Purifikasi Unit
-
Upload
liza-humairoh -
Category
Documents
-
view
82 -
download
6
Transcript of Purifikasi Unit
Hasil reaksi dari seksi syntheses
terdiri atas: Urea, biuret, ammonium
carbamat, air dan excess ammonia.
Untuk pembuatan urea diperlukan
adanya proses lebih lanjut, sehingga
hanya urea saja yang didapat
sedangkan sisanya dikembalikan lagi
ke reactor untuk diproses lebih lanjut
sehingga dapat diperoleh urea.
Secara umum proses ammonium
carbamat,air dan ammonium berlebih
harus dipisahkan dengan memakai
sumber panas serta penurunan
tekanan sehingga ammonium
carbamat terurai menjadi ammonium
carbamat dan gas CO2.
Persamaan reaksinya adalah :
NH2COONH4 à 2Nh3 + CO2
Proses dekomposisi ini berlangsung
pada temperature antara 151oC dan
165oC.
Penurunanan tekanan berarti juga
dapat mempertinggi temperature.
Selama proses dekomposisi
berlangsung, harus diingat peristiwa
hydrolisa urea sangat penting.
Reaksi hydrolisa adalah sebagai
berikut : NH2CONH2 + H2O à CO2
+ 2NH3
Karena dengan hydrolisa, urea yang
dihasilkan menjadi berkurang,, maka
perlu sekali diperhatikan peristiwa
ini supaya urea jangan sampai
terhydrolisa.
Peristiwa hydrolisa dapat terjadi
karena temperature tinggi, tekanan
rendah dan residence time yang
lama.
Alat-alat dibagian purifikasi perlu
sekali dipilih dan dioperasikan
sedemikian rupa sehingga dapat
diperoleh produksi urea yang
semaksimal mungkin sehingga
menguntungkan.
Pembentukan biuret hal lain yang
sangat penting diperhatikan di seksi
purifikasi dan finishing.
Pada tekanan partial ammonia yang
rendah dan temperature diatas 90oC,
urea berubah menjadi ammonia dan
biuret dengan persamaan reaksi
sebagai berikut:
2NH2CONH2 à NH2CONHCONH2
+ NH3 (biuret)
Reaksi ini berlangsung reversible
dan variable dasar yang berpengaruh
pada reaksi ini adalah temperature,
konsentrasi ammonia dan residence
time.
Biasanya pembentukan biuret ini dan
lelehan urea dan dalam larutan urea
yang pekat dengan konsentrasi
ammonia yang rendah sekali, biuret
menjadi tinggi.
Untuk mencegah pembentukan
biuret yang tinggi, maka perlu sekali
diperhatikan kelebihan ammonia
dalam proses pembentukan urea.
Dalam hasil urea, kandungan biuret
yang diizinkan tidak lebih dari 1%,
hal ini sangat penting karena urea
dipakai untuk pemupukan tanaman,
kalau biuret tinggi maka tanaman
akan mati.
Biuret adalah racun bagi tanaman.
Dalam pengoperasian pabrik urea
dan proses control harus diatur dan
dipilih sedemikian rupa, sehingga
kandungan biuret ari prill urea
sekitar 0,5%.
Tahap dekomposisi dalam proses
urea adalah 3 tingkat, mulai dari
tekanan 17 kg/cm2G, 2,5 kg/cm2G
dan tekanan atmosphere.
Hal ini dimaksudkan untuk
memisahkan ammonium karbamat,
air dan ammonia berlebihan dari
larutan urea sebelum larutan urea
dikirim ke Kristal.
Konsentrasi larutan urea yang
dikirim ke Kristal berkisar antara
71% berat.
http://
tentangteknikkimia.wordpress.com/
2011/12/16/proses-pembuatan-urea-
prill/
Produk reaksi dari sintesa terdiri dari
urea, amonium karbamat, air, excess
ammonia, dan biuret (dimer urea
yang tak dikehendaki) selanjutnya
dipisahkan ureanya dari campuran
produk reaksi. Proses pemisahan
dilakukan dengan cara penurunan
tekanan secara bertahap dan
memanaskan larutan menggunakan
uap air (steam) sehingga amonium
karbamat akan terurai menjadi gas
CO2 dan NH3 dengan reaksi:
NH2COONH4
2NH3 + CO2 –
Q4Penurunan tekanan di seksi
dekomposisi terjadi dalam tiga tahap
yaitu: High Pressure Decomposer
(HPD) DA-201 pada tekanan 17
kg/cm2, Low Pressure Decomposer
(LPD) DA-202 pada tekanan 2,5
kg/cm2, dan Gas Separator DA-203
pada tekanan 0,3 kg/cm2.
Selama proses dekomposisi terjadi
reaksi samping hidrolisa urea yang
dipengaruhi oleh tekanan yang
rendah, temperatur tinggi, dan waktu
tinggal lama dengan reaksi sbb:
NH2CONH2 + H2O
2NH3 + CO2 –
Q5
Gas CO2 dan NH3 hasil dekomposisi
dikirim ke seksi Recovery untuk
dilakukan penyerapan kembali,
sedangkan larutan ureanya dikirim
ke seksi Kristalisasi untuk
dikristalkan dan selanjutnya dibuat
butiran (pril) di seksi Pembutiran.
High Pressure Decomposer HPD
Terdiri dari (internal equipment):
Ruang flashing, Empat tingkat sieve
tray, Penyekat, Falling film heater
FFH dan Penampung larutan
Campuran urea, ammonium
karbamat dan gas-gas produk reactor
dengan tekanan 17 kg/cm2g dan
temperature 124 0C masuk ke bagian
atas HPD (DA-201) memancar yang
menyebabkan gas-gas terpisah dari
cairannya. Gas naik ke atas
sedangkan larutan mengalir kebawah
melalui empat buah sieve tray
ditampung oleh suatu penyekat yang
selanjutnya dialirkan menuju Falling
Film Heater (FFH) dan ditampung
untuk proses selanjutnya.
Low Pressure Decomposer LPD
(DA-202)
Terdiri dari (internal equipment):
Ruang flashing, Empat tingkat sieve
tray, Penyekat, Packed bed Raschig
Ring dan Penampung larutan.
Larutan dari HPD dengan tekanan 17
Kg/cm2g dan temperature 160 oC
masuk ke LPD dengan cara
memancar sehingga gas dan
larutannya terpisah. Larutan yang
terdiri dari urea, ammonium
karbamat dan sedikit ammonia turun
kebawah melalui empat buah sieve
tray ditampung oleh suatu penyekat
yang selanjutnya dialirkan menuju ke
Packed bed dan ditampung untuk ke
proses berikutnya.
Gas Separator (DA-203)
Terdiri dari (internal equipment):
Bagian atas Gas separator dan bawah
Oxidizing Column .
Larutan dari LPD pada 2.4 Kg/cm2g
dan 116 0C memasuki Gas Separator
melalui pipa sparger sehingga gas
akan terpisah dari larutannya.
Campuran gas menuju ke Off Gas
Condenser (EA-406) sedangkan
larutan turun kebawah melalui pipa
yang berbentuk U ke Oxidixing
Column.
Didalam Oxidizing Column larutan
mengalir melalui packed bed yang
berisi raschig ring dan terjadi kontak
dengan udara yang dihembuskan
oleh Off Gas Circulating Blower
(GB-401) yang berfungsi untuk
menghilangkan sisa-sisa ammonia
dan karbon dioksida serta
mengoksidasi logam-logam yang
mungkin ada dalam larutan.
http://ureapusri4.blogspot.com/
2011_10_01_archive.html
Unit Urea
Urea pertama kali dibuat oleh
Wohler (1828) secara sintesa, dengan
memanaskan ammonium cyanat
(NH4CO), sehingga terbentuklah
urea (NH2CONH2). Pembuatan urea
secara sintesa pada tahun 1828,
menandai permulaan dari
pemanfaatan sintesa senyawa
organik. Bassarow (1870), berhasil
membuat urea dari dehidrasi
ammonium karbamat
(NH2COONH4), yang menjadi dasar
dari proses pembuatan urea yang
sekarang dipakai secara komersil.
Pada tahun 1920 I. G. Ferben,
membuat pabrik urea di Jerman
berdasarkan proses dehidrasi
ammonium karbamat dan juga dapat
membuat urea dengan mereaksikan
ammonia (NH3) dengan
karbondioksida (CO2) pada
temperatur dan tekanan tinggi.
Unit urea 1 (PIM 1) di PT. Pupuk
Iskandar Muda dirancang untuk
memproduksi urea prill sebanyak
1725 ton/hari. Urea dihasilkan dari
reaksi antara ammonia (NH3) dengan
karbondioksida (CO2). Proses yang
dipakai adalah proses “Mitsui Toatsu
Recycle C Improved”. Proses ini
dipilih karena mempunyai beberapa
kelebihan, antara lain: murah ongkos
pembangunannya, mudah
pengoperasiannya dan dapat
menghasilkan produksi yang tinggi.
Unit urea dibagi dalam empat seksi,
yaitu:
1. Seksi sintesa
2. Seksi
penguraian/pemurnian
3. Seksi daur ulang
4. Seksi pengkristalan
dan pembutiran
3.3.1 Seksi Sintesa
Proses pembuatan urea berlangsung
dalam reaktor urea (52–DC–101)
pada tekanan dan suhu yang tinggi
yaitu tekanan 250 kg/cm2G dan suhu
200 0C. Dalam reaktor urea (52–
DC–101) dimasukkan tiga macam
bahan untuk menghasilkan urea,
yaitu gas CO2, cairan ammonia dan
larutan karbamat. Gas CO2 dari unit
ammonia di kirim ke suction CO2
Booster Compressor (52–GB–101)
dan tekanannya dinaikkan dari 0,7
kg/cm2G menjadi 26 kg/cm2G.
Kemudian dinaikan lagi dengan CO2
Compressor (52–GB–102A/B),
sehingga tekanannya menjadi 250
kg/cm2G, setelah tekanannya
mencapai 250 kg/cm2 G. Kemudian
dikirim ke reaktor urea (52-DC-
101).
Cairan ammonia dari unit ammonia
dikirim ke ammonia reservoir (52-
FA–401), ammonia ini dicampur
dengan ammonia condensor (52–
EA–404) dari proses daur ulang.
Ammonia dari ammonia reservoir
dipompa dengan ammonia booster
pump (52–GA-404) kemudian
dikirim ke ammonia pump (52–GA–
101), yang bertujuan menaikkan
tekanan dari 17 kg/cm2G menjadi
250 kg/cm2G. Sebelum memasuki
reaktor urea (52–DC–101) cairan
ammonia melewati ammonia
preheater (52–EA–101) dan (52–
EA–102) disini ammonia dipanaskan
dengan air panas dari hot water tank
(52–EA–703) dari keluaran high
pressure absorber cooler (52– EA–
401) dan kukus kondensat dari flush
drum (52–FA-701).
Larutan karbamat dari high pressure
absorber cooler (52–EA–401)
dipompa oleh recycle solution
booster pump (52–GA–401–A/B),
hingga mencapai tekanan 24
kg/cm2G, kemudian dipompa
kembali dengan recycle feed pump
(52–GA–102–A/B). sehingga tekanan
menjadi 250 kg/cm2G, selanjutnya
dimasukkan ke reaktor urea (52–
DC–101) bersama gas CO2 dan
ammonia.
Untuk menjaga suhu reaktor tetap
sekitar 200 0C, maka suhu reaktor
perlu diatur dengan jalan:
Menginjeksikan ammonia
berlebih kedalam
reaktor
Mengembalikan sebagian
larutan recycle ke
reaktor
Memanaskan ammonia
yang akan masuk ke
reaktor
Reaksi yang terjadi adalah:3 + CO2
NH2COONH4NH2COONH4
NH2CONH2 + H2O
Selain reaksi diatas, selama sintesa
terjadi juga reaksi samping yaitu
terbentuknya biuret dari
urea:2COONH4 NH2CONH2 + NH3
Reaksi antara CO2 dan NH3 menjadi
urea berlangsung secara bolak –
balik dan sangat dipengaruhi oleh
tekanan, suhu, komposisi dan waktu
reaksi. Perubahan ammonium
karbamat menjadi urea dalam fase
cair, sehingga dibutuhkan suhu dan
tekanan yang tinggi. Dalam reaktor
reaksi akan berlangsung selama 25
menit yang disebut residence time.
Reaktan dari hasil reaksi dalam
reaktor sangat korosif dan dapat
merusak reaktor itu sendiri. Oleh
karena itu permukaan dalam reaktor
perlu dilindungi dari korosi, dengan
lapisan pelindung metal titanium (Ti)
dalam reaktor juga dimasukkan
udara untuk melindungi titanium dari
korosi.
3.3.2 Seksi Penguraian/Pemurnian
Pada seksi ini larutan ammonia
dipisahkan dari campuran yang
keluar dari reaktor urea (52–DC–
101) yang terdiri dari urea, biuret,
ammonium karbamat, air dan
ammonium berlebih. Proses
pemisahan ini dilakukan dengan cara
menurunkan tekanan, sehingga
ammonium karbamat terurai menjadi
ammonia dan CO2,
Reaksi penguraian ammonium
karbamat adalah:2COONH4 CO2 +
2NH3
Reaksi ini berlangsung pada suhu
165 0C, sedangkan suhu yang masuk
ke HDP adalah 124 0C sehingga
diperlukan panas untuk mendapatkan
reaksi yang sempurna. Selama proses
penguraian juga terjadi proses
hidrolisa urea menjadi CO2 dan NH3,
hal ini disebabkan karena suhu yang
tinggi, tekanan yang rendah serta
residense time yang lama. Reaksi
hidrolisa akan mengakibatkan
produk ammonia menjadi berkurang.
Reaksi yang terjadi adalah:
2CONH4 + H2O CO2 + 2NH3
Proses penguraian dilakukan dalam
tiga tahap, masing-masing pada
tekanan 17 kg/cm2G, 2,5 kg/cm2G,
0,3 kg/cm2G. Campuran larutan dari
reaktor urea dengan suhu 200 0C
masuk ke high pressure decomposer
(52–DA–201) bagian atas, cairan
akan turun melalui sieve tray. Pada
bagian sieve tray, larutan mendapat
panas dari kukus pada reboiler high
pressure decomposer (52–EA–201)
dan juga panas dari falling film
heater. Steam dari reboiler high
pressure decomposer (52–EA–201)
mempunyai tekanan 12 kg/cm2G
udara anti korosi dinaikkan
tekanannya dengan compressor
udara (52–GB-201), dan
dimasukkan pada bottom reboiler
high pressure decomposer (52–EA–
201F). Campuran gas dari high
pressure decomposer (52–DA–201)
masuk lagi ke high pressure
absorber cooler (52–EA–401) dan
cairan urea masuk kebagian atas low
pressure decomposer (52–DA– 202)
disini telah dihasilkan urea 60 %.
Low pressure decomposer terdiri atas
empat sieve tray dan package bed.
Larutan masuk bagian atas LPD dan
(52-DA-202) bercampur dengan
larutan dari gas off gas absorber
(52–DA–402). Sebelum masuk ke
LPD, larutan HPD dilewatkan ke let
down valve sehingga tekanan
berkurang dari 17 kg/cm2G menjadi
2,5 kg/cm2G. pada LPD ditambahkan
gas CO2 yang gunanya untuk
membuang ammonia, CO2 berasal
dari booster compressor, sehingga
ammonia yang masih tertinggal di
package bed akan dibuang oleh gas
CO2. latutan di LPD dipanaskan
dengan steam bertekanan 7 kg/cm2G.
Gas hasil penguraian di LPD masuk
ke low pressure absorber (52–EA–
402). Larutan urea 66 % yang masih
mengandung ammonia dan
ammonium carbamat keluar melalui
bagian bawah LPD dan masuk ke
bagian atas gas separator (52–DA–
203).
Gas separator (52–DA–203)
mempunyai 2 bagian yang terpisah,
bagian atas beroperasi pada suhu 106 0C, tekanan 0.3 kg/cm2G, bagian
bawah beroperasi 92 0C dan tekanan
atmosfer. Sejumlah kecil dari gas
ammonia dan CO2 dipisahkan
dengan penurunan tekanan. Larutan
urea yang keluar dari gas separator
(52–DA–203) bagian bawah yang
sudah mencapai 74 % urea kemudian
dikirim ke seksi kristalisasi
sedangkan keluaran di bagian atas
gas separator (52–DA–203) dikirim
ke off gas absorber (52–EA-402).
http://fisika-utility.blogspot.com/
2012/07/proses-produksi-proses-
produksi.html
Separator adalah tabung bertekanan yang digunakan untuk memisahkan fluida sumur menjadi air dan gas (tiga fasa) atau cairan dan gas (dua fasa), dimana pemisahannya dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
a. Prinsip penurunan tekanan.
b. Gravity setlink
c. Turbulensi aliran atau perubahan arah
aliran
d. Pemecahan atau tumbukan fluida
Untuk mendapaktkan
effisiensi kerja yang stabil dengan
kondisi yang bervariasi, gas liquid
separator harus mempunyai
komponen pemisah sebagai berikut :
1. Bagian pemisah pertama, berfungsi untuk memisahkan cairan dari aliran fluida yang masuk dengan cepat berupa tetes minyak dengan ukuran besar.
2. Bagian pengumpul cairan, berfungsi untuk memisahkan tetes cairan kecil dengan prinsip gravity setlink.
3. Bagian pemisah kedua, berfungsi untuk memisahkan tetes cairan kecil dengan prinsip gravity settlink.
4. Mist extraktor, berfungsi untuk memisahkan tetes cairan berukuran sangat kecil (kabut).
5. Peralatan kontrol, berfungsi untuk mengontrol kerja separator terutama pada kondisi over pressure.
Didalam block station, disamping terdapat separator pemisah gabungan terdapat juga separator uji yang berfungsi untuk melakukan pengujian (test) produksi suatu sumur dan dari separator uji ini laju produksi sumur (Qo,Qw,danQg) bias didapat dimana Qo dan Qw diperoleh dari barel meter sedangkan Qg diperoleh dari pencatatan orifice flow meter (orifice plate ) atau dari alat pencatat aliran gas lainnya.
Disamping itu ditinjau dari tekanan kerjanyapun separator dapat dibagi tiga, yaitu separator tekanan tinggi (750 – 1500 psi), tekanan sedang (230 – 700 psi), tekanan rendah (10 – 225).
2.2. Jenis Separator
Dalam industri perminyakan dikenal beberapa jenis separator berdasarkan bentuk, posisinya dan fungsinya.
2.2.1. Jenis separator berdasarkan bentuk dan posisinya.
a. Separator tegak/vertikal.Biasanya digunakan
untuk memisahkan fluida produksi
yang mempunyai GLR rendah
dan/atau kadar padatan tinggi,
separator ini sudah dibersihkan serta
mempunyal kapasitas cairan dan gas
yang besar.
b. Separator datar /horisontal
Sangat baik untuk
memisahkan fluida produksi yang
mempunyai GLR tinggi dan cairan
berbusa. Separator ini dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu single tube
horizontal seprator dan double tube
horizontal separator. Karena
bentuknya yang panjang, separator
ini banyak memakan tempat dan sulit
dibersihkan, namun demikian
kebanyakan fasilitas pemisahan
dilepas pantai menggunakan
separator ini dan untuk fluida
produksi yang banyak mengandung
pasir, separator ini tidak
menguntungkan.
c. Separator bulat /spherical.Separator jenis ini
mempunyai kapasitas gas dan surge
terbatas sehingga umumnya
digunakan untuk memisahkan fluida
produksi dengan GLR kecil sampai
sedang namun separator ini dapat
bekerja pada tekanan tinggi.
Terdapat dua tipe separator bulat
yaitu tipe untuk pemisahan dua fasa
dan tipe untuk pemisahan tiga fasa.
Berdasarkan fasa hasil pemisahanya jenis
separator dibagi dua, yaitu:
a. Separator dua fasa, memisahkan fluida
dormasi menjadi cairan dan gas, gas
keluar dari atas sedangkan cairan
keluar dari bawah.
b. Separator tiga fasa, memisahkan fluida
formasi menjadi minyak, air dan gas.
Gas keluar dari bagian atas, minyak
dari tengah dan air dari bawah.
2.2.3. Kelebihan dan kekurangan
dari masing-masing separator :
a. Separator Vertikal
kelebihannya :
Pengontrolan level cairan tidak
terlalu rumit
Dapat menanggung pasir dalam
jumlah yang besar
Mudah dibersihkan
Sedikit sekali kecenderungan akan
penguapan kembali dari cairan
Mempunyai surge cairan yang
besar
Kekurangannya :
Lebih mahal
Bagian-bagiannya lebih sukar
dikapalkan (pengiriman)
Membutuhkan diameter yang lebih
besar untuk kapasitas gas tertentu
b. Separator Horizontal
Kelebihannya :
Lebih murah dari separator vertical
Lebih mudah pengiriman bagian-
bagiannya
Baik untuk minyak berbuih
(foaming)
Lebih ekonomis dan efisien untuk
mengolah volume gas yang lebih
besar
Lebih luas untuk setting bila
terdapat dua fasa cair
Kekurangannya :
Pengontrolan level cairan lebih
rumit daripada separator vertical
Sukar dalam membersihkan
Lumpur, pasir, paraffin
Diameter lebih kecil untuk
kapasitas gas tertentu
c. Separator Bulat
Kelebihannya :
Termurah dari kedua tipe diatas
Lebih mudah mengeringkan dan
membersihkannya dari pada
separator vertical, lebih kompak dari
yang lain
Kekurangannya :
Pengontrolan cairan rumit
Mempunyai ruang pemisah dan
kapasitas surge yang lebihk kecil
http://abdulrohim-
betawi.blogspot.com/2011/04/
separator-dan-macam-macam-
separator.html
Amonium Karbamat yang tidak
terkonversi dan kelebihan amonia di
Unit Sintesa diuraikan dan
dipisahkan dengan cara penurunan
tekanan dan pemanasan dengan 2
langkah penurunan tekanan, yaitu
pada 17 Kg/cm2 dan 22,2 Kg/cm2.
Hasil penguraian berupa gas CO2
dan NH3 dikirim kebagian recovery,
sedangkan larutan urea dikirim ke
bagian Kristaliser