Quantum GIS di IGOS Nusantara 9 (Modul Arahan Pemanfaatan Lahan)

12
MODUL 3 ARAHAN PEMANFAATAN LAHAN PENDAHULUAN Penentuan arahan pemanfaatan lahan sangat penting dilakukan sebagai langkah awal untuk mengetahui lokasi yang sesuai dalam merencanakan pembangunan kedepan. Selanjutnya dari arahan pemanfaatan lahan yang tersusun akan didetailkan pemanfaatannya melalui prasyarat-prasyarat tertentu. Pemanfaatan ruang yang sesuai dengan arahan pemanfaatannya sangat menentukan kelanjutan pembangunan yang direncanakan. Penentuan pemanfaatan ruang dapat dilakukan secara normatif sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian No.837/KPTS/UM/1980 (lampiran 1). Meskipun banyak kasus membuktikan bahwa penentuan pemanfaatan ruang secara normatif menurut KepMen ini masih perlu dilengkapi dengan uji lapangan maupun perhitungan fisik lainnya, namun secara tentatif teknik scoring dan overlay pada KepMen ini dapat dijadikan acuan awal untuk menentukan pemanfaaatan lahan dalam tata ruang. Penentuan arahan pemanfaatan lahan, dapat digunakan pula untuk melihat ketidaksesuaian kawasan-kawasan tertentu yang ditetapkan dalam rencana tata ruang, maupun kondisi eksisting lahan. Menurut UU no 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan perizinan peruntukan ruang dapat dikenakan sanksi termasuk terhadap pejabat pemerintah yang menerbitkan izin pemanfaatan ruang tersebut. Melalui penyusunan arahan pemanfaatan lahan, ketidaksesuaian pemanfaatan ruang yang tertuang dalam rencana tata ruang dapat dikaji atau dievaluasi menggunakan metode scoring dan overlay seperti yang ada pada Keputusan Menteri Pertanian No.837/KPTS/UM/1980. TUJUAN 1. Mengetahui arahan pemanfaatan lahan pada suatu wilayah 2. Mengetahui luasan masing-masing kawasan pada arahan pemanfaatan lahan OUTPUT 1. Peta Arahan Pemanfaatan lahan wilayah perencanaan 2. Tabel luasan masing-masing kawasan III - 1 Laboratorium Perencanaan Tata Ruang dan Tata Wilayah Fakultas Geografi UNIVERSITAS GADJAH MADA

Transcript of Quantum GIS di IGOS Nusantara 9 (Modul Arahan Pemanfaatan Lahan)

MODUL 3ARAHAN PEMANFAATAN LAHAN

PENDAHULUAN

Penentuan arahan pemanfaatan lahan sangat penting dilakukan sebagai langkah awal

untuk mengetahui lokasi yang sesuai dalam merencanakan pembangunan kedepan. Selanjutnya

dari arahan pemanfaatan lahan yang tersusun akan didetailkan pemanfaatannya melalui

prasyarat-prasyarat tertentu. Pemanfaatan ruang yang sesuai dengan arahan pemanfaatannya

sangat menentukan kelanjutan pembangunan yang direncanakan.

Penentuan pemanfaatan ruang dapat dilakukan secara normatif sesuai dengan Keputusan

Menteri Pertanian No.837/KPTS/UM/1980 (lampiran 1). Meskipun banyak kasus membuktikan

bahwa penentuan pemanfaatan ruang secara normatif menurut KepMen ini masih perlu

dilengkapi dengan uji lapangan maupun perhitungan fisik lainnya, namun secara tentatif teknik

scoring dan overlay pada KepMen ini dapat dijadikan acuan awal untuk menentukan

pemanfaaatan lahan dalam tata ruang.

Penentuan arahan pemanfaatan lahan, dapat digunakan pula untuk melihat

ketidaksesuaian kawasan-kawasan tertentu yang ditetapkan dalam rencana tata ruang, maupun

kondisi eksisting lahan. Menurut UU no 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, pemanfaatan

ruang yang tidak sesuai dengan perizinan peruntukan ruang dapat dikenakan sanksi termasuk

terhadap pejabat pemerintah yang menerbitkan izin pemanfaatan ruang tersebut. Melalui

penyusunan arahan pemanfaatan lahan, ketidaksesuaian pemanfaatan ruang yang tertuang dalam

rencana tata ruang dapat dikaji atau dievaluasi menggunakan metode scoring dan overlay seperti

yang ada pada Keputusan Menteri Pertanian No.837/KPTS/UM/1980.

TUJUAN

1. Mengetahui arahan pemanfaatan lahan pada suatu wilayah

2. Mengetahui luasan masing-masing kawasan pada arahan pemanfaatan lahan

OUTPUT1. Peta Arahan Pemanfaatan lahan wilayah perencanaan

2. Tabel luasan masing-masing kawasan

III - 1

Laboratorium Perencanaan Tata Ruang dan Tata WilayahFakultas GeografiUNIVERSITAS GADJAH MADA

LANGKAH KERJA

(1) Pada tampilan desktop IGOS, klik Applications>Education >Quantum GIS untukmembuka program Quantum GIS

(2) IGOS Nusantara 9, menggunakan Quantum GIS versi 1.8.0-Lisboa, setelah terbukaQuantum GIS klik “OK” pada QGIS Tips window untuk segera memulai

(3) Buka dan aktifkan layer “lereng_(nama kabupaten).shp”; “jenistanah_(namakabupaten).shp”; dan “ch_(nama kabupaten).shp”.

III - 2

Laboratorium Perencanaan Tata Ruang dan Tata WilayahFakultas GeografiUNIVERSITAS GADJAH MADA

(4) Lakukan skoring pada tiap-tiap layer (Lihat Lampiran SK Menteri Pertanian No.837/KPTS/UM/1980)

• Buka atribut masing-masing layer pilih “Toogle editing mode” danklik pada icon “New column”;

III - 3

Anda dapat membuka satu persatu atau ketiga-tiganya sekaligus dengan menekan tombol “ctrl” dan klik pada layer yang akan dibuka

Klik pada “browse” untuk mencari lokasi dimana anda menyimpan layer

Add Vektor Layer

Tanda “centang (√)” menandakan layer sedang aktif. Tampilan yang nampak pada jendela utama adalah tampilan dari layer yang ditempatkan atau berada paling atas

Laboratorium Perencanaan Tata Ruang dan Tata WilayahFakultas GeografiUNIVERSITAS GADJAH MADA

• Selanjutnya isikan nama kolom yang akanditambahkan pada data atribut, pilih tipedatanya, dan atur lebar kolomnya;

• Klik “OK” setelahselesai melakukanpengaturan kolom;

• Mulai isikan skorsesuai denganketentuan

• Lakukan hal yang sama(menambahkan kolom danmengisikan nilai pada masing-masinglayer.

(5) Overlay-kan ketiga layer tersebut dengan cara sebagai berikut;• Klik Vektor>Geoprocessing Tools>Intersect untuk membuka intersect

window

III - 4

Anda dapat melakukan intersect dengan urutan yang berbeda seperti pada contoh. Pada contoh “Intersect Window” di bawah, layer curah hujan (ch_kulonprogo) akan di intersect-kan terlebih dahulu dengan layer jenis tanah (jenistanah_kulonprogo)

Klik “Save” setelah anda memberikan nama baru pada hasil overlay (intersect).

Klik “Browse” dan pilih lokasi dimana anda akan menyimpan hasil outputnya, dan berikan nama pada layer baru hasil intersect.

Tunggu prosesnya selesai (progress bar mencapai 100%).

Setelah proses intersect selesai akan muncul “Geoprocessing Message Box” yang berisikan pesan bahwa layer baru telah berhasil dibuat dan permintaan untuk menampilkan layer baru dalam tampilan utama. Klik “Yes” untuk melanjutkan.

Laboratorium Perencanaan Tata Ruang dan Tata WilayahFakultas GeografiUNIVERSITAS GADJAH MADA

(6) Lakukan proses intersect sekali lagi pada layer hasil intersect anda dengan salah satu layeryang belum anda lakukan proses intersect.

(7) Perhatikan hasilnya! Anda telah memiliki hasil overlay dari 3 layer (curah hujan, jenis tanahdan kemiringan lereng) melalui proses intersect pada QGIS. Proses intersect dapat andalakukan pada masing-masing layer tanpa ada urutan tersendiri, layer apapun yang pertamadiintersect hasilnya akan sama saja. Kira-kira hasilnya akan seperti gambar dibawah ini

(8) Sesuai dengan Lampiran-1. lakukan penjumlahan skor pada layer hasil overlay dengan carasebagai berikut:• Buka tabel atribut hasil overlay ketiga layer (tanah, curah hujan dan

lereng)

III - 5

Simpan hasil intersect dengan nama yang memudahkan anda, Tunggu prosesnya selesai.

Layer ch_tanah (sebagai hasil proses intersect sebelumnya) dioverlaykan dengan layer lereng_kulonprogo melalui proses intersect

Layer hasil intersect

Layer hasil intersect

Laboratorium Perencanaan Tata Ruang dan Tata WilayahFakultas GeografiUNIVERSITAS GADJAH MADA

• Tambahkan kolom baru dan beri nama “TOTAL SKOR”

• Lakukan penjumlahan skor dengan cara klik pada “Open fieldcalculator” button

• setelah field calculator windowmuncul, pastikan check box pada”Update existing field” terpilih,dan arahkan pada kolom ”total skor”

• untuk mengisi ”Field calculatorexpression”, double klik/pilih namakolom skor pada masing-masinglayer, jangan lupa tambahkan tandaoperasi ”+” untuk menjumlahkan skorpada masing-masing layer,

• Kemudian klik ”OK”.

• Setelah field calculator windowtertutup secara otomatis, andasudah mendapatkan atribut yangberisikan total skor atau hasilpenjumlahan skor masing-masinglayer

III - 6

Klik ikon bergambar pensil untuk memasuki mode editing

Tampilan layer ch_tanah_lereng (hasil overlay 3 layer) pada halaman utama saat memasuki mode edit.

Klik “OK” setelah selesai melakukan pengaturan untuk kolom baru.

Laboratorium Perencanaan Tata Ruang dan Tata WilayahFakultas GeografiUNIVERSITAS GADJAH MADA

(9) Setelah penambahan kolom TOTAL SKOR selesai, sebaiknya hasilnya anda simpan sebagailayer baru

III - 7

Pada kolom “TOTAL SKOR” Secara otomatis akan terisi nilai hasil penjumlahan skor masing-masing layer

Penambahan kolom dapat juga anda lakukan pada “Field kalkulator” window. Cara ini lebih singkat dibandingkan dengan cara sebelumnya yang melalui 2 langkah. Apabila pada langkah sebelumnya, anda menambahkan kolom baru terlebih dahulu kemudian menentukan isi kolomnya. Sedangkan alternatif ini penambahan kolom dan isi dari kolom baru dilakukan melalui satu proses saja. Cara ini adalah alternatif lain yang dapat anda lakukan agar mempersingkat waktu.

Setelah muncul “Save vector layer as..” window, klik “Browse” untuk memberi nama layer yang baru danlokasi dimana anda akan meyimpan layer tersebut

Pada contoh layer baru diberi nama “Arahan Pemanfaatan Lahan”. Setelah anda klik “Save” dan kembali pada “Save vector layer as..” window klik “OK”

Laboratorium Perencanaan Tata Ruang dan Tata WilayahFakultas GeografiUNIVERSITAS GADJAH MADA

(10) Masuk ke mode edit dan tambahkan kolom pada layer baru tersebut dengan nama ”ArahanPemanfaatan Lahan” ubah type datanya menjadi string

(11) Mulai isikan peruntukan kawasan dengan ketentuan seperti tercantum pada lampiran-1.

• Klik untuk memunculkan ”Search query builder” window

• isikan ”175” pada SQL whereclause box

• klik ”OK”• Klik ”open field calculator”

button• setelah field calculator

window muncul, pastikan checkbox pada Update existing fieldterpilih, dan arahkan padakolom ”Arahan PemanfaatanLahan”

• Kemudian isikan 'HutanLindung'

• Selanjutnya untuk peruntukan yanglain, gunakan proses yang samauntuk mempermudah anda dalammelakukan pencarian dan mengisikanperuntukannya dalam tabel atribut

III - 8

Jangan lupa selalu menambahkan tanda (') pada awal dan akhir kata yang akan anda ketikkan dalam “Field Calculator Expression”

Laboratorium Perencanaan Tata Ruang dan Tata WilayahFakultas GeografiUNIVERSITAS GADJAH MADA

(11) Lihat hasilnya, anda sudah memiliki data atribut yang lengkap dengan masing-masingperuntukan kawasan.

III - 9

Kawasan Penyangga :TOTAL SKOR >= 125 AND TOTAL SKOR < 175

Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan :TOTAL SKOR < 125 AND REMARK = '8 – 15 % ' OR TOTAL SKOR < 125 AND REMARK = '15– 25 %'

Kawasan Tanaman Semusim dan Permukiman :TOTAL SKOR < 125 AND REMARK = '0 – 2 %' OR TOTAL SKOR < 125 AND REMARK = '2– 8 %'

KAWASAN PENYANGGA

KAWASAN BUDIDAYA TANAMAN TAHUNAN

KAWASAN TANAMAN SEMUSIM DAN PERMUKIMAN

Laboratorium Perencanaan Tata Ruang dan Tata WilayahFakultas GeografiUNIVERSITAS GADJAH MADA

(12) Simpan hasilnya dengan cara keluar dari mode edit atau klik

(13) Hitung luasan masing-masing kawasan, dengan cara sebagai berikut;• klik Vektor>Geometry Tools>Export/Add geometry Columns

• Setelah layer baru terbentuk, buka atribut dari layer baru tersebut danlihat adanya penambahan 2 (dua) kolom baru. Pada kolom AREA tersebutterdapat luasan yang diinginkan (satuannya dalam m²)

• Untuk memudahkan anda menghitung luasan masing-masing kawasan, lakukanseleksi tiap-tiap kawasan dengan advance search

III - 10

Perhatikan pada atribut layer baru tersebut memiliki kolom baru yang berisi luasan (dalam m²)

Aktifkan (√) pada “Save to new shapefile” chekbox kemudian klik pada “Browse” untuk menyimpan layer baru

Tunggu prosesnya hingga progress barnya mencapai 100%, setelah itu akan muncul message window yang meminta konfirmasi apakah anda ingin menambahkan layer baru tersebut ke dalam jendela utama QGIS. Klik ”YES”

Laboratorium Perencanaan Tata Ruang dan Tata WilayahFakultas GeografiUNIVERSITAS GADJAH MADA

• Setelah pencarian pada salah satu kawasan dengan query anda lakukan,biarkan aktif dan tampak. Kemudian klik Vektor>Analysis Tools>BasicStatistics

III - 11

Pencarian dengan query memudahkan anda dalam menghitung luasan masing-masing kawasan. Untuk melakukan pencarian anda dapat menggunakan “advanced search” button. Pada contoh ditunjukkan preview untuk pencarian luasan Kawasan Tanaman Semusim dan Permukiman.

Klik pada ikon “Move selection to top” untuk meletakkan hasil pencarian anda pada urutan teratas dalam atribut

Lihat pada halaman utama, hasil pencarian anda yang terseleksi/ terpilih akan berwarna beda

Laboratorium Perencanaan Tata Ruang dan Tata WilayahFakultas GeografiUNIVERSITAS GADJAH MADA

• Lakukan juga untuk peruntukan yang lain dalam Arahan Pemanfaatan Lahandengan cara seperti yang dicontohkan

(14) Susun layout peta arahan pemanfaatan lahan pada daerah perencanaan anda.

III - 12

Pastikan tanda centang (√) pada “Use only selected features” check box terpilih, pilih dan arahkan Target field pada kolom yang berisi luasan (AREA), kemudian klik “OK”. Tunggu prosesnya sampai selesai dan munculhasil perhitungan pada bagian “Statistik Output” di dalam “Basic Statistics” window

Hasil yang muncul pada “Basic statistics” window merupakan nilai statistik pada hasil seleksi anda. Perhatikan pada jumlah luasannya (Sum), salin hasil ini pada lembar kerja.

Laboratorium Perencanaan Tata Ruang dan Tata WilayahFakultas GeografiUNIVERSITAS GADJAH MADA