Puss Sssssssss

20
ASUHAN KEPERAWATAN PASANGAN USIA SUBUR Disusun Oleh: 1. Andri Pradana 2. Dwi Agustin 3. Lukitaning Dyah 4. Lutfi Ageng 5. M. Heru Musyafak 6. M. Veryanto 7. Novia Wulandari PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2013

description

pasangan usia subur

Transcript of Puss Sssssssss

Page 1: Puss Sssssssss

ASUHAN KEPERAWATAN PASANGAN USIA SUBUR

Disusun Oleh:

1. Andri Pradana

2. Dwi Agustin

3. Lukitaning Dyah

4. Lutfi Ageng

5. M. Heru Musyafak

6. M. Veryanto

7. Novia Wulandari

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2013

Page 2: Puss Sssssssss

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program Keluarga Berencana nasional bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang berbahagia sejahtera

melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk, dan membantu usaha

peningkatan perpanjangan harapan hidup, menurunnya tingkat kematian bayi serta

menurunnya kematian ibu karena kehamilan dan persalinan (Hartanto,2002). Keluarga

Berencana Nasional mempunyai arti penting dalam pelaksanaan pembangunan dibidang

kependudukan dan keluarga kecil berkualitas sehingga harus dilaksanakan secara

berkesinambungan (BKCS-KB Kota Metro,2006).

Di Indonesia terdapat 66% PUS yang mengikuti Keluarga Berencana, hal ini

berarti ada sekitar 34% PUS di Indonesia yang tidak mengikuti Keluarga Berencana.

Kondisi tersebut bila tidak diintervensi, dikhawatirkan dalam beberapa tahun kedepan

Indonesia akan mengalami ledakan jumlah penduduk. Saat ini baru 66% pasangan usia

subur (PUS) di Indonesia yang mengikuti program keluarga berencana (KB).

Pemerintah telah menetapkan tiga skenario untuk menekan pertambahan jumlah

penduduk hingga 2015. Pertama, jika peserta KB meningkat 1% setiap tahun, penduduk

Indonesia hanya akan menjadi 237,8 juta jiwa. Kedua, bila peserta KB tetap konstan

60%, penduduk Indonesia akan bertambah menjadi 255,5 juta jiwa. Ketiga, jika peserta

KB menurun menjadi 0,5% per tahun, jumlah penduduk Indonesia akan membengkak

menjadi 264,4 juta jiwa (http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional).

Data Pasangan Usia Subur untuk Kabupaten .......... ....... pada tahun 2006 sebanyak

194.379 pasangan sedangkan yang mengikuti program KB sebagai peserta baru dan

peserta aktif sebanyak 150.230 pasangan atau mencapai 81,84%

(www.depkes.co.id/profil-lampung.pdf, 2006).

Wanita saat akan menentukan kapan dan metode kontrasepsi apa yang akan

digunakan harus mempertimbangkan pengaruh metode kontrasepsi terhadap fungsi

reproduksi, salah satu alasan yang paling banyak disebutkan dalam penghentian

kontrasepsi adalah efek samping yang dirasakan. Menurut penelitian yang dilakukan

oleh WHO pada 5332 wanita yang telah mempunyai anak di 14 negara berkembang

menunjukkan bahwa banyak wanita berhenti menggunakan kontrasepsi IUD, oral dan

Page 3: Puss Sssssssss

suntik dikarenakan mereka tidak dapat menerima perubahan pola menstruasi

(Klobinsky,1997).

Perasaan dan kepercayaan wanita mengenai tubuh dan seksualitasnya tidak

dapat dikesampingkan dalam pengambilan keputusan dalam menggunakan kontrasepsi.

Banyak wanita takut siklus normalnya berubah karena mereka takut perdarahan yang

lama dapat mengubah pola hubungan seksual dan juga dapat membatasi aktivitas

keagamaan maupun budaya. Dinamika seksual dan kekuasaan antara pria dan wanita

dapat menyebabkan penggunaan kontrasepsi terasa canggung bagi wanita. Pendapat

suami mengenai Keluarga Berencana cukup kuat pengaruhnya untuk menentukan

penggunaan metode keluarga berencana oleh istri. Berbagai budaya mendukung

kepercayaan bahwa pria mempunyai hak akan fertilitas istri mereka. Di Papua Nugini

dan Nigeria, wanita tidak dapat membeli kontrasepsi tanpa persetujuan suami.

(Klobinsky,1997).

Tujuan

1.1.1 Tujuan umum

Mengetahui asuhan keperawatan pada pasangan usia subur

1.1.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui pengertian pasangan usia subur

2. Mengetahui cakupan pasangan usia subur

3. Mengetahui rumus perhitungan pasangan usia subur

4. Mengetahui masalah yang di hadapi pasangan usia subur

5. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasangan usia subur

Page 4: Puss Sssssssss

BABII

KONSEP TEORI

1. Definisi

Pasangan usia subur (PUS) berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan

(laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ

reproduksinya.

Pasangan usia subur (PUS) berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan

(laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ

reproduksinya sudah berfungsi dengan baik.

Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan

kesehatan reproduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga

berencana, sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk

meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi yang akan datang.

Pasangan Usia Subur (PUS) yang isterinya di bawah usia 20 tahun adalah suatu

keadaan pasangan suami istri yang isterinya masih di bawah usia 20 tahun yang dapat

menyebabkan resiko tinggi bagi seorang ibu yang melahirkan dan anak yang dilahirkan.

2. Cakupan pasangan usia subur

Pasangan Usia Subur adalah pasangan suami istri yang usia istrinya antara 15 –

49 tahun yang kemudian dibagi menjadi 3 (tiga ) kelompok yakni:

1. Dibawah usia 20 tahun

2. Antara 20 - 35 tahun

3. Usia diatas 35 tahun.

Berdasarkan pertimbangan fisik dan mental usia terbaik melahirkan adalah antara

20 - 35 tahun, sehingga sangat dianjurkan bagi setiap wanita dapat menikah diatas 20

tahun.

Upaya peningkatan cakupan dilakukan melalui:

1) Peningkatan akses informasi

2) Peningkatan akses pelayanan PIK-Remaja

3) Peningkatan kualitas dan pengelolaan, jaringan serta keterpaduan program PIK-

Remaja. Sehingga remaja dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku

positif remaja tentang kesehatan reproduksi dan pemenuhan hak-hak reproduksi bagi

remaja secara terpadu dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender.

Page 5: Puss Sssssssss

3. Rumus perhitungan pasangan usia subur

Persentase cakupan PUS yang usia isterinya di bawah 20 tahun.

∑ PUS yang usia isterinya < 20 tahun

—————————————————– x 100% = …..%

∑ PUS yang usia isterinya 15-49 tahun

Keterangan :

1. Pembilang : Jumlah PUS yang usia isterinya < 20 tahun.

2. Penyebut : Jumlah PUS yang usia isterinya 15 – 49 tahun.

3. Satuan Indikator: Persentase (%)

4. Masalah Dan Kebutuhan Yang Dialami Pasangan Usia Subur

Dalam menjalani kehidupan berkeluarga, PUS sangat mudah dalam memperoleh

keturunan, dikarenakan keadaan kedua pasangan tersebut normal. Hal inilah yang

menjadi masalah bagi PUS yaitu perlunya pengaturan fertilitas (kesuburan), perawatan

kehamilan dan persalinan aman. Dalam penyelesaian masalah tersebut diperlukan

tindakan dari tenaga kesehatan dalam penyampaian penggunaan alat kontrasepsi rasional

untuk menekan angka kelahiran dan mengatur kesuburan dari pasangan tersebut. Maka

dari itu, petugas kesehatan harus memberikan penyuluhan yang benar dan dimengerti

oleh masyarakat luas. (Indeks artikel compas.com, 2009)

1. Kontrasepsi

Kontrasepsi berawal dari kata control berarti mencegah atau melawan sedangkan

kontasepsi adalah pertemuan antra sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel

pria) yang mengakibatkan kehamilan .jadi kontasepsi adalah menghindari atau mencerah

terjadi kehamilan sebagai akibat pertemuan antar sel yang matang dengan sel sperma .

(Fitria 2008)

Syarat –syarat kontrasepsi.

a. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya .

b. Lama kerja dapat di atur menurut keinginan .

c. Efek samping yang merugikan tidak ada atau minimal.

d. Harganya dapat dijangkau masyarat .

e. Cara penggunaan sederhana .

f. Tidak mengganggu hubungan suami istri.

Page 6: Puss Sssssssss

g. Tidak memerlukan control yang ketat selama pemakaian.(Sumber

(Hatanto,2007)

Macam metode atau Cara Kontrasepsi

A. Metode Kontrasepsi Sederhana

1. Tanpa alat atau obat , antara lain :

a) Metode kalender (pantangan berkala)

b) Metode lender servik

c) Metode suhu basal

d) Coitus interutus (senggama terputus )

e) Metode simpto-therma

2.   Dengan alat atau obat ,antara lain

a) Mekanisme (barrier)

b) Kondom

c) Introvagina wanita antara lain :diafragma ,spons dan kap servix .

d) Kimiawi dengan spermisid antara lain : vaginal cream, vaginal foam,

vagina jelly, vagina suppositoria, vaginal tablet.

B. Metode Konrasepsi efektif (MKE)

1. Kontrasepsi hormonal

a. KB pil ,antara lain : Pil Oral Kombinasi (POK), Mini Pil , Morning after

b. KB Sutik : Depo Provera , cylofem ,Norigest

2. Implan /AKBK.

3.   Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)

C. Metode Konrasepsi Mantap

1. Metode Operatif pria (MOP /  Vasektomi )

2. Metode operatif wanita (MOW/ Tubektomi) Sumber : ( Hartanto,2007:42)

Tujuan dari pengguan alat kontrasepsi adalah :

a.   Menunda kehamilan

Di tunjukkan untuk PUS yang berusia <20tahun

b. Menjarangkan kehamilan /mengatur kehamilan

Masa saat istri berusia antara 20-30 tahun adalah yang paling baik untuk

melahirkan , dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran adalah 2-4

tahun mengakhiri kehamilan

Page 7: Puss Sssssssss

c. Saat istri berusia >30tahun, terutama >35 tahun ,sebagai mengakhiri kesuburan

setelah mempunyai2 orang anak (Hartanto,2007:30)

2. Infertilitas

Infertilitas merupakan suatu ketidakmampuan pasangan untuk mencapai

kehamilan setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa pelindung (Keperawatan Medikal

Bedah).

 Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah

menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa

menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak. (Sarwono, 2000).

Infertilitas berarti melaksanakan tugas dan upaya selama 1 tahun belum

berhasil hamil dengan situasi rumah tangga normal (Manuaba, 2001).

Definisi tradisional gangguan fertilitas adalah ketidakmampuan untuk

mengandung setelah sekurang-kurangnya satu tahun melakukan hubungan seksual

tanpa perlindungan (Bobak, 2006).

Klasifikasi Infertilitas

Infertilitas terdiri dari 2 macam, yaitu:

Infertilitas primer yaitu jika perempuan belum berhasil hamil walaupun

koitus teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan

berturut-turut.

Infertilitas sekunder yaitu disebut infertilitas sekunder jika perempuan pernah

hamil, akan tetapi kemudian tidak berhasil hamil lagi walaupun koitus teratur dan

dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut.

3. Kista

Kista adalah suatu kantong tertutup yang dilapisi oleh selaput (membran)

yang tumbuh tidak normal di rongga maupun struktur tubuh manusia. Terdapat

berbagai macam jenis kista, dan pengaruhnya yang berbeda terhadap kesuburan. Hal

penting lainnya adalah mengenai ukuran kista. Tidak semua kista harus dioperasi

mengingat ukuran juga menjadi standar untuk tindakan operasi. Jenis kista yang

paling sering menyebabkan infertilitas adalah sindrom ovarium polikistik.

Penyakit tersebut ditandai amenore (tidak haid), hirsutism (pertumbuhan

rambut yang berlebihan, dapat terdistribusi normal maupun tidak normal), obesitas,

infertilitas, dan pembesaran indung telur. Penyakit ini disebabkan tidak seimbangnya

hormon yang mempengaruhi reproduksi wanita.

Page 8: Puss Sssssssss

5. Promosi Kesehatan Yang Diberikan Pada Pasangan Usia Subur

Dewasa ini, pemerintah melakukan suatu program dalam penekanan angka

kelahiran karena kebanyakan penduduk Indonesia melakukan pernikahan dalam usia dini

dimana masih banyak kesempatan/masa dimana keduanya memiliki keturunan yang

banyak. Untuk itu, perlunya penyuluhan dalam mengatasi masalah tersebut dengan

memperkenalkan alat kontrasepsi pada pasangan tersebut.

Para petugas kesehatan harus memberi penyuluhan KB dan alat kontrasepsi, dan

harus menyerahkan pilihan pada kedua pasangan tersebut untuk memilih apa yang sesuai

dengan keinginannya. Salah satu alat kontrasepsi baik untuk pria dan wanita yaitu :

1. Vasektomi

Merupakan kontap atau metode operasi pria (MOP) dengan jalan memotong

vas deferen sehingga saat ejakulasi tidak terdapat spermatozoa dalam cairan sperma.

Setelah menjalani vasektomi tidak segera akan steril, tetapi memerlukan sekitar 12

kali ejakulasi, baru sama sekali bebas dri spermatozoa. Oleh karena itu, diperlukan

penggunaan kondom selama 12 kali sehingga bebas untuk melakukan hubungan

seks.

2. Tubektomi

Ialah tindakan yang dilakukan pada kedua tuba fallopii wanita. Keuntungan

tubektomi adalah :

a. Motivasi hanya dilakukan satu kali saja

b. Efektivitas hampir 100%

c. Tidak mempengaruhi libido seksualis

d. Kegagalan dari pihak pasien tidak ada.

Pelaksanaan tubektomi dilakukan pasca keguguran, pasca persalinan dilakukan

48 jam setelah melahirkan karena belum dipersulit dengan edema tuba, infeksi, dan alat-

alat genital belum menciut.

Tubektomi dan vasektomi dilakukan pada pasangan yang tidak menginginkan

anak lagi yang sering disebut kontap (kontrasepsi mantap). Dalam pemilihan kontrasepsi

ini, diperlukan pemikiran yang matang.

Page 9: Puss Sssssssss

3. Peran Perawat

a. Memberi penyuluhan pada pasangan usia subur mengenai pemilihan KB

b. Memberi HE mengenai pentingnya mengatur jarak kehamilan

c. Menyarankan pasangan usia subur untuk menyelesaikan masalah dengan

mengkonsultasikan pada petugas kesehatan

Page 10: Puss Sssssssss

BABIII

ASUHAN KEPERAWATAN

Analisa kasus

Di sebuah desa Sukamaju terdapat 50 KK dengan jumlah warga 200. Dimana terdapat

30 KK dengan pasangan usia subur. Dengan usia diatas 50 tahun adalah 20 orang, usia 36-

50 adalah 30 orang, usia 35 tahun adalah 30 orang, usia 20 tahun 45orang, usia 10-19 tahun

50 orang, usia 1-9 15 orang, usia 0-1 10 orang. Masyarakat mayoritas bekerja sebagai

petani dengan rata-rata penghasilan setiap bulan adalah sekitar kurang dari 500 ribu.

Komunikasi antar warga berjalan dengan baik karean jarak rumah satu dengan yang lain

juga dekat. Warga sukamaju mayoritas beragam islam, pendidikan pasangan usia subur

mayoritas SMP.

Fasilitas kesehan yang ada di Desa sukomaju adalah 1 bidan praktek swasta, 1

puskesmas, 1 praktek dokter umum. Kebiasaan warga sukomaju bila sakit adalah

mengkonsumsi obat-obatan yang dijual bebas ditoko sealin itu masih banyak warga yang

minum jamu buatan sendiri karena mereka beranggapan ini terbebas dari bahan kimia dan

lebih aman dan bila mereka sudah merasa sakitnya parah mereka baru pergi ke puskesmas

dan bidan. 30 KK dengan pasangan usia subur disini terdapat 10 KK yang mengerti

penggunaan alat kontrasepsi dan alat kontrasepsi yang mereka gunakan antara lain KB pil

dan KB suntik. Untuk 20 KK yang tidak menggunakan alat kontrasepsi berdasarkan hasil

pengkajian kami menemukan banyak sekali alasan seperti mereka beranggapan banyak

anank banyak rejeki, mereka beranggapan bahwa KB itu dilarang oleh agama, ada juga yang

mangatakan bahwa salah satu dari pasangan mereka mengalami infertile( mandul),mereka

juga mengatakan tidak adanya dana untuk melakukan kontrasepsi. Ada warga yang

mengeluh mengalami nyeri saat menstruasi dan mengalami siklus yang tidak teratur.

1. Pengkajian

Umur pasangan usia subur : usia 35 tahun adalah 30 orang, usia 20 tahun 45orang,

usia 10-19 tahun 50 orang

a. Sistem komunikasi : sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di

dusun Sukamaju meningkatkan pengetahuan terkait dengan kesehatan

reproduksi seperti alat kontrasepsi, penyakit yang berhubungan dengan

kehamilan misalnya televisi, radio, Koran.

b. . Ekonomi : tingkat sosial ekonomi secara keseluruhan apakah sesuai dengan

UMR ( Upah Minimum Regional ), di bawah UMR atau dinas UMR

Page 11: Puss Sssssssss

sehingga upaya pelayanan kesehatan dapat terjangkau, misalnya anjuran untuk

konsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi tersebut

c. Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada

apakah cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat

pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan

Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini gangguan

atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi.

d. Budaya

Budaya yang biasa dilakukan di warga sukamaju

e. Kepercayaan

Kepercayaaan atau mitos-mitos yang dilakukan warga bila sakit dalam

memilih pelayanan kesehatan.

f. Status kesehatan

Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistik,

antara lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR, serta cakupan

imunisasi dan KB.

2. Analisa data

Data etiologi Masalah

DS:.

Warga beranggapan

bahwa banyak anak

banyak rejeki

Adanya warga yang

berpendapat bahwa KB

dilarang agama

DO: 20 KK pasangan usia

subur tidak menggunakan

kontrasepsi

BPS di Sukamaju 1

Agama: islam 100%

Kebudayaan dan

kepercayaan yang di anut

Kurangya minat dalam

menggunakan kontrasepsi

DS: warga mengatakan Kurangnya informasi Kurangnya pengetahuan

Page 12: Puss Sssssssss

tidak mengetahui jenis

kontrasepsi yang tepat

Warga mengatakan belum

petugas yankes yang

melakukan penyuluhan

kesehatan

DO: 10 kk menggunakan

kotrasepsi

20 kk tidak menggunakan

kontrasepsi

Bidan praktek swasta 1

orang

Pendidikan pasangan usia

subur mayoritas SMP.

tentang kontrasepsi

DS: warga mengatakan

sering mengalami

gangguan pada menstruasi

seperti nyeri perut, siklus

yang tidak teratur

DO: 10 warga mengalami

nyeri perut

15 mengalami siklus tidak

teratur

Bidan 1

Dokter 1

Puskesmas 1

Gangguan dalam

mentruasi

Resiko terjadinya kista

Page 13: Puss Sssssssss

3. Intervensi keperawatan

Diagnose 1 : kurangnya minat warga dalam menggunakan kontrasepsi b.d kebudayaan dan

kepercayaan yang dianut warga

Intervensi Rasional

1. Beri motivasi warga untuk

menggunakan kontrasepsi

2. Jelaskan manfaat kontrasepsi

3. HE tentang macam-macam

kontrasepsi

1. Menambah minat warga dalam

berKB

2. Meningkatkan kesadaran warga

tentang pentingnya kontrasepsi

3. Menambah pengetahuan warga

tentang kb

Diagnose 2 : kurangnya pengetahuan tentang kontrasepsi b.d kurangnya informasi

Intervensi Rasional

1. Kaji ulang pengetahuan pasien

tentang kontrasepsi

2. Berikan informasi kesehatan

tentang kontrasepsi

3. Mengadakan kerjasama lintas

sektoral, misalnya dengan

puskesmas

1. Data dasar dalam perencanaan

2. Meningkatkan pengetahuan tentang

kontrasepsi

3. Mempermudah warga memperoleh

informasi lebih lanjut tentang

kontrasepsi

Diagnose 3 : resiko terjadinya kista b.d gangguan dalam menstruasi

Intervensi Rasional

1. Indentifikasi warga yang

menderita kista

2. Anjurkan warga untuk

melakukan pemeriksaan dini

3. HE mengenai gejala awal kista

4. Kolaborasi dengan tim

kesehatan lain(dokter)

1. Mengetahui jumlah warga yang

menderita kista

2. Mencegah komplikasi berlebih dan

untuk mengetahui adanya kista

dalam tubuh.

3. Menambah pengetahuan warga

tentang kista

4. Mempercepat penyembuhan dan

pengobatan yang tepat

Page 14: Puss Sssssssss

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pasangan usia subur (PUS) berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-

laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya.

Masalah yang dialami pasangan usia subur antara lain pemilihan kontrasepsi,

penyakit kista, infertilitas dan lain-lain

4.2 Saran

Sebagai tenaga kesehatan sebaiknya melakukan penyuluhan tentang kontrasepsi.

Page 15: Puss Sssssssss

DAFTAR PUSTAKA

Reeder, Sharon J. 2011. Keperawatan Maternitas; Kesehatan Wanita, Bayi Dan Keluarga,

Edisi 18. Jakarta: EGC

Bobak. 2004. Buku ajar keperawatan maternitas edisi 4. Jakarta : EGC

Manuaba.IBG.2001.Kapita selekta penatalaksanaan rutin obstetri ginekologi dan KB.

Jakarta:EGC

Benson, Ralph.2008. Buku saku obstetri dan ginekologi.. Jakarta:Arcan

Wiknjosastro.Hanifa.2005.Ilmu Kandungan.Jakarta :YBP-SP

Burner and, suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan. Medikal Bedah edisi 8 volume 2.

Jakarta: EGC