PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

70
PUPUK LIMBAH CAIR NANAS Oleh: Dr. Agus Sutanto, M.Si. Dr. Achyani, M.Si. Suharno Zen, M.Sc. Rasuane Noor, M.Sc.

Transcript of PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

Page 1: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

PUPUK LIMBAH CAIR NANAS

Oleh: Dr. Agus Sutanto, M.Si.

Dr. Achyani, M.Si. Suharno Zen, M.Sc.

Rasuane Noor, M.Sc.

Page 2: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

Modul Pembelajaran

Pupuk Limbah Cair Nanas

xiv, 56 hlm, Tab., ilus., 16 x 23 cm

Hak Cipta © 2018

Cetakan kedua 2018

ISBN :

Lay-out : Benten Cover Designer: Benten

Hak Cipta dilindungi Undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun, termasuk fotocopy, tanpa izin tertulis dari penerbit. Pengutipan harap menyebutkan sumbernya.

Page 3: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

Sanksi Pelanggaran Pasal 72: Undang-undang No. 19 Tahun 2002, Tentang Hak Cipta:

1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda palling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan,

memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Page 4: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id
Page 5: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

i

Kata Pengantar

Modul ini diperuntukkan bagi mahasiswa yang mengambil

mata kuliah mikrobiologi lingkungan. Isi modul ini merupakan

dasar bagi mahasiswa yang ingin mengetahui arti, peran dan

macam macam jenis pupuk serta manfaatnya dalam kegiatan

pertanian. Penelitian menunjukkan bahwa pupuk memberikan

pengaruhnya terhadap tingkat produktivitas pertumbuhan

secara keseluruhan. Modul ini diharapkan dapat diselesaikan

dalam waktu 25 jam praktek, dimana setiap kali melakukan

kegiatan praktek diawali penjelasan singkat paling lama 30

menit. Akhir kata mudah-mudahan modul ini sesuai dengan

yang diharapkan, yaitu dapat memenuhi kompetensi

memahami arti, peran dan macam macam jenis pupuk serta

manfaatnya dalam kegiatan pertanian.

Metro, Agustus 2018

Penyusun,

Page 6: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

ii

Deskripsi

Modul ini membahas mengenai arti, peran dan macam macam

jenis pupuk serta manfaatnya dalam kegiatan pertanian.

Pemberian pupuk pada tanaman dapat mempengaruhi tingkat

kesuburan dan produktivitas tanaman. Modul ini merupakan

modul dasar karena berisi pengetahuan yang sangat mendasar

untuk seseorang yang akan mengukur parameter kesuburan

dan produktivitas tanaman. Setelah menguasai modul ini

peserta didik bukan saja hanya sekedar mengenal peranan dan

fungsi tanah dalam bidang pertanian, tetapi juga mengetahui

beberapa karakteristik sifat-sifat fisika, kimia biologi pupuk

yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Page 7: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

iii

Daftar Isi

Kata Pengantar .................................................................................. i

Deskripsi .............................................................................................. ii

Daftar Isi ................................................................................................ iii

Daftar Istilah/Glossary .................................................................... iv

Petunjuk Penggunaan Modul ......................................................... ix

Uraian Teori Pupuk ........................................................................... 1

Kegiatan 1 : Pembuatan Pupuk Cair .......................................... 41

Alat dan Bahan ................................................................................. 41

Cara Kerja ........................................................................................... 43

Kegiatan 2 : Pembuatan Pupuk Padat ...................................... 45

Alat dan Bahan .................................................................................... 45

Cara Kerja ........................................................................................... 46

Lembar Evaluasi ................................................................................. 51

Lembar kunci jawaban ...................................................................... 51

Daftar pustaka ..................................................................................... 55

Page 8: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

iv

Daftar Istilah/Glossary

• Zat organik ; senyawa yang dihasilkan dari mahkluk hidup

• Zat anorganik ; senyawa yang dihasilkan dari mineral atau

alam

• Klorosis ; keadaan jaringan tumbuhan, khususnya pada

daun, yang mengalami kerusakan atau gagalnya

pempentukan klorofil, sehingga tidak berwarna hijau,

melainkan kuning atau pucat hampir putih

• Katalisator ; suatu zat yang mempercepat laju reaksi

reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami

perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri (lihat

pulakatalisis). Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi

bukan sebagai pereaksi ataupun produk.

• Fotosintesis ; proses biokimia pembentukan zat makanan

seperti karbohidrat yang dilakukan olehtumbuhan,

terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun atau

klorofil.

• Nekrosis ; Gejala yang muncul sebagian besar menyerupai

gejala yang disebabkan oleh mutasi, diferensiasi, atau

keracuanan hara, sekresi serangga, dan penyebab oleh

patogen lain.Untuk menentukan bahwa gejala tertentu

pada tumbuhan disebabkan oleh virus dilakukan

penyingkiran setiap kemungkinan lain yang menyebabkan

penyakit tersebut dan penularan virus dari tumbuhan yang

Page 9: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

v

sakit ke tumbuhan sehat dengan cara meniadakan agensia

penyebab penyakit yang lain.

• Osmosis ; perpindahan molekul air melalui selaput

semipermiabel selektif dari bagian yang lebih encer ke

bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus

dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut,

yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran.

• Metabolisme ; semua reaksi kimia yang terjadi di dalam

organisme, termasuk yang terjadi di tingkat selular.

• pH ; derajat keasaman yang digunakan untuk

menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang

dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai

kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut

• Higroskopis ; kemampuan suatu zat untuk menyerap

molekul air dari lingkungannya baik melalui absorbsi atau

adsorpsi. Suatu zat disebut higroskopis jika zat itu

mempunyai kemampuan menyerap molekul air yang baik.

• Fiksasi ; Proses dimana unsur-unsur hara tertentu dalam

tanah yang akan diubah dari bentuk tidak tersedia tersedia

untuk membentuk penting bagi pertumbuhan tanaman,

yang dikonversi dari bentuk larut atau ditukarkan ke lebih

kurang larut atau bentuk nonexchangeable. Contohnya

adalah kalium, amonium, dan fiksasi fosfor.

• Dekomposisi ; salah satu perubahan secara kimia yang

membuat objek, biasanya makhluk hidup yang mati dapat

mengalami perusakan susunan/struktur yang dilakukan

Page 10: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

vi

oleh dekomposer (termasuk semut, belatung, bakteri dan

jamur).

• Porositas ; ukuran dari ruang kosong di antara material,

dan merupakan fraksi dari volume ruang kosong terhadap

total volume, yang bernilai antara 0 dan 1, atau sebagai

persentase antara 0-100%.

• Aerasi ; proses penambahan udara/oksigen dalam air

dengan membawa air dan udara ke dalam kontak yang

dekat, dengan cara menyemprotkan air ke udara (air ke

dalam udara) atau dengan memberikan gelembung-

gelembung halus udara dan membiarkannya naik melalui

air (udara ke dalam air)

• Eutrofikasi ; masalah lingkungan hidup yang diakibatkan

oleh limbah fosfat (PO3-), khususnya dalam ekosistem air

tawar. Definisi dasarnya adalah pencemaran air yang

disebabkan oleh munculnya nutrient yang berlebihan ke

dalam ekosistem air.

• Bintil akar ; tonjolan kecil di akar (kebanyakan adalah

anggota Fabaceae) yang terbentuk akibat infeksi bakteri

pengikat nitrogen yang bersimbiosis secara mutualistik

dengan tumbuhan.

• Tumpang sari ; suatu bentuk pertanaman campuran

(polyculture) berupa pelibatan dua jenis atau lebih

tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang

bersamaan atau agak bersamaan.

Page 11: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

vii

• Fermentasi ; proses produksi energi dalam sel dalam

keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum,

fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik,

akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang

mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam

lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron

eksternal.

• Limbah ; buangan yang dihasilkan dari suatu proses

produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga).

Di mana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai jenis

limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black

water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas

domestik lainnya (grey water).

• Pengomposan ; proses di mana bahan organik mengalami

penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-

mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai

sumber energi.

• Mikroba ; organisme yang berukuran sangat kecil

sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan.

• Inokulan ; kegiatan pemindahan mikroorganisme baik

berupa bakteri maupun jamur dari tempat atau sumber

asalnya ke medium baru yang telah dibuat dengan tingkat

ketelitian yang sangat tinggi dan aseptis.

• Agregasi ; pengumpulan sejumlah benda yang terpisah-

pisah menjadi satu. sejumlah tumbuhan atau binatang yang

Page 12: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

viii

merupakan suatu kesatuan dalam kelompok yang lebih

besar.

• Klorofil ; pigmen yang dimiliki oleh berbagaiorganisme

dan menjadi salah satu molekul berperan utama dalam

fotosintesis. Klorofil memberi warna hijau pada daun

tumbuhan hijau dan alga hijau, tetapi juga dimiliki oleh

berbagai alga lain, dan beberapa kelompok bakteri

fotosintetik.

• Vigor ; daya tumbuh.

• Bioremediasi ; penggunaan mikroorganisme untuk

mengurangi polutan di lingkungan.

• Bakteri indigen ; Bakteri yang tidak berbahaya bagi musuh

alami hama dan organisme non target lainnya, mudah

terbiodegradasi oleh lingkungan serta dapat dinaikkan

patogenisitasnya dengan teknik rekayasa genetika.

• In vitro ; istilah yang dipakai dalam biologi untuk

menyebutkan kultur suatu sel,jaringan, atau bagian organ

tertentu di dalam laboratorium.

Page 13: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

ix

Petunjuk Penggunaan Modul

Agar para mahasiswa dapat berhasil dengan baik dalam

menguasai modul ini, maka mahasiswa diharapkan mengikuti

petunjuk umum sebagai berikut :

1. Membaca semua bagian dari modul bahan ajar ini dari

awal sampai akhir. Jangan melewatkan salah satu bagian

apapun.

2. Membaca ulang dan pahami sungguh-sungguh prinsip-

prinsip yang terkandung dalam modul ini.

3. Membuat ringkasan dari keseluruhan materi modul

bahan ajar ini.

4. Menggunakan bahan pendukung lain serta buku-buku

yang direferensikan dalam daftar pustaka agar dapat

lebih memahami konsep setiap kegiatan belajar dalam

modul bahan ajar ini.

5. Setelah para mahasiswa cukup menguasai materi

pendukung, kerjakan soal soal yang ada dalam lembar

latihan dari setiap kegiatan belajar yang ada dalam

modul bahan ajar ini.

6. Mengerjakan dengan cermat dan seksama kegiatan

yang ada dalam lembar kerja, pahami makna dari setiap

langkah kerja.

7. Melakukan diskusi kelompok baik dengan sesama

teman sekelompok atau dengan pihak-pihak yang

Page 14: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

x

menurut para mahasiswa dapat membantu dalam

memahami isi modul ini.

8. Setelah mahasiswa merasa menguasai keseluruhan

materi modul ini, kerjakan soal-soal yang ada dalam

lembar evaluasi dan setelah selesai baru cocokkan

hasilnya dengan lembar kunci jawaban. Akhirnya

penulis berharap semoga mahasiswa tidak mengalami

kesulitan dan hambatan yang berarti dalam

mempelajari modul ini, dan dapat berhasil dengan baik

sesuai Tujuan Akhir yang telah ditetapkan.

Page 15: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

1

I. URAIAN TEORI PUPUK

Pupuk adalah semua bahan yang ditambahkan pada tanah

dengan maksud untuk memperbaiki sifat fisis, kimia dan

biologis. Sebagai tempat tumbuhnya tanaman, tanah harus

subur, yaitu memiliki sifat fisis, kimia, dan biologi yang baik.

Sifat fisis menyangkut kegemburan, porositas, dan daya serap.

Sifat kimia menyangkut pH serta ketersedian unsur- unsur

hara. Sedangkan sifat biologis menyangkut kehidupan

mikroorganisme dalam tanah. Seperti makhluk hidup yang

lain, tumbuhan memerlukan nutrisi baik zat organik maupun

zat anorganik. Nutrisi organik diperoleh melalui proses

fotosintesis, sedangkan nutrisi anorganik semuanya diperoleh

melalui akar dari dalam tanah dalam bentuk zat-zat terlarut

berupa kation dan anion yang mampu masuk ke dalam

pembuluh xilem akar. Tumbuhan memiliki zat-zat penyusun

yang sangat penting bagi kelangsungan hidupnya. Zat tersebut

terdiri atas:

1. Unsur-unsur esensial, yaitu unsur-unsur yang mutlak

diperlukan oleh segala macam tumbuhan (16 unsur).

Unsur- unsur ini disebut unsur hara makro dan mikro.

Unsur-unsur makro (diperlukan dalam jumlah banyak)

yaitu C, H O, N, P, K, Ca, Mg dan S. Sedangkan unsur-

unsur mikro (zat hara tambahan) yaitu Fe, Mn, Cu, Mo,

Co, Zn, dan B.

2. Unsur-unsur non esensial, yaitu unsur tambahan yang

hanya diperlukan oleh jenis tumbuhan tertentu, baik

Page 16: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

2

dalam jumlah besar maupun kecil. Antara lain Na, Cl,

Al, Si. Pemakaian pupuk bertujuan untuk menambahkan

unsur-unsur yang diperlukan bagi tumbuhan untuk

dapat tumbuh subur. Untuk mengetahui unsur tersebut,

berikut ini akan dijelaskan sumber dan fungsi unsur

hara tersebut.

Karbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O) diserap

tumbuhan dari udara dan air dalam bentuk CO2 dan H2O.

Ketiga unsur ini merupakan unsur dasar penyusun senyawa

organik dalam tumbuhan, seperti karbohidrat, protein dan

lemak. Kekurangan unsur tersebut mengakibatkan tumbuhan

layu, mengering dan mati.

Nitrogen (N) diserap oleh akar dalam bentuk ion nitrat NO3-

atau ion ammonium NH4+ yang berasal dari penguraian sisa-

sisa organisme serta senyawa nitrogen hasil fiksasi nitrogen

oleh bakteri dan petir. Nitrogen berfungsi untuk bahan síntesis

asam amino, protein, asam nukleat, klorofil, merangsang

pertumbuhan vegatatif, membuat bagian tanaman menjadi

lebih hijau karena mengandung butir hijau yang penting dalam

proses fotosíntesis dan mempercepat pertumbuhan tanaman.

Kekurangan unsur Nitrogen menyebabkan warna daun menjadi

hijau muda dan akhirnya kuning (menyebabkan klorosis),

pertumbuhan lambat dan tanaman menjadi kerdil dan buah

masak sebelum waktunya. Sebaliknya, kelebihan Nitrogen

dapat menghambat pembungaan dan pembuahan.

Page 17: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

3

Phosphor (P) diserap oleh akar dalam bentuk ion HPO42-

atau ion H2PO4- yang berasal dari sisa-sisa organisme.

Sebenarnya, di alam terdapat banyak batuan fosfat berupa

senyawa Ca3(PO4)2, tetapi sukar larut dalam air sehingga

tidak dapat diserap oleh tumbuhan. Phosphor berfungsi

memacu pertumbuhan akar pada benih dan tumbuhan muda,

mempercepat pembungaan dan pemasakan buah atau biji, serta

berguna pada pembentuan asam nukleat (inti sel), fosfolopid

(lemak), dan protein dan koenzim. Kekurangan Phosphor

menyebabkan pertumbuhan terhambat, daun mudah rontok,

pembentukan buah dan biji jelek, dan terjadi nekrosis atau

kematian sel.

Kalium (K) diserap oleh tumbuhan dalam bentuk ion K+ yang

berasal dari berbagai mineral seperti ortoklas (KSiO8) dan

lesit (KSiO6). Kalium berfungsi sebagai katalisator dalam

pembentukan karbohidrat (fotosintesis) dan protein,

memperkokoh tubuh tumbuhan dan meningkatkan daya tahan

tanaman terhadap serangan hama. Kekurangan Kalium

menyebabkan pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil, serta

daun menjadi kuning dan timbul noda-noda berupa bercak

merah cokelat dan akhirnya terjadi nekrosis (kematian) dari

daun.

Kalsium (Ca) diserap oleh akar dalam bentuk ion Ca2+ yang

berasal dari mineral seperti Kalsit (CaCO3). Kalsium berfungsi

untuk mengeraskan batang serta merangsang pembentukan

Page 18: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

4

biji-bijian. Kekurangan kalsium menyebabkan proses

pembelahan sel terhambat, daun keriput dan tanaman lemah.

Magnesium (Mg) diserap oleh akar dalam bentuk ion Mg2+

yang berasal dari berbagai mineral seperti Dolomit

(MgCO3.CaCO3). Magnesium berfungsi untuk pembentukan

klorofil, kekurangan magnesium menyebabkan klorosis, daun

menguning dan timbul bercak merah walaupun sirip dan tulang

daun tetap hijau.

Belerang diserap oleh akar tanaman sebagai ion sulfat (SO42+)

yang berasal dari Gips (CaSO4) dan Barit (BaSO4). Belarang

berfungsi sebagai penyusun protein dan membantu

pembentukan klorofil sehingga warna daun menjadi lebih

hijau. Kekurangan belerang menyebabkan daun menjadi

kuning, pertumbuhan terhambat dan tanaman menjadi kerdil.

Ferum (Fe) diserap oleh akar dalam bentuk ion Fe3+ atau ion

Fe2+. Besi berfungsi sebagai unsur penting pada pembentukan

klorofil, kekurangan zat besi menyebabkan klorosis hingga

tanaman mengalami kematian.

Mangan (Mn) diserap oleh akar sebagai ion Mn2+. Mangan

dapat membantu proses pembentukan klorofil dan enzim pada

pernapasan. Kekurangan mangan menyebabkan klorosis pada

tulang daun.

Page 19: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

5

Tembaga (Cu) diserap sebagai ion Cu+ dan ion Cu2+. Tembaga

berguna dalam reaksi redoks (enzim biosintesis redoks).

Kekurangan tembaga menyebabkan kusutnya ujung daun dan

akhirnya gugur.

Molibdenum (Mo) diserap akar dalam bentuk ion MoO42-.

Molibdenum berfungsi sebagai pengikat nitrogen yang esensial

(reduksi nitrat), kekurangan unsur ini menyebabkan

pertumbuhan terganggu. Sebaliknya jika kelebihan akan

menyebabkan keracunan.

Klorin (Cl) diserap oleh akar sebagai ion Cl-. Klorin berfungsi

sebagai aktivator fotosintesis, kekurangan klorin

menyebabkan fotosintesis terganggu.

Seng (Zn) diserap dalam bentuk ion Zn2+. Seng berfungsi

mengaktifkan beberapa enzim dan berperan dalam proses

pembentukan indol asetat, kekurangan seng menyebabkan

pertumbuhan tanaman terhambat.

Boron (B) diserap sebagai ion H2BO3-. Boron berfungsi dalam

pembentukan jaringan tumbuhan, kekurangan boron

menyebabkan terganggunya pertumbuhan meristem pembuluh

angkut.

Page 20: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

6

Kekurangan unsur-unsur hara tersebut dapat mengakibatkan

pertumbuhan tanaman secara keseluruhan akan terganggu

atau tidak sempurna.

Proses penyerapan pupuk oleh Tanaman

Secara umum proses penyerapan unsur-unsur hara berupa ion-

ion logam yang terlarut dalam air dilakukan oleh akar melalui

pembuluh xylem. Proses penyerapan tersebut berupa reaksi

penukaran ion, seperti halnya tanaman yang kekurangan

amonium diberi pupuk ZA (NH4)SO4 akan menyerap ion NH4+

dan melepaskan H+ melalui mekanisme osmosis. Jika tumbuhan

kekurangan fosfor maka tanaman akan menyerap ion PO43-

dan melepaskan OH-. Reaksi pertukaran ion ini terjadi karena

adanya tekanan osmosis antara tanaman dan tanah dan

dipengaruhi juga oleh gaya kohesi antara molekul H2O yang

sangat kuat. Hal ini menyebabkan unsur hara yang terlarut

dalam tanah dapat terserap oleh tumbuhan. Setelah unsur hara

berada dalam tubuh tumbuhan, maka unsur hara tersebut

disebarkan ke seluruh bagian tumbuhan melalui pembuluh

kapiler. Tumbuhan akan memproses semua unsur hara

menghasilkan uap air dan gas oksigen murni yang dikeluarkan

oleh tumbuhan tersebut

Materi modul ini terdiri dari 2 pokok bahasan yaitu pupuk

padat dan pupuk cair.

Page 21: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

7

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu

mempraktikkan pembuatan pupuk padat dan pupuk

cair

2. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu:

a. Menjelaskan pengertian pupuk padat dan pupuk cair

b. Memahami langkah-langkah pembuatan pupuk cair

c. Memahami langkah-langkah pembuatan pupuk

padat

d. Mempraktikkan pembuatan pupuk padat dan pupuk

cair

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK

BAHASAN

Pokok Bahasan dalam modul ini dibagi menjadi 3 sub

pokok bahasan sebagai berikut:

a. Pengertian pupuk padat dan pupuk cair

b. Langkah-langkah pembuatan pupuk padat

c. Langkah-langkah pembuatan pupuk cair

Page 22: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

8

IV. BAHAN BELAJAR

1. Kepmenkes no. 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang

Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

2. Power point materi Pembuatan Pupuk Padat dan Cair

3. Alat peraga Pembuatan Pupuk Padat dan Cair

4. Modul Pembuatan Pupuk Padat dan Cair

5. Alat dan bahan prktik

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Pokok bahasan dan masing-masing sub pokok bahasannya

akan diuraikan secara runtut oleh narasumber kepada

peserta pelatihan. Di lain pihak peserta latih akan

mendengar, mencatat dan mengikuti arahan dan petunjuk

narasumber. Proses pembelajaran ini akan dikemukakan

sesuai langkah-langkah sebagai berikut:

Langkah 1

1. Kegiatan Narasumber

a. Kegiatan bina situasi kelas

- Memperkenalkan diri

- Menyampaikan ruang lingkup bahasan

b. Menanyakan dan menggali pendapat peserta

latih tentang pengertian mereka tentang

pembuatan pupuk cair dan penggunaannya

Page 23: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

9

2. Kegiatan peserta

a. Mempersiapkan diri dan alat tulis menulis yang

diperlukan

b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang

diajukan narasumber/fasilitator

c. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap

penting

Langkah 2

1. Kegiatan Narasumber

a. Penyampaian materi sub pokok bahasan–1,

tentang pengertian pupuk cair

b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk

menanyakan hal-hal yang kurang jelas

c. Menjawab pertanyaan yang diajukan peserta

2. Kegiatan Peserta

a. Mengajukan pertanyaan yang diminta narasumber

sesuai dengan kesempatan yang diberikan

b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang

diajukan narasumber

c. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal

yang penting

Langkah 3

1. Kegiatan Narasumber

a. Menjelaskan materi sub pokok bahasan 2

(langkah-langkah pembuatan pupuk cair)

Page 24: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

10

b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk

menanyakan hal-hal yang kurang jelas

2. Kegiatan Peserta

a. Mengajukan pertanyaan yang diminta narasumber

sesuai dengan kesempatan yang diberikan

b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang

diajukan narasumber

c. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal

yang penting

Langkah 4

1. Kegiatan Narasumber

a. Penyampaian materi sub pokok bahasan–1,

tentang pengertian pupuk padat

b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk

menanyakan hal-hal yang kurang jelas

c. Menjawab pertanyaan yang diajukan peserta

2. Kegiatan Peserta

a. Mengajukan pertanyaan yang diminta narasumber

sesuai dengan kesempatan yang diberikan

b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang

diajukan narasumber

c. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal

yang penting

Page 25: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

11

Langkah 4

1. Kegiatan Narasumber

a. Menjelaskan materi sub pokok bahasan 2

(langkah-langkah pembuatan pupuk padat)

b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk

menanyakan hal-hal yang kurang jelas

2. Kegiatan Peserta

a. Mengajukan pertanyaan yang diminta narasumber

sesuai dengan kesempatan yang diberikan

b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang

diajukan narasumber

c. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal

yang penting

Langkah 5

1. Kegiatan Narasumber

a. Meminta kelas untuk membentuk 3 kelompok,

yaitu kelompok I, kelompok II dan kelompok III,

serta memilih ketua, sekretaris dan penyaji.

b. Meminta masing-masing kelompok merancang

dan membuat alat pupuk cair atau padat

c. Memberikan bimbingan tentang jalannya proses

praktikum

Page 26: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

12

Langkah 6

(1) Kegiatan Narasumber

a. Meminta masing masing kelompok (kelompok I,

kelompok II dan kelompok III),

mempresentasikan hasil-hasil praktek

kelompoknya didepan kelas.

b. Memberikan masukan tentang masalah-masalah

yang timbul seputar proses praktikum serta

mengarahkannya sesuai dengan tujuan

pembelajaran

c. Merangkum hasil-hasil diskusi pada tahapan-

tahapan tertentu sehingga hasil-hasil diskusi lebih

fokus.

2. Kegiatan Peserta

a. Mengikuti acara penyajian/presentasi masing-

masing kelompok

b. Berpartisipasi aktif dan bertanya, mengemukakan

pendapat/saran yang berguna bagi proses

pembelajaran

c. Mendengar, mencatat dan bertanya tentang hal-

hal yang kurang jelas

d. Mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang penting

Page 27: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

13

Langkah 7

Penutup

1. Kegiatan Narasumber

a. Meminta peserta menanyakan hal-hal yang

kurang jelas sebelum menutup acara

pembelajaran

b. Meminta peserta untuk memberi komentar

tentang proses belajar

c. Memberikan jawaban atas pertanyaan peserta

(kalau ada)

d. Tutup acara pemberian sesi dengan ucapan

penghargaan atas perhatian peserta selama

pembelajaran, serta permohonan maaf jika

terdapat sesuatu yang tidak berkenan.

2. Kegiatan Peserta

a. Mengajukan pertanyaan yang diminta narasumber

sesuai dengan kesempatan yang diberikan

b. Memberikan komentar tertulis tentang jalannya

penyampaian materi oleh narasumber dalam

selembar kertas

Page 28: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

14

VI. URAIAN MATERI

A. Pengertian Pupuk

Dalam arti luas yang dimaksud pupuk ialah suatu

bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik,

kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik

bagi pertumbuhan tanaman. Dalam pengertian yang

khusus pupuk ialah suatu bahan yang mengandung satu

atau lebih harauntuk memperbaiki sifat fisik tanah.

Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun

non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen.

Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan

pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara

suplemen seperti hormon tumbuhan membantu

kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian,

ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat

ditambahkan sejumlah material suplemen. Dalam

aplikasi pupuk harus diperhatikan kebutuhan hara

tanaman, agar tanaman tidak mendapatkan suplai

hara secara berlebihan. Suplai hara yang terlalu

sedikit atau terlalu banyak dapat membahayakan

pertumbuhan tanaman. Pupuk dapat diberikan lewat

tanah ataupun disemprotkan ke permukaan daun.

Lima Tepat Pemupukan adalah:

1) Tepat Jenis : Jenis pupuk disesuaikan dengan unsur

hara yg dibutuhkan tanaman.

Page 29: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

15

2) Tepat Dosis : Pemberian pupuk harus tepat

takarannya, disesuaikan dgn jumlah unsur hara yg

dibutuhkan tanaman pada setiap fase

pertumbuhan tanaman.

3) Tepat Waktu : Harus sesuai dgn masa

kebutuhan hara pada setiap fase/umur tanaman,

dan kondisi iklim/cuaca (misal : (a) pemupukan yg

baik jika ilakukan di awal musim penghujan atau

akhir musim kemarau, (b) pengaplikasian

sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum jam

11 siang.

4) Tepat Cara : Cara pengaplikasian pupuk

disesuaikan dengan bentuk fisik pupuk, pola

tanam, kondisi lahan dan sifat-sifat fisik , kimia

tanah & biologi tanah.

5) Tepat Sasaran : Pemupukan harus tepat pada

sasaran yg ingin dipupuk, misalnya:

(1) Jika yg ingin dipupuk adalah tanaman, maka

pemberian pupuk harus berada didalam

radius daerah perakaran tanaman, dan

sebelum dilakukan pemupukan maka areal

pertanaman harus bersih dari gulma-gulma

pengganggu.

(2) Jika pemupukan ditujukan untuk tanah, maka

aplikasinya dilakukan pada saat pengolahan

Page 30: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

16

tanah, dan berdasarkan pada hasil analisa

kondisi fisik & kimia tanah.

B. Kategori Pupuk

Pupuk dapat dibedakan berdasarkan bahan asal,

senyawa, fasa, cara penggunaan, reaksi fisiologi,

jumlah dan macam hara yang dikandungnya.

Berdasarkan asalnya dibedakan:

1. Pupuk alam ialah pupuk yang terdapat di alam

atau dibuat dengan bahan alam tanpa proses

yang berarti. Misalnya: pupuk kompos, pupuk

kandang, guano, pupuk hijau dan pupuk batuan

P.

2. Pupuk buatan ialah pupuk yang dibuat oleh

pabrik. Misalnya: TSP, urea, rustika dan

nitrophoska. Pupuk ini dibuat oleh pabrik

dengan mengubah sumber daya alam melalui

proses fisika dan/atau kimia.

Berdasarkan senyawanya dibedakan:

1. Pupuk organik ialah pupuk yang berupa senyawa

organik. Kebanyakan pupuk alam tergolong pupuk

organik: pupuk kandang, kompos, guano. Pupuk

alam yang tidak termasuk pupuk organik misalnya

rock phosphat, umumnya berasal dari batuan

sejenis apatit [Ca3(PO4)2].

Page 31: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

17

2. Pupuk anorganik atau mineral merupakan pupuk

dari senyawa anorganik. Hampir semua pupuk

buatan tergolong pupuk anorganik.

Berdasarkan fasa-nya dibedakan:

1. Padat. Pupuk padat umumnya mempunyai

kelarutan yang beragam mulai yang mudah larut

air sampai yang sukar larut.

2. Pupuk cair. Pupuk ini berupa cairan, cara

penggunaannya dilarutkan dulu dengan air,

Umumnya pupuk ini disemprotkan ke daun.

Karena mengandung banyak hara, baik makro

maupun mikro, harganya relatif mahal.. Pupuk

amoniak cair merupakan pupuk cair yang kadar N

nya sangat tinggi sekitar 83%, penggunaannya

dapat lewat tanah (injeksikan).

Berdasarkan cara penggunaannya dibedakan:

1. Pupuk daun ialah pupuk yang cara pemupukan

dilarutkan dalam air dan disemprotkan pada

permukaan daun.

2. Pupuk akar atau pupuk tanah ialah pupuk yang

diberikan ke dalam tanah disekitar akar agar

diserap oleh akar tanaman.

Page 32: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

18

Berdasarkan reaksi fisiologisnya dibedakan:

1. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis masam

artinya bila pupuk tersebut diberikan ke dalam

tanah ada kecenderungan tanah menjadi lebih

masam (pH menjadi lebih rendah). Misalnya: Za

dan Urea.

2. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basis

ialah pupuk yang bila diberikan ke dalam tanah

menyebabkan pH tanah cenderung naik misalnya:

pupuk chili salpeter, calnitro, kalsium sianida.

Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya

dibedakan:

1. Pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman

saja. Misalnya: urea hanya mengandung hara N,

TSP hanya dipentingkan P saja (sebetulnya juga

mengandung Ca).

2. Pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung dua

atau lebih dua hara tanaman. Contoh: NPK,

amophoska, nitrophoska dan rustika.

Berdasarkan macam hara tanaman dibedakan:

1. Pupuk makro ialah pupuk yang mengandung hanya

hara makro saja: NPK, nitrophoska, gandasil.

Page 33: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

19

2. Pupuk mikro ialah pupuk yang hanya mengandung

hara mikro saja misalnya: mikrovet, mikroplek,

metalik.

3. Campuran makro dan mikro misalnya pupuk

gandasil, bayfolan, rustika. Sering juga ke dalam

pupuk campur makro dan mikro ditambahkan juga

zat pengatur tumbuh (hormon tumbuh).

C. Pupuk anorganik

1. Pupuk Nitrogen

Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang

dirancang untuk memberi tambahan hara nitrogen

dan belerang bagi tanaman. Nama ZA adalah

singkatan dari istilah bahasa Belanda, zwavelzure

ammoniak, yang berarti amonium sulfat

(NH4)2SO4. Wujud pupuk ini butiran kristal mirip

garam dapur dan terasa asin di lidah. Pupuk ini

higroskopis (mudah menyerap air) walaupun tidak

sekuat pupuk urea. Karena ion sulfat larut secara

kuat, sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk

ini berpotensi menurunkan pH tanah yang terkena

aplikasinya. Sifat ini perlu diperhatikan dalam

penyimpanan dan pemberiannya. Pupuk ZA

mengandung belerang 24 % dan nitrogen 21 %.

Kandungan nitrogennya hanya separuh dari urea,

Page 34: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

20

sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan

sebagai sumber pemasok hara belerang pada

tanah-tanah yang miskin unsur ini. Namun

demikian, pupuk ini menjadi pengganti wajib urea

sebagai pemasok nitrogen bagi pertanaman tebu

karena tebu akan mengalami keracunan bila diberi

pupuk urea. Pupuk ini dikenal dengan nama pupuk

ZA, mengandung 21% nitrogen dan 26% sulfus,

erbentuk kristal dan bersifat kurang higroskopis.

Reaksi kerjanya agak lambat sehinga cocok

digunakan untuk pupuk dasar. Sifat reaksinya asam,

sehingga tidak disarankan untuk tanah ber pH

rendah

2. Ammonium Chlorida ( NH4CL)

Pupuk ammonium chlorida adalah Pupuk yang

mempunyai kadar N sebanyak 26 air. Di dalam

tanah akan terionisasi menjadi ion NH4 dan Cl-.

Seperti halnya dengan pupuk ZA, ion ammonium

dapat langsung diserap tanaman dan sebagian akan

diserap oleh koloid tanah pada permukaan

3. Ammonium Nitrat (NH4NO3)

Pupuk ammonium nitrat adalah pupuk yang dapat

menyumbangkan dua jenis hara N dalam bentuk

ammonium dan nitrat. Pupuk termasuk pupuk yang

Page 35: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

21

larut di dalam air. Bentuknya mempunyai kadar N

sebanyak 33 pupuk ialah padat dan kristalin dan

berwarna putih, tidak higrokopis dan berkerja

cepat. Kandungan nitratnya membuat pupuk ini

cocok digunakan di daerah dingin dan daerah

panas. Pupuk ini akan membakar tanaman apabila

diberikan terlalu dekat dengan akar tanaman atau

kontak langsung dengan daun. Ketersediaan bagi

tanaman sangat cepat sehingga frekuensi

pemberiannya harus lebih sering. Amonium Nitrat

bersifat higroskopis sehingga tidak dapat disimpan

lebih lama.

4. Ammonium Sulfat Nitrat ( ASN)

Ammonium Sulfat Nitrat adalah pupuk yang

diproduksi oleh Ruhr-sticstoff A.G.Jerman,

merupakan garam rangkap dari ammonium sulfat

dan ammonium nitrat. Pupuk ini diperdagangkan

dalam bentuk kristal berwarna seperti kuning

kemerah-merahan.

5. Urea CO(NH2)2

Pupuk urea adalah pupuk buatan senyawa kimia

organic dari CO(NH2)2, pupuk padat berbentuk

butiran bulat kecil . Urea larut sempurna di dalam

air. Pupuk ini mempunyai kadar N 45 tidak

mengasamkan tanah. Sifat urea lain yang tidak

Page 36: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

22

menguntungkan adalah sangat higrokopis dan

mulai menarik air dari udara pada kelembaban

nisbi sekitar 70-75 persen.

6. Pupuk Cyanamide

Pupuk cyanamide dan pupuk urea dikenal sebagai

pupuk organik buatan. Contoh pupuk cyanamide

ialah CaCN2 dibuat dengan memanasi kapur (lime)

dengan kokas (coke).

7. Pupuk Kalsium Ammonium Nitrat

Pupuk ini meruoakan campuran dari ammonium

nitrat dengan bubuk tanah liat (kapur mergel).

Campuran ini dimaksudkan untuk meniadakan

keburukan-keburukan ammonium nitrat. Kalsium

ammonium nitrat CaCO3. diperdagangkan dalam

bentuk butiran-butiran N dan 30-35 mengandung

20,5 kuning muda dan hijau. Pupuk kalsium nitrat

ini berbentuk butiran, berwarna putih, sangat cepat

larut di dalam air. Kalsium nitrat merupakan

sumber kalsium yang baik karena mengandung 19%

Ca. Sifat lainnya adalah bereaksi basa dan

higroskopis.

8. Pupuk Natrium Nitrat (NaNO3)

Page 37: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

23

Natrium nitrat juga dikenal dengan nama

Chilisalpeter. Disebut dengan chilisalpeter karena

pada awalnya pupuk ini merupakan produk alam,

yang didapatkan dari endapan didalam tanah

didaerah pantai utara chili, peru dan Bolivia dan

dipantai barat Amerika Serikat. Sekarang pupuk

NaNO3 telah dibuat secara sintetis melalui proses

ammonia soda sejalan dengan cara pembuatan

ammonium chlorida, yaitu dengan caraproses

Solvay (Proses ammonia soda) dengan larutan

garam.

9. Pupuk Fosfat

SP-36

Mengandung 36% fosfor dalam bentuk P2O5. ppuk

ini terbuat dari fosfat alam dan sulfat. Berbentuk

butiran an berwarna au-abu. Sifatnya agak sulit

larut dalam air dan bereaksi lambat sehingga selalu

digunakan sebagai pupuk dasar. Reaksi kimianya

tergolong netral, tidak higroskopis, dan tidak

bersifat membakar.

Amonium Phosfat

Pupuk ini umumnya digunakan untuk merangsang

pertumbuhan awal. Bentuknya berupa butiran

berwarna coklat kekuningan. Reaksinya termasuk

alkalis dan mudah larut di dalam air. Sifat lainnya

Page 38: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

24

adalah tidak higroskopis sehingga tahan disimpan

lebih lama dan tidak bersifat membakar karena

indeks garamnya rendah.

10. Pupuk Kalium

Kalium Klorida

Mengandung 45% K2O dan klor, bereaksi agak

asam dan bersiat higroskopis. Khlor berpengaruh

negatif terhadap tanaman yang tidak

membutuhkanya.

Kalium Sulfat

Pupuk ini lebih dikenal dengan nama ZK. Kadar

K2O-nya sekitar 48-52%, berbentuk tepung putih

yang larut di dalam air, bersifat asam. Dapat

digunakan sebagai pupuk dasar sesudah tanam.

Kalium Nitrat

Mengandung 13% N dan 44% K2O, berbentuk

butiran berwarna putih yang tidak bersifat

higroskopis dengan reaksi yang netral.

11. Pupuk Makro sekunder

Kapur dolomitik

Berbentuk bubuk berwarna putih kekuningan,

dikenal sebagai bahan untuk menaikan pH tanah.

Dolomit adalah sumber Ca (30%) dan Mg (19%)

Page 39: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

25

yang cukup baik. Kelarutannya agak rendah dan

kualitasnya sangat ditentukan oleh ukuran

butirannya. Semakin halus butirannya semakin

baik kualitasnya.

12. Kapur Kalsitik

Dikenal sebagai kapur pertanian berbentuk bubuk

berfungsi untuk meningkatkan pH tanah. Warnanya

putih dan butirannya halus, mengandung 90199%

Ca. Bersifat lebih cepat larut di dalam air.

13. Kalium Magnesium Sulfat (Paten Kali)

Pupuk ini mengandung 30% K2O, 12% S, dan 12%

MgO, erbentuk butiran dan berwarna kuning.

Bersifat sukar larut dalam air.

14. Gypsum (CaSO4)

Bahan ini berbentuk bubuk berwarna putih.

Mengandung 39% Ca, 53% S, dan sedikit Mg.

Gypsum digunakan untuk meneralisir tanah yang

erganggu karena kadar garam yang tingi.

15. Bubuk Belerang

Bubuk belerang adalah sumber sulfur yang

terbesar, kandungannya dapat mencapai 99%.

Namun bubuk ini tidak lazim digunakan untuk

Page 40: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

26

mengatasi defisiensi sulfur, tetapi lebih banyak

digunakan untuk menurunkan pH tanah.

16. Pupuk Mikro

Pupuk sebagai sumber unsur hara mikro ersedia

dalam dua entuk, yakni bentuk garam anorganik

dan bentuk organik sinteis. Kedua bentuk ini

bersifat mudah larut di dalam air. Contoh pupuk

mikro yang berbentuk garam anorganik adalah Cu,

Fe,Z dan Mn yan seluruhnya bergabung dengan

sulfat. Sebagai sumber boron, umumnya digunakan

sodium tetra borat yang banyak digunakan sebagai

pupuk aun. Sumber Mo umumnya menggunakan

sodium atau amonium molibdat. Bentuk organik

sintetis ditandai dengan adanya agen pengikat

unsur logam yang disebut chelat. Chelat adalah

bahan kimia organik yang dapat mengikat ion

logam seperti yang dilakkan koloid tanah. Unsur

hara mikro yang tersedia dalam bentuk chelat

adalah Fe, Mn, Cu, dan Zn. Selain itu, unsur mikro

juga dapat disediakan oleh berbagai pupuk

majemuk yang banyak beredar di pasaran.

D. Pupuk organik

Menurut Permentan No.2/Pert/Hk.060/2/2006, tentang

pupuk organik dan pembenah tanah, dikemukakan

Page 41: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

27

bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian

besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang

berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui

proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang

digunakan mensuplai bahan organik untuk

memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.

Definisi tersebut menunjukkan bahwa pupuk organik

lebih ditujukan kepada kandungan C-organik atau

bahan organik daripada kadar haranya, nilai C-organik

itulah yang menjadi pembeda dengan pupuk anorganik

(Simanungkalit dkk., 2006). Pupuk organik dapat dibuat

dari berbagai jenis bahan, antara lain sisa panen

(jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, sabut

kelapa), serbuk gergaji, kotoran hewan,limbah media

jamur, limbah pasar, limbah rumah tangga dan limbah

pabrik, serta pupuk hijau. Karena bahan dasar

pembuatan pupuk organik bervariasi, kualitas pupuk

yang dihasilkan juga beragam sesuai dengan kualitas

bahan asalnya. Pemakaian pupuk organik terus

meningkat dari tahun ke tahun sehingga perlu ada

regulasi atau peraturan mengenai persyaratan yang

harus dipenuhi oleh pupuk organik agar memberikan

manfaat maksimal bagi pertumbuhan tanaman dan

tetap menjaga kelestarian lingkungan

(http://www.pustaka-deptan.go.id, 2010).

Page 42: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

28

Pupuk organik mempunyai keunggulan dan kelemahan.

Beberapa keunggulan dari pupuk oganik adalah antara

lain : meningkatkan kandungan bahan organik di dalam

tanah, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan

kemampuan tanah menyimpan air (Water holding

capacity), meningkatkan aktivitas kehidupan biologi

tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation tanah,

mengurangi fiksasi fosfat oleh Al dan Fe pada tanah

masam, dan meningkatkan ketersediaan hara di dalam

tanah. Kelemahan dari pupuk organik antar lain:

kandungan haranya rendah, relatif sulit

memperolehnya dalam jumlah yang banyak, tidak dapat

diaplikasikan secara langsung ke dalam tanah, tetapi

harus melalui suatu proses dekomposisi, pengangkutan

dan aplikasinya mahal karena jumlahnya banyak.

Syarat dan tata cara pendaftaran pupuk organik telah

dituangkan dalam SK Mentan No. 2, tahun 2006.

Berdasarkan persyaratan pendaftaran pupuk organik,

dan pembenah tanah selain diperlukan pengujian mutu

pupuk, juga diperlukan uji keefektifan yang dapat

dilakukan di laboratorium, atau rumah kaca, dan atau

di lapangan, walaupun peranan pupuk organik atau

pembenah tanah terhadap produktivitas tanah dan

tanaman tidak bisa terlihat dalam waktu yang pendek

Page 43: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

29

(satu semusim) tetapi memerlukan waktu jangka

panjang (2–3 musim tanam). Pupuk organik terdiri dari:

1. Pupuk kandang

Pupuk kandang didefinisikan sebagai semua produk

buangan dari binatang peliharaan yang dapat

digunakan untuk menambah hara, memperbaiki

sifat fisik, dan biologi tanah. Apabila dalam

memelihara ternak tersebut diberi alas seperti

sekam pada ayam, jerami pada sapi, kerbau dan

kuda, maka alas tersebut akan dicampur menjadi

satu kesatuan dan disebut sebagai pupuk kandang.

Beberapa petani di beberapa daerah memisahkan

antara pupuk kandang padat dan cair. Jenis pupuk

kandang berdasarkan jenis ternak atau hewan yang

menghasilkan kotoran antara lain adalah : pupuk

kandang sapi, pupuk kandang kuda, pupuk kandang

kambing atau domba, pupuk kandang babi, dan

pupuk kandang unggas. Ada beberapa jenis pupuk

kandang, pupuk kandang sapi yang mempunyai

kadar serat yang tinggi seperti selulosa, pupuk

kandang sapi dapat memberikan beberapa manfaat

yaitu menyediakan unsur hara makro dan mikro

bagi tanaman, menggemburkan tanah, memperbaiki

tekstur dan struktur tanah, meningkatkan porositas,

aerasi dan komposisi mikroorganisme tanah,

memudahkan pertumbuhan akar tanaman, daya

Page 44: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

30

serap air yang lebih lama pada tanah. Ciri-ciri

pupuk kandang yang baik dapat dilihat secara fisik

atau kimiawi. Ciri fisiknya yakni berwarna

kehitaman, cukup kering, tidak mengandung dan

tidak berbau menyengat. Ciri kimiawinya adalah

C/N rasio kecil (bahan pembentuknya sudah tidak

terlihat) dan temperaturnya relatif stabil. Efek dari

kelebihan pupuk kandang akan menimbulkan

pencemaran nitrat (NO3-) dan ammonia (NH3+)

sehingga menyebabkan eutrofikasi (eutropication).

Di samping itu sering pula tidak tersedia bagi

tanaman, karena diserap oleh mikroorganisme

untuk kebutuhan hidupnya. Keuntungan pemakaian

pupuk kandang antara lain.

1) Dapat memperbaiki kesuburan fisika tanah

melalui perubahan struktur.

2) Dapat memperbaiki kesuburan kimia tanah

karena mengandung unsur N, P,K, Ca, Mg, dan

Cl.

3) Dapat meningkatkan kegiatan mikroorganisme

tanah yang berarti meningkatkan kesuburan

biologis.

4) Dalam pelapukannya sering mengeluarkan

hormon yang merangsang pertumbuhan

tanaman, seperti auxin, gibberellin dan

cytokinin.

Page 45: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

31

2. Pupuk hijau

Pupuk hijau adalah bagian tumbuhan hijau yang mati

dan tertimbun dalam tanah. Pupuk organik jenis ini

mempunyai imbangan C/N rendah, sehingga dapat

terurai dan cepat tersedia bagi tanaman. Pupuk hijau

sebagai sumber nitrogen cukup baik. Di daerah

tropis, yaitu sebagai pupuk organik sebagai

penambah unsur mikro dan perbaikan struktur

tanah. Jenis tanaman yang banyak digunakan adalah

dari familia Leguminoceae atau kacang-kacangan

dan jenis rumput-rumputan (rumput gajah). Jenis

tersebut dapat menghasilkan bahan organik lebih

banyak, daya serap haranya lebih besar dan

mempunyai bintil akar yang membantu mengikat

nitrogen dari udara. Pupuk hijau memiliki tujuan dan

keunggulan dalam penggunaannya antara lain:

a. Mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah

serta infiltrasi air.

b. Mencegah adanya erosi.

c. Dapat membantu mengendalikan hama dan

penyakit.

d. Sangat bermanfaat pada daerah-daerah yang

sulit dijangkau untuk suplai pupuk anorganik.

Namun pupuk hijau juga memiliki kekurangan

yaitu tanaman hijau dapat sebagai kendala dalam

waktu, tenaga, lahan, dan air pada pola tanam

Page 46: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

32

yang menggunakan rotasi dengan tanaman

legume dapat mengundang hama ataupun

penyakit dapat menimbulkan persaingan dengan

tanaman pokok dalam hal tempat, air dan hara

pada pola pertanaman tumpang sari.

3. Kompos

Kompos merupakan bahan organik yang telah

mengalami degradasi / penguraian / pengomposan

sehingga berubah bentuk dan sudah tidak dikenali

lagi bentuk aslinya, berwarna kehitam-hitaman, dan

tidak berbau. Kompos merupakan hasil fermentasi

atau dekomposisi dari bahan-bahan organik seperti

tanaman, hewan atau limbah organik lainnya. Jenis

tanaman yang sering digunakan untuk kompos di

antaranya jerami, sekam padi, tanaman pisang,

gulma, sayuran yang busuk, sisa tanaman jagung, dan

sabut kelapa. Bahan dari ternak yang sering

digunakan untuk kompos di antaranya kotoran

ternak, urine, pakan ternak yang terbuang, dan

cairan biogas. Tanaman air yang sering digunakan

untuk kompos di antaranya ganggang biru, gulma air,

eceng gondok, dan azola. Kompos yang digunakan

sebagai pupuk disebut pula pupuk organik karena

penyusunannya terdiri dari bahan-bahan organik.

Page 47: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

33

Sedangkan proses pengomposan adalah proses

dimana bahan organik mengalami penguraian secara

biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang

memanfaatkan bahan organik sebagai sumber

energi. Membuat kompos adalah mengatur dan

mengontrol proses alami tersebut agar kompos

dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi

membuat campuran bahan yang seimbang,

pemberian air yang cukup, mengaturan aerasi, dan

penambahan aktivator pengomposan. Secara alami

bahan-bahan organik akan mengalami penguraian di

alam dengan bantuan mikroba maupun biota tanah

lainnya. Namun proses pengomposan yang terjadi

secara alami berlangsung lama dan lambat. Untuk

mempercepat proses pengomposan ini telah banyak

dikembangkan teknologi-teknologi pengomposan.

Baik pengomposan dengan teknologi sederhana,

sedang, maupun teknologi tinggi. Dewasa ini

pembuatan kompos semakin berkembang dengan

diperkaya dengan mikroorganisme yang dapat

mempercepat dekomposisi seperti Trichoderma sp.

Pada akhir-akhit ini, telah banyak digunakan

teknologi efektif mikroorganisme (EM-4) yang

merupakan permentant (pengurai) limbah organik

menjadi pupuk organik, yang mengandung bacteri

Lactobacillus, ragi, actomycete, dan jamur pengurai

Page 48: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

34

selulosa yang dapat membantu proses dekomposisi.

Dilaporkan penggunaan Em-4 dapat mempercepat

proses dekomposisi.

4. Bokashi

Kata Bokashi diambil dari bahasa Jepang yang

berarti bahan organik yang terfermentasi. Oleh

orang Indonesia, kata bokashi dipanjangkan menjadi

“bahan organik kaya akan sumber kehidupan”.

Bokashi adalah pupuk organik hasil fermentasi

bahan organik oleh sejumlah besar jasad renik dalam

lingkungan yang hangat, basah dan berudara dengan

hasil akhir berupa humus. Humus adalah material

organik yang berasal dari degradasi ataupun

pelapukan daun-daunan dan ranting-ranting

tanaman yang membusuk (mengalami dekomposisi)

yang akhirnya mengubah humus menjadi (bunga

tanah), dan kemudian menjadi tanah. Bahan baku

untuk humus adalah dari daun ataupun ranting

pohon yang berjatuhan, limbah pertanian dan

peternakan, industri makanan, agroindustri, kulit

kayu, serbuk gergaji (abu kayu), kepingan kayu,

endapan kotoran, sampah rumah tangga, dan

limbah-limbah padat perkotaan. Pada umumnya

humus ditemukan dalam bentuk serbuk atau butiran,

limbah pertanian, seperti jerami, sekam padi, kulit

Page 49: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

35

kacang tanah, ampas tebu, batang jagung, dan bahan

hijauan lainnya. Sedangkan kotoran ternak yang

banyak dimanfaatkan sebagai bahan dasar humus

antara lain: kotoran sapi, kerbau, kambing, ayam,

itik dan babi. Humus merupakan sumber makanan

bagi tanaman, serta berperan baik bagi

pembentukan dan menjaga struktur tanah. Senyawa

humus juga berperan dalam pengikatan bahan kimia

toksik dalam tanah dan air. Selain itu, humus dapat

meningkatkan kapasitas kandungan air tanah,

membantu dalam menahan pupuk anorganik larut-

air, dan mencegah penggerusan tanah. Humus

merupakan penentu akhir dari kualitas kesuburan

tanah, jadi penggunaan humus sama halnya dengan

penggunaan kompos. Pemanfaatan pupuk

humus/bokashi secara rutin dapat berdampak nyata

terhadap peningkatan kesuburan lahan, tanah

menjadi gembur, serta sifat fisik, kimia dan biologi

tanah menjadi lebih baik.

5. Pupuk Hayati

6. Pupuk hayati merupakan mikrob hidup yang

diberikan ke dalam tanah sebagai inokulan untuk

membantu tanaman memfasilitasi atau menyediakan

unsur hara tertentu bagi tanaman. Oleh karena itu,

pupuk hayati sering juga disebut sebagai pupuk

Page 50: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

36

mikrob. Banyak mikrob yang bisa dimanfaatkan,

antara lain, Azospirillum spp dan Azotobacter spp

untuk menambat N2 dari udara tanpa harus

bersimbiosis dengan tanaman. Aeromonas spp dan

Aspergillus spp adalah contoh mikrob pelarut P yang

sangat efektif dalam melepaskan ikatan P yang sukar

larut. Selain itu, mikrob ini bisa memperbaiki aerasi

dan agregasi tanah. Pupuk organik hayati

mengandung sumber hara seperti N, P, K, dan hara

lainnya. Mikroba yang ditambahkan ke dalam pupuk

organik hayati selain mampu meningkatkan

ketersediaan hara, juga mampu meningkatkan

efisiensi pengambilan hara (uptake) oleh tanaman

sehingga efisiensi pemupukan meningkat. Pupuk

hayati telah dilaporkan mampu meningkatkan

efisiensi serapan hara, memperbaiki pertumbuhan

dan hasil, serta meningkatkan ketahanan terhadap

serangan hama dan penyakit. Umumnya digunakan

mikrob yang mampu hidup bersama (simbiosis)

dengan tanaman inangnya. Keuntungan diperoleh

oleh kedua pihak, tanaman inang mendapatkan

tambahan unsur hara yang diperlukan, sedangkan

mikrob mendapatkan bahan organik untuk aktivitas

dan pertumbuhannya. Pupuk hayati berperan dalam

mempengaruhi ketersediaan unsur hara makro dan

mikro, efisiensi hara, kinerja sistem enzim,

Page 51: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

37

meningkatkan metabolisme, pertumbuhan, dan hasil

tanaman. Teknologi ini mempunyai prospek yang

lebih menjanjikan di samping karena pengaruhnya

yang nyata dalam meningkatkan hasil, juga lebih

ramah lingkungan.

7. Pupuk organik cair

Pupuk organik bukan hanya berbentuk padat dapat

berbentuk cair seperti pupuk anorganik. Pupuk cair

sepertinya lebih mudah di manfaatkan oleh tanaman

karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan

tidak dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga

manfaatnya lebih cepat terasa. Bahan baku pupuk

cair dapat berasal dari pupuk padat dengan

perlakuan perendaman. Setelah beberapa minggu

dan melalui beberapa perlakuan, air rendaman

sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair. Pupuk

organik cair dapat berasal dari pupuk kandang,

jerami padi, azolla, daun lamtoro, sekam padi,

belotong, limbah agroindustri (seperti limbah

pengolahan minyak sawi, tapioka, nanas dll). Secara

garis besar keuntungan diperoleh dari pemanfaatan

pupuk organik cair adalah perbaikan

(a) sifat fisik tanah,

(b) sifat kimia tanah,

(c) sifat biologi tanah, dan

Page 52: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

38

(d) kondisi sosial.

Pemberian pupuk organik cair harus

memperhatikan konsentrasi dan frekuensi aplikasi

terhadap tanaman. Masing-masing jenis tanaman

mempunyai konsentrasi dan frekuensi pemberian

pupuk berbeda untuk memperoleh hasil optimum.

Pemilihan konsentrasi tepat perlu diketahui dan hal

ini dapat diperoleh melalui pengujian-pengujian di

lapangan.

Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan

melalui daun atau disebut sebagai pupuk cair foliar

mengandung hara makro dan mikro essensial (N, P,

K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik).

Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat

diantaranya dapat mendorong dan meningkatkan

pembentukan klorofil daun sehingga meningkatkan

kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan

nitrogen dari udara, dapat meningkatkan vigor

tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat,

meningkatkan daya tahan tanaman terhadap

kekeringan, cekaman cuaca dan serangan patogen

penyebab penyakit,merangsang pertumbuhan

cabang produksi, meningkatkan pembentukan bunga

dan bakal buah, mengurangi gugurnya daun, bunga

dan bakal buah. Pemberian pupuk organik cair harus

Page 53: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

39

memperhatikan konsentrasi diaplikasikan terhadap

tanaman.

Pemberian pupuk organik cair melalui daun

memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman lebih

baik daripada pemberian melalui tanah. Semakin

tinggi konsentrasi pupuk diberikan maka kandungan

unsur hara diterima oleh tanaman akan semakin

banyak, begitu pula dengan semakin seringnya

frekuensi aplikasi pemupukan dilakukan pada

tanaman, maka kandungan unsur hara juga semakin

tinggi. Perlu diperhitungkan dalam pemberian pupuk

dengan konsentrasi berlebihan, karena akan

mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan pada

tanaman. Pemberian konsentrasi dan frekuensi

pemupukan harus disesuaikan dengan kebutuhan

nutrisi tanaman. Contoh pupuk yang berasal dari

limbah industri yaitu Pupuk cair LCN (Limbah Cair

Nanas).

LCN merupakan limbah cair yang berasal dari

limbah nanas yang telah melalui proses yang

sedemikian rupa sehingga dapat menjadi pupuk

organik yang bermanfaat bagi tanaman yaitu dengan

proses bioremediasi. Bioremediasi merupakan suatu

proses yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi

pencemaran yang terdapat di limbah tersebut

Page 54: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

40

dengan menggunakan bantuan beberapa macam

organisme, sehingga dapat mengubah zat-zat yang

berbahaya (toksik) untuk menjadi zat yang tidak

berbahaya jika digunakan bagi lingkungan sekitar.

Limbah Cair Nanas dengan kandungan bahan

organik tinggi tidak mampu diuraikan oleh bakteri

diperairan atau sungai secara alami, karena volume

dan kadar limbah yang tinggi, serta jumlah dan jenis

bakteri yang tidak memadai di perairan, untuk itu

kualitas LCN harus memenuhi standar baku mutu

untuk emisinya. Salah satu teknologi pengolahan air

limbah yang aman dan berwawasan lingkungan

adalah menggunakan bakteri yang berpotensi

pengurai. Secara alamiah untuk memperoleh bakteri

yang berpotensi sebagai pengurai dapat dilakukan

dengan mengisolasi limbah itu sendiri (bakteri

indigen), kemudian dikultur secara murni di

laboratorium secara in vitro. Bakteri indigen limbah

cair nanas yang mampu menetralkan pH, yaitu:

Bacillus cereus, Acinobacter baumanni, Bacillus

subtitlis dan Pseudomonas pseudomallei. Bakteri

indigen ini mampu menetralkan pH dan memiliki

potensi sebagai pengurai. Pengolahan limbah cair

LCN (Limbah Cair Nanas) dapat memenuhi syarat

standar baku mutu sebagai pupuk organik yang dapat

digunakan sebagai pengganti pupuk kimia dan baik

bagi tanaman.

Page 55: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

41

Kegiatan 1.

Pembuatan Pupuk Cair

A. Alat dan Bahan

a. Ember 25 L, Gentong 120 L, Drum 200 L dengan

tutupnya.

b. Stop kran (1-1,5 inch)

c. Sock berderat pipa pralon PVC (ukuran sesuaikan

dengan stop kran)

d. Sealent, seal karet ban dalam

e. Plat plastik yang dibolong-bolonngkan sesuai dengan

ukuran ember, gentong, drum

B. Pemasangan Alat

a. Pasang pelat plastik (sesuai dengan ukuran) yang

sudah dilubangi ke dalam ember, gentong dan drum

b. Beri penahan (setengah batu bata, sebuah atau

beberapa buah) di bawah pelat plastik, untuk menahan

sampah yang akan dijadikan pupuk cair tidak sampai

ke dasar ember, gentong, drum

c. Ember, gentong, drum dibagian bawah diberi lubang

kesamping sesuai dengan ukuran stop keran

d. Stop kran dipasang di lubang tersebut, dengan dilapisi

karet seal dibagian luar dan dalam e. dari bagian

dalam dipasangkan sock pipa plastik dengan stop

Page 56: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

42

keran (ukuran yang sesuai) f. dikencangkan

secukupnya dengan keyakinan stop keran tidak bocor

Gambar dapat dilihat sebagai berikut:

Page 57: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

43

C. Cara Kerja pembuatan pupuk cair

a. Bahan sampah sisa buah, sayuran dan sampah organik

lainnya

b. Sampah organik tersebut dicincang

c. Masukkan sampah ke dalam ember

d. Isi ember dengan sampah sampai penuh

e. Dapat ditambahkan bibit bakteri (EM-4, air kotor,

comberan, dll)

f. Ember ditutup dan biarkan untuk proses penguraian

g. Selang beberapa hari pupuk cair keluar dan

ditampung dengan wadah secukupnya. Bau yang khas

yaitu bau buah yang sudah difermentasi dapat

dilakukan secara berulang selang beberapa hari

h. Pupuk cair di aerasi secukupnya untuk membuang gas

(bau) hasil fermentasi/pengomposan sampah sisa

buah-buahan

i. Pupuk cair yang sudah diaerasi (baunya hilang)

dimasukan kedalam pewadahan atau kemasan

bertutup

*Keterangan tambahan

1. Apabila beberapa waktu, sampah sisa buah dalam

ember akan menyusut (karena proses fermentasi)

maka dapat ditambahkan lagi sampah sisa buah

sampai penuh lagi, dst

Page 58: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

44

2. Bila ember sudah penuh dengan padatan

pembuatan cair di kosongkan dan dibersihkan,

serta ditata kembali seperti semula dan

pembuatan pupuk cair dapat diulang kembali dst,

seperti yang diuraikan diatas

3. Padatan dari pembuatan pupuk cair ini dapat

dijadikan kompos dengan proses pengkomposan

sampah padat

Page 59: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

45

Kegiatan 2.

Pembuatan Pupuk Padat

A. Alat dan Bahan

Alat-alat yang diperlukan antara lain:

a. Tempat pembuatan kompos (mempunyai atap)

b. Sekop,

c. Cangkul garpu

d. Gembor/embrat

e. Drum air

f. Ember

g. Lembaran plastik penutup

h. Termometer

i. Alat timbang

Bahan yang diperlukan:

a. Bahan Hijauan, bahan yang berwarna hijau biasanya

banyak mengandung Nitrogen (N) tinggi, diantaranya

kotoran ternak (sapi, kerbau, ayam, kambing dll),

daun kacang-kacangan, daun jagung, limbah pertanian

segar, potongan rumput segar dan lain-lain.

b. Bahan Coklatan, bahan yang berwarna coklat biasanya

banyak mengandung Carbon (C) tinggi, diantaranya

Jerami padi, serbuk gergaji, cocopeat, dedak, sekam,

potongan kayu, potongan kertas, dan lain-lain.

c. Bahan lain, Limbah Rumah Tangga, Abu dapur.

Page 60: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

46

Untuk bahan tertentu yang berukuran besar atau panjang

seperti jerami, batang jagung, belukar, agar bahan

kompos mudah terdekomposisi, maka bahan sebaiknya

harus dihaluskan dengan cara dicincang dengan ukuran 4-

10 cm.

B. Penyusunan Bahan

1) Susun kompos berdasarkan ketersediaan bahan baku.

Sebaiknya bahan yang mangandung karbon tinggi

terlebih dahulu disimpan paling bawah sebagai alas.

Misalnya Jerami, serbuk gegaji, sekam atau coco peat.

2) Selanjutnya di atas bahan tadi susun kotoran ternak

seperti kotoran sapi, kambing, ayam Susunan bahan

baku yang biasa dilakukan adalah:

• Jerami (paling bawah) Kotoran Sapi (kalau ada)

Serbuk gergaji

• Kotoran Kambing Kotoran ayam, dll

Proses penyusunan bahan kompos ini dapat dilakukan

sampai ketinggian 1 m.

C. Cara kerja

1. Mencampur Kompos.

Setelah bahan disusun lengkap, kemudian setahap

demi setahap bahan dicampur sampai rata, sambil

dilhat kelembabannya, apabila kurang lembab,

tambahkan air, sambil ditambahkan bahan aktivator

Page 61: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

47

atau fermentor. Setelah bahan dicampur rata dengan

kelembaban yang cukup dan lengkap dengan

penambahan fermentornya, lalu ditumpuk kembali

seperti semula, sampai ketinggian 1 m, membentuk

bedengan memanjang. Lebar antara 2 s/d 5 m dan

panjang bisa sampai 50 m. Tumpukan kompos

kemudian ditutup terpal plastik, supaya jangan kena

sinar matahari langsung atau kehujanan. Pada waktu

menutup perhatikan supaya tetap ada jalan untuk

sirkulasi udara.

2. Mengukur Temperatur

Setelah secara berkala dilakukan pengukuran, hasil

pengukuran dapat dicatatkan pada tabel dibawah ini

untuk memudahkan analisa dan pengembangan lebih

lanjut.

Pengukuran temperatur dilakukan setiap hari pada

beberapa titik kemudian dicatat. Hasil pemetaan

pengukuran dapat memberikan indikasi tentang

proses pembuatan kompos, apakah pencampuran

sudah baik dan benar, apakah komposisi seimbang,

apakah kelembaban memadai dan seterusnya.

3. Membalik Kompos

Pada hari ke 4 komposting, saat pembalikan kompos

yang pertama, perhatikan pada titik titik no 2, 7, 8, 9,

Page 62: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

48

14, amati kelembabannya, campuran bahan dan siklus

oksigennya. Apabila kurang lembab, atau campuran

kurang rata, atau siklus oksigen tidak lancar, maka

pada saat membalik harus sambil dilakukan

pencampuran ulang dengan kompos dari tempat yang

mempunyai temperatur tinggi, yang kelembaban atau

campuran atau siklus oksigennya baik.

Lakukan pengamatan temperatur pada hari

berikutnya, petakan, kemudian amati. Apabila masih

ada yang kurang rata, lakukan seperti tindakan di atas.

Apabila tindakan dilakukan dengan benar, maka pada

pembalikan berikutnya perbedaan temperatur sangat

kecil dan relatif rata.

Pembalikan kompos selain dengan mempergunakan

peta temperatur, juga harus dilakukan dengan cara:

a. Membalik, mencampur dan menyimpan tumpukan

di atas ke bawah

b. Membalik, mencampur dan minyimpan tumpukan

tengah ke luar, kiri kanan

c. Membalik, mencampur dan menyimpan tumpukan

samping, kiri dan kanan ke tengah

d. Membalik, mencampur dan menyusun tumpukan

tengah bawah ke atas

Page 63: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

49

Apabila proses pembalikkan kompos sudah 4 kali,

amati perubahan warna, aroma dan temperatur.

Apabila warnanya sudah berubah menjadi coklat

kehitaman, kemudian aroma kompos menyerupai

aroma tanah, maka proses komposting sudah selesai.

Tinggal menunggu penurunan temperatur.

4. Pengayakan

Setelah proses pengomposan selesai, kemudian

dilakukan untuk memperoleh ukuran yang seragam

dan penampilannya yang lebih baik. Disamping itu

apabila telah diayak, maka pada waktu penerapan di

lapangan akan jauh lebih mudah.

Page 64: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

50

Page 65: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

51

Lembar Evaluasi 1. Bagaimana cara pembuatan pupuk cair, jelaskan!

2. Bagaimana cara pembuatan pupuk padat, jelaskan!

3. Apa fungsi aktivator / fermentor?

Lembar Kunci Jawaban 1. Proses pembuatn pupuk cair sebagai berikut:

a. Sampah organik tersebut dicincang dan dimasukkan

sampah ke dalam ember

b. Isi ember dengan sampah sampai penuh

c. Dapat ditambahkan bibit bakteri (EM-4, air kotor,

comberan, dll)

d. Ember ditutup dan biarkan untuk proses penguraian

e. Selang beberapa hari pupuk cair keluar dan

ditampung dengan wadah secukupnya. Bau yang khas

yaitu bau buah yang sudah difermentasi dapat

dilakukan secara berulang selang beberapa hari

f. Pupuk cair di aerasi secukupnya untuk membuang gas

(bau) hasil fermentasi/pengomposan sampah sisa

buah-buahan

g. Pupuk cair yang sudah diaerasi (baunya hilang)

dimasukan kedalam pewadahan atau kemasan

bertutup

Page 66: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

52

2. Proses pembuatn pupuk cair sebagai berikut;

a. Mencampur Kompos. Setelah bahan disusun lengkap,

kemudian setahap demi setahap bahan dicampur

sampai rata, sambil dilhat kelembabannya, apabila

kurang lembab, tambahkan air, sambil ditambahkan

bahan aktivator atau fermentor. Setelah bahan

dicampur rata dengan kelembaban yang cukup dan

lengkap dengan penambahan fermentornya, lalu

ditumpuk kembali seperti semula, sampai ketinggian 1

m, membentuk bedengan memanjang. Lebar antara 2

s/d 5 m dan panjang bisa sampai 50 m. Tumpukan

kompos kemudian ditutup terpal plastik, supaya

jangan kena sinar matahari langsung atau kehujanan.

Pada waktu menutup perhatikan supaya tetap ada

jalan untuk sirkulasi udara.

b. Pada hari ke 4 komposting, saat pembalikan kompos

yang pertama, perhatikan pada titik titik no 2, 7, 8, 9,

14, amati kelembabannya, campuran bahan dan siklus

oksigennya. Apabila kurang lembab, atau campuran

kurang rata, atau siklus oksigen tidak lancar, maka

pada saat membalik harus sambil dilakukan

pencampuran ulang dengan kompos dari tempat yang

mempunyai temperatur tinggi, yang kelembaban atau

campuran atau siklus oksigennya baik.

Page 67: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

53

c. Setelah proses pengomposan selesai, kemudian

dilakukan untuk memperoleh ukuran yang seragam

dan penampilannya yang lebih baik. Disamping itu

apabila telah diayak, maka pada waktu penerapan di

lapangan akan jauh lebih mudah.

3. Mempercepat proses penguraian bahan yang masih

berukuran besar menjadi bahan yang kecil dalam proses

pengomposan.

Page 68: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

54

Page 69: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

55

Daftar Pustaka

Anonim. 2003. Pupuk Organik Tingkatkan Produksi Pertanian.

Diakses dari: http://www.pustaka-

deptan.go.id/publication/wr276057.pdf. Diakses

Tanggal 5 Agustus 2016.

Anggarwulan, E. dan Solichatun. 2001. Fisiologi Tumbuhan.

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam UNS, Surakarta.

Anwar, E.K. 1999. Usaha meningkatkan produktivitas lahan

pertanian dengan teknologi efektif mikroorganisme

(EM-4). Konggres Nasional VII. HITI. Bandung.

Astuti, A. 2002. Aktivitas Proses Dekomposisi Berbagai Bahan

Organik Dengan Aktivator Alami dan Buatan. Makalah

Seminar Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

Bastari, T. 1996. Penerapan Anjuran Teknologi Untuk

Meningkatkan Efisiensi Penggunaan Pupuk. Pusat

Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan Litbang

Pertanian Deptan. hal. 7 - 36.

Engelstad, O.P. 1997. Teknologi dan Penggunaan Pupuk.

Terjemahan DH. Goenadi. Gajah Mada University Press.

Yogyakarta.

Page 70: PUPUK LIMBAH CAIR NANAS - repository.ummetro.ac.id

56

Fisher, N.M., dan Goldsworthy. 1985. Fisiologi Budidaya

Tanaman tropic. Gajah Mada University Press,

Yogyakarta.

Menteri Pertanian. 2006. Peraturan Menteri Pertanian No.2

tahun 2006 tentang Pupuk Organik dan Pembenah

tanah. Analisis kebijakan pertanian Vol.4 No.3

September 2006. 240-255 hal.

Novizan. 2001. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. AgroMedia

Pustaka. Jakarta.

Parnata, Ayub.S. 2004. Pupuk Organik Cair. Jakarta:PT

Agromedia Pustaka. Hal 15-18.

Sri setyadi Harjadi. 1979. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia.

Jakarta.

Sugito, Y. Nuraini, Y. dan Nihayati, E. 1995. Sistem Pertanian

Organik. Faperta Unibraw. Malang.

Sutanto, Agus. 2011. Degradasi Bahan Organik Limbah Cair

Nanas oleh Bakteri Indigen. El-hayah vol. 1, no. 4 maret

2011 page 151 of 156.

Sutanto Rachman. 2002. Pertanian organik: Menuju Pertanian

Alternatif dan Berkelanjutan. Jakarta:Kanisius

Sutedjo,M.M. 1989. Analisis Tanah, Air, dan Jaringan Tanaman.

Rineka Cipta. Jakarta.

Sutedjo,M.M.. 1985. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bina Cipta.

Jakarta.