radiologi final.pdf

33
Film Processing dalam Radiologi drh. M. Arfan Lesmana, MSc. Image receptors Cassette merupakan casing/ pembungkus dari film yang bersifat lightproof 2 lembar plastik fluorescent (intensifying screen) meng-sandwich film berfungsi mengubah cahaya x-ray menjadi cahaya yang terlihat 95% image yang diterima film berasal dari intensifying screen dan 5% dari ionisasi x-ray Komposisi film Transparent polyester base = flexible support Emulsi = gelatin yang mengandung mikro Kristal silver halide Silver halide = senyawa silver dan bromide, chlorine dan iodine. Sering digunakan silver bromide Protective coating = menurunkan kemungkinan kerusakan emulsi Latent image Silver halide menyerap energi dari cahaya yang terlihat dan terbentuk latent image Film proccessing Larutan dalam film-processing Teknik melakukan film-processing Ruang gelap Syarat ruang gelap Bersih Terorganisasi Bebas dari cahaya Relatif dingin dengan kelembababan rendah Hanya digunakan untuk film processing Ruang Gelap terdiri dari 2 bagian: Sisi kering (pemasangan dan pelepasan kaset) Sisi gelap (pemrosesan film secara kimia) Hanger film klip Hanger film channel Darkroom lightproofing Adaptasi mata selama 5 menit pintu masuk sering menjadi permasalahan Cat tembok berwarna putih/creamy Darkroom Safelight Tidak ada cahaya yang selalu ‘safe’ Cahaya yang tidak mempengaruhi dari film

Transcript of radiologi final.pdf

Film Processing dalam Radiologi drh. M. Arfan Lesmana, MSc. Image receptors

• Cassette merupakan casing/ pembungkus dari film yang bersifat lightproof

• 2 lembar plastik fluorescent (intensifying screen) meng-sandwich film berfungsi mengubah cahaya x-ray menjadi cahaya yang terlihat

• 95% image yang diterima film berasal dari intensifying screen dan 5% dari ionisasi x-ray

Komposisi film

• Transparent polyester base = flexible support

• Emulsi = gelatin yang mengandung mikro Kristal silver halide Silver halide = senyawa silver dan bromide, chlorine dan iodine. Sering digunakan silver bromide

• Protective coating = menurunkan kemungkinan kerusakan emulsi Latent image Silver halide menyerap energi dari cahaya yang terlihat dan terbentuk latent image

Film proccessing

• Larutan dalam film-processing • Teknik melakukan film-processing

Ruang gelap Syarat ruang gelap

• Bersih • Terorganisasi • Bebas dari cahaya

• Relatif dingin dengan kelembababan rendah • Hanya digunakan untuk film processing

Ruang Gelap terdiri dari 2 bagian: • Sisi kering (pemasangan dan pelepasan

kaset) • Sisi gelap (pemrosesan film secara kimia)

• Hanger film klip • Hanger film channel

Darkroom lightproofing

• Adaptasi mata selama 5 menit • pintu masuk sering menjadi permasalahan • Cat tembok berwarna putih/creamy

Darkroom Safelight

• Tidak ada cahaya yang selalu ‘safe’ • Cahaya yang tidak mempengaruhi dari film

• Radiographic Film sensitive terhadap sinar ultraviolet

• Lampu 15 watt atau kurang • Spesial filter untuk eliminasi spectrum hijau

dan biru • Jarak antara area kerja dengan lampu tidak

kurang dari 4 feet • Perlu uji coba kinerja safelight

5 langkah dasar Film-Processing

1. Developing 2. Rinsing/stop bath 3. Fixing 4. Washing 5. Drying

Developer • Mengubah image yang tersembunyi

pada film menjadi image yang terlihat • Mengubah Kristal silver halide yang

terekspos black metallic silver Ada dua macam metode developing • Berdasarkan waktu • Berdasarkan inspeksi

Larutan developer terdiri dari • Developing agents: hydroquinone atau

phenidone, tidak memiliki efek pada Kristal silver halide yang tidak terekspos

• Accelerators: meningkatkan aktivitas developer contoh potassium carbonate dan sodium carbonate

• Preservatives: mencegah oksidasi terlalu cepat

• Restrainers: membatasi aksi dari agen developer pada Kristal silver bromide

• Hardeners: pada mesin otomatis, mengeraskan film pada saat processing dan mencegah pengembangan yang berlebihan

• Pelarut: untuk melarutkan zat kimia Rinsing

• Menghentikan reaksi developer • Mencegah larutan developer (alkalis)

bercampur pada larutan fixer (asam)

• Tidak diperlukan pada mesin processing otomatis

• Normalnya dialirkan dengan air selama 30 detik Fixing

• Menghilangkan silver halide yang tidak terekspos

• Mengeraskan lapisan gelatin Larutan fixing terdiri dari:

• Clearing: melarutkan dan menghilangkan Kristal silver halide yang tidak terekspos contoh sodium thiosulfate dan ammonium thiosulfate

• Preservatives: sodium sulfite sebagai pencegah dekomposisi dari agen fixing

• Hardeners: seperti garam alumunium mencegah pengembangan dan pelunakan yang berlebihan

• Acidifiers: mempercepat reaksi dari bahan kimia lain dan menetralisir developer alkalis yang terbawa

• Buffers: untuk mempertahankan pH • Pelarut: melarutkan bahan lain dan

membantu agen fixing berdifusi ke lapisan emulsi dari film Washing

• Menghilangkan bahan kimia dari permukaan film

• Dibilas dengan air mengalir, selama 20-30 menit Penggantian larutan film-processing

• Jika berubah warna • Larutan fixing lebih banyak memerlukan

penggantian • Secara umum penggantian setiap 4 – 6

minggu Pertumbuhan bakteri dan jamur

• Menyebabkan korosif pada permukaan tanki, artifact pada film Pengendalian

• Tanki dikeringkan dan dibersihkan menggunakan 1% chlorine bleach + air Prosedur manual film processing

• Membutuhkan waktu 1 jam • Tanki larutan film-processing dimulai dari

kiri ke kanan Prosedur: Persiapan

• Larutan kimia yang digunakan disesuaikan suhunya (20°C)

• Diaduk terlebih dahulu • White lights diganti dengan safelight

Unloading the cassete

• Mengeluarkan film dari cassete secara hati-hati tidak menggunakan kuku jari tangan

Memasang film pada hanger

Mencelupkan film ke larutan setelah di celup 3x, developer selama 5 menit

Membilas Film

Fixing the Film

• Ditiriskan dari air, kemudian dicelup 3x sebelum di rendam pada larutan fixer (2x waktu developer/kurang lebih 10 menit)

Mencuci film

• Selama 20-30 menit dengan air (kecepatan air 8x mengisi ulang tanki perjam) Optional final rinse

• Wetting agent mempercepat pengeringan dan mencegah watermark Pengeringan film

• Dikeringkan pada area bebas debu

Automatic Film-Processing Keunggulan

• Hasil radiografi yang konsisten • Menghasilkan hasil radiograf yang kering

dengan waktu yang relatif pendek • Mengurangi jumlah waktu pekerja • Diperlukan ruang gelap yang relatif lebih

kecil Kekurangan

• Harga relatif mahal • Memerlukan maintenance dan service

Drh. iman POSISI PEMOTRETAN RADIOGRAFI Terdiri dari: Persiapan pengambilan gambar. Posisi /standar pandang. Posisi pemotretan regio kepala leher. Posisi pemotretan regio thorax. Posisi pemotretan regio abdomen. Posisi pemotretan regio extremitas. Posisi pemotretan regio tulang punggung.

Syarat pengambilan gambar: Bulu harus bersih dan kering. Tali kekang, ikat leher, balutan dilepas. Restrain hewan. Siapkan alat pelindung (apron, gloves,

pelindung leher). Penguasaan teknik pengukuran sebelum

pemotretan. Standar pandang yang biasa digunakan Cranio-caudal (CC). Latero-medial (LM). Ventro-dorsal (VD). Dorso-ventral (DV). Oblique.

Posisi pemotretan regio kepala-leher Dapat dilakukan melalui posisi : Posisi lateral. Posisi dorso-ventral. Posisi ventro-dorsal. Posisi lateral-oblique. Posisi rostro-caudal. Posisi rostro-caudal dengan mulut terbuka.

Kegunaannya Melihat trauma pada tengkorak. Melihat anomali kongenital yang

menyebabkan neurologis abnormal. Melihat kebengkakan yang disebabkan

infeksi atau neoplasia. Posisi pemotretan regio kepala-leher

POSISI PEMOTRETAN TELINGA DAN TEMPORO-MANDIBULAR. Posisi yang digunakan : Dorso-ventral. Latero-oblique. Rostro caudal mulut terbuka.

Tujuan : Melihat abses karena infeksi/neoplasia. Penyakit telinga. Abnormal temporo-mandibular joint.

POSISI PEMOTRETAN TELINGA DAN TEMPORO-MANDIBULAR.

POSISI PEMOTRETAN CAVUM-ORAL. Posisi yang digunakan : Lateral oblique. Ventro-dorsal intra oral. Dorso-ventral intra oral.

Tujuan : Melihat fraktura mandibula. Melihat penyakit gigi. Melihat discardge sinus karena infeksi.

Melihat anomali kongenital pada mandibula dan gigi.

Unuk diagnosa dan evaluasi preoperativ neoplacia POSISI PEMOTRETAN CAVUM-ORAL

POSISI PEMOTRETAN CAVUM-NASAL Posisi yang digunakan : Lateral. Dorso ventral intra oral. Rostro caudal. 20° ventro dorsal open mouth.

Tujuan : Trauma pada nasal. Melihat kejadian epistaxis. Melihat abses pada hidung. Melihat akut /khronis discharge nasal.

POSISI PEMOTRETAN CAVUM-NASAL

POSISI PEMOTRETAN LARYNG DAN PHARYNG. Posisi yang digunakan: Lateral. Ventro dorsal.

Tujuan: Melihat batuk, penyumbatan. Kesulitan menelan. Adanya penyumbatan pada area cervicalis

bawah. Adanya massa pharingeal atau laryngeal.

POSISI PEMOTRETAN ESOPHAGUS. Posisi yang digunakan: Lateral.

Tujuan: Melihat regurgitasi. Melihat kesulitan menelan. Melihat myasthenia gravis.

POSISI PEMOTRETAN ESOPHAGUS

POSISI PEMOTRETAN TRACHEA Posisi yang digunakan : Lateral. Rostro caudal.

Tujuan: Melihat dypsnoe, batuk. Melihat kolaps yang berhubungan dengan

cyanosis.

POSISI PEMOTRETAN THORAX Posisi yang digunakan: Lateral. Dorso ventral. Ventro dorsal. Oblique.

Tujuan: Melihat batuk, dypsnoe, regurgitasi,

neoplasia. Melihat trauma thoracalis. Penyakit cardio vaskular.

POSISI PEMOTRETAN THORAX

POSISI PEMOTRETAN ABDOMEN Yang bisa dilihat adalah : Traktus gastro intestinal. Traktus urinarius. Rongga peritonium. Kadang-kadang menggunakan bahan

kontras. Penggunaan grid, jika ketebalan lebih dari

10 cm.

TUJUAN PEMOTRETAN ABDOMEN: Muntah berkepanjangan. Rasa sakit pada regio abdominal. Hematuria, dysuria. Evaluasi pada massa abdomen. Tenesmus. Jaundice. Diarhea persisten. Evaluasi adanya kebengkakan.

POSISI PEMOTRETAN ABDOMEN.

PEMOTRETRAN EXREMITAS/SKELETAL Tujuan: Pre dan post operatif kasus fraktura. Pincang akut dan kronis. Bengkak pada tulang dan sendi. Kesakitan pada skeletal. Hipdysplasia.

Posisi: Bahu: lateral, caudo cranial. Siku: medio lateral, cranio kaudal. Karpus: medio lateral, cranio kaudal,

oblique. Hip dan pelvis: lateral dan ventro dorsal. Femur, tl pelvis, persendian lutut : medio

lateral femur, cranio caudal, caudo cranial lutut, dorso ventral patella, medio lateral tarsus, caudo cranial tarsus, oblique tarsus.

PEMOTRETRAN EXREMITAS/SKELETAL

PEMOTRETAN TULANG PUNGGUNG (SPINE) Pengambilan gambar dalam keadaan

teranasthesi. Sebagian besar yang mngalami trauma di tl

punggung mengalami : paresis, parsial paralisa, paralisa total.

Tujuan: Gangguan persendian punggung/antar tl

persendian , baik akut atau khronis. Radang persendian punggung. Patah tulang, luksasio. Tumor. Perubahan perubahan degeneratif.

Posisi: Lateral. Ventro dorsal.

PEMOTRETAN TULANG PUNGGUNG (SPINE)

Drh. Iman PEMBACAAN HASIL RADIOGRAFI PADA RONGGA ABDOMEN.

• Meliputi: • Pembacaan radiografi esophagus . • Pembacaan radiografi lambung. • Pembacaan radiografi usus halus. • Pembacaan radiografi usus besar. • Pembacaan radiografi traktus

urinarius. PEMBACAAN HASIL RADIOLOGI PADA TRAKTUS URINARIUS

Meliputi: Pemeriksaan radiografi ginjal. Pemeriksaan radiografi ureter. Pemeriksaan radiografi vesica

urinaria. Pemeriksaan radiografi uretra. Pemeriksaan radiografi sistem

genitalia. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI:

Perbedaan kerapatan antara satu organ dengan organ yang lainnya.

Banyaknya lemak dalam abdomen. Pergerakan pasien selama pemotretan. Ketebalan hewan.

Posisi Right-lateral. Left-lateral. Ventro-dorsal. Dorso-ventral.

INDIKASI PEMERIKSAAN TRAKTUS GASTROINTESTINAL

Adanya obstruksi oleh benda asing non radiopaque(pakan. karet, massa tumor).

Gangguan pada dinding traktus alimentarius seperti dilatasi oesophagus,pembesaran lambung oleh stenosis pylorus.

Luka pada dinding traktus alimentarius seperti neoplasia, ulcer.

Dislokasio traktus alimenarius akibat adanya massa intra abdominal atau ruptur diafragma.

RADIOGRAFI ESOPHAGUS

Untuk melihat fungsi dan morphologi. Fungsi esophagus : dengan bahan kontras

barium sulfat dalam bentuk suspensi atau udara.

Morphologi esophagus: double kontras dengan barium sulfat dan udara.

Anatominya: pertengahan vertebrae cervicalis pertama,dan berakhir masuk ke lambung, dileher naik kearah sisi kiri, saat masuk kethorax terletak dikiri trachea.

INDIKASI KHUSUS

Regurgitasi makanan yang tidak tercerna. Penyumbatan atau muntah akut. Salivasi yang berlebihan.

Perubahan tingkah laku makan dan minum Arah kecurigaan

Adanya masa di dinding esophagus. Regurgitasi/vomit. Divertikulum dinding esophagus. Robek/ruptur esophagus. Dislokasio esophagus. Hernia/invaginasi gastroesophagus. Adanya benda asing dalam esophagus.

RADIOGRAFI LAMBUNG (GASTROGRAPHY)

Tanpa bahan kontras : hewan dipuasakan 18 -24 jam dan utk air jangan diberikan 3-4 jam sebelum pemotretan.

Dengan bahan kontras: barium sulfat 30% sampai 60%.

Posisi yang digunakan: left lateral, right lateral, ventro dorsal, dorso ventral, oblique

Left lateral: terlihat fundus dan body lambung.

Posisi right lateral : pylorus antrum. Posisi ventro dorsal barium berakumulasi di

cardiac dan fundus. Posisi dorso ventral barium bergravitasi

pada body dan pylorus antrum. Posisi dorso ventral kanan oblique terlihat

pylorus. Tujuan radiografi lambung

Mempelajari morfologi dan fungsi lambung. Morfologi melihat karakter dan lokasi

dinding lambung . Fungsi lambung melihat motilitas lambung

dan fungsi pilorus dalam menentukan waktu dari mulai sampai berakhirnya pengosongan lambung.

Beberapa indikasi

Pembesaran lambung dan sulit menelan yang khronis : Terjadinya obstruksi di saluran pilorus.

Dilatasi lambung berisi gas: torsio lambung. Adanya benda asing di lambung. Dislokasio lambung.

Radiografi usus halus Sebelum dilakukan radiografi biasa, pasien

dipuasakan dulu selama 24 jam. Radiografi biasa, dari lateral dan VD ,

terlihat adanya campuran gas dan ingesta ( kucing gasnya lebih sedikit daripada anjing).

Dengan bahan kontras: barium sulfat lebih encer dengan konsentrasi 25%, atau 12 ml/kgBB.

Waktu pemberian barium, melalui intestine dan mencapai colon: 1 sampai 4 jam. Indikasi

Bila pergerakan barium dalam lumen intestine bertambah cepat , kemungkinan terjadi enteritis akut.

Bila pergerakan barium diperlambat: karena shock, kolaps, sedasi yang kuat.

Radiografi biasa: adanya penyebaran sedikit atau akumulasi gas, menunjukkan normal, bila gas bertambah, tandanya adanya obstruksi.

Terlihat perpindahan intestine ke thorax adalah hernia diaphragmatika.

Terlihat masuk ke dalam kantung hernia. Radiografi usus besar

Pemberian barium yang terbaik melalui anus.

Konsentrasi barium 15-20% , dengan dosis 20-30 ml/kgBB.

Diberikan anesthesi umum. Untuk pemeriksaan yang detail , semua

feces dan gas dikeluarkan ( tidak harus dipuasakan ).

Posisi : Lateral , ventro dorsal. Beberapa indikasi

Adanya massa feces yang keras dalam colon dan rektum.

Megacolon(hischprung disease),terjadi dilatasi dan hypertrofi colon karena konstipasi.

Benda asing dalam colon dan rectum. .Atresia rektum/anus karena congenital.

Radiografi hati dan limfa

Hati terletak tepat di caudal menempel diafragma.

Caudal hati terdapat lambung,karena kedua jenis ini memiliki kerapatan(densitas) yang sama sehingga seringkali menyulitkan saat menentukan marginasi antara keduanya.

Pada anjing, radiografi untuk limpa menunjukkan posisi yang baik.

Pada kucing, limpa sulit diidentifikasi.

RADIOGRAFI TRAKTUS URINARIUS(UROGRAFI)

Meliputi: ginjal, ureter, vesica urinaria, uretra, kelenjar prostat, os penis.

GINJAL. Bentuk anotomi ginjal seperti biji kacang

dengan arah oblique-cranioventral. Ginjal kanan berada dekat columna

vertebralis anara vertebrae thoracalis ke-13 sampai lumbalis ke-3.

Ginjal kiri posisinya antara vertebrae lumbalis ke-2 sampai ke-5.

Ginjal normal anjing kira-kira 2,5-3,5 kali panjang vertebrae lumbalis ke-2 sedang kucing 2 x panjang lumbal 2.

Indikasi: menentukan ukuran, bentuk, lokasi dan intregitas ginjal, termasuk keberadaan sisem pengumpulan urine di ginjal. Menentukan ukuran, bentuk dan lokasi ureter dan akifitas peristaltik ureer.

Radiografi ureter

Dengan radiografi biasa, ureter tidak akan terlihat.

Ureter akan terlihat dengan penggunaan bahan kontras yang dimasukkan melalui intravenous pyelografi.

Indikasi pemeriksaan radiografi ureter antara lain:

Congenital ureter. Calculi ureter. Hidroureter akibat adanya blok/hambatan

oleh batu ginjal dalam ureter yang merusak dinding ureter.

Radiografi vesika urinaria (VU)

Dilakukan dengan cara injeksi IV yang akan diekskresikan melalui ginjal dan ureter.

Atau injeksi aboral (intra-uretra) dengan bahan kontras positif, udara atau kombinasinya.

RADIOGRAFI URETRA (URETHROGRAPHY) Teknik radiografi melalui retrograde/aboral-

intrauretra atau double kontras.

Radiografi uretra dengan bahan kontras akan tergambarkan halus, prostat uretralis sedikit melebar dibandingkan dengan eksrapelvisrenalis.

Secara normal bahan kontras tidak akan masuk kedalam duktus prostat atau jaringan kelenjar.

Radiografi sistem genitalia Jantan: Radiografi organ hewan jantan yang

diperiksa adalah penis, kelenjar prosat dan testes.

Betina: Uterus terdiri dari leher, body dan kedua

tanduk uterus. Kedua tanduk tersebut berada pada ruang abdomen, body sebagai dalam abdomen dan sebagian lagi di pelvis.

Interpretasi Radiografi Regio Kepala-Leher dan Columna Vertebralis (Drh. Ajeng Aeka N., M.Sc) (1) Posisi pemotretan regio kepala leher Standar pandanga. Cranio-caudal (CC atau CrCd)

secara umum yang lazim dipakai :

b. Lateral c. Ventro-dorsal (VD) d. Dorso-ventral (DV) e. Oblique

(2) Persiapan pengambilan radiografi :

• Bulu harus bersih dan kering • Tali kekang, ikat leher, balutan dilepas • Restrain hewan • Menggunakan alat proteksi radiasi (apron,

gloves, pelindung leher (tiroid)) • Teknik pengukuran sebelum pemotretan

-. Jarak pasien dengan mesin -. Kontrol panen pada mesin -. Jarak mesin dengan kaset film -. Ketebalan objek -. Jenis atau sifat pemotretan -. Penggunaan media kontras (3) Pengambilan gambar pada calvarium (calvarium: bagian dari ossa kranium yang membungkus rongga tempat otak berada. Jadi dapat dibilang calvarium adalah bagian ossa kranium selain bagian rahang dan muka )

Pink: calvarium Tujuan :

• Trauma pada tengkorak • Anomali kongenital yang menyebabkan

neurologis abnormal • Kebengkakan yang disebabkan infeksi atau

neoplasia • Gejala neurologis yang berhubungan

dengan CNS dan nervus cranial Posisi pemotretan calvarium :

• Standar pandang lateral • Standar pandang dorso-ventral • Standar pandang ventro-dorsal • Standar pandang lateral-oblique • Standar pandang rostro-caudal • Standar pandang rostro-caudal dengan

mulut terbuka Dorso ventral

Rostro caudal (Mulut terbuka)

(4) Pengambilan Gambar Cavum oral (Rongga Mulut)

Tujuan :

• Fraktur mandibula • Penyakit gigi • Discharge sinus karena infeksi • Anomali kongenital pada mandibula atau

gigi • Untuk diagnosa dan evaluasi pre-operatif

neoplasia Posisi :

• Lateral oblique • Ventro-dorsal intra oral • Dorso-ventral intra oral

Lateral Oblique

Ventro Dorsal Intra Oral

(5) Posisi Pemotretan Cavum Nasal (Rongga Hidung)

Tujuan :

• Trauma pada nasal • Epistaxis (reccurent atau intermitten) • Melihat abses pada hidung • Bersin atau gangguan cavum nasal • Akut / kronis nasal discharge • Bengkak

Posisi : • Lateral • Dorso ventral intra oral • Rostro caudal • 20° ventro dorsal mulut terbuka

Lateral

20⁰ ventral dorsal mulut Terbuka

(6) Posisi Pemotretan Pharing dan laring Tujuan :

• Batuk, penyumbatan, muntah • Dysfagia • Penyumbatan area cervicalis bagian bawah • Massa pharingeal atau laryngeal

Posisi : • Lateral • Ventro dorsal

Lateral

Ventro Dorsal

(7) Posisi Pemotretan Esofagus Tujuan :

• Regurgitasi • Dysphagia • Myasthenia gravis • Diagnosa feline dysautnomia

Posisi : • Lateral

Lateral

(8) Posisi Pemotretan Trachea Tujuan :

• Dypsnoe, batuk • Kolaps yang berhubungan dengan cyanosis • Gangguan ekspirasi dan inspirasi

Posisi : • Lateral • Tangential rostro caudal

Lateral (menarik kepala dan leher sepanjang mungkin)

Tangential rostro caudal (Kepala ditarik keatas dan kebelakang)

(9) Posisi pemotretan columna vertebralis a. Pasien sebaiknya anastesi atau sedasi b. kontraindikasi trauma c. Trauma vertebrae (paresis, paralisis

sebagian, paralisis total) Tujuan : • Gangguan persendian punggung

(intervertebrae) akut atau kronis • Radang persendian punggung

(intervertebrae) discitis, spondylitis, discospondylitis • Patah tulang, luksasio • Neoplasia • Perubahan degeneratif • Lesi kongenital • Instabilitas vertebrae Posisi : • Lateral • Ventro dorsal Standar pandang : Anjing kecil atau kucing lateral titik tengah C3-4, T6-7, L3-4 Anjing besar (+) T-L, L-S C: cervical T: Thoracic L: Lumbal S: Sacral (10) Posisi pemotretan Occipitoatlantoaxial (Sambungan kepala leher)

Lateral (posisi netral)

Ventro dorsal

(11) Posisi Pemotretan Cervicalis

Lateral (titik tengah C3-4 dan C6-T1)

Ventro Dorsal (titik tengah C3-4)

(12) Posisi Pemotretan Thoracalis

Lateral (titik tengah T6-7)

Ventro dorsal (T6-7)

(13) Posisi Pemotretan Lumbar Lateral (titik tengah L3-4)

Ventro dorsal (titik tengah L3-4)

(14) Posis Pemotretan Lumbo sacral

Lateral

Ventro dorsal (pancaran sinar x caudo cranial)

(15) Interpretasi radiografi

a. Anamnesa (sejarah kasus), sinyalemen b. Pemeriksaan fisik c. Teknik radiografi yang benar d. Evaluasi radiograf (16) Sinyalemen, Anamnesa, dan pemeriksaan fisik

Sinyalemen : • Jenis hewan • Ras • Jenis kelamin • Umur • Tanda khusus Pemeriksaan fisik • Langkah konfirmasi • Perlu dan tidak radiografi • Penentuan area

(17) Prosedur radiografi dan pengamatan radiografi yang benar

-. Pengambilan yang buruk -. Prosedur tidak tepat -. Minimal 2 pengambilan gambar standar radiografi -. Posisi pengambilan gambar harus ada (tanda L (left) atau R (right)) -. Pengamatan menggunakan iluminator dengan posisi : a. Lateral →kranial diletakkan di sisi kiri b. VD/ DV → kranial di atas, bagian kiri

diletakkan di kanan.

(18) Evaluasi radiografi -. Tenang dan ruangan gelap -. Pencahayaan iluminator yang cukup -. Cek tanggal pembuatan -. Pendekatan secara sistem/ organ/ regio -. Setiap bayangan dievaluasi dan dijelaskan : a. Bentuk normal anatomi b. Bagian dari superimposisi c. Artefak d. Patologis e. Diferensial diagnosa → khas

(19) Artefak

(Artefak: suatu benda atau bentukan yang normalnya tidak ada namun muncul akibat adanya faktor eksternal atau buatan manusia) Karena: a. Kesalahan pengambilan foto b. Kesalahan saat pemrosesan film Seperti: • Pemotretan ganda (double exposure) • Volume cairan di dalam tangki prosessing

terlalu sedikit • Pergerakkan pasien → blurred image • Upside down cassette (cassette terbalik) • Kabut “light fog”: artefak hitam karena

kebocoran sinar yang masuk dalam ruang gelap

• Arus listrik: artefak hitam bergaris karena terpaparnya film oleh gelombang listrik

(20) Kelainan Patologis

a. Ukuran (hepatomegali) b. Bentuk (fraktur) c. Lokasi (hernia diafragma) d. Jumlah ( + digiti declaw) e. Marginasi (neoplasia) f. Radiopacity atau radiolucency (asites / hidro

thorax) (21) Density

(22) Interpretasi radiografi regio kepala leher

(23)Pemeriksaan/interpretasi kepala : -. Kesulitan tinggi -. Struktur kompleks -. Variasi ukuran tiap spesies -. Struktur kepala → simetris bilateral -. Abnormalitas : a. Fraktur b. Dislokasi c. Benda asing d. Keradangan e. Neoplasia

(24) 3 tipe bentuk kepala Anjing:

a. Brachycephalic:

b.

cavitas nasal mereduksi (lebih pendek), maxila pendek, mandibula panjang, cranium lebih besar seperti kubah (Pekingese, Boston Terrier, Yorkshire terrier, Pug, Bulldog) Mesaticephalic:

c.

cavitas nasal dengan cranium memiliki panjang yang hampir sama (Labrador) Dolichocephalic:

cavitas nasal lebih panjang daripada cranium (Collie, Irrish Setter)

(25) Fraktur Sering : fraktur mandibula -. Perdarahan → densitas jaringan lunak ↑

(26) Dislokasi Sering : persendian temporo-mandibular -. VD → pergeseran condylus mandibula dari procesus retroarticular

(27) Benda asing Benda asing radiopaque sangat mudah terdeteksi di kepala. Lokasi yang paling sering ditemukan: mulut, pharynx atau ruang hidung

(28) Ostemyelitis

Struktur tulang kepala hancur Mengeliling tulang yang mengalami peningkatan densitas (skelerosis). Fungal osteomyelitis → neoplasia

(29) Neoplasia a. Sangat jarang b. Anjing lebih sering terjadi daripada kucing c. Osteosarcoma → semua bagian/struktur tulang

kepala d. Tumor daerah superfisial → peradangan

jaringan lunak

(30) Interpretasi radiografi columna vertebralis

(31) Anatomi

Pada hewan kecil 50 tulang vertebrae

a. 7 tulang cervicalis b. 13 tulang thoracalis c. 7 tulang lumbal d. 3 tulang sacral dan tulang caudal

(coccygeal) yang jumlahnya bervariasi.

(kurang tahu yang 20 nya lagi kemana)

(32) Abnormalitas

a. Developmental anomalies b. Penyakit degeneratif

• Intervertebrae disc disease (IVDD) • Spondylosis

c. Hipervitaminosis A d. Kondisi infeksi e. Kondisi trauma f. Neoplasia

Developmental anomalies: Malformasi dari columna vertebralis yang bersifat kongenital Kongenital

(33) Intervertebral disc disease (IVDD) a. Chondrodystrophyc (kegagalan

pembentukan kartilago) pada jenis anjing: dachshunds, pekingese, basset hound, schnauzers, beagle

b. Penyakit pada disc → antara tulang vertebrae

c. Kejadian IVDD berupa : • kalsifikasi dari disc/discs • penyempitan jarak antar intervertebrae disc

(34) Spondylosis

Tulang baru bagian ventral korpus vertebrae dari intervertebrae disc spaces yang menyerupai jembatan . Causa tidak diketahui dengan pasti

(35) Hypervitaminosis A Intake vitamin A tinggi eksositosis vertebrae cervicalis dan vetrebrae thoracalis hingga seluruh vertebrae muncul gejala klinis berupa leher kaku, ataksia, paralisa.

Alat gerak, costae dan persendian dapat terlibat (osteodistrophy)

(36) Kondisi infeksius

a. Ostemyelitis (spondylitis): terlihat kerusakan tulang, reaksi periosteal, pembentukan tulang baru dengan skelerosis

b. Discospondylitis: proses peradangan yang melibatkan disc dan bagian belakang dari vertebrae (Spondylitis)

(37) Kondisi trauma

a. Fraktur: Tertabrak → korpus vertebrae lebih pendek dari normal

b. Dislokasi dan subluxatio: Jarak intervertebrae disc menyempit

(38) Neoplasia (pembelahan sel secara abnormal)

Jarang terjadi Osteosarcoma dan osteocondroma dengan lesi metastase. Biasanya bersifat destruktif dibandingkan proloferatif

(MBE)

MEDIA KONTRAS RADIOGRAFI

KONTRAS

Perbedaan 2 densitas dari 2 titik yg berbeda

Penambahan media kontras (positif /

negatif) meningkatkan perbedaan densitas

struktur anatomi

BAHAN KONTRAS

adl senyawa-senyawa yang digunakan untuk meningkatkan visualisasi (visibility) strukturinternal pada sebuah pencitraan diagnostic medik

Dipakai pada pencitraan dengan sinarX untuk meningkatkan daya attenuasi sinar-X (Bahan kontras positif) atau menurunkan daya attenuasi

TUJUAN BAHAN KONTRAS

Memberi bentuk / memperjelas organ

Sebagai alat bantu diagnostik

Pemakaian secara berlebihan samping butuh pengetahuan dosis

JENIS – JENIS KONTRAS

Kontras

Radiopaque

Radiolucent

Double contrast

MEDIA KONTRAS RADIOGRAFI

Perbedaan 2 densitas dari 2 titik yg berbeda

Penambahan media kontras (positif /

perbedaan densitas

senyawa yang digunakan untuk meningkatkan visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan

Dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk meningkatkan daya attenuasi

X (Bahan kontras positif) atau

TUJUAN BAHAN KONTRAS

ri bentuk / memperjelas organ

Sebagai alat bantu diagnostik

Pemakaian secara berlebihan efek butuh pengetahuan dosis

JENIS KONTRAS

Radiopaque

1. KONTRAS POSITIF SOLUBLE TERIONISASI

Sifat asam

No atom besar peningkatan warna radiopaque

Tdk boleh dilakukan pd sistem pernafasan & myelography

KI : pasien dehidrasi, hipersensitif iodine

Ex : Iothalamate, Diatrizoat

Aplikasi : sistem digesti, IV, VU, Urethra,

2. KONTRAS POSITIF SOLUBLE TIDAK TERIONISASI

Jarang rx alergi

Untuk myelography

Ex : Iohexol, iopamidol

Aplikasi = GI tract, intravascular vena arteri serta ekskretori urografi, VU, urethra, intraarticular, fistulografi, sialografi

3. KONTRAS POSITIF INSOLUBLE

BaSO4 no atom besar (serbuk, pasta, cairan)

Tract digesti

Lebih baik drpd iodine

KI : Perforasi tract digesti

Soluble (Terionisasi /

tdk dpt terionisasi)

Insoluble

KONTRAS POSITIF SOLUBLE

peningkatan warna

Tdk boleh dilakukan pd sistem pernafasan & myelography

KI : pasien dehidrasi, hipersensitif

Diatrizoat

Aplikasi : sistem digesti, IV, VU,

KONTRAS POSITIF SOLUBLE TIDAK

Aplikasi = GI tract, intravascular vena arteri serta ekskretori urografi, VU, urethra, intraarticular, fistulografi,

KONTRAS POSITIF INSOLUBLE

no atom besar (serbuk,

KI : Perforasi tract digesti

Penggunaan bahan Kontras Positif

Radiolucent

1. KONTRAS NEGATIF

Bayangan organ bentuk hitam

Ex : Udara, CO2, O2, NO2

Menyerap sedikit radiasi

NO2 CO2 lbh baik daripada udara biasa kelarutan tinggi emboli –

KI : Hemorrhagic cystitis

Double contrast

Perubahan struktur dinding organ

Bahan kontras positif + kontras negatif

Organ struktur berkantung

Ex : VU, lambung, large intestinal

Kontras Negatif Kontras positif

Gambar CYSTOGRAM VU

TEKNIK APLIKASI MEDIA KONTRAS

1. GI Tract ( Gastrografi )

A. ESOFAGUS (Oesophagram)

2 menit stlh pemberian BaSO4

Kontras cairan 30% atau 70%

Suspensi BaSo4 30% + pakan

Ruptur / perforasi water soluble contrast

Dosis : 3-5 ml/ kg BB PO

Ex : Gastrografin, Meglumin diatrizoat, sodium diatrizoat cair

B. LAMBUNG & USUS

Bahan kontras : Gastrografin, BaSO4 (25-30 % w/v)

Kontras negatif : udara, CO2, NO

Perforasi iodine oral

Dosis PO : BaSO4 5-10 ml/kg

Hypaque / Gastrografin 3 ml/kg

C. USUS BESAR

Media kontras : BaSO4 10-15 % w/v (10-20 m/kg )

Iodine oral (gastrografin/oral hypaque)

Gastrografi Lambung & usus

2. Urinari Tract

A. Ginjal

Media kontras : Tri iodine, meglumine diatrizoat, sodium diatrizoat

Intravenous Pyelogram (IVP)

Indikasi : Renal agenesis, Polyuria, BPH (benign prostatic hyperplasia), Congenital anomali (duplication of ureter & renal pelvis, ectopia kidney), Hydroneprosis, Pyelonepritis

Komplikasi : muntah, anafilaksis, hipotensi

KI : dehidrasi

Aplikasi IVP dg bahan kontras positif

B. Vesica Urinaria dan Urethra

Media kontras : Tri-iodine 30%

Aplikasi : Intra-VU (retrogade)

Bahan kontras non-opaque cukup sering digunakan

Teknik cystografi

Kontras positif : mendeteksi kebocoran atau ruptur traktus urunarius bagian bawah

Kontras negatif : memberi bentuk dan ukuran lumen VU

Double Kontras : perubahan struktur dinding

Gambar Media Kontras Ureter

3. Pneumoperitonografi

Rongga abdomen

Memperjelas ruang abdomen & organ

Bahan kontras negatif

4. ANGIOCARDIOGRAFI

Aplikasi media kontras pada sistem kardiovaskular

Memperlihatkan lintasan hati, pembuluh darah, paru-paru

Bahan kontras :

Hypaque 50%

Hypaque 75%

Renovist 69%

Renografin 76%

Onray

Angioconray

Jalur Pemberian Media Kontras

a. PO (barium meal)

per oral atau melalui mulut pasien dengan cara meminum atau menelan media kontras

BaSO4

b. Per anal

Barium enema untuk usus besar & usus halus

dengan bantuan rectal kateter

c. IV

umumnya media kontras iodium

injeksi IV

d. Intra arterial, intrathecal (tulang belakang) dan intraabdominally (hampir pada seluruh rongga tubuh atau ruang yang potensial)

Pemberian media kontras melalui injeksi intra arteri (i.a) dan lain sebagainya disesuaikan dengan objek yang akan diperiksa atau ruang yang potensial untuk memasukan media kontras

INTERPRETASI RADIOGRAFIREGIO THORAX

Drh Ajeng Aeka N., M.Sc

Pemeriksaan thorax meliputi pemeriksaan : trakea, paru-paru, jantung, esofagus, diagfragma, costae, ruang pleura, rongga thorax

Bagian yang terfoto mulai dari sternum hingga dorsal prosesus spinosus

Teranastesi kurang baik karena paru terpompa penuh dengan tekanan ventilasi positif (over ventilasi)

Posisi Pemotretan Regio ThoraxStandar pandang :1. Lateral

right-lateral recumbency lebih baik2. DV

jantung sangat baik3. VD

cavum pleura lebih baik4. Oblique

jaringan paru-paru

Indikasi Pemotretan -. Batuk-. Dyspnoe-. Gangguan cardiovaskuler-. Trauma thoracalis-. Kemungkinan neoplasia primer atau sekunder-. Lesi pada dinding rongga dada-. Regurgitasi-. Investigasi dengan gejala yang dideteksi melalui pemeriksaan fisikNB : cairan pada thorax → VD → dyspnoe

Inspirasi -. Meningkatkan kontras antara tiap struktur-. Peningkatan jarak antara siluet jantung dan diafragma-. Diafragma bergerak ke caudal-. Memperluas ruang thorax-. Pulmo terlihat lebih luas dan berisi-. Lebih radiolucent

Ekspirasi-. Jarak diafragma dan siluet jantung bertambah dekat-. Pulmo terlihat mengecil dan tidak terisi-. Detail vaskularisasi pulmonum hilang-. Terlihat lebih radiopaque

Interpretasi radiografi regio thorax1. Laring~Standar pandang lateral

~Terdiri dari -. Kartilago-. Tulang hyoidDV → sejajar vertebrae cervicalis → sulit terlihat

2. Trachea~Standar pandang lateral → arah sejajar vertebrae cervicalis dan thoracalis

• H: Os. Stylohyoid• I :Os Epihyoid• J : Os Ceratohyoid• K : Os Basihyoid• L : Os Thyrohyoid• 7 :Tracheal cartilago• 8 : Tracheal Lumen• 3 : Epiglotis • 16 : m.Thyro-

Crycopharyngeal• 17 : Eosophageal Lumen

~Daerah mediastinum cranial di sebelah kanan midline, dan sentral pada carina

Abnormalitas :-. Displasia (inflamasi/ neoplasia → DV)-. Trachea collapse (lumen sempit karena lemak > → Lat)-. Kalsifikasi (tracheal ring, years >)-. Obstruksi (foreign body)-. Neoplasia (pembesaran limfonodus)

3. Bronchi (cabang bronchi)~Carina trachea dibagi bronchi utama kanan dan kiri, bronchi utama terbagi bronchus sekunder cranial dan caudal

~Radiografi → hilus dari bronchi

4. Diafragma~Standar pandang : lateral recumbency, DV, VD~Abnormalitas : hernia diafragma~Inspirasi penuh

~Ekspirasi penuh

5. Paru-paru~Standar pandang : lateral, DV, VD~Densitas sulit dibedakan → vaskularisasi pulmonum → pengisian udara~Abnormalitas :-. Pneumoniaeksudat → struktur interstisial rapat, volume udara<, alveoli > radiopaque

22. Os. Thoracalis 123. Os. Thoracalis 1124. Os. Lumbalis 125. Proc. Spinosus32. Spina scapula

24. Os Sternum , 24a. Manubrium sternum, 24b. Proc. Xiphoideus

Lateral (lobus kanan)

Lateral (lobus kiri)

• 1. Right cranial lobe• 2. Left lobe‐cranial• cranial lobe portion (including• cupula pleura)• 3. Left cranial lobe‐caudal• portion• 4. Right middle lobe• 5. Right caudal lobe• 6. Left caudal lobe• 7. Accessory lobe

Skematis radiografi thorax

6. Pleura~Standar pandang : DV, VD, lateral, lateral berdiri~Membran yang menutupi paru-paru dan garis di cavum thorax, berisi cairan tipis~ terdapat 2 bentuk saccus :-. Viscera pleura : menutupi setiap paru-paru-. Parietal pleura : menutupi ruang pleura

~Abnormalitas :-. Penebalan pleura-. Neoplasia-. Pneumothorax

7. Mediastinum~Standar pandang : lateral, DV, VD~Ruang diantara 2 saccus pleura, terbagi cranial (di depan jantung), medial (di bagian isi jantung), dan caudal (di belakang jantung)~Struktur mediastinum berupa densitas jaringan halus yang tidak dapat dibedakan dengan jaringan lain dalam keadaan normal

~Abnormalitas :-. Displasia mediastinum-. Pneumomediastinum

8. Jantung~Bentuk normal → kerucut terletak oblique

dorso-cranial : hilus ventro-caudal : apex

Kucing

Anjing

Kucing :- Kapasitas paru-paru lebih luas- Jantung terlihat lebih kecil- Rongga thorax lebih kecil- Jantung (vertikal) lebih horizontal

(posisi lateral), lebih memanjang (VD)- Lateral terlihat cranial vena cava,

caudal vena cava, edan arcus aorta

Arteri pulmonalisCabang arteri pulmonalis muncul pada conus arteri dari ventrikel kanan

Arteri pulmonalis kanan berjalanmenyeberang pada bagian dasar jantung untuk mencapai sisi kanan dari thorax

AortaAorta meninggalkan ventrikel kiri dekat pusatBagian awal lebih terletak dalam pericardium : aorta ascendenTerbentuk U dalam pericardium : arcus aorta

paru lebih luas

) lebih horizontal (posisi lateral), lebih memanjang (VD)Lateral terlihat cranial vena cava, caudal vena cava, edan arcus aorta

Cabang arteri pulmonalis muncul pada

Arteri pulmonalis kanan berjalan oblique menyeberang pada bagian dasar jantung untuk mencapai sisi kanan dari thorax

Aorta meninggalkan ventrikel kiri dekat

Bagian awal lebih terletak dalam

Terbentuk U dalam pericardium : arcus

PerikardiumKantong fibroserosa yang kuat di sekitar jantung

Cara menghitung jantung normal

rumus perbandingan :RH: LH = 3 : 2HH : HC = 2 : 3

AB : CCB = 4 : 3RH : jantung kananLH : jantung kiri

HH : jarak basis sampai apexHC : jarak batas atas sampai

thorax

Pengukuran jantung (Lateral)-. Intercostae space method (horizontal plane) “ICS”-. Apex to vertebrae column distance inline with carina (vertical plane)-. Vertebrae heart size “VHS”

Intercostae space method-. Intercostae space < 3,5

ras brachiocephalic, anjing muda, ras anjing kecil

-. Intercostae space < 3anjing remaja

-. Intercostae space < 2,5anjing dengan rongga thorax besar

(german shepard, doberman, collie)

Kantong fibroserosa yang kuat di sekitar

Cara menghitung jantung normal

HH : jarak basis sampai apexatas sampai bawah rongga

Pengukuran jantung (Lateral). Intercostae space method (horizontal

. Apex to vertebrae column distance inline

. Vertebrae heart size “VHS”

jing dengan rongga thorax besarshepard, doberman, collie)

Apex to vertebrae column distance inline with carina

A + BA ± 1/3 sampai ¼B ± 2/3 sampai ¾ Perbesaran-. Trachea sejajar dengan columna vertebralis-. Jarak vertikal dari apek jantung ke carina meningkat

Vertebrae heart size (VHS) → Buchanan dan Bucheler (1995)

Mengukur lebar dan tinggi jantung dan dibandingkan dengan panjang badan vertebrae-. Bebas dari respirasi-. Bebas posisi jantung pada rongga thorax-. Tidak ada perbedaan rebah kanan atau kiri-. Sensitivitas ↓

-. VHS normal belum tentu tanpa perbesaran jantung

-. ada kemungkinan penyakit jantung tanpa disertai perbesaran ukuran jantung

Dieu nous bénisse tous amin