Puji syukur -...

63
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu 1 PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Buku Panduan Teknologi Mendukung Program SL-PTT Jagung dan Kacang Tanah ini dapat terselesaikan penyusunannya dengan baik. Buku ini disusun sebagai upaya BPTP Bengkulu dalam rangka menyiapkan informasi inovasi teknologi yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan program SL-PTT Jagung dan Kacang Tanah di Provinsi Bengkulu. Buku Panduan Teknologi SL-PTT Jagung dan Kacang Tanah ini memuat : 1) pendahuluan, 2) iklim dan tanah untuk tanaman jagung, 3) varietas unggul dan teknik penanaman jagung, 4) teknik pemeliharaan tanaman jagung, 5) pengendalian OPT pada tanaman jagung, 6) panen dan pascapanen tanaman jagung, 7) iklim dan tanah untuk tanaman kacang tanah, 8) varietas unggul dan teknik penanaman kacang tanah, 9) teknik pemeliharaan tanaman kacang tanah, 10) pengendalian OPT pada tanaman kacang tanah, 11) panen dan pascapanen tanaman kacang tanah. Kami menyadari bahwa Buku Panduan Teknologi ini belumlah sempurna dan lengkap sesuai yang dibutuhkan dalam pelaksanaan SL- PTT Jagung dan Kacang Tanah. Buku ini hanyalah sebagai salah satu sumber informasi dari sekian banyak sumber informasi yang dapat digali dan dimanfaatkan oleh pengguna. Informasi teknologi dalam buku ini telah diupayakan disajikan secara singkat, padat, dan jelas sehingga dapat dijadikan sebagai pembuka inspirasi dan dimanfaatkan oleh pengguna dalam aplikasi di lapangan. Akhirnya kami berharap agar Buku Panduan Teknologi Mendukung Program SL-PTT Jagung dan Kacang Tanah ini dapat bermanfaat bagi pengguna. Bengkulu, Oktober 2011 Kepala Balai, Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP

Transcript of Puji syukur -...

Page 1: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

1

PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Buku Panduan Teknologi Mendukung Program SL-PTT Jagung dan Kacang Tanah ini dapat terselesaikan penyusunannya dengan baik. Buku ini disusun sebagai upaya BPTP Bengkulu dalam rangka menyiapkan informasi inovasi teknologi yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan program SL-PTT Jagung dan Kacang Tanah di Provinsi Bengkulu.

Buku Panduan Teknologi SL-PTT Jagung dan Kacang Tanah ini memuat : 1) pendahuluan, 2) iklim dan tanah untuk tanaman jagung, 3) varietas unggul dan teknik penanaman jagung, 4) teknik pemeliharaan tanaman jagung, 5) pengendalian OPT pada tanaman jagung, 6) panen dan pascapanen tanaman jagung, 7) iklim dan tanah untuk tanaman kacang tanah, 8) varietas unggul dan teknik penanaman kacang tanah, 9) teknik pemeliharaan tanaman kacang tanah, 10) pengendalian OPT pada tanaman kacang tanah, 11) panen dan pascapanen tanaman kacang tanah.

Kami menyadari bahwa Buku Panduan Teknologi ini belumlah sempurna dan lengkap sesuai yang dibutuhkan dalam pelaksanaan SL-PTT Jagung dan Kacang Tanah. Buku ini hanyalah sebagai salah satu sumber informasi dari sekian banyak sumber informasi yang dapat digali dan dimanfaatkan oleh pengguna. Informasi teknologi dalam buku ini telah diupayakan disajikan secara singkat, padat, dan jelas sehingga dapat dijadikan sebagai pembuka inspirasi dan dimanfaatkan oleh pengguna dalam aplikasi di lapangan.

Akhirnya kami berharap agar Buku Panduan Teknologi Mendukung Program SL-PTT Jagung dan Kacang Tanah ini dapat bermanfaat bagi pengguna.

Bengkulu, Oktober 2011 Kepala Balai,

Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP

Page 2: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

2

DAFTAR ISI

Halaman PENGANTAR ................................................................................ iii DAFTAR ISI ................................................................................... iv

I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................ 1 1.2. Tujuan ....................................................... 2

. 3 II. IKLIM DAN TANAH UNTUK TANAMAN JAGUNG ..................... 4

2.1. Iklim ................................................................................ 4 2.2. Tanah .............................................................................. 4

III. VARIETAS UNGGUL DAN TEKNIK PENENAMAN JAGUNG ....... 5

3.1. Varietas Unggul Baru ...................................................... 5 3.2. Teknik Penanaman ......................................................... 16

IV. TEKNIK PEMELIHARAAN TANAMAN JAGUNG ........................ 18

4.1. Penjarangan ................................................................... 18 4.2. Pembumbunan ............................................................... 18 4.3. Pemupukan ..................................................................... 18 4.4. Pengairan ........................................................................ 18

V. PENGENDALIAN OPT PADA TANAMAN JAGUNG .................... 20

Page 3: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

3

5.1. Hama ............................................................................... 20 5.2. Penyakit .......................................................................... 23 5.3. Gulma ............................................................................. 27

VI. PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN JAGUNG .................... 28

6.1. Panen .............................................................................. 28 6.2. Pascapanen ..................................................................... 29

BAGIAN KEDUA: TEKNOLOGI BUDIDAYA KACANG TANAH ................................... 31 VII. IKLIM DAN TANAH UNTUK TANAMAN KACANG TANAH ..... 32

7.1. Iklim ................................................................................ 32 7.2. Tanah .............................................................................. 32

VIII. VARIETAS UNGGUL DAN TEKNIK PENANAMAN KACANG TANAH ................................................................................. 34 8.1. Varietas Unggul Kacang Tanah ..................................... 34 8.2. Penyiapan Benih ........................................................... 34 8.3. Budidaya Kacang Tanah ............................................... 46 8.3.1. Tanpa Olah Tanah ...................................................... 46 8.3.2. Dengan Olah Tanah ................................................... 47

IX. TEKNIK PEMELIHARAAN TANAMAN KACANG TANAH ......... 49

9.1. Pemberian Pupuk Makro ............................................. 49

Page 4: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

4

9.2. Penyulaman ................................................................. 50 9.3. Penyiangan dan Pembumbunan .................................. 50 9.4. Pengairan ..................................................................... 50

X. PENGENDALIAN OPT PADA TANAMAN KACANG TANAH .... 51

10.1. Hama ........................................................................... 51 10.2. Penyakit ...................................................................... 53 10.3. Gulma ......................................................................... 55

XI. PANEN DAN PASCA PANEN TANAMAN KACANG TANAH .... 57

11.1. Panen .......................................................................... 57 11.2. Pascapanen ................................................................. 57 11.3. Penyimpanan .............................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 59

Page 5: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

5

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jagung dan kacang tanah merupakan komoditas strategis di Indonesia. Jagung merupakan makanan pokok kedua setelah beras dan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Kacang tanah merupakan sumber protein nabati yang cukup penting di Indonesia. Namun, produksi jagung dan kacang tanah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga harus melakukan impor. Produksi yang rendah ini dikarenakan rendahnya produktivitas jagung di Indonesia yakni 3,7 ton/ha sementara produksi negara pengekspor jagung telah mencapai 8 ton/ha. Rendahnya produktitivas kacang tanah dikarenakan kacang tanah dianggap sebagai komoditas sekunder yang memerlukan biaya cukup tinggi. Produktivitas kacang tanah di Indonesia baru mencapai 1,16 ton/ha sementara produktivitas kacang tanah di Amerika mencapai 4 ton/ha. Impor jagung dan kacang tanah tentunya merugikan bagi petani dan sekaligus merupakan peluang untuk meningkatkan produktivitas jagung dan kacang tanah di Indonesia.

Provinsi Bengkulu memiliki potensi untuk pengembangan produksi jagung dan kacang tanah. Luas panen jagung di Provinsi Bengkulu mencapai 28.205 ha dengan produksi 93.799 ton dan produktivitas 3,32 ton/ha, sedangkan luas panen kacang tanah 3.499 ha dengan produksi 3.472 ton dan produktivitas 0,99 ton/ha. Produktivitas jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah dibandingkan produktivitas nasional dimana produktvitas jagung nasional mencapai 3,7 ton/ha dan kacang tanah mencapai 1,16 ton/ha.

Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas adalah dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) untuk tanaman jagung dan kacang tanah, seperti penggunaan Varietas Unggul Baru (VUB), benih bermutu dan berlabel, pemberian bahan organik, penyiapan lahan, pengaturan populasi tanaman, pemupukan, pembuatan saluran drainase, pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) secara terpadu, serta teknologi panen dan pasca panen.

Melihat produktivitas jagung dan kacang tanah yang masih rendah tersebut maka keberadaan Rekomendasi Paket Teknologi Budidaya Jagung dan Kacang Tanah sangat diperlukan bagi petani dan stake holder untuk meningkatkan produktivitas.

Page 6: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

6

1.2. Tujuan

Tujuan penyusunan Buku Panduan Teknologi Mendukung Program SL-PTT Jagung dan Kacang Tanah di Provinsi Bengkulu adalah: 1. Sumber informasi rekomendasi teknologi budidaya jagung dan

kacang tanah. 2. Media informasi inovasi teknologi yang dibutuhkan untuk

mendukung pelaksanaan program SL-PTT Jagung dan Kacang Tanah di Provinsi Bengkulu.

Page 7: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

7

BAGIAN PERTAMA:

TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG

Page 8: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

8

IKLIM DAN TANAH UNTUK TANAMAN JAGUNG

Tanaman jagung berasal dari daerah tropis dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan di luar daerah tersebut. Jagung dapat tumbuh pada berbagai macam tanah bahkan pada kondisi tanah yang agak kering. Tetapi untuk pertumbuhan optimalnya, jagung memerlukan beberapa persyaratan, antara lain:

2.1. Iklim a. Iklim yang dikehendaki oleh tanaman jagung adalah daerah

beriklim sedang hingga beriklim subtropis/tropis yang basah dan terletak diantara 0-50o LU hingga 0-40o LS.

b. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Sebaiknya jagung ditanam di awal musim hujan dan menjelang musim kemarau.

c. Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak membentuk buah.

d. Suhu optimum berkisar antara 23-27oC. Pada saat perkecambahan, benih jagung memerlukan suhu sekitar 30o C.

2.2. Tanah a. Agar dapat tumbuh optimum, tanah harus gembur, subur, dan

kaya humus. b. Jenis tanah yang dapat ditanami antara lain andosol, latosol,

grumosol, dan tanah berpasir. c. pH tanah yang baik adalah antara 5,6-7,5. d. Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan

ketersediaan air dalam kondisi baik. e. Tanah dengan kemiringan < 8% dapat ditanami jagung karena

kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat kecil. Sedangkan daerah dengan tingkat kemiringan >8%, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu.

f. Jagung dapat ditanam mulai dari dataran rendah sampai daerah pegunungan yang memiliki ketinggian 1000-1800 m dpl. Daerah dengan ketinggian 0-600 m dpl merupakan ketinggian optimum bagi pertumbuhan tanaman jagung.

Page 9: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

9

III. VARIETAS UNGGUL DAN TEKNIK PENANAMAN JAGUNG

3.1. Varietas Unggul Baru

Varietas Unggul Baru (VUB) umumnya berdaya hasil tinggi, tahan terhadap hama penyakit dan daerah lingkungan setempat atau memiliki sifat khusus tertentu. Varietas unggul baru akan memberikan pendapatan yang lebih tinggi. Pemilihan varietas disesuaikan dengan kondisi setempat, keinginan petani, dan permintaan pasar. Varietas unggul baru harus merupakan benih bermutu dan berlabel (Zubachtirodin, 2009). Ciri-ciri dari benih bermutu dan berlabel, antara lain: Benih bermutu adalah benih dengan tingkat kemurnian dan daya

tumbuh yang tinggi (>95%) yang umumnya ditemukan pada benih yang berlabel.

Benih bermutu dan berlabel (inset) akan tumbuh serentak dan lebih cepat, menghasilkan tanaman yang sehat, tahan rebah, seragam, dan berpotensi hasil tinggi.

Perlakuan benih dengan bahan kimia anjuran seperti metalaksil diperlukan untuk mencegah penularan penyakit bulai.

Varietas unggul baru jagung terdiri dari varietas unggul baru hibrida dan komposit. VUB hibrida adalah kelompok tanaman jagung yang terbentuk dari individu-individu generasi pertama (F1) asal suatu kombinasi persilangan dan memiliki karakteristik potensi hasil tinggi, seperti Bima-7, Bima-9, Bima-10, Bima-11, dan Bima-12Q. Sedangkan VUB komposit adalah varietas jagung yang berasal dari dua varietas yang telah mengalami persilangan bebas atau acak (random mating) minimum lima kali meliputi Sukmaraga, Lamuru, Srikandi Kuning 1, Srikandi Putih 1, dan Anoman-1. Deskripsi beberapa varietas unggul baru jagung hibrida dan komposit:

Page 10: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

10

1. Varietas Jagung Hibrida

BIMA - 7 Tahun dilepas : 2010 Asal : N150, N150 dikembangkan dari populasi Syn Mr-14 Umur : Berumur dalam 50% keluar pollen : ± 63 hari 50% keluar rambut : ± 59 hari Masak fisiologis : ± 104 hari Batang : Sedang dan tegap Warna batang : Hijau Tinggi tanaman : ± 202 cm Keragaman tanaman : Seragam Perakaran : Sangat baik Bentuk malai : Kompak Warna malai dan sekam : Krem Warna anthera dan rambut : Krem Tongkol : Besar dan panjang (± 17,1 cm) Bentuk tongkol : Silindris Kedudukan tongkol : ± 107 cm Kelobot : Menutup dengan baik Tipe biji : Setengah mutiara (Semi flint) Baris biji : Lurus Warna biji : Jingga Jumlah baris/tongkol : 12 – 14 baris Bobot 1000 biji : ± 277 g Kandungan karbohidrat : 59,90% Kandungan protein : 10,59% Kandungan lemak : 3,71% Ketahanan : Peka bulai, tahan terhadap penyakit karat dan bercak

daun Keunggulan : Potensi hasil tinggi Pemulia : Andi Takdir M., R. Neni Iriany M., M. Azrai,

Musdalifah, Isnani, Sigit Budisantoso, Nuning Agro Subekti dan Amir Nur

Teknisi : Sampara, Arifuddin, Fransikus Misi, Stepanus Misi, Usman, Yosepina, M. Rasyid Ridho

Pengusul : Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros

Page 11: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

11

BIMA – 9 Tahun dilepas : 2010 Asal : (CML161/Nei9008-1)/Mr15 Umur : Berumur agak dalam 50% keluar pollen : ± 55 hari 50% keluar rambut : ± 57 hari Masak fisiologis : ± 95 hari Batang : Besar dan kokoh Warna batang : Hijau tua Tinggi tanaman : ±199 cm Jumlah daun : 12 -14 helai Keragaman tanaman : Sangat seragam Perakaran : Sangat baik Bentuk malai : Semi kompak Warna malai dan rambut : Krem Warna sekam : Hijau krem Tongkol : Besar dan panjang (± 17,1 cm) Bentuk tongkol : Besar berucut, panjang, dan silindris Kedudukan tongkol : ± 24 cm Kelobot : Menutup dengan baik Tipe biji : Mutiara Baris biji : Lurus Warna biji : Oranye Jumlah baris/tongkol : 14 – 16 baris Bobot 1000 biji : ± 334 g Rata-rata hasil : 11,25 t/ha pipilan kering Potensi hasil : 13,37 t/ha pipilan kering Kandungan karbohidrat : 74,237% Kandungan protein : 11,956% Kandungan lemak : 6,644% Ketahanan : Agak tahan penyakit bulai, tahan penyakit karat dan

bercak daun Keunggulan : Potensi hasil tinggi, warna biji cerah, cocok ditanam

di dataran rendah sampai 335 m dpl Pemulia : Andi Takdir M., R. Neni Iriany M., Musdalifah

isnaini, Sri Sunati, dan Muhammad Azrai Teknisi : Sampara, Arifuddin, Fransikus Misi, Usman, Sri

Wiyono dan Yunus Pengusul : Balai Penelitian Tanaman Serealia dan PT. Tossa

Agro

Page 12: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

12

BIMA – 10

Tahun dilepas : 2010 Asal : N153/Mr15 Umur : Berumur agak dalam 50% keluar pollen : ± 55 hari 50% keluar rambut : ± 57 hari Masak fisiologis : ± 95 hari Batang : Besar dan kokokh Warna batang : Hijau tua Tinggi tanaman : ± 199 cm Jumlah daun : 12 -14 helai Keragaman tanaman : Sangat seragam Perakaran : Sangat baik Bentuk malai : Semi kompak Warna malai dan rambut : Krem Warna sekam : Hijau krem Tongkol : Besar dan panjang (± 17,1 cm) Bentuk tongkol : Besar berucut, panjang, dan silindris Kedudukan tongkol : ± 24 cm Kelobot : Menutup dengan baik Tipe biji : Mutiara Baris biji : Lurus Warna biji : Oranye Jumlah baris/tongkol : 14 – 16 baris Bobot 1000 biji : ± 334 g Rata-rata hasil : 11,25 t/ha pipilan kering Potensi hasil : 13,37 t/ha pipilan kering Kandungan karbohidrat : 74,237% Kandungan protein : 11,956% Kandungan lemak : 6,644% Ketahanan : Agak tahan penyakit bulai, tahan penyakit karat dan

bercak daun Keunggulan : Potensi hasil tinggi, warna biji cerah, cocok ditanam

di dataran rendah sampai 335 mdpl Pemulia : Andi Takdir M., R. Neni Iriany M., M. Azrai,

Musdalifah isnaini,Sri Sunati Teknisi : Sampara, Arifuddin, Fransikus Misi, Usman, Sri

Wiyono dan Yunus Tim Penguji : Awaludin Hipi, Khoerul Azmi, ST. Kholiyah,

Djuwari, Baiq Erawati Safruddin, Bahtiar, Wisnu Unjoyo, Demaks Masoara, Andi Tenrirawe, Sutardi, Wasmo Wakman, Andi H.Talanca, Suwarji, dan Roy Efendi

Pengusul : Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros dan PT. Tossa Agro

Page 13: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

13

BIMA – 11

Tahun dilepas : 2010 Asal : B11-126/Mr15 Umur : Agak dalam 50% keluar pollen : ± 56 hari 50% keluar rambut : ± 59 hari Masak fisiologis : ± 95 hari Batang : Besar dan kokokh Warna batang : Hijau tua Tinggi tanaman : ± 129 cm Jumlah daun : 12 -14 helai Warna daun : Hijau tua Bentuk daun : Tegak sedikit melambai Keragaman tanaman : Sangat seragam Perakaran : Sangat baik Bentuk malai : Semi kompak Warna malai dan rambut : Krem Warna sekam : Hijau krem Bentuk tongkol : Besar berucut, panjang ± 25 cm, dan silindris Kedudukan tongkol : ± 96 cm pertengahan tanaman Kelobot : Menutup dengan baik Tipe biji : Mutiara Baris biji : Lurus Warna biji : Kuning Jumlah baris/tongkol : 14 – 16 baris Bobot 1000 biji : ± 353 g Rata-rata hasil : 11,49 t/ha pipilan kering Potensi hasil : 13,24 t/ha pipilan kering Kandungan karbohidrat : 71,4997% Kandungan protein : 12,300% Kandungan lemak : 5,760% Ketahanan : Agak tahan penyakit bulai, tahan penyakit karat dan

bercak daun Keunggulan : Potensi hasil tinggi, stay green, biomas cukup tinggi Pemulia : Andi Takdir M., R. Neni Iriany M., M. Azrai,

Musdalifah isnaini, Sri Sunati, dan Muhammad Azrai Teknisi : Sampara, Arifuddin, Fransikus Misi, Usman, Sri

Wiyono dan Yunus Tim Penguji : Awaludin Hipi, Khoerul Azmi, ST. Kholiya,

Djuwari, Baiq Erawati, Safruddin, Bahtiar, Wisnu Unjoyo. Demaks Masoara, Andi Tenrirawe, Sutardi, Wasmo Wakman, Andi H.Talanca, Suwarji, dan Roy Efendi

Pengusul : Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros dan PT. Tossa Agro

Page 14: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

14

BIMA-12Q Tanggal dilepas : 15 April 2011 Asal : Persilangan antara galur MR4Q dan galur MR14Q Umur : 50% keluar rambut ± 55 hari setelah tanam Masak fisiologis : ± 98 hari setelah tanam Tinggi tanaman : ± 195 cm Batang : Besar dan kuat Warna batang : hijau Warna daun : hijau Keragaman tanaman : Cukup seragam Perakaran : Baik Kerebahan : Tahan rebah Bentuk malai : Besar dan terbuka Warna malai (anthera) : Merah Warna sekam dan rambut : Merah Bentuk tongkol : Panjang dan silindris Kedudukan tongkol : Di pertengahan tinggi tanaman Kelobot : Menutup tongkol dengan baik Tipe biji : Semi Mutiara Baris biji : Lurus dan rapat Warna biji : Kuning Jumlah baris/tongkol : 14-16 baris Bobot 1000 bijji : ± 264,0 g Rata-rata hasil : 6,9 t/ha pipilan kering Potensi hasil : 9,3 t/ha pipilan kering Kandungan karbohidrat : ± 75,0% Kandungan protein : ± 8,1% Kandungan lemak : ± 4,8% Kandungan lisin : ± 0,52% Kandungan triptofan : ± 0,11% Ketahanan : Peka terhadap penyakit bulai (Peronosclerospora

maydis L.), toleran terhadap penyakit bercak daun (Bipoleris maydis), dan agak toleran terhadap busuk pelepah Rhizoctonia solani), rentan terhadap hama gudang (Sitophillus sp.)

Pemulia : M. Yasin HG, Firdaus Kasim, Made J. Ejaya, Marcia B Pabendon, abd. Rahman, AT. Dewi

Peneliti : Rahman Haeruddin, Hj. suarni, R. Heru Praptana, Evert Housang, Nurtinayani, Yulistia Bobihoe, Djumakir, Syahrir Pakki, Wasmo Wakman, A.Tenri Rawe, Soenartiningsih, Surtikanti, AH. Talanca

Teknisi : Qamaruddin, T.Hasbi, Fattah, Gassing, Wem L., Stefanus M, Arifuddin, Yosepina, Firman, Burhanuddin

Pengusul : Balai Penelitian Tanaman Serealia

Page 15: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

15

2. Varietas Jagung Komposit

SUKMARAGA Tanggal dilepas : 14 Februari 2003 Asal : Bahan introduksi AMATL (Asian Mildew Acid

Tolerance Late) Umur : 50% kerluar rambut : ± 58 hari Masak fisiologis : ± 105 - 110 hari Batang : Tegap Warna batang : Hijau Tinggi tanaman : ± 195 cm (180 - 220 cm) Daun : Panjang dan lebar Warna daun : Hijau muda Keragaman tanaman : Agak seragam Perakaran : Dalam, kuat dan baik Kerebahan : Agak tahan Malai : Semi kompak Warna rambut : Coklat keunguan Tongkol : Panjang silindris Tinggi letak tongkol : ± 195 cm (90-100 cm) Kelobot : Tertutup baik (85%) Tipe biji : Semi mutiara (semi flint) Warna biji : Kuning tua Baris biji : Lurus dan rapat Jumlah baris/tongkol : 12 - 16 baris Bobot 1000 biji : ± 270 g Rata-rata hasil : 6,0 t/ha pipilan kering Potensi hasil : 8,50 t/ha pipilan kering Ketahanan : Cukup tahan terhadap penyakit bulai (P. maydis),

penyakit bercak daun (H. maydis), dan penyakit karat daun (Puccinia sp.)

Daerah sebaran : Dataran rendah sampai 800 m dpl, adaptif tanah-tanah masam

Pemulia : Firdaus Kasim, M. Yasin HG., M. Basir, Wasmo Wakman, Syafruddin, A. Muliadi, Nurtitayani, dan Adri

Page 16: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

16

LAMURU Tanggal dilepas : 25 Februari 2000 Asal : Dibentuk dari 3 galur GK, 5 galur SW1, GM4, GM12,

GM15, GM11, dan galur SW3 Umur : 50% keluar rambut : 55 hari Masak fisiologis : 90 - 95 hari Batang : Tegap Warna batang : Hijau Tinggi tanaman : ± 190 cm (160 - 210 cm) Daun : Panjang Warna daun : Hijau Keragaman tanaman : Agak seragam Perakaran : Baik Malai : Semi kompak Warna anther : Coklat muda (80%) Warna rambut : Coklat keunguan (75%) Tongkol : Panjang dan silindris Tinggi letak tongkol : ± 90 cm (85 - 110 cm) Kelobot : Tertutup dengan baik (75%) Tipe biji : Mutiara (flint) Warna biji : Kuning Baris biji : Lurus Jumlah baris/tongkol : 12 - 16 baris Bobot 1000 biji : ± 275 g Rata-rata hasil : 5,6 t/ha Potensi hasil : 7,6 t/ha Ketahanan : Cukup tahan terhadap penyakit bulai

(Penonosclerospora maydis) dan karat Daerah sebaran : Dataran rendah sampai 600 m dpl. Pemulia : Mustari Basir, Marsum Dahlan, Made J. Mejaya, Arbi

Mappe, dan Firdaus Kasim

Page 17: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

17

SRIKANDI PUTIH-1 Tanggal dilepas : 4 Juni 2004 Asal : Materi introduksi asal CIMMYT Mexico Umur : Berbunga jantan: 55 - 58 hari Berbunga betina: 58 -

60 hari Masak fisiologis : 105 - 110 hari Batang : Tegap Warna batang : Hijau Tinggi tanaman : ± 195 cm Daun : Panjang dan lebar Warna daun : Hijau Warna malai : Kemerahan Warna rambut : Kemerahan Keragaman tanaman : Seragam (96 - 98%) Bentuk tongkol : Sedang dan silindris Tinggi tongkol : ± 95 cm Kelobot : Menutup baik (95 - 97%) Tipe biji : Semi mutiara dan gigi kuda Warna biji : Putih Baris biji : Lurus dan rapat Jumlah baris/tongkol : 12 - 14 baris Bobot 1000 biji : ± 325 g Endosperm : Protein: 10,44%; Lisin: 0,410%; Triptofan: 0,087% Rata-rata hasil : 5,89 t/ha pipilan kering Potensi hasil : 8,09 t/ha pipilan kering Ketahanan penyakit : Tahan hawar daun H. maydis dan karat daun

Puccinia sp Ketahanan hama : Tahan hama penggerek batang O.furnacalis Keterangan : Dianjurkan ditanam di dataran rendah diutamakan

pada musim penghujan Pemulia : Firdaus Kasim, M. Yasin HG, Muh. Azrai, Marcia

Pabendon, Andi Takdir, Roy Efendi, Nuning A. Subekti, R. Neni Iriany, J. Wargiono, Made J.Mejaya, dan Marsum Dahlan.

Pengusul : Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

Page 18: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

18

SRIKANDI KUNING-1 Tanggal dilepas : 4 Juni 2004 Asal : Materi introduksi asal CIMMYT Mexico Umur : Berbunga jantan : 54 - 56 hari Berbunga betina : 56 -

58 hari Masak fisiologis : 105 - 110 hari Batang : Tegap Warna batang : Hijau Tinggi tanaman : ± 185 cm Daun : Panjang dan sedang Warna daun : Hijau Warna malai : Kemerahan tua Warna rambut : Kemerahan tua Keragaman tanaman : Seragam (96 - 98%) Tongkol : Sedang dan silindris Kelobot : Menutup baik (95 - 97%) Tipe biji : Semi mutiara, (semi flint) modified hard endosperm Warna biji : Kuning Baris biji : Lurus dan rapat Jumlah baris/tongkol : 12 - 14 baris Bobot 1000 biji : ± 275 g Endosperm : Protein : 10,38%; Lisin : 0,477%; Triptofan : 0,093% Rata-rata hasil : 5,40 t/ha pipilan kering (ka. 15%): Potensi hasil: 7,92

t/ha pipilan kering (ka. 15%) Ketahanan penyakit : Tahan hawar daun H. maydis dan karat daun

Puccinia sp Ketahanan hama : Tahan hama penggerek batang O.furnacalis Keterangan : Dianjurkan ditanam di dataran rendah diutamakan

pada musim penghujan Pemulia : Firdaus Kasim, M.Yasin HG, Muh. Azrai, M.B.

Pabendon, Andi Takdir. Roy Efendi, Nuning A. S., Neni Iriany, J.Wargiono, Made J. Mejaya, dan Marsum M. Dahlan.

Pengusul : Pusat Penelitian dan Pengembnagan Tanaman Pangan

Page 19: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

19

ANOMAN-1 Tanggal dilepas : 2 Oktober 2006 Asal : Maros Sintetik-2 dibentuk dari pupulasi introduksi

asal CIMMYT: ’Tuxpeno Sequia C6’ (1999). Umur : Berbunga jantan : ± 55 hari; Berbunga betina : ± 56

hari Panen/masak fisilogis : ± 103 hari Batang : Kuat dan tegap Tinggi tanaman : ± 161 cm Daun : Panjang dan lebar Warna daun : Hijau Warna malai : Kemerahan Warna rambut : Kemerahan Keragaman tanaman : Agak seragam Kerebahan : Tahan rebah Bentuk tongkol : Panjang dan silindris Kedudukan tongkol : ± 71 cm Kelobot : Tertutup rapat (95%) Tipe biji : Dent sampai semi dent (gigi kuda-semi gigi kuda) Warna biji : Putih Jumlah baris/tongkol : 14 – 18 baris Bobot 1000 biji : ± 320 g Rata-rata hasil : 4,6 t/ha Potensi hasil : 6,6 t/ha Ketahanan penyakit : Agak tahan terhadap bulai (Peronosclerospora

maydis) dan tergolong moderat terhadap hawar daun (Helminthosporium Turcicum) serta bercak daun kelabu (Cercosporazeae maydis)

Ketahanan abiotis : Toleran kekeringan (IK > 1,0, kandungan klorofil daun 30,91 – 36,94%)

Daerah adaptasi : Lingkungan kering bercurah hujan pendek (800- 1.200 mm/tahun) dan dataran rendah sampai dataran tinggi (1.100 m dpl)

Pemulia : M. Yasin HG, R. Neny Iriany., Made J. Mejaya, Firdaus Kasim, Muh. Azrai, A. Takdir, Nuning A.S., oy Efendi, Wasmo Wakman, Hj. Suarni, dan Marsum M. Dahlan

Page 20: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

20

3.2. Teknik Penanaman

a. Penyiapan Benih

Benih bermutu adalah benih dengan tingkat kemurnian dan daya tumbuh yang tinggi (>95%) yang umumnya ditemukan pada benih yang berlabel. Perlakuan benih dengan bahan kimia anjuran seperti metalaksil diperlukan untuk mencegah penularan penyakit bulai.

b. Pengolahan Media Tanam Persiapan

Penyiapan lahan dalam budidaya jagung terbagi menjadi dua yaitu dengan olah tanah sempurna (OTS) dan tanpa olah tanah (TOT). Tanpa olah tanah atau olah tanah minimum dilakukan pada lahan sawah setelah bercocok tanam padi. Olah tanah sempurna dilakukan pada lahan kering, diawali dengan membersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara membalik tanah dan memecah bongkah tanah agar diperoleh tanah yang gembur untuk memperbaiki aerasi. Tanah dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Tanah yang keras memerlukan pengolahan yang lebih banyak. Tanah dicangkul/dibajak lalu dihaluskan dan diratakan.

Pembuatan saluran drainase Setelah tanah diolah, setiap 3 meter dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm dengan kedalaman 20 cm. Saluran drainase diperlukan untuk pengaliran air dari areal pertanaman terutama pada musim hujan karena tanaman jagung peka terhadap kelebihan air. Saluran dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek.

Pengapuran Di daerah dengan pH < 5, tanah harus dikapur. Jumlah kapur yang diberikan berkisar antara 1-3 ton/ha yang diberikan setiap 2-3 tahun. Pemberian dilakukan dengan cara menyebar kapur secara merata atau pada barisan tanaman, sekitar 1 bulan sebelum tanam. Dapat pula digunakan dosis 300 kg/ha per musim tanam dengan cara disebar pada barisan tanaman.

Pemupukan dasar Apabila tanah yang akan ditanami tidak menjamin ketersediaan hara yang cukup, harus dilakukan pemupukan. Anjuran dosis rata-rata pada pemupukan dasar adalah 100 kg/ha Urea, dan 100

Page 21: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

21

kg/ha TSP. Pupuk diberikan pada saat tanam, 7 cm di parit kiri dan kanan lubang tanam sedalam 5 cm lalu ditutup tanah.

c. Pembuatan Lubang dan Jarak Tanam Lubang tanam dibuat dengan alat tugal. Kedalaman lubang

tanam antara 3-5 cm dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak tanam jagung yang dianjurkan adalah 70-75 cm x 20 cm (1 biji per lubang) atau 70-75 cm x 40 cm (2 biji per lubang). Pengaturan populasi tanaman dengan jarak tanam anjuran meningkatkan hasil jagung per satuan luas lahan.

d. Cara Penanaman Tanaman jagung tidak dapat tumbuh baik pada saat air kurang

atau berlebihan. Pada waktu musim penghujan atau waktu musim hujan hampir berakhir, benih jagung dapat ditanam. Tetapi air hendaknya cukup tersedia selama pertumbuhan. Pada saat penanaman, sebaiknya tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang. Apabila tanah kering, perlu diairi terlebih dahulu.

Page 22: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

22

IV. TEKNIK PEMELIHARAAN TANAMAN JAGUNG

4.1. Penjarangan

Dengan penjarangan, dapat ditentukan jumlah tanaman per lubang sesuai dengan yang dikehendaki. Apabila dalam 1 lubang tumbuh 3 tanaman sedangkan yang dikehendaki hanya 2 tanaman maka harus dikurangi. Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting yang tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh.

4.2. Pembumbunan

Pembubunan bertujuan untuk memberikan lingkungan akar yang lebih baik dan memperkokoh posisi batang sehingga tanaman tidak mudah rebah. Selain itu juga untuk menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan pertama dan pembuatan saluran dan bersamaan dengan penyiangan kedua. Caranya, tanah di sebelah kanan dan kiri baris tanaman dikeruk dengan cangkul kemudian ditimbun di barisan tanaman dan terbentuk guludan yang memanjang.

4.3. Pemupukan

Dosis pemupukan untuk tanaman jagung setiap hektarnya adalah pupuk Urea 200-300 kg, TSP/SP-36 sebanyak 75-100 kg, dan pupuk KCl sebanyak 50-100 kg. Pemupukan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap pertama (pupuk dasar), pupuk diberikan bersamaan dengan waktu tanam. Tahap kedua (pupuk susulan I), diberikan setelah tanaman jagung berumur 3-4 minggu setelah tanam. Tahap ketiga (pupuk susulan II), diberikan setelah tanaman jagung berumur 8 minggu atau setelah malai keluar.

4.4. Pengairan

Jagung tumbuh dengan baik pada curah hujan 250-5.000 mm. Air sangat diperlukan pada saat penanaman, pembungaan (45-55 HST), dan pengisian biji (60-80 HST). Pada masa pertumbuhan, kebutuhan airnya tidak begitu tinggi bila dibandingkan dengan waktu berbunga. Pada masa berbunga, waktu hujan yang pendek diselingi dengan

Page 23: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

23

adanya sinar matahari jauh lebih baik daripada hujan terus-menerus. Pengairan diberikan secukupnya dengan tujuan agar tanaman tidak layu. Pada saat menjelang berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu diairkan pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.

Page 24: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

24

V. PENGENDALIAN OPT PADA TANAMAN JAGUNG

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) merupakan salah satu faktor pembatas produksi jagung. Penggunaan varietas unggul, pemupukan, pengairan, dan perbaikan cara bercocok tanam belum cukup tanpa pengendalian OPT secara terpadu. OPT adalah organisme yang bersaing dengan tanaman untuk memperebutkan faktor pertumbuhan sehingga mengganggu peningkatan produksi baik kualitas maupun kuantitas, meliputi hama, penyakit, dan gulma. Cara pengendalian yang tepat adalah dengan menerapkan konsepsi pengendalian secara terpadu, yaitu cara pengendalian dengan menerapkan semua teknik yang cocok dan kompatibel untuk mengendalikan pertumbuhan gulma, menekan dan mengatur populasi hama dan infeksi penyakit di bawah ambang ekonomi (Frisbie dan Adkinson cit Nagarajam dalam Miswarti, 2010).

5.1. Hama

Hama adalah serangga atau hewan mamalia yang keberadaannya menimbulkan kerusakan pada tanaman budidaya atau produknya sehingga menimbulkan kerugian ekonomi. Beberapa hama pada tanaman jagung, antara lain:

a. Lalat Bibit (Antherigona exigua Stein)

Gejala: daun berubah warna menjadi kekuning-kuningan, di sekitar bekas gigitan atau bagian yang terserang mengalami pembusukan dan tanaman menjadi layu, serta tanaman menjadi kerdil atau mati. Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang

lalat 3-3,5 mm. Pengendalian: (1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman akan sangat membantu memutus siklus hidup lalat bibit, terutama setelah selesai panen jagung; (2) tanaman yang terserang lalat bibit harus segera dicabut atau dimusnahkan agar hama tidak menyerang; (3) kebersihan di sekitar areal penanaman hendaklah dijaga dan selalu diperhatikan terutama terhadap tanaman inang yang sekaligus sebagai gulma; (4)

Page 25: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

25

pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan insektisida (Wakman, 2011).

b. Ulat Grayak (Spodoptera litura F) Gejala: ulat ini dapat merusak tanaman jagung berkisar antara 5-50%. Larva yang masih kecil merusak daun dan menyerang serentak secara berkelompok, dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis bagian atas. Serangan pada umumnya

terjadi pada musim kemarau. Penyebab: ngengat aktif pada malam hari. Sayap bagian depan berwarna coklat atau keperak-perakan, sayap belakang berwarna keputihan. Ulat menyerang pada malam hari, pada siang hari bersembunyi dalam tanah (tempat yang lembab). Biasanya ulat pindah ke tempat yang lain secara bergerombol dalam jumlah yang besar. Komponen pengendalian: (1) membakar sisa-sisa tanaman pada lahan yang akan digunakan, (2) pengolahan tanah intensif, (3) menggunakan insektisida (Marsusi, 2010).

c. Hama Penggerek batang (Ostrinia furnacalis guenee) Gejala: kerusakan pada setiap bagian taaman jagung yang diserang yaitu lubang kecil pada daun, lubang gorokan pada batang, bunga jantan atau pangkal tongkol, serta batang yang mudah patah. Kehilangan hasil akibat serangan dapat mencapai 80%. Penyebab: Ostrinia furnacalis guenee. Ngengat aktif pada malam hari dan menghasilkan beberapa generasi pertahun. Umur ngengat dewasa 7-10 hari. Komponen pengendalian terpadu: (1) waktu tanam yang tepat, (2) tumpangsari jagung dengan kedelai atau kacang tanah, (3) pemotongan sebagian bunga jantan (empat dari enam baris tanaman) (Marsusi, 2010).

Page 26: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

26

d. Hama Penggerek tongkol (Helicoverpa armigera) Gejala: Adanya lubang-lubang melintang pada daun tanaman stadia vegetatif. Rambut tongkol jagung terpotong, ujung tongkol ada bekas gerekan dan seringkali ada larvanya. Penyebab: Helicoverpa armigera (Hbn.). Telur diletakkan satu persatu pada rambut tongkol atau bagian tanaman lain pada waktu sore sampai malam hari. Banyaknya

telur per ekor ngengat mencapai 1000 butir. Stadia telur 2-5 hari. Larva mengalami 6 instar dalam periode waktu 17-24 hari. Pupa terbentuk didalam tanah selama 12-24 hari. Satu siklus hidupnya sekitar 35 hari. Komponen pengendalian terpadu: 1) Menanam varietas jagung yang kelobotnya menutup tongkol rapat, 2) Menggunakan musuh alami seperti: a). Parasit telur Trichogramma sp, b. Parasit telur larva muda Eriborus sp., Tachinid, c. Cedawan entomophaga Metharhizium, d. Nuclear Polyhidrosis virus (NPV), 3) Penyemprotan insektisida pada ambang kerusakan 3 tongkol per 50 tanaman (Wakman, 2011).

e. Hama Kutu Daun (Aphis) Gejala: Gejala langsung apabila populasi tinggi helaian daun menguning dan mengering. Gejala tidak langsung sebagai vektor virus menimbulkan mosaik ataupun garis-garis klorose sejajar tulang daun. Penyebab: Aphis (Rhopalosiphum maydis Fitc). Serangga berwarna hijau, ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap. Pada bagian belakang ruas abdomen kelima terdapat sepasang tabung sifunkulus. Komponen pengendalian meliputi: 1) Musuh alami : Predator (Harmonia actomaculata dan H. syrphids, 2) Parasit, 3) Insektisida sistematik karbofuran diberikan melalui pucuk pada stadia vegetatif (Wakman, 2011).

Page 27: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

27

f. Hama Kumbang Landak Gejala: Bekas gerekan pada daun sejajar dengan tulang daun. Serangan yang berat dapat menyebabkan daun mengering. Penyebab: Dactylispa balyi Gest. Sayap depan tebal dan sayap belakang tipis berwarna hitam. Telurnya diletakkan di jaringan daun muda sebelah atas diantara epidermis daun. Seekor betina bertelur sampai 75 butir. Periode telur 6-13 hari. Larva hidup dan makan di dalam jaringan daun. Stadia larva I – IV sekitar 18-24 hari. Kepompong berada pada daun yang mengering. Stadium kepompong 8 –14 hari. Komponen pengendalian terpadu meliputi: 1) Waktu tanaman serempak, 2) Pergiliran tanaman, 3) Sanitasi inang liar dan sisa tanaman, 4) Aplikasi insektisida efektif seperti klorpirifos dan isosaktion (Wakman, 2011).

g. Hama Kumbang Bubuk (Sitophilus sp) Gejala: Biji jagung berlubang-lubang dan bercampur kotoran serangga serta banyak kumbang bubuk. Kumbang bubuk menyerang mulai dari lapangan sampai di gudang penyimpanan biji. Penyebab: Kumbang Sitophilus sp (Motsch). Serangga betina mampu bertelur 300-500 butir. Periode telur 3-7 hari. Serangga dewasa tanpa diberi makan dapat bertahan hidup 36 hari dan bila diberi makan dapat hidup antara 3-5 bulan. Komponen pengendalian terpadu meliputi: 1) Varietas tahan: Genyah Madura dan Goter, 2) Pengeringan benih/biji kadar air 10%, 3) Sanitasi tempat penyimpanan biji, 4) Pengasapan, 5) Bahan nabati untuk dicampur biji sebelum disimpan: serbuk daun putri malu, daun mendi, daun nimba, akar tuba, biji mahoni dan rimpong dringo, dengan takaran 20-110 gram/kg biji, 5) Kapur barus atau insektisida karbofuran dibungkus kain dimasukkan kedalam kontainer/jerigen jagung sebelum ditutup (Wakman, 2011).

5.2. Penyakit

Penyakit disebabkan oleh cendawan, bakteri, dan virus yang keberadaannya menimbulkan kerusakan namun sangat sulit diketahui saat datang dan gejala awal penyakit. Penyakit pada tanaman jagung meliputi:

a. Penyakit Bulai (Downy mildew) Gejala: kehilangan hasil jagung akibat penularan penyakit bulai dapat mencapai 100% pada varietas rentan. Adanya warna putih

Page 28: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

28

pada permukaan daun sampai kekuningan, diikuti oleh garis-garis klorotik. Pada pagi hari di sisi bawah daun terdapat lapisan berbulu halus warna putih yang terdiri dari konidiofor dan konidium jamur. Komponen pengendalian: (1) penanaman varietas tahan seperti Sukmaraga, Lagaligo, Srikandi K-1, Lamuru, dan Gumarang, (2) periode bebas tanaman jagung minimal dua minggu sampai satu bulan di areal pertanaman, (3) tanam serempak, (4) pemusnahan seluruh bagian tanaman yang terinfeksi sampai ke akarnya (eradikasi) secara periodik, (5) penggunaan fungisida metalaksil pada benih jagung dengan dosis 2 gram (0,7 gram bahan aktif) per kg benih (Marsusi, 2010).

b. Penyakit Bercak Daun (Leaf Bligh)

Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala: pada daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning serta dikelilingi warna cokelat. Bercak berkembang dan meluas dari ujung hingga pangkal daun.

Semula bercak tampak basah kemudian berubah menjadi coklat kekuning-kuningan dan cokelat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna cokelat. Pengendalian: (1) pergiliran tanaman; (2) mekanis yaitu dengan mengatur kelembaban lahan agar kondisi lahan tidak lembab; (3) kiwiami yaitu dengan menggunakan pestisida (Wakman, 2011).

Page 29: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

29

c. Penyakit Karat Daun (Rust) Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan Puccinia polypore Underw. Gejala: pada tanaman dewasa yaitu pada daun yang sudah tua terdapat titik-titik noda berwarna merah kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk yang berwarna kuning kecoklatan. Serbuk cendawan ini kemudian berkembang dan memanjang, kemudian akhirnya karat dapat berubah menjadi bermacam-macam bentuk. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban pada areal tanaman; (2) menanam varietas unggul atau varietas yang tahan terhadap penyakit; (3) melakukan sanitasi; (4) kimiawi dengan menggunakan pestisida (Wakman, 2011).

d. Penyakit Busuk Tongkol dan Busuk Biji Penyebab: cendawan Fusarium, Diplodia, Gibberella. Gejala : dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna merah jambu atau merak kecoklatan kemudian berubah warna menjadi coklat sawo matang. Pengendalian: (1) menanam jagung varietas unggul, pergiliran tanaman, pengaturan jarak tanam, dan perlakuan benih; (2) penyemprotan dengan fungisida setelah ditemukan gejala serangan.

Gambar. a Gambar. b Gambar. c Keterangan : Gambar. a : penyakit busuk tongkol yang disebabkan oleh cendawan Fusarium Gambar. b : penyakit busuk tongkol yang disebabkan oleh cendawan Diplodia Gambar. c : penyakit busuk tongkol yang disebabkan oleh cendawan Gibberella

Page 30: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

30

e. Penyakit Busuk Pelepah Gejala: bercak berwarna agak kemerahan kemudian berubah warna menjadi abu-abu. Selanjutnya bercak meluas dan seringkali diikuti pembentukan sklerotium dengan bentuk yang tidak beraturan yang berwarna putih kemudian berubah

menjadi coklat. Gejala penyakit ini dimulai dari bagian tanaman yang paling dekat dengan permukaan tanah kemudian menjalar ke bagian atas. Pada varietas yang tidak tahan penyakit ini (rentan), serangan cendawan dapat mencapai pucuk atau tongkol. Cendawan ini bertahan hidup sebagai miselium dan sklerotium pada biji, di tanah dan pada sisa-sisa tanaman di lapangan. Keadaan tanah yang basah, lembab, dan drainase yang kurang baik akan merangsang pertumbuhan miselium dan sklerotia, sehingga merupakan sumber inokulum utama. Penyebab: Penyebab penyakit busuk pelepah adalah Rhizoctonia solani. Pengendalian: (1) Menggunakan varietas/galur yang tahan sampai agak tahan terhadap penyakit hawar pelepah seperti: Semar-2, Rama, Galur GM 2; (2) Diusahakan agar pertanaman tidak terlalu rapat sehingga kelembaban tidak terlalu tinggi; (3) lahan mempunyai drainase yang baik; (4) pergiliran tanaman, tidak menanam jagung terus menerus di lahan yang sama ; (5) penggunaan fungisida dengan bahan aktif mancozeb dan carbendazim.

f. Penyakit Busuk Batang Gejala: penyakit busuk batang jagung dapat menyebabkan kerusakan pada varietas rentan hingga 65%. Tanaman jagung yang terserang penyakit ini tampak layu atau kering seluruh

daunnya. Umumnya gejala tersebut terjadi pada stadia generatif, yaitu setelah fase pembungaan. Pangkal batang yang terinfeksi berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan, bagian dalam batang busuk, sehingga mudah rebah, dan bagian kulit luarnya tipis. Pada

Page 31: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

31

pangkal batang yang terinfeksi akan memperlihatkan warna merah jambu, merah kecoklatan atau coklat. Penyakit busuk batang jagung dapat disebabkan oleh delapan spesies/cendawan seperti Colletotrichum graminearum, Diplodia maydis, Gibberella zeae, Fusarium moniliforme, Macrophomina phaseolina, Pythium apanidermatum, Cephalosporium maydis, dan Cephalosporium acremonium. Pengendalian: (1) menanam varietas tahan; (2) pergiliran tanaman; (3) pemupukan berimbang, menghindari pemberian N tinggi dan K rendah; (4) drainase yang baik; (5) pengendalian penyakit busuk batang (Fusarium) secara hayati dapat dilakukan dengan cendawan antagonis Trichoderma sp.

5.3. Gulma

Gulma mempunyai definisi yang cukup banyak dan beragam, diantaranya adalah tumbuhan yang tidak diinginkan, tumbuhan yang tidak tumbuh pada tempatnya, tumbuhan yang merugikan usahatani, dan tumbuhan yang bertentangan dengan usahatani (Soeryani dalam Wibawa, 2010). Masalah gulma sebenarnya menjadi semakin komplek dan serius tetapi kurang mendapatkan perhatian dan prioritas dalam mengatasinya. Pengendalian gulma (penyiangan) sudah diakui sebagai komponen penting dari setiap sistem produksi tanaman, tidak terkecuali pada tanaman jagung. Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari tanaman pengganggu (gulma).

Penyiangan dapat dilakukan baik secara mekanis maupun menggunakan herbisida kontak, yaitu:

Penyiangan pertama menggunakan cangkul atau mesin pembuat alur.

Penyiangan kedua menggunakan mesin pembuat alur, cangkul, atau herbisida anjuran dengan takaran 1-2 liter per hektar, pada saat tanaman berumur 30-35 HST.

Periode kritis tanaman jagung terhadap gulma adalah pada dua bulan pertama masa pertumbuhan.

Penyiangan secara mekanis dengan menggunakan mesin

pembuat alur, memiliki beberapa manfaat, antara lain: ramah lingkungan, hemat tenaga kerja, meningkatkan jumlah udara dalam tanah, dan merangsang pertumbuhan akar.

Page 32: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

32

VI. PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN JAGUNG

6.1. Panen

Waktu panen jagung dipengaruhi oleh varietas yang ditanam, ketinggian lahan, cuaca, dan derajat masak. Hasil panen jagung tidak semua berupa jagung tua/matang fisiologis, tergantung dari tujuan panen. Tingkat kemasakan buah jagung dapat dibedakan dalam empat tingkat, yaitu masak susu, masak lunak, masak tua, dan masak kering/masak mati. Ciri-ciri jagung yang siap dipanen adalah: Umur panen berkisar antara 86-96 hari setelah tanam. Kelobot tongkol telah mengering atau berwarna coklat, biji telah

mengeras, dan telah terbentuk lapisan hitam minimal 50% pada setiap baris biji.

Jagung siap dipanen dengan tongkol atau kelobot mulai mengering yang ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga.

Biji kering, keras, dan mengkilat, serta apabila ditekan tidak membekas.

Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelu bijinya terisi penuh. Diameter tongkol 1-2 cm.

Jagung untuk direbus dan dibakar, dipanen ketika matang susu. Kelobot masih berwarna hijau dan bila biji dipijit tidak terlalu keras serta mengeluarkan cairan putih.

Jagung untuk makanan pokok (beras jagung), pakan ternak, benih, dan tepung, dipanen jika sudah matang fisiologis. Sebagian besar daun dan kelobot telah menguning. Apabila bijinya dilepaskan, akan ada warna coklat kehitaman pada tangkainya (tempat menempelnya biji pada tongkol). Bila biji dipijit dengan kuku, tidak meninggalkan bekas.

Panen lebih awal atau pada kadar air biji masih tinggi menyebabkan biji keriput, warna kusam, dan bobot biji lebih ringan. Terlambat panen, apalagi pada musim hujan, menyebabkan tumbuhnya jamur, bahkan biji berkecambah. Cara panen jagung yang matang fisiologis adalah dengan memutar tongkol berikut kelobotnya atau dapat dilakukan dengan mematahkan tangkai buah jagung. Pada lahan yang luas dan rata, sangat cocok bila menggunakan alat mesin pemetikan. Pemetikan jagung pada waktu yang kurang tepat dan kurang masak, dapat menyebabkan penurunan kualitas. Butir jagung menjadi

Page 33: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

33

keriput bahkan setelah pengeringan akan pecah, terutama bila dipipil dengan alat. Jagung untuk keperluan sayur, dapat dipetik 15-21 hari setelah tanaman berbunga. Pemetikan jagung untuk dikonsumsi sebagai jagung rebus dan jagung bakar tidak harus menunggu sampai biji masak tetapi dapat dilakukan ± 4 minggu setelah tanaman berbunga.

6.2. Pascapanen Penanganan pascapanen jagung adalah semua kegiatan yang

dilakukan sejak jagung dipanen sampai dipasarkan pada konsumen. Tongkol yang sudah dipanen segera dijemur atau diangin-anginkan jika terjadi hujan. Kegiatan pascapanen meliputi: Pengupasan

Jagung dikupas pada saat menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai. Pengupasan ini dilakukan untuk menjaga kadar air di dalam tongkol dapat diturunkan dan kelembaban di sekitar biji tidak menimbulkan kerusakan biji atau mengakibatkan tumbuhnya cendawan. Pengupasan dapat mempermudah pengangkutan selama proses pengeringan. Untuk jagung masak sebagai bahan makanan, kelobot harus segera dilepas begitu selesai dipanen.

Pengeringan Pengeringan jagung dapat dilakukan secara alami atau buatan. Secara tradisional, jagung dijemur di bawah sinar matahari sehingga kadar air menjadi 9-11%. Biasanya penjemuran memakan waktu sekitar 7-8 hari. Penjemuran dapat dilakuakn di lantai, dengan alas anyaman bambu atau dengan cara diikat dan digantung. Secara buatan, dapat dilakukan dengan mesin pengering untuk menghemat tenaga kerja, terutama pada musim penghujan. Panas pengeringan sekitar 38-43 oC sehingga kadar air turun menjadi 12-13%. Mesin pengering dapat dilakukan setiap saat dan dapat dilakukan dengan pengaturan suhu dengan kadar air biji jagung yang diinginkan.

Pemipilan Setelah dijemur sampai kering, jagung dipipil. Pemipilan dapat menggunakan tangan atau alat pemipil jagung bila jumlah produksi cukup besar. Pada dasarnya, memipil jagung adalah memisahkan biji-biji dari tempat pelekatan. Jagung melekat pada tongkolnya maka antara biji dan tongkol perlu dipisahkan.

Penyortiran dan Penggolongan Setelah jagung dipipil, biji-biji jagung harus dipisahkan dari kotoran sehingga tidak menurunkan kualitas jagung. Yang perlu dipisahkan

Page 34: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

34

atau dibuang, antara lain sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, kotoran selama petik ataupun pada waktu pengumpulan. Tindakan ini sangat bermanfaat untuk menghindari atau menekan serangan jamur dan hama selama dalam penyimpanan serta dapat memperbaiki peredaran udara. Untuk pemisahan biji yang akan digunakan sebagai benih, biasanya membutuhkan keseragaman bentuk dan ukuran butirnya.

Page 35: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

35

BAGIAN KEDUA:

TEKNOLOGI BUDIDAYA KACANG TANAH

Page 36: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

36

VII. IKLIM DAN TANAH UNTUK TANAMAN KACANG TANAH

Iklim adalah keadaan cuaca dalam jangka waktu yang cukup lama, minimal 30 tahun, yang sifatnya tetap. Unsur-unsur iklim seperti suhu, curah hujan, kelembaban udara dan radiasi matahari, selain keadaan tanah, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan, produksi dan mutu hasil tanaman. Salah satu teknologi adaptasi yang telah dan akan terus dikembangkan dalam menghadapi perubahan iklim di sektor pertanian adalah dengan melaksanakan pola tanam berdasarkan pola curah hujan dan ketersediaan air irigasi. Berikut diuraikan iklim dan tanah yang sesuai bagi tumbuhan kacang tanah.

7.1. Iklim Tanaman kacang tanah dapat tumbuh baik dengan curah hujan

antara 800 mm - 1.300 mm per tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan bunga sulit

terserbuki oleh serangga dan akan meningkatkan kelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah.

Kelembaban udara berkisar antara 65% - 75%, dan suhu antara 28OC - 32OC. Bila suhunya di bawah 10OC, pertumbuhan tanaman akan terhambat, bahkan kerdil.

Penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama untuk kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.

7.2. Tanah • Tanaman kacang tanah tumbuh baik pada jenis tanah regosol,

andosol, latosol, dan alluvial. • Tanah yang sesuai adalah tanah gembur/bertekstur ringan dan

subur dengan pH antara 6,0 - 6,5. • Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu,

dan akhirnya mati. • Drainase dan aerasi baik, lahan tidak terlalu becek dan kering

baik bagi pertumbuhan kacang tanah. • Kacang tanah dapat dibudidayakan di lahan sawah berpengairan,

sawah tadah hujan, lahan kering maupun lahan bukaan baru. • Tanah yang tata airnya terlalu basah menyebabkan akar dan

polong busuk, sebaliknya tanah yang terlalu kering tanaman akan tumbuh kerdil dan gagal membentuk polong.

Page 37: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

37

• Ketinggian penanaman optimum 50 – 500 m dpl, tetapi masih dapat tumbuh di bawah ketinggian 1.500 m dpl.

Page 38: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

38

VIII. VARIETAS UNGGUL DAN TEKNIK PENANAMAN KACANG TANAH

8.1. Varietas Unggul Kacang Tanah

Dalam pelaksanaan SL-PTT kacang tanah terdapat dua komponen teknologi, yaitu komponen dasar dan komponen pilihan. Komponen teknologi dasar yaitu teknologi yang sangat dianjurkan untuk diterapkan di semua lokasi SL-PTT kacang tanah. Komponen teknologi dasar terdiri atas 6 komponen. Diantaranya adalah Varietas Unggul Baru (VUB) dan benih bermutu dan berlabel. 1. Varietas Unggul Baru (VUB)

• Pilih varietas yang paling sesuai dengan agroekosistem setempat, berdaya hasil tinggi dan sesuai dengan permintaan konsumen.

• Varietas kacang tanah terbaru, sebagian sudah memenuhi permintaan pengguna, seperti varietas Jerapah, Kancil, Bison, Tuban, dan Bima.

2. Benih Bermutu dan Berlabel • Benih bermutu adalah benih dengan tingkat kemurnian dan daya

tumbuh yang tinggi (>90%), identitas varietas jelas, vigor baik, sehat, dan bernas. Pada umumnya benih bermutu ditunjukkan dengan berlabel.

• Benih bermutu akan menghasilkan tanaman yang sehat dengan perakaran lebih banyak sehingga pertumbuhannya akan lebih cepat dan merata, serta polong lebih banyak.

8.2 Penyiapan Benih

Benih sebaiknya disimpan di tempat kering yang konstan dan tertutup rapat. Untuk menjamin kualitas benih, lebih baik membeli dari Balai Benih yang telah ditunjuk oleh Balai Sertifikasi Benih. Syarat-syarat benih kacang tanah yang baik adalah sebagai berikut: a. Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul b. Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90%) dan sehat c. Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan tidak cacat d. Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain e. Kadar air benih berkisar 9 - 12%

Berikut ditampilkan deskripsi beberapa varietas unggul kacang tanah:

Page 39: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

39

VARIETAS ZEBRA Tanggal dilepas : 3 November 1992 SK Mentan : 622/Kpts/TP.240/11/92 No. seleksi : MGS 9-2-5/NC 3033-4B-9 Asal : Hasil seleksi galur dari F2 asal ICRISAT Hasil : 1,40–3,80 t/ha polong kering Warna batang : Hijau Warna daun : Hijau Warna bunga : - Bagian tepi bendera: kuning muda - Pusat bendera: kuning - Matahari: jingga Warna ginofor : Hijau Warna biji : Merah Bentuk polong : Tidak berpinggang Lukisan jaring : Jelas Bentuk tanaman : Tegak Bentuk daun : Berempat Jumlah biji/polong : 3–5 biji Umur berbunga : 28–31 hari Umur polong masak : 95–100 hari Bobot 100 biji : 30–35 g Bobot 100 polong : 120–130 g Kadar protein : ± 21,6% Kadar lemak : ± 43,0% Ketahanan thd penyakit : Toleran karat dan bercak daun Sifat-sifat lain : Rendemen biji dari polong 70% Keterangan : Cocok untuk lahan tegal dan sawah, hasil stabil dan

responsif terhadap perbaikan lingkungan Pemulia : Astanto Kasno, Trustinah, Sri Astuti Rais, Lasimin

Sumarsono, dan B. Sukarno.Kt-21

Page 40: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

40

VARIETAS PANTER Tanggal dilepas : 4 Nopember1998 SK. Mentan : 874/Kpts/TP.240/11/98 Nomor induk : 1228 Nomor galur : GH 7594 Asal : Seleksi massa dari populasi kacang tanah ICG 1703

varietas lokal asal Peru Daya hasil : 1,0–5,4 t/ha polong kering Hasil rata-rata : 2,60 t/ha polong kering Warna batang : Hijau Warna daun : Hijau Warna bunga : Kuning Warna ginofor : Hijau Warna biji : Rose (merah muda) Bentuk polong : Tidak berpinggang Lukisan jaring (kulit) : Jelas Bentuk tanaman : Tegak Bentuk biji : Persegi Jumlah polong/tanaman : 15–20 buah Jumlah biji/polong : 3–4 biji Umur berbunga : 28–31 hari Umur polong masak : 90–95 hari Bobot 100 biji : 35–40 g Kadar protein : 21,5% Kadar lemak : 43,0% Ketahanan thd penyakit : - Tahan penyakit layu, toleran penyakit karat,

danbercak daun Keterangan : - Toleran kekeringan, hasil stabil, dan beradaptasi

luas Pemulia : Astanto K., Novita Nugrahaeni Trustinah, Abdul

Munip, Joko Purnomo, dan Purwantoro Peneliti Patologis : Nasir Saleh dan Sri HardaningsihKt-22

Page 41: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

41

VARIETAS SINGA Tanggal dilepas : 4 Nopember 1998 SK. Mentan : 876/Kpts/TP. 240/11/98 Nomor induk : 1227 Nomor galur : GH 1697 Asal : Seleksi massa + dari varietas lokal asal Peru,

introduksi dari ICRISAT, India dengan nama ICG 1697.

Daya hasil : 1,0–4,5 t/ha polong kering Hasil rata-rata : 2,60 t/ha polong kering Warna batang : Hijau Warna daun : Hijau Warna bunga : Kuning Warna ginofor : Hijau Warna biji : Rose (merah muda) Bentuk polong : Tidak berpinggang Lukisan jaring (kulit) : Jelas Bentuk tanaman : Tegak Bentuk biji : Persegi Jumlah polong/tanaman : 15–20 buah Jumlah biji/polong : 3–4 biji Umur berbunga : 28–31 hari Umur panen : 90–95 hari Bobot 100 biji : 35–40 g Kadar protein : 21,5% Kadar lemak : 43,0% Ketahanan thd penyakit : - Toleran penyakit layu - Tahan karat daun dan agak tahan bercak daun Keterangan : Toleran kekeringan, hasil stabil, dan beradaptasi

luas Pemulia : Astanto Kasno, Novita Nugrahaeni, Trustinah,

Abdul Munip, Joko Purnomo, dan Purwantoro Peneliti Patologis : Nasir Saleh dan Sri HardaningsihKt-23

Page 42: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

42

VARIETAS JERAPAH Tanggal dilepas : 4 November 1998 SK. Mentan : 875/Kpts/TP. 240/11/98 Nomor galur : LM/ICGV 86021-88-B-16 Asal : Hasil silang tunggal varietas lokal Majalengka

dengan ICGV 86021 Daya hasil : 1,0–4,0 t/ha polong kering Hasil rata-rata : 1,92 t/ha polong kering Warna batang : Ungu Warna daun : Hijau Warna bunga : - Bagian pusat bendera: kuning muda - Matahari : ungu kemerahan Warna ginofor : Hijau Warna biji : Rose (merah muda) Bentuk polong : Berpinggang Lukisan jaring (kulit) : Tidak jelas Bentuk tanaman : Tegak Bentuk biji : Bulat Jumlah polong/tanaman : 15–20 buah Jumlah biji/polong : 2 biji Umur berbunga : 28–31 hari Umur polong tua : 90–95 hari Bobot 100 polong : 45–50 g Kadar protein : 21,5% Kadar lemak : 43,0% Ketahanan thd penyakit : - Tahan penyakit layu - Toleran penyakit karat daun dan bercak daun Keterangan : - Toleran kekeringan, hasil stabil, dan beradaptasi

luas - Toleran lahan masam Pemulia : Astanto Kasno, Novita N., Trustinah, Abdul Munip,

Joko Purnomo, Purwantoro, dan Harry Prasetyo Peneliti Patologis : Sri HardaningsihKt-24

Page 43: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

43

VARIETAS SIMA Tanggal dilepas : 12 Januari 2001 SK Mentan : 63/Kpts/TP.240/1/2001 Nomor induk : MLG 7519 Nama galur : LM/ICGV 87165-88-B-22 Asal : Silang tunggal varietas lokal Majalengka dengan

ICGV 87165 Daya hasil : 1,3–2,4 t/ha Hasil rata-rata : 2,0 t/ha Warna batang : Hijau Warna daun : Hijau Warna bunga : Kuning Warna ginofor : Hijau Warna biji : Rose (merah muda) Bentuk polong : Tidak berpinggang, berparuh kecil, dan kulit polong

agak kasar Tipe pertumbuhan : Tegak Bentuk biji : Lonjong, ujung datar lancip Tinggi tanaman : 67,1 cm Jumlah polong/tanaman : 15–20 buah Jumlah biji/polong : 3; 4; 2; atau 1 Umur berbunga : 28–31 hari Umur panen : 100–105 hari Bobot 100 biji : 35–45 g Kadar protein : 29,9% Kadar lemak : 50,0% Ketahanan thd penyakit : - Tahan penyakit layu, agak tahan A. flavus - Toleran karat dan bercak daun Keterangan : Toleran kekeringan & kemasaman Benih Penjenis (BS) : Dirawat dan diperbanyak oleh Balitkabi Pemulia : Astanto Kasno, Novita Nugrahaeni, Trustinah,

Abdul Munip, Joko Purnomo, Purwantoro, dan Harry Prasetyo

Peneliti Fitopatologis : Sri HardaningsihKt-25

Page 44: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

44

VARIETAS TURANGGA Tanggal dilepas : 12 Januari 2001 SK Mentan : 62/Kpts/TP.240/1/2001 Nomor induk : MLG 7914 Nama galur : GH 87358 Asal : Introduksi dari ICRISAT, India (persilangan antara

OG 69-6-1x NC Ac 17090) Hasil rata-rata : 2,0 t/ha (1,4–3,6 t/ha) Warna batang : Hijau Warna daun : Hijau tua Warna bunga : Kuning Warna ginofor : Hijau Warna biji : Rose (merah muda) Bentuk polong : Tidak berpinggang, paruh kecil menonjol, bentuk

paruh lurus melengkung, dan kulit polong kasar Tipe pertumbuhan : Tegak Bentuk biji : Lonjong, ujungnya datar lancip Bentuk Batang : Tipe valensia Tinggi tanaman : 77,9 cm Jumlah polong/tanaman : 14–20 buah Jumlah biji/polong : 3; 4; 2; atau 1 Umur berbunga : 28–31 hari Umur panen : 100–110 hari Bobot 100 biji : 40–50 g Kadar protein : 25,8% Kadar lemak : 47,4% Ketahanan thd penyakit : - Tahan penyakit layu - Agak tahan karat, bercak daun dan A. flavus Keterangan : Toleran kekeringan dan naungan Benih Penjenis (BS) : Dirawat dan diperbanyak Balitkabi Pemulia : Novita N, Astanto Kasno, Joko P, dan Harry

Prasetyo Peneliti Fitopatologis : SumartiniKt-26

Page 45: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

45

VARIETAS KANCIL Tanggal dilepas : 12 Januari 2001 SK Mentan : 61/Kpts/TP.240/1/2001 Nomor induk : F334A-B-14x Nama galur : GH 86031 Asal : Introduksi dari ICRISAT, India (persilangan antara

F334-B-14 x NC Ac 2214) Hasil rata-rata : 1,7 t/ha (1,3 – 2,4 t/ha) Warna batang : Hijau keunguan Warna daun : Hijau Warna bunga : Kuning Warna ginofor : Ungu Warna biji : Rose (merah muda) Bentuk batang : Tipe Spanish Bentuk polong : Berpinggang, berparuh kecil, dan kulit polong agak

kasar Tipe pertumbuhan : Tegak Bentuk biji : Bulat Tinggi tanaman : 54,9 cm Jumlah polong/tanaman : 15–20 buah Jumlah biji/polong : 2 atau 1 Umur berbunga : 26–28 hari Umur panen : 90–95 hari Bobot 100 biji : 35–40 g Kadar protein : 29,9% Kadar lemak : 50,0% Ketahanan thd penyakit : - Tahan penyakit layu - Toleran penyakit karat, bercak daun dan tahan

A.flavus Keterangan : Toleran terhadap klorosis Benih Penjenis (BS) : Dirawat dan diperbanyak oleh Balitkabi Pemulia : Joko Purnomo, Novita Nugrahaeni, Astanto Kasno,

Harry Prasetyo, dan A. Munip Fitopatologis : SumartiniKt-27

Page 46: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

46

VARIETAS BIMA Tanggal dilepas : 22 Oktober 2001 SK Mentan : 527/Kpts/TP.240/10/2001 Nomor induk : MLG 7519 Nama galur : GH 7519 Asal : Seleksi galur dan Bulk pada varietas lokal Bima,

NTB Daya hasil : 1,6–2,5 t/ha Hasil rata-rata : 1,7 t/ha Warna hipokotil : Ungu Warna batang : Hijau Warna daun : Hijau Warna bunga : Kuning Warna ginofor : Ungu Warna biji : Rose (merah muda) Bentuk polong : Berpinggang, paruh kecil agak melengkung, kulit

agak kasar Tipe pertumbuhan : Tegak Bentuk biji : Lonjong, datar pada ujungnya Tinggi tanaman : 56,8 cm Jumlah polong/tanaman : 14–20 buah Jumlah biji/polong : 3/4/2/1 Umur berbunga : 28–31 hari Umur polong tua : 90–95 hari Bobot 100 biji : 30–40 g Kadar protein : 24–29% Kadar lemak : 45–49% Ketahanan thd penyakit : - Agak tahan penyakit layu bakteri - Rentan karat daun - Agak rentan bercak daun Benih Penjenis (BS) : Dirawat dan diperbanyak oleh Balitkabi Pemulia : Novita Nugrahaeni, Astanto Kasno, Joko Purnomo,

dan Harry PrasetyoKt-28

Page 47: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

47

VARIETAS TUBAN Tanggal dilepas : 7 Agustus 2003 SK Mentan : 398/Kpts/SR. 120/8/2003 Nomor induk : MLG 7547 Kode galur : GH 7547 Asal : Seleksi galur dan massa dari populasi varietas lokal

Tuban asal Semanding Hasil rata-rata : 2,0 t/ha polong kering Potensi hasil : 3,2 t/ha polong kering Tipe pertumbuhan : Tegak Percabangan : Tegak Warna batang : Ungu Warna daun : Hijau Warna bunga : Pusat bendera: kuning muda Matahari : ungu kemerahan Warna ginofor : Hijau Warna biji : Rose (merah muda) Bentuk polong : Berpinggang Jaring kulit polong : Tidak nyata Bentuk biji : Bulat Tinggi tanaman : 45–60 cm Jumlah polong/tanaman : 15–20 buah Jumlah biji/polong : 2 / 1 / 3 Umur berbunga : 28–31 hari Umur panen : 90–95 hari Bobot 100 biji : 35–38 g Bobot 100 polong : 80–85 g Kadar protein : 21,4% Kadar lemak : 42,5% Ketahanan thd penyakit : Tahan layu, toleran karat dan bercak daun dan agak

tahan A. flavus Toleransi abiotik : Toleran kekeringan, toleran kahat Fe dan adaptif di

Alfisol alkalis Pemulia : Astanto Kasno, Joko Purnomo, Novita Nugrahaeni,

Trustinah, Mujiono, danA. Munip Ekofisiologis : Abdullah Taufik Fitopatologis : Nasir Saleh, SumartiniKt-29

Page 48: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

48

VARIETAS BISON Tanggal dilepas : 17 Maret 2004 SK Mentan : 170/Kpts/LB. 240/3/2004 Nomor induk : MLG 7925 Kode galur : K/SHM2-88-B-7 Asal : Silang tunggal varietas Kelinci (K) dengan mutan

varietas Gajah (SHM2) Hasil rata-rata : 2,0 t/ha polong kering Potensi hasil : 3,6 t/ha polong kering Tipe pertumbuhan : Tegak Percabangan : Tegak Warna batang : Keunguan Warna daun : Hijau Warna bunga : Kuning Pusat bendera : kuning muda Warna matahari : Ungu kemerahan Warna ginofor : Ungu Warna kulit biji : Rose (merah muda) Bentuk biji : Lonjong (oval) Bentuk polong : Agak berpinggang Jaring kulit polong : Jelas (nyata) Tinggi tanaman : 29,4–72,4 cm Jumlah polong/tanaman : 9–47 buah Jumlah biji/polong : 2 / 1 / 3 Umur berbunga : 28–32 hari Umur panen : 90–95 hari Bobot 100 biji : 35–38 g Bobot 100 polong : 97–99 g Kadar protein : 24,0% Kadar lemak : 44,8% Ketahanan thd penyakit : Agak tahan karat, bercak daun dan A. flavus Toleransi abiotik : Toleran naungan intensitas 25%, toleran kahat Fe

dan adaptif di Alfisol alkalis Pemulia : Astanto Kasno, Joko Purnomo, Novita Nugrahaeni,

Trustinah, Mujiono, dan Paidi Ekofisiologis : Abdullah Taufik Fitopatologis : Nasir Saleh, SumartiniKt-30

Page 49: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

49

VARIETAS DOMBA Tanggal dilepas : 17 Maret 2004 SK Mentan : 172/Kpts/LB. 240/3/2004 Nomor induk : MLG 7926 Kode galur : G/PI 259747-92-B-28 Asal : Silang tunggal antara varietas Gajah (G) dengan

ICGV 259747 Hasil rata-rata : 2,1 t/ha polong kering Potensi hasil : 3,6 t/ha polong kering Tipe tumbuh : Tegak Percabangan : Tegak Warna batang : Hijau Warna daun : Hijau tua Warna bunga : Kuning Warna ginofor : Hijau Warna biji : Rose (merah muda) Bentuk polong : Tidak berpinggang Jaring kulit polong : Agak dalam Bentuk biji : Pipih Tinggi tanaman : 22,3–69,1 cm Jumlah polong/tanaman : 8–30 buah Jumlah biji/polong : 3 / 4 / 2 / 1 Umur berbunga : 28–32 hari Umur panen : 90–95 hari Bobot 100 biji : 46,5–50,5 g (rata-rata 48,9 g) Bobot 100 polong : 152,5 g Kadar protein : 23,2% Kadar lemak : 44,1% Ketahanan thd penyakit : Agak tahan, karat, dan bercak daun; tahan A. flavus Toleransi abiotik : Toleran kahat Fe dan adaptif di Alfisol alkalis Pemulia : Astanto Kasno, Joko Purnomo, Novita Nugrahaeni,

Trustinah, Mujiono, dan Paidi Ekofisiologis : Abdullah Taufik Fitopatologis : Nasir Saleh, Sumartini

Page 50: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

50

8.3. Budidaya Kacang Tanah

8.3.1. Tanpa Olah Tanah

Penyiapan Lahan

Penyiapan lahan pada bekas lahan persawahan dapat dilakukan dengan atau tanpa pengolahan tanah. Hasil Penelitian Ballitan Pangan Malang menunjukkan bahwa tanah yang diolah maupun yang tidak diolah memberikan hasil polong kacang tanah yang tidak berbeda nyata.

Bila lahan sawah tidak diolah, perlu dibuat parit (saluran) keliling petakan untuk pembuangan air (drainase). Penyiapan lahan tanpa diolah biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, antara lain:

• Mengejar waktu tanam • Memanfaatkan kelembaban air tanah • Keterbatasan tenaga • Mencegah gulma yang mungkin tumbuh kembali walaupun sudah

diberantas pada saat pembabatan jerami

Lahan bekas penanaman padi tidak perlu diolah. Buat saluran drainase berjarak 3 - 4 meter membujur searah dengan barisan tanaman. Lebar saluran 30 cm dan dalam 25 cm.

Waktu Tanam Penanaman dilakukan segera setelah panen padi, yaitu tidak lebih dari 7 hari setelah panen. Perlu diupayakan supaya penanaman tanaman dilakukan serentak pada suatu hamparan.

Page 51: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

51

Cara Tanam Biji ditugalkan dengan kedalaman 3 cm. Jumlah biji per lubang 2 butir dengan jarak tanam 40 x 20 cm atau 30 x 20 cm.

Sumber: Pedoman Umum PTT Kacang Tanah 2011

8.3.2. Dengan Olah Tanah

Penyiapan Lahan

a. Persiapan dan pembukaan lahan Pembukaan lahan dengan pembajakan dan pencangkulan 2

kali sedalam 15 - 20 cm, lalu digaru dan diratakan, untuk pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman sebelumnya, serta untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit.

Sumber: Pedoman Umum PTT Kacang Tanah 2011

Page 52: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

52

b. Pembuatan bedengan Buat bedengan selebar 3 - 4 meter. Antar bedengan dibuat

saluran drainase sedalam 30 cm dan lebar 20 cm yang berfungsi sebagai saluran drainase pada saat becek dan sebagai saluran irigasi pada saat kering. Jika struktur tanah gembur, maka penyiangan lahan dapat dilakukan dengan penyemprotan herbisida untuk membersihkan gulma kemudian dilakukan pengolahan tanah minimal (minimum tillage) sepanjang barisan/alur yang akan ditanami.

c. Pengapuran Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang

bersifat sangat masam dilakukan pengapuran dengan dosis 1 - 2,5 ton/ha selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam.

d. Teknik penanaman Penentuan pola tanam

Pola tanam memperhatikan musim dan curah hujan. Pada tanah yang subur, benih kacang tanah ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 40 x 15 cm, 30 x 20 cm, atau 20 x 20cm.

e. Pembuatan lubang tanam Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm menggunakan tugal

dengan jarak seperti yang telah ditentukan di atas

f. Cara penanaman kacang tanah Masukkan benih 1 atau 2 butir ke dalam lubang tanam dengan

tanah tipis. Waktu tanam yang paling baik dilahan kering pada awal musim hujan, di lahan sawah dapat dilakukan pada bulan April - Juni (palawija I) atau bulan Juli - September (palawija II).

Page 53: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

53

IX. TEKNIK PEMELIHARAAN TANAMAN KACANG TANAH

9.1. Pemberian pupuk makro

Jenis dan dosis pupuk setiap hektar adalah: - Pupuk kandang 2 - 4 ton/ha, diberikan pada permukaan bedengan

kurang lebih seminggu sebelum tanam, dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam.

- Pupuk anorganik: • 50 kg Urea atau 100 kg ZA diberikan bersamaan tanam atau

saat tanaman berumur 7 - 15 hari. Pemupukan paling efisien dilakukan secara larik atau tugal.

• Bila kandungan P rendah < 12 ppm P, perlu diberikan 80 kg SP-36/ha pada saat tanam. Bila sudah tinggi > 12 ppm, tidak perlu diberikan pupuk P.

• Jika kandungan K tersedia dlam tanah kurang dari 0,3 me/100 gr tanah, maka perlu dipupuk dengan KCl sebanyak 33 - 50 kg. Pupuk K dapat diberikan bersamaan tanam dengan cara disebar.

• Pada tanah dengan kandungan Ca rendah, maka perlu diberi dolomite sebanyak 300 – 500 ka/ha bersamaan tanam dengan cara disebar atau larikan pada fase pembentukan polong. Pada tanah masam, pemberian dolomite sangat membantu pembentukan dan pengisian polong.

• Pada daerah yang endemik klorosis (gejala kuning) karena pH tanahnya tinggi (> 7,4) perlu ditambahkan pupuk belerang sebesar 300 - 400 kg/ha dengan cara mencampur rata dengan tanah dan diberikan pada alur tanaman sebelum tanam. Bila tidak tersedia bubuk belerang, bias diganti dengan 2,5 - 5 ton/ha pupuk kandang. Gejala kuning juga dapat diatasi dengan penyemprotan larutan yang mengandung 0,5 - 1% FeSO4 0,1% asam sitrat, 3% ammonium sulfat (ZA), 0,2% Urea pada umur 30, 45, dan 60 hari untuk mempercepat pemulihan klorosis.

• Penambahan unsur S terbukti dapat meningkatkan serapan hara P dan K. Dosis pupuk tunggal yang direkomendasikan dapat digantikan dengan pupuk majemuk Ponska dengan dosis 120 kg/ha.

Page 54: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

54

9.2. Penyulaman

Sulam benih yang tidak tumbuh atau mati, untuk penyulaman lebih cepat lebih baik (setelah yang lain terlihat tumbuh ± 3 - 7 hari setelah tanam).

9.3. Penyiangan dan pembumbunan

Penyiangan gulma dilakukan 2 kali, umur 1 dan 6 minggu. Pertama kali dilakukan sebelum tanaman berbunga dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak bunga dan polong. Penyiangan kedua dilakukan setelah ginofor masuk kedalam tanah. Pembumbunan dilakukan bersamaan saat penyiangan, bertujuan untuk menutup bagian perakaran.

9.4. Pengairan

Pengairan perlu dilakukan jika tanam dilakukan pada musim kemarau agar tanah lembab. Untuk menjaga kelembaban pada musim kemarau dapat diberikan mulsa (jerami dan lain-lain). Saat berbunga tidak dilakukan penyiraman, karena dapat mengganggu penyerbukan. Periode kritis tanaman terhadap air adalah periode awal (umur hingga 15 hari), umur 25 hari (awal berbunga), umur 50 hari (pembentukan dan pengisian polong), dan umur 75 hari (pemasakan). Pengairan dilakukan melalui selokan antar bedengan.

Page 55: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

55

X. PENGENDALIAN OPT PADA TANAMAN KACANG TANAH

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) merupakan salah satu faktor pembatas produksi dalam budidaya tanaman kacang tanah. OPT meliputi hama, penyakit, dan gulma. Hama adalah serangga atau hewan mamalia yang keberadaannya menimbulkan kerusakan pada tanaman budidaya atau produknya yang menimbulkan kerugian ekonomi. Penyakit adalah cendawan, bakteri, virus yang keberadaannya menimbulkan kerusakan, namun sangat sulit diketahui saat datang dan gejala awalnya. Gulma adalah tumbuhan yang tidak diinginkan dan kehadirannya dapat menurunkan keuntungan usahatani.

10.1. Hama

a. Uret Gejala: Memakan akar, batang bagian bawah, dan polong. Akhirnya tanaman akan layu dan mati. Pengendalian: Olah tanah dengan baik, penggunaan pupuk kandang yang sudah matang, menanam serempak, penyiangan intensif, penggunaan insektisida dengan cara disiramkan ke tanah, jika tanaman terlanjur mati segera dicabut dan uret dimusnahkan.

b. Ulat penggulung daun (Lamprosema indicata) Gejala: Daun terlipat menguning, akhirnya mengering. Pengendalian: Jaga kebersihan kebun dengan baik (sanitasi), pergiliran (rotasi) tanaman, dan penyemprotan menggunakan insektisida.

c. Ulat grayak (Spodoptera litura) Gejala: Ulat memakan epidermis daun dan tulang secara berkelompok. Pengendalian: (1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman; (2) penyemprotan menggunakan insektisida. Sumber: Pedoman Umum PTT Kacang Tanah 2011

Page 56: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

56

d. Ulat jengkal (Plusia chalcites sp) Gejala: Menyerang daun kacang tanah yang agak tua dengan cara menggigit pinggir daun dari arah pinggir. Serangan berat menyebabkan daun hanya tinggal tulang-tulangnya saja. Pengendalian: Penanaman serentak, sanitasi kebun, pergiliran tanaman, dan penyemprotan menggunakan insektisida

e. Kumbang daun Gejala: Daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk bunga. Pengendalian: (1) penanaman serentak; (2) penyemprotan menggunakan insektisida.

f. Kutu daun (Aphis craccivera) Kutu hidup bergerombol pada pucuk tanaman, kuncup bunga atau batang muda. Selain menyerang tanaman inang dengan cara mengisap cairan sel tubuh, kutu daun juga berperan sebagai vektor penyakit virus. Pengendalian: Penanaman serentak dan penyemprotan insektisida. Sumber: Pedoman Umum PTT Kacang Tanah 2011

g. Ulat tanah (Agrotis sp.) Gejala: Pangkal batang tanaman terpotong pada batas permukaan tanah, atau pucuk tanaman yang baru muncul terkulai. Pengendalian: Mencari ulat pada siang hari dan penyemprotan dengan insektisida.

h. Kutu kebul (Bemissia tabaci, Geen) Menyerang dengan cara menghisap cairan daun. Serangan menyebabkan gangguan pada proses fotosintesis. Ekspersi (cairan) yang dikeluarkan kutu kebul menghasilkan embun jelaga. Kutu kebul juga berperan sebagai vektor penyakit virus. Pengendalian: Pergiliran tanaman, tanam serempak, dan penyemprotan pestisida.

Page 57: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

57

i. Wereng kacang (Empoasca sp.) Menyerang dengan cara menghisap cairan daun sehingga menimbulkan gejala bercak-bercak hijau kekuning-kuningan dan kaku pada daun. Pengendalian: Pergiliran tanaman, tanam serempak, dan penyemprotan pestisida. Sumber: Pedoman Umum PTT Kacang Tanah 2011

j. Thrips (Thrips sp) Gejala: Warna putih keperak-perakan pada permukaan daun. Serangan berat pada musim kemarau, mengakibatkan daun mengerut atau menyempit (abnormalitas). Pengendalian: Pergiliran tanaman, tanam serempak, dan penyemprotan pestisida. Sumber: Pedoman Umum PTT Kacang Tanah 2011

k. Tungau (Tetranyichus spp) Gejala: Serangan mula-mula pada daun terdapat bercak-bercak kecil, dan akhirnya daun kering. Pengendalian: Pergiliran tanaman dan penyemprotan pestisida.

l. Ulat heliothis (Heliothis armigera Hbn) Gejala: Daun berlubang-lubang tidak teratur. Pengendalian: Pergiliran tanaman, tanam serempak, dan penyemprotan pestisida.

10.2. Penyakit

a. Penyakit layu atau “Orno Wedang” Penyebab: Bakteri Xanthomonas solanacearum (E.F.S). Gejala: Daun terkulai seperti disiram air panas, akhirnya mati. Bila dipotong tampak coklat pada bagian pembuluh kayu dan bila dipijit keluar lender kekuningan. Akar tanaman membusuk. Pengendalian: Pergiliran tanaman, gunakan varietas yang tahan.

Page 58: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

58

Sumber: Pedoman Umum PTT Kacang Tanah 2011

b. Penyakit sapu setan Penyebab: Mycoplasma (sejenis virus). Diduga ditularkan serangga sejenis Aphis. Gejala: Bunga berwana hijau tua seperti daun-daun kecil, ruas-ruas batang dan cabang menjadi pendek, daun-daun kecil rimbun. Pengendalian: Tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan, semua tanaman inang dibersihkan (sanitasi lingkungan), menanam tanaman yang tahan.

c. Penyakit bercak daun Penyebab: Jamur cercospora personata dan cercospora arachidicola. Gejala: Timbul bercak-bercak berukuran 1 - 5 mm, berwarna coklat dan hitam pada daun dan batang.

Sumber: Pedoman Umum PTT Kacang Tanah 2011

d. Penyakit gapong Penyebab: Diduga nematoda. Gejala: Polong kososng, juga bias busuk. Pengendalian tanahnya didangir dan dicari nematodanya

e. Penyakit sclerotium Penyebab: Cendawan Scerotium rolfsii. Gejala: Tanaman layu. Pengendalian: Gunakan varietas yang resisten, air jangan sampai menggenang, membakar tanaman yang terserang cendawan.

Page 59: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

59

f. Penyakit karat Penyebab: Cendawan Puccinia arachidis Speg.

Gejala: Pada daun terdapat bercak-bercak coklat muda sampai coklat (warna karat). Daun gugur sebelum waktunya. Pengendalian: Gunakan varietas yang resisten, tanaman yang terserang dicabut dan dibakar. Sumber: Pedoman Umum PTT Kacang Tanah 2011

10.3. Gulma

• Identifikasi jenis gulma: o Rumput o Teki o Daun lebar

• Menentukan tingkat populasi gulma • Taktik dan teknik pengendalian:

o Cara mekanis o Kultur teknis o Pengendalian biologi o Kimiawi (Herbisida) o Terpadu kombinasi komponen pengendalian gulma

Prinsip Pengendalian gulma: • Pengendalian gulma setidaknya dilakukan dua kali, yaitu umur

15 - 20 hari dan umur 40 - 45 hari. • Periode kritis terhadap gulma adalah umur 5 - 45 hari. • Pengendalian gulma ke-I hendaknya diselesaikan sebelum

tanaman berbunga. • Hindari melakukan pengendalian gulma pada periode masuknya

ginofor ke dalam tanah (umur 30-35 hari).

Page 60: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

60

• Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual maupun dengan herbisida.

Sumber: Pedoman Umum PTT Kacang Tanah 2011

Page 61: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

61

XI. PANEN DAN PASCA PANEN TANAMAN KACANG TANAH

11.1. Panen

Sebelum panen perlu dilakukan pencabutan beberapa tanaman contoh untuk pedoman menentukan saat panen yang tepat. Penentuan saat panen yang paling tepat harus disesuaikan dengan tujuan penggunaan produk kacang tanah. Panen polong kacang tanah yang belum tua menyebabkan penurunan produksi dan kualitas biji, yaitu berat polong turun drastis dan biji-bijinya menjadi keriput setelah dikeringkan. Sebaliknya panen polong yang terlalu tua menyebabkan banyak biji tumbuh dan polong tertinggal dalam tanah pada waktu dicabut.

Waktu panen yang paling baik adalah pada siang hari pada saat cuaca cerah (tidak mendung). Panen dilakukan dengan mencabut batang tanaman secara hati-hati agar polong-polongnya tidak tertinggal dalam tanah. Rumpun tanaman hasil pencabutan dikumpulkan pada tempat yang mudah dijangkau untuk penanaman pasca panen berikutnya. Pedoman umum yang digunakan sebagai kriteria penentuan saat panen kacang tanah adalah tingkat kematangan psikologis polong dan karakteristik morpologis tanaman.

Umur tanam kacang tanah tergantung dari jenisnya yaitu umur pendek ± 3 - 4 bulan dan umur panjang ± 5 - 6 bulan. Adapun ciri-ciri kacang tanah sudah siap dipanen antara lain: a. Batang mulai mengeras b. Daun menguning dan sebagian mulai berguguran c. Polong sudah berisi penuh dan keras, jika ditekan mudah pecah d. Warna kulit polong coklat kehitam-hitaman dan berserat.

11.2. Pascapanen

Kegiatan pokok pasca panen polong kacang tanah adalah sebagai berikut: • Pencabutan dan pengumpulan • Pemotongan batang, dimulai dari bagian pangkal batang tanaman

lebih kurang 10 cm • Pembersihan polong kacang tanah dari tanah yang melekat • Pemipilan dan perontokan polong

Page 62: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

62

• Pengeringan dengan cara menebarkan polong kacang tanah di atas anyaman bambu atau tikar dan dijemur di bawah terik sinar matahari sampai kering (kadar air sebesar 9% - 12%).

• Penundaan polong basah lebih dari 24 jam menyebabkan polong berlendir, mudah terinfeksi jamur Aspergillus flavus dan terkontaminasi aflatoksin yang menyebabkan kacang menjadi pahit dan beraroma tengik.

11.3 Penyimpanan

• Penyimpanan dilakukan dalam bentuk polong kering. • Masukkan polong kering dalam karung atau kaleng tertutup rapat. • Simpan di gudang penyimpanan yang kering. • Kupas polong kacang tanah kering dengan tangan atau alat

pengupas kacang tanah. • Jemur (keringkan) biji kacang tanah hingga kadar air 9% • Masukkan ke dalam wadah yang tertutup untuk disimpan atau

dijual.

Page 63: Puji syukur - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/SDMC/slptt.pdf · jagung dan kacang tanah di provinsi masih cukup rendah ... perkecambahan,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

63

DAFTAR PUSTAKA

Delly. 2010. Teknologi Budidaya Kacang Tanah. http://epetani.deptan.go.id/budidaya/teknologi-budidaya-kacang-tanah-1477 diakses 14 Februri 2012.

Eddy Makruf, Shoffahayati 2004. Budidaya Kacang Tanah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu.

Frisbie dan Adkinson Cit Nagarajan dalam Miswarti. 2010. Panduan Teknologi Mendukung Program SL-PTT Padi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu.

Kartasapoetra Gunarsih Ance. 1993. Klimatologi. Bumi Aksara. Kusnaedi. 2003. Pengendalian Hama Tanpa Pestisida. Penebar

Swadaya. LIPTAN. 1995. Paket Budidaya Jagung Varietas Arjuna di Lahan

Kering. Loka Pengkajian Teknologi Pertanian (LPTP) Koya Barat Irian Jaya.

LIPTAN. 2000. Paket Teknologi Anjuran Budidaya Kacang Tanah di Lahan Kering. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Mataram.

Marsusi, Revi. 2010. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Jagung (Cetakan Kedua). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Barat.

Semangun Haryono. 1993. Penyakit-penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Gadjah Mada University Press

Soeryani dalam Wibawa, Wahyu. 2010. Panduan Teknologi Mendukung Program SL-PTT Padi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

Syamsiar. 2010. Teknologi Budidaya Kacang Tanah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tenggara.

Wakman, Wasmo. 2011. Teknologi Pengendalian Hama Penyakit Jagung di Lapangan dan Gudang. Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros.

Zubachtirodin, Rapar, C, dan A.M. Adnan. 2010. Deskripsi Varietas Unggul Jagung (Edisi Keenam). Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros.