radiologi final.pdf
-
Upload
anissacahyaningbulan -
Category
Documents
-
view
481 -
download
3
Transcript of radiologi final.pdf
Film Processing dalam Radiologi drh. M. Arfan Lesmana, MSc. Image receptors
• Cassette merupakan casing/ pembungkus dari film yang bersifat lightproof
• 2 lembar plastik fluorescent (intensifying screen) meng-sandwich film berfungsi mengubah cahaya x-ray menjadi cahaya yang terlihat
• 95% image yang diterima film berasal dari intensifying screen dan 5% dari ionisasi x-ray
Komposisi film
• Transparent polyester base = flexible support
• Emulsi = gelatin yang mengandung mikro Kristal silver halide Silver halide = senyawa silver dan bromide, chlorine dan iodine. Sering digunakan silver bromide
• Protective coating = menurunkan kemungkinan kerusakan emulsi Latent image Silver halide menyerap energi dari cahaya yang terlihat dan terbentuk latent image
Film proccessing
• Larutan dalam film-processing • Teknik melakukan film-processing
Ruang gelap Syarat ruang gelap
• Bersih • Terorganisasi • Bebas dari cahaya
• Relatif dingin dengan kelembababan rendah • Hanya digunakan untuk film processing
Ruang Gelap terdiri dari 2 bagian: • Sisi kering (pemasangan dan pelepasan
kaset) • Sisi gelap (pemrosesan film secara kimia)
• Hanger film klip • Hanger film channel
Darkroom lightproofing
• Adaptasi mata selama 5 menit • pintu masuk sering menjadi permasalahan • Cat tembok berwarna putih/creamy
Darkroom Safelight
• Tidak ada cahaya yang selalu ‘safe’ • Cahaya yang tidak mempengaruhi dari film
• Radiographic Film sensitive terhadap sinar ultraviolet
• Lampu 15 watt atau kurang • Spesial filter untuk eliminasi spectrum hijau
dan biru • Jarak antara area kerja dengan lampu tidak
kurang dari 4 feet • Perlu uji coba kinerja safelight
5 langkah dasar Film-Processing
1. Developing 2. Rinsing/stop bath 3. Fixing 4. Washing 5. Drying
Developer • Mengubah image yang tersembunyi
pada film menjadi image yang terlihat • Mengubah Kristal silver halide yang
terekspos black metallic silver Ada dua macam metode developing • Berdasarkan waktu • Berdasarkan inspeksi
Larutan developer terdiri dari • Developing agents: hydroquinone atau
phenidone, tidak memiliki efek pada Kristal silver halide yang tidak terekspos
• Accelerators: meningkatkan aktivitas developer contoh potassium carbonate dan sodium carbonate
• Preservatives: mencegah oksidasi terlalu cepat
• Restrainers: membatasi aksi dari agen developer pada Kristal silver bromide
• Hardeners: pada mesin otomatis, mengeraskan film pada saat processing dan mencegah pengembangan yang berlebihan
• Pelarut: untuk melarutkan zat kimia Rinsing
• Menghentikan reaksi developer • Mencegah larutan developer (alkalis)
bercampur pada larutan fixer (asam)
• Tidak diperlukan pada mesin processing otomatis
• Normalnya dialirkan dengan air selama 30 detik Fixing
• Menghilangkan silver halide yang tidak terekspos
• Mengeraskan lapisan gelatin Larutan fixing terdiri dari:
• Clearing: melarutkan dan menghilangkan Kristal silver halide yang tidak terekspos contoh sodium thiosulfate dan ammonium thiosulfate
• Preservatives: sodium sulfite sebagai pencegah dekomposisi dari agen fixing
• Hardeners: seperti garam alumunium mencegah pengembangan dan pelunakan yang berlebihan
• Acidifiers: mempercepat reaksi dari bahan kimia lain dan menetralisir developer alkalis yang terbawa
• Buffers: untuk mempertahankan pH • Pelarut: melarutkan bahan lain dan
membantu agen fixing berdifusi ke lapisan emulsi dari film Washing
• Menghilangkan bahan kimia dari permukaan film
• Dibilas dengan air mengalir, selama 20-30 menit Penggantian larutan film-processing
• Jika berubah warna • Larutan fixing lebih banyak memerlukan
penggantian • Secara umum penggantian setiap 4 – 6
minggu Pertumbuhan bakteri dan jamur
• Menyebabkan korosif pada permukaan tanki, artifact pada film Pengendalian
• Tanki dikeringkan dan dibersihkan menggunakan 1% chlorine bleach + air Prosedur manual film processing
• Membutuhkan waktu 1 jam • Tanki larutan film-processing dimulai dari
kiri ke kanan Prosedur: Persiapan
• Larutan kimia yang digunakan disesuaikan suhunya (20°C)
• Diaduk terlebih dahulu • White lights diganti dengan safelight
Unloading the cassete
• Mengeluarkan film dari cassete secara hati-hati tidak menggunakan kuku jari tangan
Memasang film pada hanger
Mencelupkan film ke larutan setelah di celup 3x, developer selama 5 menit
Membilas Film
Fixing the Film
• Ditiriskan dari air, kemudian dicelup 3x sebelum di rendam pada larutan fixer (2x waktu developer/kurang lebih 10 menit)
Mencuci film
• Selama 20-30 menit dengan air (kecepatan air 8x mengisi ulang tanki perjam) Optional final rinse
• Wetting agent mempercepat pengeringan dan mencegah watermark Pengeringan film
• Dikeringkan pada area bebas debu
Automatic Film-Processing Keunggulan
• Hasil radiografi yang konsisten • Menghasilkan hasil radiograf yang kering
dengan waktu yang relatif pendek • Mengurangi jumlah waktu pekerja • Diperlukan ruang gelap yang relatif lebih
kecil Kekurangan
• Harga relatif mahal • Memerlukan maintenance dan service
Drh. iman POSISI PEMOTRETAN RADIOGRAFI Terdiri dari: Persiapan pengambilan gambar. Posisi /standar pandang. Posisi pemotretan regio kepala leher. Posisi pemotretan regio thorax. Posisi pemotretan regio abdomen. Posisi pemotretan regio extremitas. Posisi pemotretan regio tulang punggung.
Syarat pengambilan gambar: Bulu harus bersih dan kering. Tali kekang, ikat leher, balutan dilepas. Restrain hewan. Siapkan alat pelindung (apron, gloves,
pelindung leher). Penguasaan teknik pengukuran sebelum
pemotretan. Standar pandang yang biasa digunakan Cranio-caudal (CC). Latero-medial (LM). Ventro-dorsal (VD). Dorso-ventral (DV). Oblique.
Posisi pemotretan regio kepala-leher Dapat dilakukan melalui posisi : Posisi lateral. Posisi dorso-ventral. Posisi ventro-dorsal. Posisi lateral-oblique. Posisi rostro-caudal. Posisi rostro-caudal dengan mulut terbuka.
Kegunaannya Melihat trauma pada tengkorak. Melihat anomali kongenital yang
menyebabkan neurologis abnormal. Melihat kebengkakan yang disebabkan
infeksi atau neoplasia. Posisi pemotretan regio kepala-leher
POSISI PEMOTRETAN TELINGA DAN TEMPORO-MANDIBULAR. Posisi yang digunakan : Dorso-ventral. Latero-oblique. Rostro caudal mulut terbuka.
Tujuan : Melihat abses karena infeksi/neoplasia. Penyakit telinga. Abnormal temporo-mandibular joint.
POSISI PEMOTRETAN TELINGA DAN TEMPORO-MANDIBULAR.
POSISI PEMOTRETAN CAVUM-ORAL. Posisi yang digunakan : Lateral oblique. Ventro-dorsal intra oral. Dorso-ventral intra oral.
Tujuan : Melihat fraktura mandibula. Melihat penyakit gigi. Melihat discardge sinus karena infeksi.
Melihat anomali kongenital pada mandibula dan gigi.
Unuk diagnosa dan evaluasi preoperativ neoplacia POSISI PEMOTRETAN CAVUM-ORAL
POSISI PEMOTRETAN CAVUM-NASAL Posisi yang digunakan : Lateral. Dorso ventral intra oral. Rostro caudal. 20° ventro dorsal open mouth.
Tujuan : Trauma pada nasal. Melihat kejadian epistaxis. Melihat abses pada hidung. Melihat akut /khronis discharge nasal.
POSISI PEMOTRETAN CAVUM-NASAL
POSISI PEMOTRETAN LARYNG DAN PHARYNG. Posisi yang digunakan: Lateral. Ventro dorsal.
Tujuan: Melihat batuk, penyumbatan. Kesulitan menelan. Adanya penyumbatan pada area cervicalis
bawah. Adanya massa pharingeal atau laryngeal.
POSISI PEMOTRETAN ESOPHAGUS. Posisi yang digunakan: Lateral.
Tujuan: Melihat regurgitasi. Melihat kesulitan menelan. Melihat myasthenia gravis.
POSISI PEMOTRETAN ESOPHAGUS
POSISI PEMOTRETAN TRACHEA Posisi yang digunakan : Lateral. Rostro caudal.
Tujuan: Melihat dypsnoe, batuk. Melihat kolaps yang berhubungan dengan
cyanosis.
POSISI PEMOTRETAN THORAX Posisi yang digunakan: Lateral. Dorso ventral. Ventro dorsal. Oblique.
Tujuan: Melihat batuk, dypsnoe, regurgitasi,
neoplasia. Melihat trauma thoracalis. Penyakit cardio vaskular.
POSISI PEMOTRETAN THORAX
POSISI PEMOTRETAN ABDOMEN Yang bisa dilihat adalah : Traktus gastro intestinal. Traktus urinarius. Rongga peritonium. Kadang-kadang menggunakan bahan
kontras. Penggunaan grid, jika ketebalan lebih dari
10 cm.
TUJUAN PEMOTRETAN ABDOMEN: Muntah berkepanjangan. Rasa sakit pada regio abdominal. Hematuria, dysuria. Evaluasi pada massa abdomen. Tenesmus. Jaundice. Diarhea persisten. Evaluasi adanya kebengkakan.
POSISI PEMOTRETAN ABDOMEN.
PEMOTRETRAN EXREMITAS/SKELETAL Tujuan: Pre dan post operatif kasus fraktura. Pincang akut dan kronis. Bengkak pada tulang dan sendi. Kesakitan pada skeletal. Hipdysplasia.
Posisi: Bahu: lateral, caudo cranial. Siku: medio lateral, cranio kaudal. Karpus: medio lateral, cranio kaudal,
oblique. Hip dan pelvis: lateral dan ventro dorsal. Femur, tl pelvis, persendian lutut : medio
lateral femur, cranio caudal, caudo cranial lutut, dorso ventral patella, medio lateral tarsus, caudo cranial tarsus, oblique tarsus.
PEMOTRETRAN EXREMITAS/SKELETAL
PEMOTRETAN TULANG PUNGGUNG (SPINE) Pengambilan gambar dalam keadaan
teranasthesi. Sebagian besar yang mngalami trauma di tl
punggung mengalami : paresis, parsial paralisa, paralisa total.
Tujuan: Gangguan persendian punggung/antar tl
persendian , baik akut atau khronis. Radang persendian punggung. Patah tulang, luksasio. Tumor. Perubahan perubahan degeneratif.
Posisi: Lateral. Ventro dorsal.
PEMOTRETAN TULANG PUNGGUNG (SPINE)
Drh. Iman PEMBACAAN HASIL RADIOGRAFI PADA RONGGA ABDOMEN.
• Meliputi: • Pembacaan radiografi esophagus . • Pembacaan radiografi lambung. • Pembacaan radiografi usus halus. • Pembacaan radiografi usus besar. • Pembacaan radiografi traktus
urinarius. PEMBACAAN HASIL RADIOLOGI PADA TRAKTUS URINARIUS
Meliputi: Pemeriksaan radiografi ginjal. Pemeriksaan radiografi ureter. Pemeriksaan radiografi vesica
urinaria. Pemeriksaan radiografi uretra. Pemeriksaan radiografi sistem
genitalia. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI:
Perbedaan kerapatan antara satu organ dengan organ yang lainnya.
Banyaknya lemak dalam abdomen. Pergerakan pasien selama pemotretan. Ketebalan hewan.
Posisi Right-lateral. Left-lateral. Ventro-dorsal. Dorso-ventral.
INDIKASI PEMERIKSAAN TRAKTUS GASTROINTESTINAL
Adanya obstruksi oleh benda asing non radiopaque(pakan. karet, massa tumor).
Gangguan pada dinding traktus alimentarius seperti dilatasi oesophagus,pembesaran lambung oleh stenosis pylorus.
Luka pada dinding traktus alimentarius seperti neoplasia, ulcer.
Dislokasio traktus alimenarius akibat adanya massa intra abdominal atau ruptur diafragma.
RADIOGRAFI ESOPHAGUS
Untuk melihat fungsi dan morphologi. Fungsi esophagus : dengan bahan kontras
barium sulfat dalam bentuk suspensi atau udara.
Morphologi esophagus: double kontras dengan barium sulfat dan udara.
Anatominya: pertengahan vertebrae cervicalis pertama,dan berakhir masuk ke lambung, dileher naik kearah sisi kiri, saat masuk kethorax terletak dikiri trachea.
INDIKASI KHUSUS
Regurgitasi makanan yang tidak tercerna. Penyumbatan atau muntah akut. Salivasi yang berlebihan.
Perubahan tingkah laku makan dan minum Arah kecurigaan
Adanya masa di dinding esophagus. Regurgitasi/vomit. Divertikulum dinding esophagus. Robek/ruptur esophagus. Dislokasio esophagus. Hernia/invaginasi gastroesophagus. Adanya benda asing dalam esophagus.
RADIOGRAFI LAMBUNG (GASTROGRAPHY)
Tanpa bahan kontras : hewan dipuasakan 18 -24 jam dan utk air jangan diberikan 3-4 jam sebelum pemotretan.
Dengan bahan kontras: barium sulfat 30% sampai 60%.
Posisi yang digunakan: left lateral, right lateral, ventro dorsal, dorso ventral, oblique
Left lateral: terlihat fundus dan body lambung.
Posisi right lateral : pylorus antrum. Posisi ventro dorsal barium berakumulasi di
cardiac dan fundus. Posisi dorso ventral barium bergravitasi
pada body dan pylorus antrum. Posisi dorso ventral kanan oblique terlihat
pylorus. Tujuan radiografi lambung
Mempelajari morfologi dan fungsi lambung. Morfologi melihat karakter dan lokasi
dinding lambung . Fungsi lambung melihat motilitas lambung
dan fungsi pilorus dalam menentukan waktu dari mulai sampai berakhirnya pengosongan lambung.
Beberapa indikasi
Pembesaran lambung dan sulit menelan yang khronis : Terjadinya obstruksi di saluran pilorus.
Dilatasi lambung berisi gas: torsio lambung. Adanya benda asing di lambung. Dislokasio lambung.
Radiografi usus halus Sebelum dilakukan radiografi biasa, pasien
dipuasakan dulu selama 24 jam. Radiografi biasa, dari lateral dan VD ,
terlihat adanya campuran gas dan ingesta ( kucing gasnya lebih sedikit daripada anjing).
Dengan bahan kontras: barium sulfat lebih encer dengan konsentrasi 25%, atau 12 ml/kgBB.
Waktu pemberian barium, melalui intestine dan mencapai colon: 1 sampai 4 jam. Indikasi
Bila pergerakan barium dalam lumen intestine bertambah cepat , kemungkinan terjadi enteritis akut.
Bila pergerakan barium diperlambat: karena shock, kolaps, sedasi yang kuat.
Radiografi biasa: adanya penyebaran sedikit atau akumulasi gas, menunjukkan normal, bila gas bertambah, tandanya adanya obstruksi.
Terlihat perpindahan intestine ke thorax adalah hernia diaphragmatika.
Terlihat masuk ke dalam kantung hernia. Radiografi usus besar
Pemberian barium yang terbaik melalui anus.
Konsentrasi barium 15-20% , dengan dosis 20-30 ml/kgBB.
Diberikan anesthesi umum. Untuk pemeriksaan yang detail , semua
feces dan gas dikeluarkan ( tidak harus dipuasakan ).
Posisi : Lateral , ventro dorsal. Beberapa indikasi
Adanya massa feces yang keras dalam colon dan rektum.
Megacolon(hischprung disease),terjadi dilatasi dan hypertrofi colon karena konstipasi.
Benda asing dalam colon dan rectum. .Atresia rektum/anus karena congenital.
Radiografi hati dan limfa
Hati terletak tepat di caudal menempel diafragma.
Caudal hati terdapat lambung,karena kedua jenis ini memiliki kerapatan(densitas) yang sama sehingga seringkali menyulitkan saat menentukan marginasi antara keduanya.
Pada anjing, radiografi untuk limpa menunjukkan posisi yang baik.
Pada kucing, limpa sulit diidentifikasi.
RADIOGRAFI TRAKTUS URINARIUS(UROGRAFI)
Meliputi: ginjal, ureter, vesica urinaria, uretra, kelenjar prostat, os penis.
GINJAL. Bentuk anotomi ginjal seperti biji kacang
dengan arah oblique-cranioventral. Ginjal kanan berada dekat columna
vertebralis anara vertebrae thoracalis ke-13 sampai lumbalis ke-3.
Ginjal kiri posisinya antara vertebrae lumbalis ke-2 sampai ke-5.
Ginjal normal anjing kira-kira 2,5-3,5 kali panjang vertebrae lumbalis ke-2 sedang kucing 2 x panjang lumbal 2.
Indikasi: menentukan ukuran, bentuk, lokasi dan intregitas ginjal, termasuk keberadaan sisem pengumpulan urine di ginjal. Menentukan ukuran, bentuk dan lokasi ureter dan akifitas peristaltik ureer.
Radiografi ureter
Dengan radiografi biasa, ureter tidak akan terlihat.
Ureter akan terlihat dengan penggunaan bahan kontras yang dimasukkan melalui intravenous pyelografi.
Indikasi pemeriksaan radiografi ureter antara lain:
Congenital ureter. Calculi ureter. Hidroureter akibat adanya blok/hambatan
oleh batu ginjal dalam ureter yang merusak dinding ureter.
Radiografi vesika urinaria (VU)
Dilakukan dengan cara injeksi IV yang akan diekskresikan melalui ginjal dan ureter.
Atau injeksi aboral (intra-uretra) dengan bahan kontras positif, udara atau kombinasinya.
RADIOGRAFI URETRA (URETHROGRAPHY) Teknik radiografi melalui retrograde/aboral-
intrauretra atau double kontras.
Radiografi uretra dengan bahan kontras akan tergambarkan halus, prostat uretralis sedikit melebar dibandingkan dengan eksrapelvisrenalis.
Secara normal bahan kontras tidak akan masuk kedalam duktus prostat atau jaringan kelenjar.
Radiografi sistem genitalia Jantan: Radiografi organ hewan jantan yang
diperiksa adalah penis, kelenjar prosat dan testes.
Betina: Uterus terdiri dari leher, body dan kedua
tanduk uterus. Kedua tanduk tersebut berada pada ruang abdomen, body sebagai dalam abdomen dan sebagian lagi di pelvis.
Interpretasi Radiografi Regio Kepala-Leher dan Columna Vertebralis (Drh. Ajeng Aeka N., M.Sc) (1) Posisi pemotretan regio kepala leher Standar pandanga. Cranio-caudal (CC atau CrCd)
secara umum yang lazim dipakai :
b. Lateral c. Ventro-dorsal (VD) d. Dorso-ventral (DV) e. Oblique
(2) Persiapan pengambilan radiografi :
• Bulu harus bersih dan kering • Tali kekang, ikat leher, balutan dilepas • Restrain hewan • Menggunakan alat proteksi radiasi (apron,
gloves, pelindung leher (tiroid)) • Teknik pengukuran sebelum pemotretan
-. Jarak pasien dengan mesin -. Kontrol panen pada mesin -. Jarak mesin dengan kaset film -. Ketebalan objek -. Jenis atau sifat pemotretan -. Penggunaan media kontras (3) Pengambilan gambar pada calvarium (calvarium: bagian dari ossa kranium yang membungkus rongga tempat otak berada. Jadi dapat dibilang calvarium adalah bagian ossa kranium selain bagian rahang dan muka )
Pink: calvarium Tujuan :
• Trauma pada tengkorak • Anomali kongenital yang menyebabkan
neurologis abnormal • Kebengkakan yang disebabkan infeksi atau
neoplasia • Gejala neurologis yang berhubungan
dengan CNS dan nervus cranial Posisi pemotretan calvarium :
• Standar pandang lateral • Standar pandang dorso-ventral • Standar pandang ventro-dorsal • Standar pandang lateral-oblique • Standar pandang rostro-caudal • Standar pandang rostro-caudal dengan
mulut terbuka Dorso ventral
Rostro caudal (Mulut terbuka)
(4) Pengambilan Gambar Cavum oral (Rongga Mulut)
Tujuan :
• Fraktur mandibula • Penyakit gigi • Discharge sinus karena infeksi • Anomali kongenital pada mandibula atau
gigi • Untuk diagnosa dan evaluasi pre-operatif
neoplasia Posisi :
• Lateral oblique • Ventro-dorsal intra oral • Dorso-ventral intra oral
Lateral Oblique
Ventro Dorsal Intra Oral
(5) Posisi Pemotretan Cavum Nasal (Rongga Hidung)
Tujuan :
• Trauma pada nasal • Epistaxis (reccurent atau intermitten) • Melihat abses pada hidung • Bersin atau gangguan cavum nasal • Akut / kronis nasal discharge • Bengkak
Posisi : • Lateral • Dorso ventral intra oral • Rostro caudal • 20° ventro dorsal mulut terbuka
Lateral
20⁰ ventral dorsal mulut Terbuka
(6) Posisi Pemotretan Pharing dan laring Tujuan :
• Batuk, penyumbatan, muntah • Dysfagia • Penyumbatan area cervicalis bagian bawah • Massa pharingeal atau laryngeal
Posisi : • Lateral • Ventro dorsal
Lateral
Ventro Dorsal
(7) Posisi Pemotretan Esofagus Tujuan :
• Regurgitasi • Dysphagia • Myasthenia gravis • Diagnosa feline dysautnomia
Posisi : • Lateral
Lateral
(8) Posisi Pemotretan Trachea Tujuan :
• Dypsnoe, batuk • Kolaps yang berhubungan dengan cyanosis • Gangguan ekspirasi dan inspirasi
Posisi : • Lateral • Tangential rostro caudal
Lateral (menarik kepala dan leher sepanjang mungkin)
Tangential rostro caudal (Kepala ditarik keatas dan kebelakang)
(9) Posisi pemotretan columna vertebralis a. Pasien sebaiknya anastesi atau sedasi b. kontraindikasi trauma c. Trauma vertebrae (paresis, paralisis
sebagian, paralisis total) Tujuan : • Gangguan persendian punggung
(intervertebrae) akut atau kronis • Radang persendian punggung
(intervertebrae) discitis, spondylitis, discospondylitis • Patah tulang, luksasio • Neoplasia • Perubahan degeneratif • Lesi kongenital • Instabilitas vertebrae Posisi : • Lateral • Ventro dorsal Standar pandang : Anjing kecil atau kucing lateral titik tengah C3-4, T6-7, L3-4 Anjing besar (+) T-L, L-S C: cervical T: Thoracic L: Lumbal S: Sacral (10) Posisi pemotretan Occipitoatlantoaxial (Sambungan kepala leher)
Lateral (posisi netral)
Ventro dorsal
(11) Posisi Pemotretan Cervicalis
Lateral (titik tengah C3-4 dan C6-T1)
Ventro Dorsal (titik tengah C3-4)
(12) Posisi Pemotretan Thoracalis
Lateral (titik tengah T6-7)
Ventro dorsal (T6-7)
(13) Posisi Pemotretan Lumbar Lateral (titik tengah L3-4)
Ventro dorsal (titik tengah L3-4)
(14) Posis Pemotretan Lumbo sacral
Lateral
Ventro dorsal (pancaran sinar x caudo cranial)
(15) Interpretasi radiografi
a. Anamnesa (sejarah kasus), sinyalemen b. Pemeriksaan fisik c. Teknik radiografi yang benar d. Evaluasi radiograf (16) Sinyalemen, Anamnesa, dan pemeriksaan fisik
Sinyalemen : • Jenis hewan • Ras • Jenis kelamin • Umur • Tanda khusus Pemeriksaan fisik • Langkah konfirmasi • Perlu dan tidak radiografi • Penentuan area
(17) Prosedur radiografi dan pengamatan radiografi yang benar
-. Pengambilan yang buruk -. Prosedur tidak tepat -. Minimal 2 pengambilan gambar standar radiografi -. Posisi pengambilan gambar harus ada (tanda L (left) atau R (right)) -. Pengamatan menggunakan iluminator dengan posisi : a. Lateral →kranial diletakkan di sisi kiri b. VD/ DV → kranial di atas, bagian kiri
diletakkan di kanan.
(18) Evaluasi radiografi -. Tenang dan ruangan gelap -. Pencahayaan iluminator yang cukup -. Cek tanggal pembuatan -. Pendekatan secara sistem/ organ/ regio -. Setiap bayangan dievaluasi dan dijelaskan : a. Bentuk normal anatomi b. Bagian dari superimposisi c. Artefak d. Patologis e. Diferensial diagnosa → khas
(19) Artefak
(Artefak: suatu benda atau bentukan yang normalnya tidak ada namun muncul akibat adanya faktor eksternal atau buatan manusia) Karena: a. Kesalahan pengambilan foto b. Kesalahan saat pemrosesan film Seperti: • Pemotretan ganda (double exposure) • Volume cairan di dalam tangki prosessing
terlalu sedikit • Pergerakkan pasien → blurred image • Upside down cassette (cassette terbalik) • Kabut “light fog”: artefak hitam karena
kebocoran sinar yang masuk dalam ruang gelap
• Arus listrik: artefak hitam bergaris karena terpaparnya film oleh gelombang listrik
(20) Kelainan Patologis
a. Ukuran (hepatomegali) b. Bentuk (fraktur) c. Lokasi (hernia diafragma) d. Jumlah ( + digiti declaw) e. Marginasi (neoplasia) f. Radiopacity atau radiolucency (asites / hidro
thorax) (21) Density
(22) Interpretasi radiografi regio kepala leher
(23)Pemeriksaan/interpretasi kepala : -. Kesulitan tinggi -. Struktur kompleks -. Variasi ukuran tiap spesies -. Struktur kepala → simetris bilateral -. Abnormalitas : a. Fraktur b. Dislokasi c. Benda asing d. Keradangan e. Neoplasia
(24) 3 tipe bentuk kepala Anjing:
a. Brachycephalic:
b.
cavitas nasal mereduksi (lebih pendek), maxila pendek, mandibula panjang, cranium lebih besar seperti kubah (Pekingese, Boston Terrier, Yorkshire terrier, Pug, Bulldog) Mesaticephalic:
c.
cavitas nasal dengan cranium memiliki panjang yang hampir sama (Labrador) Dolichocephalic:
cavitas nasal lebih panjang daripada cranium (Collie, Irrish Setter)
(25) Fraktur Sering : fraktur mandibula -. Perdarahan → densitas jaringan lunak ↑
(26) Dislokasi Sering : persendian temporo-mandibular -. VD → pergeseran condylus mandibula dari procesus retroarticular
(27) Benda asing Benda asing radiopaque sangat mudah terdeteksi di kepala. Lokasi yang paling sering ditemukan: mulut, pharynx atau ruang hidung
(28) Ostemyelitis
Struktur tulang kepala hancur Mengeliling tulang yang mengalami peningkatan densitas (skelerosis). Fungal osteomyelitis → neoplasia
(29) Neoplasia a. Sangat jarang b. Anjing lebih sering terjadi daripada kucing c. Osteosarcoma → semua bagian/struktur tulang
kepala d. Tumor daerah superfisial → peradangan
jaringan lunak
(30) Interpretasi radiografi columna vertebralis
(31) Anatomi
Pada hewan kecil 50 tulang vertebrae
a. 7 tulang cervicalis b. 13 tulang thoracalis c. 7 tulang lumbal d. 3 tulang sacral dan tulang caudal
(coccygeal) yang jumlahnya bervariasi.
(kurang tahu yang 20 nya lagi kemana)
(32) Abnormalitas
a. Developmental anomalies b. Penyakit degeneratif
• Intervertebrae disc disease (IVDD) • Spondylosis
c. Hipervitaminosis A d. Kondisi infeksi e. Kondisi trauma f. Neoplasia
Developmental anomalies: Malformasi dari columna vertebralis yang bersifat kongenital Kongenital
(33) Intervertebral disc disease (IVDD) a. Chondrodystrophyc (kegagalan
pembentukan kartilago) pada jenis anjing: dachshunds, pekingese, basset hound, schnauzers, beagle
b. Penyakit pada disc → antara tulang vertebrae
c. Kejadian IVDD berupa : • kalsifikasi dari disc/discs • penyempitan jarak antar intervertebrae disc
(34) Spondylosis
Tulang baru bagian ventral korpus vertebrae dari intervertebrae disc spaces yang menyerupai jembatan . Causa tidak diketahui dengan pasti
(35) Hypervitaminosis A Intake vitamin A tinggi eksositosis vertebrae cervicalis dan vetrebrae thoracalis hingga seluruh vertebrae muncul gejala klinis berupa leher kaku, ataksia, paralisa.
Alat gerak, costae dan persendian dapat terlibat (osteodistrophy)
(36) Kondisi infeksius
a. Ostemyelitis (spondylitis): terlihat kerusakan tulang, reaksi periosteal, pembentukan tulang baru dengan skelerosis
b. Discospondylitis: proses peradangan yang melibatkan disc dan bagian belakang dari vertebrae (Spondylitis)
(37) Kondisi trauma
a. Fraktur: Tertabrak → korpus vertebrae lebih pendek dari normal
b. Dislokasi dan subluxatio: Jarak intervertebrae disc menyempit
(38) Neoplasia (pembelahan sel secara abnormal)
Jarang terjadi Osteosarcoma dan osteocondroma dengan lesi metastase. Biasanya bersifat destruktif dibandingkan proloferatif
(MBE)
MEDIA KONTRAS RADIOGRAFI
KONTRAS
Perbedaan 2 densitas dari 2 titik yg berbeda
Penambahan media kontras (positif /
negatif) meningkatkan perbedaan densitas
struktur anatomi
BAHAN KONTRAS
adl senyawa-senyawa yang digunakan untuk meningkatkan visualisasi (visibility) strukturinternal pada sebuah pencitraan diagnostic medik
Dipakai pada pencitraan dengan sinarX untuk meningkatkan daya attenuasi sinar-X (Bahan kontras positif) atau menurunkan daya attenuasi
TUJUAN BAHAN KONTRAS
Memberi bentuk / memperjelas organ
Sebagai alat bantu diagnostik
Pemakaian secara berlebihan samping butuh pengetahuan dosis
JENIS – JENIS KONTRAS
Kontras
Radiopaque
Radiolucent
Double contrast
MEDIA KONTRAS RADIOGRAFI
Perbedaan 2 densitas dari 2 titik yg berbeda
Penambahan media kontras (positif /
perbedaan densitas
senyawa yang digunakan untuk meningkatkan visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan
Dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk meningkatkan daya attenuasi
X (Bahan kontras positif) atau
TUJUAN BAHAN KONTRAS
ri bentuk / memperjelas organ
Sebagai alat bantu diagnostik
Pemakaian secara berlebihan efek butuh pengetahuan dosis
JENIS KONTRAS
Radiopaque
1. KONTRAS POSITIF SOLUBLE TERIONISASI
Sifat asam
No atom besar peningkatan warna radiopaque
Tdk boleh dilakukan pd sistem pernafasan & myelography
KI : pasien dehidrasi, hipersensitif iodine
Ex : Iothalamate, Diatrizoat
Aplikasi : sistem digesti, IV, VU, Urethra,
2. KONTRAS POSITIF SOLUBLE TIDAK TERIONISASI
Jarang rx alergi
Untuk myelography
Ex : Iohexol, iopamidol
Aplikasi = GI tract, intravascular vena arteri serta ekskretori urografi, VU, urethra, intraarticular, fistulografi, sialografi
3. KONTRAS POSITIF INSOLUBLE
BaSO4 no atom besar (serbuk, pasta, cairan)
Tract digesti
Lebih baik drpd iodine
KI : Perforasi tract digesti
Soluble (Terionisasi /
tdk dpt terionisasi)
Insoluble
KONTRAS POSITIF SOLUBLE
peningkatan warna
Tdk boleh dilakukan pd sistem pernafasan & myelography
KI : pasien dehidrasi, hipersensitif
Diatrizoat
Aplikasi : sistem digesti, IV, VU,
KONTRAS POSITIF SOLUBLE TIDAK
Aplikasi = GI tract, intravascular vena arteri serta ekskretori urografi, VU, urethra, intraarticular, fistulografi,
KONTRAS POSITIF INSOLUBLE
no atom besar (serbuk,
KI : Perforasi tract digesti
Penggunaan bahan Kontras Positif
Radiolucent
1. KONTRAS NEGATIF
Bayangan organ bentuk hitam
Ex : Udara, CO2, O2, NO2
Menyerap sedikit radiasi
NO2 CO2 lbh baik daripada udara biasa kelarutan tinggi emboli –
KI : Hemorrhagic cystitis
Double contrast
Perubahan struktur dinding organ
Bahan kontras positif + kontras negatif
Organ struktur berkantung
Ex : VU, lambung, large intestinal
Kontras Negatif Kontras positif
Gambar CYSTOGRAM VU
TEKNIK APLIKASI MEDIA KONTRAS
1. GI Tract ( Gastrografi )
A. ESOFAGUS (Oesophagram)
2 menit stlh pemberian BaSO4
Kontras cairan 30% atau 70%
Suspensi BaSo4 30% + pakan
Ruptur / perforasi water soluble contrast
Dosis : 3-5 ml/ kg BB PO
Ex : Gastrografin, Meglumin diatrizoat, sodium diatrizoat cair
B. LAMBUNG & USUS
Bahan kontras : Gastrografin, BaSO4 (25-30 % w/v)
Kontras negatif : udara, CO2, NO
Perforasi iodine oral
Dosis PO : BaSO4 5-10 ml/kg
Hypaque / Gastrografin 3 ml/kg
C. USUS BESAR
Media kontras : BaSO4 10-15 % w/v (10-20 m/kg )
Iodine oral (gastrografin/oral hypaque)
Gastrografi Lambung & usus
2. Urinari Tract
A. Ginjal
Media kontras : Tri iodine, meglumine diatrizoat, sodium diatrizoat
Intravenous Pyelogram (IVP)
Indikasi : Renal agenesis, Polyuria, BPH (benign prostatic hyperplasia), Congenital anomali (duplication of ureter & renal pelvis, ectopia kidney), Hydroneprosis, Pyelonepritis
Komplikasi : muntah, anafilaksis, hipotensi
KI : dehidrasi
Aplikasi IVP dg bahan kontras positif
B. Vesica Urinaria dan Urethra
Media kontras : Tri-iodine 30%
Aplikasi : Intra-VU (retrogade)
Bahan kontras non-opaque cukup sering digunakan
Teknik cystografi
Kontras positif : mendeteksi kebocoran atau ruptur traktus urunarius bagian bawah
Kontras negatif : memberi bentuk dan ukuran lumen VU
Double Kontras : perubahan struktur dinding
Gambar Media Kontras Ureter
3. Pneumoperitonografi
Rongga abdomen
Memperjelas ruang abdomen & organ
Bahan kontras negatif
4. ANGIOCARDIOGRAFI
Aplikasi media kontras pada sistem kardiovaskular
Memperlihatkan lintasan hati, pembuluh darah, paru-paru
Bahan kontras :
Hypaque 50%
Hypaque 75%
Renovist 69%
Renografin 76%
Onray
Angioconray
Jalur Pemberian Media Kontras
a. PO (barium meal)
per oral atau melalui mulut pasien dengan cara meminum atau menelan media kontras
BaSO4
b. Per anal
Barium enema untuk usus besar & usus halus
dengan bantuan rectal kateter
c. IV
umumnya media kontras iodium
injeksi IV
d. Intra arterial, intrathecal (tulang belakang) dan intraabdominally (hampir pada seluruh rongga tubuh atau ruang yang potensial)
Pemberian media kontras melalui injeksi intra arteri (i.a) dan lain sebagainya disesuaikan dengan objek yang akan diperiksa atau ruang yang potensial untuk memasukan media kontras
INTERPRETASI RADIOGRAFIREGIO THORAX
Drh Ajeng Aeka N., M.Sc
Pemeriksaan thorax meliputi pemeriksaan : trakea, paru-paru, jantung, esofagus, diagfragma, costae, ruang pleura, rongga thorax
Bagian yang terfoto mulai dari sternum hingga dorsal prosesus spinosus
Teranastesi kurang baik karena paru terpompa penuh dengan tekanan ventilasi positif (over ventilasi)
Posisi Pemotretan Regio ThoraxStandar pandang :1. Lateral
right-lateral recumbency lebih baik2. DV
jantung sangat baik3. VD
cavum pleura lebih baik4. Oblique
jaringan paru-paru
Indikasi Pemotretan -. Batuk-. Dyspnoe-. Gangguan cardiovaskuler-. Trauma thoracalis-. Kemungkinan neoplasia primer atau sekunder-. Lesi pada dinding rongga dada-. Regurgitasi-. Investigasi dengan gejala yang dideteksi melalui pemeriksaan fisikNB : cairan pada thorax → VD → dyspnoe
Inspirasi -. Meningkatkan kontras antara tiap struktur-. Peningkatan jarak antara siluet jantung dan diafragma-. Diafragma bergerak ke caudal-. Memperluas ruang thorax-. Pulmo terlihat lebih luas dan berisi-. Lebih radiolucent
Ekspirasi-. Jarak diafragma dan siluet jantung bertambah dekat-. Pulmo terlihat mengecil dan tidak terisi-. Detail vaskularisasi pulmonum hilang-. Terlihat lebih radiopaque
Interpretasi radiografi regio thorax1. Laring~Standar pandang lateral
~Terdiri dari -. Kartilago-. Tulang hyoidDV → sejajar vertebrae cervicalis → sulit terlihat
2. Trachea~Standar pandang lateral → arah sejajar vertebrae cervicalis dan thoracalis
• H: Os. Stylohyoid• I :Os Epihyoid• J : Os Ceratohyoid• K : Os Basihyoid• L : Os Thyrohyoid• 7 :Tracheal cartilago• 8 : Tracheal Lumen• 3 : Epiglotis • 16 : m.Thyro-
Crycopharyngeal• 17 : Eosophageal Lumen
~Daerah mediastinum cranial di sebelah kanan midline, dan sentral pada carina
Abnormalitas :-. Displasia (inflamasi/ neoplasia → DV)-. Trachea collapse (lumen sempit karena lemak > → Lat)-. Kalsifikasi (tracheal ring, years >)-. Obstruksi (foreign body)-. Neoplasia (pembesaran limfonodus)
3. Bronchi (cabang bronchi)~Carina trachea dibagi bronchi utama kanan dan kiri, bronchi utama terbagi bronchus sekunder cranial dan caudal
~Radiografi → hilus dari bronchi
4. Diafragma~Standar pandang : lateral recumbency, DV, VD~Abnormalitas : hernia diafragma~Inspirasi penuh
~Ekspirasi penuh
5. Paru-paru~Standar pandang : lateral, DV, VD~Densitas sulit dibedakan → vaskularisasi pulmonum → pengisian udara~Abnormalitas :-. Pneumoniaeksudat → struktur interstisial rapat, volume udara<, alveoli > radiopaque
22. Os. Thoracalis 123. Os. Thoracalis 1124. Os. Lumbalis 125. Proc. Spinosus32. Spina scapula
24. Os Sternum , 24a. Manubrium sternum, 24b. Proc. Xiphoideus
Lateral (lobus kanan)
Lateral (lobus kiri)
• 1. Right cranial lobe• 2. Left lobe‐cranial• cranial lobe portion (including• cupula pleura)• 3. Left cranial lobe‐caudal• portion• 4. Right middle lobe• 5. Right caudal lobe• 6. Left caudal lobe• 7. Accessory lobe
Skematis radiografi thorax
6. Pleura~Standar pandang : DV, VD, lateral, lateral berdiri~Membran yang menutupi paru-paru dan garis di cavum thorax, berisi cairan tipis~ terdapat 2 bentuk saccus :-. Viscera pleura : menutupi setiap paru-paru-. Parietal pleura : menutupi ruang pleura
~Abnormalitas :-. Penebalan pleura-. Neoplasia-. Pneumothorax
7. Mediastinum~Standar pandang : lateral, DV, VD~Ruang diantara 2 saccus pleura, terbagi cranial (di depan jantung), medial (di bagian isi jantung), dan caudal (di belakang jantung)~Struktur mediastinum berupa densitas jaringan halus yang tidak dapat dibedakan dengan jaringan lain dalam keadaan normal
~Abnormalitas :-. Displasia mediastinum-. Pneumomediastinum
8. Jantung~Bentuk normal → kerucut terletak oblique
dorso-cranial : hilus ventro-caudal : apex
Kucing
Anjing
Kucing :- Kapasitas paru-paru lebih luas- Jantung terlihat lebih kecil- Rongga thorax lebih kecil- Jantung (vertikal) lebih horizontal
(posisi lateral), lebih memanjang (VD)- Lateral terlihat cranial vena cava,
caudal vena cava, edan arcus aorta
Arteri pulmonalisCabang arteri pulmonalis muncul pada conus arteri dari ventrikel kanan
Arteri pulmonalis kanan berjalanmenyeberang pada bagian dasar jantung untuk mencapai sisi kanan dari thorax
AortaAorta meninggalkan ventrikel kiri dekat pusatBagian awal lebih terletak dalam pericardium : aorta ascendenTerbentuk U dalam pericardium : arcus aorta
paru lebih luas
) lebih horizontal (posisi lateral), lebih memanjang (VD)Lateral terlihat cranial vena cava, caudal vena cava, edan arcus aorta
Cabang arteri pulmonalis muncul pada
Arteri pulmonalis kanan berjalan oblique menyeberang pada bagian dasar jantung untuk mencapai sisi kanan dari thorax
Aorta meninggalkan ventrikel kiri dekat
Bagian awal lebih terletak dalam
Terbentuk U dalam pericardium : arcus
PerikardiumKantong fibroserosa yang kuat di sekitar jantung
Cara menghitung jantung normal
rumus perbandingan :RH: LH = 3 : 2HH : HC = 2 : 3
AB : CCB = 4 : 3RH : jantung kananLH : jantung kiri
HH : jarak basis sampai apexHC : jarak batas atas sampai
thorax
Pengukuran jantung (Lateral)-. Intercostae space method (horizontal plane) “ICS”-. Apex to vertebrae column distance inline with carina (vertical plane)-. Vertebrae heart size “VHS”
Intercostae space method-. Intercostae space < 3,5
ras brachiocephalic, anjing muda, ras anjing kecil
-. Intercostae space < 3anjing remaja
-. Intercostae space < 2,5anjing dengan rongga thorax besar
(german shepard, doberman, collie)
Kantong fibroserosa yang kuat di sekitar
Cara menghitung jantung normal
HH : jarak basis sampai apexatas sampai bawah rongga
Pengukuran jantung (Lateral). Intercostae space method (horizontal
. Apex to vertebrae column distance inline
. Vertebrae heart size “VHS”
jing dengan rongga thorax besarshepard, doberman, collie)
Apex to vertebrae column distance inline with carina
A + BA ± 1/3 sampai ¼B ± 2/3 sampai ¾ Perbesaran-. Trachea sejajar dengan columna vertebralis-. Jarak vertikal dari apek jantung ke carina meningkat
Vertebrae heart size (VHS) → Buchanan dan Bucheler (1995)
Mengukur lebar dan tinggi jantung dan dibandingkan dengan panjang badan vertebrae-. Bebas dari respirasi-. Bebas posisi jantung pada rongga thorax-. Tidak ada perbedaan rebah kanan atau kiri-. Sensitivitas ↓
-. VHS normal belum tentu tanpa perbesaran jantung
-. ada kemungkinan penyakit jantung tanpa disertai perbesaran ukuran jantung
Dieu nous bénisse tous amin