RANCANG BANGUN MONITORING DISPLAY OUTPUT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/RANCANG BANGUN...
-
Upload
truonghanh -
Category
Documents
-
view
253 -
download
0
Transcript of RANCANG BANGUN MONITORING DISPLAY OUTPUT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/RANCANG BANGUN...
RANCANG BANGUN MONITORING DISPLAY OUTPUT
ALTERNATOR PADA UNIT D85ESS
TUGAS AKHIR
YUDHISTIRA ADI NOVIAN
NIM:150309262391
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
JURUSAN TEKNIK MESIN
BALIKPAPAN
2018
RANCANG BANGUN MONITORING DISPLAY OUTPUT
ALTERNATOR PADA UNIT D85ESS
KARYA TULIS INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU
SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA
DARI POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
YUDHISTIRA ADI NOVIAN
NIM:150309262391
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
JURUSAN TEKNIK MESIN
BALIKPAPAN
2018
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini kupersembahkan kepada
Ayahanda dan Ibunda tercinda
Ahyak Wasil danWasilatun
Teman-teman seperjuanganku Jurusan Teknik Mesin Angkatan 2017
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membangun suatu alat untuk
mengetahui output dari alternator pada unit Dozer D85ESS yaitu berupa voltage,
dimana proses pengecekan atau pengawasan output alternator pada unit D85ESS
masih menggunakan AVO (Amper Volt Ohm) meter. Pada saat proses pekerjaan
sangat banyak menimbulkan potensi bahaya seperti terpapar panas dari muffler,
tangan terkena benda berputar, terpeleset dari undercarriage, dan posisi tubuh
yang membungkuk saat proses pengecekan. Oleh karena itu penulis ingin
merancang dan membangun sebuah alat yang dapat mengawasi atau mengecek
output alternator yang berbasis mikrokontroller arduino, dengan harganya yang
murah serta dapat dimodifikasi sesuai dengan keinginan dari pengembang. Oleh
karena itu maka dibuatlah sebuah alat yang dapat membantu saat proses
pengecekan serta dapat mengawasi output dari alternator, dimana saat proses
pengawasan atau pengecekan dapat dilakukan setiap saat tanpa harus membawa
AVO meter disaku. Dengan adanya alat untuk mengawasi atau pengecekan
alternator maka potensi terjadinya kecelakaan alat maupun terhadap manusia itu
sendiri dapat berkurang. Alat ini memiliki selisih 0,7 volt dengan AVO meter
setelah melaksanakan 60 kali percobaan yang dilaksanakan dengan unit Dozer
D85 ESS serta Forklift
Kata Kunci : alternator, D85ESS, mengawasi, mengecek, output, volt,
viii
ABSTRACT
This study aims to design and build the tool to know the output from alternator in
D85ESS the output is voltage, the checking and monitoring process output
alternator in D85ESS still use AVO (Ampere Volt Ohm) Meter. In the working
process, it leads many potential hazarJd such as Affected by heating form muffler,
hand is affected by rolling object, fall from undercarriage, and bad body position
when the checking process. Therefore, this study want to design and build a tool
for monitor and checking output form alternator based on microcontroller
arduino, with affordable prize and can be modified by the developer. Therefore
the tool is made to monitor and check anytime without AVO meter inside the
pocket. The tool is made to monitor and check output from alternator the
poteential hazard to human or tools can be minimized. This tool has difference
from AVO meter 0,7 volt after doing 60 times experiment by using Dozer D85ESS
and Forklift.
Keyword : alternator, check, D85ESS, monitor, output, volt
ix
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa penu;is ucapkan atas limpahan Nikmat
dan Karunia Allah S.W.T yang teteap penulis rasakan hingga sekarang ini,
sehingga masih dapat beraktifitas sebagaimana biasanya dan suatu karunia yang
luar biasa sehingga dapat membuat sebuah Karya tulis ilmiah yang berupa Tugas
Akhir (TA).
Adapun tujuan penulisan TA ini adalah dalam rangka memenuhi
persyaratan kelulusan mendapatkan gelar .Amd di Politeknik Negeri Balikpapan.
TA ini adalah hasil dari penelitian dari penulis yang dilaksanakan pada bulan
maret hingga juli 2018.
Penulis menyadari bahwa semua ini akan berjalan dengan lancar tanpa
adanya dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu perkenankanlah penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ayah dan Ibunda tercinta yang senantiasa memberikan bimbingan motivasi yang
tiada terkira baik moril maupun materil, terima kasih atas do‟a dan dorongannya
untuk menjadi anak yang berbakti dan berguna pada masa yang akan datang.
2. Bapak Zulkifli S.T,M.T sebagai ketua Jurusan Teknik Mesin Alat Berat, yang
telah bekerja keras memberikan pengarahan dalam penyiapan prosedur Tugas
Akhir agar terciptanya tamatan mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Alat Berat yang
berkompeten dan mampu bersaing pada dunia kerja.
3. Bapak Zulkifli sebagai dosen pembimbing pertama yang telah banyak membantu
dan memberi arahan pada penulis terkait kualitas dari isi karya tulis penulis.
4. Ibu Patria Rahmawati sebagai dosen pembimbing kedua yang telah banyak
membantu dan memberi arahan pada penulis terkait tata tulis yang dibuat oleh
penulis.
5. Kepada teman teman seperjuangan saya Teknik Mesin angkatan 2015 dan kepada
seluruh pihak yang secara langsung maupun tidak langsung dalam membantu dan
memberikan kontribusinya sehingga penulis dapat menyelesaikan TA ini dengan
baik.
x
Akhirnya dengan berbagai kekurangan yang terdapat dalam pembuatan
laporan ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak dan
penulis sangan mengharapkan kritik dan saran yang membangun kepaa seluruh
pembaca demi kesempurnaan laporan ini dimasa yang akan datang. Besar harapan
penulis semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pembaca
Amin Ya Rabbal „alamin.
Balikpapan, 9 Agustus 2018
Yudhistira Adi Novian
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................... ........................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ....... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... iii
LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................................. v
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASIError! Bookmark not
defined.
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN ........ Error! Bookmark not defined.
AKADEMIS ........................................................... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 6
2.1. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 6
2.2. Teori Dasar................................................................................................ 6
2.2.1 Alternator .................................................................................................. 6
2.2.2 Charging System ..................................................................................... 12
2.2.3 Cara Keja Sistem Pengisian .................................................................... 18
2.2.4 Margin Of Error ..................................................................................... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 25
3.1. Jenis Penelitian........................................................................................ 25
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 25
xii
3.3. Peralatan yang Digunakan ...................................................................... 25
3.3.1. Peralatan .................................................................................................. 25
3.3.2. Bahan ...................................................................................................... 26
3.4. Prosedur Penelitian ................................................................................. 26
3.4.1. Urutan Pekerjaan ..................................................................................... 26
3.4.2. Rancangan Alat ....................................................................................... 28
3.4.3 . Prosedur Kerja ........................................................................................ 28
3.6. Jadwal Kegiatan ...................................................................................... 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 31
4.1. Hasil ........................................................................................................ 31
4.1.1 Observasi Lapangan ................................................................................ 31
4.1.2. Hasil Perancangan Monitoring Display Check Output Alternator ......... 32
4.2 Pembahasan Perancangan ....................................................................... 32
4.2.1 Arduino Uno R3 ...................................................................................... 32
4.2.2. Rangkaian LCD(Liquid Crystal Display) ............................................... 33
4.2.3. Rangkaian Meassuring............................................................................ 33
4.2.4. Rangkaian Power Supply ........................................................................ 34
4.2.5. Case Pelindung ....................................................................................... 34
4.3 Sebelum Ada Display Check Output Alternator ..................................... 36
4.4. Waktu Pengerjaan ................................................................................... 37
4.5. Biaya Pembuatan .................................................................................... 38
4.6. Hasil Uji Coba......................................................................................... 38
4.6 Analisa JSA (Job Safety Analysis) Monitoring Display Check Output
Alternator .................................................................................................. 42
4.7. Margin Of Error ..................................................................................... 43
4.8. Analisa Efisiensi Pekerjaan ..................................................................... 44
4.10. Meminimalisir Terjadinya Potensi Bahaya ............................................. 45
4.11. Kelebihan dan kekurangan ...................................................................... 45
4.11.1. Kelebihan ................................................................................................ 45
4.11.2. Kekurangan ............................................................................................. 45
4.12. Metode Penggunaan Alat ........................................................................ 45
4.13. Metode Penyimpanan dan Perawatan ..................................................... 46
xiii
BAB V PENUTUP............................................................................................... 48
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 48
5.2 Saran ....................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 49
LAMPIRAN 50
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Alternator ........................................................................................... 7
Gambar 2.2 Proses Alternator Dalam Menghasilkan Listrik ................................. 8
Gambar 2.3 Komponen Alternator ......................................................................... 9
Gambar 2.4 Rotor Coil .......................................................................................... 10
Gambar 2.5 Prinsip Kerja Alternator .................................................................... 11
Gambar 2.6 Induksi Elektromagnetik ................................................................... 13
Gambar 2.7 Hukum Tangan Kanan Fleming ........................................................ 14
Gambar 2.8 Garis Gaya Magnet............................................................................ 14
Gambar 2.9 Gerakan Penghantar Pada Garis Gaya Magnet ................................. 15
Gambar 2.10 Gerakan Melingkar Garis Gaya Listrik ........................................... 15
Gambar 2.11 Grafik Gaya Gerak Listrik............................................................... 16
Gambar 2.12 Prinsip Generator ............................................................................ 16
Gambar 2.13 Perputaran Kumparan Pada Medan Magnet .................................... 17
Gambar 2.14. Kumparan Yang Di Beri Cincin Gesek Dan Sikat ......................... 17
Gambar 2.15 Gravik Penyearahan Arus Oleh Diode ............................................ 18
Gambar 2.16 Saat Kunci Kontak “ON” Mesin Mati ............................................ 18
Gambar 2.17 Saat Mesin Hidup “Kecepatan Rendah Sampai Sedang”................ 19
Gambar 2.18 Saat Mesin Hidup “Kecepatan Sedang Sampai Tinggi” ................. 20
Gambar 2.19. Saat Kunci Kontak “ON” Msin Mati ............................................. 21
Gambar 2.19 Saat Mesin Berputar ........................................................................ 21
Gambar 2.20 Tegangan Out Put Alternator Melebihi Spesifikasi ........................ 22
Gambar 2.22 Saat Terminal B Terputus ............................................................... 23
Gambar 2.23 Saat Rotor Coil Terputus ................................................................. 24
Gambar 3.2 Flow Chart Monitoring Display Output Alternator .......................... 29
Gambar 4.1 Proses Pengecekan Outuput Alternator Manual ............................... 31
Gambar 4.2 Proses Pembacaan Output Alternator ............................................... 31
Gambar 4.3 Hasil Rancangan Monitoring Display Check Output Alternator ...... 32
Gambar 4.4 Arduino Uno ...................................................................................... 32
Gambar 4.4 Rangkaian LCD ................................................................................. 33
Gambar 4.5 Rangkaian Measuring ....................................................................... 34
Gambar 4.6 Rangkaian Power Supply .................................................................. 34
xv
Gambar 4.7 Monitoring Display Check Output Alternator di Forklift (A Low Idle,
B High Idle) .......................................................................................................... 41
Gambar 4.8 Monitoring Display Check Output Alternator di Dozer D85-2 ESS(A
Low Idle, B High Idle) .......................................................................................... 41
Gambar 4.9 (a) Pengukuran di Forklift 25 (b) Pengukuran Dozer D85-2 ESS .... 41
Gambar 4.9 Grafik waktu saat pengecekan output alternator .............................. 44
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Unit D85ESS-2 Di Area PT. United Tractors Site Muara Lawa. .. 3
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ............................................................... 30
Tabel 4.1 JSA Pembuatan Monitoring Display Check Output Alternator ............ 35
Tabel 4.2. JSA (Job Safety Analysis) Pengecekan Alternator .............................. 36
Tabel 4.3 Biaya Pembuatan................................................................................... 38
Tabel 4.4 Hasil Uji Coba (High Idle) .................................................................... 39
Tabel 4.5 Hasil Uji Coba (Low Idle) ..................................................................... 40
Tabel 4.6 JSA PENGGUNAAN MONITORING DISPLAY CHECK OUTPUT
ALTERNATOR ...................................................................................................... 42
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin canggih dan modern unit-unit alat berat maka akan
membutuhkan arus listrik yang besar. Sistem pengisian (charging system) harus
dapat memenuhi kebutuhan arus tersebut di bawah semua kondisi oprasi unit dan
harus dapat mengisi dengan cepat bateray. Komponen utama dari sistem
pengisian (charging system) adalah alternator dan pada kebanyakan unit alat berat
modern –dengan pengecualian jika hal itu terkait wiring adalah satu - satunya
componen pada charging system.
Pada dasarnya alternator adalah juga sebuah generator AC (arus bolak-
balik) yaitu merupakan alat yang berfungsi untuk merubah energi mekanik yang
dihasilkan engine menjadi energi listrik. Beberapa komponen elektrik sistem yang
juga sebagai perubah energi adalah motor setarter dan bateray. Ketiganya
merupakan komponen yang saling terkait dan bekerja sama mendukung kinerja
engine. Motor setarter sebagai penggerak awal engine berfungsi merubah energi
listrik menjadi energi gerak. Sebagai penggerak mula tentu saja motor starter
membutuhkan cadangan energi listrik untuk dapat dirubah menjadi energi
mekanik dan hal ini didapatkan dari bateray, yang berfungsi merubah energi
listrik menjadi energi kimia (untuk disimpan) dan dirubah kembali menjadi
energi listrik sebagai suplai arus listrik ke motor starter. Pada rangkaian kerja ini
bateray berfungsi hanya sebagai penyimpan energi listrik sedangkan sebagai
sumber energi listrik adalah alternator yang berfungsi merubah energi mekanik
menjadi energi listrik.(Sumber : Kemendikbud Kelistrikan Alat Berat Semester 4)
Seiring perkembangan Digitalisasi, kebanyakan unit alat berat sudah di
lengkapi dengan monitor panel yang fungsinya sebagai sebuah alat untuk
memonitoring seluruh sistem di unit alat berat dengan tampilan displaynya yang
dapat memberi tau error code, malfucntion system, suhu system pendingin,
Adjusting dan Monitoring System, contohnya yaitu pada unit PC 200-8, HD 785-7
R, D 375, dan lain lain.
2
D85ESS adalah bulldozer adalah alat berat bertipe traktor menggunakan
track /rantai serta dilengkapi dengan pisau / blade yang terletak di depan
Bulldozer merupakan traktor yang mempunyai traksi besar. Alat berat ini
digunakan untuk pekerjaan menggali, mendorong, menggusur dan mendorong
material seperti tanah , batu dsb. Buuldozer dapat dioperasikan pada medan yang
berlumpur, berbatu, berbukit dan di daerah yang berhutan.
Pada saat pembukaan lahan pertambangan yang baru, maka unit bulldozer
inilah yang pertama kali diterjukan untuk proses land clearing. Istilah bullldozer
sering kali digunakan untuk menggambarkan semua tipe alat berat (Excavator,
Loader , dsb). Meskipun istilah ini tepatnya hanya menunjuk ke traktor berantai
yang dilengkapi dengan blade.
Pengecekan output “R” alternator pada unit D85ESS mempunyai resiko
yang berbahaya yang tiinggi, dikarenakan pengecekan harus dilakukan diatas
undercarriage serta posisi alternator sangat berbahaya karena jaraknya antara belt
pulley engine sekitar 10 cm, dan pengecekan harus di lakukan ketika engine
running high idle (2050-21050 RPM) dimana dengan kecepatan seperti itu potensi
bahaya lebih besar. Ketika unit beroprasi dengan operasi engine high idle untuk
melaksanakan pengecekan pada saat itu dikarenakan posisi muffler berada di
dekat alternator, maka akan menimbulkan panas sekitar 600o
celcius dan dapat
menimbulkan radiasi atau luka bakar di kulit. (Shop Manual D85ESS-2)
Adanya Kecelakaan/aksiden terhadap karyawan yang terjadi di PT. HPU
(HARMONI PANCA UTAMA) kontraktor dari PT. PKN Site Kelubir. Dimana
karyawan mengalami kehilangan 5 jarinya akibat saat proses pengecekan
alternator di unit D85ESS-2 yang sedang running, dan telah dilarikan ke klinik
site untuk dilakukan penananganan awal. (Safety Officcer PT. United Tractors tbk
Site Muara Lawa, 2017)
Berdasarkan jumlah populasi unit D85ESS di All Costumer UT Muara
Lawa berada di Tabel 1.1 sebanyak 203 Unit, dan pengecekan dilaksanakan 2 kali
per unit, otomatis akan menimbulkan 406 potensi kecelakaan kerja yang terjadi
akibat pengecekan output alternator. Oleh sebab itu dibutuhkan alat yang dapat
3
memudahkan saat pengecekan output alternator di D85ESS-2 dengan mengurangi
efesiensi waktu kerja.
Tabel 1.1 Data Unit D85ESS-2 Di Area PT. United Tractors Site Muara Lawa.
(Sumber : Database PT. United Tractors Site Muara Lawa, 2017)
Berdasarkan latar belakang serta menambah wawasan pengetahuan di
bidang heavy equipment, maka penulis melakukan pengamatan dan pengumpulan
data – data untuk disampaikan dalam bentuk Tugas Akhir tentang “ Rancang
Bangun Monitoring Display Check output alternator D85ESS” agar proses
monitoring voltage alternator berjalan dengan efisien.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun bagian dalam rumusan masalah ini yaitu mencakup pertanyaan yang
terkait dengan Special tool pengecekan output alternatr D85ESS-2 :
1. Bagaimana cara merancang dan membangun Monitoring Display Check output
alternator D85ESS-2?
2. Bagaimana cara membuat Volt Meter Berbasis arduino?
3. Bagaimana menghitung Margin Error di Monitoring Display Check output
alternator D85ESS-2?
4. Bagaimana Standar Operation untuk Monitoring Display Check output
alternator D85ESS-2?
4
1.3 Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang terdapat dalam penelitan maka
penulis memberikan batasan masalah agar penyajiannya tidak menyimpang terlalu
jauh dari tujuan yang diinginkan sehingga materi yang terdapat di dalam karya
tulis ini berisi hal–hal yang berkaitan dengan hasil pengamatan atau observasi
lapangan yang di lakukan oleh penulis selama On The Job Trauning (OJT), Maka
masalah dibatasi pada :
1. Tidak menganalisa kualitas dari bahan elektronik yng akan digunakan, hanya
menggunakan yang tersebar di pasaran.
2. Tidak membahas tentang efesiensi charging dari unit D85ESS.
3. Tidak membahas tentang Kondisi alternator secara real dilapangan.
4. tidak membahas troubleshooting di charging system.
5. Hanya melakukan analisa dengan alat yang dibuat, sehingga membutuhkan
analisa lebih lanjut
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini yaitu:
1. Mengetahui bagaimana cara merancang dan membangun Monitoring Display
Check output alternator D85ESS.
2. Mengetahui cara membuat Volt Meter berbasi Arduino.
3. mengetahui cara menghitung Margin Eerror di Monitoring Display Check
output alternator D85ESS
4. mengetahui Standar Operation di Monitoring Display Check output alternator
D85ESS
5
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu:
Akademik
1. sebagai ajang untuk menambah ilmu dan berharap Rancang Bangun
Monitoring Display Check output alternator D85ESS dapat di kembangkan.
Industri
1. Sebagai masukan kepada produsen unit D85ESS agar menambahkan
Monitoring Display Check output alternator D85ESS agar teknologi/sistem
monitoring antara D85ESS dan D375A sama.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi dari proposal tugas akhir
ini, maka penulis menyusun proposal tugas akhir ini menjadi 5 (Lima) bab.
Berikut adalah penjelasan mengenai isi bab-bab yang ada pada proposal tugas
akhir ini:
1. Bab I Pendahuluan
Pada bab ini berisi pendahuluan yang mencakup tentang latar belakang,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
2. Bab II Landasan Teori
Pada bab ini berisi tentang tinjauan pustaka dan teori yang mendukung
penelitian tugas akhir.
3. Bab III Metodologi Penelitian
Pada bab ini berisi tentang jenis penelitian, waktu penelitian, prosedur
penelitian dan diagram.
4. Daftar Pustaka
5. Lampiran
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
Meurut Ridgley (1999) fungsi sistem monitoring dalam kendaraan ringan
yaitu kendaraan yang dilengkapi monitoring system ini dilengkapi dengan kamera
Video dan monitor terkait. Monitor video terletak di cabin kendaraan dan kamera
Video diorientasikan menghadap bagian belakang kendaraan. Ketika alat
pertanian terhubung ke kendaraan, monitor dapat digunakan untuk melihat alat
tanpa berbalik dari arah perjalanan (William S. Ridgley)
Menurut Scott Ling (2012) sistem monitoring diperlukan untuk setiap
komponen di kendaraan yang dimana bertujuan untuk memberi tahu bagi
pengemudi bahwa semua komponen yang terkait dalam suatu kendaraan agar
selalu termonitoring sempurna, beberapa hal yang sekarang di bus memiliki
sistem monitoring bagi setiap bagian komponennya, seperti Oli Mesin, RPM,
Speedometer, Fuel Tank, suhu mesin, dan juga Indicator LED Alternator
(Raymond Scott Ling)
Menurut Raffa (1995) sistem Monitoring pada Oli Engine pada unit
kendaraan ringan sebagai pemberi informasi kepada pengendara untuk
melaksanakan pergantian oli mesin kendaraan, dimana sistem ini menampilkan
suatu indikator yang dapat menandakan pergantian oli (James M. Raffa)
2.2. Teori Dasar
2.2.1 Alternator
Pada dasarnya listrik merupakan kondisi dari partikel subatomik tertentu,
seperti elektron dan proton yang menyebabkan penarikan dan penolakan di
antaranya dengan landasan itu bisasanya penghasil listrik menggunakan suatu
energi guna di konversikan menjadi ernergi listrik, pada alternator juga terjadi
demikian dimana alternator merupakan peralatan elektromekanis yang mampu
mengkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik.
7
Gambar 2.1. Alternator
(Sumber : Desta, 2012)
Sesuai gambar 2.2, energi mekanis yang merupakan input dalam
menghasilklan energi listrik menggerakan rotor, dimana rotor adalah kumparan
yang terdapat dalam alternator dan berputar (bergerak) dan magnet dalam
alternator yang diam (tidak bergerak) disebut stator. Pada saat kumparan (rotor)
sejajar dengan arah medan magnet (membentuk sudut 0o ), belum terjadi arus
listrik dan belum terjadi GGL induksi . Ketika kumparan atau rotor berputar
perlahan-lahan , arus dan GGL beranjak naik sampai kumparan membentuk sudut
90o. Saat itu posisi rotor tegak lurus terhadap arah medan magnet . Pada
kedudukan ini nilah arus dan GGL menunjukkan nilai maksimum. Selanjutnya
kumparan terus berputar , arus dan GGL makin berkurang hingga mencapai sudut
180o kedudukan kumparan sejajar dengan arah medan magnet maka GGL induksi
dan arus induksi menjadi nol. Putaran berikutnya arus dan tegangan mulai naik
lagi dengan arah yang berlawanan . Pada saat rotor membentuk sudut 270o, terjadi
lagi kumparan bearus tegak lurus dengan arah medan magnet. Pada kedudukan
kuat arus dan GGL induksi menunjukkan nilai maksimum lagi namun arahnya
berbeda. Putaran kumpran selanjutnya, arus dan teganan turun perlahan-lahan
hingga membentuk sudut 360o.
8
Gambar 2.2 Proses Alternator Dalam Menghasilkan Listrik
(Sumber : Desta, 2012)
Kumparan dan magnet yang berputar menyebabkan terjadinya GGL
induksi pada kumpran . Energi mekanik yang diberikan di ubah ke dalam bentuk
energi gerak rotasi. Hal ini menyebabkan GGL induksi secara terus menerus dan
dengan pola yang berulang secara periodik.Prinsip dasarnya bekerja karena
adanya gerakan yang memotong garis gaya magnet sehingga dapat menimbulkan/
mengahasilkan energi listrik.
Berikut adalah bentuk dan fungsi dari alternator yang dapat dilihat pada
Gambar 2.3 :
1. Pulley, berfungsi untuk meneruskan tenaga putar yang diperoleh dari poros
engkol (melewati belt) dan disalurkan ke poros alternator (rotor).
2. Kipas (fan), seperti halnya kipas pada umumnya, kipas ini juga berfungsi
sebagai pendingin, yakni untuk mendinginkan komponen -komponen yang
ada di dalam alternator.
3. Spacer, berfungsi untuk memberi jarak antara kipas dan bantalan sehingga
kipas tidak menggesek rangka depan.
4. Rangka depan dan belakang, berfungsi untuk dudukan bantalan depa n dan
belakang serta sebagai penutup bagian depan dan belakang alternator.
5. Bantalan atau bearing, berfungsi untuk mengurangi gesekan antara poros
rotor dengan rumah depan dan rumah belakang alternator.
6. Kumparan rotor (rotor coil), berfungsi untuk menghasilkan medan magnet
pada alternator.
9
7. Kumparan stator (stator coil), berfungsi untuk membangkitkan tegangan
bolak - balik (AC).
8. Sikat, berfungsi untuk menghantarkan arus dari terminal alternator (F)
kekumparan rotor memalui slip ring positif, dan menghantarkan arus dari
rotor coil melalui slip ring negatif ke terminal E alternator.
9. Dudukan sikat, berfungsi sebagai tempat terpasangnya sikat dan pegas.
10. Dioda penyearah (rectifier), berfungsi untuk penyearah atau mengubah arus
bolak-balik (AC) yang dihasilkan kumparan stator menjadi arus searah (DC).
Gambar 2.3 Komponen Alternator
(Sumber : https://www.kitapunya.net/2015/03/komponen-komponen-alternator-
sistem-pengisian.html, 2015)
Rotor Coil
Rotor terdiri dari poros rotor, kumparan yang dililitkan pada inti besi,
batang-batang kutub (pole piece), dan slip ring. Rotor Coil ini berfungsi untuk
menghasilkan medan magnet yang dapat dilihat di Gambar 2.4 . Untuk dudukan
komponen-komponen rotor ada poros rotor. Batang kutub berfungsi untuk
memperkuat medan magnet yang dihasilkan kumparan rotor dan membentuk
kutub - kutub utara dan selatan pada rotor. Slip ring berfungsi untuk meneruskan
arus dari sikat (+) ke rotor coil dan dari rotor ke sikat ( -).
Batang kutub dan slip ring disatukan dengan poros rotor dengan cara
dipres menjadi satu sehingga membentuk kuku-kuku magnet yang saling
berpasangan. Di dalam kuku-kuku magnet tersebut terdapat rotor coil. Untuk
10
menghantarkan arus ke kumparan rotor ada sikat yang terpasang pada slip ring.
Ketika arus mengalir ke kumparan rotor, maka medan magnet akan terbentuk dan
pada kuku-kuku magnet akan terbentuk kutub utara dan selatan. Hal ini
menyebabkan terjadinya garis gaya magnet yang arahnya saling berlawanan di
antara kuku -kuku magnet yang berdekatan.
Rotor terdiri dari dua macam yaitu jenis randle dan jenis kutub. Untuk
jenis kutub diameter luarnya lebih kecil namun cara menggulungnya lebih sulit.
Jenis rotor ini umumnya dipakai untuk alternator dengan kapasitas besar. Untuk
alternator pada kendaraan, jenis randle strukturnya sederhana dan kekuatannya
cukup baik sehingga banyak digunakan. Jenis Randle terdiri dari 4 sampai 6 inti
besi (batang kutub) yang disisipkan pada poros dari kedua ujung kumparan rotor
yang berbentuk tabung. Ujung lilitan pada kumparan rotor dihubungkan ke dua
slip ring yang dipasang pada poros.
Gambar 2.4 Rotor Coil
(Sumber : https://1.bp.blogspot.com/-
lkGKwjjDYfA/VRQidrn75dI/AAAAAAAAB0w/kMuIU60lIJA/s1600/rotor-
kumparan-rotor.png, 2015)
Prinsip kerja alternator
Berikut adalah Prinsip Kerja alternator yang dijabarkan sesuai Gambar 2.5 :
11
a. Bila starting switch posisi ON, maka arus dari battery akan mengalir ke rotor
coil. Jalannya arus penguat adalah :
Battery B - R - rotor coil - F - T1 - E
b. Setelah rotor coil menjadi magnet dan alternator diputar oleh engine, maka
dari alternator akan menghasilkan tegangan.
c. Bila output voltage dari alternator masih kecil amka arus yang keluar dari
alternator akan memperkuat medan magnet pada rotor coil, sehingga output
voltage dari alternator naik. Output voltage dari alternator adalah sebanding
dengan putaran dan kekuatan medan magnetnya.
d. Saat tegangan mencapai 29,5 volt maka voltage drop di V3 akan
menyebabkan diode mendapat reverse - voltage sehingga T2 akan ON dan T1
akan OFF. Dengan demikian arus penguat ke rotor coil tidak mendapat
ground dan kemagnetan akan berkurang sehingga tegangan yang dihasilkan
alternator akan turun.
Gambar 2.5 Prinsip Kerja Alternator
Sumber : (teknisiberat.blogspot.co.id/2012/01/konstruksi-dan-cara-kerja-
alternator.html, 2012)
e. Bila output voltage turun mencapai 27,5 volt, maka T2 akan OFF dan T1
kembali ON (bekerja) dan field coil mendapat arus penguat kembali dan output
voltage alternator naik kembali.Dengan demikian arus yang keluar dari
alternator akan dijaga selalu pada tengangan regulating yaitu 27,5 volt - 29,5
volt. (Desta,2012)
12
2.2.2 Charging System
Fungsi bateray pada automobile adalah untuk mensuplai kebutuhan listrik
pada komponen-kompenen listrik pada mobil tersebut seperti motor stater, lampu-
lampu besar dan penghapus kaca. Namun demikian kapasitas bateray sangatlah
terbatas, sehingga tidak akan dapat mensuplai tenaga listrik secara terus menerus.
Dengan demikian, baterei harus selalu terisi penuh agar dapat mensuplai
kebutuhan listrik setiap waktu yang diperlukan oleh tiap-tiap komponen listrik.
Untuk itu pada mobil diperlukan sistem pengisian yang akan memproduksi listrik
agar baterei selalu terisi penuh. Sistem pengisian (charging system) akan
memproduksi listrik untuk mengisi kembali bateray dan mensuplai kelistrikan ke
komponen yang memerlukannya pada saat motor hidup. Sebagian besar mobil
dilengkapi dengan alternator yang menghasilkan arus bolak-balik yang lebih baik
dari pada dynamo yang menghasilkan arus searah dalam hal tenaga listrik yang
dihasilkan maupun daya tahannya. Mobil yang menggunakan arus searah (direct
current), arus bolak-balik yang dihasilkan alternator harus disearahkan menjadi
arus searah sebelum dikeluarkan.
1. Prinsip Pembangkit Tenaga Listrik
a. Induksi Elektro Magnet
Garis gaya magnet dipotong oleh pengantar listrik yang bergerak diantara
medan magnet, akan timbul gaya gerak listrik (tegangan induksi) pada penghantar
dan arus akan mengalir apabila penghantar tersebut merupakan bagian dari sirkuit
lengkap, seperti ditunjukan pada gambar 2.6, jarum galvano meter (ammeter yang
dapat mengukur arus yang sangat kecil), akan bergerak karena gaya gerak listrik
yang dihasilkan pada saat pengantar digerakkan maju-mundur diantara kutub
utara dan kutub selatan magnet. Dari aksi ini dapat disimpulkan :
1) Jarum galvano meter akan bergerak jika pengahantar atau magnet digerakkan
2) Arah gerakan jarum akan berfariasi mengikuti arah gerakan penghantar atau
magnet
3) Basar gerakan jaum akan semakin besar sebanding dengan kecepatan gerakan
13
4) Jarum tidak akan bergerak jika gerakan dihentikan
Bila dengan beberapa cara, pengantar dilewatkan melalaui garis gaya
magnet, maka dalam pengantar akan terbangikit gaya gerak listrik. Fenomena ini
disebut dengan “induksi elektromagnet”. Generator menghasilkan gaya gerak
listrik dengan cara induksi elektromagnet dan mengubahnya menjadi tenaga listrik
(tegangan arus).
Gambar 2.6 Induksi Elektromagnetik
(Sumber : Hengki Mahendra, 2011)
b. Arah gerak gaya listrik
Arah gaya gerak listrik yang dibangkitkan dalam penghantar diantaa
medan magnet bervariasi mengikuti perubahan arah garis gaya megnet dan
gerakan penghatar. Apabila penghanta digerakkan (denan arah seperti yang
ditunjukan oleh tanda panah besar poda gambar 2.7) diantara kutub magnet utara
dan selatan, maka gaya gerak listrik akan mengalir dari kanan ke kiri (arah garis
gaya magnet dari kutub utara ke kutub selatan). Arah gais gaya magnet dapat
dipahami dengan mengunakan Hukum Tangan Kanan Fleming (Fleming’s Right-
Hand Rute)
14
Gambar 2.7 Hukum Tangan Kanan Fleming
(Sumber : Hengki Mahendra, 2011)
Dengan ibu jari, telunjuk dan jari tengah tangan kanan dibuka dengan
sudut yang tepat satu sama lain, maka telunjuk akan menunjukan gais gaya
magnet, ibu jari menunjukan arah gerakan penghantar dan jari tengah menunjukan
arah gaya gerak listrik
c. Besarnya Garis Gaya Magnet
Besarnya gaya gerak listrik yang dibangkitkan pada saat penghantar
memotong (melewati) garis gaya magnet di antara medan magnet sebanding
dengan banyaknya garis gaya magnet yang dipotong pada suatu satuan
waktu.Sebagai contoh, bila banyaknya garis-garis N dipotong dalam waktu t detik
dan gaya gerak listrik U volt.
Gambar 2.8 Garis Gaya Magnet
(Sumber : Hengki Mahendra, 2011)
Dalam medan magnet dengan densitas yang seragam, besarnya gaya gerak
listrik yang dibangkitkan tergantung pada arah gerakan penghantar meskipun
kecepatan gerakan penghantar konstan. Seperti terlihat pada gambar 2.9, sebuah
penghantar digerakkan dari titik A ke B ke C ke D dan kembali ke A.
Bagaimanapun, ia memotong garis gaya magnet hanya pada saat bergerak dari A
15
ke B dan dari C ke D. Dengan kata lain, meskipun penghantar bergerak dengan
kecepatan yang sama di antara masing-masing titik, gaya gerak listrik akan
bangkit hanya pada saat penghantar bergerak antara A dan B dan antara C dan D.
Gambar 2.9 Gerakan Penghantar Pada Garis Gaya Magnet
(Sumber : Implementasi Generator “Alternator”)
Bila penghantar (conductor) digerakkan dengan jalur melingkar di dalam
medan magnet, maka besarnya garis gaya magnet akan berubah secara konstan.
Pada gambar ini, penghantar digerakkan dalam lingkaran dengan kecepatan tetap
dari titik A ke L antara kutub magnet utara dan selatan. Dalam hal ini jumlah garis
gaya magnet terbesar dipotong antara titik D dengan E dan antara titik J dengan
K, tetapi tidak ada garis yang dipotong antara A dengan B atau G dengan H.
Gambar 2.10 Gerakan Melingkar Garis Gaya Listrik
(Sumber : Hengki Mahendra, 2011)
Jadi, bila gaya gerak listrik yang dibangkitkan pada saat penghantar
digerakkan dalam lingkaran dinyatakan dalam sebuah grafik, dapat dilihat bahwa
keberadaan gaya ini secara tetap mengalami perubahan (bertambah dan
berkurang). Selanjutnya, arah arus yang dibangkitkan oleh gaya gerak listrik ini
akan berubah setiap setengan putaran penghantar.
16
Gambar 2.11 Grafik Gaya Gerak Listrik
(Sumber : Hengki Mahendra, 2011)
d. Prinsip Generator
Meskipun gaya gerak listrik dihasilkan bila sebuah penghantar diputar
dalam medan magnet, sebenarnya besarnya gaya gerak listrik (ggl) yang
dihasilkan sangat kecil.
Gambar 2.12 Prinsip Generator
(Sumber : Hengki Mahendra, 2011)
Bila dua buah penghantar disambung ujung ke ujung, maka akan timbul
gaya gerak listrik pada keduanya yang tentu saja ganda. Jadi, semakin banyak
penghantar yang berputar dalam medan magnet semakin besar pada gaya gerak
listrik yang dihasilkan. Bila penghantar terbentuk dalam satu kumparan jumlah
total gaya gerak listrik yang dibangkitkan akan menjadi lebih besar, demikian juga
besarnya tenaga listrik (arus dan tegangan) yang dihasilkan. Generator
membangkitkan tenaga listrik dengan jalan memutarkan sebuah kumparan di
dalam medan magnet. Ada dua macam listrik, arus searah dan arus bolak-balik
dan tergantung pada cara menghasilkan listrik generator juga dibedakan dalam
generator jenis arus searah dan arus bolak-balik.
17
Gambar 2.13 Perputaran Kumparan Pada Medan Magnet
(Sumber : Hengki Mahendra, 2011)
e. Generator Arus Bolak Balik
Bila arus listrik yang dibangkitkan oleh kumparan diberikan melalui
cincin gesek dan sikat (jadi kumparan dapat berputar),besarnya arus yang
mengalir ke lampu akan berubah, pada saat yang sama, demikian juga arah
alirannya.
Gambar 2.14. Kumparan Yang Di Beri Cincin Gesek Dan Sikat
(Sumber : Hengki Mahendra, 2011)
Pada saat kumparan berputar, arus yang dihasilkan pada setengah putaran
pertama akan dikeluarkan dari sikat pada sisi A, mengalir melalui lampu dan
kembali ke sikat pada sisi B. Pada setengah putaran selanjutnya, arus akan
mengalir dari B dan kembali ke A. Dalam model ini, generator arus bolak-balik
memberikan arus yang dihasilkan oleh kumparan dalam medan magnet.
Alternator yang digunakan pada sistem pengisian mobil menggunakan diode
18
untuk mengarahkan arus (mengubahnya menjadi arus searah) sebelum dialirkan
ke sistem pengisian.
Gambar 2.15 Gravik Penyearahan Arus Oleh Diode
(Sumber : Hengki Mahendra, 2011)
2.2.3 Cara Keja Sistem Pengisian
1. Alternator yang menggunakan regulator
a. Cara kerja saat Kunci kontak “ON” mesin mati
Gambar 2.16 Saat Kunci Kontak “ON” Mesin Mati
(Sumber : Hengki Mahendra, 2011)
Arus medan mula mengalir dari B+ bateray > kunci kontak > terminal IG
regulator > titik kontak PL1 > titik kontak PL0 > terminal F regulator > terminal F
alternator > sikat > slip ring > kumparan medan/rotor > slip ring > terminal E
alternator > masa, kumparan medan menjadi magnet. Arus lampu kontrol
pengisian mengalir dari B+ bateray > kunci kontak > lampu kontrol pengisian >
terminal L regulator > titik kontak P0>titik kontak P1 > terminal E regulator >
masa, lampu menyala.
19
b. Cara kerja saat Mesin hidup “kecepatan rendah sampai sedang”
Gambar 2.17 Saat Mesin Hidup “Kecepatan Rendah Sampai Sedang”
(Sumber : Hengki Mahendra, 2011)
Alternator lewat terminal B+ mengeluarkan energi listrik untuk pengisian
bateray dan beban kelistrikan mobil. Arus medan mengalir dari B+ alternator >
kunci kontak > terminal IG regulator > titik kontak PL1 > titik kontak PL0 >
terminal F regulator > terminal F alternator> sikat > slip ring > kumparan
medan/rotor > slip ring > terminal E alternator > masa. Arus dari terminal N
alternator mengalir ke kumparan relay tegangan melalui terminal N regulator
kemudian ke masa, yang mengakibatkan kontak gerak P0 tertarik ke titik kontak
diam P2 menghubungkan tegangan sinyal regulasi dari B+ alternator ke
kumparan regulator dan akibatnya lampu pengisian padam karena tidak ada beda
potensial antara lampu kontrol dan terminal L regulator.
Pada kondisi tegangan bateray sudah mencapai 14,4 volt maka tegangan
sinyal regulasi yang masuk ke kumparan regulator tegangan membuat medan
magnet pada inti kumparan regulator tegangan yang mampu menarik kontak
gerak PL0 lepas dari titik kontak PL1. Sehingga arus medan menjadi kecil karena
melewati tahanan R, akibatnya tegangan turun dan kontak gerak PL0 kembali
menempel ke kontak PL1, arus medan besar kembali dan tegangan naik lagi,
kontak PL0 lepas kembali, demikian seterusnya pada kecepatan ini akan terjadi
putus hubung antara kontak PL0 dan kontak PL1 sehingga tegangan keluaran
alternator tetap pada 14,4 volt.
20
c. Cara kerja saat Mesin hidup “kecepatan sedang sampai tinggi”
Gambar 2.18 Saat Mesin Hidup “Kecepatan Sedang Sampai Tinggi”
(Sumber : Hengki Mahendra, 2011
Bila kecepatan bertambah naik, tegangan keluaran alternator juga
bertambah naik diatas 14,4 volt, yang berarti juga tegangan sinyal regulasi yang
masuk ke kumparan regulator tegangan juga naik. Akibatnya kemagnetan pada
inti kumparan regulator bertambah besar yang mampu menarik kontak PL0
hingga melayang (berada di tenggah-tenggah kontak PL1 dan PL2). Akibatnya
arus medan melewati tahanan R tetapi karena kecepatanya sudah tinggi maka
tegangan keluaran alternator akan tetap 14,4 volt.
Bila kecepatan bertambah naik lagi maka tegangan keluaran alternator
juga bertambah naik hingga 14,8 volt. Pada tegangan tersebut kemagnetan pada
inti kumparan menarik kontak gerak PL0 lebih jauh lagi hingga menempel pada
titik kontak PL2 akibatnya arus medan menjadi nol dan tegangan keluaran
alternator turun, kontak gerak PL0 lepas kembali, arus medan besar lagi,
tegangan keluaran naik lagi, kontak gerak PL0 menempel lagi pada PL2,
demikian seterusnya terjadi putus hubung antara kontak gerak PL0 dan kontak
PL2 sehingga tegangan keluaran B+ alternator tetap pada 14,4 sampai 14,8 volt.
2. Alternator yang menggunakan IC regulator
Prinsip kerja yang akan dijelaskan hanya IC regulator tipe M, dengan alasan tipe
ini paling banyak digunakan saat ini.
a. Cara kerja Saat kunci kontak “ON” mesin mati
21
Gambar 2.19. Saat Kunci Kontak “ON” Msin Mati
(Sumber : Hengki Mahendra, 2011)
MIC mendeteksi tegangan pada bateray dan meng”ON” kan Tr1. Ini
menyebabkan arus mengalir ke rotor coil. Pada saat ini Tr1 dikendalikan MIC
dengan kondisi terputus-putus atau ON dan OFF secara terus menerus untuk
mempertahankan arus ke rotor coil sebesar 0,2 A, sebagai upaya penghematan
arus dari bateray.
Karena mesin mati maka rotor tidak berputar sehingga tidak terjadi
pembangkitan arus listrik dan tegangan pada terminal P adalah NOL. Kondisi ini
dideteksi oleh MIC untuk meng ON kan Tr, bila TR3 ON maka listrik akan
mengalir dari bateri kontak, lampu, Tr3 dan massa, sehingga lampu menyala.
b. Cara Keja Saat Mesin Berputar
Gambar 2.19 Saat Mesin Berputar
(Sumber : Hengki Mahendra, 2011)
Pada saat mesin hidup maka alternator berputar, sehingga stator coil
menghasilkan arus listrik. Adanya arus pada terminal P dideteksi oleh MIC
sehingga MIC merubah dari posisi putus-putus pada Tr1 menjadi ON terus.
Dengan Tr1 ON maka arus bari bateray ke rotor coil menjadi besar, kemagnetan
22
menjadi besar, arus yang dibangkitkan menjadi tinggi. Adanya arus dari terminal
P menyebabkan MIC akan meng OFF kan Tr3 dan meng ON kan Tr2. Dengan
Tr2 maka lampu menjadi mati karena tidak ada beda potensial antara kedua
terminal lampu.
c. Cara kerja saat tegangan output alternator melebihi spesifikasi
Gambar 2.20 Tegangan Out Put Alternator Melebihi Spesifikasi
(Sumber : Hengki Mahendra, 2011)
Saat putaran mesin semakin tinggi maka output alternator menjadi
semakin tinggi, hal ini dapat merusak sistem kelistrikan pada kendaraan, untuk
mengatasi itu maka kemagnetan harus dikurangi atau dihentikan agar tegangan
output alternator berkurang. Bila tegangan terminal B naik maka tegangan pada
terminal S juga naik, kondisi ini dideteksi oleh MIC untuk meng OFF kan Tr1,
saat Tr1 OFF maka arus ke rotor coil terhenti, kemagnetan menjadi rendah,
tegangan output alternator menurun. Saat tegangan output alternator turun maka
tegangan terminal S juga turun, kondisi ini dideteksi oleh MIC untuk meng ON
kan Tr1. Demikian seterusnya sehingga tegangan output dipertahan pada tegangan
tertentu yaitu sebesar 13,3 -16,3 Volt.
d. Cara kerja Saat terminal S terputus
Gambar 2.21 Saat Terminal S Terputus
(Sumber : Hengki Mahendra, 2011)
23
Saat mesin hidup dan terminal S lepas atau kabel yang menghubungkan
putus, maka MIC akan mendeteksi bahwa tidak ada input pada terminal S,
sehingga MIC akan meng OFF kan Tr2 dan meng ON kan Tr3. Dengan Tr3 ON
maka lampu akan menyala. Pada saat itu MIC juga akan meng ON dan OFF kan
Tr1 untuk mempertahankan tegangan output pada tegangan 13,3 -16,3 Volt. Ini
merupakan upaya untuk mempertahan tegangan yang terlalu tinggi untuk
melindungi alternator maupun IC regulator.
e. Cara kerja saat terminal B terputus
Gambar 2.22 Saat Terminal B Terputus
(Sumber : Hengki Mahendra, 2011)
Bila terminal B putus atau kabel yang menghubungkan putus maka
pengisian pada beterai terhenti sehingga tegangan bateray semakin menurun.
Kondisi ini dideteksi oleh MIC dari terminal S , sehingga MIC akan meng ON –
OFF kan Tr1, untuk mempertahankan terminal B atau terminal P pada tegangan
20 V. Ini merupakan upaya untuk mempertahan tegangan yang terlalu tinggi
untuk melindungi alternator maupun IC regulator. Akibat tidak ada pengisian
maka tegangan bateray menurun, hal ini dideteksi MIC dari terminal S, bila
tegangan kurang dari 13V, maka MIC akan meng OFF kan Tr2 dan meng ON kan
Tr3, sehingga lampu menyala.
24
f. Saat rotor coil terputus
Gambar 2.23 Saat Rotor Coil Terputus
(Sumber : Hengki Mahendra, 2011)
Saat sikat habis atau rotor coil putus maka kemagneten pada rotor
menjadi hilang, sehingga pembakitan arus listrik pada alternator terhenti. Kondisi
ini akan dideteksi oleh MIC melalui terminal P, karena pada saatitu terminal P
menjadi 0 volt. MIC akan meng OFF kan Tr2 dan meng ON kan Tr3, karena Tr3
ON maka lampu menyala. (Hengki Mahendra, 2011)
2.2.4 Margin Of Error
Margin Of Error dapat di definiskan sebagai “radius” (Setengah dari
jumlah) dari interval keakuratan untuk statistik tertentu dalam melaksanakan
survei. Salah satu contohnya adalah persentase orang yang lebih menyukai
produk A dibandingkan produk B. Ketika satu kesalahan global kesalahan
dilaporkan untuk survei, ini mengacu pada margin, kesalahan maksimum untuk
semua persentase yang dilaporkan menggunakan semua sampel dari survei. Jika
statistik adalah persentase, margin kesalahan maksimum ini dapat dihitung
sebagai radius interval keakuratan untuk persentase yang dilaporkan sebesar 50%.
Margin Of Error dapat digunakan dalam pengambilan sampel dari hasil
penelitian yang diambil dengan interval pengambilan jumlah tertentu dengan
waktu yang telah ditentukan, dari hasil pengambilan sampel tersebut dapat di
kalkulasikan hasil awal dengan hasil akhir yang nantinya mendapatkan “batasan”.
batasan ini akan di komperasi dengan data yang standar, ketika data yang didapat
dari proses sampling tidak mencapai dengan standar, maka proses pengambilan
data harus dilakukan secara berulang untuk mendapatkan data yang sesuai dengan
standard. Berikut adalah rumus untuk mendapatkan margin of error. (Lynne
Stokes,2004)
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam Tugas Akhir ini adalah Rancang Bangun
Monitoring Display Check output alternator D85ESS yang dilakukan pada unit
D85ESS.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian dan pengumpulan data pada saat 1 Febuari
2018 s/d 1 juli 2018 di Costumer Pemilik unit D85ESS.
3.3. Peralatan yang Digunakan
Dalam proses Rancang Bangun Monitoring Display Check output
alternator D85ESS untuk membutuhkan alat dan bahan sebagai berikut:
3.3.1. Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam proses Rancang Bangun
Monitoring Display Check Output Alternator D85ESS sebagai berikut :
1. Wiring Grip
Berfungsi untuk memotong kabel maupun mengupas karet kabel.
2. Bor Tangan
Berfungsi untuk melubangi control panel di cabin.
3. Obeng (+/-)
Befungsi untuk mengencangkan scrup.
4. Wrench Combination Set
Befungsi untuk mengendurkan/mengencangkan baut atau nut.
5. Solder
Befungsi untuk melelehkan timah sehingga komponen dari Display Volt Meter
dapat terhubung
6. Porteus 7.0
Befungsi sebagai simulasi sebelum merakit rangkaian elektronik
7. Fluid SIM
Befugnsi sebagai Entry Code ke arduino uno.
26
3.3.2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam proses Rancang Bangun Monitoring
Display Check Output Alternator D85ESS sebagai berikut :
1. Wiring dengan ukuran diameter 1,5mm
Sebagai penghantar arus/tegangan ke sistem
2. 1 Arduino Uno
Sebagai microcontroller di Display Volt Meter
3. Timah
Untuk merekatkan tiap tiap bagian sehingga tidka mudah terlepas
4. 1 bread board
Tempat dudukan komponen display Volt Meter
5. 1 Display 16x2
Sebagai indikator yang berupa pemberitahuan visual yng didapatkan.
6. 1 Resistor 10K dan 100K
Dapat menahan arus berlebih
3.4. Prosedur Penelitian
Berikut adalah prosedur yang digunakan dalam proses Rancang Bangunn
Monitoring Display Check Output Alternator D85ESS Sebagai berikut :
3.4.1. Urutan Pekerjaan
1. Running Unit dengan putaran High Idle selama 10 menit dan ambil data setiap
2 menit unit running.
2. Cari posisi yang tepat untuk posisi wiring menuju ke cabin.
3. Posisi yang tepat peletakan Display Volt Amper Meter di cabin.
4. Ukur jarak antara cabin dengan alternator
5. Potong wiring sesuai dengan ukuran yang di dapatkan.
6. Kupas karet wiring ujung satu dengan ujung lainnya.
7. Pasang wiring yang sudah dikupas kulitnya dengan jack/Ring sesuai ukuran nut
R alternator.
8. Pasang pelindung wiring sesuai ukuran dari wiring.
9. Bor panel sesuai dengan ukuran Display Volt Amper Meter di cabin.
10. Gabungkan wiring yang telah tersambung di alternator ke Display Volt Amper
Meter.
27
11. Pasang Display Volt Amper Meter pada posisinya.
12. Running unit dengan putaran High Idle selama 10 menit dan ambil data setiap
2 menit.
13. Komparasikan hasil sebelum dan sesudah dipasang display volt amper meter
apakah telah terjadi selisih atau tidak.
14. Tentukan JSA pada alat tersebut.
28
3.4.2. Rancangan Alat
Gambar 3.1 Rancagan Display Volt Meter
3.4.3 .Prosedur Kerja
Penelitian yang dilakukan oleh penulis memerlukan gambaran penelitian
seperti diagram alir untuk mempermudah pembaca maupun penulis untuk
memahami masalah yang diangkat oleh penulis. Dengan alir penelitian tersebut
dapat digambarkan pada diagram alir sebagai berikut:
29
Gambar 3.2 Flow Chart Monitoring Display Output Alternator
A
START
Perumusan, Tujuan dan Manfaat Penelitian
Studi Lapangan Studi Pustaka
Perancangan Design
Persiapan Alat dan Bahan
Melakukan Pengukuran
Awal Sebelum dipasang
Alat selama 10 menit
Pembuatan Alat
Pengujian Alat dan pengambilan Data selama 10 menit
Hasil yang
didapat
selama 10
Hasil yang didapat dari
pengujian alat selama 10
menit
A
FINISH
30
3.6. Jadwal Kegiatan
Rincian kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan pada waktu yang
tentukan, hal ini ditunjukkan dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
No Jenis Kegiatan Bulan
3 4 5 6
1 Observasi
2 Membuat proposal tugas akhir
3 Seminar proposal tugas akhir
4 Merancang Monitoring Display
Check Alternator Pada Unit
D85ESS
5 Membuat Monitoring Display
Check Alternator Pada Unit
D85ESS
6 Uji coba Monitoring Display
Check Alternator Pada Unit
D85ESS
7 Menganalisa data
8 Membuat laporan tugas akhir
9 Ujian Tugas akhir
Keterangan :
: Sudah Dilakukan
: Belum Dilakukan
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1 Observasi Lapangan
Sesuai dengan isi latar belakang, bahwa output dari alternator unit D85
ESS tidak dapat dipantau outputnya, tidak seperti unit PC dan D375, dimana unit
tersebut dilengkapi monitor control, yang dapat mengetahui keadaan suatu unit
tanpa harus turun dari cabin contohnya yaitu mengetahui output alternator itu
sendiri. sedangkan di unit D85 ESS sangat minim control system, dimana untuk
mengecek output alternator harus meninggalkan cabin untuk dapat mengecek
output alternator yang berupa tegangan, dimana posisi alternator berada di
belakang kipas engine dan pekerja harus naik di atas undercarriage dan jongkok
sesuai Gambar 4.1 dan 4.2, sehingga dapat menimbulkan beberapa potensi
bahaya.
Gambar 4.1 Proses Pengecekan Outuput Alternator Manual
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 4.2 Proses Pembacaan Output Alternator
Sumber : Dokumen Pribadi
32
4.1.2. Hasil Perancangan Monitoring Display Check Output Alternator
Perancangan lumrahnya harus sesuai dengan hasil yang di dapatkan, tetapi
ketika saat proses pembuatan mendapatkan suatu inovasi yang dapat
mempermudah dengan kinerja yang sama, maka tidak harus sesuai dengan
rancangan karena memiliki tujuan dan fungsi yang sama. Pada rancangan Gambar
4.3 Design dengan hasil rancangan memiliki sedikit perbedaan dengan
penggunaan kabel.
Gambar 4.3 Hasil Rancangan Monitoring Display Check Output Alternator
Sumber : Dokumen Pribadi
4.2 Pembahasan Perancangan
4.2.1 Arduino Uno R3
Arduino Uno R3 adalah sebuah prototype microcontroler berbasis chip
ATMegea328P, dimana arduino uno memiliki 14 pin input dan output, dimana
lebih efisien dibandingan merakit chip Atmega328P yang cukup rumit di
breadbroad. Arduino uno R3 ini jika ada sebuah komponen rusak di bagian
arduinonya maka bisa mengganti part per part tanpa harus membeli Arduino Uno
baru. Tutorial arduino uno R3 dengan berbagai jenis sistem mikrocontroler sangat
banyak tersebar di internet sehingga sangat memudahkan saat proses
pembelajaran maupun pengembangan, salah satunya adalah pembuatan volt meter.
Gambar 4.4 Arduino Uno
Sumber : Dokumen Pribadi
33
4.2.2. Rangkaian LCD(Liquid Crystal Display)
Perbedaan hasil perancagan terdapat pada LCD, dimana LCD hasil
perancangan menggunakan i2C, dimana i2C ini sangat meminimalisirkan
penggunaan port serta wiring yang digunakan. Sesuai dengan gambar 4.4 LCD
dengan i2C hanya menggunakan 4 (empat) wiring, dibanding LCD tidak
menggunakan i2C menggunakan 10 (sepuluh) wiring. Ke 4 port memiliki fungsi
yang mewakili seluruh LCD yaitu
a. GND : sebagai ground LCD yang didapat dari Arduino
b. SVV : sebagai input volt ke LCD atau bisa disebut power supply
c. SCL dan SDA : menerima output yang diolah di arduino sehingga dapat
ditampilkan di LCD
Gambar 4.4 Rangkaian LCD
Sumber : Dokumen Pribadi
4.2.3. Rangkaian Meassuring
Rangkaian meassuring ini adalah sebuah rangkaian yang digunakan untuk
mengukur tegangan/volt yang dihasilkan dari sumber tegangan, dimana untuk
mengetahui tegangan maka diperlukan suatu alat yang dapat mengukur tegangan
itu sendiri dari sumbernya. Untuk mengukur volt diperlukan perbedaan jumlah
tegangan dari 2 sumber, maka dari itu dalam rangkaian meassuring ini
menggunakan 2 resistor yang nilainya 10 kilo Ohm (negatif) dan 100 kilo Ohm
(positif), papan PCB, serta wiring yang dimana ketika resistor 10 K dan 100 K
dihubungkan lalu diteruskan ke A0 arduino, dimana A0 ini adalah sebagai analog
input, atau penginput data berupa analog yang akan di proses oleh arduino.
34
Gambar 4.5 Rangkaian Measuring
Sumber : Dokumen Pribadi
4.2.4. Rangkaian Power Supply
Rangkaian power ini sangat penting, dimana jika tidak ada rangkaian
power maka arduino tidak dapat bekerja dan mengolah data sehingga tidak terjadi
apa apa. Dalam rangkaian power supply membutuhkan sumber daya serta wiring.
Arduino memiliki port yang dapat digunakan sebagai sumber daya, yaitu dari
USB Arduino yang ada pada gambar 4. ,serta port 5 V DC arduino dimana hanya
menerima tegangan searah. Jika sumber tegangan diatas 5 Volt diperlukan
stepdown dimana sebagai pengkonversian tegangan yang akan masuk ke arduino,
jika arduino menerima terlalu besar tegangan maka IC arduino akan konslet.
Rangkaian power supply monitoring display check output alternator juga
dilengkapi switch on/off dimana ketika selagi tidak menggunnakan maka dapat
memutus tegangan positif sumber sehingga arduino akan OFF.
Gambar 4.6 Rangkaian Power Supply
Sumber : Dokumen Pribadi
4.2.5. Case Pelindung
Case Pelindung sangat dibuthkan pada alat monitoring display check
output alternator, karena potensi rusak dilapangan ketika tidak ada case lebih
35
besar ketimbang tidak ada casenya, dimana case yang digunakan adalah mika
kaca setebal 2 cm dimana dapat mencegah hantaman seperti kerikil atau batu
langsung ke arduinonya, serta melindungi dari paparan panas matahari langsung
dan air.
Tabel 4.1 JSA Pembuatan Monitoring Display Check Output Alternator
No Pekerjaan Potensi Bahaya Pencegahan
1 Persiapan alat dan
Bahan
Alat dan bahan
tersandung dan
rusak
Bahan elektronik
konslet
Jauhkan alat dan
bahan dari potensi
terinjak dan
tersandung
Jauhkan dari air
dan daerah lembab
2 Solder LCD dan
PCB
Tangan terkena
luka bakar atau
melepuh
Gunakan sarung
tangan saat
menyolder
3 Memotong Mika
Kaca
Tangan terluka
saat memotong
Gunakan sarung
tangan saat
memotong
perhatikan potensi
bahaya apasaja
yang terjadi
pelajari
penggunaan alat
potong agar dapat
mencegah tangan
terluka
4 Merakit case
dengan lem
tembak
Tangan terkena
luka bakar
Gunakan sarung
tangan saat proses
pengeleman
5 House Keeping Alat dan bahan
tersandung
Letakkan kembali
alat yang sudah
selesai di gunakan
di tempat
penyimpanan dan
simpan alat yang
sudah jadi dari
jangkauan anak
anak
36
4.3 Sebelum Ada Display Check Output Alternator
Adapun uraian pekerjaan sebelum adanya monitoring display check output
alternator sebagai berikut :
1. Persiapan tool dan benda kerja
2, Membuka cover engine sebelah kanan
3. mencari posisi alternator
4. mencari posisi tubuh yang aman dan nyaman bagi pekerja.
5. menentukan posisi terminal “R” dan ground batteray
6. Posisi Positif AVO (Ampere volt Ohm) meter di terminal “R” dan Negatif AVO
meter ke ground batteray.
7, Membuka cover engine sebelah kanan
8. Engine running
9. Engine running idle
10. Baca hasil pengukuran yang dihasilkan dari AVO meter.
11. tentukan apakah sesuai dengan standar shop manual.
Tabel 4.2. JSA (Job Safety Analysis) Pengecekan Alternator
No Pekerjaan Potensi Bahaya Pencegahan
1 Persiapan Alat tergelincir Pastikan unit berada di
posisi tanah yang datar.
2 Mengamankan area
kerja
Kecelakaan -posisi unit harus
berada di tanah yang
datar
- pastikan tanah yang
ditumpangi unit keras
- pasang safetyline di
sekeliling unit dan
pasang lock
37
3 Menghidupkan unit Kecelakaan alat/manusia Pastikan unit pada
posisi parkir, dan parkir
level sudah lock
Pasang safety line di
area kerja
Himbau kepada pekerja
yang lain agar tidak
berada di sekitar unit
sampai unit dipastikan
aman
4 Berdiri diatas
undercarriage
Terpeleset
Cari posisi yang aman
saat berdiri di
undercarriage, dan
pastikan tidak ada oli
atau bahan bakar yang
tercecer di
undercarriage
5 Proeses meassuring Terpapar radiasi panas
ketika dari muffler
Terkena benda
berputar/pulley
alternator
Alat ukur jatuh
Sedikit jauhkan bagian
tubuh dari muffler dan
engine
Gunakan sarung
tangan, dan pastikan
jarak aman tangan serta
pulley alternator
Mengajak rekan kerja
untuk memegang alat
ukur selagi kita
mengukur
4.4. Waktu Pengerjaan
Menurut hasil perancangan monitoring display check output alternator,
alat dapat selesai dalam waktu 1 sampai 2 jam jika semua komponen maupun
bahan serta alat yang digunakan selama pengerjaan telah siap, karena monitoring
display check alternator berbasis arduino yang sangat mudah dipahami dan tidak
memerlukan pembelajaran yang lebih mendalam. Waktu pembuatan monitoring
display check output alternator diatas Tidak termasuk saat assembly dan uji coba
di unit.
38
4.5. Biaya Pembuatan
Berikut adalah hasil perhitungan analisa biaya yang dikeluarkan untuk
proses rancang bangun monitoring display check output alternator dibutuhkan
sebagai berikut :
Tabel 4.3 Biaya Pembuatan
No Nama jumlah Harga
1 Arduino uno r3 1 Rp. 55.000
2 Resistor 10 K 1 Rp. 200,
3 Resistor 100 k 1 Rp. 200
4 I2c 1 Rp. 10.000
5 Display 16x2 1 Rp. 18.000
6 Wire 3 meter -
7 Skun 4 -
Jumlah Rp. 83.400
4.6. Hasil Uji Coba
Monitoring display check output alternator adalah sebuah alat untuk
memeriksa tegangan yang dikeluarkan oleh terminal alternator yang diteruskan
ke safety relay menuju ke bateray, dan berdasarkan hasil uji coba dari hasil
rancang bangung monitoring display check output alternator yang di laksanakan
pada 2 unit yang berbeda dengan RPM yang berbeda, yaitu pada unit forklift 25
dan juga Dozer D85-2 ESS.
forklift 25 dan juga Dozer D85-2 ESS sama-sama tidak memiliki sebuah
alat untuk memonitor output tegangan dari alternator, sehingga uji coba
dilaksanakan pada forklift 25 dan juga Dozer D85-2 ESS. forklift 25 dan juga
Dozer D85-2 ESS memiliki bentuk, port, serta voltage alternator dikarenakan
kebutuhan dari sistem yang dimilikinya. Berikut adalah hasil uji coba yang berupa
hasil output alternator menggunakan monitoring display check output alternator
yang di tampilkan pada tabel 4.4.
39
Tabel 4.4 Hasil Uji Coba (High Idle)
Unit Waktu
(kelipata
n 30
detik)
Hasil
(Volt)
Standard
24 Volt
(Normal
/abnorma
l)
Unit Waktu
(kelipat
an 30
detik)
Hasil
(Volt)
Standard
12 Volt
(Normal
/
Abnorm
al)
DO
ZE
R D
85-2
ES
S
30 28,68 Normal
FO
RK
LIF
T K
OM
AT
SU
25
30 13,97 Normal
60 28,63 Normal 60 13,60 Normal
90 28,58 Normal 90 13,89 Normal
120 28,79 Normal 120 13,94 Normal
150 28,90 Normal 150 14,05 Normal
180 28,63 Normal 180 14,10 Normal
210 29,01 Normal 210 14,21 Normal
240 28,52 Normal 240 13,99 Normal
270 28,52 Normal 270 14,05 Normal
300 28,95 Normal 300 14,05 Normal
330 29,33 Normal 330 14,15 Normal
360 29,33 Normal 360 14,05 Normal
390 28,79 Normal 390 14,15 Normal
420 28,79 Normal 420 14,15 Normal
450 28,79 Normal 450 14,21 Normal
480 28,79 Normal 480 14,15 Normal
510 28,90 Normal 510 14,10 Normal
540 28,63 Normal 540 14,10 Normal
570 29,17 Normal 570 14,10 Normal
600 28,90 Normal 600 14,31 Normal
630 29,06 Normal 630 14,51 Normal
660 29,06 Normal 660 14,21 Normal
690 28,74 Normal 690 14.31 Normal
720 28,68 Normal 720 14,26 Normal
750 29,28 Normal 750 14,31 Normal
780 28,68 Normal 780 14,21 Normal
810 29,49 Normal 810 14,21 Normal
840 29,49 Normal 840 14,26 Normal
870 29,49 Normal 870 14,26 Normal
900 29,49 Normal 900 14,26 Normal
Total
838,6
Total 424,12
Rata-
Rata 28,91
Rata-
Rata 14,13
40
Tabel 4.5 Hasil Uji Coba (Low Idle)
Unit Waktu
(kelipata
n 30
detik)
Hasil
(Volt)
Standard
24 Volt
(Normal
/abnorma
l)
Unit Waktu
(kelipat
an 30
detik)
Hasil
(Volt)
Standard
12 Volt
(Normal
/
Abnorm
al)
DO
ZE
R D
85-2
ES
S
30 29,11 Normal
FO
RK
LIF
T K
OM
AT
SU
25
30 14,26 Normal
60 29,11 Normal 60 14,31 Normal
90 28,68 Normal 90 14,26 Normal
120 28,68 Normal 120 14,26 Normal
150 28,63 Normal 150 14,26 Normal
180 28,63 Normal 180 14,21 Normal
210 28,63 Normal 210 14,26 Normal
240 29,63 Normal 240 14,26 Normal
270 28,63 Normal 270 14,31 Normal
300 28,63 Normal 300 14,26 Normal
330 29,17 Normal 330 14,21 Normal
360 28,9 Normal 360 14,26 Normal
390 29,17 Normal 390 14,26 Normal
420 28,63 Normal 420 14,26 Normal
450 28,85 Normal 450 14,31 Normal
480 28,65 Normal 480 14,26 Normal
510 28,85 Normal 510 14,21 Normal
540 29,17 Normal 540 14,21 Normal
570 28,9 Normal 570 14,26 Normal
600 28,7 Normal 600 14,26 Normal
630 28,94 Normal 630 14,26 Normal
660 28,63 Normal 660 14,21 Normal
690 28,85 Normal 690 14,31 Normal
720 28,74 Normal 720 14,26 Normal
750 28,85 Normal 750 14,26 Normal
780 29,22 Normal 780 14,31 Normal
810 29,17 Normal 810 14,26 Normal
840 28,95 Normal 840 14,26 Normal
870 29,17 Normal 870 14,26 Normal
900 28,9 Normal 900 14,21 Normal
Total
866,7
7 Total 427,75
Rata-
Rata 28,91
Rata-
Rata 14,25
41
A
B
Gambar 4.7 Monitoring Display Check Output Alternator di Forklift (A Low Idle, B High Idle)
Sumber : Dokumen Pribadi
A
B
Gambar 4.8 Monitoring Display Check Output Alternator di Dozer D85-2 ESS(A Low Idle, B High Idle)
Sumber : Dokumen Pribadi
a
b
Gambar 4.9 (a) Pengukurang di Forklift 25 (b) Pengukuran Dozer D85-2 ESS
Sumber : Dokumen Pribadi
Berdasarkan hasil uji coba monitoring display check output alternator
yang di tunjukan pada tabel 4.4 dimana Dozer D85-2 ESS berhasil
mengumpulkan 30 data jumlah output voltage dari monitoring display check
output alternator dan 30 data jumlah output voltage dari monitoring display check
output alternator. Dimana D85-2 ESS memiliki hasil rata rata 28,91 volt dan di
42
forklift 25 mendapatkan hasil rata rata 14,13 volt. Dari hasil rata rata unit D85-2
ESS dan forklift 25 dengan hasil pengukuran alternator menggunakan AVO meter
yang ditunjukan pada Gambar 4.9 adalah pengukuran menggunakan AVO meter
dan Gambar 4.7, Gambar 4.8 adalah pengukuran menggunakan monitoring
display alternator memiliki selisih 0,7 Volt dari hasil yang di dapatkan dari unit
D85-2 ESS dan forklift 25, hal itu disebabkan karena arduino telah di program
setiap 0,05 Sec akan mengolah datanya kembali, dan berbeda dengan avo meter
yang akan berubah nilainya ketika ada perubahan yang di dapat. Hasil yang bisa
dijadikan acuan sebagai data yang valid adalah detik 390 sampai dengan detik
510.
4.6 Analisa JSA (Job Safety Analysis) Monitoring Display Check Output
Alternator
Menurut hasil uji coba langsung di lapangan menggunakan monitoring
display check output alternator pada unit Dozer D85-2 ESS dan juga forklift 25,
maka didapatlah JSA monitoring display check output alternator yang terdapat
pada tabel 4.5 sebagai berikut :
Tabel 4.6 JSA PENGGUNAAN MONITORING DISPLAY CHECK OUTPUT
ALTERNATOR
No Pekerjaan Potensi Bahaya Pencegahan
1 Persiapan Alat tergelincir Pastikan unit
berada di posisi
tanah yang datar.
2 Mengamankan
area kerja
Kecelakaan posisi unit harus
berada di tanah
yang datar
pastikan tanah
yang ditumpangi
unit keras
pasang safetyline
di sekeliling unit
dan pasang lock
3 Menaiki unit tergelincir Pada saat ingin
43
menaiki unit,
pastikan
undercarriage
terbebas dari
ceceran oli dan
bahan bakar.
Jika ingin menaiki
cabin pegang
tiang cabin
sehingga
mendapat pijakan
yang kuat untuk
menghindari
tergelincir
4 Proses pengecekan Fatality
Alat konslet
Pastikan tidak ada
orang yang berada
di sekitar unit dan
berada di dekat
belt alternator
Pastikan ketika
ingin dinyalakan
seluuruh daerah
sekitar Monitoring
display check
output alternator
kering
5 House keeping tersandung Bersihkan area
kerja
4.7. Margin Of Error
Setelah melaksanakan uji coba pada unit Forklift dan dozer D85-2 ESS
maka mendapatkan hasil yang di tampilkan oleh display, maka dari itu dilakukan
lah perhitungan Margin of error adalah jumlah error saat pengambilan data,
dimana, berikut adalah perhitungan margin of error:
Margin on error = z x S
Z = Konstanta 1,96
S= simpangan baku (Lampiran 2)
n = jumlah data
44
- High Idle
margin of error (D85-2 ESS) = 1,96 x 0,303 /
=0,095 = 9,5%
Margin of error (Forklift) = 1.96 x 0,165 /
=0,059 = 5,9 %
- Low Idle
margin of error (D85-2 ESS) = 1,96 x 0,25 /
=0,089 = 8,9%
Margin of error (Forklift) = 1.96 x 0,3 /
=0,107 = 10,7%
Dari hasil perhitungan diatas, didapat margin of error sebesar 9,5 % untuk
high idle dan 8,9 % untuk Low Idle pada saat uji coba di unit D85-2 ESS milik
PT. United Tractors Tbk Samarinda dan 5,8 % untuk high idle dan 10,7% untuk
low idle pada forklift milik Politeknik Negeri Balikpapan dengan pengukuran
menggunakan monitoring display check output alternator.
4.8. Analisa Efisiensi Pekerjaan
Hasil analisa Efisiensi pekerjaan memiliki beberapa point seperti waktu
pekerjaan, jumlah man power, dan safety. Point safetynya adalah, pekerja tidak
perlu turun langsung untuk mengecek output dari alternator, cukup duduk di
cabin dan lihat hasil yang ditampilkan oleh LCD. Point tentang jumlah man
power dan efisiensi waktu pekerjaan berpengaruh di saat PPM(Program
Pemeriksaan Mesin), dimana dapat melaksanakan 2 pengecekan disaat bersamaan
dengan mengukur tegangan output dari alternator.
Gambar 4.10 Grafik waktu saat pengecekan output alternator
Sumber : Dokumen Pribadi
0 5 10 15 20
Trouble Shooting
PPM
Daily CheckMenggunakan DisplayCheck OutputAlternator
tidak menggunakan
Menit
45
4.10. Meminimalisir Terjadinya Potensi Bahaya
Dari tabel 4.6 bahwa potensi kecelakaan saat pelaksanaan pengecekan
output alternator sangatlah kecil, dikarenakan seorang pekerja tidak perlu turun
dari cabin serta meletakkan anggota tubuhnya di seputaran alternator. Potensi
dari rusaknya alat pun lebih kecil. Serta tidak perlunya komunikasi 2 arah karena
pekerjaan ini dilakukan oleh 1 (satu) man power.
4.11. Kelebihan dan kekurangan
Menurut hasil analasia tentang monitoring display check output alternator,
didapatkan kelebihan serta kekurangan dari monitoring display check output
alternator sebagai berikut :
4.11.1. Kelebihan
1. Dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan/keinginan
2. Dapat dikembangkan sehingga tidak hanya menjadi voltmeter saja
3. Detika terjadi kerusakan dapat membeli part yang rusak saja
4. Dengurangi waktu pengecekan
5. Mengurangi jumlah man power
6. Memiliki standar normal dan abnormal jika output yang dihasilkan
4.11.2. Kekurangan
1. Harga sedikit lebih mahal ketimbang volt meter biasa
2. Harus membuat case sendiri
3. Ketika ingin membuat volt meter harus memiliki kode terlebih dahulu
4.12. Metode Penggunaan Alat
Berikut adalah metode penggunaan alat monitoring display output
alternator yang sesuai dengan percobaan alat dilapangan yang baik dan benar
sehingga menjaga alat monitoring display output alternator dapat digunakan
secara lanjut :
46
1. sebelum menyalakan unit, perhatikan wiring dari monitoring display output
alternator berada di portnya, dimana wiring positif di hubungkan dengan “R”
alternator, dan wiring negatip dengan ground test port.
2. bersihkan LCD dengan tisu atau lap kering, untuk menghilangkan debu yang
menempel di display sehingga tidak mengganggu pembacaan.
3. pastikan tidak adanya tetesan air di sekitar arduino karena akan menyebabkan
short.
4. hidupkan engine, ketika unit belum beroprasi dalam 3 jam terakhir, maka
diamkan unit dengan RPM normal selama 15 menit.
5. setelah engine telah berada dalam temperatur kerja, maka hidupkan monitoring
display output alternator.
6. jika display menunjukan tulisan “abnormal” maka alternator bermasalah, tetapi
ketika display menunjukan tulisan “normal” maka alternator dalam kondisi yang
optimal
7. sebagai acuan measuring, detik ke 390 sampai dengan detik ke 510 adalah data
yang dapat diambil sebagai hasil pengukuran.
8. ketika telah mendapatkan hasilnya maka kurangi hasil yang didapat dengan 0,7
volt untuk monitoring display check output alternator yang menggunakan baterai
9 Volt.
9. setelah selesai melaksanakan pengukuran, matikan monitoring display check
output alternator disusul dengan mematikan engine.
10. laksanakan house keeping.
4.13. Metode Penyimpanan dan Perawatan
Sebuah alat memiliki cara perawatan dan penyimpanan yang berbeda
beda, begitu juga pada monitoring display check output alternator yang
membutuhkan perawatan pula, penyimpanan monitoring display check output
alternator sangatlah mudah yaitu pastikan monitoring display check output
alternator selalu kering ketika ingin digunakan serta dudukan dari monitoring
47
display check output alternator mendukung untuk menjaga monitoring display
check output alternator.
Perawatan monitoring display check alternator jika menggunakan bateray
9 volt sebagai power supply maka ketika bateray sudah mengalami drop voltage
harus diganti agar monitoring display check output alternator dapat digunakan
kembali. Jika monitoring display check output alternator menggunakan power
supply dari unit dan telah dipasang stepdown, maka tidak perlu melakukan
penggantian bateray.
48
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil perancangan monitoring display check output alternator untuk
mengecek output alternator yang berupa voltage. Dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut
1. Perancangan dan simulasi menggunakan software proteus 7.0 .
2. Monitoring display check output alternator adalah alat untuk mengecek output
alternator yang berbasis mikrokontroler arduino uno r3.
3. Margin error dari monitoring display check output alternator menggunakan
baterai 9 volt sebesar 9,8% RPM high ile dan 5,8% RPM low idle (forklift),
margin of error sebesar 8,9 % RPM high idle dan 10,7 % RPM low idle
(D85ESS). dengan selisih perbandingan antara avo meter dan monitoring
display check output alternator sebesar 0,7 volt.
4. Penggunaan monitoring display check output alternator sangatlah mudah
dimana hanya melihat hasil tampilan dari display untuk mengetahui voltage
dari alternator, dan tidak perlu menuju alternator.
5.2 Saran
Menurut hasil dan kesimpulan dari penelitian diatas, maka hasil penelitian
ini dapat direkomendasikan sebagai berikut :
1. Perhatikan JSA yang telah tertulis dalam penilitan sebagai acuan saat proses
pengecekan output alternator menggunakan monitoring display check output
alternator
2. Karena penggunaanya yang sangat aman, diharapkan dapat menurunkan
potensi bahaya serta menghemat waktu saat proses pengecekan output
alternator sehingga pekerjaan lebih maksimal
3. Masukan untuk developer unit D85 ESS agar menambah sistem kontrol di
unitnya seperti monitoring display check output alternator sehingga dapat
mempermudah proses monitoring unit
4. Diharapkan monitoring display check output alternator dapat dikembangkan
tidak hanya untuk alternator saja, tetapi dapat memonitoring seluruh elektrikal
sistem yang berada pada unit D85ESS.
49
DAFTAR PUSTAKA
Komatsu, 2014, Shop Manual D85, Japan, Komatsu
Ling, Raymond Scoot, 2012, Vehicle Monitoring System, United States,
Progresive Cassuality Insurance Company.
Mahendra, Hengki , 2011, Sistem Pengisian, Padang, Universitas Negri Padang
Raffa, James M, 1995, Engine Oil Monitoring System Having Ann-Vehicle
Display Of The Current Status Of The Oil, United State, Ford Motor
Company
Ridgely, William S, 1999, Agricultural Vehicle Monitoring System, United
States, Agriland Designs, Inc.
Stokes, Lyne, 2004, What is a Survey? Survey Research Methods Section,
United states, American Statistical Association.
Susanto, Budi Tri, 2008 , Teknik Alat Berat Jilid 2 , Jakarta, Kemendikbud
https://1.bp.blogspot.com/lkGKwjjDYfA/VRQidrn75dI/AAAAAAAAB0w/kMuI
U60lIJA/s1600/rotor-kumparan-rotor.png
www.kitapunya.net/2015/03/komponen-komponen-alternator-sistem-
pengisian.html
www.slideshare.net/Desta_92?utm_campaign=profiletracking&utm_medium=sssi
te&utm_source=ssslideview
50
LAMPIRAN
Lampiran 1. Proses Perancangan Monitoring display check output alternator
Proses perancangan monitoring display check output alternator
menggunakan aplikasi Proteus 7.0 dimana aplikasi ini tersedia untuk Personal
Computer (PC), aplikasi proteus ini adalah aplikasi untuk simulasi rangkaian
elektrik yang akan dibuat. Kali ini Proteus 7.0 akan mensimulasikan rangkaian
monitoring display check output alternato.
a. jika sudah memiliki Proteus 7.0, langkah selanjutnya yaitu mengumpulkan
komponen komponen yang mendukung untuk melaksanakan simulasi Monitoring
dsplay check output alternator yaitu :
1. Arduino Uno R3 : keyword untuk Arduino Uno R3 di proteus yaitu “Arduino
Uno” dengan tampilan seperti di Gambar Lampiran 1.
2. Resistor : keyword untuk resistor di proteus yaitu “resistor” dengan tampilan
seperti di Gambar Lampiran 2.
3. LCD 16x2 : keyword untuk LCD 16x2 yaitu “LCD 16x2” dengan tampiilan di
Gambar Lampiran 3
4. i2C : keyword untuk “i2C” yaitu “PCF 8574” dengan tampilan seperti Gambar
Lampiran 4
5. untuk aksesorisnya yaitu power supply terdapat pada Gambar Lampiran 5.
Gambar Lampiran 1 Gambar Lampiran 2
51
Gambar Lampiran 3 Gambar Lampiran 4
Gambar Lampiran 5
b. setelah semua komponen telah siap, masukkan semua komponen ke lembar
kerja Proteus 7.0 yang seperti yang terlihat di Gambar Lampiran 6.
Gambar Lampiran 6
c. Hubungkan tiap tiap komponen dengan wiring dan ikuti langkah-langkah
berikut :
1. Hubungkan LCD 16x2 dengan i2C,port yang digunakan LCD 16x2 adalah
4,5,6,7, 10, 11, 12 urutkan dengan port yang berada di i2C seperit Gambar
Lampiran 7.
52
2. setelah LCD 16x2 dengan i2C terhubung, sambungkan i2C ke arduino, port i2C
yang disambungkan adalah port SCL i2C dengan A4 Arduino, dan SDA i2C
dengan A5 Arduino dan urutkan seperti Gambaran Lampiran 8.
3. selanjutnya adalah rangkaian meassuring yang menyambungkan ke 2 resistor
menjadi satu lalu dihubungkan ke Arduino Uno R3. Rangkaian Meassuring bisa
dilihat di Gambar Lampiran 9.
4. jika sudah mengikuti step diatas, maka rangkaian monitoring display check
output alternator dapat disimulasikan. Hasil simulasi bisa dilihat di Gambar
Lampiran 10
Gambar Lampiran 7
Gambar Lampiran 8
Gambar Lampiran 9
53
Gambar Lampiran 10
Lampiran 2. Sketch/Code Monitoring Display Check Output Alternator
Berikut adalah sketch/Code yang digunakan dalam monitoring display check
output alternator sehingga Arduino Uno R3 dapat mengolah data yang masuk.
#include "LiquidCrystal.h"
LiquidCrystal lcd(8, 9, 4, 5, 6, 7);
float input_voltage = 0.0;
float temp=0.0;
void setup()
{
Serial.begin(9600); // opens serial port, sets data rate to 9600 bps
lcd.begin(16, 2); //// set up the LCD's number of columns and rows:
lcd.print("DIGITAL VOLTMETER");
}
void loop()
{
//Conversion formula for voltage
54
int analog_value = analogRead(A0);
input_voltage = (analog_value * 5.0) / 1024.0;
if (input_voltage < 0.1)
{
input_voltage=0.0;
}
Serial.print("v= ");
Serial.println(input_voltage);
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("Voltage= ");
lcd.print(input_voltage);
delay(300);
}
Lampiran 2 Simpangan Baku
Rumus simpangan Baku :
S2= ∑ ∑
S2= simpangan baku
Xi= nilai x ke i
∑ =rata rata
N= ukuran sample
Tabel Lampiran 2 Simpangan Baku (D85ESS)
No Xi Xi2
No Xi Xi2
1 28,68 822,5424 21 29,06 844,4836
2 28,63 819,6769 22 29,06 844,4836
3 28,58 816,8164 23 28,74 825,9876
4 28,79 828,8641 24 28,68 822,5424
55
5 28,9 835,21 25 29,28 857,3184
6 28,63 819,6769 26 28,68 822,5424
7 29,01 841,5801 27 29,49 869,6601
8 28,52 813,3904 28 29,49 869,6601
9 28,52 813,3904 29 29,49 869,6601
10 28,95 838,1025 30 29,49 869,6601
11 29,33 860,2489
12 29,33 860,2489
13 28,79 828,8641
14 28,79 828,8641
15 28,79 828,8641
16 28,79 828,8641
17 28,9 835,21
18 28,63 819,6769
19 29,17 850,8889
20 28,9 835,21
Jumlah Xi 868,09
Jumlah Xi2 25122,19
∑
∑
2 = 2
=753580,2
S2=
S2=
S2
=0,098
56
S=
S= 0,313
Jadi simpangan baku monitoring display check output alternator adalah 0,313
Tabel Lampiran 2 Simpangan Baku (Forklift)
No Xi Xi2
No Xi Xi2
1 13,97 195,1609 21 14,15 200,2225
2 13,6 184,96 22 14,1 198,81
3 13,89 192,9321 23 14,1 198,81
4 13,94 194,3236 24 14,1 198,81
5 14,05 197,4025 25 14,31 204,7761
6 14,1 198,81 26 14,51 210,5401
7 14,21 201,9241 27 14,21 201,9241
8 13,99 195,7201 28 14.31 204,7761
9 14,05 197,4025 29 14,26 203,3476
10 14,05 197,4025 30 14,31 204,7761
11 14,15 200,2225
12 14,05 197,4025
13 14,15 200,2225
14 14,15 200,2225
15 14,21 201,9241
Jumlah Xi 424,12
Jumlah Xi2
5996,716
∑
∑
2 = 2
=179.877,77
S2=
57
S2=
S2
=0,027
S=
S= 0,165
Jadi simpangan baku monitoring display check output alternator adalah 0,165
Dozer Low Idle
Xi Xi2
29,11 847,3921
29,11 847,3921
28,68 822,5424
28,68 822,5424
28,63 819,6769
28,63 819,6769
28,63 819,6769
29,63 877,9369
28,63 819,6769
28,63 819,6769
29,17 850,8889
28,9 835,21
29,17 850,8889
28,63 819,6769
28,85 832,3225
28,65 820,8225
28,85 832,3225
29,17 850,8889
28,9 835,21
28,7 823,69
58
28,94 837,5236
28,63 819,6769
28,85 832,3225
28,74 825,9876
28,85 832,3225
29,22 853,8084
29,17 850,8889
28,95 838,1025
29,17 850,8889
28,9 835,21
866,77 25044,84
28,89233333 834,8281
∑
∑
2 = 2
=751290,2
S2=
S2=
S2
=0,063
S=
S= 0,25
Forklift Low Idle
Xi Xi2
14,26 203,3476
14,31 204,7761
14,26 203,3476
14,26 203,3476
14,26 203,3476
59
14,21 201,9241
14,26 203,3476
14,26 203,3476
14,31 204,7761
14,26 203,3476
14,21 201,9241
14,26 203,3476
14,26 203,3476
14,26 203,3476
14,31 204,7761
14,26 203,3476
14,21 201,9241
14,21 201,9241
14,26 203,3476
14,26 203,3476
14,26 203,3476
14,21 201,9241
14,31 204,7761
14,26 203,3476
14,26 203,3476
14,31 204,7761
14,26 203,3476
14,26 203,3476
14,26 203,3476
14,21 201,9241
427,75 6099,03
14,25833333 203,301
∑
∑
2 = 2
=182970,1