r Web viewKata Pengantar “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di . Antara kamu yang...

24
K K ata ata P P engantar engantar “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di Antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai- Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang- orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepadasiapa yang dikehendaki- Nya, dan Allah Maha Luas, lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Maidah: 54) Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh, Segala puji hanya kepada Allah Tuhan semesta alam yang Maha-memiliki masa lalu, memperindah hari ini dan merencanakan kisah indah untuk masa depan. Shalawat serta salam selalu tersampaikan untuk Nabi i

Transcript of r Web viewKata Pengantar “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di . Antara kamu yang...

KKataata P Pengantar engantar

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di Antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak

Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang

bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad

di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah,

diberikan-Nya kepadasiapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas, lagi Maha Mengetahui.”

(QS. Al Maidah: 54)

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh,

Segala puji hanya kepada Allah Tuhan semesta alam yang Maha-memiliki masa lalu, memperindah hari ini dan merencanakan kisah indah untuk masa depan. Shalawat serta salam selalu tersampaikan untuk Nabi Muhammad, sosok pemimpin dan inspirator terbesar sepanjang sejarah manusia. Kehadirannyalah yang memberikan pencerahan kepada dunia ini sehingga bekas perjuangannya sangat terasa hingga detik ini.

Kehadiran dakwah kampus di Indonesia dua puluh tahun silam telah memberikan banyak perubahan bagi kehidupan Islam di tatanan masyarakat Indonesia. Saat ini, bukan hal yang aneh lagi bila kita melihat buku Islam tersebar dimana-mana, bertemu dengan eksekutif yang taat beragama, atau pun menjumpai tokoh muslimah yang berpengaruh di masyarakat. Semua ini bisa dikatakan sebagai kontribusi

i

dakwah yang terlaksana di kampus yang telah bergulir selama dua dekade ini.

Selama dua puluh tahun ini pula berbagai kebijakan, program, dan kegiatan telah dilakukan oleh Lembaga Dakwah Kampus (LDK) untuk menciptakan nuansa Islami di kampus. Kegiatan kaderisasi yang berjenjang, agenda syiar yang sistematik, serta pengembangan jaringan untuk menambah dampak dari dakwah yang dilakukan menjadi menu utama bagi setiap LDK. Akan tetapi selalu muncul pertanyaan, apakah metode yang dipakai selama ini sudah tepat dan merupakan cara yang terbaik?

LDK sejak dulu telah menjadi lembaga andalan dalam menjalankan berbagai strategi dakwah di kampus. Kini, berbagai transformasi dakwah pun mulai terbentuk, baik di bidang akademik maupun non-akademik seperti berdakwah di Badan Eksekutif Mahasiswa dan di Unit Kegiatan Mahasiswa. Oleh karena itu diperlukan adanya sebuah rekayasa yang harmonis dalam sebuah LDK agar nantinya lembaga ini mampu menjadi tulang punggung pergerakan dakwah di kampus, serta menjadi pusat inkubasi dan pendidikan kader dengan kapasitas yang seimbang.

Sejak pertengahan tahun ‘90-an, lahirlah Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) sebagai sebuah wadah yang memungkinkan berbaginya pengalaman antar-LDK agar nantinya bisa saling berkembang dan menguatkan satu sama lain. Bisa dikatakan kehadiran FSLDK ini memberikan banyak manfaat bagi perkembangan dakwah kampus di Indonesia. Tidak hanya kampus dengan nama besar, kampus yang baru berdiri pun mendapatkan bagian untuk berkontribusi dalam forum ini.

Sebagai bagian dari tanggung jawab moral dalam memimpin sebuah LDK di suatu perguruan tinggi yang memiliki sejarah dalam inisiasi dakwah kampus, saya sebagai pribadi, maupun mewakili aktivis dakwah kampus di ITB, tergerak untuk dapat menjadi bagian dari perkembangan dakwah kampus di Indonesia. Kami meyakini bahwa apa yang

ii

kami terapkan di kampus ITB ini bisa diadaptasi oleh berbagai kampus, tentunya dengan sedikit penyesuaian. Kami harapkan pada akhirnya setiap kampus dapat menemukan pola dakwah yang tepat dan cocok dengan karakter kampus masing-masing.

Buku yang Anda baca saat ini adalah buah pemikiran dari pengalaman saya selama berkecimpung dalam dunia dakwah kampus. Buku ini hadir sebagai bagian dari catatan sejarah perkembangan LDK yang akan terus berkembang di Indonesia.

Pembuatan buku ini tentunya tidak terlepas dari dukungan semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung: keluarga saya tercinta yang senantiasa memberikan dukungan pada aktivitas-aktivitas saya selama ini, para sahabat-sahabat seperjuangan dan sahabat hati yang terus memberikan energi positif untuk terus berkarya, BPH GAMAIS ITB 2007-2008, FSLDK Nasional, dan para tokoh serta ulama yang banyak memberi saya tausiyah dan pencerahan untuk selalu berkorban demi umat.

Semoga kehadiran buku ini dapat menjadi suatu inspirasi bagi seluruh aktivis dakwah kampus di Indonesia untuk mampu merekayasa LDK-nya agar kelak dapat membentuk LDK yang produktif dalam berkarya dan harmonis dalam menyinergikan segala potensi yang ada. Besar keyakinan dalam diri saya bahwa LDK akan menjadi penggerak utama dalam langkah pembangunan peradaban Islam di Indonesia. Dari kampuslah perubahan itu terjadi, dan perubahan Islam akan terjadi dari kampus yang memiliki LDK yang kuat dan punya dampak besar terhadap lingkungan sekitarnya.

Karena perjuangan ini tiada arti tanpa Cinta-Nya ....

Salam hangat,Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.

Bandung, Ramadhan 1431 Hiii

Ridwansyah Yusuf Achmad

iv

v

IIsisi B Buku uku

KKataata P Pengantar ~ iengantar ~ i

IIsisi B Buku ~ vuku ~ v

PProlog rolog

Urgensi dan Tujuan Dakwah Kampus~ viiUrgensi dan Tujuan Dakwah Kampus~ vii

MMemaknai emaknai DDakwah akwah KKampusampus

Bab 0 - Makna Dakwah ~ 3Bab 0 - Makna Dakwah ~ 3

LLembaga embaga DDakwah yang akwah yang HHarmonis dan armonis dan PProgresifrogresif

Bab 1 - Start Up Lembaga Dakwah Kampus ~ 21Bab 1 - Start Up Lembaga Dakwah Kampus ~ 21Bab 2 - Dasar-dasar Perencanaan Dakwah Kampus ~ 27Bab 2 - Dasar-dasar Perencanaan Dakwah Kampus ~ 27Bab 3 - Tahapan Pengembangan Lembaga Dakwah Bab 3 - Tahapan Pengembangan Lembaga Dakwah

Kampus ~ 39Kampus ~ 39Bab 4 - Proses Legalisasi Lembaga Dakwah Kampus ~ 51Bab 4 - Proses Legalisasi Lembaga Dakwah Kampus ~ 51Bab 5 - Sinergisme Internal Lembaga Dakwah Kampus ~ Bab 5 - Sinergisme Internal Lembaga Dakwah Kampus ~

5959Bab 6 - Lembaga Dakwah Kampus Berbasis Kompetensi ~ Bab 6 - Lembaga Dakwah Kampus Berbasis Kompetensi ~

7171Bab 7 - Independensi Finansial Lembaga Dakwah ~ 77Bab 7 - Independensi Finansial Lembaga Dakwah ~ 77Bab 8 - Menuju Lembaga Dakwah Kampus Mandiri ~ 83Bab 8 - Menuju Lembaga Dakwah Kampus Mandiri ~ 83

vi

Bab 9 - Membangun Jaringan Lembaga Dakwah Kampus ~ Bab 9 - Membangun Jaringan Lembaga Dakwah Kampus ~ 8989

Glosarium ~ 101Glosarium ~ 101

AAktivis ktivis DDakwah yang akwah yang SSolid dan olid dan PProduktifroduktif

Bab 10 - Profil Aktivis Dakwah Kampus Masa Kini ~ 105Bab 10 - Profil Aktivis Dakwah Kampus Masa Kini ~ 105Bab 11 - Karakter Aktivis Dakwah Kampus yang Bab 11 - Karakter Aktivis Dakwah Kampus yang

Komprehensif ~ 109Komprehensif ~ 109Bab 12 - strategi sukses dakwah personal 115Bab 12 - strategi sukses dakwah personal 115Bab 13 - Menjadi Kader Penuh Prestasi ~ 123Bab 13 - Menjadi Kader Penuh Prestasi ~ 123Bab 14 - Menjadi Mentor Idaman ~ 129Bab 14 - Menjadi Mentor Idaman ~ 129Bab 15 - Kader adalah Agen Marketing ~ 137Bab 15 - Kader adalah Agen Marketing ~ 137Glosarium ~ 141Glosarium ~ 141

MMembangun embangun KKapasitas dan apasitas dan PPengaruh engaruh KKaderader

Bab 16 - Tahapan Kaderisasi ~ 145Bab 16 - Tahapan Kaderisasi ~ 145Bab 17 - Membentuk Kader Berbasis Kompetensi ~155Bab 17 - Membentuk Kader Berbasis Kompetensi ~155Bab 18 - Pengelolaan Mentoring ~ 163Bab 18 - Pengelolaan Mentoring ~ 163Bab 19 - Membangun Rasa Kekeluargaan dan Pikiran PositifBab 19 - Membangun Rasa Kekeluargaan dan Pikiran Positif

~ 185~ 185Glosarium ~ 191Glosarium ~ 191

MMenginspirasi enginspirasi KKampus dengan ampus dengan SSyiar dan yiar dan PPelayananelayanan

Bab 20 - Strategi Syiar ~ 195Bab 20 - Strategi Syiar ~ 195Bab 21 - Propaganda dan Corong Opini ~ 201Bab 21 - Propaganda dan Corong Opini ~ 201Bab 22 - Dakwah di Dunia Maya ~ 207Bab 22 - Dakwah di Dunia Maya ~ 207Bab 23 - Parameter Keberhasilan Syiar ~ 215Bab 23 - Parameter Keberhasilan Syiar ~ 215Bab 24 - Internalisasi Semangat Dakwah Fardiyah ~ 219Bab 24 - Internalisasi Semangat Dakwah Fardiyah ~ 219Bab 25 - Dakwah Fardiyah Berdasarkan Karakter Bab 25 - Dakwah Fardiyah Berdasarkan Karakter

Mahasiswa ~ 233Mahasiswa ~ 233

vii

Glosarium ~ 241Glosarium ~ 241

EEpilog pilog

Seretas Mimpi Kampus Madani ~ 243Seretas Mimpi Kampus Madani ~ 243

RReferensi ~ 245eferensi ~ 245

TTentang entang PPenulis ~ 247enulis ~ 247

viii

PProlog rolog

Urgensi dan Tujuan Dakwah Kampus

Seorang bijak pernah berkata kepada saya tentang perbedaan organisasi dakwah dengan organisasi biasa, sebuah petuah sederhana yang nantinya akan membedakan kualitas perubahan yang bisa diberikan di antara dua jenis organisasi ini. Beliau mengatakan bahwa perbedaan mendasar dalam menjalankan organisasi dakwah adalah: (1) niat berjuang hanya untuk Allah semata, (2) memiliki parameter keberhasilan yang bersifat ruhiyah, yang dinilai dari bertambahnya kedekatan diri dengan Allah, (3) adalah bagian integral dari sebuah proses pembangunan peradaban Islam, dan (4) memiliki kekhasan metode untuk setiap komunitasnya. Pemahaman inilah yang saya jadikan landasan dasar untuk memulai buku “Menuju Kampus Madani” ini, agar para kader dakwah kampus di seluruh Indonesia memahami tujuannya menjalankan dakwah kampus, serta memiliki pandangan yang komprehensif dan integral tentang strategisnya keberadaan dakwah kampus dalam pembangunan bangsa.

Dakwah kampus yang telah bergulir selama lebih dari 20 tahun telah memberikan banyak perubahan terhadap perbaikan Indonesia, khususnya tentang perbaikan iklim keislaman masyarakat. Berbicara tentang dakwah kampus, berarti kita berbicara tentang masa depan bangsa dan perbaikan bangsa. Dakwah kampus inilah yang nantinya akan menjadi salah satu tonggak pembangunan peradaban masa

ix

depan. Membangun peradaban. Ya, itulah yang akan kita lakukan di kampus ini. Saya akan membuka pembahasan ini dengan peran kampus dalam membangun individu yang kuat, serta peran sentral dakwah kampus yang identik dengan dakwah mahasiswa.

Kampus sebagai Inkubator PeradabanDibandingkan dengan dakwah kepada khalayak umum,

objek dakwah kampus sangatlah unik. Objek dakwah kampus merupakan mahasiswa yang dikenal memiliki kapasitas intelektual yang homogen, yaitu berpendidikan, logis, serta terbuka terhadap informasi baru. Dengan menilik pula potensi mahasiswa yang dekat dengan masyarakat dan memiliki akses ke pemerintahan, terbuka pula kesempatan bagi mereka untuk dapat menyebarkan nilai-nilai Islam secara lebih luas. Di samping itu semua, dakwah kampus juga bisa dimanfaatkan untuk pencitraan mahasiswa itu sendiri sehingga masyarakat bisa menilai apakah mahasiswa kini—yang akan memimpin bangsa di masa yang akan datang—adalah orang-orang yang mampu melandasi kecerdasan intelektualnya dengan fondasi agama yang kuat. Sosok-sosok inilah yang amat dinanti-nantikan bangsa ini untuk perubahan Indonesia di masa yang akan datang.

Potensi Besar Mahasiswa sebagai Agen Perubahan

Selain dari kapasitas pribadinya, sebagai objek dakwah utama mahasiswa memiliki banyak keunggulan. Mereka biasanya belum terlalu disibukkan dengan urusan dunia. Mereka masih lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menuntut ilmu. Seorang mahasiswa saat ini bahkan bisa mendapat gelar sarjana pada usia 20 tahun—usia yang sangat muda—sehingga mempunyai kesempatan yang relatif lebih banyak untuk dapat melakukan perubahan bagi dirinya maupun bagi masyarakat. Sifat seorang pemuda yang melekat

x

pada diri mahasiswa pun menjadi suatu kekuatan yang tidak boleh kita lupakan. Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, sejarah telah membuktikan bahwa berbagai momen pergerakan dan transformasi bangsa dilakukan oleh tangan-tangan para pemuda.

Mahasiswa juga selalu dikenal sebagai pihak yang netral, yang selalu memberi tanpa memihak. Secara dinamis mereka bergerak, berkontribusi, dan terus bekerja sesuai naluri memberikan waktu, tenaga, serta pikirannya demi perubahan di lingkungannya. Selain itu mahasiswa juga mampu menjaring kekuatan hingga ke tingkat internasional. Di samping karena jumlah mahasiswa yang cukup banyak, kemajuan teknologi yang dapat mereka manfaatkan kini sangat memungkinkan terjadinya pertukaran informasi antara mahasiswa beda negara, serta terbentuknya forum-forum aliansi mahasiswa berskala internasional.

Dakwah Kampus sebagai Bagian Integral dari Pembangunan Peradaban Islam

xi

Peran langsung dakwah kampus

Gambar di atas menggambarkan eskalasi perbaikan peradaban, dimulai dari perbaikan individu yang berperan untuk membangun sebuah keluarga. Kumpulan keluarga ini bergabung dalam masyarakat, dan menjadi bagian dalam perbaikan negara. Tahap terakhirnya adalah bagaimana dengan kumpulan negara yang ada dapat dibangun sebuah era baru peradaban dunia. Sedangkan ditinjau dari peran dakwah kampus, dalam tahapan ini, dakwah kampus memiliki peran yang penting dalam perbaikan individu dan masyarakat.

xii

Perbaikan IndividuIndividu atau mahasiswa dalam konteks dakwah kampus

perlu dibina sejak dini agar sebagai pribadi ia memiliki pemahaman keislaman yang baik. Sebagai seorang pria, ia akan menjadi seorang kepala keluarga yang memimpin keluarganya serta menjadi teladan bagi anak-anaknya. Begitu pula bagi seorang perempuan, ia akan menjadi seorang ibu yang mendidilk putra-putrinya untuk menjadi orang-orang yang berdedikasi terhadap umat.

Selain itu seorang individu juga dituntut untuk mampu mengoptimalkan segala potensinya agar ia dapat menjadi da’i dimana pun dan kapanpun ia berada. Oleh karena itu seorang kader dakwah yang terlibat dalam dakwah kampus diharapkan mampu memiliki tujuan hidup sejak dini. Dengan menentukan tujuan hidupnya, Ia diharapkan mampu membuat langkah-langkah yang perlu ia tempuh untuk mencapainya. Ia juga diharapkan dapat memikirkan problematika umat yang terjadi, dan menjadi solusi bagi perbaikan umat baik secara parsial maupun integral sesuai dengan potensi yang ia miliki.

Perbaikan individu ini bisa dilakukan melalui berbagai pendekatan dalam dakwah kampus itu sendiri, seperti melalui permentoringan dan ta’lim. Perlu dipastikan pula bahwa dakwah kampus diharapkan mampu menjamin individu yang telah terbina di kampus akan tetap berlanjut pembinaannya pasca meninggalkan kampus. Keberlanjutan pembinaan ini membuat alumni dakwah kampus tetap terjaga nilai keislaman dan idealismenya.

Perbaikan MasyarakatSasaran perbaikan pada dakwah kampus adalah

masyarakat kampus itu sendiri, yakni mahasiswa, dosen, dan karyawan. Semua elemen ini butuh disentuh oleh dakwah agar dapat terbangun sebuah masyarakat yang madani di kampus. Tentu pula setiap elemen ini membutuhkan pola dan

xiii

pendekatan dakwah yang berbeda karena mereka memiliki karakter, pengalaman, serta cara pandang hidup yang berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, kondisi yang paling baik adalah mahasiswa berdakwah kepada mahasiswa, dosen berdakwah kepada dosen, dan karyawan berdakwah kepada karyawan. Dengan adanya kesamaan sifat dan karakter antara da’i dan objek dakwahnya, tentu kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan lebih mudah sehingga target dakwah pun bisa lebih mungkin dicapai.

Akan tetapi dalam realitanya, da’i dari kalangan mahasiswa sering kali memegang peran dakwah yang terbesar di kampus. Hal ini karena mereka memperoleh tuntutan agar mampu men-syiar-kan Islam kepada semua elemen kampus. Mahasiswa akhirnya harus berpikir keras dalam merekayasa dakwah di kampusnya. Sementara itu, berdasarkan pengalaman dan pengamatan di berbagai kampus, dosen memegang pengaruh yang cukup besar dalam pergerakan dakwah, dikarenakan kapasitas intelegensi, pengalaman, serta statusnya yang diakui. Mereka pulalah yang menjadi salah satu elemen yang bertahan paling lama di kampus.

Dengan demikian dalam perkembangannya, kolaborasi antara aktivis dakwah kampus dan aktivis dakwah kampus permanen (baca: dosen) akan berbuah pada sebuah keterpaduan dakwah kampus yang utuh. Maka alangkah baiknya jika para mahasiswa yang memiliki kelebihan pada kemampuan inteligensinya, kelak melanjutkan jenjang akademiknya sehingga ia menjadi dosen dan menjadi bagian dari pembangunan dakwah di kampus. Memang perlu perencanaan jangka panjang untuk mewujudkan ini, oleh karena itu perencanaan untuk pembentukan kampus yang madani perlu segera dimulai agar waktu yang tersedia lebih banyak.

Perbaikan NegaraMahasiswa akan terlibat dalam struktur sosial masyarakat

dengan bekerja di bidangnya masing-masing setelah lulus. Ada

xiv

mahasiswa yang nantinya akan berprofesi menjadi seorang dosen, profesional, birokrat, seniman, ataupun profesi lainnya yang berkesempatan memberikan kontribusi dalam perbaikan bangsa. Pada masa pasca kampus, mahasiswa akan memasuki salah satu sektor sosial profesi, yaitu (1) sektor publik yang terdiri dari birokrat, PNS, TNI/Polri, atau diplomat, (2) sektor privat yang biasanya diisi oleh para profesional seperti wirasusahawan, (3) sektor masyarakat yang terdiri dari LSM, social workers, dan yayasan, dan (4) sektor akademik atau perguruan tinggi yang memutar roda perubahan sebuah bangsa dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan semakin banyaknya mahasiswa yang memiliki keseimbangan antara fikriyah, jasadiyah, dan ruhiyah yang mengisi pos-pos ini, maka secara bertahap mereka akan mampu meningkatkan kesejahteraan dan keadilan di masyarakat. Untuk itu diharapkan agar mahasiswa yang kelak akan menjadi alumni dakwah kampus untuk mampu melakukan kegiatan dakwah secara personal dan profesional pada lingkungan profesi manapun yang ia ambil.

xv

Penguatan dakwah fardiyah, baik dengan kemampuan persuasif, keteladanan, dan pembuktian kapasitas personal secara profesional mutlak dibutuhkan oleh setiap alumni dakwah kampus. Sungguh sangat percuma jika pasca meninggalkan kampus, seorang mantan aktivis dakwah kampus menjadi kendur produktivitasnya sehingga tidak progresif lagi dalam berdakwah. Oleh karena itu, penguatan pembinaan yang utuh dan bersifat kontinu amat sangat dibutuhkan untuk menjaga keberlangsungan dakwah itu sendiri.

Piramida Pendidikan Masyarakat IndonesiaPiramida di bawah ini menggambarkan bahwa jumlah

masyarakat yang bisa menikmati pendidikan di Indonesia semakin mengecil seiring dengan naiknya tingkat pendidikan. Pada piramida tersebut dapat dilihat bahwa hanya sedikit saja masyarakat yang mampu meneruskan pendidikannya hingga

xvi

Perguruan Tinggi (Sektor Akade

mik)

Sektor Publik - Pemerint

ah

Sektor Privat-

Swasta

Sektor

Masyarakat - Non Pemerint

ah

Pekerjaan

Sukarela/sosi

alPekerja

an dengan sedikit

keuntungan

Pengembangan

Masyarakat

Pekerjaan

Ekonomi

Pekerjaan Investasi

Menghasilk

an keuntunga

n

Membuat Kebijakan

Mengatur Pembiaya

an Nega

ra

Mendorong Kesejahteraan

ke level perguruan tinggi. Tahapan kampus ini adalah tahap peralihan dari seseorang yang masih berstatus pelajar menjadi seseorang yang mandiri. Dengan optimalnya perbaikan individu pada diri mahasiswa, ia diharapkan dapat membuat perubahan di tempat ia bersosialisasi. Kampus akan sangat menentukan bagaimana kondisi bangsa ke depan. Bila dakwah kampus berhasil mensuplai sebanyak-banyaknya cendekia muslim, maka tibalah saatnya alumni dakwah kampus menjadi bagian penting dalam perbaikan bangsa Indonesia.

Ketika semua perguruan tinggi mampu melakukan perubahan masyarakat kampus secara optimal, maka konsekuensi logisnya adalah terbentuknya perbaikan bangsa. Namun jika dalam rangka perbaikan individu kampus gagal memberikan manfaat bagi mahasiswanya, maka kegagalan masa depan bangsa tinggal menunggu waktu. Ironisnya, hasil dakwah kampus terhadap perbaikan bangsa membutuhkan waktu hingga 30 tahun. Oleh karena itu kita memang perlu bersabar dalam menjalankan agenda-agenda dakwah kita di kampus.

Perlu diketahui bahwa hanya ada 2 juta mahasiswa di Indonesia. Artinya, mahasiswa memang adalah kelompok terpilih yang intelek. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi kita. Mampukah kita yang berjumlah sedikit ini melakukan

xvii

Mahasiswa

Pelajar

(S

D, S

MP, SMU/SMK)

Masyarakat Umum

Legislatif, Eksekutif,

Profesional, Entrepreneur, Militer, NGOs,

Akademisi dan

sebagainya

perubahan signifikan terhadap masyarakat, baik ketika masih berstatus sebagai mahasiswa maupun ketika sudah menjadi alumni.

Maka kesimpulan selanjutnya adalah bahwa dakwah kampus mempunyai urgensi yang sangat besar. Dakwah kampus bukanlah aktivitas organisasi biasa, ini adalah bagian dari pembangunan peradaban sehingga Anda perlu serius dalam menjalankannya. Semakin banyak mahasiswa yang tercerahkan berkat dakwah yang kita lakukan, maka akan semakin besar manfaatnya bagi perbaikan bangsa ke depan.

Untuk itu perlu kiranya kita memahami tujuan dakwah kampus, yaitu:1. Suplai alumni yang berafiliasi terhadap Islam

Bagaimana dakwah kampus mampu mensuplai dan mencetak alumni yang mempunyai afiliasi terhadap Islam? Paramater afiliasi dalam hal ini adalah seseorang tidak menolak kebaikan, menolak kemungkaran, serta tidak menentang ajaran Islam. Suplai alumni ini tentu tidak sekedar berupa alumni biasa, tapi sangat diharapkan pula berupa mereka yang kompeten dalam bidang keilmuannnya. Perlu diingat bahwa dakwah kampus tidak melahirkan sosok ustad atau kyai. Dakwah kampus diharapkan dapat melahirkan sosok teknokrat muslim, cendikiawan muslim, ilmuwan muslim, desainer muslim, seniman muslim, pengusaha muslim, dan sosok intelektual muslim lainnya. Dengan demikian tak dapat dipungkiri lagi bila penguasaan terhadap ilmu yang ditekuni di bangku perkuliahan menjadi mutlak harus dikuasai oleh setiap muslim. 2. Transformasi masyarakat menjadi masyarakat madani

Perbaikan masyarakat kampus dengan pembinaan di segala bidang diharapkan dapat membentuk masyarakat yang madani. Untuk membangun masyarakat madani ini di masyarakat luas, kita dapat memulainya dari kampus. Seperti yang telah kita ketahui, kampus adalah miniatur dari kehidupan di dunia nyata. Dengan segala realita dan

xviii

heterogenitas yang ada di dalamnya, kampus telah berkembang menjadi laboratorium mini bagi para pemimpin masa depan bangsa. Maka tidak mengherankan bila banyak yang berkata, “Ketika Anda bisa memimpin mahasiswa di kampus Anda, maka Anda bisa memimpin negara”. Mungkin tampak berlebihan, tetapi memang begitulah kenyataannya. Jika saat ini para aktivis dakwah kampus semakin berkurang militansinya dan semakin rapuh kesolidannya sebagai satu kesatuan, maka dikhawatirkan hal ini akan menjadi representasi dari kehidupan nyata dunia di masa depan. Oleh karena itu, pemahaman yang kuat serta eskalasi gerakan yang jelas menuju kampus yang madani perlu dirumuskan sesegera mungkin oleh setiap kampus, agar jelas platform dakwah yang ada di kampus masing-masing. 3. Penyedia unsur-unsur perbaikan negara

Dakwah kampus mampu mempersiapkan para mahasiswa untuk masuk ke salah satu dari tiga sektor sosial (publik, swasta, masyarakat). Dalam dakwah kampus, mahasiswa tidak hanya disiapkan kompetensinya, tetapi juga disiapkan pemahamannya dalam berdakwah kepada masyarakat, sehingga perbaikan negara dapat ditunjang dari bawah (bottom-up) yang melibatkan masyarakat dalam perkembangan bangsa ini.

Pada akhirnya memang dakwah kampus dituntut agar dapat menghasilkan alumnus-alumnus yang dapat memberikan kontribusi dalam rangka perbaikan bangsa. Yang menjadi penekanan dalam hal ini adalah bagaimana agar sejak dini setiap individu aktivis dakwah kampus dapat memiliki visi yang jelas terhadap kehidupan dan masa depannya. Akan jadi apa ia, bagaimana mewujudkannya, serta kapasitas diri apa saja yang perlu ia persiapkan untuk dapat mewujudkan cita-cita tersebut. Sebisa mungkin hal ini disiapkan sejak para kader masih duduk di tingkat 2 atau tingkat 3. Dengan demikian, mereka akan benar-benar matang dalam mempersiapkan diri dan dapat menjadi sosok yang tepat bagi profesi yang akan ditekuni kelak.

xix

Dengan memahami urgensi serta tujuan dakwah kampus, diharapkan setiap aktivis dakwah mampu menurunkannya menjadi strategi dan metode dakwah yang sesuai di kampus masing-masing. Sebagaimana dalam membangun rumah, pemahaman akan tujuan dan urgensi dakwah kampus merupakan fondasi yang sangat penting dalam pembangunan rumah dakwah kampus.

Tantangan dan dinamika dakwah yang semakin besar di masa yang akan datang membutuhkan fondasi dakwah yang kokoh. Salah satu fondasi penting tersebut adalah pemahaman mengenai urgensi dan tujuan dari dakwah kampus. Pemahan terhadap kedua hal ini nantinya akan dapat memastikan apakah aktivitas dakwah yang dikembangkan di sebuah kampus tetap selalu berada pada koridor yang benar.

Tentu tak banyak yang mengira bahwa hal-hal kecil yang dilakukan di lembaga dakwah kampus akan sangat berdampak pada perubahan yang terjadi di masa yang akan datang. Seorang aktivis dakwah kampus yang memahami betul mengenai hal ini, akan mampu memiliki energi lebih dalam bergerak. Ia tidak hanya bergerak dengan pemahaman yang teknis saja, akan tetapi juga akan bergerak dengan memahami peran strategis yang akan ia jalankan berdasarkan pemahaman terhadap gambaran besar dakwah kampus.

Buku “Menuju Kampus Madani” ini akan memaparkan bagaimana strategi dakwah yang bisa dijalankan oleh para aktivis dakwah kampus, agar cita-cita akan berdirinya sebuah kampus yang madani dapat diwujudkan. Segala yang dituliskan dalam buku ini diharapkan dapat diimplementasikan di kampus masing-masing setelah disesuaikan dengan kondisi kampus setempat.

Selamat merencakan mimpi Anda tentang kampus madani!

xx