QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

34
QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL-JAUZIYYAH (Telaah kitab at-Tibyân fi Aqsâm Al-Qur’an)Tesis Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Magister Agama (M.Ag) Dalam Bidang Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Oleh: NURSIJA ARIANTI SANGKALA NIM: 216410662 PROGRAM STUDI ILMU Al-QUR’AN DAN TAFSIR PASCASARJANA MAGISTER (S2) INSTITUT ILMU AL-QURAN (IIQ) JAKARTA 2018 M/1439 H

Transcript of QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

Page 1: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

“QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM

AL-JAUZIYYAH

(Telaah kitab at-Tibyân fi Aqsâm Al-Qur’an)”

Tesis

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Magister Agama

(M.Ag) Dalam Bidang Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Oleh:

NURSIJA ARIANTI SANGKALA

NIM: 216410662

PROGRAM STUDI ILMU Al-QUR’AN DAN TAFSIR

PASCASARJANA MAGISTER (S2)

INSTITUT ILMU AL-QURAN (IIQ) JAKARTA

2018 M/1439 H

Page 2: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

“QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM

AL-JAUZIYYAH

(Telaah kitab at-Tibyân fi Aqsâm Al-Qur’an)”

Tesis

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Magister Agama

(M.Ag) Dalam Bidang Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Oleh:

NURSIJA ARIANTI SANGKALA

NIM: 216410662

Pembimbing:

Dr. KH. Abdul Muhaimin Zen, MA

Hj. Ade Naelul Huda, Ph. D, MA

PROGRAM STUDI ILMU Al-QUR’AN DAN TAFSIR

PASCASARJANA MAGISTER (S2)

INSTITUT ILMU AL-QURAN (IIQ) JAKARTA

2018 M/1439 H

Page 3: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

Motto:

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya

malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakaL”(QS:

Ali Imrân[3]: 190)

Page 4: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur selalu penulis panjatkan kepada

Allah, Swt. yang telah memberikan hidayah, dan melimpahkan

segala kenikmatan kepada penulis, Selawat serta salam selalu

tercurahkan kepada Nabi Muhammad, Saw. besar harapan syafaat

beliau selalu menyertai penulis dimanapun dan kapanpun. Dan

khususnya, penulis bisa dianggap sebagai umat beliau hingga pada

hari kiamat nanti. Amin.

Dalam rangkaian kalimat singkat ini, penulis hendak

menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah

memberikan sumbangan pemikiran, maupun bantuan lainnya untuk

penulisan tesis ini. Penulis hanya bisa memohon semoga Allah

memberikan balasan yang setimpal kepada mereka. Adapun ucapan

terimakasih penulis sampaikan khususnya kepada mereka, di

antaranya:

1. Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA. Selaku Rektor IIQ

Jakarta.

2. Dr. KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA. Selaku Direktur

Pascasarjana IIQ Jakarta.

3. Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA. Selaku Kaprodi IAT IIQ

Jakarta.

4. Dr. KH. Abdul Muhaimin Zen, MA, sebagai pembimbing tesis

penulis yang telah memberikan banyak tuntunan untuk menyusun

Page 5: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

ii

tesis yang baik dan bermanfaat. Terimakasih atas banyak waktu yang

diluangkan untuk memberikan ilmu kepada penulis.

5. Dr. Hj. Ade Nelul Huda, Ph.D. sebagai pembimbing kedua penulis.

Terimakasih atas arahannya.

6. Semua dosen dan staf akademik yang terlibat dalam pengajaran

maupun administrasi. Terimakasih atas bantuan ilmu yang diberikan

kepada penulis.

7. Orangtua penulis, Bpk. Sangkala dan Ibu Nurdjannah yang tidak

henti-hentinya mendoakan dan menfasilitasi penulis untuk menuntut

ilmu, agar bisa menjadi insan yang bermanfaat di tengah-tengah

ummat. Dan juga ucapan terimakasih kepada bibi-bibi dan

kakak-kakak penulis atas dukungan dan doanya.

8. Kepada guru penulis, ustadzah Kholifah yang selalu mendoakan

dan mendukung penulis untuk menyelesaikan penelitian ini, dan

terimakasih atas asuhan beliau dalam masa perantauan ini.

9. Kepada teman-teman kelas penulis yang selama tiga semester

telah menjadi teman untuk diskusi. Tukar pemikiran dan arisan

bulanan. Semoga tetap terjaga silaturahim kita.

10. Kepada keluarga besar Rumah Qur’an Qonitat-Gaza yang sudah

menyemangati penulis dalam proses penulisan ini. Semoga kita

semua tetap istiqomah dalam menjaga Kalam-Nya.

Page 6: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Tesis dengan judul “Qasam dalam Al-Qur’an Prespektif Ibn Qayyim Al-

Jauziyyah (Telaah kitab at-Tibyan fi Aqsam Al-Qur’an) oleh Nursija Arianti

Sangkala dengan NIM 216410662 telah diujikan di sidang Munaqasyah

Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ Jakarta) pada tanggal 15

Agustus 2018. Tesis tersebut telah diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Magister Agama (M.Ag) dalam bidang Ilmu Al-Qur’an

dan Tafsir.

Dr. KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA

Ketua Sidang

(....................................)

H. Edward Maofur, MA, Ph.D

Penguji I

(....................................)

Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA

Penguji II

(....................................)

Dr. KH. Abdul Muhaimin Zen, M. Ag

Pembimbing I

(....................................)

Hj. Ade Naelula Huda, MA, Ph.D

Pembimbing II

(....................................)

Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA

Sekretaris

(....................................)

Page 7: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

Abstrak

Tesis ini berjudul “Qasam dalam Al-Qur’an Prespektif Ibn al-

Qayyim al-Jauziyyah (Telaah kitab al-Tibyan fi Aqsam Al-Qur’an)”.

Penelitian ini berangkat dari pendapat Ibn al-Qayyim yang menjelaskan

tentang muqsam bih dan muqsam ‘alaih. Ibn al-Qayyim berpendapat bahwa

adakalanya jawâb al-qasam (muqsam ‘alaih) tersembunyi dan sengaja tidak

disebutkan, ini dimaksudkan untuk mengangungkan tema sumpahnya

(ta’zhîm muqsam bih). Hal ini menuai kritik oleh beberapa mufassir yang

tidak menyetujui adanya ta’zhim muqsam bih. Hal ini melatar belakangi

penulis melakukan penelitian ini dengan menganalisis tafsiran Ibnu Qayyim

mengenai ayat-ayat sumpah pada juz 29.

Penelitian ini merupakan kajian pustaka murni, dengan menggunakan

metode analisis data dari berbagai dokumen primer maupun sekunder. Data

primer dari penelitian ini mengambil karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah yang

berjudul al-Tibyân fî Aqsâm Al-Qur’ân. Adapun data sekunder mengambil

data-data yang berkaitan dengan tema kajian ini. Penelitian ini menggunakan

teori Tafsîr Maudhu’i untuk melihat bangunan penafsiran Ibnu Qayyim

terhadap ayat-ayat qasam dalam Al-Qur’an.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yang dimaksud oleh Ibn al-

Qayyim bukan pengagungan dari muqsam bih itu sendiri melainkan bukti

atas keagungan atau kebasaran tanda-tanda Allah yang mengandung hikmah

tersendiri dari setiap objek-objek sumpah tersebut. Di dalam muqsam bih

tersebut terdapat tanda-tanda besar atas keagungan Allah sebagai Rabb

ataupun sebagai Ilah.

Page 8: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

Abstract

This thesis is entitled "Qasam on Prespective’s Qur’an of Ibn Qayyim

al-Jauziyyah (Study of at-Tibyan fi Aqsam Al-Qur'an’s book)". This research

comes from the opinion of Ibn al-Qayyim who explained about muqsam bih

and muqsam ‘alaih. Ibn al-Qayyim argues that sometimes the answer to Al-

Qasam (Muqsam ‘alaih) is hidden and deliberately not mentioned, this is

intended to glorify the theme of his oath (ta’zhim muqsam bih). This was

criticized by some Interpreters (mufassir) who did not approve the existence

of the muqsam bih. This is the background of the author doing this research

by analyzing Ibn Qayyim's interpretation of "the oath of verses" on section

29 to get the answer of these criticisms.

This research is a pure literature study, used data analysis methods

from both primery and secondary datas . The primary data was taken by Ibn

Qayyim al-Jauziyyah’s book that is entitled al-Tibyân fî Aqsâm Al-Qur'ân.

The secondary data based on collection of datas that related to this study.

This research uses the methode of Tafsir Maudhu'i to see Ibn Qayyim's

interpretation of the verses of qasam in the holy Qur'an.

The results indicate that Ibn al-Qayyim is not the glorification of

muqsam bih itself, but rather the proof of the majesty or greatness of the

signs of Allah which contains its own wisdom from each of the objects of the

oath. In the muqsam bih there are great signs of the majesty of Allah as Rabb

or as a God.

Page 9: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

خلاصة

بن القيم الجوزيةان عند القسم فى القرآ

ن (على كتاب التبيان في أقسام القرآ ) دراسة

قال الجواب الذي عن أرآء ابن القيّم،بعض المفسرين تتلخّص ىذه الرسالة عن . ىذه القضية يحذف تارة ولا يراد ذكره بل يراد تعظيم المقسم بو وأنو مماّ يحلف بو

الجوزيةّ بن القيّم الدراسة وىي " تفسير اكخلفية الموضوع التي تدعمني لإختيار ىذه " لمعرفة نقض ذلك.من القرآن 92في آيات القسم فى جزء

ن البيانات التي تم الحصول عليها تحلّل تحليلا إن ىذا البحث بحث مكتبي، ثم إ. أما نآالتبيان في أقسام القر كتاب و المصدر الرئيسي لهذه الدراسة ىو نوعيا،

م . و يستخدلفات العلمية الأخري المتعلقة بموضوع البحثفهي المؤ المصادر الثانويةة عند تفسير آيات بن القيّم الجوزيّ على نظرية اتفسير الموضوعي منهج البحث

ن.القسم في القرآ

بل تبنت من تعظيم المقسم بو شرح ونتيجة لهذه الدراسة تبين أن ابن القيّم لا يأتي ب .ذكر المقسم بو عند العبرة ذكرو الله عظمةلتعظيم خلل ىذه الدراسة

Page 10: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur‟an merupakan pedoman hidup, pembimbing menuju akhirat,

pengarah bagi jiwa, dan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman.1

Allah subhanahu wa ta‟ala berfirman:

“Sungguh, Al-Qur‟an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling

lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang

mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang

besar.” (QS. Al Isra‟: [17]: 9)

Akan tetapi, petunjuk Al-Qur‟an tidak akan dapat dipahami kecuali

dengan cara menafsirkan, mempelajari, atau berinteraksi dengannya. Syaikh

Muhammad bin Shâleh al Utsaimin mengungkapkan bahwa para salâful

ummah (ummat terdahulu), mereka mempelajari Al-Quran, karena dengan

cara itulah mereka akan mampu mengamalkan Al-Qur‟an sesuai dengan yang

dikehendaki Allah.2 Begitu juga generasi umat Islam (mutaâkhirîn), yang

mengikuti jejak para salâful ummah. Mereka selalu menekuni Al- Qur‟an dan

mengambil manfaat yang tak kunjung habis, memenuhi keinginan mereka

1 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al Quran, Al Quran dan Terjemahnya,

(Departemen Agama 1986), h.283 2 Muhammad bin Shaleh al Utsaimin, Pengantar Ilmu Tafsir, Terj. Ummu Ismail,

(Darus Sunnah Press, Jakarta, 2004), h. 46

Page 11: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

2

dengannya, melalui membaca, mentadabburi, mengamati, menafsirkan, dan

menjelaskan syariat-syariatnya, hidup bersamanya, membicarakan arahan-

arahannya, mengeluarkan simpanan-simpanannya dan memetik buahnya.3

Sejak dahulu Al-Qur‟an telah menantang sebagian manusia yang

masih berada dalam keraguan untuk membuat yang serupa dengannya.4

Tantangan tersebut merupakan respon atas tuduhan-tuduhan mereka terhadap

Al-Qur‟an. Mereka mengatakan bahwa Al-Qur‟an itu hanyalah kebohongan

(ifk) yang telah dibuat-buat oleh Muhammad dengan bantuan dari kaum lain.

Mereka juga mengatakan bahwa Al-Qur‟an itu hanyalah dongeng-dongengan

orang-orang terdahulu (asâtîhr al-awwalîn) yang ditulis, kemudian dibacakan

kepada Muhammad setiap pagi dan petang.5

Mereka juga mengatakan bahwa Al-Qur‟an itu hanyalah khayalan-

khayalan kosong (adhgâhts al-ahlâm)6. Ada pula yang mengatakan bahwa

Al-Qur‟an itu adalah sihir yang dapat mempengaruhi jiwa (sihr yu‟tsar).

Bahkan ia hanyalah perkataan seorang manusia biasa (qaul al-basyar)7.

Namun tudahan-tuduhan tersebut sesungguhnya justru menunjukkan ketidak

mampuan mereka dalam memenuhi tantangan tersebut.

Menurut Quraish Shihab, perkara yang pertama kali ditantangkan

oleh Al-Qur‟an adalah aspek kebahasaannya.8 Hal ini disebabkan karena

bangsa Arab terkenal memiliki keahlian dan tradisi yang kuat dalam bidang

3 Shalah Abdul Fattah al Khalidi, Kunci Berinteraksi dengan al Quran, terj. M.

Misbah, (Robbani Press, Jakarta, 2005), h. 2-3 4 Lihat QS: al-Baqarah[2]: 23, QS: Yunus[10]:38, QS; Hud[11]: 13, dan QS: ath-

Thur[52]: 34 5 Lihat QS: al-Furqan[25]: 4-5

6 Lihat QS: al-Anbiya[21]: 5

7 Lihat QS: al-Muddatstsir[74]: 24-25

8 M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur‟an; Ditinjau dari Aspek, Isyarat Ilmiah, dan

Pemberitaan Ghaib, (Bandung: Mizan, 2003), h. 113

Page 12: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

3

bahasa dan sastra, terutama dalam puisi dan retorika.9 Suatu tantangan hanya

berlaku apabila orang yang ditantang mempunyai kemampuan yang sama,

baik dalam hal bentuk maupun tingkatannya, dengan orang yang menantang.

Sebagaimana dikatakan oleh Nasr Hamid Abu Zaid bahwa mukjizat

para nabi selalu sesuai dengan karakteristik kebudayaan di mana ia

diturunkan. Misalnya salah satu mukjizat Nabi Musa as, yang berupa tongkat

yang dapat berubah menjadi ular. Kamampuan seperti itu disesuaikan dengan

karakteristik masyarakatnya ketika itu, di mana mereka sangat ahli dalam

bidang sihir.10

Begitu pula halnya dengan mukjizat Nabi Muhammad saw, yaitu Al-

Qur‟an. Al-Qur‟an sebagai firman Allah diturunkan dengan menggunakan

bahasa Arab yang merupakan salah satu bahasa manusia. Menurut Abdullah

Darraz, sebagaimana dikutip oleh Muhammad al-Ghazali, bahasa Al-Qur‟an

sebenarnya tidak berbeda dengan bahasa orang-orang Arab ketika itu, baik

dari segi kosakata maupun susunannya. Maka sangatlah keliru jika dikatakan

bahwa Al-Qur‟an itu diturunkan dengan kapasitas bahasa yang berada di luar

batas kemampuan bahasa mereka.11

Jika demikian halnya, maka sesungguhnya orang-orang Arab ketika

itu telah mempunyai kemampuan untuk memenuhi tantangan tersebut.

Namun mengapa mereka tidak mampu untuk menandingi keindahan bahasa

Al-Qur‟an dengan kemampuan bahasa yang mereka miliki. Malah sebaliknya

mereka membuat tuduhan-tuduhan palsu terhadap Al-Qur‟an dan Nabi

9 Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Pustaka al-Husna Baru,

2003), jilid 1, h. 51-53 10

Nasr Hamid Abu Zaid, Tekstualitas Al-Qur‟an; Kritik terhadap Ulumul Qur‟an,

terj. Khoiron Nahdiyyin, (Yogyakarta: LKIS, 2003), h. 170-171 11

Muhammad al-Ghazali, “Mukjizat Al-Qur‟an”, dalam buku Al-Qur‟an dan

Lailatul Qadar, terj. Imron Rasadi, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2001), h. 148

Page 13: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

4

Muhammad saw, bahkan mereka berusaha untuk membunuhnya.12

Bagaimana mungkin orang-orang Arab yang terkenal dengan keindahan

bahasa dan sastranya itu harus bertekuk lutut dihadapan ayat-ayat Al-Qur‟an

yang dibacakan oleh Nabi Muhammad saw. Inilah salah satu bukti

kemukjizatan Al-Qur‟an dalam aspek kebahasaannya.

Keindahan bahasa Al-Qur‟an telah menarik perhatian para ulama

sepanjang masa. Mereka telah melakukan kajian yang mendalam terhadap

aspek-aspek kebahsaan Al-Qur‟an, baik dari segi diksi, susunan, maupun

gaya bahasanya. Mereka berusaha untuk mengungkapkan karakteristik

bahasa Al-Qur‟an yang membedakannya dari teks-teks yang lain dan

membuatnya lebih unggul. Kemudian mereka menyusun buku-buku tentang

balaghah, I‟jaz, dan hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek kebahasaan

Al-Qur‟an yang luput dari pembahasan mereka.

Akibat pembelajaran yang terus menerus maka muncullah

perkembangan dalam ilmu Al-Qur‟an dan tafsir. Amin al-Khuli mencoba

memetakan kajian-kajian Al-Qur‟an ke dalam dua kategori besar: dirâsat mâ

fî Al-Qur‟ân nafsih dan dirâsât mâ hawl Al-Qur‟ân13

. Kategori yang pertama

menyangkut kajian-kajian yang berkenaan langsung dengan tema-tema dalam

Al-Qur‟an. Termasuk di dalamnya ialah aqsâm Al-Qur‟ân, amsâl Al-Qur‟ân,

jadal Al-Qur‟ân, ilm al-Qirâ‟ât, âm dan khâs. Sementara kategori yang

kedua adalah menyangkut pembahasan-pembahasan mengenai hal-hal luar

(hawl/ekstra teks) yang membantu dalam memahami atau menafsirkan Al-

Qur‟an itu dapat sampai kepada pembacanya. Termasuk di dalamnya adalah

Nâsikh-mansȗkh, ilm al-Munâsabah, Asbâb al-Nuzȗl, dan teori-teori lainnya.

12

Mereka telah menuduh Nabi Muhammad SAW, sebagai seorang penyair (sya‟ir),

penyihir (sahir), pendusta (kadzdzab), pelajar (mu‟allam), dan orang gila (majnun). Lihat

dalam QS: al-Anbiya‟[21]: 5, Shad[38]: 4, dan ad-Dukhan[44]: 14 13

Amin al-Khulli, Manhij al-Tajdīd fi al-Nahw wa al-Balāghah wa al-Tafsīr wa al-

Adab (Kairo: al-Hai‟ah al-Misriyyah al-„Ammah li al Kitb, 1995), h. 233.

Page 14: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

5

Tingkat ketaatan setiap individu dalam menerima perintah dan

larangan dari Allah swt adalah berbeda-beda. Jiwa yang condong pada

kebaikan akan mudah menerima segala perintah dan larangan dari Allah swt,

namun jiwa yang condong pada keburukan akan sulit menerima segala

ketentuan Allah SWT, harus menempuh cara yang bisa membuat keingkaran

mereka runtuh agar dapat taat kepada segala perintah dan larangan Allah swt.

Qasam (sumpah) sebagai pengukuhan kalimat yang diselingi dengan bukti

konkrit dan dapat menyeret lawan untuk mengakui apa yang diingkarinya.14

Dalam berkomunikasi dengan orang lain dikehidupan sehari-hari,

apabila seseorang menyampaikan berita kepada orang lain dan si pendengar

ragu-ragu (kurang yakin) dengan berita itu, maka si pembawa berita akan

mengucapkan sumpah untuk meyakinkan si pendengar bahwa berita yang

dibawanya adalah benar. Tujuan lain diucapkannya sumpah adalah untuk

menunjukkan tingkat kepentingan berita yang dibawa.

Allah sering kali menyertakan sumpah pada berita-beritan-Nya dalam

Al-Qur‟an.15

Hal ini membuktikan bahwa Allah sangat menghargai audiens-

Nya agar mereka meyakini apa yang ada dalam Al-Qur‟an. Padahal Allah

sesungguhnya tidak membutuhkan sumpah dalam segala firman-Nya.

Lagipula jika ia seorang mukmin, tentu ia akan meyakini segala informasi

dalam Al-Qur‟an, sebaliknya jika ia kafir, maka apa pula faedah dari sumpah

itu, ia akan tetap kufur terhadap hidayah dan informasi itu.16

Aqsām Al-Qur‟an adalah salah satu aspek kajian Al-Qur‟an yang

penting, cabang dari ulm Al-Qur‟ân yang membahas ayat-ayat Al-Qur‟an

14

Manna Al-Qaththan, Mabahis fi Ulum Alquran, (Cet. X; Kairo: Maktabah

Wahbah, 1997 M/1417 H), h. 284. 15

„Aisyah „Abd al-Rahman, al-I‟jaz al-Bayani li al-Qur‟an wa Masail ibn al-

Azraq.(Kairo: Daral-Ma‟arif), h. 126. 16

Nasharuddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, h. 204

Page 15: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

6

yang mengandung sumpah dan bagaiman faedahnya. Salah satu tujuan

diungkapkannya sumpah dalam mengiringi suatu berita adalah untuk

memperlihatkan tentang pentingnya berita tersebut.17

Meskipun Al-Qur‟an

berada atas kebenaran karena berasal dari yang Maha Benar (al-Hâqq)

namun bukan berarti Al-Qur‟an dengan sumpahnya itu ragu-ragu dalam

pemberitaanya, justru Al-Qur‟an menjawab keraguan para lawan bicara

dengan sumpah itu. Bedanya, manusia menggunakannya karena kekurangan

dan keterbatasannya, sulit sekali lepas dari kesalahan.18

Dalam konteks sumpah-sumpah Allah yang terdapat dalam Al-

Qur‟an, Allah bersumpah dengan seluruh isi jagad raya untuk

memberitahukan kepada seluruh manusia bahwa berita yang disampaikan-

Nya adalah benar dan penting. Disamping itu Allah swt hendak menunjukkan

tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya. Allah swt bersumpah tentang

dasar-dasar keimanan yang harus diketahui oleh makhluk, terkadang Allah

bersumpah tentang tauhid (pengesaan Allah), terkadang bersumpah bahwa

Al-Qur‟an adalah haq, bahwa Rasul-Nya adalah haq, terkadang bersumpah

tentang balasan, janji dan ancaman, dan terkadang pula bersumpah tentang

keadaan manusia.19

Kajian Aqsām Al-Qur‟an telah dimulai semenjak abad ke III Hijriyah,

ini ditandai dengan adanya karangan khusus tentang qasam oleh seorang

qurrā‟ ternama Damaskus, Ibn Zikwân20

(242 H) yang berjudul Aqsâm Al-

17

Jalāl al-Din al-Suyuti, Al-Itqan fi Ulum al-Qur‟ān (Beirut: Dār al-Fikr,2008), h.

486. 18

Nasharuddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, h. 203 19

Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah, at-Tibyan fi aqsam Al-Qur‟an (Beirut: Dar al-Fikr),

h.3 20

Abu Umar Abdullah ibn Ahmad ibn Busyair ibn Zikwān al-Dimisyqiy. Lahir

pada tahun 173 H dan wafat pada 242 H. Dia adalah salah satu perowi dari Imam Ibn „Amir

(118 H). Lihat Abdullah al-Qayyum al-Sindi, Shafahāt fi ilm al-Qirā‟at (Makkah

Mukarramah: Maktabah Imdādiyah, 2001), hlm. 231

Page 16: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

7

Qur‟ân wa Jawâbuhâ.21

Baru pada Abad ke VIII H, Ibn Al-Qayyim Al-

Jauziyyah (691-751 H) memberikan perhatian terhadap kajian ini dan

menyusunnya dalam kitab khusus yang ia namai al-Tibyān fi Aqsām Al-

Qur‟an.22

Imam al-Suyȗtî hanya menyinggung kitab ini ketika masuk

pembahasan qasam dalam al-Itqân-nya, sehingga para pembaca menganggap

bahwa karangan khusus mengenai qasam Al-Qur‟an hanya itu saja. Atau

barangkali karena pembahasan dalam kitab Ibn Al-Qayyim dianggap telah

matang dan komplit dan menjadi rujukan dominan.

Daya tarik kajaian aqsām Al-Qur‟an tidak berhenti hanya sampai

pada “mata” Ibn Al-Qayyim. Ibn Tūlūn mencoba meringkas karangan Ibn

Al-Qayyim yang dinamainya dengan Khulāshat al-Tibyān fi Aqsām Al-

Qur‟an. Akan tetapi, karangan itu hanya berupa ringkasan dan karangan-

karangan setelahnya oleh pemikir modern-kontemporer hanya sedikit

menyinggung kajian aqsām Al-Qur‟an dalam makalah-makalah atau

pembahasan yang singkat dalam kitab-kitab mereka.23

Sehingga karangan Ibn

Qayyim dianggap sebagai kitab induk dalam kajian aqsām Al-Qur‟an yang

menjadi rujukan para ulama, yang juga dikategorikan sebagai tafsir bercorak

tematis tentang sumpah dalam Al-Qur‟an.

Diakui oleh para ulama bahwa kitab ini sebagai karangan satu-

satunya yang membahas secara komprehensif kajian aqsām Al-Qur‟an.

Mereka merujuk kepadanya dengan antusias dan menemukan banyak hal

yang tersembunyi sehingga tidak berani untuk menandingi pendekatan Ibn

Al-Qayyim.24

.

21

Abdullah ibn Sālim al-Batāti, Asaru Ibn al-Qayyim al-Jawziyyah wa mā lahiqahā

min „amal al-Tibyān fi Aimān Al-Qur‟an, h. 12. 22

Abdullah ibn Sālim al-Batāti, Asaru Ibn al-Qayyim, h.29-31 23

Abdullah ibn Sālim al-Batāti, Asaru Ibn al-Qayyim, h 26 24

Abdullah ibn Sālim al-Batāti, Asaru Ibn al-Qayyim, h. 55.

Page 17: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

8

Salah satu pokok kajian qasam dalam kitab at-Tibyan fi Aqsâm Al-

Qur‟an adalah mengenani muqasm bih dan muqsam „alaih. Dalam kitab al-

Tibyân, Ibn Al-Qayyim menjelaskan mengenai muqsam bih dan muqsam

„alaih. Ibn Al-Qayyim berpendapat bahwa ketika jawâb al-qasam (muqsam

„alaih) tersembunyi dan sengaja tidak disebutkan, ini dimaksudkan untuk

mengangungkan tema sumpahnya (ta‟zhîm muqsam bih).25

Dari penjelasan

Ibnu Qayyim ini memunculkan kritikik dari beberapa mufassir, yaitu:

1. Hamîd al-Dîn al-Farâhi. Menurut Farâhi, ta‟zhim al-muqsam bih

bukan menjadi pokok pembahasan melainkan hanya sisi lain dari

sumpah itu sendiri. Dengan demikian, bukan berarti semua sumpah

Allah itu harus dimaknai dengan pemuliaan dari muqsam bih itu

sendiri.26

2. Dilanjutkan dengan kehadiran „Ā‟isyah „Abd al-Rahman atau lebih

dikenal dengan Bint al-Syati‟ yang tidak memberlakukan ta‟zhîm

muqsam bih. Bint al-Syati‟ memandang bahwa penggunaan qasam

terhadap makhluk memiliki tujuan khusus, yakni berupa pengalihan

perhatian dari hal-hal yang indrawi atau konkrit guna menjelaskan

sesuatu yang abstrak atau gaib.27

Dari kritikan-kritikan tersebut maka sangat sesuailah jika penulis

ingin menyoroti penafsiran Ibn Al-Qayyim dalam kajian qasam dalam Al-

Qur‟an pada kitab tafsir al-Tibyân fî aqsâm Al-Qur‟ân.

Dalam kitab al-Tibyân, Ibn Al-Qayyim mula-mula menjelaskan

kaidah-kaidah dasar tentang kajian qasam. Ia membagi menjadi qasam

25

Lihat Ibn al-Qayyim, al-Tibyān Fi Aqsām al-Qur‟an, h 4 26

Hamîd al-Dîn al-Farâhi, Im’ân fî Aqsâm Al-Qur’ân, (India: Dâr al-mushonnifîn,t.t), h. 12

27 „A‟isyah „Abd al-Rahman, al-Tafsîr al-Bayâni li Al-Qur‟ân al-Karîm, Juz I (Cet.

VII; Kairo: Dar al-Ma‟arif, t.th), h. 166

Page 18: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

9

menjadi dua, yaitu mudmar dan zâhir. Ia juga menetapkan lima jenis jawaban

bagi qasam: penetapan tauhid, penetapan akan kebenaran Al-Qur‟an,

kebenaran Rasul, kebenaran hari pembalasan, janji dan ancaman, dan untuk

menetapkan keadaan-keadaaan manusia, baik sifat-sifatnya, akibat dari sifat

manusia atau menjelaskan keadaan jiwa manusia.28

Ibn Al-Qayyim memiliki nama lengkap Syams al-Din Abu „Abd

Allah bin Muhammad bin Abu Bakr bin Ayyub bin Sa‟id bin Hariz al-Zar‟i.

Ayahnya memiliki gelar Al-Qayyim Al-Jauziyyah yang merupakan pengurus

Madrasah Al-Jauziyyah di Damaskus, yang didirikan oleh kakek buuyutnya

Hariz al-Zar‟I, sebuah madrasah beraliran Hanbali. Ia dibesarkan

dilingkungan madrasah dan keilmuan yang memadai. Tak heran ia kemudian

menjadi seorang ahli Fiqh, ahli Usul al-Fiqh, ahli Tafsir, ahli Bahasa Arab

ahli Ilmu Kalam dan Ilmu Hadis.29

Dalam bidang tafsir ia memiliki kitab, al-

Tafsir Al-Qayyim, al-Tibjyan fi al-Amsal al Qur‟an yang membahas

perumpamaan-perumpamaan dalam Al-Qur‟an dan al-Tibya fi al-Aqsam al

Qur‟an membahas khusus ayat-ayat sumpah dalam Al-Qur‟an, yang

merupakan objek kajian pada penelitian ini.

Berdasarkan beberapa faktor yang telah penulis paparkan diatas,

maka penulis ingin melakukan penelitian terhadap tafsiran Ibn Al-Qayyim

Al-Jauziyyah terkait dengan penafsiran ayat-ayat sumpah dalam Al-Qur‟an

dengan judul “Qasam dalam Al-Qur‟an Prespektif Ibn Al-Qayyim Al-

Jauziyyah (Telaah kitab at-Tibyan fi Aqsam Al-Qur‟an)”

28

Ibn al-Qayyim, al-Tibyān Fi Aqsām al-Qur‟an, h. 4-7 29

Abu al-Fidā Ibn Hajar al-„Asqalāni, Al-Bidāyah wa Al-Nihayāh Juz 14 (Beirut:

Dar al-Fikr,tt), h.234.

Page 19: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

10

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas terlihat beberapa masalah yang

dapat dikaji dalam tema “Qasam dalam Al-Qur‟an Prespektif Ibn Al-Qayyim

Al-Jauziyyah (Telaah kitab at-Tibyan fi Aqsam Al-Qur‟an)”:

1. Definisi qasam

2. Unsur-unsur qasam

3. Kaidah-kaidah qasam

4. Tujuan qasam

5. Perbedaan pendapat para ulama terhadap kedudukan muqsam bih

dalam sebuah sumpah

6. Metodologi penafsiran ayat-ayat qasam yang berbeda-beda

2. Pembatasan Masalah

Mengingat bahwa pembahasan tentang sumpah Allah di dalam Al-

Qur‟an cukup luas, maka pembahasan sumpah Allah akan difokuskan pada:

1. Menelaah pandangan Ibn Al-Qayyim Al-Jauziyyah dalam

menafsirkan ayat-ayat qasam pada kitab at-Tibyan fi Aqsam Al-

Qur‟an

2. Menganalisis metodologi penafsiran Ibn Al-Qayyim Al-

Jauziyyah pada kitab at-Tibyan fi Aqsam Al-Qur‟an

Melihat banyaknya ayat-ayat qasam yang terdapat dalam Al-

Qur‟an maka peneliti membatasi pembahasan pada ayat-ayat qasam

yang terdapat dalam juz 29, hal ini dikarenakan muqsam bih pada

ayat-ayat qasam dalam juz 29 lebih beragam jenisnya. Ayat-ayat

qasam yang akan diteliti dalam juz 29 yaitu:

- surah al-Mursalat ayat 1-5 yaitu Allah besumpah dengan malaikat

Page 20: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

11

- surah al-Qiyamah ayat 1-2 yaitu Allah bersumpah dengan hari kiamat

dan jiwa manusia

- surah al-Muddatstsir ayat 32-34 yaitu Allah bersumpah dengan bulan,

waktu malam dan subuh

- surah al-Haqqah ayat 38 yaitu Allah bersumpah dengan apa yang

dilihat oleh manusia

- surah al-Ma‟arij ayat 40 yaitu Allah bersumpah dengan tempat terbit

dan terbenamnya matahari

- surah al-Qalam ayat 2 yaitu Allah bersumpah dengan pena (qalm)

3. Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang sudah dipaparkan diatas, maka hal pokok

yang akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pandangan Ibn Al-Qayyim Al-Jauziyyah dalam

menafsirkan ayat-ayat qasam pada kitab at-Tibyan fi Aqsam Al-

Qur‟an?

2. Bagaimana metodologi penafsiran Ibn Al-Qayyim Al-Jauziyyah

pada kitab at-Tibyan fi Aqsam Al-Qur‟an?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pandangan tafsiran Ibn Al-Qayyim Al-

Jauziyyah pada kitab at-Tibyan fi Aqsam Al-Qur‟an

2. Untuk mengetahui metodologi penafsiran Ibn Al-Qayyim Al-

Jauziyyah pada kitab at-Tibyan fi Aqsam Al-Qur‟an

Page 21: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

12

D. KEGUNAAN PENELITIAN

Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

semua pihak, baik bagi peneliti sendiri maupun kepada pembaca, dan kepada

akademisi juga ummat islam pada umumnya. Secara spesifik penulisan ini

diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut:

1. Manfaat akademik: memberikan sumbangan ilmiah terhadap

dinamika ilmu pengetahuan yang kian mengembang terutama dalam

bidang tafsir.

2. Manfaat praktis: memberikan informasi kepada umat islam tentang

pandangan dan metodologi penafsiran Ibn Al-Qayyim Al-Jauziyyah

terhadap ayat-ayat qasam dalam kitab at-Tibyan fi Aqsam Al-Qur‟an.

E. KAJIAN PUSTAKA

Dalam penelitian literature, penulis menemukan beberapa karya yang

memiliki bahasan tetang sumpah dalam Al-Qur‟an antara lain:

1. Tujuan sumpah-sumpah Allah dalam Al-Qur‟an. Abdul

Hafidh, tahun 2006, tesis program Pasca Sarjana Perguruan

Tinggi Ilmu Al-Qur‟an (PTIQ). Penelitian ini bersifat library

research yang mana semua sumber data yang digunakan berasal

dari bahan tertulis yang berkaitan dengan permasalahan. Untuk

metodologi pendekatannya, Abdul Hafidh menggunakan

pendekatan Tafsir al-Maudhȗ‟î dan juga pendekatan filosofis,

yaitu pembaharuan yang menitik beratkan pada pengungkapan

hikmah dan pokok pikiran yang terkandung dalam satu pernyataan

atau teori. Dalam tesis ini Abdul Hafidh hanya memaparkan

tujuan dan makna sumpah Allah yang terdapat dalam Al-Qur‟an.

Kemudian menjelaskan definisi, urgensi, tujuan dan unsur-unsur

Page 22: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

13

sumpah. Kemudian terdapat penjelasan mengenai kolerasi antara

muqsam bih dan muqsam „alaih. Persamaan penulis dengan

penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan metode maudhȗ‟î

dan mebahas unsur-unsur, definisi dan tujana sumpah.

Perbedaaannya, penelitian ini tidak mengkhususkan kepada

pemikiran salah satu tokoh, dan penelitian ini khusus membahas

tujuan sumpah.

2. Sumpah Allah dalam Al-Qur‟an (Telaah terhadap Sumpah

Allah yang berkenaan dengan waktu). Fidatin, Nim:

02.2.00.1.05.01.0142, tahun 2007, tesis Sekolah Pascasarjana UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, konsentrasi Tafsir Hadits. Dalam

tesis ini penulis menjelaskan tentang wawasan sumpah dalam Al-

Qur‟an, kata-kata yang mempunyai makna sumpah dalam Al-

Qur‟an adalah qsam, hilf, yamin dan aliyah. Kemudian penulis

menjelaskan unsur-unsur sumpah, macam-macam sumpah dan

tujuan sumpah. Setlah mengkaji secara detai tentang sumpah

dalam Al-Qur‟an, penulis menjelaskan tentang pentingnya

memanfaatkan waktu dalam Islam, sehingga Allah bersumpah

dalam Al-Qur‟an dengan menggunakan waktu.30

Dalam tesis ini

terdapat kesamaan dengan penelitian yang akan dibahas oleh

penulis, yaitu mengenai sumpah dalam Al-Qur‟an. Dan yang

berbeda dari penulisan ini adalah tesis ini menfokuskan pada

pembahasan sumpah Allah yang berkenaan dengan waktu dan

tidak mengkhususkan pendapat seorang tokoh mufassir,

sementara dalam pembahasan yang ingin dikaji oleh peneliti yaitu

sumpah Allah yang berada dalam juz 29 tanpa membatasi tema

30

Fidatin, Sumpah Allah dalam al-Qur‟an (Telaah terhadap sumpah Allah yang

berkenaan dengan waktu), Tesis Tafsir Hadits Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2007, tidak diterbitkan.

Page 23: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

14

sumpah tersebut, dan mengkhususkan pada pandangan Ibn Al-

Qayyim Al-Jauziyyah.

3. Qasam dalam Al-Qur‟an (Suatu Tinjauan Uslub Nahwiyah).

Amir, LINGUA vol.9 No.1, Juni 2014. Dalam jurnal ini penulis

menggunakan pendekatan uslub Nahwiyyah, karena istilah Qasam

termasuk juga salah satu bagian dari beberapa uslub yang ada

dalam bahasa Arab atau ilmu Nahwu. Sehingga yang menjadi inti

pembahasan dalam kajian ini adalah berkisar masalah Qasam

yang sangat relevan dengan istilah yang ada dalam ilmu Nahwu.31

Berbeda dengan pembahasan yang akan dikaji oleh peneliti yang

menggunakan pendekatan analisis pemikiran tokoh, yaitu Ibn Al-

Qayyim Al-Jauziyyah terhadap ayat-ayat sumpah yang terdapat

dalam juz 29.

4. Membuka Tabir Sumpah dalam Al-Qur‟an (Studi Analisis

Penafsiran „A‟isyah Bint Al-Syati‟ Tentang Ayat-Ayat

Sumpah). Muhammad Hasdin Has, Vol. 11. No 2 (2016). Dalam

jurnal ini dejelaskan bahwa hakikat qasam dalam al-Tafsir al-

Bayani terdiri dari dua aspek, yaitu etimologi dan terminologi.

Dari segi etimologi qasam bermakna sumpah yang benar berbeda

dengan kata half yang mengandung arti kebohongan sumpah dan

ketidaksungguhan si pengucapnya. Secara terminologi, qasam

adalah gaya bahasa dalam Al-Qur‟an yang menjelaskan makna

sebuah ayat dengan cara penalaran indrawi yaitu pengalihan

perhatian (lafitah) dari sesuatu yang dapat dirasakan (hissi)

kepada sesuatu yang abstrak. Bentuknya ada dua, yaitu sumpah

dengan huruf wau al-qasam dan sumpah dengan huruf la. Fungsi

31

Amir, Qasam dalam al-Qur‟an (Suatu Tinjauan Uslub Nahwiyah), Jurnal

LINGUA vol.9 No.1, Juni 2014

Page 24: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

15

qasam dalam al-Tafsir al-Bayani telah beralih dari fungsi asalnya

yakni untuk mengagungkan atau memuliakan objek sumpah

menjadi sebuah retorika bayani yang bertujuan menganalogikan

antara muqsam bih dengan jawab al-qasam.32

Berbeda dengan

pembahasan yang akan dikaji oleh peneliti yang menganalisis

penafsiran Ibn Al-Qayyim Al-Jauziyyah terhadap ayat-ayat

sumpah yang terdapat dalam juz 29.

5. Rahasia Sumpah Allah Dalam Al-Qur‟an, karya Hasan

Mansur Nasution, (Jakarta: Khazanah Baru, 2002). Buku ini

membahas sekitar unsur-unsur yang membentuk sumpah dan

menyingkap hikmah dibalik bentuk sumpah Allah dalam Al-

Qur‟an baik yang menggunakan lafadz Uqsimu maupun yang

diawali dengan huruf wawu. Ia tidak banyak membahas

pertentangan para mufassir mengenai komentarnya terhadap

berbagai permasalahan sumpah Allah itu sendiri karena lebih

menitik beratkan pembahasannya pada penafsiran dan hikmah

ayat-ayat sumpah tersebut.33

Perbedaannya dengan pembahasan

yang akan dikaji oleh peneliti yang menganalisis tafsiran Ibn Al-

Qayyim Al-Jauziyyah terhadap ayat-ayat sumpah yang terdapat

dalam juz 29 sedangkan persamaannya adalah sama-sama

membahas hikmah ayat-ayat sumpah.

32

Muhammad Hasdin Has, Membuka Tabir Sumpah dalam al-Qur‟an (Studi

Analisis Penafsiran „A‟isyah Bint Al-Syati‟ Tentang Ayat-Ayat Sumpah), Vol. 11. No 2

(2016) 33

Hasan Mansur Nasution, Rahasia Sumpah Allah Dalam al-Qur‟an, (Jakarta:

Khazanah Baru, 2002)

Page 25: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

16

F. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan studi kepustakaan (library

research). Sumber data yang akan dianalisis berasal dari bahan tertulis,

yang berkaitan secara langsung atau tidak langsung dengan tema

pembahasan. Penelitian bersifat kualitatif, yakni penelitian yang

menekankan analisis pada proses penyimpulan dedukatif dan indukatif.

2. Pendekatan Penelitian

Karena obyek penelitian ini adalah ayat-ayat Al-Qur‟an yang

tergelar dalam berbagai surat dan terfokus pada satu tema, maka

penelitian ini menggunakan pendekatan tafsir tematik atau tafsir

maudhu‟i. Pendekatan lain yang akan digunakan adalah pendekatan studi

tokoh yaitu untuk menganalisis biografi dari mufassir tersebut dan

pendekatan historis dimaksudkan untuk mengetahui asbab an-nuzul Al-

Qur‟an karena hal ini akan memberi pengaruh dalam memahami teks Al-

Qur‟an.

3. Sumber Data

Dalam penelitian ini data akan dihimpun dari beberapa sumber

baik sumber primer maupun sekunder. Sumber primer antara lain: Al-

Qur‟an al-Karim yang dalam hal ini merupakan objek kajian utama,

termasuk kitab at-Tibyan fi Aqsam Al-Qur‟an yang merupakan karya

Ibn Al-Qayyim Al-Jauziyyah. Juga buku-buku lainnya yang

membahas masalah ulum Al-Qur‟an maupun ilmu Tafsir yang secara

khusus membahas tentang qasam. Adapun sumber sekunder terdapat

pada kitab-kitab hadits dan buku-buku serta jurnal dan disertasi yang

Page 26: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

17

memuat tentang penelitian ini sehingga mendukung pemahaman

terhadap bahasan pokok.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penulisan tesis ini

menggunakan metode yang disebut dengan metode dokumentasi yang

mencari data mengenai hal atau variable yang berupa tulisan atau

karya monumental dari seseorang, transkip, jurnal, buku, surat kabar,

dan lain sebagainya.34

Teknik ini merupakan penelaahan dari

referensi-referensi yang berhubungan dengan permasalahan

penelitian.

5. Metode Analisis Data

Agar analisis data mencapai akurat dan tepat, maka digunakan

metode context analysis atau analisis isi, yakni cara sistematik untuk

menganalisis isi pesan, mengolah pesan dan mempertajam isi pokok

bahasan. Sementara untuk menulis data digunakan analisis tematik

dan analisis isi.

Dalam penelitian ini, metode penulisan yang penulis terapkan

adalah metode penulisan yang terdapat dalam “Buku Panduan

Penulisan Tesis dan Disertasi” yang diterbitkan oleh Program Pasca

Sarjana Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan dan penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, dalam bab ini terdapat beberapa sub bab

yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan

34

Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D), (Bandung:Alfabeta,2014) h.329

Page 27: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

18

Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian,

Sistematika Penulisan, injauan Kepustakaan.

BAB II QASAM DALAM AL-QUR‟AN, dalam bab ini membahas

defenisi qasam, unsur-unsur pembentuk sumpah Allah, macam-macam

sumpah dalam Al-Qur‟an, dan tujuan sumpah Allah.

BAB III IBN AL-QAYYIM AL-JAUZIYYAH DAN KITAB AT-

TIBYAN FI AQSAM AL-QUR‟AN, yang akan membahas Riwayat Hidup

Ibn Al-Qayyim Al-Jauziyyah dan Perjalanan Intelektual, Metode dan

Corak Kitab At-Tibyan Fi Aqsam Al-Qur‟an, serta Kelebihan dan

Kekurangan Kitab At-Tibyan Fi Aqsam Al-Qur‟an.

BAB IV ANALISIS PENAFSIRAN IBN AL-QAYYIM AL-

JAUZIYYAH TERHADAP AYAT-AYAT QASAM DALAM JUZ 29,

yang akan membahas tentang analisis redaksi ayat qasam dalam juz 29

serta penafsiran Ibn Al-Qayyim terhadap ayat-ayat qasam dalam juz 29

pada kitab at-Tibyan fi aqsam Al-Qur‟an.

BAB V PENUTUP Kesimpulan dan Saran

Page 28: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

174

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari studi ini diperoleh beberapa temuan yang dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Ibn Qayyim al-Jauziyyah tidak membahas seluruh aspek yang

berkaitan dengan sumpah Allah (qasam). Hal-hal yang telah

dijelaskan dan disepakati oleh para ulama, tidak beliau bahas

kembali secara detail. Misalnya yang berkenaan dengan

pengertian qasam, beliau tidak menyebutkannya secara tegas.

Namun hal itu telah diisyaratkan dalam tujuan qasam yang beliau

berikan. Beliau mengatakan bahwa qasam itu terkadang

dimaksudkan untuk mempertegas sandaran sumpahnya. Dalam

kitab tafsirnya tersebut, beliau hanya membahas tentang isi

sumpah, lafal-lafal sumpah dan sandaran sumpah yang dimana ini

merupakan unsur-unsur sumpah Allah dalam Al-Qur’an.

2. Dalam kitab al-Tibyan fi Aqsam Al-Qur’an, Ibn Qayyim hanya

menafsirkan ayat-ayat yang membicarakan sumpah. Dalam hal ini

beliau menggunakan metode tafsir maudhu’i. dalam menafsirkan

ayat-ayat sumpah Ibn al-Qayyim mengutamakan penafsiran

dengan ayat Al-Qur’an pula, kemudian hadits, dan komentar para

sahabat dan tabi’in beliau paparkan secara rinci kemudian

memilih pendapat yang paling rajih menurut beliau dan

menghindari ra’yu pribadi tanpa dilandasi ilmu atau dalil-dalil

shahih. Penafsiran beliau dapat dimasukkan ke dalam kategori

tafsîr bil ma’tsȗr. Dalam penafsirannya beliau memiliki nuansa

Page 29: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

175

ilmiah, khususnya yang berkaitan dengan ilmu astronomi, geologi,

biologi dan kedokteran. Namun penjelasan dari disiplin ilmu

tersebut hanya sebagai penjelasan pelengkap yang bertujuan untuk

menjelaskan bukti-bukti keesaan, kekuasaan dan kebasaraan

Allah.

B. Saran

Penelitian ini merupakan kajian sumpah Allah prespektif Ibnu

Qayyim, oleh karena itu ada beberapa catatan dan harapan yang

diinginkan:

1. Melihat pentingnya unsur-unsur sumpah untuk diketahui maka

disarankan untuk mempelajari dan mengkajinya guna menambah

keimanan kita akan pastinya semua kebenaran yang dibawa oleh

Al-aQur’an,

2. Kajian ini diharapkan dapat memberikan wawasan ilmu bagi

ummat tentang sumpah Allah dan menambah keimanan akan

pentingnya hal-hal yang disumpahi

3. Mengingat masih minimnya kajian tentang sumpah Allah, maka

diharapkan ada kelanjutan kajian kearah yang sempurna.

Page 30: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

171

DAFTAR PUSTAKA

‘Abbas, Fadhl Hasan, Ghadzâ al-Janân bi Tsamar al-Jinân Ulȗm Al-Qur’ân, t.tp: Dâr an-

Nafâis, cet. Ke-I, 1427 H/2007 M.

‘Abd al-Rahman, ‘Aisyah, al-I’jaz al-Bayani li al-Qur’an wa Masail ibn al-Azraq.(Kairo:

Daral-Ma’arif)

‘Awad, Mahmud, Para Pemberontak di Jalan Allah; Ibn Hazm, Ibn Taimiyah, Rif’ah

ath-Thahthawi, Jamaluddin al-afghani, Abdullah an-Nadim, terj. Alimi

Abd al-Salman, Abd al-Azhim, Ibn Qayyim al-Jauziyyah, Atsaruhu wa Manhajuhu wa

Ara’uhu fi al-Fiqh wa al-Aqaid wa al-Tashawwuf, h. 78

Abdillah al-Husain bin Ahmad bin Khalawaih, Abu, I’râb Tsalâtsîn Sȗrah min Al-Qur’ân

Al-Karîm, Juz V, Beirut: Dâr asy-Syurȗq, cet. Ke-I, 1414 H/ 1993 M.

Abduh, Muhammad Tafsir Juz ‘Amma, ter. Muhammad Baqir, (Bandung: Mizan, 1999)

Abu Zaid, Bar ibn Abd Allah, Ibn Qayyim, Hayatuhu wa Atsaruh (Riyadh: Dar al Hilal,

1400 H/1980 M),

Adz-Dzahabi, Muhammad Husain, at-Tafsîr wa al-Mufassirȗn, Jilid II, Kairo: Maktabah

Wahbah, t.t.

Ahmad bin Faris bin Zakariyya, Mu’jam Maqâyis al-Lughah, juz.IV, Beirut: Dâr al-Fikr,

t.th

Ahmad, Yusuf Al-Hajj, Mausȗ’ah al-I’jâz al-‘Ilmiy fi Al-Qur’an Al-Karîm wa as-Sunnah

al-Muthahharah, Damaskus: Dâr Ibn Hajar, cet. Ke-II, 1424 H/2003 M

Ahmd, Hanafi, at-Tafsir al-‘ilmî li al-Ayât al-Kauniyyah fi Al-Qur’ân, Kairo: Dâr al-

Ma’ârif, cet. III, t.th

al Khalidi, Shalah Abdul Fattah, Kunci Berinteraksi dengan al Quran, terj. M. Misbah,

(Robbani Press, Jakarta, 2005)

al-‘Asqalāni, Abu al-Fidā Ibn Hajar, Al-Bidāyah wa Al-Nihayāh Juz 14 (Beirut: Dar al-

Fikr,tt), h.234.

al-Akk, Khalid Abdurrahman, Ushūl al-Tafsīr wa Qawā’iduhu (Beirut: Dār al-

Nafāis,1986)

Al-Alusi, Syihabuddin as-Sayyid Mahmud, Rȗh al-Ma’ânî fî Tafsîr Al-Qur’ân al-‘Azhîm,

Jilid XIV, Beirut: Dâr Ihya’ at-Turâts al-‘Arabiy, t.t

Page 31: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

172

al-Ashfahani, Ar-Raghib , Mu’jam Mufradat Alfazh al-Qur’an, tahqiq: Nadim Mar’asyli,

(Beirut: Dar al-Fikr, tth)

al-Baidhâwi, As-Syairôzi , Tafsir Baidhâwi, (Beirut: Dârul Kutub, 2006), Jilid 2, h. 556

al-Batāti, Abdullah ibn Sālim, Asaru Ibn al-Qayyim al-Jawziyyah wa mā lahiqahā min

‘amal al-Tibyān fi Aimān Al-Qur’an

Al-Bukhari, Muhammad bin Ismai’il, Sahîh al-Buhkâri, Riyadh: Bait al-Afkâr ad-

Dauliyyah, 1419H/ 1998 M.

Al-Fattah, Muhammad Hatta, 40 Sumpah Terdahsyat; Mengungkap Rahasia Ayat-ayat

Sumpah Yang Terdahsyat Di Dalam Al-Qur’an, Jakarta: Mirqat, 2012

al-Hasyimi, Ahmad, Jawahir al-Balaghah fi al-Ma’ani wa al-Bayan wa al-Badi’,

(Beirut: Dar al-Fikr, 1994).

Al-Haufi, Ahmad, Ma’âni as-Samâ’ wa al-Ardh fi Al-Qur’ân, Kairo: Mu’assasah al-

Khalij Al-Arabi, t.th

Al-Humairi al-Yamani, Nasywan bin Sa’id, Syams al-‘Ulȗm wa Dawâ’ Kalâm al-‘Arab

min al-Kulȗm, Tahqîq Husein bin Abdullah al-‘Umri dkk, JUz VIII, Damaskus:

Dâr al-Fikr, 1999

Al-Jauziy, Muhammad, Zaad al-Masir fi ‘Ilmi at-Tafsir, Bairut, Dar al-Kitab al-‘Arabiy,

1422 H

al-Jauziyyah, Ibn Qayyim, Raudhah al-Muhibbin wa Nuzhah al-Muttaqin, (Beirut: Dar

al-Kutub al-Ilmiyyah, tt)

al-Jauziyyah, Ibn Qayyim, at-Tibyan fi aqsam Al-Qur’an (Beirut: Dar al-Fikr),

al-Jauziyyah, Ibn Qayyim, Zadul Ma’ad Bekal Perjalanan Akhirat , Terj. Amiruddin

Jalil,( Griya Ilmu, Jakarta, 2006), h. 16

al-Jawziyyah, Ibn al-Qayyim, I’lam al-Muwaqi’in ‘an Rabb al-‘Alamin (Beirut: Dar al-

Jalil,t.th)

al-Khulli, Amin, Manhij al-Tajdīd fi al-Nahw wa al-Balāghah wa al-Tafsīr wa al-Adab

(Kairo: al-Hai’ah al-Misriyyah al-‘Ammah li al Kitb, 1995),

Al-Mahalli, Jalaluddin, as-Suyuthi, Jalaluddin, Tafsir Jalalain, Kairo, Dar al-Hadits,

Al-Qaththan, Manna, Mabahis fi Ulum Alquran, (Cet. X; Kairo: Maktabah Wahbah,

1997 M/1417 H) Nasharuddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2005)

Page 32: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

173

Al-Qayyim, al-Jauziyyah, Tafsir Al-Qur’an Al-Karim, Bairut, Dar wa maktabah al-Hilal,

1410 H

Al-Rawi, Kazim Fathi, Asâlib al-Qasam fi al-Lughah al-‘Arabiyyah, Baghdad:

Mathba’ah al-Jami’ah, 1977

al-Samarqandi, al-Darimi, Sunan al-Darimi, (Kairo: Dar al-Hayyan li al-Turats, 1987)

al-Sindi, Abdullah al-Qayyum, Shafahāt fi ilm al-Qirā’at (Makkah Mukarramah:

Maktabah Imdādiyah, 2001)

al-Suyuti, Jalāl al-Din, Al-Itqan fi Ulum al-Qur’ān (Beirut: Dār al-Fikr,2008)

Amir, Qasam dalam al-Qur’an (Suatu Tinjauan Uslub Nahwiyah), Jurnal LINGUA vol.9

No.1, Juni 2014

Anas, Malik, al-Muwaththa’ (kitab al-Syaib, 1951)

Ar-Razi, Muhammad Fakhruddin, Mafâtih al-Ghaib, Juz XXXI, Beirut: Dâr al-Fikr, cet,

ke-I, 1401 H/1981 M

Ar-Raziy, Fakhru ad-Din, Mafatih al-Ghaib, Bairut, Dar Ihya at-Taratsiy al-‘Arba’iy,

1420 H

ash-Shabuni, Muhammad Ali, Shafwatu at-Tafsir, (Kairo:Darul Fikr, 2001)

as-Salami, Muhammad Mukhtar, al-Qasam fi al-lughah wa fi al-Qur’an, (Kairo: Dar

Arab al-Islami, 1999)

As-Suyuthi, Al-Itqan fi ‘Ulum Al-Qur’an, (Beirut: Mu’assasah al-Kutub ats-Tsaqafiyah,

1996)

as-Suyuthi, Jalal ad-Din, Lubab an-Nuqul fi Asbab an-Nuzul dalam Tafsir Al-Qur’an al-

‘Azhim, (Beirut: Dar al-Fikr, 1991),

Asy’ari, Ahmad Yasin, Studi Pemikiran Ibn Al-Qayyim Al-Jauziyyah Tentang Risalah

alQada Umar bin Al-khattab Kepada Abu Musa al-Asy’ari dan Kontribusinya

Terhadap Praktik Peradilan , Tesis, IAIN Walisongo Semarang, 2013, h. 33

Ayazi, Muhammad Ali, al-Mufassirȗn Hayâtuhum wa Manhajuhum, Taheran: Maidân

Hasan Abâd, cet. Ke-I, t.t.

Chirzn, Muhammad, Permata Al-Qur’an, Ypgyakarta: Qirtas, cet. Ke-I, 2003

Dewan Redaksi Islam, Ensiklopedia Islam, (Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1994)

Dimjati, Djamaluddin, Menyingkap kebenaran Al-Qur’an, Solo: Tiga Serngkai, 2008

Page 33: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

174

Fidatin, Sumpah Allah dalam al-Qur’an (Telaah terhadap sumpah Allah yang berkenaan

dengan waktu), Tesis Tafsir Hadits Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2007, tidak diterbitkan.

Ghofur, Saiful Amin, Profil Para Mufassir Al-Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Insan

Madani, 2008.

H.A, Abdul Jalal, Ulumul Qur’an, Surabaya: Dunia Ilmu, Cet. Ke II, 2000

Hamka, Tafsir al-Azhar, (Singapura: Kerjaya Printing Industries, 2003), j. 10, h.7750

Hasdin Has, Muhammad, Membuka Tabir Sumpah dalam al-Qur’an (Studi Analisis

Penafsiran ‘A’isyah Bint Al-Syati’ Tentang Ayat-Ayat Sumpah), Vol. 11. No 2

(2016)

Ibn Katsir, Al-Hafizh, Tafsir Al-Qur’an al-‘Azhim, (kairo: Dar al-Hadits, 2002

Ibn Qayyim al-Jauziyah, Miftah Dar al-Sa’adah wa Mansyur Wilayah al-Ilmu wa al-

Iradah, (Riyadh : Maktabah Riyadh al-Haditsah,tt).

Ibn Qayyim al-Jauziyah, Rislah Tauhid, La Taqfu Ma Laisa Laka Bihi ‘Ilm, Muhaqqiq

Muhammad Afifi, terj. Ibn Ibrahim, (Jakarta : Pustaka Azam, 2001)

Irawan, Prasetyo dkk. Metode Penelitian, (Jakarta:Universitas Terbuka, 2009), hal.29

Isma’il, Muhammad Bakr , Dirasat fi ‘Ulum Al-Qur’an (Kairo: Dar al-Manar, 1991)

Jamal ad-Din, Abu al-Fadhl, Lisan al-Arab, (Kairo: Dar al-Hadits, 2003

Jar Hijazi, Aud Allah, Ibn Qayyim wa Maufiquhun min Tafkir al-Islam, (Kairo: Dar al-

Thaba’ah al-Muhammadiyah, 1380H/1980 M)

Khatibah, Penelitian Kepustakaan (Jurnal Iqra’, Volume 05. No 01, mei, 2011), hal.38

Mansur, Laily, Ajaran dan Teladan Para Sufi , Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, h.

222

Muhammad ‘Uwaidhah , Kamil, I’lam al-Fuqaha’ wa al-Muhadditsin: al-Imam al-

Hafizh Syams ad-Din Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah (Beirut: Dar al-Kutub al-

‘Ilmiyyah 1994)

Muhammad al-Bakr, Abu Barra’ Yusuf, Terjemah Mu’allif, dalam Ibn Qayyim al-

Jauziyyah, Ahkam al-Zimmah, (Damam Ramadi, 1418 H/1997 M)

Muhammad Amin, Ijtihad Ibn Taimiyah dalam Bidang Fiqih Islam, (Jakarta : INIS,

1991), h. 7-18

Page 34: QASAM DALAM AL-QUR’AN PRESPEKTIF IBN AL-QAYYIM AL …

175

Munawwir, Ahamd Warson, al-Munawwir : Kamus Arab Indonesia, Surabaya: Penerbit

Pustaka Progessif 1997

n, (Jakarta: Cendikia Sentral Muslim, 2002)

Nashshar, Hussain, I’Jâz Al-Qur’ân; al-Qasam fi Al-Qur’ân al-Karîm, Kairo: Maktabah

ats-Tsaqâfah ad-Dîniyyah, cet. Ke-I, 1421 H/2001 M.

Nasution, Harun, Islam ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1985)

Nasution, Hasan Mansur, Rahasia Sumpah Allah Dalam al-Qur’an, (Jakarta: Khazanah

Baru, 2002)

Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, 1995), hlm. 61.

Quthb, Sayyid , Tafsir Fi Zhilal Al-Qur’an, (Kairo: Dar al-Syuruq, 2007), h. 3791

Sabiq, As-Sayyid, Fiqh as-Sunnah, (Kairo: al-Fath al-I’lam al-‘Arabiy, 2004)

Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Qur’an al-Karim; Tafsir atas surat-surat Pendek

Berdasarkan Urutan Turunnya Wahyu, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999)

Shihab, Quraish, Lentera Hati, Kisah dan Hikmah Kehidupan, (Bandung: Mizan, 1995),

h.28

Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D), (Bandung:Alfabeta,2014) h.329

Syarf al-Din, Abd al-Azhim Abd al-Salam Ibn Qayyim al-Jauziyyah, Atsaruhu wa

Manhajuhu wa Ara’uhu fi al-Fiqh wa al-Aqaid wa al-Tashawwuf, (Kairo:

Maktabah al-Kulliyat al-Azhariyaah, 1387 H/1967 M) Dewan Redaksi Islam,

Ensiklopedia Islam, (Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1994)

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,1988)

Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000)

Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al Quran, Al Quran dan Terjemahnya,

(Departemen Agama 1986) Muhammad bin Shaleh al Utsaimin, Pengantar Ilmu

Tafsir, Terj. Ummu Ismail, (Darus Sunnah Press, Jakarta, 2004)

Zamakhsyari, Al-Kasysyaf ‘An Haqaiq Ghawamid at-Tanzil, Bairut, Dar al-Kitab al-

‘Arabiy, 1407 H