Radiologi Muskulo Skeletal

40
RADIOLOGI MUSKULO SKELETAL Pemeriksaan radiologis kedua terbanyak setelah thorax. DASAR – DASAR : 1. HISTOLOGI 2. ANATOMI ( OSTEOLOGI ) 3. BIOKIMIA 4. FISIOLOGI ( METABOLISME KALSIUM ) 5. RADIO – ANATOMI HISTOLOGI : Seluruh jaringan penyambung termasuk tulang, berasal dari sel – sel mesenkhim. Sel – sel ini berdifferensiasi menjadi : Kondroblast Kondrosit Osteoblast - Membentuk matriks osteoid - Membentuk Osteosit, berperan dalam pembentukan tulang.

description

sada

Transcript of Radiologi Muskulo Skeletal

Page 1: Radiologi Muskulo Skeletal

RADIOLOGI MUSKULO SKELETAL

Pemeriksaan radiologis kedua terbanyak setelah thorax.

DASAR – DASAR :

1. HISTOLOGI

2. ANATOMI ( OSTEOLOGI )

3. BIOKIMIA

4. FISIOLOGI ( METABOLISME KALSIUM )

5. RADIO – ANATOMI

HISTOLOGI :

Seluruh jaringan penyambung termasuk tulang, berasal dari sel – sel mesenkhim. Sel –

sel ini berdifferensiasi menjadi :

Kondroblast

Kondrosit

Osteoblast

- Membentuk matriks osteoid

- Membentuk Osteosit, berperan dalam pembentukan tulang.

Osteoklast : Menghasilkan enzim yang melisis tulang dengan meresorgsi kalsium

berikut matrix tulang,berperan dalam penghancuran tulang.

Proses pembentukan dan penghancuran tulang selalu dalam keseimbangan dan berlanjut

selama hidup.

Page 2: Radiologi Muskulo Skeletal

PEMBENTUKAN TULANG

Mekanisme pembentukannya :

1. Osifikasi enkondral : Melalui osifikasi tulang rawan.

2. Osifikasi intramembranosa : Berasal dari jaringan penyambung primitif

( mesenkhimal)

Konversi langsung dari mesenkhim ( tidak melalui tulang rawan).

Tulang-tulang Osifikasi Inframembranosa :

- Tulang- tulang Calvaria :

Frontal

Parietal

Oksipital

Temporal

- Tulang – tulang fasial ( tulang muka )

Mandibula

Maksila

Tulang-tulang Osifikasi enkondral :

Basis Cranii

Vertebrae

Pelvis

Ekstremitas

ANATOMI :

1. Bentuk tulang :

- Tulang tubuler

- Tulang panjang

- Tulang pendek

- Tulang pipih

- Tulang Kuboid

- Tulang ireguler

Page 3: Radiologi Muskulo Skeletal

2. Struktur Tulang :

- Stratum Kompaktum

- Stratum spongiosum

- Medula

3. Lokasi :

- Epifise

- Garis / lempeng epifise

- Metafise

- Diafise

4. Ada Dua :

- Periosteum

- Endosteum

SENDI :

Bagian – bagian sendi :

- Permukaan Sendi :

Tulang rawan sendi

Dibawah tulang rawan – tulang subkondral / subartikuler, dilapisi oleh kortex

artikulasi.

- Rongga Sendi :

Kapsula serndi

Membran sinovial

Cairan sinovial

Page 4: Radiologi Muskulo Skeletal

BIOKIMIA TULANG :

Komposisi tulang terdiri dari :

- 25 % air

- 30 % substansi organik : terutama protein

- 45 % substansi anorganik :

* 85 % Ca Fosfat

* 10,5 % Ca carbonat

Substansi mineral ini bersifat radioopaque/ densitas kapur / Calcific Density.

FISIOLOGI :

Faktor- faktor yang mempengaruhi metabolisme kalsium :

1. Sel-sel tulang itu sendiri :

- Sel Osteoblast : Mempunyai kemampuan mengekstraksi albumin, membentuk

osteoid sebagai produk metabolit.

- Osteoid : merupakan substansi kolagen dan protein, mengandung tempat khusus

yang spesifik untuk mengikat garam-garam mineral. ( Proses kalsifikasi /

mineralisasi adalah proses deposisi kalsium pada matriks osteoid).

2. Faktor - faktor intake makanan :

- Kalsium

- Fosfor

- Vitamin C

- Vitamin D

3. Faktor absorpsi usus.

4. Keseimbangan kalsium dan fosfor dalam darah.

5. Faktor Eksresi / fungsi ginjal

6. Hepar : Enzim Fosfatase

7. Kelenjar paratiroid – parathormon

8. Tulang

Page 5: Radiologi Muskulo Skeletal

TANDA- TANDA RADIOLOGIK DASAR BASIC RONTGEN SIGN :

1. Besar- bentuk dari tulang.

2. kontur

3. Densitas

4. Arsirtektur

5. Integritas dan alignment

6. Maturasi

Kelainan Tulang

1. Yang berhubungan dengan kontur dan bentuk :

- Displasia

- Disostosis

- Distrofia

2. Densitas

- Densitas tulang yang bertambah :

ReaksiOsteoblastik

Sklerosis pada spongiosa tulang

Reaksi periostal pada kortek tulang

Sunray / sunburst : sering terjadi pada tumor kronis primer.

Daerah periostal seperti gambaran sinar matahari.

Spikula

Segitiga Codman

- Densitas tulang yang berkurang

Osteopenia

Osteomalasia

Osteoporosis

Osteolisis

Page 6: Radiologi Muskulo Skeletal

RADIO ANATOMI :

Ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh dengan mempelajari suatu radiograf

( foto sinar X)

Perbedaan dengan anatomi umum :

1. Radiograf : 2 dimensi ( panjang dan lebar) hanya 1 bidang pemotretan.

2. Tidak seluruh bagian tubuh tampak pada foto sinar X.

3. Ada Magnifikasi,yang tergantung dari :

Jarak fokus – obyek

Jarak fokus – film.

Posisi Pemotretan :

1. Posisi rutin

Posisi AP

Posisi lateral.

2. Posisi tambahan

Posis RAO/LAO.Misalnya foto servical untuk menilai foramina

intervertebralis yang tak tampak pada foto lateral.

Posis Tangensial.Misalnya : pada tumor – tumor jaringan lunak,untuk menilai

tulang dibawahnya,apakah ada destruksi atau defek. Sinar diarahkan ke dasar

tumor.

3. Posisi Khusus

Posisi pemotretan khusus,biasanya dilakukan untuk menilai bagian – bagian

tertentu dari tulang.

Sering pada pemotretan bagian- bagian tulang kepala dan tulang muka ,

misalnya :

Posisi Untuk Menilai

Waters & Caldwell

Schuller & Stenvers

Eisler kanan / kiri

Rheese

Sunrise ( Mountain View)

Sinus Paranasalis

Mastoid

Mandibulae

Foramen

Patella

Page 7: Radiologi Muskulo Skeletal

BONE SURVEY :

Dilakukan pada keadaan – keadaan :

- Lesi tulang yang bersifat multiple,seperti pada myeloma Multiple.

- Penyakit tulang yang bersifat sistemik seperti hiperparatiroidi.

Foto yang dibuat biasanya :

1. Foto Kepala posisi AP-lateral.

2. Foto vertebrae posisi AP – lateral

3. Foto pelvis posisi AP

4. Foto tulang panjang ( salah satu ekstremitas),AP – lateral.

MACAM – MACAM PEMERIKSAAN TULANG :

1. Foto Polos

2. Tomografi

3. Artrografi

4. Arteriografi

5. Sidik Tulang

6. CT Scan ( Computed Tomography)

7. MRI

Beberapa pengertian :

Densitas : derajat hitam putihnya foto

Kontras : perbedaan densitas

Densitas umum dibagi menjadi 3 :

1. Densitas radiolucent ( air density)

2. Densitas radiointermediate ( water density)

3. Densitas radioopaque ( Ca Density)

Page 8: Radiologi Muskulo Skeletal

ANALISA ANATOMIS SUATU RADIOGRAF TULANG

Dari luar ke dalam :

1. Kutan

2. Subkutan

3. Jaringan lemak subkutan

4. Lapisan otot

5. Periosteum

6. Korteks

7. Spongiosa / medula

8. Epifise

9. Garis epifise

10. Metafise

11. Diafise

RONTGEN TULANG :

1. Jaringan lunak

2. Tulang :

a. Besar dan bentuk tulang

b. Struktur tulang :

* Paling luar adalah periosteum yang terdiri 2 lapisan :

- Luar : Fibrous

- Dalam : cambium ( osteoblast + osteoclast)

- Normal : Tidak tampak.

* Agak dalamnya tebal,putih, licin : korteks tulang ditengah tebal,makin

keujung menipis melapisi altikularis.

* Paling dalam, berupa membran yang tipis : endosteum.

Meliputi bagian dalam korteks,terdiri dari osteoblast + osteoclast.

* Spongiosum

Lebih lucent terdapat garis – garis halus yang makin keujung makin

halus seperti jala berupa trabekula. Jala pada tempat paling sentral =

Page 9: Radiologi Muskulo Skeletal

cavum modulare,tidak bisa dilihat karakteristiknya karena densitas

yang sangat lunak dan superposisi ) tertutup korteks dan struktur

spongiosun ) tulang. Pada keganasan primer tulang cavum

modulare tulang melebar.

3. Densitas tulang :

a. Berkurang

b. Bertambah

c. Campuran ( mixed)

Pada sendi :

1. Tulang – tulang sekitar sendi

2. Dataran sendi

3. Sela sendi

4. Jaringan lunak sekitar sendi.

Lokus Tulang :

1. Epiofise

* epifisial band

* epiofisial line

2. Metafise

3. Diafise

4. Sendi , dari luar :

* Densitas : N : Fat dan water

* Kapsul sendi : N : tak terlihat.

* Dataran sendi

- Tulang subchondral / subartikular.

- N = licin , halus , teratur, berbatas tegas.

- Abnormal : Arthritis.

* Sela Sendi

- Ruangan antara dua permukaan tulang. Posisinya dilihat PA dan Lateral.

Penyempitan : anchilosis pada arthritis kronis.

Page 10: Radiologi Muskulo Skeletal

- Efusi intraartikular : sela sendi melebar.

- Untuk perbandingan tungkai yang normal diperiksa, karena

perbedaannya sedikit sekali.

SENDI :

- Bagian lucent antara tulang femur dan tibia – cavum artikulare. Disebut sela

sendi.

- Sela sendi lebih lebar dari pada yang sesungguhnya – radiologic joint space.

- Pada bayi, sela sendi lebih lebar lagi karena epifise tak tampak, yang tampak ;

diafise.

Hal – hal yang diperhatikan pada sendi :

- Besar , bentuk, dan struktur tulang sekitar sendi.

- Sela sendi ( ruang sendi).

- Dataran Sendi.

- Jaringan lunak sekitar sendi.

- Integritas dan alignment.

Sela sendi dibatasi oleh :

Tulang subchondral.

Tulang Rawan

Integritas dan alignment

Sudut antara femur dan fasies artijularis 90 derajat.

Sudut antara tibia dan fasies artikularis = 90 derajat.

COLUMNA VERTEBRAE :

a. Vertebrae cervical – lordosis :

* Susunan tulang – garis kontinue.

- Pergeseran ke depan : spondilolistesis.

- Pergeseran ke belakang : revers spondilolistesis.

* Daerah lucent antara corpus dengan corpus : discus intervertebralis.

Page 11: Radiologi Muskulo Skeletal

* Foramina intervertebralis foto oblik.

* Sendi facet joint / apophysial joint antara processus artikularis superior dan

inferior.

b. Vertebrae thoracal – kiposis.

Foramina intervertebralis foto lateral.

c. Vertebrae lumbal – lordosis.

- Foto AP : ada pedicle.

- Jarak antara pedicle ; canalis spinalis.

- Foramina intervertebralis foto lateral.

Hal – hal yang diperhatikan pada columna vertebrae :

- Curvatura

- Alignment

- Besar, bentuk dan struktur tulang.

- Pedicle : discus dan foramen intervertebralis.

KEPALA :

- Pada straight AP / PA : os petrosa menutupi rongga orbita.

- Caldwell secara position : orbita , striktur orbita, sinus paranasal, sinus maxilaris.

- Lihat besar dan bentuk calvaria.

- Lihat tanda- tanda fraktur : banyak garis – garis.

* Pembuluh darah.

* Sutura.

- Kepala terdiri dari beberapa densitas

* Tabula eksterna

* Tabula interna tebal masing – masing 2 mm

* Diploe

- Bayangan lusen yang tersebar : Impressiones digitalae Convulational marking.

- Parasagital : granulationes pacchioni bayangan lusen = bayangan osteolitik.

- Lateral : sela tursica :

Page 12: Radiologi Muskulo Skeletal

* proc. Clinoideus anterior.

* Proc. Clinoideus posterior.

* Dasar sela

* Dorsum sela.

Hal – ha,yang perlu diperhatikan :

1. Bentuk dan ukuran .

2. Out line.

* Tabula eksterna 1- 2 mm

* Diploe 1 – 2,5 mm

* Tabula interna 1 – 2 mm

3. Densitas tak rata :

* : osteosklerosis

* : osteoporosis, osteomalasia, osteolisis.

4. Garis lekuk , saluran sutura :

* Impressiones digitatae.

* Vaskular marking

* Sinus

* Sutura DD / garis fraktur

5. Kalsifikasi normal :

* Sepanjang sutura coronaria

* Glandula pinealis

* Falx cerebri

* Plexus choroideus

* Lig. petrolinoid

6. Sela tursika

Bentuk proc. Clinoideus anterior dan posterior.

Dasar dan dorsum sela

7. Posisi khusus :

a. Orbita

b. Sinus paranasal

c. Mastoid

Page 13: Radiologi Muskulo Skeletal

d. Mandibula

e. Basis

Posisi pemotretan kepala :

1. Rutin : PA, AP, lateral

2. Khusus

Basis cranii Ca nasopharyng, sinus sphenoid.

Towne os occipitale, os petrose, foramen magnum – acustic neuroma.

Caldwell & Waters THT, mata, sinus paranasal, mastoid, orbita.

Schuler dan Stenvers mastoid

Eisler mandibula

Rheese orbita

RADIOPATOLOGI TULANG

Dasar-dasar :

1. Radio anatomi

2. Histologi

3. Biokimia dan fisiologi

4. Patologi umum

Klasifikasi :

Kelainan kongenital

Inflamasi

Neoplasma

Kelainan sistemik :

Intake (nutrisi) / defisiensi

Hormonal

Metabolisme

Trauma / faktur

5. Klasifikasi berdasarkan kelainan radiologik

Page 14: Radiologi Muskulo Skeletal

LANGKAH – LANGKAH DIAGNOSA RADIOLOGIK :

Meschan :

Ro Sign

Diagnosa

Data klinis Pengetahuan Data lab. patogenesa penyakit

ANALISA ANATOMIK :- Tulang- Sendi

DARI LUAR KE DALAM :1. Kutan2. Subkutan3. Jaringan lemak subkutan4. Lapisan otot5. Poriosteum6. Korteks7. Spongiosa / medulla8. Epoifise9. Fise10. Metafise11. Diafise

ANALISA KELAINAN RO ( RO. SIGNS )1. Besar dan ukuran2. Bentuk3. Densitas4. Lesi single / multiple5. Lokalisasi kelainan6. Struktur / arsitektur7. Jaringan lunak sekitar

SENDI ; Integritas dan alignment tulang sekitar sendi Sela sendi Dataran sendi ( tulang subartikular, subchondral )

KELAINAN BESAR, BENTUK, & KONTUR ( MODEL TULANG ) : Displasia ( intrinsik )

Page 15: Radiologi Muskulo Skeletal

Disostosis ( ectodermal ) Distrofia ( nutrisi, metabolisme )Contoh :

Fibrous displasia Cleido cranial disostosis Renal osteo distrofia

KELAINAN DENSITAS TULANG :a. densitas berkurang ( osteopenia ) :

Osteomalasia : Mineralisasi osteoid Matriks normal General

Osteoporosisi : Resorbspsi kalsium & matriks General atau lokal Aktifitas osteoklas

Osteolisis : Resorpsi kalsium & matriks Progesif dan terlokalisir Gambaran :

- Geographic type- Moth eaten app.- Permeative type

b. Densitas bertambah ( reaksi osteoblastik ) : Aktifitas osteoblas pembentukan tulang baru

Pada spongiosa sklerosis Pada korteks reaksi periosteal

Reaksi osteoblastik : reaktif dan reparative Reaktif : marginal sklerosis sekitar tumor Reparative : penyembuhan suatu lesi

Reaksi periosteal : Etiologi ;

- Perdarahan ( fraktur, defisiensi, vitamin Contoh :)- Inflamasi eksudat ( osteomielitis )- Infiltrasi sel-sel T ( keganasan )

Macam-macam reaksi periosteal :- Solid : osteomielitis, periostitis- Lameler ( onion skin ) : Ewing’s sarcoma- Sunray / sunburst app : osteogenic sarcoma- Segitiga codman

JUMLAH DAN LOKALISASI LESI :Lesi single ( monostotik )Lokalisasi :

- Epi Epifiseal chondroblastoma

Page 16: Radiologi Muskulo Skeletal

- Meta Osteogenic sarcoma- Dia Ewing’s sarcoma- Cortico – periost.

Lesi multiple ( poliostotik ) :- Multiple myeloma- Fibrous displasia- Hiperparatiroidi- Defisiensi vit C dan vit D

STRUKTUR / ARSITEKTUR LESI : Struktur internal : matriks dari lesi :

- Homogen- Berbintik- Retikuler- Soap bubble- Garis – garis- Kalsifikasi

Struktur eksternal ; Reaksi jaringan sekitar lesi Batas lesi : tegas / kabur Kapsul radiologik :

- Tipis ( < 1mm ) atau tebal ( > 1mm )- Kontinu atau terputus- Outline teratur atau tidak- Svcalloped ( bergelombang ) ?- Lamellar ( berlapis ) ?

Jaringan lunak sekitar :- Pembengkakan- Perkapuran- Bayangan lusen ( gas / lemak )- Infiltrasi- Pembentukan matriks

LANGKAH-LANGKAH DIAGNOSA :1. Identifikasi masalah2. Analisa anatomi3. Analisa kelainan Ro4. Sintesis : integrasi data5. Differential diagnosa6. Sintesis akhir ( factor umur, sex, dan lain-lain )

PATOLOGI TULANG 1. Kelainan kongenital ( herediter )2. Infeksi / inflamasi tulang dan sendi3. neoplasma4. nutrisi – defisiensi

Page 17: Radiologi Muskulo Skeletal

5. metabolit / hormonal6. rudapaksa

KELAINAN CONGENITAL / HEREDITER :- Kelainan bawaan ( tampak sejak lahir )- Bersifat herediter ( diturunkan secara genetic )

Klinis :- Deformitas tanpa nyeri- New growth- Anamnesa : umur, keluarga

Pemeriksaan Ro : bone survey

Klasifikasi :A. Underdevelopment

1. Btachidactily2. Oligodactily3. Aplasia tulang4. Cleido – cranial dysostosis

1. Brachidactily- Kelainan herediter- Jari tangan / kaki pendek- Tubuh keil- Biasanya disertai syndactily

2. Oligodactily :- Jumlah jari tangan / kaki kurang- Sering pada ibu jari / jari 5 / keduanya- Variasi : hypoplasia, aplasia

3. Aplasia tulang :Misalnya : radius, ulna, atau ekstremitas keseluruhan.

4. Cleidi – cranial dysostosis :- Kelainan herediter- Defek ( karakteristik ) :

Aplasia / hippoplasia clavicula Os. Pubis tidak osifikasi Osifikasi tulang kepala lambat

B. Overdevelopment1. Hyperphalangism

Page 18: Radiologi Muskulo Skeletal

2. Arachnodactylia3. Melorheostosis4. Partial gogantism

1. Hyperphalngism - Adanya phalanx tambahan- Biasanya pada ibu jari tangan / kaki- Biasanya disertai kelainan bentuk tangan / kaki

2. Arachnodactylia- Jari-jari panjang dan ramping ( spider limbed )- Tubuh tinggi dan kecil- Dapat disertai kelainan lain :

Scoliosis Deformitas Sfina bifida CHD

( Marfan’secara hereditarey syndrome )

3. Melorrheostosis ( Leri’s disease / flowing hypertosis ) Ro : Seperti lelehan lilin pada batangnya. Hiperostosis cortek ( endosteal dan parosteal ), Ireguler pada 1 ekstremitas atau 1 bagian saja dari ekstremitas.

- Nyeri- Dapat disertai penebalan pada kulit mirip scleroderma

4. Partial gigantism :- Overgrowth pada atau tulang, jari atau ekstermitas- Bukan kelainan endokrin- Bisa disertai deformitas lain

C. Maldevelopment 1. Regional

Syndactylia Perodactylia Peromelia Madelung’s deformity

2. General : Primer epifise Primer metafise Difus aklasia ( HMCE = hereditary multiple cartilaginous exostosis )

Syndactylia- Fusi jari tangan / kaki- Fusi : pada jaringan lunak & synostosis

Page 19: Radiologi Muskulo Skeletal

- Tersering : jari tengah- Bisa disertai kelainan lain

Prodactylia- Jari tampak seperti diamputasi- Kuku biasanya absen- Kadang-kadang pada ujung defek tulang hanya ada stump jaringan lunak ( Bud

like soft tissue stump )

Peromielia :- Malformasi extremitas ( terutama lengan ) :

Pemendekan / sebagian hilang Flipper like extremity

Madelung’s defotmity :- Os ulna berkembang ke arah distal dan dorsal dari radius- Proc. Styloid ulna menonjol ke dorsal, radius bengkok dalam arah dorso – lateral.

Primer efipise ( chondroangiophatic, calsificans congenital, congenital stippled epiphyses ) :

- Khas : bintik-bintik klasifikasi pada stemum- Osifikasi efipise- Predileksi : efipise pergelangan tangan dan kaki.

INFEKSI TULANG DAN SENDIOsteomielitis : infeksi tulang dan sumsum tulangPredileksi :

Femur distal, Tibia proximal Humerus, Radius Ulna ( proximal danm distal )

Etiologi : Tersering : Staphylococcus Lain-lain : Streptococcus, pneumococcuc, salmonella, jamur, virus.

Terjadinya infeksi : Hematogen Kontaminasi dari luar Perluasan infeksi

Osteomielitis : Akut ; biasanya pada anak-anak Kronis : terapi tidak adequate / terlambat / ada squester.

Osteomielistis pada tulang panjang

Page 20: Radiologi Muskulo Skeletal

Kuman spongiosa metafisis pus / abses diafisis dan korteks mengangkat / menembus korteks meluas di bawah periosteum membentuk fokus-fokus sekunder.

Nekrosis tulang bisa luas dan terbentuk squester Squester luas bila ada trombosis A. nutrisia. Tanda penting osteomielitis :

- Metafisis meluas ke diafisis dan korteks- Tanda-tanda destruksi ( osteolisis / porosisi ) + tanda-tanda pembentukan

tulang baru ( reaksi periosteal, sclerosis, involukrum ) Gambaran Ro :

- Kelainan Ro : 10-14 hari post infeksi- Bila tanda Ro : (-), klinis ; (+) ulang foto kurang lebih 1 minggu.- Sering :

Reaksi periosteal Daerah densitas rendah

Gambaran Ro selanjutnya tergantung Th/- Th/ adequate penyembuhan Ro : R/ periosteal, sclerosis.- Th/ terlambat / tak adequate Ro :

Pembengkakan jaringan lunak Tanda-tanda pembentukan tulang baru Tanda-tanda destruksi Skuesterisasi

- DD/ ; tumor ganas primer, terutama : osteosarcoma dan ewing’s sarcoma stand. Dini

Tipe khusus osteomielitis :1. Abses brodie :

Kronis Spongiosa dekat ujung tulang Bulat/ lonjong Pinggir skleriotik Skuesterasi kadang-kadang.

2. Osteomielitis sklerosing garre : Skllerosis menonjol Kronis, biasanya monostotik Bentuk tulang fusiform DD/ osteoid osteoma

3. Osteomielitis pada neonatus dan bayi : Klinis : ringan Mono / poliostotik Mudah meluas ke sendi

Osteomielitis pada vertebrata :- Lebih sulit di diagnosa- Proses sering pada corpus vertebrata- Awal : tanda-tanda destruksi > pembentukan tulang baru.

Page 21: Radiologi Muskulo Skeletal

- Lesi dapat berawal pada : sentral atau tepi corpus.Pada lesi tepi : Destruksi diskus cepat Dapat terjadi abses pada vertebrata

Artritis purulenta- Dapat mengenai semua sendi / umur- Cara infeksi :

Perluasan dari osteomielitis ( anak ) Hematogen

Kontamionasi langsungRo : Dini : rongga sendi ; lebar + osteoporosis tulang-tulang sekitar sendi Destruksi rawan sendi rongga sendi sempit Erosi + destruksi tulang-tulang sekitar sendi Dapat terjadi subluksasi dan dislokasi Th/ terlambat ankilosis

TBC TULANG DAN SENDI :- Proses radang kronik dan destruktif- Hematogen dari fokus jauh ( paru-paru )- Sering pada anak-anak- Patogenesa : basil spongiosa tulang osteitis, kaseasi, likuifaksi, pembentukan

pus, kalsifikasi- Beda dengan osteomielitis piogenik : pembentukan tulang baru, periostitis dan

squester : sangat sedikit- Ada kecenderungan perusakan tulang rawan / diskus ver.

TBC pada tulang panjang :- Lesi sering pada metafise ( bisa pada epifise )- Batas mula-mula tidak tegas, kronis batas jari tegas- Tepi kadang-kadang sclerosis- Lesi garis epifise epifise sendi

Osteochondrosis ( osteochondrosis, focal aseptic necrosis, focal avascular necrosis ) :- Epifise ( primer )- Sentrum osifikasi- E/ tidak diketahui :

Non inflamasi Ada hubungan dengan bloody supply

- Stadia Nekrosis Regenerasi Penyembuhan

Ro :- Onset nekrosis lusen sub artikular

Page 22: Radiologi Muskulo Skeletal

- Pemipihan + defrmitas epifise- Fragnmentasi / fisur tulang subchondral- Column femoris melebar + memendek- Bisa terjadi arthritis sekunder- Penyembuhan kondensasi densitas

TBC pada vertebrata :- Frekuensi tinggi : thoracal / lumbal- Lesi biasanya pada corpus vertebrata- Tipe-tipe : marginal , sentral, dan anterior :

Marginal : pada bagian depan corus vertebrata : Cepat merusak diskus Bisa pada 2/ > vertebrata Destruksi kolaps baji gibbus Dapat terjadi abses para vertebral, kalsifikasi Pada proses aktif tidak ada pertumbuhan tulang baru

Sentral : Abses pada tengah corpus Diskus lambat terkena Bisa meluas ke tepi tulang = marginal

Anterior : Proses di bawah peiosteum Meluas di bawah ligamentum longitudinal anterior Kerusakan diskus lambat

Artritis TBC :Prosesnya bermula dari : sinovium dan tulang :1.Sinovium :

Dini : khas :- Penebalan kapsul sendi- Sendi tampak suram, sela agak lebar- Osteoporosis tulang sekitar sendi

Lanjut :- Erosi rawan sendi ( local atau luas )- Sela sendi sempit

2.Tulang Ro : kombinasi proses TBC pada epifisis dan tanda-tanda infeksi sinovium.

Koksitis TBC :- Sering pada anak-anak- Proses bisa mulai dari :- Destruksi biasanya pada acetabulum / capsul femur- DD/ morbus pertness

TUMOR TULANG DENGAN LESI YANG MENYERUPAI TUMOR TULANG- Pemeriksaan Ro sangat penting untuk pemeriksaan tumor tulang- Diagnosa pasti : PA

Page 23: Radiologi Muskulo Skeletal

- Beberapa tumor tulang dapat didiagnosa pasti dengan Ro- Kadang-kadang PA tidak sesuai Ro perlu kerjasama : klinikus _ ahli PA + radiolog

Hal-hal penting dalam analisa Ro tumor tulang :1. Tulang terdiri dari 3 komponen :

Korteks Spongiosa Periosteum

- Normal : Ro tak tampak- Radang / tumor : iritasi reaksi periosteal

2. Reaksi periosteal : Solid Lameler Sunrays / sunburst Codman triangle

Tumor tulang Tumor ganas primer jarang ( 1 % dari seluruh Ca ) Tumor sekunder / metastase > sering Frekuensi ter tinggi : umur 15-20 tahun Pada > 40 tahun :

- Degenerasi maligna- Tumor tulang rawan- Osteochondroma- Pasca radiasi

Penilaian tumor tulang :1. Umur :

< 1 tahun : hanya neuroblastoma 10-15 tahun : osteogenic, ewing’s

2. lesi : soliter tumor tulang primer multiple metastase

3. Bagian tulang yang terkena : Metafisis osteosarchoma Diafisis ewing’s sarcoma Epifisis chondroblastoma

4. Gambaran Ro : Destruksi pembentukan tulang baru Jaringan lunak sekitar reaksi periosteal

5. DD/ jinak / ganas :Tumor jinak Tumor ganas

Batas lesi Tegas Tak tegasKorteks Menipis Destruksi Reaksi periosteal (-) (+)

Page 24: Radiologi Muskulo Skeletal

Metastasis pada tulang :- Distribusi sesuai daerah sumsum tulang merah :

Pelvis Culomna vertebralis Iga Femur proximal Humerus proximal Tengkorak

Gambaran Ro : Osteolitik ( lokal, setempat, agresif ) Osteoblastik ( peningkatan densitas tulang, opak ) Campuran

Tumor-tumor ganas yang sering metastase ke tulang :Frekuensi + / - Sifat umum Sifat khusus

Ca mammae 2/3 Osteolitik Ca prostat 50 % Osteoblastik Ca paru 1/3 Osteolitik Ca ginjal Osteolitik Sering soliter

Kondroma ( enchondroma )- Tumor jinak yang berasal dari tulang rawan- 50 % terdapat pada tulang-tulang tangan dan kaki ( jarang pada tulang pipih dan

tulang besar )- biasanya soliter

Ro : Rawan radiolusen, batas tegas Daerah medulla Kadang-kadang tampak :

- Pelebaran tulang ( ekspansi )- Penipisan korteks- Perkapuran (khas)

Osteokondroma- Tulang panjang, terutama sekitar lutut- Mulai dari metafisis menuju ke diafisis- Biasanya soliter, kadang-kadang multiple (dyaphyseal aclasia )- Dapat degenerasi maligna

Ro : Penonjolan tulang dengan korteks dan spongiosa normal Komponen tulang rawan : lusen tak tampak Usia meningkat kalsifikasi tulang rawan

Page 25: Radiologi Muskulo Skeletal

Kondroblastoma :- Tumor jinak daerah epifise- Nyeri daerah sendi

Ro : Bayangan radiolusen Bundar, batas tegas Kadang-kadang marginal sclerotic 50 % kasus : kalsifikasi

DD/ : giant cell tumor TBC tulang

Kondromiksoid Fibroma- Anak-anak dan dewasa muda- Tulang panjang, terutama metafise- Lokasi eksentrik

Ro : Daerah usen di metafise Eksentrik Korteks menipis Batas tegas Reaksi periosteal (-) Kadang-kadang…busa sabun

DD/ : Giant cell tumor Aneurismal bone cyst.

Simple bone cyst ( Kista tulang simpleks )- Bukan neoplasma- Gambaran mirip tumor jinak tulang- Selalu soliter- Biasanya pada metafise proksimal humerus, femur, tibia

Ro : Bayangan radiolusen pada tulang Batas tegas, tepi sclerotic Korteks menipis

Aneurismal bone cyst ( kista tulang aneurisma ) :- Bukan neoplasma- E/ : tak diketahui ( diduga kelainan vaskuler )

Page 26: Radiologi Muskulo Skeletal

- Kurang lebih 70 % ; Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000 20 tahun- Lokalisasi : metafisis epifisis tulang panjang

Ro : Daerah lusen, kesan seperti destruksi Sifat ekspansif, korteks sangat tipis menggembung ke luar

DD/ : Giant cell tumor GCT : batas kabur ABC : batas masih tegas

Giant cell tumor :- Usia dewasa / 30-40 tahun ( setelah fusi )- Pada tulang panjang : “subartikular”- Paling sering sekitar lutut

Ro : Daerah lusen pada ujung tulang panjang Batas tidak tegas Ada zona transisi ( kurang lebih 1 cm ) Eksentrik Ekspansif korteks sangat tipis Reaksi periosteal (-) Tumor sangat besar seluruh lebar tulang yang dapat menyebabkan # patologis.

Oesteosarcoma :- Tumor ganas primer tulang - Prognosa : buruk- Mengenai usia 10-25 tahun ( > 30 tahun : degenerasi maligna )- Paling sering sekitar lutut ( 75 % )- Lokus : metafisis ( garis epifiseal )- Terdiri dari 3 tipe :

Tipe osteolisis Tipe osteosklerosis Tipe campuran

Ro : Tanda destruksi tulang ( awal, medial ) daerah radiolusen, batas kabur Reaksi periosteal ( Sunrays appearance ) Destruksi korteks Infiltrasi ke jaringan lunak Pembentukan matriks tumor pada jaringan lunak ( penulangan patologis ) Segitiga Codman (+)

Ewing’s sarcoma :- Paling sering pada tulang panjang / diafise

Page 27: Radiologi Muskulo Skeletal

- Bisa juga : pelvis dan tulang iga- 75 % : < 20 tahun ( 5-15 tahun )- Cepat metastase ( paru dan tulang lain )

Ro : Lesi destruktif infiltratif Berawal di medulla ( daerah-daerah lusen ) Cepat merusak korteks Reaksi periosteal ( onion skin / lamellar )

Ewing’s endosarcoma :- Tumor primer tulang ketiga terbanyak- Paling sering pada tulang panjang- Lokasi primer pada diafise- Mengenai tulang pipih pada usia > tua- 75 % pada usia < 20 tahun ( 5-15 tahun )- Osteolisis Mouth eaten appearance- Elevasi periosteum bilateral, simetris, berlapis-lapis ( onion skin )- Codman’s triangle (+) ( reaktif NBF )

Ro : Lesi destruktif Iniltratif Awal : medulla Cepat merusak korteks

KELAINAN PADA TULANG AKIBAT TRAUMADapat berupa :

1. Fraktur : kontinuitas tulang terputus = patah tulang2. subsluksasi : pergeseran parsial posisi tulang pembentuk artikulatio3. dislokasi : pergeseran total4. epifisiologis : fraktur pada tulang rawan daerah epifise dimana garis # melintang

melalui zona cartilago yang sedang mengalami kalsifikasi.

Klinis fraktur :Foto tulang : Posisi AP / lateral ( minimum 2 posisi ) Daerah / area lapangan film harus cukup : minimal 1 seni ( bila memungkinkan

2 sendi ) bila tulang yang bersangkutan berada di antara 2 sendi.

Penilaian :1. Derajat aposisi : kedudukan fragmen satu terhadap fragmen lain. Aposisi baik :

2/3 bagian permukaan2. Aligment fragmen : derajat kelurusan fragmen-fragmen satu terhadap fragmen

lain.3. Derajat torsi dari fragmen satu sama lain

Page 28: Radiologi Muskulo Skeletal

4. Derajat pendekatan tulang ( secara keseluruhan – akibat posisis fragmen )

Jenis-jenis posisi fragmen fraktur- Ad Latum Cum Distractionum- Ad Latum Cum Contrationum- Ad Axim Cum Contractionum- Ad Axim Cum Contractionum

Macam-macam tipe fraktura. Chip frakturb. Greenstick frakturc. Fraktur melintangd. Fraktur Oblik / spirale. TVY frakturf. Impacted frakturg. Longitudinal frakturh. Comminuted frakturi. Epifisiolisisj. Stress / march frakturk. Patologik fraktur

a. Chip / Avulsion fraktur Disertai robekan ligamen / tendon dan perlekatan otot Sering ada pergelengan kaki dan tangan

b. Greenstick fraktur Seperti bambu yang dipatahkan ( garis # tidak lengkap ) Pada anak-anak tulang masih lunak Sering pada radius distal

c. Transverse fraktur Sering akibat tekanan dari samping Terutama pada lengan dan kaki

d. Fraktur Oblik / spiral Trauma putar pada kaki / tangan Perlu traksi longitudinal Dapat interposisi jaringan lunak

e. Impacted fraktur Salah satu fragmen # masuk fragmen lain

f. Longitudinal fraktur Karena tekanan langsung Sering pada distal fremu, proximal tibia

Page 29: Radiologi Muskulo Skeletal

g. Comminuted fraktur ( Fraktur Cominutiva ) Terjadi fragmentasi 2 Biasanya pada trauma hebat

h. Epifisiolisis # melelui garis epiofise Perlu foto kanan / kiri ( untuk perbandingan )

i. Stress / March / Fatique / Insufficiency fraktur Tentara, perawat Strain maksimal pada tulang Hair line fraktur sakit sekali

( metatarsal 2, 3, 4 1/3 prox. Tibia. 1/3 distal femur )

j. Fraktur Patologik Tumor Osteomielitis

Kapan fraktur harus diperhatikan ( Indikasi foto )1. Segera setelah terjadi fraktur2. Post reduksi dan post immobilisasi3. 1-2 minggu kemudian apakah posisi tidak berubah4. Sesudah 6-8 minggu melihat pembentukan callus5. Setiap selesai dipasang gips dan perubahan traksi6. sesudah gips dilepas

Tahap penyembuhan fraktur1. Hematoma – pembengkakan jaringan lunak2. Hiperemi – organisasi fibrous callus3. Kalus tulang primer ( 4 minggu )4. Resorbsi kalus primer dan pembentukan kalus sekunder ( 7 minggu )5. Secara graduil terjadi reformasi kontur tulang. Normal dalam 13 minggu – 18

bulan.

Fase penyembuhan :1. Mula-mula terjadi hematoma + pembengkakan jaringan lunak organisasi

hematoma mengerut2. Pembentukan fibrous callus3. Penggantian fibrous callus primary bone callus yang mengandung Ca

bayangan radio opak ( 4 minggu )4. Resorbsi primary bone callus, degandi dengan secondary bone callus yang sudah

mirip jaringan tulang normal ( > 7 minggu )5. Pada secondary bone callus ditimbun Ca yang banyak tulang sudah terbentuk

dengan baik.

Page 30: Radiologi Muskulo Skeletal

Komplikasi fraktur tulang :1. Fraktur ke-2 tulang kaki2. Atropi tulang3. Osteomielitis sekunder4. Non union neoartrosis5. Aseptic necrosis6. Myositis osificans7. Sudeck’s atrophy ( tulang-tulang kecil )8. Tulang bengkok9. Pseudoartrosis ( delayed union )10. Emboli lemak11. Ankylosis12. Kerusakan vaskuler dan saraf

OSTEOPOROSIS UMUM Penurunan densitas tulang secara umum / general

1. Osteomalacia2. Renal rickets ( renal osteodistrophy )3. Endocrine osteopathy :

Hyperparathyroidism Hypothyroidism Steroid terapi lama

OSTEOMALACIA :- Defisiensi vit D ( dewasa )- Disertai / tidak defisiensi Ca dalam diet- Osteoid dibentuk normal / berlebih- Gangguan deposisi Ca

Ro : Peniruan densitas seluruh tulang Deformitas

- Kifoskoliosis- Fish vertebrata- Wedged vertebrata

RENAL RICKETS ( RENAL OSTEODISTROPHY ) :- Kerusakan ginjal- Eksresi fosfat menurun asidosis ( hyperfosfatemia ) stimulasi paratiroid

( hiperparathiroidism sekunder ) reabsorpsi kalsium.

Ro : Osteoporosis umum : Metafisis melebar Erosi subcortikal ( phalange ) Nephrocalcinosis Fraktur patologik

Page 31: Radiologi Muskulo Skeletal

HIPERPARATIROIDISM ( PRIMER )- Adenoma / hiperplasia paratiroid- eksresi ( urin ) Ca dan fosfat darah : Ca , p- 40 % terjadi perubahan pada tulang ( osteoporosis )

Ro : Osteoporosis Fish vert Wedged vertebrata Pengapuran Halus

HYPOVITAMINOSIS C ( SCURVY )Etiologi defisiensi vit C ( infant )

1. Aktifitas alkali fosfatase . pembentukan osteoid oleh osteoblast . Substansi cement / integritas kapiler . hemorrhagic diathesis.

2. Pada daerah epifise dan metafise : Aktivitas osteoblast terganggu Osteoclast tetap aktif ( resorpsi tulang berlanjut zona kalsifikasi melebar

dan ireguler )

Gambaran Ro : Fraenkel’s line Pelken’s spur Truemmerfeld zone Wimberger’s ring Orteoporois Penipisan korteks Pendarahan superiost Fragmentasi bagian metafise Scorbutic rosary

HYPOVITAMINOSIS D :- Anak : Rickets- Dewasa : Osteomalacia

Fugsi Vit D :- Meningkatkan absorpsi Ca pada usus halus- Meningkatkan fiksasi Ca pada skeletal- Eksresi fosfat ( renal )

Defisiensi vit D Ca dan ap inadekuat ( absorpsi ) Maintain level Ca dan P dari skeletal Gangguan pertumbuhan :

< 2 tahun : IR 12-18 tahun : AR

Page 32: Radiologi Muskulo Skeletal

Patofisiologi kelainan tulang : Resorbsi tulang Kalsifikasi pada zona kartilago osteoid metafise Sentrum epifise terdiri dari asteoid ( lusen )

Gambaran Radiologis : Elevasi periost. Str. Trabekula kasar ( osteo-porotik ) Tulang membengkak Metafise lebar, fraying / cuppingCalcificasi epifise tidak terjadi.