rancang bangun pusat informasi agribisnis buah sukun fix

22
1 TUGAS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen Dr. Ir. Arif Imam Suroso, Msc (CS) Pembuatan Rancang Bangun Sistem Agrobisnis SUKUN INFORMATION SYSTEM Disusun Oleh : Nama : Saiful Bahri Kelas : E38 NIM :P056110213.38E MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Transcript of rancang bangun pusat informasi agribisnis buah sukun fix

Page 1: rancang bangun pusat informasi agribisnis buah sukun fix

1

TUGAS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Dosen Dr. Ir. Arif Imam Suroso, Msc (CS)

Pembuatan Rancang Bangun Sistem Agrobisnis SUKUN INFORMATION SYSTEM

Disusun Oleh : Nama : Saiful Bahri

Kelas : E38 NIM :P056110213.38E

MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Page 2: rancang bangun pusat informasi agribisnis buah sukun fix

2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………………… 1. PENDAHULUAN ..............................................................................................................................................

1.1. Latar Belakang ........................................................................................................................................ 1.2. Rumusan masalah ................................................................................................................................ 1.3. Tujuan Penulisan ....................................................................................................................................

2. LANDASAN TEORI......................................................................................................................................... 2.1. Pengembangan Tanaman Sukun........................................................................................................... 2.2. Manfaat Sukun …………………………………………………………………………………………………. 2.3. Definisi Sistem Informasi ..................................................................................................................... 2.4. Gambaran Umum System Development Life Cycle (SDLC)................................................................... 2.4.1. Tahapan SDLC .................................................................................. 2.4.2. Fungsi SDLC................................................................................................................................

3. PENGEMBANGAN PUSAT INFORMASI SUKUN........................................................................................ 3.1. Gambaran Umum tentang Sistem ........................................................................................................

3.2. Sekilas Tentang Rancang bangun ...................................................................................................... 3.2.1 Perencanaan Sistem ......................................................................................................................... 3.2.2 Analisis Kebutuhan Sistem ................................................................................................................ 3.2.3 Desain Sistem Informasi........................................................................................................................ 3.2.4 Implementasi Sistem .........................................................................................................................

4. BENTUK PENGEMBANGAN SEBUAH PUSAT INFORMASI .................................................................... 3.3.1 Deskripsi Sistem .............................................................................................................................. 3.3.2 Software dan Hardware .................................................................................................................... 3.3.3 Tampilan Aplikasi Sistem .................................................................................................................

5. KESIMPULAN ............................................................................................................................................ 6. DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................

2 3 4 4 5 6 7 8 9 9 9 10 12 13 14 15 15 16 18 18 19 19 20 21 22

Page 3: rancang bangun pusat informasi agribisnis buah sukun fix

3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Buah sukun (Artocarpus communis), sering disebut juga Breadfruit atau buah

roti. Asalnya konon berawal dari seorang pelaut Purtugis bernama Fernando de

Magallanes, yang berlayar atas nama Spanyol memimpin ekspedisi dari Eropa ke Asia,

ketika dalam pelayaran di Samudera Pasifik, mereka kehabisan bekal gandum.

Di kepulauan New Guinea Pasifik mereka menemukan buah bundar dan

mencoba memanggang buah tersebut. Setelah dimakan, ternyata rasanya seperti roti.

Jadilah buah itu disebut breadfruit. Karena kisah itu, tanaman tersebut dipercaya

berasal dari kepulauan Pasifik dan masuk ke Indonesia melalui orang-orang Spanyol

dan Portugis.

Tetapi dalam buku History of Indian Archipalago disebut bahwa buah tersebut

ditemukan oleh orang Jepang di Kepulauan Maluku, kemudian menyebar ke Jawa dan

Malaysia bagian barat hingga ke kepulauan Pasifik. Tidak heran bila sukun dianggap

tanaman asli Indonesia.

Adanya berbagai nama daerah memang menunjukkan bahwa sukun dikenal luas

oleh masyarakat kita. Misalnya orang Ambon menyebut suunu, kamandi (Papua),

karara (Bima, Sumba, Flores), sakon (Aceh), suku (Nias), amu (Gorontalo), sukun

(Jawa, Sunda), kundo (Alor), dan lain-lain.

Sukun tentu saja sangat potensial sebagai bahan pangan yang menjadi sumber

karbohidrat. Satu buah sukun memiliki bobot sekitar 1,5 kg. Kandungan karbohidratnya

sekitar 27%. Dari satu buah sukun dengan bobot daging 1,35 kg dapat diperoleh

karbohidrat 365 gram. Dengan demikian, sebagai pengganti beras, satu buah sukun

bisa dikonsumsi oleh 3-4 orang.

Sukun kaya dengan zat-zat gizi, seperti karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin

yang cukup tinggi. Setiap 100 g buah sukun mengandung karbohidrat 27,12 g, kalsium

17 mg, vitamin C 29 mg, vitamin B2 17 mg, kalium 490 mg dan nilai energi 108 kalori.

Page 4: rancang bangun pusat informasi agribisnis buah sukun fix

4

Dibandingkan dengan beras, buah sukun mengandung mineral dan vitamin lebih

lengkap tetapi nilai kalorinya rendah, sehingga dapat digunakan untuk makanan diet

rendah kalori.

Buah sukun juga merupakan bahan pangan yang mempunyai indeks glikemik

(IG) yang rendah sehingga dapat berperan membantu mengendalikan kadar gula darah

pada tingkat yang aman. Komponen bioaktif buah-buahan yang diduga mempunyai

aktivitas hipoglikemik antara lain: alkaloid, glikosida, galaktomanan, polisakarida,

peptidoglikan, glikopeptida, terpenoid, asam-asam amino, dan ion anorganik (Jachak

2002; Grover, dkk 2002).

Mengingat besarnya kandungan gizi dan potensi ekonomi yang terkandung

dalam tanaman sukun ini, maka sudah selayaknya buah sukun ini dikembangkan

sehingga dapat menjadi alternative makanan pokok bagi masyarakat Indonesia, yang

terkesan beras minded.

1.2 Rumusan Masalah

Kendala yang dihadapi pada pengembangan tanaman sukun ini adalah

terbatasnya informasi penting tentang sukun. Padahal ketersediaan informasi

merupakan faktor yang sangat penting terhadap suksesnya pengembangan,

pembudidayaan dan pemasaran produk sukun. Untuk itu perlu adanya informasi dan

data yang lengkap serta akurat terkait hal tersebut.

Sampai saat ini informasi mengenai sukun belum terkoedifikasi secara baik .

Yang ditemukan dilapangan adalah informasi yang parsial dan tidak komphrehensip

serta tidaknya adanya standardisasi informasi. Dengan adanya informasi yang

beragam akan menyulitkan pengembangan tanaman sukun, khususnya juga bagi para

investor yang berminat mengembangkan tanaman sukun.

Untuk menunjang pengembangan sukun di Indonesia maka diperlukan adanya

suatu Information System yang terintegrasi yang dengan berbagai pemangku

kepentingan yang berbasis computer dan tentunya akan sangat memudahkan dalam

koedifikasi data, penyajian serta penyimpanan informasi mengenai sukun sehingga

akan memudahkan dalam pengambilan keputusan.

Page 5: rancang bangun pusat informasi agribisnis buah sukun fix

5

Untuk itu, mengingat terbatasnya informasi yang ada terkait buah sukun ini,

maka kami tergerak untuk membuat sebuah system informasi sukun, dengan harapan

dapat memenuhi harapan bagi mereka yang ingin mengetahui seluk beluk buah sukun

ini.

1.3. Tujuan Penulisan

Pusat informasi sukun secara terintegrasi ini dimaksudkan agar kegiatan

koedifikasi data, penyajian serta penyimpanan informasi mengenai sukun sehingga

akan memudahkan dalam pengambilan keputusan. Adapun tujuan penulisan ini

adalah sebagai berikut :

1. Menyusun rancang bangun pusat informasi yang dapat menyajikan berbagai

macam informasi terkait tanaman sukun untuk kepentingan pengambil

keputusan.

2. menyusun rancang bangun sistem informasi yang dapat memudahkan para

kontributor dalam memberikan input data dan informasi

3. Menyusun rancang bangun sistem informasi yang memudahkan semua orang

dapat mengakses informasi mengenai sukun.

4. Menyusun rancang bangun untuk memberikan informasi yang akurat dan detail

mengenai tanaman sukun.

Page 6: rancang bangun pusat informasi agribisnis buah sukun fix

6

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengembangan Tanaman Sukun

Tanaman sukun terdapat di berbagai wilayah di Indonesia, dan dikenal

dengan berbagai nama seperti, Suune (Ambon), Amo (Maluku Utara), Kamandi,

Urknem atau Beitu (Papua), Karara (Bima, Sumba dan Flores), Susu Aek (Rote),

Naunu (Timor), Hatopul (Batak), Baka atau Bakara (Sulawesi Selatan), dll. Nama lain

sukun di berbagai negara yaitu : Breadfruit (English); Fruit a Pain (French); Fruta

Pao, Pao de Massa (Portuguese); Broodvrucht, Broodboom (Holland); dan Ulu

(Hawai). Tanaman sukun mempunyai beberapa nama ilmiah yang sering digunakan,

yaitu Artocarpus communis Forst, Artocarpus Incisa Linn, atau Artocarpus Altilis.

Sukun merupakan tanaman tahunan yang tumbuh baik pada lahan kering

(daratan), dengan tinggi pohon dapat mencapai 10 m atau lebih. Buah muda berkulit

kasar dan buah tua berkulit halus. Daging buah berwarna putih agak krem,

teksturnya kompak dan berserat halus. Rasanya agak manis dan memiliki aroma

yang spesifik. Berat buah sukun dapat mencapat 1 kg per buah.

Pembentukan buah sukun tidak didahului dengan proses pembuahan bakal

biji (parthenocarphy), maka buah sukun tidak memiliki biji. Buah sukun akan menjadi

tua setelah tiga bulan sejak munculnya bunga betina. Buah yang muncul awal akan

menjadi tua lebih dahulu, kemudian diikuti oleh buah berikutnya.

Tanaman sukun dapat tumbuh dan dibudidayakan pada berbagai jenis tanah

mulai dari tepi pantai sampai pada lahan dengan ketinggian kurang lebih 600 m dari

permukaan laut. Sukun juga toleran terhadap curah hujan yang sedikit maupun curah

hujan yang tinggi antara 80 - 100 inchi per pertahun dengan kelembaban 60 - 80%,

namun lebih sesuai pada daerah-daerah yang cukup banyak mendapat penyinaran

matahari. Tanaman sukun tumbuh baik di tempat yang lembab panas, dengan

temperatur antara 15 - 38 °C.

Page 7: rancang bangun pusat informasi agribisnis buah sukun fix

7

Manfaat Sukun

1. Buahnya dapat digunakan sebagai bahan makanan. Jaman dahulu di Hawai

sukun digunakan sebagai makanan pokok. Di Madura digunakan sebagai obat

sakit kuning.

2. Bunganya dapat di ramu sebagai obat. Bunganya dapat menyembuhkan sakit

gigi dengan cara dipanggang lalu digosokkan pada gusi yang giginya sakit.

3. Daunnya selain untuk pakan ternak, juga dapat diramu menjadi obat. Di India

bagian barat, ramuan daunnya dipercaya dapat menurunkan tekanan darah

dan meringankan asma. Daun yang dihancurkan diletakkan di lidah untuk

mengobati sariawan. Juice daun digunakan untuk obat tetes telinga. Abu daun

digunakan untuk infeksi kulit. Bubuk dari daun yang dipanggang digunakan

untuk mngobati limpa yang membengkak.

4. Getah tanaman digunakan untuk mengobati penyakit kulit. Getah yang

ditambah air jika diminum dapat mengobati diare. Di Caribia sebagai bahan

membuat permen karet.

5. Kayu sukun tidak terlalu keras tapi kuat, elastis dan tahan rayap, digunakan

sebagai bahan bangunan antara lain mebel, partisi interior, papan selancar dan

peralatan rumah tangga lainnya.

6. Serat kulit kayu bagian dalam dari tanaman muda dan ranting dapat digunakan

sebagai material serat pakaian. Di Malaysia digunakan sebagai mode pakaian.

7. Komposisi zat gizi buah sukun dapat dilihat pada tabel 1, dan perbandingan

kandungan zat gizi disajikan pada tabel 2.

Page 8: rancang bangun pusat informasi agribisnis buah sukun fix

8

Tabel 1. Komposisi Zat Gizi Sukun per 100 g

Tabel 2. Perbandingan Komposisi kandungan gizi sukun

dengan beberapa bahan pangan lainnya dalam 100 gram.

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa nilai gizi buah

sukun tidak kalah dengan bahan-bahan pangan lainnya yang sering digunakan

sebagai bahan pangan pokok ataupun bahan pangan pokok alternatif di Indonesia.

Bahkan, dalam beberapa hal sukun tampak lebih unggul dari bahan pangan lainnya.

Dengan demikian sukun, khususnya tepung sukun mempunyai prospek yang sangat

baik sebagai bahan pangan pengganti beras.

Produk pangan olahan yang merupakan hasil olahan langsung dari buah

sukun segar misalnya keripik sukun, apem sukun, bolu cup sukun, getuk sukun,

kroket sukun, prol sukun, dll.

Namun, budi daya tanaman sukun ini masih meyisakan kendala karena

disamping faktor keterbatasan lahan, jangka waktu panen yang cukup lama,

pengolahan sampai dengan pemasaran produknya. Sehingga perlu adanya suatu

Page 9: rancang bangun pusat informasi agribisnis buah sukun fix

9

rekayasa kreatif untuk menjadikan sukun ini menjadi makanan alternatif sejajar

dengan tanaman karbohidrat lainnya.

2.3. Definisi Sistem Informasi Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.

Sedangkan yang disebut Informasi Informasi adalah data yang diolah menjadi

bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, sedangkan data

merupakan sumber informasi yang menggambarkan suatu kejadian (kumpulan fakta).

Sistem informasi, menurut Leitel dan Davis dalam bukunya “Accounting

Information System” mendefinisikan bahwa : “ Sistem informasi adalah suatu sistem

didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan-kebutuhan pengolahan

transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari

suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang

diperlukan.”

Definisi yang umum, sistem informasi diartikan sebagai suatu sistem dalam

suatu organisasi yang mengolah data menjadi bentuk yang lebih berguna untuk

mencapai suatu tujuan

2.4 Gambaran Umum SDLC SDLC (Software Development Life Cycle) adalah sebuah siklus hidup

pengembangan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa tahapan-tahapan yang

sangat penting dalam keberadaan perangkat lunak yang dilihat dari segi

pengembangannya. (Kompasiana, 2010)

2.4.1 Tahapan SDLC

SDLC terdiri dari beberapa tahapan-tahapan berdasarkan analisa kebutuhan

yang ada . Dimulai dari analisa kebutuhan perangkat lunak akan dibuat terlebih dahulu

desain dari kebutuhan tersebut untuk mempermudah dalam pengerjaannya. Kemudian

segala kebutuhan tersebut di implementasikan dengan dua tahap yaitu tahap analisa

Page 10: rancang bangun pusat informasi agribisnis buah sukun fix

10

dan tahap evaluasi (User Acceptance Test). Setelah melakukan implementasi, maka

proses tersebut akan dikembalikan kembali ke dalam tahap desain untuk

pengembangan kembali perangkat lunak ke versi yang terbaru.(Kompasiana, 2010)

Adapun Tahapan SDLC yang biasanya digunakan adalah :

1. Perencanaan: Mempelajari konsep sistem dan permasalahan yang hendak diselesaikan.

apakah sistem baru tersebut realistis dalam masalah pembiayaan, waktu, serta

perbedaan dengan sistem yang ada sekarang.

2. Analisis Sistem: Menganalisis konsep sistem, permasalahan dan keperluan yang hendak dibuat.

3. Desain :

Mendesain sistem teknologi baru untuk permasalahan yang sama.

4. Konstruksi : Perbaikan terhadap produk yang memiliki kesalahan/kerusakan

5. Implementasi

software yang telah diuji dan siap diimplementasikan kedalam sistem pengguna/

sudah siap diterapkan.

6. Maintenance:

sistem yang telah diimplemantasikan serta dapat mengikuti perkembangan dan

perubahan apapun yang terjadi guna meraih tujuan penggunaannya

2.4.2 Fungsi SDLC Adapun fungsi utama dari SDLC adalah mengakomodasi beberapa kebutuhan

yang biasanya berasal dari kebutuhan pengguna akhir dan juga pengadaan perbaikan

sejumlah masalah yang terkait dengan pengembangan perangkat lunak. Kesemua itu

dirangkum pada proses SDLC yang dapat berupa penambahan fitur baik itu secara

maupun dengan proses instalasi baru (baca : penggantian perangkat lunak menyeluruh

atau software replacement). Dari proses SDLC juga berapa lama umur sebuah

perangkat lunak dapat diperkirakan untuk dipergunakan yang dapat diukur atau

disesuaikan dengan kebijakan dukungan (baca : software support) dari pengembang

perangkat lunak terkait.

Page 11: rancang bangun pusat informasi agribisnis buah sukun fix

11

Page 12: rancang bangun pusat informasi agribisnis buah sukun fix

12

BAB III PENGEMBANGAN PUSAT INFORMASI

Dalam rangka mengembangkan Pusat informasi terpadu, Metode yang

digunakan adalah SDLC. Metode ini sudah cukup dikenal pada saat akan

pengembangan sebuah system informasi. yang kemudian dalam penerapannya

dipengaruhi oleh adanya kebutuhan untuk mengembangkan sistem dengan cara yang

relative lebih cepat dengan cara membuat prototype.Pusat informasi sukun akan

mengintegrasikan berbagai macam stake holders.

Ada perbedaan antara pengembangan sistem informasi dan software yaitu

pengembangan Sistem Informasi dimulai dari PSI (Perencanaan Sistem Informasi),

Analisa, Perancangan hingga Implmentasi. Sedangkan Pengembangan Sistem

Software dimulai dari Analisa, perancangan hingga Implementasi, seperti terlihat pada

Gambar. Pengembangan software merupakan bagian dari pengembangan sistem

informasi.

Gambar Pembangunan Sistem Informasi

Page 13: rancang bangun pusat informasi agribisnis buah sukun fix

13

3.2.1 Perencanaan Sistem Pada tahap ini sistem dimulai dengan mengumpulkan semua informasi yang

dibutuhkan oleh para stakeholders yang membutuhkan informasi, dan sistem seperti

apa yang akan dikembangkan :

1. Informasi yang dibutuhkan dalam sistem meliputi :

a. Informasi nama asli sukun

b. Sejarah Penemuan Sukun

c. Varietas Sukun

d. Pengembangan Tanaman Sukun

e. Kandungan zat dalam buah sukun.

f. Tatacara penanaman sukun

g. Teknik Pengolahan sukun

h. Potensi Industri sukun

i. Wilayah penyebaran tanaman sukun

j. Produk olahan sukun

k. Khasiat tanaman sukun

l. Khasiat buah sukun

m. Potensi Pasar sukun

n. Jenis makanan dari sukun

o. Informasi Harga sukun di Indonesia dan Dunia

p. Informasi Volume produksi sukun

2. Para Pemangku kepentingan (stakeholder) yang membutuhkan informasi.

a. Pekebun sebagai pelaku utama budidaya sukun tentunya ingin

mendapatkan informasi agar tanaman sukunnya dapat menghasilkan

secara optimal dan memenuhi syarat kesehatan serta dijual dengan harga

yang wajar.

b. Investor memiliki kepentingan untuk menanamkan modalnya pada

industry pengolahan sukun

Page 14: rancang bangun pusat informasi agribisnis buah sukun fix

14

c. Eksportir dan Importir yang berkepentingan untuk mengetahui kebutuhan

sukun di Indonesia maupun negara lain.

d. Akademisi yang berkepentingan dalam informasi mengenai penelitian

dalam rangka menemukan varietas sukun yang baru atau mendalami

kandungan serta manfaat sukun..

e. Masyarakat umum. Supaya lebih mengetahui manfaat serta kandungan

gizi yang terkandung dalam tanaman sukun.

3. Metode SOA (Service Oriented Architecture)

Adapun Sistem yang akan dibangun dalam penyusunan system informasi sukun

ini adalah adalah Sistem Informasi berbasis Web yang merupakan integrasi dari

berbagai aplikasi yang ada menggunakan Metode Service Oriented Architecture

(SOA)

Gambar Metode SOA *(Service Oriented Architecture)

Page 15: rancang bangun pusat informasi agribisnis buah sukun fix

15

Sesuai dengan namanya, Service Oriented Architecture , secara

sederhananya merupakan suatu arsitektur, platform yang digunakan untuk

pengembangan suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan layanan (a collection of

services)

Contoh : dalam keseharian, kita bisa membayar tagihan listrik, tagihan telepon,

pembelian tiket pesawat, KA, transfer uang, beli pulsa dan bayar/beli untuk keperluan

lainnya melalui kartu ATM. Sangat memudahkan. Keseluruhan layanan tersebut salah

satu nya dikembangkan dengan SOA ( jadi berterimakasih lah pada yang merumuskan

konsep SOA ini, karena salah satu keuntungannya membuat hidup kita jadi lebih

mudah)

Gambar alur perancangan system

3.2.2 Analisis Kebutuhan Sistem

Analisis dan rancangan sistem informasi merupakan bagian atau tahapan

pengembangan sistem. Tahapan-tahapan pengembangan sistem informasi

berhubungan dengan yang lain untuk membentuk suatu siklus.Tahapan analisis sistem

merupakan tahapan yang sangat penting karena kesalahan di dalam tahapan ini akan

Page 16: rancang bangun pusat informasi agribisnis buah sukun fix

16

menyebabkan kesalahan pada tahapan selanjutnya. Proses analisis sistem dalam

pengembangan sistem informasi merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk

pemeriksaan masalah dan penyusunan pemecahan masalah yang timbul serta

membuat spesifikasi sistem yang baru (Tata Sutabri, 2004: 88).

Menurut Abdul Kadir (2003: 38) analisis sistem mencakup analisis kelayakan dan

analisis kebutuhan yaitu :

a. Analisis kelayakan, Analisis kelayakan merupakan proses yang mempelajari

atau menganalisa permasalahan yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan

akhir yang akan dicapai. Analisis kelayakan digunakan untuk menentukan

kemungkinan keberhasilan solusi yang diusulkan. Tahapan ini berguna untuk

memastikan bahwa solusi yang diusulkan tersebut benar-benar dapat tercapai

dengan sumber daya dan dengan memperhatikan kendala yang terdapat pada

permasalahan serta dampak terhadap lingkungan sekeliling. Lima macam

kelayakan dalam merancang sistem informasi yaitu kelayakan teknik, kelayakan

ekonomi, kelayakan operasi, kelayakan hukum dan kelayakan jadwal.

b. Analisis kebutuhan, Analisis kebutuhan merupakan proses untuk menghasilkan

spesifikasi kebutuhan. Spesifikasi kebutuhan adalah spesifikasi yang rinci

tentang pengolahan data yaitu jumlah data yang harus diproses, waktu

pengolahan saat data siap diproses sampai informasi yang dihasilkan.

Spesifikasi ini digunakan untuk membuat kesepakatan dalam pengembangan

sistem.

3.2.3 Desain Sistem Informasi

Pada dasarnya ada 2 prinsip dasar desain sistem informasi

1. Desain sistem monolitik. Ditekankan pada integrasi sistem. Resource mana yang

bisa diintegrasikan untuk memperoleh sistem yang efektif terutama dalam cost.

2. Desain sistem modular. Ditekankan pada pemecahan fungsi-fungsi yang

memiliki idependensi rendah menjadi modul-modul (subsistem fungsional) yang

terpisah sehingga memudahkan kita untuk berkonsentrasi mendesain per modul.

Page 17: rancang bangun pusat informasi agribisnis buah sukun fix

17

Sebuah sistem informasi dapat dipecah menjadi 7 subsistem fungsional, a.l: data collection, data processing, file update, data storage, data retrival, information report dan data processing controls.

Adapun petunjuk umum dalam mendesain sebuah sistem informasi, adalah sebagai berikut ::

a. Sumber data sebaiknya hanya dikumpulkan sekali sebagai input ke sistem

informasi.

b. Akurasi sumber data sangat tergantung pada banyaknya langkah untuk me-

record, collect dan prepare data untuk prosessing. Semakin sedikit langkah

semakin akurat.

c. Data yang dihasilkan dari sistem berbasis komputer sebaiknya tidak dimasukkan

lagi ke sistem.

d. Pewaktuan yang diperlukan untuk mengumpulkan data harus lebih kecil dari

pewaktuan informasi tersebut diperlukan.

e. Perlu pemilihan cara pengumpulan data yang paling optimal

f. Pengumpulan data tidak harus on-line, melainkan tergantung dari kebutuhan

informasi.

g. Semua sumber data harus dapat di validasi dan diedit segera setelah di

kumpulkan.

h. Data yang sudah divalidasi, sebaiknya tidak divalidasi pada proses selanjutnya.

i. Total kontrol harus segera di cek lagi sebelum dan sesudah sebuah aktifitas

prosesing yang besar dilakukan.

j. Data harus dapat disimpan hanya di 1 tempat dalam basis data kecuali ada

kendala sistem.

k. Semua field data sebaiknya memiliki prosedur entri dan maintenance.

l. Semua data harus dapat dicetak dalam format yang berarti untuk keperluan

audit.

m. File transaksi harus di maintain paling tidak dalam 1 siklus update ke basis data.

n. Prosedur backup dan security harus disediakan untuk semua field data.

o. Setiap file non sequential perlu memiliki prosedur reorganisasi secara periodik.

Page 18: rancang bangun pusat informasi agribisnis buah sukun fix

18

p. Semua field data harus memiliki tanggal update/akses penyimpanan terakhir.

3.2.4 Implementasi Sistem

Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan antara lain :

a. Melakukan Coding,

b. Pembuatan Prototype,

c. Melakukan Pengujian,

d. Instalasi Software dan Hardware

e. Training bagi user,

f. Pembuatan dokumentasi serta switch ke sistem baru.

Page 19: rancang bangun pusat informasi agribisnis buah sukun fix

19

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SUKUN

4.1 Deskripsi Sistem Informasi

Pada pusat Informasi Sukun yang terintegrasi, database yang dipergunakan

adalah menggunakan system decentralized database dengan metode integrasi loosely

coupled, dimana hanya data yang diperlukan untuk dipertukarkan antar database saja

yang dipertukarkan, dengan metode Web Service. Metode Integrasi Aplikasi antar

database menggunakan metode Webservice XML.

3.3.2 Software dan Hardware

Dalam membangun Sistem Informasi Sukun, berbasis web. Dibutuhkan perangkat-

perangkat sebagai berikut :

Page 20: rancang bangun pusat informasi agribisnis buah sukun fix

20

1. Sofware yang digunakan adalah :

a. Operation System : Microsoft Windows XP SP2

b. Server : Microsoft Windows Server 2003,

c. Database : SP2MS SQL Server 2005

d. Programming : Microsoft Visual Studio 2005,

2. Hardware yang digunakan sesuai dengan kebutuhan adalah Prosessor Intel

Pentium IV 2.8 GHz, RAM 2GB, Hardisk 200 GB.

3.3.3 Tampilan Aplikasi Sistem

Berikut tampilan Sukun Information center.

SUKUN INFORMATION CENTERDapatkan berbagai khasiatnya disini

Sejarah

Nama

Home

Sejarah

Pengembangan

Khasiat

Gizi

Produk

Layanan

Kontak Kami

Search =

www.sukuncenter.com

Teksturnya kompak dan berserat halus. Rasanya agak manis dan memiliki aroma yang spesifik. Diameter buah kurang lebih 26 cm. Tangkai buah sekitar 5 cm. Berat buah dapat mencapai 4 kg (Pitojo, 1982).KLASIFIKASIKingdom: Plantae (Tumbuhan)Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)Sub Kelas: DilleniidaeOrdo: UrticalesFamili: Moraceae (suku nangka-nangkaan)Genus: ArtocarpusSpesies: Artocarpus communis Forst

Kerabat DekatMentawa, Kluwih, Pintau, Cempedak, Selanking, Benda, Nangka, Monkey Jack, Klempatak, KeledangSukun (Artocarpus altilis) termasuk keluarga nangka-nangkaan yang menyebar hampir diseluruh Indonesia. Diperkirakan bahwa tanaman ini mempunyai kemampu an besar beradaptasi dengan lingkungannya, merupakan tanaman pionir dapat tumbuh baik di tanah subur maupun kurang subur, ditanah podsolik merah kekuningan maupun tanah berkapur, didaerah rawa pasang surut maupun pinggir pantai dengan tinggi tempat 0 sd 1000 m dpl.

Buah sukun berbentuk bulat agak lonjong, warna kulit buah agak hijau muda sampai kuning-kekuningan, ketebalan kulit halus antara 1-2 mm. Buah muda berkulit kasar dan buah tua berkulit halus. Daging buah berwarna putih dengan ketebalan sekitar 7 cm.

Nama Sukun

Page 21: rancang bangun pusat informasi agribisnis buah sukun fix

21

BAB V

KESIMPULAN

1. Integrated Sukun Information Sistem (ISIS) adalah pusat informasi yang

menampilkan berbagai informasi yang berhubungan dengan sukun dengan

mengintegrasikan hal-hal yang berada atau dimilki oleh para stakeholder, sehingga

web ISIS tersebut akan menjadi sangat lengkap.

2. Sistem yang digunakan adalah System Development Life Cycle (SDLC) dan dengan

metode integrasi menggunakan metode Service Oriented Architecture (SOA).

3. Informasi yang disajikan meliputi informasi sejarah, teknik tanam, produksi dan

pemasaran hasil olahan sukun.

Page 22: rancang bangun pusat informasi agribisnis buah sukun fix

22

DAFTAR PUSTAKA

O’Brien, JA . Marakas, george. 2009. Management Information sistem. Ninth edition. Mc Graw

Hill. Inc Boston

Anonimous, 2003. Panduan Teknologi Pengolahan Sukun Sebagai Bahan Pangan Alternatif.

Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.

Kartikawati, N. K dan H.A. Adinugraha, 2003. Teknik Persemaian dan Informasi Benih Sukun.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan.

Purwobinangun. Yogyakarta.

Koswara, S. 2006. Sukun Sebagai Cadangan Pangan Alternatif.

Irawan, Taufik, KMII, UAD Yogyakarta

Kompasiana, gadget 2010

Ppn Riset Manajemen. 2008. outsourcing.

Ariani Sukamto , Rosa System Development Life Cycle (SDLC) SI-215 Analisa & Desain

Sistem Informasi I, www.gangsir.com

Tata Sutabri , 2005. Analisa Sistem Informasi. No. ISBN, 9797312321. Penulis. Penerbit, Andi

Publisher, Yogyakarta.

Abdul Kadir. (2003). Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset