RADAR SURABAYA KAMiS, 13 OKTOBER 2016 HALAMAN 18 … · jalan bagi atlet-atlet atau karateka full...

1
KEJUARAAN Nasional (Kejurnas) Ka- rate Full Body Contact merebutkan piala bergilir Pangkostrad II berlangsung di Lenmarc Mall Surabaya, Minggu (9/10) cukup seru dan meriah. Se- banyak 98 karateka dari 22 provinsi ambil bagian di ajang bergengsi ini. Kejurnas yang dimotori Forki Jawa Timur ini meru- pakan even kedua kalinya yang digelar setiap dua ta- hun sekali. Ketua Pelaksa- na Kejurnas Full Body Con- tact 2016 Piala Pang- kostrad II Rudy Hartono me- ngatakan kejuaraan ini menjadi jalan bagi atlet-atlet atau karateka full body contact yang ingin berpretasi di le- vel nasional dan berkiprah di level inter- national. Karena di kesempatan ini kara- teka bisa mengukur mental dan fisik me- reka sesuai ketentuan full body contact. Kelas yang dipertandingan Mereka terbagi tujuh kelas yang dipertandingkan, yakni Kumite Dewasa Putra ≤ 60 kg, Ku- mite Dewasa Putra 61-70 kg, Kumite Dewasa Putra ≥ 71 kg, Kumite Dewasa Putri ≤ 65kg, Kumite Remaja Putra, usia maksimal 17 tahun, be- rat badan maksimal 60 kg, Kumite Yunior Putra, usia maksimal 13 tahun, berat ba- dan maksimal 50 kg. “Kejurnas ini juga turut menyaring bibit-bibit atlet un- tuk bela diri baik untuk tingkat nasional maupun di international. Setiap dua tahun digelar cukup banyak melahirkan karateka muda yang potensi- al,” kata Rudy yang didampingi Ketua Pa- nitia Kejurnas full body contact Drs. Pau- lus Totok Lusida Apt. Panglima Komando Panglima Komando Strategi TNI Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Edy Rahmayadi dalam sambu- tannya yang dibacakan Pang- lima Divisi Infantri II (Pangdif) Kostrad Mayjen (inf) Benny Su- sianto berharap Kejurnas Pangkostrad II tak hanya memperkuat semangat bushido karateka muda. Tapi juga menjadi perkembangan positif dalam olahraga kara- te. Benny mengharap kara- teka full body contact dan juga FORKI mampu me- manfaatkan pesatnya tekno- logi dan sosial media untuk mengembangkan sosialisasi kepada masyarakat dan me- manfaatkan sportscience dalam meningkatkan teknik karate. (psy) Kejurnas Karate Full Body Contact Piala Bergilir Pangkostrad II’ 2016 FOKUS: Dua karateka putri Dyara R Anggita dari DI Jogjakarta (kiri) dan Michella Yuidanto dari Bali berusaha jadi yang terbaik. MENYERANG: Dua karateka kelas dewasa berusaha mendapatkan poin tertinggi dalam pertarungan piala bergilir Pangkostrad II di Lenmarc Mall Surabaya. JANJI : Para atlet karate saat ikrar dalam upacara pembukaan sebelum pertarungan Full Body Contact dimulai di lantai 2 Lenmarc Mall Surabaya. PIALA: Ketua Pelaksana ajang karate Full Body Contact Piala Pangkostrad II 2016 Rudi Hartono (kiri) menerima piala bergilir dari Pangilima Divisi Infantri II (Pangdif) Kostrad Mayjen (inf) Benny Susianto, yang mewakili Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi. DIBUKA: Pangilima Divisi Infantri II (Pangdif) Kostrad Mayjen (inf) Benny Susianto memukul gong tanda dimulai ajang karate Full Body Contact Piala Pangkostrad II 2016 dimulai, disaksikan Ketua Forki Jatim Drs.Totok Lusida Apt (tengah) dan Dr. KPHA. Tjandra Sridjaja P, SH, MH (paling kanan). CENDERAMATA: Ketua pantia ajang karate Full Body Contact Piala Pangkostrad II 2016 Drs Paulus Totok Lusida Apt (kiri) saat menyerahkan kenang-kenangan kepada pembina mental karateka Jatim Bambang Haryo sekaligus seksi dana. FOTO-FOTO SATRIA NURGRAHA/RADAR SURABAYA Seru dan Meriah, Jatim Dominasi Juara layouter: hadi Industri Songkok Gresik Kini Mendunia HALAMAN 18 RADAR SURABAYA KAMIS, 13 OKTOBER 2016 Songkok Awing, Tanpa Kertas, Ringan, Asli Gresik KABUPATEN Gresik me- mang tidak bisa dilepaskan dari sejarahnya sebagai Kota Santri. Sebutan tersebut muncul ka- rena memang di Gresik banyak berdiri pondok pesantren, seko- lah madrasah, ada dua makam wali, serta kehidupan masyara- katnya yang masih religius. Dari sisi bisnis, sebagian besar warga Gresik asli merupakan pedagang dan perajin. Salah satu sudut geliat perda- gangan terlihat berada di seki- tar Kecamatan Kota. Mulai dari perdagangan bahan makanan, pasar, pendukung. Di wilayah Kecamatan Kota juga terdapat sentra industri sarung dan songkok. Nama industri besar seperti PT Behaestex dan Song- kok Awing juga muncul dari kecamatan yang cukup padat penduduknya. Jika PT Behaestex sebagian produksinya sudah direlokasi, maka Songkok Awing hingga kini masih eksis. Industri Song- kok Awing tidak seperti industri lainnya. Sebab, industri bukan sebuah pabrik yang ada di satu tempat, namun dikerjakan secara tradisional. Namun, produksi songkoknya sudah mendunia dan dipakai mulai masyarakat hingga presi- den, baik di Indonesia maupun di luar negeri seperti Brunei Darusalam dan Malaysia. Suraji, Kepala Produksi Song- kok Awing, mengungkapkan, industri ini berdiri sejak 1986. Itu dirintis dari usaha rumah tangga biasa yang melibatkan warga sekitar di Jalan KH Kholil, Kecamatan Kota. De- ngan produksinya yang bagus dan nyaman, industri ini terus berkembang hingga besar. Usaha tersebut makin ber- kembang pesat setelah men- dapat dukungan dari pemerin- tah daerah. Untuk membantu promosi, Pemkab Gresik saat itu mengajak Songkok Awing mengikuti pameran di level regional, nasional maupun di luar negeri. Dengan perkembangan itu, Songkok Awing makin dikenal oleh konsumen. Tidak hanya di Gresik saja, namun kota-kota besar lain di Indonesia, hingga di luar negeri. Ditambahkan dia, hingga kini permintaan songkok dari luar negeri masih sangat tinggi. Dengan kemampuan produksi 7.500 pieces songkok per hari, jumlah itu kadang masih belum mencukupi untuk memenuhi permintaan di luar negeri. Se- hingga, untuk memenuhi pesa- nan, pihaknya terpaksa menam- bah perajin songkok. ”Yang paling besar produksi menjelang puasa Ramadan dan Lebaran. Saat itu produksi meningkat hingga 15 ribu pieces songkok per hari,” kata Suraji. Kendati permintaan tinggi, lanjut dia, pihaknya tetap mem- perhatikan kualitas barang. Menurutnya, kualitas produksi menjadi prioritas, meski diker- jakan secara manual. ”Dalam sebuah bisnis kami lebih mengutamakan kepuasaan pembeli. Jika pembeli senang dengan produk kami maka akan kembali untuk membeli produk kami,” jawab Suraji. Alfin Fardian, Pimpinan Songkok Awing, menjelaskan pesanan semakin meningkat setiap harinya itu tidak lepas dari adanya beberapa jenis varian dari songkok dengan motif yang menarik. Untuk saat ini sudah memiliki 43 jenis varian model songkok, yang sering diminati oleh pelanggan. Bahan yang digunakan untuk memproduksi songkok terdiri dari kain beludru dan satin. Biasanya bahan kain ini dida- tangkan langsung dari Jepang dan Korea. Sebab, kedua negara itu memiliki bahan yang kuali- tasnya sangat bagus. Dikataka Alfin, dengan adanya produksi songkok Awing ini juga membantu memberdayakan ma- syarakat sekitar, dan juga mem- bantu meningkatkan perekono- mian warga dengan memberikan lapangan pekerjaan untuk ma- syarakat sekitarnya. ”Kami memiliki 73 pekerja songkok yang tersebar di sekitar Jalan KH Kholil,” terang Alfin. Azzam, salahsatu perajin Songkok Awing, menjelaskan jika dia sudah bekerja mempro- duksi songkok selama 15 tahun. Dalam sehari, dia mampu me- nghasilkan 100 pieces songkok. Menurutnya, kegiatan pro- duksi Songkok Awing memang tidak menggunakan mesin dan dikerjakan manual. Namun diakuinya, justru karena dibuat secara manual inilah Songkok Awing memiliki kelebihan. ”Termasuk dalam inovasi de- sain dan jenis, itu muncul dari para perajin songkok. Salah sa- tunya songkok lukis untuk anak- anak yang saat ini menjadi tren,” terang dia. (mg1/mg2/ris/hen) FOTO-FOTO: ANGGITA/RADAR GRESIK MANUAL: Pekerja sedang menyelesaikan pembuatan songkok. Kendati dikerjakan secara manual, produksi songkok Awing mampu menembus dunia. PERTAHANKAN KUALITAS: Penggunaan mesin jahit manual tetap dipertahankan untuk menjaga kualitas songkok Awing.

Transcript of RADAR SURABAYA KAMiS, 13 OKTOBER 2016 HALAMAN 18 … · jalan bagi atlet-atlet atau karateka full...

Page 1: RADAR SURABAYA KAMiS, 13 OKTOBER 2016 HALAMAN 18 … · jalan bagi atlet-atlet atau karateka full ... menjelang puasa Ramadan dan Lebaran. Saat itu produksi meningkat hingga 15 ribu

KEJUARAAN Nasional (Kejurnas) Ka-rate Full Body Contact merebutkan piala bergilir Pangkostrad II berlangsung di Lenmarc Mall Surabaya, Minggu (9/10) cukup seru dan meriah. Se-banyak 98 karateka dari 22 provinsi ambil bagian di ajang bergengsi ini.

Kejurnas yang dimotori Forki Jawa Timur ini meru-pakan even kedua kalinya yang digelar setiap dua ta-hun sekali. Ketua Pelaksa-na Kejurnas Full Body Con-tact 2016 Piala Pang-kostrad II Rudy Hartono me-ngatakan kejuaraan ini menjadi jalan bagi atlet-atlet atau karateka full body contact yang ingin berpretasi di le-vel nasional dan berkiprah di level inter-national. Karena di kesempatan ini kara-teka bisa mengukur mental dan fisik me-

reka sesuai ketentuan full body contact. Kelas yang dipertandingan Mereka

terbagi tujuh kelas yang dipertandingkan, yakni Kumite Dewasa Putra ≤ 60 kg, Ku-

mite Dewasa Putra 61-70 kg, Kumite Dewasa Putra ≥ 71 kg, Kumite Dewasa Putri ≤ 65kg, Kumite Remaja Putra, usia maksimal 17 tahun, be-rat badan maksimal 60 kg, Kumite Yunior Putra, usia maksimal 13 tahun, berat ba-dan maksimal 50 kg.

“Kejurnas ini juga turut menyaring bibit-bibit atlet un-

tuk bela diri baik untuk tingkat nasional maupun di international.

Setiap dua tahun digelar cukup banyak melahirkan karateka muda yang potensi-al,” kata Rudy yang didampingi Ketua Pa-nitia Kejurnas full body contact Drs. Pau-lus Totok Lusida Apt.

Panglima Komando Panglima Komando Strategi TNI Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Edy Rahmayadi dalam sambu-tannya yang dibacakan Pang-lima Divisi Infantri II (Pangdif) Kostrad Mayjen (inf) Benny Su-sianto berharap Kejurnas Pangkostrad II tak hanya memperkuat semangat bushido karateka muda. Tapi juga menjadi perkembangan positif dalam olahraga kara-te. Benny mengharap kara-teka full body contact dan juga FORKI mampu me-manfaatkan pesatnya tekno-logi dan sosial media untuk mengembangkan sosialisasi kepada masyarakat dan me-manfaatkan sportscience dalam meningkatkan teknik karate. (psy)

Kejurnas Karate Full Body Contact Piala Bergilir Pangkostrad II’ 2016

FOKUS: Dua karateka putri

Dyara R Anggita dari DI Jogjakarta

(kiri) dan Michella Yuidanto dari Bali

berusaha jadi yang terbaik.

MENYERANG: Dua karateka kelas dewasa berusaha mendapatkan poin tertinggi dalam pertarungan piala bergilir Pangkostrad II di Lenmarc Mall Surabaya.

JANJI : Para atlet karate saat ikrar dalam upacara pembukaan sebelum pertarungan Full Body Contact dimulai di lantai 2 Lenmarc Mall Surabaya.

PIALA: Ketua Pelaksana ajang karate Full Body Contact Piala Pangkostrad II 2016 Rudi Hartono (kiri) menerima piala bergilir dari Pangilima Divisi Infantri II (Pangdif) Kostrad Mayjen (inf) Benny Susianto, yang mewakili Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi.

DIBUKA: Pangilima Divisi Infantri II (Pangdif) Kostrad Mayjen (inf) Benny Susianto memukul gong tanda dimulai ajang karate Full Body Contact Piala Pangkostrad II 2016 dimulai, disaksikan Ketua Forki Jatim Drs.Totok Lusida Apt (tengah) dan Dr. KPHA. Tjandra Sridjaja P, SH, MH (paling kanan).

CENDERAMATA: Ketua pantia ajang karate Full Body Contact Piala Pangkostrad II 2016 Drs Paulus Totok Lusida Apt (kiri) saat menyerahkan kenang-kenangan kepada pembina mental karateka Jatim Bambang Haryo sekaligus seksi dana.

FOTO-FOTO SATRIA NURGRAHA/RADAR SURABAYA

Seru dan Meriah, Jatim Dominasi Juara

layouter: hadi

Industri Songkok Gresik Kini MenduniaHALAMAN 18RADAR SURABAYA KAMiS, 13 OKTOBER 2016

Songkok Awing, Tanpa Kertas, Ringan, Asli Gresik

Kabupaten Gresik me­mang tidak bisa dilepaskan dar i se ja rah nya sebagai Kota San tri. Se bu tan tersebut mun cul ka­rena memang di Gresik ba nyak berdiri pondok pe san tren, se ko­lah ma dra sah, ada dua ma kam wali, serta ke hi du pan ma syara­katnya yang masih reli gius. Dari sisi bisnis, se ba gian besar warga Gresik asli me ru pakan pedagang dan perajin.

Salah satu sudut geliat per da­gangan terlihat berada di se ki­tar Kecamatan Kota. Mu lai dari perdagangan bahan ma kanan, pasar, pendukung. Di wilayah Kecamatan Kota juga terdapat sentra industri sarung dan song kok. Nama industri besar seperti PT Behaestex dan Song­kok Awing juga muncul dari kecamatan yang cukup padat penduduknya.

Jika PT Behaestex sebagian produksinya sudah direlokasi, maka Songkok Awing hingga kini masih eksis. Industri Song­kok Awing tidak seperti industri lainnya. Sebab, industri bukan sebuah pabrik yang ada di satu tempat, namun dikerjakan secara tradisional.

Namun, pro duksi songkoknya sudah mendunia dan dipakai mulai masyarakat hingga presi­den, baik di Indonesia maupun di luar negeri seperti Brunei Darusalam dan Malaysia.

Suraji, Kepala Produksi Song­kok Awing, meng ung kap kan, industri ini berdiri sejak 1986. Itu dirintis dari usaha rumah tangga biasa yang melibatkan warga sekitar di Jalan KH Kholil, Kecamatan Kota. De­

ngan produksinya yang bagus dan nyaman, industri ini terus berkembang hingga besar.

Usaha tersebut makin ber­kem bang pesat setelah men­dapat dukungan dari peme rin­tah daerah. Untuk membantu promosi, Pemkab Gresik saat itu mengajak Songkok Awing mengikuti pameran di level regional, nasional maupun di luar negeri.

Dengan perkembangan itu, Songkok Awing makin dikenal oleh konsumen. Tidak hanya di Gresik saja, namun kota­kota besar lain di Indonesia, hingga di luar negeri.

Ditambahkan dia, hingga kini permintaan songkok dari luar negeri masih sangat ting gi. Dengan kemampuan pro duk si 7.500 pieces songkok per hari, jumlah itu kadang masih belum

mencukupi untuk me me nuhi permintaan di luar negeri. Se­hingga, untuk me me nuhi pe sa­nan, pihaknya ter paksa menam­bah perajin songkok.

”Yang paling besar produksi menjelang puasa Ramadan dan Lebaran. Saat itu produksi meningkat hingga 15 ribu pieces songkok per hari,” kata Suraji.

Kendati permintaan tinggi, lanjut dia, pihaknya tetap mem­

per hatikan kualitas barang. Me nurutnya, kualitas produksi menjadi prioritas, meski diker­ja kan secara manual.

”Dalam se buah bisnis kami lebih me ngu tamakan kepuasaan pembeli. Jika pembeli senang dengan produk kami maka akan kembali untuk membeli produk kami,” jawab Suraji.

Alfin Fardian, Pimpinan Song kok Awing, menjelaskan pesanan semakin meningkat setiap harinya itu tidak lepas dari adanya beberapa jenis varian dari songkok dengan motif yang menarik. Untuk saat ini sudah memiliki 43 jenis varian model songkok, yang sering diminati oleh pelanggan.

Bahan yang digunakan untuk memproduksi songkok terdiri dari kain beludru dan satin. Bia sanya bahan kain ini dida­tang kan langsung dari Jepang dan Korea. Sebab, kedua negara itu memiliki bahan yang kuali­tasnya sangat bagus.

Dikataka Alfin, dengan ada nya

produksi songkok Awing ini juga membantu mem ber da ya kan ma­syarakat sekitar, dan juga mem­bantu me ning katkan pere ko no­mian warga dengan memberikan lapangan peker jaan untuk ma­sya rakat seki tar nya.

”Kami memiliki 73 pekerja song kok yang tersebar di sekitar Jalan KH Kholil,” terang Alfin.

Azzam, salahsatu perajin Song kok Awing, menjelaskan jika dia sudah bekerja mem pro­duk si songkok selama 15 tahun. Da lam sehari, dia mampu me­ng hasilkan 100 pieces song kok.

Menurutnya, kegiatan pro­duksi Songkok Awing memang tidak menggunakan mesin dan dikerjakan manual. Namun diakuinya, justru karena dibuat secara manual inilah Songkok Awing memiliki kelebihan.

”Termasuk dalam inovasi de­sain dan jenis, itu muncul dari para perajin songkok. Salah sa­tu nya songkok lukis untuk anak­anak yang saat ini menjadi tren,” terang dia. (mg1/mg2/ris/hen)

foto-foto: ANGGItA/RADAR GRESIK

MANUAL: Pekerja sedang menyelesaikan pembuatan songkok. Kendati dikerjakan secara manual, produksi songkok Awing mampu menembus dunia.

PERTAHANKAN KUALiTAS: Penggunaan mesin jahit manual tetap dipertahankan untuk menjaga kualitas songkok Awing.