ptkpaud-130527025311-phpapp02

47
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Judul Penelitian Penggunaan Celemek cerita untuk meningkatkan kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam Identitas Peneliti a. Nama Lengkap b. Jenis Kelamin c. Pangkat/ Golongan/NIP d. Asal Sekolah e. Alamat rumah dan No. Telp Khikmaturraudhah Wanita - Paud Zuleha Bram Itam Jl. Lintas Ka.Tungkal – Jambi, 085269101115 Lama penelitian 2 Bulan. Juni s.d. Juli 2012 Bram Itam, Juli 2012 Peneliti Khikmaturraudhah

description

PTK PAUD

Transcript of ptkpaud-130527025311-phpapp02

Page 1: ptkpaud-130527025311-phpapp02

HALAMAN PENGESAHAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Judul Penelitian Penggunaan Celemek cerita untuk meningkatkan

kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha

Bram Itam

Identitas Peneliti

a. Nama Lengkap

b. Jenis Kelamin

c. Pangkat/ Golongan/NIP

d. Asal Sekolah

e. Alamat rumah dan No. Telp

Khikmaturraudhah

Wanita

-

Paud Zuleha Bram Itam

Jl. Lintas Ka.Tungkal – Jambi, 085269101115

Lama penelitian 2 Bulan. Juni s.d. Juli 2012

Bram Itam, Juli 2012

Peneliti

Khikmaturraudhah

Page 2: ptkpaud-130527025311-phpapp02

ABSTRAK

Khikmaturraudhah, 2012, Penggunaan Celemek Cerita untuk Meningkatkan

Kemandirian Anak Paud Kelompok A (Penelitian Tindakan Kelas di Paud

Zuleha Bram Itam

Kata Kunci : Penggunaan Celemek Ceria, Kemandirian Anak

Penggunaan celemek cerita untuk meningkatkan kemandirian anak adalah

suatu usaha agar kegiatan pembelajaran di Paud tidak monoton, membosankan,

dan menjenuhkan. Dalam kenyataannya kegiatan pembelajaran masih sangat

tekstual, sehingga bentuk-bentuk analogi yang harus di kembangkan secara

kontekstual masih terkesan staknasi. Akibat dari pembelajaran seperti itu, untuk

mendongkrak agar anak bisa lebih mandiri dan dapat melakukan sesuatu tanpa

bantuan orang lain akan terhambat.

Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui pembelajaran

bercerita dengan alat peraga celemek cerita di Paud Zuleha Bram Itam. 2) Untuk

mengetahui kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam. 3)

Untuk mengetahu sejauh mana metode bercerita dengan alat peraga celemek

cerita dalam meningkatkan kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha

Bram Itam.

Adapun pendekatan metode penelitain ini adalah menggunakan

pendekatan kualitatif, karena dalam penelitian ini lebih mengutamakan deskriptif

analitik untuk memcahkan konsep-konsep di dalamnya, bukan mengunakan

konsep-konsep numeric statistik.

Dalam pelaksanaannya penelitian ini terbagi atas dua siklus, yaitu siklus I

dan siklus II. Siklus I memberikan pengajaran secara umum dan siklus II

berkenaan dengan perumusan materi pembelajaran.

Page 3: ptkpaud-130527025311-phpapp02

Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajarn

bercerita dengan menggunakan alat peraga celemek cerita yang di lakukan di

Paud kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam dalam rangka untuk meningkatkan

kemandirian anak adalah suatu pilihan yang tepat dan cermat. Hal ini dapat

dilihat dari paparan data perkembangan dari siklus I ke siklus berikutnya yang

terdapat perkembangan secara signifikan. Dapat dilihat dengan jelas dari

kemandirian anak yang mula-mula hanyamencapai 5% dengan penggunaan

metode tepat dan cermat akhirnya merubah menjadi 100%

Page 4: ptkpaud-130527025311-phpapp02

KATA PENGANTAR

Tidak ada tutur kata yang patut peneliti ucapkan, kecuali ucapan

alhamdulillah. Karena atas rahmad, hidayah, dan nikmat-Nyalah peneliti dapat

menyelesaikan penelitian yang berjudul “Penggunaan Celemek Cerita Untuk

Meningkatkan Kemandirian Anak Paud Kelompok A (Penelitan Tindak Kelas di

Paud Zuleha Bram Itam).” Sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Penelitian ini tidak akan dapat terlaksana sesuai dengan harapan peneliti,

tanpa adanya pengarahan-pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh

karena itu ucapan terimaksih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis

sampaikan kepada yang terhormat:

1. DR. MUL AMRI, S.Pd, M.Pd. selaku pembimbing dalam pelaksanaan

penelitian ini

2. Kepala beserta pengajar Paud Paud Zuleha Bram Itam yang bersedia

ditempati untuk kegiatan penelitian ini.

3. Teman-teman sejawat dan seprofesi yang tiada henti-hentinya dalam

memberikan semangat kepada peneliti.

Insya Allah partisipasi dan bantuan Bapak/Ibu dari berbagai pihak di atas

akan selalu mendapat taufik, hidayah, dan rida dari Allah Swt. Amin!

Akhirnya karena peneliti hanya manusia biasa yang penuh dengan

kekhilafan, tentu dalan penyusunan penulisan ini terdapat kesalahan-kesalahan

dan kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik datangnya dari

mana saja dan kapan saja akan penuliti terima dengan senang hati.

Bram Itam, Juli 2012

Peneliti,

Khikmaturraudhah

Page 5: ptkpaud-130527025311-phpapp02

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................

KATA PENGANTAR ...............................................................................

DAFTAR ISI ..............................................................................................

DAFTAR GAMBAR..................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................

A. Latar Belakang Masalah..........................................................

B. Rumusan Masalah .................................................................

C. Tujuan Penelitian ....................................................................

D. Hipotesis .................................................................................

E. Lingkup Penelitian ..................................................................

F. Definisi Oprasional..................................................................

G. Kegunaan Penelitian ..............................................................

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG METODE PENGAJAR -

AN CELEMEK CERITA DAN KEMANDIRIAN ANAK........

A. Konsepsi Metode Pengajaran ................................................

B. Konsepsi Metode Pengajaran “Celemek Cerita”....................

C. Konsepsi Kemandirian .........................................................

BAB III METODE PENELITIAN .........................................................

A. Pendekatan Penelitian ...........................................................

B. Model Penelitian .................................................................

C. Rancangan Penelitian .............................................................

D. Data dan Sumber Data Penelitian ..........................................

E. Teknik Analisis Data ..............................................................

F. Alokasi Penelitian...................................................................

Page 6: ptkpaud-130527025311-phpapp02

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .................

A. Siklus I ................................................................................

B. Siklus ....................................................................................

BAB V PEMBAHASAN .......................................................................

A. Gambaran Metode Pembelajaran Bercerita dengan Alat Peraga

Celemek Cerita .....................................................................

B. Gambaran Kemandirian Anak Paud Kelompok A ...............

C. Gambaran Metode Pembelajaran Bercerita dengan Alat Peraga

“Celemek Cerita dalam Meningkatkan Kemandirian Anak

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN....................................................

A. Kesimpulan ............................................................................

B. Saran .....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 7: ptkpaud-130527025311-phpapp02

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan

pendidikan yang menyenangkan dengan prinsip “belajar sambil bermain, bermain

seyara belajar”. Berangkat dari sinilah pembelajaran yang ada di Paud harus

dicermati, sehinga apa yang diharapkan, yakni agar anak-anak lebih mandiri

dalam segala hal sesuai dengan kapasitas anak bisa tercapai. Metode pengajaran

yang tepat dan cermat akan mengarahkan anak-anak pada hasil yang optimal.

Macam-macam metode pengajaran di antaranya adalah metode bercerita,

permainan bahasa, sandiwara boneka, bercakap-cakap, dramatisasi, bermain

peran, karya wisata, demontrasi, metode pemikiran dan perasaan terbuka, dan

pemanasan atau apersepsi

Tiap-tiap metode tentu mempunyai tujuan secara khusus sekalipun

kadang-kadang antara metode yang satu dengan metode yang lain mempunyai

tujuan yang sama. Hal itu dapat dilihat dalam buku “Pedoman Guru Bidang

Pengembangan Berbahasa di Paud” yang dijelaskan:

Metode bercerita mempunyai tujuan melatih daya tangkap, melatih daya

pikir, melatih daya konsentrasi, membantu perkembangan fantasi, menciptakan

suasana menyenangkan, dan akrab di kelas.

Metode permainan bahasa mempunyai tujuan anak mengerti apa yang

dikatakan kepadanya, anak pandai memusatkan perhatiannya pada apa yang

didengarnya, anak pandai menarik kesimpulan dan apa yang sudah didengarnya,

dan anak suka mendengarkan pembicaraan orang lain.

Metode sandiwara boneka mempunyai tujuan melatih daya tangkap,

melatih daya pikir, melatih daya konsentrasi, melatih membuat kesimpulan,

membantu perkembangan intelegensi, membantu perkembangan fantasi, dan

menciptakan suasana senang di kelas.

Metode bercakap-cakap mempunyai tujuan mengembangkan kecakapan

dan keberanian, menyampaikan pendapat kepada orang lain, memberi

Page 8: ptkpaud-130527025311-phpapp02

kesempatan untuk berekspresi secara lisan, memperbaiki lafal dan ucapan, dan

mengembangkan intelegensi.

Metode dramatisasi mempunyai tujuan memberi kesempatan yang sebaik-

baiknya kepada anak untuk mengekpresikan diri dan memenuhi kebutuhan

meniru.

Metode mengucapkan syair mempunyai tujuan memupuk persamaan

irama dan perasaan estetis, memperkaya perbendaraan kata, dan melatih daya

ingatan.

Metode bermain peran mempunyai tujuan melatih daya tangkap, melatih

daya konsentrasi, melatih membuat kesimpulan, membantu perkembangan

intelegensi, membantu perkembangan fantasi, dan menciptakan suasana senang.

Metode karya wisata mempunyai tujuan mengenal lingkungan secara

langsung membantu perkembangan intelegensi, dan menambah perbendaraan

bahasa.

Begitu juga dengan metode-metode yang lain, misalkan metode

demontrasi, metode pemikiran dan perasaan terbuka, maupun metode pemanasan

atau apersepsi masing-masing tentu mempunyai tujuan khusus.

Metode-metode tersebut adalah sebuah variasi atau pilihan dalam setiap

melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh

setiap pengajar, sehingga tidak akan terjadi lagi penggunaan metode yang telah

ditentukan melenceng atau tidak sesuia dengan tujuan yang diinginkan. Dalam

hal ini misalkan metode cerita dibantu dengan alat peraga yang menarik dan unik

akan merangsang siswa untuk betul-betul memperhatikan setiap apa yang akan

disampaikan oleh pengajar atau guru.

Untuk menjadikan agar anak mandiri, agar anak dapat melakukan sesuatu

tanpa bantuan orang lain adalah suatu harapan bagi semua pihak baik dari pihak

sekolah maupun pihak orang tua atau wali murid, karena kemandirian adalah

suatu hal yang sangat menting yang harus dimiliki oleh setiap anak. Agar tidak

selalu bergantung pada orang lain. Kemandirian adalah “Hal atau keadaan dapat

berdiri sendiri, tanpa bergantung pada orang lain.” (Tim.1996:555). Oleh karena

Page 9: ptkpaud-130527025311-phpapp02

itu metode bercerita dengan menggunakan alat peraga clemek cerita adalah

sebuah pilihan yang tepat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah metode pembelajaran bercerita dengan menggunakan alat

peraga clemek cerita di Paud Zuleha Bram Itam?

2. Sejauh manakah kemandirian anak kelompok A di Paud Zuleha Bram

Itam.Sejauh manakah metode pembelajaran bercerita dengan menggunakan

alat peraga clemek cerita anak kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam

dalam meningkatkan kemandirian anak?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pembelajaran bercerita dengat alat pegaga clemek cerita

di Paud Zuleha Bram Itam.

2. Untuk mengetahui kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha

Bram Itam.

3. Untuk mengetahui sejauh mana metode bercerita dengan alat peraga

clemek cetita dalam meningkatkan kemandirian anak Paud kelompok A di

Paud Zuleha Bram Itam.

D. Hipotesis

Berdasar atas rumusan masalah sebagai mana di atas dapat dirumuskan

hipotesis sebagai beriku:

Menggunakan metode pembelajaran bercerita dengan alat peraga celemek

cerita dapat meningkatkan kemandirian anak Paud kelompok A di Paud Zuleha

Bram Itam.

Page 10: ptkpaud-130527025311-phpapp02

E. Lingkup Penelitian

Agar dalam pembehasan ini tidak terlalu meluas, maka pembahasan

hanya difokuskan pada penggunaan metode pmbelajaran bercerita dengan

menggunakan alat peraga celemek cerita kaitannya dengan kemandirian anak

Paud kelompok A. Penelitian ini dilakukan di Paud Zuleha Bram Itam.

F. Definisi Oprasional

Agar tidak terjadi perbedaan arti, maka dalam penelitian ini diperlukan

pendefinisian hal-hal sebagai erikut:

1. Penggunaan clemek cerita yang diajarkan di Paud Kelompok A Paud

Zuleha Bram Itam adalah pengembangan atau variasi dari metode

bercerita di bidang pengembangan kemampuan berbahasa di Taman

Kanak-Kanak yang menggunakan alat peraga tidak langsung, yakni benda

tiruan, gambar guntingan-guntingan yang ditempelkan pada celemek yang

terbuat dari kain flannel.

2. Yang dimaksud dengan kemandirian dalam penelitian ini adalah siswa

dapat melakukan sesuatu yakni dapat memakai sepatu dan baju tanpa

bantuan orang lain atau guru (pada saat di sekolah).

G. Kegunaan Penelitian

1. Secara teoritis kegunaan penelitian ini dapat memperbanyak atau

memperkaya tentang variasi metode pengajaran bercerita dengan

penggunaan alat peraga tidak langsung di bidang pengembangan

kemampuan berbahasa di Paud.

2. Bisa dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para pengajar dalam

rangka untuk memberikan variasai pengajaran agar tidak menjenuhkan.

Page 11: ptkpaud-130527025311-phpapp02

BAB II

KAJIAN TEORITIS TENTANG METODE PENGAJARAN CELEMEK

CERITA DAN KEMANDIRIAN ANAK

A. Konsepsi Metode Pengajaran

“Metode adalah merupakan cara utama yang bersifat umum dan luas yang

digunakan untuk mencapai suatu tujuan.” (Surahman, 1978: 121).

Sedangkan pengajaran adalah, ”1 proses, perbuatan, cara mengajar atau

mengajarkan; 2 perihal mengajar; segala sesuatu mengenai mengajar.” (Tim.

1996: 13).

Dengan demikian metode pengajaran berarti suatu cara utama yang

bersifat umum dan luas dalam melakukan proses, perbuatan, cara mengajar, atau

mengajarkan untuk mencapai suatu tujuan.

Metode pengajaran di Paud amatlah banyak. Sebagaimana yang telah

dituangkan oleh peneliti pada bagian latar belakang. Adapun metode-metode

yang dimaksudkan adalah:

1. Metode pemberian tugas, yaitu metede yang memberikan kesempatan pada

anak untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah

dipersiapkan oleh guru sehingga anak dapat mengalami secara nyata dan

melaksanakan secara tuntas. Tugas dapat diberikan secara berkelompok

ataupun individual.

2. Metode proyek, yaitu metode yang memberikan kesempatan pada anak untuk

menggunakan alam sekitar dan atau kegiatan sehari-hari anak sebagai bahan

pembahasan melalui berbagai kegiatan.

3. Metode karya wisata, yaitu kunjungan secara langsung ke objek-objek yang

sesuai dengan bahan kegiatan yang sedang dibahas di lingkungan kehidupan

anak.

4. Metode bermain peran, yaitu permainan yang memerankan tokoh-tokoh atau

benda-benda sekitar anak sehingga dapat mengembangkan daya khayal

(imajinasi) dan penghayatan terhadap bahan kegiatan yang dilaksanakan.

Page 12: ptkpaud-130527025311-phpapp02

5. Metode demontrasi, yaitu cara mempertunjukkan atau memeragakan suatu

objek atau proises dari suatu kejadian atau peristiwa.

6. Metode bercerita (ceramah), yaitu cara bertutur dan menyampaikan cerita atau

memberikan penerangan secara lisan.

7. Metode sosiodrama, yaitu suatu cara memerankan beberapa peran dalam suatu

cerita tertentu yang menuntut integrasi di antara para pemerannya.

8. Metode bercakap-cakap, yaitu suatu cara bercakap-cakap dalam bentuk Tanya

jawab antara anak dengan anak, atau anak dengan guru.

B. Konsepsi Metode Pengajaran “Celemek Cerita”

“Bercerita dengan alat peraga” dalam pelaksanaannya kegiatan ini dipergunakan

alat peraga dengan maksud untuk memberikan kepada anak suatu tanggapan yang

tepat mengenai hal-hal yang didengar dalam cerita. Dengan demikian dapat

dihindarkan bahwa tanggapan fantasi anak terlalu menyimpang dari apa

sebenarnya yang dimaksud oleh guru.

Alat peraga yang dipergunakan, yaitu:

1. Alat peraa langsung (binatang atau benda yang sebenarnya).

2. Alat peraga tak langsung, yakni benda tiruan, gambar terlepas atau dalam buku

dan guntingan - guntingan yang ditempelkan pada papan flannel.

(Saleh,1988: 9).

Dari kutipan di atas dapat dianalogikan bahwa pengajaran dengan clemek

cerita adalah bentuk-bentuk bercerita yang merupkan dari metode pengajaran

dengan alat peraga tak langsung, yakni seorang guru memakai celemek yang

terbuat dari kain planel dengan ditempeli gambar-gambar sesuai dengan cerita

yang bisa dipasang dan dilepas sesuai dengan kebutuhan.

Page 13: ptkpaud-130527025311-phpapp02

C. Konsepsi Kemandirian

Kemandirian adalah “Hal atau keadaan dapat berdiri sendiri, tanpa

bergantung pada orang lain.” (Tim, 1996: 555).

Dalam buku “Membentuk Anak Mandiri, Bermotivasi Tinggi dan

Percaya Diri” dijelaskan anak disebut mandiri apabila :

1. Mampu memberikan keputusan sendiri.

2. Memiliki alternatif dalam mengambil keputusan.

3. Tahua akan potensi yang dimiliki dri sendiri.

4. mampu mengerjakan tuga kesehariannya sendiri.

5. tidak bergantung pada orang lain.(Racman, 2005:3).

Banyak sekali anak usia Paud kelompok A utamanya yang segala

sesuatunya masih sangat tergantung kepada orang lain. Semua aktivitas selalu

masih harus dibantu orang lain. Di rumah masih harus dibantu oleh kakak, ibu,

atau ayah. Misalkan anak ingin memakai sepatu, anak masih harus dibantu

mencari sepatu di mana berada, kemudian memakaikan sepatu. Begitu juga pada

saat anak ingin memakai baju anak masih harus dibantu dengan segala hal sampai

baju tersebut betul-betul terpakai. Anak yang masih demikian, yakni masih

sangat tergantung kepada orang lain, tidak mau berusaha atau tidak mau

melakukan setiap suatu kegiatan untuk kepentingan diri sendiri adalah anak yang

belum mandiri.

Page 14: ptkpaud-130527025311-phpapp02

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan sifat

penelitian adalah pendekatan kualitatif karena dalam penelitian ini lebih

mengutamakan deskreftif analitik untuk memecahkan konsep-konsep di

dalamnya bukan menggunakan numeric statistik.

“Penelitian kualitatif mengandalkan pengamatan, berperan serta

(partisipant observation), dan wawancara pendalaman (indepth interview) sebagai

instrumen.”(Bogdan, 1982:13)

:Penelitian kualitatif data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka,

melainkan data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan

lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya.”

(Moleong, 19993:5).

Dalam kesempatan lain juga dijelaskan, “Penelitian sendiri atau dengan

bantuan orang lain akan berperan sebagai alat pengumpul data utama. Peneliti

disebut instrumen kreatif, artinya ia sendiri yang harus rajin dan giat untuk

menggali beberapa informasi dan sekaligus peneliti juga sebagai pengumpul,

penganalisis, dan pembuat laporan penelitian.”(Moleong.1994:17).

B. Model Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Rangkaian tindakan akan

melalui tahapan-tahapan, yakni tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan,

analisis dan refleksi. Dari hasil analisis dan refleksi setiap akhir kegiatan

dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

Adapun metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode cerita dengan penggunaan alat peraga clemek cerita untuk menarik

perhatian siswa pada saat pembelajaran.

Page 15: ptkpaud-130527025311-phpapp02

C. Rancangan Penelitian

Siklus I PerencanaanIdentifikasi masalah dan penetapan alternatif masalah

- Menentukan tema- Membuat satuan kegiatan harian- Mempersiapkan alat peraga/sumber belajar- Menyiapkan instrumen observas1

Tindakan - Melaksanakan pengajaran dengan mnggunakan alat peraga celemek cerita yang bergambar anak pandai memakau sepatu dan anak pandai memapakai baju. Secara bergantian sesuai dengan kebutuhan.

- Mengelompokkan anak dari anak 30 menjadi dua kelompk.- Mempraktikkan memakai baju - Mempraktikkan memakai sepatu

Pengamatan - Melakukan observasi dengan menggunakan format data observasi tindakan kelas dengan kreteria penilaian - 1. belum mampu- 2. mampu dengan bantuan- 3. mampu tanpa bantuan- 4. mampu melebihi program guru

Refeksi - Objek penelitian sebanyak 30 anak dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran konsentrasi anak tidak bisa makksimal- Pelaksanaan kegiatan kelompok praktik memakai sepatu dan baju, belum berhasil secara maksimal.

Siklus II

Perencanaa - menentukan tema- membuat satuan kegiatan harian- mempersiapkan alat peraga clemek cerita, bergambar anak pandai memakai sepatu dan anak pantai memakai baju.- menyiapkan intrumen observasi

Tindakan - melaksanakan pengajaran dengan menggunakan alat peraga, clemek cerita, gambar-gambar sesuai dengan yang diharakan, dan sepatu sejumlah objek penelitian 30 anak.- Mengeklompokkan anak menjadi tiga kelompok dengan tiap kelompok sepuluh anak.- Mempraktikkan memakai baju, dan mempraktikkan memakai sepatu.

Pengamatan - Melakukan observasi dengan menggunakan format data observasi tindakan kelas dengan krteria penelaian

Page 16: ptkpaud-130527025311-phpapp02

-1. sama sekali belum mampu-2. mampu dengan bantuan-3. mampu tanpa bantuan-4. mampu melebihi program guru

Refleksi - Objek penelitian sebanyak 30 anak (satu kelas)- Melaksanakan kegiatan kelompok praktik memakai spatu dan memakai baju.

Perencanaan - Menentukan tema- Membuat satuan kegiatan harian- Mempersiapkan alat peraga clemek cerita yang bergambar sepatu dan baju. - Anak dipersipkan masuk kamar mandi

Tindakan - Melaksanakan pengajaran dengan menggunakan alat peraga clemek cerita yang bergambar sesuai dengan harapan.- Mengelompokkan anak menjadi tiga kelompok d- Anak berdiskusi - Anak mempraktikkan memakai sepatu dan mempraktikkan memakai baju.

Pengamata - Mengumpulkan data observasiRefleksi - Objek penelitian 30 anak satu kelas

- Pengumpulan data observasi- Rekapitulasi nilai- Menentukan keberhasilan penelitian- Praktik memakai sepatu sendiri dan memekai baju sendiri.

D. Data dan Sumber Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa catatan-catatan,

rencana atau persiapan mengajar, laporan, dan dokumen-dokumen lain yang ada

hubungannya dengan penelitian ini. Adapun sumber data dalam penelitian ini

adalah guru dan Paud Zuleha Bram Itam.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penganalisisan data ini peneliti menggunakan model deskripsi.

Deskripsi bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa atau kejadian yang ada

sebagaimana pernyataan, “Deskripsi digunakan apabila bertujuan untuk

mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa dan kejadian yang ada sesuai

dengan apa adanya.” (Sudjana, 1987:53). Deskripsi yang dimaksudkan dalam

14

Page 17: ptkpaud-130527025311-phpapp02

penelitian ini adalah mengumpulkan data secara objektif, apa adanya yang

terdapat dalam Paud Zuleha Bram Itam baik dari segi persiapan pembelajaran

yang dilakukan oleh guru, proses selama pembelajaran pembelajaran, maupn

evaluasi pembelajarnnya.

F. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang diambil oleh peneliti adalah Paud Zuleha Bram

Itam. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada hasil observasi lbahwa lokasi tersebut

sangat strategis dan mudah di jangkau karena terletak di tengah kota. Selain itu

sekolah ini tergolong sekolah yang dianggap bermutu dan difavoritkan oleh

masyarakat, sehingga animo masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya

sangat-sangatlah tinggi. Hal tersebut dapat dibuktikan pada setiap penerimaan

siswa baru banyak sekali yang datang dari luar kecamatan sidoarjo harus siap

bersaing antara satu dengan yang lain dan siap untuk tidak diterima karena

kapasitas yang tersedia sangat terbatas. Sekalipun dalam kegiatan sehari-harinya

dalam kegiatan pembelajaran masih banyak dijumpai siswa yang belum bisa

mandiri untuk melakukan kegiatan yang berkenaan dengan dirinya sendiri.

Misalkan anak masih harus dibantu memakai sepatu, yang seharusnya sudah

tidak perlu dibantu lagi, begitu juga dengan kegiatan yang lain misalkan memakai

baju, anak masih mencari guru-gurunya untuk membantu memakaikan. Oleh

karena itu perlu adanya variasi pembelajaran yang lebih menarik, lebih hidup,

dan tidak menjenuhkan.

14

Page 18: ptkpaud-130527025311-phpapp02

BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Berdasar atas observasi dan hasil diskusi guru atau pengajar kelompok A

di Paud Zuleha Bram Itam ternyata pada umumnya masih banyak yang terfokus

pada petunjuk-petunnjuk atau teknik-teknik yang telah ada pada buku-buku

pedoman ke-PAUD-an. Hal tersebut sebetulnya sudah bagus. Akan tetapi untuk

mengurangi kejenuhan anak dalam tiap pembelajaran guru harus kaya dengan

metode pembelajaran dan kaya dalam mengoptimalkan penggunaan alat peraga,

sehingga hasil pembelajaran yang diharapkan, yakni agar anak bisa lebih mandiri

bisa tercapai sesuai dengan harapan.

Agar permasalahan keterpakuan penggunaan alat peraga sangat

bergantung pada buku-buku yang ada akhirnya menimbulkan kejenuhan segera

dapat teratasi, salah satunya adalah perlunya adanya pengayaan metode bercerita

dengan penggunaan alat peraga celemek cerita.

Dalam penelitian ini terbagi atas dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II

yang masing-masing siklus terbagi atas bagian-bagian, yaitu perencanaan,

tindakan, pengamatan, dan refleksi dan masing-masing bagian terbagi atas

beberapa bagian lagi.

A. Siklus I

1. Perencanaan

Dalam penelitian ini peneliti selain sebagai subjek penelitian juga sebagai

objek penelitian, yang dibantu oleh guru lain. Dengan demikian objek

penelitian selain peneliti sendiri juga terdapat guru lain. Oleh karena itu

pemahaman konseptual sampai dengan persiapan-persiapan administrasi

pengajaran harus tertata dengan baik. Adapun yang perlu dipahami dan

disiapkan adalah penentuan tema yang harus diajarkan, kemudian

pembuatan program mingguan, dilanjutkan dengan satuan kegiatan harian,

setelah itu persiapan alat peraga atau sumber belajar yang dalam bagian

alat peraga ini harus diperjelas tentang alat peraga yang digunakan, yakni

Page 19: ptkpaud-130527025311-phpapp02

“celemek cerita”, sedangkan selanjutnya adalah persiapan instrumen

observasi.

2. Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran ini dilakukan sebanyak empat

kali pertemuan. Dalam pembelajaran ini selalu menggunakan alat peraga

celemek cerita dengan gambar anak pandai memakai sepatu dan anak

pandai memakai baju.

Pertemuan I

Guru bercerita tentang anak yang memakai sepatu dan baju

Pertemuan II

Mengelompokkan anak 30 menjadi dua kelompok. Masing-masing

kelompok ada 15 anak.

Pertemuan III

Pemberian contoh pemakaian sepatu dan pemakain baju dari masing-

masing kelompok dua anak.

Pertemuan IV

Guru memandu kepada anak secara bersama-sama untuk memakai sepatu

dan baju yang benar.

3. Pengamatan

Pertemuan I

Melaksanakan observasi dengan menggunakan format data obserfasi

tindakan kelas dengan kreteria penilan sebagai berikut:

1 = belum mampu

2 = mampu dengan bantuan

3 = mampu tanpa bantuan

4 = mampu melebihi program guru

Hasil di lapangan setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu dan

memakai baju dengan menggunakan alat perga celemek cerita bergambar

anak mempraktikkan memakai sepatu dan memakai baju dengan dipandu

Page 20: ptkpaud-130527025311-phpapp02

oleh dua guru dengan jumlah 30 murid. Hasilnya anak masih belum

mampu.

Pertemuan II

Setelah guru bercerita di depan anak dengan menggunakan celemek cerita

yang ditempeli gambar anak pandai memakai sepatu dan gambar anak

pandai memakai baju, anak disuruh mempraktikkan memakai sepatu dan

memakai baju dengan dipandu oleh dua guru dari 30 murid yang

dikelompokkan menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok 15

anak, hasilnya anak mampu, tetapi masih dengan bantuan.

Pertemuan III

Setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu dan memakai baju

dengan menggunakan alat perga celemek cerita bergambar anak

mempraktikkan memakai sepatu dan memakai baju dengan dipandu oleh

dua guru dengan pengelompokkan dari 30 murid menjadi tiga kelompok.

Masing masing kelompok terdiri atas 10 anak, hasilnya anak mampu,

tetapi masih dengan bantuan guru.

Pertemuan IV

Setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu dan memakai baju

dengan menggunakan alat peraga celemek cerita bergambar anak pandai

memakai sepatu dan gambar anak pandai memakai baju, selanjutnya anak

disuruh mempraktikkan memakai sepatu dan memakai baju dengan

dipandu oleh dua guru dengan pengelompokkan dari 30 murid menjadi

enam kelompok masing-masing kelompok lima anak, hasilnya anak

mampu melakukan tanpa bantuan.

4. Refleksi

Peertemuan I

Objek penelitian sebanyak 30 anak dalam pelaksanaan pembelajaran

konsentrasi anak tidak bisa maksimal, sehingga pelaksanaan kegiatan

praktik memakai baju dan memakai sepatu belum berhasil.

Page 21: ptkpaud-130527025311-phpapp02

Pertemuan II

Pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai baju dan memakai sepatu

dapat dikatakan anak masih belum mampu meskipun sudah

dikelompokkan dua kelompok dari tiga puluh anak.

Pertemuan III

Pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai baju dan memakai sepatu

sudah mulai mampu, meskipun masih dengan bantuan guru. Adapun

pembagian kelompoknya adalah 30 murid dikelompokkan menjadi tiga

kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri atas 10 anak.

Pertemuan IV

Dalam pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai sepatu dan memakai

baju ternyata anak mampu tampa bantuan guru dari 30 murid. Sedangkan

pembagian kelompoknya adalah dibagi menjadi enam kelompok, yang

masing-masing kelompok terdiri atas lima anak.

B. Siklus II

Siklus kedua ini sistematika yang peneliti gunakan sama; tidak jauh

berbeda dengan siklus pertama. Pada siklus ini juga terdapat empat tahapan, yaitu

tahap persiapan, tahap tindakan. tahap pengamatan, dan tahab refleksi. Pada tiap-

tiap tahap tebagi atas beberapa pertemuan. Adapun perbedaan yang paling

signifikan dari siklus II bila dibandingkan dengan siklus I adalah pada penekanan

kualitas hasil, pada siklus I kemandirian anak masih tergolong longgar, yakni

yang penting anak mau memakai sepatau atau baju dan waktu yang digunakan

tidak mutlak sebagai tolok ukur, Sedangkan pada siklus II kualitas kemandirian

dan keterampilan adalah sebagai titik tekan yang utama.

Page 22: ptkpaud-130527025311-phpapp02

BAB V

PEMBAHASAN

Agar memperoleh gambaran yang jelas tentang penggunaan celemek

cerita dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian anak Paud kelompok A di

Paud Zuleha Bram Itam, peneliti akan memaparkan gambaran tentang metode

pembelajaran bercerita dengan alat peraga celemek cerita, gambaran

kemandirian anak Paud kelompok A, dan gambaran pembelajaran bercerita

dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian anak.

A. Gambaran Metode Pembelajaran Bercerita dengan Alat Peraga

“Celemek Cerita”

Guru mengajar dengan memakai celemek cerita yang ditempeli gambar

anak yang pandai memakai sepatu dan gambar anak yang pandai memakai baju.

Penempelan gambar tersebut dilakukan secara bergantian, mula-mula gambar

yang ditempelkan adalah gambar anak yang pandai memakai sepatu dan yang

selanjutnya adalah gambar anak yang pandai memakai baju. Pada awal masuk ini

guru hanya ingin menarik perhatian anak-anak agar kegiatan pembelajaran segera

terkondisikan. Untuk menguji apakah anak-anak secara mayoriotas atau minoritas

sudah bisa memakai sepatu dan baju tanpa bantuan orang lain, maka guru tanpa

banyak komentar tentang bagaimana cara memakai sepatu atau baju. Akan tetapi

guru secara langsung memerintahkan kepada anak agar melapas sepatu yang

dikenakan kemudian memakainya kembali. Selain itu guru juga memerintahkan

agar anak memakai baju yang telah disiapkan dari rumah. Hasilnya dapat

diketahui dari 30 anak yang bisa memakai sepatu hanya dua anak dan yang bisa

memakai baju hanya 1 anak. Cara tersebut tampaknya kurang berhasil, maka

selanjutnya cara yang digunakan oleh guru agar siswa bisa memakai sepatu dan

baju tanpa bantuan orang lain adalah dengan cra mempraktikan. Yaitu memanggil

dua anak ke depat sebagai peragaan untuk mempraktikkan cara memakai sepatu

dan cara memakai baju secara bergantian dengan bantuan seorang guru.. Setelah

itu seluruh anak dengan cara dikelompokkan mempraktikkan cara memakai

Page 23: ptkpaud-130527025311-phpapp02

sepatu dan cara memakai baju. Dari 30 anak yang disuruh untuk memakai sepatu

dan memakai baju 12 anak yang bisa memakai sepatu 10 anak yang bisa

memakai baju. Cara mempraktikan memakai sepatu dan memakai baju ini

diulang-ulang sampai sdengan empat kali dan hasi akhir menunjukkan dari 30

anak yang bisa memakai sepatu 30 anak dan anak yang bisa memaskai baju 30

anak.

Penggunaan celemek cerita dipakai oleh guru sejak sebelum masuk ke

dalam kelas, sehingga masuk ke kelas guru sudah dalam keadam memakai

celemek cerita dengan masked sebagaimana yang telah disampaikan bagian awal

agar menarik perhatian anak dan kegiatan belajar mengajar segera terkondisikan.

Aktivitas dan reaksi siswa dalam penggunaan peraga celemek cerita ini

bermacam-macam. Ada yang melihat saja dari kejauhan sambil memperhatikan

gerak-gerik gurunya, ada yang ingin melihat dari dekat sambil memperhatikan

gambar secara seksama sambil berkomentar macam-macam, “O, gambar orang

dan ini gambar sepatu.” “Ini gambar siapa Bu?” “Bu, Bu, mengapa memakai ini

Ibu masak ya?” “Mengapa Ibu memakai celemek?” dan lain-lain.

B. Gambaran Kemandirian Anak Paud Kelompok A

Berdasarkan pengamatan anak kelompok A Paud Zuleha Bram Itam pada

saat kegiatan belajar dapat dilihat dari 30 anak yang bisa memakai sepatu dan

memakai baju tanpa bantuan sama sekali dari guru adalah dua anak memakai

sepatu dan satu anak memakai baju. Hal tersebut terjadi pada pertemuan

pertama. Sedangkan pada pertemuan berikutnya anak yang sudah bisa memakai

sepatu dua belas anak anak dan yang sudah bisa memakai baju 10 anak. Pada

pertemuan ketiga anak yang sudah bisa memakai sepatu 25 anak dan anak yang

sudah bisa memakai baju 24 anak. Sedangkan untuk pertemuan keempat anak

yang bisa mmakai sepatu 30 anak dan yang bisa memakai baju 30 anak.

Page 24: ptkpaud-130527025311-phpapp02

C. Gambaran Metode Pembelajaran Bercerita dengan Alat Peraga

“Celemek Cerita” Dalam Meningkatkan Kemandirian Anak

Penggunaan metode bercerita dengan alat peraga celemek cerita dalam

meningkatkan kemandirian anak dapat dilihat pada BAB V bagian A dan bagian

B pada awalnya 30 anak memakai sepatu dan baju masih harus dibantu oleh guru

karena anak yang bisa memakai sepatu dua anak dan yang bisa memakai baju

hanya satu anak. Akan tetapi setelah menggunakan metode bercerita dengan

dibantu alat peraga celemek cerita 100 persen bisa mandiri. Artinya dari 30

murid yang bisa memakai sepatu 30 murid, begitu juga yang bisa memakai baju

30 murid.

Perkembangan keberhasilan metode bercerita dengan penggunaan alat

peraga celemek cerita dari 30 murid Paud Zuleha Bram Itam yang diteliti dapat

dilihat pada tabel berikut:

No.

Pertemuan

Hasil yang Dicapai

Siswa yang

bisa memakai

sepatu

Presentsi

Keberhasilan

Siswa yang

bisa memakai

baju

Presentasi

Kebehasilan

1 Pertemuan I 2 6 % 1 3 %

2 Pertemuan II 12 36 % 10 30 %

3 Pertemuan III 25 75 % 24 72 %

4 Pertemuan IV 30 100 % 30 100 %

Page 25: ptkpaud-130527025311-phpapp02

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian ini dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran bercerita dengan alat peraga celemek cerita yang

dilakukan di Paud Zuleha Bram Itam dalam rangka untuk meningkatkan

kemandirian anak adalah suatu pilihan yang tepat dan cermat.

2. Kemandirian anak kelompok A di Paud Zuleha Bram Itam masih perlu

ditingkatkan, karena tingkat kemandirian mereka untuk melakukan sesuatu

sehari-hari untuk kepentingan diri sendiri masih sangat rendah. Hal itu

dapat dilihat seperti pada saat memakai sepatu masih harus dibantu oleh

guru, begitu juga memakai baju anak masih harus dibantu oleh guru.

3. Metode Pembelajaran Bercerita dengan alat peraga celemek cerita dapat

meningkatkan kemandirian anak, hal ini dapat dilihat dari paparan data

perkembangan dari siklus I ke siklus berikutnya yang terdapat

perkembangan secara signifikan. Dapat dengan jelas dilihat dari

kemandirian anak yang semula hanya mencapai 6% untuk anak yang

memakai sepatu dan 3% untuk anak yang memakai baju. Dengan

penggunaan metode tepat dan cermat akhirnya baik memakai sepatu

maupun baju berubah menjadi 100%.

Page 26: ptkpaud-130527025311-phpapp02

B. SARAN

1. Agar pembelajaran menjadi menarik seorang pengajar harus pandai-

pandai memilih metode yang tepat dan cermat dalam setiap melaksanakan

kegiatan belajar megajar, jangan hanya terpaku pada metode dan

penggunaan alat peraga yang ada dalam buku, maka pada giliran

selanjutnya adalah siswa merasa bosan dan jenuh karena metode yang

digunakan oleh guru monoton.

2. Semoga Paud Zuleha Bram Itam minimal bisa mempertahankan metode-

metode yang cermat dan tepat dalam setiap melaksanakan kegiatan

pembelajarannya dan lebih baik lagi bila selalu berusaha dan belajar

untuk meningkatkan demi kebaikan bersama.

Page 27: ptkpaud-130527025311-phpapp02

DAFTAR PUSTAKA

Moleong, Lekxy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bantung: PT

Remaja.

Rachman, Arief. 2005. Memebntuk Anak Mandiri, Bermotivasi tinggi, dan

Percaya Diri. Jakarta: Nikita.

Sujana, Nana. 1997. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah (Makalah – Skripsi

– Tesis – disertasi) Jakarta: Sinar Baru Algensindo.

Surahmad, Winarno. 1994 . Dasar dan Teknik Reasearh. Bandung: Tarsita

Saleh, Chasman. 1988. Pedoman Guru Bidang Pengembangan kemampuan

Berbahasa di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departeman Pendidikan dan

Kebudayaan.

Tim. 1990 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Tim. 1996. Pedoman Guru Bidang Pengembangan Berbahasa di Taman

Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan. Dan Kebudayaan.

Tim. 1997. Metode Khusus Pengembasngan Keterampilan di Taman Kanak-

Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Tim. 1997. Mendidik Kusus Pengembangan Daya Pikir di Taman Kanak-

Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Page 28: ptkpaud-130527025311-phpapp02

LAMPIRAN – LAMPIRAN :

DATA OBSERVASIPENELITIAN TINDAKAN KELAS

No. Nama AnakJenis Kegiatan

KeteranganDapat Memakai

Sepatu

Dapat Memakai

Baju1 2 3 4 1 2 3 4

1 M. Syeikhul Islam Al akbar2 Rusdian Ahmad Atrisa3 M. Haswin Alrasi4 M. Raikhan5 Asfah Asfiak6 Bagas kukuh Priambodo7 Evan Raikhan Refendi8 Figuh Rixki Ananda9 Lintang Samudra T10 Fahmi bdul Azis11 M. Rizal Aulia R.12 M. Rafi Fahruddin13 Kevin14 Yuen Sello P.15 Hijar Habibullah16 Aulia Rahmah S.17 Jihan Sabita18 Nabila Yasmin19 Rahmah Dini20 Safana Safia Putri21 Salsabila Laliatul F.22 Aninda Fadillah23 Annisa Cahya Fatikah24 Aura Hawa Mega Mustika25 Dea Putri Marita26 Nadira Safa Mediati27 Rania Ikdatul N.28 Karina Salsabila29 Hilfia Faradika Sasmi30 Nadia Hasna Maulidia

Kreteria Nilai: Bram Itam, 04 Juni 20121 : belum mampu Guru Kelompok A2 : mampu dengan bantuan3 : mampu tanpa bantuan4 : mampu melebihi program guru

Khikmaturraudhah

Page 29: ptkpaud-130527025311-phpapp02

DATA OBSERVASIPENELITIAN TINDAKAN KELAS

No. Nama AnakJenis Kegiatan

KeteranganDapat Memakai

Sepatu

Dapat Memakai

Baju1 2 3 4 1 2 3 4

1 M. Syeikhul Islam Al akbar2 Rusdian Ahmad Atrisa3 M. Haswin Alrasi4 M. Raikhan5 Asfah Asfiak6 Bagas kukuh Priambodo7 Evan Raikhan Refendi8 Figuh Rixki Ananda9 Lintang Samudra T10 Fahmi bdul Azis11 M. Rizal Aulia R.12 M. Rafi Fahruddin13 Kevin14 Yuen Sello P.15 Hijar Habibullah16 Aulia Rahmah S.17 Jihan Sabita18 Nabila Yasmin19 Rahmah Dini20 Safana Safia Putri21 Salsabila Laliatul F.22 Aninda Fadillah23 Annisa Cahya Fatikah24 Aura Hawa Mega Mustika25 Dea Putri Marita26 Nadira Safa Mediati27 Rania Ikdatul N.28 Karina Salsabila29 Hilfia Faradika Sasmi30 Nadia Hasna Maulidia

Kreteria Nilai: Bram Itam, 18 Juni 20121 : belum mampu Guru Kelompok A2 : mampu dengan bantuan3 : mampu tanpa bantuan4 : mampu melebihi program guru

Khikmaturraudhah

Page 30: ptkpaud-130527025311-phpapp02

DATA OBSERVASIPENELITIAN TINDAKAN KELAS

No. Nama AnakJenis Kegiatan

KeteranganDapat Memakai

Sepatu

Dapat Memakai

Baju1 2 3 4 1 2 3 4

1 M. Syeikhul Islam Al akbar2 Rusdian Ahmad Atrisa3 M. Haswin Alrasi4 M. Raikhan5 Asfah Asfiak6 Bagas kukuh Priambodo7 Evan Raikhan Refendi8 Figuh Rixki Ananda9 Lintang Samudra T10 Fahmi bdul Azis11 M. Rizal Aulia R.12 M. Rafi Fahruddin13 Kevin14 Yuen Sello P.15 Hijar Habibullah16 Aulia Rahmah S.17 Jihan Sabita18 Nabila Yasmin19 Rahmah Dini20 Safana Safia Putri21 Salsabila Laliatul F.22 Aninda Fadillah23 Annisa Cahya Fatikah24 Aura Hawa Mega Mustika25 Dea Putri Marita26 Nadira Safa Mediati27 Rania Ikdatul N.28 Karina Salsabila29 Hilfia Faradika Sasmi30 Nadia Hasna Maulidia

Kreteria Nilai: Bram Itam, 02 Juli 2012 20061 : belum mampu Guru Kelompok A2 : mampu dengan bantuan3 : mampu tanpa bantuan4 : mampu melebihi program guru

Khikmaturraudhah

Page 31: ptkpaud-130527025311-phpapp02

DATA OBSERVASIPENELITIAN TINDAKAN KELAS

No. Nama AnakJenis Kegiatan

KeteranganDapat Memakai

Sepatu

Dapat Memakai

Baju1 2 3 4 1 2 3 4

1 M. Syeikhul Islam Al akbar2 Rusdian Ahmad Atrisa3 M. Haswin Alrasi4 M. Raikhan5 Asfah Asfiak6 Bagas kukuh Priambodo7 Evan Raikhan Refendi8 Figuh Rixki Ananda9 Lintang Samudra T10 Fahmi bdul Azis11 M. Rizal Aulia R.12 M. Rafi Fahruddin13 Kevin14 Yuen Sello P.15 Hijar Habibullah16 Aulia Rahmah S.17 Jihan Sabita18 Nabila Yasmin19 Rahmah Dini20 Safana Safia Putri21 Salsabila Laliatul F.22 Aninda Fadillah23 Annisa Cahya Fatikah24 Aura Hawa Mega Mustika25 Dea Putri Marita26 Nadira Safa Mediati27 Rania Ikdatul N.28 Karina Salsabila29 Hilfia Faradika Sasmi30 Nadia Hasna Maulidia

Kreteria Nilai: Bram Itam, 16 Juni 20121 : belum mampu Guru Kelompok A2 : mampu dengan bantuan3 : mampu tanpa bantuan4 : mampu melebihi program guru

Khikmaturraudhah

Page 32: ptkpaud-130527025311-phpapp02