Publikasi_jurnal

20
7/23/2019 Publikasi_jurnal http://slidepdf.com/reader/full/publikasijurnal 1/20   ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PAKAR PENYAKIT TIDAK MENULAR BERBASIS WEB (Studi Kasus: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul) NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Dheri Riyantino Wibowo 09.12.3956 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER  AMIK OM YOGYAK ARTA YOGYAKARTA 2013

Transcript of Publikasi_jurnal

Page 1: Publikasi_jurnal

7/23/2019 Publikasi_jurnal

http://slidepdf.com/reader/full/publikasijurnal 1/20

 

 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PAKAR

PENYAKIT TIDAK MENULAR BERBASIS WEB

(Studi Kasus: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul)

NASKAH PUBLIKASI

diajukan oleh

Dheri Riyantino Wibowo 

09.12.3956

kepadaSEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

 AMIKOM YOGYAKARTAYOGYAKARTA

2013

Page 2: Publikasi_jurnal

7/23/2019 Publikasi_jurnal

http://slidepdf.com/reader/full/publikasijurnal 2/20

ii 

Page 3: Publikasi_jurnal

7/23/2019 Publikasi_jurnal

http://slidepdf.com/reader/full/publikasijurnal 3/20

 

iii 

 ANALYSIS AND DESIGN OF EXPERT SYSTEMBASED WEB INFECTIOUS DISEASES

( Study of cases: Distric t Health Offi ce in Bantul)

 ANAL ISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PAKARPENYAKIT TIDAK MENULAR BERBASIS WEB

(Studi Kasus: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul)

Dheri Riyantino WibowoKusrini

Jurusan Sistem InformasiSTMIK AMIKOM YOGYAKARTA 

 ABSTRACT

The Attention to non-communicable diseases is increasing, with increasingfrequency of occurrence of disease in the community. WHO divides the three leadingcauses of death: coronary heart disease, diarrhea, and Stroke. cause of death wasoriginally dominated by infectious diseases to non-communicable diseases shifted. Mostof the causes of PTM is an irregular lifestyle, especially regarding diet, life of sex andglobal communications. People affected by this disease should be quickly addressed,because if not treated they will die. But still many people have limited knowledge, it can

be prevented through knowledge of PTM. With socialization through In the Future of web-based.

expert system will be use for researchers, the Department concerned and thepeople who need to know what is on PTM. And can analyze physical pain.

The working of this system, we will to see all the information concerning the PTMand can to input symptoms suffered by the user. And Then, the proses is symptontsaccording with type of illness suffered, such as dizziness, shortness of breath and chills.The output of the system will be posted early information concerning PTM web. Andposted on the health check form the largest possible illnesses suffered by the user.

Keywords: non-communicable diseases, expert systems. Web

Page 4: Publikasi_jurnal

7/23/2019 Publikasi_jurnal

http://slidepdf.com/reader/full/publikasijurnal 4/20

1 Pendahuluan 

Perkembangan teknologi informasi dan ilmu kedokteran mengalami

kemajuan pesat yang ditandai dengan ditemukannya penyakit-penyakit tropis baru

yang belum teridentifikasi sebelumnya. Para dokter ahli terus mencoba

menemukan solusi untuk mengatasi penemuan baru dan selalu mencoba

memberikan pelayanan terbaik terhadap para pasien. Kesehatan merupakan hal

yang berharga bagi manusia, karena siapa saja dapat mengalami gangguan

kesehatan.

Rentannya terhadap kuman penyakit dan kurangnya kepekaan terhadap

gejala suatu penyakit merupakan ketakutan tersendiri bagi seseorang, seseorang

merupakan orang awam yang kurang memahami kesehatan. Apabila terjadigangguan kesehatan maka mereka lebih mempercayakannya kepada pakar atau

dokter ahli yang sudah mengetahui lebih banyak tentang kesehatan, tanpa

memperdulikan apakah gangguan tersebut masih dalam tingkat rendah atau

kronis. Namun dengan kemudahan dengan adanya para pakar atau dokter ahli,

terkadang terdapat pula kelemahannya seperti jam kerja (praktek) terbatas dan

banyaknya pasien sehingga harus menunggu antrian serta pembiayaan yang

mahal Dalam hal ini, pemakai jasa lebih membutuhkan seorang pakar yang bisa

memudahkan dalam memberikan informasi dan mengdiagnosa penyakit lebih dini

agar dapat melakukan pencegahan lebih awal yang sekiranya membutuhkan waktu

 jika berkonsultasi dengan dokter ahli. Karena hal tersebutlah maka dibutuhkan

suatu sistem yang dapat memberikan informasi dan mendiagnosa penyakit tidak

menular berupa suatu sistem pakar.

Dengan adanya kecerdasan buatan, komputer akan dapat membantu

menyelesaikan masalah yang besar dan kompleks dengan lebih cepat dan objektif

daripada manusia. Disamping itu komputer dapat menyimpan data dalam jumlah

besar sehingga dapat diproses dengan mudah.  Artificial Intelligence (AI) memiliki

berbagai macam aplikasi, salah satunya adalah sistem pakar.

Sistem pakar merupakan program  Artificial  Intelligence (AI) yang

menggabungkan basis pengetahuan dengan inference  engine. Sistem ini

bertindak sebagai seorang konsultan yang cerdas atau penasehat dalam suatu

lingkungan keahlian tertentu.

Sebagai hasil dari himpunan pengetahuan yang telah dikumpulkan dari

beberapa orang pakar. Salah satu bidang aplikasi yang cukup menonjol dalam

sistem pakar adalah proses diagnosis. Dalam pengertian umum diagnosis

merupakan proses menentukan penyebab atau sumber-sumber kegagalan dari

suatu sistem atau peralatan yang berdasarkan gejala-gejala yang teramati. Proses

Page 5: Publikasi_jurnal

7/23/2019 Publikasi_jurnal

http://slidepdf.com/reader/full/publikasijurnal 5/20

diagnosis ini juga dapat melibatkan tindakan perbaikan atau pengobatan.

Proses diagnosis sering dilakukan oleh pakar dalam bidang penelitian maupun

kedokteran. Dengan sistem pakar ini proses konsultasi dan pemberian informasi

pada masyarakat akan lebih mudah, karena pengetahuan para ahli telah diadopsi.

Pada skripsi ini menggunakan metode forward chaining, metode ini

dilakukan untuk mencocokkan fakta atau pernyataan. Berdasarkan dari uraian di

atas maka perlu dibuat sebuah sistem pakar, sehingga nantinya penelitian tentang

sistem pakar kesehatan dapat memberi manfaat yang signifikan, dalam hal ini

penulis mengangkat suatu tema " Analisis Dan Perancangan Sistem Pakar

Penyakit tidak menular Berbasis Web". (Studi kasus : Dinas Kesehatan Kabupaten

Bantul).

2 Landasan teori

2.1 Tinjauan Tentang Penyakit Tidak Menular

Perhatian terhadap penyakit tidak menular semakin hari makin meningkat

karena semakin meningkatnya frekuensi kematian dimasyarakat. Diantarnya

kematian di Asia Tenggara paling banyak disebabkan penyakit tidak menular,

yakni 7,9 juta kematian (55 persen). Sedangkan kematian disebabkan penyakit

menular sebanyak 5 juta jiwa (35 persen) dan akibat cedera 1,5 juta jiwa (10,7

persen) mengatakan (WHO SEARO:2012), baik dinegara maju maupun negara

ekonomis rendah-menengah. Dari sepuluh penyebab utama kematian, dua

diantaranya penyakit jantung dan stroke Bahkan kanker (paru), sebagai penyakit

kronis, menduduki peringkat ketiga penyebab kematian di negara maju.( M.N

Bustan:2007).

2.2 Mengenal penyakit Tidak Menular ( M.N Bustan:2007) 

Istilah penyakit tidak menular dipakai dengan maksud untuk membedakan

kelompok penyakit menular dengan penyakit tidak menular.

Istilah PTM kurang lebih mempunyai kesamaan dengan beberapa sebutan

lainnya, seperti :

a. Penyakit kronis.

b. Penyakit non infeksi.

c. New comminicale diseases.

d. Penyakit degeneratif. 

e. Penyakit perilaku.

Page 6: Publikasi_jurnal

7/23/2019 Publikasi_jurnal

http://slidepdf.com/reader/full/publikasijurnal 6/20

2.3 Tinjauan Tentang Sistem Pakar

2.3.1 Defin isi sistem pakar

Sistem pakar adalah sistem berbasi computer yang menggunakan

pengetahuan, fakta dan teknik penalaran dalam mencegah masalah yang

biasanya hanya dapat dipecahkan oleh pakar dalam bidang tersebut (martin dan

osman, 1988). Dari buku .(Kusrini:2006)

2.3.2 Ciri-ci ri Sistem Pakar (Kusrini:2006) 

1. Terbatas pada bidang yang spesifik.

2. Dapat memberikan penalaran unutk data-data yang tidak lengkap atau tidak

pasti.

3. Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikannya dengan cara yang

dapat dipahami.

4. Berdasarkan pada rule atau kaidah tertentu.

5. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap.

6. Outputnya bersifat nasehat atau anjuran.

7. Output tergantung dari dialog dengan user.

8. Knowledge base dan inference engine terpisah.

2.3.3 Representasi pengetahuan

Representasi pengetahuan merupakan metode yang digunakan untuk

mengodekan pengetahuan dalam sebuah sistem pakar yang berbasis

pengetahuan. Perepresentasian dimaksudkan untuk menangkap sifat-sifat

penting problema dan membuat informasi itu dapat diakses oleh prosedur

pemecahan problema.

2.3.4 Model representasi pengetahuan

Pengetahuan dapat direpresentasikan dalam bentuk yang sederhana

atau kompleks, tergantung dari masalahnya (Schnupp, 1989). Dari buku

(kusrini:2006) Beberapa model representasi pengetahuan yang penting, adalah:

1. logika (logic),

2. jaringan semantik (semantic network),

3. object-atributte-value (OAV),

4. bingkai (frame)

5. kaidah produksi (production rule).

2.3.5 Inferensi

Inferensi merupakan proses untuk menghasilkan informasi dari fakta

yang diketahui atau diasumsikan. Inferensi adalah konklusi logis (logical

conclusion) atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia.

Page 7: Publikasi_jurnal

7/23/2019 Publikasi_jurnal

http://slidepdf.com/reader/full/publikasijurnal 7/20

 Ada dua metode inferensi yang penting dalam sistem pakar, yaitu runut maju

(forward chaining) dan runut balik (backward chaining).

2.4 Tinjauan Tentang Web Site

2.4.1 Pengenalan Web

Internet adalah sebuah solusi jaringan yang dapat menghubungkan

beberapa jaringan lokal yang ada pada suatu daerah, kota, atau bahkan pada

sebuah Negara. tidak hanya itu, dengan adanya fasilitas internet setiap orang

dapat melakukan kegiatan mengirim email, cari data, atau bahkan belanja secara

online. 

2.5 Tinjuan Tentang Pemrograman (Agus Saputra: 2012)

2.5.1 HTML

Semua pemrograman web, pasti memiliki kemampuan untuk

mengkolaborasi kode dengan html,,, by the way apa sih yang dimaksud html?

Html mempunyai kepanjangan Hyper Text Markrup Language, yaitu suatu

bahasa pemograman hyper text, html ini memiliki fungsi untuk membangun

kerangka ataupun format web berbasis html. 

2.5.2 PHP

php atau yang memiliki php hyertext preprocessor , merupakan bahasa

pemrograman yang difungsikan untuk membanggun website dinamis. PHP

menyatukan kode HTML, maksudnya adalah beda kondisi, HTML digunakan

sebagi pembangun atau pondasi dari kerangka layout Web, sedangkan PHP

difungsikan sebagi prosesnya, sehingga dengan adanya php tersebut , sebuah

web akan sangat mudah di-maintenance. 

2.5.3 CSS

CSS atau yang memiliki kepanjangan Cascading Style Sheet merupakan

suatu bahasa pemrograman web yang membuat web , CSS digunakan untuk

mengendalikan dan membangun berbagai komponen dalam web akan lebih

rapi, terstruktur dan seragram.

Perbedaan CSS-1, CSS-2,dan CSS-3 sebagai berikut :

1. CSS-1, dikembangkan dan berpusat pada formatting dokumen HTML.

2. CSS-2, dikembangkan untuk bias memenuhi kebutuhan terhadap format

dokumen supaya bias ditampilkan diprinter, pada CSS-2 ini mendukung juga

dalam menentukan posisi konten, downloadTable, font, table-layout  dan

media type untuk printer.

3. CSS-3, merupakan Versi pengembangan dari sebelumnya. Pada versi ini

terdapat beberapa tambahan dan mengarah pada efek animasi, namun, saat

ini belum didukung oleh web browser. 

Page 8: Publikasi_jurnal

7/23/2019 Publikasi_jurnal

http://slidepdf.com/reader/full/publikasijurnal 8/20

3 Analis is dan perancangan sistem

3.1 Analis is Sistem

3.1.1 Identif ikasi Masalah

Peningkatan penyakit tidak menular semakin hari makin meningkat

karena semakin meningkatnya kaulitas dan kuantitas frekuensi kematian

dimasyarakat. Penyakit tersebut antara lain penyakit jantung, stroke, kanker

diabtes dll. Hal ini disebabkan karena pola fertilitas, gaya hidup dan sosial

ekonomi hidup yang tidak sehat. untuk itu perlunya diagnosa sejak dini dan

penjelasan, upaya penanganan (pengetahuan). Kedepannya sistem pakar

berbasis web ini nantinya dapat berguna bagi peneliti, Dinas yang terkait dan

masyarakat yang membutuhkan untuk mengetahui apa yang dimaksud tentangPTM. Serta dapat menganalisa penyakit yang mereka derita

Untuk mendiagnosa suatu penyakit perlu diketahui gejala-gejala yang

ditimbulkan. Meskipun hanya dari gejala-gejala klinis (gejala-gejala yang terlihat

langsung atau yang dirasakan penderita), system dapat mengambil kesimpulan

penyakit yang diderita. Tetapi ada kalanya diperlukan pemeriksaan lebih lanjut

melalui laboraturium untuk pemeriksaan penyakit tertentu.

3.1.2 Sasaran dan batasan sis tem informasi

Sasaran sistem ini adalah alat bantu diagnosa, proses pembelajaran,

dan saranan sosialisasi. pada masyarakat. Batasan sistem adalah lingkungan

yang membatasi aplikasi, misalnya hanya membahas tentang masalah penyakit

tidak menular saja, proses diagnosa hanya berupa gejala atau tanda-tanda

umum, dan hasil analisis diagnosa hanya sebagai acuan kepada user agar

melakukan tindakan medis yang nyata.

Masalah dalam sistem pakar berbasis web adalah kondisi atau situasi

yang menyimpang dari sasaran sistem ini, misalnya kurangnya minat masyarakat

akan mengakses internet, gejala-gejala yang ada tidak sesuai dengan kondisi

tubuh user, sistem ini tidak aman.

3.2 Perancangan Sistem

Perancangan system merupakan tahap awal untuk merancang semua

proses dan aliran data yang terjadi dalam sistem pakar.

3.2.1 Pembentukan Aturan (Relasi/Rule)

 Aturan dibuat berdasarkan diagram pohon keputusan yang telah dibuat

sebelumnya. Dengan relasi dapat dengan mudah mengetahui hasil akhir nanti

berdasarkan gejala-gejala  yang ada. Berikut adalah keterangan dari pohon

keputusan;

Page 9: Publikasi_jurnal

7/23/2019 Publikasi_jurnal

http://slidepdf.com/reader/full/publikasijurnal 9/20

Table 3.1 Aturan Produksi Gejala Awal jantung koroner. 

Kode penyakit Aturan

P01 IF Sesak nafas

 AND Masuk angina

 AND Bengkak di tungkai/kaki

 AND maag/gastritis

THEN Gejala Awal jantung koroner

Table 3.2 Aturan Produksi jantung koroner  

Kode penyakit Aturan

P02 IF Nyeri pada salah satu bagian badan didada AND Pusing

 AND Kelelahan atau kepenatan

 AND Sesak nafas

 AND Ada perasaan berdebar-debar

 AND Kebiruan-biruan pada bibir

 AND Keringan dinggin secara mendadak AND

Mual

 AND Perasaan cemas

THEN jantung koroner

Table 3.3 Aturan Produksi Gejala Awal Atheroslekrosi 

Kode penyakit Aturan

P03 IF Nyeri pada salah satu bagian badan

 AND Sakit Kepala/ pusing

 AND kelelahan

 AND Berkurangnya daya ingat

THEN Gejala Awal Atheroslekrosi

Table 3.4 Aturan Produksi Atheroslekrosi. 

Kode penyakit Aturan

P04 IF Nyeri pada salah satu bagian badan

 AND Sakit Kepala/ pusing

 AND Kelelahan

Page 10: Publikasi_jurnal

7/23/2019 Publikasi_jurnal

http://slidepdf.com/reader/full/publikasijurnal 10/20

Table 3.5 Lanjut Aturan Produksi Atheroslekrosi. 

Kode penyakit Aturan

P04 IF Nyeri pada salah satu bagian badan

 AND Sakit Kepala/ pusing

 AND Kelelahan

 AND Gangguan berbicara

 AND Mati rasa

 AND lemah

 AND Otot wajah yang terkulai

 AND Sakit pada kaki ketika berjalan

THEN Atheroslekrosi

Table 3.6 Aturan Produksi Gejala Awal Hipertensi. 

Kode penyakit Aturan

P05 IF Nyeri pada salah satu bagian badan

 AND Sakit Kepala/ pusing

 AND Pendarahan pada hidung

 AND Wajah kemerahan kelelahan

THEN Gejala Awal Hipertensi

Table 3.7 Aturan Produksi Hipertensi. 

Kode penyakit Aturan

P06 IF Nyeri pada salah satu bagian badan

 AND Sakit Kepala/ pusing

 AND Sesak napas

 AND Wajah kemerahan kelelahan

 AND Pendarahan pada hidung

 AND Tengkuk terasa pegal

THEN Hipertensi

Table 3.8 Aturan Produksi Gejala Awal Stroke 

Kode penyakit Aturan

P07 IF Nyeri pada salah satu bagian badan

 AND Gangguan berbicara

 AND Mendadak lemas atau lumpuh

THEN Gejala Awal Stroke

Page 11: Publikasi_jurnal

7/23/2019 Publikasi_jurnal

http://slidepdf.com/reader/full/publikasijurnal 11/20

Table 3.9 Aturan Produksi Stroke 

Kode penyakit Aturan

P08 IF Sakit kepala

 AND Mati rasa

 AND Mendadak kehilangan pengelihatan

 AND Gangguan berbicara

 AND Gangguan mental.

 AND Berjalan tidak stabil

THEN Stroke

Table 3.10 Aturan Produksi Diabetes Militus. 

Kode penyakit Aturan

P09 IF sering buang air kecil

 AND merasa haus

 AND merasa lemas

THEN Gejala awal Diabetes Militus

Table 3.11 Aturan Produksi Diabetes Militus 

Kode penyakit Aturan

P10 IF kelelahan

 AND Sering buang air kecil

 AND Sering haus

 AND Lemas.

 AND Sering lapar

 AND Berat badan menurun

 AND Gata-gatal.

 AND Mata kabur

 AND Impotensia

 AND Kesemutan

 AND Timbul lagi bisul yang telah hilang

 AND Gangguan ereksi

THEN Diabetes Melitus

Page 12: Publikasi_jurnal

7/23/2019 Publikasi_jurnal

http://slidepdf.com/reader/full/publikasijurnal 12/20

Table 3.12 Aturan Produksi Kanker Payudara 

Kode penyakit Aturan

P11 IF Pembekakan

 AND Benjolan yang tidak hilang

 AND Benjolan yang terasa keras

 AND penebalan pada kulit payudara

 AND Perubahan ukuran atau bentuk

 AND Kerutan pada kulit

 AND Keluarnya air

 AND Pembekakan

 AND adanya tarikan pada puting susuTHEN Kanker Payudara

Table 3.13 Aturan Produksi ’warning signs’ Kanker Payudara

Kode penyakit Aturan

P12 IF Pembekakan

 AND Benjolan yang tidak hilang

 AND Benjolan yang terasa keras

 AND penebalan pada kulit payudara AND Perubahan ukuran atau bentuk

 AND Kerutan pada kulit

 AND Keluarnya air

 AND Pembekakan

 AND Perubahan warna kulit

 AND Terdapat benjolan baru

 AND Benjolan pembengkakan yang merah dan

panas/perih

 AND Perbuahan rasa kulit

THEN ’warning signs’ Kanker Payudara

Table 3.14 Aturan Produksi Gejala Awal Kanker Leher Rahim 

Kode penyakit Aturan

P13 IF Keputihan Berkelanjutan

 AND Bau pada kemaluan

 AND Pendarahan setelahn senggama

Page 13: Publikasi_jurnal

7/23/2019 Publikasi_jurnal

http://slidepdf.com/reader/full/publikasijurnal 13/20

10 

Table 3.15 Lanjut Aturan Produksi Gejala Awal Kanker Leher Rahim

Kode penyakit Aturan

P13 THEN Gejala Awal Kanker Leher Rahim

Table 3.16 Aturan Produksi Kanker Leher Rahim 

Kode penyakit Aturan

P14 IF Nyeri pada salah satu bagian badan

 AND pembengkakan

 AND Menurunnya berat badan

 AND Keputihan

 AND pendarahan sewaktu bersetubuh

 AND Bau pada kemaluan

 AND Sakit waktu persetubuhan

 AND Mengalami pendarahan waktu telah

memasuki masa menopause

THEN Kanker Leher Rahim

Table 3.17 Aturan Produksi Gejala Awal Hipertropi Prostat 

Kode penyakit AturanP15 IF Sering atau ingin kencing

 AND kesulitan untuk memulai kencing.

 AND urgensi bocor

THEN Gejala Awal Hipertropi Prostat

Table 3.18 Aturan Produksi Hipertropi Prostat 

Kode penyakit Aturan

P16 IF Pancaran lemah

 AND Mengedam

 AND Kencing harus menunggu baru keluar

 AND Kencing terputus-terputus

 AND Pengosongan tidak sempurna

 AND Kencing menetes pada akhir miksi

THEN Hipertropi Prostat

Page 14: Publikasi_jurnal

7/23/2019 Publikasi_jurnal

http://slidepdf.com/reader/full/publikasijurnal 14/20

11 

Table 3.19 Aturan Produksi Gejala Awal Kanker Prostat. 

Kode penyakit Aturan

P17 IF kesulitan untuk memulai kencing

 AND pancaran kencing melemah, bahkan hanya

menetes

 AND. meningkatnya frekuensi kencing

 AND nyeri saat kencing.

THEN Gejala Awal Kanker Prostat.

Table 3.20 Aturan Produksi Kanker Prostat. 

Kode penyakit Aturan

P18 IF Nyeri pada salah satu bagian badan pada

bagian Tubuh

 AND Sering kali ingin kencing

 AND Nyeri atau rasa terbakar (burning) selama

miksi

 AND Bermasalah sewaktu mulai atau

menghentikan kencing

 AND Difungsi seks

 AND Urine atau semen yang berdarah

 AND  Urgensi  Anda merasa sangat ‘kebelet’

kencing tiba-tiba

THEN Kanker Prostat

3.2.2 Perancangan Pohon Keputusan

Diagram pohon keputusan merupakan suatu rancangan yang digunakan

untuk membangun sebuah sistem pakar, di dalam diagram pohon keputusan

tersebut akan dicari solusi hasil akhir dari setiap pemeriksaan.

Page 15: Publikasi_jurnal

7/23/2019 Publikasi_jurnal

http://slidepdf.com/reader/full/publikasijurnal 15/20

12 

Gambar 3.1 Pohon Keputusan Penyakit Tidak Menular

3.2.3 Perancangan Proses Sistem

3.2.3.1  Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram ini menjelaskan proses yang ada pada Aplikasi

Sistem Pakar Untuk Menganalisis Gangguan Penyakit Tidak Menular Secara

terperinci dan jelas sebagai gambaran awal. 

1. Diagram konteks / DFD level 0

Diagram konteks merupakan aliran yang menggambarkan hubungan

antara sistem dengan entitas.

Gambar 3.2 Data Context Diagram/ DFD level 0 Sistem PTM.

3.2.3.2  Flowchart System

Flowchart sistem merupakan diagram alir yang menggambarkan suatu

sistem peralatan yang digunakan untuk proses pengolahan data serta hubungan

antar peralatan tersebut.

Page 16: Publikasi_jurnal

7/23/2019 Publikasi_jurnal

http://slidepdf.com/reader/full/publikasijurnal 16/20

13 

1. Flowchat diagnosa penyakit

Gambar 3.3 Flowchart Proses diagnosa

3.2.4 Perancangan Basis Data

3.2.4.1  ER-Diagram (Enti ty Relationship Diagram)

ERD digunakan untuk menunjukkan hubungan antara entity dengan

database dan objek–objek (himpunan entitas).

3.2.4.2  Relasi Antar Tabel

Gambar berikut menunjukkan hubungan-hubungan antara tabel

database dengan relationship entitas yang lainnya.

Gambar 3.10. ERD Relasi Antar Tabel Penyakit Tidak Menular

Page 17: Publikasi_jurnal

7/23/2019 Publikasi_jurnal

http://slidepdf.com/reader/full/publikasijurnal 17/20

14 

4 Bab IV Implementasi dan Pembahasan

4.1 Implementasi

Implementasi mempunyai tujuan untuk mempersiapkan semua kegiatan

penerapan sistem yang sesuai dengan rancangan yang telah ditentukan.

4.1.1 Implementasi Sistem

4.1.1.1  Implementasi Pembuatan Basis Data

1. Pembuatan Database 

Pembuatan database menggunakan phpMyAdmin, karena memiliki

kemudahan dalam tampilan grafisnya.

4.1.1.2  Uji Coba Sistem

Uji coba sistem bertujuan untuk memastikan bahwa semua elemen dari sistem

bekerja sesuai yang diharapkan.

1. White Box Testing

a. Kesalahan Bahasa (Syntax Error )

Merupakan kesalahan penulisan kode program yang tidak sesuai dengan

yang diisyaratkan.

b. Kesalahan Proses

Merupakan kesalahan yang terjadi waktu program dijalankan. Hal ini

menyebabkan proses program terhenti sebelum selesai pada waktunya.

c. Kesalahan Logika

Kesalahan logika sulit ditemukan karena tidak adanya pemberitahuan

mengenai letak kesalahannya. Hasil dari eksekusi program tidak sesuai

dengan yang diharapkan.

2. Black Box Testing

Merupakan test case berdasarkan pada spesifikasi sistem.

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah data yang masuk sudah sesuai

dengan yang diharapkan pada tahap perancangan.

a. Pengujian alpha yangProses pengujian alpha dilakukan untuk mengetahui apakah

data yang dimasukkan (input) sudah sesuai dengan yang diharapkan

(output).

Page 18: Publikasi_jurnal

7/23/2019 Publikasi_jurnal

http://slidepdf.com/reader/full/publikasijurnal 18/20

15 

Table 4.1 Tabel Pengujian Daftar Pasien 

Kasus Data dan Hasil Uji (Data Normal)

Data masukan Nama: saya, jenis kelamin: P, alamat: jalan

mangga no12, Perkerjaan: Mahasiswa

Yang diharapkan Data yang dimasukkan benar lalu menekan tombol

daftar tampil form identifikasi

Pengamataan Menampilkan Halaman konsultasi

Kesimpulan Diterima

Kasus Data dan Hasil Uji (Data Salah) 

Data masukan Nama:-, jenis kelamin: P, alamat: jalan mangga

no12, Perkerjaan: Mahasiswa

Yang diharapkan kesalahan, belum memasukannya nama pada data

data pasien

Pengamataan Tampil pesan kesalahan, Nama belum diisi Ulang

kembali

Kesimpulan Diterima

Table 4.2 Tabel Pengujian Proses Konsultasi 

Kasus Data dan Hasil Uji (Data Normal) 

Data masukan Jawaban pertanyaan, berupa gejala penyakit yang

dialami dialami

Yang diharapkan User menjawab salah satu pertanyaan gejala,

antara “ya” atau “tidak”

Pengamataan User menjawab salah satu pertanyaan gejala,

dialami antara “ya” atau “tidak”

Kesimpulan Diterima

Kasus Data dan Hasil Uji (Data Salah) 

Data masukan Tidak menjawab pertanyaan dengan tidak memilih

 jawaban “ya” atau “tidak” dari pertanyaan gejala

Yang diharapkan User tidak menjawab memilih pilihan kembali 

Pengamataan Kembali kehalaman Utama

Kesimpulan Diterima

Page 19: Publikasi_jurnal

7/23/2019 Publikasi_jurnal

http://slidepdf.com/reader/full/publikasijurnal 19/20

16 

b. Pengujian Beta

Pengujian beta dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

sejauh mana kualitas dari perangkat lunak yang dibangun, apakah

sudah sesuai dengan harapan atau belum.

prosentase masing-masing jawaban dengan menggunakan

rumus : Y = P/Q * 100%

Keterangan :

P = Banyaknya jawaban responden tiap soal.

Q = Jumlah responden

Y = Nilai prosentase

4.1.2 Pembahasan Antarmuka / Interface

1. Halaman Menu Utama

Gambar 4.1 Tampil Halaman Menu Utama user

5 kesimpulan dan saran

 Ada beberapa kesimpulan dan saran yang dapat disampaikan penulis sebagai

hasil dari evaluasi pengembangan sistem dalam laporan Skripsi ini.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan yang telah dibahas dan diselesaikan melalui

laporan ini, maka terdapat beberapa kesimpulan: 

Page 20: Publikasi_jurnal

7/23/2019 Publikasi_jurnal

http://slidepdf.com/reader/full/publikasijurnal 20/20

17 

1. Sistem dapat menentukan status user  terkena gejala-gejala yang ada, untuk

mengetahui tipe penyakit apa yang diderita.

2. Aplikasi dengan website dapat lebih meningkatkan pelayanan informasi

karena informasi yang disajikan merupakan informasi yang baru dan jelas

3. Website akan membantu memberikan pengetahuan pengguna (user) tentang

pengetahuan penyakit tidak menular . 

4.  Admin dapat merubah pengetahuan, yaitu menambah penyakit, gejala-gejala

penyakit, dan Aturan. Untuk mengolah data.

5. Pemanfaatan teknologi internet sebagai alat analisis diaganosa online untuk

mempermudah pengguna dalam mengakses sistem ini.

5.2 SaranSaran yang diajukan penulis agar membantu proses pengembangan

sistem pakar ini antara lain :

1. Informasi dalam sistem pakar penyakit tidak menular dapat lebih ditingkatkan

sesuai dengan perkembangan jaman (kedokteran) sehingga pemanfaatan

dapat lebih maksimal.

2. Admin sebaiknya diberikan pengetahuan tentang pengelolaan aplikasi

sistem pakar ini terlebih dahulu atau mengerti tentang pengetahuan sistem

pakar sehingga dapat aplikasi ini dapat berkerja dengan baik.

3. Perlunya pengembangan ruang lingkup sistem yang lebih pokok atau khusus

misalnya dengan membuat sistem pakar masing-masing penyakit yang ada

dan menggunakan perhitungan presentase. 

Daftar Pustaka

Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular . Jakarta: Rineka Cipta.

Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi.

Saputra, Agus. 2012. Sistem Informasi Nilai Akademik untuk Panduan Skrpsi. Jakarta:

Elex Media Komputindo.