Putusan Taksi Jateng

32
P U T U S A N Perkara Nomor: 29/KPPU-I/2009 Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Dugaan Pelanggaran Pasal 5 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat selanjutnya disebut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 dalam Pelayanan Jasa Taksi di Kota Semarang, Kota Surakarta, Kota Tegal dan Kota Purwokerto Propinsi Jawa Tengah, yang dilakukan oleh: --------------------------------------------------------------------------------------------------------- 1. Terlapor I: Kosti Semarang, dengan alamat kantor Jl. Kawasan Industri Candi Gatot Subroto Blok 11 D Semarang; ---------------------------------------------------------------------- 2. Terlapor II: PT Wahana Atlas Nusantara (Atlas Group), dengan alamat kantor Jl. Telaga Bodas No. 1 Semarang; --------------------------------------------------------------------- 3. Terlapor III: PT Centris Multi Persada cabang Semarang, dengan alamat Jl. Majapahit No. 583 Semarang; ---------------------------------------------------------------------- 4. Terlapor IV: Koperasi Puri Kencana dengan alamat kantor Jl. Rogo Jembangan Raya No. 68 Semarang;------------------------------------------------------------------------------ 5. Terlapor V: PT Pandu Persada Sarana Mukti dengan alamat Jl. Kaligawe Km 4/46, Semarang; --------------------------------------------------------------------------------------------- 6. Terlapor VI: PT Astria Taxi dengan alamat kantor Jl. Kaligawe Km 4/46, Semarang; - 7. Terlapor VII: PT Satria Express Perdana cabang Semarang dengan alamat kantor Jl. Bumirejo Kel. Pudak Payung, Kec. Banyumanik, Semarang; ----------------------------- 8. Terlapor VIII: Blue Bird cabang Semarang dengan alamat Jl. Brigjen Sudiarto No. 492 Semarang Timur; -------------------------------------------------------------------------------- 9. Terlapor IX: Kosti Solo dengan alamat Jl. Sumpah Pemuda No. 145 Mojosongo, Solo; 10. Terlapor X: PT Solo Central Taksi dengan alamat JI. Adisucipto No. 7 Solo;----------- 11. Terlapor XI: PT Mahkota Ratu Taksi dengan alamat JI. Sungai Sambas 15, RT 001 RW 02, Sangkrah, Pasar Kliwon, Surakarta 57119; --------------------------------------------- 12. Terlapor XII: Koperasi Bengawan Taksi dengan alamat di Jl. Merpati II No. 10, Gilingan, Surakarta 57134;--------------------------------------------------------------------------

Transcript of Putusan Taksi Jateng

Page 1: Putusan Taksi Jateng

P U T U S A N

Perkara Nomor: 29/KPPU-I/2009

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi

yang memeriksa Dugaan Pelanggaran Pasal 5 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999

tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat selanjutnya disebut

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 dalam Pelayanan Jasa Taksi di Kota Semarang,

Kota Surakarta, Kota Tegal dan Kota Purwokerto Propinsi Jawa Tengah, yang dilakukan

oleh: ---------------------------------------------------------------------------------------------------------

1. Terlapor I: Kosti Semarang, dengan alamat kantor Jl. Kawasan Industri Candi Gatot

Subroto Blok 11 D Semarang; ----------------------------------------------------------------------

2. Terlapor II: PT Wahana Atlas Nusantara (Atlas Group), dengan alamat kantor Jl.

Telaga Bodas No. 1 Semarang; ---------------------------------------------------------------------

3. Terlapor III: PT Centris Multi Persada cabang Semarang, dengan alamat Jl.

Majapahit No. 583 Semarang; ----------------------------------------------------------------------

4. Terlapor IV: Koperasi Puri Kencana dengan alamat kantor Jl. Rogo Jembangan

Raya No. 68 Semarang; ------------------------------------------------------------------------------

5. Terlapor V: PT Pandu Persada Sarana Mukti dengan alamat Jl. Kaligawe Km 4/46,

Semarang; ---------------------------------------------------------------------------------------------

6. Terlapor VI: PT Astria Taxi dengan alamat kantor Jl. Kaligawe Km 4/46, Semarang; -

7. Terlapor VII: PT Satria Express Perdana cabang Semarang dengan alamat kantor

Jl. Bumirejo Kel. Pudak Payung, Kec. Banyumanik, Semarang; -----------------------------

8. Terlapor VIII: Blue Bird cabang Semarang dengan alamat Jl. Brigjen Sudiarto No.

492 Semarang Timur; --------------------------------------------------------------------------------

9. Terlapor IX: Kosti Solo dengan alamat Jl. Sumpah Pemuda No. 145 Mojosongo, Solo;

10. Terlapor X: PT Solo Central Taksi dengan alamat JI. Adisucipto No. 7 Solo;-----------

11. Terlapor XI: PT Mahkota Ratu Taksi dengan alamat JI. Sungai Sambas 15, RT 001

RW 02, Sangkrah, Pasar Kliwon, Surakarta 57119; ---------------------------------------------

12. Terlapor XII: Koperasi Bengawan Taksi dengan alamat di Jl. Merpati II No. 10,

Gilingan, Surakarta 57134; --------------------------------------------------------------------------

Page 2: Putusan Taksi Jateng

halaman 2 dari 32

13. Terlapor XIII: CV Sekar Gelora dengan alamat di Jl. Apel No. 1 RT. 03 RW. 02

Jajar, Laweyan, Surakarta; --------------------------------------------------------------------------

14. Terlapor XIV: CV Sakura Sari Taksi dengan alamat di Jl. Kartopuran No. 88A

RT.03 RW. 03 Jayengan, Serengan, Surakarta; --------------------------------------------------

15. Terlapor XV: Koperasi Banyumas Taksi dengan alamat di Jl. Stadion Mini IV Blok

B No. 42, Purwokerto Selatan, Banyumas; -------------------------------------------------------

16. Terlapor XVI: Koperasi Satria Transport dengan alamat di Jalan Pemuda

Purwokerto;--------------------------------------------------------------------------------------------

17. Terlapor XVII: Koperasi Dita Ayu Bahari dengan alamat di Komplek Pertokoan

Blok B No. 8 Terminal Bus Kota Tegal; ----------------------------------------------------------

18. Terlapor XVIII: PT Wahana Eka Lestari (Atlas Group) dengan alamat di Jl. Telaga

Bodas No. 1 Semarang; ------------------------------------------------------------------------------

19. Terlapor XIX: DPD Organda Propinsi Jawa Tengah dengan alamat di Jl. Kedasih

No. 30 Lt. II Semarang, Jawa Tengah; ------------------------------------------------------------

20. Terlapor XX: DPC Organda Kota Semarang dengan alamat di Jl. Sendowo Barat

No. 31A Semarang, Jawa Tengah; -----------------------------------------------------------------

21. Terlapor XXI: DPC Organda Kota Surakarta dengan alamat di Jl. Menteri Supeno

No. 7 Surakarta, Jawa Tengah; ---------------------------------------------------------------------

22. Terlapor XXII: DPC Organda Kabupaten Banyumas dengan alamat di Jl.

Margantara Tanjung, DLLAJ Purwokerto, Jawa Tengah; --------------------------------------

23. Terlapor XXIII: DPC Organda Kota Tegal dengan alamat di Jl. Sangir 2, DLLAJ

Tegal, Jawa Tengah; ---------------------------------------------------------------------------------

mengambil Putusan sebagai berikut: -------------------------------------------------------------------

Majelis Komisi: ------------------------------------------------------------------------------------------

Setelah membaca surat-surat dan dokumen-dokumen dalam perkara ini; -----------------

Setelah mendengar keterangan para Terlapor; -------------------------------------------------

Setelah mendengar keterangan para Saksi; -----------------------------------------------------

Setelah membaca Laporan Hasil Pemeriksaan Pendahuluan (selanjutnya disebut

“LHPP”); --------------------------------------------------------------------------------------------

Setelah membaca Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan (selanjutnya disebut

“LHPL ”); --------------------------------------------------------------------------------------------

Setelah membaca tanggapan/pembelaan para Terlapor; --------------------------------------

Setelah membaca Berita Acara Pemeriksaan (selanjutnya disebut “BAP” ); --------------

Page 3: Putusan Taksi Jateng

halaman 3 dari 32

TENTANG DUDUK PERKARA

1. Menimbang bahwa berdasarkan data dan informasi yang berkembang di masyarakat,

Sekretariat Komisi melakukan monitoring terhadap pelaku usaha yang diduga

melakukan pelanggaran terhadap UU No. 5 Tahun 1999 terkait dengan Pelayanan Jasa

Taksi di Kota Semarang, Kota Surakarta, Kota Purwokerto dan Kota Tegal di Propinsi

Jawa Tengah; ------------------------------------------------------------------------------------------

2. Menimbang bahwa setelah melakukan kegiatan monitoring terhadap pelaku usaha,

Sekretariat Komisi menyimpulkan adanya kejelasan dan kelengkapan dugaan

pelanggaran yang disusun dalam bentuk Resume Monitoring; --------------------------------

3. Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume

Monitoring, Sekretariat Komisi menyusun dan menyampaikan Berkas Laporan Dugaan

Pelanggaran kepada Komisi untuk dilakukan Gelar Laporan; ---------------------------------

4. Menimbang bahwa berdasarkan Rapat Gelar Laporan, Komisi menilai Laporan Dugaan

Pelanggaran layak untuk dilakukan Pemeriksaan Pendahuluan

5. Menimbang bahwa selanjutnya Komisi menerbitkan Penetapan Komisi Nomor

127/KPPU/PEN/X/2009 tanggal 23 Oktober 2009 tentang Pemeriksaan Pendahuluan

Perkara Nomor 29/KPPU-I/2009 terhitung sejak tanggal 23 Oktober 2009 sampai

dengan tanggal 4 Desember (vide bukti A3); ----------------------------------------------------

6. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Pemeriksaan Pendahuluan, Komisi

menerbitkan Keputusan Komisi Nomor 238/KPPU/KEP/X/2009 tanggal 23 Oktober

2009 tentang Penugasan Anggota Komisi sebagai Tim Pemeriksa dalam Pemeriksaan

Pendahuluan Perkara Nomor 29/KPPU-I/2009 (vide bukti A2); ------------------------------

7. Menimbang bahwa selanjutnya Sekretaris Jenderal Sekretariat Komisi menerbitkan

Surat Tugas Nomor 1107/SJ/ST/X/2009 tanggal 23 Oktober 2009 yang menugaskan

Sekretariat Komisi untuk membantu Tim Pemeriksa dalam Pemeriksaan Pendahuluan

(vide bukti A1) ----------------------------------------------------------------------------------------

8. Menimbang bahwa setelah melakukan Pemeriksaan Pendahuluan, Tim Pemeriksa

menemukan adanya indikasi kuat pelanggaran Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999.

Selanjutnya, Tim Pemeriksa merekomendasikan agar pemeriksaan dilanjutkan ke tahap

Pemeriksaan Lanjutan (vide Bukti A46); ---------------------------------------------------------

9. Menimbang bahwa atas dasar rekomendasi Tim Pemeriksa tersebut, Komisi

menerbitkan Penetapan Komisi Nomor: 148/KPPU/PEN/XII/2009 tanggal 7 Desember

2009 tentang Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor: 29/KPPU-I/2009 terhitung sejak

tanggal 7 Desember 2009 sampai dengan tanggal 5 Maret 2009 (vide Bukti A48); --------

10. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Pemeriksaan Lanjutan, Komisi menerbitkan

Keputusan Komisi Nomor 263/KPPU/KEP/XII/2009 tanggal 7 Desember 2009 tentang

Page 4: Putusan Taksi Jateng

halaman 4 dari 32

Penugasan Anggota Komisi sebagai Tim Pemeriksa dalam Pemeriksaan Lanjutan

Perkara Nomor 29/KPPU-I/2009 (vide bukti A49); ---------------------------------------------

11. Menimbang bahwa selanjutnya Sekretaris Jenderal Sekretariat Komisi menerbitkan

Surat Tugas Nomor 1379/SJ/ST/XII/2009 tanggal 7 Desember 2009 yang menugaskan

Sekretariat Komisi untuk membantu Tim Pemeriksa dalam Pemeriksaan Lanjutan (vide

bukti A47)

12. Menimbang bahwa selanjutnya, Tim Pemeriksa menilai perlu untuk melakukan

Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan. Untuk itu Komisi menerbitkan Keputusan Nomor:

120/KPPU/KEP/III/2010 tanggal 8 Maret 2010 tentang Perpanjangan Pemeriksaan

Lanjutan Perkara Nomor: 29/KPPU-I/2009 terhitung sejak tanggal 8 Maret 2010 sampai

dengan tanggal 20 April 2010 (vide Bukti A98); -----------------------------------------------

13. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan, Komisi

menerbitkan Keputusan Komisi Nomor 121/KPPU/KEP/III/2010 tanggal 8 Maret 2010

tentang Penugasan Anggota Komisi sebagai Tim Pemeriksa dalam Pemeriksaan

Lanjutan Dalam Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 29/KPPU-I/2009

(vide bukti A99); --------------------------------------------------------------------------------------

14. Menimbang bahwa selanjutnya Sekretaris Jenderal Sekretariat Komisi menerbitkan

Surat Tugas Nomor 292/SJ/ST/III/2010 tanggal 8 Maret 2010 yang menugaskan

Sekretariat Komisi untuk membantu Tim Pemeriksa dalam Perpanjangan Pemeriksaan

Lanjutan (vide bukti A97); -------------------------------------------------------------------------

15. Menimbang bahwa dalam proses pemeriksaan, Tim Pemeriksa telah mendengar

keterangan dari para Terlapor dan para Saksi;---------------------------------------------------

16. Menimbang bahwa identitas serta keterangan para Terlapor dan para Saksi telah dicatat

dalam BAP yang telah ditandatangani oleh para Terlapor dan para Saksi; -----------------

17. Menimbang bahwa dalam Pemeriksaan Pendahuluan, Pemeriksaan Lanjutan, dan

Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan Tim Pemeriksa telah mendapatkan, meneliti dan

menilai sejumlah surat dan atau dokumen, BAP serta bukti-bukti lain yang diperoleh

selama pemeriksaan dan penyelidikan; -------------------------------------------------------------

18. Menimbang bahwa setelah melakukan Pemeriksaan Lanjutan dan Perpanjangan

Pemeriksaan Lanjutan, Tim Pemeriksa membuat Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan

yang berisi: --------------------------------------------------------------------------------------------

18.1 Terlapor I, KOSTI Semarang; -------------------------------------------------------------

18.1.1 Badan usaha yang berbentuk badan hukum Koperasi berdiri pada

tanggal 24 Juli 1996 dengan Badan Hukum No.

12632/BH/KWK.II/I/1996 yang pada awalnya bernama Koperasi Sopir

Taksi (KOSTI) Semarang dan kemudian nama menjadi Koperasi Sopir

Page 5: Putusan Taksi Jateng

halaman 5 dari 32

Transportasi (KOSTI) Semarang dengan Badan Hukum No.

180.08/BH/PAD/03; -------------------------------------------------------------

18.1.2 Nama resmi Terlapor I adalah Koperasi Sopir Transportasi (KOSTI)

Semarang dengan alamat kantor di Jl. Jl. Kawasan Industri Candi Gatot

Subroto Blok 11 D Semarang; --------------------------------------------------

18.1.3 Usaha yang dijalankan diantaranya adalah mengadakan usaha jasa

taksi; --------------------------------------------------------------------------------

18.1.4 Ijin Prinsip yang diperoleh dari Walikota Semarang untuk pengadaan

taksi sebanyak 200 (dua ratus) unit taksi dan saat ini memiliki 200 (dua

ratus) unit armada taksi yang dioperasikan dengan nama ”KOSTI

Semarang”; ------------------------------------------------------------------------

18.1.5 Status kepemilikan mobil dari armada taksi yang digunakan adalah

milik anggota dengan ketentuan 1 (satu) orang anggota hanya boleh

memiliki 1 (satu) unit taksi; -----------------------------------------------------

18.2 Terlapor II, Wahana Atlas Nusantara (Atlas Group); ----------------------------------

18.2.1 Badan usaha yang berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT)

yang berdiri berdasarkan Akte Notaris Dwi Kimtoro, SH No. 26

tanggal 26 Mei 2006; ------------------------------------------------------------

18.2.2 Nama resmi Terlapor II adalah PT Wahana Atlas Nusantara alamat

kantor di Jl. Telaga Bodas No. 1 Semarang, telepon (024) 6591717; ----

18.2.3 Usaha yang dijalankan diantaranya adalah mengadakan usaha jasa

taksi; --------------------------------------------------------------------------------

18.2.4 Ijin Prinsip yang diperoleh dari Walikota Semarang untuk pengadaan

taksi sebanyak 120 (seratus dua puluh) unit taksi dan saat ini memiliki

120 (seratus dua puluh) unit armada taksi yang dioperasikan dengan

nama ”Atlas Taksi”; --------------------------------------------------------------

18.2.5 Status kepemilikan mobil dari armada taksi yang digunakan adalah

dimiliki oleh perusahaan; --------------------------------------------------------

18.2.6 Selain itu, Atlas Group juga memiliki 100 (seratus) armada taksi yang

dimiliki oleh perorangan yang dikelola dibawah PT Wahana Eka

Lestari yang Direksi dan alamat perusahaannya sama dengan PT

Wahana Atlas Nusantara, namun beda pool taksi diantara keduanya; ----

18.2.7 Taksi yang dikelola PT Wahana Eka Lestari dioperasikan dengan nama

”New Atlas Taksi”; ---------------------------------------------------------------

18.3 Terlapor III, PT Centris Multi Persada; --------------------------------------------------

18.3.1 Badan usaha yang merupakan cabang dari hukum Perseroan Terbatas

(PT) Centris Multi Persada, cabang Semarang berdiri tahun 1989; -------

Page 6: Putusan Taksi Jateng

halaman 6 dari 32

18.3.2 Nama resmi Terlapor III adalah PT Centris Multi Persada cabang

Semarang dengan alamat kantor di Jl. Jl. Majapahit No. 583

Semarang.; -------------------------------------------------------------------------

18.3.3 Usaha yang dijalankan diantaranya adalah mengadakan usaha jasa

taksi; --------------------------------------------------------------------------------

18.3.4 Ijin Prinsip yang diperoleh dari Walikota Semarang untuk pengadaan

taksi sebanyak 100 (seratus dua puluh) unit taksi dan saat ini memiliki

76 (tujuh puluh enam) unit armada taksi yang dioperasikan dengan

nama ”Semarang City”;----------------------------------------------------------

18.3.5 Status kepemilikan mobil dari armada taksi yang digunakan adalah

dimiliki oleh perusahaan; --------------------------------------------------------

18.4 Terlapor IV, Koperasi Puri Kencana; -----------------------------------------------------

18.4.1 Badan usaha yang berbentuk badan hukum Koperasi berdiri pada tahun

1988; --------------------------------------------------------------------------------

18.4.2 Nama resmi Terlapor IV adalah Koperasi Primer Pariwisata Puri

kencana dengan alamat kantor di Jl. Rogo Jembangan Raya No. 68

Semarang; -------------------------------------------------------------------------

18.4.3 Usaha yang dijalankan diantaranya adalah mengadakan usaha jasa

taksi; --------------------------------------------------------------------------------

18.4.4 Ijin Prinsip yang diperoleh dari Walikota Semarang untuk pengadaan

taksi sebanyak 130 (seratus tiga puluh) unit taksi dan saat ini memiliki

60 (enam puluh) unit armada taksi yang dioperasikan; ---------------------

18.4.5 Status kepemilikan mobil dari armada taksi yang digunakan adalah

milik perorangan bukan milik koperasi; --------------------------------------

18.5 Terlapor V, PT Pandu Persada Sarana Mukti; -------------------------------------------

18.5.1 Badan usaha yang berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT)

yang berdiri pada bulan Maret 2004; ------------------------------------------

18.5.2 Nama resmi Terlapor V adalah PT Pandu Persada Sarana Mukti dengan

alamat kantor di Jl. Kaligawe Km 4/46, Semarang; -------------------------

18.5.3 Usaha yang dijalankan diantaranya adalah mengadakan usaha jasa

taksi; --------------------------------------------------------------------------------

18.5.4 Ijin Prinsip yang diperoleh dari Walikota Semarang untuk pengadaan

taksi sebanyak 100 (seratus dua puluh) unit taksi dan saat ini memiliki

70 (tujuh puluh) unit armada taksi yang dioperasikan dengan nama

”Pandu Taksi”; --------------------------------------------------------------------

18.5.5 Status kepemilikan mobil dari armada taksi yang digunakan adalah

dimiliki oleh perusahaan; --------------------------------------------------------

Page 7: Putusan Taksi Jateng

halaman 7 dari 32

18.6 Terlapor VI, PT Astria Taxi; ---------------------------------------------------------------

18.6.1 Badan usaha yang berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT); ---

18.6.2 Nama resmi Terlapor VI adalah PT Astria Eka Nugraha dengan alamat

kantor di Jl. Kaligawe Km 4/46, Semarang; ----------------------------------

18.6.3 Usaha yang dijalankan diantaranya adalah mengadakan usaha jasa

taksi; --------------------------------------------------------------------------------

18.6.4 Ijin Prinsip yang diperoleh dari Walikota Semarang untuk pengadaan

taksi sebanyak 25 (dua puluh lima) unit taksi dan saat ini memiliki 25

(dua puluh lima) unit armada taksi yang dioperasikan dengan nama

”Astria Taksi”; --------------------------------------------------------------------

18.7 Terlapor VII, PT Satria Express Perdana cabang Semarang; --------------------------

18.7.1 Badan usaha yang merupakan cabang dari badan hukum Perseroan

Terbatas (PT) Satria Express Perdana, cabang Semarang berdiri tahun

2005.; -------------------------------------------------------------------------------

18.7.2 Nama resmi Terlapor V adalah PT Satria Express Perdana cabang

Semarang dengan alamat kantor di Jl. Bumirejo Kel. Pudak Payung,

Kec. Banyumanik, Semarang; --------------------------------------------------

18.7.3 Usaha yang dijalankan diantaranya adalah mengadakan usaha jasa

taksi; --------------------------------------------------------------------------------

18.7.4 Ijin Prinsip yang diperoleh dari Walikota Semarang untuk pengadaan

taksi sebanyak 200 (dua ratus) unit taksi dan saat ini memiliki 124

(seratus dua puluh empat) unit armada taksi yang dioperasikan dengan

nama ”Express Taksi”;-----------------------------------------------------------

18.7.5 Status kepemilikan mobil dari armada taksi yang digunakan adalah

dimiliki oleh perorangan dengan ketentuan 1 (satu) orang hanya boleh

memiliki 1 (satu) armada; -------------------------------------------------------

18.8 Terlapor VIII, Blue Bird cabang Semarang; ---------------------------------------------

18.8.1 Badan usaha yang merupakan cabang dari badan hukum Perseroan

Terbatas (PT) Blue Bird Pusaka, cabang Semarang berdiri tahun 2007; -

18.8.2 Nama resmi Terlapor VIII adalah PT Blue Bird Pusaka cabang

Semarang dengan alamat kantor di Jl. Brigjen Sudiarto No. 492

Semarang Timur, telepon (024) 6701234; ------------------------------------

18.8.3 Usaha yang dijalankan diantaranya adalah mengadakan usaha jasa

taksi; --------------------------------------------------------------------------------

18.8.4 Ijin Prinsip yang diperoleh dari Walikota Semarang untuk pengadaan

taksi sebanyak 300 (tiga ratus) unit taksi dan saat ini memiliki 200 (dua

ratus) unit armada taksi yang dioperasikan dengan nama ”Blue Bird”; --

Page 8: Putusan Taksi Jateng

halaman 8 dari 32

18.8.5 Status kepemilikan mobil dari armada taksi yang digunakan adalah

dimiliki oleh perusahaan; --------------------------------------------------------

18.9 Terlapor IX, Kosti Solo; --------------------------------------------------------------------

18.9.1 Badan usaha yang berbentuk badan hukum Koperasi yang didirikan

pada tahun 1994 yang awalnya bernama Koperasi Sopir Taksi (KOSTI)

Solo dan kemudian berganti mana menjadi Koperasi Sopir Transportasi

(KOSTI) Solo; --------------------------------------------------------------------

18.9.2 Nama resmi Terlapor IX adalah Koperasi Sopir Transportasi (KOSTI)

Solo dengan alamat kantor di Jl. Sumpah Pemuda No. 145 Mojosongo,

Solo; --------------------------------------------------------------------------------

18.9.3 Usaha yang dijalankan diantaranya adalah mengadakan usaha jasa

taksi; --------------------------------------------------------------------------------

18.9.4 Saat ini memiliki 152 (seratus lima puluh dua) unit armada taksi yang

dioperasikan ”KOSTI Solo”; ---------------------------------------------------

18.9.5 Status kepemilikan mobil dari armada taksi yang digunakan adalah

milik anggota dengan ketentuan 1 (satu) orang anggota hanya boleh

memiliki 1 (satu) armada taksi.; ------------------------------------------------

18.10 Terlapor X, Solo Central Taksi; -----------------------------------------------------------

18.10.1 Badan usaha yang berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT)

yang didirikan pada 12 September 1989; -------------------------------------

18.10.2 Nama resmi Terlapor X adalah PT Solo Central Taksi dengan alamat di

JI. Adisucipto No. 7 Solo; -------------------------------------------------------

18.10.3 Usaha yang dijalankan diantaranya adalah mengusahakan jasa

angkutan taksi; --------------------------------------------------------------------

18.10.4 Ijin Prinsip yang diperoleh dari Walikota Surakarta untuk pengadaan

taksi sebanyak 200 (dua ratus) unit taksi dan saat ini memiliki 72 (tujuh

puluh dua) unit armada taksi yang dioperasikan dengan nama ”Solo

Central Taksi”; --------------------------------------------------------------------

18.10.5 Status kepemilikan mobil dari armada taksi yang dioperasikan dimiliki

oleh perusahaan; ------------------------------------------------------------------

18.11 Terlapor XI, PT Mahkota Ratu Taksi; ----------------------------------------------------

18.11.1 Badan usaha yang berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT)

yang didirikan pada tahun 2002; -----------------------------------------------

18.11.2 Nama resmi Terlapor XI adalah PT Mahkota Ratu Taksi dengan alamat

di JI. Sungai Sambas 15, RT 001 RW 02, Sangkrah, Pasar Kliwon,

Surakarta 57119, telpon (0271) 656747; --------------------------------------

Page 9: Putusan Taksi Jateng

halaman 9 dari 32

18.11.3 Usaha yang dijalankan diantaranya adalah mengusahakan jasa

angkutan taksi; --------------------------------------------------------------------

18.11.4 Ijin Prinsip yang diperoleh dari Walikota Surakarta untuk pengadaan

taksi sebanyak 100 (seratus) unit taksi dan saat ini memiliki 97

(sembilan puluh tujuh) unit armada taksi yang dioperasikan; -------------

18.11.5 Status kepemilikan mobil dari armada taksi yang dioperasikan bukan

dimiliki oleh perusahaan melainkan dimiliki oleh perorangan; ------------

18.12 Terlapor XII, Koperasi Bengawan Taksi; ------------------------------------------------

18.12.1 Badan usaha yang berbentuk badan hukum Koperasi berdasarkan Akte

Pendirian Koperasi tertanggal 17 November 1999 yang disahkan oleh

Kantor Wilayah Propinsi Jawa tengah Kantor Departemen Kotamadya

Surakarta Departemen Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah

tanggal 26 November 1999 dengan Keputusan Menteri Koperasi,

Pengusaha Kecil dan Menengah Nomor: 138/BH/KDK.11-

031/XI/1999; ----------------------------------------------------------------------

18.12.2 Nama resmi Terlapor XII adalah Koperasi Bengawan Surakarta dengan

alamat kantor di Jl. Merpati II No. 10, Gilingan, Surakarta 57134,

telepon (0271) 715098; ----------------------------------------------------------

18.12.3 Usaha yang dijalankan diantaranya adalah simpan pinjam, mengadakan

usaha jasa transportasi dan atau taksi, perbengkelan, dan spare part; -----

18.12.4 Ijin Prinsip yang diperoleh dari Walikota Surakarta untuk pengadaan

taksi sebanyak 50 (lima puluh) unit taksi dan saat ini memiliki 50 (lima

puluh) unit taksi, namun hanya 46 (empat puluh enam) unit yang sudah

bisa dioperasikan dengan nama ”Bengawan Taksi”; ------------------------

18.12.5 Status kepemilikan mobil dari armada taksi yang digunakan bukan

dimiliki oleh Koperasi melainkan dimiliki oleh perorangan; --------------

18.13 Terlapor XIII, CV Sekar Gelora; ----------------------------------------------------------

18.13.1 Badan usaha yang berbentuk badan hukum Persekutuan Komanditer

(CV) yang didirikan pada bulan September 2005; ---------------------------

18.13.2 Nama resmi Terlapor XIII adalah CV Sekar Gelora dengan alamat

kantor di Jl. Apel No. 1 RT. 03 RW. 02 Jajar, Laweyan, Surakarta; -----

18.13.3 Usaha yang dijalankan diantaranya adalah mengadakan usaha jasa

taksi; --------------------------------------------------------------------------------

18.13.4 Ijin Prinsip yang diperoleh dari Walikota Surakarta untuk pengadaan

taksi sebanyak 100 (seratus) unit taksi dan saat ini memiliki 56 (lima

puluh enam) unit armada taksi yang dioperasikan dengan nama ”Gelora

Taksi”; ------------------------------------------------------------------------------

Page 10: Putusan Taksi Jateng

halaman 10 dari 32

18.13.5 Status kepemilikan mobil dari armada taksi yang digunakan dimiliki

oleh perusahaan sebanyak 8 (delapan) armada dan sisanya dimiliki oleh

perorangan; ------------------------------------------------------------------------

18.14 Terlapor XIV, Sakura Sari Taksi; ---------------------------------------------------------

18.14.1 Badan usaha yang berbentuk badan hukum Persekutuan Komanditer

(CV) yang didirikan pada 28 Oktober 2005; ---------------------------------

18.14.2 Nama resmi Terlapor XIV adalah CV Sakura Sari Taksi dengan alamat

kantor di Jl. Kartopuran No. 88A RT.03 RW. 03 Jayengan, Serengan,

Surakarta, telepon (0271) 644194; ---------------------------------------------

18.14.3 Usaha yang dijalankan diantaranya adalah mengadakan usaha jasa

taksi; --------------------------------------------------------------------------------

18.14.4 Ijin Prinsip yang diperoleh dari Walikota Surakarta untuk pengadaan

taksi sebanyak 20 (dua puluh) unit taksi dan saat ini memiliki 15 (lima

belas) unit armada taksi yang dioperasikan dengan nama ”Sakura

Taksi”; ------------------------------------------------------------------------------

18.14.5 Status kepemilikan mobil dari armada taksi yang digunakan dimiliki

oleh perusahaan; ------------------------------------------------------------------

18.15 Terlapor XV, Koperasi Banyumas Taksi; ------------------------------------------------

18.15.1 Badan usaha yang berbentuk badan hukum Koperasi berdiri pada tahun

2004; --------------------------------------------------------------------------------

18.15.2 Nama resmi Terlapor XV adalah Koperasi Banyumas Taksi dengan

alamat kantor di Jl. Stadion Mini IV Blok B No. 42, Purwokerto

Selatan, Banyumas; --------------------------------------------------------------

18.15.3 Usaha yang dijalankan diantaranya adalah mengadakan usaha jasa

taksi; --------------------------------------------------------------------------------

18.15.4 Ijin Prinsip yang diperoleh dari Bupati Banyumas untuk pengadaan

taksi sebanyak 50 (lima puluh) unit taksi dan saat ini memiliki 50 (lima

puluh) unit armada taksi yang dioperasikan dengan nama ”KOBATA”;

18.15.5 Status kepemilikan mobil dari armada taksi yang digunakan adalah

milik perorangan bukan milik koperasi; --------------------------------------

18.16 Terlapor XVI, Koperasi Satria Transport; -----------------------------------------------

18.16.1 Badan usaha yang berbentuk badan hukum Koperasi berdiri pada tahun

2007; --------------------------------------------------------------------------------

18.16.2 Nama resmi Terlapor XVI adalah Koperasi Satria Taksi dengan alamat

kantor di Jalan Pemuda Purwokerto, telepon (0281) 7669200/7669400;

18.16.3 Usaha yang dijalankan diantaranya adalah mengadakan usaha jasa

taksi; --------------------------------------------------------------------------------

Page 11: Putusan Taksi Jateng

halaman 11 dari 32

18.16.4 Memiliki 12 (dua belas) unit taksi yang dioperasikan dengan nama

”Satria Taksi”, yang memperoleh ijin dari Dinas Perhubungan

Komunikasi dan Informatika Propinsi Jawa Tengah; -----------------------

18.16.5 Status kepemilikan mobil dari armada taksi yang digunakan adalah

milik perorangan bukan milik koperasi; --------------------------------------

18.17 Terlapor XVII, Koperasi Bahari; ----------------------------------------------------------

18.17.1 Badan usaha yang berbentuk badan hukum Koperasi berdiri pada tahun

2000; --------------------------------------------------------------------------------

18.17.2 Nama resmi Terlapor XVII adalah Koperasi Pengemudi Angkutan

Kota ”Dita Ayu Bahari” dengan alamat kantor di Komplek Pertokoan

Blok B No. 8 Terminal Bus Kota Tegal, telepon (0283) 32322; ----------

18.17.3 Usaha yang dijalankan diantaranya adalah mengadakan usaha jasa

taksi; --------------------------------------------------------------------------------

18.17.4 Memiliki 25 (dua puluh lima) unit taksi yang dioperasikan dengan

nama ”Taksi Bahari”, yang mana 10 (sepuluh) unit memperoleh ijin

dari Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Propinsi Jawa

Tengah dan 15 (lima belas) unit taksi memperoleh ijin dari Dinas

Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Tegal; --------------------

18.17.5 Status kepemilikan mobil dari armada taksi yang digunakan adalah

milik perorangan bukan milik koperasi; --------------------------------------

18.18 Terlapor XVIII, PT Wahana Eka Lestari; ------------------------------------------------

18.18.1 Nama resmi Terlapor XVIII adalah PT Wahana Eka Lestari alamat

kantor di Jl. Telaga Bodas No. 1 Semarang, telepon (024) 6591717; ----

18.18.2 Usaha yang dijalankan diantaranya adalah mengadakan usaha jasa

taksi; --------------------------------------------------------------------------------

18.18.3 Ijin Prinsip yang diperoleh dari Walikota Semarang untuk pengadaan

taksi sebanyak 100 (seratus dua puluh) unit taksi dan saat ini memiliki

100 (seratus dua puluh) unit armada taksi yang dioperasikan dengan

nama ”New Atlas Taksi”; -------------------------------------------------------

18.18.4 Status kepemilikan mobil dari armada taksi yang digunakan adalah

dimiliki oleh perorangan; --------------------------------------------------------

18.19 Terlapor XIX, DPD Organda Propinsi Jawa Tengah; ----------------------------------

18.19.1 Organisasi yang membina Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Organda di

tingkat Kabupaten/Kota di Jawa Tengah; -------------------------------------

18.19.2 Nama resmi Terlapor XIX adalah Dewan Pimpinan Daerah Organda

Propinsi Jawa Tengah, dengan alamat di Jl. Kedasih No. 30 Lt. II

Semarang, Jawa Tengah; --------------------------------------------------------

Page 12: Putusan Taksi Jateng

halaman 12 dari 32

18.20 Terlapor XX, DPC Organda Kota Semarang; -------------------------------------------

18.20.1 Organisasi yang mewadahi para pengusaha angkutan orang maupun

angkutan barang di wilayah Kotamadya Semarang, meliputi

diantaranya angkutan barang, angkutan kota dalam Propinsi (AKDP),

angkutan kota antar propinsi (AKAP), angkutan kota, taksi; --------------

18.20.2 Nama resmi Terlapor XX adalah Dewan Pimpinan Cabang Organda

Kota Semarang, dengan alamat di Jl. Sendowo Barat No. 31A

Semarang, Jawa Tengah; --------------------------------------------------------

18.21 Terlapor XXI, DPC Organda Kota Surakarta; -------------------------------------------

18.21.1 Organisasi yang mewadahi para pengusaha angkutan orang maupun

angkutan barang di wilayah Kotamadya Surakarta, meliputi

diantaranya angkutan barang, angkutan kota dalam Propinsi (AKDP),

angkutan kota antar propinsi (AKAP), angkutan kota, taksi; --------------

18.21.2 Nama resmi Terlapor XXI adalah Dewan Pimpinan Cabang Organda

Kota Surakarta, dengan alamat di Komplek DLLAJ Kota Surakarta Jl.

Menteri Supeno No. 7 Surakarta, Jawa Tengah; -----------------------------

18.22 Terlapor XXII, DPC Organda Kabupaten Banyumas; ---------------------------------

18.22.1 Organisasi yang mewadahi para pengusaha angkutan orang maupun

angkutan barang di wilayah Kabupaten Banyumas, meliputi

diantaranya angkutan barang, angkutan kota dalam Propinsi (AKDP),

angkutan kota antar propinsi (AKAP), angkutan kota, taksi; --------------

18.22.2 Nama resmi Terlapor XXII adalah Dewan Pimpinan Cabang Organda

Propinsi Kabupaten Banyumas, dengan alamat di Jl. Margantara

Tanjung, DLLAJ Purwokerto, Jawa Tengah; --------------------------------

18.23 Terlapor XXIII, DPC Organda Kota Tegal; ---------------------------------------------

18.23.1 Organisasi yang mewadahi para pengusaha angkutan orang maupun

angkutan barang di wilayah Kotamadya Tegal, diantaranya angkutan

barang, angkutan kota dalam Propinsi (AKDP), angkutan kota antar

propinsi (AKAP), angkutan kota, taksi; ---------------------------------------

18.23.2 Nama resmi Terlapor XXIII adalah Dewan Pimpinan Cabang Organda

Kota Tegal, dengan alamat di Jl. Sangir 2, DLLAJ Tegal, Jawa Tengah;

18.24 Tentang Tarif Taksi;-------------------------------------------------------------------------

18.24.1 Bahwa tarif taksi yang berlaku di Kota Semarang ada 3 (tiga) jenis

yaitu: --------------------------------------------------------------------------------

18.24.1.1 Tarif atas (buka pintu/flag fall/km pertama Rp 5.000,

pulsa Rp 275/100 m, uang tunggu Rp 27.500/jam); -------

Page 13: Putusan Taksi Jateng

halaman 13 dari 32

18.24.1.2 Tarif bawah (buka pintu/flag fall/km pertama Rp 4.500,

pulsa Rp 250/100 m, uang tunggu Rp 25.000/jam); -------

18.24.1.3 Tarif lama (buka pintu/flag fall/km pertama Rp 4.000,

pulsa Rp 225/100 m, uang tunggu Rp 22.500/jam); -------

18.24.2 Bahwa para pengusaha taksi di kota Semarang membuat kesepakatan

untuk menentukan tarif taksi tersebut pada tanggal 23 Mei 2008 yang

ditandatangani oleh semua pengusaha di kota Semarang (New Atlas

Taxi, Kosti Taxi, Centris Taxi, Puri Kencana Taxi, Pandu Taxi &

Astrea, Blue Bird Taxi, dan Satria Taxi); -------------------------------------

18.24.3 Bahwa tarif taksi yang berlaku di Kota Semarang tersebut dituangkan

dalam Surat Keputusan DPC Organda Kota Semarang Nomor SKEP:

001/DPC/V/2008 tertanggal 24 mei 2008 tentang Penetapan Tarip

Angkutan Penumpang dengan Taksi Non Ekonomi di Kota Semarang; -

18.24.4 Bahwa tarif taksi yang berlaku di Kota Surakarta adalah: buka

pintu/flag fall/km pertama Rp 4.500, pulsa Rp 275/100 m, uang tunggu

Rp 27.500/jam); -------------------------------------------------------------------

18.24.5 Bahwa tarif taksi yang berlaku di Kota Surakarta tersebut didasarkan

pada Surat Keputusan DPC Organda Kota Surakarta Nomor:

007/DPC/V/2008 tertanggal 24 Mei 2008 tentang Penetapan Tarip

Angkutan Penumpang dengan Taksi Non Ekonomi di Kota Surakarta; --

18.24.6 Bahwa tarif taksi yang berlaku di Kota Purwokerto (Banyumas) adalah:

buka pintu/flag fall/km pertama Rp 5.000, pulsa Rp 275/100 m, uang

tunggu Rp 25.000/jam. Tarif ini awalnya dipakai oleh Taksi Kobata

yang kemudian diikuti oleh Satria Taksi; -------------------------------------

18.24.7 Bahwa tarif taksi yang berlaku di Kabupaten Banyumas tersebut

didasarkan pada hasil pertemuan antara DPC Organda Banyumas,

pelaku usaha transportasi, Assekbang dan Dinas Perhubungan setempat

pada tanggal 23 Mei 2008 menjelang pemberlakuan kenaikan BBM

pada 24 Mei 2008 pukul 00.00 WIB; ------------------------------------------

18.24.8 Bahwa DPC Organda Kabupaten Banyumas tidak menerbitkan Surat

Keputusan mengenai tarif taksi yang berlaku di kota Purwokerto; -------

18.24.9 Bahwa penetapan tarif taksi yang tertuang dalam Surat Keputusan DPC

Organda setempat maupun hasil pertemuan antara DPC Organda

setempat dengan pengusaha taksi merupakan dasar yang dipakai oleh

pemerintah setempat (biasanya Balai Metrologi) setempat untuk

melakukan tera pada alat argometer yang dipasang di armada taksi; -----

Page 14: Putusan Taksi Jateng

halaman 14 dari 32

18.24.10 Bahwa DPD Organda Propinsi Jawa Tengah menerbitkan Surat

Keputusan Nomor: SKEP.050/DPP/V/2008 tertanggal 24 Mei 2008

tentang Penetapan tarip Angkutan Penumpang dengan Taksi Non

Ekonomi di Propinsi Jawa Tengah, yang memutuskan menaikkan tarif

taksi di Propinsi Jawa Tengah yaitu: ------------------------------------------

18.24.10.1 Tarif Lama: flag fall Rp 4.000, pulsa Rp 225/100 m,

uang tunggu Rp 22.500/jam. ---------------------------------

18.24.10.2 Tarif baru, terdiri atas: ----------------------------------------

- Tarif bawah: flag fall Rp 4.500, pulsa Rp 250/100 m,

uang tunggu Rp 25.000/jam. ----------------------------

- Tarif atas: flag fall Rp 5.000, pulsa Rp 275/100 m,

uang tunggu Rp 27.500/jam.-----------------------------

18.24.11 Bahwa khusus untuk kota Tegal dan sekitarnya belum diperoleh

informasi yang memadai mengenai tarif yang berlaku dan jumlah

armada taksi yang beroperasi, namun informasi sementara dari pihak

DPD Organda Propinsi Jawa Tengah menyatakan penetapan tarif yang

dituangkan dalam Surat Keputusan DPD Organda Propinsi Jawa

Tengah tersebut merupakan masukan dari semua DPC Organda

kota/kabupaten di Jawa Tengah termasuk diantaranya kota Tegal; -------

18.24.12 Bahwa untuk pengantaran diluar kota, beberapa pengusaha taksi

menerbitkan tarif yang diperbolehkan untuk digunakan sebagai acuan

tarif armada taksinya; ------------------------------------------------------------

18.24.13 Bahwa pada tanggal 16 Februari 2010 Kepala Dinas Perhubungan,

Komunikasi dan Informatika Propinsi Jawa Tengah mengundang

seluruh pengusaha taksi yang ada di Jawa Tengah dan beberapa unsur

pemerintah dari Kota Semarang, Kota Surakarta, Kota Tegal,

Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Boyolali untuk hadir dalam

pertemuan yang diselenggarakan pada tanggal 17 Februari 2010 di

Kantor Dinas Hubkominfo Propinsi Jawa Tengah Jl. Siliwangi No. 537

Semarang dengan agenda rapat penanganan tarif taksi di Propinsi Jawa

Tengah;-----------------------------------------------------------------------------

18.24.14 Bahwa hasil rapat tanggal 17 Februari 2010 tersebut diantaranya adalah

masing-masing pengusaha taksi diharuskan menyampaikan

permohonan persetujuan tarif taksi kepada Bupati/Walikota/Gubernur

setempat, dan nantinya Bupati/Walikota/Gubernur akan menyampaikan

persetujuan tarif taksi yang diajukan oleh masing-masing pengusaha

taksi; --------------------------------------------------------------------------------

Page 15: Putusan Taksi Jateng

halaman 15 dari 32

18.24.15 Bahwa untuk kota Semarang, dapat diuraikan hal-hal berikut: ------------

18.24.15.1 Walikota Semarang menerbitkan Keputusan Walikota

Semarang Nomor 551.2/056 tentang Persetujuan

Penetapan Tarif Angkutan Taksi Batas Atas dan Batas

Bawah di Kota Semarang tertanggal 3 Maret 2010; -------

18.24.15.2 Keputusan Walikota Semarang tersebut diberlakukan

untuk semua angkutan taksi yang beroperasi dan

memperoleh ijin dari Pemerintah Kota Semarang, yaitu

taksi dari: Kosti Semarang, Wahana Atlas Nusantara dan

Wahana Eka Lestari (Atlas Group), PT Centris Multi

Persada, Koperasi Puri Kencana, PT Pandu Persada

Saranamukti, PT Astria Taxi, PT Satria Express

Perdana, dan Blue Bird Semarang; ---------------------------

18.24.16 Bahwa untuk kota Surakarta, dapat diuraikan hal-hal berikut: ------------

18.24.16.1 Kosti Solo menyampaikan Surat Permohonan

Persetujuan Tarip kepada Kepala Dinas Perhubungan

Kota Surakarta pada tanggal 5 Februari 2010

sebagaimana tertuang dalam Surat Nomor: 008/KS-

1007.2/B02/II/2010 yang ditandatangani oleh Bhayu

selaku Ketua Koperasi dan TB. Marsudi selaku

Sekretaris Koperasi; --------------------------------------------

18.24.16.2 Kosti Solo menyampaikan Surat Permohonan

Persetujuan Tarif Taksi kepada Walikota Surakarta pada

tanggal 20 Februari 2010 sebagaimana tertuang dalam

Surat Nomor: 011/KS-1006/B02/II/2010 yang

ditandatangani oleh Bhayu selaku Ketua Koperasi dan

diketahu oleh Joko Suprapto selaku Ketua Organda Kota

Surakarta; --------------------------------------------------------

18.24.16.3 Dinas Perhubungan Kota Surakarta menyampaikan

Surat Persetujuan Penetapan Tarif Angkutan Taksi yang

diajukan oleh Kosti Solo pada tanggal 25 Februari 2010

sebagaimana tertuang dalam Surat Nomor:

551.2/503.3/II/2010 yang ditandatangani oleh Drs.

Yosca Herman Soedradjad, MM selaku Kepala Dinas

Perhubungan atas nama Walikota Surakarta; ---------------

18.24.16.4 PT Solo Central Taksi menyampaikan Surat

Permohonan Persetujuan Penetapan Tarif Taksi kepada

Page 16: Putusan Taksi Jateng

halaman 16 dari 32

Walikota Surakarta pada tanggal 4 Januari 2010

sebagaimana tertuang dalam Surat Nomor:

20/Dirut/SCT/I/2010 yang ditandatangani oleh Dedi

Wuryandari selaku Direktur Utama; -------------------------

18.24.16.5 Dinas Perhubungan Kota Surakarta menyampaikan

Surat Persetujuan Penetapan Tarif Angkutan Taksi yang

diajukan oleh PT Solo Central Taksi pada tanggal 25

Februari 2010 sebagaimana tertuang dalam Surat

Nomor: 551.2/503.3/II/2010 yang ditandatangani oleh

Drs. Yosca Herman Soedradjad, MM selaku Kepala

Dinas Perhubungan atas nama Walikota Surakarta; -------

18.24.16.6 PT Solo Central Taksi menerbitkan Surat Keputusan

Nomor: 01/SK/Dirut/P/SCT/II2010 pada tanggal 26

Februari 2010 mengenai Tarif Angkutan Taksi PT Solo

Central Taksi yang berlaku; -----------------------------------

18.24.16.7 Dinas Perhubungan Kota Surakarta menyampaikan

Surat Persetujuan Penetapan Tarif Angkutan Taksi yang

diajukan oleh PT Mahkota Ratu Taksi pada tanggal 25

Februari 2010 sebagaimana tertuang dalam Surat

Nomor: 551.2/503.6/II/2010 yang ditandatangani oleh

Drs. Yosca Herman Soedradjad, MM selaku Kepala

Dinas Perhubungan atas nama Walikota Surakarta; -------

18.24.16.8 PT Mahkota Ratu Taksi menerbitkan Surat Keputusan

Nomor: 10/Dir/MRT/II/2010 pada tanggal 26 Februari

2010 tentang Penetapan Tarif Taksi PT Mahkota Ratu

Taksi; -------------------------------------------------------------

18.24.16.9 Koperasi Bengawan Surakarta menyampaikan Surat

Permohonan Persetujuan Penetapan Tarif Taksi kepada

Walikota Surakarta pada tanggal 17 Februari 2010

sebagaimana tertuang dalam Surat Nomor:

023/KB/II/2010 yang ditandatangani oleh Sri Mulyono

selaku Ketua Koperasi dan diketahui oleh Joko Suprapto

selaku Ketua DPC Organda Surakarta; ----------------------

18.24.16.10 Koperasi Bengawan Surakarta menerbitkan Surat

Keputusan Nomor: 024/KB/II/2010 pada tanggal 2

Maret 2010 tentang Penetapan Tarif Taksi Koperasi

Bengawan Surakarta.; ------------------------------------------

Page 17: Putusan Taksi Jateng

halaman 17 dari 32

18.24.16.11 Dinas Perhubungan Kota Surakarta menyampaikan

Surat Persetujuan Penetapan Tarif Angkutan Taksi

kepada CV Sekar Gelora pada tanggal 25 Februari 2010

sebagaimana tertuang dalam Surat Nomor:

551.2/503.1/II/2010 yang ditandatangani oleh Drs.

Yosca Herman Soedradjad, MM selaku Kepala Dinas

Perhubungan atas nama Walikota Surakarta; ---------------

18.24.16.12 CV Sekar Gelora menerbitkan Keputusan Direktur

Nomor: 036/SG/III/2010 pada tanggal 2 Maret 2010

tentang Penetapan Tarif Angkutan Penumpang Umum

Taxi CV Sekar Gelora Surakarta; ----------------------------

18.24.16.13 Dinas Perhubungan Kota Surakarta menyampaikan

Surat Persetujuan Penetapan Tarif Angkutan Taksi

kepada CV Sakura Sari Taksi pada tanggal 25 Februari

2010 sebagaimana tertuang dalam Surat Nomor:

551.2/503.2/II/2010 yang ditandatangani oleh Drs.

Yosca Herman Soedradjad, MM selaku Kepala Dinas

Perhubungan atas nama Walikota Surakarta; ---------------

18.24.16.14 CV Sakura Sari Taksi menerbitkan Keputusan Direktur

Nomor: 001/SST/II/2010 pada tanggal 26 Februari 2010

tentang Penetapan Tarif Taksi Yang Diberlakukan Di

Lingkungan Perusahaan CV Sakura Sari Taksi; -----------

18.24.17 Bahwa untuk kota Purwokerto (Banyumas), dapat diuraikan hal-hal

berikut: -----------------------------------------------------------------------------

18.24.17.1 Koperasi Taksi Satria Banyumas menyampaikan Surat

Permohonan Persetujuan Penetapan Tarif Taksi kepada

Gubernur Jawa Tengah pada tanggal 17 Februari 2010

sebagaimana tertuang dalam Surat Nomor:

XXI/KST/02/2010 yang ditandatangani oleh Yuli

Triyono selaku Ketua Koperasi dan diketahui oleh

Karsidi Budi Anggoro selaku Ketua DPD Organda

Propinsi Jawa Tengah; -----------------------------------------

18.24.17.2 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

Propinsi Jawa Tengah menyampaikan Surat Persetujuan

Penetapan Tarif Angkutan Taksi yang diajukan oleh

Koperasi Taksi Satria Banyumas pada tanggal 3 Maret

2010 sebagaimana tertuang dalam Surat Nomor:

Page 18: Putusan Taksi Jateng

halaman 18 dari 32

551.21/4709 yang ditandatangani oleh Drs. Kris

Nugroho, M.Si, MM selaku Kepala Dinas Perhubungan,

Komunikasi dan Informatika atas nama Gubernur Jawa

Tengah; -----------------------------------------------------------

18.24.17.3 Koperasi Banyumas Taksi menyampaikan Surat

Permohonan Persetujuan Penetapan Tarif Taksi kepada

Gubernur Jawa Tengah sebagaimana tertuang dalam

Surat Nomor: 09/KBT/II/2010 yang ditandatangani oleh

Ir. Sutargo selaku Ketua Koperasi dan diketahui oleh

Karsidi Budi Anggoro selaku Ketua DPD Organda

Propinsi Jawa Tengah; -----------------------------------------

18.24.17.4 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

Propinsi Jawa Tengah menyampaikan Surat Persetujuan

Penetapan Tarif Angkutan Taksi yang diajukan oleh

Koperasi Banyumas Taksi pada tanggal 3 Maret 2010

sebagaimana tertuang dalam Surat Nomor: 551.21/4710

yang ditandatangani oleh Drs. Kris Nugroho, M.Si, MM

selaku Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika atas nama Gubernur Jawa Tengah; ------------

18.24.17.5 Koprimka menyampaikan Surat Permohonan

Persetujuan Penetapan Tarif Taksi kepada Gubernur

Jawa Tengah sebagaimana tertuang dalam Surat Nomor:

010/PPPTT/KOPRIMKA/II-10 yang ditandatangani

oleh Gatot Ismiarto selaku Pimpinan Perusahaan dan

diketahui oleh H. Sutanto selaku Ketua DPC Organda

Kabupaten Banyumas serta Karsidi Budi Anggoro

selaku Ketua DPD Organda Propinsi Jawa Tengah; ------

18.24.17.6 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

Propinsi Jawa Tengah menyampaikan Surat Persetujuan

Penetapan Tarif Angkutan Taksi yang diajukan oleh

Koprimka pada tangga 3 Maret 2010 sebagaimana

tertuang dalam Surat Nomor: 551.21/4711 yang

ditandatangani oleh Drs. Kris Nugroho, M.Si, MM

selaku Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika atas nama Gubernur Jawa Tengah; ------------

18.24.18 Bahwa untuk kota Tegal, dapat diuraikan hal-hal berikut: -----------------

Page 19: Putusan Taksi Jateng

halaman 19 dari 32

18.24.18.1 Koperasi Pengemudi Angkutan Kota Dita Ayu Bahari

menyampaikan Surat Permohonan Persetujuan Tarif

Taksi kepada Walikota Tegal pada tanggal 4 Maret 2010

sebagaimana tertuang dalam Surat Nomor:

09/KDAB/P/III/2010 yang ditandatangani oleh Sahudin

selaku Pengurus Koperasi dan diketahu oleh Sri Hartati

yang mengatasnamakan Organda Kota Tegal; -------------

18.24.18.2 PT Citra Bregas Transtama menyampaikan Permohonan

Persetujuan Penetapan Tarif Taksi kepada Walikota

Tegal pada tanggal 5 Maret 2010 sebagaimana tertuang

dalam Surat Nomor: 013/PTT/CBT/III/2010 yang

ditandatangani oleh Taswadi selaku Pimpinan

Perusahaan dan diketahu oleh Sri Hartati yang

mengatasnamakan Organda Kota Tegal; --------------------

18.24.18.3 Walikota Tegal menyampaikan Surat Persetujuan

Penetapan Tarif Angkutan Taksi yang diajukan oleh

Koperasi Pengemudi Angkutan Kota Dita Ayu Bahari

pada tanggal 29 Maret 2010 sebagaimana tertuang

dalam Surat Nomor: 551/001 yang ditandatangani oleh

Ikmal Jaya, SE.Akt. selaku Walikota Tegal; ---------------

18.24.18.4 Walikota Tegal menyampaikan Surat Persetujuan

Penetapan Tarif Angkutan Taksi yang diajukan oleh PT

Citra Bregas Transtama pada tanggal 29 Maret 2010

sebagaimana tertuang dalam Surat Nomor: 551/001

yang ditandatangani oleh Ikmal Jaya, SE.Akt. selaku

Walikota Tegal; -------------------------------------------------

18.25 Tentang Regulasi; ---------------------------------------------------------------------------

18.25.1 Bahwa pada bagian ini diuraikan dasar pengaturan mengenai

keberadaan taksi sebagai suatu kegiatan pengangkutan orang serta cara

penetapan tarifnya; ---------------------------------------------------------------

18.25.2 Keberadaan taksi telah diatur dalam Pasal 151 Undang-Undang

Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU

No. 22 Tahun 2009) yang merupakan pengganti dari Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU

No. 14 Tahun 1992) yang secara lengkap berbunyi: -----------------------

Page 20: Putusan Taksi Jateng

halaman 20 dari 32

Pelayanan angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum tidak

dalam trayek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 140 huruf b terdiri

atas:

a. angkutan orang dengan menggunakan taksi;

b. angkutan orang dengan tujuan tertentu;

c. angkutan orang untuk keperluan pariwisata; dan

d. angkutan orang di kawasan tertentu.

18.25.3 Pengaturan mengenai eksistensi taksi pada UU No.14 Tahun 1992

tidak dinyatakan secara jelas sebagaimana UU No.22 Tahun 2009; ------

18.25.4 Pengaturan eksistensi taksi pada UU No.14 Tahun 1992 diatur pada

Pasal 36 dan Pasal 37 ayat (1) dan (3) yang secara lengkap berbunyi: ---

Pasal 36:

Pelayanan angkutan orang dengan kendaraan umum terdiri dari :

a. angkutan antar kota yang merupakan pemindahan orang dari suatu

kota ke kota lain;

b. angkutan kota yang merupakan pemindahan orang dalam wilayah

kota;

c. angkutan pedesaan yang merupakan pemindahan orang dalam dan/

atau antar wilayah pedesaan;

d. angkutan lintas batas negara yang merupakan angkutan orang yang

melalui lintas batas negara lain.

Pasal 37:

(1) Pelayanan angkutan orang dengan kendaraan umum sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 36, dapat dilaksanakan dengan trayek tetap

dan teratur atau tidak dalam trayek.

(2) Pelayanan angkutan orang dengan kendaraan umum dalam trayek

tetap dan teratur sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),

dilaksanakan dalam jaringan trayek.

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur

lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

18.25.5 Pasal 36 dan Pasal 37 Ayat (1) dan Ayat (3) UU No.14 Tahun 1992

ditindak lanjuti dengan Pasal 4 dan Pasal 5 Peraturan Pemerintah

Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan Raya (PP No. 41

Tahun 1993) yang secara lengkap berbunyi: --------------------------------

Pasal 4:

Pengangkutan orang dengan kendaraan umum dilakukan dengan

menggunakan mobil bus atau mobil penumpang.

Page 21: Putusan Taksi Jateng

halaman 21 dari 32

Pasal 5:

Pengangkutan orang dengan kendaraan umum sebagaimana dimaksud

pada Pasal 4 dilayani dengan:

a. trayek tetap dan teratur; atau

b tidak dalam trayek.

18.25.6 Keberadaan Pasal 5 huruf b PP No.41 Tahun 1993 ditindaklanjuti

dengan Pasal 9 huruf a PP No.41 Tahun 1993 menyatakan bahwa

pengangkutan dengan menggunakan taksi termasuk kegiatan

pengangkutan orang dengan kendaraan umum tidak dalam trayek; ------

18.25.7 Bahwa dalam Pasal 1 angka 9 PP No.41 Tahun 1993 menyatakan taksi

adalah kendaraan umum dengan jenis mobil penumpang yang diberi

tanda khusus dan dilengkapi dengan argometer; -----------------------------

18.25.8 UU No.22 Tahun 2009 telah secara jelas dan tegas mengatur mengenai

penetapan tarif taksi, sebagaimana diatur pada Pasal 183 Ayat (1) UU

No.22 Tahun 2009 yang secara lengkap berbunyi: --------------------------

Tarif Penumpang untuk angkutan orang tidak dalam trayek dengan

menggunakan taksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151 huruf a

ditetapkan oleh Perusahaan Angkutan Umum atas persetujuan

Pemerintah sesuai dengan kewenangan masing-masing berdasarkan

standar pelayanan minimal yang ditetapkan

18.25.9 Sedangkan dalam UU No.14 Tahun 1992 pengenaan tarif angkutan

diatur dalam Pasal 42 yang secara lengkap berbunyi: -----------------------

Pasal 42:

Struktur dan golongan tarif angkutan dengan kendaraan umum,

ditetapkan oleh Pemerintah.

18.25.10 Lebih lanjut ketentuan Pasal 42 UU No.14 Tahun 1992 juga telah

dinyatakan secara tegas dan jelas dalam ketentuan Pasal 49 PP No.41

Tahun 1993 yang secara lengkap berbunyi: ----------------------------------

Pasal 49:

(1) Trayek taksi terdiri dari tarif awal, tarif dasar, tarif jarak dan tarif

waktu yang ditunjukkan dalam argometer.

(2) Tarif taksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh

menteri.

18.25.11 Ketentuan Pasal 48 PP No. 41 Tahun 1993 menyatakan bahwa ”Tarif

angkutan penumpang tidak dalam trayek kecuali taksi ditetapkan oleh

penyedia jasa angkutan.”; -------------------------------------------------------

18.26 Analisis Regulasi; ---------------------------------------------------------------------------

Page 22: Putusan Taksi Jateng

halaman 22 dari 32

18.26.1 Bahwa PP No. 41 Tahun 1993 sangat jelas mengamanatkan bahwa tarif

angkutan penumpang tidak dalam trayek kecuali taksi di tetapkan oleh

penyedia jasa angkutan. Artinya, khusus untuk angkutan taksi, tarif

ditetapkan oleh Pemerintah (Menteri untuk tingkat pusat, Gubernur

atau Walikota/Bupati untuk tingkat daerah); ---------------------------------

18.26.2 Bahwa mengacu pada ketentuan PP No. 41 Tahun 1993 tersebut,

seharusnya tarif taksi yang diberlakukan di suatu daerah ditetapkan

oleh Pemerintah daerah setempat; ---------------------------------------------

18.26.3 Bahwa di Jawa Tengah hingga saat ini belum pernah ditemukan adanya

penetapan tarif taksi yang dilakukan oleh Pemerintah setempat, baik

oleh Gubernur maupun oleh Walikota atau Bupati; -------------------------

18.26.4 Bahwa DPD Organda Propinsi Jawa Tengah dan setidak-tidaknya DPC

Organda Kota Semarang, Kota Surakarta, Kota Purwokerto dan Kota

Tegal membuat penetapan tarif angkutan taksi yang diberlakukan di

masing-masing kota, dan kenyataannya hampir terjadi kesamaan tarif

yang diberlakukan; ---------------------------------------------------------------

18.26.5 Bahwa tidak adanya penetapan tarif taksi oleh Pemerintahan di

Propinsi Jawa Tengah hingga UU No. 14 Tahun 1992 dicabut dan

diberlakukannya UU No. 22 Tahun 2009 yaitu 22 Juli 2009 merupakan

bentuk penyimpangan atau pelanggaran PP No. 41 Tahun 1993 yang

merupakan salah satu aturan pelaksanaan dari UU No. 14 Tahun 1992; -

18.26.6 Bahwa tidak adanya persetujuan dari Pemerintah terhadap tarif yang

diberlakukan oleh pengusaha taksi di kota Semarang, kota Surakarta,

Kota Tegal dan Kota Purwokerto (Banyumas) mulai tanggal 22 Juli

2009 hingga setidaknya tanggal 17 Februari 2010 merupakan bentuk

pelanggaran UU No. 22 Tahun 2009 yang dilakukan oleh para

pengusaha taksi, Organda dan Pemerintah setempat; -----------------------

18.26.7 Bahwa terbitnya persetujuan penetapan tarif taksi oleh Pemerintah

(dalam hal ini Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika atas

nama Gubernur Jawa Tengah untuk taksi di Purwokerto, Walikota

Semarang untuk taksi di kota Semarang, Walikota Tegal untuk taksi di

kota Tegal, dan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika atas

nama Walikota Surakarta untuk taksi di kota Surakarta) menunjukkan

adanya upaya mentaati dan menyesuaikan dengan UU No. 22 Tahun

2009 yang dilakukan oleh para pengusaha taksi, Organda dan

Pemerintah setempat; ------------------------------------------------------------

18.27 Analisis Perilaku; ----------------------------------------------------------------------------

Page 23: Putusan Taksi Jateng

halaman 23 dari 32

18.27.1 Bahwa ketentuan Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1999 melarang pelaku usaha

membuat perjanjian penetapan harga dengan pesaingnya untuk suatu

barang atau jasa yang harus dibayar oleh konsumen atau pelanggan; ----

18.27.2 Bahwa pada awalnya para pengusaha taksi di kota Semarang, kota

Surakarta, kota Tegal, dan kota Purwokerto menetapkan tarif taksi

secara sepihak tanpa mendapatkan persetujuan atau penetapan dari

Pemerintah setempat. Untuk kota Semarang dan kota Surakarta, tarif

tersebut disepakati dan disahkan dalam bentuk Surat Keputusan DPC

Organda setempat, sedangkan untuk kota Purwokerto dan kota Tegal

pengusaha taksi yang baru (pendatang baru) menetapkan tarif dengan

mengacu pada tarif taksi yang telah beroperasi terlebih dahulu dan

tidak dituangkan atau disahkan dalam bentuk Surat Keputusan DPC

Organda setempat; ----------------------------------------------------------------

18.27.3 Bahwa tindakan para pengusaha taksi maupun Organda tersebut

diketahui oleh Pemerintah setempat tanpa adanya upaya penyesuaian

dengan UU No. 14 Tahun 1993 maupun UU No. 22 Tahun 2009, dan

hal tersebut berlangsung setidaknya sampai dengan tanggal 16 Februari

2009 saat Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Propinsi

Jawa Tengah mengundang para pengusaha taksi, Dinas Pehubungan

Kabupaten/Kota dan Organda untuk melakukan pembahasan mengenai

mekanisme penetapan tarif taksi berdasarkan UU No. 22 Tahun 2009; --

18.27.4 Bahwa setelah pertemuan yang dikoordinasi oleh Dinas Perhubungan

Komunikasi dan Informatika Propinsi Jawa Tengah tersebut, telah

terjadi upaya penyesuaian (mentaati) UU No. 22 Tahun 2009 yang

ditunjukkan dengan permohonan dari masing-masing pengusaha taksi

dan adanya persetujuan atau penetapan tarif yang dilakukan oleh

Pemerintah setempat; ------------------------------------------------------------

18.27.5 Bahwa kenyataannya tarif yang diajukan oleh masing-masing

pengusaha di masing-masing kota besarannya masih sama dengan

dengan yang sebelumnya yang merupakan hasil kesepakatan diantara

masing-masing pengusaha, namun mengingat pengajuan dan

persetujuan tersebut telah menyesuaikan dengan UU N0. 22 Tahun

1999, maka Tim Pemeriksa mengesampingkan fakta tersebut sebagai

bentuk penetapan harga sebagaimana dilarang Pasal 5 UU No. 5 Tahun

1999; --------------------------------------------------------------------------------

18.28 Kesimpulan; ----------------------------------------------------------------------------------

Page 24: Putusan Taksi Jateng

halaman 24 dari 32

18.28.1 Berdasarkan analisis terhadap temuan-temuan, alat bukti surat dan/atau

dokumen yang diperoleh selama Pemeriksaan Lanjutan, Tim Pemeriksa

Lanjutan menyimpulkan tidak ditemukan bukti kuat adanya

pelanggaran Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1999 yang dilakukan oleh Kosti

Semarang, PT Wahana Atlas Nusantara, PT Wahana Eka Lestari, PT

Centris Multi Persada cabang Semarang, Koperasi Primer Pariwisata

Puri Kencana, PT Pandu Persada Sarana Mukti, PT Astria Taxi, PT

Satria Express Perdana cabang Semarang, PT Blue Bird Pusaka cabang

Semarang, Kosti Solo, PT Solo Sentral Taksi, PT Mahkota Ratu Taksi,

Koperasi Bengawan Taksi, CV Sekar Gelora, CV Sakura Sari Taksi,

Koperasi Banyumas Taksi, Koperasi Satria Transport, Koperasi Dita

Ayu Bahari, DPD Organda Propinsi Jawa Tengah, DPC Organda Kota

Semarang, DPC Organda Kota Surakarta, DPC Organda Kabupaten

Banyumas dan DPC Organda Kota Tegal.; -----------------------------------

19. Menimbang bahwa setelah selesainya Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan, perlu

dilakukan Sidang Majelis Komisi. Untuk itu, Komisi menerbitkan Penetapan Komisi

Pengawas Persaingan Usaha Nomor: 85/KPPU/PEN/IV/2010 tentang Sidang Majelis

Komisi Perkara Nomor: 29/KPPU-I/2009 dalam jangka waktu selambat-lambatnya

30 (tiga puluh) hari kerja terhitung mulai tanggal 20 April 2010 sampai dengan

2 Juni 2010 (vide bukti A116); ---------------------------------------------------------------------

20. Menimbang untuk melaksanakan Sidang Majelis Komisi, Komisi menerbitkan

Keputusan Komisi Nomor: 159/KPPU/KEP/IV/2010 tentang Penugasan Anggota

Komisi sebagai Majelis Komisi dalam Sidang Majelis Komisi Perkara Nomor:

29/KPPU-I/2009 (vide bukti A115); ----------------------------------------------------------------

21. Menimbang bahwa selanjutnya Sekretaris Jenderal Sekretariat Komisi menerbitkan

Surat Tugas Nomor 576/SJ/ST/IV/2010 tanggal 20 April 2010 yang menugaskan

Sekretariat Komisi untuk membantu Majelis Komisi dalam Sidang Majelis Komisi

(vide bukti A114); -------------------------------------------------------------------------------------

22. Menimbang bahwa atas Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan, Majelis Komisi telah

melaksanakan Sidang Majelis Komisi pada tanggal 24 Mei 2010; ---------------------------

23. Menimbang bahwa pada Sidang Majelis Terlapor XIX telah menyampaikan

pembelaannya yang pada pokoknya berisi: ------------------------------------------------------

23.1 Bahwa para Terlapor dalam menyikapi tarif taksi telah melakukan hal-hal

sebagai berikut:: -----------------------------------------------------------------------------

23.1.1 Setelah pertemuan antara para pengusaha taksi, DPD/DPC Organda di

Jawa Tengah, dengan Komisi di Hotel Gumaya Semarang tanggal 10

September 2009, maka Terlapor XIX mengevaluasi diri terhadap Surat

Page 25: Putusan Taksi Jateng

halaman 25 dari 32

Keputusan DPD Organda Propinsi Jawa Tengah Nomor:

SKEP.050/DPD/V/2009 dengan mengeluarkan Surat Nomor:

089/DPD/X/2009 tanggal 1 Oktober 2009 yang disampaikan kepada

Dinas Perhubungan Kominfo Propinsi Jawa Tengah; -----------------------

23.1.2 Terlapor XIX kembali menyampaikan Surat Nomor: 111/DPD/XI/2009

tanggal 25 Nopember 2009 kepada Dinas Perhubungan Kominfo

Propinsi Jawa Tengah yang intinya memohon kepada Pemerintah untuk

menetapkan tarif taksi sesuai dengan ketentuan Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 1992; ----------------------------------------------------------

23.1.3 Dinas Perhubungan Kominfo Propinsi Jawa Tengah menyampaikan

jawaban atas surat dari Terlapor XIX tersebut sebagaimana tertuang

dalam Surat Nomor: 551.21/21094 tanggal 9 Desember 2009 yang

intinya dapat memahami inisiatif yang dilakukan oleh Terlapor XIX; ---

23.1.4 Oleh karena dalam Surat Nomor: 551.21/21094 tanggal 9 Desember

2009 dari Dinas Perhubungan Kominfo Propinsi Jawa Tengah tersebut

belum memberikan solusi mengenai tarif taksi, maka Terlapor XIX

meminta petunjuk mengenai tata cara pengajuan tarif taksi sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009

sebagaimana tertuang dalam Surat Nomor: 002/DPD/I/2010 tanggal 4

Januari 2010; ----------------------------------------------------------------------

23.2 Bahwa tanggal 17 Februari 2010, Dinas Perhubungan Kominfo Propinsi Jawa

Tengah melakukan koordinasi dengan seluruh Dinas Perhubungan Kominfo

Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, seluruh DPD/DPC Organda di Jawa Tengah

dan para pengusaha taksi di Jawa Tengah yang intinya membahas mengenai

prosedur pengajuan tarif taksi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun

2009; -------------------------------------------------------------------------------------------

23.3 Bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, maka para

Terlapor mematuhi Undang-Undang tersebut khususnya mengenai tarif taksi

24. Menimbang bahwa selanjutnya Majelis Komisi menilai telah mempunyai bukti dan

penilaian yang cukup untuk mengambil keputusan; --------------------------------------------

Page 26: Putusan Taksi Jateng

halaman 26 dari 32

TENTANG HUKUM

1. Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan (selanjutnya disebut LHPL ),

Pendapat atau Pembelaan para Terlapor, surat, dokumen dan alat bukti lainnya Majelis

Komisi menilai dan menyimpulkan ada tidaknya pelanggaran yang dilakukan oleh para

Terlapor yaitu sebagai berikut: ---------------------------------------------------------------------

1.1 Mengenai Identitas; -------------------------------------------------------------------------

1.1.1 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa Lanjutan menyatakan Terlapor I

sampai dengan Terlapor XVIII merupakan badan usaha yang didirikan

di Indonesia dan melakukan kegiatan ekonomi berupa pemasaran suatu

jasa taksi di bagian wilayah yang merupakan wilayah di Indonesia

sebagaimana telah diuraikan dalam butir 18.1 sampai dengan butir

18.18 bagian Tentang Duduk Perkara; ----------------------------------------

1.1.2 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa Lanjutan menyatakan Terlapor

XIX sampai dengan Terlapor XXIII adalah suatu organisasi yang

mewadahi para pengusaha angkutan orang maupun angkutan barang,

meliputi diantaranya angkutan barang, angkutan kota dalam Propinsi

(AKDP), angkutan kota antar propinsi (AKAP), angkutan kota,

taksisebagaimana telah dinyatakan dalam butir 18.19 sampai dengan

butir 18.23 bagian Tentang Duduk Perkara; ----------------------------------

1.1.3 Bahwa Majelis Komisi menilai Terlapor XIX sampai dengan Terlapor

XXIII menjalankan kegiatan yang bersifat mendukung kegiatan

pemasaran suatu jasa taksi yang dilakukan oleh Terlapor I sampai

dengan Terlapor XVII;-----------------------------------------------------------

1.1.4 Bahwa dengan demikian, Majelis Komisi berpendapat Terlapor I

sampai dengan Terlapor XXIII merupakan pelaku usaha; -----------------

1.2 Tentang Penetapan Tarif Taksi; --------------------------------------------------------

1.2.1 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa Lanjutan menyatakan tarif taksi

yang berlaku di kota Semarang, kota Surakarta, kota Tegal dan kota

Purwokerto (Kabupaten Banyumas) besarannya telah disepakati oleh

masing-masing pengusaha taksi di masing-masing kota dengan

difasilitasi oleh DPD Organda Jawa Tengah dan DPC Organda

setempat; ---------------------------------------------------------------------------

1.2.2 Bahwa penetapan besaran tarif taksi oleh para Terlapor tersebut

dilakukan karena tidak adanya penetapan tarif yang diterbitkan oleh

Pemerintah setempat sesuai Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992

dan para Terlapor merasa perlu melakukan tindakan untuk segera

Page 27: Putusan Taksi Jateng

halaman 27 dari 32

mendapatkan kepastian dalam menjalankan usahnya agar tidak

mengalami kerugian baik kerugian bagi pengemudi maupun kerugian

bagi perusahaan; ------------------------------------------------------------------

1.2.3 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa Lanjutan menyatakan tidak

pernah menemukan adanya penetapan tarif taksi atau persetujuan

penetapan tarif taksi yang diterbitkan oleh Pemerintah Propinsi Jawa

Tengah maupun Pemerintah Kota Semarang, Pemerintah Kota

Surakarta, Pemerintah Kota Tegal, dan Pemerintah Kabupaten

Banyumas hingga bulan Februari 2010; --------------------------------------

1.2.4 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa Lanjutan menyatakan pada

tanggal 17 Februari 2010 diadakan rapat koordinasi yang dihadiri oleh

Dinas Perhubungan Kominfo Propinsi Jawa Tengah, Dinas

Perhubungan Kominfo Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, DPD/DPC

Organda di Jawa Tengah dan para pengusaha taksi di Jawa Tengah

untuk membahas mekanisme penetapan tarif taksi sesuai Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 2009, yang akhirnya disepakati adanya

format baku permohonan persetujuan penetapan tarif taksi yang akan

diajukan oleh masing-masing pengusaha taksi kepada Pemerintah

setempat; ---------------------------------------------------------------------------

1.2.5 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa Lanjutan menyatakan masing-

masing Terlapor I sampai dengan Terlapor XVIII telah menyampaikan

usulan persetujuan penetapan tarif taksi kepada Pemerintah setempat,

sebagaimana diuraikan dalam butir 18.24.15 sampai dengan butir

18.24.18 bagian Tentang Duduk Perkara; ------------------------------------

1.2.6 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa Lanjutan menyatakan mulai awal

Maret 2010 Pemerintah Propinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kota

Surakarta, dan Pemerintah Kota Tegal telah menerbitkan persetujuan

penetapan tarif taksi yang diajukan oleh para pengusaha taksi di

masing-masing kota tersebut; ---------------------------------------------------

1.2.7 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa Lanjutan menyatakan mulai awal

Maret 2010, Pemerintah Kota Semarang telah menerbitkan persetujuan

penetapan tarif taksi yang berlaku di kota Semarang; -----------------------

1.2.8 Bahwa dengan demikian, Majelis Komisi menilai dan berpendapat para

Terlapor telah berupaya untuk menetapkan tarif taksi sesuai dengan

ketentuan dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 dan dengan

adanya persetujuan penetapan tarif taksi oleh Pemerintah setempat

Page 28: Putusan Taksi Jateng

halaman 28 dari 32

maka kesepakatan penetapan tarif taksi oleh para Terlapor menjadi

tidak berlaku lagi; ----------------------------------------------------------------

1.3 Tentang Regulasi; --------------------------------------------------------------------------

1.3.1 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa Lanjutan menyatakan Undang-

Undang Nomor 14 Tahun 1992 tidak menyatakan secara tegas

mengenai penetapan tarif taksi, namun dalam Pasal 48 Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 menyatakan tarif angkutan

penumpang tidak dalam trayek kecuali taksi ditetapkan oleh penyedia

jasa angkutan; ---------------------------------------------------------------------

1.3.2 Bahwa lebih lanjut Tim Pemeriksa Lanjutan menyatakan Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 2009 yang menggantikan Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 1992 menguraikan Tarif Penumpang untuk angkutan

orang tidak dalam trayek dengan menggunakan taksi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 151 huruf a ditetapkan oleh Perusahaan

Angkutan Umum atas persetujuan Pemerintah sesuai dengan

kewenangan masing-masing berdasarkan standar pelayanan minimal

yang ditetapkan; ------------------------------------------------------------------

1.3.3 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa Lanjutan menyatakan tidak

menemukan aturan-aturan teknis yang diterbitkan oleh Pemerintah baik

Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah yang mengatur

mengenai penetapan taksi yang harus diikuti oleh Pemerintah maupun

pengusaha taksi setempat; -------------------------------------------------------

1.3.4 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa Lanjutan menyatakan Pemerintah

Propinsi Jawa Tengah maupun Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa

Tengah tidak pernah menerbitkan penetapan tarif taksi sebagaimana

diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992; ---------------

1.3.5 Bahwa dengan demikian Majelis Komisi berpendapat telah terjadi

suatu kekosongan hukum dan seharusnya Pemerintah Propinsi Jawa

Tengah maupun Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah sejak

awal menerbitkan penetapan tarif taksi di masing-masing daerah; -------

1.3.6 Bahwa Pemerintah Propinsi Jawa Tengah maupun Pemerintah

Kabupaten/Kota di Jawa Tengah tidak berani menerbitkan penetapan

tarif taksi dengan alasan tidak adanya aturan-aturan yang diterbitkan

oleh Menteri yang mengatur penetapan tarif taksi yang harus diikuti

oleh instansi daerah; --------------------------------------------------------------

1.3.7 Bahwa dalam LHPL, terhitung mulai awal Maret 2010 Pemerintah

Propinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kota Semarang, Surakarta serta

Page 29: Putusan Taksi Jateng

halaman 29 dari 32

Tegal menerbitkan persetujuan penetapan tarif taksi sebagaimana

diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009; ---------------

1.3.8 Bahwa dengan demikian Majelis Komisi menilai Pemerintah Propinsi

Jawa Tengah beserta Pemerintah Kota Semarang, Pemerintah Kota

Surakarta, dan Pemerintah Kota Tegal telah berupaya menerbitkan

persetujuan penetapan tarif taksi yang berlaku di wilayah setempat

sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009

meskipun Pemerintah belum menerbitkan peraturan pelaksanaan terkait

dengan tarif taksi; -----------------------------------------------------------------

2. Menimbang bahwa Pasal 5 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 menyatakan: ----------

1. Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya untuk

menetapkan harga atas suatu barang dan/atau jasa yang harus dibayar oleh

konsumen atau pelannggan pada pasar bersangkutan yang sama -----------------------

2. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku bagi: ------------------

a. suatu perjanjian yang dibuat dalam suatu usaha patungan; atau -------------------

b. suatu perjanjian yang didasarkan undang-undang yang berlaku. -------------------

3. Menimbang bahwa untuk membuktikan terjadi atau tidak terjadinya pelanggaran

Pasal 5 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, maka Majelis Komisi berpendapat dan

menilai hal-hal sebagai berikut: --------------------------------------------------------------------

3.1 Bahwa Majelis Komisi berpendapat Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1999 pada pokoknya melarang pelaku usaha membuat perjanjian atau

kesepakatan mengenai harga jual produk barang dan atau jasa dengan para

pesaingnya; -----------------------------------------------------------------------------------

3.2 Bahwa tarif taksi yang berlaku di Jawa Tengah maupun di 4 (empat) kota di

Jawa Tengah yaitu Semarang, Surakarta, Tegal dan Purwokerto hingga akhir

Februari 2010 masih mengacu pada hasil kesepakatan atau hasil pembahasan

yang dilakukan oleh para pengusaha taksi dengan difasilitasi oleh DPC Organda

setempat; --------------------------------------------------------------------------------------

3.3 Bahwa masing-masing Terlapor I sampai dengan Terlapor XVIII telah

mengajukan permohonan penetapan tarif taksi kepada Pemerintah setempat

sesuai dengan hasil rapat koordinasi yang dilakukan oleh para pengusaha taksi

dengan Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Tengah pada tanggal 17 Februari

2010; -------------------------------------------------------------------------------------------

3.4 Bahwa mulai awal Maret 2010 Pemerintah Propinsi Jawa Tengah, Pemerintah

Kota Semarang, Pemerintah Kota Surakarta dan Pemerintah Kota Tegal telah

menerbitkan persetujuan penetapan tarif taksi yang diajukan oleh para

pengusaha taksi; -----------------------------------------------------------------------------

Page 30: Putusan Taksi Jateng

halaman 30 dari 32

3.5 Bahwa besaran tarif taksi yang disetujui oleh Pemerintah Propinsi Jawa Tengah,

Pemerintah Kota Semarang, Pemerintah Kota Surakarta dan Pemerintah Kota

Tegal tersebut tidak berbeda dengan besaran tarif hasil kesepakatan atau

pembahasan yang dilakukan oleh para pengusaha taksi dengan DPC Organda

setempat; --------------------------------------------------------------------------------------

3.6 Bahwa Majelis Komisi menilai persetujuan penetapan tarif taksi yang

diterbitkan oleh Pemerintah Propinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kota Semarang,

Pemerintah Kota Surakarta dan Pemerintah Kota Tegal tersebut mengakibatkan

batalnya kesepakatan penetapan tarif taksi yang dilakukan oleh para pengusaha

taksi dengan DPC Organda setempat; ----------------------------------------------------

3.7 Bahwa Majelis Komisi juga menilai penetapan tarif taksi yang dilakukan oleh

para Terlapor sebelum adanya persetujuan penetapan tarif oleh Pemerintah

setempat merupakan suatu tindakan para Terlapor untuk mengisi kekosongan

hukum akibat tidak adanya pengaturan mengenai tarif taksi yang seharusnya

menjadi kewenangan pemerintah; ---------------------------------------------------------

3.8 Bahwa dengan demikian Majelis Komisi menilai kesepakatan tarif yang

dilakukan oleh para Terlapor bukanlah perjanjian sebagimana dimaksud dalam

Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999; -------------------------------

4. Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 35 huruf e Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1999, Majelis Komisi merekomendasikan kepada Komisi agar memberikan

saran dan pertimbangan: -----------------------------------------------------------------------------

4.1 kepada Pemerintah khususnya Menteri Perhubungan agar mempercepat

terbitnya aturan-aturan di tingkat Pemerintah Pusat sebagai pedoman pentarifan

taksi; -------------------------------------------------------------------------------------------

4.2 kepada Pemerintah Daerah agar mempercepat terbitnya atuaran-aturan teknis

mengenai pelaksanaan pentarifan taksi di daerah masing-masing; -------------------

5. Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka mengingat

Pasal 43 ayat (3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, Majelis Komisi: ----------------

Page 31: Putusan Taksi Jateng

halaman 31 dari 32

MEMUTUSKAN

Menyatakan Terlapor I: Kosti Semarang, Terlapor II: PT Wahana Atlas Nusantara

(Atlas Group), Terlapor III: PT Centris Multi Persa da cabang Semarang,

Terlapor IV: Koperasi Puri Kencana, Terlapor V: PT Pandu Persada Sarana Mukti,

Terlapor VI: PT Astria Taxi, Terlapor VII: PT Satri a Express Perdana cabang

Semarang, Terlapor VIII: Blue Bird cabang Semarang, Terlapor IX: Kosti Solo,

Terlapor X: PT Solo Central Taksi, Terlapor XI: PT Mahkota Ratu Taksi, Terlapor

XII: Koperasi Bengawan Taksi, Terlapor XIII: CV Sek ar Gelora, Terlapor XIV: CV

Sakura Sari Taksi, Terlapor XV: Koperasi Banyumas Taksi, Terlapor XVI: Koperasi

Satria Transport, Terlapor XVII: Koperasi Dita Ayu Bahari, Terlapor XVIII: PT

Wahana Eka Lestari (Atlas Group), Terlapor XIX: DPD Organda Propinsi Jawa

Tengah, Terlapor XX: DPC Organda Kota Semarang, Terlapor XXI: DPC Organda

Kota Surakarta, Terlapor XXII: DPC Organda Kabupate n Banyumas, dan

Terlapor XXIII: DPC Organda Kota Tegal tidak terbuk ti melanggar Pasal 5 Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan

Usaha Tidak Sehat; -------------------------------------------------------------------------------------

Demikian putusan ini ditetapkan melalui musyawarah dalam Sidang Majelis Komisi dan

dibacakan di muka persidangan yang dinyatakan terbuka untuk umum pada hari Rabu

tanggal 2 Juni 2010 oleh Majelis Komisi yang terdiri dari Ir. M. Nawir Messi, M.Sc.

sebagai Ketua Majelis Komisi, Erwin Syahril, S.H. dan Didik Akhmadi, S.E., Ak.,

M.Comm. masing-masing sebagai Anggota Majelis Komisi, dengan dibantu oleh Akbar

Hariyadi, S.H. dan Firman Budiana Nugraha, S.E. sebagai Panitera; -----------------------------

Ketua Majelis,

Ir. M. Nawir Messi, M.Sc.

Anggota Majelis,

Erwin Syahril, S.H.

Anggota Majelis,

Didik Akhmadi, S.E., Ak., M.Comm.

Page 32: Putusan Taksi Jateng

halaman 32 dari 32

Panitera

Akbar Hariyadi, S.H.

Firman Budiana Nugraha, S.E.