PTO Pasca Bencana

download PTO Pasca Bencana

of 40

Transcript of PTO Pasca Bencana

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    1/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    Penentuan Kategori Lokasi Bencana

    Kategori ditentukan berdasarkan informasi tentang kerusakan desa

    dalam tiap kecamatan. Apabila persentase desa yang rusak cukup tinggi,

    dianggap kecamatan perlu diberi tambahan bantuan blok grant dan

    fasilitator. Terdapat empat kategori kecamatan berdasarkan persentase

    desa rusak dari jumlah desa yang ada di kecamatan, yaitu:

    Persentase desa yang rusak 0%, masuk kategori Normal. Persentase desa yang rusak kurang dari 20%, masuk kategori Rusak

    Ringan

    Persentase desa yang rusak 20% s.d. 60%, masuk kategori RusakSedang

    Persentase desa yang rusak lebih dari 60%, masuk kategori Rusak Berat

    Kalau hanya melihat persentase desa saja, terdapat banyak

    kecamatan yang jumlah desa yang rusak cukup banyak, tetapi persentase

    desa masih rendah karena jumlah desa di kecamatan sangat tinggi. Jumlah

    kerusakan yang harus ditangani cukup banyak, dan masyarakat yang harus

    dilatih dan dibimbing juga banyak. Oleh karena itu, dibuat alternatif

    metode untuk menentukan kategori kecamatan berdasarkan jumlah desa

    yang rusak, sebagai berikut:

    Jumlah desa yang rusak 0 atau 1, masuk kategori Normal. Jumlah desa yang rusak 2 s.d. 4, masuk kategori Rusak Ringan Jumlah desa yang rusak 5 s.d. 10, masuk kategori Rusak Sedang Jumlah desa yang rusak lebih dari 10, masuk kategori Rusak Berat

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    2/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    Alternatif yang dipakai untuk penentuan kategori tiap kecamatan

    adalah metode yang menunjukkan tingkat kerusakan yang lebih berat.

    Metode di atas didasarkan hasil identifikasi tingkat kerusakan di tiap

    desa dalam kecamatan yang bersangkutan. Tingkat kerusakan ditentukan

    sesuai dengan skala di bawah ini :

    Rusak Total = semua bangunan tidak dapat digunakan lagi, atau hilang Rusak Berat = semua banguan perlu perbaikan yang berat, dan

    mungkin sebagian bangunan hilang

    Rusak Sedang = semua bangunan perlu perbaikan dan pembersihan Rusak Ringan = sebagian dari bangunan perlu perbaikan atau

    pembersihan

    Untuk menentukan apakah desa masuk kriteria rusak, dapat dipakai

    kurva yang ada di halaman berikutnya. Penentuan tingkat kerusakan sesuai

    dengan penjelasan di atas, kemudian dicatat persentase luas desa yang

    terkena dampak bencana. Sebagai langkah terakhir, dicari titik sesuai

    dengan tingkat kerusakan dan persentase luas, lalu melihat apakah desa

    tersebut masuk sebagai desa yang rusak.

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    3/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    Grafik untuk Menentukan Apakah Desa Terhitung Dalam Kategori

    Rusak atau Tidak Rusak

    Tingkat Kerusakan

    Rusak Total

    Rusak Berat

    DESA RUSAK

    Rusak

    Sedang

    Rusak

    Ringan

    DESA TIDAK RUSAK

    Tidak rusak

    0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

    Persentase Desa yang Mengalami Kerusakan

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    4/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    Petunjuk Pengumpulan Data Keadaan Prasarana

    Data tentang keadaan prasarana akan dikumpulkan untuk tiap desa

    di seluruh Sumbar, kecuali laporan tentang prasarana tidak perlu

    dikumpulkan lagi dari daerah yang terkena bencana alam. Data tersebut

    dapat digunakan di tingkat lebih atas sebagai dasar laporan kerusakan dan

    untuk memantau kemajuan pemulihan.

    Pengumpulan data dilakukan oleh tim dari tiap desa di bawah

    koordinasi fasilitator desa, TPK, atau orang lain yang dipilih oleh

    masyarakat. Pengumpulan dapat dilakukan oleh banyak orang agar dapat

    dilakukan dengan relatif cepat. Penghitungan jumlah per desa dilakukan

    oleh tim kecil pada blangko Laporan Status Kerusakan Prasarana Desa.

    Format pengumpulan data maupun blangko laporan termasuk pada suatu

    file Excel, namanya Laporan Kerusakan.

    Pengumpulan Data

    Langkah pertama dalam pengumpulan data adalah pembuatan peta

    dasar, dengan lokasi tiap unit prasarana dapat langsung ditandai pada

    peta. Format pengumpulan data diisi sesuai dengan jumlah prasarana

    yang ada, sehingga perlu banyak lembar. Karena dikerjakan oleh beberapaorang, sebagian dari lembar hanya diisi separoh.

    Harus mencatat semua unit prasarana secara mendetail, satu per

    satu. Bagi prasarana yang panjang seperti saluran irigasi atau jalan,

    prasarana dibagi menjadi beberapa unit sehingga lebih mudah menilai

    tingkat kerusakan.

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    5/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    Tiap unit prasarana diberi nomor kode. Paling mudah dimulai dari

    nomor 1 sampai dengan selesai, tetapi karena mungkin dilakukan oleh

    banyak tim, nomor dimulai dengan huruf sesuai dengan timnya (A1, A2,

    B1, dst.). Tiap kode unik tidak ada duanya. Kode ini dipindahkan pada

    peta yang sudah dibuat.

    Lokasi: Catatan nama adalah untuk memudahkan pengisian petadesa, dan untuk menghindari duplikasi. Dicatat nama lokasi secara

    deskriptif, sesuai dengan nama daerah, nama dusun, atau nama lain.

    Bisa juga disebut nama jalan bila dipinggir jalan.

    Jenis dan Tipe Prasarana: Nama jenis dan tipe agar disesuaikandengan formulir laporan, karena pada laporan dicatat banyak nama

    jenis prasarana (misalnya jalan, air bersih, jembatan) dan tipe

    (misalnya untuk jembatan ada jembatan beton, gelagar besi,

    gelagar kayu, dan jembatan gantung). Apabila terdapat jenis atau

    tipe yang belum ada di laporan, boleh menambah sendiri. Pada saat

    membuat rekapitulasi satu desa, boleh ditentukan oleh tim apakah

    prasarana tersebut akan masuk kategori yang ada atau perlu dibuat

    kategori baru.

    Satuan: Satuan standar terlihat pada formulir Laporan. Banyak jenisprasarana menggunakan satuan unit. Jalan, saluran, jaringan pipa,

    dan jaringan listrik menggunakan satuan panjang (meter). Sawah,

    kebun, dan tambak menggunakan perkiraan luas dalam hektar,

    sehingga tidak perlu dicatat satu per satu, tetapi langsung secara

    keseluruhan atau per lokasi.

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    6/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    Jumlah Menurut Tingkat Kerusakan: Pada empat kolom inidicatat jumlah sesuai dengan keadaan di lapangan dan satuan.

    Untuk yang satuannya meter atau hektar, boleh masuk di beberapa

    kolom sekaligus. Misalnya, sebuah jalan yang panjang 200 meter,

    mungkin ada 50 meter yang tidak rusak dan 150 meter yang rusak

    berat. Kalau satuannya Unit, kemungkinan dicatat dengan angka 1

    (satu) saja. Jangan pakai tanda centang (), karena data akan lebih

    sulit dijumlahkan.

    Untuk tingkat kerusakan terdapat empat pilihan, yang

    ditentukan oleh pengumpul data atau fasilitator desa:

    Tidak rusak, masih dalam keadaan normal dan bisa dipakai. Perlu perbaikan ringan, kalau bisa diperbaiki dalam waktu satu

    hari atau oleh pemilik sendiri tanpa bantuan.

    Perlu perbaikan berat, kalau perlu diperbaiki secara kelompokatau yang perlu beberapa hari dapat dikategorikan sebagai

    rusak berat.

    Perlu diganti, kalau tidak bisa diperbaiki, lebih baik dibuat baru. Jumlah menurut Alasan Rusak:Jumlah dimasukkan pula ke salah

    satu kolom yang tersedia, kecuali yang tidak rusak. Alasan

    ditentukan oleh tim pengumpul data atau fasilitator desa. Tiga

    pilihan disediakan sebagai sumber kerusakan, sebagai berikut

    Konflik, jika kerusakan sebagai akibat dari tindakan konflik, olehpihak mana pun.

    Bencana, jika kerusakan disebabkan proses alamiah, termasuktsunami, longsor, gerakan tanah, banjir, dan sebagainya

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    7/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    Kurang dipelihara, jika rusak karena pemakaian prasarana, yangseharusnya ditangani melalui program pemeliharaan prasarana.

    Semua formulir pengumpulan data diserahkan kepada tim kecil

    untuk membuat Laporan.

    Laporan Status Kerusakan Prasarana Desa

    Tiap desa membuat selembar laporan, sesuai dengan hasil

    pengumpulan data. Blangko laporan boleh diisi dengan tulis tangan

    tidak perlu diketik.

    Tim mengumpulkan formulir pengumpulan data dari petugas yang

    mencatat data lapangan. Untuk tiap jenis dan tipe prasarana, dijumlahkan

    angka-angka yang ada di kolom-kolom formulir. Hasil akhir merupakan

    jumlah prasarana yang masuk ke dalam tiap kategori kerusakan. Harus

    membuat penjumlahan untuk Jumlah menurut Tingkat Kerusakan maupun

    Jumlah menurut Alasan Rusak.

    Di bagian bawah formulir ada beberapa data tambahan:

    Status Warga Desa:Secara sederhana dilaporkan jumlah warga(KK) yang masih ada di desa atau sudah kembali ke desa (tidak

    termasuk orang yang hanya berada di barak sementara), jumlah

    KK orang yang sedang pengungsian di desa ini (penghuni

    sementara), dan jumlah KK yang telah keluar atau pindah dari

    desa ini karena konflik dan belum kembali.

    Status Pemerintahan Desa: Dilaporkan keberadaan anggotapemerintah desa serta pelaku PPK, termasuk Kades, Sekdes,

    Kepala Urusan, dan anggota BPD desa, anggota TPK, dan FD

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    8/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    (termasuk kader desa atau kader teknis). Diisi jumlah orang

    sesuai dengan informasi terakhir yang telah diketahui.

    Lowongan disebut Tidak Ada.

    Laporan dikirim kepada FK oleh tim desa. Formulir pengumpulan

    data serta peta desa disimpan di desa. Data entry diperlukan agar supaya

    data mudah dijumlahkan, pola mudah dilihat, dan status mudah dipantau)

    akan dikerjakan oleh pihak ketiga. Tidak ada data entry di FK maupun di

    KM.

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    9/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    Pemetaan Desa yang Terkena Bencana Alam

    Mengapa harus mempunyai peta desa?

    1. Peta merupakan informasi dasar tentang status prasarana bagiwarga, pelaku PNPM Mandiri Perdesaan, dan Pemda setempat.

    2. Dasar pembahasan prioritas penanganan, termasuk penjadwalandan pembagian per tahapan dana.

    3. Membantu dalam membuat rencana perbaikan.4. Koordinasi dengan bantuan lain.5. Memudahkan laporan dan evaluasi.

    Siapa harus membuat peta desa?

    Pembuatan peta desa menjadi tanggung jawab orang yang ada di

    desa, antara lain Fasilitator Desa, Tim Pengelola Kegiatan PNPM Mandiri

    Perdesaan, aparat desa, dan tokoh masyarakat, dibantu warga lainnya.

    Fasilitator Kecamatan, Konsultan Manajemen, dan aparat Pemerintah

    Daerah bertanggung jawab untuk membimbing tim pembuat peta serta

    menyumbang koreksi-koreksi.

    Apakah bisa memanfaatkan peta yang sudah ada?

    Dapat menggunakan peta administrasi yang ada di desa atau peta

    sosial yang pernah dibuat dalam rangka penggalian gagasan di PNPM

    Mandiri Perdesaan. Barangkali FK, atau KM, atau Pemda memiliki peta

    yang dapat digunakan sebagai dasar peta prasarana.

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    10/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    Bagaimana peta yang harus dibuat?

    Disarankan peta dibuat pada kertas koran atau kertas biasa denganukuran minimal A3 (420 x 297 mm). Semakin besar semakin mudah

    mencatat detail prasarana.

    Tidak perlu pakai skala, cukup sketsa saja. Pakai spidol berwarna untuk membedakan antara bagian penting di

    peta, misalnya antara jalan dan sungai dan pantai. Legenda bebas,

    asal jelas terbaca.

    Kalau bisa, ditandai arah mata angin (utara/selatan).

    Apa saja yang harus dipetakan?

    1. Kondisi alam: Bukit Sungai Pantai Sawah Kebun Hutan

    2. Prasarana dasar: Jalan Jembatan Listrik Air bersih MCK Tambatan perahu

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    11/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    3. Fasilitas Umum: Sekolah Balai desa Tempat ibadah Posyandu Polindes Pasar/TPI

    Selain hal-hal di atas, ditandai wilayah pemukiman. Jalan kabupaten

    dan jalan poros desa ditandai khusus.

    Bagaimana cara membuat peta desa?

    Ada dua kemungkinan, yaitu peta desa masih ada atau harus

    membuat peta sendiri karena peta lama sudah hilang semua.

    [akan diisi dengan keterangan cukup lengkap]

    Apakah ada kaitan dengan format Formulir Pengumpulan Data Status

    Prasarana di Lapangan?

    Lokasi prasarana dapat ditandai pada peta desa sambil mencatat

    keadaan prasarana tersebut. Tiap prasarana diberi nomor urut untuk

    memudahkan diskusi dan penentuan prioritas. Jangan sampai masyarakat

    menentukan prioritas Prasarana A, tetapi yang didesain menjadi Prasarana

    B karena salah paham prasarana mana yang dimaksud.

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    12/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    RENCANAPELAJARAN

    SURVEIPENGUMPULANDATAKERUSAKAN

    1. Pelatih menjelaskan tujuan dari pekerjaan survei pengumpulan datakerusakan. Peserta ditanya apa saja manfaat dari adanya data ini.

    Dibahas secara pleno, dengan melempar pertanyaan kepada peserta

    dan bertanya Bagaimana jawaban ini? Bisa diterima? Sudah lengkap?

    Ada tambahan? dan sebagainya.

    2. Dijelaskan bahwa kegiatan ini terdiri dari bagian teknis dan nonteknis.Kita memfokuskan pada survei teknis, yang merupakan pengumpulan

    data tentang kerusakan desa. Pokok kegiatan terdiri dari tiga langkah:

    a. Pembuatan peta desa (sketsa)b. Pengumpulan data secara mendetail (Formulir Pengumpulan Data

    Status Prasarana di Lapangan, yang formatnya landscape (tidur))

    c. Rekapitulasi data kerusakan per desa (Laporan Status KerusakanPrasarana Desa, yang formatnyapotrait(berdiri))dan perlengkapan

    peta.

    Setelah ini dilakukan, format rekapitulasi dikirim kepada FK untuk

    diperiksa.

    d. FK memeriksa format, minta dikoreksi atau diperbaiki bila perlu,kemudian membuat rekapitulasi data sekecamatan.

    e. Kalau sudah lengkap, FK mengirim format kepada KM, yangmemeriksa data dan kemudian membuat rekapitulasi sekabupaten.

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    13/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    3. Pelatih mulai dengan penjelasan tentang pembuatan peta desa.a. Peta merupakan sketsa batas desa lengkap dengan prasarana

    penting (jalan, jembatan, rel kereta api, pasar, kantor desa, gereja,

    mesjid, dermaga) dan lokasi fitur alam yang penting (sungai, rawa,

    sawah, ladang, kebun, hutan, pantai, gunung, dan sebagainya).

    Fungsi informasi ini adalah untuk memudakan penentuan lokasi

    prasarana lain.

    b. Peta tidak perlu pakai skala.c. Tiap orang yang mengumpulkan data perlu membawa sketsa porsi

    peta yang menjadi tanggung jawabnya. Skets ini bisa pada kertas

    ukuran biasa (A4).

    4. Pelatih menjelaskan isi formulir, mulai dengan formulir pengumpulandata di lapangan.

    a. Dijelaskan kolom satu per satu, sesuai dengan petunjuk.b. Bagian atas diisi dulu. Lembar ____ dari ____ diisi dengan angka

    sesuai dengan urutan pengumpulan data. Kalau dikumpulkan oleh

    beberapa orang, diawali dengan huruf besar, misalnya A-1, B-5, C-2

    dan sebagainya. Tiap orang mulai dari lembar 1.

    c. Nomor urut adalah nomor unik yang diberi untuk setiap itemprasarana. Jika ada lebih dari satu orang mengumpulkan data,

    mereka diberi nomor yang berbeda dengan menggunakan huruf

    besar di awalnya.

    d. Lokasi adalah tempat prasarana (untuk membantu kitamengidentifikasi kembali prasarana yang dimaksud)

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    14/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    e. Contoh jenis dan tipe prasarana dapat dilihat pada blangko laporanf. Prasarana yang panjang (jalan, perpipaan, saluran) dapat dibagi

    menjadi sekian banyak sub-bagian, untuk memudahkan penilaian

    g. Satuan dicatat sesuai dengan daftar satuan di blangko Laporan. Halini penting agar data dapat dijumlahkan dengan tempat lain.

    h. Ada empat kolom di bawah judul kolom Jumlah Menurut TingkatKerusakan. Maksudnya jumlah adalah volume sesuai dengan

    satuan yang telah ditetapkan. Angka boleh dibagi dalam dua atau

    tiga kolom, misalnya ada jalan dengan 100 meter tidak rusak, 250

    meter rusak ringan, dan 250 meter rusak berat (Total harus sesuai

    dengan ukuran dan satuan yang ada. Tidak mungkin prasarana

    dengan ukuran 1 unit dibagi). Pilihan untuk tingkat kerusakan

    adalah Tidak Rusak, Perlu Perbaikian Ringan, Perlu Perbaikan Berat,

    Perlu Diganti. Pelatih memberi contoh tiap kategori. Kalau

    perbaikan ringan, sementara masih bisa dipakai, walaupun rusak.

    Kalau rusak berat, sudah tidak layak dipakai tetapi bisa diperbaiki.

    Perlu diganti berarti tidak bisa diperbaiki. Pelatih bertanya apakah

    ada pertanyaan dari peserta? Dijawab oleh peserta lain kalau bisa,

    atau dari pelatih.

    i. Pada tiga kolom terakhir, ada penjelasan tentang alasan rusak. Bagiyang rusak ringan, rusak berat, dan perlu diganti, dimasukkan angka

    sesuai dengan alasan: Rusak Karena Konflik, Rusak Karena Bencana,

    atau Rusak Karena Kurang Dipelihara. Alasan rusak bisa lebih dari

    satu kolom, tetapi volume ketiga kolom sama dengan volume Rusak

    Ringan, Rusak Berat, dan Perlu Diganti. Pelatih bertanya apakah ada

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    15/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    pertanyaan dari peserta? Dijawab oleh peserta lain kalau bisa, atau

    dari pelatih.

    5. Cara kerja dijelaskan sebagai berikut:a. FD dan orang lain yang akan mengumpulkan data berkumpul untuk

    diberi penjelasan seperti di atas. Mereka diberi format penumpulan

    data (beberapa lembar, karena prasarana pasti banyak) dan kertas

    kosong untuk membuat sketsa daerah yang disurvei.

    b. Catatan dibuat untuk setiap item Prasarana yang ditemukan,termasuk yang tidak rusak, sesuai dengan urutan ketemu di

    lapangan. Dimulai di satu titik dan berjalan sampai habis dicatat

    seluruh prasarana yang ada di bagian kerjanya.

    c. Data yang sudah dikumpulkan diperiksa oleh FD atau orang lainyang dianggap mampu. Jika ada kesalahan atau yang belum jelas,

    dicari penjelasan dan dikoreksi.

    d. Tiap orang membantu melengkapi peta desa yang besar (kertasplano) dengan lokasi prasarana yang dicatat. Tiap prasarana diberi

    kode sesuai dengan nomor urut (pakai potlot dan tidak perlu pakai

    huruf besar atau hitam). Nomor urut berfungsi untuk

    mengidentifikasi lokasi prasarana yang ada di formulir. Semua

    orang pakai tanda yang sama, dan dibuat legenda untuk peta.

    Legenda tidak perlu sama dengan desa lain.

    e. Tiap peserta diminta membuat contoh legenda sendiri (12 item saja,silakan dipilih sendiri oleh tiap peserta) pada kertas kosong. Kalau

    sudah dibuat, lembaran kosong dikirim ke orang ketiga yang duduk

    di sebelah kanan untuk diperiksa (diperiksa secara spiral). Jika

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    16/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    ketemu yang salah, ditandai dan pelatih dipanggil untuk konfirmasi.

    Hasil dijelaskan oleh pelatih secara pleno.

    f. Setelah data masuk di peta, tim pengumpul desa membuat laporanrekapitulasi data. Item demi item ditinjau dan tiap pengumpul data

    ditanya volume yang ada pada lembarannya. Satu orang mengisi

    blangko laporan. Jumlah kerusakan dan jumlah per alasan diisi

    setelah diketahui dari tiap pengumpul data.

    g. Di bagian bawah masih ada dua kotak yang diisi dengan datapenduduk dan aparat desa. Data ini dapat dikumpulkan oleh satu

    orang berdasarkan informasi dari aparat desa dan pelaku proyek

    PPK.

    Penduduk terdiri dari jumlah KK yang ada di desa (kecuali orangyang ada di desa sebagai pengungsi dari tempat lain)

    Jumlah KK yang ada di tempat pengungsian di desa ini. Jumlah KK yang meninggalkan desa ini karena konflik. Untuk enam jenis aparat dan pelaku, ditanya keberadaan pada

    saat survei. Pilihan adalah Ada di desa, ada di luar desa (dan

    tahu tempatnya), tidak tahu ada di mana, dan tidak ada (posisi

    kosong). Format diisi dengan jumlah orang, sehingga kepala desahanya satu dan anggota BPD bisa beberapa orang.

    h. Siap dikirim ke FK dan seterusnya. Pelatih bertanya apakah adapertanyaan dari peserta? Dijawab oleh peserta lain kalau bisa, atau

    dari pelatih.

    6. Peserta dibagi kelompok (sekitar 7-8 orang per kelompok) dan disuruhmembuat peta desa (pura-pura), dan tiap orang diminta mengisi

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    17/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    format pengumpulan data dengan 10 buah prasarana. Dilengkapi

    dengan nomor urut dengan huruf awal A s.d. G atau H. Misalnya F-1

    s.d. F-10 untuk orang keenam.

    7. Tiap kelompok mencari tempat sendiri, setelah mengambil blangko,kertas plano, dan spidol untuk bikin peta. Diberi waktu 90 menit untuk

    menyelesaian peta, formulir pengumpulan data, dan rekapitulasi.

    8. Pada saat peserta membuat peta, pelatih keliling untuk memberiumpan balik. Masalah yang suka muncul termasuk:

    a. Pengisian data di formulir pengumpulan data yang tidak tidaksesuai urutan ketemu di lapangan.

    b. Volume tidak sesuai dengan urutan ketemu di lapangan. Misalnyadisebut ada 5 gorong-gorong, padahal ada di lokasi yang berjauhan

    harus dicatat satu per satu. Begitu juga rumah dan lain-lain.

    c. Ada item di lengenda yang tidak masuk pada legenda.d. Cara membuat Rekapitulasi kurang efisien. Seharusnya dilihat item

    demi item, apakah ada?

    9. Setelah selesai di semua kelompok, peserta berkumpul untukmendengar penjelasan tentang jenis kesalahan yang dilihat. Pelatih

    bertanya apakah ada pertanyaan dari peserta? Dijawab oleh peserta

    lain kalau bisa, atau dari pelatih.

    Catatan: Jika situasi memungkinkan, peserta bisa melakukan suatu studi

    lapangan untuk menyamakan persepsi tentang tingkat kerusakan.

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    18/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    CATATAN PEMBERSIHAN

    Pekerjaan pembersihan dilakukan secara tim. Satu tim disarankan

    terdiri dari sepuluh sampai dengan dua belas orang. Satu tim mendapat

    peralatan satu set, yang terdiri dari peralatan di bawah ini. Peralatan yang

    dibeli harus yang berkualitas baik agar dapat dipakai selama tahap

    pemersihan dan rekonstruksi.

    Cangkul enam

    Skop dua

    Kereta dorong dua

    Linggis satu

    Palu besar (5 kg) satu

    Kampak satu

    Gergaji besi satu

    Gergaji kayu satu

    Parang dua

    Tali untuk tarik 10 meter

    Alat diserahkan kepada tim oleh TPK. Jika alat selesai dipakai,

    dikembalikan ke TPK untuk diputuskan penggunaan berikutnya. Akhirnya

    dapat diserahkan kepada masyarakat.

    Prinsip-prinsip dalam pembersihan :

    1. Jangan dua kali kerja. Hasil pemersihan dibuang di tempat yangdisepakati agar tidak perlu dipindahkan kembali.

    2. Tempat pembuangan tidak akan berdampak negatif padalingkungan.

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    19/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    3. Ada pemisahan jenis material. Kayu, genteng, dan seng yang dapatdigunakan kembali agar disimpan (stok) di satu tempat.

    4. Ada koordinator tim agar dapat berkoordinasi dengan tim yang lain.5. Koordinator membuat daftar hadir yang menjadi dasar pembayaran

    tenaga kerja, sehingga diharapkan keanggotaan tim tetap.

    6. Waktu kerja dapat diatur oleh TPK, akan tetapi pembayaranmengikuti standar yang ditetapkan.

    7. Anggota tim bertanggung jawab atas peralatan yang dipegang.8. Wilayah kerja suatu tim disepakati bersama TPK dan tim yang lain.9. Prioritas penanganan dalam satu wilayah adalah pembersihan akses,

    kemudian mengfungsikan kembali (termasuk pembersihannya)

    fasilitas-fasilitas yang masih dapat dimanfaatkan.

    10.Tahap pembersihan akan berlanjut sampai dengan dinyatakanselesai oleh masyarakat, atau kegaitan pemulihan masuk pada

    tahap rekontruksi.

    11.Jika menemukan mayat, dikuburkan sesuai ketentuan yang berlaku.12.Jika menemukan bangkai binatang, segera dimusnahkan/

    dikuburkan untuk menghindari penyakit.

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    20/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL

    PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

    MANDIRI PERDESAAN

    POLA KHUSUS REHABILITASI PASCA BENCANA

    T.A 2009 DAN T.A 2010

    PROVINSI SUMATERA BARAT

    A. PENDAHULUANMerujuk Surat Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan

    Rakyat No. B.1677/KMK/D.VII/X/2009 tertanggal 5 Oktober. Perihal:

    Percepatan Pelaksanaan PNPM Mandiri T.A 2010 di Daerah Yang

    Terkena Bencana Gempa dijelaskan bahwa gempa bumi tektonik

    berkekuatan 7,6 Skala Richter (SR) yang terjadi pada tanggal

    30 September 2009 di Provinsi Sumatera Barat telah mengakibatkan

    korban jiwa, warga meninggal dunia dan luka-luka berat atau ringan,

    kehilangan mata pencaharian, kerusakan rumah tempat tinggal,kerusakan bangunan sarana dan prasarana dasar serta sosial ekonomi

    masyarakat secara bervariasi berat-ringan. Gubernur Sumatera Barat

    secara resmi telah mengajukan Surat kepada Menteri Dalam Negeri,

    Surat Nomor 414.21664/BPM-2009 perihal : Usulan Kegiatan PNPM

    Mandiri Perdesaan Khusus Bencana Gempa bumi di Provinsi Sumatera

    Barat th. 2009. Dampak langsung dari bencana tersebar di Kabupaten

    Padang Pariaman (pada 16 Kecamatan), Kabupaten Agam (pada

    9 kecamatan), Kabupaten Pasaman Barat (pada 4 kecamatan) dan

    Pesisir Selatan (pada 6 kecamatan).

    Pemerintah Indonesia dalam hal ini Departemen Dalam Negeri

    selaku pelaksana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

    Mandiri-Perdesaan TA. 2009 dan TA 2010, setelah melakukan kajian

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    21/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    dengan memperhatikan dampak yang ditimbulkan serta mempelajari

    perkembangan pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di lokasi

    tersebut, memandang perlu melakukan tindak penanganan khusus

    untuk pemulihan melalui Pola Khusus Rehabilitasi Pasca Bencana.

    Untuk lokasi Kabupaten Padang Pariaman dapat segera melakukan

    fase/tahap persiapan pemulihan pada TA 2009 dan pada TA 2010.

    Rehabilitasi Pasca Bencana dilaksanakan untuk lokasi-lokasi kecamatan

    di Kabupaten Padang Pariaman, Agam, Pasaman Barat dan Pesisir

    Selatan yang telah ditetapkan.

    PNPM Mandiri Perdesaan adalah Program Nasional Pemerintah

    Indonesia yang merupakan salah satu upaya pemerintah untuk

    meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan melalui perluasan

    kesempatan dan penciptaan lapangan kerja dan tambahan pendapatan

    rumah tangga miskin, serta memperkuat kelembagaan pembangunanpartisipatif melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat dan

    peningkatan kinerja pemerintah lokal yang baik dalam pengentasan

    kemiskinan.

    Peran serta PNPM Mandiri Perdesaan dalam pemulihan melalui

    Pola Khusus Rehabilitasi Pasca Bencana akan dilakukan sesuai dengan

    lingkup dan cara kerja PNPM Mandiri Perdesaan selama ini di ProvinsiNAD, Sumatera Utara dan Nias, DIY dan Sumatera Barat (pada 2007

    lalu) merupakan pengalaman yang dapat dipertanggung jawabkan,

    sehingga dengan demikian PNPM-Mandiri Perdesaan dapat

    menangani hal-hal yang bersifat tanggap darurat dan rekonstruksi atau

    rehabilitasi Pasca Bencana serta umumnya pembangunan perdesaan.

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    22/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    PNPM-Mandiri Perdesaan pada Pola Khusus Rehabilitasi Pasca

    Bencana T.A 2009 dirancang sebagai tahap persiapan pemulihan yang

    memfokuskan / mengutamakan kontribusi pada proyek atau sub-

    proyek / kegiatan tahap persiapan pemulihan dengan pemberian akses

    pendapatan warga/keluarga yang terkena dampak bencana melalui

    kegiatan padat karya misalnya untuk pembersihan (sites/lands clearing)

    dan penataan lokasi (sarana dan prasarana umum perdesaan). Target

    lokasi tahap persiapan pemulihan pada pola khusus TA 2009 adalah

    Kabupaten Padang Pariaman pada 16 (enam belas) kecamatan,

    disamping karena lokasi yang terkena dampak gempa terparah di

    Propinsi Sumatera Barat juga karena realisasi dana BLM kegiatan belum

    dipergunakan serta masih memungkinkan untuk dialihkan

    peruntukannya bagi persiapan pemulihan.

    PNPM-Mandiri Perdesaan TA 1010 untuk pemulihan/rehabilitasiPasca bencana di 4 (empat) kabupaten dilaksanakan dengan

    mendorong dan memberikan bantuan berupa Dana Bantuan Langsung

    Masyarakat/ BLM kegiatan dan bantuan teknis tenaga konsultan

    pendamping yang diperuntukkan bagi percapatan rehabilitasi fasilitas

    sosial/umum yang sangat penting/vital dan mendesak bagi hajat hidup

    bersama masyarakat. Pendekatan kegiatan berbasis masyarakat

    diutamakan berupa kegiatan secara swakelola dan padat karya (cash for

    works) menjadi prioritas dengan tujuan memperkuat kohesi/ikatan

    sosial (gotong royong) dan bisa tetap terjaga sekaligus

    masyarakat/warga memperoleh pendapatan. Implikasi lanjut

    diharapkan dari dana yang diterima anggota masyarakat sebagai upah

    kerja atau transaksi bahan material dan lain-lain, diharapkan sekaligus

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    23/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    dapat ikut memicu proses-proses produksi ekonomi dan konsumsi

    sehingga mampu membantu pemulihan ekonomi masyarakat dalam

    jangka pendek.

    Selain itu maksimal 25% dari dana BLM dapat dipergunakan

    masyarakat sebagai pinjaman bergulir untuk kelompok-kelompok

    perempuan (SPP), dengan tujuan pemanfaatan tambahan modal usaha

    keluarga atau kelompok (atau memulai kembali kehidupan

    perekonomian keluarga).

    B. TUJUAN1. Memperkuat/menghidupkan kembali organisasi kelembagaan

    masyarakat agar dapat segera memulai kembali kegiatan kehidupan

    individual/keluarga/rumah tangga dan kelompok/sosial mereka

    melalui kegiatan program secara partisipatif, padat karya, berdiskusi

    dan bermusyawarah bersama untuk memutuskan jenis aktifitas

    serta melaksanakan kegiatan pembangunan rehabilitasi yang

    bermanfaat bagi kepentingan hidup bersama.

    2. Menumbuhkan dan memulihkan kembali kepercayaan masyarakatuntuk membangun kembali kehidupan mereka

    3. Mendanai kegiatan pembangunan sarana/prasarana skalamenengah-kecil atau lingkup desa dan fasilitas sosial-umum

    lainnya. Memberikan sumber pendapatan sementara/penyangga

    bagi keluarga/rumah tangga melalui pembayaran HOK dari

    pelaksanaan kegiatan pembangunan serta melalui pinjaman

    bergulir modal usaha kelompok perempuan.

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    24/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    C. PRINSIP-PRINSIP YANG DIUTAMAKAN1. Partisipatif, artinya dalam setiap tahapan proses (perencanaan,

    pelaksanaan dan pertanggungjawaban) selalu melibatkan

    masyarakat sebagai pelaku sekaligus penerima manfaat

    2. Transparan dan akuntabel, artinya dalam setiap langkah dankegiatan harus dilakukan secara terbuka dan dapat

    dipertanggungjawabkan kepada masyarakat luas.

    3. Sederhana, artinya pelaksanaan seluruh proses kegiatan diupayakansederhana dan bisa dilakukan masyarakat dengan tetap mengacu

    pada tujuan dan ketentuan dasar pelaksanaan program rehabilitasi

    ini.

    4. Akuntabilitas, artinya seluruh proses pelaksanaan dan pendanaandilakukan dengan penuh tanggung jawab.

    D. KEBIJAKAN POKOK1. Alokasi Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) per-kecamatan

    Pada 35 lokasi kecamatan di 4 Kabupaten Pasca bencana

    mendapatkan alokasi BLM secara bervariasi yang ditentukan

    berdasarkan Penetapan Lokasi dan Alokasi Kecamatan Pola Khusus

    Rehabilitasi Pasca Bencana TA 2010. BLM yang dimaksud

    mencakup: DOK Perencanan, DOK Pelatihan Masyarakat dan Dana

    Kegiatan.

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    25/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    2. Tidak dipersyaratkan DDUPBKerjasama Pusat-Daerah melalui DDUPB (Dana Daerah Untuk

    Program Bersama) tidak dipersyaratkan pada lokasi kecamatan yang

    ditetapkan sebagai lokasi Tanggap Darurat dan Rehabilitas Pasca

    Bencana, jika Pemerintah Daerah telah menyediakan dana dapat

    digunakan sebagai tambahan BLM.

    3. Penyesuaian Wilayah UsulanWilayah usulan kegiatan dapat ditentukan dan disesuaikan dengan

    kondisi tata pemerintahan dan struktur pemerintahan dinas serta

    kemudahan fasilitas. Misalnya dengan basis Desa, Nagari atau

    Wilayah Usulan lain. Namun demikian tetap memperhatikan batas

    wilayah administrasi satu kecamatan. Hal ini didasari bahwa

    perhitungan BLM per-kecamatan. Dengan berdasarkan wilayah

    usulan maka juga dimungkinkan untuk penyesuaian kebutuhan

    pelaku.

    4. Sifat Dana BLMSifat dana BLM PNPM-Mandiri Perdesaan pola khusus ini adalah

    hibah kepada masyarakat lokasi kecamatan, untuk diputuskan

    pemanfaatan serta pengelolaannya secara musyawarah, transparan

    (terbuka) dan dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh

    masyarakat.

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    26/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    E. KETENTUAN DASARPelaksanaan mekanisme PNPM-Mandiri Perdesaan Reguler,

    dalam situasi dan kondisi masyarakat Pasca bencana perlu disesuaikan

    dengan menyederhakan siklus program dan tahapan skematik proses

    kegiatan dengan tahap mengacu pada prinsip-prinsip dasar.

    Pelaksanaan kegiatan harus tetap transparan, musyawarah mufakat dan

    dapat dipertanggung jawabkan. Beberapa ketentuan dasar pelaksanaan

    yang menjadi acuan dalam pelaksanaan PNPM-Mandiri Perdesaan pola

    khusus rehabilitasi pasca bencana ini adalah :

    1. Ketentuan Pencairan Dana (dari KPPN ke UPK)a. Dana BLM untuk Pola Khusus Rehabilitasi Pasca Bencana TA

    2009 :

    (1)Untuk lokasi yang telah melakukan penyaluran pencairan danpenyaluran APBD dan APBN diperlukan revisi SPC atas

    rencana kegiatan sebelumnya yang ditetapkan melalui MAS

    Khusus revisi usulan Pola Khusus Rehabilitasi Pasca Bencana

    (Tahap Persiapan Pemulihan)

    (2)Untuk lokasi yang belum pernah melakukan pencairan danpenyaluran APBD dan APBN diperlukan penetapan SPC baru

    melalui MAD Khusus

    b. Dana BLM untuk Pola Khusus Rehabilitasi Pasca Bencana TA2010 :

    Tidak ada batasan minimal jumlah usulan dan dana

    kegiatan untuk setiap penerbitan Dokumen Surat Penetapan

    Camat (SPC). Oleh karena itu sesuai dengan prinsip sederhana

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    27/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    dan cepat, jika beberapa desa saja yang sudah siap

    melaksanakan kegiatan maka kecamatan bisa langsung

    memproses penerbitan SPC dan mencairkan dana BLM kegiatan

    untuk beberapa desa tersebut. Jika nilai usulan yang telah

    diberita acarakan sama dengan atau kurang dari Rp. 500 juta,

    maka dana BLM dapat dicairkan sekaligus.

    2. Ketentuan Penyaluran Dana (dari UPK ke TPK)Penyaluran/penggunaan dana UPK ke TPK tetap mengacu

    pada ketentuan PNPM-Mandiri Perdesaan sesuai dengan

    kebutuhan dengan mempertimbangkan Rencana Penggunaan Dana

    (RPD) dan Laporan Penggunaan Dana (LPD)

    3. Jenis Kegiatan dan Alokasi Pendanaana. Kegiatan Rehabilitasi Pasca Bencana T.A 2009 (Tahap Persiapan

    Pemulihan)

    Kegiatan yang bersifat padat karya untuk pembersihan

    tempat/lokasi fasilitas umum/sosial, penataan lokasi dan

    perbaikan sarana dan prasarana umum perdesaan yang terkena

    dampak gempa. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan

    tambahan pendapatan masyarakat (diutamakan masyarakat

    yang terkena dampak bencana) sebagai tenaga kerja dan

    penyedia alat kerja (sederhana) yang bersifat mendukung

    kegiatan serta pengadaan bahan (misalnya: semen)

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    28/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    b. Kegiatan Rehabilitasi Pasca Bencana T.A 2010Pada dasarnya jenis kegiatan yang diajukan masyarakat

    terbuka untuk kegiatan apa saja (open menu) yang menurut

    masyarakat bersifat mendesak dan dibutuhkan kecuali yang

    termasuk dalam negative list. Kegiatan sebagaimana dimaksud

    di atas tidak / belum dipenuhi oleh pihak/lembaga lain dan

    bukan merupakan kegiatan darurat/emergency seperti:

    tenda/fasilitas pengungsian, makanan-minuman dan obat-

    obatan. Bukan juga merupakan Dana Sosial (pemberian tunai)

    bagi masyarakat.

    Jenis kegiatan lebih bersifat pemulihan sosial-ekonomi

    perdesaan melalui rehabilitasi atau perbaikan sarana-prasarana

    dasar dan fasilitas sosial-umum yang rusak ringan, sedang atau

    berat dan sedapat mungkin tidak membangun baru (dari tidak

    ada). Pelaksanaan kegiatannya dengan mengunakan pola padat

    karya dan swakelola (diutamakan rumah tangga dan warga

    korban bencana memperoleh akses kerja pada kegiatan proyek)

    Kategori kegiatan dan alokasi dana BLM kegiatan meliputi:

    a. Dana Simpan Pinjam Khusus bagi kelompok perempuanuntuk kebutuhan usaha rumah tangga, peralatan modal

    kerja, atau keperluan rumah tangga lainnya bagi para

    anggota kelompok yang sangat mendesak dengan alokasi

    maksimal 25% dari alokasi dana BLM per-kecamatan. Dana

    ini bersifat pinjaman bergulir yang selanjutnya dikelola oleh

    Unit Pengelola Kegiatan (UPK)

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    29/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    b. Dana Rehabilitasi Fasilitas Sosial dan Umum untuk kegiatanprasarana dasar masyarakat atau sarana penunjang sosial

    ekonomi lainnya yang bersifat umum, kolektif/warga dengan

    alokasi dana sebesar 75% atau lebih dari alokasi BLM per-

    kecamatan, antara lain seperti:

    Sarana (gedung) serbaguna desa, seperti balai pertemuandesa (bukan kantor desa)

    Pembersihan puing rumah/bangunan, longsor (site/landclearing) dan sejenisnya

    Air bersih Sanitasi umum di desa (seperti MCK) Gedung sekolah (khususnya SD, SLP) Posyandu atau Polindes

    Pasar Desa Jembatan Irigasi sekunder-tersier Penerangan (listrik) desa seperti genset, lampu/

    penerangan jalan/pemukiman desa.

    Jalan desa Tambatan Perahu

    c. Dana BLM tidak dapat dipergunakan untuk membiayaikegiatan yang masuk kategori dilarang (negative list). Dana

    BLM juga tidak dapat dipergunakan untuk membiayai

    kegiatan yang bersifat memenuhi kebutuhan pribadi atau

    kepemilikan privat (seperti rumah pribadi, mobil pribadi,

    toko, dan lain-lain)

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    30/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    4. Pengadaan Barang dan JasaProses pengadaan barang dan jasa dalam pelaksanaan

    kegiatan tetap berpedoman pada PTO PNPM-Mandiri Perdesaan.

    Kegiatan ini harus dilakukan secara transparan, diketahui dan

    disetujui oleh masyarakat. Pengadaan barang dan jasa pada

    dasarnya dilakukan di setiap desa, namun jika dinilai lebih efektif

    dan efisien bisa juga diakukan bersama-sama oleh desa-desa dalam

    satu kecamatan, dengan tetap dilakukan secara sederhana, murah,

    cepat, transparan dan akuntabel.

    5. Pemantauan, Pengawasan dan PemeriksaanPemantauan dan pengawasan terhadap pelaksanaan

    dilakukan secara internal oleh masyarakat, fasilitator dan konsultan.

    Sedangkan pemeriksaan eksternal struktural secara resmi akan

    dilaksanakan oleh BPKP selaku auditor yang telah ditetapkan

    sebagaimana dalam Loan Agreement antara Pemerintah Indonesia

    dengan lembaga donor yaitu Bank Dunia.

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    31/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    F. ALUR POLA KHUSUS REHABILITASI PASCA BENCANA TA 2009(TAHAP PERSIAPAN PEMULIHAN)

    Penjelasan mekanisme PNPM-Mandiri Perdesaan Tanggap

    Darurat secara sederhana/singkat dijelaskan lebih lanjut sebagaimana

    tabel berikut:

    No Kegiatan KeteranganMinggu

    Ke

    1 Persiapan

    MAD Khusus

    Persiapan MAD Khusus dilakukan

    masyarakat yang difasilitasi oleh

    Fasilitator Kecamatan yang

    menghasilkan:

    - Daftar hasil verifikasi lapanganuntuk kegiatan yang telah

    tercantum dalam SPC TA 2009- Daftar hasil verifikasi dampak

    kerusakan gempa

    - Daftar kegiatan yang dilakukandalam kaitan dengan Tanggap

    Darurat

    - Daftar ancar-ancar kebutuhanpendanaan dalam kaitan untuk

    memenuhi kegaitan Tanggap

    Darurat

    1

    Hasil verifikasi

    lapangan data

    kerusakan

    Daftar Rencana

    Kegiatan dan

    RAB

    Pencairan Dana

    dan Pelaksanaan

    Kegiatan

    MAD Khusus

    Tanggap

    Darurat

    MUSDES

    Tanggap

    Darurat

    MUSDES

    Pertanggung

    jawaban

    1 2 3 4 5

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    32/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    No Kegiatan KeteranganMinggu

    Ke

    2 MAD Khusus

    Tanggap

    Darurat

    - Sosialisasi Kegiatan PNPM-MandiriPerdesaan Rehabilitasi Pasca

    Bencana

    - Pada MAD khusus dipastikanmasing-masing desa telah

    menentukan keberlanjutan

    kegiatan yang telah tercanutm

    dalam SPC TA 2009. Jikadiputuskan untuk tidak dilanjutkan

    harus dipastikan perhitungan

    kewajiban pembayaran kepada

    pihak ketiga (misalnya :

    pemesanan barang yang telah

    dikirim TPK tetapi belum dilakukan

    pembayaran)

    - Membuat perhitungan BLM DanaKegiatan yang tersedia untukTanggap Darurat (yang mencakup

    sisa TA 2009 di UPK & TPK

    ditambah sisa alokasi yang masih

    ada di KPPN) termasuk untuk

    pembayaran kewajiban yang

    terhutang kepada pihak ketiga

    oleh TPK

    - Menentukan jenis kegiatan danpenetapan pendanaan kegiatan

    Tanggap Darurat yang sesuai

    dengan daftar kerusakan dan

    kondisi riil masyarakat

    - Dengan mencermati kembali agartidak terjadi pendanaan kegiatan

    yang tumpang tindih dengan

    program Tanggap Darurat yang

    lain

    - Menentukan jadwal kegiatanTanggap Darurat

    2

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    33/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    No Kegiatan KeteranganMinggu

    Ke

    - Melakukan review UPK danrencana kerjanya untuk

    disesuaikan dengan kebutuhan

    Tanggap Darurat

    Hasil MAD khusus adalah :

    - Berita Acara Status Kegiatan yangdisebutkan dalam SPC T.A. 2009

    - Berita Acara Perhitungan BLM- Berita Acara Perangkingan

    Kegiatan Tanggap Darurat

    - Penerbitan SPC Tanggap Darurat2009

    - Penetapan UPK dan Rencana KerjaUPK

    3 MusdesTanggap

    Darurat

    Materi :- Melakukan review pengurus TPK

    disesuaikan dengan kondisi

    Tanggap Darurat

    - Penyusunan Kelompok Kerjamasing-masing desa dan

    penetapan HOK

    - Pengadaan kebutuhan sumberdaya (bahan dan alat) untuk

    Tanggap Darurat

    - Penentuan jadwal kegiatan

    2

    4 Pencairan

    Dana dan

    Pelaksanaan

    Kegiatan

    Kegiatan :

    - TPK mengajukan dokumen untukpencairan dana

    - TPK melaksanakan kegiatandengan pola swakelola

    - Pengadaan bahan dan tenaga kerjaharus tetap mengikuti prosedur

    PTO PNPM-Mandiri Perdesaan

    3-6

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    34/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    No Kegiatan KeteranganMinggu

    Ke

    - Mobilisasi tenaga kerjadiprioritaskan dari desa tersebut

    5 MUSDES

    Pertanggung

    Jawaban/

    penetapan

    usulan

    T.A 2010

    - Melaporkan dan mempertanggungjawabkan realisasi penggunaan

    dana dan hasil kegiatan Tanggap

    Darurat desa

    - Dalam MUSDES ini dilakukanreview gagasan dan usulan atas

    hasil proses perencanaan T.A. 2009

    yang masih relevan dan akandiusulkan untuk pola khusus

    rehabilitasi pasca bencana

    T.A. 2010

    7

    Catatan : Pelaksanaan kegiatan PNPM-Mandiri Perdesaan Pola

    Khusus Tanggap Darurat dan Rehabilitasi Wilayah Bencana

    Alam Propinsi Sumatera Barat, mengikuti dan

    menyesuaikan serta menghargai keberadaan tatananpemerintahan adat seperti sebutan desa sudah dinyatakan

    sebagai nagari demikian juga dengan sebutan lembaga

    pelaksana kegiatan pembangunannya

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    35/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    G. ALUR POLA KHUSUS REHABILITASI PASCA BENCANA TA 2010

    Keterangan :

    Persiapan dan pengumpulan data dampak pasca bencana dilaksanakan

    oleh Tim Fasilitator Kecamatan (selama kurang lebih satu minggu)

    dengan cara mengumpulkan data yang sudah ada yang termasuk

    identifikasi kerusakan yang didanai oleh PNPM-Mandiri Perdesaan atausarana dan prasarana dasar yang rusak akibat gempa serta melakukan

    koordinasi untuk persiapan MAD Sosialisasi. Khusus hasil pendataan

    kegiatan PNPM yang belum selesai akan dipergunakan oleh MAD

    untuk menentukan status kegiatan TA. 2009 (dan sebelumnya yang

    belum selesai dan dilakukan MDST).

    MAD

    Sosialisasi

    Pelatihan

    Tim Kaji Data

    Kerusakan

    Verifikasi

    Lapangan

    Data

    Kerusakan

    MUSDES

    (Review)

    Pertemuan Dusun dan Kelompok

    (terkena dampak bencana) SPP /

    sosial ekonomi

    MKP

    Desain &

    RAB

    MAD

    (review)

    Sertifikasi

    MUSDES

    Kegiatan

    Pencairan

    Dana dan

    Pelaksanaan

    Kegiatan

    MUSDES

    Pertanggungjawaban

    MAD

    Pertanggung jawaban

    1 2

    3

    4

    4a

    4b

    5

    6

    7

    8

    9

    10

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    36/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    Penjelasan mekanisme PNPM-Mandiri Perdesaan Tanggap

    Darurat Rehabilitasi Pasca Bencana secara sederhana/singkat dijelaskan

    lebih lanjut sebagaimana tabel berikut.

    No Kegiatan KeteranganMinggu

    Ke

    1 MAD Sosialisasi Sosialisasi :

    - Kebijakan PNPM-MandiriPerdesaan Rehabilitasi Pasca

    Bencana diterapkan dengan

    pola optimalisasi proses dan

    penggunaan dana BLM untuk

    rehabilitasi

    - Pada MAD sosialisasi dipastikankeputusan keberlanjutannya

    dan status kegiatan yang belum

    selesai dan menjadwal ulang

    siklus program secara

    sederhana/singkat

    - Melakukan identifikasi peluangsumber pendanaan selain

    PNPM dan rencana kegiatan

    yang akan didanai oleh sumber

    dana lain. Untuk menghindari

    terjadinya tumpang tindih

    pendanaan

    - Membentuk Tim Kaji Datakerusakan. Minimal 3 orangper-desa (kader yang sudah ada

    dan masih aktif dapat

    dicalonkan desa untuk menjadi

    Tim Kaji Data)

    1-2

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    37/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    No Kegiatan KeteranganMinggu

    Ke

    - Menentukan tata cara kajiandampak bencana dengan

    prioritas fasos dan fasum yang

    perlu direhabilitasi berdasarkan

    hasil identifikasi yang sudah

    dilakukan oleh masyarakat. Jika

    belum ada data maka langsung

    dilakukan identifikasi awal

    kondisi per-desa

    2 Pelatihan Tim Kaji

    Data Kerusakan

    dan mengkaji SPP

    (kelas dan

    praktek lapangan)

    Materi :

    - Tata cara melakukan kajiandampak bencana

    - Data yang perlu diverifikasi +kriteria kerusakan

    - Cara penggalian gagasankegiatan SPP dari kelompok-

    kelompok perempuan yang ada

    - Cara menyusun hasilrekomendasi hasil kaji datakerusakan

    Fasilitator :

    Tim Fasilitator Kecamatan

    2

    3 Verifikasi

    lapangan: data

    kerusakan

    sekaligus

    identifikasi usulan

    kegiatan SPP

    Kegiatan :

    - Verifikasi terhadap datakerusakan dan potensi

    rehabilitasi yang diberikan oleh

    FK

    - Pengumpulan usulan kegiatanSPP

    3-4

    4 MUSDES

    review / kajian

    Kegiatan rencana usulan pasca

    bencana (kaji ulang) :

    - Membahas laporan Tim KajiData kerusakan dan meminta

    umpan balik dari masyarakat

    4-5

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    38/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    No Kegiatan KeteranganMinggu

    Ke

    - Menentukan penyusunanprioritas fasum dan fasos desa

    yang perlu direhabilitasi

    - Memilih dan menetapkan TPK(jika belum ada/dilakukan) yang

    sesuai dengan kebutuhan

    rehabilitasi

    - Memilih dan menetapkan calonUPK (jika belum ada/dilakukan)

    - Melakukan sosialisasi kebijakanrehabilitasi pasca bencana dan

    review usulan hasil MUSDES

    perencanaan sebelum bencana

    - Jika diputuskan untuk tetapsesuai usulan sebelum bencana

    maka tinggal melanjutkan ke

    tahapan berikutnya

    - Penetapan FD (Tim Kaji Datayang telah terpilih dapatdicalonkan sebagai FD)

    - Menetapkan rencana kegiatanpenggalian gagasan (data

    usulan kegiatan SPP) dengan

    cara :

    a. Penggalian gagasan khususkelompok SPP/ sosial

    ekonomi (yang terkena

    dampak langsung bencana).

    Dana maksimal 25% dari

    total BLM

    b. Musyawarah khususPerempuan (MKP)

    menetapkan peringkat

    usulan khusus kelompok

    SPP/ sosial ekonomi (yang

    terkena dampak langsung

    bencana) yang didanai

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    39/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

    No Kegiatan KeteranganMinggu

    Ke

    5 MAD review /

    kajian

    - Menyepakati prioritas fasumdan fasos yang akan

    direhabilitasi

    - Menetapkan perangkingankegiatan yang diusukan oleh

    desa termasuk rangking untuk

    kegiatan SPP

    - Menetapkan SPC untukkegiatan SPP dan kegiatan lain

    yang telah ada RAB / sertifikasidan mempunyai rangking

    prioritas

    - Melakukan review UPK danrencana kerja yang berkaitan

    dengan kebutuhan rehabilitasi

    pasca bencana

    6

    6 RAB dan Desain Usulan prioritas mulai dari rangking

    tertinggi dibuatkan desain danRAB-nya. Hasil RAB bisa dituangkan

    dalam beberapa SP2D

    7-8

    Sertifikasi FT memfasilitasi terjadinya

    sertifikasi desain dan RAB,

    kumpulan TPU, TPK, Tim Verifikasi.

    Pemberian sertifikasi akan

    dilakukan oleh KMT. Tanpa ini

    kegiatan tidak dapat dilaksanakan.

    8-9

    Penyiapan

    Dokumen

    Pencairan Dana

    Penetapan SPC dan SP2D.

    penetapan SPC dapat dilakukan

    beberapa kali sesuai dengan

    perkembangan desain, RAB dan

    sertifikasi

    9

  • 7/29/2019 PTO Pasca Bencana

    40/40

    Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

    No Kegiatan KeteranganMinggu

    Ke

    7 MUSDES kegiatan

    rehabilitasi

    - Sosialisasi hasil MADreview/kajian

    - Sosialisasi hasil desain dan RAB- Musyawarah persiapan

    pelaksanaan

    - Mobilisasi tenaga kerja

    8-9

    8 Pencairan dana

    dan pelaksanaan

    kegiatan

    - TPK mengajukan dokumenuntuk pencairan dana

    - TPK melaksanakan kegiatandengan pola swakelola

    - Pengadaan barang dan jasaharus tetap mengikuti prosedur

    standar PNPM-Mandiri

    Perdesaan

    - Mobilisasi tenaga kerjadiprioritaskan dari desa tersebut

    10

    9 MUSDES

    pertanggungjawaban

    - Melaporkan danmempertanggun jawabkanrealisasi penggunaan dana dan

    hasil kegiatan desa

    10 MAD

    pertanggung

    jawaban

    Melaporkan dan mempertanggung

    jawabkan realisasi penggunaan

    dana dan hasil kegiatan seluruh

    desa, serta meng-evaluasi aturan

    main termasuk penerapan sanksi

    jika terjadi penyimpangan oleh

    desa partisipan

    Catatan : Pelaksanaan kegiatan PNPM-Mandiri Perdesaan Pola

    Khusus Tanggap Darurat dan Rehabilitasi Wilayah Bencana

    Alam Propinsi Sumatera Barat, mengikuti dan

    menyesuaikan serta menghargai keberadaan tatanan

    pemerintahan adat seperti sebutan desa sudah dinyatakan

    sebagai nagari demikian juga dengan sebutan lembaga

    pelaksana kegiatan pembangunannya