RABU, 25 MEI 2011 Pelaku Bom Sepeda Divonis 66 Bulan ... filemasih terdapat hambatan hu-kum dalam...

1
Usakti milik negara dan men- dukung supaya kampus yang berlokasi di kawasan Grogol, Jakarta Barat, itu dijadikan universitas negeri. Pada 19 Mei lalu PN Jakbar berupaya mengeksekusi ja- jaran pimpinan Usakti yang berakhir dengan kegagalan karena ditentang ribuan sivi- tas akademika maupun kuasa hukumnya, Amir Syamsuddin dan Bambang Widjojanto. Mereka menentang karena masih terdapat hambatan hu- kum dalam keputusan MA se- hingga dianggap nonexecutable (tidak dapat dilaksanakan). Gagalnya rencana eksekusi disambut meriah sivitas akade- mika dan sejumlah LSM yang hadir pada saat itu. Koordina- tor Indonesia Bureaucracy and Service Watch Nova Andika menyatakan jika eksekusi di- laksanakan, akan mengancam kelangsungan proses pendi- dikan 30 ribu mahasiswa serta dosen dan karyawan. “Karena dalam amar No 4 Keputusan Mahkamah Agung itu menyatakan para tergugat (9 pemimpin Usakti) dan siapa pun tanpa kecuali tidak boleh memasuki Usakti dan tidak bo leh melakukan aktivitas Tridarma Perguruan Tinggi,” jelasnya. (*/SZ/J-1) 7 M EGAPOLITAN RABU, 25 MEI 2011 jangkau posisi AKP Heri, sepe- da ontel yang dibawanya me- nabrak trotoar. Tas berisi bom terjatuh dan meledak. Abu Ali yang kini memeli- hara jenggot tidak menyesali perbuatannya. “Soal menyesal, saya tidak menyesal. Apa yang harus disesali kalau itu sudah terjadi,” ujarnya. Dalam menjawab surat jihad yang dibuat Abu Ali, Menteri Agama Suryadharma Ali, waktu itu, mengatakan kekerasan bu- kanlah jihad. “Kekerasan harus punya dasar yang jelas. Seka- rang ini siapa yang memusuhi Islam di Indonesia? Pemerintah tidak melarang ibadah orang Islam,” terangnya. (*/J-1) [email protected] Saat menanggapi vonis hakim, pria asal Lhok Seumawe, Aceh, itu mengaku pasrah. “Saya pas- rah, terserah pengacara (banding atau terima vonis),” jawab Abu Ali seusai sidang. Ketika ditanyakan apakah dia mempersiapkan sesuatu sebelum divonis, terdakwa de- ngan tenang menyatakan tak mempersiapkan apa pun. “Biasa saja,” tukasnya. Bom sepeda meledak 29 Sep- tember 2010 sekitar pukul 08.00 WIB. Ledakan terjadi di dekat AKP Heri yang sedang meng- atur lalu lintas di depan Pos Lalu Lintas Pasar Sumber Arta, Kalimalang, Jakarta Timur. Terdakwa membawa bom dalam tas sembari menuntun sepeda. Tujuannya melakukan aksi bunuh diri bersama polisi. Ia marah kepada polisi kare- na menahan, menembaki, dan membunuh anggota mujahidin. Pembalasan Aksi Abu Ali terjadi setelah aparat kepolisian membongkar pelatihan terorisme di Aceh. Ia merasa berteman dengan orang-orang tersebut. Hal itu diperkuat dengan surat yang dibawa terdakwa saat mencoba meledakkan diri. Bunyinya, ‘Ini adalah pemba- lasan pada kalian sekutu-sekutu setan yang membunuh, meng- hukum mati dan menahan mu- jahidin. Kami siap mati untuk agama yang mulia ini. Bom sahid ini adalah untuk kalian semua orang-orang kar. Kalian akan kami kejar walaupun lari ke awan. Kematian kalian itu pasti. Mujahidin masih hidup di Indonesia’. Sebagai pembalasan, Abu Ali menyiapkan bom yang menu- rutnya dirakit sendiri. Namun nahas, yang menjadi korban justru dirinya sendiri. Semen- tara AKP Heri sama sekali tak mengalami luka. Terdakwa mengaku tidak memiliki keahlian dalam mer- akit bom. Dia belajar autodidak dengan menggunakan bahan dasar mercon, tali raa, paku, bubuk mesiu, karbit, tiga para- lon, empat pecahan periuk nasi, dan tas warna hitam. Ia memperkirakan ledakan bom tersebut akan dahsyat. Nyatanya, sebelum ia men- Pelaku Bom Sepeda Divonis 66 Bulan PASANG KAMERA PENGAWAS: Petugas memasang kamera pengawas atau CCTV di Jalan Rawa Sawah, Kampung Rawa Sawah, Johar Baru, Jakarta Pusat, kemarin. Pemasangan kamera pengawas tersebut dilakukan sebagai salah satu cara meredam aksi tawuran yang kerap kali terjadi di kawasan tersebut. Pelaku tidak menyesali per- buatannya yang mencoba membunuh polisi dengan bom bunuh diri. Tahun 2002 Domi pernah mem- bakar LP Cipinang. “Memang anak itu banyak tidak disukai, baik oleh tahanan maupun petugas. Dia sering mengancam petugas, makanya hendak dipindahkan ke sana,” imbuhnya. Bambang mengatakan saat ini pihaknya tengah menyelidiki bagaimana Domi dapat memi- liki pisau tersebut. Apalagi saat diperiksa, Domi kedapatan pula membawa putaw dalam paket kecil yang disimpan da- lam lembaran uang Rp2 ribu. Dari temuan tersebut kemudian petugas rutan mengembangkan dan menangkap empat orang yang terkait dengan kepemilik- an putaw. Sekarang semuanya sudah diserahkan ke Polsek Cempaka Putih. (VB/J-4) RUMAH Tahanan (Rutan) Sa- lemba pada Senin (23/5) malam lalu ricuh setelah sekitar 30 tahanan mencoba menyerang petugas rutan. Beruntung, para tahanan cepat dikontrol petugas gabungan dari Polsek dan Pol- res Jakarta Pusat yang langsung datang. “Petugas gabungan dari Pol- sek dan Polres Jakarta Pusat de- ngan cepat dikerahkan ke lokasi kejadian. Jadi, tidak ada korban yang jatuh,” ungkap Kapolsek Cempaka Putih Kompol Djoko Dwi, kemarin. Kericuhan diawali dari ke- marahan seorang tahanan, Do- mi, tersangka kasus perusakan mobil anggota Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Andi Darussalam, yang akan dipindahkan ruang tahanannya. Saat berada di ruang registrasi, Domi tiba-tiba menyerang petu- gas dengan pisau yang telah dia siapkan. Saat petugas berhasil mengha- lau serangannya, Domi berlari ke koridor sel tempat teman-te- mannya ditahan. Kejadian yang berlangsung di waktu pengem- balian tahanan ke sel membuat teman-temannya langsung ber- hamburan untuk menyerang kembali petugas. Adapun pu- luhan lainnya yang tidak suka dengan kelompok Domi melin- dungi para petugas. Petugas rutan yang melihat itu langsung mengantisipasi agar kericuhan tidak meluas. Se- luruh penghuni penjara segera dimasukkan ke sel di blok ma- sing-masing. Menurut Djoko, perilaku bru- tal Domi memang telah lama meresahkan tahanan dan petu- gas rutan. Domi sering mem- buat keonaran dan keributan. “Makanya, petugas memindah- kannya, tapi napi menolaknya,” ujarnya. Tindak-tanduk Domi yang sering berulah juga diamini Kepala Divisi Pemasyarakatan Kemenkum dan HAM Kanwil DKI Jakarta Bambang Krisbanu. MUHAMMAD FAUZI P ENGADILAN Negeri Jakarta Timur menghu- kum Ahmad Abdul Rabani alias Abu Ali, 39, terdakwa bom sepeda, sela- ma 5 tahun 6 bulan. Putusan tersebut lebih ringan 2,5 tahun dari tuntutan jaksa. Majelis hakim yang diketuai HBJ Nasution menyatakan Abu Ali terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar UU No 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. “Semua sudah sesuai dan setimpal dengan perbuatan pelaku,” paparnya, kemarin. Saat majelis hakim menanya- kan apakah terdakwa melaku- kan banding, menerima, atau pikir-pikir, kuasa hukum ter- dakwa menyatakan pikir-pikir. Majelis hakim kemudian mem- berikan waktu seminggu un- tuk terdakwa menyampaikan sikapnya. Majelis hakim dalam pertim- bangan memberatkan menye- butkan perbuatan terdakwa menciptakan keresahan masya- rakat dan tidak mendukung program pemerintah membe- rantas terorisme. Pertimbangan meringankan, terdakwa bersikap sopan dan mengakui perbuat- annya serta belum pernah di- hukum. MENUNGGU SIDANG: Terdakwa kasus bom sepeda di Jalan Raya Kalimalang Ahmad Abdul Rabani menunggu sidang vonis di Pengadilan Jakarta Timur, kemarin. Petugas Rutan Salemba Diserang Tahanan Petugas gabungan dari Polsek dan Polres Jakarta Pusat dengan cepat dikerahkan ke lokasi kejadian.” Djoko Dwi Kapolsek Cempaka Putih KOMISI III DPR RI kemarin menerima Forum Komunikasi Karyawan Universitas Trisakti untuk mengetahui kepemilikan sebenarnya. Delegasi Usakti diwakili Wa- kil Rektor I Itjang D Gunawan, Ketua Senat Usakti Prajitno, Wakil Rektor II Yuzwar M Bas- ri, Ketua Forum Komunikasi Karyawan Trisakti Advendi Simangunsong, dan Dekan Fakultas Hukum Endar Pulu- ngan. Delegasi diterima sejumlah anggota dewan yang dipimpin Wakil Ketua Komisi III Aziz Syamsudin. Setelah mende- ngarkan penjelasan dan bukti- bukti yang dibawa delegasi, Aziz menyatakan mendukung Usakti dikembalikan kepada negara untuk dijadikan univer- sitas negeri. “Komisi III menyoroti khusus kasus ini dan segera mengelu- arkan rekomendasi,” ujarnya. Syarifuddin Sudding dari Hanura menyatakan beralih- nya Usakti kepada yayasan penuh kejanggalan. Pasalnya, Usakti dibuka negara melalui SK Menteri Pendidikan Tinggi tahun 1965, tapi MA menya- takan milik yayasan. Padahal Yayasan Usakti berdiri setahun kemudian. Syarifuddin mengaku men- cium aroma maa peradilan di belakang kasus Trisakti sehing- ga perlu diteliti lebih lanjut. “Yayasan milik perorangan, namun mengapa sampai bisa ada keputusan hukum memi- liki aset yang sejatinya milik negara? Saya meminta Komisi III mengambil langkah supaya eksekusi Usakti tidak dilaku- kan,” paparnya. Nudirman Munir juga mene- gaskan keyakinannya bahwa DPR Dukung Trisakti Jadi Universitas Negeri ANTARA/WIDODO S. JUSUF MI/PANCA SYURKANI Aziz Syamsudin Wakil Ketua Komisi III MI/USMAN

Transcript of RABU, 25 MEI 2011 Pelaku Bom Sepeda Divonis 66 Bulan ... filemasih terdapat hambatan hu-kum dalam...

Usakti milik negara dan men-dukung supaya kampus yang berlokasi di kawasan Grogol, Jakarta Barat, itu dijadikan universitas negeri.

Pada 19 Mei lalu PN Jakbar berupaya mengeksekusi ja-jar an pimpinan Usakti yang berakhir dengan kegagalan karena ditentang ribuan sivi-tas akademika maupun kuasa hukumnya, Amir Syamsuddin dan Bambang Widjojanto.

Mereka menentang karena masih terdapat hambatan hu-kum dalam keputusan MA se-hingga dianggap nonexecutable (tidak dapat dilaksanakan).

Gagalnya rencana eksekusi disambut meriah sivitas akade-mika dan sejumlah LSM yang hadir pada saat itu. Koordina-tor Indonesia Bureaucracy and Service Watch Nova Andika menyatakan jika eksekusi di-laksanakan, akan mengancam kelangsungan proses pendi-dikan 30 ribu mahasiswa serta dosen dan karyawan.

“Karena dalam amar No 4 Keputusan Mahkamah Agung itu menyatakan para tergugat (9 pemimpin Usakti) dan siapa pun tanpa kecuali tidak boleh memasuki Usakti dan tidak bo leh melakukan aktivitas Tri darma Perguruan Tinggi,” jelasnya. (*/SZ/J-1)

7MEGAPOLITANRABU, 25 MEI 2011

jangkau posisi AKP Heri, sepe-da ontel yang dibawanya me-nabrak trotoar. Tas berisi bom terjatuh dan meledak.

Abu Ali yang kini memeli-hara jenggot tidak menyesali perbuatannya. “Soal menyesal, saya tidak menyesal. Apa yang harus disesali kalau itu sudah terjadi,” ujarnya.

Dalam menjawab surat jihad yang dibuat Abu Ali, Menteri Agama Suryadharma Ali, waktu itu, mengatakan kekerasan bu-kanlah jihad. “Kekerasan harus punya dasar yang jelas. Seka-rang ini siapa yang memusuhi Islam di Indonesia? Pemerintah tidak melarang ibadah orang Islam,” terangnya. (*/J-1)

[email protected]

Saat menanggapi vonis hakim, pria asal Lhok Seumawe, Aceh, itu mengaku pasrah. “Saya pas-rah, terserah pengacara (banding atau terima vonis),” jawab Abu Ali seusai sidang.

Ketika ditanyakan apakah dia mempersiapkan sesuatu se belum divonis, terdakwa de-ngan tenang menyatakan tak mempersiapkan apa pun. “Biasa saja,” tukasnya.

Bom sepeda meledak 29 Sep-tember 2010 sekitar pukul 08.00 WIB. Ledakan terjadi di dekat AKP Heri yang sedang meng-atur lalu lintas di depan Pos Lalu Lintas Pasar Sumber Arta, Kalimalang, Jakarta Timur.

Terdakwa membawa bom dalam tas sembari menuntun sepeda. Tujuannya melakukan

aksi bunuh diri bersama polisi. Ia marah kepada polisi kare-na menahan, menembaki, dan membunuh anggota mujahidin.

Pembalasan Aksi Abu Ali terjadi setelah

aparat kepolisian membongkar pelatihan terorisme di Aceh. Ia merasa berteman dengan orang-orang tersebut. Hal itu di perkuat dengan surat yang di bawa terdakwa saat mencoba meledakkan diri.

Bunyinya, ‘Ini adalah pemba-lasan pada kalian sekutu-sekutu setan yang membunuh, meng-hu kum mati dan menahan mu-jahidin. Kami siap mati untuk agama yang mulia ini. Bom sa hid ini adalah untuk kalian se mua orang-orang kafi r. Kalian

akan kami kejar walaupun lari ke awan. Kematian kalian itu pas ti. Mujahidin masih hidup di Indonesia’.

Sebagai pembalasan, Abu Ali menyiapkan bom yang menu-rutnya dirakit sendiri. Namun nahas, yang menjadi korban justru dirinya sendiri. Semen-tara AKP Heri sama sekali tak mengalami luka.

Terdakwa mengaku tidak memiliki keahlian dalam mer-akit bom. Dia belajar autodidak dengan menggunakan bahan dasar mercon, tali rafi a, paku, bubuk mesiu, karbit, tiga para-lon, empat pecahan periuk na si, dan tas warna hitam. Ia memperkirakan ledakan bom tersebut akan dahsyat.

Nyatanya, sebelum ia men-

Pelaku Bom Sepeda Divonis 66 Bulan

PASANG KAMERA PENGAWAS: Petugas memasang kamera pengawas atau CCTV di Jalan Rawa Sawah, Kampung Rawa Sawah, Johar Baru, Jakarta Pusat, kemarin. Pemasangan kamera pengawas tersebut dilakukan sebagai salah satu cara meredam aksi tawuran yang kerap kali terjadi di kawasan tersebut.

Pelaku tidak menyesali per-buatannya yangmencoba membunuh polisi dengan bom bunuh diri.

Tahun 2002 Domi pernah mem-bakar LP Cipinang.

“Memang anak itu banyak tidak disukai, baik oleh tahanan maupun petugas. Dia sering mengancam petugas, makanya hendak dipindahkan ke sana,” imbuhnya.

Bambang mengatakan saat ini pihaknya tengah menyelidiki bagaimana Domi dapat memi-liki pisau tersebut. Apalagi saat diperiksa, Domi kedapatan pu la membawa putaw dalam pa ket kecil yang disimpan da-lam lembaran uang Rp2 ribu. Dari temuan tersebut kemudian petugas rutan mengembangkan dan menangkap empat orang yang terkait dengan kepemilik-an putaw. Sekarang semuanya sudah diserahkan ke Polsek Cempaka Putih. (VB/J-4)

RUMAH Tahanan (Rutan) Sa-lemba pada Senin (23/5) malam lalu ricuh setelah sekitar 30 tahanan mencoba menyerang petugas rutan. Beruntung, para tahanan cepat dikontrol petugas gabungan dari Polsek dan Pol-res Jakarta Pusat yang langsung datang.

“Petugas gabungan dari Pol-sek dan Polres Jakarta Pusat de-ngan cepat dikerahkan ke lokasi kejadian. Jadi, tidak ada korban yang jatuh,” ungkap Kapolsek Cempaka Putih Kompol Djoko Dwi, kemarin.

Kericuhan diawali dari ke-marahan seorang tahanan, Do-mi, tersangka kasus perusakan mobil anggota Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Andi Darussalam, yang akan dipindahkan ruang tahanannya.

Saat berada di ruang registrasi, Domi tiba-tiba menyerang petu-gas dengan pisau yang telah dia siapkan.

Saat petugas berhasil mengha-lau serangannya, Domi berlari ke koridor sel tempat teman-te-mannya ditahan. Kejadian yang berlangsung di waktu pengem-balian tahanan ke sel membuat teman-temannya langsung ber-hamburan untuk menyerang kembali petugas. Adapun pu-luhan lainnya yang tidak suka dengan kelompok Domi melin-dungi para petugas.

Petugas rutan yang melihat itu langsung mengantisipasi agar kericuhan tidak meluas. Se-luruh penghuni penjara segera dimasukkan ke sel di blok ma-sing-masing.

Menurut Djoko, perilaku bru-

tal Domi memang telah lama meresahkan tahanan dan petu-gas rutan. Domi sering mem-buat keonaran dan keributan. “Makanya, petugas memindah-kannya, tapi napi menolaknya,” ujarnya.

Tindak-tanduk Domi yang se ring berulah juga diamini Ke pala Divisi Pemasyarakatan Kemenkum dan HAM Kanwil DKI Jakarta Bambang Krisbanu.

MUHAMMAD FAUZI

PENGADILAN Negeri Jakarta Timur menghu-kum Ahmad Abdul Ra bani alias Abu Ali,

39, terdakwa bom sepeda, sela-ma 5 tahun 6 bulan. Putusan tersebut lebih ringan 2,5 tahun dari tuntutan jaksa.

Majelis hakim yang diketuai HBJ Nasution menyatakan Abu Ali terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar UU No 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. “Semua sudah sesuai dan setimpal dengan perbuatan pelaku,” paparnya, kemarin.

Saat majelis hakim menanya-kan apakah terdakwa melaku-kan banding, menerima, atau pikir-pikir, kuasa hukum ter-dak wa menyatakan pikir-pikir. Majelis hakim kemudian mem-berikan waktu seminggu un-tuk terdakwa menyampaikan sikapnya.

Majelis hakim dalam pertim-bangan memberatkan menye-but kan perbuatan terdakwa men ciptakan keresahan masya-rakat dan tidak mendukung pro gram pemerintah membe-rantas terorisme. Pertimbangan meringankan, terdakwa ber si kap sopan dan mengakui perbuat-annya serta belum pernah di-hukum.

MENUNGGU SIDANG: Terdakwa kasus bom sepeda di Jalan Raya Kalimalang Ahmad Abdul Rabani menunggu sidang vonis di Pengadilan Jakarta Timur, kemarin.

Petugas Rutan Salemba Diserang TahananPetugas gabungan dari Polsek dan

Polres Jakarta Pusat dengan cepat dikerahkan ke lokasi kejadian.” Djoko DwiKapolsek Cempaka Putih

KOMISI III DPR RI kemarin menerima Forum Komunikasi Karyawan Universitas Trisakti untuk mengetahui kepemilikan sebenarnya.

Delegasi Usakti diwakili Wa-kil Rektor I Itjang D Guna wan, Ketua Senat Usakti Prajit no, Wakil Rektor II Yuzwar M Bas-ri, Ketua Forum Komunikasi Karyawan Trisakti Advendi Simangunsong, dan Dekan Fakultas Hukum Endar Pulu-ngan.

Delegasi diterima sejumlah anggota dewan yang dipimpin Wakil Ketua Komisi III Aziz Syamsudin. Setelah mende-ngarkan penjelasan dan bukti-bukti yang dibawa delegasi, Aziz menyatakan mendukung Usakti dikembalikan kepada negara untuk dijadikan univer-sitas negeri.

“Komisi III menyoroti khusus kasus ini dan segera mengelu-arkan rekomendasi,” ujarnya.

Syarifuddin Sudding dari Hanura menyatakan beralih-nya Usakti kepada yayasan pe nuh kejanggalan. Pasalnya, Usakti dibuka negara melalui SK Menteri Pendidikan Tinggi tahun 1965, tapi MA menya-takan milik yayasan. Padahal Yayasan Usakti berdiri setahun kemudian.

Syarifuddin mengaku men-cium aroma mafi a peradilan di belakang kasus Trisakti sehing-ga perlu diteliti lebih lanjut.

“Yayasan milik perorangan, namun mengapa sampai bisa ada keputusan hukum memi-liki aset yang sejatinya milik negara? Saya meminta Komisi III mengambil langkah supaya eksekusi Usakti tidak dilaku-kan,” paparnya.

Nudirman Munir juga mene-gaskan keyakinannya bahwa

DPR Dukung Trisakti Jadi

Universitas Negeri

ANTARA/WIDODO S. JUSUF

MI/PANCA SYURKANI Aziz Syamsudin Wakil Ketua Komisi III

MI/USMAN