puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang...

43
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pelayanan kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan telah menetapkan indikator status kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang mengacu kepada Global Goals For Oral Health 2020 yang dikembangkan oleh FDI, WHO, dan IADR.Salah satu program tekhnis dari Departement Of Non-Communicable Disease Prevention and Health Promotion yang mewadahi program kesehatan gigi dan mulut secara global adalah WHO Global Oral Health Programe (GOHP). Program ini menyarankan negara-negara di dunia untuk mengembangkan kebijakan pencegahan penyakit gigi dan mulut serta promosi kesehatan gigi dan mulut. Kebijakan ini juga mendukung integrasi program kesehatan gigi dan mulut dengan program kesehatan umum. Salah satu aksi prioritas dari GOHP, khususnya untuk anak sekolah dan remaja adalah promosi kesehatan gigi dan mulut. Berdasar pada target Keputusan Menteri Kesehatan tentang Indonesia bebas karies Tahun 2030. Sedangkan data Riskesdes 2013 menyatakan bahwa pengalaman karies untuk anak di atas 12 tahun 1

Transcript of puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang...

Page 1: puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian integral dari

pelayanan kesehatan secara keseluruhan telah menetapkan indikator status

kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang mengacu kepada Global Goals For

Oral Health 2020 yang dikembangkan oleh FDI, WHO, dan IADR.Salah satu

program tekhnis dari Departement Of Non-Communicable Disease

Prevention and Health Promotion yang mewadahi program kesehatan gigi

dan mulut secara global adalah WHO Global Oral Health Programe (GOHP).

Program ini menyarankan negara-negara di dunia untuk mengembangkan

kebijakan pencegahan penyakit gigi dan mulut serta promosi kesehatan gigi

dan mulut. Kebijakan ini juga mendukung integrasi program kesehatan gigi

dan mulut dengan program kesehatan umum. Salah satu aksi prioritas dari

GOHP, khususnya untuk anak sekolah dan remaja adalah promosi kesehatan

gigi dan mulut.

Berdasar pada target Keputusan Menteri Kesehatan tentang

Indonesia bebas karies Tahun 2030. Sedangkan data Riskesdes 2013

menyatakan bahwa pengalaman karies untuk anak di atas 12 tahun sebanyak

72,6%, karies aktif usia 12 tahun sebanyak 53,7%, anak usia 12 tahun yang

memerlukan penambalan sebanyak 73,6%, sedangkan yang sudah dilakukan

penambalan baru sebanyak 3,2%. Anak usia sekolah dasar adalah kelompok

yang rawan penyakit gigi dan mulut. Untuk mencegah terjadinya penyakit

gigi dan mulut sedini mungkin maka pemerintah melalui Departemen

Kesehatan melakukan berbagai upaya pendekatan pelayana kesehatan yaitu :

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative secara terpadu dan

berkesinambungan. Upaya ini dilakukan dalam program UKGS (Usaha

Kesehatan Gigi Sekolah) dengan menciptakan berbagai inovasi untuk

membebaskan peserta didik dari karies.

1

Page 2: puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa

Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan

Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan

bahwa Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat harus sebesar

100% pada tahun 2010, sedangkan pada Petunjuk Teknis SPM Bidang

Kesehatan di Kabupaten/Kota Kepmenkes RI No. 828/Menkes/SK/IX/2008

disebutkan langkah-langkah kegiatan UKGS. Oleh karena itu kegiatan UKGS

harus dilaksanakan dan dianggarkan oleh Pemerintah Daerah setempat.

Program UKGS sudah berjalan sejak tahun 1951, status kesehatan

gigi pada anak usia 12 tahun masih belum memuaskan. Hasil Riset Kesehatan

Dasar 2017 (Kemenkes), menunjukkan prevalesi karies gigi dalam 12 bulan

terakhir di Indonesia adalah 46,5% dan yang mempunyai pengalaman karies

sebesar 72,1%. Prevalensi karies aktif kelompok umur 12 tahun sebesar

29,8% sedangkan pengalaman karies 36,1%. Besarnya kerusakan gigi yang

belum ditangani dan memerlukan penumpatan dan pencabutan pada usia 12

tahun sebesar 62,3% sedangkan persentasi dari jumlah gigi tetap yang sudah

ditumpat pada usia ini baru mencapai 0,7% dan telah terlanjur dicabut sebesar

26,2%.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah dasar

di wilayah kerja UPT Puskesmas Bontokassi.

2. Tujuan Khusus

a. Menurunkan angka karies di wilayah kerja UPT Puskesmas

Bontokassi Kabupaten Takalar.

b. Mengurangi rasa takut peserta didik dalam pemberian tindakan

medik gigi di wilayah kerja UPT Puskesmas Bontokassi

Kabupaten Takalar.

c. Membebaskan karies pada peserta didik di MIS Sawakong.

2

Page 3: puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa

C. MASALAH

Adapun masalah – masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan

Inovasi UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) di UPT Puskesmas

Bontokassi Kabupaten Takalar antara lain :

1. Beberapa peserta didik tidak memiliki kartu jaminan kesehatan sehingga

untuk melakukan rujukan ke Rumah sakit pada peserta didik yang

membutuhkan tindakan medik gigi yang lebih lanjut mengalami kesulitan

dipembiayaan.

2. Adanya tugas rangkap ( over lapping job ) petugas/inovator, sehingga

kegiatan kurang bisa berjalan dengan maksimal.

3. Peralatan medis gigi sebagai pendukung kegiatan yang masih belum

maksimal.

D. INDIKATOR KEBERHASILAN

1. Strength (Kekuatan)

a. Sumber Daya Manusia

1). Motivasi kerja yang tinggi dari inovator.

2). Pemegang program UKGS (inovator) adalah lulusan Poltekkes

D3 Kesehatan Gigi;

3). Adanya partisipasi/dukungan Leader (pimpinan) yang baik;

4). Sikap kooperatif dari para guru dan Kepala Sekolah dalam

pelaksanaa kegiatan UKGS Inovatif.

5). Kerjasama lintas program yang baik di UPT. Puskesmas

Bontokassi.

b. Sarana dan Prasarana

1). Tersedianya Ruang UKS di Sekolah;

2). Tersedianya Kursi Tangkas di Ruang UKS;

3). Mobil Puskesmas Keliling 1 unit;

3

Page 4: puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa

2. Weakness (Kelemahan)

a. Sumber daya manusia

1). Adanya tugas rangkap petugas UKGS, yaitu sebagai Bendahara

JKN, pengelola kesehatan indera dan pengelola UKS.

2). Latar belakang sosial ekonomi peserta didik yang kurang

mendukung.

b. Sarana dan prasarana

Kurang tersedianya alat dan bahan habis pakai/obat gigi untuk

penaganan karies yang indikasi perawatan tertentu;

3. Opportunity (Kesempatan)

a. Adanya kebijakan Kepala Dinas Kesehatan Tentang Kegiatan

Inovasi dalam hal ini Inovasi UKGS ”Kursi Tangkas”.

b. Adanya dukungan dari Kepala UPT Puskesmas Bontokassi yang

baik.

4. Treath (Hambatan)

a. Kurangnya ketersediaan waktu dari petugas sehingga untuk

memkasimalkan kegiatan terhadap penanganan lanjut dan

perawatan bagi peserta didik yang membutuhkan tidak maksimal.

b. Peserta didik tidak memiliki kartu jaminan kesehatan untuk

penanganan kasus perawatan gigi tertentu yang indikasi rujukan ke

tingkat Rumah Sakit.

4

Page 5: puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa

BAB II

ISI

A. KEADAAN GEOGRAFIS

1. Letak Wilayah

UPT Puskesmas Bontokassi merupakan Puskesmas yang ada di

dalam pemerintahan Kabupaten Takalar Kecamatan Galesong Selatan di

Desa Bontokassi dengan jarak tempuh dari Kota Takalar kurang lebih 10

km,yang terdiri dari 6 (enam) Desa dan 9 (sembilan) SD/MI dan

sederajat, 3 (tiga) SMP/MTs dan sederajat dan 3 (tiga) SMA/MA dan

sederajat .

Desa wilayah kerja yaitu :

1. Desa Bontokassi;

2. Desa Sawakung;

3. Desa Kadatong;

4. Desa Bentang;

5. Desa Kalebentang;

6. Desa Tarowang.

Sekolah wilayah kerja yaitu :

1. SDN 188 Inpres Uweya;

2. SDN 76 Tarowang;

3. SDN 75 Bentang;

4. SDN 146 Inpres Bontokanang;

5. SDN 223 Inpres Kadatong;

6. SDN 78 Balang;

7. SDN 79 Sawakong Toa;

8. SDN 187 Inpres Dengilau;

9. MIS Sawakong;

10. SMP Negeri 3 Galesong Selatan;

11. MTs Muhzira Galesong;

12. MTs Bontokanang

5

Page 6: puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa

13. SMA Negeri 13 Takalar;

14. MA Galesong Selatan

15. SMK Persada Sawakong

Dalam wilayah kerja UPT Puskesmas Bontokassi tidak terdapat

Desa yang sulit dijangkau dalam pelayanan kesehatan.Wilayah kerja

UPT Puskesmas Bontokassi berbatasan dengan :

1. Sebelah Utara dengan Kecamatan Galesong

2. Sebelah Selatan dengan Desa Barammamase Kec. Bontonompo

Selatan Kab. Gowa

3.Sebelah Barat dengan Desa Barammamase, Desa Popo dan Desa

Bontokanang Kec. Galesong Selatan

4.Sebelah Timur dengan Kab. Gowa

Keadaan tanah terdiri dari dataran rendah yang berupa persawahan,

pekarangan, perladangan dan tanah non produktif.

2. Luas Wilayah

UPT Puskesmas Bontokassi memiliki luas wilayah kerja sebanyak 11,82

km2

B. DATA PENDUKUNG

1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk yang ada pada wilayah kerja UPT Puskesmas

Bontokassi berdasarkan hasil pendataan 2018 sebanyak 11.786 Jiwa yang

terdiri dari Laki-Laki sebanyak 5.813 Jiwa dan Perempuan sebanyak

5.973 Jiwa.

Adapun jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dan golongan

umur sebagai berikut :

6

Page 7: puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa

Tabel 1

JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN GOLONGAN UMUR DI WILAYAH

KERJA UPT.PUSKESMAS BONTOKASSI TAHUN 2018

Sumber data :Hasil Pendataan UPT Puskesmas Bontokassi Tahun 2018

7

Page 8: puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa

2. Jumlah Murid

Tabel. 02

JUMLAH MURID SD DI WILAYAH KERJA UPT.PUSKESMAS BONTOKASSI TAHUN 2018

Sumber data : Data Primer Tahun 2018

8

Page 9: puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa

Tabel 3

JUMLAH MURID SMP/SEDERJAT DAN SMA/SEDERAJAT DI WILAYAH KERJA UPT.PUSKESMAS BONTOKASSI

TAHUN 2018

Sumber data : Data Primer Tahun 2018

9

Page 10: puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa

C. Keadaan Sosial Ekonomi dan Budaya

Rata-rata penduduk yang berada di wilayah kerja UPT Puskesmas

Bontokassi memiliki mata pencaharian sebagai petani/nelayan,

pedagang,dan pegawai negeri.

Penduduk yang berada di wilayah kerja UPT Puskesmas

Bontokassi adalah Suku Makassar sehingga dalam bahasa sehari-harinya

menggunakan Bahasa Makassar dan bahasa Indonesia sebagai bahasa

resmi.

D. KONDISI UNIT KERJA

1. Sumber Daya Kesehatan

a. Tenaga Kesehatan

Untuk meningkatkan pelayanan dan jangkauan pelayanan kesehatan,

maka UPT Puskesmas Bontokassi ditunjang oleh tenaga medis dan

paramedis yang bertugas sebagai berikut :

10

Page 11: puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa

Tabel 4.

Daftar Pegawai Menurut Tingkat PendidikanUPT Puskesmas Bontokassi Tahun 2018

Tenaga Kesehatan PNS Magang Jumlah123456789101112131415161718

Dokter UmumDokter gigiSKMS1. NersS1 KeperawatanDIII KeperawatanD4 Terapis GigiDIII Terapis GigiBidan PuskesmasBidan DesaTenaga GiziSanitarianAsisten ApotekerLaborantSopirPetugas KartuCleaning ServiceSecurity

11241-11631212----

1-13-4-16-111-1331

2137141212323221331

Jumlah 28 19 47

Sumber :Data Kepegawaian UPT Puskesmas Bontokassi tahun 2018

11

Page 12: puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa

b. Sarana Kesehatan

Adapun keadaan sarana kesehatan yang ada pada UPT Puskesmas

Bontokassi sampai akhir tahun 2018 sebagai berikut :

Tabel 5

Daftar Sarana dan Pra sarana

UPT Puskesmas Bontokassi Tahun 2018

No Sarana Fisik Jumlah Keterangan

1

2

3

4

5

6

Gedung Puskesmas

Gedung Poskesdes

Gedung Pustu

Mobil Puskesmas Keliling

Motor Dinas

Posyandu

1

1

2

1

4

20

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Sumber :Data inventarisasi Barang UPT Puskesmas Bontokassi

Tahun 2018

2. Sumber Daya Non Kesehatan

b. Pengrajin Bambu : 1 orang

c. Guru UKS : 15 orang

d. Dokter Kecil : 140 orang

e. Dokter Kecil UKGS : 99 orang

E. INOVATIF DAN REALITATIF

1. Defenisi

UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) adalah upaya kesehatan

masyarakat yang ditujukan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan

gigi dan mulut seluruh peserta didik di sekolah yang ditunjang dengan

upaya kesehatan masyarakat berupa promotif dan preventif serta upaya

12

Page 13: puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa

kesehatan perorangan berupa upaya kuratif bagi individu (peserta didik)

yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut.

Upaya kesehatan masyarakat berupa promotif dan preventif serta

upaya kesehatan masyarakat pada UKGS berupa kuratif sederhana adalah

kegiatan yang terencana, terarah dan berkesinambungan dengan beberapa

intervensi sebagai berikut :

a. Intervensi prilaku yaitu :

Penggerakan Kepala Sekolah, guru UKS, dokter kecil, dokter

kecil UKGS dan orang tua murid melalui advokasi dan

sosialisasi;

Pendidikan kesehatan gigi berupa penyuluhan oleh guru, sikat

gigi bersama dengan menggunakan pasta gigi berfluor, penilaian

kebersihan gigi oleh guru UKS dan dokter kecil UKGS;

Pembinaan UKS dan UKGS oleh tenaga kesehatan.

b. Intervensi Lingkungan yaitu :

Pembinaan kerjasama lintas program dan lintas sektor melalui

kegiatan UKS dan UKGS.

UKGS Inovatif adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi

terkini yaitu teknologi motivasi untuk membangkitkan peran serta

masyarakat dan teknologi pencegahan serta perlindungan gigi untuk

memotong mata rantai karies. Teknologi pencegahan dan perlindungan

utamanaya adalah teori karies terkini, khususnya dalam pengertian

demineralisasi versus remineralisasi, dan ”minimun Intervention”,

khususnya dalam rangka proteksi gigi yang rawan karies dan

memberikan tindakan perawatan pada gigi yang terlanjur karies. Pada

dasarnya prinsip perawatan ”Minimun Intervention” dan interval seawal

mungkin terbukti memiliki nilai tambah dalam arti lebih efektif dan

terukur.

2. Kursi Tangkas ( Kursi Penantang Karies)

Yaitu Pencanangan Siswa Bebas Karies Melalui ”KURSI TANGKAS”

13

Page 14: puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa

Pencanangan siswa bebas karies adalah suatu upaya untuk menurunkan

penyakit gigi berlubang yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan gigi

melalui program UKGS.

Kursi Tangkas adalah sebuah wadah yang sederhana, kreatif dan unik

tetapi penuh manfaat dalam menurunkan angka karies peserta didik.

a. Tujuan

1). Membebaskan peserta didik dari penyakit gigi berlubang (karies);

2). Mengurangi rasa takut peserta didik dalam mendapatkan

penanganan terhadap kerusakan gigi yang dialaminya;

b. Sasaran

1). Sasaran tahun pertama (2017) dimulai pada peserta didik kelas

empat yang dipantau selama tiga tahun berturut-turut sampai

selesai di sekolah dasar;

2). Sasaran tahun ke dua (2018) kembali dimulai dari peserta didik

kelas empat dan juga dipantau selama tiga tahun sampai

meninggalkan sekolah dasar;

3). Pada tahun ke tiga (2019) peserta didik yang dipantau mulai kelas I

sampai kelas VI;

4). Pada tahun ke tiga melakukan surface protection pada peserta didik

kelas satu untuk mencegah sedini mungkin terjadinya karies pada

gigi molar permenen yang sementara tumbuh;

5). Pada tahun ketiga pula kelas VI sudah dinyatakan bebas dari karies;

6). Peserta didik meninggalkan sekolah dasar dengan status Free

Caries.

F. Langkah-langkah Inovatif dan Kreatif Kegiatan Kursi Tangkas

Dari beberapa program yang ada di UPT Puskesmas Bontokassi,

salah satu program yang menjadi program andalan adalah Kegiatan “KURSI

TANGKAS” Kegiatan ini berisi tentang kegiatan menuntaskan karies yang

terlanjur ada pada peserta didik Sekolah Dasar dalam kurung waktu tertentu

sehingga peserta didik meninggalkan Sekolah Dasar telah terbebas dari

14

Page 15: puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa

karies (Free Caries). Dalam pelaksanaan kegiatan ini dipandu oleh buku

Rapor Kesehatanku dan Buku Rekaman Kesehatan Gigi Kursi Tangkas

sendiri yang di dalam buku ini berisi informasi/catatan kesehatan gigi per

individu. Tujuan pembuatan buku ini adalah sebagai media untuk

mengetahui keadaan kesehatan gigi setiap peserta didik dan merencakan

perawatan bagi yang membutuhkan serta mengetahui seberapa jauh tindakan

penanganan setiap peserta didik dalam rangka kegiatan ini. Buku Rekaman

Kursi Tangkas ini disimpan di Ruang UKS yang dikoordinir oleh Guru

UKS dan Dokter kecil serta Dokter Kecil UKGS.

Selain Buku Rekaman Kursi Tangkas, kegiatan inovasi ini dapat

pula dipantau memalui Kantong UKGS yang ada di Puskesmas yang isinya

singkron dengan Buku Rekaman Kursi tangkas di Sekolah. Sehingga kami

petugas lebih mudah memantau percepatan bebas karies pada setiap sekolah

di wilayah kerja UPT Puskesmas Bontokassi secara berkala.

Pada awal Tahun 2017, Program Inovasi UKGS Kursi Tangkas

telah mengupayakan pelaksanaan pada satu sekolah yaitu MIS Sawakong

Desa Sawakong Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar. Program

ini dimulai dari :

1. Melakukan advokasi dengan pihak sekolah;

2. Melakukan advokasi dengan pemerintah Desa Sawakong tentang

kegiatan inovatif yang akan dilaksanakan ( Kursi Tangkas )

3. Bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Kemenag

dan Aparat Kecamatan dan Aparat Desa Sawakong dengan

mengundang lintas sektor yang terkait, dalam rangka sosialisasi tentang

kegiatan Inovasi Kursi Tangkas.

4. Dalam proses sosialisasi tersebut dibuat kesepakatan/penggalangan

komitmen tentang penyelenggaraan/replikasi Inovasi Kursi Tangkas

untuk sekolah yang belum memiliki.

5. Menetapkan jadwal pelaksanaan kegiatan.

6. Menetapkan jenis pelayanan Inovasi Kursi Tangkas.

7. Melengkapi sarana dan prasarana pendukung kegiatan

15

Page 16: puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa

Dalam penyelenggaraan kegiatan Kursi tangkas ini kami memilih satu

sekolah Dasar sebagai pemula dengan pertimbangan :

a. Kriteria pertama dalam penentuan lokasi berdasarkan hasil pemeriksaan

berkala kesehatan gigi dan mulut tahun 2016 (data terlampir) yang

menyatakan bahwa MIS Sawakong adalah tertinggi pada angka karies,

sehingga dilakukan pendataan kembali secara spesifik tentang keadaan

karies yang sedang dialami peserta didik tersebut;

b. Tingginya rasa takut anak bilamana berhadapan dengan tenaga

kesehatan gigi dan mulut (data terlampir), sehingga untuk melakukan

tindakan pemeriksaan maupun tindakan medis kami mengalami

kesulitan.

Dalam menentukan waktu pelaksanaan berdasar kepada :

a. RUK UPT. Puskesmas Bontokassi tahun 2016.

b. Jadwal dibuat pada awal tahun 2017 berdasarkan data tahun 2016 yang

telah ditandantangani oleh Kepala UPT.Puskesmas Bontokassi dan

Camat Galesong selatan dan dikirim ke MIS Sawakong untuk

diketahui;

c. Pelaksanaan kegiatan dimulai pada bulan Januari 2017 dan selanjutnya

untuk tahun 2018 dijadwalkan kembali berdasarkan capaian tahun

2017. Begitupun jadwal tahun 2019 disusun berdasarkan capaian tahun

2018.

d. Untuk tahun 2017 pelaksanaan kegiatan satu kali sebulan selama satu

tahun.

e. Persuratan dilakukan satu kali di awal tahun 2017 dengan melampirkan

jadwal pelaksanaan selama satu tahun;

f. Pada tahun 2018 pelaksanaan kegiatan berlangsung sekali sebulan

berdasarkan tingkat kebutuhan;

g. Pada tahun 2019 pelaksanaan kegiatan sebanyak dua kali sebulan

berdasarkan kebutuhan.

Adapun Penatalaksanaan penyelenggaraan kegiatan kursi tangkas adalah :

a. Persiapan :

16

Page 17: puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa

1). Instrumen : kaca mulut, Sonde, pinset, excavator, kapas alkohol,

handscoon, masker, nierbekken;

2). Siapkan Dokter Kecil UKGS yang akan membantu dalam proses

pelaksanaan kegiatan;

3). Siapkan peserta didik dalam ruangan yang cukup kondusif untuk

dilakukan pemeriksaan awal.

b. Pelaksanaan

1). Dokter Kecil UKGS memanggil satu per satu murid yang akan

diperiksa;

2). Tenaga kesehatan gigi melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan

mulut murid;

3). Catat hasil pemeriksaan pada Buku Rekaman ”Kursi Tangkas”;

4). Setelah semua murid diperiksa maka disampaikan kepada guru UKS

hasil pemeriksaan tersebut;

5). Berikan surat persetujuan orang tua untuk tindakan perawatan pada

anaknya (Informed Consent).

6). Berikan tindakan pada peserta didik dengan indikasi perawatan di

Kursi Tangkas;

7). Berikan rujukan ke Puskesmas untuk peserta didik yang

membutuhkan perawatan lebih lanjut dan tidak bisa ditangani di

Kursi tangkas;

8). Murid yang akan diberikan tindakan diantar oleh guru UKS/orang

tua ke Puskesmas.

c. Penyelesaian

1).Catat tindakan kedalam Buku Rekaman ”Kursi tangkas” ;

2).Berikan edukasi kepada anak untuk mampu memelihara kesehatan

giginya sendiri;

3).Berikan komunikasi therapeutik pada anak sesuai tindakan yang

telah diberikan.

Tahap-tahap UKGS yang telah dilakukan di MIS Sawakong sebagai Sekolah

Binaan UPT Puskesmas Bontokassi adalah :

17

Page 18: puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa

1. Tahap I (satu) / Paket Minimal UKGS

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk peserta didik di MIS Sawakong

meliputi :

b. Pelatihan pada guru UKS tentang pengetahuan kesehatan gigi dan

mulut secara terintegrasi. Pelatihan dilaksanakan oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten Takalar dengan Narasumber Tenaga

Kesehatan Gigi dari Dinas Kesehatan Privinsi Sulsel.

c. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh

guru UKS/dokter kecil minimal satu kali sebulan;

d. Pencegahan penyakit gigi dan mulut dengan melaksanakan sikat

gigi bersama sekali seminggu untuk kelas I sampai VI.

2. Tahap II (dua) / Paket Standar UKGS

Kegiatannya meliputi :

a. Pelatihan pada guru UKS tentang pengetahuan kesehatan gigi dan

mulut secara terintegrasi. Pelatihan dilaksanakan oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten Takalar dengan Narasumber Tenaga Kesehatan

Gigi dari Dinas Kesehatan Privinsi Sulsel.

b. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru

UKS/dokter kecil minimal satu kali sebulan;

c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut dengan melaksanakan sikat gigi

bersamam setiap hari untuk kelas I sampai VI .

d. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit oleh guru;

e. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I pada awal tahun

ajaran diikuti dengan pencabutan gigi sulung dengan persetujuan

orang tua murid (Informed Consent) yang dilakukan oleh tenaga

kesehatan gigi di Kursi Tangkas;

f. Surface Protection pada gigi molar tetap yang sedang tumbuh

(dilakukan di Kursi Tangkas di ruang UKS);

g. Rujukan bagi yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.

3. Tahap III (tiga) / paket Optimal UKGS

Kegiatannya meliputi :

18

Page 19: puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa

a. Pelatihan pada guru pembina UKS dan dokter kecil tentang

pengetahuan kresehatan gigi dan mulut secara terintegrasi. Pelatihan

dilaksanakanoleh Dinas Kesehatan dengan Narasumber Tenaga

Kesehatan Gigi.

b. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru

UKS/dokter kecil sesuai dengan kurikulum yang berlaku minimal satu

kali sebulan;

c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut dengan melaksanakan sikat gigi

bersmam setiap hari untuk kelas I sampai VI;

d. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit oleh guru;

e. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I pada awal tahun

ajaran diikuti dengan pencabutan gigi sulung dengan persetujuan

orang tua murid (Informed Consent) yang dilakukan oleh tenaga

kesehatan gigi di Kursi Tangkas.

f. Surface Protection pada gigi molar tetap yang sedang tumbuh

(dilakukan di sekolah di ruang UKS di Kursi tangkas).

g. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada murid kelas I sampai

VI (care on demand) di Kursi Tangkas;

h. Rujukan bagi yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.

4. Hasil Pelaksanaan:

Pada tahun 2016 keadaan karies di Mis Sawakong DMF-T 45% dan

def-t 48% mengalami penurunan di tahun 2017 sebanyak DMF-T 38% dan

def-t 20%, Sehingga program inovasi kursi tangkas ini dianggap berhasil.

Sehingga mendapatkan simpati para pengambil kebijakan untuk membuat

regulasi untuk direplikasi ke sekolah dasar lainnya di wilayah kerja UPT

Puskesmas Bontokassi.

Pada tahun 2018 penggunaan kursi tangkas ini semakin nampak dampak

positifnya, seperti menurunnya karies pada peserta didik di Mis sawakong

sebanyak DMF-T 28% dan def-t 13% sesuai data hasil pemeriksaan berkala

tahun 2018.

19

Page 20: puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa

Adapun out put dari inovasi Kursi Tangkas ini adalah :

Pertama : Pada tahun 2017 diperoleh data 62% peserta didik terbebas dari

karies di MIS Sawakong dan pada tahun 2018 72% peserta didik Mis

Sawakong terbebas dari karies.

Kedua : Pada tahun 2019 kursi tangkas telah direplikasi ke salah satu sekolah

dasar di wilayah kerja UPT Puskesmas Bontokassi yaitu SDN No.79

Sawakong Towa Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar, SDN

No.76 Tarowang.

Ketiga : Pada tahun 2018 Tidak ada lagi rasa takut peserta didik ketika harus

mendapatkan pelayanan kesehatan gigi karena kursi tangkas kelihatan seperti

kursi biasa dan sangat sederhana.

Grafik.01.Hasil Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut di wilayah UPT

Puskesmas Bontokassi

Tahun 2016

31% 28% 26%

38%43%

38% 45% 37% 35% 35%

25% 22% 17%

24%34%

25%

48%

23% 24%27%

69% 72% 74%

62%

57% 62% 55%63% 65% 65%

DATA KARIES SD DI UPT PUSKESMAS BONTOKASSI TAHUN 2016

DMF-T def-t BEBAS KARIES

Sumber data : Hasil Pendataan / Pemeriksaan Berkala Tahun 2016

20

Page 21: puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa

Grafik.02.Hasil Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut di wilayah UPT

Puskesmas Bontokassi

Tahun 2017

SD KADATO

NG

SD TA

ROWANG

SD BALA

NG

SD BEN

TANG

SD DEB

GILAU

SD BONTO

KANANG

MIS SA

WAKONG

SD SA

WAKONG TOW

A

SD UWEYA

RATA2

27%21% 23%

28%

37%30%

38%

30% 28% 28%

20%19% 15%

21%28%

21% 20%18% 19% 20%

73%79% 77%

72%

63%70%

62%

70% 72% 72%

DATA KARIES SD DI UPT PUSKESMAS BONTOKASSI TAHUN 2017

DMF def bebas karies

Sumber data : Hasil Pendataan/Pemeriksaan berkala tahun 2017

21

Page 22: puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa

Grafik.03.Hasil Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut di wilayah UPT

Puskesmas Bontokassi

Tahun 2018

SD KADATO

NG

SD TA

ROWANG

SD BALA

NG

SD BEN

TANG

SD DEB

GILAU

SD BONTO

KANANG

MIS SA

WAKONG

SD SA

WAKONG TOWA

SD UWEYA

RATA2

24% 18%18%

21%31% 29% 28% 27% 26% 24%

17% 16%13%

19%27%

19%13% 15% 16% 17%

76%

89%82%

79%

69% 71% 72% 73% 74% 76%

DATA KARIES SD DI UPT PUSKESMAS BONTOKASSI TAHUN 2018

DMF def bebas karies

Sumber data : Hasil Pendataan Pemeriksaan berkala tahun 2018

22

Page 23: puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa

Grafi.04. DATA RASA TAKUT PESERTA DIDIK DALAM

PEMBERIAN TINDAKAN DIKURSI GIGI DI PUSKESMAS

TAHUN 2016, 2017 DAN 2018

SD KADATO

NG

SD TA

ROWANG

SD BALA

NG

SD BEN

TANG

SD DEB

GILAU

SD BONTO

KANANG

MIS SA

WAKONG

SD SA

WAKONG TOW

A

SD UWEYA

RATA2

20%

28%26%

21%

18%

30%28%

27%

30%

25%

18%

20%

24%

18%

15%

25%

14% 14%15%

18%

10%9%

7%8%

6%4%

6%8%

5%7%

DATA RASA TAKUT PESERTA DIDIK DALAM PEMBERIAN TINDAKAN GIGI

2016 2017 2018

Sumber Data : Hasil Pendataan melalui wawancara tahun 2018

23

Page 24: puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa

Grafik.05. DATA DOKTER KECIL UKGS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS BONTOKASSI TAHUN 2018.

SD KADATO

NG

SD TA

ROWANG

SD BALA

NG

SD BEN

TANG

SD DEN

GILAU

SD BONTO

KANANG

MIS SA

WAKONG

SD SA

WAKONG TOWA

SD UWEYA

5

7

4

2

0 0

2

7

4

6 6

7

11

10 10

9

3

6

11

13

11

13

10 10

11

10 10

DATA DOKTER KECIL UKGS UPT PKM BONTOKASSI TAHUN 2018

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

Sumber Data : Data Primer tahun 2018

24

Page 25: puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa

Grafik.06. HASIL PEMERIKSAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI

MIS SAWAKONG TAHUN 2016

D M F DMF-T d e f def-t DI CI

28%

17%

0%

45%

30%

18%

0%

48%

9%4%

HASIL PEMERIKSAAN KES.GIMUL MIS SAWAKONG TAHUN 2016

Sumber Data : Hasil Pendataan tahun 2016

Grafik.07. HASIL PEMERIKSAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI

MIS SAWAKONG TAHUN 2017

D M F DMF-T d e f def-t DI CI

34%

4%0%

38%

11%9%

0%

20%

9%

4%

HASIL PEMERIKSAAN KES.GIMUL MIS SAWAKONG TAHUN 2017

Sumber Data : Hasil Pendataan tahun 2017

25

Page 26: puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa

Grafik. 08. HASIL PEMERIKSAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI

MIS SAWAKONG TAHUN 2018

D M F DMF-T d e f def-t DI CI

16%

3%

9%

28%

8%5%

0%

13%

3%1%

HASIL PEMERIKSAAN KESGIMUL MIS SAWAKONGTAHUN 2018

Sumber Data : Hasil Pendataan tahun 2018

Grafik.09. DATA BEBAS KARIES DI WILAYAH KERJA UPT PKM

BONTOKASSI TAHUN 2016, 2017 DAN 2018

SD TA

ROWANG

SD BALA

NG

SD BEN

TANG

SD DEB

GILAU

SD BONTO

KANANG

MIS SA

WAKONG

SD SA

WAKONG TO

WA

SD UW

EYARATA

2

72% 74%62% 57% 62%

55%63% 65% 65%

79% 77%72%

63%70% 62% 62% 72%

72%

89%82% 79%

69% 71%72% 73% 74% 76%

DATA BEBAS KARIES WILAYAH KERJA UPT PKM BONTOKASSI

2016 2017 2018

Sumber Data : Hasil Pendataan tahun 2016, 2017 dan 2018

26

Page 27: puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa

E. HAMBATAN/MASALAH YANG DIHADAPI

1. Peralatan medis untuk penanganan perawatan gigi anak belum terpenuhi.

2. Beberapa anak tidak memiliki kartu jaminan kesehatan sehingga untuk

melakukan rujukan bagi peserta didik yang membutuhkan perawatan

tingkat Rumah sakit mengalami kesulitan dalam pembiayaan perawatan.

3. Beberapa anak berpindah sekolah sebelum penanganan giginya selesai.

4. Pemahaman Guru UKS dalam hal kesehatan gigi dan mulut masih kurang.

F. LANGKAH – LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

Adapun pemecahan masalah yang selama ini telah dilakukan sebagai berikut :

1. Membuat pengusulan ke Dinas Kesehatan untuk pemenuhan alat medis

yang dibutuhkan.

2. Advokasi ke pemerintah setempat dalam pengadaan sarana dan pra sarana

penunjang kegiatan UKGS.

3. Kerjasama lintas sektor terkait secara maksimal dalam rangka pelaksanaan

rujukan untuk anak yang membutuhkan penanganan di tingkat Rumah

Sakit.

4. Peningkatan cavasity building bagi guru UKS melalui pelatihan yang

dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar.

27

Page 28: puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. UKGS merupakan wujud peran serta masyarakat dalam kegiatan

deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut dini terhadap kesehatan gigi

dan mulut.

2. KURSI TANGKAS adalah inovasi dalam membentuk sebuah wadah

yang unik, kreatif dan sedehana tetapi memenuhi standar peralatan

karena menyerupai kursi gigi baik dari segi bentuk maupun ukuran-

ukurannya sehingga dianggap layak dalam pelayanan kesehatan gigi

dan mulut di sekolah

3. Buku Rekaman “KURSI TANGKAS” merupakan media informasi

mengenai kesehatan gigi dan mulut dan berisi catatan tentang keadaan

kesehatan individu anak setiap tindakan oleh Petugas UKGS yang

disimpan di Ruang UKS.

4. Kantong UKGS adalah salah satu wadah untuk memantau

perkembangan kesehatan gigi dan mulut peserta didik di wilayah kerja

UPT Puskesmas Bontokassi.

5. Dalam peningkatan derajat kesehatan gigi dan mulut perlu adanya

dukungan dari lintas program, lintas sektor terkait dan masyarakat.

B. SARAN

1. Untuk mengembangkan inovasi-inovasi dalam pelayanan kesehatan

gigi dan mulut membuthkan dukungan sarana dan prasarana yang

memadai demi mencapai target Menteri Kesehatan dalam mewujudkan

Indonesia Bebas Karies 2030.

2. Untuk meningkatkan motivasi dan kinerja staf perlu diupayakan

budaya kerja dan dukungan serta bimbingan pemerintah daerah dan

unsur terkait untuk pencapaian UKGS Tahap III (UKGS Optimal).

28

Page 29: puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa

3. Perlunya penambahan staf sesuai bidang yang ada dengan

mengutamakan kualitas dan menjunjung tinggi profesionalitas kerja

untuk meningkatkan mutu dalam pelaksanaan kegiatan dengan

pendekatan paradigma sehat.

4. Perlunya dukungan lintas program dan lintas sektor.

29

Page 30: puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com  · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa

BAB IV

PENUTUP

Kegiatan inovasi Kursi Tangkas terselenggara atas kerjasama lintas

program dan lintas sektor terkait di bawah dukungan para pengambil kebijakan

yang baik. Untuk membuat sebuah inovasi butuh keyakinan, percaya diri dan

tekad yang kuat akan keberhasilan dihari yang akan datang.

Dalam menciptakan sebuah inovasi membutuhkan pertimbangan akan manfaat

inovasi tersebut bagi masyarakat.

30