Publication Poster

1
Kendaraan yang bergerak menghasilkan energi, pergerakan, dan emisi. Emisi dari kenda- raan bermotor terutama emisi CO 2 merupakan senyawa yang tidak tampak namun dapat diketahui dari dampak yaitu sindrom nyeri tenggorokan dan dari dampak dapat diketahui be- ban ekonomi pencemaran lingkungan. Penelitian dilaksanakan dengan terlebih dahulu meli- hat data sekunder (2003 s/d 2008) dari dinas, badan, UPTD Kota Samarinda serta yang ter- kait dengan penelitian ini termasuk masukkan dari pihak yang berkompeten dengan metode cost of illnes dan purposive sampling serta memberi batasan-batasan penelitian diantaranya: sindroma nyeri tenggorokan; jumlah penduduk tetap dalam satu kelurahan (menetap dan melakukan kegiatan perekonomian di tepi jalan, tidak menetap dan melakukan kegiatan perekonomian di tepi jalan); kondisi badan jalan; banyaknya kendaraan yang melakukan pergerakan di jalan; merupakan jalan utama, tingkat kenaikan pendapatan penduduk dan kebutuhan bahan pokok, Perda Kota Samarinda No.19 tahun 2006, dan asumsi-asumsi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan orang sakit dan biayanya dari tahun 2003 s/d 2008 sebesar 16,67% ini dikarenakan peningkatan volume emisi CO 2 berbanding lurus dengan dampaknya yang menyebar meluas dan intensif namun dapat dikurangi dengan pembatasan pergerakkan kendaraan angkutan umum berukuran kecil dengan transportasi angkutan massal Kata Kunci: Biaya, Emisi CO 2 , Sindroma nyeri tenggorokan Emisi kendaraan bermotor dengan pola penyebaran spasial yang meluas dari emisi CO 2 , karbon dioksida merupakan gas penting pada suatu proses pernapasan di dalam tubuh. . Berkelebihan karbon diokasida (CO 2 ) maka menyebabkan iritasi dan infeksi saluran pernapasan atau iritasi dan infeksi pada saluran tenggorokan yang sering disebut sindroma nyeri tenggorokan atau pernapasan nyeri tenggorokan (Moerad, 2008). Konsep cost of illness (COI) merupakan alat atau teknik dalam evaluasi ekonomi untuk menilai dan menghitung biaya-biaya yang timbul oleh berba- gai masalah kesehatan yang ada. Namun demikian COI bu- kanlah sebagai suatu teknik evaluasi ekonomi yang lengkap, metode ini memperkirakan pengeluaran privat dan umum untuk kese- hatan dan nilai kehilangan pendapatan, dalam hubungan morbidity dan mortality serta tingkat pencemaran. Identifikasi biaya ini dapat dilakukan dengan meng- gunakan pendekatan penelitian kualitatif pada sumber-sumber biaya yang akan di- hitung. Dari pengolahan data sekunder terlihat bahwa per- sentse rataan 16,67% tahun 2003 s/d 2006 masyarakat cendrung periksa medis dan obat di puskesmas terkecuali tahun 2007-2008, pengolahan data menggunakan asumsi dan batasan untuk mempermudah analisis, perkembangan jumlah dan penerapan batasan serta asumsi terdaapat pada Gambar 2 dan Gambar 3 berikut: data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Samarinda, Badan Pusat Statistik Kota Samarinda dan Puskesmas di Kelurahan Air Hitam, Kelurahan Sidodadi, Kelurahan Sungai Pinang Dalam. Sedangkan method cost of illness (COI) untuk mengetahui beban emisi kendaraan bermotor, dimasukkan data ke dalam tabel analisis ( Gambar 1), sedangkan biaya emisi marginal berdasarkan perhitungan antara biaya emisi dengan emisi CO 2 kendaraan bermotor yaitu Sumber : Lahjie (2008) Ket.: MCE (s/p) = Marginal Emission (social atau private); Δ BE (m/p) = biaya emisi (masyarakat atau pribadi); Δ Emisi CO 2 = Emisi CO 2 kendaraan bermotor Dari Gambar 4 dan 5, terlihat bahwa anal- isis metode COI puskesmas dan pribadi yang mempengaruhinya adalah jumlah yang terpapar dampak dan biaya langsung, hal ini sudah terlihat berdasarkan batasan dan asumsi yang digunakan. ABSTRAK Dengan menggunakan metode cost of illness (COI) secara sederhana maka dapat diketa- hui jumlah dampak dan besaran nilai dam- pak dari emisi kendaraan bermotor berdasar- kan sindrom nyeri tenggorokan di Kota Samarinda dari tahun 2003 s/d 2008 TUJUAN Global Health 11 Nov. 2014 Furqaan Hamsyani Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Prodi. Manajemen Lingkungan, [email protected] ANALISIS EMISI KENDARAAN BERMOTOR (SINDROM NYERI TENGGOROKAN) DENGAN METODE COST OF ILLNESS SECARA SEDERHANA DI KOTA SAMARINDA Penelitian bersifat deskriptif kualitatif dan di- laksanakan di Kota Samarinda dengan mem- perhatikan batasan dan asumsi penelitian, dilaksanakan dari bulan September 2008 s/d bulan April 2009 mulai dari persiapan penelitian dan studi literatur; pengambilan data penelitian (primer dan sekunder); pengolahan dan analisis data penelitian. Teknik pengam- bilan data menggunakan purposive sampling method dengan terlebih dahulu ada 2 ) / ( ) / ( CO Emisi BE MCE p m p s Gambar 1. Tabel Analisis Cost of Illness Method Secara Sederhana. Gambar 2. Grafik Hasil Analisis Data Sekunder Jumlah Dampak Emisi CO2 Kendaraan Bermotor (Sindroma Nyeri Tenggororkan). Gambar 3. Tabel Batasan-batasan dan asumsi dalam Cost of Illness (COI) Method. Gambar 4. Tabel Perhitungan COI Secara Sederhana Pada Biaya Puskes- mas. Gambar 5. Tabel Perhitungan COI Secara Sederhana Pada Biaya Individu Dimasyarakat (Pribadi). Gambar 6. Tabel Hasil Analisis Cost of Illness (COI) Method Secara Sederhana di Kota Dari Gambar 6 disamping, terlihat dari tahun 2003 s/d 2008 terjadi peningkatan dengan total emisi CO 2 63.744,38 ton maka biaya CES Rp. 2.839.313.126,00; CEP Rp. 688.994.375,00; dan total Rp. 3.528.307.500,00. Gambar 7. Hasil Analisis COI Secara Sederhana Pada Puskesmas (pemerintah) di Kota Samarinda. Gambar 8. Hasil Analisis COISecara Sederhana Pada Individu di Masyarakat (Pribadi) di Kota Samarinda. Gambar 9. Marginal Cost Emission Social (MCES) dan Marginal Cost Emission Private (MCEP)di Kota Samarinda. Gambar 10. Cost of Illness (COI) Marginal di Kota Samarinda. Dari Gambar 7 dan 8, terlihat bahwa pertumbuhan rata-rata pertahun 16,67% dengan selisih rata-rata setiap tahun 1,03% pada emisi maka biaya mengalami hal yang sama. Untuk mar- ginalnya terlihat bahwa bertambahnya cost of illness (COI) marginal untuk MCES sebesar 10.091,13 dan MCEP 3.661,26 serta COI 13.752,39 diakibatkan oleh produksi emisi bertambah 1.137,76 dalam rentang setahun (Gambar 9 dan 10) Terimakasih saya ucapkan kepada : 1. Pemerintah Kota Samarinda beserta seluruh jajarannya, terutama Kepala Dinas Kese- hatan Kota Samarinda beserta seluruh jajarannya; 2. Kepala Puskesmas di lokasi penelitian beserta seluruh ja- jarannya; 3. Kepala Badan Pusat Statistik Kota Samarinda beserta seluruh ja- jarannya. HASIL DAN DISKUSI PENDAHULUAN METODE DAN DATA Metode cost of illness (COI) secara sederhana rata-rata perta- hun 16,67% dengan selisih rata-rata setiap tahun 1,03%; maka kebijakan pemerintah Kota Samarinda adalah terhadap kendaraan dan emisi: pemberian izin dibatasi bagi kendaraan dan angkutan umum yang berukuran kecil; perketat pajak progresif dan tinggi pada setiap tahun, memperbanyak kendaraan angkutan massal dan akses ke tempat tujuan, seperti bus ramah lingkungan dan kereta api listrik serta stasiun pemberhentian dan pemberangkatan diseluruh bagian Kota Samarinda, meningkatkan kualitas dan panjang jalan sehingga laju kendaraan menjadi tidak terhambat sehingga emisi yang dihasilkan tidak menjadi besar. KESIMPULAN UCAPAN TERIMAKASIH

description

poster

Transcript of Publication Poster

  • Kendaraan yang bergerak menghasilkan energi, pergerakan, dan emisi. Emisi dari kenda-raan bermotor terutama emisi CO2 merupakan senyawa yang tidak tampak namun dapat diketahui dari dampak yaitu sindrom nyeri tenggorokan dan dari dampak dapat diketahui be-ban ekonomi pencemaran lingkungan. Penelitian dilaksanakan dengan terlebih dahulu meli-hat data sekunder (2003 s/d 2008) dari dinas, badan, UPTD Kota Samarinda serta yang ter-kait dengan penelitian ini termasuk masukkan dari pihak yang berkompeten dengan metode cost of illnes dan purposive sampling serta memberi batasan-batasan penelitian diantaranya: sindroma nyeri tenggorokan; jumlah penduduk tetap dalam satu kelurahan (menetap dan melakukan kegiatan perekonomian di tepi jalan, tidak menetap dan melakukan kegiatan perekonomian di tepi jalan); kondisi badan jalan; banyaknya kendaraan yang melakukan pergerakan di jalan; merupakan jalan utama, tingkat kenaikan pendapatan penduduk dan kebutuhan bahan pokok, Perda Kota Samarinda No.19 tahun 2006, dan asumsi-asumsi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan orang sakit dan biayanya dari tahun 2003 s/d 2008 sebesar 16,67% ini dikarenakan peningkatan volume emisi CO2 berbanding lurus dengan dampaknya yang menyebar meluas dan intensif namun dapat dikurangi dengan pembatasan pergerakkan kendaraan angkutan umum berukuran kecil dengan transportasi angkutan massal Kata Kunci: Biaya, Emisi CO2, Sindroma nyeri tenggorokan

    Emisi kendaraan bermotor dengan pola penyebaran spasial yang meluas dari emisi CO2, karbon dioksida

    merupakan gas penting pada suatu proses pernapasan di dalam tubuh. . Berkelebihan karbon diokasida (CO2) maka menyebabkan iritasi dan infeksi saluran pernapasan atau iritasi dan infeksi pada saluran tenggorokan yang sering disebut sindroma nyeri tenggorokan atau pernapasan nyeri tenggorokan (Moerad, 2008). Konsep cost of illness (COI) merupakan alat atau teknik dalam evaluasi ekonomi untuk menilai dan menghitung biaya-biaya yang timbul oleh berba-gai masalah kesehatan yang ada. Namun demikian COI bu-

    kanlah sebagai suatu teknik evaluasi ekonomi yang lengkap, metode ini memperkirakan pengeluaran privat dan umum untuk kese-hatan dan nilai kehilangan pendapatan, dalam hubungan morbidity dan mortality serta tingkat pencemaran. Identifikasi biaya ini dapat dilakukan dengan meng-gunakan pendekatan penelitian kualitatif pada sumber-sumber biaya yang akan di-hitung.

    Dari pengolahan data sekunder terlihat bahwa per-sentse rataan 16,67% tahun 2003 s/d 2006 masyarakat

    cendrung periksa medis dan obat di puskesmas terkecuali tahun 2007-2008, pengolahan data menggunakan asumsi dan batasan untuk mempermudah analisis, perkembangan jumlah dan penerapan batasan serta asumsi terdaapat pada Gambar 2 dan Gambar 3 berikut:

    data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Samarinda, Badan Pusat Statistik Kota Samarinda dan Puskesmas di Kelurahan Air Hitam, Kelurahan Sidodadi, Kelurahan Sungai Pinang Dalam. Sedangkan method cost of illness (COI) untuk mengetahui beban emisi kendaraan bermotor, dimasukkan data ke dalam tabel analisis (Gambar 1), sedangkan biaya emisi marginal berdasarkan perhitungan antara biaya emisi dengan emisi CO2 kendaraan bermotor yaitu

    Sumber : Lahjie (2008) Ket.: MCE(s/p) = Marginal Emission (social atau private); BE(m/p) = biaya emisi (masyarakat atau pribadi); Emisi CO2 = Emisi CO2 kendaraan bermotor

    Dari Gambar 4 dan 5, terlihat bahwa anal-isis metode COI puskesmas dan pribadi yang mempengaruhinya adalah jumlah yang terpapar dampak dan biaya langsung, hal ini sudah terlihat berdasarkan batasan dan asumsi yang digunakan.

    ABSTRAK

    Dengan menggunakan metode cost of illness (COI) secara sederhana maka dapat diketa-hui jumlah dampak dan besaran nilai dam-pak dari emisi kendaraan bermotor berdasar-kan sindrom nyeri tenggorokan di Kota Samarinda dari tahun 2003 s/d 2008

    TUJUAN

    Global Health

    11 Nov. 2014

    Furqaan Hamsyani

    Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Prodi. Manajemen Lingkungan, [email protected]

    ANALISIS EMISI KENDARAAN BERMOTOR (SINDROM NYERI TENGGOROKAN) DENGAN METODE COST OF ILLNESS SECARA SEDERHANA DI KOTA SAMARINDA

    Penelitian bersifat deskriptif kualitatif dan di-laksanakan di Kota Samarinda dengan mem-

    perhatikan batasan dan asumsi penelitian, dilaksanakan dari bulan September 2008 s/d bulan April 2009 mulai dari persiapan penelitian dan studi literatur; pengambilan data penelitian (primer dan sekunder); pengolahan dan analisis data penelitian. Teknik pengam-bilan data menggunakan purposive sampling method dengan terlebih dahulu ada

    2

    )/(

    )/(COEmisi

    BEMCE

    pm

    ps

    Gambar 1. Tabel Analisis Cost of Illness Method Secara Sederhana.

    Gambar 2. Grafik Hasil Analisis Data Sekunder Jumlah Dampak Emisi CO2 Kendaraan Bermotor (Sindroma Nyeri Tenggororkan).

    Gambar 3. Tabel Batasan-batasan dan asumsi dalam Cost of Illness (COI) Method.

    Gambar 4. Tabel Perhitungan COI Secara Sederhana Pada Biaya Puskes-mas.

    Gambar 5. Tabel Perhitungan COI Secara Sederhana Pada Biaya Individu Dimasyarakat (Pribadi).

    Gambar 6. Tabel Hasil Analisis Cost of Illness (COI) Method Secara Sederhana di Kota

    Dari Gambar 6 disamping, terlihat dari tahun 2003 s/d 2008 terjadi peningkatan dengan total emisi CO2 63.744,38 ton maka biaya CES Rp. 2.839.313.126,00; CEP Rp. 688.994.375,00; dan total Rp. 3.528.307.500,00.

    Gambar 7. Hasil Analisis COI Secara Sederhana Pada Puskesmas (pemerintah) di Kota Samarinda.

    Gambar 8. Hasil Analisis COISecara Sederhana Pada Individu di Masyarakat (Pribadi) di Kota Samarinda.

    Gambar 9. Marginal Cost Emission Social (MCES) dan Marginal Cost Emission Private (MCEP)di Kota Samarinda.

    Gambar 10. Cost of Illness (COI) Marginal di Kota Samarinda.

    Dari Gambar 7 dan 8, terlihat bahwa pertumbuhan rata-rata pertahun 16,67% dengan selisih rata-rata setiap tahun 1,03% pada emisi maka biaya mengalami hal yang sama. Untuk mar-ginalnya terlihat bahwa bertambahnya cost of illness (COI) marginal untuk MCES sebesar 10.091,13 dan MCEP 3.661,26 serta COI 13.752,39 diakibatkan oleh produksi emisi bertambah 1.137,76 dalam rentang setahun (Gambar 9 dan 10)

    Terimakasih saya ucapkan kepada : 1. Pemerintah Kota Samarinda beserta seluruh jajarannya, terutama Kepala Dinas Kese-

    hatan Kota Samarinda beserta seluruh jajarannya; 2. Kepala Puskesmas di lokasi penelitian beserta seluruh ja-

    jarannya; 3. Kepala Badan Pusat Statistik Kota Samarinda beserta seluruh ja-

    jarannya.

    HASIL DAN DISKUSI

    PENDAHULUAN

    METODE DAN DATA

    Metode cost of illness (COI) secara sederhana rata-rata perta-hun 16,67% dengan selisih rata-rata setiap tahun 1,03%;

    maka kebijakan pemerintah Kota Samarinda adalah terhadap kendaraan dan emisi: pemberian izin dibatasi bagi kendaraan dan angkutan umum yang berukuran kecil; perketat pajak progresif dan tinggi pada setiap tahun, memperbanyak kendaraan angkutan massal dan akses ke tempat tujuan, seperti bus ramah lingkungan dan kereta api listrik serta stasiun pemberhentian dan pemberangkatan diseluruh bagian Kota Samarinda, meningkatkan kualitas dan panjang jalan sehingga laju kendaraan menjadi tidak terhambat sehingga emisi yang dihasilkan tidak menjadi besar.

    KESIMPULAN

    UCAPAN TERIMAKASIH