puisi itu cinta
-
Upload
rio-andika-abdullah -
Category
Documents
-
view
171 -
download
6
description
Transcript of puisi itu cinta
1. Indahnya Jatuh Cinta
Disuatu malam yang dingin aku termenung melihat
berkilaunya cahaya bintang . Aku hanya mampu
menatap bintang seorang diri tanpa ada yang bisa
menemani hanya dinginnya malam yang menemaniku.
Aku membaringkan diri tepat diatas atap rumahku untuk
menunggu sembari berharap adanya bintang jatuh yang
kupercaya jika ada bintang jatuh dari langit lalu kita
membuat permintaan maka permintaan itu akan datang.
Belum sempat bintang jatuh hujan pun datang yang
membuatku harus turun dari atap rumah. Ketika sedang
turun tak sengaja aku melihat pemandangan indah yang
berasal dari jendela rumah seberang. Tirai jendela
tersebut nampaknya lupa ditutup oleh penghuninya.
Pemandangan ini membuatku berpikir untuk bertahan di
tangga. Aku tak bisa berhenti menatapnya walau hujan
turun semakin deras, hati ini penuh tanya siapakah
wanita ini ? karena sebelumnya aku belum pernah
melihat wanita ini. “ANDRE TURUN NGAPAIN
KAMU DIATAS LAMA-LAMA DISANA HUJAN
MAU SAKIT KAMU NDRE” teriak Ibu yang
menyadarkan aku dari lamunanku. nampaknya perutku
lapar, karena dari siang aku belum makan. “Bu, masak
apa? ” tanyaku, “oh belum masak kan seharian Ibu pergi
belanja” sahutnya. Sudahlah aku masak mie saja. Ketika
memasak mie diri ini tak sadar terbawa lamunan yang
mengingatkan wanita di seberang rumah. Tak sadar air
rebusan mie tumpah lalu mengenai tanganku dan aku
spontan berteriak kesakitan “WADUH!!!!” erangku.
Kesakitan ini menghentikan lamunanku. Aku dengan
sigap mematikan kompor. Ketika makan ibu bertanya
“ngapain tadi kamu lama-lama diatas?”, “biasa bu lihat
bintang” jawabku. “lihat bintang atau lihat tetangga
baru?” tembak ibu. “lihat bintang bu, memang kita ada
tetangga baru ya”aku bertanya dengan penuh rasa
penasaran. “sebelah rumah kita kan tetangga baru, baru
pindah dari jogja” jawab ibu. “oh” hanya kata itu yang
dapat keluar dari bibirku. “Yaudah bu, aku tidur duluan
besok kuliah jam tujuh pagi bu” aku pamit kepada ibu
dan berlalu kekamar. Dikamar aku tak bisa tidur. Aku
hanya dapat bertanya-tanya siapa dia? hujan pun
berhenti kala aku menatap langit. Nampaknya pengen
keatap rumah lagi untuk menunggu satu bintang.
Namun tak bisa karena hari sudah malam dan genteng
pasti licin akibat hujan. Aku melihat jam berapa
sekarang? Oh rupanya masih jam delapan malam.
Nampaknya aku bisa baca-baca bahan kuliah dulu
sebelum tidur. Tiba-tiba sedang khusyunya belajar
handphone bergetar. Siapa gerangan? Malam-malam
mengirim pesan singkat (SMS). Aku membaca SMS dari
nomor yang tak diketahui oleh ku dan berbunyi “hy
cowok boleh kenalan”. Aku pikir ini SMS dari teman
kampusku untuk memberitahu kuliah besok ngak jadi.
Rupanya orang iseng ngak ada kerjaan. Kulihat jam di
handphone masih menunjukan jam sepuluh malam tapi
aku malas buat melanjutkan belajar buat kuliah besok.
Sudahlah aku bereskan tas supaya besok kalau kesiangan
ngak begitu kaget. Maklum aku orangnya kalau tidur
susah dibangunkan alias tidur kebo hehehe. Ketika aku
membereskan tas tak sengaja keluar foto perempuan dari
tasku. Foto yang selama ini aku simpan di buku kuliah.
Ternyata itu foto seorang perempuan dikampus yang ku
idamkan. Nampaknya ingatan kejadian tadi petang dari
atas tangga rumah tentang tetangga baru itu buyar.
Ketika ku melihat foto aku hanya mampu tersenyum-
senyum sendiri dan melihat indahnya malam . Tak sadar
aku menulis puisi tentang gadis pujaanku.
saat pertamaku bertemu denganmu hatiku berdebar-
debar
saat pertamaku memandangmu hatiku terpesona
saat pertamaku memanggilmu bibirku berasa bergetar
saat pertamaku menyentuhmu tanganku tak kuat
menahan ingin memegangmu
saat aku merasa ingin dicintai
saat aku merasa mencintai
saat aku mencintaimu
apakah kau mengizinkanku untuk mencintaimu
Itulah puisi yang aku tulis saat merasakan yang namanya
jatuh cinta untuk kali ini dan di selimuti lagu take me
now lagunya david gate, itulah yang aku tulis diselimuti
dengan indahnya bintang dimalam hari. Malam itu aku
merasakan ada yang berbeda dan aku pun bertanya
inikah yang dinamakan cinta? Malam semakin larut aku
pun melihat jarum jam yang selalu berputar tanpa arah
dan seakan-akan menghantuiku tepat di pukul dua belas
malam aku pun tertidur.
Tiba-tiba ada yang memanggilku dari belakang
dengan suara yang lembut dan nampaknya suara itu aku
kenal, menyebut namaku berulang-ulang “Andre…
Andre … sini mendekatlah padaku” suara indah
perempuan itu memanggil namaku, ya perkenalkan
namaku Andre Andika atau yang biasa dipanggil Andre,
usiaku saat ini delapan belas tahun yang sampai saat ini
masih menyandang predikat jomblo. Sudahlah cukup
segitu perkenalannya nanti dilanjut selama cerita,
sekarang kita lanjut ke ceritanya. Andre pun menoleh
dan memandanginya oh.. ternyata yang memanggil aku
adalah gadis yang aku impikan selama ini, iya …, iya
itulah dia, Revi gadis yang aku impikan selama ini disaat
tidur, disaat belajar hingga aku tidak bisa konsenterasi,
kemudian aku langsung menghampirinya dan aku
langsung berbicara tanpa basa-basi lagi karena aku sudah
tak sabar ingin berbicara dengannya walau hanya sedetik
saja “ sejujurnya kaulah yang ada dihatiku, aku ingin
selamanya kau ada dihatiku dan aku ada dihatimu” lalu
aku berkata. Itulah salah satu sifatku yang langsung ke
inti tanpa basa-basi terlebih dahulu. ” Andre, kamu ngak
salah ngomong ? apa ngegombal ? tapi sebenarnya kau
juga ada dihatiku” jawab Revi. aku pun semakin gugup
untuk berbicara dengannya aku paksakan untuk
berbicara dengan sekuat tenaga “apakah kau mau
menjadi kekasih hatiku dan kekasihku ?” aku berkata
dengan tergugup-gugup. “ Mmm.. gimana ya?” jawab
Revi, yang membuat hatiku penasaran disertai panas
dingin badan. Aku terus berusaha meyakinkan “aku
serius mencintai dan menyayangi kamu layaknya sang
bintang dan dewi rembulan” yakin ku. “apakah kau
benar dan yakin mencintaiku dan menyayangiku” lanjut
Revi, “iya aku serius vi, apa akau harus berteriak keliling
dunia” jawabku. “Tak perlu dengan kamu ngomong jujur
aja aku percaya” jawab Revi.”jadi ?” sahutku, “jadi
apa?” jawab revi. “apakah kau bersedia?” tanyaku.
“hmm gimana ya? Kamu inginnya apa?” Revi balik
bertanya kepadaku dan aku pun terdiam dibuatnya ”kok
diem” lanjutnya,”apapun jawabanmu akan kuterima
dengan sepenuh hati” jawabku, “bener nih, yakin ngak
nyesel” katanya, akupun mengangguk kepalaku “Andre
maaf yah kayanya aku ngak bisa nerima kamu” jawab
Revi, yang membuat aku kecewa “apa itu jawaban
kamu? Kalau itu yang terbaik buatku ngak apa-apa kok”
jawabku dengan nada sedih yang disembunyikan, “iya
aku ngak bisa nerima kamu sebagai pacar tetapi aku
nerima cinta dan hati kamu untuk ku” jawab revi yang
membuat hati ini lega di buatnya.” Revi aku ingin
mengucapkan satu kalimat untuk kamu” kata ku. “apa
kalimat itu?” diapun tak sabar ingin mendengarnya.Revi,
I L …. , “ belum selesai aku berkata seperti itu tiba – tiba
gedubrak aku pun jatuh dari tempat tidurku, dan aku
menyadarinya itu hanyalah mimpi, aku pun terdiam
sejenak tanpa memperhatikan apapun.
“ANDRE !!! BANGUN KAMU KULIAH JAM
BERAPA ? “ Teriak Ibuku
“jam tujuh bu” sahut ku agak bermalas-malasan
“TAHU NGAK SEKARANG JAM BERAPA?
SEKARANG SETENGAH TUJUH” sahut ibuku
“HAH, MATI AKU” Kataku. Gawat sekarang dosennya
si botak lagi bisa-bisa kalau telat lima menit Aku disuruh
bersihin W.C lagi. Maklumlah si botak itu dosen yang
paling killer di kampus jadi mahasiswanya pada takut
kena batunya, biasanya yang telat lebih dari tiga kali
nilai bisa E alias ngak lulus. Dan ngak masuk sekali
langsung ada kuliah tambahan sendiri.
Aku pun langsung berangkat tanpa mandi hanya cuci
muka dan sikat gigi, dengan membawa perlengkapan
mandi. Untuk persiapan mandi di kampus. He.. He..
Dan Aku pun bergegas berangkat dengan
angkot, selama perjalanan, aku pun terbayang
mimpi yang tadi apakah itu akan jadi kenyataan
atau hanya mimpi semata ? pertanyaan itu selalu
membayangiku, ketika sedang khusunya
ngelamun mataku pun tertuju dengan sebuah
bangunan yang aku kenal dan aku pun baru
menyadarinya setelah lima ratus meter
melewatinya, itu adalah kampusku. “KIRI PAK”
aku pun teriak tapi si supir tetap melaju
kendaraannya dengan cepat aku pun teriak lagi di
bantu dengan penumpang lain “KIRI PAK !!!!”
barulah angkot itu berhenti sekitar 1 km dari
tempat kuliahku. “mas ngak usah teriak-teriak
saya ngak budek ” kata si supir. Dalam hati aku
“pale lu kaga budek udah 1 km nih”. “mas-mas
ongkosnya kurang nih cuman seribu nih kurang
seribu lagi mas” lanjut si supir. Aku pun
merogoh sakuku menyerahkan uang seribuan
kepada sang supir. Aku pun menggerutu “giliran
kurang seribu dia ngeh, giliran di teriakin kaga
ngeh, nih supir kayanya kelainan deh”. Angkot
itu pun pergi menjauh dari ku. Kemudian aku
pun menyebrang dan berlari menuju kampusku
yang sudah terlewat jauh dari tempat
pemberhetian angkot budek itu, tiba-tiba
dibelakang ada yang teriak, “WOI NDRE, bareng
biar kita di omelin bareng”. Dalam hati saya sapa
yang teriak tuh gila juga tuh orang rupanya. Aku
pun berhenti dan menoleh kesumber suara
tersebut dengan mengira-ngira siapa orang yang
teriak-teriak kaya orang gila tadi. Rupanya si
Reki bila dideskripsikan anak ini berparas
tampan, wajahnya mirip dude herlino rambutnya
kribo tapi sifatnya rada-rada nyeleneh dan paling
pintar ngeles alias pintar buat alasan. Tiba-tiba
anak itu menepuk bahuku “woi ngelamun aja lo,
kesambet apa lo semalem” si Reki
menghilangkan lamunanku. “SETAN LO !!!”
Aku menjawab sambetan si kunyuk
Reki,”nyantai bro” si Reki sambil menepuk
bahuku, “lo kaya jin yang tiba-tiba muncul”
balasku ”sekarang jam berapa kuya?” lanjutku
“jam 7.15” dengan nada begonya “jam 7.15, telat
kuya, sekarang jadwal si botak” jawabku dengan
nada geram. “iya-iya,” lanjut si Reki pun tanpa
dosa berlari meninggalkanku. “WOI, KUYA
TUNGGUIN” Aku pun berteriak dan berlari
sekencangnya sambil menunjuk-nunjuk si Reki,
ya akhirnya aku pun tiba di depan kampusku
Universitas Mawar atau yang disingkat UWA, di
daerah ujung barat bandung dengan nafas ngos-
ngosan kaya orang dikejar setan.
Saat Aku berlari dengan kencang tak sengaja
aku menabrak seorang cewek yang berjalan
dengan sedikit santai di loby gedung fakultasku.
Dan cewek itupun terjatuh kedepanku. Cewek itu
pun mencoba bangkit sambil menggerutu “kalau
jalan lihat-lihat dong, pakai mata” kata si cewek
itu, “maaf, mbak terburu-buru” kataku sambil
membereskan barang-barangnya yang terjatuh
beserakan dilantai. ”terburu-buru sih, terburu-
buru tapi lihat-lihat dong” kata cewek itu sambil
menerima barang yang sudah aku bereskan. Aku
kaget ketika melihat yang kutabrak si Revi gadis
yang Aku impikan semalam. Bagai tersambar
geledek Aku tak mampu berbicara lagi yang ada
dipikirkanku kejadian semalam di mimpiku. Aku
kembali bertanya apakah dia benar-benar kekasih
hati aku? Pertanyaan itu yang membuat diriku
terdiam sejenak disertai dengan tatapan yang
semakin tertuju pada dirinya. Tiba-tiba di sakuku
terasa bergetar rupanya handphone ku bergetar-
getar pertanda ada SMS masuk. Aku pun
langsung membacanya sms itu berasal dari Reki
“Masuk lu kuya si botak mau ngabsen anak-anak
tuh” “HAH GILA” Aku terkejut dengan
masuknya SMS itu yang membuat semua mata
tertuju padaku. Aku pun berlalu
meninggalkannya sambil terburu-buru. Tanpa
kusadari dompetku terjatuh.
Tibalah aku di depan kelas dengan si botak
sudah mengajar dengan khusyunya dan si kuya Reki
yang sudah duduk di bangku kesayangannya di pojok
belakang kelas, tinggal diri ku yang harus bersiap-siap
terkena semprot pak botak. Karena sudah telat 30 menit.
“Pagi pak! Maaf pak telat” kataku sambil ngos-ngosan
karena belum sempat bernafas. “ADA KEPERLUAN
APA ?” Tanya pak botak dengan lantang. “Izin masuk
mengikuti kuliah Bapak” jawab ku. “KULIAH-KULIAH
APA? KAU SUDAH TELAT BERAPA MENIT ?”
jawabnya. “Maaf pak, 30 menit tadi dijalan macet”
kataku “TIDAK ADA ALASAN SILAHKAN ANDA
TIDAK MENGIKUTI KULIAH SAYA” menyuruhku
untuk tidak ikut kuliah. “tapi pak” jawabku memelas.
“TIDAK ADA” dengan lantang dan aku berlalu
meninggalkan kelasku. Sambil berjalan aku berbicara
sendiri kaya orang kebingungan “mau pulang ke rumah
masuk kadang macan? Mau ke cafe tempat biasa
mangkal ngak ada temen? Yaudah ke kantin aja deh”.
Itulah keputusan yang menurutku tepat pada pagi hari
ketika diusir dari kelas. Ketika aku lewat depan salah
satu kelas pandangan ku tertuju kepada gadis dengan
rambut panjang terurai lalu matanya rada sipit, putih,
lucu. Ya itulah yang ada dalam benakku ketika ku
melihat dia. ya dialah revi gadis yang ada dalam
mimpiku. Langkahku sempat terhenti ketikaku
melihatnya saat dia memperhatikan dosen yang sedang
mengajarnya. “permisi mas, lantainya mau di pel” sahut
cleaning service yang sedang mengepel sambil menepuk
bahuku yang membangunkanku dari lamunan yang
membuat terdiam sekitar lima menit. “Oya mas, maaf
mas” jawabku. Aku melangkahkan kembali kakiku
sambil melamunkan gadis yang bernama Revi.
Lamunanku pun terhenti ketika ada suara
mirip wanita dari belakang memanggilku “Andre ….
Andre …. Jangan ngelamun aja dong, ntar kesambet
setan loh”. Langkahku pun terhenti ketika terdengar
langkah kaki semakin mendekat. Lalu Aku menoleh
yang kulihat seorang laki-laki yang tinggi perawakan
sangar . “ANDRE !!!” teriaknya, Aku terkejut ternyata
yang memanggil aku ternyata banci kampus yaitu Dado.
Memang Dado sangat terkenal oleh seluruh orang
dikampusku sebagai banci kampus walaupun muka
boleh dibilang sangar tapi sifatnya rada kewanitaan. “eh
ndre, muka lo biasa aja dong lihat gua, lo nafsu ya sama
eike” sahut Dado. “amit-amit gua nafsu sama lo, eh
banci lampu merah ngapain lo manggil ? kaga kuliah
lo ?” Tanyaku. “eh kurang ajar ya lo, eike kan bukan
banci lampu merah tapi banci taman lalu lintas, suka-
suka dong takutnya lo kan nafsu sama eike, kuliah masih
musim ye” jawabnya. “udah ah gua mau kekantin”
sambil berjalan. “eh ndre gua ikut dong” teriak banci itu.
Aku hanya dapat mengerutu “ah sial berharap dapat
gadis kenapa mendapat banci”. Tibalah dikantin yang
kulihat hanya beberapa stand makanan yang buka, dan
meja-meja yang kosong. Nampaknya pengunjungnya
cuman aku dan sibanci ini. Ah sial kenapa cuman kami
berdua saja, ntar aku disangka homo. Maklum aku sudah
menjomblo empat tahun hingga sekarang belum
mendapatkan cinta itu. Ah daripada berlama-lama disini
mending kewarung belakang kampus, mudah-mudahan
ada yang membuat mata dipagi ini semakin segar,
maklum saja warung belakang kampus memang daerah
kos-kosan yang rata-rata penghuni kosannya kaum hawa.
Aku berusaha meninggalkan banci itu dikantin ini saja,
tapi bagaimana caranya. “do, lo mesen dulu aja
makanan, ntar gua nyusul, kebetulan gua belum ‘nyetor’
ke toilet pagi ini” sahutku ke dado. “bareng deh ndre,
gua takut disini sendirian” kata si dado. Waduh gawat
nih anak makin ngelunjak ”eh ngapain lo ikut?” lanjut
aku. Nampaknya aku harus berpikir ulang gimana
caranya ninggalin nih banci. Akhirnya setelah lima menit
berpikir dapat juga idenya. “dado mau bantuin ngak?”
tawarku. “bantuin apa ndre?” sahutnya. “kan andre baru
sakit perut biasanya habis itu laper pesenin nasi goreng
mawut yang stand pojokan (sambil tanganku
menunjukan tempatnya) terus tolong tungguin ya”
jawabku. Karena aku tahu kalau tukang nasi goreng
ditempat itu terkenal lama. Dado hanya dapat
mengangguk saja. Aku pun berlalu tapi tiba-tiba banci
itu kembali memanggilku “ndre uangnya mana?”,
“dompet gue ketinggalan jadi gue minjem duit lo dulu ya
hehehe” sahutku. Aku berlari kaya orang yang kebelet
mau ngeluarin tabungan (baca : boker).
Akhirnya aku bisa lolos dari serangan tuh
banci. Aku berlari ke warung belakang dengan sedikit
memutar dari jalur yang biasanya. Kalau lewat jalur
biasa bisa kelihatan sama banci itu. Karena jalur ini
harus kembali melewati ruangan kuliah tak sengaja aku
melihat gadis impian ku itu sedang bertanya kepada
dosen. Aku terkagum rupanya gadis ini sudah cantik
pintar pula. Ah sudahlah perutku sudah keroncongan,
meminta diberikan amunisi. Aku pun berlalu dan hanya
dapat membayangkannya saja. Rupanya diwarung
belakang lebih rame yang pengunjungnya senasib
denganku. Hanya saja mereka lebih beruntung karena
tidak bersama banci tersebut. “ndre, sini lo” panggil
sahabatku. Boy nama orangnya, type orangnya sok gaul
dan satu hal yang paling aku benci ialah sok ganteng.
Padahal muka pas-pasan dan masih mending aku. “Boy
lo ngak masuk kuliah?” sahutku. “kesiangan bro,biasa
tadi malem habis ngedisko di embassy ” sahut boy
dengan bangganya. “embass atau ember boy orang lo
lagi bokek kan kiriman dari kampung belum nyampe”
sahutku yang membuat muka si boy merah. Tak sadar
aku melihat banyak orang di warung tersebut dan mereka
menahan tawa pembicaraan aku dan boy. Aku
mendatangi si boy dan meminta maaf “ sorry bro, lo lagi
mulai duluan” . “iye-iye kurang ajar lo” jawab boy
dengan menginjak kakiku dengan keras yang membuat
kaki ini sakit. Aku tahu ia memakai pantofel sepatu yang
terkenal berat sementara aku mengunnakan sepatu
crocks tipis dapat dibayangkan gimana sakitnya.”satu
sama” bisiknya kepadaku dengan muka gembira. “ satu
sama sih satu sama tapi mending lo lepasin kaki lo atau
gue tonjok muka lo” jawabku sambil berbisik. Akhirnya
siboy melepaskan injakannya. Lega rasanya kaki ini
walaupun masih cenat-cenut. “eh lo tadi telat berapa
menit?” tanyanya. “biasa boy tiga puluh menit” jawabku.
“kok lama amat didalamnya sudah satu jam nih, lo
ngapain aja didalam, bersihin w.c ya?” imbuhnya sambil
tertawa terbahak-bahak. “bukan masalah itu”
sahutku.”lalu?”.” gua tadi kekantin tapi pas dijalan gua
dipanggil sama banci taman lawang nah sialnya tuh
banci kaga mau lepas” lanjutku. “lo lupa bayar tadi
malem kali, makanya punya cewek jadi kaga usah ngajak
banci jadinya lo suruh bayarkan” jawabnya sambil
ketawa.”sekarang tuh banci lo taro mana ndre?”. “gua
tinggal dikantin aja, gue bohongin aja” jawabku dengan
muka kesal karena si boy puas ketawanya.
“teh, kopi susunya satu sama pisang molennya empat ya
teh, lo udah mesen boy” aku bilang ke sang penjaga
warung. “nyantai bro gua udah mesen kok” jawab boy.
“kopinya kang, hati-hati ya kang masih panas” sang
penjaga warung memanggilku untuk mengambil kopi
susu yang aku pesan. “teh ada piring ngak buat minum
kopinya? ” pintaku, “ada kang” jawab sang penjaga
warung sambil memberikan piring kecil, maklum kata
orang kopi kalau masih panas biar cepat dingin tuangkan
minumannya ke piring kecil. Tapi kalau secara logika
ada benarnya karena luas penampangnya lebih besar.
Kenapa jadi ngomongin piring dan kopi? Kembali
keceritanya deh. “teh molennya mana? Biar enak sambil
ngopi ” pintaku sambil menggoda teteh-teteh penjaga
warung. Kalau menurut aku sama mahasiswa yang lain
teteh penjaga warung ini termasuk cantik dan bohay.
“sabar atuh kang kan masih digoreng” jawabnya.
2. Apakah mimpiku dapat terjadi
dikehidupan nyata?
Akhirnya pisang molen yang kupesan matang juga. “
kang, molennya sudah matang“ panggilnya.“ Makasih ya
teh“jawabku sambil mengambil pisang molen. Ketika
sedang asyik minum kopi yang masih panas. Tiba-tiba
seseorang dari belakang menepukku sambil teriak
memanggil “WOI NDRE! LO DISINI“ kagetnya. Sontak
membuat aku kaget dan tak sengaja aku menyemprot
kopi yang sedang diminum ke arah muka boy. Semburan
tersebut membuat seisi warung tertawa melihat kejadian
tersebut. Aku memalingkan badanku yang kulihat
ternyata Reki. Manusia gila yang membuat aku terlambat
dan tidak bisa mengikuti kuliah alias manusia pembawa
sial.“ Kambing lo ndre, kalau dendam jangan nyembur
muka gua dong kaya dukun aja lo“ lirih boy.“ Sorry boy,
gua kan ngak sengaja bro, tuh si kunyuk yang kagetin
gua ( sambil menunjuk ke arah Reki), panas ngak bro?“
tanyaku sembari meminta maaf.“ Panas sih kaga ndre,
tapi malunya itu lho“ Sahut reki sambil tertawa
puas.“DIEM LO NYUK“ hentak Boy yang membuat
reki diam.“ Teh ada tisue?“ boy meminta ke penjaga
warung untuk membersihkan mukanya yang terkena
kopi semburanku.“ Boy nih ada lap piring buat bersihin
muka lo yang kotor biar bersih dan ganteng“ ungkapku
sembari memberikan kain lap piring yang membuat aku
dan reki tertawa puas.“ Lo kata muka gua piring“ jawab
boy sambil mengambil tissue dari penjaga warung.“ kan
biar mengkilap bro” sahut reki. “ eh ki, tadi kuliah
gimana? Ada pengumuman ngak?“ tanyaku.“ Ya seperti
biasa membosankan, ngak ada lo berdua kaga rame
kuliahnya, kata dosennya minggu depan kita ada kuis“
jawab reki. Tumben nih orang jawabnya nyambung.
Sedang asyik berbincang dari kejauhan tampak seorang
gadisyang semalam kuimpikan dengan baju putihnya
diimbangin dengan kulitnya yang cerah sedang
menunggu. “ woi!! lo ngelamun aja bro” panggil boy
yang tak membuatku berpaling melihat keindahan ini. “
lihatin apa sih lo?” sahut reki.
Tiba-tiba sebuah sedan merah berhenti tepat didepan
gadis yang kuimpikan. Seorang pria ganteng itu
menghampiri sambil memberikan ciuman pada pipi
kanan gadis yang bernama Revi. Kemudian pria tersebut
membukakan pintu mobilnya. Revi pun masuk ke sedan
merah tersebut. Sedan merah itu telah pergi membawa
Revi serta impian dan hatiku. Nampaknya aku tak ingin
berlama-lama di tempat ini. Hancur hati ini ingin
menangis rasanya karena tamparan itu datang ketika aku
sedang kasmaran.“ boy, ki gua duluan ya, gua mau
ngerjain tugas dulu ya, gua lupa ngerjain tugas“
omongku.“ ngak biasanya lo kaya gini?“ heran Reki. “
iya lo ndre“ imbuh boy yang mengiyakan pernyataan
reki. “ Teh jadi berapa?” panggilku ke penjaga warung.“
Apa aja kang?“ sahut penjaga warung.“kopi satu sama
pisang molennya empat, jadi berapa semuanya?“ kataku
sambil mencari dompet.“ Jadi Rp 5.000 kang“ jawab
penjaga warung. Waduh gawat nih dompet aku kemana
perasaan tadi bawa dompet. “ eh lo berdua jangan iseng
dong, balikin dompet gua” tuduhku ke sahabataku reki
dan boy.” gue kaga iseng bro, ngapain juga gua ngambil
dompet lo?” tangkis boy. “ apa lagi gua bro? jatuh
dijalan kali bro” tanggap reki. Ya Tuhan dompetku
kemana. “ gua minjem duit ceban dong” kataku sambil
berharap kepada mereka berdua agar mau meminjamkan
uangnya. “ gua ada goceng nih bro” kata si boy sambil
memberikan selembar lima ribuan. “ gua juga segitu
bro” jawab boy sambil memberikan lima lembar uang
seribuan. “ makasih bro, ini teh uangnya” sahutku sambil
memberikan selambar limaribuan. Aku berusaha mencari
dompetku. Aku susuri jalan yang tadi kulalui namun
hasilnya tidak ada. Aku berpikir pasti ada di si Dado.
Akhirnya tibalah dikantin, rupanya disana Dado masih
setia menunggu.”do masih disini aja lo?” tanyaku sambil
mengahampirinya. “iya” jawabnya dengan penuh rasa
bete. “ sorry ndre nasi goreng pesenan lo udah gua
makan” lanjutnya. “ngak apa-apa do, lo lihat dompet gua
ngak?” tanyaku tanpa basa-basi. “kaga lah ndre, tadikan
lo ngomong dompet lo ketinggal dirumah” imbuhnya.
“makasih do” lanjutku sembari berjalan dan
meninggalkan kantin sambil mencari dompetku.
Memang sih isinya ngak seberapa, tapi aku takut
ketahuan karena di dompetku ada foto Revi gadis
impianku yang berdampingan dengan diriku. Aku
mencari kantor office boy di kampusku. “ permisi pak.
Mau nanya kalau tadi ada dompet jatuh, apa disimpan
disini?” sahutku sambil mengetuk pintu yang kebetulan
pintunya tak ditutup dan ada beberapa orang yang
sedang bersantai. “ oh biasanya kalau ada dompet jatuh
kita simpan di kantor satpam” jawab salah satu petugas.
“ makasih pak” sahutku sambil berjalan menuju ke pos
satpam yang letaknya persis di depan gerbang
kampusku.
Tibalah di kantor satpam, kebetulan ada seseorang yang
berjaga disana. “ permisi pak, numpang nanya ? Apa ada
dompet yang disimpan disini?” tanyaku. “ kalau dompet
banyak, kapan jatuhnya ?” jawab petugas yang berjaga. “
tadi pagi pak” lanjutku. “ maaf dik, pagi ini belum ada
barang yang di bawa kesini” jawab petugas tersebut
sambil melihat buku daftar yang ditemukan. “terima
kasih pak” sahutku sambil meninggalkan kantor satpam.
Disaat bersamaan kulihat sedan merah yang tak asing
bagiku lewat depan kampus dan berhenti di seberangku.
kemudian turunlah gadis impianku dari sedan merah
dengan muka tampak kesal. Ada apa dengan gadis
impianku ? ungkapku dalam hati. Gadis itu nampaknya
sedang berantem dengan pria yang membawa mobil
merah. Tapi bagaimana dengan dompet aku? Mengapa
tiba-tiba aku memikirkan gadis itu? Sudahlah tak usah
dipikirkan dia belum tentu gadis tersebut memikirkanku.
Aku pun masih berdiri dengan tatapan kosong tepat di
depan kantor satpam. “ Permisi mas saya numpang
lewat” suara anggota satpam kampus menyadarkan aku
dari tatapan kosong yang tanpa arti.
Aku berjalan menuju perpustakaan sambil memikirkan
dompetku. Aku hanya memikirkan bagaimana jika
dompet itu ada yang menemukan lalu di foto dan di
upload ke media jejaring sosial (misal : facebook, twitter,
dll). Matilah aku apabila dompetku ditangan yang salah.
Bisa gawat, takutnya gadis impianku malah membenci
bukan mencintai. Tak sadar aku menabrak pintu
perpustakaan yang dibuka oleh seseorang dari dalam.
Tak ayal membuat badanku terjatuh ke lantai. Sontak
kejadian itu menimbulkan keriuhan di luar perpustakaan.
Ada yang menahan tawa bahkan ada yang terbahak
ketika melihat kejadian ini. Daripada berlama-lama
disini dan menambah dosa orang lain. Mending aku
masuk kedalam perpustakaan untuk menenangkan diri.
Diperpustakaan aku tak membaca apapun. Aku hanya
mencoret sebuah kertas untuk dijadikan puisi.
Tak pernah kurasakan pedih yang mendalam
Tak pernah kuinginkan hati ini perih hanya karena cinta
Aku tak tahu harus berbuat apa
Aku tak ingin menangis walau hati ini menangis
Belum selesai puisi kubuat tiba-tiba ada yang
mengangetkan dan membuyarkan lamunan tentang gadis
cantik itu. “ Woi Ndre, tumben siang gini lo mangkal di
perpus kesurupan apa lo biasanya dikantin jam segini?”
Sahut seseorang pria dengan suara bassnya.“Eh elo
Rand, ya biasalah lagi ngadem, wah banyak amat bawa
bukunya rand? Sahutku ke Randy, kalau boleh dibilang
randy ini termasuk golongan orang pintar dan ganteng
menurutku. Sebenarnya boleh dibilang kalau temanku
satu ini tidak mempunyai kekasih. Mungkin dia memang
ngak punya niat untuk memiliki kekasih atau dia trauma
karena diputusin oleh kekasihnya yang lama. “ Andre,
kenape lu bengong ? pasti lu lagi mikirin cewek ye atau
lagi patah hati ?” panggilnya yang sedang melamun
karena memikirkan keanehan dia. “sok tahu lo, kata
siapa ah gua biasa aja” terangku. “ Nih ada buktinya
(Sambil mengambil kertas coretan puisi dari meja), nih
buat siapa puisinya?” tembak randy. “ ada deh hanya
saya dan tuhan saja yang tahu” jawabku sambil merebut
kertas coretan dari randy. “jadi mau main rahasia nih
sama sahabatmu sendiri” seloroh randy. Aku pergi
meninggalkan anak itu tanpa berbicara sepatah katapun.
“ndre, bentar” panggil Randy. “ngapain sih tuh anak
manggil aku sudah tahu orang lagi kesel” gumamku.
Randy pun menghampiriku sambil menyerahkan sebuah
barang “ndre gua cuman mau ngasih nih barang, nih
handphone lo kan, lain kali jangan jorok jadi anak” ujar
randy. “sial aku kira mau minta maaf, tapi tak apalah
yang penting handphone ngak hilang” gumamku dalam
hati untuk kedua kalinya kepada si randy.
Ketika meninggalkan perpustakaan aku melihat
ada sosok gadis yang tak asing sedang duduk sendiri dan
menangis di lorong kampus. Bukankah itu Revi ada
apakah dengan gadis itu yang membuatnya menangis?
siapakah yang membuat Revi menangis? ingin hati
kesana namun kupikir bukan menjadi pemecah masalah
malah menanmbah masalah. Pasti Revi akan berbicara
seperti ini, “Mau apa kamu kesini? Pasti mau ngegombal
ya?” pikirku. Ah tapi tidak mungkin dia seperti itu,
paling juga dia akan berbicara “biarkan aku sendiri,
jangan ikut campur” pikirku. Aku hanya mampu
meratapi dari kejauhan betapa kasihannya gadis itu.
Namun aku tidak mampu berbuat banyak karena dia
sudah mempunyai kekasih. Walaupun hati kecil ingin
kesana tapi diri ini mendadak menjadi kaku. Ketika
situasi seperti ini selalu saja hati dan pikiran selalu
berperang tapi kali ini pemenangnya adalah pikiran. Aku
selalu tidak pernah habis pikir mengapa pikiran dan hati
kadang tidak sejalan. Ah sudahlah tidak perlu dipikirkan
lagi pula cuman buang waktu dan pikiran saja. Terlihat
jam dinding lorong menunjukan pukul dua siang, saatnya
kuliah siang. Tapi gimana Revi masa seorang gadis
cantik seperti dia menangis seorang diri. Apa aku
menghampiri saja? Atau aku tinggal? Sudahlah aku coba
hampiri saja, kali ini hatilah pemenangnya. Aku
mencoba mendekati Revi, namun belum selangkah
bergerak. Tiba-tiba dari belakangku dua
orangperempuan berteriak dan berlari mendekati Revi.
“REVI….. kamu kenapa sayang?” teriak salah satu dari
mereka. Ternyata mereka adalah geng centil yaitu
gengnya Revi yang berisikan tiga orang perempuan.
Mereka bertiga tidak bisa dipisahkan, kalau boleh
dideskripsikan geng ini memang terkenal karena mereka
bertiga adalah model kampusku dan ketiga-tiganya kalau
boleh dibilang cantik semua. Hanya satu dari mereka
yang menurutku sempurna yaitu Revi karena anak ini
cantik luar dalam (jangan ngeres dulu ya, maksudnya
dalam disini adalah hatinya) dan satu lagi dia tidak matre
tidak seperti rekan yang lainnya. Ya sudahlah aku pergi
ruangan kuliah saja, Revi sudah ada yang menemani ini.
Kaki ini akhirnya melangkah menuju ruangan kuliah.
Baru saja masuk kelas boy dan reki menghampiriku.
“dari mana aja lo? Gua cariin kemana-mana ngak ada,
udah gua cari ke got juga ngak ada” sahut boy. “sial lo
kira gua tikus got apa? Biasa habis dari perpus. Jawabku.
“ tumben lo keperpus palingan juga ngelihat anak baru
lagi baca bukan belajar, ya kan? Ujar reki. “kaga gua
ngerjain tugas kok” jawabku santai.”eh ndre tas lo
mana?” tanya boy. “di perpus” jawabku. Suasana pun
hening seketika, dan aku menyadari tasku berada di
locker perpustakaan. “perpus!! Astaga tas gua disitu”
ujarku dan tanpa dikomando aku pun berlari layaknya
orang dikejar anjing. Belum sampai diperpustakaan aku
tak sengaja menabrak orang. Waduh ternyata yang
kutabrak adalah dosen yang akan mengajar siang ini.
“Maaf pak ngak sengaja, saya buru-buru pak” ujarku
sambil meminta maaf. “emangnya kamu mau kemana?
Bukannya kamu harus kuliah saya? Jawab dosenku.
“matilah aku” ujarku dalam hati.“mau ke toilet pak
(alasan klasik sih padahal mau ngambil tas yang ada
tugas dari dosen ini) iya pak saya udah ngak tahan buang
air pak” jawabku, “ya sudah, cepat sana” ujar dosenku.
“maaf ya pak” kataku sambil kembali berlari dan
meninggalkan dosen tersebut.
Akhirnya aku tiba diperpustakaan dengan nafas
terengah-engah, maklum perpustakaan kampus ini
dilantai dasar sementara ruangan kuliahku dilantai enam
dan dikampus ini tidak ada lift jadi kalau mau kemana-
mana harus naik-turun tangga. Ketika aku mengambil tas
dalam loker perpustakaan. Aku terkaget dengan suara
perempuan yang tidak begitu asing “kang, tasnya masih
mau disimpan diloker?” tanya perempuan tersebut.
Ketika aku menoleh kebelakang yang bertanya kepadaku
adalah gadis yang ada didalam mimpiku tadi malam, iya
itu revi gadis pujaanku selama ini. Seketika aku diam
membisu dan tidak bisa berbuat apa-apa, yang ada dalam
pikiranku adalah kejadian mimpiku tadi malam, apakah
mimpiku dapat terjadi dikehidupan nyata ?
“Kang gimana?” suara itu mengejutkanku dan
mengehentikan lamunanku. “oya, ngak dipakai lagi kok,
pake aja loker ini, tapi entar bilang ibu perpus ya.”
Ujarku. “kang, boleh minta tolong ngak?” pintanya
dengan sopan, “oh, boleh, ada apa?” jawabku, “apapun
buat kamu tidak ada yang tidak mungkin, kamu minta
bulan aku ambilin ko” aku ngegombal dalam hati. “
akang yang lapor ya, soalnya saya takut” pintanya. “
hmm.. iya deh” balasku. Memang ibu perpustakaan di
kampusku tergolong paling galak, apalagi kalau ada
mahasiswa telat mengembalikan buku siap-siap aja kena
marahnya beliau. "boleh kok tapi bareng kamu ya”
ujarku. Aku sangat beruntung sekali karena bisa
mendekati gadis pujaanku ini. Tanpa aku sia-siakan
waktu yang berharga kalau kata pepatah”mengambil
kesempatan dalam kesempitan”. Sambil menunggu
antrian pengembalian buku. Emang sih dikampusku ini
terkenal paling lama dalam urusan peminjaman dan
pengembalian buku soalnya cuman ada satu
perpustakaan dan satu penjaga, padahal mahasiswanya
banyak sekali. Sambil menunggu antrian jantung ini
rasanya berdetak kencang dan gugup. “kang, maaf ya
tadi sedikit lancang sama akang, pada saat kejadian tadi
pagi” ujar revi. “oh, iya aku juga minta maaf yah,
kebetulan tadi saya juga buru-buru karena udah telat”
jawabku gugup. Maklumlah namanya juga ngobrol
dengan gadis pujaan rasanya beda.