.r •.• -~ inl/ahkoran -...

2
.r •.•• -~ inl/ahkoran or o Se/asa 0 Rabu Kamls 0 Jumat 0 Sabtu 45678 9 10 11 12 13 20 21 22 23 24 25 26 27 ® o Mar OApr OMel eJun OJul OAgs OSep OOkt dalam korupsi kian nyata dan Alumnus Fakultas Hukum masif. Ada lima nama perempuan Universitas padjadjar~ _ yang sedang mencuat dalam bebe- rap a skandal korupsi, dan menjadi sorotan media nasional. Yakni Nunun urbaeti, Angelina Sondakh, Miranda Swaray Goeltom, Wa Ode Nurhayati, dan Neneng Sri Wahyuni. Selain mereka, adajuga Mindo Ro- salina Manulang. Bahkan, Athiyyah Laila, istri Anas Urbaningrum, digadang-gadang bakal dihadapkan ke Peradilan Tipikor pula. Payahnya pemberantasan korupsi daIam perspektif hukum dapat diarti- kan sebagai kekalahan hukum daJam perang melawan politikus dan pebis- nis, sehingga hukum dapat direka- reka untuk melanggengkan status quo dan kemapanan usaha. Beberapa waktu laIu, Naza- ruddin maupun Gayus Tambunan telah menye- but beberapa nama pen- ting yang terlibat dalam kasus mereka. Namun, aparat penegak hukum tak kunjung proaktif. Mereka banyak berkilah seoJah sedang berorasi politik, sehingga mernicu kemarahan pubIik. Lebih dari itu, dalarn beberapa pidatonya Kepala egara pernah berjanji akan berada di garis terdepan untuk mem- berantas korupsi, Namun, tindak pidana penyeleweng- an ini malah berkembang semakin gencar dan melern- baga seoJah-oIah merupakan hallumrah dalarn suatu sistem pemerin tahan. Selain tak pandang usia dan gender, korupsijuga tak memandang fakta bahwa bangsa masih terjerat kemiskinan. la menggerogoti kapa- sitas negara dalam melindungi dan menyejahterakan rakyat. Tenaga kerja Indonesia yang hidup di negeri orang selama puluhan tahun tanpa jaminan perlindungan terstruktur merupakan buah sistem pernerin- tahan korup. Dana pemberantasan buta aksara ditilep, dana bantuan sosiaI digulung, bahkan anggaran pengadaan kitab Alquran di Kemen- trian Agama dikorupsi juga. Semen- tara itu, dana taktis yang terse bar di berbagai instansijadi 'target primadona' para koruptor. Walaupun mendapat gelar seba- gai kejahatan luar biasa, vonis bagi koruptor tidaklah luar biasa. Mereka Elsya Tri Ahaddini '-. " I«)RUPSI kian mcnggurl ta. Berbagai cara sudah ditempuh, namun delik ini malah kian mengakar secara sistcmlk di berbagai lini. Bclakangan, regenerasi di kalangan koruptor berlangsu Ilg eu kUI} 'sukses', sch ingga usia penggulung uang negara dalam bebcrapa dckade terakhir berangsu r seruakin rnuda, rata-rata di hawah 40 tahun. Nencng S . \\' I .. t. j,.. rt "a rvum.js rl .. Nazaruddin, dan Wa Ode Nurhayati haru bcrusia ilO tahun. Angelina Sondakh 34 tahun, Dhana 37, Gayus Tambunan 32, dan Nazaruddin 33 tahun, Kllplni Humas Unpad 2012

Transcript of .r •.• -~ inl/ahkoran -...

.r •.•• -~

inl/ahkoran

oro Se/asa 0 Rabu • Kamls 0 Jumat 0 Sabtu4 5 6 7 8 9 10 11 12 1320 21 22 23 24 25 26 27 ®oMar OApr OMel eJun OJul OAgs OSep OOkt

dalam korupsi kian nyata danAlumnus Fakultas Hukum masif. Ada lima nama perempuanUniversitas padjadjar~ _ yang sedang mencuat dalam bebe-

rap a skandal korupsi, dan menjadisorotan media nasional. YakniNunun urbaeti, Angelina Sondakh,Miranda Swaray Goeltom, Wa OdeNurhayati, dan Neneng Sri Wahyuni.Selain mereka, adajuga Mindo Ro-salina Manulang. Bahkan, AthiyyahLaila, istri Anas Urbaningrum,digadang-gadang bakal dihadapkanke Peradilan Tipikor pula.

Payahnya pemberantasan korupsidaIam perspektif hukum dapat diarti-kan sebagai kekalahan hukum daJamperang melawan politikus dan pebis-nis, sehingga hukum dapat direka-reka untuk melanggengkan statusquo dan kemapanan usaha.

Beberapa waktu laIu, Naza-ruddin maupun GayusTambunan telah menye-but beberapa nama pen-ting yang terlibat dalamkasus mereka. Namun,aparat penegak hukumtak kunjung proaktif.Mereka banyak berkilahseoJah sedang berorasipolitik, sehingga mernicukemarahan pubIik.

Lebih dari itu, dalarnbeberapa pidatonyaKepala egara pernahberjanji akan berada digaris terdepan untuk mem-berantas korupsi, Namun,tindak pidana penyeleweng-an ini malah berkembangsemakin gencar dan melern-baga seoJah-oIah merupakanhallumrah dalarn suatu sistempemerin tahan.

Selain tak pandang usia dangender, korupsijuga tak memandangfakta bahwa bangsa masih terjeratkemiskinan. la menggerogoti kapa-sitas negara dalam melindungi danmenyejahterakan rakyat. Tenagakerja Indonesia yang hidup di negeriorang selama puluhan tahun tanpajaminan perlindungan terstrukturmerupakan buah sistem pernerin-tahan korup. Dana pemberantasanbuta aksara ditilep, dana bantuansosiaI digulung, bahkan anggaranpengadaan kitab Alquran di Kemen-trian Agama dikorupsi juga. Semen-tara itu, dana taktis yang terse bardi berbagai instansijadi 'targetprimadona' para koruptor.

Walaupun mendapat gelar seba-gai kejahatan luar biasa, vonis bagikoruptor tidaklah luar biasa. Mereka

Elsya Tri Ahaddini

'-. "

I«)RUPSI kianmcnggurl ta.

Berbagai cara sudahditempuh, namun

delik ini malah kianmengakar secara

sistcmlk di berbagailini. Bclakangan,

regenerasi dikalangan koruptorberlangsu Ilg eu kUI}

'sukses', sch inggausia penggulung

uang negara dalambebcrapa dckade

terakhir berangsu rseruakin rnuda,

rata-rata di hawah40 tahun. NencngS . \\' I .. t .j,.. rt "a rvum.js rl..

Nazaruddin, dan WaOde Nurhayati haru

bcrusia ilO tahun.Angelina Sondakh

34 tahun, Dhana 37,Gayus Tambunan

32, dan Nazaruddin33 tahun,

Kllplni Humas Unpad 2012

bahkan diperlakukan terhorrnat.ja-rang mengenakan baju tahanan, danmemperoleh banyak fasilitas sertakemudahan di penjara.

Dalam rnernerangi korupsi,penguasa, dan elite politik memperli-hatkan sikap ambigu. Bisa dimenger-ti, pasalnya, korupsi memang mendu-kung penguasa. Pembangunan tetapberlangsung, investasi asing tetap

instrumen yang tepat untuk menga-nalisis kecenderungan perubahanantarwaktu. Ini karena metode CPImeleburkan indeks berbagai sum-ber survei yang bisa berbeda daritahun ke tahun, sehingga perubahanskor dapat terjadi akibat perubahanmetode, dan bukan representasirealitas perubahan di lapangan. CPIlebih merupakan ilustrasi situasitahunan korupsi di suatu negara.

Idealnya, lembaga yud ikatif de-ngan kewenangannya yang penuh,mampu menciptakan gebrakan be-rani dengan membongkar mega kasusseperti perkara Hambalang, yanghingga kini telah memeriksa 67 orangsaksi. Namun, belum sampaijugapada proses sidang 'sebenarnya'.

Dalam konteks ini, sebagaimanapendapat Karl Gunnar Myrdal

(1898-1987), Indonesia adalahnegara Iunak (soft state), negarayang mengidap kelembekan

'" <' (leniency), sehingga pemerintahdan warganya tidak memiliki

posisi ketegaran moral yangjelas, terutama dalam urusan

moral sosial dan politik.Ujung-ujungnya, negaraini tidak memiliki kepe-

.',.,t. kaan dan ketegasan dalammenghadapi berbagai

bentuk penyelewengan dankejahatan korupsi. Termasukjuga korupsi politik yang di-tandai masifnya produksi UU

dan beragam peraturan, tetapiminim implementasi. Situasiinilah yang menjadikan Indo-

nesia sebagai negara lernah,lunak, tidak saja di mata dunia

internasional, melainkanjugadi mata bangsanya sendiri.

Dampaknya, budaya korupsikiari meresap di bumi Indonesia.Pelaku korup bukan saja pejabatberusia di atas 40, melainkanjugakaum belia dan para perempuanyarig memiliki peluang besar un-tuk korupsi. Kelembekan hukummenjadikan 'kader-kader koruptor'melakukan penyimpangan anggarantanpa rasa gentar.

Bappenas telah menerbitkanDokumen Strategi Nasional Pernber-antasan Korupsi dan RencanaAksiPemberantasan Korupsi 2010-2025.Dokumen yang rencananya akandiresmikan sebagai Peraturan Pre-siden, nyatanya hingga saat ini belumditandatangani sehingga belummemiliki legalitas yangjelas. Jikaambigu hukum ini terus beriangsung,maka -bisa dipastikan- koruptorakan semakin 'berjaya' di Tanah Air,entah sampai kapan. (*)

hadir. Dengan kata lain, korupsijugaikut menggerakkan mesin birokrasiseraya 'menegakkan' anarki aturan.

Faktor terpenting pernberan-tasan korupsi adalah kualitas moraldan intelektualitas para pemimpin.Rencana Pernbangunan JangkaMenengah Nasional (R.PJMN)2009-2014 menyebutkan, target

.strategi pemberantasan korupsiberkisar pada angka 5, berdasarkanindikator Corruption PerceptionsIndex (CPI 2014).

Namun, secara metodologis,penetapan CPI sebagai target capaianpemberantasan korupsi -sebenar-nya- rawan masalah. TransparencyInternational dalam setiap publi-kasinya tentang CPI kerap menyam-paikan koreksi bahwa CPI bukanlah