Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media...

42
Kementerian Kehutanan Badan Penelitian Dan Pengembangan Kehutanan Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan Info Teknis Perbenihan Tanaman Hutan Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 PEDOMAN TEKNIS PEMBIBITAN JENIS-JENIS TANAMAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU (HHBK) Oleh : Rina Kurniaty Kurniawati Purwaka Putri Tati Rostiwati

Transcript of Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media...

Page 1: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

Kementerian KehutananBadan Penelitian Dan Pengembangan KehutananBalai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan

Info Teknis Perbenihan Tanaman Hutan

Publikasi KhususSeptember 2013ISBN 978-979-3539-28-7

PEDOMAN TEKNIS PEMBIBITAN

JENIS-JENIS TANAMAN

HASIL HUTAN BUKAN KAYU (HHBK)

Oleh :Rina KurniatyKurniawati Purwaka PutriTati Rostiwati

Page 2: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

Publikasi Khusus

ISBN : 978-979-3539-28-7

INFO TEKNISPerbenihan Tanaman Hutan

Pedoman Teknis Pembibitan

Jenis-Jenis Tanaman

Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)

Penyusun :

Rina KurniatyKurniawati Purwaka Putri

Tati Rostiwati

BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI PERBENIHAN TANAMAN HUTAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN

2013

Page 3: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

Pedoman Teknis Pembibitan Jenis-Jenis Tanaman

Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)

Penyusun :Rina Kurniaty

Kurniawati Purwaka PutriTati Rostiwati

Penanggung Jawab:Ir. Suhariyanto, M.M.

Koordinator :Andreas Terapi, S.Hut.

Desain dan Tata Letak :Ida Saidah, S.Kom.

ISBN : 978-979-3539-27-0

www.bptpbogor.litbang.dephut.go.id

@2013 Dipublikasikan olehBalai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan

Jl. Pakuan Ciheuleut PO BOX 105 Bogor 16001Telp. /Fax (0251) 8327768

Hak Cipta dilindungi oleh Undang-UndangDilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun tanpa ijin

tertulis dari Penerbit

Page 4: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

Peyusunan Pedoman Teknis Pembibitan jenis-jenis tanaman penghasil Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)

khususnya penghasil Food, Energy, Medicine and Others (FEMO) merupakan salah satu bentuk kontribusi Balai

Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan (BPTPTH) dalam mendukung peningkatan produktivitas

pembangunan hutan tanaman jenis HHBK di masa yang akan datang. Materi yang digunakan dalam pedoman

teknis ini adalah hasil – hasil penelitian yang telah dilakukan oleh BPTPTH menyangkut teknologi perbenihan

dan pembibitan jenis HHBK FEMO.

Buku ini menginformasikan secara sistematis teknik-teknik perbenihan dan pembibitan (generatif dan vegetatif)

yang diharapkan dapat bermanfaat dalam mendukung tercapainya keberhasilan pembuatan tanaman dalam

rangka menyediakan bibit jenis HHBK yang bermutu. Kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam

penyusunan buku ini diucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga buku ini dapat

bermanfaat bagi para pengguna.

Kepala Balai,

Ir. Suhariyanto, M.M.NIP.19580425 198703 1 002

Kata Pengantar

i

Page 5: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

Kata Pengantar ........................................................................................... i

Daftar Isi ....................................................................................................... ii

Daftar Gambar ............................................................................................. iii

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

II.TEKNIK PERBENIHAN DAN PEMBIBITAN.............................................. 3

A. KILEMO (Litsea cubeba) ...………………………………………...... 3

B. GANITRI (Elaeocarpus ganitrus )………………………………….. 10

C. MALAPARI (Pongamia pinnata)……………………………............ 20

D. KEMENYAN (Styrax benzoin)……………………………............... 26

III. PENUTUP ............................................................................................. 32

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 33

Daftar Isi

ii

Page 6: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

Daftar GambarGambar 1. Buah Kilemo yang masak ....................................................................................... 4

Gambar 2. Benih Kilemo .......................................................................................................... 4

Gambar 3. Semai kilemo sapih dan bibit kilemo asal semai umur 3 bulan setelah disapih...... 5

Gambar 4. Cabutan kilemo dan cara pengemasan .................................................................. 6

Gambar 5. Bibit Kilemo umur 4 bulan asal cabutan ................................................................. 7

Gambar 6. Stek pucuk kilemo umur 2,5 bulan setelah tanam .................................................. 8

Gambar 7. Stek batang kilemo ................................................................................................. 9

Gambar 8. Buah Ganitri ............................................................................................................ 10

Gambar 9. Biji Ganitri ............................................................................................................... 11

Gambar 10. Anakan ganitri yang baru dikumpulkan .................................................................. 12

Gambar 11. Anakan ganitri yang dipotong daunnya bibit ganitri umur 4 bulan asal cabutan..... 12

Gambar 12. Anakan alam sebagai bahan stek........................................................................... 13

Gambar 13. Bahan stek ganitri ................................................................................................. 14

Gambar 14. Stek ganitri yang telah bertunas ............................................................................ 16

Gambar 15. Stek ganitri umur 3 bulan asal batang bawah ....................................................... 17

Gambar 16. Stek ganitri umur 3 bulan asal batang tengah ....................................................... 18

Gambar 17. Stek ganitri umur 3 bulan asal batang atas (pucuk) ............................................... 19

Gambar 18. Buah malapari ........................................................................................................ 21

Gambar 19. Benih /biji malapari ................................................................................................. 22

Gambar 20. Bibit malapari umur 5 bulan di persemaian ............................................................ 24

Gambar 21. Buah kemenyan ..................................................................................................... 27

Gambar 22. Tahapan perkecambahan kemenyan ..................................................................... 29

Gambar 23. Kemenyan yang telah disapih ................................................................................ 30

Gambar 24. Stek kemenyan ........................................................................................................ 31

iii

Page 7: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

Pedoman Teknis Pembibitan Jenis-Jenis Tanaman

Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)

Page 8: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

I. PENDAHULUAN

Salah satu potensi hutan yang bernilai ekonomis selain pembudidaya/pemanen HHBK. Kondisi tersebut disebabkan

kayu adalah sumber bahan baku obat-obatan, makanan, minyak pemanenan yang selama ini dilakukan oleh petani masih

atsiri, energi dan lain-lain. Khususnya dalam dunia farmasi saat mengandalkan tegakan alam, sehingga hasilnya belum

ini terjadi kecenderungan peningkatan demand biofarmaka lokal menjamin kesinambungan penyediaan bahan baku untuk

yang antara lain disebabkan semakin berkembangnya industri memasok berbagai industri.

obat-obatan, jamu dan kosmetika. Kondisi tersebut tentunya Langkah yang paling strategis mengatasi masalah

sangat mengembirakan, karena cukup banyak jenis tanaman tersebut adalah dengan perencanaan program pembangunan

hutan yang berpotensi besar sebagai sumber bahan baku hutan tanaman berbasis komoditas HHBK. Pelaksanaan

biofarmaka diantaranya adalah gaharu, kilemo, ganitri, program tersebut akan didukung oleh perencanaan penyediaan

kemenyan, jernang dan lain sebagainya. bibit tanaman yang bermutu. Ketersedian bibit tanaman bermutu

Komoditas hasil hutan bukan kayu (HHBK) memegang tersebut merupakan hasil dari serangkaian proses yang dimulai

peranan yang cukup penting untuk perekonomian negara yaitu dari proses pengunduhan buah yang benar, penanganan benih

selain dapat menambah pendapatan langsung bagi banyak dan pembibitan yang tepat, dan berasal dari sumber benih yang

rumah tangga, juga mampu memberi sumbangan terhadap berkualitas.

pemasukan negara yang sama besar bahkan mungkin lebih Pada beberapa jenis tanaman, buah merupakan produk

besar daripada yang dapat diperoleh dari produk kayu. Namun utama yang dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku seperti

pada kenyataannya sampai saat ini pemanfaatan sumberdaya misalnya kemiri, ganitri, kenari atau nyamplung. Kondisi

alam berbasis HHBK dirasakan masih belum optimal. tersebut tentunya akan berdampak terhadap ketersediaan bibit

Pemanfaatannya masih terkendala oleh rendahnya bermutu karena buah sebagai materi perbanyakan juga

p roduk t i v i t as has i l yang d ipe ro leh o leh pe tan i sekaligus sebagai produk bahan baku FEMO. Sehingga penting

1

Page 9: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

juga diketahui teknik-teknik perbanyakan alternatif seperti teknik

perbanyakan vegetatif.

Oleh karena itu info teknis ini disusun yang bertujuan untuk

menyajikan informasi hasil-hasil penelitian perbenihan dan

pembibitan jenis kilemo (Litsea cubeba), ganitri (Elaeocarpus

ganitrus), malapari (Pongamia pinnata) dan kemenyan (Styrax

benzoin) sebagai salah satu upaya mewujudkan hutan tanaman

sebagai sumber bahan baku hasil hutan bukan kayu penghasil

Food, Energi, Medicine and Others.

2

Page 10: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

A. KILEMO (Litsea cubeba) halus.

A.1. Teknik Perbenihan8) Benih ditabur secara merata di atas permukaan

1) Buah kilemo berbentuk bulat berukuran kecil (berry).media.

2) Buah yang dikumpulkan adalah buah yang telah 9) Untuk mempercepat perkecambahan dan

masak secara fisiologis, dicirikan dengan kulit buah men ingka tkan pe rsen tase kebe rhas i l an

berwarna hitam. perkecambahan, benih direndam dalam larutan

3) Buah masak pada bulan Agustus - SeptemberAsam giberelin (GA ) dengan konsentrasi 200 ppm 3

4) Pengumpulan buah dilakukan dengan teknik selama 48 jam.dilakukan atau direndam dalam

pemanjatan dan dibantu galah berkait.Buah larutan KNO 2 % selama 24 jam. 3

diekstraksi dengan cara menggosok buah pada 10) Benih akan mulai berkecambah pada hari ke 21

permukaan yang agak kasar secara perlahan dengan keberhasilan perkecambahan sebesar 81 %

sampai daging buah terlepas dari biji. Kemudian biji A.2. Teknik Pembibitan

dicuci bersih A.2.1. Generatif

5) Sebelum proses perkecambahan, dilakukan proses a. Dengan biji

seleksi untuk memilih benih yang sehat, segar dan 1) Benih yang telah berkecambah dan memiliki dua

tidak terlihat bekas serangan hama atau penyakit.pasang daun yang telah terbuka siap untuk

6) Benih harus segera dikecambahkan karena sifatnya disapih ke media bibit

yang semi rekalsitran, tidak bisa disimpan dalam 2) Penyapihan dilakukan dengan cara mencungkil

waktu yang lama di ruang terbuka media disekitar kecambah hingga kecambah dapat

7) Media perkecambahan yang terbaik adalah pasir diangkat beserta akarnya.

II. TEKNIK PERBENIHAN DAN PEMBIBITAN

3

Page 11: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8

yang telah disiapkan. Media berupa campuran pagi atau jam 16-17

tanah + arang sekam padi 3:1 (v:v) 6) Setelah bibit umur 7 bulan siap untuk dipindahkan

4) Bibit ditempatkan di bedeng-bedeng semai dengan ke lapangan

naungan cukup berat atau intensitas cahaya yang

masuk sekitar 50 %. Bahan naungan dapat dibuat

dari plastik (sarlon), ijuk, daun kelapa atau jerami.

Gambar 1. Buah Kilemo yang masak (Foto : Rina, 2013)

Gambar 2. Benih Kilemo

(Foto: Rina, 2009)

4

Page 12: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

b. Dengan Anakan Alam (Cabutan) Sesampainya di persemaian, daun

1) Anakan alam yang berada di sekitar pohon anakan dipotong dan sisakan sepertiga

induknya diambil dengan cara cabutan. bagian

Tinggi anakan sekitar 5 -10 cm dengan 3) Sapih ke dalam polybag berisi media yang

jumlah daun 2 - 4 helai. sudah disiram terlebih dahulu

2) Anakan yang telah terkumpul disimpan di 4) Media sapih adalah campuran tanah atas

atas pelepah pisang. Pada bagian akar dan serbuk sabut kelapa (cocopeat)

diberi pelembab serbuk sabut kelapa yang dengan perbandingan 1:1 atau campuran

telah dibasahi. Kemudian pelepah pisang Tanah + Arang kompos+ Arang sekam

dikemas dengan karung plast ik . padi 3 : 1 : 1 (v:v:v).

Gambar 3. (a). Semai kilemo sapih dan 3. (b). bibit kilemo asal semai umur 3 bulan setelah disapih

(Foto : Rina, 2009)

3 a 3 b

5

Page 13: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

Gambar 4.(a). Cabutan kilemo dan 4. (b).Cara Pengemasan

(Foto: Rina, 2009)

4 b4 a

6

5) Polybag yang sudah berisi anakan diletakkan 6) Penyiraman dilakukan setiap hari atau

di bedeng persemaian dengan naungan yang disesuaikan dengan kondisi kelembaban

cukup rapat yaitu dengan menggunakan media yang dilakukan sampai anakan siap

naungan 75 % (intensitas cahaya 238 – 640 ditanam di lapangan.

Lux). 7) Bibit siap dipindah ke lapangan setelah 4

bulan di bedeng persemaian

Gambar 5. Bibit kilemo umur 4 bulan asal cabutan

(Foto : Rina, 2010)

Page 14: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

A.2.2. Vegetatif rata, sehingga terbentuk zat pengatur

a. Stek Pucuk tumbuh IBA dengan konsentrasi 1000

1) Bahan stek berasal dari anakan alam ppm.

dengan tinggi minimal 50 cm dan 4) Stek ditanam pada media campuran

dikemas menggunakan pelepah sekam padi dan serbuk sabut kelapa

pisang seperti pada kemasan cabutan (1:1 v/v) yang berada dalam wadah

2) Dari bahan anakan alam tersebut pot-ray. Tekan dengan menggunakan

dapat dijadikan 2-3 bahan stek dua jari untuk memadatkan media agar

dengan ukuran 10 – 12 cm (2 – 3 ruas). stek tidak bergoyang akibat percikan

Bagian atas untuk stek pucuk dan air saat penyiraman.

bagian bawah untuk stek batang 5) Selanjutnya Pot-ray ditutup dengan

3) Untuk meningkatkan keberhasilan, sungkup plastik dan ditempatkan di

stek direndam dalam larutan zat rumah perakaran stek dengan kondisi

opengatur tumbuh IBA selama 10 menit. suhu<30 C dan kelembaban udara

Larutan zat pengatur tumbuh IBA >90%.

diperoleh dengan cara melarutkan 1 6) Setelah berakar , stek dipindahkan

gram serbuk IBA dengan NaOH 1%, pada polybag dengan media campuran

lalu dicampurkan ke dalam air suling tanah dan kompos (2:1).

sebanyak satu liter dan diaduk hingga

7

Page 15: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

Gambar 6. Stek pucuk kilemo umur 2,5 bulan setelah tanam (B1= kontrol, B2 = rootone-F, B3 = IBA 100 ppm; B4 = IBA 200 ppm, B5 = IBA 500 ppm, B6 = IBA 1000 ppm)

(Foto : Danu, 2010)

5 cm

B1

B5

B6

B4

B3

B2

8

Page 16: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

b.Stek Batang

1) Pangkal batang bagian bawah dipotong

miring dengan pisau tajam kemudian dioles

zat pengatur tumbuh auksin yang berbentuk

pasta.

2) Tanam pada media campuran sabut kelapa

dan sekam padi 2:1. Tekan dengan

menggunakan dua jari untuk memadatkan

media agar stek tidak bergoyang akibat

percikan air saat penyiraman kemudian

3) Tempatkan pada ruang perakaran stek

odengan suhu udara <30 C dan kelembaban

>90%

4) Setelah 2 bulan stek mulai berakar , dan

dipindahkan pada polybag dengan media

campuran tanah dan kompos (2:1).

5) Polybag ditempatkan pada bedeng semai

dengan naungan 50 %

Gambar 7. Stek batang kilemo (Foto : Rina, 2009)

9

Page 17: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

B. GANITRI (Elaeocarpus ganitrus ) perkecambahan benihnya antara lain dapat

B.1. Teknik Perbenihan dilakukan dengan cara mengubur biji selama 3 bulan

1) Buah ganitri berbentuk bulat atau memendam biji/benih dalam tanah dan

2) Buah yang dikumpulkan adalah buah yang masak dipanaskan dengan api di atasnya.

secara fisiologis, dicirikan dengan kulit buah

berwarna biru tua sampai ungu

3) Buah masak pada bulan Maret - April

4) Pengumpulan buah dilakukan dengan teknik

pemanjatan dan dibantu galah berkait.

5) Ekstraksi dilakukan dengan cara menggosok buah

pada permukaan yang agak kasar secara perlahan

sampai daging buah terlepas dari biji. Kemudian biji

dicuci bersih.

6) Biji ganitri sangat keras, berbentuk bola dengan

warna kulit biji coklat dan berukir. Ukuran diameter

biji ganitri yang dihasilkan dari satu pohon bervariasi

antara 5,5 -10 mm.

7) Benih memiliki masa dormansi yang panjang

sehingga perlu pematahan dormansi untuk proses Gambar 8. Buah ganitri

(Foto : Kurniawati, 2010)

10

Page 18: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

2) Akar anakan yang terkumpul diberi

pelembab serbuk sabut kelapa yang

dibasahi, kemudian dibungkus dengan

kertas merang, selanjutnya dikemas dalam

karung plastik

3) Sesampainya di persemaian, daun anakan

dipotong dan sisakan sepertiga bagian

4) Siapkan media Tanah + Arang kompos+

Arang sekam padi 3 : 1 : 1 (v:v:v) dalam

polybag

5) Sapih ke dalam media dalam polybag yang

B.2. Teknik Pembibitan sudah disiram terlebih dahulu

B.2.1. Generatif 6) Polybag yang sudah berisi anakan

a. Dengan biji diletakkan di tempat yang teduh

Ganitri sangat sulit diperbanyak melalui benih 7) Setelah bibit segar (2-4 minggu) bibit

karena kulit biji yang sangat keras dipindah ke bedeng persemaian dengan

b. Dengan Anakan Alam (Cabutan) naungan 0 % (tanpa naungan)

1) Anakan alam diambil secara cabutan. 8) Bibit siap dipindah ke lapangan setelah 4

Anakan memiliki tinggi minimal 10 cm. bulan di bedeng persemaian

Gambar 9. Biji Ganitri

(Foto : Rina, 2010)

11

Page 19: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

Gambar 10. Anakan ganitri yang baru dikumpulkan

(Foto : Rina, 2010)

(Foto : Rina, 2010)

Gambar 11. (a). Anakan ganitri yang dipotong daunnya

11 b11 a

dan 11. (b). bibit ganitri umur 4 bulan asal cabutan

12

Page 20: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

B.2.2. Vegetatif

1) Bahan stek adalah anakan alam

yang memiliki tinggi minimal 50 cm

atau bibit yang telah lewat masa

penanaman . Pengemasan bahan

stek asal anakan alam sama

dengan pengemasan cabutan

2) Daun-daun bahan stek dipotong

dan sisakan sepertiga-nya, tunas

atau daun muda dibuang, rendam

dalam larutan fungisida

3) Bahan stek yang telah diberi

fungisida tersebut dipotong dengan

ukuran minimal 10-12 cm

(Foto : Rina, 2011)

Gambar 12. Anakan alam sebagai bahan stek

13

Page 21: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

Gambar 13. Bahan stek ganitri

(Foto : Rina, 2011)

14

Page 22: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

4) Sungkup yang akan digunakan harus untuk menghindari kulit dan ujung stek

dibersihkan terlebih dahulu dengan cara terluka.

dicuci. Kemudian pada bagian dasarnya 8) Sebelum ditanam ,stek direndam dalam

diberi pasir zeolit (pecahan sisa batuan larutan IBA 400 ppm selama 10 menit.

besar-besar) setinggi 1 cm untuk menjaga Kemudian ditanam di media dalam pot-tray

kestabilan kelembaban dalam sungkup. Tekan dengan menggunakan dua jari untuk

5) Media tanam yang digunakan adalah memadatkan media agar stek tidak

campuran serbuk sabut kelapa dan sekam bergoyang akibat percikan air saat

padi 1:1 (v:v). yang telah diseterilkan penyiraman.

dengan cara pemanasan. 9) Selesai penanaman dilakukan penyiraman

6) Media dimasukkan kedalam pot-tray, dengan percikan air yang halus (hindari

kemudian disusun dalam sungkup dan siraman air secara langsung dari tekanan

ditutup untuk memelihara kelembaban agar pompa air maupun ledeng). Pot-ray yang

tetap tinggi (sekitar 90 %). telah berisi stek ditempatkan pada ruang

07) Media tanam dalam pot-tray terlebih dahulu tumbuh dengan suhu < 30 C dan

dibuat lubang tanam dengan menggunakan kelembaban > 90 %.

potongan batang kayu atau bahan lainnya

yang telah ditajamkan ujungnya dengan

cara menusukkannya ke dalam media.

Pembuatan lubang tanam ini dimaksudkan

15

Page 23: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

10 ) Stek yang telah berakar (3-5 cm) disapih

kedalam polybag yang berisi campuran

tanah dengan arang sekam padi 1:1 (v:v).

Penyapihan dilakukan dengan posisi stek

tegak, usahakan akar tidak terlipat.

Selanjutnya dilakukan penyiraman dan bibit

ditempatkan di tempat yang teduh.

Gambar 14. Stek ganitri yang telah bertunas

(Foto : Rina, 2011)

16

Page 24: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

Gambar 15. Stek ganitri umur 3 bulan asal batang bawah

(Foto : Rina, 2011)

17

Page 25: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

Gambar 16. Stek ganitri umur 3 bulan asal batang tengah

(Foto : Rina, 2011)

18

Page 26: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

Gambar 17. Stek ganitri umur 3 bulan asal batang atas (pucuk)

(Foto : Rina, 2011)

19

Page 27: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

C. MALAPARI (Pongamia pinnata) 8) Benih harus segera dikecambahkan karena sifatnya

C.1. Teknik Perbenihan yang semi rekalsitran, tidak bisa disimpan dalam

1) Buah malapari berbentuk polong hampir separuh waktu yang lama di ruang terbuka

elips berukuran panjang 4 – 7,5 cm dan lebar 1,7 – 9) Media perkecambahan adalah campuran tanah top

3,2 cm. soil dan pasir sungai steril dengan perbandingan

2) Polong masak dicirikan dengan warna polong coklat 1 : 1.

– coklat tua. 10) Benih ditanam dengan cara membenamkan 2/3 dari

3) Pengumpulan buah dilakukan dengan teknik panjang benih ke dalam media perkecambahan

pemanjatan dan dibantu galah berkait. yang telah disiram air sebelumnya (lembab).

4) Buah masak pada bulan Oktober - November 11) Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi hari

5) Benih dikeluarkan dari polongnya dengan cara (jam 7) atau sore hari (jam 17)

penjemuran di bawah sinar matahari sampai polong

terbuka.

6) Benih/biji malapari berbentuk elips panjang 1,7 – 2,0

cm dan lebar 1,2 – 1,8 cm serta berkulit coklat

kemerahan.

7) Benih hasil ekstraksi selanjutnya diseleksi untuk

memilih benih yang sehat (tidak terserang hama

penyakit) dan segar.

20

Page 28: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

Gambar 18. Buah malapari

(Foto : Rina, 2010)

21

Page 29: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

Gambar 19. Benih/biji malapari

(Foto : Kurniawati 2012)

22

Page 30: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

C.2. Teknik Pembibitan

C.2.1. Generatif

1) Benih yang telah berkecambah dan memiliki 7) Bibit malapari ditempatkan di bedeng-bedeng

dua pasang daun yang telah terbuka siap semai dengan naungan 50 % atau intensitas

untuk disapih ke media bibit cahaya yang masuk sebesar 75 %. Bahan

2) Media sapih untuk bibit adalah campuran naungan dapat dibuat dari plastik (sarlon),

tanah sub soil dan kompos dengan ijuk, daun kelapa atau jerami

perbandingan 3 : 1. 8) Penyiraman dilakukan setiap hari, pagi hari

3) Satu minggu sebelum penyapihan dilakukan, (jam 7) atau sore hari (jam 17)

pada media sapih ditambahkan pupuk NPK 9) Bibit malapari siap dipindah ke lapangan

0,5 g per polybag. setelah 5 bulan dari waktu penyapihan

4) Penyapihan dilakukan dengan cara

mencungkil media disekitar kecambah

hingga kecambah dapat diangkat beserta

akarnya.

5) Kecambah ditanam pada media bibit yang

telah disiapkan.

6) Pada saat penyapihan tambahkan mikoriza

sebanyak 5 g per polybag.

23

Page 31: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

Gambar 20. Bibit malapari umur 5 bulan di persemaian

(Foto : Rina 2010)

24

Page 32: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

C.2.2 Vegetatif 5) Stek disungkup plastik dan ditempatkan di

o1) Bahan stek berasal dari anakan alam dengan rumah perakaran stek (suhu<30 C dengan

kondisi kulit batang berwarna hijau tua kondisi lingkungan suhu udara < 30 % dan

sampai hijau tua keabu-abuan serta sudah kelembaban >90% .

agak berkayu. 6) Stek akan mulai berakar sekitar 8 – 10 hari

2) Bahan stek dipotong sepanjang 5 – 7 cm. setelah tanam. Setelah 60 hari dari waktu

Bagian pangkal atau bagian bawah stek tanam dilakukan proses aklimatisasi hingga

0dipotong dengan kemiringan 45 , yang bibit malapari siap dipindahkan ke

dilakukan sedikit di bawah nodum atau ruas. persemaian.

Daun dikurangi dan ditinggalkan 2 – 3 helai, 7) Bibit disapih ke media pembibitan di

kemudian dipotong hingga tersisa 1/3 persemianan. Media sapih untuk bibit

bagiannya malapari adalah campuran tanah sub soil dan

3) Media pengakaran stek adalah campuran kompos dengan perbandingan 3 : 1.

sekam padi dan serbuk sabut kelapa (1:1 8) Bibit ditempatkan di bedeng-bedeng semai

v/v). dengan tingkat naungan bertahap mulai dari

4) Stek ditanam dengan menanam ¾ bagian naungan berat hingga tidak membutuhkan

dari tangkai stek. Padatkan media sekitar naungan lagi atau bibit siap ditanam di

stek yang ditanam agar stek tidak bergoyang lapangan. Bahan naungan dapat dibuat dari

akibat percikan air saat penyiraman. plastik (sarlon), ijuk, daun kelapa atau jerami

25

Page 33: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

D. KEMENYAN (Styrax benzoin) 7) Sebelum dikecambahkan, benih direndam semalam

D.1. Teknik Perbenihan lalu dijemur seharian selama 3 hari berturut-turut atau

1) Buah kemenyan berbentuk bulat gepeng dan lonjong hingga kulit biji retak sehingga meningkatkan proses

berukuran diameter 25 – 30 mm. penyerapan air (imbibisi) oleh benih

2) Buah masak secara fisiologis dicirikan dengan warna 8) Media perkecambahan berupa pasir halus

kulit buah hijau tua 9) Benih ditanam dengan cara membenamkan 2/3 dari

3) Buah masak dikumpulkan dari bawah tegakan, karena panjang benih ke dalam media perkecambahan yang

buah kemenyan yang telah masak akan jatuh secara telah disiram air sebelumnya (lembab).

alami. 10) Persentase keberhasilan perkecambahan dengan

4) Proses ekstraksi buah yaitu mengeluarkan benih dari cara ini sebesar 88 % dan kecepatan berkecambah

buah dilakukan dengan cara mengiris kulit buah secara 2,07 %/etmal.

manual karena daging buah kemenyan cukup tebal

dan keras.

5) Biji/benih kemenyan berwarna coklat, diameter

berkisar 15-19 mm. Jumlah biji per-kg sebanyak 471

butir pada kondisi kadar air 43,09 %.

6) Benih hasil ekstaksi kemudian diseleksi untuk memilih

benih yang sehat (tidak terlihat bekas serangan hama

atau penyakit ) dan.segar

26

Page 34: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

Gambar 21.(a). Buah kemenyan dan 21.(b). Biji kemenyan(Foto : Kurniawati 2013)

21 a 21 b

27

Page 35: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

D.2. Teknik Pembibitan

D.2.1 . Generatif 3) Semai –semai yang telah disapih

1) Benih yang telah berkecambah dan diletakkan pada bedeng semai dengan

memiliki satu pasang daun yang telah naungan 50 - 65 %

terbuka siap untuk disapih 4) Penyiraman dilakukan setiap hari, pagi

2) Media sapih berupa campuran tanah top hari (jam 7) atau sore hari (jam 17).

soil dan kompos dengan perbandingan 5) Bibit siap dipindah ke lapangan 5 bulan

1:1 (v:v) setelah penyapihan.

28

Gambar. 22. Tahapan Perkecambahan Kemenyan

(Foto : Rina 2004)

Page 36: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

29 Gambar. 23. Kemenyan yang telah disapih

(Foto : Rina 2004)

Page 37: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

D.2.2. Vegetatif dimaksudkan untuk menghindari kulit dan

1) Bahan stek berasal dari anakan alam atau ujung stek terluka.

tunas muda dengan kondisi kulit batang 6) Setelah stek ditanam, padatkan media

berwarna hijau tua serta berkayu. agar stek tidak bergoyang akibat percikan

2) Bahan stek dipotong sepanjang 7 – 10 cm air saat penyiraman dengan cara

atau dengan ukuran minimal 2 ruas daun. menekan dengan menggunakan dua jari

Daun-daun bahan stek dipotong dan 7) Se lesa i penanaman d i l akukan

sisakan sepertiganya. penyiraman dengan percikan air yang

3) Stek ditanam pada media tanam yang halus (hindari siraman air secara langsung

berupa campuran serbuk sabut kelapa : dari tekanan pompa air maupun ledeng).

sekam padi dengan perbandingan 2:1 8) Stek disungkup plastik dan ditempatkan

(v/v). pada ruang perakaran stek dengan suhu

04) Media dalam pot-tray terlebih dahulu udara < 30 C dan kelembaban > 90 %.

d i b u a t l u b a n g t a n a m d e n g a n 9) Stek yang telah berakar (3-5 cm) disapih

menggunakan potongan batang kayu atau kedalam polybag yang berisi campuran

bahan lainnya yang telah ditajamkan tanah dan kompos dengan perbandingan

ujungnya dengan cara menusukkannya 1:1 (v:v). Penyapihan dilakukan dengan

ke dalam media. posisi stek tegak, usahakan akar tidak

5) P e m b u a t a n l u b a n g t a n a m i n i terlipat.

30

Page 38: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

Gambar 24. Stek Kemenyan

(Foto : Kurniawati 2012)

31

10)Selanjutnya dilakukan penyiraman dan 11) D e n g a n t e k n i k i n i p e r s e n t a s e

bibit ditempatkan di tempat yang teduh. keberhasilan stek lebih dari 80 %.

Page 39: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

Beberapa jenis tanaman hutan penghasil obat-obatan, makanan, minyak atsiri, dan energi yang dapat dimanfaatkan dan terbukti

cukup potensial dalam meningkatkan perekonomian masyarakat seringkali terkendala dalam teknik pembudidayaannya. Informasi akan

teknik-teknik perbenihan dan pembibitan yang tepat untuk jenis-jenis tanaman penghasil hasil hutan bukan kayu tersebut sangat

bermanfaat dalam mendukung pembangunan hutan tanaman sumber bahan baku penghasil Food, Energi, Medicine and Others.

III. PENUTUP

32

Page 40: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, C. dan T. Rostiwati. 2011. Pengaruh hormon pertumbuhan Putri, K.P, Danu, M. Sanusi dan E. Supardi. 2013. Teknik dan senyawa nitrogen serta waktu perendaman perbanyakan vegetatif kemenyan (Styrax benzoin terhadap perkecambahan lemo (Litsea cubeba). dryand). Laporan Hasil Penelitian. Balai Penelitian Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian. Pusat Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan. Tidak Penel i t ian dan Pengembangan Peningkatan dipublikasikan. Produktivitas Hutan. Bogor. Rostiwati, T dan K.P. Putri. 2012. Review Status Litbang

Aminah, A., Danu, N. Siregar dan D.F. Djam'an. 2012. Kranji Tanaman Kilemo (Litsea cubeba L. Person) di Indonesia. (Pongamia pinnata Merril) Sumber Energi Terbarukan. Makalah dipresentasikan pada Seminar Nasional Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan. POKJANAS TOI XLII: “Penggalian, Pelestarian, Bogor. Pemanfaatan dan Pengembangan Tumbuhan Obat

Indonesia untuk Peningkatan Kesejahteraan Danu dan R. Kurniaty. 2012. Perbanyakan Tanaman Kilemo Masyarakat” tanggal 15 – 16 Mei 2012 di Cimahi, (Litsea cubeba) dengan Teknik Stek Pucuk. Tekno Hutan Bandung.Tanaman Volume 5 (1) : 1 – 6.

Sudradjat, D.J dan Megawati. 2009. Perkecambahan Benih Kurniaty, R. , B. Budiman, K.P.Putri, E.R. Kartiana dan Kemenyan (Styrax benzoin Dryander) Pada Beberapa A.Muharam. 2004. Klasifikasi Kecambah Normal Untuk Media Tabur dan Perlakuan Pendahuluan. Jurnal Semai Siap Sapih. Laporan Hasil Penelitian Balai Penelitian Hutan Tanaman Volume 6 (3) : 126 – 135.Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Perbenihan.

Bogor. Tidak dipublikasikan.

Kurniaty,R. dan T. Rostiwati. 2013. Perbanyakan ganitri (Elaeocarpus ganitrus) dengan teknik stek. Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian Balai Penelitian Kehutanan Mataram.

Kurniaty, R., R.U. Damayanti, T. Rostiwati. 2013. Penggunaan Beberapa Macam Media dan Naungan pada Pembibitan Ganitri (Elaeocarpus ganitrus). Prosiding Balai Penelitian Teknologi Agroforestri. Ciamis

Kurniaty, R. dan Y.Heryati. 2013. Efektifitas Penggunaan Mikoriza dan Pupuk P dalam Pertumbuhan Bibit Malapari (Pongamia pinnata) Umur 5 Bulan. Prosiding Seminar Nasional Silvikultur. Universitas Hasanudin. Makassar

33

Page 41: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

Copyright ©Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutanwww.bptpbogor.litbang.dephut.go.id

34

Page 42: Publikasi Khusus September 2013 ISBN 978-979-3539-28-7 · 3)Selanjutnya kecambah ditanam pada media bibit 5) Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu jam 6-8 yang telah disiapkan.

Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman HutanJl.Pakuan Ciheuleut PO BOX 105 Bogor 16001Telp./Fax : (0251) 8327768www.bptpbogor.dephut.litbang.go.id

ISBN 978-979-3539-28-7