QANUN ACEH PENYELESAIAN KERUGIAN … RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a....

24
QANUN ACEH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELESAIAN KERUGIAN PEMERINTAH ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa untuk lebih meningkatkan pengamanan kekayaan Aceh, disiplin dan tanggung jawab Pegawai Aparatur Sipil Negara (Pegawai ASN), serta kelancaran dan ketertiban penyelesaian kerugian Aceh sehingga dapat berjalan lebih efektif dan efisien, maka dipandang perlu mengatur mengenai penyelesaian kerugian Pemerintah Aceh yang meliputi tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi keuangan dan barang milik Aceh; b. bahwa berdasarkan ketentuan dalam Pasal 144 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, ketentuan lebih lanjut tentang tata cara tuntutan ganti kerugian Pemerintah Aceh diatur dengan Qanun Aceh dan berpedoman pada peraturan perundang-undangan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Qanun Aceh tentang Penyelesaian Kerugian Pemerintah Aceh; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonomi Provinsi Aceh dan Perubahan atas Peraturan Pembentukan Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1103); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang...

Transcript of QANUN ACEH PENYELESAIAN KERUGIAN … RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a....

-21-

f. Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan Bidang Kekayaan Aceh, selaku Anggota;

dan

g. Kepala Biro yang menyelenggarakan urusan pemerintahan Bidang Hukum pada Sekretariat Daerah

Aceh, selaku Anggota.

(4) Keanggotaan Majelis Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dapat diwakilkan dalam

sidang.

(5) Anggota Majelis Pertimbangan sebelum menjalankan

tugasnya mengucapkan sumpah/janji di hadapan Gubernur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(6) Tugas Majelis Pertimbangan memberikan pendapat dan

pertimbangan pada setiap kali ada persoalan yang menyangkut TP dan TGR Keuangan dan Barang Milik Aceh.

Pasal 40

(1) Sekretariat Majelis Pertimbangan berada pada Inspektorat

Aceh.

(2) Kepala Dinas yang membidangi urusan Keuangan Aceh selaku Sekretaris Majelis Pertimbangan dalam

melaksanakan tugasnya dibantu oleh Anggota Sekretariat Majelis yang terdiri dari unsur Dinas yang membidangi

urusan Keuangan Aceh dan Inspektorat Aceh yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

(3) Biaya dalam pelaksanaan tugas Majelis Pertimbangan dan

Sekretariat Majelis Pertimbangan dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh.

BAB XI

TIM PENYELESAIAN KERUGIAN

PEMERINTAH ACEH

Pasal 41

(1) Gubernur untuk kelancaran pelaksanaan pemeriksaan

dan penyelesaian ganti kerugian Pemerintah Aceh terhadap bendahara, dibantu oleh TPKPA.

(2) TPKPA sebagaimana dimaksud ayat (1), ditetapkan dengan Keputusan Gubernur dan bertanggung jawab langsung kepada Gubernur.

(3) Keanggotaan TPKPA secara ex-officio dijabat oleh:

a. Sekretaris Daerah Aceh selaku Ketua;

b. Inspektur Aceh, selaku Wakil Ketua;

c. Kepala...

-22-

c. Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan Bidang Keuangan Aceh, selaku

Sekretaris;

d. Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan Bidang Kekayaan Aceh, selaku Anggota;

e. Kepala Badan yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan Bidang Kepegawaian, selaku Anggota;

f. Kepala Biro yang menyelenggarakan urusan

Pemerintahan Bidang Umum pada Sekretariat Daerah Aceh, selaku Anggota; dan

g. Kepala Biro yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan Bidang Hukum pada Sekretariat Daerah Aceh, selaku Anggota.

(4) Keanggotaan TPKPA sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dapat diwakilkan dalam sidang.

Pasal 42

TPKPA bertugas:

a. menginvetarisasi kasus kerugian Pemerintah Aceh yang

diterima;

b. menghitung jumlah kerugian Pemerintah Aceh;

c. mengumpulkan dan melakukan verifikasi bukti-bukti

pendukung bahwa Bendahara telah melakukan perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai sehingga

mengakibatkan terjadinya kerugian keuangan dan Barang Milik Aceh;

d. menginventarisasi harta kekayaan milik Bendahara yang

dapat dijadikan sebagai jaminan penyelesaian kerugian Aceh;

e. menyelesaikan kerugian Pemerintah Aceh melalui SKTJM;

f. memberikan pertimbangan kepada Gubernur tentang kerugian Aceh sebagai bahan pengambilan keputusan

dalam menetapkan pembebanan sementara;

g. menatausahakan penyelesaian kerugian Pemerintah Aceh; dan

h. menyampaikan laporan perkembangan penyelesaian kerugian Aceh kepada Gubernur dengan tembusan

disampaikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia dan DPRA.

Pasal 43

(1) Sekretariat TPKPA berada pada Inspektorat Aceh.

(2) Kepala...

-23-

(2) Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan

Pemerintahan Bidang Keuangan Aceh selaku Sekretaris

TPKPA dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Anggota Sekretariat TPKPA yang terdiri dari unsur dinas yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan Bidang

Keuangan Aceh dan Inspektorat Aceh yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

(3) Biaya dalam pelaksanaan tugas TPKPA dan Sekretariat

TPKPA dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan

Belanja Aceh.

BAB XI

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 44

(1) Apabila Pegawai ASN yang patut diduga melakukan

Kekurangan Perbendaharaan atau Kerugian Keuangan dan Barang Milik Aceh berdasarkan laporan dan dari hasil

pemeriksaan terbukti telah merugikan Pemerintah Aceh, maka Gubernur dapat menjatuhkan Hukuman Disiplin berupa pembebasan yang bersangkutan dari jabatannya

dan segera menunjuk Pejabat sementara untuk melaksanakan tugas tersebut.

(2) Kerugian Pemerintah Aceh yang tidak dapat diselesaikan

oleh Pemerintah Aceh dapat diserahkan penyelesaiannya

melalui badan peradilan.

(3) Putusan Pengadilan yang menjatuhkan hukuman

terhadap Pelaku yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dapat dijadikan bukti tentang perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai, dalam proses tuntutan

penggantian kerugian keuangan dan Barang Milik Aceh.

(4) Dalam hal nilai penggantian kerugian keuangan dan

Barang Milik Aceh berdasarkan Putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, berbeda dengan

nilai kerugian keuangan Pemerintah Aceh dalam Keputusan Pembebanan, maka kerugian keuangan dan Barang Milik Aceh disesuaikan dengan Putusan

Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap (inkracht).

Pasal 45

Gubernur melakukan koordinasi dengan Institusi Penegak Hukum, untuk efektifitas pelaksanaan proses TP dan TGR.

BAB XII...

-24-

BAB XII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 46

Qanun ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Qanun ini dengan penempatannya dalam Lembaran Aceh.

LEMBARAN ACEH TAHUN 2015 NOMOR 4

NOREG QANUN ACEH (3/2015)

Ditetapkan di Banda Aceh

pada tanggal 14 Desember 2015

2 Rabiul Awal 1437

GUBERNUR ACEH,

ZAINI ABDULLAH

Diundangkan di Banda Aceh

pada tanggal 14 Desember 2015

2 Rabiul Awal 1437

SEKRETARIS DAERAH ACEH,

DERMAWAN

LEMBARAN ACEH TAHUN 2014 NOMOR .....

4

Pasal 27 Cukup jelas.

Pasal 28 Cukup jelas.

Pasal 29 Cukup jelas.

Pasal 30

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Khusus untuk barang bergerak berupa kendaraan roda 2 (dua) dan 4 (empat) yang berusia 4 tahun ke atas dibayarkan dalam bentuk uang tunai atau angsuran yang besarannya berdasarkan

nilai taksiran dari Tim Penaksir Harga Barang.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Untuk menilai harga Barang Milik Aceh ditunjuk Panitia

Penaksir yang dibentuk dengan Keputusan Gubernur atau dapat dilakukan oleh Lembaga Independen yang bersertifikat dibidang

penilaian aset. Pasal 31

Cukup jelas. Pasal 32

Cukup jelas.

Pasal 33 Cukup jelas.

Pasal 34 Cukup jelas.

Pasal 35 Cukup jelas.

Pasal 36

Yang dimaksud dengan “tidak layak” adalah suatu keadaan seseorang yang bersangkutan dilihat dari aspek kemanusiaan baik yang

menyangkut fisik dan non fisik dipandang tidak mampu menyelesaikan kerugian Aceh.

Pasal 37

Cukup jelas.

Pasal 38 Cukup jelas.

5

Pasal 39 Cukup jelas.

Pasal 40 Cukup jelas.

Pasal 41 Cukup jelas.

Pasal 42

Cukup jelas. Pasal 43

Cukup jelas.

Pasal 44

Ayat (1)

Yang dimaksudkan “Hukuman Disiplin” adalah hukuman yang

dijatuhkan kepada Pegawai yang melanggar Peraturan Displin Kepegawaian berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Yang dimasud dengan “Pejabat sementara yang diangkat” adalah Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat

kepangkatan/golongan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Ayat (2)

Badan Peradilan yang dimaksud adalah Peradilan Umum, baik di Tingkat Pertama, Banding maupun Kasasi.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 45

Koordinasi oleh Gubernur dapat dilakukan dalam bentuk mengadakan Nota Kesepahaman dengan Institusi Penegak Hukum, seperti Kejaksaan dan Kepolisian.

Pasal 46

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN ACEH NOMOR 72