pulau maluku

28
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Maluku atau yang dikenal secara internasional sebagai Moluccas dan Molukken adalah provinsi tertua yang ada di Indonesia, lintasan sejarah Maluku telah dimulai sejak zaman kerajaan-kerajaan besar di Timur Tengah seperti kerajaan Mesir yang dipimpin Firaun. Bukti bahwa sejarah Maluku adalah yang tertua di Indonesia adalah catatan tablet tanah liat yang ditemukan di Persia, Mesopotamia, dan Mesir menyebutkan adanya negeri dari timur yang sangat kaya, merupakan tanah surga, dengan hasil alam berupa cengkeh, emas dan mutiara, daerah itu tak lain dan tak bukan adalah tanah Maluku yang memang merupakan sentra penghasil Pala, Fuli, Cengkeh dan Mutiara. Pala dan Fuli dengan mudah didapat dari Banda Kepulauan, Cengkeh dengan mudah ditemui di negeri-negeri di Ambon, Pulau-Pulau Lease (Saparua, Haruku & Nusa laut) dan Nusa Ina serta Mutiara dihasilkan dalam jumlah yang cukup besar di Kota Dobo, Kepulauan Aru. Ibu kota Maluku adalah Ambon yang bergelar atau memiliki julukan sebagai Ambon Manise, kota Ambon berdiri di bagian selatan dari Pulau Ambon yaitu di jazirah Leitimur. Jumlah penduduk provinsi ini tahun 2010 dalam hasil sensus berjumlah 1.533.506 jiwa. Maluku terletak di Indonesia Bagian Timur. Berbatasan langsung dengan Maluku Utara dan Papua Barat di 1

description

menceritakan tentang karakteristik maluku

Transcript of pulau maluku

Page 1: pulau maluku

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Maluku atau yang dikenal secara internasional sebagai Moluccas dan Molukken

adalah provinsi tertua yang ada di Indonesia, lintasan sejarah Maluku telah dimulai sejak

zaman kerajaan-kerajaan besar di Timur Tengah seperti kerajaan Mesir yang dipimpin

Firaun. Bukti bahwa sejarah Maluku adalah yang tertua di Indonesia adalah catatan tablet

tanah liat yang ditemukan di Persia, Mesopotamia, dan Mesir menyebutkan adanya negeri

dari timur yang sangat kaya, merupakan tanah surga, dengan hasil alam berupa cengkeh,

emas dan mutiara, daerah itu tak lain dan tak bukan adalah tanah Maluku yang memang

merupakan sentra penghasil Pala, Fuli, Cengkeh dan Mutiara. Pala dan Fuli dengan mudah

didapat dari Banda Kepulauan, Cengkeh dengan mudah ditemui di negeri-negeri di Ambon,

Pulau-Pulau Lease (Saparua, Haruku & Nusa laut) dan Nusa Ina serta Mutiara dihasilkan

dalam jumlah yang cukup besar di Kota Dobo, Kepulauan Aru.

Ibu kota Maluku adalah Ambon yang bergelar atau memiliki julukan sebagai Ambon

Manise, kota Ambon berdiri di bagian selatan dari Pulau Ambon yaitu di jazirah Leitimur.

Jumlah penduduk provinsi ini tahun 2010 dalam hasil sensus berjumlah 1.533.506 jiwa.

Maluku terletak di Indonesia Bagian Timur. Berbatasan langsung dengan Maluku Utara dan

Papua Barat di sebelah utara, Laut Maluku, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara di

sebelah barat, Laut Banda, Timor Leste, dan Nusa Tenggara Timur di sebelah selatan serta

Laut Aru dan Papua di sebelah timur.

Maluku memiliki 2 agama utama yaitu agama Islam Sunni yang dianut 50,8 %

penduduk Maluku dan agama Kristen (baik Protestan maupun Katolik) yang dianut 48,4 %

penduduk Maluku

Provinsi Maluku dan Maluku Utara membentuk suatu gugus-gugus kepulauan yang

terbesar di Indonesia dikenal dengan Kepulauan Maluku dengan lebih dari 4.000 pulau baik

pulau besar maupun kecil.

1

Page 2: pulau maluku

B. RUMUSAN MASALAH

1. Dimana letak Pulau Maluku?

2. Berapa luas kepulauan Maluku?

3. Apa saja batas-batas kepulauan Maluku?

4. Bagaimana kondisi topografi kepulauan Maluku?

5. Apa saja laut, danau, dan sungai di pulau-pulau Maluku?

6. Bagaimana kondisi flora dan fauna di kepulauan Maluku?

7. Bagaimana aktivitas ekonomi di kepulauan Maluku?

8. Bagaimana kondisi sosial dan budaya masyarakat Maluku?

9. Bagaimana kondisi kependudukan di kepulauan Maluku?

C. TUJUAN

1. Agar mengetahui karakteristik Maluku sebagai region yang ditinjau dari berbagai aspek.

2. Sebagai tugas mata kuliah Geografi Regional Indonesia

2

Page 3: pulau maluku

BAB II

PEMBAHASAN

A. LETAK Secara astronomis, Maluku terletak pada  3°-8,30° Lintang Selatan dan 125,45°-135°

Bujur Timur, secara geografis terletak di antara Provinsi Maluku Utara, Papua Barat,

Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah, Negara Timor Leste dan Australia.

Berdasar kondisi geologinya Maluku Utara (Halmahera) dapat dibagi menjadi 2

bagian yaitu Halmahera bagian barat dan bagian timur. Halmahera bagian Barat adalah

bagian sabuk vulkanik muda yang disusun dari batuan gunung api dan batuan sedimen tersier

hingga kwarter, merupakan perpanjangan dari Morotai melalui Halmahera Barat, Ternate dan

Tidore sampai menuju Bacan Halmahera bagian Timur merupakan perpanjangan kearah

timur melalui Pulau Gebe dan bagian utara Manokwari.

B. LUAS Luas wilayah Maluku secara keseluruhan adalah 712.479,69 km2. Sebesar 92.4% dari

luas ini adalah lautan yaitu 658.294,69 km2 sedangkan daratannya hanya 7,6% atau seluas

54.185 km2. Dengan demikian Maluku merupakan daerah kepulauan yang terdiri dari 632

pulau besar dan pulau kecil, dimana pulau terbesar adalah Pulau Seram (18.625 km2), disusul

Pulau Buru (9000 km2), Pulau Yamdena (5.085 km2) dan Pulau Wetar (3.624 km2).

Luas kabupaten/kota dan perbandingannya dengan  luas Provinsi

Kabupaten/KotaLuas Total

(km2)Perbandingan dengan

Luas Provinsi  (%)Maluku Tenggara BaratMaluku TenggaraMaluku TengahBuruKepulauan AruSeram Bagian BaratSeram Bagian TimurAmbon

15.033,003.665,00

11.595,579.247,006.269,004.046,353.952,08

377

27,746,76

21,4017,0711,577,477,290,70

C. BATAS WILAYAHSecara geografis, Provinsi Maluku dibatasi oleh Provinsi Maluku Utara di sebelah

utara; Provinsi Papua Barat di sebelah timur; Provinsi Sulawesi Tenggara dan Sulawesi

Tengah di sebelah barat; serta dengan Negara Timor Leste dan Australia di sebelah selatan.

3

Page 4: pulau maluku

Sesuai karakteristik wilayah Maluku sebagai wilayah kepulauan, dalam aspek penataan

pembangunan, Maluku memiliki konsep gugus pulau, laut pulau dan pintu jamak (multi gate)

dengan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan yang berfungsi sebagai pusat pelayanan

publik, pusat perdagangan serta lalu lintas arus barang dan jasa.

D. TOPOGRAFI

Rata-rata kondisi topografi wilayah Kota Ambon agak datar mulai dari pesisir pantai

sampai dengan wilayah permukiman. Morfologi daratan kota Ambon bervariasi datar,

berombak, bergelombang dan berbukit serta bergunung dengan lereng dominan agak landai

sampai curam. Daerah datar memiliki kemiringan lereng 0-3%, daerah berombak kemiringan

lereng 3-8%, daerah bergelombang 8-15%, daerah berbukit 15-30% dan daerah bergunung

kemiringan lerengnyalebih besar dari 30%.

Keadaan topografi daerah Maluku tengah, Seram bagian Barat dan Seram bagian

Timur umumnya berbukit, disebabkan karena pertemuan dua buah lempeng yang disebut

dengan sirkum Pasifik dan Mediterania. Pembentukan ini menyebabkan topografi wilahnya

merupakan dataran tinggi dengan tingkat kemiringan diatas 40%. Wilayah dengan kategori

kemiringan ini termasuk dalam kategori sangat curam. Pembagian tingkat kelerengan sesuai

RTRW Maluku menunjukkan 4 kelas lereng, masing-masing : lereng datar 0-2%,

landai/bergelombang 3-15%, agak curam 3-15%, dan sanagt curam 40%.

Topogarafi wilaya Maluku Tenggara dibagi atas daratan, berbukit, dan bergunung

dengan lereng datar (0-3%), landai/berombak (3-8%), bergelombang (8-15%), agak curam

(15-30%), dan sangat curam (>50%). Ketinggian dari muka laut dikawasan ini dibagi

menjasi 3 kelas ketinggian yaitu daerah rendah (ketinggian 0-100 m), daerah tengah (100-

500 m), dan dataran tinggi dengan ketinggian (>500 m).

Daerah ketinggian pada wilayah kabupaten Maluku Tenggara Barat dibagi atas 3

kelas yaitu (1) daerah rendah dengan ketinggian 0-100 m; (2) daerah tengah dengan

ketinggian 100-500 m; dan (3) daerah tinggi dengan ketinggian >500 m. distribusi

permukiman pada umumnya berada pada daerah atau pada daerah dengan ketinggian 0-100

m.

Topografi wilayah Kabupaten Buru sebagian besar merupakan daerah perbukitan dan

pegunungan denagn kemiringan lereng 15-40% dan 40%, sementara sebaran ketinggian

4

Page 5: pulau maluku

datarannya bervariasi. Puncak gunung tertinggi adalah gunung Kapalamada berada di

wilayah kecamatan Buru Utara Barat dengan elevasi 2.736 meter di atas permukaan laut,

menyusul kawasan sekitar danau Rana dengan elevasi lebih lebih dari 1000 meter dpl, di

samping itu danau Rana sendiri diperkirakan berada pada kisaran 700-750 meter dpl.

Sementara terdapat tanah dataran yang tersebar dikecamatan Buru Utara Timur dan Buru

Utara Selatan terutama di dataran Waeapu. Dengan menggunakan pendekatan bentang alam,

Kabupaten Buru dikelompokkan atas dataran pantai, perbukitan dan pegunungan termasuk di

dalamnya dataran tinggi dengan kelerengan bervariasi. Dengan ketinggian pada wilayah pada

Kabupaten Buru dibagi atas 3 kelas yaitu: (1) Daerah rendah dengan ketinggian 0-100 m; (2)

daerah tengah dengan ketinggian 100-500 m; pada Kabupaten Buru dibagi atas 3 kelas yaitu:

(1) Daerah rendah dengan ketinggian 0-100 m; (2) daerah tengah dengan ketinggian 100-500

m; (3) Daerah tinggi dengan ketinggian >500 m. distribusi permukiman desa umumnya

berada pada daerah dengan ketinggian 0-100 m.

E. KEPENDUDUKAN

Kabupaten Maluku Tenggara terdiri dari 119 buah pulau kecil  dengan ibukota

Langgur. Penduduk  asli Kabupaten ini adalah suku Kei, disamping  orang-orang  asal daerah

lain yang menetap di kabupaten ini, misalnya orang asal Jawa, Bugis dan Makasar serta

Buton yang menetap sebagai pedagang.

Beberapa tahun lalu Maluku Tenggara terdiri dari 436 buah pulau, namun kini telah

dimekarkan menjadi  5 kabupaten kota, yaitu: kabupaten Maluku Tenggara, Maluku

Tenggara Barat, Kepulauan Aru, Maluku Barat Daya dan Kota Tual.

Hasil analisa Seks Rasio tahun 2008 jumlah penduduk kabupaten Maluku Tengara

sebanyak  102.991 jiwa saat masih bergabung dengan Kota Tual. Jumlah penduduk untuk

tahun 2011 berdasarkan hasil proyeksi adalah : 99.112 jiwa diantaranya laki-laki 49.188 jiwa

dan perempuan 49.924 Sebahagian besar penduduk daerah ini berdiam di wilayah pedesaan ,

umumnya terletak di pesisir pantai.

Penyebaran penduduknya tidak merata, dimana konsentrasi penduduk  pada

umumnya  dipulau Kei Kecil, karena alasan mencari nafkah.

5

Page 6: pulau maluku

Penduduk Maluku menganut 3 agama utama yaitu Islam Sunni sebanyak

50,8%, Kristen Protestan sebanyak 41,6%, dan Katolik sebanyak 6,8% penduduk. Penyebaran

agama Islam dilakukan oleh Kesultanan Iha, Saulau, Hitu, dan Hatuhaha serta

pedagang Arab yang mengunjungi Maluku. Sementara penyebaran agama Kristen dilakukan

oleh misionaris-misionaris dari Portugis, Spanyol, dan Belanda.

Tempat ibadah di Provinsi Maluku pada tahun 2013 tercatat yaitu sebagai berikut:

1. Masjid sebanyak hampir 2 ribu buah

2. Gereja sebanyak 2.345 buah

3. Pura sebanyak 10 buah

4. Vihara sebanyak 5 buah.

Gereja Protestan Maluku atau biasa dikenal sebagai GPM merupakan organisasi

sinode dan pertubuhan gereja terbesar yang ada di Maluku, yang memiliki jemaat gereja di

hampir seluruh negeri Sarane di seluruh Maluku. Pada tahun 2013, jemaah haji yang pergi

ke Mekkah dari Provinsi Maluku ialah sebanyak 1.009 orang, di mana jemaah haji terbanyak

berasal dari Kabupaten Maluku Tengah yaitu sebanyak 506 orang.

F. DANAU Nama-nama danau, luas dan lokasi menurut Kabupaten/Kota

Kabupaten Nama danau Luas (km2) Lokasi

Maluku Tenggara BaratMaluku Tenggara

Maluku Tengah

BuruAmbon

1. Tihu1. Abiel2. Ngilngof3. Fan4. Ohoillim1. Tihu2. Telaga Raja3. Tihu Suli4. Kaitetu1. Rana1. Laha

Pulau WetarKei KecilKei KecilPulau DullaKei BesarPulau SeramPulau SeramPulau AmbonPulau AmbonPulau BuruPulau Ambon

G. LAUT Laut Maluku terletak di barat Samudra Pasifik yang terletak di dekat Provinsi

Maluku, Indonesia. Laut ini membatasi Laut Sulawesi di utara dan Laut Banda di selatan.

6

Page 7: pulau maluku

Pulau pulau yang membatasi laut ini adalah kepulauan Indonesia seperti Halmahera, Seram,

Buru, dan Sulawesi (Celebes).

Aktivitas GempaLaut ini merupakan area gempa bumi aktif. Gempa yang mencapai 6.3 SR terjadi

pada 21 Desember 2005, yang berpusat di 190 km selatan Manado. Gempa berkekuatan 5.4

SR terjadi di daerah yang sama pada 16 Mei 2006, dan gempa bumi 6.1 SR mengguncang

laut itu pada 19 Mei 2006. Aktivitas saat ini adalah gempa 5.5 pada 14 Juni 2006. Gempa

bumi yang baru-baru ini terjadi mencapai 7.3 SR yang terjadi pada 21 Januari 2007 dengan

beberapa gempa kecil dengan rata-rata 5.0 SR dalam 24 jam setelah gempa pertama. Gempa

yang belum lama terjadi terjadi pada 17 Maret 2007, yang mencapai 6.5 SR. Sebuah gempa

mencapai 5.2 SR terjadi pada 21 November 2007. Aktivitas paling terkini merupakan gempa

yang mencapai 4.9 SR pada 1 Desember 2007.

H. SUNGAI Nama-nama sungai, panjang dan lokasi menurut Kabupaten/Kota

Kabupaten Nama sungai Panjang (km) Lokasi

Maluku Tenggara Barat

Maluku Tenggara

Maluku Tengah

1. S. Ranamoe2. S. Bungat3. S. Mitak4. S. Sakir5. S. Naumatang6. S. Amau

1. S. Ewu

1. S. Watukabo2. S. Bobo3. S. Ternate4. S. Boti5. S. Lofin6. S. Kobi7. S. Samal8. S. Sariputih9. S. Isal10. S.Muai11. S.Usa12. S.Tuluaman

Pulau YamdenaPulau YamdenaPulau YamdenaPulau WetarPulau WetarPulau Wetar

Kei Kecil

Seram UtaraSeram UtaraSeram UtaraSeram UtaraSeram UtaraSeram UtaraSeram UtaraSeram UtaraSeram UtaraSeram UtaraSeram UtaraSeram Utara

7

Page 8: pulau maluku

Seram Bagian Timur

Seram Bagian Barat

Buru

13. S. Kuwa14. S. Myaka15. S. Kuhu16. S. Sapalewa17. S. Utu18. S. Sala19. S. Lala20. S. Ela21. S. Maituhu22. S. Palu23. S. Makariki24. S. Labotan25. S. Jala26. S. Laladi27. S. Kaba28. S. Lau29. S. Walala30. S. Mika31. S. Jahe32. S. Nuwa33. S. Kawa34. S. Saparese35. S. Japaru36. S. Nama

1. S. Bobot2. S. Tuasa3. S. Masiwang4. S. Dawang5. S. Toja

1. S. Eti2. S. Sapalewa3. S. Tala4. S. Ruapa5. S. Nala6. S. Sarisa

1. S. Waiyapo2. S. Sanleko3. S. Lamen

Seram UtaraSeram UtaraSeram UtaraSeram UtaraSeram UtaraSeram UtaraSeram UtaraSeram UtaraSeram UtaraSeram UtaraAmahaiAmahaiAmahaiAmahaiTehoruTehoruTehoruTehoruTehoruTehoruTehoruTehoruTehoruTehoru

WerinamaWerinamaSeram TimurSeram TimurSeram Timur

PiruTaniwelKairatuKairatuKairatuKairatu

Buru Utara TimurBuru Utara TimurBuru Utara Timur

8

Page 9: pulau maluku

Ambon

4. S. Wainibe5. S. Waemangi6. S. Ili7. S. Mana8. S. Pude9. S. Langa10. S. Tina11. S. Hotong12. S. Mkana13. S. Tina14. S. Yalun15. S. Oki16. S. Lamara17. S. Mala18. S. Kasi

1. Wae Batu Gantung2. Wae Batu Gajah3. Wae Tomu4. Wae Batu Merah5. Wae Ruhu6. Wae Yori7. Wae Sikula8. Wae Lawa9. Wae Piah Besar10.Wae Yame11. Wae Lela12. Wae Heru13. Wae Tonahitu14. Wae Tatiri

1,503,104,204,259,10

15,509,506,003,507,80

6,00

Buru Utara  BaratBuru Utara  BaratBuru Utara  BaratBuru Utara  BaratBuru Utara  BaratBuru Utara  BaratBuru Utara  BaratBuru Utara  BaratBuru Utara SelatanBuru Utara SelatanBuru Utara SelatanBuru Utara SelatanBuru Utara SelatanBuru Utara SelatanBuru Utara Selatan

Pulau AmbonPulau AmbonPulau AmbonPulau AmbonPulau AmbonPulau AmbonPulau AmbonPulau AmbonPulau AmbonPulau AmbonPulau AmbonPulau AmbonPulau AmbonPulau Ambon

I. SOSIAL DAN BUDAYA

Kehidupan sosial budaya masyarakat Maluku tidak lepas dari adat, kebiasaan, tradisi,

dan agama yang digunakan dalam upaya pelestarian atau pengawasan sumber daya alam

hayati dan ekosistemnya. Ini dapat dilihat dari bentuk-bentuk konservasi tradisional yang

sering ditemui adalah Dusung.

Dusung diartikan sebagai system pengelolaan lahan mulai dari pembukaan hutan

primer sampai terbentuk lahan perkebunan rakyat yang terdiri dari berbagai jenis komoditi

termasuk peternakan dan perikanan.

9

Page 10: pulau maluku

Dusung juga diartikan sebagai sebuah lahan yang diusahakan dan dimiliki oleh

sebuah kelompok keluarga, mata rumah atau rumah tau dan di atas lahan ini terdapat

tanaman umur panjang yang bervariasi atau sejenis (Ajawailla, 1996).

Ada beberapa jenis Dusung dilihat dari segi kepemilikan dan penggunaannya, antara

lain:

a. Dusung Raja, ialah dusung dalam kepemilikannya diperuntukkan bagi Raja dan

digunakan untuk kepentingan dan kehidupan Raja. Raja akan hilang atas dusung

tersebut apabila ia digantikan dan dusung tidak dapat diwariskan kepada

keturunannya.

b. Dusung Negeri, ialah dusung yang dimiliki oleh Negeri dan diatas dusun ini terdapat

berbagai jenis tanaman kehutanan. Penduduk Negeri tidak diperkenankan untuk

mengambil hasil atas dusun tersebut.

c. Dusun Pusaka, ialah dusun milik bersama dari sebuah kelompok ahli waris yang

diperoleh berdasarkan pewarisan dan dusung tersebut kemudian diwariskan secara

turun-temurun.

d. Dusung Dati, ialah dusung pewarisan keluarga untuk anak laki-laki yang membawa

nama keluarga yang berada di atas atau dalam Tanah Dati.

Budaya Maluku  adalah aspek kehidupan yang mencakup adat istiadat, kepercayaan,

seni dan kebiasaan lainnya yang dijalani dan diberlakukan oleh masyarakat Maluku.

Maluku adalah sekelompok pulau yang merupakan bagian dari Nusantara. Maluku

berbatasan dengan Timor di sebelah selatan, pulau Sulawesi di sebelah barat, Irian Jaya di

sebelah timur dan Palau di timur laut.Maluku memiliki beragam budaya dan adat

istiadat mulai dari alat musik, bahasa, tarian, hingga seni budaya. 

1. Budaya Kalwedo

Salah satu dari banyaknya budaya Maluku adalah Kalwedo. Kalwedo adalah bukti

yang sah atas kepemilikan masyarakat adat di Maluku Barat Daya (MBD). Kepemilikan

ini merupakan kepemilikan bersama atas kehidupan bersama orang bersaudara. Kalwedo

telah mengakar dalam kehidupan baik budaya maupun bahasa masyarakat adat di

kepulauan Babar dan MBD.  Pewarisan budaya Kalwedo dilakukan dalam bentuk

permainan bahasa, lakon sehari-hari, adat istiadat, dan pewacanaan. 

10

Page 11: pulau maluku

Kalwedo merupakan budaya yang memiliki nilai-nilai sosial keseharian, dan juga

nilai-nilai religius yang sakral yang menjamin keselamatan abadi, kedamaian, dan

kebahagiaan hidup bersama sebagai orang bersaudara.  Budaya Kalwedo mempersatukan

masyarakat di kepulauan Babar maupun di Maluku Barat Daya dalam sebuah

kekerabatan adat, dimana mempersatukan masyarakat menjadi rumah doa dan istana adat

milik bersama. Nilai Kalwedo diimplementasikan dalam sapaan adat kekeluargaan

lintas pulau dannegeri, yaitu: inanara ama yali (saudara perempuan dan laki-

laki).Inanara ama yali menggambarkan keutamaan hidup dan pusaka kemanusiaan hidup

masyarakat MBD, yang meliputi totalitas hati, jiwa, pikiran dan perilaku.

Nilai-nilai Kalwedo tersebut mengikat tali persaudaraan masyarakat melalui

tradisi hidup Niolilieta/hiolilieta/siolilieta (hidup berdampingan dengan baik). Tradisi

hidup masyarakat MBD dibentuk untuk saling berbagi dan saling membantu dalam hal

potensi alam, sosial, budaya, dan ekonomi yang diwariskan oleh alam kepulauan MBD.

2. Budaya Hawear

Gambar 1 : Sasi (Hawear) di Kepulauan Kei

Hawear (Sasi) adalah budaya yang tumbuh dan berlaku dalam kehidupan

masyarakat Kepulauan Kei secara turun menurun. Cerita rakyat, lagu rakyat, dan berbagai

dokumen tertulis merupakan prasarana untuk melestarikan kekayaan budaya termasuk

Hawear. Sejarah Hawear bermula dari seorang gadis yang diberikan daun kelapa kuning (janur

kuning) oleh ayahnya. Kemudian janur kuning itu disisipkan atau diikat di kain seloi yang

11

Page 12: pulau maluku

dipakainya. Gadis tersebut melakukan perjalanan panjang untuk menemui seorang raja (Raja

Ahar Danar). Maksud dari janur kuning tersebut sebagai tanda bahwa ia telah dimiliki oleh

seseorang, dimaksudkan agar ia tidak diganggu oleh siapapun selama perjalanan.Janur kuning

tersebut diberikan oleh sang ayah, karena sang ayah pernah diganggu oleh orang-orang tak

dikenal dalam perjalanannya. Hal ini adalah proses Hawear yang masih dijalankan sesuai dengan

maknanya hingga saat ini .

3. Batu Pamali

Gambar 2 : Contoh: Batu Pamali Negeri Saparua

Batu Pamali adalah simbol material adat masyarakat Maluku.  Selain Baileo,

rumah tua, dan teung soa, batu Pamali juga termasuk mikrosmos dalam negeri-negeri

yang ditempati masyarakat adat Maluku.Batu Pamali merupakan batu alas atau batu dasar

berdirinya sebuah negeri adat yang selalu diletakkan di samping rumah Baileo, sekaligus

sebagai representasi kehadiran leluhur (Tete Nene Moyang) di dalam kehidupan

masyarakat. Batu Pamali sebagai bentuk penyatuan soa-soa dalam negeri adat, dengan

demikian batu Pamali adalah milik bersama setiap soa.Di beberapa negeri adat Maluku,

batu Pamali dimiliki secara kolektif, termasuk negeri adat yang masyarakatnya memeluk

agama yang berbeda. Seiring dengan perkembangan agama di masyarakat, terjadi

pergeseran praktik ritus dan keberadaan batu Pamali.  Dengan adanya UU No.

tahun 1979, adat asli negeri-negeri diganti dengan penyeragaman sistem pemerintahan

desa.

12

Page 13: pulau maluku

4. Upacara Fangnea Kidabela

Kepulauan Tanimbar yang sekarang menjadi Kabupaten Maluku Tenggara Barat,

memiliki kebudayaan yang mengatur persaudaraan dan kehidupan sosial masyarakat

dalam bentuk Duan Lolat dan Kidabela. Duan Lolat mengatur tentang hubungan sosial

masyarakat yang luas, yaitu memperkuat hubungan antardua desa atau lebih, dan

hubungan tersebut diwujudkan dalam bentuk Kidabela.  Upacara Fangnea Kidabela

memperkokoh hubungan sosial masyarakat Tanimbar dalam wadah persaudaraan dan

persekutuan agar tidak mudah pecah atau retak.

Upacara Fangnea Kidabela mengandung makna persatuan dan kesatuan hidup

masyarakat Tanimbar baik internal maupun eksternal dalam setiap situasi. [7] Upacara

Fangnea Kidabela juga mengandung makna sebagai pemanasan, pengerasan, dan

pemantapan (fangnea) terhadap persahabatan, persaudaraan (itawatan) dan keakraban

(kidabela) di antara sesama sebagai suatu persekutuan wilayah teritorial Kampung

Sulung di pulau Enus yang terletak di Selaru bagian selatan pulau Yamdena.Makna

upacara Frangnea Kidabela sama dengan upacara Panas Pela di Ambon, Lease,

dan Maluku Tengah. Upacara ini menciptakan suasana hidup bermasyarakat yang kokoh

dan kuat untuk mencegah fenomena konflik dan perpecahan terhadap hubungan

masyarakat.

5. Hibua Lamo

Hibua Lamo adalah rumah besar yang dijadikan simbol masyarakat adat

di Halmahera Utara, sekaligus simbol Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara, Maluku

Utara.  Di Halmahera Utara terdapat tiga etnis masyarakat yang memiliki rumah adat

masing-masing, misalnya rumah adat etnis Tobelo disebut Halu.  Namun Hibua Lamo

yang menjadi pemersatu semua etnis.  Hibua Lamo adalah konstruksi dari nilai-nilai

hidup dalam masyarakat yang mengidentifikasi dirinya sebagai komunitas Hibua

Lamo. Hibua Lamo merupakan konsep bersama yang disebut Nanga Tau

Mahirete (rumah kita bersama).  Orang Tobelo, Galela dan Loloda tersegregasi secara

geografis, dan terbelenggu dalam tradisi, agama dan kepercayaan yang berbeda. 

Perbedaan tersebut dipahami dan dihayati dengan kesucian hati dan kemurnian pikiran,

kemudian diterapkan dalam sebuah ungkapan filosofis Ngone O'Ria Dodoto yang

bermakna satu ibu satu kandung.  Konsekuensi dari falsafah Nanga Tau

13

Page 14: pulau maluku

Mahurete dan Ngone O'Ria Dodoto adalah lahirnya sebuah komunitas asli Halmahera

Utara daratan maupun kepulauan dalam satu kesatuan yang teridentifikasi sebagai

komunitas Hibua Lamo dan kemudian disimbolkan dalam rumah adat Himua Lamo.

Dalam konteks ini komunitas Tobelo, Galela, dan Loloda mengalami proses

penyatuan dalam satu sosiokultural baru yang dinamis.  Sosiokultural ini berlandaskan

pada nilai-nilai O'dora (saling kasih), O'hanyangi (saling sayang), O'baliara (saling

peduli), O'adili (perikeadilan) dan O'diai (kebenaran) dalam bingkai Nanga Tau

Mahurete dan Ngone O'Ria Dodoto. 

6. Budaya Arumbae

Gambar 3 : Lomba Arumbae Manggurebe

Arumbae adalah bentukan karakter masyarakat Maluku, baik yang tinggal di

pesisir maupun di pegunungan.  Arumbae adalah kebudayaan berlayar dalam masyarakat

Maluku.  Perjuangan melintasi lautan merupakan bagian dari terbentuknya suatu

masyarakat.  Sebagai contoh, masyarakat Tanimbar - dalam mitos Barsaidi meyakini

bahwa leluhur mereka tiba di pulau Yamdena setelah melewati perjuangan yang sulit di

lautan.  Perjuangan melintasi lautan merupakan sejarah keluhuran.  Kedatangan para

leluhur dari pulau Seram, pulau Jawa (seperti Tuban dan Gresik) dan pulau Bali menjadi

bagian dari cerita keluhuran masyarakat di Maluku Tengah, Buru, Ambon, Lease, dan

Maluku Tenggara. Ragam cerita inilah yang membentuk terjadinya

persekutuan Pela Gandong antar negeri.  Dalam pataka daerah Maluku, Arumbae menjadi

simbol daerah yang di dalamnya terdapat lima orang sedang mendayung menghadapi

tantangan lautan.  Secara filosofis, maknanya ialah masyarakat Maluku adalah

14

Page 15: pulau maluku

masyarakat yang dinamis, dan penuh daya juang dalam menghadapi tantangan untuk

menyongsong masa depan yang gemilang.

Laut adalah medan penuh bahaya dan Arumbae menstrukturkan cara pandang

bahwa laut adalah medan kehidupan yang harus dihadapi.  Itulah sebabnya, masyarakat

Maluku melihat laut sebagai jembatan persaudaraan yang menghubungkan satu pulau

dengan pulau lainnya.  Berlayar ke suatu pulau, seperti dalam Pela Gandong bertujuan

untuk mengeratkan jalinan hidup orang bersaudara sebagai pandangan dunia orang

Maluku.  Kebiasaan papalele, babalu,maano, dan konsekuensi berlayar ke pulau lain,

membuat laut dan arumbae sebagai simbol perjuangan ekonomi. 

Arumabe tampak dalam beragam karya seni.  Misalnya dalam syair kata tujuh ya

nona, ditambah tujuh, sapuluh ampa ya nona dalang parao Banyak gapura negeri adat

Maluku berbentuk Arumbae.  Lagu daerah banyak mengumpamakan keharmonisan

dengan simbol perahu atau Arumbae.  Di bidang olahraga, Arumbae Manggurebemenjadi

program pariwisata dan olah raga tahunan yang diselenggarakan di Teluk Ambon.

7. Sasahil dan Nekora

Sasahil dan Nekora merupakan tradisi masyarakat adat di Negeri Siri

Sori Islam dan Negeri Siri Sori Kristen di pulau Saparua. Bagi masyarakat desa Telalora,

Nekora memiliki basis nilai tolong-menolong antarwarga.  Nilai tradisi Sasahil dan

Nekora terletak pada cara dan proses pelaksanaan.  Nilai tolong-menolong yang terdapat

dalam tradisi Sasahil maupun Nekora memiliki basis solidaritas yang kuat, dan

menciptakan relasi saling memberi dan menerima antarwarga agar suatu pekerjaan berat

untuk mendirikan rumah bisa lebih ringan. Dalam menghadapi dinamika kehidupan yang

terus berubah, tradisi Sasahil dan Nekora selalu dipertahankan dan dipelihara dengan

baik. Hal ini dimaksudkan sebagai modal sosial kelangsungan hidup bermasyarakat di

masa mendatang. 

J. PEREKONOMIAN

Secara makro ekonomi, kondisi perekonomian Maluku cenderung membaik setiap

tahun. Salah satu indikatornya antara lain, adanya peningkatan nilai PDRB. Pada tahun 2003

PDRB Provinsi Maluku mencapai 3,7 triliun rupiah kemudian meningkat menjadi 4,05

15

Page 16: pulau maluku

triliun tahun 2004. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2004 mencapai 4,05 persen dan

meningkat menjadi 5,06 persen pada 2005.

Kondisi geografis Provinsi Maluku bila dilihat dari sisi strategis peluang investasi

bisnis dapat diprediksi bahwa sumber daya alam di sektor perikanan dan kelautan dapat

dijadikan primadona bisnis di Maluku, selain sektor lainnya seperti pertanian subsektor

peternakan dan perkebunan, sektor perdagangan dan sektor pariwisata serta sektor jasa yang

seluruhnya memiliki nilai jual dan potensi bisnis yang cukup tinggi.

1. Sumber Daya Hutan

Luas sumber daya darat di Maluku adalah sebesar 54.185 km2, dengan potensi

sumber daya hutan:

b. Hutan Konversi: 475.433 Ha

c. Hutan Lindung: 774.618 Ha

d. Hutan Produksi Terbatas: 865.947 Ha

e. Hutan Produksi Tetap: 908.702 Ha

f. Hutan yang dapat dikonversi: 1.633.646 Ha

2. Potensi Tambang dan Mineral

Adapun daerah penghasil tambang dan Mineral di Provinsi Maluku adalah:

a. Emas: Pulau Buru, Wetar, Ambon, Haruku, dan Pulau Romang

b. Mercuri: Pulau Damar

c. Perak: Pulau Romang

d. Logam Dasar: Pulau Haruku dan Nusalaut

e. Kuarsa: Pulau Buru

f. Minyak Bumi: Bula (Pulau Seram), Laut Banda, Kepulauan Aru dan cadangan

minyak di Maluku Barat Daya.

g. Mangaan: Laut Banda

16

Page 17: pulau maluku

3. Perikanan

Provinsi Maluku ditetapkan oleh Menteri KKP (Fadel Mohammad) sebagai

Lumbung Ikan Nasional 2030 sejak digelarnya Sail Banda 2010. Maluku yang merupakan

kepulauan bahari terbesar di wilayah Nusantara memang layak dijadikan lumbung ikan

nasional karena potensi perikanan yang luar biasa banyaknya disertai laut yang kaya dan

masih terjaga dari campur tangan manusia. Daerah dengan potensi ikan di wilayah Maluku

yaitu:

a. Kepulauan Banda

b. Kepulauan Kei

c. Kepulauan Aru

d. Maluku Tenggara Barat

e. Maluku Barat Daya

4. Potensi Perikanan dan Sumber Daya Air Maluku

Sumber daya perairan 658.294,69 km2, dengan potensi sebagai berikut : - Laut

Banda : 277.890 ton/tahun - Laut Arafura : 771.500 ton/tahun - Laut Seram : 590.640

ton/tahun.

Berbagai jenis ikan yang dapat ditangkap dan terdapat di Maluku antara lain : ikan

pelagis besar, ikan pelagis kecil, ikan demersal, ikan karang, udang, lobster, cumi.

Sementara untuk potensi budidaya laut yang penyebarannya terdapat pada Laut

Seram, Manipa, Buru, Kep. Kei, Kep. Aru, Yamdena, pulau pulau terselatan dan wetar

adalah kakap putih, kerapu, rumput laut, tiram mutiara, teripang, lobster, dan kerang-

kerangan. Untuk potensi budidaya payau adalah bandeng dan udang windu.

5. Energi

Kepulauan Indonesia bagian timur umumnya serta Maluku secara khususnya

mengalami dampak benturan lempeng Pasifik, lempeng India-Australia dan lempeng Eurasia

relatif lebih intensif yang menyebabkan wilayah ini menjadi salah satu yang sangat dinamis

17

Page 18: pulau maluku

dengan berbagai jenis bahan tambang dan energi. Cadangan gas terbesar di Indonesia

tercatat berada di blok Pulau Masela di MTB (Maluku Tenggara Barat).

6. Pariwisata

Profil pariwisata Maluku yang berisikan objek dan daya tarik maupun mengunjungi

Maluku, merupakan kenyataan-kenyataan potensi kepariwisataan yang begitu menjanjikan

terutama bagi wisatawan untuk saatnya datang berkunjung menyaksikan keindahan alam

meliputi : Ketersediaan daya tarik bawah laut sesuai dengan karakteristik wilayah Maluku

sebagai daerah kepulauan, Gunung api, Gunung api bawah laut, Daerah perbukitan,

Pemandangan alam, Teluk, Danau dan Keramah-tamahan masyarakat Maluku yang sudah

dikenal sejak dahulu dengan tradisi masyarakat yang menganggap Wisatawan Sebagai Raja.

a. Taman Laut Manusela

b. Pantai Pasir Panjang

c. Pantai Natsepa, Ambon

d. Pintu Kota, Ambon

e. Benteng Duurstede, Saparua

f. Benteng Amsterdam, Ambon

g. Benteng Victoria, Ambon

h. Dan lain sebagainya

7. Wisata Budaya

Sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia bagian timur, Provinsi

Maluku sangat kaya dengan berbagai objek wisata baik berupa panorama alam maupun

bangunan-bangunan peninggalan sejarah seperti Masjid Kuno Desa Kaitetu dan hasil

kerajinan.

K. FLORA DAN FAUNA

Flora dan fauna di pulau Maluku adalah tipe Australis. Jenis flora dan fauna yang

terkenal antara lain:

1. Flora, Anggrek Larat dan cengkeh

2. Fauna, burung Nuri Raja dan Bidadari Halmahera

18

Page 19: pulau maluku

BAB III

PENUTUP

B. KESIMPULAN

Pulau Maluku terletak pada  3°-8,30° Lintang Selatan dan 125,45°-135° Bujur Timur,

secara geografis terletak di antara Provinsi Maluku Utara, Papua Barat, Sulawesi Tenggara

dan Sulawesi Tengah, Negara Timor Leste dan Australia. Luas wilayah Maluku secara

keseluruhan adalah 712.479,69 km2. Sebesar 92.4% dari luas ini adalah lautan yaitu

658.294,69 km2 sedangkan daratannya hanya 7,6% atau seluas 54.185 km2.

Secara geografis, Provinsi Maluku dibatasi oleh Provinsi Maluku Utara di sebelah

utara; Provinsi Papua Barat di sebelah timur; Provinsi Sulawesi Tenggara dan Sulawesi

Tengah di sebelah barat; serta dengan Negara Timor Leste dan Australia di sebelah selatan.

Pulau Maluku memiliki kehidupan sosial dan budaya yang sangat unik. Beberapa

kebudayaan yang terkenal di Maluku antara lain:

1. Kalwedo

2. Hawear

3. Batu Pamali

4. Upacara Fangnea Kidahela

5. Hibua Lamo

6. Arumbae

7. Sasahil dan Nekora

C. SARAN

1. Agar masyarakat Indonesia mengembangkan budaya sendiri.

2. Lebih mencintai Indonesia karena memiliki keanekaragaman budaya, hayati, flora/fauna,

dan lainnya.

19