjabaran mapping class User

3. Class data_pegawai dipetakan menjadi tabel berikut: Tabel

data_pegawai, jabatan, kota, dan provinsi.

+add()

+edit()

-nip

-nama

-tgl_kerja

-id_jabatan

-alamat

-tpt_lahir

-tanggal_lahir

-gender

-telp

-email

-agama

-sts_kawin

-jml_anak

data_pegawai

+View()

-id_jabatan

-nama_jabatan

Jabatan

+add()

+edit()

-nip

-nama

-tgl_kerja

-jabatan

-alamat

-tpt_lahir

-tgl_lahir

-gender

-telp

-email

-agama

-sts_kawin

-jml_anak

data_pegawai

1..*

1

+View()

-id_kota

-nama_kota

-id_provinsi

kota

+View()

-id_provinsi

-nama_provinsi

provinsi

1 1

1

1..*

Gambar 4.31 Penjabaran mapping class data_pegawai

202

4. Class penggajian dipetakan menjadi tabel berikut: Tabel penggajian,

dan gaji_pokok.

+Create()

-id_gaji

-nip

-periode_gaji

-gaji_pokok

-tunjangan_nikah

-tunjangan_anak

-kinerja

-potongan_gaji

-total_gaji

-status

penggajian

+Create()

-id_gaji

-nip

-periode_gaji

-id_gaji_pokok

-tunjangan_nikah

-tunjangan_anak

-kinerja

-potongan_gaji

-total_gaji

-status

penggajian

+View()

-id_gaji_pokok

-id_jabatan

-nominal_gaji_pokok

-uang_makan

gaji_pokok

1

1

Gambar 4.32 Penjabaran mapping class penggajian

4.2.3.3 Matriks CRUD

Tabel 4.22 Matriks CRUD

Location

Entity – Attribute

Admin Eksekutif Manajer

Keuangan Pegawai

Data_Pegawai CRUD R R R

Nip CRUD R R R

Nama CRUD R R R

Tgl_kerja CRUD R R R

Jabatan CRUD R R R

Alamat CRUD R R R

Tpt_lahir CRUD R R R

Tanggal_lahir CRUD R R R

203

Gender CRUD R R R

Telp CRUD R R R

Email CRUD R R R

Agama CRUD R R R

Sts_kawin CRUD R R R

Jml_anak CRUD R R R

Jabatan R R R R

Id_jabatan R R R R

Nama_jabatan R R R R

User CRUD R R -

Nip CRUD R R -

Username CRUD R R -

Password CRUD R R -

Id_level CRUD R R -

Level_User R R R R

Id_Level R R R R

Level R R R R

Nama_Level R R R R

Absensi CR R - CR

id_absensi CR R - CR

Nip CR R - CR

Periode CR R - CR

Keterangan CR R - CR

Jam_masuk CR R - CR

Jam_keluar CR R - CR

Penilaian_kinerja CRU R - -

Id_Penilaian CRU R - -

Periode_penilaian CRU R - -

Nip CRU R - -

Tepat_waktu CRU R - -

Penampilan CRU R - -

Tanggung_jawab CRU R - -

204

Kerapihan_kerja CRU R - -

Inisiatif CRU R - -

Catatan CRU R - -

Hasil CRU R - -

Penggajian R R CRU -

Id_gaji R R CRU -

Nip R R CRU -

Periode_gaji R R CRU -

Id_gaji_pokok R R CRU -

Tunjangan_nikah R R CRU -

Tunjangan_anak R R CRU -

Kinerja R R CRU -

Potongan_gaji R R CRU -

Total_gaji R R CRU -

Status R R CRU -

Gaji_pokok R R R R

Id_gaji_pokok R R R R

Nominal_gaji_pokok R R R R

Uang_makan R R R R

Id_jabatan R R R R

205

4.2.3.4 Skema Database

data_pegawai

PK nip

nama

tgl_kerja

FK1 id_jabatan

alamat

FK2 id_kota

tpt_lahir

tanggal_lahir

gender

telp

email

agama

sts_kawin

jml_anak

jabatan

PK id_jabatan

nama_jabatan

user

PK id_user

username

password

FK1 nip

FK2 id_level

absensi

PK id_absensi

FK1 nip

periode

keterangan

jam_masuk

jam_keluar

level_user

PK id_level

nama_level

penggajian

PK id_gaji

FK1 nip

periode_gaji

FK2 id_gaji_pokok

tunjangan_nikah

tunjangan_anak

kinerja

potongan_gaji

total_gaji

status

penilaian_kinerja

PK id_penilaian

periode_penilaian

FK1 nip

tepat_waktu

penampilan

tanggung_jawab

kerapihan_kerja

inisiatif

catatan

hasil

gaji_pokok

PK id_gaji_pokok

FK1 id_jabatan

nominal_gaji_pokok

uang_makan

kota

PK id_kota

nama_kota

FK1 id_provinsi

provnisi

PK id_provinsi

nama_provinsi

Gambar 4.33 Skema Database

4.2.3.5 Spesifikasi Database

Berikut ini adalah tabel spesifikasi database dari sistem informasi

manajemen SDM ini:

1. Data_pegawai

Nama Tabel : data_pegawai

Type File : Master

Primary Key : nip

Foreign Key : id_jabatan

206

Tabel 4.23 Tabel Pegawai

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

Nip Varchar 8 Nomor induk Pegawai

Nama Varchar 20 Nama pegawai

Tgl_kerja Date / time Tanggal mulai kerja

Id_jabatan Varchar 8 Id Jabatan pegawai

Alamat Varchar 50 Alamat pegawai

Tpt_lahir Varchar 15 Tempat lahir pegawai

Tanggal_lahir Date / time Tanggal lahir pegawai

Gender Varchar 10 Jenis kelamin pegawai

Telp Varchar 15 Telepon pegawai

Email Varchar 35 Email pegawai

Agama Varchar 10 Agama pegawai

Sts_kawin Varchar 14 Status pernikahan pegawai

Jml_anak Integer 2 Jumlah anak pegawai

2. Jabatan

Nama Tabel : Jabatan

Type File : Master

Primary Key : id_jabatan

Foreign Key : -

207

Tabel 4.24 Tabel Jabatan

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

Id_jabatan Varchar 8 Id jabatan

Nama_jabatan Varchar 17 Nama jabatan

3. User

Nama Tabel : User

Type File : Transaksi

Primary Key : username

Foreign Key : nip, id_level

Tabel 4.25 Tabel User

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

Id_user Int 4 Id user

Nip Varchar 8 Nomor induk pegawai

Username Varchar 15 Nama pengguna

Password Varchar 15 Password user

Id_level Varchar 8 Id level user

4. Level_user

Nama Tabel : Level_user

Type File : Master

Primary Key : id_level

208

Foreign Key : -

Tabel 4.26 Tabel Level user

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

Id_level Varchar 8 Id level user

Nama_level Varchar 17 Nama level user

5. Absensi

Nama Tabel : Absensi

Type File : Transaksi

Primary Key : id_absensi

Foreign Key : nip

Tabel 4.27 Tabel absensi

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

Id_absensi Int 4 Id absensi

Nip Varchar 8 Nomor induk pegawai

Periode Varchar 4 Periode absensi

Keterangan Varchar 5 Keterangan absensi

Jam_masuk Date/time Jam datang kerja

Jam_keluar Date/time Jam selesai kerja

209

6. Penilaian_kinerja

Nama Tabel : Penilaian_kinerja

Type File : Transaksi

Primary Key : id_penilaian

Foreign Key : nip

Tabel 4.28 Tabel penilaian kinerja

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

Id_penilaian Int 4 Id penilaian kinerja

Periode_penilaian Date / time Periode penilaian kinerja

Nip Varchar 8 Nomor induk pegawai

Tepat_waktu Integer 3 Penilaian kinerja berdasarkan

ketepatan waktu

Penampilan Integer 3 Penilaian kinerja berdasarkan

penampilann

Tanggung_jawab Integer 3 Penilaian kinerja berdasarkan

tanggung jawab kerja

Kerapihan_kerja Integer 3 Penilaian kinerja berdasarkan

kerapihan kerja

Inisiatif Integer 3 Penilaian kinerja berdasarkan

inisiatif pegawai

Catatan Varchar 150 Catatan pegawai atas

penilaian kinerja

210

Hasil Varchar 5 Total penilaian kinerja

7. Penggajian

Nama Tabel : Penggajian

Type File : Transaksi

Primary Key : id_gaji

Foreign Key : nip, id_gaji_pokok

Tabel 4.29 Tabel Penggajian

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

Id_gaji Int 4 Id penggajian

Nip Varchar 8 Nomor induk pegawai

Periode_gaji Date / time Periode penggajian

Id_gaji_pokok Varchar 8 Id gaji pokok

Tunjangan_nikah Integer 7 Tunjangan nikah

Tunjangan_anak Integer 7 Tunjangan anak

Kinerja

Integer 7 Bonus gaji dari penilaian

kinerja

Potongan_gaji Integer 7 Potongan gaji

Total_gaji Integer 7 Total penggajian pegawai

Status Varchar 6 Status validasi gaji

211

8. Gaji_Pokok

Nama Tabel : Gaji_pokok

Type File : Master

Primary Key : id_gaji_pokok

Foreign Key : id_jabatan

Tabel 4.30 Tabel Gaji pokok

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

Id_gaji_pokok Varchar 8 Id gaji pokok

Nominal_gaji_pokok Integer 7 Nominal gaji pokok

Uang_makan Integer 7 Uang makan

Id_jabatan Varchar 8 Id jabatan

9. kota

Nama Tabel : kota

Type File : Master

Primary Key id_kota

Foreign Key :id_provinsi

Tabel 4.31 Tabel Kota

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

Id_kota Varchar 6 Id Kota

Nama_kota Varchar 14 Nama kota

Id_provinsi Varchar 6 Id_provinsi

212

10. provinsi

Nama Tabel : provinsi

Type File : Master

Primary Key id_provinsi

Foreign Key :-

Tabel 4.32 Tabel Provinsi

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

Id_provinsi Varchar 6 Id provinsi

Nama_ provinsi Varchar 14 Nama provinsi

4.2.4 Perancangan Interface

4.2.4.1 Rancangan Struktur Menu

Dalam tahapan ini, akan dirancang struktur menu berdasarkan jenis

proses berdasarkan pada sistem yang akan dibangun. Perancangan struktur

menu ini dimulai dari menu utama dan submenu berdasarkan dengan tugas

dan wewenang aktor dalam sistem ini, yaitu menu Admin, menu Eksekutif,

menu Manajer keuangan, dan menu Pegawai.

213

1. Menu Admin

Sistem Informasi

Penggajian dan

Penilaian Kinerja

Data Pegawai AbsensiManajemen

Penilaian Kinerja

Laporan

Penggajian

Masukkan

Password

Menu Aplikasi

Untuk Admin

Logout

Penilaian Kinerja

Laporan

Penilaian Kinerja

Absen

Laporan Absensi

Gambar 4.34 Struktur menu Admin

214

2. Menu Eksekutif

Sistem Informasi

Penggajian dan

Penilaian Kinerja

Data Pegawai AbsensiManajemen

Penilaian Kinerja

Laporan

Penggajian

Masukkan

Password

Menu Aplikasi

Untuk Eksekutif

Logout

Laporan

Penilaian KinerjaLaporan Absensi

Grafik Penilaian

Kinerja

Gambar 4.35 Struktur menu Eksekutif

215

3. Menu Manajer Keuangan

Sistem Informasi

Penggajian dan

Penilaian Kinerja

Data Pegawai Penggajian

Masukkan

Password

Menu Aplikasi

Untuk Keuangan

Logout

Laporan

Penggajian

Validasi Gaji

Gambar 4.36 Struktur menu Manajer keuangan

216

4. Menu Pegawai

Sistem Informasi

Penggajian dan

Penilaian Kinerja

Absensi

Masukkan

Password

Menu Aplikasi

Untuk Pegawai

Logout

Gambar 4.37 Struktur menu Pegawai

4.2.4.2 Rancangan Interface

Berikut adalah rancangan interface dari sistem informasi Penggajian

dan Penilaian Kinerja pada PT. Putra Niaga Bimo:

217

1. Halaman Login

LOGO PERUSAHAAN NAMA PERUSAHAAN

LOGIN

Username :

Password :

Login

Gambar 4.38 Interface Login

Untuk lengkapnya terlampir pada Lampiran II.

4.3 Implementation

4.3.1 Coding

Pada tahap Coding, penulis menggunakan bahasa pemrograman PHP

sebagai bahasa pemrograman dalam merancang aplikasi Sistem Informasi

Penggajian dan Penilaian Kinerja PT. Putra Niaga Bimo.

Sedangkan untuk web server local software yang digunakan dalam

pembuatan aplikasi ini yaitu MySQL (My Structured Query Language) yang

berfungsi untuk penyimpanan data dari setiap perubahan data, dan browser

Google Chrome untuk menampilkan aplikasi dan pengujiannya.

218

4.3.2 Testing

Pada tahap ini akan dilakukan pengujian terhadap Sistem Informasi

Penggajian dan Penilaian Kinerja PT. Putra Niaga Bimo. Pengujian yang

dilakukan berupa pengujian eksternal dengan menggunakan Blackbox Testing.

Pengujian dilakukan dengan memeriksa satu-persatu link yang ada dengan

menggunakan tabel pengujian, apakah hasil yang diharapkan sudah sesuai atau

belum. Pengujian ini antara lain:

1. Pengujian Proses Manajemen Data Pegawai

2. Pengujian Proses Absensi Pegawai

3. Pengujian Proses Penilaian Kinerja

4. Pengujian Proses Penggajian

Tabel 4.33 Pengujian Sistem

No Rancangan Proses Hasil yang Diharapkan Hasil Ketera

ngan

1 Memasukan Username

dan Password kemudian

login

Masuk ke halaman utama Sesuai Ok

2 Memilih menu Data

pegawai

Menampilkan halaman

data pegawai

Sesuai Ok

3 Klik Simpan setelah

mengisi data pegawai

Menyimpan data

pegawai

Sesuai Ok

4 Klik Edit Menampilkan data

pegawai

Sesuai Ok

5 Klik simpan setelah

mengubah data pegawai

Mengubah data pegawai Sesuai Ok

219

6 Klik Hapus Menghapus data pegawai Sesuai Ok

7 Klik Detail Menampilkan data

pegawai secara detail

Sesuai Ok

8 Memilih menu Absen Menampilkan halaman

Absen pegawai

Sesuai Ok

9 Memasukan keterangan

kehadiran lalu klik “OK”

Menginput keterangan

kehadiran pegawai

Sesuai Ok

10 Memilih menu Penilaian

kinerja

Menampilkan halaman

Penilaian kinerja

Sesuai Ok

11 Klik Input penilaian Menampilkan form input

penilaian kinerja

Sesuai Ok

12 Mengisi data penilaian

kinerja lalu klik “Simpan”

Menyimpan penilaian

kinerja pegawai

Sesuai Ok

13 Memilih menu Laporan

penilaian kinerja

Menampilkan data

penilaian kinerja pegawai

Sesuai Ok

14 Memilih menu Grafik

Penilaian

Menampilkan halaman

grafik penilaian

Sesuai Ok

15 Memasukan periode

penilaian

Menampilkan data

penilaian kinerja pada

periode tertentu

Sesuai Ok

16 Klik “Grafik” pada

pegawai tertentu

Menampilkan data

penilaian kinerja pegawai

berupa grafik

Sesuai Ok

17 Memilih menu Validasi

Gaji

Menampilkan halaman

validasi gaji

Sesuai Ok

18 Klik validasi pada data

gaji yang mau divalidasi

Validasi gaji Sesuai Ok

19 Memilih menu Laporan

penggajian

Menampilkan halaman

laporan penggajian

Sesuai Ok

20 Memasukan periode

penggajian

Menampilkan laporan

gaji yang telah valid

Sesuai Ok

220

pada periode tertentu

21 Klik “Print PDF” Mencetak laporan gaji

seluruh pegawai

Sesuai Ok

22 Klik “Cetak” Mencetak slip gaji

pegawai

Sesuai Ok

23 Klik Logout Keluar dari sistem Sesuai Ok

Untuk lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran II.

221

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan skripsi ini maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Penelitian ini menghasilkan sistem penilaian kinerja pegawai yang dapat

menyimpan data penilaian kinerja pegawai dari berbagai aspek seperti

ketepatan waktu dalam kehadiran kerja, penampilan dalam kerja, tanggung

jawab pegawai dalam menyelesaikan tugas, kerapihan kerja pegawai

dalam menyelesaikan tugas, serta inisiatif pegawai pada saat bekerja

sehingga membantu eksekutif dalam melakukan pengontrolan kinerja

pegawai.

2. Modul absensi dapat menyimpan data jam masuk dan jam keluar pegawai

yang membantu admin dalam mendata kehadiran pegawai serta sebagai

acuan penilaian kinerja pada point ketepatan waktu untuk proses

penggajian sehingga penyajian informasi penggajian dapat dilakukan

dengan cepat.

3. Dengan adanya sistem ini, penyimpanan data seperti data pegawai,

penilaian kinerja, absensi, serta penggajian tersimpan dengan rapi sehingga

data tidak mudah usang.

5.2. Saran

Beberapa saran dari hasil penelitian untuk pengembangan lebih lanjut atas

sistem yang dirancang adalah sebagai berikut:

222

1. Untuk penelitian selanjutnya Sistem Informasi Penggajian dan Penilaian

Kinerja ini diharapkan dapat mencakup seluruh aspek kepegawaian seperti

seperti proses rekrutmen maupun training.

2. Untuk sistem keamanan diharapkan dapat ditingkatkan lagi seperti pada

proses absensi maupun penambahan data pegawai.

3. Sistem penggajian saat ini hanya mencakup hingga proses pembuatan

laporan penggajian, untuk kedepannya diharapkan proses penggajian dapat

diintegrasikan hingga proses pembuatan jurnal keuangan maupun transaksi

keuangan.

4. Sistem ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi perusahaan lain dalam

membuat sistem yang terpadu dan terkomputerisasi.

5. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi atau bahan bacaan yang

bermanfaat bagi mahasiswa lain yang mengambil topik yang sama.

223

DAFTAR PUSTAKA

Allen DG, Shore LM, Griffeth RW. 2003. The Role of Perceived Organizational Support

and Supportive Human Resource Practices in the Turnover Process. Journal of

Management, 29(1) 99–118

Armour F, Miller G. 2001.Advanced Use Case Modelling: Software System 1st Edition.

Addison-Wesley Professional.

Collins CJ, Clark KD. (2003). Strategic Human Resources Practices and Top

Management Team Social Networks: An Examination of the Role of HR

Practices in Creating Organizational Competitive Advantage. Academy of

Management Journal, 46(6), 740-752.

Collins CJ, Smith KG. (2006). Knowledge exchange and combination: The role of human

resource practices in the performance of high technology firms. Academy of

Management Journal, 49, 544-560.

Dennis A, Wixom BH, Tegarden D. 2005. Systems Analysis and Design With UML

Version 2.0; an Object Oriented Approach 2nd

Edition. John Wiley & Sons, Inc.

Everett, Gerald D, McLeod Jr, Raymond, 2007, Software Testing: Testing Across the

Entire Software Development Life Cycle. A John Wiley and Sons Inc, New

Jersey.

Fatta H. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Untuk Keunggulan Bersaing

Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta. ANDI.

Hariandja, Marihot TE. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo.

Jogiyanto HM. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta. Andi Offset.

Jogiyanto HM. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI.

Kadir A. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi

224

Kendall KE, Kendall JE. 2008. System Analysis and Design. Hafidh TA,penerjemah,

Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia, terjemahan dari:Pearson Education.

Ladjamudin A. 2005. Analisis Dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Madcoms. 2009. Menguasai XHTML, CSS, PHP dan MySql Melalui Dreamweaver.

Yogyakarta: ANDI

Mathiassen L. 2000.Object Oriented Analysis And Desain 1st Edition. Denmark: Marco

Publishing Aps.

Nazir M. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.

Priyanto, Deni. (2008). Pengertian Absensi dan Jenis Absensi (online). Tersedia:

http ://www.denid3akatel.blogspot.com/2008/04/absensi-akurat.html. (5

Juni 2014).

Rivai V, Sagala EJ. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: Dari

Teori ke Praktik. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Sedarmayanti. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia: Reformasi Birokrasi dan

Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: Refika Aditama

Shelly G, Rosenblatt HJ. 2011. Systems Analysis and Design, Ninth Edition. Cengage

Learning.

Sidik B. 2006. Pemrograman Web Dengan PHP. Bandung: Informatika

Sutarman. 2003. Membangun Aplikasi Web Dengan PHP dan MySQL. Yogyakarta:Graha

Ilmu.

Whitten JL, Bentley LD. 2008. Introduction to System Analysis and Design. McGraw

Hill: New York, USA.

Whitten JL, BentleyLD, Dittman KC. 2004. Metode Desain dan Analisis Sistem edisi 6.

Terjemahan Tim Penerjamah Andi. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Widodo PP, Herlawati. 2011. Menggunakan UML. Bandung: Informatika.