PUSAT EDUKASI ANTIKORUPSI APARATUR PENGAWAS … · 2020-06-08 · pusat edukasi antikorupsi...
Transcript of PUSAT EDUKASI ANTIKORUPSI APARATUR PENGAWAS … · 2020-06-08 · pusat edukasi antikorupsi...
PUSAT EDUKASI ANTIKORUPSI APARATUR PENGAWAS INTERNAL
PEMERINTAH
BUKU INFORMASI MELAKSANAKAN AUDIT INVESTIGATIF
TERKAIT KASUS/ DUGAAN TINDAK PIDANA KORUPSI
PUSAT EDUKASI ANTIKORUPSI JL. H. R. RASUNA SAID KAV. C-1, SETIABUDI JAKARTA SELATAN
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 2 dari 72
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------ 2
TUGAS PENILAIAN ---------------------------------------------------------------------------------------- 4
BAB I PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------------------------- 5
A. Tujuan Umum ------------------------------------------------------------------------------ 5
B. Tujuan Khusus ----------------------------------------------------------------------------- 5
BAB II Mengenal Dasar-Dasar Audit Investigatif--------------------------------------------------- 6
A. Dasar-Dasar Audit Investigatif ---------------------------------------------------------- 6
1. Pengertian Audit ------------------------------------------------------------------------ 6
2. Jenis-Jenis Audit ------------------------------------------------------------------------ 6
3. Pengertian Fraud dan Audit Investigatif ------------------------------------------- 7
BUKU KERJA ------------------------------------------------------------------------------- 14
BAB III Merencanakan Audit Investigatif---------------------------------------- --------------------- 19
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Merencanakan Audit Investigatif ----- 19
1. Merumuskan Hipotesis Rinci --------------------------------------------------------- 21
2. Menyusun Program Audit Investigatif ---------------------------------------------- 27
3. Menyiapkan Kebutuhan Sumber Daya -------------------------------------------- 28
4. Menyiapkan Administrasi Penugasan ----------------------------------------------- 29
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Merencanakan Audit Investigatif ----- 31
C. Sikap yang Diperlukan dalam Merencanakan Audit Investigatif --------------- 31
BUKU KERJA ------------------------------------------------------------------------------- 32
BAB IV Melaksanakan Prosedur Audit Investigatif --------------------------------------------------- 38
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melaksanakan Audit Investigatif ------ 38
1. Pemahaman Bukti Audit Investigatif ------------------------------------------------ 38
2. Teknik-Teknik Pengumpulan Bukti-Bukti Audit Investigatif ---------------------- 40
3. Teknik-teknik dalam Mengevaluasi Bukti ------------------------------------------- 45
4. Teknik Komunikasi Efektif ------------------------------------------------------------- 47
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Merencanakan Audit Investigatif ----- 48
C. Sikap yang Diperlukan dalam Merencanakan Audit Investigatif --------------- 48
BUKU KERJA ------------------------------------------------------------------------------- 49
BAB V Melaporkan Hasil Audit Investigatif ------------------------------------------------------------ 55
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 3 dari 72
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melaporkan Hasil Audit Investigatif-- 55
1. Proses Penyusunan Simpulan Hasil Audit ------------------------------------------ 55
2. Prinsip-Prinsip Penulisan Laporan Yang Baik --------------------------------------- 55
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Melaporkan Hasil Audit ----------------- 58
C. Sikap yang Diperlukan dalam Melaporkan Hasil Audit -------------------------- 58
BUKU KERJA ------------------------------------------------------------------------------- 59
DAFTAR PUSTAKA ---------------------------------------------------------------------------------------- 64
A. Dasar Perundang-undangan ------------------------------------------------------------- 64
B. Buku Referensi ---------------------------------------------------------------------------- 64
C. Majalah atau Buletin ---------------------------------------------------------------------- 64
D. Referensi Lainnya ------------------------------------------------------------------------- 64
DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN ------------------------------------------------------------- 65
A. Daftar Peralatan/Mesin ------------------------------------------------------------------- 65
B. Daftar Bahan ------------------------------------------------------------------------------- 65
LAMPIRAN -------------------------------------------------------------------------------------------------- 66
Lampiran 1 Form Data (Report Sheet) ----------------------------------------------------- 67
DAFTAR PENYUSUN -------------------------------------------------------------------------------------- 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 4 dari 72
TUGAS PENILAIAN MODUL 7
MELAKUKAN AUDIT INVESTIGATIF TERKAIT KASUS DUGAAN TINDAK PIDANA
KORUPSI Untuk dapat lulus dan kompeten dalam modul ini, anda harus melakukan tugas penilaian /asesmen berikut ini. Skenario: Setelah proses presentasi hasil tindak lanjut penanganan kasus/dugaan tindak pidana korupsi dari surat pengaduan masyarakat yang ditulis oleh saudar Syafrudin, diperoleh kesimpulan bahwa penanganan kasus pelanggaran tindak pidana korupsi yang melibatkan 2 pejabat eselon III di SKPD ini. Anda diminta atasan untuk melakukan audit investigatif terkait kasus/dugaan tindak pidana korupsi untuk mengumpulkan bukti-bukti keterlibatan dua pejabat PUPR, yang mungkin melibatkan pihak lainnya untuk dijadikan bukti hukum di pengadilan. Tugas anda terkait mengkoordinasikan dan memonitor penanganan pengaduan masyarakat adalah:
1. Merumuskan hipotesis rinci.
2. Menyusun Program Audit investigatif
3. Menyiapkan Kebutuhan sumber daya (sdm, alat, dana, dll)
4. Menyiapkan administrasi penugasan
5. Mengumpulkan bukti-bukti audit investigatif
6. Menilai kuantitas dan kualitas bukti
7. Menyusun kertas kerja audit investigasi
8. Menguji hipotesis
9. Menjalin komunikasi dengan auditee
10. Menyampaikan hasil audit investigatif
11. Menyusun simpulan hasil audit
12. Menyiapkan bahan paparan hasil audit investigatif
13. Memaparkan hasil audit investigatif
14. Menyusun laporan sesuai dengan format baku
Gunakan proses dan format kerja yang sesuai untuk melakukan tugas-tugas di atas. Serahkan tugas anda kepada fasilitator/asesor anda.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 5 dari 72
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta didik diharapkan mampu melaksanakan audit
investigatif terkait dugaan tindak pidana korupsi.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi melaksanakan audit
investigatif terkait dugaan tindak pidana korups ini guna memfasilitasi peserta pelatihan
sehingga pada akhir pembelajaran diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
Mengenal dasar-dasar audit investigatif, Merencanakan audit investigatif,
Melaksanakan prosedur audit investigatif. Dan Melaporkan hasil audit
investigatif
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 6 dari 72
BAB II
MENGENAL DASAR DASAR AUDIT INVESTIGATIF
A. Dasar-dasar Audit Investigatif.
1. Pengertian Audit
Sebelum membahas audit investigatif, perlu disampaikan di sini definisi tentang audit.
Audit merupakan kegiatan pengumpulan dan evaluasi bukti tentang suatu peristiwa
dengan (menggunakan) kriteria yang telah ditetapkan yang dilakukan oleh orang
kompeten dan independen.
Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
Per/05/M.PAN/03/2008, audit adalah:
“Proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan secara
independen, obyektif dan profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai
kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektifitas, efisiensi, dan keandalan informasi
pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah.”
2. Jenis-jenis audit
Audit secara garis besar dibagi menjadi 3 (tiga) jenis. Pembagian ini dimaksudkan
untuk menentukan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dengan adanya pengauditan
tersebut.
a. Audit Keuangan
Audit Keuangan atau lebih tepat disebut sebagai Audit laporan keuangan merupakan
penilaian atas suatu perusahaan atau badan hukum lainnya (termasuk pemerintah)
sehingga dapat dihasilkan pendapat yang independen tentang laporan
keuangan yang relevan, akurat, lengkap, dan disajikan secara wajar. Audit keuangan
biasanya dilakukan oleh firma-firma akuntan karena pengetahuannya akan laporan
keuangan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 7 dari 72
b. Pemeriksaan Ketaatan (Complience Audit), yaitu suatu pemeriksaan yang
dilakukan untuk mengetahui apakah lembaga telah mentaati peraturan-peraturan
dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern
instansi maupun nasional.
General audit
Audit terhadap laporan keuangan suatu entitas (perusahaan atau organisasi) yang
akan menghasilkan pendapat (opini) pihak ketiga mengenai relevansi, akurasi, dan
kelengkapan laporan-laporan tersebut
Performance Audit
Audit untuk mengkaji atas setiap bagian organisasi terhadap SOP dan metode yang
diterapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi, efektivitas,
dan keekonomisan (3E)
c. Pemeriksaan Khusus (Special Audit),
Suatu bentuk audit yang dilakukan untuk tujuan-tujuan tertentu, termasuk di
dalamnya audit forensic atau audit investigatif yang akan menjadi topik utama dalam
pembahasan dalam moduli ini
Ada kegiatan audit yang berfokus pada penelusuran temuan ketidaktaatan yang
menjurus ke tindak kejahatan karena dilakukan dengan kesengajaan. Audit ini biasa
disebut sebagai audit investigatif. Subbab berikut akan membahas penegertian audit
investigatif dan motif dibalik kejahatan
3. Pegertian Fraud dan Audit Investigatif
Fraud dan audit investigatif merupakan hubungan sebab akibat yang perlu dilakukan
APIP dalam rangka mencegah terjadinya TPK di instansi pemerintah. Fraud memiliki
dimensi yang luas dan berbeda sehingga agak sulit untuk didefinisikan dari segi hukum.
Secara umum fraud merupakan bentuk kejahatan dalam bentuk penggelapan,
penipuan, pencurian, pemalsuan, pembuatan laporan keuangan yang palsu, korupsi,
kolusi dan lain sebagainya.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 8 dari 72
UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi (TPK) berbunyi: “Setiap orang yang secara melawan hukum memperkaya diri sendiri atau orang lain, atau suatu korporasi, yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara”
Formula sederhana Korupsi, sesuai buku Executive Roadmap to Fraud Prevention and
Internal Control:
C (oruption) = P(ower) – A(ccountability)
Konflik Kepentingan
Suap
Gratifikasi
Ekonomi biaya tinggi
Kewenangan Desentralisasi
Diskresi kebijakan
Penggunaan sumber daya
Pertanggungjawaban
Amanah
Partisipatif
Taat hukum
a. Pengertian Fraud
Association of Certified Fraud Examiner (ACFE)- mendefinisikan fraud sebagai
“occupational fraud and abuse”: “ Penggunaan kedudukan seseorang untuk
memperkaya diri sendiri melalui penyalahgunaan yang disengaja atau penyalahgunaan
sumber daya atau aset organisasi
Selain itu untuk tujuan pragmatis fraud dapat didefinisikan sebagai penggunaan
muslihat atau tipu daya dengan tujuan memperoleh keuntungan, menhindari kewajiban
atau menyebabkan kerugian bagi pihak lain.
Sifat Fraud selalu tersembunyi. Maka dari itu untuk pembuktian terjadinya fraud, perlu
upaya yang sistematis dan mendalam dalam upaya mengungkap kejahatan fraud
melalui audit investigatif.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 9 dari 72
Gambar 2.1: Pelaku Fraud
Dari gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa fraud bisa dilakukan siapa saja tanpa
melihat latar belakang demografis maupun psikologis dan tidak ada yang tampak
signifikan pada sikap pelakunya. Mereka tampak seperti orang baik-baik dan jujur.
Terkait keuangan Negara, TPK di Pemerintah Daerah bisa dilakukan oleh semata-mata
pihak eksekitif, yaitu Aparatur Sipil Negara (ASN) di daerah melainkan bisa melibatkan
anggota dewan, aparat penegak hukum dan pihak swasta yang menjadi rekanan
mencakup perusahaan-perusahaan dan anggota keluarga dari ASN atau anggota
dewan.
Penyebab Terjadinya Kejahatan Fraud
Seperti tindak kejahatan lain, fraud dapat disebabkan oleh tiga unsur sebagai berikut:
tekanan, kesempatan dan rasionalisasi atau justifikasi pembenaran dari perbuatan itu,
sebagaimana dapat dilihat dalam Gambar 2 berikut ini.
Profil seperti orang jujur
Tidak Berbeda Menurut: • Demografi atau • Karakteristik psikologis
Setiap Orang
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 10 dari 72
Penyebab Fraud
FRAUD
TRIANGLE
PRESSURE
OPPORTUNITY RATIONALISATION
Donald R Cressey
Gamabr 2.2: Penyebab Fraud
Pressure atau Tekanan Hidup
Yang membuat hidup menjadi tertekan adalah adanya kebutuhan mendesak dan pelaku tidak memiliki jalan untuk keluar dari permasalahan itu. Dari berbagai bentuk tekanan, ada tiga kategori yang dapat dijelaskan di sini
KEBUTUHAN MATERI SIFAT BURUK RASA KECEWA DI TEMPAT KERJA
• Gaya hidup melebihi kemampuan
• banyak hutang • kebutuhan tidak
terduga • tekanan istri / suami • kondisi lingkungan • kondisi keluarga
• penjudi • pemabok • narkoba • gemar dugem • royal • hidup boros
• kurang perhatian dari atasan
• suasana kerja yang buruk • hubungan buruk dengan
rekan kerja • tidak puas • terancam PHK
Gambar 2.3: Tekanan Hidup sebagai Penyebab Tindak Kejahatan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 11 dari 72
Kesempatan/ Opportunity
Selain tekanan hidup, kejahatan dalam bentuk fraud bisa disebabkan karena adanya
kesempatan dan peluang atau opportunity. Pelaku berasumsi bahwa fraud yang
dilakukannya, kecil kemungkinan untuk terdeteksi.
• Kontrol di instansi lemah (Lack of controls)
• Pelaksanaan kontrol tidak efektif (Ineffectively applied controls)
• Ketidakmampuan menilai kualitas kerja (Inability to judge the quality of work)
• Kurang disiplin (Lack of discipline)
• Kurang transparan (Lack of access to information)
• Sikap apatis dan masa bodoh (Ignorance or apathy)
• Tidak ada jejak tindaklanjut dari audit (There is no audit trail)
Rationalizations
Pelaku fraud berasumsi bahwa tindakannya bukan fraud, dan berdalih setiap orang
melakukannya. Saya hanya meminjam uang dan saya akan mengembalikannya
• Setiap orang melakukan fraud
• Saya tidak akan menyakiti setiap orang
• Dilakukan untuk tujuan yang baik
• Ini tidak berdampak secara serius
• Mereka meminjamkan kepada saya dan saya pantas membayar lebih
Faud dalam Undang-undang tipikor
Menurut UU Nomor 31 tahun 1999 jo. UU Nomor 20 Tahun 2001 pasal 13, ,
korupsi dirumuskan ke dalam 30 bentuk pidana korupsi yg dikategorikan dalam 7
kelompok:
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 12 dari 72
Kerugian keuangan Negara;
Suap-menyuap;
Penggelapan dalam jabatan;
Pemerasan;
Perbuatan curang;
Benturan kepentingan dalam pengadaan;
Gratifikasi
b. Pengertian Audit Investigatif
G. Jack Bologna and Robert J. Lindquist dalam bukunya yang berjudul:”Fraud Auditing
and Forensic Accounting, New Tools and Techniques, menyampaikan definisi audit
investigatif sebagai berikut:
“ Investigative Auditing involves reviewing financial documentation for a specific
purpose, which could relate to litigation support and insurance claims, as well as
criminal matters “
Definisi di atas dapat diartikan: kegiatan audit investigatif mencakup mengkaji ulang
dokumentasi keuangan untuk tujuan tertentu, yang dapat terhubung dengan dukungan
litigasi dan klaim asuransi, maupunmasalah criminal/kejahatan”
Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
Per/05/M.PAN/03/2008, audit investigatif didefinisikan sebagai:
“Proses mencari, menemukan, dan mengumpulkan bukti secara sistematis yang
bertujuan mengungkapkan terjadi atau tidaknya suatu perbuatan dan pelakunya
guna dilakukan tindakan hukum selanjutnya”
Definisi di atas tidak jauh berbeda dengan yang dikeluarkan oleh Peraturan Kepala BPKP
No.1314/K/D6/2012 ttg Pedoman Penugasan Bidang Investigasi yang menyatakan
bahwa:
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 13 dari 72
Audit Investigatif adalah proses mencari, menemukan dan mengumpulkan bukti secara sistematis yang bertujuan mengungkapkan terjadi atau tidaknya suatu penyimpangan dan pelakunya guna dilakukan tindakan hukum selanjutnya
Dalam upaya pencegahan korupsi di instansi pemerintah, audit investigstif memiliki
peran yang sangat penting. Oleh karena itu, APIP perlu dibekali keterampilan dan
pengetahuan terkait pelaksanaan audit investigatif di lingkungan kerja masing-masing
Audit Investigatif dilakukan oleh APIP atas dasar berbagai hal, yaitu:
Pengaduan masyarakat atas dugaan tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme
Pengembangan temuan-temuan audit reguler
Permintaan dariinstansi penyidik dalam penanganan kasus TPK
Permintaan dari instansi pemerintah non-penyidik/BUMN/BUMD untuk
menuntaskan kasus-kasus penyimpangan keuangan yang terjadi di unit kerjanya
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 14 dari 72
BUKU KERJA BAB II MENGENAL DASAR-DASAR AUDIT INVESTIGATIF
A. Tugas Teori I
Perintah : Jawablah soal di bawah ini dengan tepat
Waktu Penyelesaian : 20 menit
Soal :
1. Jelaskan pengertian dari AUDIT Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Per/05/M.PAN/03/2008
Jawaban:
“Proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan secara
independen, obyektif dan 14rauda tau14l berdasarkan standar audit, untuk menilai
kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektifitas, efisiensi, dan keandalan informasi
pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah
2. Sebutkan sekurang-kurangnya 3 jenis audit dan jelaskan masing-masing jenisnya!
Jawaban:
a. Audit keuangan atau audit laporan keuangan merupakan penilaian atas
suatu perusahaan atau badan hukum lainnya (termasuk pemerintah) sehingga dapat
dihasilkan pendapat yang independen tentang laporan keuangan yang relevan, akurat,
lengkap, dan disajikan secara wajar
b. Audit kepatuhan adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah
lembaga telah mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku,
baik yang ditetapkan oleh pihak intern instansi maupun nasional
c. Audit khusus adalah suatu bentuk audit yang dilakukan untuk tujuan-tujuan tertentu,
termasuk di dalamnya audit forensic atau audit investigatif yang akan menjadi topik
utama dalam pembahasan dalam moduli ini
3. Jelaskan pengertian Tindak Pidana Korupsi atau fraud menurut Undang-undang 31 Tahun 1999
Jawaban:
“Setiap orang yang secara melawan hukum memperkaya diri sendiri atau orang lain, atau suatu korporasi, yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara”
4. Jelaskan secara singkat 3 (tiga) penyebab 14rauda tau tindak pidana korupsi!
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 15 dari 72
Jawaban:
a. Tekanan hidup (presure) yang disebabkan oleh gaya hidup yang mewah, sifat buruk
dan suasana di tempat kerja yang buruk
b. Kesempatan, yaitu adanya peluang yang memungkinkan untuk mealkukan fraud
c. Rationalization, sikap yang permisif dalam melihat perilaku korup.
5. Sebutkan dan jelaskan pihak-pihak yang dapat terlibat dalam tindak pidana korupsi yang dilakukan di pemerintah daerah!
Jawaban:
a. ASN
b. Anggota dewan
c. Pihak penegak hukum
d. Rekanan berupa pihak swasta dan keluarga
6. Tuliskan definisi audit investigatif menurut Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor Per/05/M.PAN/03/2008.
Jawaban:
“Proses mencari, menemukan, dan mengumpulkan bukti secara sistematis yang bertujuan
mengungkapkan terjadi atau tidaknya suatu perbuatan dan pelakunya guna dilakukan
tindakan hukum selanjutnya
7. Jelaskan empat alasan mengapa audit investigatif harus dilakukan oleh Aparatur
Pengawas Internal Pemerintah (APIP)
Jawaban:
a. Pengaduan masyarakat atas dugaan tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme
b. Pengembangan temuan-temuan audit reguler
c. Permintaan dariinstansi penyidik dalam penanganan kasus TPK
d. Permintaan dari instansi pemerintah non-penyidik/BUMN/BUMD untuk menuntaskan
kasus-kasus penyimpangan keuangan yang terjadi di unit kerjanya
B. Tugas Teori II
Perintah : Buatlah deskripsi (100 kata) tindak pidana korupsi yang
biasa dilakukan di lingkungan pemerintah daerah tempat
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 16 dari 72
anda bekerja dengan menyebutkan jenis TPK, sebab-sebab
dilakukannya TPK, bagaimana TPK itu dilakukan, pihak-
pihak mana saja yang terlibat (tanpa menyebutkan nama)
dan dampaknya jika terus berlangsung
Waktu Penyelesaian : 30 menit
Tulis di sini atau di kertas terpisah
KASUS/DUGAAN TINDAK PIDANA KORUPSI YANG TERJADI DI KABUPATEN/KOTA
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 17 dari 72
Lembar Evaluasi Tugas Teori
Mengenal Dasar-Dasar Audit Investigatif
Tugas Teori 1
Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani.
No. Benar Salah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tugas Teori II
No. Kriteria Ya Tidak
1. Kasus yang dijelaskan
nyata
2. Penyebabnya diurai
secara rasional
3. Modusnya dijelaskan
singkat dan jelas
4. Pihak-pihak terkait diurai
dengan jelas
5. Dampak yang serius jika
dibiarkan diurai dengan
jelas
Apakah semua pertanyaan Tugas Teori Mengenal Dasar-Dasar Audit Investigatif dijawab dengan
benar dengan waktu yang telah ditentukan?
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 18 dari 72
YA
TIDAK
NAMA TANDA TANGAN
PESERTA .............................................. ...................................
PENILAI .............................................. ...................................
Catatan Penilai :
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 19 dari 72
BAB III
MERENCANAKAN AUDIT INVESTIGATIF
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Merencanakan Audit Investigatif
Seorang pengawas investigatif harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dan sikap
yang memadai dalam merencanakan dan melakukan audit investigatif, mengevaluasi bukti-
bukti kepatuhan pendokumentasian bukti-bukti dan transaksi yang melanggar hukum terkait
dengan sistem pengelolaan keuangan negara.
Dalam melaksanaan audit investigasi, APIP harus mampu mengarahkan audit ini untuk
menentukan kebenaran permasalahan melalui proses: - pengujian - pengumpulan dan -
pengevaluasian bukti-bukti yang relevan dengan perbuatan fraud/kecurangan guna
mengungkap adanya perbuatan fraud/subyek, identifikasi pelaku fraud/obyek, modus
operandi fraud/modus dan mengkuantifikasi nilai kerugian dan dampak yang ditimbulkan.
Pada diagram di bawah, informasi awal berupa dugaan TPK diperoleh melalui hasil audit
kepatuhan yang ditemukan atau yang dilaporkan oleh pihak ketiga. Kemudian APIP
melakukan penelaahan informasi. Apabila terdapat bukti kuat terkait TPK, maka langsung
diputuskan untuk melakukan audit investigatif. Dalam menyusun telaahan informasi awal,
APIP perlu melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Menyusun gambaran umum organisasi;
b. Menyampaikan indikasi bentuk-bentuk penyimpangan;
c. Membuat estimasi potensi kerugian negara yang terindikasi;
d. Menyusun Hipotesis;
e. Mengidentifikasi pihak-pihak yang diduga terkait;
f. Membuat rekomendasi penanganan;
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 20 dari 72
BAGAN ARUS PROSES AUDIT INVESTIGATIF
MULAI INFORMASI AWAL
PENELAAHAN INFORMASI
TAMBAHAN
INFORMASI
PENGUMPULAN TAMBAHAN INFORMASI
LAYAK AUDIT INVESTIGASI
TIDAK
YA
LAPORAN (NOTA DINAS)
TIDAK
SUSUN HIPOTESIS
SUSUN AUDIT PROGRAM
PENGUMPULAN BUKTI
YA
EVALUASI BUKTI REVISI
HIPOTESIS TERBUKTI
YA
TIDAK
LAPORAN
HASIL
AUDIT
INVESTIGA
SI.
YA
TIDAK
SELESAI
EXPOSE
Gambar 3.1 Bagan Arus Audit Investigasi
Namun apabila belum ditemukan alat bukti kuat, APIP harus mengumpulkan informasi
tambahan. Dari hasil penelahaan informasi dan informasi tambahan, diputuskan apakah
kasus dilanjutkan ke audit investigsi atau tidak perlu.
Jika keputusan penelaahan awal ini adalah perlu dilakukan audit investigasi, maka
proses audit investigasi harus dilakukan APIP sesuai prosedur yang tertera dalam
Gambar 3.1 di atas, yaitu:
Menyusun hipotesis
Menyusun rencana audit investigatif
Mengumpulkan bukti-bukti kejahatan
Mengevaluasi bukti-bukti
Memutuskan hasil investigasi
Melaporkan hasil audit investigasi
Seiring dengan langkah-langkah di atas, perlu dipertimbangkan juga pendekatan dalam
melakukan audit investigatif yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
Menganalisis data yang tersedia
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 21 dari 72
Sebelum memulai interview, data yang sudah tersedia harus dianalisis untuk
menentukan fakta apa yang perlu diketahui dari data tersebut
Membuat hipotesis
Hipotesis merupakan skenario “terburuk”
Menguji hipotesis, penguian hipotesis bisanya menggunakan skenario “Apa yang
terjadi jika.......”
Menyaring dan merubah hipotesis
1. Merumuskan Hipotesis Rinci
Sebelum membahas hipotesis rinci yang membutuhkan pemahaman mendalam dari
berbagai aspek audit investigasi, ada baiknya kita membahas apa itu hipotesis.
Hipotesis adalah:
keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks
pernyataan sementara yang bersifat prediksi dari hubungan antara dua atau lebih
variabel (Bahan ajar AI BPKP, Samarinda 26 Agustus 2019)
Antoni dalam bahan ajarnya menyatakan bahwa: hipotesis yang baik harus menunjukan
fakta dan proses kejadian, sebab dan dampak dari penyimpangan, dan pihak terlibat
yang bertanggung jawab.
Merumuskan hipotesis dalam audit investigasi merupakan keterampilan wajib karena
tanpa adanya hipotesis atau kurang akuratnya membuat hipotesis awal ini akan
menentukan kualitas perencanaan, pelaksanaan dan hasil audit investigatif.
Tujuan Dibuatnya Hipotesis
Memberikan batasan serta mempersempit ruang lingkup audit
Menyiagakan auditor terhadap semua fakta dan hubungan antar fakta yang telah teridentifikasi
Sebagai alat yang sederhana dalam membangun fakta-fakta yang tercerai berai tanpa koordinasi dala suatu kesatuan penting dan menyeluruh
Sebagai panduan alam pengujian serta penyesuaian fakta dan antar fakta
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 22 dari 72
Ciri-Ciri Hipotesis yang Baik
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk menghasilkan suatu hipotesis yang
baik. Menurut Moh. Nazir, setidaknya ada 6 ciri-ciri hipotesis yang baik, adalah yaitu
harus:
1. Menyatakan hubungan
2. Sesuai dengan fakta
3. Berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya ilmu pengetahuan
4. Dapat diuji
5. Sederhana
6. Bisa menerangkan fakta
Dengan demikian, untuk membuat sebuah hipotesis yang baik, seorang penyidik harus
mempertimbangkan fakta-fakta yang relevan, masuk akal dan tidak bertentangan
dengan hukum yang berlaku. Selain itu, hipotesis juga harus bisa diuji sebagai langkah
verifikasi dalam penyelidikan/penyidikan.
Untuk melihat hubungan antara aspek-aspek terkait dalam tindak kejahatan fraud ini,
perlu melihat system klasifikasi fraud dan penyalahgunaan kerja atau Occupational
Fraud and Abuse classification System di bawah ini
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 23 dari 72
Gambar 3.2 Sistem Klasifikasi Penyalahgunaan dan Fraud Jabatan (Occupational Fraud and Abuse classification System)
Dalam Sistem Klasifikasi Penyalahgunaan dan Fraud dalam Jabatan terdapat tiga jenis
kejahatan utama yaitu:
Korupsi
Perekayasaan Aset (asset misappropriation) dan
Pernyataan Kecurangan (fraudulent statement).
a. Korupsi
Dalam kategori Korupsi, yang disebabkan oleh konflik kepentingan (conflict of interest),
terjadinya Suap (bribery), dan pemberian gratifikasi tidak resmi (illegal gratuities), dan
pemerasan ekonomi (economic extortion) terhadap penyedia jasa.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 24 dari 72
Skema pembelian dan penjualan
Konflik kepentingan terjadi jika harapan berbeda dengan konsdisi nyata. Praktek umum
yang biasa pelaku korupsi lakukan adalah merekayasa skema pembelian (purchasing
scheme) dengan menyusun rencana penggelumbungan tagihan kepada penyedia
barang/jasa dan mengambil jumlah yang digelembungkan pada saat tagihan disampaikan
ke kantornya.
Selain skema pembelian, pelaku juga bisa melakukan penggelembungan penjualan (sales
scheme) yaitu dengan menyerahkan slip tagihan pribadi kepada lembaga untuk diganti
sebagai pengeluaran lembaga atau ketika pejabat menggunakan kartu kredit instansi
untuk kepentingan pribadi.
Suap
Suap dilakukan supaya apa yang diinginkan sesorang dari pejabat terlaksana dengan
memberikan uang atau bentuk lain sebagai pelicin. Bentuk-bentuk suap bisa berupa
invocice kickback, yaitu bentuk suap yang dinegosiasikan oelh penyedia barang/jasa
dengan pejabat berwenang dimana komisi dibayarkan, biasanya di muka atau sebelum
proyek mulai, kepada pejabat tersebut untuk memperoleh fasilitas, kemudahan atau
keringanan dalam kasus pelanggaran hukum.
Bentuk lainnya berupa pengaturan pemenang lelang (bid rigging), yaitu beberapa calon
penyedia jasa berkolusi dengan pejabat berwenang untuk ikut lelang namun
pemenangnya sudah ditentukan duluan melalui negosiasi bagi-bagi komisi dari uang
proyek yang dimenangkan oleh salah satu vendor.
Gratifikasi Ilegal (Illegal Gratuities)
Pemberia atau hadiah yang merupakan bentuk terselubung dari penyuapan. Dalam
kasus yang lazim terjadi di Indonesia, bentuk gratifikasi ini bisa berupa hadiah
pernikahan, kenaikan pangkat atau hadiah ulang tahun pejabat yang bersangkutan.
Pemerasan ekonomi (Economic Extortion)
Bentuk suap lainnya adalah pemerasan ekonomi (Economic Extortion), yang dilakukan
pejabat berwenang menuntut pembayaran dari penyedia barang/jasa untuk
mempengaruhi atau membuat keputusan dari instnasi/lembaga pemerintah yang
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 25 dari 72
menguntungkan penyedia bara/jasa tersebut. Penuntutan kepada penyedia barang/jasa
ini biasanya berupa ancaman dari pejabat/instansi untuk memperoleh hal berharga
seperti uang atau asset lainnya atau informasi yang bermanfaat bagi si perpetrator.
Penolakan terhadap tuntutan pejabat itu bisa berakibat bahaya atau mengakibatkan
kerugian besar kepada penyedia barang/jasa
b. Pengambilan Aset Secara Illegal (Asset Misappropriation)
Pengambilan aset secara illegal biasa dilakukan oleh pejabat berwenang pada saat dia
mengelola atau mengawasi aset tersebut. Penggelapan aset bisa dilakukan dengan dua
cara atau dua sumber, yaitu sumber tunai/aset lancar (cash) dan sumber non-cash atau
asset tidak lancar. Contoh dari sumber tunai/aset lancar yang dapat digelapkan adalah
kas, piutang, utang dan lain sebagainya.. Sedangkan contoh aset tidak lancar yang
dapat digelapkan adalah inventori, peralatan kantor dan lain sebagainya. Dalam
Gambar 3.2 diuraikan bentuk-bentuk turunan pencurian aset lancar lainnya seperti
pembayaran yang dipalsukan, skimming (pemalsuan data keuangan) yang bisa anda
akses pada www.acfe.com
c. Fraudulent Statement
Fraudulent statement merupakan bentuk manipulasi laporan keuangan maupun non
keuangan. Pada laporan keuangan ini berupa salah saji (misstatement baik
overstatement maupun understatements). Biasanya para pelaku fraud bisa
mememanupulasi laporan kuangannya dari akun aset atau pendapatan yang terlalu
tinggi dan sebaliknya bisa menyampaikan jumlah aset atau pendapatan lebih rendah
dari yang sebenarnya. Pada laporan non-keuangan biasanya pelaku akan memberikan
penyampaian menyesatkan, lebih bagus dari pada yang sebenarnya dan sering kali
merupakan pemalsuan atau pemutarbalikan keadaan.
a. Merumuskan Hipotesis Awal
Dalam hipotesis awal diungkap aspek-aspek yg terkait dengan fraud/tindak kecurangan,
yang mencakup:
a. Apa yang menjadi masalah, ada indikasi fraud apa dalam organisasi;
b. Siapa, yang diduga sebagai pelaku indikasi fraud;
c. Dimana, indikasi fraud dianggap terjadi
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 26 dari 72
d. Bilamana indikasi fraud terjadi;
e. Bagaimana indikasi fraud terjadi.
Segera setelah data awal diperoleh terkait apa yang terjadi pada instansi, hipotesis awal
dibuat dengan scenario “terburuk” jika ini tidak diungkap. Skenario ini dibuat
berdasarkan pernyataan dari pelapor/laporan, APIP harus menentukan hasil terburuk
dari kasus ini. Misalnya pejabat terkait memperoleh kickback dari penyedia barang/jasa
untuk mengarahkan pemenangan selalu pada penyedia tertentu.
APIP dapat menciptakan hipotesis awal untuk dugaan TPK khusus apapun ( misalnya
suap, pemalsuan, konflik kepentingan atau pencaplokan asset).
b. Menguji hipotesis awal
Ketika APIP selesai membuat hipotesis awal, ia harus mengujinya dengan mencari dan
mengumpulkan informasi baru atau dengan membetulkan dan mengintegrasikan
informasi yang ada. Menguji hipotesis mencakup scenario:”Apa yang terjadi jika ….” .
Misalnya jika dugaannya adalah ”Berdasarkan pernyataan laporan/pelapor bahwa
pejabat yang bernama Yazid telah menerima suap dari penyedia jasa A. APIP akan
menguji hipotesis ini dengan melihat fakta-fakta sebagai berikut:
Penyedia barang/jasa A berkali-kali menang lelang
Meskipun kualitas barang/jasa rendah, proyek berulang-ulang selama kurun waktu yang lama
Pejabat tersebut memiliki hubungan pribadi dengan penyedia jasa
Pejabat tersebut memiliki kekuasaan untuk mengarahkan pemenang lelang kepada penyedia tertentu
Gaya hidup pejabat tersebut memiliki gaya hidup glamor dengan kekayaan di luar gaji/penghasilannya yang normal
APIP dapat dengan sigap mencari fakta terkait dugaan suap tersebut. Ia bisa
memastikan kecurangan dengan membandingkan proposal penyedia barang/jasa A
dengan proposal-proposal dari penyedia jasa lain. Ia juga bisa mengcek apakah kualitas
barang/jasa sebanding dengan yang tertulis. Ia juga mengecek apakah ada hubungan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 27 dari 72
special anta vendor dengan pejabat itu (kekerabatan atau asmara) melalui observasi
atau wawancara tertutup/rahasia. Ia juga bisa mengecek kemampuan pejabat Yazid
dalam mengarahkan pemenang lelang kepada penyedia yang diinginkannya dengan
melibatkan siapa saja yang dilibatkan dalam proses pembuatan keputusan hasil lelang.
Selain itu dia juga bisa mempelajari gaya hidup si pejabat itu dengan mengecek
dokumen public terkait kepemilikan rumah atau kendaraannya.
c. Mempertajam dan mengubah hipotesis
Setelah melakukan pengujian hipotesis, namun APIP memutuskan bahwa kasusnya
tidak bisa dibuktikan, maka ia harus terus menerus memperbaiki dan mengujinya
dengan fakta yang sudah ada. Contoh, APIP menguji penyedia jasa/barang A menyuap
pejabat Yazid, namun faktanya tidak mendukung adanya skema penyuapan, dia harus
menrevisi dan menguji ulang hipotesis itu.
Pada dasarnya, menyusun hipotesis rinci tidak jauh berbeda dengan menyusun
hipotesis biasa. Perbedaannya adalah berupa pengembangan dari hipotesis awal
dengan menambah kelengkapan kronologis, peristiwa pelanggaran tindakan pidana
korupsi, pasal-pasal yang dilanggar serta tuntutan pidananya dan alat bukti yang
mendukung tindakan melanggar hukum tadi.
Setelah melakukan pengujian hipotesis, namun APIP memutuskan bahwa kasusnya
tidak bisa dibuktikan, maka ia harus terus menerus memperbaiki dan mengujinya
dengan fakta yang sudah ada. Contoh, APIP menguji penyedia jasa/barang A menyuap
pejabat Yazid, namun faktanya tidak mendukung adanya skema penyuapan, dia harus
menrevisi dan menguji ulang hipotesis itu.
2. Menyusun Rencana Program Audit Investigatif
Program audit investigasi disusun berdasarkan dugaan kuat adanya TPK fraud melalui
pengujian hipotesis yang memuat fakta-fakta/bukti-bukti kuat yang mengandung
penyimpangan. Jika ini terjadi, Ketua Tim Auditor harus menanggapi secara tepat dan
cepat. Pada tahap awal, waktu menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa
instansi/tim auditor merespon keras kegiatan yang terkait TPK secara efektif dan efisien
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 28 dari 72
dan harus menyusun rencana jelas yang menekankan pentingnya merespon isu-isu TPK,
sehingga menjadi preseden baik buat upaya pencegahan korupsi.
Rencana AI untuk merespon kecurangan/fraud ini berisi jabaran dari tindakan-tindakan
yang harus diambil oleh setiap pejabat di instansi pemerintah jika ada dugaan fraud
muncul. Oleh karena setiap fraud berbeda, maka rencana untuk meresponnya tidak
boleh secara umum menguraikan bagaiman langkah-langkah pengujiannya,akan tetapi
rencana itu harus membantu organisasi mengelola respon itu dan menciptakan
lingkungan untuk mencegah/mengurangi resiko munculnya fraud dan memaksimalkan
potensi setiap pejabat untuk sukses. Selain itu, recana AI harus mendorong menajemen
untuk merespon tindakan-tindakan fraud yang terdeteksi dan dicurigai dengan cara
yang konsisten dan komprehensif. Dengan memiliki Rencana AI yang tertata,
manajemen mengirim pesan bahwa fraud akan ditangani secara serious. Ini juga harus
menjadi pedoman pelaksanaan penindakan jika potensi fraud teridentifikasi dan
dilaporkan.
Instansi yang tidak memiliki rencana penanganan fraud mungkin tidak bisa
menyelesaikan masalah itu secara tepat dan malah menyebabkan bahaya yang lebih
besar disbanding instansi yang memiliki rencana. Sebaliknya instansi yang memiliki
rencana respon terhadap fraud akan menempatkan organisasi itu pada posisi terbaik
dalam merespon fraud secara efektif dan efisien.
Masing-masing hipotesis penyimpangan diuraikan lebihlanjut kedalam langkah-langkah
audit yang akan dilaksanakan berikut siapa yang akan melaksanakan dan rencana waktu
yang disediakan untuk pelaksanaannya.
Dalam hipotesis tergambar jenis bukti yang harus diperoleh dan sumber buktinya. Oleh
karena itu, penyusunan program audit diarahkan untuk dapat mengumpulkan bukti-bukti
yang diperlukan dalam mengungkapkan setiap hipotesis penyimpangan.
3. Menyiapkan Kebutuhan Sumber Daya Audit Investigatif
Untuk mejamin efektifitas pelaksanaan audit investifatif, ketersedian sumber daya yang
memadai dan dibutuhkan harus dipertimbangkan dan dipersiapkan dengan matang.
Sumber daya audit investigatif mencakup ketersedian SDM, peralatan dan bahan berupa
perangkat komputer, dan dokumen, dan lain sebagaimnya.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 29 dari 72
a. Sumber Daya Manusia
Pertimbangan hukum putusan MK Nomor: 31/PUU-X/2012 tanggal 23 Oktober 2012,
Pasal 49 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2012 menyebutkan bahwa:
”… BKPP, Inspektorat Jenderal dan APIP lainnya sebagai aparat pengawasan intern pemerintah, dan salah satu tugas dari pengawasan intern itu termasuk audit investigatif….”
Secara ideal, seseorang yang ditugaskan untuk melakukan tugas audit nvestigatif adalah
APIP yang memiliki Certified Forensic Auditor (CFrA) yang dikeluarkan oleh Lembaga
Sertifikasi Auditor Forensik, Jakarta.
b. Sumber daya IT
Pekerjaan audit forensik berkaitan erat dengan berbagai kegiatan anlisis yang luas yang
dilakukan oleh seorang auditor. Alur kerjanya secara khusus mencakup pengujian urusan
keuangan dari suatu organisasi dan seringkali terkait dengan kegiatan kecurangan.
Kegiatan ini mencakup keseluruhan proses penyelidikan termasuk menjadi peran saksi
ahli di pengadilan. Salah satu sumber penting dalam era digital sekarang ini adalah
forensic computer.
4. Penyiapan Administrasi Penugasan APIP
APIP sebagai suatu entitas organisasi di sektor publik memiliki tiga tingkat, yaitu
pengendali teknis, ketua tim dan anggota tim. Pengendali teknis memiliki tugas dan
fungsi manajerial yang mengendalikan ketua-ketua tim dalam melaksanakan tugasnya.
Sedangkan ketua tim memiliki tugas teknis yang biasanya memiliki anggota tim sebanyak
3-5 orang. Ketua tim ini akan membagi-bagikan tugas audit investigatif ke masing-masing
anggota sesuai dengan keahlian dan kompleksitas dari masing-masing anggota tim.
Prosedur penugasan dalam melaksanakan audit investigatif sama dengan prosedur audit
secara umum. Berikut hal-hal penting yang harus dperhatikan terkait penugasan audit
investigatif.
a. Mandat Penugasan Audit Investigatif
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas peraturan
Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, di salah satu uraian Pasal
11A , Ayat (1) menyatakan:
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 30 dari 72
“Inspektorat Daerah provinsi melaksanakan pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten/kota.”
Terkait penugasan audit investigatif, dalam PP yang sama dinyatakan dalam pasal 11
huruf c, yaitu:
“Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan dari gubernur dan/atau menteri; “
Pada pasal 11B dari PP yang sama menyatakan :
“Dalam hal terdapat [otensi penyalahgunaan wewenang dan/atau kerugian keuangan Negara/daerah, inspektorat daerah provinsi melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (5) huruf c tanpa menunggu penugasan dari gubernur dan/atau menteri.”
Audit investigatif merupakan audit yang tidak berdiri sendiri, namun terkait dengan
peristiwa-peristiwa yang menuntut adanya pembuktian litigasi. Maka dari itu, penugasan
terhadap dilakukannya audit investigatif harus berdasarkan pada peristiwa sebagai
berikut :
Pengembangan hasil audit operasional, jika terdapat temuan berupa indikasi
perbuatan melanggar hukum
Pengaduan masyarakat
Permintaan instansi penyidik
Permintaan pimpinan objek penugasan
b. Pedoman Penentuan Penugasan
Pedoman ini ditujukan untuk memfasilitasi penugasan audit investigatif dari dasar
penugasan yang berbeda-beda.
1) Tindak lanjut dari temuan audit operasional
Penugasan yang berdasar pada temuan audit berupa indikasi perbuatan melanggar
hukum dari pengembangan hasil audit operasional, perlu mengikuti langkah-langkah
atau pedoman umum sebagai berikut:
• Ekspose internal BidangTeknis & Investigasi
• Koordinasi dengan APIP terkait untuk peroleh mandat
• Minta izin pimpinan daerah
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 31 dari 72
Penugasan yang berasal dari pengaduan masyarakat baik tertulis, lisan maupun
elektronik, langkah-langkah atau pedoman umum penugasannya adalah sebagai
berikut:
• Penelaahan mengenai 5W1H atau 3W
• Hasil penelaahan disampaikan ke APH
• Dibuat risalah dan diikuti
permintaan tertulis
2). Permintaan instansi penyidik
Ini dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan telaahan dan/atau Ekspose dan dibuat
Risalah Hasil Ekspose mengenai kecukupan informasi
Permintaan pimpinan objek penugasan
• Telaah dan/atau Ekspose dan dibuat Risalah Hasil Ekspose
• Menyampaikan secara tegas konsekuensi tindak lanjut jika ada indikasi kerugian
keuangan negara
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Merencanakan Audit Investigatif
1. Merumuskan hipotesis rinci.
2. Menyusun Program Audit investigatif
3. Menyiapkan Kebutuhan sumber daya (sdm, alat, dana, dll)
4. Menyiapkan administrasi penugasan
C. Sikap yang Diperlukan dalam merencanakan audit investigatif
1. Menerapkan perumusan Hipotesis rinci sesuai SOP.
2. Menerapkan penyusunan Program Audit investigatif sesuai SOP
3. Menerapkan penyiapan Kebutuhan sumber daya (sdm, alat, dana, dll) sesuai SOP
4. Menerapkan Penyiapan administrasi penugasan sesuai SOP
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 32 dari 72
BUKU KERJA
MERENCANAKAN AUDIT INVESTIGATIF
A. Tugas Teori I
Perintah : Jawablah soal di bawah ini dengan tepat
Waktu Penyelesaian : 20 menit
Soal :
1. Apabila seorang APIP ditugaskan untuk melakukan audit investigasi terkait kasus/dugaat
TPK, ia harus segera menyusun telaahan informasi awal. Sebutkan 6 jenis informasi awal
apa saja yang harus ia telaah
Jawaban:
a. Menyusun gambaran umum organisasi;
b. Menyampaikan indikasi bentuk-bentuk penyimpangan;
c. Membuat estimasi potensi kerugian negara yang terindikasi;
d. Menyusun Hipotesis;
e. Mengidentifikasi pihak-pihak yang diduga terkait;
f. Membuat rekomendasi penanganan;
2. Jelaskan faktor yang mempengaruhi dilanjutkan tidaknya ke audit investigatif !
Jawaban: Apabila belum ditemukan alat bukti kuat, APIP harus mengumpulkan informasi tambahan. Dari hasil penelahaan informasi dan informasi tambahan, diputuskan apakah kasus dilanjutkan ke audit investigsi atau tidak perlu.
3. Jelaskan langkah-langkah atau prosedur yang perlu dilakukan APIP, jika keputusan penelaahan awal ini adalah perlu dilakukan audit investigasi, maka proses audit investigasi
Jawaban:
1. Menyusun hipotesis
2. Menyusun rencana audit investigatif
3. Mengumpulkan bukti-bukti kejahatan
4. Mengevaluasi bukti-bukti
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 33 dari 72
5. Memutuskan hasil investigasi
6. Melaporkan hasil audit investigasi
4. Jelaskan definisi hipotesis yang anda ketahui
Jawaban:
a. Keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks
b. Pernyataan sementara yang bersifat prediksi dari hubungan antara dua atau lebih variabel
5. Sebutkan 4 tujuan dari pembuatan hipotesis awal!
Jawaban:
a. Menyatakan hubungan b. Sesuai dengan fakta c. Berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya ilmu pengetahuan d. Dapat diuji e. Sederhana
6. Jelaskan apa yang menjadi pembeda antara hipotesis awal dengan hipotesis rinci!
Jawaban:
Secara umum sama, hanya menambah kelengkapan kronologis, peristiwa pelanggaran
tindakan pidana korupsi, pasal-pasal yang dilanggar serta tuntutan pidananya dan alat
bukti yang mendukung tindakan melanggar hukum tadi.
7. Jelaskan tujuan dari penyusunan renacana audit investigatif!
Jawaban:
Rencana AI disusun untuk merespon kecurangan/fraud ini berisi jabaran dari tindakan-
tindakan yang harus diambil oleh setiap pejabat di instansi pemerintah jika ada dugaan
fraud muncul. Oleh karena setiap fraud berbeda, maka rencana untuk meresponnya tidak
boleh secara umum menguraikan bagaiman langkah-langkah pengujiannya, akan tetapi
rencana itu harus membantu organisasi mengelola respon itu dan menciptakan lingkungan
untuk mencegah/ mengurangi resiko munculnya fraud dan memaksimalkan potensi setiap
pejabat untuk sukses.
8. Jelaskan dua jenis sumber daya audit investigati yang diperlukan dalam proses audit!
Jawaban:
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 34 dari 72
a. Sumber daya manusia menurut BKPP, Inspektorat Jenderal dan APIP lainnya sebagai aparat pengawasan intern pemerintah, dan salah satu tugas dari pengawasan intern itu termasuk audit investigatif yang bersertifikat b. Sumber daya IT: Pekerjaan audit forensik berkaitan erat dengan berbagai kegiatan anlisis yang luas yang dilakukan oleh seorang auditor. Alur kerjanya secara khusus mencakup pengujian urusan keuangan dari suatu organisasi dan seringkali terkait dengan kegiatan kecurangan.
9. Sebutkan dan jelaskan dasar dari penugasan pelaksanaan audit investigatif
Jawaban:
a. Pengembangan hasil audit operasional, jika terdapat temuan berupa indikasi
perbuatan melanggar hukum
b. Pengaduan masyarakat
c. Permintaan instansi penyidik
d. Permintaan pimpinan objek penugasan
10. .Sebutkan dan jelaskan 3 langkah an pelaksanaan audit investigatif yang berasal dari
pengaduan masyrakat!
Jawaban:
• Penelaahan mengenai 5W1H
atau 3W
• Hasil penelaahan disampaikan
ke APH
• Dibuat risalah dan diikuti
permintaan tertulis
B. Tugas Teori II
Perintah : Dari kasus yang anda jelaskan di Bab I, buatlah deskripsi
terkait haL-hal yang akan dimasukan ke dalam dokumen
rencana sederhana untuk melakukan audit investigatif
Waktu Penyelesaian : 30 menit
Tulis di sini atau di kertas terpisah
URAIAN HAL-HAL YANG AKAN DIMASUKAN KE DALAM RENCANA AUDIT INVESTIGATIF
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 35 dari 72
Lembar Evaluasi Tugas Teori
Mengenal Dasar-Dasar Audit Investigatif
Tugas Teori 1
Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani.
No. Benar Salah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8
9
10
Tugas Teori II
No. Kriteria Ya Tidak
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 36 dari 72
1. Kasus jelas
2. Menmbahas penyaiapan
APIP
3. Menyiapkan sumber daya
Apakah semua pertanyaan Tugas Teori Mengenal Dasar-Dasar Audit Investigatif dijawab dengan
benar dengan waktu yang telah ditentukan?
YA
TIDAK
NAMA TANDA TANGAN
PESERTA .............................................. ...................................
PENILAI .............................................. ...................................
Catatan Penilai :
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 37 dari 72
TUGAS PRAKTEK MERENCANAKAN AUDIT INVESTIGATIF
A. Tugas Praktik 1 Merencanakan audit investigatif
Waktu pengerjaan : 30 Menit
1. Abstraksi:
Berdasrkan kasus yang dibuat di Bab I dan tugas teori di atas, buatlah rencana audit investigatif berupa dokumen rencana audit invetigatif yang mencakup:
a. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Jud
ul kegiatan Audit Investigatif
b. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------- De
skripsi singkat kasus yang ditangani
c. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Me
mbuat hipoteisis awal
d. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Ke
butuhan akan sumber daya
e. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Sur
at penugasan
2. Kiteria penilaian
No
Kriteria
Unjuk Kerja
Poin-Poin Yang Dinilai YA
TDK
K BK
1 Merum
uskan
hipotesi
s rinci.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- H
ipotesis disusun sesuai bukti2 baru
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- M
enggunakan format yg sesuai
2 Menyus
un
Progra
m Audit
investig
atif
Dilengkapi oleh fasilitator
3 Menyia
pkan Kebutu
han sumber
daya (sdm,
alat,
dana, dll)
sda
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 38 dari 72
4 Menyia
pkan
adminis
trasi
penuga
san
sda
BAB IV
MELAKSANAKAN PROSEDUR AUDIT INVESTIGATIF
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melaksanakan Audit Investigatif
Audit investigatif harus dilaksanakan berdasarkan prosedur /standar pelaksanaan audit
investigatif, yaitu:
Dilakukan oleh auditor yang kompeten dan memiliki integritas dan indepedensi
yang memadai.
Setiap perkembangan dari pelaksanaan audit harus dipantau dan dikendalikan
oleh supervisor yang selalu mengkomunikasikan perkembangan audit secara
berkala kepada pejabat yang berwenang
Tim audit investigasi harus menjaga kerahasiaan dari setiap temuan dan barang
bukti yang diperoleh dan hanya didistribusikan kepada pejabat yang berwenang
Oleh karena peran bukti begitu pentingnya dalam audit ini, maka para calon auditor
investigatif perlu memahami dulu apa itu bukti audit, teknik pengumpulan bukti, teknik
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 39 dari 72
mengevaluasi bukti dan teknik komunikasi efektif dalam mengumpulkan dan menggali
bukti.
1. Pemahaman Bukti Audit Investigatif
Bukti merupakan unsur mendasar dan paling penting dalam kegiatan audit
investigatif. Tanpa bukti tidak ada kasus.
“Without evidence, there is no case”
Bukti dapat didefinisikan sebagai:
a. Segala informasi yang dapat digunakan oleh auditor dalam rangka
menyatakan pendapatnya (Arens & Loebbeccke)
b. Sesuatu yang dapat membuktikan (Lawrence B. Sawyer)
c. Evidence is all means by which an alleged matter of fact is establish or
disproved (George A Manning)
d. Suatu hal atau peristiwa yang cukup untuk memperlihatkan kebenaran
suatu hal atau peristiwa (Kamus Umum Bahasa Indonesia)
Batasan bukti dalam audit investigatif ini harus ketat karena alasan sebagai berikut:
Bukti-bukti dikumpulkan dengan tujuan untuk mendukung pembuktian tindakan
pidana korupsi di pengadilan.
Seriusnya dampak yang akan dihadapi oleh pihak-pihak yang terlibat dan
bertanggung jawab dalam kejadian kecurangan tersebut.
Di samping itu auditor dapat pula menghadapi tuntutan hukum dari pihak yang
merasa dirugikan akibat kesalahan auditor yang mengambil simpulan dari fakta-
fakta yang tidak lengkap
Pengumpulan bukti dan evaluasi bukti audit investigasi harus mengacu pada unit
kompetensi Pengumpulan Bukti dan Evaluasi Bukti yang berisi pengetahuan, keterampilan
dan/atau keahlian, serta sikap kerja meliputi dua elemen kompetensi berikut:
a. Melakukan Pengumpulan Bukti dengan uraian kriteria unjuk kerja beikut:
Persiapan pengumpulan bukti
Teknik pengumpulan bukti
Pengorganisasian bukti
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 40 dari 72
b. Melakukan Evaluasi Bukti dengan uraian kriteria unjuk kerja beikut:
Mengklasifikasikan bukti-bukti yang telah dikumpulkan
Melaksanakan teknik evaluasi bukti
Membuat simpulan evaluasi bukti
Dalam melakukan persiapan pengumpulan bukti, penyidik harus mampu menjalankan
setiap langkah kerja sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi jenis-jenis bukti yang akan dikumpulkan sesuai dengan program
audit . Jenis bukti secara umum dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu: bukti
dokumen, bukti kesaksian dan bukti pengakuan
2. Mengidentifikasi sumber-sumber informasi sesuai permasalahan yang akan
dibuktikan
3. Mencari, menentukan dan menerapkan teknik-teknik pengumpulan bukti yang tepat
sesuai dengan permasalahan yang telah diidentifikasi (sesuai yang dibahas di
Subbab sebelumnya)
4. Menentukan tahapan proses pengumpulan bukti
Aturan Bukti
Bukti-buti yang akan dikumpulkan harus memenuhi 3 aturan bukti, yang biasa disebut
sebagai “rekocuma” yang merupakan akronim dari kata relevan, kompeten, cukup dan
material.
Relevan
Bukti audit dikatakan relevan, apabila bukti tersebut secara logis mempunyai hubungan
dengan masalah, mendukung atau menguatkan pendapat atau argumen yang
berhubungan dengan tujuan dan simpulan audit.
Kompeten
Bukti audit dikatakan kompeten, apabila bukti tersebut sah dan dapat diandalkan untuk
menjamin kesesuaiannya dengan fakta. Bukti yang sah adalah bukti yang memenuhi
persyaratan hukum dan undang-undang. Bukti yang dapat diandalkan berkaitan dengan
sumber dan cara memperoleh bukti audit itu sendiri.
Cukup Material
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 41 dari 72
Bukti audit yang cukup berkaitan dengan jumlah bukti yang dapat dijadikan dasar untuk
menarik suatu simpulan audit.
2. Teknik-Teknik Pengumpulan Bukti-Bukti Audit Investigatif
Sebelum melakukan pengumpulan bukti-bukti, tim auditor perlu melakukan
pembicaraan pendahuluan dengan manajemen puncak pihak entittas yang akan
diaudit/auditan untuk menjelaskan tujuan audit investigatif yang akan dilakukan,
mendapatkan informasi tambahan dari top manajemen, dan menciptakan suasana yang
dapat menunjang kelancaran pelaksanaan tugas dan guna mendapatkan dukungan dari
manajemen puncak entitas tersebut. Pembicaraan pendahuluan ini harus dilakukan
meskipun manajemen puncak diduga juga terlibat dalam kasus yang akan diperiksa
dengan tetap berpegang pada azas praduga tak bersalah.
Setelah melakukan pembicaraan pendahuluan, auditor perlu melakukan pengumbulan
bukti-bukti yang akan mendukung dalam pembuktian tindak pidana korupsi di
persidangan dengan menerapkan teknik-teknik pengumpulan bukti yang sesuai.
a. Teknik-teknik pengumpulan bukti-bukti audit investigatif
Ada tujuh (7) teknik pengumpulan bukti yang lazim diterapkan dalam mengumpulkan
bukti:
1) Physical examination (pemeriksaan/pengujian fisik)
Meyakinkan keberadaan atau kondisi suatu benda berwujud atau kertas berharga
sesuai dengan yang seharusnya. Selalu memberikan informasi dengan tidak pernah
berbohong. Teknik audit ini dapat dilakukan
terhadap kas, persediaan, aset tetap, kertas berharga dan lainnya
2) Confirmation (konfirmasi)
Meminta penegasan dari pihak-pihak yang mengetahui atau relevan untuk meyakinkan
bahwa informasi tertentu yang telah dimiliki auditor forensik benar dan
akurat.Informasi yang diperoleh dari hasil konfirmasi harus diuji silang dengan hasil
pengujian lainnya.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 42 dari 72
3) Documentation (pemeriksaan dokumen)
Documentation adalah pengujian yang dilakukan auditor atas dokumen dan catatan
auditi. Dokumen tersebut bisa berupa bukti-bukti transaksi seperti kuitansi, faktur,
kontrak, berita acara, sertifikat, catatan atau pembukuan dan bukti-bukti tertulis
lainnya. Termasuk catatan dan rekaman komputer atau digital. Vouching yaitu
pengujian keberadaan data transaksi yang ada dalam laporan atau informasi lain atau
catatan/akuntansi dengan dengan bukti-bukti pendukungnya. Tracing (penelusuran)
yaitu dengan menguji apakah setiap transaksi yang ditemukan, berdasarkan dokumen
atau data lainnya, telah dicatat, dilaporkan atau disajikan dalam bentuk informasi lain
dengan lengkap dan benar.
4) Analytical procedures (prosedur analitikal)
Prosedur analitik digunakan untuk mencari indikasi adanya kelainan atau
penyimpangan tertentu atau membuat simpulan tentang suatu tindakan, keadaan,
kejadian yang terjadi. Dalam prosedur analisis ini anda dapat menerapkan dua
pendekatan yaitu perbandingan dan penerapan rumus-rumus tertentu. Pembandingan
yaitu membandingkan beberapa data yang sama dari sumber yang berbeda atau data
yang berbeda dari sumber sama atau membandingkan data atau fakta tentang
tindakan, keadaan atau kejadian yang ditemukan dengan ketentuan atau peraturan
yang berlaku. Sedangkan dalam menerapkan rumus atau formula tertentu, anda
harus melihat hubungan antar fakta.
5) Inquiries of the client (wawancara)
Permintaan keterangan/wawancara dilakukan tertulis ataupun lisan. Teknik ini dapat
dilakukan kepada pihak ketiga atau saksi dan bisa juga dilakukan kepada orang yang
diduga terlibat atau pelaku.
Keterangan yang diperoleh dari teknik audit ini biasanya tidak dapat digunakan
sebagai simpulan, tapi digunakan sebagai bukti audit untuk memperkuat bukti yang
diperoleh dengan lainnya yang berkesesuaian
6) Reperformance (penghitungan kembali)
Penghitungan kembali dilakukan berupa pengujian akurasi perhitungan aritmatika
yang dilakukan auditi pada bukti transaksi atau laporan dan informasi lainnya yang
dibuat auditi. Perhitungan aritmatika tersebut berupa hasil kali, bagi, tambah, kurang,
dan lain-lain
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 43 dari 72
7) Observation (observasi)
Observasi sering diartikan sebagai pemanfaatan indera kita untuk mengetahui
sesuatu seperti menggunakan penglihatan, pendengaran, perabaan dan
pemciuman.
Kalau kita melakukan kunjungan ke pabrik, kita melihat luasnya pabrik, peralatan
yang ada, kegiatan yang dilakukan, banyaknya dan beragamnya tenaga kerja.
Observasi biasanya dilakukan untuk memperoleh indikasi terjadinya
penyimpangan dan tidak digunakan untuk membuat simpulan akhir tentang terjadi
atau tidak terjadinya fraud.
b. Cara-cara Mengumpulkan Bukti
Upaya mengumpulkan bukti yang memenuhi persyaratan merupakan inti dari tugas
auditor investigatif. Bukti-bukti yang dikumpulkan harus difokuskan pada upaya
menguji hipotesis rinci yang telah disusun dengan menghubungkan
Fakta dan prose kejadian
Sebab dan dampak penyimpangan
Pihak-pihak terlibat yang diduga bertanggung jawab
Metode yang paling umum digunakan dalam mengumpulkan bukti-bukti ini adalah
menerapkan 5W + 1 H,
5 W terdiri dari:
1. What (apa yang menjadi tindakan melawan hukum?)
Dalam tahap ini, di mana informasi dari pertanyaan ini sifatnya wajib, auditor
harus memperhatikan:
Informasi penyimpangan apa (what) yang telah dilakukan, berguna
dalam hipotesa awal untuk menentukan unsur melawan hukum dan atau
penyimpangan yang dilakukan.
Penyimpangan harus dianalisis apakah kegiatan tersebut mengakibatkan
dampak adanya kerugian keuangan negara/perusahaan
2. Who (Siapa yang terlibat dalam tindakan itu?)
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 44 dari 72
Informasi tentang siapa (who) yang melakukan penyimpangan, mungkin saja
tidak terungkap dalam pengaduan. Namun demikian sepanjang informasi
lainnya diungkap dalam pengaduan seperti unsur what, where, dan when,
maka auditor dapat melakukan hipotesa awal kemungkinan siapa yang
melakukan penyimpangan dan mungkin saja data/informasi ini akan diperoleh
setelah melakukan audit investigatif . Sifat informasi dari who ini tidak wajib
diperoleh pada saat awal.
3. Where (dimana tindakan itu dilakukan)
Sifat dari informasi dari pertanyaan “dimana” ini wajib diperoleh. Pertanyaan
harus memperhatikan hal-hal berikut:
Informasi tentang dimana (where) terjadinya penyimpangan juga
merupakan salah satu faktor yang sangat penting yang harus ada untuk
menentukan layak tidaknya dilakukan audit investigatif.
Berguna dalam menetapkan ruang lingkup audit investigatif serta
membantu dalam menentukan locus delictie
Tidak adanya informasi ini akan menjadi kendala dalam menentukan
ruang lingkup penugasan.
4. When (kapan tindakan itu dilakukan)
Sifat dari informasi dari pertanyaan “kapan” ini wajib diperoleh. Pertanyaan
harus memperhatikan hal-hal berikut:
Informasi tentang kapan (where) terjadinya penyimpangan juga
merupakan salah satu faktor yang sangat penting yang harus ada untuk
menentukan layak tidaknya dilakukan audit investigatif. Informasi kapan
penyimpangan terjadi akan mempengaruhi penetapan ruang lingkup audit
investigatif.
Penentuan tempos delictie (saat/waktu terjadinya penyimpangan) ini
membantu pengetahuan auditor atas ketentuan/UU yang akan dijadikan
kriteria audit.
Tidak adanya informasi ini akan menjadi kendala dalam menentukan
ruang lingkup penugasan. Oleh karena itu diperlukan informasi/data
tambahan sehingga kriteria tersebut dapat diperoleh
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 45 dari 72
5. Why (Mengapa dia/mereka melakukan tindakan melawan hukum itu?)
Identifikasi tentang “why” dalam informasi awal penting untuk
menentukan alasan logis atas terjadinya suatu penyimpangan sehingga
memperkuat hipotesa yang akan ditetapkan. Meskipun informasi ini jarang
terungkap dalam pengaduan, namun hal ini tidak mengurangi perlunya
dilaksanakan audit investigatif atas suatu informasi awal, apabila informasi
atas unsur-unsur lainnya telah mencukupi .
Informasi kapan penyimpangan terjadi akan mempengaruhi penetapan
ruang lingkup audit investigatif.
Penentuan tempos delictie (saat/waktu terjadinya penyimpangan) ini
membantu pengetahuan auditor atas ketentuan/UU yang akan dijadikan
kriteria audit.
Sedangkan 1H, yaitu:
6. Sedangkan 1 H, yaitu How menjelaskan tentang bagaimana tindakan
melawan hukum itu dilakukan?
Prinsip-Prinsip Audit Investigatif
Audit investigatif adalah tindakan mencari kebenaran, dengan memperhatikan
keadilan dan berdasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. APIP yang melakukan audit ini mengumpulkan fakta-fakta sedemikian rupa
sehingga bukti-bukti yang diperoleh dapat memberikan simpulan sendiri bahwa telah
terjadi atau tidak terjadi penyimpangan dan pihak yang diduga terlibat teridentifikasi.
Ada delapan prinsip yang harus diperhatikan dalam melakukan audit investigatif, yaitu:
Audit investigatif adalah tindakan mencari kebenaran, artinya semua harus
berdasarkan bukti berupa fakta-fakta, bukan opini atau prasangka
Audit investigatif mencakup pemanfaatan sumber-sumber bukti yang dapat
mendukung fakta yang dipermasalahkan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 46 dari 72
Semakin kecil selang antara waktu terjadinya tindak kecurangan dengan waktu
untuk ‘merespon’, semakin besar kemungkinan bahwa suatu tindak kecurangan
dapat terungkap
Auditor mengumpulkan fakta-fakta sehingga bukti-bukti yang diperolehnya
tersebut dapat memberikan simpulan sendiri/bercerita,
Bukti fisik merupakan bukti nyata, bukti tersebut sampai kapanpun akan selalu
mengungkapkan hal yang sama
Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan saksi akan sangat
dipengaruhi oleh kelemahan manusia
Jika APIP mengajukan pertanyaan yang cukup kepada sejumlah orang yang
cukup, maka ia akan mendapat jawaban yang benar.
Informasi merupakan nafas dan darahnya investigasi
3. Teknik-teknik dalam Mengevaluasi Bukti
a. Tujuan Evaluasi Bukti
Untuk meyakinkan bahwa simpulan yang diambil telah didukung dengan bukti-
bukti yang cukup;
Suatu tahapan dimana ditentukan apakah kegiatan kaji ulang dianggap cukup
atau perlu diperluas;
Perlunya menggunakan Value Judgement auditor dalam menentukan
kecukupan bukti
b. Langkah-langkah dalam mengevaluasi bukti-bukti
1. Melakukan pengorganisasian bukti, dengan cara
Mengklasifikasikan bukti-bukti yang dikumpulan berdasarkan kronologis waktunya
Mengklasifikasikan bukti-bukti yang dikumpulkan berdasarkan kelompok
permasalahan atau penyimpangan
Mengamankan kukti-bukti yang telah dikumpulkan
2. Mengklasifikasikan bukti-bukti yang telah dikumpulkan, dengan cara:
Mempelajari pedoman untuk klasifikasi bukti
Mengidentifikasi dan mengklasifikasi bukti-bukti yang relevan, kompeten,
material yang telah cukup
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 47 dari 72
Mempersiapkan tempat kerja untuk menjaga keamanan dokumen dari pihak-
pihak yang tidak berkepentingan
3. Melaksanakan teknik evaluasi bukti
Melaksanakan teknik evaluasi bukti, dengan cara:
Mempelajari dan menginterpretasi bukti yang diperoleh
Menentukan relevansi bukti yang diperoleh dengan
permasalahan/penyimpangan
Memverifikasi bukti yang diperoleh kehandalannya
Merangkaikan keterkaitan bukti-bukti yang diperoleh
4. Membuat simpulan evaluasi bukti
Membuat simpulan dengan cara
Menyimpulkan hasil evaluasi bukti,
Membuat flow chart sesuai hasil evaluasi bukti
Membuat daftar pihak yang diduga terkait/bertanggungjawab sesuai
bukti-bukti yang cukup, relevan dan kompeten
4. Teknik Komunikasi Efektif
Komunikasi dalam melakukan audit investigatif merupakan hal yang sangat menentukan
dalam memperoleh informasi dari pihak-pihak terkait TPK. Berikut langkah-langkah yang
perlu diperhatikan sebelum melakukan komunikasi yang efektif.
a. Mengidentifikasi situasi yang mendukung untuk dilakukannya komunikasi
dengan:
Menentukan tujuan dari komunikasi itu misalnya memperoleh informasi terkait
Kerangka Acuan kerja suatu proyek
Memahami orang yang akan diajak komunikasi dengan mempertimbangkan
jabatan, latar belakang pendidikan dan budayanya
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 48 dari 72
Mengidentifikasi faktor lingkungan yang berdampak terhadap keberhasilan
komunikasi, seperti ruangan yang perlu privacy, menghindari suara bising dan
temperatur terlalu panas atau dingin
Memilih metode komunikasi yang sesuai dengan tuntutan konteks komunikasi itu,
seperti wawancara atau diskusi, dll
Mengidentifikasi hambatan potensial terhadap efektifitas komunikasi dan
mengembangkan strategi untuk mengurangi dampak itu, sperti rasa takut atau
malu untuk menyampaikan sesuatu karena kemungkinan akan ada konsekwensi
negatif jika bicara jujur
Mengintegrasikan kebijakan, hukum dan aturan ke dalam proses komunikasi,
seperti menyampaikan peran anda sebagai auditor dan selayaknya untuk
menanyakan hal-hal yang terkait dengan tugas sebagai auditor kepada orang
tersebut
b. Menyampaikan pesan dan melibatkan orang dalam berkomunikasi
Pesan akan mudah ditangkap dan diterima apabila, anda:
Menggunakan media dan format yang relevan dengan konteks komunikasi, jika
sedang melakukan audit media yang digunakan face to face dan formatnya formal
Mengabungkan pendekatan penuh hormat dan positif terhadap proses
komunikasi
Menerapkan proses komunikasi dua arah untuk memastikan penerimaan dan
konfirmasi pesan
Miminta umpan balik dari orang tersebut terkait komunikasi yang sedang berjalan
Memberikan kesempatan untuk menjelaskan dan mengkonfirmasi pemahaman
c. Menyampaikan tindak lanjut
Membuat catatan atau rekaman dari proses dan hasil komunikasi sesuai dengan
peraturan dan prosedur yang berlaku di pemerintah daerah
Mengidentifikasi tindak lanjut dan berkomunikasi dengan orang-orang lain yang
relevan
Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari teknik yang diterapkan untuk
meningkatkan kualitas komunikasi di lain waktu
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Merencanakan audit investigatif
1. Mengumpulkan bukti-bukti audit investigatif
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 49 dari 72
2. Menilai kuantitas dan kualitas bukti
3. Menyusun kertas kerja audit investigasi
4. Menguji hipotesis
5. Menjalin komunikasi dengan auditee
6. Menyampaikan hasil audit investigatif
C. Sikap yang Diperlukan dalam Merencanakan audit investigatif
1. Menerapkan penyiapan bukti sesuai SOP
2. Menerapkan penilaian, menyusun kertas kerja dan menguji hipotesis sesuai SOP
3. Menerapkan penyiapan laporan sesuai SOP
BUKU KERJA MELAKUKAN AUDIT INVESTIGATIF
C. Tugas Teori I
Perintah : Jawablah soal di bawah ini dengan tepat
Waktu Penyelesaian : 20 menit
Soal :
1. Jeslaskan 3 standar prosedur /standar pelaksanaan audit investigatif
Jawaban:
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 50 dari 72
Dilakukan oleh auditor yang kompeten dan memiliki integritas dan
indepedensi yang memadai.
Setiap perkembangan dari pelaksanaan audit harus dipantau dan
dikendalikan oleh supervisor yang selalu mengkomunikasikan perkembangan
audit secara berkala kepada pejabat yang berwenang
Tim audit investigasi harus menjaga kerahasiaan dari setiap temuan dan
barang bukti yang diperoleh dan hanya didistribusikan kepada pejabat yang
berwenang
2. Sebutkan dan jelaskan 4(empat) hal terkait definisi bukti!
Jawaban:
a. Segala informasi yang dapat digunakan oleh auditor dalam rangka
menyatakan pendapatnya (Arens & Loebbeccke)
b. Sesuatu yang dapat membuktikan (Lawrence B. Sawyer)
c. Evidence is all means by which an alleged matter of fact is establish or
disproved (George A Manning)
d. Suatu hal atau peristiwa yang cukup untuk memperlihatkan kebenaran
suatu hal atau peristiwa (Kamus Umum Bahasa Indonesia)
3. Sebutkan dan jelaskan tujuh 5 dari 7 teknik pengumpulan bukti yang lazim diterapkan dalam mengumpulkan buk
Jawaban:
a. Physical examination (pemeriksaan/pengujian fisik), yaitu meyakinkan keberadaan atau kondisi suatu benda berwujud atau kertas berharga sesuai dengan yang seharusnya.
b. Confirmation (konfirmasi. Yaiut meminta penegasan dari pihak-pihak yang mengetahui atau relevan untuk meyakinkan bahwa informasi tertentu yang telah dimiliki auditor forensik benar dan akurat.Informasi yang diperoleh dari hasil konfirmasi harus diuji silang dengan hasil pengujian lainnya.
c. Documentation (pemeriksaan dokumen), yaitu pengujian yang dilakukan auditor
atas dokumen dan catatan auditi. Dokumen tersebut bisa berupa bukti-bukti transaksi seperti kuitansi, faktur, kontrak, berita acara, sertifikat, catatan atau
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 51 dari 72
pembukuan dan bukti-bukti tertulis lainnya. d. Analytical procedures (prosedur analitikal), yaitu prosedur analitik digunakan
untuk mencari indikasi adanya kelainan atau penyimpangan tertentu atau membuat simpulan tentang suatu tindakan, keadaan, kejadian yang terjadi.
e. ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Inquiries of the client (wawancara)
Permintaan keterangan/wawancara dilakukan tertulis ataupun lisan.
4. Jelaskan tigas aspek yang harus selalu dihubungan dengan pengumpulan bukti-bukti dalam kegiatan investigasi
Jawaban:
Fakta dan prose kejadian
Sebab dan dampak penyimpangan
Pihak-pihak terlibat yang diduga bertanggung jawab
5. Metode yang paling umum digunakan, yaitu 5W + 1 H dalam mengumpulkan bukti-bukti penyelidikan!
Jawaban:
a. What
b. Who,
c. When
d. Where
e. Why dan 1 How
6. Jelaskan apa yang menjadi pembeda antara hipotesis awal dengan hipotesis rinci!
Jawaban:
Secara umum sama, hanya menambah kelengkapan kronologis, peristiwa pelanggaran
tindakan pidana korupsi, pasal-pasal yang dilanggar serta tuntutan pidananya dan alat
bukti yang mendukung tindakan melanggar hukum tadi.
7. Sebutkan dan jelaskan tke 8 (delapan) pelaksanaan audit investigasif!
Jawaban:
1. Tindakan mencari kebenaran, artinya semua harus berdasarkan bukti berupa fakta-fakta, bukan opini atau prasangka
2. Mencakup pemanfaatan sumber-sumber bukti yang dapat mendukung fakta yang dipermasalahkan
3. Semakin kecil selang antara waktu terjadinya tindak kecurangan dengan waktu untuk ‘merespon’, semakin besar kemungkinan bahwa suatu tindak kecurangan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 52 dari 72
dapat terungkap 4. Auditor mengumpulkan fakta-fakta sehingga bukti-bukti yang diperolehnya
tersebut dapat memberikan simpulan sendiri/bercerita, 5. Bukti fisik merupakan bukti nyata, bukti tersebut sampai kapanpun akan selalu
mengungkapkan hal yang sama 6. Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan saksi akan sangat
dipengaruhi oleh kelemahan manusia 7. Jika APIP mengajukan pertanyaan yang cukup kepada sejumlah orang yang
cukup, maka ia akan mendapat jawaban yang benar. 8. Informasi merupakan nafas dan darahnya investigasi
8. Jelaskan alasan mengapa bukti-bukti audit investigatif harus dievaluasi!
Jawaban:
a. akan selalu mengungkapkan hal yang sama
b. Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan saksi akan sangat
dipengaruhi oleh kelemahan manusia
c. Jika APIP mengajukan pertanyaan yang cukup kepada sejumlah orang
yang cukup, maka ia akan mendapat jawaban yang benar.
d. Informasi merupakan nafas dan darahnya investigasi
9. Sebutkan dan jelaskan 4 langkah dalam mengevaluais bukti!
Jawaban:
1. Mengklasifikasikan bukti-bukti yang dikumpulan berdasarkan kronologis
waktunya
2. Mengamankan kukti-bukti yang telah dikumpulkan
3. Mengklasifikasikan bukti-bukti yang telah dikumpulkan
4. Mempersiapkan tempat kerja untuk menjaga keamanan dokumen dari
pihak-pihak yang tidak berkepentingan
10. .Sebutkan dan jelaskan 3 langkah dalam melakukan komunikasi efektif!
Jawaban:
a. Penelaahan mengenai 5W1H atau 3W
b. Hasil penelaahan disampaikan ke APH
c. Dibuat risalah dan diikuti permintaan tertulis
D. Tugas Teori II
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 53 dari 72
Perintah : Dari kasus yang anda jelaskan di Bab I, buatlah deskripsi
terkait haL-hal yang akan dimasukan ke dalam dokumen
rencana sederhana untuk melakukan audit investigatif
Waktu Penyelesaian : 30 menit
Tulis di sini atau di kertas terpisah
URAIAN HAL-HAL YANG AKAN DIMASUKAN KE DALAM RENCANA AUDIT INVESTIGATIF
Lembar Evaluasi Tugas Teori
Mengenal Dasar-Dasar Audit Investigatif
Tugas Teori 1
Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani.
No. Benar Salah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8
9
10
Tugas Teori II
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 54 dari 72
No. Kriteria Ya Tidak
1. Kasus jelas
2. Menmbahas penyaiapan
APIP
3. Menyiapkan sumber daya
Apakah semua pertanyaan Tugas Teori Mengenal Dasar-Dasar Audit Investigatif dijawab dengan
benar dengan waktu yang telah ditentukan?
YA
TIDAK
NAMA TANDA TANGAN
PESERTA .............................................. ...................................
PENILAI .............................................. ...................................
Catatan Penilai :
TUGAS PRAKTEK MELAKSANAKAN PROSEDUR AUDIT INVESTIGATIF
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 55 dari 72
A. Tugas Praktik 1 Melakukan prosedur audit investigatif
Waktu pengerjaan : 30 Menit
1. Abstraksi:
Berdasrkan kasus yang dibuat di Bab II dan hipotesis rinci di bab III, lakukan audit audit investigatif yang mencakup :
a. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Me
ngumpulkan bukti-bukti audit investigatif
b. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Me
nilai kuantitas dan kualitas bukti
c. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Me
nyusun kertas kerja audit investigasi
d. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Me
nguji hipotesis
e. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Me
njalin komunikasi dengan auditee
f. --------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Me
nyampaikan hasil audit investigatif
2. Kiteria penilaian
No
Kriteria Unjuk Kerja
Poin-Poin Yang Dinilai YA
TDK
K BK
1 Meng
umpul
kan bukti-
bukti audit
invest
igatif
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- R
elevansi bukti dengan kasus terkait
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 2
bukti permulaan
2 Menilai
kuantitas dan
kualitas
bukti
Dilengkapi oleh fasilitator
3 Menyusun
kertas kerja
audit investigasi
sda
4 Menguji hipotesis
sda
5 Menjalin
komunikasi dengan
auditee
sda
6 Menyampaikan hasil
audit
sda
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 56 dari 72
investigatif
BAB V
MELAPORKAN HASIL AUDIT INVESTIGATIF
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melaporkan Hasil Audit
Investigatif
Setiap kegiatan audit perlu dilaporkan dengan menyusun laporan tertulis yang sesuai
dengan prinsip-prinsip dan prosedur pelaporan yang berlaku. Namun sebelum
laporan itu dibuat, auditor harus menentukan apa yang akan dituangkan ke dalam
laporan itu berupa simpulan dan rekomendasi. Setelah itu menyusun laporan ke
dalam format yang sesuai.
1. Menyusun Simpulan dan Rekomendasi
Simpulan dibuat melalui mekanisme berfikir induktif, yaitu menyimpulkan
berdasarkan fakta-fakta dan informasi terkait dengan kasus dugaan tindak pidana
korupsi.
Laporan tertulis merupakan suatu bukti bahwa audit investigatif telah dilaksanakan
sesuai dengan prosedur yang berlaku. Laporan yang baik hanya mengungkapkan
fakta-fakta yang berhubungan dengan kasus yang sedang diaudit.
2. ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ P
rinsip-Prinsip Laporan Audit Investigatif yang Baik
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 57 dari 72
Pengungkapan aspek-aspek yang penting
Sesuai kebutuhan
Tepat waktu
Objektif
Penyajian yang wajar
Ringkas sederhana namun lengkap
Kegunaan Laporan Audit Investigasi
Menjadi dasar pengambilan keputusan oleh pihak yang berkepentingan
Menjadi dasar pemberian keterangan ahli (sesuai dengan Pasal 187
KUHAP)
Alat bukti surat (sesuai dengan Pasal 186 KUHAP)
Alat komunikasi audit
Akuntabilitas penugasan
Laporan hasil audit investigasi disusun untuk menindak lanjuti adanya indikasi tindak
pidana korupsi. Dengan demikian maka laporan hasil audit investigasi harus mudah
dipahami oleh penggunannya. Disamping itu untuk menunjang kerjasama dengan
kejaksaan ,laporan hasil audit investigasi ditujukan untuk memudsahkan pejabat
yang berwenang/pejabat obyek yang diperiksa dalam mengambil tindakan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.namun jika tidak dijumpai adanya unsur-unsur
tersebut maka cukup diterbitkan surat yang menjelaskan tidak adanya tindak pidana
korupsi pada kasus yang diaudit.
Laporan audit investigasi harus dibuat seteliti mungkin agar terhindar dari kelemahan
dan kekurangan yang dapat merusak reputasi APIP karena laporan audit investigasi
ini bisa diakses dan dibaca oleh pihak-pihak lain yang berkepentingan termasuk,
pengacara terdakwa, terdakwa di persidangan dan pers. Penulis laporan perlu
berasumsi bahwa aka nada protes atau kritik terhadap isi laporan dan APIP harus
bertahan dengan apa yang sudah ditulis dalam laporan.
Kegunaan laporan audit investigasi adalah menjadi dasar dalam membuat
keputusan, menjadi dasar dalam pemberiaan keterangan ahli (pasal 187 KUHAP),
alat bukti surat (pasal 186 KUHAP), alat komunikasi audit dan akuntabilitas atau
sebagai bukti kinerja penugasan APIP.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 58 dari 72
Selain itu, laporan audit investigasi dapat berfungsi sebagai alat bukti dalam gelar
pengadilan, sejajar dengan alat bukti lainnya seperti berita acara pemeriksaan fisik,
hasil audit investigatif dan keterangan APIP di pengadilan.
Secara umum ada dua jenis laporan, yang pertama berupa surat dan satu lagi adalah
dalam bentuk dokumen yang terdiri dari Bab.
Laporan dalam bentuk surat berisi:
1. Nama dan kepada siapa surat laporan ini ditujukan
2. Dasar penugasan, sasaran dan ruang lingkup serta data umum unit atau bagian
ang diaudit
3. Uraian mengenai informasiawal atas penyimpangan yang dipeoleh
4. Simpulan dan rekomendasi
Laporan dalam bentuk Bab mencakup hal-hal sebagai berikut:
Bab I. Simpulan dan Rekomendasi
Bab II. Umum
1. ------------------------------------------------------------------------------------------------ D
asar Audit
2. ------------------------------------------------------------------------------------------------ S
asaran dan Ruang lingkup Audit
3. ------------------------------------------------------------------------------------------------ D
ata objek/kegiatan yang diaudit
Bab III. Uraian hasil Audit
1. ------------------------------------------------------------------------------------------------ D
asar Hukum Obyek dan/atau kegiatan yang diaudit
2. ------------------------------------------------------------------------------------------------ M
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 59 dari 72
ateri temuan
a. ------------------------------------------------------------------------------------------- J
enis penyimpangan
b. ------------------------------------------------------------------------------------------- P
engungkapan fakta dan proses kejadian
c. ------------------------------------------------------------------------------------------- P
enyebab dan dampak penyimpangan
d. ------------------------------------------------------------------------------------------- P
ihak yang diduga terlibat/bertanggung jawab
e. ------------------------------------------------------------------------------------------- B
ukti-bukti yang diperoleh
3. ------------------------------------------------------------------------------------------------ K
esepakatan dan pelaksanaan Tindak Lanjut dengan obyek yang
diaudit
4. ------------------------------------------------------------------------------------------------ K
esepakatan dengan pihak instansi penyidik
Lampiran-lampiran
Pertimbangan yang digunakan dalam memilih jenis laporan. Apakah bentuk surat atau
Bab, bisa dilihat dalam table di bawah ini:
SURAT BAB
Tidak adapenyimpangan Ditemukan unsur-unsur
TPK
Tindak lanjut segera
ditentukan dilakukan
Pelanggaran disiplin dan
TPK
Pelanggaran disiplin
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 60 dari 72
1. Standar Pelaporan audit investigasi
Laporan hasil audit investigasi atas suatu kasus harus dibuat dengan standar
pelaporan sebagai berikut:
Akurat,berkaitan dengan pelaporan informasi faktual yang benar dan
dapat diverifikasi
Jelas,menyatakan pesan yang tepat dengan bahasa sejelas mungkin.
Berimbang,berarti pelaporan fakta tanpa bias.
Relevan,informasi yang disajikan dan terbatas kepada informasi yang
berhubungan dengan audit.
Tepat waktu, penerbitan konsep dan laporan final tepat waktu sehingga
lapoeran tersebut memenuhi tujuannya.
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Melaporkan Hasil Audit
Investigatif
1. Menyusun simpulan hasil audit
2. Menyiapkan bahan paparan hasil audit investigatif
3. Memaparkan hasil audit investigatif
4. Menyusun laporan sesuai dengan format baku
C. Sikap yang Diperlukan dalam dalam Melaporkan Hasil Audit Investigatif
1. Menerapkan penyusunan simpulan hasil audit sesuai SOP
2. Menerapkan penyusunan bahan paparan sesuai format baku
3. Harus memaparkan hasil audit sesuai dengan prinsip-prinsip komunikasi efektif
4. Harus menyusun laporan sesuai dengan SOP yang berlaku
BUKU KERJA MELAPORKAN HASIL AUDIT INVESTIGATIF
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 61 dari 72
E. Tugas Teori I
Perintah : Jawablah soal di bawah ini dengan tepat
Waktu Penyelesaian : 20 menit
Soal :
1. Jeslaskan prinsip-prinsip laporan Audit Investigatif yang baik!
Jawaban:
Pengungkapan aspek-aspek yang penting
Sesuai kebutuhan Tepat waktu Objektif Penyajian yang wajar Ringkas sederhana namun lengkap
2. Sebutkan dan jelaskan 4(empat) kegunaan Laporan Audit Investigasi!
Jawaban:
a. Menjadi dasar pengambilan keputusan oleh pihak yang berkepentingan
b. Menjadi dasar pemberian keterangan ahli (sesuai dengan Pasal 187
KUHAP)
c. Alat bukti surat (sesuai dengan Pasal 186 KUHAP)
d. Alat komunikasi audit
3. Sebutkan apa saja yang harus dimuat dalam buku laporan audit ivestigatif
Jawaban:
a. Nama dan kepada siapa surat laporan ini ditujukan
b. Dasar penugasan, sasaran dan ruang lingkup serta data umum unit atau bagian
ang diaudit
c. Uraian mengenai informasiawal atas penyimpangan yang dipeoleh
d. Simpulan dan rekomendasi
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 62 dari 72
4. Sebutkan dan jelaskan terdiri dari berapa Bab dan apa isi dari masing-masing Bab
Jawaban:
Bab I. Simpulan dan Rekomendasi
Bab II. Umum yang berisi Dasar Audit, Sasaran dan Ruang lingkup
Audit dan Data objek/kegiatan yang diaudit
Bab III. Uraian hasil Audit
1. ------------------------------------------------------------------------------------------------ D
asar Hukum Obyek dan/atau kegiatan yang diaudit
2. ------------------------------------------------------------------------------------------------ M
ateri temuan
a. ------------------------------------------------------------------------------------------- a
b
b. ------------------------------------------------------------------------------------------- B
ukti-bukti yang diperoleh
3. ------------------------------------------------------------------------------------------------ K
esepakatan dan pelaksanaan Tindak Lanjut dengan obyek yang
diaudit
4. ------------------------------------------------------------------------------------------------ K
esepakatan dengan pihak instansi penyidik
Lampiran-lampiran
5. Metode yang paling umum digunakan, yaitu 5W + 1 H dalam mengumpulkan bukti-bukti penyelidikan!
Jawaban:
Laporan hasil audit investigasi atas suatu kasus harus dibuat dengan standar pelaporan
sebagai berikut:
a. Akurat,berkaitan dengan pelaporan informasi faktual yang benar dan dapat
diverifikasi
b. Jelas,menyatakan pesan yang tepat dengan bahasa sejelas mungkin.
c. Berimbang,berarti pelaporan fakta tanpa bias.
d. Relevan,informasi yang disajikan dan terbatas kepada informasi yang
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 63 dari 72
berhubungan dengan audit.
e. Tepat waktu, penerbitan konsep dan laporan final tepat waktu sehingga
lapoeran tersebut memenuhi tujuannya.
F. Tugas Teori II
Perintah : Dari kasus yang anda jelaskan di Bab I, buatlah deskripsi
terkait haL-hal yang akan dimasukan ke dalam dokumen
rencana sederhana untuk melakukan audit investigatif
Waktu Penyelesaian : 30 menit
Tulis di sini atau di kertas terpisah
URAIAN HAL-HAL YANG AKAN DIMASUKAN KE DALAM RENCANA AUDIT INVESTIGATIF
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 64 dari 72
Lembar Evaluasi Tugas Teori
Mengenal Dasar-Dasar Audit Investigatif
Tugas Teori 1
Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani.
No. Benar Salah
1.
2.
3.
4.
5.
Tugas Teori II
No. Kriteria Ya Tidak
1. Kasus jelas
2. Menmbahas penyaiapan
APIP
3. Menyiapkan sumber daya
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 65 dari 72
Apakah semua pertanyaan Tugas Teori Mengenal Dasar-Dasar Audit Investigatif dijawab dengan
benar dengan waktu yang telah ditentukan?
YA
TIDAK
NAMA TANDA TANGAN
PESERTA .............................................. ...................................
PENILAI .............................................. ...................................
Catatan Penilai :
TUGAS PRAKTEK MELAKSANAKAN PROSEDUR AUDIT INVESTIGATIF
A. Tugas Praktik 1 Melakukan prosedur audit investigatif
Waktu pengerjaan : 30 Menit
1. Abstraksi:
Berdasrkan kasus yang dibuat di Bab I dan tugas teori di atas, buatlah rencana audit investigatif berupa dokumen rencana audit invetigatif yang mencakup:
a. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Jud
ul kegiatan Audit Investigatif
b. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------- De
skripsi singkat kasus yang ditangani
c. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Me
mbuat hipoteisis awal
d. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Ke
butuhan akan sumber daya
e. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Sur
at penugasan
2. Kiteria penilaian
No
Kriteria Unjuk Kerja
Poin-Poin Yang Dinilai YA
TDK
K BK
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 66 dari 72
1 Meny
usun
simp
ulan
hasil
audit
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- S
impulan relevan dengan bukti
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- S
impulan relevan dengan jenis pelanggara
2 Menyiapka
n bahan
paparan
hasil audit
investigatif
Dilengkapi oleh fasilitator
3 Mem
apar
kan
hasil
audit
inves
tigati
f
sda
4 Meny
usun
lapor
an
sesu
ai
deng
an
form
at
baku
sda
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 67 dari 72
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan
1. UU Nomor 3 Tahun 2009, tentang Tindak Pidana Korupsi
2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan pemerintah Nomor 72 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah nomor 18
tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
B. Buku Referensi
C. Majalah atau Buletin
1. –
D. Referensi Lainnya
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 68 dari 72
DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN
A. Daftar Peralatan
No. Nama Peralatan Keterangan
1. Laptop, infocus, laser pointer Untuk di ruang teori
2. Printer Untuk di ruang teori
3.
4.
5.
B. Daftar Bahan
No. Nama Bahan Keterangan
1. Modul (buku informasi, buku kerja) Setiap peserta
2. Kertas
3. ATK
4.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 69 dari 72
LAMPIRAN
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 70 dari 72
REPORT SHEET
DATA PEMERIKSAAN/PENGUKURAN : Mengoperasikan Peralatan Filtrasi Mengikuti SOP
MEREK DAN JENIS ALAT FILTRASI : ………………………………………………………………
NAMA PESERTA PELATIHAN : ………………………………………………………………
TANGGAL : ………………………………………………………………
Tanda Tangan Tanda Tangan Peserta Instruktur
………………………. ……………………..
NO NAMA KOMPONEN
HASIL PEMERIKSAAN
/ PENGUKURAN
SPESIFIKSI
PEDOMAN OPERASI
KONDISI TINDAKAN
LAYAK
TIDAK LAYAK
BERSIHKAN
SETEL
GANTI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 71 dari 72
DAFTAR PENYUSUN MODUL
NO. NAMA PROFESI
1.
2.
3.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Penegakan Hukum
Kode Modul O.84KOR114.007.01
Judul Modul Melaksanakan audit investigatif terkait dugaan TPK. Buku Informasi Versi: 2019
Halaman: 72 dari 72