PTPM Program Pertanian Berkelanjutan Tanam Perdana SRI … · Petani Desa Libukang Mandiri...

16
Ketua Kelompok Tani Harapan Mulia, Paimin, turun ke sawah untuk melakukan tanam perdana padi dengan metode SRI Organik. Kegiatan tersebut dilakukan di lahan seluas 17,15 hektar di Desa Libukang Mandiri, Kecamatan Towuti, pada akhir Februari 2015. PTPM Program Pertanian Berkelanjutan Tanam Perdana SRI Organik Laporan Utama > Hal 4 Meningkatkan Kapasitas Penggerak PMDM Wawasan > Hal 5 Mengoptimalkan Partisipasi Perempuan Wawasan > Hal 8 Lihat Katam Sebelum Bertanam Informasi, Interaksi, Inspirasi WAWASAN > HAL 10 Membandingkan SRI Organik dan Pola Tanam Konvensional WAWASAN > HAL 9 2020, Indonesia Penghasil Kakao Terbesar Dunia SOSOK > HAL 7 Denra: Semangat Meningkatkan Kualitas Hidup Keluarga TabloidVerbeek @TabloidVerbeek EDISI 19 I 2015 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk - Tidak Diperjualbelikan - Berkarya untuk dunia dengan nilai-nilai baru.

Transcript of PTPM Program Pertanian Berkelanjutan Tanam Perdana SRI … · Petani Desa Libukang Mandiri...

Page 1: PTPM Program Pertanian Berkelanjutan Tanam Perdana SRI … · Petani Desa Libukang Mandiri mempresentasikan prinsip pertanian ramah lingkungan tanam dangkal, tanam tunggal, dan ta

Ketua Kelompok Tani Harapan Mulia, Paimin, turun ke sawah untuk melakukan tanam perdana padi dengan metode SRI Organik. Kegiatan tersebut dilakukan di lahan seluas 17,15 hektar di Desa Libukang Mandiri, Kecamatan Towuti, pada akhir Februari 2015.

PTPM Program Pertanian Berkelanjutan Tanam Perdana SRI Organik

Laporan Utama > Hal 4Meningkatkan Kapasitas Penggerak PMDM

Wawasan > Hal 5Mengoptimalkan

Partisipasi PerempuanWawasan > Hal 8

Lihat Katam Sebelum Bertanam

I n f o r m a s i , I n t e r a k s i , I n s p i r a s iWAWASAN > HAL 10

Membandingkan SRI Organik dan Pola Tanam Konvensional

WAWASAN > HAL 9

2020, Indonesia Penghasil Kakao Terbesar Dunia

SOSOK > HAL 7

Denra:Semangat Meningkatkan Kualitas Hidup Keluarga

TabloidVerbeek @TabloidVerbeek

E D I S I 1 9 I 2 0 1 5 I 1 6 H A L A M A N

D i p u b l i k a s i k a n o l e h D i v i s i K o m u n i k a s i P T V a l e I n d o n e s i a T b k- T i d a k D i p e r j u a l b e l i k a n -

Berkarya untuk dunia dengan nilai-nilai baru.

Page 2: PTPM Program Pertanian Berkelanjutan Tanam Perdana SRI … · Petani Desa Libukang Mandiri mempresentasikan prinsip pertanian ramah lingkungan tanam dangkal, tanam tunggal, dan ta

Verbeek edisi 19 | 20152 EDITORIAL

Tabloid ini diterbitkan sebagai upaya mengampanyekan transparansi dari pelaksanaan Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) PT Vale. Juga sebagai media alternatif masyarakat dalam memperoleh informasi dan wawasan. Kirimkan kritik dan saran Anda untuk tabloid Verbeek melalui email atau surat ke alamat redaksi.

Tabloid Verbeek@TabloidVerbeekTabloidVerbeekTabloid Verbeek08114056715 570946F9

Pelindung: Dewan Direksi PT Vale | Penasihat: Basrie Kamba (Direktur Komunikasi & Urusan Luar), Busman Dahlan Shirat (Senior Manajer Program Pengembangan Sosial) | Penanggungjawab: Teuku Mufizar Mahmud (Senior Manajer Komunikasi), | Redaktur Pelaksana: Sihanto B. Bela | Editor: Bayu Aji Suparam (Senior Manajer Perencanaan Strategis), La Ode M. Ichman, Sohra, Aswaddin, Iskandar Ismail, Andi Zulkarnain, Baso Haris, Misdar | Redaksi: Rohman Hidayat Yuliawan, Nala Dipa Alamsyah, Nuki Adiati, Maman Ashari, Wahyudi | Fotografer: Doni Setiadi | Desain & Tata Letak: Azwar Marzuki | Alamat Redaksi: Kantor Departemen Komunikasi & Urusan Luar, Jl. Ternate No. 44 Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan - 92984.

Ari, warga Desa Wawondula, Kecamatan Towuti, membaca tabloid Verbeek di halaman Kantor Kepala Desa Wawondula.

Pembaca yang budiman,Para pakar manajeman organisasi

umumnya sepakat bahwa keberhasilan suatu perusahaan atau program memiliki tiga syarat pokok. Pertama, individu-indi-vidu yang terlibat di dalamnya memiliki komitmen moral yang kuat. Dengan kejujuran sebagai “matahari”, tidak bakal suatu perusahaan atau program dibebani dari dalam.

Syarat kedua, kemauan untuk maju layaknya “bintang” yang menjadi navigasi bagi pelaut. Ketiga, tiap individu tak henti menambah ilmu dan keterampilannya ibarat “bumi”. Di bumi kita merealisasi-kan gagasan, impian, dan harapan.

Merujuk pandangan di atas, bagaimana kita melihat Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) selama dua siklus ini? Mem-baca laporan utama Verbeek sejak edisi pertama, kita patut berbangga bahwa ketiga syarat tersebut sudah kita penuhi. Dengan kata lain, PMDM telah berjalan pada jalur yang benar.

Contoh terakhir, tak henti mengasah skill, dengan dilangsungkannya lokalatih bagi pelaku program sebelum PMDM sik-lus kedua berlangsung. Dilaksanakan di empat kecamatan, lokalatih diikuti Komi-te Desa, Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD), dan Tim Penyusun Usulan Kegiatan dan Monitoring Desa (TPUMD).

Pembaca, acara lokalatih tersebut kami sajikan sebagai salah satu bahasan lapor-an utama, selain kegiatan tanam perdana SRI Organik di Desa Libukang Mandiri, Kecamatan Towuti, yang berangkat dari pelatihan pertanian ramah lingkungan selama beberapa bulan. Kami sajikan pula laporan utama mengenai peran penting perempuan dalam PMDM.

Dalam rubrik “Sosok” kami tampil-kan Denra, Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) di Desa Pasi-pasi, Kecamatan, Malili. Dari semula sekadar mencari kegiatan demi membunuh waktu usai lulus SMA, perempuan ini akhirnya jatuh cinta kepada pekerjaannya, bahkan bangga terhadap karya yang dia jalankan. Dua tulisan dalam rubrik “Wawasan” juga menarik untuk disimak.

Selamat membaca.

Pemberdayaan masyarakat PesisirUlasan Verbeek mengenai program pengem-

bangan masyarakat PT Vale, khususnya sektor pertanian dan UMKM, menurut saya sudah cukup maju. Namun ada hal yang kurang disorot, yakni mengenai kehidupan masyarakat pesisir. Seperti kita tahu, wilayah pemberdayaan PT Vale juga terdapat di area pesisir, yakni di Malili dan sekitarnya. Seharusnya berita mengenai pe-ngembangan kapasitas mereka juga bisa dikupas khususnya di laporan utama.

Pieter, Sorowako

Artikel tentang kegiatan PMDM bidang kesehatan di wilayah pesisir Malili sudah kami sajikan di Verbeek edisi 18. Ulasan serupa akan kami lakukan kembali bila ada kegiatan pengembangan masyarakat di wilayah pesisir yang menarik. Sebagai pembaca, Anda juga dapat menginfokan aktivitas-aktivitas PMDM di lapangan kepada kami.

Perbanyak konten anak Mengapa artikel untuk bacaan anak-anak ma-

sih minim dimuat di tabloid Verbeek? Saya hanya melihat di beberapa edisi, seperti rubrik “Aha!” atau cerpen dan puisi kiriman siswa sekolah di rubrik “Karyamu”.

Ade,  Sorowako

Tabloid Verbeek merupakan media yang dirilis untuk memberikan informasi seputar PTPM kepada masyarakat. Maka kegiatan PTPM menjadi sajian utama tabloid. Meski demikian, kami tetap menyajikan konten lain dengan muatan edukatif meski dalam porsi kecil. Dua rubrik khusus anak, “AHA” dan “Karyamu” kami sajikan secara bergantian tiap edisi.

Desa Kalosi jarang mendapat VerbeekBeberapa waktu lalu saya sempat membaca

tabloid Verbeek edisi 13. Saya agak kaget ternya-ta tabloid ini masih eksis dan menerbitkan edisi-edisi terbarunya. Di tempat saya, Desa Kalosi, kami baru membaca dua edisi Verbeek selama ini. Apakah karena letak desa kami cukup ter-pencil sehingga Verbeek sulit sampai ke Kalosi?

Asrullah,  Desa Kalosi, Towuti

Saat ini kami mendistribusikan tabloid Verbeek melalui kantor desa maupun kantor Kecamatan. Pak Asrullah bisa mendapatkan tabloid Verbeek di lokasi-lokasi tersebut. Kami akan terus memerbaiki mekanisme pendistribusian untuk memastikan pembaca kami dapat menerima Verbeek di lokasi terdekat.

Perbanyak resep masakanDi beberapa edisi tabloid Verbeek sempat

diulas resep-resep masakan. Saya senang sekali membacanya, karena menambah wawasan dan bisa dipraktikkan oleh ibu-ibu. Saya menyaran-kan konten resep masakan lebih sering muncul-kan. Terima kasih.

Hasmawati,  Desa Baruga, Towuti

Selain artikel terkait PTPM, konten lain dalam Verbeek kami munculkan secara bergantian. Terima kasih telah menjadi pembaca setia tabloid Verbeek.

SURAT PEMBACA

Page 3: PTPM Program Pertanian Berkelanjutan Tanam Perdana SRI … · Petani Desa Libukang Mandiri mempresentasikan prinsip pertanian ramah lingkungan tanam dangkal, tanam tunggal, dan ta

Verbeek edisi 19 | 2015

LAPORAN UTAMA 3

Petani Desa Libukang Mandiri mempresentasikan prinsip pertanian ramah lingkungan sebelum memulai tanam perdana.

Anggota kelompok tani melakukan tanam perdana padi SRI Organik di Desa Libukang Mandiri didampingi oleh Petugas Penyuluh Lapangan.

Tanam Perdana SRI OrganikMenjaga alam, memberdayakan petani, menyehatkan masyarakat.

S udah banyak yang berubah sejak pelatihan System of Rice Intensifi-cation (SRI) Organik dilakukan di

Desa Libukang Mandiri, Kecamatan To-wuti, akhir Februari 2015 silam. Kini ru-mah-rumah kompos sudah berdiri di sela petak sawah dan petani punya persedia-an mikro organisme lokal (MOL) dalam jumlah banyak. Dan yang paling menarik adalah transformasi petani menjadi indi-vidu yang berani tampil di depan banyak orang untuk mempresentasikan kegiat-an mereka selama menerapkan metode SRI Organik.

Keberanian itu tampak dalam acara tanam perdana padi musim tanam Ap-ril-September yang dilakukan pada awal Agustus 2015. Tanam perdana metode SRI Organik dihadiri oleh Kepala Badan Pe-laksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Luwu Timur Nursih Hariani, para petugas Pe-nyuluh Pertanian Lapangan (PPL) alum-ni pelatihan SRI Organik, fasilitator dari Yayasan Aliksa Organik SRI, serta Senior Manajer Program Pengembangan Sosial PT Vale Busman Dahlan Shirat. Sebelum turun ke area persawahan, petani men-jelaskan perbedaan antara metode SRI Organik dan metode konvensional, men-jelaskan cara pembuatan kompos, prin-sip ekologi tanah, serta menegaskan ha-rapan mereka setelah menerapkan pola SRI Organik.

“Bahan organik berperan penting un-tuk kesuburan tanah. Bahan organik da-pat mengubah sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisik, biologis, dan sifat kimia. Tanah yang mengandung bahan organik punya pori-pori udara yang diperlukan untuk per-napasan akar sehingga tanaman menjadi lebih sehat,” kata Parti, seorang wanita petani yang mempresentasikan hasil uji aerasi menggunakan alat-alat sederhana, seperti botol plastik dan balon. Meskipun pada akhirnya bisa berbicara dengan lu-gas, para petani mengakui bahwa mere-ka merasa cemas sehari sebelum presen-tasi. “Kami latihan sampai malam. Grogi sekali rasanya tapi Alhamdulillah semua lancar,” tambah Parti.

Di akhir presentasi, pengunjung disu-guhi “atraksi” MOL yang punya kemam-puan daya hantar listrik. Dua kabel listrik dicelupkan ke dalam cairan MOL dan lam-pu menyala terang berkat kandungan zat elektrolit di dalamnya. Suasana menjadi riuh oleh tepuk tangan dan sorak-sorai pengunjung.

Desa percontohanUsai presentasi, para petani dan PPL

seolah berlomba untuk turun ke sawah. Dengan lincah, mereka segera menanam benih padi berusia muda dengan prinsip tanam dangkal, tanam tunggal, dan ta-

nam horisontal. Lahan seluas 17,15 hektar menjadi demplot pola SRI Organik yang akan mereka terapkan hingga empat bu-lan mendatang. “Saya berharap Libukang Mandiri bisa menjadi desa percontohan untuk SRI Organik. Dan semoga “virus” organik ini menular ke seluruh kecamat-an di Luwu Timur,” kata Nursih Hariani.

Menjadi desa percontohan padi organik tampaknya bukan hal yang mustahil. Sebe-lum memulai musim tanam, 36 petani di Desa Libukang Mandiri yang menerapkan pola SRI Organik berhasil membuat 1.569 liter MOL dan 124 ton kompos yang akan menopang kebutuhan persawahan. Dari sisi kapasitas, petani semakin mampu ber-pikir untuk mencari solusi atas masalah yang mereka hadapi. “Kendala yang kami hadapi untuk membuat kompos adalah kekurangan kohe (kotoran hewan, red). Tapi kendala tidak membuat kami ber-henti. Kami maksimalkan saja apa yang ada dan ternyata bisa juga kami membuat kompos ratusan ton,” kata Sujarwo, salah satu petani yang beralih dari pola konven-sional ke SRI Organik.

Meninggalkan pola tanam konvensional bukan perkara mudah. Selain menghadapi pertanyaan bertubi-tubi dari rekan sesa-ma petani, mereka juga harus meyakinkan diri sendiri bahwa metode baru ini akan membuahkan hasil. “Saya sendiri awal-nya ragu apakah tanam benih tunggal itu bisa berhasil karena biasanya kami tanam banyak saja sering gagal. Belum lagi per-tanyaan dari kanan-kiri. Tapi saya yakini saja dan bilang, “Kita lihat saja nanti,” ke semua orang yang meragukan SRI. Metode

ini memang bikin capek dan repot karena semua kita bikin sendiri, tapi saya yakin hasilnya lebih baik,” kata Masyunita Tad-da, petani yang menggarap lahan seluas 1 hektar bersama suaminya.

Manfaat holistikPenerapan metode SRI Organik yang

ramah lingkungan bukan semata untuk meningkatkan produksi pertanian. Pem-berdayaan petani dan perbaikan kese-hatan masyarakat menjadi tujuan yang lebih besar. “Saya sudah memeriksa profil kesehatan masyarakat di Desa Libukang Mandiri. Semua punya keluhan yang sama yaitu mual, sesak napas, migrain, dan ga-tal-gatal. Bahkan banyak yang menderita gatal permanen meskipun sedang tidak turun ke sawah. Ada yang masuk rumah sakit karena sesak napas setelah menyem-prot tanaman pakai pestisida. Dan mereka juga mudah marah, gampang terpancing emosi,” kata Dr. Rianti Maharani, pakar pengobatan herbal.

Penggunaan bahan kimia pertanian punya peran besar terhadap kesehatan petani dan masyarakat luas. Petani yang sehari-hari terpapar bahan kimia sudah pasti menerima efek paling besar, semen-tara masyarakat yang mengonsumsi ba-han pangan yang mengandung residu pes-tisida juga akan terkena dampak negatif. “Semoga dengan beralih ke metode ramah lingkungan, tingkat kesehatan menjadi lebih baik sehingga petani dan masyar-akat mendapat manfaat holistik dari pola SRI Organik ini. Karena buat apa produksi padi tinggi kalau masyarakat masih har-us keluar banyak uang untuk pengobat-an? Akan sangat baik kalau kedua tujuan itu bisa tercapai secara bersamaan,” kata Dr. Rianti.

Setelah musim tanam padi, petani di-arahkan untuk menanam aneka sayuran dan tanaman obat dengan prinsip organ-ik. Sehingga asupan mereka, baik pangan maupun obat-obatan, benar-benar terbe-bas dari bahan kimia.[]

Page 4: PTPM Program Pertanian Berkelanjutan Tanam Perdana SRI … · Petani Desa Libukang Mandiri mempresentasikan prinsip pertanian ramah lingkungan tanam dangkal, tanam tunggal, dan ta

Verbeek edisi 19 | 2015

LAPORAN UTAMA4

Lokalatih PMDM di Kecamatan Towuti. Peserta menjelaskan peran pemberdaya dalam bentuk gambar.

Fasilitator Kecamatan Towuti memandu diskusi kelompok selama Lokalatih berlangsung.

Meningkatkan Kapasitas Penggerak PMDMLokalatih di awal tahun anggaran yang mendukung kesiapan teknis dan menambah wawasan pelaku program.

S ebelum memasuki pelaksanaan kegi-atan dalam Program Mitra Desa Man-diri (PMDM), para pelaku program

mendapatkan pembekalan untuk menya-makan cara pandang dan meningkatkan kapasitas. Untuk itu PMDM menyelengga-rakan pelatihan (lokalatih) bagi penggerak atau pelaku PMDM yang dibuka di Kecamat-an Malili pada 27-28 April 2015 dan diikuti oleh lebih dari 40 peserta.

Selanjutnya, lokalatih berturut-turut di-selenggarakan di Kecamatan Nuha, Towuti, dan Wasuponda dengan interval satu ming-gu. Kegiatan tersebut diikuti oleh pengge-rak PMDM di tingkat desa, yaitu Komite Desa, Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD), dan Tim Penyusun Usulan Kegiatan dan Monitoring Desa (TPUMD).

Materi hari pertama dibawakan oleh Ma-najer Program Pengembangan Sosial PT Vale, Busman Dahlan Shirat, yang mema-parkan seputar tanggung jawab sosial per-usahaan dan uraian singkat terkait PMDM. Busman menegaskan, kunci keberhasilan program PMDM adalah tanggung jawab moral dan rasa saling percaya.

Officer PTPM-Bidang Peningkatan Kapa-sitas Andi Zulkarnain, membawakan materi desa mandiri sebagai tujuan besar PMDM. Menurut Zulkarnain, kemandirian desa ter-kait erat dengan partisipasi warga, prinsip satu desa satu perencanaan, pemenuhan hak dasar warga, kapabilitas pemerintah desa, peran aktif organisasi dan lembaga masyarakat, serta keberadaan kader desa, motivator, dan aktor penggerak lainnya.

Andi Zulkarnain juga memaparkan kait-an desa mandiri dengan PMDM. “Desa ada-lah tuan rumah dan pelaku utama. PMDM adalah tamu dan pendukung yang suatu saat akan pergi. Namun sistem yang diba-wa dan ditanamkan melalui PMDM—yaitu perencanaan, transparansi, partisipasi, ke-mitraan—akan terus dijalankan oleh sebu-ah desa mandiri.”

Peserta lokalatih diberi kesempatan ber-diskusi. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok, dan tiap kelompok membuat konsep pemberdaya ideal dalam bentuk gambar. Ada yang mengibaratkan pember-daya sebagai matahari yang menggerakkan kehidupan di sekitarnya dan bersinar seca-ra konsisten. Ada juga yang menggambar-kan pemberdaya sebagai motivator atau pendorong semata, yang tidak akan ber-hasil tanpa semangat kolektif masyarakat yang diberdayakan.

Lebih pahamMemasuki siklus kedua, pelaku

PMDM banyak yang berganti. Pemilihan Komite Desa, KPMD, dan TPUMD mela-lui musyawarah menunjuk nama-nama baru. Bagi pelaku yang masih baru, lo-kalatih memberikan manfaat yang sa-ngat besar.

“Saya baru tahun ini menjadi ang-gota Komite Desa. Saya mendapat ba-nyak ilmu baru melalui lokalatih. Saya jadi mengerti hal-hal teknis dalam pe-laksanaan PMDM, misalnya inisiatif dan mengelola musyawarah, membuat pencatatan aktivitas, termasuk meng-erti bagaimana menyusun program dan anggarannya,” kata Asrullah, anggota Komite Desa Kalosi, Kecamatan Towuti.

Bagi mereka yang sudah terlibat da-lam PMDM siklus pertama, pembekalan sebelum pelaksanaan program tetap di-rasa penting. “Komite Desa dan KPMD harus jeli melihat usulan warga. Sebisa mungkin masyarakat diberi pemaham-an dan arahan sehingga usulan kegiatan punya dampak besar, tepat sasaran, sin-kron dengan rencana pemerintah, dan punya visi keberlanjutan,” kata Andrie Firdaus, staf Badan Pemberdayaan Ma-syarakat dan Pemerintahan Desa (BPM-PD) Luwu Timur, sekaligus Ketua Tim Verifikasi PMDM-Kabupaten.

Menentukan daftar usulan prioritas menjadi tantangan besar PMDM. “Tahun lalu saya menjadi anggota Komite Desa, tahun ini terpilih sebagai anggota TPUMD. Manfaat terbesar lokalatih ini, menurut saya, adalah memberi wawasan tentang penentuan kegiatan prioritas. Tahun lalu sulit sekali mengarahkan masyarakat, karena kita belum tahu betul batasan-nya. Sekarang, setelah dijelaskan begini,

jadi lebih paham,” kata Mildaniati, anggo-ta TPUMD Matompi, Kecamatan Towuti.

Di hari kedua, peserta diberi pelatih-an seputar format dan cara mengisi do-kumen pelaporan. Jika ada format yang dirasa sulit, fasilitator membuka kesem-patan untuk mengerjakan bersama. Di akhir pelatihan, Komite Desa dan KPMD menyepakati rencana tindak lanjut ta-hapan PMDM tahun anggaran 2014, yang diharapkan selesai pertengahan 2015.

Selain pemahaman teknis, lokalatih juga membuka ruang interaksi di antara pelaku program. “Pelatihan ini bermanfaat bagi Komite Desa. Satu desa dan lainnya bisa saling memberi masukan, evaluasi, dan berbagi pengalaman. Pertemuan ini juga memberikan kami jaringan dan ke-nalan baru untuk dapat menyempurkan-kan pelaksanaan PMDM ke depan,” kata Amos Hande, Ketua Komite Desa Kawata, Kecamatan Wasuponda.[]

Page 5: PTPM Program Pertanian Berkelanjutan Tanam Perdana SRI … · Petani Desa Libukang Mandiri mempresentasikan prinsip pertanian ramah lingkungan tanam dangkal, tanam tunggal, dan ta

Verbeek edisi 19 | 2015

LAPORAN UTAMA 5

Perempuan menyuarakan kepentingan masyarakat desa dan ikut dalam pengambilan keputusan dalam tiap musyarawah.

Perempuan memandu diskusi saat pelaksanaan Lokalatih PMDM.

Mengoptimalkan Partisipasi PerempuanAgar program pemberdayaan bisa tepat sasaran, diperlukan partisipasi masyarakat. Tak terkecuali partisipasi perempuan.

M eskipun dilakukan lewat jam ma-kan siang, diskusi tetap berlang-sung hangat. Dalam lokalatih PMDM

yang diadakan April hingga Mei lalu, Komi-te Desa, KPMD, dan TPUMD mendiskusi-kan daftar usulan prioritas kegiatan yang akan didanai PMDM.

Mereka mengupas masalah yang terja-di di desa masing-masing dan menganali-sis potensi yang dimiliki untuk mengatasi masalah tersebut. Tidak sampai satu jam, sederet kegiatan prioritas berhasil diru-muskan.

Yang menarik dari kegiatan berkelom-pok tersebut, tidak sedikit perempuan yang mengambil peran sebagai moderator dis-kusi. Mereka mengarahkan anggota kelom-

pok untuk mencermati poin-poin penting dalam menentukan usulan kegiatan. Keti-ka giliran presentasi tiba, para perempu-an tidak ragu memaparkan hasil diskusi kelompok masing-masing di depan forum.

Kegiatan tersebut merupakan cerminan kecil dari pelaksanaan PMDM di lapangan, di mana kaum perempuan tampak benar berperan serta. Salah satu prinsip utama dalam pelaksanaan PMDM adalah keber-pihakan kepada perempuan. Panduan Tek-nis Operasional (PTO) yang menjadi acu-an PMDM menyebutkan hak perempuan untuk berpartisipasi sesuai perannya pada setiap tahapan program yang akan dilak-sanakan. PTO mensyaratkan minimal satu anggota Komite Desa adalah perempuan.

Pelibatan perempuan dalam pember-dayaan masyarakat bukan tanpa alasan. Dalam buku Women and Empowerment: Participation and Decision Making, aktivis dan pemerhati gender Marilee Karl menu-liskan bahwa cara perempuan memproses informasi, membuat prioritas, dan meran-cang kegiatan akan membawa manfaat be-sar bagi kemajuan masyarakat. Studi juga menjelaskan kemampuan perempuan be-kerja dalam tim membuat organisasi lebih mudah digerakkan.

Menyuarakan perempuanPentingnya partisipasi perempuan dira-

sakan oleh pelaku program PMDM. “Beda lho usulan-usulan yang diajukan laki-laki dan perempuan. Laki-laki lebih banyak memikirkan infrastuktur. Kalau perem-puan ikut terlibat, hasilnya muncul kegi-atan pelatihan, terutama pelatihan untuk pelaku UMKM perempuan,” kata Mildani-ati, anggota TPUMD Desa Matompi, Keca-matan Towuti.

“Untuk program kesehatan juga sama. Misalnya di desa ada ibu hamil yang jarang periksa ke bidan, KPMD atau Komite Desa yang perempuan bisa mengarahkan kegi-atan yang mendekatkan perempuan de-ngan akses kesehatan. Kita menyuarakan sesama perempuan,” tambah Mildaniati.

Aspirasi perempuan diharap dapat ter-salurkan dengan adanya perempuan da-lam mengambil keputusan. Singkat kata,

beberapa perempuan mewakili kelompok besar perempuan.

Suhaebah, KPMD Parumpanai, Keca-matan Wasuponda, memandang suara pe-rempuan adalah suara keluarga, kelompok masyarakat terkecil. “Perempuan meng-erti betul kondisi kesehatan keluarga da-lam satu lingkungan. Kalau ada bayi atau Balita yang masuk kategori gizi kurang, misalnya, perempuan yang paling tahu. Maka bisa muncul usulan kegiatan sepu-tar perbaikan gizi Balita. Kalau ada kelu-arga-keluarga yang perlu ditingkatkan ta-raf hidupnya, perempuan bisa menggagas kegiatan alternatif seperti pelatihan kete-rampilan untuk ibu rumah tangga,” kata Suhaebah yang dalam mengawal PMDM dibantu dua orang perempuan anggota Komite Desa.

Pendapat menarik juga dilontarkan oleh Ruth Isye, anggota Komite Desa Wa-suponda. Dia memandang kesempatan berpartisipasi sebagai ruang bagi perem-puan untuk mengembangan kemampuan. “Saya baru tahun ini terpilih menjadi ang-gota Komite Desa. Saya tidak punya latar belakang di bidang pemberdayaan masya-rakat, hanya ibu rumah tangga yang sese-kali berkegiatan di PKK. Dengan menjadi anggota Komite, saya jadi paham soal ad-ministrasi dan pelaporan yang sebelum-nya benar-benar awam. Pelibatan perem-puan itu sendiri sudah merupakan salah satu bentuk pemberdayaan.”[]

Page 6: PTPM Program Pertanian Berkelanjutan Tanam Perdana SRI … · Petani Desa Libukang Mandiri mempresentasikan prinsip pertanian ramah lingkungan tanam dangkal, tanam tunggal, dan ta

Verbeek edisi 19 | 2015

LAPORAN UTAMA6

Kata MerekaUsai mengikuti lokalatih PMDM 2015, para pelaku program memberikan apresiasi dan masukan agar pelaksanaan PMDM menjadi lebih baik.

“Pelatihan untuk pelaku program PMDM yang dilakukan setahun sekali, menurut saya, sudah cukup. Tapi akan lebih baik jika pesertanya difokuskan. Misalnya minggu ini untuk Komite Desa, minggu depan untuk KPMD, dan seterusnya. Ka-rena Tupoksi masing-masing peran berbeda, pelatihan yang terfokus akan menghindarkan campur-aduk pemahaman.”

Ideham, Fasilitator PMDM-Kecamatan Nuha.

“Pelatihan untuk Komite Desa dan KPMD sa-ngat penting. Banyak wawasan yang bisa kami dapat dari pelatihan seperti ini. Kami jadi lebih mengerti Tupoksi, jadi saling kenal, dan bisa sha-ring masalah-masalah yang terjadi di desa. Tan-pa pertemuan dan diskusi semacam ini, bisa jadi kami kerja sendiri-sendiri, tidak tahu mana yang benar dan mana yang masih perlu diperbaiki.”

Vhelifya Lanjani, KPMD Asuli, Kecamatan Towuti.

“Saya baru tahun ini menjadi bagian dari Komite Desa, jadi pelatihan ini sangat bermanfaat. Saya mendapat ba-nyak pengetahuan baru, terutama dalam menentukan skala prioritas kegiatan. Dengan adanya penjelasan dari Fasilitator dan kita diskusi bersama, saya yakin Komite Desa bisa lebih selektif mengarahkan kegiatan di ma-sing-masing desa. Intinya, pelatihan-pelatihan mem-buat PMDM semakin bagus. Program ini, kan, basisnya menjaring usulan dari bawah dan mendorong musya-warah. Itu yang paling saya dukung. Dengan pelatihan, kualitas usulan dan musyawarah semakin bagus, yang pada akhirnya membuat program dan masyarakat se-makin bagus juga.”

Lukas Toding, Ketua Komite Desa Lioka, Kecamatan Towuti.

“Pelaku program PMDM sudah seharusnya mendapat pelatihan kapasitas. Terutama Ko-mite Desa, KPMD, dan TPUMD, supaya lebih paham tugas dan fungsi masing-masing. Akan lebih baik lagi jika pelatihan dilakukan sebe-lum merumuskan kegiatan. Kalau sekarang ini, masyarakat sudah punya daftar usulan baru diadakan pelatihan. Jadi saya baru tahu kalau ternyata masih ada beberapa kesalah-an saat menjaring usulan kemarin itu. Kalau pelatihan diadakan lebih awal, kesalahan bisa dihindari. Tapi intinya saya mengapresiasi ke-giatan seperti ini.”

Syarifuddin, Ketua Komite Desa Tabarano, Kecamatan Wasuponda.

“Lokalatih yang cuma dua hari ini, me-nurut saya, sangat kurang. Masih banyak materi yang perlu diajarkan, karena ma-yoritas kami tidak punya latar belakang pendidikan dan pengalaman yang cukup. Terutama masalah teknis, seperti menyu-sun RAB. Itu, kan, benar-benar baru bagi sebagian besar pelaku program, jadi menu-rut saya masih perlu pelatihan lebih lanjut.”

Tahwil, KPMD Nuha, Kecamatan Nuha.

“Pelatihan tahun ini lebih bagus, karena KPMD dan Komite Desa duduk dalam satu forum. Tidak seperti periode sebelumnya di mana pelatihan dua kelompok ini terpisah. Dengan mekanisme begini, tentu anta-ra KPMD dan Komite Desa dapat lebih kompak dan seragam pemahamannya dalam hal mekanisme dan teknis pelaksanaan PMDM. Sebab, di lapangan, KPMD dan Komite Desa-lah yang paling sering berinteraksi dalam implementasi program.”[]

Leni Satria, KPMD Buangin, Kecamatan Towuti.

Page 7: PTPM Program Pertanian Berkelanjutan Tanam Perdana SRI … · Petani Desa Libukang Mandiri mempresentasikan prinsip pertanian ramah lingkungan tanam dangkal, tanam tunggal, dan ta

Verbeek edisi 19 | 20157SOSOK

Denra bersama bidan Desa Pasi-pasi mengunjungi masyarakat pesisir melalui kegiatan Puskesmas Keliling.

Denra, PLKB Desa Pasi-pasi, Kecamatan Malili

Semangat Meningkatkan Kualitas Hidup Keluarga

L ima belas ta-hun menjadi ka-der dan Petugas Lapangan Keluar-

ga Berencana (PLKB) di wilayah Desa Pasi-pasi, Kecamatan, Malili, Denra tetap bersemangat. Dia ikut rombongan petu-gas Puskesmas Keliling (Puskel) menaiki perahu ambulans menyeberangi laut un-tuk mendata keluarga di daerah pesisir.

Satu per satu kepala keluarga diwa-wancarai, sementara istrinya sesekali di-edukasi seputar perencanaan kehamilan. Menjadi kader sejak muda, ibu satu anak ini punya banyak pengalaman, mulai dari yang menimbulkan rasa haru hingga yang membuat dia terpingkal-pingkal. Kepada Verbeek, Denra berkisah seputar harap-an, suka-duka, dan semangatnya untuk meningkatkan kualitas hidup pasangan usia subur.

Bagaimana awalnya Anda bisa menjadi PLKB?

Setelah lulus SMA di Palu, saya kembali ke rumah orangtua di Lampia (Kecamat-an Malili— Red). Saat itu saya hanya ting-gal di rumah, tidak punya pekerjaan. Lalu

ada ibu bidan mendatangi saya dan me-nawari saya menjadi kader KB. Saya pikir waktu itu, da-

ripada tinggal diam di rumah, le-

bih baik saya terima saja tawarannya, lumayan

ada kesibukan. Semenjak itu, tahun 2000, saya menjadi kader KB. Dan 12 ta-hun kemudian diangkat menjadi PLKB.

Apa yang Anda dapatkan dari pekerjaan itu?

Dari awal saya sudah tahu kalau ini pekerjaan sukarela, jadi tidak mengha-rapkan insentif sama sekali. Saya hanya mendapat sedikit uang transpor yang jumlahnya kecil sekali. Selain menjadi kader KB, saya juga diperbantukan men-jadi kader Posyandu. Itu pun tidak ada insentif. Jadi waktu itu saya memang be-nar-benar mencari kegiatan saja. Tapi lama-kelamaan saya jadi suka pekerja-an ini dan ada kebanggaan, karena tidak semua orang punya kesempatan untuk bekerja seperti saya.

Apa tugas pertama Anda sebagai PLKB dan kader Posyandu?

Dulu saya di bagian penimbangan, jadi tugas saya menimbang bayi-bayi setiap tanggal Posyandu. Lalu empat kali dalam sebulan saya ikut keliling ke Posyandu

pesisir. Sebagai kader KB, saya juga me-lakukan pendataan keluarga setiap tahun. Kemudian sedikit-sedikit belajar menge-dukasi masyarakat. Saya ini belum boleh menyuluh, karena belum mengikuti Dik-lat. Jadi saya hanya memberikan edukasi dasar saja dan banyak membaca supaya tambah ilmu.

Punya pengalaman berkesan selama menjadi kader KB?

Satu yang tidak pernah saya lupa wak-tu pertama kali saya ikut Posyandu keli-ling naik perahu ke pesisir. Begitu perahu bersandar, saya langsung melompat tu-run. Mungkin karena terlalu bersemangat dan saya kira tanah yang saya injak itu ke-ras, saya tercebur sampai paha. Kalau dii-ngat lagi, saya tidak bisa berhenti tertawa. Pengalaman saya jadi kader atau PLKB sudah banyak. Dulu saya dan ibu bidan sampai turun ke pasar kalau sedang bu-lan pendataan. Kami tanyai orang-orang di pasar satu per satu untuk mendapat-

kan data keluarga. Jalan kaki masuk ke kampung-kampung di waktu hujan juga sering saya alami untuk mendata me-reka yang tinggal di pelosok.

Tantangan apa saja yang Anda temui sebagai PLKB?

Kalau saat ini, tantangan terberat adalah mengeduka-si masyarakat. Pe-merintah, kan, se-dang menggalakkan pemakaian MKJP (Metode Kontra-sepsi Jangka Pan-jang—Red) seperti susuk dan IUD (alat kontrasepsi yang

dimasukkan ke dalam rahim atau biasa disebut spiral—Red). Terus terang, saya agak kesulitan mengajak ibu-ibu untuk menggunakan MKJP. Mereka masih takut dan kurang pengetahuan soal kontrasep-si jangka panjang.

Akseptor KB di sini paling banyak pa-kai pil dan suntik. Tantangan berat bagi saya untuk mengajak mereka memakai alat kontrasepsi yang lain. Tapi saya te-rus memberikan pengertian dan penge-tahuan supaya wawasan mereka terbuka dan tidak takut lagi memakai susuk atau IUD. Alhamdulilah, sekarang sudah ada ibu-ibu yang mau pakai dua jenis alat kontrasepsi itu.

Mengapa Anda begitu mengejar pemakaian MKJP?

Terutama untuk mereka yang tinggal di daerah terpencil, MKJP ini tepat seka-li karena tidak perlu sering-sering ke bi-dan atau Puskesmas untuk mengambil pil atau mendapatkan suntikan. Susuk bisa dipakai tiga tahun, IUD bisa lima tahun. Kalau pakai pil, setiap bulan harus ke bi-dan. Kalau suntik, setiap tiga bulan harus diulang. Buat ibu-ibu yang rumahnya jauh, apalagi harus menyeberang laut, tentu sulit kalau harus sering pergi ke fasili-tas kesehatan. Selain itu, MKJP risikonya kecil dan kesuburan bisa cepat kembali begitu alat kontrasepsi dilepas dan ibu sudah siap hamil lagi.

Menurut Anda, mengapa KB begitu penting?

Menurut saya, fungsi KB paling besar adalah meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan keluarga. Terutama di zaman yang semakin sulit seperti sekarang ini, pekerjaan tidak tetap, harga-harga serba mahal, KB semakin penting. Kalau jumlah anak benar-benar direncanakan, setiap keluarga akan lebih berkualitas hidupnya. Kebutuhan terpenuhi, pendidikan anak ba-gus, kesehatan terjamin. Satu lagi, ibu-ibu jadi punya waktu untuk merawat diri ka-lau jumlah anaknya diatur. Bagus, kan?[]

Nama : Denra

Tempat/tanggal lahir : Lampia, 7 Juni 1974

Alamat : Jl. Poros Sultra, Desa Harapan, Kecamatan Malili

Pendidikan terakhir : SMA Cokroaminoto, Palu

Pekerjaan : Kader KB (2000-2012), kader Posyandu (2000-2011), PLKB (2012-sekarang)

Nama anak : Muhammad Restu (2 tahun)

Page 8: PTPM Program Pertanian Berkelanjutan Tanam Perdana SRI … · Petani Desa Libukang Mandiri mempresentasikan prinsip pertanian ramah lingkungan tanam dangkal, tanam tunggal, dan ta

Verbeek edisi 19 | 20158 WAWASAN

Lihat Katam Sebelum BertanamPerubahan iklim makin sulit diprediksi. Petani kerap salah perhitungan saat memulai musim tanam. Imbasnya, petani bukan menuai untung tapi malah buntung.

B anyak kendala yang ditemui peta-ni untuk mencapai kelancaran pro-duksi pertanian. Kekeliruan pene-

tapan musim tanam adalah salah satu-nya. Perubahan iklim global membawa pengaruh di Indonesia. Bila dulu musim kemarau dan musim hujan hampir selalu bisa diprediksi, kini terjadi pergeseran.

Tidak jarang kita mendengar pembe-ritaan tentang cuaca ekstrem hingga mu-sim kemarau basah yang artinya banyak hujan di bulan-bulan kemarau. Dampak-nya, musim tanam ikut berubah. Kebu-tuhan petani terhadap keakuratan data dan informasi menjadi semakin penting.

Untuk membantu petani, pemerintah, melalui Badan Penelitian dan Pengem-bangan Pertanian (Balitbangtan), me-luncurkan Kalender Tanam (Katam). Is-tilah Kalender Tanam bagi petani sudah tidak asing lagi. Dulu Kalender Tanam adalah panduan waktu yang ideal un-tuk memulai musim menanam padi, baik menjelang musim hujan maupun jelang musim kemarau.

Balitbangtan telah mengembangkan Sistem Informasi Kalender Tanam Ter-padu untuk mendukung Program Pening-katan Produksi Beras Nasional (P2BN). Sistem informasi ini dapat memandu pe-nyuluh dan petani hingga tingkat keca-matan dalam mengelola kegiatan budi-daya tanaman pangan.

Versi baruTahun ini, Katam versi baru dilun-

curkan dengan berbagai modifikasi dan mengalami beberapa penyesuaian. “Ka-lender Tanam versi terbaru ini lebih mutakhir, karena dilengkapi dengan fi-tur informasi yang le-bih lengkap. Kita na-makan Sistem In-formasi (SI) Katam Terpadu versi 2.1,” kata Kepala Balit-bangtan Haryono saat peluncuran Ka-tam versi baru di Se-rang, Provinsi Banten, awal April lalu.

Perbedaan dengan Katam sebelumnya, versi baru ini dilun-curkan dua kali seta-

hun, yakni pada musim hujan Oktober-Maret dan dan musim kemarau April-September. Penetapan dua kali ini merupakan hasil analisis data perkiraan dari Badan Meteorologi, Klima-tologi, dan Geofisika (BMKG). “Versi baru ini kita luncurkan untuk mengantisipasi keragaman atau variabilitas dan peru-bahan iklim yang semakin tidak menentu dan sulit dipredik-si,” tambah Haryono.

Informasi waktu tanam tersebut memperhitungkan karak-teristik pola curah hujan masing-masing wilayah. Versi 2.1 juga dilengkapi dengan informasi waktu tanam padi dan palawija, estimasi wilayah rawan banjir, kekeringan, dan serangan orga-nisme pengganggu tanaman (OPT). Selain itu, ada juga kalender tanam untuk lahan rawa, lahan lebak, dan pasang surut, reko-mendasi varietas beserta kebutuhan benih, rekomendasi meka-nisasi pertanian, hingga informasi cara bertanam jajar legowo.

Melalui telepon genggam Memprediksi memang bukan hal yang mudah. Apalagi ter-

kait kondisi cuaca yang dinamis. Diakui oleh Balitbangtan, prediksi yang dimuat dalam Katam belum akurat 100%. “Dari

hasil verifikasi di 6.911 kecamatan yang datanya ada dalam Katam, aku-rasi Katam Terpa-du untuk di Jawa memang sudah di atas 80%, tapi di luar Jawa masih di bawah 80%,” kata Haryono.

Meski de-mikian, Katam bisa menjadi panduan dasar bagi petani un-

tuk memulai musim tanam. Untuk mendapatkan Kalender Ta-nam Terpadu, petani dapat mengaksesnya melalui situs Katam di http://katam.litbang.deptan.go.id/ atau dapat diunduh di Play Store jika Anda menggunakan telepon genggam bersis-tem operasi Android.

Jika ingin mendapatkan informasi lebih cepat, Anda bisa me-ngirimkan pesan singkat ke SMS Center Katam: 0821-23456-500. Caranya, ketik INFO spasi KATAM spasi NAMA KABU-PATEN, untuk mendapatkan informasi kalender tanam 2015.

Anda juga bisa mendapatkan informasi lain, seperti status rawan banjir maupun kekeringan, varietas rekomendasi di tiap kabupaten, maupun info seputar pupuk. Redaksi Verbeek te-lah mencoba layanan SMS Center tersebut dan mendapatkan jawaban dari Balitbangtan dalam waktu singkat.[]

Page 9: PTPM Program Pertanian Berkelanjutan Tanam Perdana SRI … · Petani Desa Libukang Mandiri mempresentasikan prinsip pertanian ramah lingkungan tanam dangkal, tanam tunggal, dan ta

Verbeek edisi 19 | 20159WAWASAN

Petani kakao di Kecamatan Malili dan Wasuponda.

2020, Indonesia Penghasil Kakao Terbesar DuniaMulai tahun ini, pemerintah mencanangkan Program Kakao Berkelanjutan.Diharapkan Indonesia menjadi produsen kakao terbesar dunia.

G erakan Nasional (Gernas) Pena-naman Kakao sudah berakhir ta-hun 2013. Kini pemerintah punya

visi yang lebih besar. Sesuai dengan tar-get yang dicanangkan Presiden, Indone-sia berupaya menjadi produsen kakao terbesar di atas Pantai Gading dan Ghana.

Kementerian Pertanian menganggar-kan sekitar Rp1,02 triliun untuk mereha-bilitasi kebun kakao di Indonesia. Ang-garan itu dialokasikan untuk tiga sampai empat tahun ke depan mulai 2015 demi menyukseskan Program Kakao Berke-lanjutan.

“Rinciannya, pertama dialokasikan un-tuk peremajaan pohon kakao. Saat ini umur pohon kakao rata-rata 20 tahun sampai 25 tahun, sudah waktunya proses replanting. Kedua, subsidi bibit selama se-tahun. Ketiga, bantuan untuk pupuk plus pembukaan lahan baru. Hanya saja, terka-it pembukaan lahan baru, berapa luasnya masih dalam tahap kajian dengan Kemen-terian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,”

kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman, sebagaimana dikutip tabloid Sinar Tani.

Kementerian Pertanian tengah menyu-sun peta jalan (road map) pengembang-an kakao berkelanjutan. Peta jalan ini memuat strategi peningkatan produksi dan mutu kakao rakyat melalui kegiatan peremajaan, rehabilitasi, dan intensifika-si tanaman kakao. Sekaligus menyempur-nakan Program Gernas Kakao yang sudah dijalankan pada 2009-2013.

Sulsel sentra kakaoProgram pengembangan kakao berke-

lanjutan akan dilakukan di daerah yang telah menjadi sentra kakao, terutama di Sulawesi, Padang, Aceh, Sumatera Utara, Lampung, Bengkulu, dan NTT.

“Kami optimistis program ini akan ber-hasil. Peningkatan produktivitas kakao rakyat akan naik dari rata-rata 200 kg per hektar menjadi 600 kg per hektar untuk satu kali panen. Produksi kakao di Indo-nesia tahun 2014 sebesar 709.000 ton.

Tahun ini produksi diperkirakan menca-pai 791.000 ton,” kata Amran Sulaiman.

Peningkatan produktivitas itu sejalan dengan target Pemerintah Provinsi Su-lawesi Selatan, yang mematok produksi kakao sebanyak 320 ribu ton pada 2018. Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo mengatakan, jumlah tersebut per-nah dicapai beberapa tahun lalu. Namun sejak 2009, produksi kakao Sulsel menu-run hingga 150.000 ton per tahun seiring usia tanamannya yang rata-rata sudah di atas 12 tahun.

Dari total produksi kakao nasional, Syahrul menyebutkan sebanyak 70% me-rupakan kontribusi Sulawesi. Dari total kontribusi Sulawesi, sekitar 62% adalah kakao Sulsel.

Sejak 15 tahun lalu Pemprov Sulsel su-dah menanam hampir 19 juta pohon ka-kao dengan luas lahan 250.670 hektar di 16 kabupaten. Komoditas tersebut menja-di sumber devisa nomor dua setelah nikel di Sulawesi Selatan. Kakao telah membe-rikan kontribusi sangat besar terhadap perekonomian rakyat Sulawesi Selatan dengan menyerap 300 ribu tenaga kerja.

Duta Besar Swiss untuk Indonesia, H.E. Dr. Yvonne Baumann, pernah melakukan kunjungan ke Desa Mattaroppuli, Kabu-paten Bone, untuk melihat potensi kakao yang ada di desa tersebut. Swiss, yang di-kenal sebagai produsen coklat terbaik di dunia, melirik potensi kakao Sulsel karena dinilai memiliki kualitas tinggi.

Peluang LutimProgram Kakao Berkelanjutan yang

diinisiasi pemerintah bisa dilihat seba-gai peluang bagi Luwu Timur. Dengan area perkebunan kakao di Lutim seluas 37.315 hektar, komoditas tersebut me-rupakan salah satu andalan untuk me-wujudkan visi Kabupaten Agroindustri.

Bertanam kakao juga sudah menja-di tradisi bagi petani Luwu Timur sejak puluhan tahun silam. Banyak pihak yang mempelajari teknik budidaya kakao dari petani di daerah ini. Mulai dari Peme-rintah Provinsi Gorontalo, Pemerintah Kabupaten Jayapura, hingga petani dari Pantai Gading, Afrika.

Wakil Bupati Jayapura Robert Djo-ensoe mengaku kagum dengan pola pe-ngembangan budidaya Kakao di Kabu-paten Luwu Timur. “Saya kagum dengan teknik budidaya kakao di sini. Petani kakao di Jayapura harus menanam sam-pai beberapa tahun dulu sebelum bisa panen, tapi di tempat ini hanya mem-butuhkan waktu enam bulan saja,” kata Robert Djoensoe saat mendampingi 24 petani Jayapura yang mengikuti pelatih-an budidaya kakao di Desa Tarengge, Kecamatan Wotu.

Dengan potensi lahan dan pemaham-an petani terhadap budidaya, bukan mustahil Luwu Timur bisa menjadi sen-tra produksi kakao dan berkontribusi terhadap visi Indonesia 2020.[]

Page 10: PTPM Program Pertanian Berkelanjutan Tanam Perdana SRI … · Petani Desa Libukang Mandiri mempresentasikan prinsip pertanian ramah lingkungan tanam dangkal, tanam tunggal, dan ta

Verbeek edisi 19 | 201510 WAWASAN

Membandingkan SRI Organik dan Pola Tanam KonvensionalPerbedaan yang memberi pengaruh signifikan terhadap hasil panen dan kelestarian lingkungan.

P rogram Terpadu Pengembangan Ma-syarakat (PTPM) memperkenalkan metode System of Rice Intensifica-

tion (SRI) Organik kepada para petani di Luwu Timur sebagai bagian dari Pro-gram Pertanian Berkelanjutan. Penerap-an metode tersebut bukan tanpa alasan. Pemanfaatan lahan yang tidak sesuai de-ngan karakateristik tanah akan menye-babkan kemunduran kemampuan lahan yang mengakibatkan lahan menjadi kri-tis bahkan bisa menimbulkan kerusakan. Akibat lahan kritis, produktivitas perta-nian akan terus menurun.

Kerusakan lahan juga memengaruhi kondisi biologi tanah yang memicu de-gradasi biodiversitas, dari yang semula kompleks menjadi lebih sederhana aki-bat kandungan bahan organik yang ber-kurang. Melalui teknologi peningkatan produksi padi berbasis organik metode SRI Organik, diharapkan petani mampu mengevaluasi kegiatan-kegiatan usaha tani yang telah dijalaninya, mulai dari as-pek produksi padi/produktivitas lahan, penggunaan pupuk setiap musim tanam, pemakaian pestisida di lahan usaha tani, jenis dan tingkat serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), kondisi air, sampai dengan biaya usaha tani.

Ada perbedaan mendasar antara me-tode SRI Organik dan pola tanam kon-vensional. Tabloid Verbeek merangkum perbandingannya.

Pola tanamPerbedaan antara pola tanam konven-

sional dan SRI Organik terdapat pada ja-rak tanam dan cara menanam bibit padi. Pada metode konvensional, jarak tanam yang umumnya dipakai yaitu 20x20cm, dan menanam beberapa bibit padi dalam satu lubang dengan posisi tanam yang dalam. Sedangkan pada metode SRI, bia-sanya jarak tanam sekitar 40x40cm, dan menanam hanya satu bibit padi dalam satu lubang dengan posisi tanam dangkal.

Pola tanam padi model SRI juga me-ngembalikan tanaman ke alam. Artinya, petani tidak lagi menggunakan pupuk ki-mia, tapi memanfaatkan jerami, limbah geraji, sekam, pohon pisang, dan pupuk kandang yang diolah. Dalam SRI, tanaman diperlakukan sebagai organisme hidup, bukan seperti mesin yang dapat dimani-pulasi. Seluruh potensi tanaman padi di-kembangkan dengan cara memberikan kondisi yang sesuai dengan pertumbuhan.

Efisiensi yang signifikan adalah peng-gunaan air irigasi. Dengan kebutuhan pengairan yang hanya sedikit, kebutuh-an jumlah air per hektar menurun drastis. Hal itu menguntungkan petani, terutama pada musim kemarau.

Keunggulan Metode SRI Organik1. Tanaman hemat air. Selama pertumbuhan–mulai dari tanam sampai panen

cukup diberikan air maksimal 2 cm, paling baik macak-macak sekitar 5 mm.2. Hemat biaya. Hanya butuh benih 5 kg/ha. Tidak memerlukan biaya penca-

butan bibit, tidak memerlukan biaya pindah bibit, tenaga tanam kurang, dan petani bisa membuat pupuk organik sendiri.

3. Hemat waktu. Ditanam bibit muda 5-12 HSS, dan waktu panen lebih awal.4. Produksi meningkat. Di beberapa tempat bahkan mencapai 11 ton per hektar.5. Ramah lingkungan. Pupuk kimia diganti dengan pupuk organik, begitu juga

penggunaan pestisida.[]

Komponen Konvensional SRI OrganikKebutuhan benih 30-40 kg/ha 5-7 kg/haPengujian benih Tidak dilakukan Dilakukan pengujian benih.

Benih yang dipakai hanya yang masuk kriteria:• Tua dan kering. • Benih bernas (tidak ko-

pong). • Murni, tidak tercampur

dengan jenis lain. • Bebas dari hama dan pe-

nyakit. Umur di persemaian 20-30 HSS (hari setelah

semai)7-10 HSS

Pengolahan tanah 2-3 kali 4 kaliJumlah benih yang dita-nam

Rata-rata 5 benih/lu-bang

1 benih/lubang (tanam tung-gal)

Jarak tanam 20x20cm 40x40cmPosisi akar waktu tanam Tidak teratur Akar horisontal (L)Pengairan Terus digenang Tidak digenangPemupukan Mengutamakan pupuk

kimiaHanya menggunakan pupuk organik

Penyiangan Fokus pada pemberan-tasan gulma

Fokus pada pengelolaan per-akaran

Rendemen (beras yang didapat dari gabah)

50-60% 60-70%

Perbandingan pertumbuhan dan hasil panenParameter Konvensional SRI Organik

Jumlah anakan 26 41Jumlah bulir per malai 120 139Jumlah bulir per rumpun 3.161 5.658Jumlah bulir hampa per malai 7 2Panjang malai 21cm 24cmTinggi tanaman 95cm 103cmHarga beras mulai dari Rp4.000 per kg Rp7.000 per kg

Hasil panen rata-rata (6 musim tanam)

5,21 ton per hektar 7,74 ton per hektar

Sumber: Tesis Yanti Kurniadiningsih, mahasiswi Program Studi Magister Sumber Daya Air, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung “Evaluasi penerapan metode SRI Organik” di Desa Cibarengkok, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, 2012.

Hasil produksiPeningkatan produktivitas terjadi ka-

rena jumlah anakan padi lebih banyak. Jumlah anakan pada metode SRI Organik berkisar 30-60 anakan/rumpun sedang-kan pola konvensional berkisar 25-30 anakan/rumpun. Dengan anakan yang cukup banyak, anakan produktif yang ter-bentuk juga cukup tinggi sehingga sangat memungkinkan hasil gabah lebih tinggi. Hampir semua jenis padi yang ditanam memberikan peningkatan produksi ter-utama bagi petani yang telah melakukan pola SRI Organik lebih dari dua kali tanam. Berbagai penelitian menyebutkan bah-wa panen gabah yang diperoleh dengan metode SRI rata-rata berkisar 7-8 ton/ha. Sementara pada metode konvensio-nal diperoleh hasil gabah rata-rata anta-ra 4-5 ton/ha.

Budidaya padi model SRI Organik se-cara umum mampu meningkatkan hasil sekitar 40% dibandingkan budidaya mo-del konvensional. Peningkatan hasil hanya dialami oleh petani yang telah melakukan kegiatan SRI lebih dari dua musim. Fak-tor pendorong dalam percepatan adopsi teknologi SRI oleh petani antara lain sis-tem penyuluhan yang mudah dimengerti petani, frekuensi penyuluhan yang inten-sif, lokakarya petani yang dilakukan seti-ap dua bulan secara bergilir oleh petani sendiri, dan orientasi pembelajaran peta-ni yang menekankan perubahan pola pi-kir dan perilaku yang ramah lingkungan.

Page 11: PTPM Program Pertanian Berkelanjutan Tanam Perdana SRI … · Petani Desa Libukang Mandiri mempresentasikan prinsip pertanian ramah lingkungan tanam dangkal, tanam tunggal, dan ta

Verbeek edisi 19 | 201511SAFETY

Tiga Area di Rumah Perlu DiawasiKamar mandi, dapur, dan pekarangan menyimpan potensi bahaya.

R umah merupakan tempat kita berlindung dan beristirahat. Namun rumah juga menyimpan potensi bahaya yang dapat mengancam keselamatan anggota keluarga. Area tersebut

yakni kamar mandi, dapur, dan pekarangan rumah. Apa saja po-tensi bahaya dan bagaimana mengantisipasinya?

Kamar mandiPotensi bahaya di area ini, di antaranya, terpeleset/tergelincir,

terpapar/menelan bahan ki-mia, atau anak tengge-lam di bak mandi. Cara sederhana mengantisipasi-nya adalah rutin menyikat lantai ka-mar mandi.

Air sabun atau air deterjen cuci-an baju cepat membuat lantai licin dan berlumut. Hal ini dapat berba-haya bagi anggota keluarga sedang menggunakan kamar mandi. Mem-berikan keset anti-selip berbahan karet juga merupakan solusi dari ancaman tersebut. Keset anti-selip juga dapat diletakkan di beberapa titik di kamar mandi. Misalnya di dekat kloset dan area mencuci bila kamar mandi Anda berukuran cu-kup besar.

Sedangkan untuk mengaman-kan bahan kimia yang terdapat

di kamar mandi, seperti sabun, deterjen, sampo atau cairan pembersih lan-

tai, sebaikanya benda-benda tersebut diletakkan di rak yang tidak ter-jangkau oleh anak.

Jangan pernah biarkan anak masuk ke dalam bak mandi yang terisi air. Bila Anda lengah dan anak berada di dalam, anak berpotensi tertelan air atau bahkan tengge-lam. Meski kasus seperti ini sangat jarang terjadi, pastikan Anda memiliki sistem penguncian kamar mandi yang dapat dibuka dari luar. Hal ini untuk menjaga ka-lau-kalau anak terkunci/mengunci diri dari dalam dan membutuhkan pertolongan.

Hati-hati juga kalau Anda memiliki pemanas air. Mandi dengan air hangat tentu menyenangkan. Namun bila airnya terlalu panas dapat membuat kulit melepuh. Khu-susnya pada anak-anak. Ajarkan anak-anak untuk memulai mandi dengan menggu-nakan air dingin, baru dilanjutkan dengan air hangat. Suhu air yang pas untuk mandi

maksimal 48 derajat Celcius.

Dapur Di tempat ini potensi bahaya beru-

pa percikan api/gas, peralatan dapur yang tajam atau panas dan juga se-ngatan listrik. Terkait alat daput yang panas dan mengandung bahan bakar/gas seperti kompor, Anda perlu me-mastikan kompor dalam keadaan mati setelah Anda gunakan. Jangan pernah meninggalkan kompor yang menyala ketika memasak, meski sebentar. Lebih baik Anda mematikannya sementara.

Bila Anda masih menggunakan kom-por minyak, pastikan sumbu-sumbunya

masih dalam keadaan layak pakai dan bersih. Bila tidak, hal ini dapat memicu kom-por meledak. Lebih baik bila dapur Anda dipasang detektor asap.

Jauhkan peralatan dapur tajam seperti pisau, parutan, pembuka botol, dan gar-pu dari jangkauan anak-anak. Simpanlah alat-alat itu di dalam laci atau lemari yang terkunci dan tidak dapat diraih anak dengan bebas.

Potensi bahaya listrik juga dapat terjadi di dapur. Khususnya di dekat kulkas. Agar aman, posisi kulkas sebaiknya tidak berdekatan dengan sumber panas (kom-por). Pastikan terminal listrik kulkas dalam kondisi baik dan tidak penuh dengan alat listrik lainnya.

Bersihkan kulkas secara rutin. Hal ini penting agar kerja kulkas maksimal dan ba-gian freezer tidak ditutupi bunga es. Bunga es dapat membuat es di kulkas mencair karena dinginnya tidak maksimal. Dikhawatirkan cairan es tersebut dapat memba-sahi mesin dan menyebabkan hubungan listrik pendek.

PekaranganJika pekarangan Anda tidak memiliki pagar, ajarkan anak agar mereka bermain di

pekarangan namun mengetahui batas-batas aman. Awasi anak ketika main di luar. Lakukan pengecekan tanaman di pekarangan. Apakah ada tanaman yang beracun dan berbahaya. Ajarkan juga agar anak tidak memakan atau menelan tanaman apa-pun yang ada di pekarangan.

Jika Anda menggunakan pestisida atau herbisida untuk tanaman di pekarang, bacalah ketentuan pemakaiannya. Jangan izinkan anak main di sekitar tanaman se-lama 48 jam setelah penyemprotan pestisida. Jangan pernah izinkan anak bermain sampai ke jalan umum di luar pekarangan rumah. Lalu lintas akan sangat berbaha-ya bagi si buah hati.[]

Page 12: PTPM Program Pertanian Berkelanjutan Tanam Perdana SRI … · Petani Desa Libukang Mandiri mempresentasikan prinsip pertanian ramah lingkungan tanam dangkal, tanam tunggal, dan ta

Verbeek edisi 19 | 201512 DOKTER MENJAWAB

Waspada, Flu Burung Masih MengancamSetelah lama tak terdengar, kasus flu burung kembali ramai dibicarakan setelah merenggut nyawa. Kita perlu selalu waspada.

P ada 15 Maret 2015, seorang pria 40 tahun warga Kota Tangerang, Pro-vinsi Banten, mengeluh tidak enak

badan. Dia tetap masuk kerja hingga dua hari kemudian merasakan demam dan batuk berdahak disertai lemas dan mual-mual. Pada 24 Maret 2015, pria itu didi-agnosis sebagai suspect flu burung dan meninggal hari itu juga. Sehari kemudian, almarhum dinyatakan positif terjangkit virus H5N1. Yang menyedihkan, anaknya yang baru berusia 2 tahun juga terjangkit virus yang sama dan meninggal dua hari setelah kematian ayahnya.

Kasus tersebut menyentak perhati-an masyarakat. Ternyata flu burung ma-sih “eksis”, meski tercatat 10 tahun tera-khir sejak 2005 terjadi penurunan kasus. Bahkan dalam sembilan bulan sejak Juni 2014-Februari 2015 tidak ditemukan ka-sus flu burung sama sekali di Indonesia.

Catatan Kementerian Kesehatan, jum-lah kematian akibat penyakit flu burung di 16 negara sejak awal kasus muncul pada 2003 hingga 20 Maret 2015 seba-nyak 430 orang. Di Indonesia, jumlah kumulatif kasus flu burung adalah 199 kasus dengan 167 kematian dari 2005 hingga 2015.

Virus bermutasiFlu burung atau avian influenza ada-

lah suatu penyakit menular pada unggas yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dengan subtipe H5N1. Pe-nyakit

flu burung bisa menular dari unggas ke unggas lain dan bisa juga dari unggas ke manusia. Penyakit ini ditularkan melalui air liur, lendir dari hidung dan kotoran unggas yang menderita flu burung, atau daging dan telur unggas yang tidak dima-sak dengan benar.

Virus flu burung memiliki kemampu-an untuk bermutasi, sehingga dalam per-kembangannya virus ini dapat menular dari unggas ke manusia. Shanghai Health dan Family Planning Commission Tiong-kok menemukan kasus pertama H7N9 di tahun 2015.

Kepala Badan Penelitian dan Pengem-bangan Kesehatan Kemenkes RI, Tjandra Yoga Aditama, mengatakan, ada berbagai jenis flu burung pada unggas dan pada manusia. Kini yang terdata sebagai vi-rus flu burung pada ungags, antara lain, spesies H5N1, H5N2, H5N6, H5N8, H6N6, H7N9, H9N2, dan H10N8. Di Indonesia, se-bagian besar kematian akibat flu burung karena terjangkit spesies virus H5N1.

AntisipasiCara antisipasi penyebaran virus flu burung:

• Sedapat mungkin hin-dari kontak langsung dengan

unggas dan atau produknya (daging, telur, kotoran), ter-utama unggas yang sakit/mati.• Bila terpaksa harus kontak dengan unggas dan atau produknya, usahakan

selalu menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), yaitu

masker, sarung tangan, kaca-mata, sepatu boot.

• Mengisolasi serta tidak memeli-hara itik/unggas lain bersama de-

Gejala Infeksi Virus Flu Burung pada Unggas dan Manusia

UNGGAS MANUSIAJengger dan pial bengkak dan berwarna kebiruan

Demam tinggi >38OC

Perdarahan rata pada kaki unggas berupa bintik-bintik merah yang biasa disebut kaki kerokan

Batuk

Ada cairan di mata dan hidung serta timbul gangguan bernapasan

Sakit tenggorokan yang tiba-tiba

Keluar cairan jernih hingga kental dari rongga mulut

Pilek

Diare berlebih Sakit kepala

Cangkang telur lembek Sesak napas

Kehilangan nafsu makan dan depresi Nyeri otot

Tingkat kematian tinggi (mendekati 100%) dalam 2-7 hari

Dapat disertai diare

Dapat disertai tortikolis (leher terputar), kejang-kejang, dan inkoordinasi

Timbul radang paru-paru (pneumonia) yang bila tidak mendapatkan penanganan tepat dapat menyebabkan kematian

ngan ayam atau unggas lainnya dalam satu kandang.

• Kandang unggas minimal berjarak 25 meter dari tempat tinggal. Kan-dang dibersihkan secara berkala dengan menggunakan desinfektan dan petugas pembersih menggu-nakan APD.

• Segera melaporkan bila menemu-kan unggas yang sakit atau mati mendadak ke Dinas Peternakan atau dinas yang bertanggung ja-wab terhadap peternakan dan Pusat Kesehatan Hewan (Puskes-wan) setempat.

• Melaksanakan perilaku hidup ber-sih dan sehat dalam keluarga. Sa-

lah satunya selalu mencuci tangan menggunakan sabun dengan cara yang benar sesuai pedoman.

• Memasak unggas dan atau pro-duknya sampai benar-benar ma-tang.

• Datang/lapor ke fasilitas kesehat-an terdekat jika ada anggota ma-syarakat atau pasien dengan ge-jala-gejala flu burung.[]

Untuk informasi lebih lanjut da-pat menghubungi nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 021-52921669; Call Center: 021-500567 dan 021-30413700; E-mail [email protected]; [email protected]; [email protected]

Page 13: PTPM Program Pertanian Berkelanjutan Tanam Perdana SRI … · Petani Desa Libukang Mandiri mempresentasikan prinsip pertanian ramah lingkungan tanam dangkal, tanam tunggal, dan ta

Verbeek edisi 19 | 201513KEMITRAAN

Inspirasi dari Danone AquaPerusahaan air minum Danone Aqua punya program pertanian yang menarik dijadikan inspirasi.

M enyebut air minuman dalam ke-masan (AMDK), orang Indonesia kerap menyamakannya dengan

Aqua. Padahal Aqua hanyalah satu dari sekian banyak merek AMDK yang bere-dar di pasaran. Penyebutan itu beralasan, karena Aqua memang pelopor air minum dalam kemasan. Didirikan tahun 1973, kini Aqua menguasai lebih dari 40% pa-sar di Indonesia.

Menjadi pemimpin pasar memberikan tantangan tersendiri bagi perusahaan yang berkantor pusat di Jakarta itu. Ter-masuk tantangan untuk memberikan kon-tribusi kepada masyarakat. Praktik tang-gung jawab sosial perusahaan Grup Aqua berakar pada pemikiran pendiri Danone, Antoine Riboud, tentang komitmen ganda perusahaan yang telah diterapkan sejak 1972. Komitmen ganda merupakan cara menjalankan bisnis yang mengedepan-kan keseimbangan antara keberhasilan ekonomi dan kemajuan sosial.

Sebagai perwu-judannya, Grup Aqua sejak 2006 m e l u n c u r k a n

Aqua Lestari seba-gai payung inisia-tif keberlanjutan. Aqua Lestari me-miliki empat pilar yaitu pelestarian air dan lingkungan, praktik perusahaan ramah lingkungan, pengelolaan distri-busi produk, serta pelibatan dan pem-berdayaan masya-rakat melalui pro-gram pengembang-an perekonomian lokal. Aqua Lestari dijalankan di hulu-tengah-hilir wilayah

sub-DAS tempat Aqua beroperasi.

Kemitraan MultipihakBanyak sudah kegiatan yang dilaksa-

nakan di bawah payung Aqua Lestari de-ngan mengembangkan pola kemitraan. Misalnya program Water Access, Sani-tation and Hygiene (WASH) guna me-ningkatkan akses masyarakat kepada air bersih dan fasilitas sanitasi yang ramah lingkungan, ditambah dengan sosialisasi perilaku hidup sehat.

Aqua bermitra dengan 12 organisasi di Indonesia, mulai dari organisasi berbasis komunitas hingga universitas. Program WASH membantu lebih dari 100.000 ang-gota masyarakat di Sumatera Utara, Lam-pung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Timur.

Di Desa Nanggerang, Kabupaten Suka-bumi, Jawa Barat, Aqua bermitra dengan Kementerian Pekerjaan Umum, Peme-rintah Kabupaten Sukabumi, dan Yaya-san Pembangunan Citra Insan Indonesia (YPCII), menggagas program air bersih

dan penyehatan lingkungan. Grup Aqua menyediakan tambahan pipa distribusi, meter-an air, material untuk

pengembangan bangunan sipil, dan pendanaan untuk kegiatan

pemberdayaan masyarakat.

Kementerian PU dan Pemkab Sukabumi me-

nyediakan pipa

transmisi dan distribusi, meteran air, pembuatan bangunan sipil, dan pelatih-an teknis. Masyarakat lokal secara kolektif berkontribusi dengan memberikan sum-bangan dana dan material untuk pema-sangan sambungan rumah dan menyedia-kan tenaga kerja, yang jika dinominalkan mencapai sekitar Rp450 juta. Program ini mendapatkan banyak dukungan dari LSM dan Pemerintah Kecamatan Cicurug.

Memandirikan PetaniPada 2012, Aqua meluncurkan Kope-

rasi Layanan Pengembangan Agribisnis (LPA) Pusur Lestari di kawasan sub-Dae-rah Aliran Sungai (DAS) Pusur, Jawa Te-ngah, tempat dua pabrik Aqua beroperasi. Koperasi ini membuat dua bentuk layanan usaha, yaitu pelayanan keuangan mikro serta agribisnis di sektor riil.

Sejak koperasi tersebut berjalan, ra-tusan petani telah mendapatkan akses modal. Inisiatif yang dilakukan oleh Aqua Grup itu mendapatkan dukungan dari pemerintah, baik dari Kementerian Ko-perasi dan UMKM maupun dari peme-rintah daerah.

Berkat program tersebut, Aqua men-dapatkan Certificate of Recognation dari Kementerian Koperasi dan UMKM atas usaha perusahaan memberikan perha-tian pada upaya pemberdayaan pelaku usaha mikro dan koperasi di tanah air. Pendiri Grameen Bank dan peraih Nobel Perdamaian, Muhammad Yunus, yang ha-dir dalam peresmian Koperasi LPA Pusur Lestari mengatakan, “Kita bisa melibat-kan semua orang dan meraih keuntung-an bersama. Yang dilakukan Aqua Group di Klaten adalah contoh yang sempurna dari kerja sama antara pemerintah, ma-syarakat, dan perusahaan multinasional.”

Selain mendirikan koperasi, ada satu program Aqua yang mirip dengan pen-dampingan SRI Organik yang dijalankan Program Terpadu Pengembangan Ma-syarakat (PTPM) PT Vale. Program Inte-grated Farming System (IFS), atau lebih dikenal dengan istilah pertanian sehat organik terpadu, digagas Aqua untuk tiga desa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mulai 2011.

Sejak IFS digulirkan, petani memben-tuk Himpunan Petani Organik Cianjur (HIPOCI) guna mengembangkan varietas lokal, yaitu padi pandanwangi. Turunan dari kegiatan tersebut adalah pengelolaan

kompos dengan ka-

pasitas produksi mencapai 40 ton. Selain itu, petani juga mengembangkan

peternakan domba, perikanan air tawar, pertanian jamur, dan peternakan ayam pelung khas Cianjur. Dari sisi pemberda-yaan wanita, Aqua mendorong terbentuk-nya Kelompok Wanita Tani (KWT) yang aktif memanfaatkan lahan pekarangan rumah sebagai lahan pertanian.

Atas keberhasilan program IFS, Aqua Grup menerima penghargaan Gold dari Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat (GKPM) Awards 2013. Penghargaan ter-sebut diberikan kepada perusahaan ka-rena telah ikut berpartisipasi dalam pen-capaian tujuan pembangunan milenium (MDGs).

Bukan hanya perusahaan yang meng-ukir prestasi. Keberhasilan petani ang-gota HIPOCI memberi mereka kesempat-an untuk menjadi pembicara Bimbingan Teknis Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Pertanian yang di-adakan oleh Kementerian Pertanian RI. Bimbingan teknis tersebut diikuti penyu-luh pertanian dari 82 kabupaten/kota di 21 provinsi.

Pada akhirnjya, harapan semua pihak tercapai: Perusahaan maju, pemerintah terbantu, masyarakat mandiri.[]

Page 14: PTPM Program Pertanian Berkelanjutan Tanam Perdana SRI … · Petani Desa Libukang Mandiri mempresentasikan prinsip pertanian ramah lingkungan tanam dangkal, tanam tunggal, dan ta

Verbeek edisi 19 | 201514 GALERI

Galeri FotoMomen yang tertangkap kamera sepanjang

pelaksanaan Program Terpadu Pengembangan

Masyarakat (PTPM). Jika Anda memiliki foto-foto

yang terkait dengan pelaksanaan PTPM, silakan kirim

ke Redaksi Tabloid Verbeek melalui email tabloid.

[email protected] (ukuran foto minimal 500KB).

Foto yang dimuat akan mendapatkan suvenir menarik.

Pemeriksaan kesehatan mata bagi siswa sekolah di Desa Kawata,

pertengahan Juni 2015.

Suasana Sekolah Lapang (SL) Kakao di Desa Wasuponda, Juni 2015. Para petani,

termasuk perempuan, mengikuti proses pembelajaran dengan turun langsung ke

kebun.

Tim dokter Universitas Hasanuddin berfoto bersama usai melakukan

pemeriksaan mata bagi siswa sekolah dasar di Desa Mahalona,

Kecamatan Towuti, Mei 2015.

Siswa-siswi sekolah dasar Desa Kawata mengantre dengan tertib sebelum menjalani pemeriksanaan mata yang menjadi bagian dari PTPM Bidang Kesehatan. Dalam kegiatan Puskesmas Keliling, pelayanan kesehatan diberikan

kepada seluruh kelompok masyarakat, terutama bayi dan Balita, ibu

hamil, serta Lansia.

Page 15: PTPM Program Pertanian Berkelanjutan Tanam Perdana SRI … · Petani Desa Libukang Mandiri mempresentasikan prinsip pertanian ramah lingkungan tanam dangkal, tanam tunggal, dan ta

Verbeek edisi 19 | 201515EVENT

[Kiri] Siswa sekolah dasar di Desa Kawata menjalani skrining refraksi mata. [Kanan] Pemeriksaan gigi bagi anak usia sekolah di Desa Mahalona. Kedua jenis pemeriksaan tersebut penting sebagai deteksi dini penyakit sekaligus mengoptimalkan kesehatan mata dan gigi yang menunjang proses belajar siswa.

Pemeriksaan Gigi dan Mata untuk Pelajar SDPTPM gelar pemeriksaan kesehatan di lokasi yang sulit dijangkau.

S tudi menunjukkan bahwa lebih dari separuh anak-anak usia 5-9 tahun mengalami masalah gigi, seperti gigi

berlubang atau celah pada gigi. Rasa sakit atau masalah gigi yang berlarut-larut da-pat menimbulkan kesulitan makan, bicara, dan mengganggu konsentrasi. Sayangnya, anak sulit mengkomunikasikan rasa sakit. Kemudian dia menunjukkan gejala cemas, sedih, atau lesu yang tidak bisa dimenger-ti dengan mudah oleh orangtua maupun guru. Sakit gigi juga menyebabkan anak ketinggalan pelajaran di sekolah karena harus absen.

Menyadari pentingnya kesehatan gigi, PT Vale, Pemerintah Kabupaten Luwu Ti-mur, Universitas Hasanuddin, dan Persa-tuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) cabang Sulawesi Selatan, menggelar pemeriksaan kesehatan gigi bagi sekitar 500 siswa dari delapan sekolah dasar di Desa Mahalona, Kecamatan Towuti. Kegiatan itu berlang-sung di Posyandu Mahalona, 28-29 Mei 2015 dan merupakan bagian dari pola kemitraan strategis dalam Program Ter-padu Pengembangan Masyarakat (PTPM).

Kegiatan dua hari itu juga diisi dengan seminar kesehatan ibu dan anak dengan tema “Upaya Menjaga Menjaga 1000 Hari Awal Kehidupan” yang diikuti ibu-ibu Desa Mahalona dan desa-desa sekitarnya seperti Libukang Mandiri, Buangin, Tole, dan Lampesue.

“Kegiatan ini diselenggarakan sebagai upaya PT Vale mendukung program ke-sehatan Pemerintah Kabupaten Luwu Ti-mur. Kami juga berharap agar warga bisa belajar dan menambah wawasan tentang hidup sehat,” ujar Busman Dahlan Shirat,

Manajer Program Pengembangan Masya-rakat PT Vale.

Menurut Agus, salah satu tokoh ma-syarakat Desa Mahalona, kegiatan seper-ti ini bisa digelar rutin oleh PTPM untuk meningkatkan kesadaran dan kualitas hi-dup sehat warga desa setempat. Dia juga mengapresiasi PTPM yang mau mengada-kan kegiatan pengembangan masyarakat di Desa Mahalona yang aksesnya cukup sulit dijangkau ini.

Mata sehat, prestasi cemerlangSelain kesehatan gigi anak yang per-

lu dijaga, kesehatan mata juga tak kalah pentingnya. Penglihatan punya kaitan erat dengan proses belajar. Ketika seo-rang anak tidak bisa melihat tulisan di papan tulis atau sulit membaca naskah di buku pelajaran, maka dia kesulitan meng-ikuti kegiatan belajar di sekolah. Presta-si anak lantas menurun. Tidak jarang, si anak mendapat cap “bodoh”, “malas”, atau “nakal” padahal kendalanya semata-mata karena masalah penglihatan.

PT Vale dan Pemkab Lutim bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin dan Persatuan Dokter Mata Indonesia (Per-dami) melaksanakan program peningkat-an kesehatan mata anak di Desa Kawata, Kecamatan Wasuponda, yang juga punya keterbatasan akses ke fasilitas kesehat-an. Perdami Sulsel menugaskan 6 orang dokter mata untuk melakukan pelayan-an kesehatan mata selama 2 hari, 9-10 Juni 2015.

Di hari pertama, proses skrining ke-lainan refraksi mata diikuti sekitar 200 anak dan guru pendamping dari SDN 245

Tole-Tole, SDN 257 Kawata, kelas jauh SDN Kawata di Lasulawai, dan SDN Tole-Tole di Kayu Tanduk. Selain melakukan skrining, tim dokter juga memberi pe-nyuluhan kesehatan mata. “Baru kali ini anak-anak kami punya kesempatan dipe-riksa matanya oleh dokter. Kami bersyu-kur sekali karena memang ada beberapa siswa yang kelihatannya sulit membaca tulisan di papan jadi dia harus duduk di depan terus,” kata Masahira, SPd, guru kelas 1 SDN 245 Tole-Tole.

Siswa-siswi sekolah dasar tidak terli-hat takut berinteraksi dengan dokter saat menjalani pemeriksaan mata. “Kalau nanti memang harus pakai kacamata ya pakai saja. Saya tidak takut atau malu. Tapi kalau pelajaran olahraga dilepas kacamatanya supaya tidak ja-tuh,” kata Imran, siswa kelas 5 SDN 245 Tole-Tole yang baru kali pertama bertemu dengan dokter mata.

Hari berikutnya, peme-riksaan mata dilakukan un-tuk 150 anak dari SDN 260 Pa-lauru, SDN 254 Laroeha, MI Da-rul Ulum, dan kelas jauh SD Rende-Rende. Pemerik-saan dilakukan menggu-nakan standar yang sama dengan rumah sakit besar yang ada di Makassar. Bagi sis-wa yang mengalami kelainan re-fraksi yaitu rabun jauh, rabuh de-kat, dan mata silinder, akan segera di-buatkan kacamata agar siswa bisa meng-ikuti kegiatan belajar di sekolah dengan maksimal.

“Periode emas perkembangan mata berlangsung hingga seorang anak berusia 8 tahun. Untuk kelainan tertentu, terapi hanya bisa dilakukan di periode emas. Le-wat dari itu, kelainan akan menetap. Un-tuk itu, sangat penting melakukan pemer-iksaan mata sejak dini,” kata dr. Marliyan-ti Akib, SpM(K), MKes, ketua tim dokter pada program skrining mata tersebut. Dia menambahkan, program seperti ini perlu terus dilanjutkan untuk memberikan pe-mahaman kepada anak dan guru tentang cara menjaga kesehatan mata yang punya peran besar terhadap keberhasilan studi siswa di sekolah.[]

Page 16: PTPM Program Pertanian Berkelanjutan Tanam Perdana SRI … · Petani Desa Libukang Mandiri mempresentasikan prinsip pertanian ramah lingkungan tanam dangkal, tanam tunggal, dan ta

Verbeek edisi 19 | 201516 EVENT

Pilih jawaban yang benar dari 10 pertanyaan di bawah ini. Sepuluh pengirim yang beruntung akan mendapatkan suvenir dari PT Vale.

1. Sayur yang banyak mengandung vitamin A….A. WortelB. TogeC. RebungD. Sawi

2. Yang bukan nama penyakit…..A. TBCB. PolimerC. AsmaD. Influenza

3. Negara anggota ASEAN…A. SingapuraB. IndonesiaC. MyanmarD. Semua benar

4. Sumber energi yang berasal dari fosil….A. AirB. AnginC. Panas BumiD. Minyak Bumi

5. Nama universitas di Indonesia….A. Universitas HasanuddinB. Universitas AirlanggaC. Universitas CenderawasihD. Semua benar

6. Hasil perkebunan yang merupa-kan komoditi pasar dunia….A. MobilB. CokelatC. GaramD. Baja

7. Alat pertanian yang biasa digu-nakan untuk menggemburkan tanah….A. PakuB. CangkulC. PipaD. Kerbau

8. Bahan bakar mesin diesel….A. AvturB. KerosinC. PremiumD. Solar

9. Satuan ukur intensitas suara…..A. DesibelB. Meter kubikC. FahrenheitD. Newton

10. Perlengkapan yang perlu dibawa ketika berkendara…..A. SIMB. HelmC. STNKD. Semua benar

Kuis

Kirimkan jawaban melalui email [email protected] atau melalui surat ke alamat redaksi tabloid Verbeek, Kantor Communications & External Affairs PT Vale, Jl. Ternate 44, Pontada, Kec. Nuha, Kab. Luwu Timur, 92984. Sepuluh pengirim yang beruntung akan mendapatkan suvenir dari redaksi.

Training of trainer bagi penyuluh pertanian dan petani kader se-Luwu Timur. Pelatihan itu diharapkan dapat menggenjot produktivitas kakao yang merupakan salah satu komoditas andalan di Kabupaten Luwu Timur.

Pelatihan Peningkatan Produktivitas Kakao

S ebanyak 30 petani kakao dan penyuluh pertanian se-Kabu-paten Luwu Timur mengikuti training of trainer (TOT) akhir April 2015 lalu. Pelatihan itu merupakan agenda

Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) PT Vale, bekerja sama dengan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Luwu Timur (BP4K).

Kepala BP4K Luwu Timur, Nursih Hariani menjelaskan, Su-lawesi Selatan dan Sulawesi Barat termasuk penghasil kakao terbesar di Indonesia, sehingga kualitas dan kuantitas produksi harus ditingkatkan. Tujuan pelatihan adalah menyiapkan pe-nyuluh dan petani kader untuk kegiatan sekolah lapang. Juga pendampingan peningkatan produkivitas tanaman kakao se-bagai salah satu komoditas unggulan Kabupaten Luwu timur.

“Seiring dengan kemajuan teknologi, tantangan di dunia per-tanian semakin beragam, sehingga petani dan penyuluh ditun-tut menambah wawasan dan ilmu pengetahuannya,” kata Ra-madhan Pirade, mewakili Tim Koordinasi PTPM.

TOT selama satu pekan itu, yang difasilitasi konsultan pem-berdayaan masyarakat A+CSR Indonesia, dilakukan di Balai Pelaksana Penyuluh Pertanian Kecamatan Nuha dan di perke-bunan kakao Desa Laskap, Kecamatan Malili.[]