Puisi Chairil Anwar

3
Puisi Chairil Anwar Chairil Anwar, seorang penyair legendaris Asal Indonesia yang amat terkenal dengan karya puisinya. Tak sedikit karyanya yang bertema ‘Cinta’, berikut ini adalah kumpulan puisi cinta karya Chairil Anwar yang bisa membuat kita merinding ketika membacanya. TAMAN Taman punya kita berdua tak lebar luas, kecil saja satu tak kehilangan lain dalamnya. Bagi kau dan aku cukuplah Taman kembangnya tak berpuluh warna Padang rumputnya tak berbanding permadani halus lembut dipijak kaki. Bagi kita bukan halangan. Karena dalam taman punya berdua Kau kembang, aku kumbang aku kumbang, kau kembang. Kecil, penuh surya taman kita tempat merenggut dari dunia dan ‘nusia Maret, 1943 LAGU BIASA Di teras rumah makan kami kini berhadapan Baru berkenalan. Cuma berpandangan Sungguhpun samudra jiwa sudah selam berselam Masih saja berpandangan Dalam lakon pertama Orkes meningkah dengan “Carmen” pula. Ia mengerling. Ia ketawa Dan rumput kering terus menyala Ia berkata. Suaranya nyaring tinggi Darahku terhenti berlari

description

puisi

Transcript of Puisi Chairil Anwar

Page 1: Puisi Chairil Anwar

Puisi Chairil AnwarChairil Anwar, seorang penyair legendaris Asal Indonesia yang amat terkenal dengan karya puisinya. Tak sedikit karyanya yang bertema ‘Cinta’, berikut ini adalah kumpulan puisi cinta karya Chairil Anwar yang bisa membuat kita merinding ketika membacanya.

TAMAN

Taman punya kita berduatak lebar luas, kecil sajasatu tak kehilangan lain dalamnya.Bagi kau dan aku cukuplah Taman kembangnya tak berpuluh warna Padang rumputnya tak berbanding permadani halus lembut dipijak kaki. Bagi kita bukan halangan. Karena dalam taman punya berdua Kau kembang, aku kumbang aku kumbang, kau kembang. Kecil, penuh surya taman kita tempat merenggut dari dunia dan ‘nusia

Maret, 1943LAGU BIASA

Di teras rumah makan kami kini berhadapan Baru berkenalan. Cuma berpandangan Sungguhpun samudra jiwa sudah selam berselam

Masih saja berpandangan Dalam lakon pertama Orkes meningkah dengan “Carmen” pula.

Ia mengerling. Ia ketawa Dan rumput kering terus menyala Ia berkata. Suaranya nyaring tinggi Darahku terhenti berlari

Ketika orkes memulai “Ave Maria” Kuseret ia ke sana…

Maret 1943SAJAK PUTIH

buat tunanganku Mirat

bersandar pada tari warna pelangi kau depanku bertudung sutra senja

Page 2: Puisi Chairil Anwar

di hitam matamu kembang mawar dan melati harum rambutmu mengalun bergelut senda

sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba meriak muka air kolam jiwa dan dalam dadaku memerdu lagu menarik menari seluruh aku

hidup dari hidupku, pintu terbuka selama matamu bagiku menengadah selama kau darah mengalir dari luka antara kita Mati datang tidak membelah…

Buat miratku, Ratuku! kubentuk dunia sendiri, dan kuberi jiwa segala yang dikira orang mati di alam ini! Kucuplah aku terus, kucuplah Dan semburkanlah tenaga dan hidup dalam tubuhku…

18 Januari 1944HAMPA

kepada Sri yang selalu sangsi

Sepi di luar, sepi mendesak-desakLurus-kaku pohonan. Tak bergerak Sampai ke puncak Sepi memagut Tak suatu kuasa-berani melepaskan diri Segala menanti. Menanti-menanti. Sepi. Dan ini menanti penghabisan mencekik Memberat-mencengkung punda Udara bertuba Rontok-gugur segala. Setan bertampik Ini sepi terus ada. Menanti. Menanti.

Maret 1943

 

SENJA DI PELABUHAN KECIL

buat Sri Ajati

Ini kali tidak ada yang mencari cintadi antara gudang, rumah tua, pada ceritatiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut.

Page 3: Puisi Chairil Anwar

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenangmenemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerakdan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalanmenyisir semenanjung, masih pengap harapsekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalandari pantai ke empat, sedu penghabisan bisa terdekap.