Ptk1

145
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan yang berorientasi pada kualitas menghadapi berbagai tantangan yang tidak bisa ditanggulangi dengan pradigma yang lama. Guru tidak cukup hanya menyampaikan materi pengetahuan kepada siswa di kelas karena materi yang diperolehnya tidak selalu sesuai dengan perkembangan masyarakatnya. Dengan demikian seorang guru harus memiliki daya kreasi dan selalu aktif dalam upaya mengembangkan pendekatan pembalajaran yang mengacu pada model belajar yang efektif dalam mencapai target kurikulum. Seorang guru dalam memilih model mengajar harus relevan dengan tujuan pengajaran sehingga dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam hal ini mengajar bukan lagi usaha untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan juga usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang membelajarkan 1

Transcript of Ptk1

Page 1: Ptk1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan yang berorientasi pada kualitas menghadapi berbagai tantangan

yang tidak bisa ditanggulangi dengan pradigma yang lama. Guru tidak cukup hanya

menyampaikan materi pengetahuan kepada siswa di kelas karena materi yang

diperolehnya tidak selalu sesuai dengan perkembangan masyarakatnya. Dengan

demikian seorang guru harus memiliki daya kreasi dan selalu aktif dalam upaya

mengembangkan pendekatan pembalajaran yang mengacu pada model belajar yang

efektif dalam mencapai target kurikulum. Seorang guru dalam memilih model

mengajar harus relevan dengan tujuan pengajaran sehingga dalam proses belajar

mengajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam hal ini mengajar bukan lagi

usaha untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan juga usaha untuk

menciptakan sistem lingkungan yang membelajarkan subyek didik agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Mutu pengajaran tergantung pada

pemilihan metode yang tepat, terutama dalam upaya mengembangkan kreatifitas dan

keaktifan siswa dalam kelas. Untuk itu perlu dibina dan dikembangkan kemampuan

professional guru untuk mengolah program pengajaran dengan strategi belajar

mengajar yang tepat.

Berdasarkan pengalaman penulis selama melakukan praktek mengajar (PPL)

dan juga selama melakukan beberapa kali observasi pada kelas pembelajaran yaitu

siswa kelas XI IPA4 SMA Negeri 1 Kupang, terlihat bahwa minat dan rasa ingin tahu

1

Page 2: Ptk1

siswa terhadap materi yang dipelajarinya masih kurang terutama pada mata pelajaran

fisika. Pada kenyataannya kita ketahui bahwa apabila siswa memiliki minat dan

keingintahuannya tang tinggi terhadap materi yang dipelajarinya akan membawa

dampak yang positif terhadap hasil belajarnya.

SMA Negeri 1 Kupang merupakan suatu lembaga pendidikan dimana

kegiatan belajar mengajar sejauh pengamatan penulis selama melakukan praktek

mengajar disana, pola pembelajaran khususnya pada mata pelajaran fisika yakni pada

kelas XI IPA4, masih menggunakan pola lama artinya lebih bersifat ceramah. Dengan

metode ceramah ini, siswa menjadi pasif selama pembelajaran dan tidak menguasai

konsep karena siswa dituntut untuk mengingat atau menghafal materi pelajaran.

Untuk itu pola ini tidak bisa diandalkan untuk mencapai hasil belajar yang optimal,

karena siswa tidak diajarkan untuk membangun konsep sendiri. Dalam hal ini siswa

pasif selama pembelajaran berlangsung. Padahal kita ketahui bahwa apabila siswa

aktif selama proses pembelajaran berlangsung, dalam hal ini siwa harus dimotivasi

untuk memiliki sikap ilmiah yakni siswa sendiri yang aktif membentuk konsep,

melakukan eksperimen untuk meningkatkan ketelitian dan kerja sama siswa dalam

menyelesaikan masalah, maka akan membawa dampak yang positif terhadap hasil

belajarnya.

Siswa yang memiliki sikap ilmiah selama pembelajaran berlangsung yakni

berani untuk bertanya atau mengungkapkan pendapatnya, melakukan eksperimen

untuk membuktikan konsep yang dipelajari, serta bekerja sama dalam menyelesaikan

suatu masalah merupakan usaha untuk menyempurnakan informasi yang diperoleh,

sehingga apabila informasi yang diperolehnya salah atau kurang dapat diperbaikinya

2

Page 3: Ptk1

dan pemahaman siswa terhadap materi tersebut akan bagus pula. Oleh kerena itu

supaya informasi yang diperoleh siswa maksimal maka dia harus memiliki sikap

ilmiah. Untuk itu perlu diupayakan strategi pembelajaran secara tepat agar dapat

menciptakan kondisi kelas yang positif sehingga terpacu untuk memiliki sikap

ilmiah.

Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh guru mata pelajaran fisika

khususnya pada siswa kelas XI IPA4 SMA Negeri 1 Kupang untuk mengoptimalkan

sikap ilmiah siswa selama proses pembelajaran berlangsung yaitu dengan

mengkombinasikan metode ceramah dan tanya jawab. Dari pola ini diperoleh hasil

bahwa guru lebih banyak menggunakan waktu untuk menyampaikan materi dengan

ceramah dan sekali-kali diselingi dengan tanya jawab. Kegiatan belajar mengajar

seperti ini lebih berpusat pada guru sehingga siswa menjadi pasif selama

pembelajaran. Ternyata dengan mengkombinasikan model ceramah dan tanya jawab

tidak membawa dampak yang pasitif terhadap sikap ilmiah siswa dalam hal ini siswa

tetap tidak aktif selama pembelajaran berlangsung, siswa tidak diberi kesempatan

untuk melakukan eksperimen, dan juga siswa tidak dilatih membentuk konsep

sendiri.

Berdasarkan uraian masalah di atas penulis mencoba menampilkan sebuah

model pembelajaran dimana model pembelajaran tersebut bukan semata-mata

menyangkut kegiatan guru, tetapi lebih ditekankan pada aktivitas belajar siswa, yakni

tidak mengharuskan siswa untuk menghafal fakta-fakta tetapi siswa harus

mengembangkan pengetahuannya sendiri sedangkan guru hanya sebagai fasilitator

serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-

3

Page 4: Ptk1

ide. Untuk itu perlu diupayakan suatu model pembelajaran yang tepat agar dapat

menciptakan kondisi kelas yang positif sehingga siswa terpacu untuk memiliki sikap

ilmiah yakni siswa berani untuk bertanya, berpendapat selama pembelajaran, aktif

dalam membentuk suatu konsep, mencari bukti melalui eksperimen, serta dapat

menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan

konsep yang sudah dipelajari..

Salah satu model pembelajaran yang menganjurkan siswa aktif selama proses

pembalajaran berlangsung yakni untuk mengoptimalkan sikap ilmiah siswa

(menumbuhkan rasa ingin tahu pada diri siswa terhadap materi yang dipelajarinya,

siswa aktif dalam membentuk konsep, menemukan bukti melalui eksperimen, dan

bekerja sama menyelesaikan berbagai masalah dengan menggunakan konsep yang

dipelajari) adalah model pembelajaran generatif. Model ini terbagi dalam empat fase.

Fase pertama adalah eksplorasi prakonsepsi siswa, fase kedua adalah proses sains

yang terarah pada uji prakonsepsi siswa yang terkait dengan konsep yang akan di

pelajari. Fase ketiga adalah tantangan, dalam fase ini pengajar berperan sebagai

fasilitator dalam membangun konsepsi siswa, sedangkan pembelajar mencari bukti-

bukti melalui praktikum. Yang terakhir adalah fase aplikasi, yakni pembelajar

mencoba memecahkan masalah atau mengerjakan soal.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis mencoba melakukan penelitian

dengan judul ”UPAYA MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH SISWA MELALUI

PEMBELAJARAN GENERATIF PADA SISWA KELAS XI IPA4 SMA

NEGERI 1 KUPANG”.

4

Page 5: Ptk1

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah

pokok dalam penelitian ini adalah : Bagaimana cara meningkatkan sikap ilmiah siswa

dengan menerapkan model pembelajaran generatif pada siswa kelas XI IPA4 SMA

Negeri 1 Kupang semester 3 Tahun Ajaran 2008/2009?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana cara meningkatkan

sikap ilmiah siswa dengan menerapkan model pembelajaran generatif pada siswa

kelas XI IPA4 SMA Negeri 1 Kupang semester 3 Tahun Ajaran 2008/2009.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat dipetik dari penelitian ini adalah:

1. Guru bidang studi pendidikan Fisika dapat memperoleh gambaran

model pembelajaran yang tepat untuk menumbuhkan sikap ilmiah siswa.

2. Siswa dapat meningkatkan kinerjanya dalam pembelajaran khususnya

dalam hal sikap ilmiah siswa.

1.5 Asumsi dan Keterbatasan

1.5.1 Asumsi

Dalam penelitian ini ditetapkan beberapa asumsi sebagai berikut :

1. Kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 1 Kupang

berjalan sebagaimana mestinya

5

Page 6: Ptk1

2. Tes prestasi yang diberikan pada sampel dikerjakan

dengan sungguh-sungguh oleh siswa sehingga hasilnya dapat mencerminkan

hasil belajar siswa.

3. Pelaksanaan belajar mengajar dengan menerapkan

model pembelajaran generatif pada pokok bahasan Usaha dan Energi

dijalankan dengan sungguh-sungguh oleh calon gurua tau penulis dan

berpegang pada prinsip yang berlaku pada metode di atas.

1.5.2 Keterbatasan

Adapun beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara lain :

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada pokok

bahasan Usaha dan Energi

2. Ruang lingkup penelitian ini hanya pada siswa

kelas XI IPA4 SMA Negeri 1  Kupang semester 3 Tahun Ajaran 2008/ 2009.

3. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini

diterima sejauh asumsi di atas berlaku.

1.6 Defenisi Operasional

Untuk menggambarkan secara lebih operasional variabel dalam penelitian ini,

berikut ini dikemukakan defenisi operasional masing-masing variabel tersebut:

1. Sikap adalah konsep yang merepresentasikan suka atau tidak

sukanya individu pada sesuatu

2. Sikap ilmiah adalah kecenderungan individu untuk bertindak

atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematic melalui

6

Page 7: Ptk1

langkah-langkah ilmiah, yaitu Sikap ingin tahu, Sikap kritis,Sikap obyektif, Sikap

ingin menemukan, Sikap menghargai karya orang lain, Sikap terbuka, Sikap tekun,

Sikap bertanggung jawab, Sikap saling kerja sama.

3. Model pembelajaran generatif merupakan suatu model

pembelajaran yang menganjurkan supaya siswa sendiri membentuk atau

membangun konsep yang sesuai untuk mengenal dan memberikan pandangan

tentang alam

4. Model pembelajaran generatif terbagi dalam empat fase:

a. Fase pertama: eksplorasi prakonsepsi siswa.

b. Fase kedua: Proses sains yang terarah pada uji prakonsepsi siswa.

c. Fase ketiga (tantangan): dalam fase ini guru berperan sebagai fasilitator

dalam membangun konsepsi siswa, sedangkan siswa mencari bukti-bukti

melalui praktikum.

d. Fase ke empat (Aplikasi): dalam fase ini siswa mencoba memecahkan

masalah praktis atau mengerjakan soal.

7

Page 8: Ptk1

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Sikap

2.1.1 Pengertian Sikap

Istilah sikap dalam bahasa inggris disebut ”Attitude” sedangkan istilah

attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni ”Aptus” yang berarti keadaan siap

secara mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan. Jadi secara umum sikap dapat

didefenisikan sebagai konsep yang mempresentasikan suka atau tidak sukanya

seseorang pada sesuatu.

Pada umumnya rumusan-rumusan mengenai sikap mempunyai persamaan unsure,

yaitu adanya kesediaan untuk berespon terhadap suatu situasi. Triandis (1971)

mendefenisikan sebagai berikut : “An attitude in an idea charged with emotion whicn

predisposes a classactions to a particular class of social situations” (slameto,

2003:188).

Berdasarkan rumusan diatas sikap mengandung tiga komponen yaitu:

a. Komponen afektif, merupakan perasaan yang dimiliki seseorang

dalam merespon sesuatu atau objek

b. Komponen perilaku, merupakan kecenderungan untuk berprilaku

dan berbuat dengan cara-cara tertentu dengan kehadiran objek sikap.

8

Page 9: Ptk1

c. Komponen kognitif, merupakan kepercayaan atau keyakinan

seseorang mengenai objek

Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek, dan sikap terhadap objek ini

disertai dengan perasaan positif atau negatif. Orang mempunyai sikap positif

terhadap suatu objek yang bernilai dalam pandangannya, dan ia akan bersikap negatif

terhadap objek yang dianggapnya tidak bernilai atau juga merugikan. Hal yang

menjadi objek sikap dapat bermacam-macam. Sekalipun demikian, orang hanya

dapat mempunyai sikap terhadap hal-hal yang diketahuinya. Jadi harus ada sekedar

informasi pada seseorang untuk dapat bersikap terhadap suatu objek. Informasi

merupakan kondisi pertama untuk suatu sikap. Bila berdasarkan informasi itu timbul

perasaan positif atau negatif terhadap objek dan menimbulkan kecenderungan untuk

bertingkah laku tertentu, terjadilah sikap.

2.1.2 Pembentukan Sikap

Sikap terbentuk melalui bermacam–macam cara, antara lain:

1. Melalui pengalaman yang berulang–ulang, atau dapat

pula melalui suatu pengalaman yang disertai perasaan yang mendalam

(pengalaman traumatik)

2. Melalui imitasi

Peniruan dapat terjadi tanpa disengaja, dapat pula dengan sengaja. Dalam hal

terakhir individu harus mempunyai minat dan rasa kagum terhadap mode,

disamping itu diperlukan pula pemahaman dan kemampuan untuk mengenal dan

9

Page 10: Ptk1

mengingat model yang ditiru, peniruan akan terjadi lebih lancar bila dilakukan

secara kolektif daripada perorangan.

3. Melalui sugesti

Disini seseorang membentuk suatu sikap terhadap objek tanpa suatu alasan dan

pemikiran yang jelas, tapi semata–mata karena pengaruh yang datang dari

seseorang atau sesuatu yang mempunyai wibawa dalam pandangannya.

4. Melalui identifikasi

Disini seseorang meniru orang lain atau suatu organisasi/badan tertentu didasari

suatu keterikatan emosional, sifatnya meniru dalam hal ini lebih banyak dalam

arti berusaha menyamai. Identifikasi seperti ini sering terjadi antara anak dengan

ayah, pengikut dengan pemimpin, siswa dengan guru, antara anggota suatu

kelompok dengan anggota lainnya dalam kelompok tersebut yang dianggap

paling mewakili kelompok yang bersangkutan.(Slameto, 2003:188-189)

Dari uraian di atas jelaslah, bahwa aspek afektif ikut menentukan

keberhasilan belajar paserta didik. Aspek afektif pada diri siswa besar peranannya

dalam pendidikan, dan karenanya tidak dapat kita abaikan begitu saja. Paling tidak

ada dua komponen afektif yang penting untuk diukur, yaitu sikap dan minat terhadap

suatu pelajaran. Sikap peserta didik terhadap pelajaran bisa positif bisa negatif atau

netral. Tentu diharapkan sikap peserta didik terhadap semua mata pelajaran positif

sehingga akan timbul minat untuk belajar atau mempelajarinya (Abdul Ghofur dkk,

2004:49).

10

Page 11: Ptk1

2.1.3 Perubahan sikap

Merangsang perubahan sikap pada diri seseorang bukanlah hal yang mudah

untuk dilakukan karena ada kecenderungan sikap-sikap untuk bertahan. Ada banyak

hal yang menyebabkan sulitnya mengubah sikap, antara lain:

a. Adanya dukungan dari lingkungan terhadap sikap yang bersangkutan.

Manusia selalu ingin mendapatkan respon dan penerimaan dari lingkungan, dan

karena itu ia akan berusaha menampilkan sikap-sikap dibenarkan oleh

lingkungannya. Keadaan semacam ini membuat orang tidak cepat mengubah

sikapnya.

b. Bekerjanya asas selektivitas, seseorang cenderung untuk tidak

mempersepsi data-data baru yang mengandung informasi yang bertentangan

dengan pandangan-pandangan dan sikap-sikapnya yang telah ada. Kalaupun

sampai dipersepsi, biasanya tidak bertahan lama, yang bertahan lama adalah

informasi yang sejalan dengan pandangan atau sikapnya yang sudah ada.

c. Bekerjanya prinsip mempertahankan keseimbangan, bila kepada

seseorang disajikan informasi yang dapat membawa suatu perubahan dalam dunia

psikologisnya, maka informasi itu akan dipersepsi sedemikian rupa, sehingga

hanya akan menyebabkan perubahan-perubahan yang seperlunya ada.

d. Adanya kecenderungan seseorang untuk menghindari kontak dengan

data yang bertentangan dengan sikap- sikapnya yang telah ada.

e. Adanya sikap yang tidak kakuh pada sementara orang untuk

mempertahankan pendapat-pendapatnyta sendiri.

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengubah sikap antara lain :

11

Page 12: Ptk1

1. Dengan mengubah komponen kognitif

dari sikap yang bersangkutan. Caranya dengan memberi informasi–informasi

baru mengenai objek sikap, sehingga komponen kognitif menjadi luas. Hal ini

akhirnya diharapkan akan merangsang komponen afektif dan komponen tingkah

lakunya.

2. Dengan cara mengadakan kontak

langsung dengan objek sikap. Dengan cara ini komponen afektif turut pula

dirangsang. Cara ini paling sedikit akan merangsang orang-orang yang bersikap

anti untuk berpikir lebih jauh tentang objek sikap yang tidak mereka senangi itu.

3. Dengan memaksa orang menampilkan

tingkah laku-tingkah laku baru yang tidak konsisten dengan sikap-sikap yang

sudah ada. Kadang-kadang ini dapat dilakukan melalui kekuatan hukum. Dalam

hal ini kita berusaha langsung mengubah komponen tingkah lakunya.

Meskipun terdapat banyak faktor yang menyebabkan sikap cenderung

bertahan, namun dalam kenyataannya tetap terjadi perubahan-perubahan sikap

sebagaimana yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari.

Perubahan zaman akan membawa perubahan dalam hal-hal yang dibutuhkan

dan diinginkan oleh orang-orang pada saat tertentu, juga akan terjadi perubahan

dalam sikap mereka terhadap berbagai objek. Ini menunjukan bahwa usaha

mengubah sikap perlu dikaitkan pula dengan kebutuhan dan keinginan dari orang-

orang yang akan diusahakan perubahan sikapnya. Selain itu perlu pula ditelaah arah

dari perubahan yang diinginkan. Biasanya perubahan yang konkuren (misalnya suatu

sikap yang positif ingin dibuat lebih positif atau sikap negatif akan dibuat lebih

12

Page 13: Ptk1

negatif) lebih mudah dicapai daripada perubahan yang inkonkuren (misalnya sikap

yang negatif ingin diubah menjadi positif, atau sebaliknya).

Para ahli mengatakan bahwa untuk mengadakan perubahan sikap pelajar

perlu bertindak sebagai seorang diagnostikus dan terapis. Mula-mula harus

diterapkan makna fungsional dari sikap-sikap yang ada dan ingin diubah,bagi siswa

yang memiliki sikap tersebut. Kemudian diteliti kebutuhan-kebutuhan apa yang

dipuaskan oleh sikap-sikap yang ingin diubah. Teliti pula perasaan-perasaan yang

bagaimanakah yang menyertai sikap-sikap tersebut, juga dukungan lingkungan

terhadap sikap-sikap tersebut pula diketahui. (Slameto, 2003:190-192)

2.2 Sikap Ilmiah

Menurut Baharuddin (1982) mengemukakan bahwa: ”sikap ilmiah pada

dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan

kegiatan sebagai seorang Ilmuwan. Dengan kata lain kecenderungan individu untuk

bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematic

melalui langkah-langkah ilmiah.

Beberapa jenis sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo

(1985:31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah

berdasarkan metode ilmiah antara lain:

a. Sikap ingin tahu.

Apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya, maka ia berusaha

untuk mengetahuinya, senang mengajukan pertanyaan tentang objek, sering

melakukan eksplorasi pada benda-benda yang ditemuinya, kebiasaan

13

Page 14: Ptk1

menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah,

memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksperimen.

b. Sikap kritis.

Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat,

tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain, dan bersedia

mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat.

c. Sikap obyektif.

Melihat sesuatu sebagaimana adanya objek itu, menjauhkan bias pribadi dan

tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat

mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek.

d. Sikap ingin menemukan.

Selalu memberikan saran-saran untuk eksperimen baru, kebiasaan melakukan

eksperimen-eksperimen dengan cara yang baik dan konstruktif, selalu

memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.

e. Sikap menghargai karya orang lain.

Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, dengan

mengutip dan menyatakan terima kasih atas karangan orang lain, dan

menganggapnya sebagai karangan yang orisinal milik pengarangnya.

f. Sikap terbuka.

14

Page 15: Ptk1

Bersedia mendengarkan orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang

diketahuinya, menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.

g. Ketelitian.

Selalu teliti dalam pengambilan data dari suatu eksperimen.

h. Sikap tekun.

Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksperimen yang

hasilnya meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila

belum selesai, terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja

dengan teliti.

i. Sikap berani mempertahankan kebenaran.

Membela fakta atas hasil penelitiannya.

j. Sikap saling kerja sama.

Kerja sama dalam satu kelompok atau dengan beberapa orang saat melakukan

eksperimen.

k. Keaktifan.

Selalu aktif dalam melakukan eksperimen bersama kelompok dan berdiskusi

dalam membuat kesimpulan.

l. Bertanya/menjawab.

Selalu bertanya mengenai hal-hal yang belum diketahuinya, serta menjawab

pertanyaan dari guru atau teman.

m. Sikap berpendapat.

15

Page 16: Ptk1

Selalu memberikan pendapat atau ide terhadap sesuatu atau objek yang dipelajari.

2.3 Model Pembelajaran Generatif

2.3.1 Pengertian model pembelajaran generatif

Pembelajaran generatif adalah suatu model pembelajaran yang menganjurkan

supaya siswa sendiri membentuk atau membangun konsep yang sesuai untuk

mengenal dan memberikan pandangan tentang alam.

Pembelajaran generatif menekankan supaya maksud atau pamahaman tentang suatu

masalah diperoleh menerusuri proses mental yang dikaitkan secara eksplisit antara

input baru dengan pandangan atau pengetahuan yang sudah ada tentang alam.

Menurut model generatif yang diusulkankan oleh Osborne (1985) adalah proses

mental perlu dibentuk melalui gabungan antara input sementara dengan ingatan. Oleh

karena itu, pengertian yang bermakna melalui pengalaman yang terbentuk

bergantung pada kemampuan murid memproses idea baru atau pengetahuan yang

sudah ada.

2.3.2 Fase pengajaran dan pembelajaran berdasarkan model generatif

Menurut Osborne, pembelajaran berdasarkan model generatif terbagi dalam

empat fase yaitu:

Tabel 2.1 Fase-fase model pembelajaran generatif

16

Page 17: Ptk1

Fase Aktivitas guru Aktivitas siswa

Fase I :

eksplorasi

prakonsepsi

siswa

Menentukan pandangan murid

Menjelaskan pandangan tersebut

Memahami pandangan saintifik

Mengenal pasti pandangan ilmu

lama

Mempertimbangkan bukti-bukti

yang menyebabkan perubahan

pandangan lama pelajar

Mengamati dengan cermat

aktivitas lain, dengan tujuan

menentukan dengan tepat

ide-ide yang ada sekarang

Fase II :

Proses sains

Menetapkan konteks

Membekalkan pengalaman yang

memberi motivasi

Menyertai dan mengemukakan

pertanyaan berbentuk terbuka dan

berorientasikan individu

Menjelaskan respon siswa

Menjelaskan dan menerangkan

pandangan siswa

Membiasakan diri dengan

bahan-bahan yang

digunakan untuk

memahami suatu konsep

Memikirkan apa yang

berlaku, mengemukakan

persoalan yang berkaitan

dengan konsep tersebut

Menentukan hal apa yang

diketahui tentang peristiwa

yang sesuai, dengan

menggunakan input kelas

atau sekitar rumah

Menjelaskan pandangan

sendiri tentang konsep itu

menguraikan pandangan

sendiri kepada (a)

kumpulan (b) kelas melalui

diskusi dan pemberitahuan

Fase III : Memudahkan pertukaran Memperihalkan pandangan

17

Page 18: Ptk1

tantangan pandangan di kalangan pelajar

Memastikan semua pandangan

dipertimbangkan

Meneruskan diskusi secara terbuka

Mencadangkan prosedur yang

cukup jelas, jika perlu

Mengemukakan bukti untuk

menyokong pandangan ahli sains/

ilmuan

Menerima reaksi siswa yang belum

pasti terhadap pandangan baru

siswa lain dalam kelas bagi

mencari kekuatan dan

kekurangan

Mencari bukti untuk

menguji kebenaran

pandangan

Membandingkan

pandangan para ahli sains

dengan pandangan kelas

Fase IV :

Aplikasi

Membentuk masalah yang boleh

diselesaikan secara mudah dengan

menggunakan pandangan saintifik

Membantu murid menjelaskan

pandangan baru, dengan meminta

mereka menggunakan pandangan

tersebut dalam semua penyelesaian

Guru memberi rangsangan dan

menyumbangkan idea dalam

diskusi penyelesaian masalah

Membantu menyelesaikan masalah

yang lebih rumit, menyampaikan

bagaimana petolongan boleh

didapati

Menyelesaikan masalah

seharian berdasarkan

konsep tersebut

Menerangkan penyelesaian

dalam kelas

Berdiskusi dan

membahaskan kekuatan

penyelesaian yang

diusulkan, menilai secara

kritis penyelesaian tersebut

Menyampaikan masalah

lanjutan yang timbul

daripada penyelesaian yang

tampak luas

18

Page 19: Ptk1

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kupang pada tanggal 15 Oktober- 7

November 2008 Tahun Ajaran 2008/2009.

3.2 Subyek Penelitian

Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA4

semester 3 SMA Negeri 1 Kupang.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang di gunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

adalah:

1. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mencatat sikap ilmiah siswa yang nampak

pada setiap siklus.

2. Test prestasi belajar siswa

19

Page 20: Ptk1

Test diberikan pada akhir setiap siklus untuk mengetahui sejauh mana

penguasaan materi yang telah diberikan pada siklus tersebut. Test dibuat oleh

peneliti dan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Jenis test yang

digunakan adalah pilihan ganda. Sebelum soal diuji cobakan kepada siswa yang

menjadi sasaran penelitian, soal tersebut akan diuji cobakan pada

siswa kelas XII IPA2 semester 5 SMA Negeri 1 Kupang untuk mengukur

validitas dan reliabilitas soal-soal tersebut.

Persamaan statistik yang digunakan adalah:

a. Uji validitas soal

Validitas soal adalah kesesuaian soal dengan materi yang diajarkan.

Persamaan yang digunakan untuk uji validitas soal pilihan ganda yaitu:

(Suharsimi, Arikunto, 2001:78)

Keterangan:

x = skor item/butir soal ganjil

y = skor item/butir soal genap

Dalam pengujian ini butir soal dikatakan valid apabila rxy > rtabel, dengan

derajat kebebasan (dk) = n – 2 dan taraf nyata (α) = 0,05

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan, dapat dipercaya.

Persamaan yang digunakan untuk uji reliabilitas soal pilihan ganda adalah:

KR.20

20

Page 21: Ptk1

(Suharsimi, Arikunto, 2001:100)

Keterangan:

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan.

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar.

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)

Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q.

N = banyaknya item.

S = standar deviasi dari test.

Dalam pengujian ini dikatakan reliabel apabila r11 > rtabel dengan derajat

kebebasan (dk) = n-2 dan taraf nyata (α) = 0,05

c. Daya pembeda

Daya pembeda setiap butir soal dihitung berdasarkan persamaan:

(Purwanto, 1994:120)

Keterangan:

U = jumlah siswa kelompok atas (upper group) yang menjawab benar setiap

soal.

L = jumlah siswa kelompok bawah(lower group) yang menjawab benar setiap

soal.

T = jumlah siswa dari kelompok atas dan kelompok bawah.

Dengan kriteria penilaian:

21

Page 22: Ptk1

0,00 – 0,20 = kurang

0,21 – 0,40 = cukup

0,41 – 0,70 = baik

0,71 – 1,00 = baik sekali

d. Taraf kesukaran

Taraf kesukaran adalah pernyataan yang digunakan untuk menyatakan tiap

butir soal sukar atau mudah.

Taraf kesukaran tiap butir soal dihitung dengan persamaan:

(Purwanto, 1994:119)

Dengan kriteria penilaiannya:

0,00 – 0,20 = sukar sekali

0,21 – 0,40 = sukar

0,41 – 0,70 = sedang

0,71 – 1,00 = mudah

3.4 Prosedur Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis Penelitian

Tindakan Kelas. Oleh karena penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan

kelas, maka prosedur penelitian dirancang dalam beberapa siklus. Pada penelitian

ini terdiri atas dua siklus dimana setiap siklus dilakukan dua kali pertemuan

dengan pelaksanaan setiap siklus sebagai berikut :

22

Page 23: Ptk1

1. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan penelitian ini meliputi: persiapan, antara lain berupa (a)

penyusunan instrumen sikap ilmiah siswa. (b) penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) (c) penyusunan skenario dan atribut model pembelajaran

generatif, (d) penyusunan silabus, serta (e) penyusunan LKS, (f) penyusunan

instrumen soal test prestasi belajar siswa.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan-tindakan dalam kegiatan

belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran generatif sebanyak

empat kali pertemuan dengan alokasi waktu untuk tiap kali pertemuan adalah 90

menit.

Secara garis besar, pelaksanaan tindakan pada tiap siklus adalah sebagai

berikut:

a). Tahap eksplorasi prakonsepsi siswa

Guru meminta seseorang siswa untuk melakukan demonstrasi

di depan kelas, kemudian guru meminta siswa yang lain menyampaikan

pendapat mereka mengenai kegiatan tersebut.

Guru menjelaskan semua pendapat siswa.

23

Siklus I Siklus II

Test Test

Page 24: Ptk1

b). Tahap proses sains

Guru menetapkan koneks atau materi untuk dibahas bersama

siswa.

Sesekali guru mengajukan pertanyaan.

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan

pendapat mereka, dan bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti.

c). Tahap tantangan

Guru membagikan siswa dalam beberapa kelompok

Guru membimbing siswa selama kegiatan eksperimen.

Guru meminta satu kelompok untuk melaporkan hasil

percobaannya.

Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk

menanggapi.

Guru merangkum dan menjelaskan semua hasil diskusi.

d). Tahap aplikasi

Guru membagikan lembaran soal kepada setiap kelompok.

Membimbing setiap kelompok dan meminta satu kelompok

untuk menuliskan hasilnya di papan tulis.

Guru menjelaskan semua hasil yang dikerjakan siswa.

3. Observasi

Observasi dilakukan terhadap sikap ilmiah siswa dalam mengikuti skenario

pembelajaran yang telah dirancang guru. Pada tahap ini, observer membantu guru

24

Page 25: Ptk1

dalam mengamati dan mencatat sikap ilmiah siswa selama proses pembelajaran

berlangsung.

4. Evaluasi-Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi yang dilakukan oleh

guru dan tim pengamat. Refleksi dilakukan dengan diskusi terhadap berbagai

masalah yang terjadi di kelas penelitian. Refleksi ini dilaksanakan setelah

pelaksanaan tindakan dan hasil observasi pada siklus I.

3.5 Analisa Data

Dalam penelitian ini data yang diperoleh berupa data kualitatif sehingga

dianalisa secara deskriptif kualitatif. Tujuan dari analisis deskriptif kualitatif ini

adalah untuk mengetahui perubahan sikap ilmiah siswa terhadap tindakan yang

terjadi pada stiap siklus. Data yang diperoleh berupa data kualitatif sehingga data

tersebut di proses dengan cara dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang

diharapkan.

Untuk mengetahui nilai sikap ilmiah siswa berdasarkan pada indikator :

bertanya/menjawab/berpendapat, keaktifan, ketelitian, memiliki rasa ingin tahu,

menghargai pendapat teman, kerja sama dan obyektif digunakan persamaan:

Kriteria penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 klasifikasi penilaian sikap ilmiah siswa

Penilaian

% Angka

25

Page 26: Ptk1

Sebutan

0 – 24 1 Sangat kurang

25 – 49 2 Kurang

50 – 74 3 Baik

75 – 100 4 Baik sekali

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPA4 SMA

Negeri 1 Kupang yang berjumlah 42 orang. Tindakan dilakukan selama dua siklus

dengan dua kali pertemuan untuk setiap siklus dengan materi pokok bahasan Usaha

dan Energi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

peningkatan sikap ilmiah siswa dengan prestasi belajar siswa.

Hasil yang diperoleh setelah diberikan perlakuan pada tiap siklus adalah

sebagai berikut:

1. Siklus I

Pelaksanaan tindakan dimulai dari siklus I dengan materi ajar untuk

pertemuan pertama adalah usaha dan daya sedangkan untuk pertemuan kedua adalah

26

Page 27: Ptk1

Energi potensial pegas. Pada siklus pertama ini model pembelajaran generatif mulai

diterapkan.

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan silabus, RPP, LKS, skenario

model pembelajaran generatif, dan instrumen sikap ilmiah siswa untuk mencatat

sikap ilmiah siswa yang muncul selama tindakan berlangsung. Pada awal tindakan

guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada siklus ini dengan menerapkan

model pembelajaran generatif.

Pada tahap awal atau tahap eksplorasi prakonsepsi siswa, guru meminta dua

orang siswa ke depan kelas untuk melakukan demonstrasi yang berhubungan dengan

materi akan dipelajari, kemudian guru meminta siswa yang lain untuk memberikan

pendapat mereka mengenai kegiatan demonstrasi tersebut. Pada tahap ini siswa

kelihatannya masih ragu untuk mengungkapkan pendapatnya, hal ini ditandai dengan

siswa yang mengungkapkan pendapat mereka atau menjawab pertanyaan dari guru

secara serentak atau bersamaan. Pada tahap ini juga terlihat bahwa sebagian besar

siswa kurang aktif dalam menentukan atau mencari konsep awal. Dan juga pada

tahap ini guru menjelaskan semua konsep awal dari siswa dan memperbaiki konsep

awal siswa yang salah.

Pada tahap kedua atau tahap proses sains, guru menetapkan konteks atau

materi untuk dibahas bersama-sama siswa. Sesekali guru mengajukan pertanyaan

kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi yang sedang

dipelajari. Dan juga guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan

memberikan pendapat mereka mengenai materi yang sedang dipelajari. Pada tahap

ini diperoleh hasil bahwa hanya sebagian siswa yang berani bertanya dan

27

Page 28: Ptk1

mengungkapkan pendapat mereka sedangkan yang lain hanya diam mendengarkan

apa yang disampaikan oleh guru. Juga terlihat bahwa masih ada keraguan pada diri

siswa untuk menjawab atau mengungkapkan pendapat mereka. Hal ini terlihat dari

kecenderungan siswa yang menjawab pertanyaan secara serentak.

Pada tahap ketiga atau tahap tantangan, guru membagikan siswa dalam enam

kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri atas 7 orang siswa, setelah itu

guru membagikan LKS kepada setiap kelompok dan meminta siswa melakukan

percobaan sesuai petunjuk dalam LKS. Selama tahap ini berlangsung, guru dibantu

oleh dua orang mitra guru, disamping sebagai observer (mencatat sikap ilmiah siswa

yang muncul selama tindakan berlangsung) juga turut memberikan bantuan kepada

siswa terutama pada saat kegiatan eksperimen dan pada tahap aplikasi. Pada akhir

tahap ini guru meminta satu kelompok untuk melaporkan hasilnya dan memberikan

kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapinya. Pada tahap ini diperoleh

hasil sebagai berikut: (a) Dalam melakukan eksperimen siswa masih kebingungan

dalam merancang percobaan sesuai petunjuk dalam LKS. Hal ini terlihat dari siswa

yang menoleh kekanan dan kiri untuk melihat rancangan kelompok lain. (b)

Keseriusan dalam melakukan eksperimen belum dimiliki seluruh siswa, hal ini

ditandai dengan adanya siswa yang bergurau dan bermain-main dengan alat

praktikum. (c) Sebagian besar kelompok kerja samanya kurang. Hal ini terlihat dari

pekerjaan yang dimonopoli oleh beberapa siswa saja. (d) Alokasi untuk tahap

tantangan lebih banyak sehingga sebagian besar kelompok ketelitiannya bagus.

Pada tahap keempat atau tahap aplikasi, guru membagikan lembar soal

kepada setiap kelompok serta membimbing siswa dalam penyelesaian soal-soal

28

Page 29: Ptk1

tersebut kemudian meminta satu kelompok untuk menuliskan hasilnya di papan

tulis. Pada tahap ini diperoleh hasil bahwa sebagian besar kelompok kerja samanya

kurang, hal ini terlihat dari pekerjaan yang dimonopoli oleh beberapa siswa saja, dan

sebagian besar kelompok hasil penyelesaiannya bagus.

Gambaran umum yang terjadi selama tindakan berlangsung pada siklus I adalah

sebagai berikut:

a. Dalam melakukan eksperimen siswa masih kebingungan dalam

merancang alat sesuai petunjuk dalam LKS. Hal ini terlihat dari adanya siswa yang

menoleh ke kanan dan kiri untuk melihat rancangan kelompok lain.

b. Waktu yang dilakukan untuk satu siklus hanya dua kali pertemuan

dengan alokasi waktu untuk setiap pertemuan 2 x 45 menit, sehingga kurang

optimal untuk penerapan pembelajaran. Alakasi waktu untuk tahap tantangan lebih

besar dai tahap yang lain.

c. Alokasi waktu untuk tahap tantangan lebih banyak sehingga siswa lebih

tenang dan teliti ketika melakukan percobaan.

d. Keseriusan dalam melakukan eksperimen belum dimiliki oleh seluruh

siswa. Hal ini ditandai dengan masih adanya siswa yang bergurau dan bermain-

main dengan alat praktikum.

e. Pada tahap diskusi masih ada keraguan pada diri siswa untuk

mengungkapkan pendapatnya. Hal ini terlihat dari kecenderungan siswa yang

menjawab secara serentak.

f. Sebagian besar kelompok kerja samanya kurang. Hal ini terlihat dari

pekerjaan praktikum yang dimonopoli oleh beberapa siswa saja.

29

Page 30: Ptk1

g. Selama pembelajaran hanya ada tiga siswa yang bertanya.

h. Berdasarkan hasil analisis terhadap indikator-indikator sikap ilmiah

yang dimiliki oleh siswa diperoleh hasil seperti pada tabel 4.1. Jumlah skor

maksimal diperoleh dari perkalian antara jumlah seluruh obyek penelitian dengan

point tertinggih dari tiap indikator sikap ilmiah siswa. Sedangkan sebutan baik dan

kurang berdasarkan pada standar klasifikasi penilaian sikap ilmiah siswa (tabel

3.1)

Tabel 4.1 Observasi sikap ilmiah siswa pada siklus I

Sikap ilmiah Skor yang

dicapai

Skor

maksimal

% yang

dicapai Sebutan

Berani bertanya/

menjawab 54 210 25,71 Kurang

Keaktifan 100 210 47,62 Kurang

Kerja sama 97 210 46,19 Kurang

Memiliki rasa ingin

tahu 140 210 66,67 Baik

Obyektif 132 210 62,86 Baik

Ketelitian 123 210 58,57 Baik

Menghargai pendapat

orang lain 140 210 66,67 Baik

30

Page 31: Ptk1

Pada akhir siklus pertama siswa diberi test prestasi yang materi peajarannya

tercakup dalam dua kali pertemuan pada siklus I. Tujuan test pada akhir siklus ini

sebagai langkah untuk mengetahui hubungan antara peningkatan sikap ilmiah siswa

dengan prestasi belajar siswa, setelah diberikan perlakuan pada siklus pertama.

Rerata hasil nilai test prestasi belajar siswa pada siklus pertama adalah 73,33.

Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh kemudian guru bersama-sama tim

pengamat melakukan refleksi. Refleksi dilakukan dengan diskusi terhadap berbagai

masalah yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

Berdasarkan masalah-masalah yang muncul pada siklus I di atas, maka

disusunlah suatu perbaikan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II.

Langkah-langkah program pengajaran pada siklus kedua adalah sebagai berikut:

1. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih berani mengungkapkan

gagasan/pendapatnya serta mengajukan pertanyaan.

2. Alokasi waktu yang seharusnya 2x45 menit ditambah sekitar 20 menit untuk

tahap eksplorasi prakonsepsi siswa dan proses sains.

3. Membagikan siswa dalam 11 kelompok dimana setiap kelompok terdiri atas

3-4 orang siswa.

4. Menjelaskan prosedur kerja kepada siswa sebelum melakukan eksperimen.

2. Siklus II

Materi pelajaran pada siklus kedua ini mencakup energi potensial grafitasi,

energi kinetik, dan energi mekanik. Kegiatan pertahap pada siklus ini tidak jauh

31

Page 32: Ptk1

berbeda dengan kegiatan pertahap pada siklus I. Akan tetapi pada siklus ini alokasi

waktu yang seharusnya 2x45 menit untuk tiap kali pertemuan ditambah 20 menit

untuk tahap eksplorasi prakonsepsi siswa dan proses sains.

Pada siklus ini beberapa kendala dan kelemahan yang dialami siswa pada

siklus pertama mulai diperbaiki. Pada siklus pertama keaktifan siswa kurang dan

siswa tidak berani mengungkapkan gagasan/pendapat serta menjawab pertanyaan

dari guru atau siswa yang lain dan juga tidak berani untuk bertanya mengenai hal-hal

yang belum dimengertinya. Namun pada siklus yang kedua guru mulai memberikan

rangsangan dan motifasi kepada siswa yang aktif berupa penambahan point. Dan

juga pada tahap eksplorasi prakonsepsi siswa dan proses sains, guru menambahkan

waktu sekitar 20 menit, sehingga pada siklus kedua ini diperoleh hasil bahwa dengan

memberikan motifasi berupa penambahan point dan penambahan waktu ini siswa

sudah berani untuk mengungkapkan gagasannya atau bertanya mengenai hal-hal

yang belum diketahuinya, dan guru hanya sebagai fasilitator, sesekali mengajukan

pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang sedang

diperlajari serta menjelaskan kembali apabila ada konsep yang salah dari siswa.

Secara keseluruhan pada siklus kedua khususnya pada tahap eksplorasi prakonsepsi

siswa dan proses sains siswa aktif dalam menentukan ide awal dan siswa tidak ragu

dan malu lagi untuk mengungkapkan pendapatnya serta bertanya mengenai hal-hal

yang belum diketahuinya.

Pada tahap tantangan guru membagikan siswa dalam 11 kelompok dengan

masing-masing kelompok terdiri atas 3-4 orang siswa. Dengan jumlah siswa dalam

setiap kelompok semakin sedikit, keaktifan dan kerja sama siswa dalam kelompok

32

Page 33: Ptk1

semakin bagus, dan juga sebelum melakukan eksperimen guru menjelaskan prosedur

dalam LKS sehinnga pada tahap ini siswa tidak bingung lagi dalam merancang

percobaan sesuai petunjuk dalam LKS, sehingga tidak mengganggu aktivitas

kelompok lain, dan ketelitiaan dalam melakukan eksperimen mengalami peningkatan

dari siklus I.

Pada tahap ke empat atau tahap aplikasi, tindakannya sama seperti pada

siklus I, dan hasil yang diperoleh pada tahap ini adalah sebagian besar siswa sudah

aktif dan bekerja sama untuk menyelesaikan soal-soal dalam kelompok tersebut.

Gambaran umum yang terjadi selama tindakan berlangsung pada siklus II adalah

sebagai berikut:

a. Pada tahap eksplorasi siswa aktif dalam pencarian/menentukan ide awal.

b. Siswa tidak ragu atau malu lagi untuk mengungkapkan pendapatnya atau

mengajukan pertanyaan.

c. Siswa sudah dapat merancang percobaan sesuai petunjuk dalam LKS.

d. Alokasi waktu yang seharusnya hanya 2 X 45 menit ditambah sekitar 20

menit untuk tahap proses sains dan eksplorasi.

e. Keaktifan siswa dan kerja sama dalam kelompok sudah bagus.

f. Selama kegiatan pembelajaran ada empat siswa yang bertanya.

g. Berdasarkan hasil analisis terhadap indikator-indikator sikap ilmiah yang

dimiliki oleh siswa diperoleh hasil seperti pada tabel 4.2. Jumlah skor maksimal

diperoleh dari perkalian antara jumlah seluruh obyek penelitian dengan point

tertinggih dari tiap indikator sikap ilmiah siswa. Sedangkan sebutan baik dan

33

Page 34: Ptk1

kurang berdasarkan pada standar klasifikasi penilaian sikap ilmiah siswa (tabel

3.1).

Tabel 4.2 Observasi sikap ilmiah siswa pada siklus II

Sikap ilmiah Skor yang

dicapai

Skor

maksimal

% yang

dicapai Sebutan

Berani bertanya/

menjawab 62 210 29,52 Kurang

Keaktifan 124 210 59,08 Baik

Kerja sama 122 210 58,10 Baik

Memiliki rasa ingin

tahu 140 210 66,67 Baik

Obyektif 141 210 67,14 Baik

Ketelitian 155 210 73,81 Baik

Menghargai pendapat

orang lain 140 210 66,67 Baik

Dengan perbaikan berdasarkan masalah pada siklus I, hasil observasi sikap

ilmiah siswa mengalami peningkatan, yakni ada peningkatan indikator sikap ilmiah

siswa berani bertanya/berpendapat/menjawab, keaktifan, kerja sama, obyektif, dan

ketelitian. Ada dua indikator sikap ilmiah siswa yang tidak mengalami perubahan

antara siklus I dan siklus II adalah indikator memiliki rasa ingin tahu dan menghargai

pendapat orang lain.

Pada akhir siklus kedua siswa diberi test prestasi yang materi peajarannya

tercakup dalam dua kali pertemuan pada siklus II. Tujuan test pada akhir siklus ini

sebagai langkah untuk mengetahui hubungan antara peningkatan sikap ilmiah siswa

dengan prestasi belajar siswa, setelah diberikan perlakuan pada siklus Kedua. Rerata

34

Page 35: Ptk1

hasil nilai test prestasi belajar siswa pada siklus kedua adalah 79,05. Dari hasil test

prestasi belajar siswa pada siklus kedua ini dapat dikatakan bahwa adanya

peningkatan hasil test prestasi belajar siswa antara siklus pertama dan siklus kedua.

4.2 Pembahasan Hasil

Berdasarkan hasil penelitian di atas, ternyata model pembelajaran generatf

yang diterapkanpada siswa kelas XI IPA4 di SMA Negeri 1 Kupang khususnya pada

mata pelajaran fisika berdampak positif, baik terhadap sikap ilmiah siswa maupun

prestasi belajar siswa.

a). Sikap ilmiah siswa

Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran generatif

dapat memperbaiki dan merubah pola sikap ilmiah siswa selama proses pembelajaran

di kelas. Jika pada awalnya siswa senantiasa diam, hanya mendengarkan dan

mencatat apa yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa tidak aktif dalam kelas.

Setelah diberi tindakan yakni dengan menerapkan model pembelajaran generatif di

dalam kelas, siswa sudah aktif dalam membentuk dan membangun konsep. Hal ini

sesuai teori kontruktivisme yang mengatakan bahwa selama proses pembelajaran

siswa yang aktif dalam membangun dan membentuk suatu konsep sedangkan guru

hanya sebagai fasilitator. Hal ini dapat kita lihat dari peningkatan sikap ilmiah siswa

dari siklus I sampai siklus II (pada lembar observasi} yang berarti bahwa siswa sudah

aktif terlibat dalam proses pembelajaran.

35

Page 36: Ptk1

Berdasarkan data hasil penelitian diketahui bahwa persentase dari setiap

indikator sikap ilmiah siswa pada siklus I dan siklus II mengalami perubahan. Lima

indikator mengalami perubahan atau peningkatan dan dua indikator tetap. Kelima

indikator yang mengalami peningkatan adalah berani

bertanya/menjawab/berpendapat, keaktifan, kerja sama, obyektif dan ketelitian.

Indikator sikap ilmiah siswa berani bertanya/berpendapat/menjawab mengalami

peningkatan 3,81 %, keaktifan 11,46 %, kerja sama 11,91 %, obyektif 4,28 %, dan

ketelitian 15,24 %. Indikator sikap ilmiah siswa yang persentasenya tetap adalah

sikap memiliki rasa ingin tahu dan menghargai pendapat orang lain.

Faktor-faktor yang diprediksi mempengaruhi mengapa indikator yang

mengalami peningkatan adalah berani bertanya/menjawab/berpendapat, keaktifan,

kerja sama, obyektif dan ketelitian adalah sebagai berikut :

1. Pada siklus II guru memberikan motivasi kepada siswa berupa penambahan

point bagi siswa yang aktif. Sehingga mulai tahap awal sampai tahap aplikasi

sebagian besar siswa mengikuti pembelajaran dengan antusias dan juga siswa

tidak malu dan ragu lagi untuk mengungkapkan pendapat/ide atau bertanya.

2. Jumlah kelompok yang banyak dibandingkan pada siklus I. Pada siklus

pertama ada 6 kelompok, dimana setiap kelompok terdapat 7 orang, sedangkan

pada siklus II ada 11 kelompok dimana setiap kelompok terdiri atas 3-4 orang

dan memungkinkan semua siswa beraktivitas selama praktikum, sehingga dapat

meningkatkan keseriusan siswa selama pembelajaran.

3. Alokasi waktu untuk tahap proses sains dan eksplorasi pada siklus II lebih

banyak dibandingkan pada siklus I. Hal ini memungkinkan terjadinya interaksi

36

Page 37: Ptk1

yang bagus antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa, sehingga siswa

dapat mengungkapkan pertanyaan/pendapatnya.

Secara lengkap perubahan sikap ilmiah siswa selama proses pembelajaran

berlangsung sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.3 Persentase peningkatan sikap ilmiah siswa

Sikap ilmiah % yang dicapai Peningkatan

(%)Siklus I Siklus II

Berani bertanya/

menjawab 25,71 29,52 3,81

Keaktifan 47,62 59,08 11,46

Kerja sama 46,19 58,10 11,91

Memiliki rasa ingin

tahu 66,67 66,67 -

Obyektif 62,86 67,14 4,28

Ketelitian 58,57 73,81 15,24

Menghargai pendapat

orang lain 66,67 66,67 -

Berdasarkan tabel di atas kita melihat bahwa adanya beberapa perubahan atau

peningkatan sikap ilmiah siswa yakni siswa sudah berani untuk

bertanya/menjawab/berpendapat, kerja sama antar siswa dalam kelompok sudah

bagus ketika melakukan eksperimen atau dalam menyelesaikan soal-soal, serta

37

Page 38: Ptk1

ketelitian yang sangat bagus dalam pengambilan data dari suatu eksperimen. Dalam

hal ini siswa sudah aktif dan terlibat dalam proses belajar mengajar.

Yang lebih jelas dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

PERUBAHAN SIKAP ILMIAH SISWA (%)

01020304050607080

Siklus I

Siklus II

Gambar 4.1 Perubahan sikap ilmiah siswa dari siklus I sampai siklus II

b). Prestasi Belajar Siswa

Jika terjadi perubahan sikap ilmiah siswa selama proses pembelajaran

berlangsung, dalam artian bahwa siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran maka

diharapkan hasil prestasi belajar siswa terhadap materi pelajaran semakin baik.

Hasil penelitian menunjukan bahwa keterlibatan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa. Dengan kata lain

bahwa dengan meningkatnya sikap ilmiah siswa tersebut maka akan meningkat

pula hasil belajarnya. Rerata hasil test prestasi pada siklus pertama sebesar 73,33,

sedangkan rerata hasil test prestasi pada siklus kedua adalah 79,05.

38

Page 39: Ptk1

Dapat kita katakan bahwa ada peningkatan perestasi belajar siswa dari siklus I

sampai siklus II.

Gambaran umum mengenai persentase perubahan sikap ilmiah siswa dan

prestasi belajar siswa dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

PENINGKATAN SIKAP ILMIAH SISWA (%)

50

52

54

56

58

60

62

SIKLUS I SIKLUS II

PENINGKATANSIKAP ILMIAH SISWA(%)

Gambar 4.2 Peningkatan sikap ilmiah siswa

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA (%)

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

SIKLUS I SIKLUS II

PENINGKATANPRESTASI BELAJARSISWA (%)

Gambar 4.3 Peningkatan prestasi belajar siswa

c). Hubungan antara sikap ilmiah siswa dengan prestasi belajar siswa

39

Page 40: Ptk1

Berdasarkan gambar di atas, persentase sikap ilmiah siswa pada siklus I

sebesar 54,22 % dan pada siklus kedua 61,02 % sedangkan persentase prestasi

belajar siswa pada siklus I sebesar 73,33 % dan pada siklus II sebesar 79,05 %.

Berdasarkan hasil di atas, adanya peningkatan sikap ilmiah siswa dan prestasi

belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Jadi dapat kita katakan bahwa terdapat

hubungan antara sikap ilmiah siswa dengan prestasi belajar siswa yakni dengan

meningkatnya sikap ilmiah siswa maka akan meningkat pula prestasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran generatif yang diterapkan di kelas cukup efektif untuk

meningkatkan sikap ilmiah siswa atau dapat memacu siswa untuk memiliki sikap

ilmiah dan dengan sendirinya prestasi belajar siswa akan meningkat pula.

40

Page 41: Ptk1

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas diperoleh hasil bahwa:

1. Persentase dari setiap indikator sikap ilmiah siswa pada siklus I dan

siklus II mengalami perubahan. Lima indikator mengalami perubahan atau

peningkatan dan dua indikator tetap. Kelima indikator yang mengalami

peningkatan adalah berani bertanya/menjawab/berpendapat, keaktifan, kerja sama,

obyektif dan ketelitian. Indikator sikap ilmiah siswa berani

bertanya/berpebdapat/menjawab mengalami peningkatan 3,81 %, keaktifan 11,46

%, kerja sama 11,91 %, obyektif 4,28 %, dan ketelitian 15,24 %. Indikator sikap

ilmiah siswa yang persentasenya tetap adalah indikator sikap ilmiah memiliki rasa

ingin tahu dan menghargai pendapat orang lain.

2. Berdasarkan hasil test pada akhir tiap siklus diperoleh rerata hasil test

prestasi pada siklus pertama sebesar 73,33, sedangkan rerata hasil test prestasi

pada siklus kedua adalah 79,05. Dapat kita katakan bahwa ada peningkatan

perestasi belajar siswa dari siklus I sampai siklus II.

Jadi berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran generatif yang diterapkan pada siswa kelas XI IPA4 SMA

Negeri 1 Kupang khususnya pada mata pelajaran fisika membawa dampak yang

positif terhadap peningkatan sikap ilmiah siswa.

41

Page 42: Ptk1

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan hal-hal sebagai

berikut:

1. Dalam pembelajaran sebaiknya guru menggunakan model pembelajan generatif

dalam upaya meningkatkan sikap ilmiah siswa.

2. Karena keterbatasan waktu, model pembelajaran ini dilaksanakan dalan dua

siklus untuk itu disarankan kepada peneliti lain agar dilaksanakan penelitian lebih

lanjut yang menggunakan lebih dari dua siklus apabila dalam siklus II masih

dirasa kurang dan terdapat banyak kekurangan.

3. Dalam melaksanakan model pembelajaran generatif sebaiknya jumlah siswa pada

setiap kelompok percobaan adalah 3-4 orang untuk meningkatkan keaktifan dan

kerja sama siswa.

42

Page 43: Ptk1

DAFTAR PUSTAKA

Damari, Ari. 2006. BukuKerja Siswa Smart Fisika Kelas XI SMA dan MA Jilid 2A. Surabaya: SIC

Ghofur, Abdul dkk. 2004. Pedoman Umum pengembangan Penilaian. Kurikulum Berbasis kompetensi

Istiyono. 2002. Fisika Sma Kelas XI. Jakarta: Erlangga

Kanginan, Marthen. 2002. Fisika Untuk Sma Kelas XI semester 1. Jakarta: Erlangga

Panduan Lengkap KTSP. 2007. Tim Penyusun Yustisia

Poerwadarminta, W. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Purwanto. 1994. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosada Karya

Purwanto, Budi. 2007. Fisika Dasar 2 Teori dan Implementasinya. Tiga Serangkai

Rustam & mundilarto. 2004. penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan Nasional

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor – faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta; Rineka Cipta

Suharsimi,Arikunto.2001. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Susilo.2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher

Blogbahrul. wordpress.com/2007/11/28/sikap-ilmiah/-12k

Http://anwarholil.blogspot.com/ 2008/04/pembelajaran-generatif-mpg.html

43

Page 44: Ptk1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)(01)

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Kupang

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : XI IPA4 / 3

Pertemuan : I

Alokasi Waktu : 2 X 45 (2 jampel)

I. Standar Kompetensi

Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda

titik.

II. Kompetensi Dasar

Menganalisis hubungan antara usaha perubahan energi dengan hukum kekekalan

energi mekanik.

III.Indikator

Mendeskripsikan hubungan antara usaha, gaya dan perpindahan serta

menganalisis hubungan antara usaha, daya dan waktu.

IV. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat Mendeskripsikan hubungan antara usaha, gaya dan perpindahan serta

menganalisis hubungan antara usaha, daya dan waktu.

V. Materi Pokok/Materi Ajar

Usaha dan Energi/Usaha dan Daya.

VI. Model dan Metode Pembelajaran

a. Model Pembelajaran : Model Belajar Generatif

b. Metode Pembelajaran :

- Diskusi

- Demonstrasi

- Eksperimen

- Tanya jawab

44

Page 45: Ptk1

VII. Sumber Belajar/Alat dan Bahan

- Sumber : Buku fisika yang relevan

- Bahan : Lembar Kerja Siswa

- Alat : Media Presentasi, papan landasan, stopwatch, meteran dan beban.

VIII. Kegiatan Pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran:

A.Kegiatan Pendahuluan

Prasyarat : Gaya dan GLBB.

Motivasi : apa yang dimaksud dengan gaya dan perpindahan?

B.Kegiatan Inti

a. Fase I

Guru meminta dua orang siswa untuk melakukan demonstrasi dengan

cara mendorong meja dan mendorong tembok. Kemudian guru

menanyakan pada siswa kegiatan mana yang termasuk usaha?

Siswa menyampaikan pendapat mereka mengenai demonstrasi tersebut

guru menjelaskan semua pendapat siswa

Guru meminta siswa memberikan contoh-contoh usaha dalam kehidupan

sehari-hari

b. Fase II

Guru menetapkan konteks untuk dibahas bersama siswa

Sesekali guru mengajukan pertanyaan

Siswa menyampaikan ide/ pendapat mereka

Guru merangkum semua pendapat siswa dan menjelaskannya

c. Fase III

Guru membagikan LKS pada setiap kelompok

Meminta siswa melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk pada LKS

Membimbing siswa selama percobaan berlangsung

Setiap kelompok menyampaikan/melaporkan hasil percobaannya

Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapinya

Bersama-sama membuat rangkuman/kesimpulan

45

Page 46: Ptk1

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal

yang belum jelas

Guru menjelaskan semua pendapat siswa

d. Fase IV

Memberikan latihan soal

Meminta siswa menyelesaikannya secara berkelompok

membimbing siswa dalam penyelesaian masalah

meminta siswa menyampaikan penyelesaiannya

Siswa yang lain menanggapinya

menyampaikan masalah lanjutan

C.Kegiatan Penutup

Memberikan tugas mandiri

Menyampaikan materi pertemuan berikutnya

IX. PENILAIAN

Test Tulis dan tugas idividu.

46

Page 47: Ptk1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)(02)

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Kupang

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : XI IPA4 / 3

Pertemuan : II

Alokasi Waktu : 2 X 45 (2 jampel)

I. Standar Kompetensi

Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda

titik

II. Kompetensi Dasar

Menganalisis hubungan antara usaha perubahan energi dengan hukum kekekalan

energi mekanik.

III.Indikator

Menghitung besar energi potensial pegas serta menganalisis hubungan antara

usaha dan energi potensial pegas.

IV. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menghitung besar energi potensial pegas serta menganalisis

hubungan antara usaha dan energi potensial pegas.

V. Materi Pokok/Materi Ajar

Usaha dan Energi/ Energi Potensial pegas.

VI. Model dan Metode Pembelajaran :

a. Model Pembelajaran : Model Belajar Generatif

b. Metode Pembelajaran :

- Diskusi

- Demonstrasi

- Eksperimen

- Tanya jawab

47

Page 48: Ptk1

VII. Sumber Belajar/Alat dan Bahan

- Sumber : Buku fisika yang relevan

- Bahan : Lembar Kerja Siswa

- Alat : Media Presentasi, stasip, stopwatch, karet gelang, pegas, dan beban.

VIII. Kegiatan Pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran:

A. Kegiatan Pendahuluan

Prasyarat : Usaha dan elastisitas

Motivasi : apa yang dimaksud dengan usaha dan gaya pegas?

B. Kegiatan Inti

a. Fase I

Guru melakukan demonstrasi dengan cara melontarkan sepotong lidi

menggunakan karet gelang. Kemudian guru menanyakan pada siswa apa

yang menyebabkan lidi bisa terlontar jauh.

Siswa menyampaikan pendapat mereka mengenai demonstrasi tersebut

guru menjelaskan semua pendapat siswa

Guru meminta siswa memberikan contoh-contoh Energi potensial pegas

dalam kehidupan sehari-hari

b. Fase II

Guru menetapkan konteks untuk dibahas bersama siswa

Sesekali guru mengajukan pertanyaan

Siswa menyampaikan ide/pendapat mereka

Guru merangkum semua pendapat siswa dan menjelaskannya

c. Fase III

Guru membagikan LKS pada setiap kelompok

Meminta siswa melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk pada LKS

Membimbing siswa selama percobaan berlangsung

Setiap kelompok menyampaikan/melaporkan hasil percobaannya

Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapinya

Bersama-sama membuat rangkuman/kesimpulan

48

Page 49: Ptk1

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal

yang belum jelas

Guru menjelaskan semua pendapat siswa

d. Fase IV

Memberikan latihan soal

Meminta siswa menyelesaikannya secara berkelompok

membimbing siswa dalam penyelesaian masalah

meminta siswa menyampaikan penyelesaiannya

Siswa yang lain menanggapinya

menyampaikan masalah lanjutan

C. Kegiatan Penutup

Memberikan tugas mandiri

Menyampaikan materi pertemuan berikutnya

IX. PENILAIAN

Test tulis dan tugas individu.

49

Page 50: Ptk1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)(03)

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Kupang

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : XI IPA4 /1

Pertemuan : III

Alokasi Waktu : 2 X 45 (2 jampel)

I. Standar Kompetensi

Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda

titik

II. Kompetensi Dasar

Menganalisis hubungan antara usaha perubahan energi dengan hukum kekekalan

energi mekanik

III.Indikator

Menghitung besar energi kinetik dan energi potensial gravitasi serta hubungan

antara usaha, energi kinetik dan energi potensial.

IV. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat Menghitung besar energi kinetik dan energi potensial gravitasi serta

hubungan antara usaha, energi kinetik dan energi potensial.

V. Materi Pokok/Materi Ajar

Usaha dan Energi/Energi Potensial dan energi kinetik.

VI. Model dan Metode Pembelajaran

a. Model

Pembelajaran : Model Belajar Generatif

b. Metode

Pembelajaran :

- Diskusi

- Demonstrasi

- Eksperimen

50

Page 51: Ptk1

- Tanya jawab

VII. Sumber Belajar/Alat dan Bahan

- Sumber : Buku fisika yang relevan

- Bahan : Lembar Kerja Siswa

- Alat : Media Presentasi meteran dan beban.

VIII. Kegiatan Pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran:

A. Kegiatan Pendahuluan

Prasyarat : Usaha dan elastisitas

Motivasi : apa yang dimaksud dengan usaha dan energy?

B. Kegiatan Inti

a. Fase I

Guru melakukan demonstrasi dengan cara menjatuhkan sebuah bola dari

ketinggian tertentu. Kemudian guru menanyakan pada siswa

a. Apakah setiap benda yang bergerak memiliki energi

b. Apakah benda yang berada pada hetinggian tertentu memiliki

energi.

c. Apakah benda tersebut melakukan usaha saat terjadi perubahan

energi.

Siswa menyampaikan pendapat mereka mengenai demonstrasi tersebut

guru menjelaskan semua pendapat siswa

Guru meminta siswa memberikan contoh-contoh Energi potensial

grafitasi dan energi kinetik dalam kehidupan sehari-hari

b. Fase II

Guru menetapkan konteks untuk dibahas bersama siswa

Sesekali guru mengajukan pertanyaan

Siswa menyampaikan ide/ pendapat mereka

Guru merangkum semua pendapat siswa dan menjelaskannya

c. Fase III

Guru membagikan LKS pada setiap kelompok

51

Page 52: Ptk1

Meminta siswa melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk pada LKS

Membimbing siswa selama percobaan berlangsung

Setiap kelompok menyampaikan/melaporkan hasil percobaannya

Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk

menanggapinya

Bersama-sama membuat rangkuman/kesimpulan

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal

yang belum jelas

Guru menjelaskan semua pendapat siswa

d. Fase IV

Memberikan latihan soal

Meminta siswa menyelesaikannya secara berkelompok

membimbing siswa dalam penyelesaian masalah

meminta siswa menyampaikan penyelesaiannya

Siswa yang lain menanggapinya

menyampaikan masalah lanjutan

C. Kegiatan Penutup

Memberikan tugas mandiri

Menyampaikan materi pertemuan berikutnya

IX. PENILAIAN

Test tulis dan tugas individu.

52

Page 53: Ptk1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)(04)

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Kupang

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : XI IPA4 /1

Pertemuan :IV

Alokasi Waktu : 2 X 45 (2 jampel)

I. Standar Kompetensi

Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda

titik

II. Kompetensi Dasar

Menganalisis hubungan antara usaha perubahan energi dengan hukum kekekalan

energi mekanik

III.Indikator

Merumuskan bentuk hukum kekekalan energi mekanik serta penerapannya dalam

menyelesaikan masalah sehari-hari.

IV. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat Merumuskan bentuk hukum kekekalan energi mekanik serta

penerapannya dalam menyelesaikan masalah sehari-hari.

V. Materi Pokok/Materi Ajar

Usaha dan Energi/Energi Mekanik.

VI. Model dan Metode Pembelajaran

a. Model Pembelajaran : Model Belajar Generatif

b. Metode Pembelajaran :

- Diskusi

53

Page 54: Ptk1

- Demonstrasi

- Eksperimen

- Tanya jawab

VII. Sumber Belajar/Alat dan Bahan

- Sumber : Buku fisika yang relevan

- Bahan : Lembar Kerja Siswa

- Alat : Media Presentasi, meteran dan beban.

VIII. Kegiatan Pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran:

A. Kegiatan Pendahuluan

Prasyarat : Usaha dan elastisitas

Motivasi : apa yang dimaksud dengan energy potensial dan energy kinetic?

B. Kegiatan Inti

a. Fase I

Guru melakukan demonstrasi dengan cara menjatuhkan sebuah bola dari

ketinggian tertentu. Kemudian guru menanyakan pada siswa

a. Apakah terjadi perubahan enegi pada bola tersebut.

b. Apakah perubahan energi bola tetap saat bola berada pada

posisi tertentu.

Siswa menyampaikan pendapat mereka mengenai demonstrasi tersebut

guru menjelaskan semua pendapat siswa

Guru meminta siswa memberikan contoh-contoh Energi mekanik dalam

kehidupan sehari-hari

b. Fase II

Guru menetapkan konteks untuk dibahas bersama siswa

Sesekali guru mengajukan pertanyaan

Siswa menyampaikan ide/pendapat mereka

Guru merangkum semua pendapat siswa dan menjelaskannya

c. Fase III

Guru membagikan LKS pada setiap kelompok

54

Page 55: Ptk1

Meminta siswa melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk pada LKS

Membimbing siswa selama percobaan berlangsung

Setiap kelompok menyampaikan/melaporkan hasil percobaannya

Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk

menanggapinya

Bersama-sama membuat rangkuman/kesimpulan

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal

yang belum jelas

Guru menjelaskan semua pendapat siswa

d. Fase IV

Memberikan latihan soal

Meminta siswa menyelesaikannya secara berkelompok

membimbing siswa dalam penyelesaian masalah

meminta siswa menyampaikan penyelesaiannya

Siswa yang lain menanggapinya

menyampaikan masalah lanjutan

C. Kegiatan Penutup

Memberikan tugas mandiri

Menyampaikan materi pertemuan berikutnya

IX. PENILAIAN

Test Tulis dan tugas individu.

55

Page 56: Ptk1

Lembar Kerja Siswa (LKS)(01)

I. Judul : Usaha dan Daya

II. Tujuan : Menentukan usaha oleh gaya berat pada bidang

miring

III. Alat dan bahan

- Beban (bola)

- Neraca Ohaus

- Meteran

- Papan Licin

IV. Prosedur Kerja

1) Susunlah alat-alat seperti gambar berikut;

2) Timbanglah massa bola dengan neraca Ohaus

3) Ukurlah kemiringan papan dengan meja 50

4) Tahan bola yang berada di ujung papan atas dengan tangan

56

meja

papan licin

bola

Page 57: Ptk1

5) Lepaskan bola dan catat jarak serta waktu tempuh bola dari puncak papan

sampai dasar papan

6) Tentukan usaha dan daya yang dilakukan bola

7) Lakukan prosedur 1-6 untuk massa bola dan kemiringan 150 dan 200

8) Catat semua hasil pada tabel pengamatan

V. Tabel Pengamatan

No Massa (kg)

Kemiringan( )

Waktu(s)

Gaya Berat (N)

Perpindahan (m)

Usaha (J)

Daya(W)

1

2

3

VI. Pertanyaan

1. Apakah usaha oleh gaya berat tergantung pada massa bola?

2. Apakah usaha oleh gaya berat tergantung pada kemiringan bidang?

3. Apakah usaha tergantung pada panjang intasan yang di tempuh?

Tulislah kesimpulan anda

57

Page 58: Ptk1

Lembar Kerja Siswa (LKS)(02)

I. Judul : Energi potensial Pegas

II. Tujuan : Menentukan energi potensial pada Karet gelang

III. Alat dan Bahan

1) Statif

2) Karet gelang

3) Beban

4) Meteran/mistar

IV. Prosedur Kerja

1) Susunlah alat-alat seperti gambar berikut:

2) Ukur panjang awal karet gelang sebelum digantung beban.

3) Ikatkan salah satu ujung karet gelang pada statif.

4) Kaitkan beban pada ujung karet gelang.

5) Ukur pertambahan panjang karet gelang dengan menggunakan meteran.

58

statif

meteran

karet gelang

beban

Page 59: Ptk1

6) Hitunglah tetapan karet gelang dengan menggunakan persamaan :

7) Lakukan prosedur 1-5 untuk massa beban yang berbeda

8) catat semua hasil pengukran pada tabel pengamatan

V. Tabel pengamatan

No Massa (kg)

Gaya berat (N)

Pertambahan panjang (m)

Tetapan Gaya (Nm-1)

Energi Potensial pegas (J)

1

2

3

VI. Pertanyaan

1. Apakah energi potensial pada karet gelang tergantung pada pertambahan

panjang karet gelang?

2. Apakah energi potensial benda elastis tergantung pada tetapan gaya?

3. Hitunglah usaha yang dilakukan oleh karet gelang?

Tulislah kesimpulan anda

59

Page 60: Ptk1

Lembar Kerja Siswa (LKS)(03)

I. Judul : Energi dan Perubahan Energi

II. Tujuan : Menentukan besarnya energi dan perubahan energi pada gerak

jatuh

bebas

III. Alat dan Bahan

Bola

Neraca Ohaus

Meteran

Isolasi

IV. Prosedur Kerja

1) Lekatkan meteran pada tembok dengan menggunakan isolasi

2) Pililah skala 0 cm sebagai titik acuan

3) Timbanglah massa beban

4) Jatuhkan bola dari ketinggian 100 cm, dan amati gerakannya

5) Hitunglah kecepatan bola pada ketinggian pada ketinggian 100 cm, 50 cm,

dan 0 cm dengan menggunakan persamaan;

6) Hitunglah energi potensial dan energi kinetic bola pada ketinggian 100 cm,

50 cm, dan 0 cm.

7) Ulangi langkah 3-6 untuk massa bola yang berbeda

8) Catat semua hasil pengamatan pada tabel pengamatan

60

Page 61: Ptk1

V. Tabel Pengamatan

No Massa bola(kg)

Ketinggian(m)

Kecepatan(m/s)

Energi Kinetik

(J)

Energi Potensial(J)

1 m1 = h1 =h2 =h3 =

v1 =v2 =v3 =

2 m2 = h1 =h2 =h3 =

v1 =v2 =v3 =

VI. Pertanyaan

Tentukan perubahan energi potensial dan perubahan energi kinetik ketika bola

bergerak dari,

Ketinggian 100 cm ke 50 cm

Ketinggian 100 cm ke 0 cm

Ketinggian 50 cm ke 0 cm

Kemudian bandingkan hasilnya

Tuliskan hasil percobaan anda dari hasil percobaan

61

Page 62: Ptk1

Lembar Kerja Siswa (LKS)(04)

I. Judul : Energi dan Perubahan Energi

II. Tujuan : Menentukan besarnya energi dan perubahan energi pada gerak jatuh

bebas

III. Alat dan Bahan

Bola

Neraca Ohaus

Meteran

Isolasi

IV. Prosedur Kerja

1) Lekatkan meteran pada tembok dengan menggunakan isolasi

2) Pililah skala 0 cm sebagai titik acuan

3) Timbanglah massa beban

4) Jatuhkan bola dari ketinggian 100 cm, dan amati gerakannya

5) Hitunglah kecepatan bola pada ketinggian 100 cm, 50 cm, dan 0 cm dengan

menggunakan persamaan;

6) Hitunglah energi potensial dan energi kinetic bola pada ketinggian 100 cm,

50 cm, dan 0 cm.

7) Ulangi langkah 3-6 untuk massa bola yang berbeda

8) Catat semua hasil pengamatan pada tabel pengamatan

62

Page 63: Ptk1

V. Tabel Pengamatan

NoMassa(kg)

Ketinggian(m)

Kecepatan(m/s)

Energi Kinetik

(J)

Energi Potensial

(J)

Energi mekanik

(J)1 m1 = h1 =

h2 =h3 =

v1 =v2 =v3 =

2 m2 = h1 =h2 =h3 =

v1 =v2 =v3 =

Tuliskan Kesimpulan anda dari hasil percobaan

Lampiran 2. Soal tes uji coba pada siklus IMata Pelajaran : Fisika

Pokok Bahasan : Usaha, Daya dan Energi Potensial Pegas

Kelas : XII IPA2

Waktu : 2 x 45 menit

Pililah jawaban yang benar!

1. Jika dimensi panjang, massa dan waktu masing-masing adalah M, L, dan T,

maka dimensi usaha adalah..........

a. MLT2 b. MLT-1 c. ML3T-2 d. ML2T-2 e.ML2T3

2. Usaha yang dilakukan oleh suatu gaya terhadap benda sama dengan nol

apabila arah gaya dengan perpindahan benda membentuk sudut sebesar..........

a. 00 b. 450 c. 600 d. 900 e. 1800

3. Pernyataan berikut adalah urutan perubahan energi utama yang terjadi dalam

suatu pembangkit listrik tenaga air........

a. Potensial-Listrik-Kinetik d. Kalor-Listrik-Cahaya

b. Potensial-Kinetik-Listrik e. Listrik-Kalor-Kinetik

c. Kinetik-Kalor-Listrik

4. Sebuah balok kayu bermassa 2 kg terletak pada bidang datar. Jika pada balok

bekerja sebuah gaya mendatar sebesar 25 N sehingga balok berpindah sejauh 4

m, maka usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut adalah .........

a. 50 J b. 100 J c. 150 J d. 200 J e. 400 J

63

Page 64: Ptk1

5. Rudi menarik seember air yang massanya 20 kg dari dasar sumur.

sesampainya ember tersebut diatas sumur, dikatakan rudi telah meakukan usaha

sebesar 12 kJ. Berapakah kedalaman sumur tersbut?

a. 61,0 m b. 61,2 m c. 61,4 m d. 61,5 m e. 61,7 m

6. Seorang petugas PLN bermassa 65 kg sedang menaiki tanggah untuk

memperbaiki jaringan listrik pada sebuah tiang listrik. Jika tanggah terdiri dari 30

anak tanggah dan panjang setiap anak tangga adalah 30 cm, berapakah usaha

yang telah dilakukannya?

a. 5500 J b. 5700 J c. 5733 J d. 5750 J e. 6000 J

7. Balok bermassa 6 kg berada lantai mendatar yang licin. Balok tersebut

dikenai gaya sebesar 50 N yang membentuk sudut 600 terhadap bidang horisontal

seperti pada gambar. Jika balok bergeser 4 m arah mendatar maka usaha yang

telah dilakukan sebesar......

a. 100 √3 J

b. 200 √3 J

c. 100 J

d. 200 J

e. 400√3 J

8. Bu Larasati sedang mendorong sepeda roda tiga yang ditumpangi anaknya

yang masih kecil dengan gaya sebesar 400 N yang membentuk sudut 600 dari

arah horisontal. Jika sepeda bergerak sejauh 500 m maka usaha yang dilakukan

bu larassati sebesar............

a. 50 kJ b. 100 kJ c. 100 √3 kJ d. 100√2 kJ e. 50 kJ

9. Benda yang beratnya 20 N meluncur sejauh 2 m pada bidang miring seperti

gambar berikut. Apabila gesekan antara benda dan bidang diabaikan, maka besar

usaha yang dilakukan oleh gaya berat adalah................

a. 10 J

b. 20 J

c. 20 J

d. 40 J

e. 40 J

64

300

w

F

Page 65: Ptk1

10. Sebuah benda bermassa 20 kg terletak pada bidang miring dengan sudut 600

terhadap bidang horisontal. Jika percepatan gravitasi 9,8 m/s2 dan benda bergeser

sejauh 3 m kearah bawah, uasaha yang dilakukan oleh gaya berat itu

adalah..............

a. 60 J b. 65 J c. 294 J d. 294 J e.588 J

11. Balok 20 N beada di dasar bidang miring yang licin seperti ditunjuk pada

gambar. Berapakah usaha yang diperlukan untuk memindahkan balok ke puncak

bidang miring tersebut?

a. 10 J

b. 100 J

c. 60 J

d. 125 J

e. 80 J

12. Seorang pekerja mendorong sebuah gerobak dengan gaya 50 N mendatar

sejauh 5 m. Jika gaya gesekan 43 N bekerja pada gerobak, usaha total yang

dikerjakan pada gerobak adalah..............

a. 250 J b. 215 J c. 145 J d. 35 J e. 10 J

13. Sebuah balok bermassa 2 kg dileteakan pada bidang miring yang membentuk

sudut (sin α = 0.6 dan cos α = 0.8). koefisien gesekan kinetik balok dengan

bidang miring adalah 0.2 (g : 10 m/s2) berapa usaha yang bekerja pada balok

apabila balok bergeser sejauh 10 m kebawah?

a. 32 J b. 40 J c. 50 J d.62 J e. 72 J

14.

65

3 m

4 m

hh h

Page 66: Ptk1

Sebuah balok dipindahkan dengan tiga cara seperti gambar diatas. Bila

permukaan licin, usaha yang diperlukan untuk memindahkan balok itu

adalah .......

a. Wa < Wb < Wc b. Wa > Wb > Wc c. Wa = Wb = Wc

d. Wa < Wb > Wc e. Wa > Wb < Wc

15. Jika sebuah gaya 10 N memindahkan sebuah benda sejauh 2 m selama 2

detik, tentukan daya yang dihasilkan?

a. 5 W b. 6 W c. 7 W d. 8 W e. 10 W

16. Berapakah daya keluaran mesin dari sebuah mobil bermassa 1500 kg jika

mobil mampu melaju dari 21,6 km/jam ke 108 km/jam dalam waktu 16 s?

a. 40 W b. 40,5 W c. 41 W d. 41,5 W e. 42 W

17. Berapakah daya rata-rata yang diperlukan untuk mempercepat mobil 950 kg

dari keadaan diam sampai mencapai kelauan 72 km/jam dalam waktu 4,0 s?

(Abaikan semua gesekan)

a. 48 kW b. 48,5 kW c. 49 kW d. 47,5 kw e. 47 kW

18. Sebuah elevator yang bermuatan memiliki massa 2000 kg. Daya yang

diperlukan untuk menaikan elevator setinggi 50 m dalam waktu 20 s

adalah............

a. 40 kW b. 50 kW c. 100 kW d. 200 kW e. 1000 kW

19. Massa 2 kg digantungkan pada pegas yang mempunyai tetapan gaya 1000

N/m, hingga mencapai keadaan diam seimbang. Usaha yang diperlukan untuk

mengubah simpangan benda ( dari posisi seimbangnya) dari 2 cm menjadi 8 cm

adalah............

a. 10 J b. 8 J c. 6 J d. 4 J e. 3 J

20. Besar usaha yang diperlukan untuk memanjangkan pegas sejauh 2 cm adalah

0,5 J. Untuk memanjangkan pegas itu sejauh 4 cm akan diperlukan gaya

sebesar...............

a. 1 N b. 10 N c. 100 N d. 1000 N e. 10000 N

21. Sebuah pegas yang tergantung tanpa beban memiliki panjang 30 cm.

Kemudian ujng pegas digantungi beban 100 gram sehingga panjang pegas

66

Page 67: Ptk1

menjadi 35 cm. Jika benda tersebut ditarik ke bawah sejauh 5 cm dan percepatan

grafitasi bumi 10 m/s2, energi potensial elastis pegas adalah...........

a. 0,025 J b. 0,05 J c. 0,1 J d. 0,25 J e. 0,5 J

22. Saat digunakan untuk mengukur massa beban, neraca pegas yang terbuat dari

pegas dengan konstanta 20 N/m meregang 2 cm. Jika percepatan grafitasi 9,8

m/s2, tentukan usaha neraca pegas?

a. 0,4 J b. 0,04 J c. 0,004 J d. 0,0004 J e. 4,00 J

23. Sebuah pegas yang digantung vertikal ditarik dengan gaya 20 N ke bawah.

Jika pegas bertambah panjang 5 cm, berapakah energi potensial pegas tersebut?

a. 5,0 J b. 0,5 J c. 0,05 J d. 0,005 J e. 0,0005 J

24. Nanda yang bermassa 50 kg mampu menaiki tangga setinggi 4,0 m dalam

waktu 15 s. Jika g = 9,8 m/s2, berapakah daya Nanda?

a. 131.6 W b.130.6 W c. 128 W d. 128.6 W e. 127 W

25. Nindi mengerahkan daya rata-rata 175 W ketika ia menempuh jarak 100 m

dalam waktu 72,0 s. Berapakah gaya rata-rata yang dikerjakan air pada Nindi?

a.124 N b.125 N c.126 N d.127 N e. 128 N

26. Lima orang berada dalam lift,sehingga massa total lift dfngan beban 2250 kg.

Jika percepatan gravitasi 10 m/s2 dan lift bergerak naik setinggi 10 m dalam

waktu 5 detik Daya lift sebesar...................

a. 45 kW b. 90 kW c. 250 kW d. 500 kW e. 1125 kW

27. Sebuah pegas digantungi benda bermassa 1 kg menyebabkan panjang pegas

bertambah sepanjang 5 cm. (g= 10 m/s2). Tentukan energi potensial pegas?

a. 0.5 J b. 0.05 J c.0.025 J d. 0.25 J e. 0.0025 J

28. Icha mendorong sebuah kotak dengan gaya dorong sebesar 100 N. Dalam

waktu 20 s, kotak dapat bergeser sejauh 4 m. Berapakah daya dorong Icha?

a. 10 W b. 15 W c. 20 W d. 25 W e. 30 W

29. Sebuah pegas digantungi benda bermassa 1 kg menyebabkan panjang pegas

bertambah sepanjang 5 cm. (g = 10 m/s2). Tentukan energi potensial pegas?

a. 0.5 J b. 0.05 J c.0.025 J d. 0.25 J e. 0.0025 J

67

Page 68: Ptk1

30. Sebuah bohlam listrik mempunyai daya sebesar 50 W. Apabila bohlam lampu

tersebut menyalah selama 1 jam, berapakah energi yang keluar dari bohlam listrik

tersebut?

a. 15 kJ b. 16 kJ c. 17 kJ d. 18 kJ e. 19 kJ

Lampiran 3. Soal tes uji coba pada siklus II

Mata Pelajaran : Fisika

Pokok Bahasan : Energi KInetik, Energi Potensial, dan Energi Mekanik

Kelas : XII IPA2

Waktu : 2 x 45 menit

Pililah jawaban yang benar!

1. Dari suatu ketinggian tertentu sebuah benda mengalami gerak jatuh bebas,

semakin ke bawah............

a. Energi potensialnya bertambah

b. Energi potensialnya berkurang

c. Energi potensial dan energi kinetik tetap

d. Energi kinetik bertambah

e. Energi potensialnya berkurang dan energi kinetik bertambah

2. Jika hukum kekekalan energi mekanik berlaku untuk suatu sistem, maka............

a. Energi kinetik sistem tidak berubah

b. Energi potensial sistem tidak berubah

c. Jumlah energi potensial dan energi kinetik selalu bertambah

68

Page 69: Ptk1

d. Jumlah energi kinetik dan energi potensial selalu berkurang

e. Jumlah energi potensial dan energi kinetik selalu tetap

3. Sebuah pesawat terbang bergerak dengan energi kinetik T, jika kemudian

kecepatanya menjadi 2 kali kecepatan semula, maka energi kinetiknya

menjadi.................

a. ½ T b. T c. 2T d. 4T e. 9T

4. Dua buah benda bermassa sama 2 kg. Benda partama bergerak dengan kecepatan 3

m.s sedangkan benda kedua bergerak dengan kecepatan 6 m/s. Berapakah

perbandingan energi kinetik benda pertama dan kedua?

a. 1 : 4 b. 2 : 3 c. 4 : 1 e. 3 : 2 e. 1 : 2

5. Dua buah mobil yang sama mendaki sebuah jalan lurus yang membentuk sudut

300 terhadap arah horisontal jika mobil pertama mencapai tempat yang tingginya

dua kali tempat mobil kedua, maka tenaga potensial mobil pertama........

a. Sama dengan mobil kedua.

b. Dua kali tenaga potensial mobil kedua

c. 2√3 kali tenaga potensial mobil kedua

d. √3 kali tenaga potensial mobil kedua

e. 3√3 kali tenaga potensial mobil kedua

6. Sebuah benda bermassa 4 kg mula-muls diam, kemudian bergerak lurus dengan

percepatan 5 m/s2. Usaha yang diubah menjadi energi kinetik setelah 2 sekon

adalah..............

a. 6 J b. 12 J c. 24J d. 48J e. 72J

7. Sebuah mangga yang tergantung pada ketinggian 4 meter dari permukaan tanah.

Jika massa mangga 0,5 kg, energi potensial mangga sebesar .......( g = 10 m/s2)

a. 2 J b. 12,5 J c. 20 J d. 80 J e. 100 J

8. Benda A dan B masing – masing mempunyai massa m. Keduanya jatuh bebas dari

ketinggian h meter dan 2h meter. Jika A menyentuh tanah dengan kecepatan v m/s,

benda B menyentuh tanah dengan energi kinetik sebesar ......

a. ⅜ mv2 b. ¾ mv2 c. ¼ mv2 d. 1/2 mv2 e. mv2

69

Page 70: Ptk1

9. Sebuah benda yang massanya 0,5 kg jatuh bebas dari ketinggian 4,0 m. Tentukan

energi kinetik benda saat menyentuh tanah?

a. 20J b. 30J c. 40J d. 50J e. 60J

10. Sebuah benda bermassa 5 kg, mulu-mula berada di titik yang tingginya 6 m

kemudian bergerak hingga titik B yang tingginya 2 m, g = 10 m/s2 (perhatikan

gambar). Tentukan energi potensial benda di titik A?

a. 100 J

b. 200 J

c. 300 J

d. 400 J

e. 500 J

11. Berdasarkan soal nomor 10, Tentukan energi potensial benda di titik B?

a. 100 J b. 200 J c. 300 J d. 400 J e. 500 J

12. Berdasarkan soal nomor 10, Tentukan usaha yang dilakukan gaya berat pada

gerak benda dari A ke B?

a. 100 J b. 200 J c. 300 J d. 400 J e. 500 J

13. Sebuah benda yang massanya 1 kg dilepaskan dari ketinggian 50 m di atas tanah.

tentukan kecepatan benda ketika mencapai tanah?

a. 31,2 m/s b. 31,3 m/s c. 31,4 m/s d. 31,5 m/s e. 31,6 m/s

14. Besarnya usaha untuk menggerakan mobil (massa mobil dan isinya adalah 1000

kg) dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan 72 km/jam sebesar.................J

(gesekan diabaikan)

a.1,25 x 104 b. 2,50 x 104 c. 2,00 x 105 d. 6,25 x 105 e. 4,00 x 106

15. Sebuah mobil bergerak menempuh jalananmendaki dan menurun seperti tampak

pada gambar. Jika massa mobil dan penumpangnya 1000 kg, tentukanlah energi

potensial mobil ketika berada di titik B bila titik C sebagai bidang acuan? (g = 10

m/s2)

a. 10 x 104 J

b. 15 x 104 J

c. 20 x 104 J

70

10 m

15 mA

C

B

6 m2 m

B

A

Page 71: Ptk1

d. 25 x 104 J

e. 30 x 104 J

16. Sebuah benda bermassa 2 kg dilemparkan vertikal ke atas dengan kecepatan awal

20 m/s, berapakah besarnya energi kinetik saat ketinggian benda mencapai 10 m?

a. 600 J b. 500 J c. 400 J d. 300 J e. 200 J

17. Berdasarkan soal nomor 16, Tentukan kecepatan benda saat ketinggian benda

mencapai 10 m?

a. 10 m/s b. 2 m/s c. m/s d. 10 m/s e. 5 m/s

18. Sebuah benda yang massanya 0,5 kg dilemparkan vertikal ke atas hingga

mencapai ketinggian 8 m. Tentukan usaha yang dilakukan benda tersebut jika g =

10 m/s2!

a. 10 J b. 20 J c. 30 J d. 40 J e. 50 J

19. Sebuah benda bermassa 1 kg di jatuhkan dari ketinggian 20 m seperti pada

gambar. Besar energi kinetik benda saat ketinggiannya 5 m di atas tanah

adalah.......................

a. 50 J

b. 100 J

c. 150 J

d. 200 J

e. 250 J

20. Benda bermassa 2 kg dilemparkan vertikal ke atas dengan kecepatan awal 5 m/s.

Berapakah besarnya energi potensial di titik tertinggiyang dicapai benda?

a. 15 J b. 20 J c. 25 J d. 30 J e. 35 J

21. Sebuah benda yang massanya 2 kg mengelinding tanpa gesekan pada sebuah

papan dengan kemiringan 300 terhadap lantai. Jika bola tersebut digelindingkan

dari ketinggian 20 m, maka energi kinetik boala saat menyentuh lantai

sebesar..................

a. 300 J b. 400 J c. 500 J d. 600 J e. 700 J

71

5 m

20 m

Page 72: Ptk1

22. Sebuah peluru ditembakan vertikal ke atas. Jika pada saat mencapai ketinggian

20 m kecepatan peluruh menjadi 10 m/s maka tentukan kecepatan awal peluruh!

a. 10 m/s b. 10 m/s c. 10 m/s d. 20 m/s e. 25 m/s

23. Sebuah benda bermassa 4 kg jatuh dari ketinggian h dari permukaan tanah sesaat

mencapai tanah energi kinetik benda sebesar 800 J. Jika pengaruh gesekan udara

diabaikan, tentukan ketinggian h?

a. 4 m b. 5 m c. 15 m d. 10 m e. 20 m

24. Sebuah benda yang mengalami gerak jatuh bebas pada ketinggian 80 m dari

tanah. Pada saat benda berada pada ketinggian 60 m dari tanah, kecepatan benda

sebesar...................

a. 20 m/s b. 20 m/s c. 18 m/s d. 15 m/s e. 12 m/s

25. Seorang pemain ski meluncur menuruni bukit es setinggi 125 m dari dasar bukit.

Bila g = 10 m/s2 dan di anggap tidak ada gesekan, berapakah laju pemain ski saat

tiba di dasar bukit?

a. 25 m/b

b. 30 m/s

c. 35 m/s

d. 40 m/s

e. 50 m/s

26. Sebuah benda massanya 0,25 kg bergerak dengan kecepatan awal 5 m/s di titik A

pada lintasan seperti pada gambar di bawah ini. Jika g = 10 m/s2, berapakah

kecepatan benda di titik C

a. 2.00 m/s

b. 2.24 m/s

c. 3.00 m/s

d. 3.24 m/s

e. 4.24 m/s

27. Berdasarkan soal nomor 26, tentukan besarnya energi kinetik bola di titik C?

a. 0,625 J b. 0,525 J c. 0,725 J d. 0,125 J e. 0,325 J

28. Berdasarkan soal nomor 26, berakah kecepatan bola di titik B

72

1,5 m 2,5 m

125 m

Page 73: Ptk1

a. 5 m/s b. 11 m/s c. m/s d. m/s e. m/ s

29. Berdasarkan soal nomor 26, tentukan energi mekanik bola di titik C?

a. 6, 975 J b. 6,359 J c. 6,250 J d. 6, 125 J e. 6,875 J

30. Berdasarkan soal nomor 26, tentukan energi mekanik bola di titik B?

a. 6,875 J b. 6,359 J c. 6,250 J d. 6,125 J e. 6,975 J

Lampiran 4. Soal tes prestasi belajar siswa pada siklus I

Mata Pelajaran : Fisika

Pokok Bahasan : Usaha, Daya dan Energi Potensial Pegas

Kelas : XI IPA4

Waktu : 2 x 45 menit

Pililah jawaban yang benar!

1. Jika dimensi panjang, massa dan waktu masing-masing adalah M, L, dan T, maka

dimensi usaha adalah..........

a. MLT2 b. MLT-1 c. ML3T-2 d. ML2T-2 e.ML2T3

2. Usaha yang dilakukan oleh suatu gaya terhadap benda sama dengan nol apabila

arah gaya dengan perpindahan benda membentuk sudut sebesar..........

a. 00 b. 450 c. 600 d. 900 e. 1800

3. Pernyataan berikut adalah urutan perubahan energi utama yang terjadi dalam

suatu pembangkit listrik tenaga air........

a. Potensial-Listrik-Kinetik d. Kalor-Listrik-Cahaya

b. Potensial-Kinetik-Listrik e. Listrik-Kalor-Kinetik

c. Kinetik-Kalor-Listrik

73

Page 74: Ptk1

4. Sebuah balok kayu bermassa 2 kg terletak pada bidang datar. Jika pada balok

bekerja sebuah gaya mendatar sebesar 25 N sehingga balok berpindah sejauh 4

m, maka usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut adalah .........

a. 50 J b. 100 J c. 150 J d. 200 J e. 400 J

5. Rudi menarik seember air yang massanya 20 kg dari dasar sumur. sesampainya

ember tersebut diatas sumur, dikatakan rudi telah meakukan usaha sebesar 12 kJ.

Berapakah kedalaman sumur tersbut?

a. 61,0 m b. 61,2 m c. 61,4 m d. 61,5 m e. 61,7 m

6. Seorang petugas PLN bermassa 65 kg sedang menaiki tanggah untuk

memperbaiki jaringan listrik pada sebuah tiang listrik. Jika tanggah terdiri dari 30

anak tanggah dan panjang setiap anak tangga adalah 30 cm, berapakah usaha

yang telah dilakukannya?

a. 5500 J b. 5700 J c. 5733 J d. 5750 J e. 6000 J

7. Balok bermassa 6 kg berada lantai mendatar yang licin. Balok tersebut dikenai

gaya sebesar 50 N yang membentuk sudut 600 terhadap bidang horisontal seperti

pada gambar. Jika balok bergeser 4 m arah mendatar maka usaha yang telah

dilakukan sebesar......

a. 100 √3 J

b. 200 √3 J

c. 100 J

d. 200 J

e. 400√3 J

8. Bu Larasati sedang mendorong sepeda roda tiga yang ditumpangi anaknya yang

masih kecil dengan gaya sebesar 400 N yang membentuk sudut 600 dari arah

horisontal. Jika sepeda bergerak sejauh 500 m maka usaha yang dilakukan bu

larassati sebesar............

a. 50 kJ b. 100 kJ c. 100 √3 kJ d. 100√2 kJ e. 50 kJ

9. Benda yang beratnya 20 N meluncur sejauh 2 m pada bidang miring seperti

gambar berikut. Apabila gesekan antara benda dan bidang diabaikan, maka besar

usaha yang dilakukan oleh gaya berat adalah................

a. 10 J

74

300

w

F

Page 75: Ptk1

b. 20 J

c. 20 J

d. 40 J

e. 40 J

10. Sebuah benda bermassa 20 kg terletak pada bidang miring dengan sudut 600

terhadap bidang horisontal. Jika percepatan gravitasi 9,8 m/s2 dan benda bergeser

sejauh 3 m kearah bawah, uasaha yang dilakukan oleh gaya berat itu

adalah..............

a. 60 J b. 65 J c. 294 J d. 294 J e.588 J

11. Balok 20 N beada di dasar bidang miring yang licin seperti ditunjuk pada

gambar. Berapakah usaha yang diperlukan untuk memindahkan balok ke puncak

bidang miring tersebut?

a. 10 J

b. 100 J

c. 60 J

d. 125 J

e. 80 J

12. Seorang pekerja mendorong sebuah gerobak dengan gaya 50 N mendatar sejauh 5

m. Jika gaya gesekan 43 N bekerja pada gerobak, usaha total yang dikerjakan

pada gerobak adalah..............

a. 250 J b. 215 J c. 145 J d. 35 J e. 10 J

13. Jika sebuah gaya 10 N memindahkan sebuah benda sejauh 2 m selama 2 detik,

tentukan daya yang dihasilkan?

a. 5 W b. 6 W c. 7 W d. 8 W e. 10 W

14. Berapakah daya keluaran mesin dari sebuah mobil bermassa 1500 kg jika mobil

mampu melaju dari 21,6 km/jam ke 108 km/jam dalam waktu 16 s?

a. 40 W b. 40,5 W c. 41 W d. 41,5 W e. 42 W

15. Massa 2 kg digantungkan pada pegas yang mempunyai tetapan gaya 1000 N/m,

hingga mencapai keadaan diam seimbang. Usaha yang diperlukan untuk

75

3 m

4 m

Page 76: Ptk1

mengubah simpangan benda ( dari posisi seimbangnya) dari 2 cm menjadi 8 cm

adalah............

a. 10 J b. 8 J c. 6 J d. 4 J e. 3 J

16. Besar usaha yang diperlukan untuk memanjangkan pegas sejauh 2 cm adalah 0,5

J. Untuk memanjangkan pegas itu sejauh 4 cm akan diperlukan gaya

sebesar...............

A 1 N B. 10 N C. 100 N D. 1000 N E. 10000 N

17. Sebuah pegas yang tergantung tanpa beban memiliki panjang 30 cm. Kemudian

ujng pegas digantungi beban 100 gram sehingga panjang pegas menjadi 35 cm.

Jika benda tersebut ditarik ke bawah sejauh 5 cm dan percepatan grafitasi bumi

10 m/s2, energi potensial elastis pegas adalah...........

a. 0,025 J b. 0,05 J c. 0,1 J d. 0,25 J e. 0,5 J

18. Saat digunakan untuk mengukur massa beban, neraca pegas yang terbuat dari

pegas dengan konstanta 20 N/m meregang 2 cm. Jika percepatan grafitasi 9,8

m/s2, tentukan usaha neraca pegas?

a. 0,4 J b. 0,04 J c. 0,004 J d. 0,0004 J e. 4,00 J

19. Sebuah pegas yang digantung vertikal ditarik dengan gaya 20 N ke bawah. Jika

pegas bertambah panjang 5 cm, berapakah energi potensial pegas tersebut?

a. 5,0 J b. 0,5 J c. 0,05 J d. 0,005 J e. 0,0005 J

20. Nindi mengerahkan daya rata-rata 175 W ketika ia menempuh jarak 100 m dalam

waktu 72,0 s. Berapakah gaya rata-rata yang dikerjakan air pada Nindi?

a.124 N b.125 N c.126 N d.127 N e. 128 N

21. Lima orang berada dalam lift,sehingga massa total lift dfngan beban 2250 kg.

Jika percepatan gravitasi 10 m/s2 dan lift bergerak naik setinggi 10 m dalam

waktu 5 detik Daya lift sebesar...................

a. 45 kW b. 90 kW c. 250 kW d. 500 kW e. 1125 kW

22. Sebuah pegas digantungi benda bermassa 1 kg menyebabkan panjang pegas

bertambah sepanjang 5 cm. (g= 10 m/s2). Tentukan energi potensial pegas?

a. 0.5 J b. 0.05 J c.0.025 J d. 0.25 J e. 0.0025 J

23. Icha mendorong sebuah kotak dengan gaya dorong sebesar 100 N. Dalam waktu

20 s, kotak dapat bergeser sejauh 4 m. Berapakah daya dorong Icha?

76

Page 77: Ptk1

a. 10 W b. 15 W c. 20 W d. 25 W e. 30 W

24. Sebuah bohlam listrik mempunyai daya sebesar 50 W. Apabila bohlam lampu

tersebut menyalah selama 1 jam, berapakah energi yang keluar dari bohlam listrik

tersebut?

a. 15 kJ b. 16 kJ c. 17 kJ d. 18 kJ e. 19 kJ

25.

Sebuah balok dipindahkan dengan tiga cara seperti gambar diatas. Bila

permukaan licin, usaha yang diperlukan untuk memindahkan balok itu adalah .....

a. Wa < Wb < Wc

b. Wa > Wb > Wc

c. Wa = Wb = Wc

d. Wa < Wb > Wc

e. Wa > Wb < Wc

77

h h h

Page 78: Ptk1

Lampiran 5. Soal tes prestasi belajar siswa pada siklus IIMata Pelajaran : Fisika

Pokok Bahasan : Energi Kinetik, Energi Potensial, dan Energi Mekanik

Kelas : XI IPA4

Waktu : 2 x 45 menit

Pililah jawaban yang benar!

1. Dari suatu ketinggian tertentu sebuah benda mengalami

gerak jatuh bebas, semakin ke bawah............

a. Energi potensialnya bertambah

b. Energi potensialnya berkurang

c. Energi potensial dan energi kinetik tetap

d. Energi kinetik bertambah

e. Energi potensialnya berkurang dan energi kinetik

bertambah

2. Jika hukum kekekalan energi mekanik berlaku untuk suatu

sistem, maka............

a. Energi kinetik sistem tidak berubah

b. Energi potensial sistem tidak berubah

c. Jumlah energi potensial dan energi kinetik selalu bertambah

78

Page 79: Ptk1

d. Jumlah energi kinetik dan energi potensial selalu berkurang

e. Jumlah energi potensial dan energi kinetik selalu tetap

3. Sebuah pesawat terbang bergerak dengan energi kinetik T,

jika kemudian kecepatanya menjadi 2 kali kecepatan semula, maka energi

kinetiknya menjadi.................

a. ½ T b. T c. 2T d. 4T e. 9T

4. Dua buah benda bermassa sama 2 kg. Benda partama

bergerak dengan kecepatan 3 m.s sedangkan benda kedua bergerak dengan

kecepatan 6 m/s. Berapakah perbandingan energi kinetik benda pertama dan

kedua?

a. 1 : 4 b. 2 : 3 c. 4 : 1 e. 3 : 2 e. 1 : 2

5. Dua buah mobil yang sama mendaki s ebuah jalan lurus

yang membentuk sudut 300 terhadap arah horisontal jika mobil pertama mencapai

tempat yang tingginya dua kali tempat mobil kedua, maka tenaga potensial mobil

pertama........

a. Sama dengan mobil kedua.

b. Dua kali tenaga potensial mobil kedua

c. 2√3 kali tenaga potensial mobil kedua

d. √3 kali tenaga potensial mobil kedua

e. 3√3 kali tenaga potensial mobil kedua

6. Sebuah benda bermassa 4 kg mula-muls diam, kemudian

bergerak lurus dengan percepatan 5 m/s2. Usaha yang diubah menjadi energi

kinetik setelah 2 sekon adalah..............

a. 6 J b. 12 J c. 24J d. 48J e. 72J

7. benda A dan B masing – masing mempunyai massa m.

Keduanya jatuh bebas dari ketinggian h meter dan 2h meter. Jika A menyentuh

tanah dengan kecepatan v m/s, benda B menyentuh tanah dengan energi kinetik

sebesar ......

a. ⅜ mv2 b. ¾ mv2 c. ¼ mv2 d. 1/2 mv2 e. mv2

8. Sebuah benda yang massanya 0,5 kg jatuh bebas dari

ketinggian 4,0 m. Tentukan energi kinetik benda saat menyentuh tanah?

79

Page 80: Ptk1

a. 20J b. 30J c. 40J d. 50J e. 60J

9. Besarnya usaha untuk menggerakan mobil (massa mobil dan

isinya adalah 1000 kg) dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan 72 km/jam

sebesar.................J (gesekan diabaikan)

a.1,25 x 104 b. 2,50 x 104 c. 2,00 x 105 d. 6,25 x 105 e. 4,00 x 106

10. Sebuah benda bermassa 5 kg, mulu-mula berada di titik yang

tingginya 6 m kemudian bergerak hingga titik B yang tingginya 2 m, g = 10 m/s2

(perhatikan gambar). Tentukan energi potensial benda di titik A?

a. 100 J

b. 200 J

c. 300 J

d. 400 J

e. 500 J

11. Berdasarkan soal nomor 10, Tentukan energi potensial benda

di titik B?

a. 100 J b. 200 J c. 300 J d. 400 J e. 500 J

12. Berdasarkan soal nomor 10, Tentukan usaha yang dilakukan

gaya berat pada gerak benda dari A ke B?

a. 100 J b. 200 J c. 300 J d. 400 J e. 500 J

13. Sebuah benda yang massanya 0,5 kg dilemparkan vertikal ke

atas hingga mencapai ketinggian 8 m. Tentukan usaha yang dilakukan benda

tersebut jika g = 10 m/s2!

a. 10 J b. 20 J c. 30 J d. 40 J e. 50 J

14. Sebuah mobil bergerak menempuh jalananmendaki dan

menurun seperti tampak pada gambar. Jika massa mobil dan penumpangnya 1000

kg, tentukanlah energi potensial mobil ketika berada di titik B bila titik C sebagai

bidang acuan? (g = 10 m/s2)

a. 10 x 104 J

b. 15 x 104 J

c. 20 x 104 J

80

10 m

15 mA

C

B

6 m2 m

B

A

Page 81: Ptk1

d. 25 x 104 J

e. 30 x 104 J

15. Sebuah benda bermassa 2 kg dilemparkan vertikal ke atas dengan

kecepatan awal 20 m/s, berapakah besarnya energi kinetik saat ketinggian benda

mencapai 10 m?

a. 600 J b. 500 J c. 400 J d. 300 J e. 200 J

16. Sebuah benda bermassa 1 kg di jatuhkan dari ketinggian 20 m seperti

pada gambar. Besar energi kinetik benda saat ketinggiannya 5 m di atas tanah

adalah.......................

a. 50 J

b. 100 J

c. 150 J

d. 200 J

e. 250 J

17. Benda bermassa 2 kg dilemparkan vertikal ke atas dengan kecepatan

awal 5 m/s. Berapakah besarnya energi potensial di titik tertinggiyang dicapai

benda?

a. 15 J b. 20 J c. 25 J d. 30 J e. 35 J

18. Sebuah benda bermassa 4 kg jatuh dari ketinggian h dari permukaan

tanah sesaat mencapai tanah energi kinetik benda sebesar 800 J. Jika pengaruh

gesekan udara diabaikan, tentukan ketinggian h?

a. 4 m b. 5 m c. 15 m d. 10 m e. 20 m

19. Sebuah peluru ditembakan vertikal ke atas. Jika pada saat mencapai

ketinggian 20 m kecepatan peluruh menjadi 10 m/s maka tentukan kecepatan

awal peluruh!

a. 10 m/s b. 10 m/s c. 10 m/s d. 20 m/s e. 25 m/s

81

5 m

20 m

Page 82: Ptk1

20. Sebuah benda yang mengalami gerak jatuh bebas pada ketinggian 80

m dari tanah. Pada saat benda berada pada ketinggian 60 m dari tanah, kecepatan

benda sebesar...................

a. 20 m/s b. 20 m/s c. 18 m/s d. 15 m/s e. 12 m/s

21. Seorang pemain ski meluncur menuruni bukit es setinggi 125 m dari

dasar bukit. Bila g = 10 m/s2 dan di anggap tidak ada gesekan, berapakah laju

pemain ski saat tiba di dasar bukit?

a. 25 m/s

b. 30 m/s

c. 35 m/s

d. 40 m/s

e. 50 m/s

22. Sebuah benda massanya 0,25 kg bergerak dengan kecepatan awal 5

m/s di titik A pada lintasan seperti pada gambar di bawah ini. Jika g = 10 m/s2,

berapakah kecepatan benda di titik C

a. 2.00 m/s

b. 2.24 m/s

c.3.00 m/s

d.3.24 m/s

e.4.24 m/s

23. Berdasarkan soal nomor 22, tentukan besarnya energi kinetik bola di

titik C?

a. 0,625 J b. 0,525 J c. 0,725 J d. 0,125 J e. 0,325 J

24. Berdasarkan soal nomor 22, berakah kecepatan bola di titik B

a. 5 m/s b. 11 m/s c. m/s d. m/s e. m/ s

25. Berdasarkan soal nomor 22, tentukan energi mekanik bola di titik C?

a. 6, 975 J b. 6,359 J c. 6,250 J d. 6, 125 J e. 6,875 J

82

125 m

1,5 m 2,5 m

Page 83: Ptk1

Tabel 7. Analisis item soal uji coba pada siklus I

No Soal U L U+L U-L TK DP TK DP Kesimpulan

1 16 11 27 5 0,71 0,26 Mudah Cukup Dipakai

2 16 11 27 5 0,71 0,26 Mudah Cukup Dipakai

3 16 10 26 5 0,68 0,26 Sedang Cukup Dipakai

4 18 14 33 6 0,84 0,32 Mudah Cukup Dipakai

5 19 14 32 4 0,87 0,21 Mudah Cukup Dipakai

6 17 11 28 5 0,74 0,26 Mudah Cukup Dipakai

7 16 11 27 6 0,71 0,32 Sedang Cukup Dipakai

83

Page 84: Ptk1

8 14 10 24 5 0,63 0,26 Mudah Cukup Dipakai

9 19 15 34 4 0,89 0,21 Mudah Cukup Dipakai

10 17 13 30 4 0,79 0,21 Mudah Cukup Dipakai

11 14 8 22 4 0,58 0,21 Sedang Cukup Dipakai

12 19 15 34 6 0,89 0,32 Mudah Cukup Dipakai

13 15 10 25 4 0,66 0,21 Sedang Cukup Dipakai

14 15 10 25 5 0,66 0,26 Sedang Cukup Dipakai

15 17 7 24 10 0,63 0,63 Sedang Baik Dipakai

16 17 14 31 3 0,82 0,16 Mudah Kurang Tidak dipakai

17 15 19 34 -4 0,89 -0,21 Mudah - Tidak dipakai

18 16 11 27 5 0,71 0,26 Mudah Cukup Dipakai

19 15 11 26 4 0,68 0,21 Sedang Cukup Dipakai

20 5 3 8 2 0,21 0,11 Sukar Kurang Tidak dipakai

21 17 10 27 7 0,71 0,37 Mudah Cukup Dipakai

22 16 10 26 6 0,68 0,32 Sedang Cukup Dipakai

23 7 8 15 -1 0,39 -0,05 Sukar - Tidak dipakai

24 18 17 35 1 0,84 0,05 Mudah Kurang Tidak dipakai

25 11 6 17 5 0,45 0,26 Sedang Cukup Dipakai

26 15 7 22 8 0,58 0,42 Sedang Cukup Dipakai

27 15 11 26 4 0,68 0,21 Sedang Cukup Dipakai

28 9 3 12 6 0,32 0,32 Sukar Cukup Dipakai

29 14 10 24 4 0,63 0,21 Sedang Cukup Dipakai

30 17 8 25 9 0,66 0,47 Sedang Cukup Dipakai

Tabel 8. Analisis uji validitas item soal pada siklus I

No Siswa X Y X2 Y2 XY1 13 11 169 121 1432 8 7 64 49 563 11 11 121 121 1214 9 10 81 100 905 13 13 169 169 1696 8 7 64 49 567 11 11 121 121 1218 8 9 64 81 729 12 11 144 121 132

84

Page 85: Ptk1

10 12 12 144 144 14411 11 12 121 144 13212 12 13 144 169 15613 8 8 64 64 6414 9 10 81 100 9015 9 8 81 64 7216 9 7 81 49 6317 11 13 121 169 14318 13 10 169 100 13019 8 10 64 100 8020 12 11 144 121 13221 12 13 144 169 15622 9 10 81 100 9023 12 11 144 121 13224 10 9 100 81 9025 13 12 169 144 15626 10 11 100 121 11027 7 6 49 36 4228 10 8 100 64 8029 12 12 144 144 14430 6 8 36 64 4831 5 7 25 49 3532 9 10 81 100 9033 10 10 100 100 10034 13 12 169 144 15635 13 13 169 169 16936 10 9 100 81 9037 10 12 100 144 12038 12 12 144 144 144

Total 390 389 4166 4131 4118

Menggunakan persamaan koefesien product moment

Dengan taraf nyata α = 0,05 dan derajatkebebasan dk = n-2 = 38-2 = 36,

diperoleh ttabel = 0,329. Karena rhitung > rtabel maka soal dikatakan valid.

85

Page 86: Ptk1

86

Page 87: Ptk1

Tabel 10. Analisis item soal uji coba pada siklus II

No Soal U L U+L U-L TK DP TK DP Kesimpulan

1 19 15 34 4 0,89 0,21 Mudah Cukup Dipakai

2 14 10 24 4 0,63 0,21 Sedang Cukup Dipakai

3 14 10 24 4 0,63 0,21 Sedang Cukup Dipakai

4 19 15 34 4 0,89 0,21 Mudah Cukup Dipakai

5 16 11 27 5 0,74 0,26 Mudah Cukup Dipakai

6 18 13 31 5 0,84 0,26 Mudah Cukup Dipakai

87

Page 88: Ptk1

7 19 19 38 0 1 0 Mudah - Tidak Dipakai

8 16 12 28 4 0,74 0,21 Mudah Cukup Dipakai

9 18 13 31 5 0,82 0,26 Mudah Cukup Dipakai

10 17 13 30 4 0,79 0,21 Mudah Cukup Dipakai

11 19 14 33 5 0,87 0,26 Mudah Cukup Dipakai

12 17 12 29 5 0,76 0,26 Mudah Cukup Dipakai

13 11 10 21 1 0,55 0,05 Sedang kurang Tidak Dipakai

14 16 12 28 4 0,74 0,21 Mudah Cukup Dipakai

15 19 13 32 6 0,84 0,32 Mudah Cukup Dipakai

16 16 12 28 4 0,74 0,21 Mudah Cukup Dipakai

17 4 8 12 -4 0,32 - Sukar - Tidak dipakai

18 16 7 23 9 0,61 0,47 Sedang Baik Dipakai

19 19 11 30 8 0,79 0,42 Sedang Cukup Dipakai

20 18 14 32 4 0,84 0,21 Mudah Cukup Dipakai

21 7 6 13 1 0,34 0,05 Sukar kurang Tidak Dipakai

22 11 7 17 4 0,47 0,21 Sedang Cukup Dipakai

23 18 13 31 5 0,82 0,26 Mudah Cukup Dipakai

24 13 8 21 5 0,55 0,26 Sedang Cukup Dipakai

25 16 12 28 4 0,74 0,21 Mudah Cukup Dipakai

26 19 15 33 4 0,89 0,21 Mudah Cukup Dipakai

27 17 12 29 5 0,74 0,26 Mudah Cukup Dipakai

28 15 11 26 4 0,71 0,21 Mudah Cukup Dipakai

29 16 12 28 4 0,74 0,21 Mudah Cukup Dipakai

30 17 14 31 3 0,82 0,16 Mudah kurang Tidak Dipakai

Tabel 11. Analisa uji validitas soal siklus II

No Siswa X Y X2 Y2 XY1 10 14 100 196 1402 11 9 121 81 993 11 13 121 169 1434 10 7 100 49 705 12 14 144 196 1686 11 8 64 64 887 12 12 144 144 1448 8 11 64 121 88

88

Page 89: Ptk1

9 12 14 144 196 16810 12 14 144 196 16811 13 12 169 144 15612 13 12 169 144 15613 8 9 64 81 7214 10 11 100 121 11015 9 8 81 64 7216 9 9 81 81 8117 12 12 144 144 14418 11 12 121 144 13219 9 10 81 100 9020 12 12 144 144 14421 13 13 169 169 16922 9 11 81 121 9923 13 13 169 169 16924 11 9 121 81 9925 13 13 169 169 16926 10 10 100 100 10027 11 8 121 64 8828 8 10 64 100 8029 13 10 169 100 13030 9 9 81 81 8131 8 8 64 64 6432 11 9 121 81 9933 8 11 64 121 8834 13 14 169 196 18235 14 13 196 169 18236 10 8 100 64 8037 11 11 121 121 12138 12 14 144 196 168

Total 412 417 4523 4745 4601

Menggunakan persamaan koefesien product moment

Dengantaraf nyata α = 0,05 dan derajatkebebasan dk = n-2 = 38-2 = 36,

diperoleh ttabel = 0,329. Karena rhitung > rtabel maka soal dikatakan valid.

89

Page 90: Ptk1

90

Page 91: Ptk1

Lampiran 7 . Instrumen Penelitian

Sekolah : SMA Negeri 1 Kupang

Materi Pokok : Usaha dan Energi

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas / Semester : XI IPA4 / 3

Indikator Sikap Ilmiah Siswa

91

Page 92: Ptk1

No Nama Siswa

Bert

anya

/M

enja

wab

/be

rpen

dapa

tK

eakt

ifan

Ker

ja S

ama

Oby

ektif

Ket

eliti

an

Men

ghar

gai

pend

apat

or

ang

lain

Mem

iliki

rasa

in

gin

tahu

Tota

l

123456789

10111213141516171819202122232425262728293031323334353637383940

total

92

Page 93: Ptk1

Kategori penilaiannya adalah sebagai berikut :

1 = Sangat kurang

2 = Kurang,

3 = Cukup

4 = Baik

5 = Sangat baik

Kupang, Oktober 2008

Observer

Lampiran 8. Data hasil penelitian

Data observasi sikap ilmiah siswa siklus I

Sekolah : SMA Negeri 1 Kupang

Materi Pokok : Usaha dan Energi

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas / Semester : XI IPA4 / 3

93

Page 94: Ptk1

No Nama Siswa

Indikator Sikap Ilmiah Siswa

Bert

anya

/M

enja

wab

/be

rpen

dapa

tK

eakt

ifan

Ker

ja S

ama

Oby

ektif

Ket

eliti

an

Men

ghar

gai

pend

apat

or

ang

lain

Mem

iliki

rasa

in

gin

tahu

Tota

l

1 Adeledy Pada 1 3 3 2 3 3 4 192 Afliana Manafe 1 1 1 2 2 3 3 133 Alana Tarus 1 5 5 2 3 4 4 244 Anna Solo 1 3 3 2 2 3 3 185 Alif Wahyudi 1 4 3 2 2 3 3 196 Arce J. Dello 1 1 1 3 2 3 3 147 Ardi Benu 1 1 1 2 2 3 3 148 Arviera kay 1 1 1 5 5 3 3 199 Clarisa Siringo-ringo 1 1 1 5 5 3 3 19

10 Clesiviani Tade 1 3 3 3 2 4 3 1911 Daniello Ratu 1 4 3 2 2 4 3 1912 Defi N. Kaho 1 3 3 5 5 3 3 2313 Debyanti Ello 1 3 3 2 3 3 4 1914 Desry de Fretes 1 3 3 5 5 3 4 2415 Erna R. Ngguna 1 1 1 5 5 3 3 1916 Fany Koroh 1 1 1 5 5 3 3 1917 Fany Banobe 1 3 3 5 5 3 3 2318 Ferdyan Soekwanto 1 1 1 2 2 3 3 1319 Frizilia Pandie 1 1 1 2 2 3 3 1320 Gomer Kamlasi 1 3 3 1 3 3 3 1721 Husnul Khatimah 1 5 5 5 5 4 4 2922 Izmiko J. Rahman 1 3 3 2 2 4 4 1923 Jakub S. Akabar 1 1 1 2 2 2 3 1224 Junia C. Haba 1 1 1 5 5 3 3 1925 Langgeng Pangestu 1 3 3 2 2 3 4 1826 Maria G. Dhase 1 1 1 2 3 3 3 1427 Meiske Pandie 5 5 5 5 5 4 4 3328 Melania Mandaru 1 1 1 2 3 3 3 1429 Lita Logo 1 1 1 2 2 3 3 1330 Richo Hermanus 1 1 1 2 2 3 3 1331 Riska R. Djelik 1 1 1 5 5 3 3 1932 Robertus Dato 1 3 3 2 2 3 4 1833 Rosa Malai Dua 1 3 2 3 2 4 3 1934 Sartika Fatmawati 1 5 5 3 2 4 3 2335 Sanny Fangidae 1 1 1 3 2 3 3 1436 Susanto S. Malewa 1 1 1 2 2 3 4 1437 Tiara L. Rona 5 5 5 5 5 4 4 3338 Setyaningsi R. Liwa 1 5 5 5 5 4 4 2939 Vonette Lusi 5 5 5 2 3 4 4 2840 Wenny F. Ati 1 1 1 3 2 3 3 14

94

Page 95: Ptk1

41 Yanse P. M. Dami 1 1 1 5 5 3 3 1942 Yustien Maramis 1 1 1 2 3 4 4 16

total 54 100 95 132 123 140 140

Kategori penilaiannya adalah sebagai berikut :

1 = Sangat kurang

2 = Kurang,

3 = Cukup

4 = Baik

5 = Sangat baik

Data observasi sikap ilmiah siswa siklus II

Sekolah : SMA Negeri 1 KupangMateri Pokok : Usaha dan EnergiMata Pelajaran : FisikaKelas / Semester : XI IPA4 / 3

Indikator Sikap Ilmiah Siswa

95

Page 96: Ptk1

No Nama Siswa

Bert

anya

/M

enja

wab

/be

rpen

dapa

tK

eakt

ifan

Ker

ja S

ama

Oby

ektif

Ket

eliti

an

Men

ghar

gai

pend

apat

M

emili

ki ra

sa

ingi

n ta

huTo

tal

1 Adeledy Pada 1 5 5 2 2 3 4 222 Afliana Manafe 1 3 3 2 2 3 3 173 Alana Tarus 5 5 5 5 5 4 4 334 Anna Solo 1 3 3 2 2 3. 3 185 Alif Wahyudi 1 4 4 2 2 3 3 206 Arce J. Dello 1 1 1 2 3 3 3 147 Ardi Benu 1 3 3 5 4 3 3 228 Arviera kay 1 1 1 5 5 3 3 199 Clarisa Siringo-ringo 1 1 1 5 5 3 3 19

10 Clesiviani Tade 1 4 3 2 3 4 3 2011 Daniello Ratu 1 4 3 5 5 4 3 2412 Defi N. Kaho 1 3 3 5 5 3 3 2313 Debyanti Ello 1 4 4 5 5 3 4 2614 Desry de Fretes 1 4 4 5 5 3 4 2615 Erna R. Ngguna 1 1 1 5 5 3 3 1916 Fany Koroh 1 1 1 5 5 3 3 1917 Fany Banobe 1 3 3 5 5 3 3 2318 Ferdyan Soekwanto 1 1 1 2 3 3 3 1419 Frizilia Pandie 1 1 1 2 3 3 3 1420 Gomer Kamlasi 1 3 3 5 4 3 3 2221 Husnul Khatimah 1 5 5 5 4 4 4 2822 Izmiko J. Rahman 1 4 4 5 5 3 4 2623 Jakub S. Akabar 1 1 1 2 2 2 3 1224 Junia C. Haba 1 4 3 2 3 3 3 1825 Langgeng Pangestu 1 3 3 5 5 3 4 2426 Maria G. Dhase 1 1 1 5 5 3 3 1927 Meiske Pandie 5 5 5 5 5 4 4 3328 Melania Mandaru 1 3 3 2 3 3 3 1829 Lita Logo 1 3 3 2 2 3 3 1730 Richo Hermanus 1 1 1 5 5 2 3 1831 Riska R. Djelik 1 1 1 2 3 3 3 1432 Robertus Dato 1 5 5 5 5 3 4 2833 Rosa Malai Dua 1 3 2 3 1 3 3 1834 Sartika Fatmawati 5 5 5 2 2 4 3 2835 Sanny Fangidae 1 1 1 2 3 3 3 1436 Susanto S. Malewa 1 4 3 2 2 3 4 1837 Tiara L. Rona 5 5 5 5 5 4 4 3338 Setyaningsi R. Liwa 1 5 5 5 4 4 4 2839 Vonette Lusi 5 5 5 5 5 4 4 3340 Wenny F. Ati 1 1 1 2 2 3 3 1341 Yanse P. M. Dami 1 1 1 5 5 3 3 1942 Yustien Maramis 1 5 5 2 2 4 4 24

total 62 124 122 141 155 140 140

96

Page 97: Ptk1

Kategori penilaiannya adalah sebagai berikut :

1 = Sangat kurang

2 = Kurang,

3 = Cukup

4 = Baik

5 = Sangat baik

Data nilai test prestasi belajar siwa pada siklus I dan siklus II

No Nama Siswa NilaiSiklus I Siklus II

1 Adeledy Pada 76 842 Afliana Manafe 64 723 Alana Tarus 80 924 Anna Solo 68 80

97

Page 98: Ptk1

5 Alif Wahyudi 76 806 Arce J. Dello 72 687 Ardi Benu 68 768 Arviera kay 68 769 Clarisa Siringo-ringo 68 7210 Clesiviani Tade 76 8011 Daniello Ratu 80 8412 Defi N. Kaho 76 8413 Debyanti Ello 76 8014 Desry de Fretes 76 8015 Erna R. Ngguna 72 7616 Fany Koroh 76 7617 Fany Banobe 68 8418 Ferdyan Soekwanto 72 7619 Frizilia Pandie 76 7220 Gomer Kamlasi 80 8421 Husnul Khatimah 72 8822 Izmiko J. Rahman 76 8823 Jakub S. Akabar 68 6824 Junia C. Haba 72 7625 Langgeng Pangestu 76 8426 Maria G. Dhase 60 7227 Meiske Pandie 84 9228 Melania Mandaru 72 7629 Lita Logo 60 6830 Richo Hermanus 76 7631 Riska R. Djelik 60 6832 Robertus Dato 76 8033 Rosa Malai Dua 72 8034 Sartika Fatmawati 76 8835 Sanny Fangidae 60 6836 Susanto S. Malewa 60 8037 Tiara L. Rona 84 9238 Setyaningsi R. Liwa 76 8839 Vonette Lusi 80 9240 Wenny F. Ati 68 6841 Yanse P. M. Dami 64 6842 Yustien Maramis 80 84

98