Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida · PDF fileLaporan Kinerja Instansi Pemerintah...
Transcript of Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida · PDF fileLaporan Kinerja Instansi Pemerintah...
Puji syukur kami panjatkan kehadapan IdaSang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa,karena berkat Asung Kerta Wara Nugraha-NyaLaporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) DinasKesehatan Kabupaten Badung Tahun 2016 dapatterselesaikan.
Laporan Kinerja Pemerintah (LKjIP)merupakan alat ukur untuk mengetahui kemampuan organisasidalam pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi dimana hasilyang dicapai tersebut akan menjadi media evaluasi yang efektifbagi upaya dan sarana perbaikan kinerja Instansi Pemerintah.
Sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negaradan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2015tentang Petunjuk Teknis Perjanjian kinerja, Pelaporan Kinerja danTata cara Revieu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah makaDinas Kesehatan Kabupaten Badung mempunyai kewajiban untukmembuat Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Kami menyadari dalam penyusunan Laporan Kinerja InstansiPemerintah Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2016 inimasih terdapat kelemahan dan kekurangan. Untuk itu kami mohonkritik, saran dan masukan dari berbagai pihak demikesempurnaannya serta terima kasih kepada semua pihak yangtelah membantu dalam proses penyusunannya. Semoga LKjIP DinasKesehatan Kabupaten Badung Tahun 2016 ini dapat memberikanmanfaat bagi semua pihak yang terkait dalam melaksanakanpembangunan di bidang kesehatan.
Mangupura, 30 Maret 20 17Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Badung
dr. I Gede Putra SutejaPembina Utama MudaNIP. 19600407 198710 1 001
DISKES| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 ii
HalamanKata Pengantar ……………………………………………………..... iDaftar Isi …………………………………………………..................... iiDaftar Tabel ………………………………………………................... iiiDaftar Gambar ……………………………………………….............. viRingkasan Eksekutif ……………………………………..................... ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1a. Latar Belakang ...................................................... 1b. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi ................. 2c. Faktor Pendukung yang Mempengaruhi
Kinerja...................................................................... 5d. Aspek Strategis ...................................................... 8e. Ruang Lingkup ....................................................... 9
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ............. 11a. RPJMD Kabupaten Badung Tahun 2016-2021 11b. Rencana Strategis .................................................. 13c. Rencana Kinerja Tahunan dan Perjanjian
Kinerja ………………………………………………… 18
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ............................................. 22a. Pengukuran Pencapaian Kinerja tahun 2016 ..... 22b. Analisis Pencapaian Kinerja .................................. 26c. Akuntabilitas Keuangan ........................................ 108d. Prestasi dan Penghargaan ................................... 114
BAB IV PENUTUP ........................................................................ 115a. Kesimpulan .............................................................. 115b. Saran ........................................................................ 116
Lampiran :Lampiran I : Perjanjian KinerjaLampiran II : Pengukuran Kinerja Tahun 2016
DISKES| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 iii
Halaman
Tabel 1.1 Sumber Daya Manusia Dinas KesehatanKabupaten Badung tahun 2015 ………………....... 6
Tabel 1.2 Jumlah sarana kesehatan di Kabupaten Badungtahun 2015 …………………………………………….... 7
Tabel 2.1 Revisi Rencana Strategis Dinas KesehatanKabupaten Badung tahun 2010-2015 …………….. 12
Tabel 2.2 Perjanjian kinerja Dinas Kesehatan KabupatenBadung tahun 2015……………………………………. 19
Tabel 3.1 Kategori Hasil Pengukuran Kinerja ……………......... 23Tabel 3.2 Evaluasi kinerja sasaran strategis di Kabupaten
Badung Tahun 2015…………………………………..... 24Tabel 3.3 Capaian kinerja sasaran strategis 1 di Kabupaten
Badung tahun 2011-2015 ……………........................ 27Tabel 3.4 Cakupan Pelayanan Antenatal (K4) per
Kabupaten di Provinsi bali ……………...................... 30Tabel 3.5 Cakupan Ibu Bersalin yang Ditolong oleh Tenaga
Kesehatan Terlatih per Kabupaten di Provinsi BaliTahun2016................................................................... 34
Tabel 3.6 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita perKabupaten di Provinsi Bali Tahun 2016.................... 44
Tabel 3.7 Distribusi Gizi Buruk Di Kabupaten Badung Tahun2016 ….......................................................................... 52
Tabel 3.8 Distribusi Jumlah Kematian Bayi Di Provinsi BaliTahun 2016 ….............................................................. 57
Tabel 3.9 Distribusi Jumlah Kematian Balita Di Provinsi BaliTahun 2016 ….............................................................. 60
Tabel 3.10 Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2 DiKabupaten Badung Tahun 2016 .............................. 63
Tabel 3.11 Tingkatan Akreditasi Rumah Sakit di KabupatenBadung Tahun 2016…................................................ 67
DISKES| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 iv
Tabel 3.12 Sasaran Peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat(Jamkesmas) di Kabupaten Badung Tahun 2012 –2016………................................................................... 69
Tabel 3.13 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar PasienMasyarakat Miskin di Kabupaten Badung Tahun2016 ............................................................................. 70
Tabel 3.14 Indeks Kepuasan Masyarakat Menurut Puskesmas 75Tabel 3.15 Pencapaian sasaran Strategis 3 Dinas Kesehatan
Kabupaten Badung Tahun 2015 s/d 2016……….... 76Tabel 3.16 Tingkat Kemandirian Posyandu Menurut
Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2016…....... 78Tabel 3.17 Tingkat Kemandirian Posyandu Menurut
Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2016...... 79Tabel 3.18 Cakupan Desa Siaga Aktif Menurut Kabupaten
di Provinsi Bali Tahun 2016 ........................................ 84Tabel 3.19 Jumlah Desa/Kelurahan Siaga Aktif Menurut
Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2016 …. 85Tabel 3.20 Cakupan Desa Siaga Aktif Menurut Kabupaten
di Provinsi Bali Tahun 2016 …..................................... 88Tabel 3.21 Cakupan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada
Tatanan Rumah Tangga Menurut Puskesmas diKabupaten Badung Tahun 2016 …......................... 89
Tabel 3.22 Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis 4 DinasKesehatan Kabupaten Badung Tahun 2014 s/d2016 ............................................................................. 90
Tabel 3.23 Jumlah Rumah Sehat Menurut Puskesmas diKabupaten Badung Tahun 2016 ….......................... 93
Tabel 3.24 Pencapaian Sasaran Strategis 5 di KabupatenBadung tahun 2015 s/d 2016 ………......................... 96
Tabel 3.25 Pencapaian Cakupan Kesembuhan PenderitaTBC Menurut Kab/Kota di Provinsi Bali Tahun 2016 98
Tabel 3.26 Cakupan Angka Kesembuhan Penderita TB. ParuBTA (+)Menurut Puskesmas di Kabupaten BadungTahun 2016 …………………........................................ 100
DISKES| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 v
Tabel 3.27 Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap di KabupatenTahun 2016 ………………………………...................... 103
Tabel 3.28 angka kesakitan Demam Berdarah DengueMenurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun2016………................................................................... 105
Tabel 3.29 Jumlah Anggaran Pembangunan Kesehatan diKabupaten Badung bersumber APBD Tahun 2016 108
Tabel 3.30 Program/kegiatan sasaran 1 tahun 2016………..... 109Tabel 3.31 Program/kegiatan sasaran 2 tahun 2016………..... 111Tabel 3.32 Program/kegiatan sasaran 3 tahun 2016………..... 112Tabel 3.33 Program/kegiatan sasaran 4 tahun 2016………..... 113Tabel 3.34 Program/kegiatan sasaran 5 tahun 2016………..... 114
DISKES| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 vi
Halaman
Grafik 3.1 Cakupan pelayanan antenatal (K4) di diKabupaten Badung dan Target Nasional Tahun2012 s/d 2016……………............................................ 30
Grafik 3.2 Cakupan pelayanan ANC di KabupatenBadung tahun 2015 s/d 2016 ………........................ 31
Grafik 3.3 Cakupan Ibu Bersalin yang Ditolong olehTenaga Kesehatan Terlatih di KabupatenBadung, Capaian Provinsi Bali dan TargetNasional Tahun 2012 s/d 2016 ……………............... 35
Grafik 3.4 Cakupan Ibu Bersalin yang Ditolong oleh TenagaKesehatan Terlatih Menurut Puskesmas diKabupaten Badung Tahun 2015 s/d 2016 ……….. 36
Grafik 3.5 Persentase Puskesmas Rawat Inap MampuPONED di Kabupaten Badung Tahun 2012 s/d2016 ………….............................................................. 38
Grafik 3.6 Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN3) diKabupaten Badung, Capaian Provinsi Bali danTarget Nasional tahun 2012 s/d 2016 ...................... 40
Grafik 3.7 Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN3)Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung tahun2015 - 2016 ………....................................................... 41
Grafik 3.8 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita diKabupaten Badung, Capaian Provinsi Bali danTarget Nasional Tahun 2012 s/d 2016 …………….... 44
Grafik 3.9 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak BalitaMenurut Puskesmas di Kabupaten Badung tahun2015 – 2016 ……………………………......................... 45
DISKES| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 vii
Grafik 3.10 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD diKabupaten Badung, Capaian Provinsi Bali danTarget Nasional Tahun 2012 s/d 2016 …………….... 48
Grafik 3.11 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD diKabupaten Badung Tahun 2015 s/d 2016 ………… 49
Grafik 3.12 Persentase Anak Balita Gizi Buruk di KabupatenBadung tahun 2012 – 2016 …………........................ 56
Grafik 3.13 Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Bali Tahun2015 s/d 2016 …………………………………………… 54
Grafik 3.14 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Badungtahun 2012 s/d 2016 ………………………………....... 55
Grafik 3.15 Angka Kematian Bayi di Kabupaten BadungTahun 2012 – 2016 ……………………………….......... 58
Grafik 3.16 Penyebab Kematian Bayi Di Kabupaten BadungTahun 2015 s/d 2016 .................................................. 58
Grafik 3.17 Angka Kematian Balita di Kabupaten BadungTahun 2012-2016 ……………………………………..... 61
Grafik 3.18 Penyebab Kematian Balita Di KabupatenBadung Tahun 2015-2016 ………………………….... 62
Grafik 3.19 Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasienmasyarakat miskin di Kabupaten Badung Tahun2012 s/d 2016.............................................................. 71
Grafik 3.20 Tingkat Kemandirian Posyandu di KabupatenBadung Tahun 2012 s/d 2016 ………………………. 80
Grafik 3.21 Cakupan Desa Siaga Aktif di KabupatenBadung Tahun 2012 s/d 2016 ………………………. 83
Grafik 3.22 Cakupan perilaku hidup bersih dan sehat padatatanan rumah tangga di Kabupaten BadungTahun 2012 s/d 2016 ................................................. 88
Grafik 3.23 Cakupan Rumah Sehat di Kabupaten BadungTahun 2012 – 2016 ……………………......................... 91
Grafik 3.24 Cakupan Rumah Sehat Menurut Puskesmas diKabupaten Badung tahun 2015-2016 …………….. 92
Grafik 3.25 Cakupan Tempat-Tempat Umum (TTU) Sehat …… 96
DISKES| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 viii
Grafik 3.26 Cakupan Tempat-Tempat Umum Sehat MenurutPuskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2015 –2016 ............................................................................. 100
Grafik 3.27 Cakupan Kesembuhan Pengobatan PenderitaTuberkulosis Paru BTA Postif di KabupatenBadung Tahun 2012 s/d 2016 ……………................. 99
Grafik 3.28 Cakupan UCI di Kabupaten Badung, CapaianProvinsi bali dan Target Nasional Tahun 2012 –2016 ............................................................................. 102
Grafik 3.29 Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue diKabupaten Badung Tahun 2012- 2016 …………..... 106
Grafik 3.30 Angka Kesakitan DBD per Puskesmas diKabupaten Badung Tahun 2015-2016 …………..... 107
inas Kesehatan Kabupaten Badung mempunyai tugas
dan kedudukan strategis dalam melaksanakan RPJMD
tahun 2016 – 2021 didasarkan pada tujuan dan
sasaran strategis dan target kinerja yang telah ditetapkan. Tugas Dinas
Kesehatan dalam melaksanakan RPJMD dimuat pada Misi keempat
Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan dan Keluarga Berencana
(KB) dalam pengelolaan kependudukan, dengan tujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Berdasarkan misi keempat maka tujuan yang ingin dicapai yaitu
Terwujudnya kehidupan masyarakat yang berkualitas, dengan indikator
Umur Harapan Hidup (UHH). Sasaran strategis yang ingin dicapai setiap
tahun untuk mewujudkan tujuan tersebut yaitu Meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat.
Dengan dilaksanakan pemilihan kepala daerah serempak pada
tahun 2016 maka berpengaruh terhadap penyusunan dokumen RPJMD
Kabupaten Badung yang ditetapkan pada tanggal 16 Agustus 2016
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 13 Tahun 2016.
Dengan kondisi tersebut maka penyusunan program dan kegiatan
pada tahun 2016 masih mengacu kepada pencapaian sasaran strategis
sesuai yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Badung 2010-2015.
Dinas kesehatan Kabupaten Badung telah menetapkan 5
sasaran strategis yang akan dicapai dalam tahun 2016 sesuai rencana
strategis 2016-2021. Dari 5 sasaran strategis tersebut selanjutnya diukur
dengan 23 indikator kinerja utama (IKU). Hasil pengukuran indikator
kinerja untuk menilai capaian sasaran strategis dapat disimpulkan
bahwa dari 5 sasaran strategis termasuk kategori sangat baik. Capaian
Kinerja 5 sasaran strategis sebesar 96,18% (kategori sangat baik). Dari 23
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung mempunyai tugas
dan kedudukan strategis dalam melaksanakan RPJMD
tahun 2016 – 2021 didasarkan pada tujuan dan
sasaran strategis dan target kinerja yang telah ditetapkan. Tugas Dinas
Kesehatan dalam melaksanakan RPJMD dimuat pada Misi keempat
Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan dan Keluarga Berencana
(KB) dalam pengelolaan kependudukan, dengan tujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Berdasarkan misi keempat maka tujuan yang ingin dicapai yaitu
Terwujudnya kehidupan masyarakat yang berkualitas, dengan indikator
Umur Harapan Hidup (UHH). Sasaran strategis yang ingin dicapai setiap
tahun untuk mewujudkan tujuan tersebut yaitu Meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat.
Dengan dilaksanakan pemilihan kepala daerah serempak pada
tahun 2016 maka berpengaruh terhadap penyusunan dokumen RPJMD
Kabupaten Badung yang ditetapkan pada tanggal 16 Agustus 2016
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 13 Tahun 2016.
Dengan kondisi tersebut maka penyusunan program dan kegiatan
pada tahun 2016 masih mengacu kepada pencapaian sasaran strategis
sesuai yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Badung 2010-2015.
Dinas kesehatan Kabupaten Badung telah menetapkan 5
sasaran strategis yang akan dicapai dalam tahun 2016 sesuai rencana
strategis 2016-2021. Dari 5 sasaran strategis tersebut selanjutnya diukur
dengan 23 indikator kinerja utama (IKU). Hasil pengukuran indikator
kinerja untuk menilai capaian sasaran strategis dapat disimpulkan
bahwa dari 5 sasaran strategis termasuk kategori sangat baik. Capaian
Kinerja 5 sasaran strategis sebesar 96,18% (kategori sangat baik). Dari 23
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung mempunyai tugas
dan kedudukan strategis dalam melaksanakan RPJMD
tahun 2016 – 2021 didasarkan pada tujuan dan
sasaran strategis dan target kinerja yang telah ditetapkan. Tugas Dinas
Kesehatan dalam melaksanakan RPJMD dimuat pada Misi keempat
Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan dan Keluarga Berencana
(KB) dalam pengelolaan kependudukan, dengan tujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Berdasarkan misi keempat maka tujuan yang ingin dicapai yaitu
Terwujudnya kehidupan masyarakat yang berkualitas, dengan indikator
Umur Harapan Hidup (UHH). Sasaran strategis yang ingin dicapai setiap
tahun untuk mewujudkan tujuan tersebut yaitu Meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat.
Dengan dilaksanakan pemilihan kepala daerah serempak pada
tahun 2016 maka berpengaruh terhadap penyusunan dokumen RPJMD
Kabupaten Badung yang ditetapkan pada tanggal 16 Agustus 2016
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 13 Tahun 2016.
Dengan kondisi tersebut maka penyusunan program dan kegiatan
pada tahun 2016 masih mengacu kepada pencapaian sasaran strategis
sesuai yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Badung 2010-2015.
Dinas kesehatan Kabupaten Badung telah menetapkan 5
sasaran strategis yang akan dicapai dalam tahun 2016 sesuai rencana
strategis 2016-2021. Dari 5 sasaran strategis tersebut selanjutnya diukur
dengan 23 indikator kinerja utama (IKU). Hasil pengukuran indikator
kinerja untuk menilai capaian sasaran strategis dapat disimpulkan
bahwa dari 5 sasaran strategis termasuk kategori sangat baik. Capaian
Kinerja 5 sasaran strategis sebesar 96,18% (kategori sangat baik). Dari 23
D
EKSEKUTIF| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 x
indikator kinerja untuk mengukur sasaran strategis terdapat 16 indikator
(69.57%) dengan capaian kinerja ≥100%.
Alokasi anggaran untuk pencapaian sasaran strategis sebesar
Rp.50.077.545.100,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp.39.899.460.239,46,- dengan prosentase penyerapan sebesar 79,68%.
Rincian capaian kinerja untuk masing-masing indikator tiap
sasaran strategis seperti berikut :
Sasaran Strategis 1
Meningkatnya Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Keluarga serta KesehatanReproduksi
Indikator Satuan Target
Realisasi
Kinerja Ket
a Pemeriksaan kehamilan (K4) olehtenaga kesehatan terlatih
% 95 93,69 98,62 Sangat Baik
b Persentase ibu bersalin yang ditolongoleh nakes terlatih (cakupan PN)
% 98 95,73 97,68 Sangat Baik
c Persentase Puskesmas rawat inap yangmampu Pelayanan Obstetri NeonatalEmergensi Dasar (PONED)
% 100 100,00 100,00 Sangat Baik
d Cakupan kunjungan neonatal lengkap(KN lengkap)
% 95 93,57 98,46 Sangat Baik
e Cakupan pelayanan kesehatan anakbalita
% 93 69,70 74,95 Baik
f Cakupan penjaringan kesehatan anakSD dan setingkat
% 100 100,00 100,00 Sangat Baik
g Persentase anak balita gizi buruk % 0,40 0,30 125,00 Sangat Baikh Angka kematian ibu melahirkan Per
100.000KH
60 0 200,00 Sangat Baik
i Angka kematian bayi Per1.000 KH
4,5 3,16 129,78 Sangat Baik
j Angka kematian balita Per1.000 KH
5.0 4,04 119,20 Sangat Baik
Rata-rata kinerja indikator sasaran Meningkatnya Akses danKualitas Pelayanan Kesehatan Keluarga serta KesehatanReproduksi
114,44 Sangat Baik
EKSEKUTIF| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 xi
Sasaran Strategis 2Terciptanya Pelayanan Kesehatan yang Terstandarisasi bagi Masyarakat
Indikator Satuan Target
Realisasi Kinerja Ket
a Cakupan pelayanan puskesmasdengan standar ISO
% 100 100,00 100,00 Sangat Baik
b Cakupan puskesmas dengan standarterakreditasi
% 7,69 100,00 100,00 Sangat Baik
c Cakupan pelayanan kesehatan dasarmasyarakat miskin
% 100 27,26 28,55 Kurang
d Rata-Rata Waktu Penyelesaian PerijinanTenaga Kesehatan
Hari 12 11,50 140,00 Sangat Baik
e Indeks Kepuasan Masyarakat terhadappelayanan kesehatan
Nilai 81 81,87 101,07 Sangat Baik
Rata-rata kinerja indikator sasaran Terciptanya PelayananKesehatan yang Terstandarisasi bagi Masyarakat
93,92 Sangat Baik
Sasaran Strategis 3Meningkatnya Peran serta Masyarakat dibidang Kesehatan
Indikator Satuan Target
Realisasi Kinerja Ket
a Persentase kemandirian posyandupurnama dan mandiri
% 99 98,20 99,70 Sangat Baik
b Persentase desa siaga aktif % 100 100,00 100,00 Sangat Baikc Perilaku hidup bersih dan sehat tingkat
rumah tangga% 79,20 81,51 102,92 Sangat Baik
Rata-rata kinerja indikator sasaran Meningkatnya Peran sertaMasyarakat dibidang Kesehatan
100,87 Sangat Baik
Sasaran Strategis 4
Meningatnya Akses Masyarakat terhadap Sanitasi Dasar
Indikator Satuan Target
Realisasi Kinerja Ket
a Persentase Rumah Sehat % 87.0 90,59 104,13 Sangat Baikb Persentase Tempat Tempat Umum
Sehat% 90 96,65 107,39 Sangat Baik
Rata-rata kinerja indikator sasaran Meningatnya Akses Masyarakatterhadap Sanitasi Dasar
105,76 Sangat Baik
EKSEKUTIF| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 xii
Sasaran Strategis 5
Meningkatnya Akses dan Kualitas Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular
Indikator Satuan Target
Realisasi
Kinerja
Ket
a Cakupan Kesembuhan Pengobatan
TB Paru
% 85 94,32 110,96 Sangat
Baik
b Persentase Desa yang mencapai
Universal Child Immunization (UCI)
% 100 100,00 100,00 Sangat
Baik
c Angka kesakitan Demam Berdarah
Dengue (DBD)
Per
100.000penduduk
300 639,70 -13,23 Sangat
Kurang
Rata-rata kinerja indikator sasaran Meningkatnya Akses dan
Kualitas Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular
65,91 Baik
Dari 23 indikator sasaran strategis, yang belum mencapai target
sebanyak 7 indikator yaitu pemeriksaan kehamilan (K4) oleh tenaga
kesehatan terlatih, Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih (cakupan PN), Cakupan kunjungan neonatal lengkap
(KN lengkap), cakupan pelayanan kesehatan anak balita, angka
kematian ibu melahirkan, cakupan pelayanan kesehaan dasar
masyarakat miskin dan angka kesakitan demam berdarah dengue
(DBD).
Penyebab belum tercapainya target cakupan pemeriksaan
kehamilan yaitu Penetapan sasaran berdasarkan data estimasi serta
masih adanya bidan praktek swasta/dokter yang tidak melaporkan
hasil pemeriksaan kehamilan yang dilayaninya. Sedangkan upaya
pemecahan adalah : memantapkan pendataan sasaran ibu hamil,
melakukan kemitraan yang lebih banyak dengan dokter/bidan praktek
EKSEKUTIF| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 xiii
swasta, memantapkan alur pencatatan dan pelaporan dari
dokter/bidan praktek swasta, mengintensifkan kegiatan-kegiatan
seperti: kunjungan rumah, pembentukan kelas ibu hamil serta
menerapkan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) KIA.
Upaya untuk meningkatkan capaian indikator persentase ibu
bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (cakupan PN)
meliputi: melakukan pendataan sasaran yang lebih akurat dan
melakukan kemitraan yang lebih banyak dengan dokter/bidan praktek
swasta.
Upaya untuk meningkatkan capaian indikator melalui Audit
Maternal Perinatal (AMP) untuk setiap terjadinya kasus kematian,
pelatihan pelatihan P4K untuk bidan puskesmas dan bidan pustu,
pelatihan PONED untuk petugas medis dan paramedis di tingkat
pelayanan dasar, Pembinaan/ bintek KB, pengadaan buku penunjang
kegiatan KB dan pelacakan kasus efek samping, komplikasi dan
kegagalan KB
Penyebab belum tercapainya indikator cakupan pelayanan
kesehatan dasar pasien masyarakat miskin pada tahun 2015 oleh
karena adanya masyarakat miskin tidak semua menggunakan sarana
pelayanan kesehatan yang ada seperti pustu/BKIA dan puskesmas.
Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin meliputi: melakukan
pelayanan kesehatan secara mobile sampai tingkat yang terbawah
seperti banjar/posyandu, sosialisasi program jamkesmas, meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan, validasi data untuk peserta jamkesmas ke
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Sosialisasi program JKN, Kerja sama
(MOU) jaminan kesehatan antara Pemerintah Kabupaten Badung
dengan BPJS serta monitoring dan evaluasi.
EKSEKUTIF| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 xiv
Penyebab masih tingginya angka kesakitan demam berdarah
dengue yaitu: belum membudayanya pemantauan jentik dan kegiatan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sebagai langkah pencegahan
yang paling efektif dan faktor perubahan iklim (climate change) dan
lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk demam
berdarah
Upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan
demam berdarah dengan cara melakukan langkah-langkah promotif
dan preventif melalui peningkatan kesadaran dan peran serta
masyarakat dalam pemantauan jentik maupun gerakan serentak
pemberantasan sarang nyamuk serta mengoptimalkan upaya
pemberantasan nyamuk melalui kegiatan fogging sebelum musim
penularan serta fogging fokus. Sedangkan upaya kuratif dilakukan
dengan penemuan penderita secara dini dan penanganan penderita
yang tepat dan akurat dan pelatihan petugas mengenai tatalaksana
kasus DBD sesuai standar.
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB I| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 1
A. Latar Belakangemakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap
penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih
(good governance dan clean government) telah
mendorong pengembangan dan penerapan sistem
pertanggungjawaban yang jelas, tepat, teratur dan efektif yang dikenal
dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Sesuai amanat Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
dilaksanakan dalam rangka mewujudkan Pemerintahan yang lebih
menjamin adanya keseimbangan dan wujud nyata akuntabilitas
kepada pemberi amanah serta masyarakat. SAKIP merupakan suatu
tatanan, instrumen, dan metode pertanggungjawaban dengan
tahapan meliputi penetapan perencanaan strategis, pengukuran
kinerja, pelaporan kinerja dan pemanfaatan informasi kinerja bagi
perbaikan kinerja secara berkesinambungan.
Dengan demikian sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
perlu dilaksanakan sebagai alat ukur untuk mengetahui kemampuan
organisasi dalam pencapaian visi dan misi, tujuan serta sasaran
organisasi tersebut. Hasil yang dicapai tersebut akan menjadi media
evaluasi yang efektif bagi upaya dan sarana perbaikan kinerja Instansi
Pemerintah.
S
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB I| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 2
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung melaksanakan kewajiban
untuk membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
sesuai dengan ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata cara Revieu atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah.
Laporan tersebut memberikan gambaran mengenai penilaian
tingkat pencapaian target sasaran dari masing-masing indikator kinerja
sasaran yang di tetapkan dalam dokumen rencana strategis Dinas
Kesehatan Kabupaten Badung tahun 2010-2015 yang dijabarkan
pencapaiannya setiap tahun yang ditetapkan menjadi perjanjian
kinerja (PK). Sesuai ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan
untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka
mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah.
B. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 20
Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, pada Bab II Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah, menyebutkan Dinas Kesehatan Kabupaten
Badung dengan Tipe A. Pada Peraturan Bupati Badung Nomor 78 Tahun
2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta
Tata Kerja Perangkat Daerah menyebutkan, maka tugas dan fungsi
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung adalah :
a. menyusun program/rencana kerja Dinas Kesehatan
berdasarkan kebutuhan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang – undangan yang berlaku;
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB I| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 3
b. melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait untuk
kelancaran pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. mengkoordinir penyusunan langkah – langkah strategis dan
operasional dinas bersama Sekretaris dan Kepala Bidang
sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang
berlaku;
d. membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugasnya
untuk dilaksanakan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
e. memberikan bimbingan dan petunjuk kepada bawahan
dibidang tugasnya agar tercapai kesesuaian dan
kebenaran pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang – undangan yang berlaku;
f. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas
bawahan agar sesuai dengan rencana kerja dan
ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku;
g. melakukan penilaian terhadap pelaksanaan tugas
bawahan sesuai dengan hasil yang dicapai dengan
mencocokkan terhadap petunjuk dan ketentuan peraturan
perundang – undangan yang berlaku sebagai bahan
pertimbangan dalam menilai peningkatan karier bawahan;
h. menyiapkan, menyusun rencana kerja dan kebijaksanaan
bidang kesehatan meliputi upaya kesehatan, pembiayaan,
sumber daya manusia, obat dan perbelakan, manajemen
dalam rangka penetapan kebijaksanaan oleh Bupati;
i. merumuskan kebijaksanaan operasional dalam bidang
kesehatan berdasarkan peraturan perundang – undangan
yang berlaku;
j. menyusun rencana kebijaksanaan dibidang kesehatan
dalam rangka penetapan kebijaksanaan oleh Bupati;
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB I| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 4
k. melakukan evaluasi terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan
dibidang tugasnya untuk bahan perbaikan kedepan yang
diperlukan sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
l. melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan oleh atasan;
m. membuat laporan dibidang tugasnya sebagai bahan
informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan.
Untuk menjalankan tugas dan fungsinya maka dinas kesehatan
didukung oleh struktur organisasi. Berdasarkan Peraturan Bupati Badung
Nomor 78 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas
dan Fungsi, serta Tata Kerja Perangkat Daerah, maka Struktur Organisasi
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung meliputi :
1. Kepala Dinas2. Sekretariat terdiri atas :
a) Sub Bagian Program Informasi dan Humas;
b) Sub Bagian Keuangan dan pengelolaan Aset; dan
c) Sub Bagian Hukum, Kepegawaian dan Umum.
2. Bidang Kesehatan Masyarakat terdiri atas :
a) Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat;
b) Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat; dan
c) Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja & Olah Raga;
3. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit terdiri atas :
a) Seksi Survelans dan Imunisasi;
b) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular; dan
c) Seksi Pencegahan Penyakit Tidak Menular dan KesehatanJiwa;
4. Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri atas :
a) Seksi Pelayanan Kesehatan Primer;
b) Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan; dan
c) Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional;
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB I| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 5
5. Bidang Sumber Daya Kesehatan terdiri atas :
a) Seksi Kefarmasian;
b) Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan RumahTangga; dan
c) Seksi Sumber Daya Manusia dan Kesehatan;
6. Unit Pelaksana Teknis ;
7. Kelompok Jabatan Fungsional.
STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BADUNG
KEPALA DINAS
Dr. I Gede Putra Suteja
NIP : 119600407 1987101 001
BIDANGKESEHATAN
MASYARAKAT
dr. I Ketut Merthaasa.M.ReproNIP. 19610316 198911 1 001Seksi Kesehatan
keluarga dan GiziMasyarakat
Drg.Ni NyomanRai S.
SukadaniNIP : 19641002
200312 2 003
Seksi Promosi danPemberdayaan
Masyarakat
I PutuSupada.SKM,M.K
es19660808 198903 1
015
Seksi KesehatanLingkungan,
Kesehatan Kerjadan Olah Raga
Ni Luh PutuAstiti, SKM
NIP : 19630312198603 2 029
BIDANGPENCEGAHAN DAN
PENGENDALIANPENYAKIT.
Dr. Elly Swandewi Murti.M.Kes
NIP : 19610402 198801 2002
Seksi Surveilansdan Imunisasi
I Gst Agung AlitNaya, SKM.Mkes
NIP : 19711218199703 1 006
Seksi Pencegahandan PengendalianPenyakit Menular
Nyoman AdiRukmini, SH
NIP : 19601106198203 2 007
Seksi Pencegahandan Pengendalian
Penyakit TidakMenular dan
Kesehatan JiwaI Gst NgurahSurantaja. ST
NIP : 19620112198312 1 003
BIDANG PELAYANANKESEHATAN
Dr. I Wayan Segara
NIP : 19591010 198611 1 003
BIDANG SUMBERDAYA
KESEHATAN
Dr. I Ketut Ardika.
M.Kes
NIP : 19651230 1999703 1004
Seksi PelayananKesehatan Primer
drg. Ni MadeSuhartini
NIP : 19671127200212 2 003
Seksi Kefarmasian
Dra.I.A. MadeTantriati
NIP : 19671228199503 2 003
Seksi PelayananKesehatanRujukan
I.A. Ketut Yunari,SKM
NIP : 19650130198803 2 008
Seksi AlatKesehatan dan
PerbekalanKesehatan Rumah
Tangga
I Made Sumardika
NIP : 19580629198503 1 007
Seksi PelayananKesehatanTradisional
I Bagus GdWiranata.SKM,
M.KesNIP : 19670717
199103 1 017
Seksi SumberDaya Manusia
Kesehatan
I Made Sudiarta,SKM
NIP : 19621215198311 1 001
Sub.BagianProgram,
Informasi danHumas
Dra. Ni NyomanAri
SwariniNIP : 19651005
199303 2 004
Sub.BagianKeuangan dan
PengelolaanAsset
Dra.Ni NyomanSuryaniati
NIP : 19601110199201 2 001
Sub.BagianHukum,
Kepegawaian danUmumKetut
Dharmaningsih,SE
NIP : 19691121199503 2 002
SEKRETARIS
I Nyoman Oka Jenyana,SKM, M.Kes
NIP : 19651231 198803 1213
- UPT Dinas Kesehatan
KELOMPOKJABATAN
FUNGSIONAL
- UPT Dinas Kesehatan
- UPT Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB I| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 6
C. Faktor Pendukung yang Mempengaruhi kinerja
Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepadamasyarakat, Pemerintah Kabupaten Badung terus berupayameningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya kesehatan meliputi :
a. KetenagaanSumber daya manusia penyelenggara urusan kesehatan yangberada di Dinas Kesehatan sebanyak 717 orang, seperti tabelberikut:
Tabel 1.1Sumber Daya Manusia Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2016
NO Jenis Dinas UPT Dinas Kesehatan ToKetenagaan Kese
hatan
Petang I
Petang II
Abians I
Abians Ii
AbiansIII
AbiansIV
Mengwi I
Mengwi II
MengwiIII
KutaUtr
KutaI
KutaII
KutaSlt
GudangF
tal
A. Tenaga PNS 51 34 28 52 34 31 19 60 43 38 43 45 27 47 4 5561 Dokter Umum 5 7 5 6 5 5 4 7 5 4 6 9 2 7 0 772 Dokter Gigi 2 3 1 2 3 3 2 4 3 3 3 3 2 2 0 363 Perawat 4 7 10 24 9 8 3 15 11 8 10 10 8 12 0 1394 Bidan 4 11 7 12 11 7 4 24 17 16 16 10 7 18 0 1645 Apoteker 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 46 Kesehatan Masy 27 0 1 1 0 2 1 3 1 1 2 2 2 1 0 447 Sanitarian 5 2 2 1 2 4 1 1 1 2 1 2 2 1 0 278 Gizi 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 109 Fisioterapi 0
10 Perawat Gigi 0 1 1 3 3 1 2 3 3 2 3 3 1 4 0 3011 SMF - D3 Farmasi 2 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 2 1 1 2 1812 Analis kesehatan 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 2 1 1 0 613 Radiologi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
B. Tenaga PTT 0 6 2 8 7 5 9 9 8 7 4 3 1 2 0 711 Dokter PTT (drh) 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 Dokter Gigi (drh) 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 23 Bidan (PTT Pusat) 6 2 6 7 5 8 9 8 7 4 3 1 2 0 65
c. Tenaga Umum 37 7 2 6 3 4 2 8 4 5 5 2 1 4 3 931 SD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 22 SMP 1 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0 53 SLTA 12 2 2 5 0 4 1 3 2 3 2 1 0 0 2 394 SLTA/Pekarya 3 4 0 1 1 0 0 2 1 2 2 0 0 2 0 185 SPPM 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 36 D3 Umum 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 S1 Umum 18 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 25
Total Tenaga 88 47 32 66 44 40 30 77 55 50 52 50 29 53 7 717
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB I| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 7
b. Fasilitas Kesehatan
Tabel 1.2Jumlah Sarana Kesehatan
di Kabupaten BadungTahun 2016
NO FASILITAS KESEHATAN PEM.KAB/KOTA
SWASTA JUMLAH
RUMAH SAKIT
1 Rumah Sakit Umum 2 4 5
2 Rumah Sakit Khusus 2 2
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 Puskesmas Rawat Inap 3 3
- Jumlah Tempat Tidur 20 20
2 Puskesmas Non Rawat Inap 10 10
3 Puskesmas Pembantu 54 54
SARANA PELAYANAN LAIN
1 Rumah Bersalin 13 13
2 Balai Pengobatan/Klinik 29 29
3 Praktik Dokter Bersama -
4 Praktik Dokter Perorangan 499 499
5Praktik Pengobatan
Tradisional8 8
6 Bank Darah Rumah Sakit 1 2 3
7 Unit Transfusi Darah 1 0 1
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1 Pedagang Besar Farmasi 8 8
2 Apotek 207 207
3 Toko Obat 46 46
4 Penyalur Alat Kesehatan 5 5
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB I| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 8
D. Aspek Strategis
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019 menetapkan 9 agenda prioritas pembangunan
Nasional yang disebut NAWACITA, yaitu:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa
dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.
2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata
kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan
terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem
dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan
terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit
bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan
sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia.
Berdasarkan dokumen RPJMN 2015-2019 dan RPJMD
Kabupaten Badung 2010-2015 menempatkan urusan kesehatan
merupakan prioritas utama pembangunan nasional yang tertuang
dalam program ke 5 yaitu Meningkatkan kualitas hidup manusia dan
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB I| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 9
masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dipahami karena urusan
kesehatan merupakan kebutuhan mendasar masyarakat.
Beberapa isu strategis urusan kesehatan yang menjadi
perhatian dalam pembangunan di Kabupaten Badung meliputi:
a. Pelayanan kesehatan yang mudah diakses oleh masyarakat
terutama yang berisiko tinggi serta kualitas pelayanan prima.
b. Memberdayakan masyarakat untuk menciptakan kemandirian
masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
c. Sanitasi dasar yang memadai bagi masyarakat.
d. Beban ganda penyakit menular dan penyakit tidak menular
E. Ruang Lingkup
Laporan akuntabillitas kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Badung tahun 2016 disusun dengan sistematika sebagai berikut :
Ringkasan Eksekutif Menyajikan secara ringkas rencana dan
capaian kinerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Badung Tahun 2016.
Bab I Pendahuluan Menyajikan latar belakang, data umum
yang menyangkut tugas pokok dan
fungsi, struktur organisasi Dinas
Kesehatan Kabupaten Badung dan
faktor pendukung yang mempengaruhi
kinerja organisasi serta aspek strategis.
Bab II Perencanaan
dan Perjanjian
Kinerja
Menyajikan mengenai RPJMD
Kabupaten Badung, rencana strategis,
rencana kinerja tahunan dan perjanjian
kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Badung Tahun 2016.
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB I| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 10
Bab III Akuntabilitas
Kinerja
Menyajikan capaian kinerja tahun 2016
yang memuat hasil pengukuran kinerja
dengan penjelasan keberhasilan dan
permasalahan dalam pencapaian
kinerja serta akuntabilitas keuangan
Bab IV Penutup Menyajikan kesimpulan atas capaian
kinerja tahun 2016 dan saran perbaikan
atas permasalahan dalam pencapaian
kinerja.
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)Kabupaten Badung Tahun 2016–2021
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD), Pemerintah Kabupaten Badung menetapkan visi
“Memantapkan Arah Pembangunan Badung Berlandaskan Tri Hita
Karana Menuju Masyarakat yang Maju, Damai Dan Sejahtera”.
Untuk mewujudkan visi tersebut maka disusun 9 (Sembilan) Misi
yaitu:
1. Memperkokoh kerukunan hidup bermasyarakat dalam jalinan
keragaman adat, budaya dan agama.
2. Memantapkan kualitas pelayanan publik melalui penerapan
teknologi informasi dan komunikasi.
3. Memantapkan tata kelola pemerintahan dengan menerapkan
prinsip good governance dan clean government.
4. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan dan Keluarga
Berencana (KB) dalam pengelolaan kependudukan.
5. Memperkuat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai
pilar ekonomi kerakyatan.
6. Mewujudkan tatanan kehidupan bermasyarakat yang
menjunjung tinggi penegakan hukum dan Hak Asasi Manusia
(HAM).
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB II| Laporan Kinerja I nstansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 12
7. Meningkatkan perlindungan dan pengelolaan sumber daya
alam, lingkungan hidup dan penanggulangan bencana.
8. Memperkuat daya saing daerah melalui peningkatan mutu
sumber daya manusia dan infrastruktur wilayah.
9. Memperkuat pembangunan bidang pertanian, perikanan dan
kelautan yang bersinergi dengan kepariwisataan berbasis
budaya.
Dinas Kesehatan sebagai salah satu perangkat daerah
mengemban misi yang ke 4 yaitu Meningkatkan kualitas pendidikan,
kesehatan dan Keluarga Berencana (KB) dalam pengelolaan
kependudukan, khususnya untuk melaksanakan misi peningkatan
kualitas kesehatan di Kabupaten Badung.
Berdasarkan misi keempat maka tujuan yang ingin dicapai yaitu
Terwujudnya kehidupan masyarakat yang berkualitas, dengan indikator
Umur Harapan Hidup (UHH). Sasaran strategis yang ingin dicapai setiap
tahun untuk mewujudkan tujuan tersebut yaitu Meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat. Indikator sasaran strategis diukur dengan :
a. Persentase kekurangan gizi pada anak balita
b. Angka kematian balita (AKABA)
c. Angka kematian Ibu Melahirkan (AKI)
d. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD)
Program Prioritas Bupati dan wakil Bupati Badung untuk
pembangunan kesehatan lima tahun, mengacu pada Pola
Pembangunan Nasional Semesta Berancana (PPNSB) yaitu :
1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar
dengan standar dan kualitas yang sama : Pembangunan
POSKESDES dan POLINDES di masing-masing Desa seluruh
Kabupaten/Kota se-Bali.
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB II| Laporan Kinerja I nstansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 13
2. Membangun Puskesmas Rawat Inap yang berkualitas sesuai
standar ISO dengan model bangunan dan standar yang sama di
semua Kecamatan se-Provinsi Bali.
3. Pengangkatan tenaga medis dan paramedis untuk ditugaskan di
Puskesmas Pembantu, Puskesmas Rawat Inap, Rumah Sakit Tanpa
Kelas, dan RSUD yang tetap disesuaikan dengan kebutuhan.
4. Pengadaan Dokter Spesialis Kandungan dan Anak melalui pola
ikatan dinas yang ditugaskan di Puskesmas Rawat Inap dan
membuat regulasi tentang penambahan Dokter Spesialis di
seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Bali.
5. Peningkatan sarana, prasarana, dan alat kesehatan Puskesmas
Pembantu, Puskesmas Rawat Inap, Rumah Sakit Tanpa Kelas, dan
RSUD.
6. Pengadaan mobil keliling pelayanan kesehatan ke Desa-Desa
(pelayanan kegawat daruratan).
B. Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2016-2021
Rencana Strategis (Renstra) merupakan dokumen perencanaan
lima tahunan yang disusun secara sistematis dan berkelanjutan di
masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD).
Berdasarkan Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah pada pasal 272 ayat 2 menyebutkan bahwa
Rencana strategis Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) memuat tujuan, sasaran, program, dan kegiatan
pembangunan dalam rangka pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib
dan/atau Urusan Pemerintahan Pilihan sesuai dengan tugas dan fungsi
setiap Perangkat Daerah.
Dengan adanya pasal tersebut menunjukkan bahwa Visi dan misi
hanya disusun oleh Bupati dan Wakil Bupati terpilih, sedangkan
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB II| Laporan Kinerja I nstansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 14
perangkat daerah menjabarkan kedalam tujuan, sasaran serta program
kegiatan dalam menyusun rencana strategis. Sehubungan dengan
kondisi tersebut maka dokumen Rencana Strategis (Renstra) Dinas
Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2016 – 2021 tidak mencantumkan
Visi dan Misi sesuai penyusunan Rencana Strategis yang mengacu pada
Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Daerah.
Dengan dilaksanakan pemilihan kepala daerah serempak pada
tahun 2016 maka berpengaruh terhadap penyusunan dokumen RPJMD
Kabupaten Badung yang ditetapkan pada tanggal 16 Agustus 2016
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 13 Tahun 2016.
Dengan kondisi tersebut maka penyusunan program dan kegiatan
pada tahun 2016 masih mengacu kepada pencapaian sasaran strategis
sesuai yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Badung 2010-2015.
Adapun tujuan dan sasaran strategis yang akan dicapai pada
tahun 2016 yang merupakan masa transisi dan telah tertuang dalam
dokumen renstra, seperti berikut :
Tabel 2.1Sasaran Strategis Dinas Kesehatan
Kabupaten Badung Tahun 2016
Sasaran Indikator Kinerja
Tujuan 1 : Meningkatnya status kesehatan ibu, bayi dan balitaSasaran strategis 1 :
Meningkatnya akses
dan kualitas
pelayanan kesehatan
keluarga serta
kesehatan reproduksi
1) Pemeriksaan kehamilan (K4) oleh tenaga
kesehatan terlatih
2) Persentase ibu bersalin yang ditolong
oleh nakes terlatih (cakupan PN)
3) Persentase Puskesmas rawat inap yang
mampu Pelayanan Obstetri Neonatal
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB II| Laporan Kinerja I nstansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 15
Sasaran Indikator Kinerja
Emergensi Dasar
4) Cakupan kunjungan neonatal lengkap
(KN lengkap)
5) Cakupan pelanyanan anak balita
6) Cakupan penjaringan kesehatan anak
SD dan setingkat
7) Menurunnya persentase anak balita gizi
buruk
8) Menurunnya angka kematian ibu
melahirkan per 100.000 kelahiran hidup
9) Menurunnya angka kematian bayi per
1000 kelahiran hidup
10) Menurunnya angka kematian balita per
1.000 Balita
Tujuan 2 : Meningkatnya akses, pemerataan dan kualitas pelayanankesehatan di puskesmas dan jaringanya
Sasaran Strategis 2 :
Terciptanya
pelayanan kesehatan
yang terstandarisasi
bagi masyarakat
1) Cakupan pelayanan puskesmas dengan
standar ISO
2) Cakupan pelayanan rumah sakit dengan
standar terakreditasi
3) Prosentase pelayanan kesehatan dasar
masyarakat miskin
4) Rata-Rata Waktu Penyelesaian Perijinan
Tenaga Kesehatan
5) Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB II| Laporan Kinerja I nstansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 16
Sasaran Indikator Kinerja
Tujuan 3 : Meningkatnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
Sasaran Strategis 3 :
Meningkatnya peran
serta masyarakat
dibidang kesehatan
1) Persentase kemandirian posyandu
purnama dan mandiri
2) Persentase desa siaga aktif
3) Perilaku hidup bersih dan sehat tingkat
rumah tangga
Tujuan 4 : Meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan pemukiman
Sasaran Strategis 4 :
Meningkatnya akses
masyarakat terhadap
sanitasi dasar
1) Persentase Rumah Sehat
2) Persentase Tempat Tempat Umum Sehat
Tujuan 5 : Menurunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian
akibat penyakit menular dan tidak menular
Sasaran Strategis 5 :
Meningkatnya akses
dan kualitas
pengendalian
penyakit menular dan
tidak menular
1) Cakupan Kesembuhan Pengobatan TBC
2) Persentase Desa yang mencapai Universal
Child Immunization (UCI)
3) Angka kesakitan Demam Berdarah
Dengue (DBD) per 100.000 penduduk
Untuk mencapai sasaran-sasaran jangka menengah tersebut
diatas, maka strategi dan kebijakan yang akan ditempuh oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Badung adalah sebagai berikut :
a. Strategi Sasaran I :
Meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan ibu dan
anak
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB II| Laporan Kinerja I nstansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 17
Kebijakan :
1. Mengalakkan kampanye kesehatan ibu dan anak
2. Meningkatkan kualitas tenaga pelayanan kesehatan
3. Pelayanan kesehatan yang berkualitas melalui PONED
dan PONEK
b. Strategi Sasaran II :
Menanggung semua biaya pelayanan kesehatan bagi seluruh
masyarakat termasuk masyarakat
Kebijakan :
1. Pemerintah menyediakan pembiayaan kesehatan untuk
seluruh masyakat.
2. Pemerintah menjamin pelayanan kesehatan yang
bermutu dan terstandarisasi
c. Strategi Sasaran III :
Meningkatkan peran serta masyarakat untuk menggulangi
masalah kesehatan
Kebijakan :
1. Pemerintah mengkampanyekan tentang kemandirian
masyarakat untuk kesehatan
2. Pemerintah memberi pendampingan untuk
pembentukan kelompok peduli kesehatan
d. Strategi Sasaran IV :
Pengawasan kualitas lingkungan dan pemberdayaan
masyarakat terhadap kepemilikan sarana sanitasi dasar yang
bermutu.
Kebijakan :
1. Pemerintah menjamin masyarakat mendapat akses
sanitasi dasar yang memadai
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB II| Laporan Kinerja I nstansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 18
2. Pengembangan sarana sanitasi berbasis masyarakat
e. Strategi Sasaran V :
Pencegahan dan pemberantasan penyakit didukung sistem
informasi kesehatan yang akurat
Kebijakan :
1. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit dan
pengobatan sesuai standar
2. Pengembangan sistem kewaspadaan dini (SKD) untuk
mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan
penyakit
C. Rencana Kinerja Tahunan Dan Perjanjian Kinerja
Perjanjian kinerja merupakan suatu pernyataan kesanggupan
dari pimpinan instansi/unit kerja penerima amanah kepada atasan
langsungnya untuk mewujudkan suatu target kinerja tertentu.
Pernyataan ini ditandatangani oleh penerima amanah, sebagai tanda
suatu kesanggupan untuk mencapai target kinerja yang telah
ditetapkan, dan pemberi amanah atau atasan langsungnya sebagai
persetujuan atas target kinerja yang ditetapkan tersebut.
Tujuan khusus perjanjian kinerja antara lain: untuk meningkatkan
akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata
komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah;
sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan
dan sasaran organisasi; menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB II| Laporan Kinerja I nstansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 19
evaluasi kinerja aparatur; dan sebagai dasar pemberian reward atau
penghargaan dan sanksi.
Perjanjian kinerja ini telah mengacu pada Renstra Dinas
Kesehatan Kabupaten Badung tahun 2016-2021 serta rencana kinerja
tahun 2016. Oleh karena tahun 2016 merupakan tahun transisi antara
berakhirnya RPJMD 2010-2015 dengan RPJMD tahun 2016-2021 maka
Indikator – indikator kinerja dan target tahunan yang digunakan dalam
perjanjian kinerja ini adalah indikator kinerja utama (IKU) yang telah
ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Badung tahun
2010-2015. Target kinerja dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) sama
dengan target Perjanjian Kinerja (PK) Dinas Kesehatan Kabupaten
Badung Tahun 2016 seperti tabel berikut :
Tabel 2.2Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Badung Tahun 2016
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET
1 Meningkatnya akses dan a Persentase Pemeriksaan 95 %kualitas pelayanan kehamilan (K4) oleh tenagakesehatan keluarga serta kesehatan terlatihkesehatan reproduksi
b Persentase ibu bersalin yang 98 %ditolong oleh nakes terlatih(cakupan PN)
c Persentase Puskesmas rawat 100 %inap yang mampu PelayananObstetri Neonatal EmergensiDasar (PONED)
d Cakupan kunjungan neonatal 95 %lengkap (KN lengkap)
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB II| Laporan Kinerja I nstansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 20
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGETe Cakupan pelayanan kesehatan 93 %
anak balita
f Cakupan penjaringan 100 %kesehatan anak SD & setingkat
g Persentase anak balita gizi buruk 0,40 %
h Angka kematian ibu melahirkan 60 Per100.000
KH
i Angka kematian bayi 4,5 Per1000KH
j Angka kematian balita 5.0 Per1000 KH
2 Terciptanya pelayanan a Cakupan pelayanan puskesmas 100 %kesehatan yangterstandarisasi bagi
dengan standar ISO
masyarakat b Cakupan pelayanan Puskesmas 7,69 %dengan standar terakreditasi
c Cakupan pelayanan kesehatan 100 %dasar masyarakat miskin
d Rata-Rata Waktu Penyelesaian 12 HariPerijinan Tenaga Kesehatan
e Indeks Kepuasan Masyarakat 81 Nilaiterhadap pelayanan kesehatan
3 Meningkatnya peranserta masyarakat
a Persentase kemandirianposyandu purnama dan
99 %
dibidang kesehatan mandiri
b Persentase desa siaga aktif 100 %
c Perilaku hidup bersih dan sehat 79,20 %tingkat rumah tangga
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB II| Laporan Kinerja I nstansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 21
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET4 Meningkatnya akses a Persentase Rumah Sehat 87.0 %
masyarakat terhadapsanitasi dasar b Persentase Tempat Tempat 90 %
Umum Sehat
5 Meningkatnya akses dan a Cakupan Kesembuhan 85 %kualitas pengendalianpenyakit menular dan
Pengobatan TB Paru
tidak menular b Persentase Desa yang 100 %mencapai Universal ChildImmunization (UCI)
c Angka kesakitan Demam 300 PerBerdarah Dengue (DBD) 100.000
Pddk
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
A. Pengukuran Pencapaian Kinerja Tahun 2016
Berdasarkan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, bahwa pengukuran kinerja digunakan
sebagai dasar untuk menilai keberhasilan/kegagalan pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan
dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Pengukuran
dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian (assessment) yang
sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan
yang berupa indikator-indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan
dampak.
Pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemen yang
digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan
akuntabilitas. Selanjutnya, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai
pencapaian tujuan dan sasaran.
Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Badung untuk tahun 2016
diukur berdasarkan tingkat pencapaian sasaran dan indikator sasaran
yang telah ditetapkan pada penetapan kinerja setiap tahun serta
menggambarkan tingkat pencapaian sasaran berdasarkan program
dan kegiatan yang dilaksanakan sesuai rencana kerja tahunan.
Pencapaian kinerja diperoleh dengan cara membandingkan
target dengan realisasi indikator sasaran. Hasil pengukuran kinerja
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 23
tersebut dilakukan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan dan
kegagalan pencapaian sasaran strategis. Evaluasi capaian kinerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Badung dilakukan dengan cara
membandingkan hasil capaian sasaran dengan target indikator sasaran
yang ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
2016-2021, namun untuk tahun 2016 masih mengacu pada tujuan,
sasaran strategis dan indikator , target sesuai yang tertuang pada
Renstra Dinas Kesehatan tahun 2010-2015, target/capaian Dinas
Kesehatan Provinsi Bali 2013-2018 dan target Nasional berdasarkan
Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019.
Untuk mempermudah dalam membuat kesimpulan hasil
pengukuran kinerja dan mengetahui tingkat pencapaian dari masing-
masing indikator sasaran yang ditetapkan digunakan skala pengukuran
ordinal yang dikategorikan menjadi lima kategori yaitu :
Tabel 3.1Kategori Hasil Pengukuran Kinerja
No Rentang Nilai Kategori Kinerja
1. 80 – 100 Sangat Baik
2. 60 - < 80 Baik
3. 40 - < 60 Cukup
4. 20 - < 40 Kurang
5. < 20 Sangat Kurang
Sumber : LAKIP BPKP Provinsi Bali 2011
Adapun hasil evaluasi kinerja terhadap sasaran strategis Dinas
Kesehatan tahun 2016 seperti berikut :
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 24
Tabel 3.2Evaluasi Kinerja Sasaran Strategis
di Kabupaten Badung Tahun 2016
Sasaran Strategis 1
Meningkatnya Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Keluarga serta KesehatanReproduksi
Indikator Satuan Target
Realisasi
Kinerja Ket
a Pemeriksaan kehamilan (K4) oleh
tenaga kesehatan terlatih
% 95 93,69 98,62 Sangat Baik
b Persentase ibu bersalin yang ditolong
oleh nakes terlatih (cakupan PN)
% 98 95,73 97,68 Sangat Baik
c Persentase Puskesmas rawat inap yang
mampu Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Dasar (PONED)
% 100 100,00 100,00 Sangat Baik
d Cakupan kunjungan neonatal lengkap
(KN lengkap)
% 95 93,57 98,46 Sangat Baik
e Cakupan pelayanan kesehatan anak
balita
% 93 69,70 74,95 Baik
f Cakupan penjaringan kesehatan anak
SD dan setingkat
% 100 100,00 100,00 Sangat Baik
g Persentase anak balita gizi buruk % 0,40 0,30 125,00 Sangat Baik
h Angka kematian ibu melahirkan Per100.000
KH
60 0 200,00 Sangat Baik
i Angka kematian bayi Per
1.000 KH
4,5 3,16 129,78 Sangat Baik
j Angka kematian balita Per
1.000 KH
5.0 4,04 119,20 Sangat Baik
Rata-rata kinerja indikator sasaran Meningkatnya Akses danKualitas Pelayanan Kesehatan Keluarga serta KesehatanReproduksi
114,44 Sangat Baik
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 25
Sasaran Strategis 2Terciptanya Pelayanan Kesehatan yang Terstandarisasi bagi Masyarakat
Indikator Satuan Target
Realisasi Kinerja Ket
a Cakupan pelayanan puskesmasdengan standar ISO
% 100 100,00 100,00 Sangat Baik
b Cakupan puskesmas dengan standarterakreditasi
% 7,69 100,00 100,00 Sangat Baik
c Cakupan pelayanan kesehatan dasarmasyarakat miskin
% 100 27,26 28,55 Kurang
d Rata-Rata Waktu Penyelesaian PerijinanTenaga Kesehatan
Hari 12 11,50 140,00 Sangat Baik
e Indeks Kepuasan Masyarakat terhadappelayanan kesehatan
Nilai 81 81,87 101,07 Sangat Baik
Rata-rata kinerja indikator sasaran Terciptanya PelayananKesehatan yang Terstandarisasi bagi Masyarakat
93,92 Sangat Baik
Sasaran Strategis 3Meningkatnya Peran serta Masyarakat dibidang Kesehatan
Indikator Satuan Target
Realisasi Kinerja Ket
a Persentase kemandirian posyandupurnama dan mandiri
% 99 98,20 99,70 Sangat Baik
b Persentase desa siaga aktif % 100 100,00 100,00 Sangat Baikc Perilaku hidup bersih dan sehat tingkat
rumah tangga% 79,20 81,51 102,92 Sangat Baik
Rata-rata kinerja indikator sasaran Meningkatnya Peran sertaMasyarakat dibidang Kesehatan
100,87 Sangat Baik
Sasaran Strategis 4
Meningatnya Akses Masyarakat terhadap Sanitasi Dasar
Indikator Satuan Target
Realisasi Kinerja Ket
a Persentase Rumah Sehat % 87.0 90,59 104,13 Sangat Baik
b Persentase Tempat Tempat UmumSehat
% 90 96,65 107,39 Sangat Baik
Rata-rata kinerja indikator sasaran Meningatnya Akses Masyarakatterhadap Sanitasi Dasar
105,76 Sangat Baik
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 26
Sasaran Strategis 5
Meningkatnya Akses dan Kualitas Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular
Indikator Satuan Target
Realisasi
Kinerja
Ket
a Cakupan Kesembuhan Pengobatan
TB Paru
% 85 94,32 110,96 Sangat
Baik
b Persentase Desa yang mencapai
Universal Child Immunization (UCI)
% 100 100,00 100,00 Sangat
Baik
c Angka kesakitan Demam Berdarah
Dengue (DBD)
Per
100.000penduduk
300 639,70 -13,23 Sangat
Kurang
Rata-rata kinerja indikator sasaran Meningkatnya Akses dan
Kualitas Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular
65,91 Baik
B. Analisis Pencapaian Kinerja
Adapun analisis terhadap capaian dari masing-masing sasaran
strategis dari Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Badung seperti
berikut:
Hasil capaian target kinerja atas sasaran 1 Meningkatnya Akses
dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Keluarga serta Kesehatan Reproduksi, yang
diukur dengan 10 (sepuluh) indikator seperti berikut :
Sasaran Strategis 1 :Meningkatnya Akses dan Kualitas Pelayanan KesehatanKeluarga serta Kesehatan Reproduksi
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 27
Tabel 3.3Pencapaian Kinerja Sasaran 1
Di Kabupaten Badung Tahun 2015-2016
No Indikator Kinerja Satuan 2015 2016Target
Realisasi
Kinerja
Target Realisasi
Kinerja
1 Pemeriksaankehamilan (K4) olehtenaga kesehatanterlatih
% 95 90.36 95.12 95 93,69 98,62
2 Persentase ibubersalin yang ditolongoleh nakes terlatih
% 98 94.24 96.16 98 95,73 97,68
3 Persentase Puskesmasrawat inap yangmampu PelayananObstetri NeonatalEmergensi Dasar
% 100 100.00 100.00 100 100,00 100,00
4 Cakupan kunjunganneonatal lengkap
% 90 97.15 107.94 95 93,54 98,46
5 Cakupan anak balita % 90 89.25 99.17 93 69,70 74,956 Cakupan penjaringan
kesehatan anak SDdan setingkat
% 100 100.00 100.00 100 100,00 100,00
7 Menurunnyapersentase anakbalita gizi buruk
% 0.40 0.20 150.00 0,40 0,30 125,00
8 Angka kematian ibumelahirkan
100.000KH
60 99.83 33.62 60 0 200,00
9 Angka kematian bayi 1.000KH
4,5 3.62 114.00 4,5 3,16 129,78
10 Angka kematianbalita
1.000KH
5.0 3.87 127.60 5.0 4,04 119,20
Hasil capaian sasaran 1 Meningkatnya Akses dan Kualitas
Pelayanan Kesehatan Keluarga serta Kesehatan Reproduksi dengan 10
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 28
(sepuluh) indikator menunjukkan bahwa capaian rata-rata sebesar
114,44 % berarti kinerja sangat baik.
Analisis terhadap pencapaian untuk masing-masing indikator
kinerja sasaran 1 seperti berikut :
Pelayanan kesehatan ibu hamil (antenatal care) adalah
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil oleh petugas
kesehatan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan minimal 4 kali
dengan distribusi pelayanan yang dianjurkan minimal satu kali pada
kehamilan trimester I (kontak pertama), minimal satu kali pada trimester II
(kontak kedua) dan minimal dua kali pada trimester III (kontak ketiga
dan kontak keempat). Adapun pelayanan antenatal yang sesuai
standar meliputi timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur
tekanan darah, screening status imunisasi Tetanus Toksoid, ukur tinggi
fundus uteri, Pemberian tablet besi (minimal 90 tablet selama
kehamilan), temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal atau
konseling) dan test laboratorium sederhana (Hb, protein urin) dan atau
berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV, Malaria, TBC).
Pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh
tenaga kesehatan serta memenuhi standar pemeriksaan kehamilan.
Standar jenis pelayanan dan waktu pelayanan antenatal tersebut
dianjurkan untuk menjamin perlindungan kesehatan terhadap ibu hamil,
berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan
komplikasi.
Pemeriksaan Kehamilan (K4) Oleh Tenaga Kesehatan Terlatih
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 29
Pengukuran terhadap indikator pencapai cakupan K4 ditujukan
untuk mengukur kemampuan manajemen program KIA untuk
melindungi ibu hamil sehingga kesehatan janin terjamin melalui
penyediaan pelayanan antenatal.
Hasil capaian indikator cakupan pelayanan perawatan
kehamilan (antenatal care) kontak keempat kali ke sarana pelayanan
kesehatan (K4) pada tahun 2016 sebesar 93,69% atau 8.164 ibu hamil
dari total perkiraan ibu hamil yang ditetapkan sebanyak 8.714 ibu hamil.
Ini berarti belum mencapai target yang ditetapkan dalam Renstra tahun
2016 sebesar 95%, atau capaian kinerjanya sebesar 98,62% termasuk
kategori sangat baik.
Hasil capaian cakupan pelayanan perawatan kehamilan
(antenatal care) kontak keempat kali ke sarana pelayanan kesehatan
(K4) tahun 2016 lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil capaian
tahun 2015 sebesar 90,36%. Demikian pula hasil capaian cakupan
pelayanan perawatan kehamilan (K4) tahun 2016 menunjukkan trend
meningkat dibandingkan dengan hasil capaian tahun sebelumnya
periode tahun 2012 - 2014, walaupun belum mencapai target yang
ditetapkan.
Hasil capaian cakupan K4 pada tahun 2016 belum mencapai
target dibandingkan dengan target yang ditetapkan dalam Renstra
sebesar 95%.
Hasil capaian indikator cakupan pelayanan perawatan
kehamilan (K4) untuk Kabupaten Badung pada tahun 2016 melampaui
capaian cakupan Provinsi Bali sebesar 91,44%. Hasil capaian cakupan
pelayanan perawatan kehamilan (K4) menurut kabupaten di Provinsi
Bali seperti tabel berikut :
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 30
Tabel 3.4Cakupan Pelayanan Antenatal (K4) per Kabupaten
di Provinsi Bali Tahun 2016No Kabupaten Jml Bumil Jml K4 %
1 Jembrana 5.130 4.679 91,212 Tabanan 5.409 5.083 93,973 Badung 8.714 8.164 93,694 Gianyar 6.718 6.112 90,985 Klungkung 3.221 2.950 91,596 Bangli 3.848 3.254 84,567 Karangasem 8.451 6.543 77,428 Buleleng 12.238 11.226 91,739 Kota Denpasar 15.199 15.019 98,82
Prov. Bali 68.928 63.030 91,44
Hasil capaian cakupan K4 di Kabupaten Badung tahun 2016
telah mencapai target Nasional sebesar 80%. Perbandingan data
capaian cakupan pelayanan antenatal (K4) di Kabupaten Badung
dengan target Nasional seperti pada grafik berikut :
Grafik 3.1Cakupan Pelayanan Antenatal (K4)
di Kabupaten Badung dan Target Nasional Tahun 2012 s/d 2016
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 31
Capaian indikator cakupan pelayanan perawatan kehamilan
(antenatal care) kontak keempat kali ke sarana pelayanan kesehatan
(K4) sampai tahun 2016 berfluktuasi setiap tahunnya.
Distribusi hasil capaian indikator cakupan pelayanan perawatan
kehamilan (antenatal care) kontak keempat kali ke sarana pelayanan
kesehatan (K4) menurut puskesmas pada tahun 2016 menunjukkan
bahwa puskesmas yang telah mencapai target yang ditetapkan
sebesar 95% yaitu Puskesmas Abiansemal II, Abiansemal III, Abiansemal
IV, Puskesmas Kuta II, Kuta Selatan dan Puskesmas Kuta utara. Data
capaian menurut Puskesmas seperti pada grafik berikut :
Grafik 3.2Cakupan Pelayanan perawatan kehamilan (K4)
di Kabupaten Badung Tahun 2015 s/d 2016
Untuk mencapai target indikator cakupan pelayanan
perawatan kehamilan (antenatal care) kontak keempat kali ke sarana
pelayanan kesehatan (K4) dilaksanakan melalui program peningkatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 32
kesehatan ibu melahirkan dan anak dengan kegiatan Pembinaan dan
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA) dan
lomba bidan berprestasi dengan anggaran sebesar Rp. 333.643.800.
Serapan anggaran sebesar Rp. 323.045.375 (96,82 %) sehingga terdapat
selisih anggaran.
Hambatan/kendala yang masih dihadapi dalam pencapaian
indikator cakupan pelayanan perawatan kehamilan (antenatal care)
kontak keempat kali ke sarana pelayanan kesehatan (K4) adalah:
a. Penetapan sasaran berdasarkan data estimasi.
b. Masih adanya bidan praktek swasta/dokter yang tidak
melaporkan hasil pemeriksaan kehamilan yang dilayaninya.
Sedangkan strategi upaya pemecahan terhadap hambatan yang
ditemukan adalah :
a. Melakukan kemitraan yang lebih banyak dengan dokter/bidan
praktek swasta.
b. Memantapkan alur pencatatan dan pelaporan dari dokter/bidan
praktek swasta.
c. Mengintensifkan kegiatan-kegiatan seperti: kunjungan rumah,
pembentukan kelas ibu hamil serta menerapkan Pemantauan
Wilayah Setempat (PWS) KIA.
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan
proses pelayanan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
dengan kompetensi kebidanan. Proses pertolongan persalinan oleh
tenaga dengan kompotensi kebidanan akan memastikan pelayanan
yang diberikan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Persentase Ibu Bersalin Ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 33
a. Sterilitas atau pencegahan infeksi dengan menerapkan minimal 3
bersih yaitu : bersih tangan penolong, bersih alat pemotong tali
pusat, bersih tempat ibu berbaring
b. Metode pertolongan persalinan sesuai standar pelayanan
c. Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang lebih
tinggi
Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah tenagakesehatan yang memiliki kemampuan klinis kebidanan sesuai standar.Indikator ini adalah untuk mengukur kemampuan manajemen programKIA dalam menyelenggarakan pelayanan persalinan yang profesional.
Upaya yang dilakukan pemerintah pusat untuk meningkatkancakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitaskesehatan melalui kebijakan yang disebut Jaminan Persalinan(Jampersal). kebijakan Jaminan Persalinan dimaksudkan untukmenghilangkan hambatan finansial bagi ibu hamil untuk mendapatkanjaminan persalinan, yang didalamnya termasuk pemeriksaan kehamilan,pelayanan nifas termasuk KB pasca persalinan, dan pelayanan bayibaru lahir.
Dalam implementasi kebijakan jaminan persalinan maka semuapersalinan dilakukan di sarana pelayanan kesehatan dasar dan rujukanbaik pemerintah dan swasta. Khusus untuk persalinan yang ditanganioleh fasilitas kesehatan swasta maka Dinas Kesehatan melakukankerjasama dengan bidan praktek swasta, klinik swasta.
Hasil capaian indikator cakupan ibu bersalin yang ditolong olehtenaga kesehatan terlatih pada tahun 2016 sebesar 95,73%, atau 7.964ibu bersalin yang ditangani disarana kesehatan dari total perkiraan ibubersalin yang ditetapkan sebanyak 8.714 ibu hamil. Ini berarti belummencapai target yang ditetapkan dalam Renstra tahun 2015 sebesar98%, atau kinerjanya sebesar 97,68% termasuk kategori sangat baik.
Hasil capaian cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh tenagakesehatan terlatih tahun 2016 lebih tinggi bila dibandingkan dengan
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 34
hasil capaian tahun 2015 sebesar 94,24%, atau 8.019 ibu bersalin yangditangani disarana kesehatan dari total perkiraan ibu bersalin yangditetapkan sebanyak 8.914 ibu hamil. Demikian pula hasil capaiancakupan ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatihtahun 2016 menunjukkan trend berfluktuatif dan cenderung meningkatdibandingkan dengan hasil capaian tahun sebelumnya periode tahun2012 sampai 2015, walaupun masih dibawah target yang ditetapkandalam renstra.
Hasil capaian cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh tenagakesehatan terlatih pada tahun 2016 belum mencapai target yangditetapkan dalam Renstra sebesar 98%.
Hasil capaian cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh tenagakesehatan terlatih di Kabupaten Badung tahun 2016 masih dibawahhasil capaian Provinsi Bali sebesar 96,40%. Gambaran hasil cakupan ibubersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih per kabupaten diProvinsi Bali seperti berikut :
Tabel 3.5Cakupan Ibu Bersalin yang Ditolong oleh Tenaga Kesehatan
Terlatih per Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 2016
No Kabupaten Jml Bumil JmlSalinakes %
1 Jembrana 5.130 4.787 97,75
2 Tabanan 5.409 4.872 94,36
3 Badung 8714 7.964 95,73
4 Gianyar 6.718 6.067 94,60
5 Klungkung 3.221 2.864 93,17
6 Bangli 3.848 3.486 94,19
7 Karangasem 8.451 7.469 92,63
8 Buleleng 12.238 11.294 96,69
9 Kota Denpasar 15.199 14.634 100,95
Prov. Bali 68.928 63.437 96,40
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 35
Hasil capaian cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih di Kabupaten Badung tahun 2016 telah melampaui
target Nasional sebesar 95%. Perbandingan data capaian cakupan ibu
bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih di Kabupaten
Badung dengan target Nasional dan capaian Provinsi Bali seperti pada
grafik berikut :
Grafik 3.3Cakupan Ibu Bersalin yang Ditolong oleh Tenaga Kesehatan Terlatih di
Kabupaten Badung, Capaian Provinsi Bali dan Target NasionalTahun 2012 s/d 2016
Distribusi hasil capaian indikator cakupan ibu bersalin yang
ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih menurut puskesmas pada tahun
2015 menunjukkan bahwa puskesmas yang telah mencapai target yang
ditetapkan sebesar 95% yaitu Puskesmas Abiansemal III, Abiansemal IV,
Mengwi I, dan Puskesmas Kuta Selatan. Data capaian menurut
Puskesmas seperti pada grafik berikut :
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 36
Grafik 3.4Cakupan Ibu Bersalin yang Ditolong oleh Tenaga Kesehatan Terlatih
Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2015 s/d 2016
Capaian indikator cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh
tenaga kesehatan terlatih tahun 2016 sebesar 95,73% berarti masih
dibawah target yang ditetapkan Renstra Dinas Kesehatan sebesar 98%.
Untuk mencapai target indikator cakupan pelayanan persalinan
oleh tenaga terlatih dilaksanakan melalui program peningkatan
kesehatan ibu melahirkan dan anak dengan kegiatan Pelatihan P4K
dan pengawasan dan lomba bidan delima berprestasi. Anggaran untuk
kegiatan tersebut sebesar Rp. 20.569.600 dengan serapan sebesar Rp.
20.036.100 (97,41 %) sehingga terdapat efisiensi anggaran.
Hambatan/kendala yang masih dihadapi dalam pencapaian
indikator cakupan pelayanan persalinan oleh tenaga terlatih adalah
penetapan target didasarkan pada angka proyeksi, ibu hamil ada yang
bersalin ke dokter/bidan praktek swasta tidak terlaporkan serta Adanya
mobilitas sasaran ibu hamil.
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 37
Sedangkan strategi upaya pemecahan terhadap hambatan
yang ditemukan adalah :
a. Melakukan pendataan sasaran yang lebih akurat
b. Melakukan kemitraan yang lebih banyak dengan dokter/bidan
praktek swasta.
c. Memantapkan alur pencatatan dan pelaporan dari dokter/bidan
praktek swasta.
Puskesmas Pelayanan Obsterik Neonatal Emergensi Dasar
(PONED) adalah Puskesmas dengan fasilitas rawat inap yang mampu
memberikan pelayanan rutin dan penanganan dasar
kegawatdaruratan kebidanan dan bayi neonatus selama 24 jam
dengan fasilitas tempat tidur rawat inap.
Puskesmas rawat inap di Kabupaten Badung sebanyak 3
puskesmas dan semuanya dilengkapi unit pelayanan yang mampu
melaksanakan PONED. Adapun Puskesmas PONED tersebut meliputi:
Puskesmas Abiansemal I, Puskesmas Mengwi I, dan Puskesmas Kuta I.
Hasil pencapaian cakupan Puskesmas rawat inap yang mampu
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar di Kabupaten Badung
Tahun 2016 sebesar 100%, sehingga capaian kinerjanya termasuk
kategori sangat baik.
Hasil capaian cakupan Puskesmas rawat inap yang mampu
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar selama lima tahun (2012-
2016) sebesar 100% dan telah mencapai target dalam renstra serta
Persentase Puskesmas Rawat Inap Mampu PelayananObstetri Neonatal Emergensi Dasar
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 38
target Nasional sebesar 100%. Hasil capaian cakupan puskesmas rawat
inap mampu PONED di Kabupaten Badung seperti pada grafik berikut:
Grafik 3.5Persentase Puskesmas Rawat Inap Mampu PONED
di Kabupaten Badung Tahun 2012 s/d 2016
Untuk terwujudnya pencapaian indikator ini maka didukung
melalui program program peningkatan kesehatan ibu melahirkan dan
anak dengan kegiatan Pelatihan Penangan Kegawatdaruratan Kasus
Obstetri dan Neonatal serta didukung kegiatan UGD 24 jam. Alokasi
anggaran untuk menunjang kegiatan tersebut sebesar Rp. 55.505.650,-
dengan realiasi anggaran sebesar Rp. 48.505.650,- (87,39%), sehingga
terdapat selisih anggaran.
Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mencapai target
diantaranya: peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan serta
pemenuhan terhadap penyediaan obat, peralatan kesehatan serta
bahan penunjang lainnya.
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 39
Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan
terhadap bayi baru lahir umur 0 sampai 28 hari. Pelayanan kesehatan
terhadap bayi baru lahir sangat penting karena kelompok umur ini
memiliki risiko gangguan kesehatan yang paling tinggi. Kematian
neonatus lebih banyak terjadi pada minggu pertama kehidupan (0-
6 hari). Mengingat besarnya risiko kematian pada minggu pertama ini,
setiap bayi baru lahir harus mendapatkan pemeriksaan sesuai standar
untuk mendetaksi adanya penyakit atau tanda bahaya sehingga dapat
dilakukan intervensi sedini mungkin untuk mencegah kematian.
Pelayanan pada kunjungan neonatus (bayi umur 0 – 28 hari) sesuai
dengan standar mengacu pada pedoman Manajemen Terpadu Balita
Muda (MTBM) sebanyak tiga kali yang meliputi pemeriksaan tanda vital,
konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI Ekslusif, injeksi Vitamin K,
Imunisasi (jika belum diberikan saat lahir, penanganan dan rujukan
kasus, serta penyuluhan perawatan neonatus di rumah dengan
menggunakan buku KIA).
Hasil capaian indikator cakupan kunjungan neonatal lengkap
(KN3) pada tahun 2016 sebesar 93,57% atau 7.410 bayi dari total
perkiraan bayi yang ditetapkan sebanyak 7.919 bayi. Ini berarti belum
mencapai target yang ditetapkan dalam Renstra tahun 2015 sebesar
95%, atau kinerjanya sebesar 98,46% termasuk kategori sangat baik.
Hasil capaian cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN3) tahun
2016 lebih rendah bila dibandingkan dengan hasil capaian tahun 2015
sebesar 97,15% atau 7.873 bayi dari total perkiraan bayi yang ditetapkan
sebanyak 7.919 bayi. Demikian pula hasil capaian cakupan kunjungan
neonatal lengkap (KN3) tahun 2016 menunjukkan trend menurun
Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN Lengkap)
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 40
dibawah target yang ditetapkan dibandingkan dengan hasil capaian
tahun sebelumnya tahun 2012 sampai 2016.
Hasil capaian cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN3) pada
tahun 2016 belum mencapai target yang ditetapkan dibandingkan
dengan target akhir Renstra sebesar 95%.
Hasil capaian cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN3) di
Kabupaten Badung tahun 2015 telah melampaui target Nasional
sebesar 90%. Perbandingan data capaian cakupan kunjungan neonatal
lengkap (KN3) di Kabupaten Badung dengan target Nasional dan
capaian Provinsi Bali seperti pada grafik berikut :
Grafik 3.6Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN3) di Kabupaten Badung,
Capaian Provinsi Bali dan Target NasionalTahun 2012 s/d 2016
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 41
Distribusi hasil capaian indikator cakupan kunjungan neonatal
lengkap (KN3) menurut puskesmas pada tahun 2016 menunjukkan
bahwa puskesmas yang telah mencapai target yang ditetapkan
sebesar 95% sebanyak 4 puskesmas yaitu Puskesmas Abiansemal I,
Puskesmas Abiansemal II dan Puskesmas Mengwi I, Puskesmas Mengwi II,
Puskesmas Kuta I, Kuta II dan Kuta Selatan. Data capaian menurut
Puskesmas seperti pada grafik berikut :
Grafik 3.7Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN3) Menurut Puskesmas di
Kabupaten Badung Tahun 2015 s/d 2016
Capaian indikator cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN3)
sampai tahun 2016 sebesar 93,57% berarti belum mencapai target yang
ditetapkan dalam renstra Dinas Kesehatan sebesar 95%.
Untuk mencapai target indikator cakupan kunjungan neonatal
lengkap (KN3) dilaksanakan melalui program peningkatan kesehatan
ibu melahirkan dan anak dengan kegiatan Pelatihan penanganan kasus
obstetri dan neonatal. Anggaran untuk kegiatan tersebut sebesar Rp.
59.385.750,- dengan serapan sebesar Rp. 59.385.750 (100%).
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 42
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian
indikator ini adalah:
a. Adanya kesadaran masyarakat untuk melakukan memeriksakan
bayinya pada masa neonatus ke sarana pelayanan kesehatan.
b. Adanya dukungan pembiayaan dari pemerintah pusat.
c. Pelayanan imunisasi, perawatan tali pusat dll.
d. kunjungan rumah dengan mengintegrasikan pelayanan kunjungan
neonatus dengan kunjungan nifas
Strategi/upaya yang dilakukan untuk lebih meningkatkan
capaian indikator ini meliputi peningkatan kualitas pelayanan, sweeping
pelayanan neonatal, dan penyuluhan terhadap ibu nifas.
Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan
pada anak umur 12 – 59 bulan sesuai standar meliputi pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan. Pemantauan pertumbuhan minimal
delapan kali setahun dilakukan dengan pengukuran berat badan
pertinggi badan/panjang badan dan pelayanan kesehatan seperti
pemberian vit A dua kali setahun pada setiap bulan Pebruari dan
Agustus. Pemantauan perkembangan minimal dua kali setahun meliputi
perkembangan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, daya
dengar dan data llihat serta sosialisasi dan kemandirian. Jika ada
keluhan atau kecurigaan terhadap anak, dilakukan pemeriksaan untuk
gangguan mental emosional, autisme serta gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktivitas. Bila ditemukan penyimpangan atau
gangguan perkembangan harus dilakukan rujukan kepada tenaga
kesehatan yang lebih memiliki kompetensi.
Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 43
Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak usia
12–59 bulan dilaksanakan melalui pelayanan SDIDK minimal 2 kali
pertahun (setiap 6 bulan) dan tercatat pada Kohort Anak Balita dan
Prasekolah atau pencatatan pelaporan lainnya. Pelayanan SDIDK
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, ahli gizi, penyuluh kesehatan
masyarakat dan petugas sektor lain yang dalam menjalankan tugasnya
melakukan stimulasi dan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang
anak.
Indikator ini untuk mengukur kemampuan manajemen program
KIA dalam melindungi anak balita sehingga kesehatannya terjamin
melalui penyediaan pelayanan kesehatan.
Hasil capaian indikator cakupan pelayanan kesehatan anak
balita pada tahun 2016 sebesar 69,7% atau 13.843 balita dari total
perkiraan balita yang ditetapkan sebanyak 19.874 balita. Ini berarti
belum mencapai target yang ditetapkan dalam Renstra tahun 2015
sebesar 93%, atau kinerjanya sebesar 74,95% termasuk kategori baik.
Hasil capaian cakupan pelayanan kesehatan anak balita tahun
2016 lebih rendah bila dibandingkan dengan hasil capaian tahun 2015
sebesar 89,25% atau 32,763 balita dari total perkiraan balita yang
ditetapkan sebanyak 36.708 balita.. Demikian pula hasil capaian
cakupan pelayanan kesehatan anak balita tahun 2016 dibandingkan
dengan hasil capaian tahun sebelumnya periode tahun 2012 sampai
2015 menunjukkan trend menurun dibawah target yang ditetapkan.
Hasil capaian cakupan pelayanan kesehatan anak balita pada
tahun 2016 belum mencapai target yang ditetapkan dalam Renstra
sebesar 93%. Hasil capaian cakupan pelayanan kesehatan anak balita
Kabupaten Badung dibandingkan dengan target renstra, capaian
provinsi bali dan target nasional seperti grafik berikut :
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 44
Grafik 3.8Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita di Kabupaten Badung,
Capaian Provinsi Bali dan Target Nasional Tahun 2012 s/d 2016
Hasil capaian cakupan pelayanan kesehatan anak balita di
Kabupaten Badung tahun 2016 masih dibawah capaian Provinsi Bali
sebesar 105,48%, seperti pada tabel berikut :
Tabel 3.6Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita per Kabupaten
di Provinsi Bali Tahun 2016
No Kabupaten Jml AnakBalita
Jml.Yan
Balita
%
1 Jembrana 18051 18174 100,682 Tabanan 18044 17384 96,343 Badung 19874 13843 69,654 Gianyar 23269 22338 96,005 Klungkung 9366 10437 111,436 Bangli 13244 14568 110,007 Karangasem 24717 19690 79,668 Buleleng 36698 46805 127,549 Kota Denpasar 29964 40581 135,43
Provinsi Bali 193227 203820 105,48
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 45
Distribusi hasil capaian indikator cakupan pelayanan kesehatan
anak balita menurut puskesmas pada tahun 2016 menunjukkan bahwa
puskesmas yang belum mencapai target yang ditetapkan sebesar 90%
sebanyak 3 (tiga) puskesmas yaitu Puskesmas Puskesmas Kuta I dan
Puskesmas Kuta II. Distribusi hasil capaian cakupan pelayanan
kesehatan anak balita menurut Puskesmas seperti pada grafik berikut :
Grafik 3.9Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Menurut Puskesmas di
Kabupaten Badung Tahun 2015 s/d 2016
Capaian indikator cakupan pelayanan kesehatan anak balita
sampai tahun 2016 sebesar 69,65% berarti belum mencapai target yang
ditetapkan sampai akhir renstra Dinas Kesehatan sebesar 93%.
Untuk mencapai target indikator cakupan pelayanan kesehatan
anak balita melalui pelaksanaan program peningkatan pelayanan
kesehatan anak balita dengan kegiatan Lomba Balita Indonesia (LBI)
dan Ibu Menyusui tingkat Kabupaten Badung, Lomba Balita Indonesia
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 46
(LBI) dan Ibu menyusui tingkat Kabupaten Badung, pelatihan SDIDTKA
(Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak) dan pengadaan alat
permainan edukatif pada puskesmas Ramah anak . Anggaran untuk
kegiatan tersebut sebesar Rp. 165.881.650,- dengan serapan sebesar
Rp.165.103.150 (99,53 %) sehingga terdapat selisih anggaran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian
indikator ini adalah:
a. Peningkatan pelayanan kesehatan anak balita melalui lomba
balita sehat indonesia
b. Penjaringan di posyandu, Taman Kanak-kanak (TK) dan
Puskesmas
c. Monitoring dan evaluasi.
Hambatan/kendala yang dihadapi dalam pencapaian indikator
cakupan pelayanan kesehatan balita diantaranya masih adanya balita
yang tidak memeriksakan balitanya ke posyandu atau sarana
pelayanan kesehatan lainnya.
Strategi/upaya pemecahan permasalahan untuk meningkatkan
capaian cakupan pelayanan kesehatan balita yaitu:
a. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
pentingnya pemeriksaan anak balita
b. Mengoptimalkan kemitraan dengan lintas sektor ditingkat
desa/kelurahan dan kecamatan.
c. Mengoptimalkan pelayanan di sarana pendidikan usia dini
(PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK).
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 47
Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat merupakan
pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan umum, kesehatan gigi
dan mulut terhadap murid kelas 1 SD/MI yang dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan bersama guru dan dokter kecil. Adapun tujuan dari
penjaringan kesehatan adalah untuk medeteksi sedini mungkin adanya
kelainan atau penyakit peserta didik, sehingga dapat dilakukan
tindakan secepatnya untuk mencegah keadaan lebih buruk.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya terpadu lintas
program dan lintas sektor dalam rangka meningkatkan kemampuan
hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak usia
sekolah yang berada di sekolah. Sekolah Dasar setingkat adalah
Sekolah Dasar Negeri, Sekolah Dasar Swasta, Sekolah Dasar Luar Biasa,
Madrasah Ibtidaiyah serta satuan pendidikan keagamaan termasuk
ponpes baik jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah.
Tenaga Kesehatan adalah tenaga medis, keperawatan atau
petugas Puskesmas lainnya yang telah dilatih sebagai tenaga
pelaksana UKS/UKGS. Guru UKS/UKGS adalah guru kelas atau guru yang
ditunjuk sebagai pembina UKS/UKGS di sekolah dan telah dilatih tentang
UKS/UKGS. Dokter kecil adalah kader kesehatan sekolah yang biasanya
berasal dari murid kelas 4 dan 5 SD dan setingkat yang telah
mendapatkan pelatihan dokter kecil.
Indikator ini untuk mengukur kemampuan manajemen program
Usaha Kesehatan Anak Sekolah dalam melindungi anak sekolah
sehingga kesehatannya terjamin melalui pelayanan kesehatan.
Hasil capaian indikator cakupan penjaringan kesehatan siswa SD
dan setingkat pada tahun 2016 sebesar 100% yaitu 29,258 Anak
SD/setingkat dari total anak SD/setingkat sebanyak 29,258 balita. Ini
Cakupan Penjaringan Kesehatan Anak SD dan Setingkat
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 48
berarti telah mencapai target yang ditetapkan dalam Renstra tahun
2016 sebesar 100%, atau kinerjanya sebesar 100% termasuk kategori
sangat baik.
Hasil capaian cakupan penjaringan kesehatan siswa SD tahun
2016 sama dengan hasil capaian tahun 2015 sebesar 100% yaitu 10,054
anak SD/setingkat dari total perkiraan balita yang ditetapkan sebanyak
10,054 anak SD/setingkat. Demikian pula hasil capaian cakupan
penjaringan kesehatan siswa SD tahun 2016 dibandingkan dengan hasil
capaian tahun sebelumnya periode tahun 2012-2016 telah mencapai
target yang ditetapkan.
Hasil capaian cakupan penjaringan kesehatan siswa SD pada
tahun 2016 telah mencapai target yang ditetapkan Renstra sebesar
100%.
Hasil capaian cakupan penjaringan kesehatan siswa SD di
Kabupaten Badung tahun 2016 telah melampaui target Nasional
sebesar 95%. Perbandingan data capaian cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD di Kabupaten Badung dengan target Nasional dan
capaian Provinsi Bali seperti pada grafik berikut :
Grafik 3.10Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD di Kabupaten Badung,
Capaian Provinsi Bali dan Target Nasional Tahun 2012 s/d 2016
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 49
Distribusi hasil capaian indikator cakupan penjaringan kesehatan
siswa SD menurut puskesmas pada tahun 2015 menunjukkan bahwa
semua puskesmas telah mencapai target yang ditetapkan sebesar
100%. Data capaian menurut Puskesmas seperti pada grafik berikut :
Grafik 3.11Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SDdi Kabupaten Badung Tahun 2015 s/d 2016
Untuk mempertahankan capaian target indikator penjaringan
kesehatan siswa SD dan setingkat didukung program upaya kesehatan
masyarakat dengan kegiatan :
a. Pembinaan dalam rangka Lomba Peningkatan Upaya
Kesehatan di Puskesmas
b. Pembinaan dalam rangka lomba peningkatan upaya
kesehatan di sekolah
c. Lomba dalam rangka Peningkatan Upaya Kesehatan di sekolah
d. Pelatihan petugas kantin sehat tingkat SD
Alokasi anggaran untuk mendukung capaian indikator
penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat sebesar Rp.340.536.250,-
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 50
dengan realisasi sebesar Rp.330.466.200,- (97,04%) sehingga terdapat
selisih/efisiensi anggaran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian
indikator ini adalah:
a. Tersedianya sumber daya yang mencukupi untuk pelaksanaan
kegiatan penjaringan anak sekolah dasar.
b. Adanya dukungan dari pihak sekolah.
Hambatan/kendala yang dihadapi dalam pencapaian indikator
cakupan penjaringan anak sekolah diantaranya saat pemeriksaan siswa
SD tidak masuk sekolah oleh karena berbagai alasan seperti sakit, keluar
wilayah dll.
Strategi/upaya pemecahan permasalahan untuk meningkatkan
capaian cakupan pelayanan kesehatan balita yaitu:
a. Melakukan kunjungan ulang untuk pemeriksaan anak sekolah
bagi siswa yang absensi pada saat dilakukan pemeriksaan
kesehatan dengan mengintegrasikan kegiatan lain yang ada
disekolah.
b. Mengoptimalkan kemitraan dengan lintas sektor terutama
sekolah dasar.
Balita adalah anak usia di bawah 5 tahun (anak usia 0 s/d 4
tahun 11 bulan) yang ada di kabupaten/kota. Gizi buruk adalah status
gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan Z-score <-
3 dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwasshiorkor dan
marasmus-kwashiorkor).
Penentuan indikator persentase anak balita gizi buruk (indikator
berat badan per tinggi badan) diperoleh berdasarkan hasil survey yang
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Badung.
Persentase Anak Balita Gizi Buruk
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 51
Hasil capaian indikator persentase anak balita gizi buruk pada
tahun 2016 sebesar 0,30%, atau 6 balita dengan gizi buruk diantara 1,996
balita yang disurvey. Ini berarti telah mencapai target yang ditetapkan
dalam Renstra tahun 2015 sebesar 0.4%, atau kinerjanya sebesar 125%
termasuk kategori sangat baik.
Hasil capaian persentase anak balita gizi buruk tahun 2016 lebih
tinggi dari hasil capaian tahun 2015 sebesar 0,21%, atau 4 balita dengan
gizi buruk diantara 1,919 balita yang disurvey. Hasil capaian persentase
anak balita gizi buruk selama lima tahun menunjukkan trend meningkat,
walaupun telah mencapai target yang ditetapkan sebesar 0,4%.
Perbandingan data capaian persentase anak balita gizi buruk di
Kabupaten Badung dengan target renstra Dinas Kesehatan Kabupaten
Badung seperti pada grafik berikut :
Grafik 3.12Persentase Anak Balita Gizi Buruk di Kabupaten Badung
Tahun 2012 s/d 2016
Hasil capaian indikator persentase gizi buruk di Kabupaten
Badung tahun 2016 seperti pada tabel berikut :
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 52
Tabel 3.7Distribusi Gizi Buruk Di Kabupaten Badung Tahun 2016
No Kecamatan JumlahSampel
GiziBuruk
%
1 Kuta Selatan 340 0 0,002 Kuta 331 0 0,003 Kuta Utara 335 0 0,004 Mengwi 334 3 0.905 Abiansemal 340 2 0,596 Petang 316 1 0,32
Provinsi Bali 1996 6 0,30
Untuk mencapai target indikator persentase balita gizi buruk
didukung program perbaikan gizi masyarakat dengan kegiatan meliputi:
a. Pemantauan Perkembangan Keluarga Sadar Gizi
b. Penanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi,
gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY), kurang vitamin A
dan kurang gizi mikro lainnya
c. Sosialisasi Peningkatan Pemberian ASI (PP ASI) dan Penggunaan
Garam Beryodium dalam rangka Gerakan Nasional Sadar Gizi
Alokasi anggaran untuk mendukung kegiatan tersebut sebesar
Rp. 526.537.900,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 518.566.285
(98,49%), berarti terdapat selisih anggaran.
Faktor pendukung keberhasilan pencapaian indikator ini meliputi:
adanya sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang
mencukupi.
Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi gizi buruk di
Kabupaten Badung meliputi:
a. Penimbangan balita secara ketat dengan meningkatkan
cakupan D/S (balita ditimbang dibagi seluruh balita)
b. Konseling gizi pada keluarga balita
c. Melakukan investigasi terhadap balita yang dicurigai gizi buruk
d. Melakukan rujukan kasus gizi buruk
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 53
e. Pemberian PMT kepada balita gizi kurang/buruk berdasarkan
indikator BB/U
f. Monitoring dan evaluasi
Angka kematian ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang
meninggal pada tahun tertentu dengan penyebab kematian yang
terkait gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan,
melahirkan dan masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa
memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Ibu Maternal berguna untuk menggambarkan
tingkat perilaku hidup sehat, status gizi, kesehatan ibu, kondisi kesehatan
lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil,
waktu melahirkan dan masa nifas. Indikator AKI dipakai untuk mengukur
keberhasilan pembangunan sektor kesehatan.
Angka kematian ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang
meninggal pada tahun tertentu dengan penyebab kematian yang
terkait gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan,
melahirkan dan masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa
memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan hasil analisis capaian indikator atas angka kematian
ibu (AKI) di Kabupaten Badung pada tahun 2016 tanpa kematian ibu
melahirkan (0 per 100.000 kelahiran hidup atau tanpa kasus kematian
ibu selama kehamilan, melahirkan dan masa nifas diantara 7.919
kelahiran hidup. Ini berarti hasil capaian ini telah mencapai target yang
ditetapkan pada tahun 2016 yaitu lebih rendah dari 60,00 per 100.000
kelahiran hidup, sehingga kinerjanya sebesar 200,00% termasuk kategori
memuaskan.
Angka Kematian Ibu
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 54
Hasil capaian angka kematian ibu tahun 2016 lebih baik (tanpa
adanya kematian ibu melahirkan pada penduduk Kabupaten Badung)
bila dibandingkan dengan hasil capaian tahun 2015 dengan hasil
sebesar 99,83 per 100.000 kelahiran hidup. Demikian pula hasil capaian
AKI tahun 2016 lebih rendah dibandingkan dengan hasil capaian tahun
sebelumnya periode tahun 2010 sampai 2015, berarti kinerja tahun 2016
paling baik dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Hasil capaian indikator angka kematian ibu pada tahun 2016 lebih
rendah dibandingkan dengan target akhir RPJMD Kabupaten Badung
yang ditetapkan sebesar 60,00 per 100.000 kelahiran hidup.
Hasil capaian indikator angka kematian ibu di Kabupaten Badung
tahun 2016 paling rendah, bila dibandingkan dengan hasil capaian
angka kematian ibu di Provinsi Bali sebesar 78.72 per 100.000 kelahiran
hidup. Jika capaian kinerja kabupaten badung dibandingkan dengan
kabupaten lain di Provinsi Bali maka capian angka kematian ibu di
kabupaten badung yang paling baik (tanpa kasus kematian Ibu untuk
yang memiliki KTP Badung). Adapun gambaran distribusi angka
kematian ibu di Provinsi Bali seperti berikut :
Grafik 3.13Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Bali Tahun 2015 s/d 2016
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 55
Hasil capaian angka kematian ibu di Kabupaten Badung tahun
2016 lebih rendah atau telah mencapai target yang telah ditetapkan
dibandingkan dengan target angka kematian ibu secara Nasional yang
ditetapkan pada tahun 2015 sebesar 118 per 100.000 kelahiran hidup
serta telah mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) yang
ditetapkan pada tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka kematian ibu melahirkan di Kabupaten Badung dalam lima
tahun terakhir seperti pada grafik berikut ini.
Grafik 3.14Angka Kematian Ibu (AKI)
di Kabupaten Badung Tahun 2012 s/d 2016
Program yang mendukung terhadap capaian indikator tersebut
adalah program peningkatan kesehatan ibu melahirkan dan anak,
dengan kegiatan Pengawasan institusi pemberi layanan kesehatan dan
ibu hamil dalam upaya penurunan AKI. Alokasi pagu anggaran sebesar
Rp. 292.762.200,- yang bersumber dari APBD Kabupaten Badung dengan
realisasi anggaran sebesar Rp.289.836.200 (99,00%) sehingga terdapat
penghematan anggaran.
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 56
Upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu
(AKI) di Kabupaten Badung meliputi :
a. Audit Maternal Perinatal (AMP) untuk setiap terjadinya kasus
kematian
b. Pelatihan pelatihan P4K untuk bidan puskesmas dan bidan pustu
c. Pelatihan PONED untuk petugas medis dan paramedis di tingkat
pelayanan dasar
d. Pembinaan/ bintek KB
e. Pengadaan buku penunjang kegiatan KB
f. Pelacakan kasus efek samping, komplikasi dan kegagalan KB
Angka kematian bayi (AKB) adalah Jumlah kematian penduduk
yang berusia di bawah satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun
tertentu disuatu. AKB merupakan indikator yang sangat berguna untuk
mengetahui status kesehatan anak khususnya bayi dan dapat
mencerminkan tingkat kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan
secara umum, status kesehatan penduduk secara keseluruhan serta
tingkat perkembangan sosial ekonomi masyarakat.
Berdasarkan hasil analisis capaian indikator Angka Kematian Bayi
(AKB) di Kabupaten Badung pada tahun 2016 sebesar 3,16 per 1.000
kelahiran hidup atau 25 kasus kematian bayi diantara 7.919 kelahiran
hidup. Ini berarti telah mencapai target yang ditetapkan pada tahun
2016 sebesar 4,50 per 1.000 kelahiran hidup, sehingga kinerjanya sebesar
122,22% termasuk kategori sangat baik.
Hasil capaian angka kematian bayi tahun 2016 lebih baik
(dibawah target yang ditetapkan) bila dibandingkan dengan hasil
Angka Kematian Bayi
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 57
capaian tahun 2015 dengan capaian sebesar 3,62 per 1.000 kelahiran
hidup. Demikian pula hasil capaian AKB tahun 2016 menunjukkan trend
membaik atau capaian cenderung menurun dibawah target yang
ditetapkan dibandingkan dengan hasil capaian tahun sebelumnya
periode tahun 2012 sampai 2014, ini berarti kinerja tahun 2016 lebih baik
dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Hasil capaian indikator angka kematian bayi di Kabupaten
Badung tahun 2015 lebih baik bila dibandingkan dengan hasil capaian
angka kematian bayi di Provinsi Bali sebesar 5.65 per 1.000 kelahiran
hidup. Jumlah Kematian bayi di Provinsi Bali tahun 2016, seperti tabel
berikut:
Tabel 3.8Distribusi Jumlah Kematian Bayi Di Provinsi Bali Tahun 2016
No Kabupaten/Kota Jumlah AKB per1.000 KH
Lahir Hidup Kematian1 Jembrana 4.684 43 9,182 Tabanan 4.883 44 9,013 Badung 7.919 25 3,164 Gianyar 6.088 79 12,985 Klungkung 2.869 22 7,676 Bangli 3.489 6 1,727 Karangasem 7.505 73 9,738 Buleleng 11.287 52 4,619 Kota Denpasar 14.689 14 0,95
Provinsi Bali 63.413 358 5,65
Hasil capaian AKB di Kabupaten Badung tahun 2016 telah
mencapai target yang telah ditetapkan, bila dibandingkan dengan
target Nasional (Renstra Kementerian Kesehatan RI) tahun 2016 yang
ditetapkan sebesar 24 per 1.000 KH dan telah mencapai target yang
ditetapkan Millenium Development Goals (MDGs) sebesar 23 per 1.000
kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Badung
dalam lima tahun terakhir seperti pada Grafik berikut :
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 58
Grafik 3.15Angka Kematian Bayi di Kabupaten Badung Tahun 2012 – 2016
Adapun penyebab kematian bayi pada tahun 2015
sebanyak 25 kasus oleh beberpa faktor yaitu: (1) BBLR, (2) Asfiksia,
(3) Kelainan kongenital, (4) gangguan cerna, (5) pneumonia dan
penyebab lainnya, selengkapnya seperti pada grafik berikut:
Grafik 3.16Penyebab Kematian Bayi Di Kabupaten Badung Tahun 2015 s/d 2016
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 59
Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan pencapaian indikator
angka kematian bayi seperti berikut:
a. Meningkatnya akses pelayanan kesehatan ibu dan anak
b. Adanya kesepakatan mengenai sasaran antara dinas kesehatan
dengan dinas kependudukan dan cacatan sipil.
Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan angka
kematian bayi di Kabupaten Badung meliputi: Audit kematian maternal
dan perinatal, pelayanan kesehatan bayi seperti imunisasi, MTBS/MTBM
serta Pembinaan/ bintek PWS KIA
Program yang mendukung terhadap capaian indikator tersebut
adalah program peningkatan kesehatan ibu melahirkan dan anak,
dengan kegiatan Pengawasan institusi pemberi layanan kesehatan dan
ibu hamil dalam upaya penurunan AKI. Alokasi pagu anggaran sebesar
Rp. 292.762.200,- yang bersumber dari APBD Kabupaten Badung dengan
realisasi anggaran sebesar Rp.289.836.200 (99,00%) sehingga terdapat
penghematan anggaran.
Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang
dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia
5 tahun dan dinyatakan per 1.000 balita. AKABA menggambarkan
tingkat permasalahan kesehatan anak-anak dan faktor-faktor lain yang
berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi,
penyakit infeksi dan kecelakaan.
Berdasarkan hasil analisis capaian indikator Angka Kematian Balita
(AKABA) di Kabupaten Badung pada tahun 2016 sebesar 4,04 per 1.000
kelahiran hidup atau 32 kasus kematian balita diantara 7.919 kelahiran
Angka Kematian Balita
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 60
hidup. Ini berarti telah mencapai target yang ditetapkan pada tahun
2015 sebesar 5,0 per 1.000 kelahiran hidup, sehingga kinerjanya sebesar
119,20% termasuk kategori sangat baik.
Hasil capaian angka kematian balita tahun 2016 lebih tinggi bila
dibandingkan dengan hasil capaian tahun 2015 dengan hasil sebesar
3,62 per 1.000 kelahiran hidup (31 kasus). Demikian pula hasil capaian
angka kematian balita tahun 2015 dibandingkan periode tahun
sebelumnya 2012 sampai 2015 menunjukkan trend yang cenderung
berfluktuatif, namun masih dibawah target yang ditetapkan.
Hasil capaian indikator angka kematian balita di Kabupaten
Badung tahun 2015 lebih baik bila dibandingkan dengan hasil capaian
angka kematian balita di Provinsi Bali sebesar 6.47 per 1.000 kelahiran
hidup. Demikian juga hasil capaian angka kematian balita di
Kabupaten Badung menduduki peringkat ketiga bila dibandingkan
dengan Kabupaten yang ada di Provinsi Bali. Distribusi jumlah kematian
balita di Provinsi Bali tahun 2016 seperti berikut:
Tabel 3.9Distribusi Jumlah Kematian Balita Di Provinsi Bali Tahun 2016
No Kabupaten/Kota Jumlah AKABA
LahirHidup
Kematian
1 Jembrana 4.684 46 9,822 Tabanan 4.883 51 10,443 Badung 7.919 32 4,044 Gianyar 6.088 100 16,435 Klungkung 2.869 24 8,376 Bangli 3.489 8 2,297 Karangasem 7.505 81 10,798 Buleleng 11.287 52 4,619 Kota Denpasar 14.689 16 1,09
Provinsi Bali 63.413 410 6,47
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 61
Hasil capaian angka kematian balita tahun 2016 di Kabupaten
Badung jauh lebih baik (dibawah target yang ditetapkan) dibandingkan
dengan target yang ditetapkan secara Nasional (Renstra Kementerian
Kesehatan RI) tahun 2015 sebesar 45 per 1.000 kelahiran hidup dan dan
telah mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) pada
tahun 2015 yang ditetapkan sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup. Angka
Kematian Balita (AKABA) di Kabupaten Badung seperti pada grafik 5
berikut ini.
Grafik 3.17Angka Kematian Balita di Kabupaten Badung Tahun 2012-2016
Berdasarkan grafik 3.5 di atas menunjukkan bahwa Angka
Kematian Balita (AKABA) di Kabupaten Badung memiliki kecenderungan
berfluktuasi dan Angka kematian balita pada tahun 2016 lebih tinggi
dari tahun 2015.
Jumlah kematian balita di Kabupaten Badung Tahun 2016
sebanyak 32 balita disebabkan oleh : (1) BBLR, (2) Asfiksia (3) Kelainan
kongenital (4) Pnemonia, (5) Demam Berdarah, (6) Malaria, (7) Diare dll.
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 62
Grafik 3.18Penyebab Kematian Balita Di Kabupaten Badung Tahun 2015-2016
Faktor-faktor yang mendukung untuk keberhasilan pencapaian
indikator angka kematian balita yaitu :
a. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan
balitanya ke posyandu dan sarana pelayanan kesehatan.
b. Meningkatnya status gizi balita, ditandai rendahnya gizi buruk.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka
kematian bayi di Kabupaten Badung meliputi: Audit kematian maternal
dan perinatal, serta Pembinaan/bintek PWS KIA, Peningkatan pelayanan
kesehatan anak balita melalui lomba balita sehat Indonesia, Pelatihan
SDIDTKA untuk guru TK dan PAUD serta Penyediaan sarana ramah anak
di tiap puskesmas.
Program yang mendukung terhadap keberhasilan capaian
indikator tersebut adalah program peningkatan pelayuanan kesehatan
anak balita dengan kegiatan Lomba Balita Indonesia (LBI) dan Ibu
Menyusui tingkat Kabupaten Badung, Pelatihan SDIDTKA (Stimulasi
Deteksi Dini Tumbuh kembang anak, Pemberdayaan masyarakat untuk
pencapaian Keluarga sadar gizi, Penanggulangan kurang energi protein
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 63
(KEP), anemia gizi besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY),
kurang VitA dan kurang zat gizi mikro lainnya dan Sosialisasi gerakan
keluarga sadar gizi. Alokasi pagu anggaran sebesar Rp. 292.762.200,-
yang bersumber dari APBD Kabupaten Badung dengan realisasi
anggaran sebesar Rp.289.836.200 (99,00%) sehingga terdapat
penghematan anggaran.
Pencapaian target kinerja atas sasaran 2 dengan lima indikator capaian
seperti berikut :
Tabel 3.10Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2Di Kabupaten Badung Tahun 2016
No Indikator Kinerja 2014 2015
Target Realisasi Kinerja Target Realisasi Kinerja
1. Cakupan pelayananPuskesmas dgn standarISO
45 46.15 102.56 100 100 100.00
2. Cakupan pelayananrumah sakit denganstandar terakreditasi
100 100.00 100.00 100 100.00 100.00
3 Presentase pelayanankesehatan dasarmasyarakat miskin
100 27.26 27.26 100 27.26 27.26
4. Rata-Rata WaktuPenyelesaian PerijinanTenaga Kesehatan
14 8.40 140.00 12 11.50 140.00
5. Indeks KepuasanMasyarakat terhadappelayanan kesehatan
80 80.58 100.73 81 81.87 101.07
Sasaran 2Terciptanya Pelayanan Kesehatan yangTerstandarisasi bagi Masyarakat
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 64
Hasil Capaian sasaran 2 Terciptanya Pelayanan Kesehatan yang
Terstandarisasi bagi Masyarakat dengan 5 (lima) indikator menunjukkan
bahwa capaian rata-rata sebesar 93,92 % berarti kinerja sangat baik.
Analisis terhadap pencapaian untuk masing-masing indikator
kinerja sasaran 2 seperti berikut :
ISO 9001: 2008 merupakan suatu standart internasional di bidang
sistem manajemen mutu, yaitu sistim manajemen untuk mengarahkan
dan mengontrol organisasi berkaitan dengan mutu. Perusahaan atau
organisasi yang telah mendapatkan akreditasi (pengakuan pihak lain
yang independen) ISO, berarti telah memenuhi persyaratan
internasional dalam hal manajemen penjaminan mutu dari produk atau
jasa yang dihasilkannya sehingga nilai kompetensi dan imagenya akan
semakin meningkat.
Puskesmas sebagai sebuah ujung tombak penyelenggara upaya
kesehatan, bertanggung jawab untuk menyelenggarakan dan
melaksanakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu di wilayah kerjanya. Sehingga dalam era globalisasi dalam
persaingan yang bebas dan ketat ini, diperlukan adanya peningkatan
mutu pelayanan kesehatan di puskesmas agar memenuhi tuntutan
standart internasional (ISO).
Pemerintah Kabupaten Badung berkomitmen untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan ditingkat puskesmas dengan
melaksanakan standarisasi puskesmas sesuai standart internasional (ISO
9001 : 2008). Sampai tahun 2016 sudah ada 13 puskesmas yang telah
bersertifikat ISO 9001 : 2008 atau sebesar 100%. Ini berarti telah
Cakupan pelayanan puskesmas dengan standar ISO
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 65
mencapai target yang ditetapkan tahun 2016 sehingga capaian kinerja
sebesar 100%.
Hasil capaian puskesmas dengan sertifikat ISO 9001 : 2008 telah
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sejak tahun 2013 sampai
2016 yang telah ditetapkan dalam RPJMD dan dituangkan dalam
Rencana Strategis Dinas Kesehatan dengan target semua puskesmas
puskesmas telah bersertifikat ISO 9001 : 2008. Adapun puskesmas di
Kabupaten Badung yang telah bersertifikat ISO 9001 : 2008 yaitu :
a. Puskesmas Kuta I
b. Puskesmas Kuta Utara
c. Puskesmas Mengwi II
d. Puskesmas Mengwi III
e. Puskesmas Petang I
f. Puskesmas Abiansemal I
Selanjutnya sisanya 7 (tujuh) puskesmas yang belum bersertifikat
ISO 9001 : 2008 diselesaikan pada tahun 2016 melalui anggaran APBD.
Adapun puskesmas di Kabupaten Badung yang memperoleh sertifikat
ISO 9001 : 2008 pada tahun 2016 yaitu :
a. Puskesmas Kuta Selatan
b. Puskesmas Kuta II
c. Puskesmas Mengwi I
d. Puskesmas Abiansemal II
e. Puskesmas Abiansemal III
f. Puskesmas Abiansemal IV
g. Puskesmas Petang II
Faktor yang mendorong keberhasilan dalam pencapaian
indikator ini meliputi: adanya dukungan dana, sumber daya manusia
yang mencukupi serta komitmen dari semua pengambil kebijakan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 66
Sedangkan faktor penghambat puskesmas sertifikasi ISO 9001 : 2008
yaitu keterbatasan beberapa tenaga dan peralatan.
Program yang mendukung terhadap keberhasilan capaian
indikator tersebut adalah program standarisasi pelayanan kesehatan
dengan kegiatan konsultasi pendampingan penerapan dan sertifikasi
ISO 9001 :2008. Alokasi pagu anggaran sebesar Rp. 4.913.531.200,- yang
bersumber dari APBD Kabupaten Badung dengan realisasi anggaran
sebesar Rp. 3.404.921.700 (69,30%) sehingga terdapat penghematan
anggaran.
Puskesmas sebagai sarana kesehatan yang memberikanpelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangatstrategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatankesehatan masyarakat. Puskesmas dituntut untuk memberikanpelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dandapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat.
Standar akreditasi Puskesmas merupakan suatu proses dimanasuatu lembaga yang independen melakukan asesment terhadapPuskesmas. Tujuannya adalah meningkatkan mutu pelayanankesehatan, sehingga sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang semakinselektif dan berhak mendapatkan pelayanan yang bermutu. Standarakreditasi sifatnya berupa suatu persyaratan yang optimal dan dapatdicapai. Akreditasi menunjukkan komitmen nyata sebuah Puskesmasuntuk meningkatkan keselamatan dan kualitas asuhan pasien,memastikan bahwa lingkungan pelayanannya aman dan Puskesmassenantiasa berupaya mengurangi risiko bagi para pasien dan staf rumahsakit. Dengan demikian akreditasi diperlukan sebagai cara efektif untukmengevaluasi mutu suatu puskesmas, yang sekaligus berperan sebagaisarana manajemen.
Cakupan pelayanan puskesmas dengan standar terakreditasi
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 67
Akreditasi Puskesmas merupakan suatu program yangdilaksanakan oleh Komisi Akreditasi yang dibentuk oleh KementerianKesehatan Republik Indonesia.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan Puskesmas terhadapmasyarakat maka Pemerintah Kabupaten Badung melalui DinasKesehatan telah mendorong semua puskesmas di Kabupaten Badunguntuk melakukan standar akreditasi.
Hasil capaian indikator cakupan Pelayanan puskesmas denganStandar Terakreditasi pada tahun 2016 sebesar 7,69% atau dari 13puskesmas yang ada, baru 1 (satu) yang telah terakreditasi sesuai targetsehingga capaiannya sebesar 100%. Ini berarti telah mencapai targetyang ditetapkan sehingga termasuk kategori sangat baik.
Hasil capaian cakupan Pelayanan puskesmas dengan StandarTerakreditasi pada tahun 2016 telah mencapai target Renstra/RPJMDsebesar 100%.
Adapun puskesmas yang terakreditasi di Kabupaten Badungbeserta tingkatannya yaitu :
Tabel 3.11Pelaksanaan Akreditasi Puskesmasdi Kabupaten Badung Tahun 2016
No Nama Puskesmas Tingkat Akreditasi
1 Petang I 20172 Petang II 20173 Abiansemal I 20174 Abiansemal II 20175 Abiansemal III 20176 Abiansemal IV 20177 Mengwi I 20178 Mengwi II Madya (2016)9 Mengwi III 2017
10 Kuta Utara 201711 Kuta I 201712 Kuta II 201713 Kuta Selatan 2017
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 68
Faktor yang mendorong keberhasilan dalam pencapaian
indikator ini meliputi: adanya dukungan dana, sumber daya manusia
yang mencukupi serta komitmen dari semua pengambil kebijakan.
Sedangkan upaya-upaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan
pencapaian akreditasi puskesmas melalui :
1. Workshop dan Seminar Akreditasi
2. Bimbingan Teknis KARS
3. Pembentukan Komite dan Pokja Akreditasi
4. Study Banding
5. Pembentukan Tim Kecil Akreditasi
6. Pembentukan Tim Mutu Akreditasi Rumah Sakit
7. Pembuatan kebijakan, Pedoman, Panduan, SPO dll
8. Self Assasement Pokja
9. Evaluasi secara berkala dan melakukan revisi terhadap
kekurangan terhadap komponen akreditasi
Program yang mendukung terhadap keberhasilan capaian
indikator tersebut adalah program kemitraan peningkatan pelayanan
kesehatan dan program standarisasi pelayanan kesehatan dengan
kegiatan Pembinaan dan Pengawasan klinik/rumah sakit
swasta/dokter/bidan/fisioterapis/perawat/optikal dan Penerbitan Ijin
Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta. Alokasi pagu anggaran sebesar
Rp. 170.008.200,- yang bersumber dari APBD Kabupaten Badung dengan
realisasi anggaran sebesar Rp. 136.224.000,- (80,13%) sehingga terdapat
penghematan anggaran.
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 69
Pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin merupakan jenis
pelayanan kesehatan yang ditujukan bagi masyarakat miskin meliputi
pelayanan rawat jalan tingkat pertama dan pelayanan rawat inap
tingkat pertama di sarana kesehatan strata pertama meliputi :
puskesmas, balai pengobatan pemerintah dan swasta, praktek bersama
dan perorangan.
Pelaksanaan program nasional jaminan kesehatan masyarakat
miskin terdiri dari Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
bertujuan untuk pelayanan kesehatan dasar dan rujukan bagi pasien
masyarakat miskin, dan program Jaminan Persalinan (Jampersal)
bertujuan untuk memberi pelayanan kesehatan bagi seluruh ibu hamil.
Jumlah sasaran program Jamkesmas di Kabupaten Badung tahun 2016
dan tahun 2015 sebanyak 71.132 orang. Jumlah sasaran peserta
jamkesmas menurut kecamatan, seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.12Sasaran Peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
di Kabupaten Badung Tahun 2012 – 2016
No Kecamatan 2012 2013 2014 2015 2016
1 Petang 1.193 9.372 9.372 9.032 9.032
2 Abiansemal 6.105 23.610 23.610 25.715 25.715
3 Mengwi 4.187 26.349 26.349 26.513 26.513
4 Kuta Utara 1.044 4.407 4.407 4.507 4.507
5 Kuta 378 634 634 1.324 1.324
6 Kuta Selatan 1.425 3.941 3.941 4.041 4.041
Total 14.332 68.313 68.313 71.132 71.132
Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin
adalah jumlah kunjungan pasien masyarakat miskin di sarana kesehatan
strata pertama di suatu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu
Persentase Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 70
tertentu. Hasil capaian indikator cakupan pelayanan kesehatan dasar
masyarakat miskin pada tahun 2016 sebesar 28.55% atau 20.305
masyarakat miskin yang mendapat pelayanan kesehatan di sarana
pelayanan kesehatan dasar diantara 71.132 orang masyarakat miskin
yang ada. Hasil capaian tahun 2016 masih dibawah target yang
ditetapkan sehingga capaian kinerja sebesar 28.55% atau termasuk
kategori kurang.
Hasil capaian cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien
masyarakat miskin pada tahun 2016 lebih baik dibandingkan dengan
capaian pada tahun 2015 sebesar 27.26% atau 19.394 orang
masyarakat miskin yang mendapat pelayanan kesehatan di sarana
pelayanan kesehatan dasar diantara 71.132 masyarakat miskin yang
ada. Hasil cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat
miskin menurut puskesmas di Kabupaten Badung tahun 2016 seperti
tabel berikut :
Tabel 3.13Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin
di Kabupaten Badung Tahun 2016
No Puskesmas JmlPeserta
Pelayanan %
1 Petang I 4.395 1270 28,902 Petang II 4.637 237 5,113 Abiansemal I 7.837 3763 48,024 Abiansemal II 6.003 2522 42,015 Abiansemal III 7.507 1309 17,446 Abiansemal IV 4.368 2387 54,657 Mengwi I 12.954 4639 35,818 Mengwi II 6.399 1412 22,079 Mengwi III 7.160 1701 23,7610 Kuta Utara 4.507 229 5,0811 Kuta I 1.236 0 -12 Kuta II 88 85 96,5913 Kuta Selatan 4.041 751 18,58
Kabupaten 71.132 20.305 28,55
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 71
Hasil capaian cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien
masyarakat miskin tahun 2016 masih dibawah target yang ditetapkan
dalam akhir Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Badung dan target
Nasional (SPM) sebesar 100%.
Hasil capaian cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien
masyarakat miskin berdasarkan target Rencana Strategis Dinas
Kesehatan Kabupaten Badung periode 2012-2016 menunjukkan bahwa
selama lima tahun, hasil capaian masih dibawah target yang
ditetapkan dan terendah capaiannya pada tahun 2014 serta
menunjukkan kecenderungan mengalami penurunan. Secara rinci
seperti pada grafik berikut:
Grafik 3.19Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin
di Kabupaten Badung Tahun 2012 s/d 2016
Adapun penyebab rendahnya capaian indikator cakupan
pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin pada tahun 2015
oleh karena adanya peningkatan jumlah masyarakat miskin dari 14.332
jiwa menjadi 71.132 jiwa serta penetapan target capaian terlalu tinggi
sesuai target capaian yang ditetapkan dalam standar pelayanan
minimal (SPM) urusan kesehatan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 72
Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin meliputi: pembagian
kartu jamkesmas, sosialisasi jamkesmas terhadap petugas kesehatan,
lintas sektor dan masyarakat, pelayanan kesehatan, serta monitoring
dan evaluasi. Sedangkan upaya-upaya yang akan dilakukan untuk
peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin meliputi:
Validasi data untuk peserta jamkesmas ke Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN), Sosialisasi program JKN, Pengintegrasian program JKBM/JKKB
Manguwaras kedalam JKN, Kerja sama (MOU) jaminan kesehatan
antara Pemerintah Kabupaten Badung dengan BPJS serta monitoring
dan evaluasi.
Untuk melengkapi pelayanan kesehatan yang tidak tercakup
dalam JKBM maka Pemerintah Kabupaten Badung telah melakukan
terobosan dengan menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan
Krama Badung (JKKB) Manguwaras.
Program JKKB Manguwaras merupakan paket pelayanan
kesehatan lanjutan atau pelayanan kesehatan yang tidak ditanggung
JKBM. Untuk memberikan pelayanan kesehatan melalui JKKB ini,
Pemerintah Kabupaten Badung bekerjasama dengan Rumah Sakit
Umum Pusat Sanglah, Rumah Sakit Umum Wangaya, Rumah Sakit Umum
Kabupaten Badung dan Badan Rumah Sakit Daerah Kabupaten
Tabanan. Adapun paket pelayanan kesehatan tambahan yang
diberikan JKKB karena tidak menjadi tanggungan JKBM meliputi:
Hemodialisa
Operasi jantung
Kemoterapi dan Radiologi
Tindakan Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL)
maksimal 2 kali.
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 73
Pemeriksaan penunjang canggih Computed Tomography Scan
(CT scan) dan Multislice Computed Tomography scan (MS CT
Scan)
Pelayanan evakuasi (ambulance) dari Pusat Pelayanan
Kesehatan (PPK) Kabupaten Badung ke tempat rujukan di
wilayah Provinsi Bali.
Penderita akibat Kecelakaan lalu lintas yang tidak ditanggung
oleh Jasa Raharja.
Program yang mendukung terhadap keberhasilan capaian
indikator tersebut adalah program pengadaan obat dan perbekalan
kesehatan, program upaya kesehatan masyarakat dan program
pengadaan bahan penunjang medis.
Program pengadaan obat dan perbekalan kesehatan dengan
kegiatan Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan dan Optimalisasi
pengelolaan obat dengan alokasi. Program upaya kesehatan
masyarakat dengan kegiatan Monitoring Jaminan Kesehatan
Masyarakat Bali Mandara (JKBM), Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
dan Jaminan Kesehatan Krama Badung (JKKB) Manguwaras,
Penyelenggaraan administrasi jaminan kesehatan bali mandara di
Kabupaten Badung, Penyelenggaraan sosialisasi jaminan kesehatan Bali
Mandara di Kabupaten Badung dan Jaminan Kesehatan Krama
Badung (JKKB) Manguwaras. program pengadaan bahan penunjang
medis dengan kegiatan Penyediaan bahan-bahan penunjang medis
dan Penyelenggaraan Layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Alokasi pagu anggaran sebesar Rp. 23.874.225.700,- yang
bersumber dari APBD Kabupaten Badung dengan realisasi anggaran
sebesar Rp. 22.571.383.651,9,- (94,54%) sehingga terdapat penghematan
anggaran.
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 74
Kualitas proses pengurusan perijinan salah satu diukur dengan
rata-rata waktu penyelesaian perijinan. Proses perijinan yang masih
dilakukan di Dinas Kesehatan yaitu perijinan untuk tenaga kesehatan
meliputi dokter, bidan, perawat, perawat gigi, fisioterapis, refraksionis
optisien, radiografer, tenaga kefarmasian, dan okupasi terapis.
Hasil rata-rata waktu penyelesaian perijinan tenaga kesehatan di
Kabupaten Badung untuk tahun 2016 sebesar 11,5 hari dari target yang
ditetapkan sebesar 14 hari, sehingga capaian kinerja sebesar 140%
sehingga termasuk kategori sangat baik.
Hasil rata-rata waktu penyelesaian perijinan tenaga kesehatan
pada tahun 2016 lebih lama dibandingkan dengan hasil capaian tahun
2015 sebesar 8,4 hari dari target yang ditetapkan sebesar 14 hari.
Untuk mencapai indikator cakupan perijinan praktek tenaga
kesehatan dilaksanakan melalui program standarisasi pelayanan
kesehatan dengan kegiatan Penerbitan Ijin Sarana Pelayanan
Kesehatan Swasta dan program kemitraan peningkatan pelayanan
kesehatan dengan kegiatan Pembinaan dan Pengawasan klinik/ rumah
sakit swasta/ dokter/ bidan/ fisioterapis/ perawat/ optikal. Alokasi
Anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 42.754.500,- dengan realisasi
sebesar Rp. 39.404.500,- (92,16 %).
Survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) diperlukan untuk
mengetahui tingkat kepuasan masyarakat secara berkala dan
Rata-Rata Waktu Penyelesaian Perijinan Tenaga Kesehatan
Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 75
mengetahui kecenderungan kinerja pelayanan pada masing-masing
Unit pelayanan instansi pemerintah dari waktu ke waktu.
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung melaksanakan survey
kepuasan masyarakat di semua UPT Dinas Kesehatan sebanyak 14 UPT.
Hasil indeks kepuasan masyarakat di Kabupaten Badung untuk tahun
2016 sebesar 81.87 (kategori sangat baik) dari target yang ditetapkan
sebesar 81, sehingga capaian kinerjanya sebesar 101,07% atau termasuk
kategori sangat baik.
Hasil capaian indeks kepuasan masyarakat pada tahun 2016 lebih
tinggi dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 80.58 dari target yang
ditetapkan sebesar 80. Hasil capaian indeks kepuasan masyarakat
menurut puskesmas di Kabupaten Badung seperti tabel berikut :
Tabel 3.14Indeks Kepuasan Masyarakat Menurut Puskesmas
di Kabupaten Badung Tahun 2016
No Puskesmas JumlahSampel
IndeksKepuasan
Kategori
1 Petang I 150 77,21 Baik2 Petang II 150 81,51 Sangat Baik3 Abiansemal I 150 80,72 Baik4 Abiansemal II 150 78,5 Baik5 Abiansemal III 150 81.22 Baik6 Abiansemal IV 150 85,14 Sangat Baik7 Mengwi I 150 81,65 Sangat Baik8 Mengwi II 150 83,07 Sangat Baik9 Mengwi III 150 85,05 Sangat Baik10 Kuta Utara 150 82,02 Sangat Baik11 Kuta I 150 78,77 Baik12 Kuta II 150 80,72 Baik13 Kuta Selatan 150 83,17 Sangat Baik14 Kabupaten(Diskes) 163 81,87 Sangat Baik
Untuk mencapai indikator cakupan perijinan praktek tenaga
kesehatan dilaksanakan melalui program peningkatan pengembangan
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 76
system pelaporan capaian kinerja dan keuangan dengan kegiatan
Penerbitan Ijin Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta. Anggaran yang
dialokasikan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 19,066,700,- dengan realisasi
sebesar Rp. 18,197,700,- (95,44 %).
Pencapaian target kinerja sasaran 3 dengan tiga indikator capaian
meliputi :
Tabel 3.15Pencapaian sasaran Strategis 3
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2015 s/d 2016
No Indikator Kinerja Satuan
2015 2016Target
Realisasi
Kinerja
Target
Realisasi
Kinerja
1 Persentase kemandirian
posyandu purnama dan
mandiri
% 95 97.74 102.88 98,5 98,20 99,70
2 Persentase desa siaga
aktif
% 100 100.00 100.00 100 100,00 100,00
3 Perilaku hidup bersih
dan sehat tingkat rumah
tangga
% 70 80.18 114.54 79,20 81,51 102,92
Hasil Capaian sasaran 1 Meningkatnya Peran serta Masyarakat
dibidang Kesehatan dengan 3 (tiga) indikator menunjukkan bahwa
capaian rata-rata sebesar 100,87% berarti kinerja sangat baik.
Sasaran 3 :Meningkatnya Peran Serta Masyarakat DibidangKesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 77
Analisis terhadap pencapaian untuk masing-masing indikator
kinerja sasaran 3 seperti berikut :
Posyandu merupakan jenis upaya kesehatan berbasis
masyarakat (UKBM) yang mempunyai kegiatan prioritas yang meliputi
KIA, KB, Gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Klasifikasi strata
posyandu menjadi 5 tingkatan meliputi: Posyandu pratama, madya,
purnama dan mandiri. Adapun kriteria tingkatan posyandu berdasarkan
kriteria meliputi pelayanan posyandu per tahun, rata-rata jumlah kader
yang bertugas, cakupan program utama (KIA,KB, Gizi, Imunisasi),
program tambahan, serta cakupan dana sehat.
Hasil capaian cakupan kemandirian posyandu di Kabupaten
Badung pada tahun 2016 sebesar 98,2% atau sebanyak 562 posyandu
dari seluruh posyandu yang ada sebanyak 575 posyandu. Hasil capaian
cakupan kemandirian posyandu pada tahun 2016 belum mencapai dari
target yang ditetapkan dalam renstra sebesar 98,5%, dengan demikian
kinerjanya sebesar 99,70% termasuk kategori sangat baik.
Hasil capaian cakupan kemandirian posyandu tahun 2016 lebih
tinggi dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 97,74%. Demikian pula
hasil capaian cakupan kemandirian posyandu tahun 2016 dibandingkan
periode tahun sebelumnya 2012 sampai 2015 menunjukkan trend
kecenderungan meningkat setiap tahunnya.
Hasil capaian kemandirian posyandu di Kabupaten Badung lebih
tinggi bila dibandingkan dengan hasil capaian Dinas Kesehatan Provinsi
Bali sebesar 68,03%. Dan bila dibandingkan dengan capaian dari
Persentase kemandirian posyandu purnama dan mandiri
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 78
Kabupaten/Kota yang ada dibali maka hasil capaian Kabupaten
Badung pada urutan pertama. Adapun rincian hasil capaian
kemandirian posyandu menurut kabupaten/kota dibali seperti berikut:
Tabel 3.16Tingkat Kemandirian Posyandu Menurut Kabupaten/Kota
Di Provinsi Bali Tahun 2016
No Kabupaten JmlPosyandu
PosyanduPurnama& mandiri
%
1 Jembrana 331 324 97,89
2 Tabanan 828 460 55,56
3 Badung 575 564 98,09
4 Gianyar 475 406 85,47
5 Klungkung 293 264 90,10
6 Bangli 354 259 73,16
7 Karangasem 678 288 42,48
8 Buleleng 717 391 54,53
9 Kota Denpasar 459 248 54,03
Prov. Bali 4710 3204 68,03
Distribusi pencapaian kemandirian posyandu menurut puskesmas
tahun 2016 menunjukkan bahwa puskesmas yang memiliki strata madya
hanya dua puskesmas yaitu Puskesmas Kuta I (9 posyandu) dan
Puskesmas Kuta Selatan (2 Posyandu) sedangkan posyandu mandiri
hanya 1 posyandu di Puskesmas Kuta Utara.
Distribusi tingkat kemandirian posyandu di Kabupaten Badung
tahun 2015 yaitu posyandu madya sebanyak 11 unit (2.26%), posyandu
purnama sebanyak 563 unit (75,65%) dan posyandu mandiri sebanyak 1
unit (22,09%).
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 79
Tabel 3.17Tingkat Kemandirian Posyandu Menurut Puskesmas
di Kabupaten Badung Tahun 2016
NO KECAMATAN PUSKESMAS
STRATA POSYANDU
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRIJML
Jml % Jml % Jml % Jml %
1 Petang Petang I 0 0,00 0 0,00 31 100,00 0 0,00 31
Petang II 0 0,00 0 0,00 18 100,00 0 0,00 18
2 Abiansemal Abiansemal I 0 0,00 0 0,00 33 100,00 0 0,00 33
Abiansemal II 0 0,00 0 0,00 30 100,00 0 0,00 30
Abiansemal III 0 0,00 0 0,00 33 100,00 0 0,00 33
Abiansemal IV 0 0,00 0 0,00 34 100,00 0 0,00 34
3 Mengwi Mengwi I 0 0,00 0 0,00 80 100,00 0 0,00 80
Mengwi II 0 0,00 0 0,00 81 100,00 0 0,00 81
Mengwi III 0 0,00 0 0,00 50 100,00 0 0,00 50
4 Kuta Kuta I 0 0,00 9 18,00 23 46,00 0 0,00 32
Kuta II 0 0,00 0 0,00 8 16,00 0 0,00 8
5 Kuta Selatan Kuta Selatan 0 0,00 2 4,00 65 130,00 0 0,00 67
6 Kuta Utara Kuta Selatan 0 0,00 0,00 0,00 77 154,00 1 2,00 78
JUMLAH (KAB) 0 0,00 11 1,91 563 97,91 1 0,17 575
Hasil capaian indikator cakupan kemandirian posyandu dengan
strata purnama dan mandiri pada tahun 2016 belum mencapai target
yang ditetapkan sebesar 98,5% pada Renstra/RPJMD. Adapun tingkat
Kemandirian Posyandu di Kabupaten Badung periode Tahun 2012 s/d
2016 seperti berikut:
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 80
Grafik 3.20Tingkat Kemandirian Posyandu
di Kabupaten Badung Tahun 2012 s/d 2016
Upaya yang dilakukan untuk pencapaian cakupan posyandu
purnama dan mandiri antara lain :
a. Pelatihan kader posyandu
b. Pemberian makanan tambahan bagi balita, bumil dan lansia
c. Pengadaan baju bagi kader posyandu
d. Pembinaan posyandu paripurna
e. Lomba posyandu paripurna
Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan terhadap capaian
cakupan kemandirian posyandu dengan strata purnama dan mandiri
yaitu :
a. Adanya komitmen yang kuat dari pimpinan pada setiap jenjang
pemerintahan terhadap keberadaan posyandu.
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 81
b. Adanya dukungan anggaran untuk penguatan lembaga maupun
operasional kegiatan posyandu.
c. Adanya peran serta lintas program (PKK dan kepala
Lingkungan/kelian dinas) dalam pengembangan posyandu.
Program yang mendukung keberhasilan capaian indikator
tersebut adalah program upaya pelayanan kesehatan dengan
kegiatan Pembinaan Posyandu, Pelatihan kader Posyandu, Posyandu
Paripurna Balita dan Lansia di 6 Kec. Se- Kab.Badung, Penyediaan
Penunjang Kinerja Kader dan Pengurus Posyandu, Pelatihan Revitalisasi
Posyandu dan Lomba posyandu. Alokasi pagu anggaran sebesar Rp.
2.586.451.350,- yang bersumber dari APBD Kabupaten Badung dengan
realisasi anggaran sebesar Rp. 891.569.690,- (34,47%). Penyerapan
anggaran yang rendah sebesar 34,47 disebabkan oleh karena tidak
dibayarkannya insentif kader selama setahun.
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan
sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi
masalah-masalah kesehatan bencana dan kedaruratan kesehatan
secara mandiri. Desa siaga dikategorikan sebagai desa siaga aktif
adalah desa yang memiliki pos kesehatan desa (poskesdes), atau UKBM
lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi
pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan
kegawatdaruratan, surveilans berbasis masyarakat yang meliputi
pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku
sehingga masyarakatnya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS).
Persentase Desa Siaga Aktif
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 82
Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dilaksanakan
melalui pemberdayaan masyarakat, yaitu upaya memfasilitasi proses
belajar masyarakat desa dan kelurahan dalam memecahkan masalah-
masalah kesehatannya. Untuk menjamin kemantapan dan kelestarian,
pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dilaksanakan secara
bertahap, dengan memperhatikan kriteria atau unsur-unsur yang harus
dipenuhi, yaitu:
1. Kepedulian Pemerintahan Desa atau Kelurahan dan pemuka
masyarakat terhadap Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang
tercermin dari keberadaan dan keaktifan Forum Desa dan
Kelurahan.
2. Keberadaan Kader Pemberdayaan Masyarakat/kader
kesehatan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
3. Kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
dasar yang buka atau memberikan pelayanan setiap hari .
4. Keberadaan UKBM yang dapat melaksanakan (a)
penanggulangan bencana dan kedaruratan kesehatan, (b)
survailans berbasis masyarakat, (c) penyehatan lingkungan.
5. Tercakupnya (terakomodasikannya) pendanaan untuk
pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dalam
anggaran pembangunan desa atau kelurahan serta dari
masyarakat dan dunia usaha.
6. Peran serta aktif masyarakat dan organisasi kemasyarakatan
dalam kegiatan kesehatan di Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
7. Peraturan di tingkat desa atau kelurahan yang melandasi dan
mengatur tentang pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga
Aktif.
8. Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah
Tangga di desa atau kelurahan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 83
Berdasarkan delapan kriteria Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
maka pentahapan dalam pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga
Aktif menjadi empat desa siaga yaitu: Pratama, Madya, Purnama dan
Mandiri.
Cakupan Desa Siaga Aktif adalah desa/kelurahan siaga aktif
strata pratama, madya, purnama dan mandiri dibandingkan dengan
jumlah Desa Siaga yang dibentuk.
Hasil pencapaian cakupan desa siaga aktif di Kabupaten
Badung tahun 2016 sebesar 100% atau dari 62 desa/kelurahan yang ada
di Kabupaten Badung telah semua desa dibentuk desa siaga aktif
sehingga kinerjanya sebesar 100% atau termasuk kategori sangat baik.
Hasil capaian cakupan desa siaga aktif tahun 2016
dibandingkan dengan periode tahun 2012-2016 seperti grafik berikut:
Grafik 3.21Cakupan Desa Siaga Aktif di Kabupaten Badung
Tahun 2012 s/d 2016
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 84
Hasil capaian cakupan desa siaga aktif tahun 2016
dibandingkan dengan tahun 2015 menunjukkan bahwa capaian sama-
sama 100% atau semua desa telah menjalankan program desa siaga
aktif. Demikian pula hasil capaian cakupan desa siaga aktif tahun 2016
dibandingkan periode tahun sebelumnya 2012 sampai 2015
menunjukkan capaian cakupan desa siaga aktif setiap tahunnya telah
mencapai target yang ditetapkan sebesar 100%.
Hasil capaian indikator cakupan desa siaga aktif pada tahun
2016 telah mencapai target yang ditetapkan pada Renstra sebesar
100%. Sedangkan hasil capaian indikator cakupan desa siaga aktif
pada tahun 2016 di Kabupaten Badung lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil capaian per kabupaten di Provinsi Bali sebesar 98,60%.
Secara rinci capaian cakupan desa siaga aktif tahun 2012-2016 seperti
grafik berikut:
Tabel 3.18Cakupan Desa Siaga Aktif Menurut Kabupaten di Provinsi Bali
Tahun 2016No Kabupaten Jml
Desa/KelDesa/Kel
Siaga%
1 Jembrana 51 51 100,00
2 Tabanan 133 123 92,48
3 Badung 62 62 100,00
4 Gianyar 70 70 100,00
5 Klungkung 59 59 100,00
6 Bangli 72 72 100,00
7 Karangasem 78 78 100,00
8 Buleleng 148 148 100,00
9 Kota Denpasar 43 43 100,00
Prov. Bali 716 706 98,60
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 85
Hasil capaian cakupan kemandirian desa siaga aktif menurut
stratanya menunjukkan bahwa desa siaga aktif di Kabupaten Badung
lebih dominan kategori strata pratama sebanyak 53 desa dari 62
desa/kelurahan yang ada atau sebesar 85.48%. Secara rinci capaian
kemandirian desa/kelurahan siaga aktif tahun 2010-2015 seperti tabel
berikut:
Tabel 3.19Jumlah Desa/Kelurahan Siaga Aktif Menurut Puskesmas
di Kabupaten Badung Tahun 2016
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH DESA/ KELURAHANPRA
TAMAMADYA PUR
NAMAMANDIRI
JML %
1 Petang Petang I 4 0 1 0 5 100Petang II 0 2 0 0 2 100
2 Abiansemal Abiansemal I 5 0 0 0 5 100Abiansemal II 5 0 0 0 5 100Abiansemal III 2 0 1 0 3 100Abiansemal IV 5 0 0 0 5 100
3 Mengwi Mengwi I 8 0 1 0 9 100Mengwi II 6 0 1 0 7 100Mengwi III 4 0 0 0 4 100
4 Kuta Kuta I 3 0 0 0 3 100Kuta II 1 1 0 0 2 100
5 Kuta Selatan Kuta Selatan 6 0 0 0 6 1006 Kuta Utara Kuta Utara 4 2 0 0 6 100
JUMLAH (KAB) 53 5 4 0 62 100
Beberapa faktor yang mendukung tercapainya desa/kelurahan
siaga aktif di Kabupaten Badung, meliputi:
a. Adanya dukungan anggaran untuk kegiatan desa siaga aktif.
b. Adanya komitmen para pimpinan dengan pembentukan
kelompok kerja operasional (POKJANAL) desa siaga tingkat
kabupaten
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 86
c. Adanya forum komunikasi antar desa/kelurahan siaga.
d. Pemberian insentif kader desa siaga bagi 62 desa siaga.
Hambatan/kendala yang dihadapi untuk pencapaian indikator
desa siaga aktif antara lain :
a. Belum optimalnya pengorganisasian desa siaga tingkat
kecamatan dan desa/kelurahan
b. Belum optimalnya kemitmen pemangku kebijakan ditingkat
desa/kelurahan.
c. Sebagian besar desa kelurahan masih dalam strata pratama dan
madya sesuai klasifikasi desa siaga aktif
Strategi/upaya pemecahan yang akan dilakukan untuk
meningkatkan klasifikasi posyandu antara lain :
a. Pembentukan Tim Desa Siaga disetiap jenjang mulai tingkat
kabupaten sampai desa/kelurahan
b. Melakukan sosialisasi mulai tingkat kabupaten sampai
desa/kelurahan.
Program yang mendukung keberhasilan capaian indikator
tersebut adalah program upaya pelayanan kesehatan dengan
kegiatan Pengembangan Desa Siaga. Alokasi pagu anggaran sebesar
Rp. 52.581.300,- yang bersumber dari APBD Kabupaten Badung dengan
realisasi anggaran sebesar Rp. 50.351.300,- (95.76%) sehingga terdapat
selisih/efisiensi anggaran.
Perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan
perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat
Persentase Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 87
menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan-aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakatnya.
Penerapan PHBS ditujukan semua komponen di masyarakat,
namun ada beberapa prioritas penerapannya yaitu tatanan rumah
tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan dan tempat-tempat
umum.
Kriteria yang digunakan untuk menilai penerapan PHBS di tatanan
rumah tangga sebanyak 10 indikator terdiri dari Pertolongan persalinan
oleh nakes, Balita diberi ASI eksklusif, Menimbang Balita Setiap Bulan,
Menggunakan air bersih, Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
Menggunakan jamban sehat, Pemberantasan jentik, Makan buah dan
sayur setiap hari, Melakukan aktifitas fisik setiap hari dan Tidak merokok
di dalam rumah.
Hasil capaian indikator cakupan perilaku hidup bersih dan sehat
pada tatanan rumah tangga di Kabupaten Badung tahun 2016 sebesar
81.51% atau sebanyak 10.613 rumah tangga yang berperilaku hidup
bersih dan sehat dari 13.020 rumah tangga yang dilakukan survey
diseluruh Kabupaten Badung. Hasil capaian tersebut telah melampaui
target yang ditetapkan pada tahun 2016 sebesar 79,2% sehingga
kinerjanya sebesar 102.92%, termasuk kategori sangat memuaskan.
Hasil capaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada
tatanan rumah tangga di Kabupaten Badung tahun 2016 lebih tinggi
bila dibandingkan dengan hasil capaian tahun 2015 sebesar 80.16%.
Hasil pencapaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada
tatanan rumah tangga di Kabupaten Badung tahun 2016 melampaui
dari target yang ditetapkan renstra sebesar 79,2%.
Hasil capaian cakupan desa siaga aktif tahun 2016
dibandingkan dengan periode tahun 2012-2016 seperti grafik berikut:
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 88
Grafik 3.22Cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga
di Kabupaten Badung Tahun 2012 s/d 2016
Hasil capaian indikator cakupan perilaku hidup bersih dan sehat
pada tatanan rumah tangga di Kabupaten Badung selalu lebih tinggi
setiap tahunnya bila dibandingkan dengan capaian cakupan perilaku
hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga Provinsi Bali.
Tabel 3.20Cakupan Desa Siaga Aktif Menurut Kabupaten
di Provinsi Bali Tahun 2016
NO KABUPATEN /
KOTA
RUMAH TANGGA
JUMLAH JUMLAHDIPANTAU
%DIPANTAU
JMLBER- PHBS
% BER-PHBS
1 Jembrana 89720 2100 2,34 1668 79,422 Tabanan 89625 20726 23,13 12244 59,073 Badung 132221 13020 9,85 10613 81,514 Gianyar 103150 15330 14,86 12276 80,075 Klungkung 47409 12294 25,93 10357 84,246 Bangli 63745 31916 50,07 26522 83,097 Karangasem 109396 11340 10,37 8791 77,528 Buleleng 174775 31290 17,90 23724 75,819 Kota Denpasar 166924 10570 6,33 8835 83,58
Provinsi Bali 976965 148586 15,20893788 115030 77,41
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 89
Distribusi hasil capaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehatpada tatanan rumah tangga menurut puskesmas seperti tabel berikut :
Tabel 3.21Cakupan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Rumah Tangga
Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2016
No Kecamatan Puskesmas Rumah TanggaJml Jml
Dipantau%
DipantauJml Ber-
PHBS% Ber-PHBS
1 Petang Petang I 5.096 1.050 20,6 846 80,6Petang II 3.137 420 13,4 360 85,7
2 Abiansemal Abiansemal I 7.106 1.050 14,8 861 82,0Abiansemal II 5.937 1.050 17,7 838 79,8Abiansemal III 4.868 630 12,9 500 79,4Abiansemal IV 5.576 1.050 18,8 790 75,2
3 Mengwi Mengwi I 12.027 1.890 15,7 1.553 82,2Mengwi II 9.037 1.470 16,3 1.256 85,4Mengwi III 10.512 840 8,0 701 83,5
4 Kuta Kuta I 8.903 630 7,1 524 83,2Kuta II 10.772 420 3,9 338 80,5
5 Kuta Utara Kuta Utara 20.884 1.260 6,0 1.015 80,66 Kuta Selatan Kuta Selatan 28.366 1.260 4,4 1.031 81,8
JUMLAH 132.221 13.020 9,8 10.613 81,51
Upaya yang dilakukan untuk pencapaian cakupan perilaku hidup
bersih dan sehat tatanan rumah tangga meliputi:
a. Pengadaan kartu, poster dan stiker PHBS tatanan rumah tangga
b. Pengadaan form/kuesioner survey PHBS
c. Pelaksanaan survey PHBS oleh tenaga kesehatan dan kader
Untuk pencapaian indikator cakupan PHBS pada tatanan rumah
tangga dilaksanakan melalui program upaya kesehatan masyarakat
dengan kegiatan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Alokasi anggaran untuk
pelaksanaan kegiatan Pembinaan dan pemberdayaan masyarakat
untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebesar Rp. 87.784.700,-
dengan realisasi sebesar Rp. 77.820.200,- (88,65%), sehingga terdapat
penghematan anggaran.
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 90
Pencapaian target kinerja sasaran 4 dengan dua indikator capaian
meliputi :
Tabel 3.22Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis 4
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2014 s/d 2016
No Indikator Kinerja Satuan 2014 2015
Target Reali
sasi
Kinerja Target Reali
sasi
Kinerj
a
1 PersentaseRumah Sehat
% 87.0 90.13 103.6 87.0 90,59 104,13
2 PersentaseTempat TempatUmum Sehat
% 90 96.61 107.35 90 96,65 107,39
Hasil Capaian sasaran 4 Meningatnya Akses Masyarakat
terhadap Sanitasi Dasar dengan 3 (tiga) indikator menunjukkan bahwa
capaian rata-rata sebesar 105,76% berarti kinerja sangat baik.
Analisis terhadap hasil capaian dari masing-masing indikator
kinerja sasaran 4 seperti berikut :
Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi minimum 3 (tiga)
komponen kriteria sehat meliputi: fisik rumah, sarana sanitasi dan
perilaku. Adapun kriteria dari masing-masing parameter sebagai berikut:
Persentase Rumah Sehat
Sasaran strategis 4 :
Meningatnya Akses Masyarakat terhadap Sanitasi Dasar
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 91
1). Komponen rumah meliputi ; Langit-langit, Dinding, Lantai, Jendela
Kamar Tidur, Jendela Ruang Keluarga, Ventilasi, Sarana
pembuangan asap dapur, Pencahayaan.
2). Komponen sarana sanitasi adalah : Sarana Air Bersih
(SGL/SPT/PP/KU/PAH). Milik sendiri dan atau bukan milik sendiri
dan memenuhi syarat kesehatan, Jamban (sarana pembuangan
kotoran), Sarana Pembuangan air limbah (SPAL), Sarana
Pembuangan Sampah.
3). Komponen Perilaku yaitu menerapkan PHBS
Hasil pencapaian cakupan rumah sehat di Kabupaten Badung
tahun 2015 sebanyak 93.860 rumah dari total rumah yang diperiksa
sebanyak 103.608 rumah (90,59%). Hasil pencapaian indikator ini telah
mencapai target renstra Dinas Kesehatan sebesar 87%. Dengan
capaian kinerjanya sebesar 102,14% termasuk kategori sangat baik.
Hasil capaian cakupan rumah sehat tahun 2016 lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil capaian 2015 sebanyak 71,551 rumah dari
total rumah yang diperiksa sebanyak 80,517 rumah (88.86%). Secara rinci
cakupan rumah sehat seperti grafik berikut:
Grafik 3.23Cakupan Rumah Sehat di Kabupaten Badung Tahun 2012 – 2016
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 92
Distribusi pencapaian cakupan rumah sehat menurut puskesmas
di Kabupaten Badung tahun 2015 menunjukkan bahwa puskesmas yang
telah mencapai target renstra sebanyak 7 puskesmas (53.85%).
Puskesmas dengan cakupan diatas target renstra Dinas Kesehatan
Kabupaten Badung meliputi: Puskesmas Abiansemal I, Abiansemal II,
Abiansemal IV, Mengwi I, Kuta II, Kuta Selatan dan Kuta Utara. Secara
rinci capaian cakupan seperti grafik berikut:
Grafik 3.24Cakupan Rumah Sehat Menurut Puskesmas
di Kabupaten Badung Tahun 2015 – 2016
Jumlah rumah yang ada di Kabupaten Badung sebanyak
102.382 rumah, dengan rumah sehat sebanyak 90.971 rumah sehingga
prosentase rumah sehat sebesar 88.86%. Distribusi rumah sehat menurut
Kecamatan/Puskesmas menunjukkan capaian Kecamatan/puskesmas
yang paling tinggi oleh Kecamatan Mengwi/Puskesmas Mengwi I.
Secara rinci capaian rumah sehat seperti tabel berikut:
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 93
Tabel 3.23Jumlah Rumah Sehat Menurut Puskesmas
di Kabupaten Badung Tahun 2016
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAHYANGADA
JUMLAHYANG
MEMENUHISYARAT
%RUMAHSEHAT
1 Petang Petang I 4762 4.128 86,69
Petang II 3057 2.630 86,03
2 Abiansemal Abiansemal I 7094 6.407 90,32
Abiansemal II 4576 4.032 88,11
Abiansemal III 4550 3.854 84,70
3 Mengwi Mengwi I 2269 2.130 93,87
Mengwi II 11258 10.821 96,12
Mengwi III 9107 7.857 86,27
4 Kuta Kuta I 4116 3.575 86,86
Kuta II 8046 6.909 85,87
5 Kuta Selatan Kuta Selatan 24908 23.351 93,75
6 Kuta Utara Kuta Utara 18055 16.499 91,38
Jumlah Kabupaten 103608 93860 90,59
Sumber : Data Dasar Profil Dinas Kesehatan Kab. Badung tahun 2016
Untuk mencapai capaian indikator cakupan rumah sehat melalui
program program pengembangan lingkungan sehat dengan kegiatan
Kabupaten Sehat. Adapun alokasi anggaran untuk mendukung
kegiatan tersebut sebesar Rp. 95.626.200,- dengan realisasi anggaran
sebesar Rp. 34.820.200,- (36,41%) sehingga terdapat selisih/efisiensi
anggaran.
Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam
pencapaian target rumah sehat di Kabupaten Badung antara lain :
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 94
a. Meningkatnya ekonomi masyarakat sehingga memiliki
kemampuan untuk membangun rumah sesuai syarat kesehatan
baik aspek fisik bangunan & kelengkapan sanitasi.
b. Pembinaan dan pengawasan program rumah sehat
c. Adanya integrasi dengan program kabupaten sehat serta
kesatuan gerak PKK, KB dan kesehatan melalui program lomba
desa.
d. Monitoring dan evaluasi.
Tempat umum sehat adalah suatu tempat yang dimanfaatkan
oleh masyarakat umum seperti hotel, terminal, pasar, pertokoan, depot
air isi ulang, bioskop, jasa boga, tempat wisata, kolam renang, tempat
ibadah, restoran dan lain-lain yang memiliki akses sanitasi dasar (air,
jamban, limbah, sampah), terlaksananya pengendalian vektor, higiene
sanitasi makanan minuman, pencahayaan dan ventilasi sesuai dengan
kriteria, persyaratan dan atau standar kesehatan.
Hasil pencapaian cakupan tempat – tempat umum sehat di
Kabupaten Badung tahun 2016 sebesar 96,65% atau sebanyak 750 TTU
sehat dari 776 yang diperiksa. Pencapaian indikator cakupan tempat-
tempat umum sehat telah melampaui target yang ditetapkan sebesar
90%, dengan demikian capaian kinerjanya sebesar 107,38%.
Hasil capaian cakupan tempat – tempat umum sehat tahun 2016
melampaui hasil capaian tahun 2015 sebesar 96,61%. Demikian juga
hasil capaian tahun 2016 telah mencapai target yang ditetapkan
dalam renstra sebesar 90%. Secara rinci hasil capaian cakupan TTU sehat
seperti grafik berikut:
Persentase Tempat-Tempat Umum (TTU) Sehat
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 95
Grafik 3.25Cakupan Tempat-Tempat Umum (TTU) Sehat
di Kabupaten Badung tahun 2012-2016
Distribusi pencapaian cakupan tempat – tempat umum (TTU)
sehat menurut puskesmas di Kabupaten Badung tahun 2015 yang telah
mencapai target renstra sebesar 90% sebanyak 9 puskesmas. Cakupan
tempat – tempat umum (TTU) sehat menurut puskesmas di Kabupaten
Badung tahun 2011-2015 seperti grafik 3.31 berikut:
Grafik 3.26Cakupan Tempat-Tempat Umum Sehat Menurut Puskesmas
di Kabupaten Badung Tahun 2015 - 2016
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 96
Untuk mencapai capaian indikator cakupan TTU sehat melalui
program program pengembangan lingkungan sehat dengan kegiatan
Pembinaan dan Pengawasan Tempat-Tempat Umum. Adapun alokasi
anggaran untuk mendukung kegiatan tersebut sebesar Rp. 205.933.000,-
dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 201.402.850,- (97,80%) sehingga
terdapat selisih/efisiensi anggaran.
Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk pencapaian target TTU
sehat yaitu: pendataan sasaran, pembinaan dan pemeriksaan TTU serta
monitoring dan evaluasi.
Pencapaian target kinerja sasaran 5 dengan tiga indikator
capaian meliputi :
Tabel 3.24Pencapaian Sasaran Strategis 5
Di Kabupaten Badung Tahun 2015 s/d 2016
No Indikator Kinerja Satuan
2015 2016Target Reali
sasiKinerja Target Reali
sasiKinerja
1 CakupanKesembuhanPengobatan TBC
% 85 87.82 103.31 85 94,32 110,96
2 Persentase Desa yangmencapai UniversalChild Immunization
% 100 100.00 100.00 100 100,00 100,00
3 Angka kesakitanDemam BerdarahDengue (DBD)
Per100.0
00
200 353.34 23.33 300 639,70 (13,23)
Sasaran strategis 5 :
Meningkatnya Akses dan Kualitas PengendalianPenyakit Menular dan Tidak Menular
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 97
Hasil Capaian sasaran 5 Meningkatnya Akses dan Kualitas
Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular dengan 3 (tiga)
indikator menunjukkan bahwa capaian rata-rata sebesar 65,91% berarti
kinerja baik.
Analisis terhadap hasil capaian dari masing-masing indikator
kinerja sasaran 5 seperti berikut :
TB Paru merupakan penyakit yang masih tinggi angka
kejadiannya bahkan merupakan yang tertinggi ketiga di dunia. Penyakit
TB paru lebih banyak menyerang kelompok usia produktif dan
masyarakat miskin. MDGs menetapkan penyakit TB Paru sebagai salah
satu target penyakit yang harus diturunkan selain HIV AIDS dan Malaria.
Prioritas program pemberantasan penyakit tuberkulosis untuk
menemukan sedini mungkin dan pengobatan secara tuntas terutama
Tuberkulosis (TBC) dengan pemeriksaan BTA positif. Salah satu indikator
keberhasilan pelaksanaan program TB. Paru adalah cakupan angka
kesembuhan penderita yang diobati. Kesembuhan adalah penderita
yang minum obat lengkap, dan pemeriksaan sputum secara
mikroskopis minimal 2 kali berturut-turut terakhir dengan hasil negatif,
sedangkan Angka Kesembuhan adalah angka yang menunjukkan
persentase penderita TBC BTA posisitf yang sembuh setelah selesai masa
pengobatan, diantara penderita TBC BTA positif yang tercatat
Hasil analisis capaian indikator cakupan kesembuhan penderita
TBC BTA positif di Kabupaten Badung pada tahun 2016 sebesar 94,32%
atau 166 penderita TBC BTA positif yang sembuh berobat diantara 176
penderita TBC BTA positif yang diobati. Ini berarti telah mencapai target
yang ditetapkan pada tahun 2016 sebesar 85%, sehingga kinerjanya
sebesar 110,96% termasuk kategori sangat baik.
Cakupan Kesembuhan Pengobatan Tuberkulosis Paru
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 98
Hasil capaian cakupan kesembuhan penderita TBC BTA positif
tahun 2016 lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil capaian tahun
2015 sebesar 87,4% atau 173 penderita TBC BTA positif yang sembuh
berobat diantara 176 penderita TBC BTA positif yang diobati. Demikian
pula hasil capaian cakupan kesembuhan penderita TBC BTA positif
tahun 2016 dibandingkan periode tahun sebelumnya 2012 sampai 2016
menunjukkan trend yang cenderung meningkat serta masih diatas
target yang ditetapkan setiap tahunnya.
Hasil capaian indikator cakupan kesembuhan penderita TBC BTA
positif pada tahun 2016 telah mencapai target yang ditetapkan, bila
dibandingkan dengan target akhir Renstra/RPJMD sebesar 85%.
Hasil capaian indikator cakupan kesembuhan penderita TBC BTA positif
di Kabupaten Badung tahun 2015 sebesar 94,32%, telah melampaui
capaian cakupan kesembuhan penderita TBC BTA positif Provinsi Bali
sebesar 55,12%. Hasil capaian Cakupan Kesembuhan Penderita TBC
Menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 2016 seperti tabel berikut:
Tabel 3.25Pencapaian Cakupan Kesembuhan Penderita TBC
Menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 2016
No Kabupaten/Kota Jml Pend.TB BTA(+)diobati
PenderitaTB Sembuh
%
1 Jembrana 109 70 64,222 Tabanan 97 86 88,663 Badung 176 166 94,324 Gianyar 106 83 78,305 Klungkung 46 50 108,706 Bangli 33 17 51,527 Karangasem 162 143 88,278 Buleleng 282 170 60,289 Kota Denpasar 1168 416 35,62
Prov. Bali 2179 1201 55,12
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 99
Hasil capaian cakupan kesembuhan penderita TBC BTA positif
tahun 2016 di Kabupaten Badung telah mencapai target yang
ditetapkan secara Nasional (Renstra Kementerian Kesehatan RI) tahun
2015 sebesar 89%. Cakupan kesembuhan penderita TBC BTA positif di
Kabupaten Badung seperti pada grafik berikut ini.
Grafik 3.27Cakupan Kesembuhan Pengobatan Penderita TuberkulosisParu BTA Postif di Kabupaten Badung Tahun 2012 s/d 2016
Distribusi angka kesembuhan penderita TB. Paru menurut
puskesmas menunjukkan bahwa puskesmas dengan cakupan yang
mencapai target renstra sebesar 85% untuk tahun 2016 sebanyak 9
puskesmas dan jumlah puskesmas yang mencapai target Nasional
sebesar 88% sebanyak 9 Puskesmas. Adapun capaian angka
kesembuhan seperti tabel berikut :
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 100
Tabel 3.26Cakupan Angka Kesembuhan Penderita TB. Paru BTA (+)
Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2016
No Puskesmas/RS Jml TBCDiobati
JumlahSembuh
% PengobatanLengkap
Kematian
1 Petang I 4 3 75,00 0 22 Petang II 1 - 0,00 0 03 Abiansemal I 3 2 66,67 0 14 Abiansemal II 5 5 100,00 0 05 Abiansemal III 4 4 100,00 0 16 Abiansemal IV 6 6 100,00 0 07 Mengwi I 15 15 100,00 0 18 Mengwi II 10 10 100,00 0 09 Mengwi III 5 4 80,00 0 110 Kuta I 47 47 100,00 0 111 Kuta II 10 9 90,00 0 012 Kuta Selatan 25 24 96,00 0 213 Kuta Utara 23 21 91,30 1 014 RSUD Badung 3 3 100,00 0 015 Lapas Klas II A
Denpasar1 1 100,00 0 0
16 RSU Kasih IbuKedonganan
3 3 100,00 0 0
17 RSU SuryaHusadha NusaDua
11 9 81,82 2 1
Kabupaten 176 166 94,32 3 10
Faktor penyebab belum tercapainya target angka kesembuhan
TB. Paru diantaranya (1) belum optimalnya peran pengawas minum
obat (PMO) dalam pemantauan keteraturan minum obat, (2) Penderita
tidak teratur minum obat dan tidak melakukan pemeriksaan ulang
dahak pada bulan ke-2, bulan ke 5 dan bulan ke 6 (akhir pengobatan)
sebanyak 3 penderita dan meninggal sebanyak 10 penderita.
Untuk mencapai indikator dilaksanakan melalui program
program pencegahan dan penularan penyakit menular dengan
kegiatan pemberantasan penyakit menular (TBC), Pencegahan dan
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 101
Penanggulangan HIV dan AIDS dan Penyuluhan dan penyegaran kader
PPTI cabang Badung. Alokasi anggaran untuk mendukung kegiatan
tersebut sebesar Rp. 2.245.747.000,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp. 2.245.747.000,- (100,0%), sehingga terdapat selisih anggaran.
Faktor yang menjadi hambatan/kendala dalam pencapaian
indikator cakupan kesembuhan pengobatan penderita TB. Paru BTA
positif antara lain: ada beberapa pasien yang tidak lengkap
memeriksakan dahaknya sebanyak 3 kali selama pengobatan dan
penderita ditemukan dalam kondisi penyakit berat dan mengalami
komplikasi sehingga meninggal selama pengobatan serta penderita
selama pengobatan pindah dari Kabupaten Badung.
Strategi/upaya yang dilakukan untuk meningkatkan Cure Rate
atau angka kesembuhan penderita TB paru yang diobati dengan cara
meningkatkan keteraturan minum obat dengan meningkatkan fungsi
pemantau minum obat (PMO), pemeriksaan dahak untuk follow up
pengobatan, pengobatan terhadap kontak serumah maupun
lingkungan, perbaikan status gizi serta perbaikan sanitasi lingkungan
perumahan.
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkaan morbiditas dan
mortalitas penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi
dasar meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio, 4 dosis hepatitis B,
dan 1 dosis campak.
UCI (Universal Child Immunization) adalah tercapainya imunisasi
dasar secara lengkap pada bayi (0-11 bulan), ibu hamil, Wanita Usia
Subur (WUS) dan anak sekolah tingkat dasar. Imunisasi dasar lengkap
pada bayi (0-11bulan) meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 4
Persentase Desa yang Mencapai Universal ChildImmunization (UCI)
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 102
dosis Hepatitis B, 1 dosis Campak. Ibu hamil dan WUS meliputi 2 dosis TT.
Anak sekolah tingkat dasar meliputi 1 dosis DT, 1 dosis campak dan 2
dosis TT.
Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
adalah desa/kelurahan dimana >80% dari jumlah bayi yang ada di desa
tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu
tahun.
Hasil pencapaian cakupan Desa/Kelurahan UCI di Kabupaten
Badung pada tahun 2016 sebesar 100% dan telah mencapai target
yang telah ditetapkan dalam renstra dinas kesehatan. Pencapaian
indikator cakupan Desa/Kelurahan UCI sebesar 100% dari target yang
ditetapkan sebesar 100%, dengan demikian capaian kinerjanya sebesar100% termasuk dalam kategori sangat baik.
Hasil capaian indikator cakupan Desa/Kel. UCI di Kabupaten
Badung tahun 2016 sebesar 100%, lebih baik dibandingkan dengan
capaian cakupan Desa/Kelurahan UCI Provinsi Bali sebesar 98,7%.
Hasil cakupan Desa/Kelurahan UCI selama lima tahun sebesar
100% dan telah mencapai target nasional sebesar 100%. Secara rinci
seperti grafik berikut
Grafik 3.28Cakupan UCI di Kabupaten Badung, Capaian Provinsi bali
dan Target Nasional Tahun 2012 – 2016
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 103
Hasil imunisasi dasar lengkap menurut Kecamatan/Puskesmas
menunjukkan bahwa puskesmas dengan capaian 100% sebanyak 8
puskesmas. Pencapaian cakupan imunisasi per puskesmas tahun 2015
seperti tabel berikut:
Tabel 3.27Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap di Kabupaten Tahun 2016
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BAYI IMUNISASI LENGKAP
L P L+P JUMLAH %1 Petang Petang I 114 103 217 231 106,45
Petang II 79 60 139 142 102,162 Abiansemal Abiansemal I 223 187 410 401 97,805
Abiansemal II 161 148 309 305 98,706Abiansemal III 143 128 271 275 101,48Abiansemal IV 133 128 261 266 101,92
3 Mengwi Mengwi I 298 232 530 543 102,45Mengwi II 434 322 756 783 103,57Mengwi III 288 258 546 595 108,97
4 Kuta Kuta I 770 756 1.526 1510 98,952Kuta II 151 134 285 279 97,895
5 Kuta Selatan Kuta Selatan 778 766 1.544 1770 114,646 Kuta Utara Kuta Utara 566 562 1.128 1094 96,986
Jumlah 4.138 3.784 7.922 8194 103,43
Untuk mencapai indikator dilaksanakan melalui program
program pencegahan dan penularan penyakit menular dengan
kegiatan Pencegahan Penyakit Dengan Imunisasi dan Pengamatan dan
Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit yang berpotensi
Wabah. Alokasi anggaran untuk mendukung kegiatan tersebut sebesar
Rp. 1850299450,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 893284767,-
(48,28%), sehingga terdapat selisih anggaran.
Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk pencapaian target
UCI diantaranya: Pendataan sasaran, pelayanan imunisasi, kemitraan
dengan dokter praktek, pemenuhan sarana dan prasarana, monitoring
evaluasi dan pelaporan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 104
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang
ditandai dengan :
1. Panas mendadak berlangsung terus-menerus selama 2–7 hari
tanpa sebab yang jelas
2. Tanda-tanda perdarahan (sekurangnya uji Torniquet positif)
3. Disertai/tanpa pembesaran hati (hepatomegali)
4. Trombositopenia (Trombosit ≤100.000/μl)
5. Peningkatan hematokrit ≥20%
Penderita DBD adalah penderita penyakit yang memenuhi sekurang-
kurangnya 2 kriteria klinis dan 2 kriteria laboratorium di bawah ini :
a. Kriteria Klinis :
1) Panas mendadak 2–7 hari tanpa sebab yang jelas
2) Tanda–tanda perdarahan (minimal uji Torniquet positif)
3) Pembesaran hati
4) Syok
b. Kriteria Laboratorium
1) Trombositopenia (Trommbosit ≤100.000/μl)
2) Hematokrit naik ≥20%
Atau penderita yang menunjukkan hasil positif pada pemeriksaan HI test
atau hasil positif pada pemeriksaan antibodi dengue Rapid Diagnosis
Test (RDT) /ELISA
Hasil analisis capaian indikator angka kesakitan Demam Berdarah
Dengue (DBD) di Kabupaten Badung pada tahun 2016 sebesar 639,7 per
100.000 penduduk atau 3.998 penderita DBD diantara 630.000
penduduk. Ini berarti belum mencapai target yang ditetapkan pada
tahun 2016 yaitu < 300 per 100.000 penduduk, sehingga kinerjanya
sebesar 0% termasuk kategori sangat kurang.
Hasil capaian angka kesakitan Demam Berdarah Dengue tahun
2016 lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil capaian tahun 2015
Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD)
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 105
sebesar 353,34 per 100.000 kelahiran hidup atau 2.178 penderita DBD
diantara 616.400 penduduk. Demikian pula hasil capaian angka
kesakitan Demam Berdarah Dengue tahun 2015 dibandingkan periode
tahun sebelumnya 2012 sampai 2016 menunjukkan trend yang
cenderung meningkat serta diatas target yang ditetapkan setiap
tahunnya.
Hasil capaian indikator angka kesakitan Demam Berdarah
Dengue pada tahun 2016 belum mencapai target yang ditetapkan, bila
dibandingkan dengan target akhir Renstra/RPJMD sebesar 300 per
100.000 penduduk.
Hasil capaian indikator angka kesakitan Demam Berdarah
Dengue di Kabupaten Badung tahun 2016 lebih tinggi dibandingkan
capaian angka kesakitan Demam Berdarah Dengue Provinsi Bali sebesar
526,80 per 100.000 penduduk. Distribusi angka kesakitan Demam
Berdarah Dengue menurut kabupaten/kota di Provinsi Bali seperti tabel
berikut:
Tabel 3.28angka kesakitan Demam Berdarah Dengue
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2016
No Kab/Kota Jml Pddk Kasus IR
1 Jembrana 273.300 858 313,94
2 Tabanan 438.500 918 209,35
3 Badung 630.000 3.998 634,60
4 Gianyar 499.600 3.673 735,19
5 Klungkung 176.700 1.564 885,12
6 Bangli 223.800 1.251 558,98
7 Karangasem 410.800 3.226 785,30
8 Buleleng 650.100 3.787 582,53
9 Kota Denpasar 897.300 2.851 317,73
JUMLAH (KAB/KOTA) 4.200.100 22.126 526,80
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 106
Hasil capaian angka kesakitan Demam Berdarah Dengue tahun
2016 di Kabupaten Badung lebih tinggi dibandingkan dengan target
yang ditetapkan secara Nasional (Renstra Kementerian Kesehatan RI)
tahun 2015 sebesar <45 per 100.000 penduduk.
Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue di Kabupaten
Badung seperti pada grafik berikut ini.
Grafik 3.29Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue
di Kabupaten Badung Tahun 2012- 2016
Distribusi angka kesakitan DBD di Kabupaten Badung tahun 2016
menurut puskesmas menunjukkan bahwa semua puskesmas angka
kesakitan DBD lebih tinggi dari target yang ditetapkan secara Nasional
<51 per 100.000 penduduk. Secara rinci seperti pada tabel berikut:
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 107
Tabel 3.30Angka Kesakitan DBD per Puskesmas
di Kabupaten Badung Tahun 2015-2016
Capaian angka kesakitan demam berdarah dengue (DBD)
didukung oleh program pencegahan dan penularan penyakit menular
dengan kegiatan meliputi: Pemberantasan dan pencegahan penyakit
bersumber binatang, dan Pemberantasan penyakit menular
Alokasi anggaran untuk mendukung kegiatan tersebut sebesar
Rp. 6.613.434.500,- dengan realiasasi anggaran sebesar Rp.
5.410.127.190,56,- (81.81%) sehingga terdapat efisiensi anggaran.
Faktor yang mempengaruhi masih tingginya kasus DBD di
Kabupaten Badung disebabkan oleh beberapa faktor meliputi : (1)
Kabupaten Badung merupakan daerah endemis Demam Berdarah
Dengue, hal ini terlihat dari tahun ke tahun angka Kesakitan Demam
Berdarah cukup tinggi (2) Mobilitas penduduk di Kabupaten Badung
yang cukup tinggi dan heterogen, dengan tingkat kepadatan
penduduk yang juga cukup tinggi dan (3) Pelaksanaan Pemberantasan
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 108
Sarang Nyamuk (PSN) belum berjalan secara optimal, karena persepsi
masyarakat bahwa fogging dapat mengatasi ancaman Demam
Berdarah. Akibatnya pelaksanaan fogging fokus pada daerah yang
mengalami kasus tidak ditindaklanjuti dengan pelaksanaan PSN secara
serentak.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan masih
tingginya angka kesakitan penyakit demam berdarah meliputi :
Penemuan secara dini dan pengobatan yang akurat sehingga tidak
terjadi over diagnosis, fogging sebelum musim penularan maupun fokus,
pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui program 3 M plus yaitu
menguras, menutup dan mengubur plus menabur larvasida, penyuluhan
perilaku hidup bersih dan sehat, pembentukan kader juru pemantau
jentik (jumantik) di tiap desa/kelurahan.
C. Akuntabilitas Keuangan
Alokasi anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Badung yang
bersumber dari APBD tahun 2016 sebesar Rp. 239.100.702.315,00 dengan
rincian seperti tabel 3.27 berikut :
Tabel 3.29Jumlah Anggaran Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Badung
bersumber APBD Tahun 2016
No JENIS BELANJA ANGGARAN REALISASI %
Anggaran Kesehatan 239.100.702.315 203.715.184.608,31 85.20I Belanja Tidak Langsung 78.683.717.372 70.954.253.963 90.18II Belanja Langsung 160.416.984.943 132.760.930.645,31 82.76
a. Belanja Pegawai 1.258.925.580 1.062.165.600 94.72b. Belanja Barang &
Jasa96.065.591.698 74.868.314.841,71 77.82
c. Belanja Modal 63.092.467.665 56.830.450.203,60 90.07
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 109
Realisasi anggaran pembangunan kesehatan bersumber dari
APBD Kabupaten Badung sebesar 85,20% terdiri dari realisasi belanja
tidak langsung sebesar 90,18% dan belanja langsung sebesar 82,76%.
Alokasi anggaran untuk pencapaian sasaran strategis sebesar
Rp.50.077.545.100,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp.40.585.370.975,46 sehingga prosentase penyerapan sebesar 81,04%,
sedangkan pada tahun 2015 sebesar Rp.37.307.309.275,- dengan
realisasi anggaran sebesar Rp. 25.767.891.247,- sehingga prosentase
penyerapan sebesar 69,07%. Alokasi dan realisasi anggaran dari masing-
masing kegiatan dan program untuk pencapaian sasaran yaitu:
a. Sasaran 1 : meningkatnya akses dan kualitas pelayanan
kesehatan keluarga serta kesehatan reproduksi.
Alokasi anggaran untuk pencapaian sasaran 1 sebesar Rp.
1.794.822.800,- dengan penyerapan anggaran sebesar Rp.
1.754.944.710,- sehingga prosentase penyerapan sebesar 97.78%.
Alokasi dan realisasi anggaran untuk pencapaian sasaran 1
sebagai berikut:
Tabel 3.30Program/Kegiatan Sasaran 1 Tahun 2016
No PROGRAM/ KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %
I PROGRAM PENINGKATAN KESEHATAN IBUMELAHIRKAN DAN ANAK
761.867.000 740.809.075 97,24
1.1 Pembinaan dan Pemantauan WilayahSetempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWSKIA)
312.482.100 302.036.675,00 96,66
1.2 Lomba bidan delima berprestasi 21.161.700 21.008.700,00 99,281.3 Pembinaan, Pemantauan dan Manajemen
Pelayanan KB20.569.600 20.036.100,00 97,41
1.4 Pelatihan Penanganan Kegawat Daruratankasus Obstetri dan Neonatal
55.505.650 48.505.650,00 87,39
1.5 Pelatihan Penanganan Kasus Obstetri danPerinatal
59.385.750 59.385.750,00 100,00
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 110
No PROGRAM/ KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %
1.6 Pengawasan Institusi Pemberi LayananKesehatan dan Ibu Hamil dalam upayapenurunan AKI
292.762.200 289.836.200,00 99,00
II PROGRAM PENINGKATAN PELAYANANKESEHATAN ANAK BALITA
165.881.650 165.103.150 99,53
2.1 Lomba Balita Indonesia (LBI) dan IbuMenyusui Tingkat Kabupaten Badung
36.889.200 36.812.700,00 99,79
2.2 Pelatihan SDIDTKA (Stimulasi Deteksi DiniTumbuh Kembang Anak )
28.144.750 27.991.750,00 99,46
2.3 Pengadaan alat permainan edukatif padapuskesmas Ramah anak
100.847.700 100.298.700,00 99,46
III PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT 340.536.250 330.466.200 97,04
3.1 Pembinaan dalam rangka LombaPeningkatan Upaya Kesehatan di Puskesmas
12.623.850 11.884.350,00 94,14
3.2 Pembinaan dalam rangka lombapeningkatan upaya kesehatan di sekolah
226.353.100 219.265.050,00 96,87
3.3 Lomba dalam rangka Peningkatan UpayaKesehatan di sekolah
74.150.500 71.908.000,00 96,98
3.4 Pelatihan petugas kantin sehat tingkat SD 27.408.800 27.408.800,00 100,00IV PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 526.537.900 518.566.285 98,494.1 Penanggulangan kurang energi protein
(KEP), anemia gizi besi, Gangguan AkibatKekurangan Yodium (GAKY), kurang Vit Adan kurang zat gizi mikro lainnya
330.038.100 325.922.010,00 98,75
4.2 Pemantauan Perkembangan KeluargaSadar Gizi
135.014.000 133.389.875,00 98,80
4.3 Sosialisasi Peningkatan Pemberian ASI (PPASI) dan Penggunaan Garam Beryodiumdalam rangka Gerakan Nasional Sadar Gizi
61.485.800 59.254.400,00 96,37
Jumlah Anggaran 1.794.822.800 1.754.944.710 97,78
b. Sasaran 2 : Terciptanya pelayanan kesehatan yang
terstandarisasi bagi masyarakat.
Alokasi anggaran untuk pencapaian sasaran 2 sebesar Rp.
29.019.586.300,- dengan penyerapan anggaran sebesar Rp.
26.823.026.288,- atau sebesar 90,18%.
Alokasi dan realisasi anggaran untuk pencapaian sasaran 2
sebagai berikut:
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 111
Tabel 3.31Program/Kegiatan Sasaran 2 Tahun 2016
No PROGRAM/ KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %
I PROGRAM STANDARISASI PELAYANANKESEHATAN
4.913.531.200 3.404.921.700 69,30
1.1 Layanan UGD Puskesmas 24 Jam 2.330.745.800 1.516.110.800,00 65,051.2 Konsultansi Pendampingan Penerapan
dan Sertifikasi ISO 9001:20081.768.946.300 1.355.946.800,00 76,65
1.3 Konsultasi pendampingan penilaiansurveilance audit ISO 9001:2015
467.507.700 340.338.700,00 72,80
1.4 Konsultasi pendampingan penilaiansurveilance audit ISO 9001:2008
346.331.400 192.525.400,00 55,59
II PROGRAM UPAYA KESEHATANMASYARAKAT
170.008.200 136.224.000 80,13
2.1 Akreditasi Puskesmas 92.348.000 65.578.800,00 71,012.2 Sosialisasi dan workshop akreditasi
pelayanan kesehatan dasar/ puskesmas77.660.200 70.645.200,00 90,97
III PROGRAM PENGADAAN OBAT DANPERBEKALAN KESEHATAN
3.774.124.600 3.520.132.655 93,27
3.1 Pengadaan Obat dan PerbekalanKesehatan
3.738.280.200 3.485.809.655,00 93,25
3.2 Optimalisasi pengelolaan obat 35.844.400 34.323.000,00 95,76IV PROGRAM UPAYA KESEHATAN
MASYARAKAT14.097.058.100 13.127.630.122 93,12
4.1 Monitoring Jaminan KesehatanMasyarakat Bali Mandara (JKBM),Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) danJaminan Kesehatan Krama Badung(JKKB) Manguwaras
22.033.400 21.110.900,00 95,81
4.2 Penyelenggaraan administrasi jaminankesehatan bali mandara di Kab Badung
94.523.700 84.299.300,00 89,18
4.3 Penyelenggaraan sosialisasi jaminankesehatan Bali Mandara di KabupatenBadung
25.821.900 14.872.900,00 57,60
4.4 Jaminan Kesehatan Krama Badung(JKKB) Manguwaras
13.954.679.100 13.007.347.021,90
93,21
V PROGRAM PENGADAAN BAHANPENUNJANG MEDIS
6.003.043.000 5.923.620.875 98,68
5.1 Penyediaan bahan-bahan penunjangmedis
2.136.120.200 2.056.698.075,00 96,28
5.2 Penyelenggaraan Layanan JaminanKesehatan Nasional (JKN)
3.866.922.800 3.866.922.800 100,00
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 112
No PROGRAM/ KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %
VI PROGRAM STANDARISASI PELAYANANKESEHATAN
36.864.100 34.424.100 93,38
6.1 Penerbitan Ijin Sarana PelayananKesehatan Swasta
36.864.100 34.424.100,00 93,38
VII PROGRAM KEMITRAAN PENINGKATANPELAYANAN KESEHATAN
5.890.400 4.980.400 84,55
7.1 Pembinaan dan Pengawasanklinik/rumah sakitswasta/dokter/bidan/fisioterapis/perawat/optikal
5.890.400 4.980.400,00 84,55
VIII PROGRAM PENINGKATANPENGEMBANGAN SISTEM PELAPORANCAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN
19.066.700 18.197.700 95,44
8.1 Survey kepuasan masyarakat 19.066.700 18.197.700 95,44
Jumlah Anggaran 29.019.586.300 26.170.131.552 90,18
c. Sasaran 3 : Terwujudnya peningkatan kemandirian masyarakatuntuk hidup sehat.Alokasi anggaran untuk pencapaian sasaran 3 sebesar Rp.2.695.024.450,- dengan penyerapan anggaran sebesar Rp.989.248.290,- sehingga prosentase penyerapan sebesar 36.71%.Alokasi dan realisasi anggaran untuk pencapaian sasaran 3sebagai berikut:
Tabel 3.32Program/Kegiatan Sasaran 3 Tahun 2015
No PROGRAM/ KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %
PROGRAM UPAYA KESEHATANMASYARAKAT
2.695.024.450 989.248.290 36,71
1 Pembinaan Posyandu 61.779.200 58.535.200,00 94,75
2 Pelatihan kader Posyandu 48.551.500 48.431.500,00 99,75
3 Posyandu Paripurna Balita dan Lansia di 6Kecamatan se Kabupaten Badung
824.496.650 783.218.990,00 94,99
4 Penyediaan Penunjang Kinerja Kaderdan Pengurus Posyandu
1.651.624.000 1.384.000,00 0,08
5 Pengembangan Desa Siaga 20.788.400 19.858.400,00 95,53
6 Pembinaan dan pemberdayaan masy.Untuk ber- Perilaku Hidup Bersih danSehat (PHBS)
87.784.700 77.820.200,00 88,65
Jumlah Anggaran 2.695.024.450 989.248.290 36,71
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 113
d. Sasaran 4 : Meningkatnya akses masyarakat terhadap sanitasi
dasar.
Alokasi anggaran untuk pencapaian sasaran 4 sebesar Rp.
375.022.100,- dengan penyerapan anggaran sebesar Rp.
300.942.450,- sehingga prosentase penyerapan sebesar 80.25 %.
Alokasi dan realisasi anggaran untuk pencapaian sasaran 4
sebagai berikut:
Tabel 3.33Program/KegiatanSasaran 4 Tahun 2016
No PROGRAM/ KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %
PROGRAM PENGEMBANGAN
LINGKUNGAN SEHAT
375.022.100 300.942.450 80,25
1 Kabupaten Sehat 95.626.200 34.820.200,00 36,41
2 Pembinaan dan Pengawasan Tempat-
Tempat Umum, Pengawasan Kualitas Air
Bersih, Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan Pemukiman
205.933.000 201.402.850,00 97,80
3 Workshop Kabupaten Sehat 73.462.900 64.719.400,00 88,10
Jumlah Anggaran 375.022.100 300.942.450 80,25
e. Sasaran 5 : Meningkatnya akses dan kualitas pengendalian
penyakit menular dan tidak menular.
Alokasi anggaran untuk pencapaian sasaran 5 sebesar Rp.
16.193.089.450,- dengan penyerapan anggaran sebesar Rp.
10.684.193.238,- sehingga presentase penyerapan sebesar
65,98%. Alokasi dan realisasi anggaran untuk pencapaian sasaran
5 sebagai berikut:
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
BAB III| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 114
Tabel 3.34Program/Kegiatan Sasaran 5 Tahun 2016
No PROGRAM/ KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %PROGRAM PENCEGAHAN DANPENULARAN PENYAKIT MENULAR
16.193.089.450 10.684.193.238 65,98
1 Pemberantasan dan Pencegahan PenyBersumber Binatang (P2B2)
7.729.355.500 4.380.781.280,00 56,68
2 Pencegahan Penyakit Dengan Imunisasi 1.306.375.700 375.429.609,00 28,743 Pengamatan dan Penanggulangan
Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit yangberpotensi Wabah
54.470.300 49.001.108,00 89,96
4 Pelaksanaan PIN Polio 2016 di Kab.Badung
489.453.450 468.854.050,00 95,79
5 Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) 1.459.934.400 1.356.519.390,56 92,92
6 Pemberantasan Penyakit Rabies 3.510.077.700 2.429.539.700,00 69,227 Pemberantasan Penyakit Menular (TBC) 696.601.400 677.247.100,00 97,228 Pencegahan dan Penanggulangan HIV
dan AIDS946.821.000 946.821.000 100,00
Jumlah Anggaran 16.193.089.450 10.684.193.238 65,98
D. Prestasi dan Penghargaan
Beberapa prestasi dan penghargaan yang telah diraih oleh Dinas
Kesehatan selama tahun 2016 meliputi:
a) Top 99 dalam lomba inovasi
pelayanan publik (Pelayanan
Kanker Serviks)
b) Penghargaan Swastisaba
Wistara dalam pengembang-
an Kabupaten Sehat dari
Menkes RI
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
A. Kesimpulan
1. Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LKjIP) Dinas
Kesehatan Kabupaten Badung merupakan bentuk
pertanggungjawaban terhadap pemberi amanah, yang menyajikan
capaian 5 (lima) sasaran strategis yang tercermin dari capaian
indikator kinerja utama (IKU).
2. Hasil pengukuran terhadap 5 indikator kinerja sasaran strategis
menunjukkan semua sasaran strategis dengan kategori sangat baik,
Rincian hasil pengukuran indikator kinerja seperti berikut :
a. Sasaran 1 Meningkatnya Akses dan Kualitas Pelayanan
Kesehatan Keluarga serta Kesehatan Reproduksi, terdiri dari
10 (sepuluh) indikator sasaran dengan rata-rata capaian
kinerja sebesar 114.44% kategori sangat Baik
b. Sasaran 2 Terciptanya Pelayanan Kesehatan yang
Terstandarisasi bagi Masyarakat, terdiri dari lima indikator
sasaran dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 93.92%
kategori Sangat Baik
c. Sasaran 3 Meningkatnya Peran serta Masyarakat dibidang
Kesehatan terdiri dari tiga indikator sasaran dengan rata-
rata capaian kinerja sebesar 100.87% kategori Sangat Baik
d. Sasaran 4 Meningatnya Akses Masyarakat terhadap Sanitasi
Dasar, terdiri dari dua indikator sasaran dengan rata-rata
capaian kinerja sebesar 105.76% kategori Sangat Baik
BAB IV| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 116
e. Sasaran 5 Meningkatnya Akses dan Kualitas Pengendalian
Penyakit Menular dan Tidak Menular, terdiri dari tiga
indikator sasaran dengan rata-rata capaian kinerja sebesar
65.91% kategori Baik
3. Secara keseluruhan 5 sasaran strategis telah mencapai capaian
kinerja sebesar 96,18% dengan kategori sangat baik, sedangkan hasil
capaian tahun 2015 sebesar 97.79%.
4. Dari 23 indikator kinerja untuk mengukur sasaran strategis terdapat 16
indikator (69.57%) yang telah mencapai kinerja ≥100%.
5. Alokasi anggaran untuk pencapaian sasaran strategis sebesar
Rp.50.077.545.100,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp.39.899.460.239,46,- dengan prosentase penyerapan sebesar
79,68%.
B. Saran
1. Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala, berjenjang dan
berkelnjutan untuk kemajuan pencapaian sasaran strategis
2. Meningkatkan upaya pencapaian indikator capaian kinerja dengan
kategori kurang melalui :
a. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan anak balita
dengan cara meningkatkan peran posyandu lebih optimal,
Kerjasama dengan sekolah PAUD atau Taman Kanak-Kanak
serta kerjasama dengan dasawisma di desa/banjar.
b. Cakupan pelayanan kesehaan dasar masyarakat miskin
dengan cara melakukan pelayanan kesehatan secara mobile
sampai tingkat yang terbawah seperti banjar/posyandu,
BAB IV| Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 117
sosialisasi program jamkesmas dan meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan.
c. Angka kesakitan demam berdarah dengan melakukan
langkah-langkah promotif dan preventif melalui peningkatan
kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pemantauan
jentik maupun gerakan serentak pemberantasan sarang
nyamuk serta mengoptimalkan upaya pemberantasan nyamuk
melalui kegiatan fogging sebelum musim penularan serta
fogging fokus. Sedangkan upaya kuratif dilakukan dengan
penemuan penderita secara dini dan penanganan penderita
yang tepat dan akurat dan pelatihan petugas mengenai
tatalaksana kasus DBD sesuai standar. Sedangkan kegiatan
pendukung melalui surveilans yang ketat terhadap daerah
endemis DBD.
Lampiran 1 : Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten BadungTahun 2016
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET
1 Meningkatnya akses dan a Pemeriksaan kehamilan (K4) oleh 95 %kualitas pelayanan tenaga kesehatan terlatihkesehatan keluarga sertakesehatan reproduksi
b Persentase ibu bersalin yangditolong oleh nakes terlatih
98 %
(cakupan PN)c Persentase Puskesmas rawat inap 100 %
yang mampu Pelayanan ObstetriNeonatal Emergensi Dasar(PONED)
d Cakupan kunjungan neonatallengkap (KN lengkap)
95 %
e Cakupan pelayanan kesehatanbalita
93 %
f Cakupan penjaringan kesehatan 100 %anak SD dan setingkat
g Persentase anak balita gizi buruk 0,4 %h angka kematian ibu melahirkan 60 Per
per 100.000 kelahiran hidup 100.000KH
i angka kematian bayi per 1000 4,5 Perkelahiran hidup 1000 KH
j angka kematian balita per 1.000 5.0 PerBalita 1000 KH
2 Terciptanya pelayanan a Cakupan pelayanan puskesmas 100 %kesehatan yang dengan standar ISOterstandarisasi bagi b Cakupan pelayanan puskesmas 7,69 %masyarakat dengan standar terakreditasi
c Cakupan pelayanan kesehatan 100 %dasar masyarakat miskin
d Rata-Rata Waktu PenyelesaianPerijinan Tenaga Kesehatan
12 Hari
e Indeks Kepuasan Masyarakatterhadap pelayanan kesehatan
81
3 Meningkatnya peran serta a Persentase kemandirian posyandu 98,5 %masyarakat dibidang purnama dan mandirikesehatan b Persentase desa siaga aktif 100 %
c Perilaku hidup bersih dan sehattingkat rumah tangga
79,20 %
LAMPIRAN| Laporan Kinerja I nstansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 ii
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET
4 Meningkatnya akses a Persentase Rumah Sehat 87 %masyarakat terhadap b Persentase Tempat Tempat Umum 90 %sanitasi dasar Sehat
5 Meningkatnya akses dan a Cakupan KesembuhanPengobatan
85 %
Kualitas pengendalian TB Parupenyakit menular dan b Persentase Desa yang mencapai 100 %tidak menular Universal Child Immunization (UCI)
c Angka kesakitan Demam Berdarah 300 PerDengue (DBD) per 100.000 100.000penduduk. Pddk
LAMPIRAN| Laporan Kinerja I nstansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 iii
Lampiran 2 : Pengukuran Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
Tahun 2016
Sasaran Strategis 1
Meningkatnya Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Keluarga serta KesehatanReproduksi
Indikator Satuan Target
Realisasi
Kinerja Ket
a Pemeriksaan kehamilan (K4) oleh
tenaga kesehatan terlatih
% 95 93,69 98,62 Sangat Baik
b Persentase ibu bersalin yang ditolong
oleh nakes terlatih (cakupan PN)
% 98 95,73 97,68 Sangat Baik
c Persentase Puskesmas rawat inap yang
mampu Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Dasar (PONED)
% 100 100,00 100,00 Sangat Baik
d Cakupan kunjungan neonatal lengkap
(KN lengkap)
% 95 93,57 98,46 Sangat Baik
e Cakupan pelayanan kesehatan anak
balita
% 93 69,70 74,95 Baik
f Cakupan penjaringan kesehatan anak
SD dan setingkat
% 100 100,00 100,00 Sangat Baik
g Persentase anak balita gizi buruk % 0,40 0,30 125,00 Sangat Baik
h Angka kematian ibu melahirkan Per
100.000
KH
60 0 200,00 Sangat Baik
i Angka kematian bayi Per
1.000 KH
4,5 3,16 129,78 Sangat Baik
j Angka kematian balita Per
1.000 KH
5.0 4,04 119,20 Sangat Baik
Rata-rata kinerja indikator sasaran Meningkatnya Akses danKualitas Pelayanan Kesehatan Keluarga serta KesehatanReproduksi
114,44 Sangat Baik
LAMPIRAN| Laporan Kinerja I nstansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 iv
Sasaran Strategis 2Terciptanya Pelayanan Kesehatan yang Terstandarisasi bagi Masyarakat
Indikator Satuan Target
Realisasi Kinerja Ket
a Cakupan pelayanan puskesmasdengan standar ISO
% 100 100,00 100,00 Sangat Baik
b Cakupan puskesmas dengan standarterakreditasi
% 7,69 7,69 100,00 Sangat Baik
c Cakupan pelayanan kesehatan dasarmasyarakat miskin
% 100 27,26 28,55 Kurang
d Rata-Rata Waktu Penyelesaian PerijinanTenaga Kesehatan
Hari 12 11,50 140,00 Sangat Baik
e Indeks Kepuasan Masyarakat terhadappelayanan kesehatan
Nilai 81 81,87 101,07 Sangat Baik
Rata-rata kinerja indikator sasaran Terciptanya PelayananKesehatan yang Terstandarisasi bagi Masyarakat
93,92 Sangat Baik
Sasaran Strategis 3Meningkatnya Peran serta Masyarakat dibidang Kesehatan
Indikator Satuan Target
Realisasi Kinerja Ket
a Persentase kemandirian posyandupurnama dan mandiri
% 99 98,20 99,70 Sangat Baik
b Persentase desa siaga aktif % 100 100,00 100,00 Sangat Baikc Perilaku hidup bersih dan sehat tingkat
rumah tangga% 79,20 81,51 102,92 Sangat Baik
Rata-rata kinerja indikator sasaran Meningkatnya Peran sertaMasyarakat dibidang Kesehatan
100,87 Sangat Baik
Sasaran Strategis 4
Meningatnya Akses Masyarakat terhadap Sanitasi Dasar
Indikator Satuan Target
Realisasi Kinerja Ket
a Persentase Rumah Sehat % 87.0 90,59 104,13 Sangat Baik
b Persentase Tempat Tempat UmumSehat
% 90 96,65 107,39 Sangat Baik
Rata-rata kinerja indikator sasaran Meningatnya Akses Masyarakatterhadap Sanitasi Dasar
105,76 Sangat Baik
LAMPIRAN| Laporan Kinerja I nstansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016 v
Sasaran Strategis 5
Meningkatnya Akses dan Kualitas Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular
Indikator Satuan Target
Realisasi
Kinerja
Ket
a Cakupan Kesembuhan Pengobatan
TB Paru
% 85 94,32 110,96 Sangat
Baik
b Persentase Desa yang mencapai
Universal Child Immunization (UCI)
% 100 100,00 100,00 Sangat
Baik
c Angka kesakitan Demam Berdarah
Dengue (DBD)
Per
100.000penduduk
300 639,70 -13,23 Sangat
Kurang
Rata-rata kinerja indikator sasaran Meningkatnya Akses dan
Kualitas Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular
65,91 Baik