PTK part 1

download PTK part 1

of 28

Transcript of PTK part 1

LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL

UPAYA GURU UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SUMBER JAYA 06 KECAMATAN TAMBUN SELATAN KABUPATEN BEKASI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

OLEH NURUL KHASANAH NIP.

XXXXXXXXXXXX XXXXX XXXXXXXXXXX XXXX 20

LAPORAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN Nama NIP Program Studi : Nurul Khasanah : :

Jumlah Pembelajaran : Tempat PKP :

Masalah

: - Upaya guru untuk meningkatkan hasil pembelajaran Matematika dengan indikator mengenal satuan debit - Upaya guru untuk meningkatkan hasil pembelajaran PKn dengan indicator mengidentifikasi kerjasama Negara-negara ASEAN

Pelaksanaan

: Mata Pelajaran Matematika Siklus 1 Hari Kamis, 18 Maret 2010 Pukul 07.00 s.d. 08.10 Siklus 2 Hari Kamis, 1 April 2010 Pukul 07.00 s.d. 0810 Mata Pelajaran PKn Siklus 1 Hari Jumat, 19 Maret 2010 Pukul 07.00 s.d. 08.10 Siklus 2 Hari Jumat, 2 April 2010 Pukul 07.00 s.d. 08.10 Bekasi, .. Mei 2010

KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat, hidayah dan anugerah-Nya, Penulis dapat menyelesaikan Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) ini dengan baik tanpa ada halangan suatu apapun. Laporan ini berisikan hasil kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SD Negeri Sumbar Jaya 06 kelas VI dalam pelaksanaan pembelajaran Matematika dan PKn, guna . . . . Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian laporan PKP ini: 1. Asdasd

Atas segala saran dan pemikiran serta dorongan baik secara moral maupun material, demi terselesaikannya laporan ini. Penulis menyadari dalam penilusan laporan ini banyak kekurangan dan tidak dapat memenuhi apa yang menjadi standar kelayakan penulisan PTK, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk dapat menjadikan laporan yang lebih baik. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan dunia pendidikan selanjutnya. Bekasi, Mei 20.. Penulis,

DAFTAR ISI

BAGIAN I

UPAAYA GURU UNTUK MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR MENGENAI SATUAN DEBIT DI KELAS VI SD NEGERI SUMBER JAYA 06 KECAMATAN TAMBUN SELATAN KABUPATEN BEKASI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menggariskan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Bab II pasal 3). Selanjutnya tujuan pendidikan nasional tersebut dijabarkan dalam tujuan institusional SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi. Tujuan institusional pada masing-masing sekolah dijabarkan dalam tujuan kurikuler, yaitu tujuan masing-masing pelajaran atau mata kuliah. Pencapaian berbagai tujuan kurikuler secara bersama-sama menunjang menunjang pencapaian tujuan institusional dan pada gilirannya pencapaian tujuan pendidikan nasional seperti yang digariskan dalam UU Sisdiknas.apakah pendidikan kita telah mencapai tujuan yang diharapkan? Khususnya di SD, apakah tujuan tujuan kurikuler telah tercapai, terutama untuk pelajaran matematika yang mempunyai kontribusi positif tercapainya peserta didik yang cerdas dan bermartabat melalui sikap kritis dan berpikir logis? Jawabannya bermacammacam, masing masing guru berbeda satu sama lainnya. Pengalaman penulis, prestasi belajar kelas VI SD Negeri Sumber Jaya 06 dalam pembelajaran matematika tentang Mengenal Satusn Debit rendah. Nilai yang dicapai 50 siswa, sebagai berikut: 15 siswa memperoleh 60 keatas (30%) sedangkan sisanya, 35 siswa (70%) memperoleh nilai dibawah 60. Hal ini menunjukkan banyak siswa yang belum tuntas. Dengan belum tuntasnya pelajaran tersebut penulis berusaha untuk mengetahui secara rinci mengenai kekurangan-kekurangan (masalah) yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika tentang mengenal satuan debit. Penulis berusaha melakukan refleksi diri dengan berusaha menjawab pertanyaan pertanyaan reflektif. Adapu pertanyaan reflektif yang dimaksud antara lain: 1. Bagaimana perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran? 2. Bagaimanakah ketertiban siswa dalam mengikuti pelajaran? 3. Bagaimana kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan?

4. Apakah siswa berani bertanya bila ada kesulitan? 5. Bagaimana kesungguhan siswa dalam mengerjakan soal latihan? 6. Bagaimana kemampuan siswa dalam melakukan operasi hitung campuran? 7. Bagaimana hasil ulangan siswa? Dari jawaban pertanyaan reflektif tersebut, diketahui berbagai kekurangan dan kendala yang dihadapi siswa dalam mengikuti pembelajaran tersebut. Dalam proses pembelajaran: 1. Siswa bermain sendiri dengan teman sebangkunya dan kurang memperhatikan pelajaran. 2. Siswa mengganggu teman dan gaduh. 3. Siswa kurang berani menjawab pertanyaan-pertanyaan guru. 4. Siswa kurang berani bertanya kepada guru mengenai materi-materi yang belum dipahami. 5. Masih banyak siswa yang menjawab salah soal latihan. 6. Siswa masih mengalami kesulitan dalam mengenal satuan debit. 7. Hasil ulangan siswa masih rendah, rata-ratanya 51. Dari jawaban pertanyaan reflektif diatas diketahui bahwa prestasi belajar siswa masih rendah. Indikator pokok rendahnya prestasi belajar ini adalah hasil ulangan siswa masih rendah. Rendahnya prestasi belajar ini terkait pula dengan perilaku siswa dalam proses pembelajaran, yakni siswa bermain sendiri dengan teman sebangkunya dan kurang memperhatikan pelajaran, siswa kurang berani menjawab pertanyaan guru, siswa kurang berani bertanya kepada guru mengenai materi yang belum dipahaminya, siswa masih banyak yang menjawab salah soal-soal latihan dan siswa masih mengalami kesulitan dalam mengenal satuan debit. Dari berbagai kekurangan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran matematika tersebut diatas diketahui bahwa proses pembelajaran matematika kompetensi dasar Mengenal Satuan Debit di kelas VI SD Negeri Sumber Jaya 06 belum efektif. Untuk mengetahui secara rinci sebab sebab kurang berhasilnya siswa tersebut, penulis melakukan refleksi diri dengan mengajukan beberapa pertanyaan reflektif berkenaan denganproses

pembelajaran yang telah berlangsung. Dalam refleksi diri ini penulis berusaha menjawab pertanyaan reflektif sebagai berikut: 1. Apakah guru membahas materi terlalu cepat? 2. Apa bahasa guru mudah dimengerti siswa? 3. Apakah guru memanfaatkan alat peraga secara memadai? 4. Apakah guru melibatkan siswa dalam membahas materi? 5. Apakah guru memberikan contoh soal dan penyelesaiannya secara memadai? 6. Apakah guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan? 7. Apakah guru memberikan pekerjaan rumah? Dari jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut diketahui aspek-aspek pelaksanaan pembelajaran yang kurang efektif, yang menyebabkan kekurangberhasilan siswa. Proses pembelajaran itu kurang efektif karena: 1. Guru membahas materi terlalu cepat. 2. Bahasa guru masih sulit dipahami siswa. 3. Guru kurang memanfaatkan alat peraga. 4. Guru tidak melibatkan siswa pada saat membahas konsep yang dipelajari. 5. Guru kurang memberi contoh soal mengenai Mengenal Satuan Debit. 6. Guru kurang memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal soal latihan. 7. Guru tidak memberikan pekerjaan rumah. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa kekurangberhasilan siswa disebabkan oleh proses pembelajaran yang belum efektif. Kekurangefektifan ini tampak pada guru, pembahasan terlalu cepat, bahasa masih sulit dipahami siswa, kurang memanfaatkan alat peraga, tidak melibatkan siswa pada saat membahas konsep yang dipelajari, kurang memberikan contoh contoh mengenal satuan debit, kurang memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal latihan dan guru tidak memberikan pekerjaan rumah.

B. Perumusan Masalah Berdasarkan sebab-sebab kekurangefektifnya proses pembelajaran tersebut diatas, untuk membantu siswa kelas VI SD Negeri Sumber Jaya 06, supaya dapat menguasai materi dengan baik, penulis merumuskan masalah perbaikan: Upaya-upaya apakah yang ditempuh guru untuk membantu siswa kelas VI SD Negeri Sumber Jaya 06 dalam pembelajaran matematika, kompetensi dasar Mengenal Satuan Debit supaya siswa dapat menguasai materi dengan baik? C. Tujuan Penelitian Untuk membantu siswa kelas VI SD Negeri Sumber Jaya 06 memahami dan mencapai prestasi yang baik dan mencapai ketuntasan, penulis merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan pelaksanaan pelajaran dengan melatih siswa lebih terampil

menggunakan alat peraga, untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI SD Sumber Jaya 06 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi dalam pembelajaran matematika dengan kompetensi dasar Mengenal Satuan Debit supaya siswa mampu menguasai materi dengan baik. 2. Mendskripsikan penyampaian materi dengan bahasa yang mudah dipahami dan rinci, untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri Sumber Jaya 06 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi dalam pembelajaran matematika dengan kompetensi dasar Mengenal Satuan Debit supaya siswa mampu menguasai materi dengan baik. 3. Mendeskripsikan dalam pembelajaran mendorong siswa untuk aktif bertanya jawab tentang materi yang belum diketahui untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri Sumber Jaya 06 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi dalam pembelajaran matematika dengan kompetensi dasar Mengenal Satuan Debit supaya siswa mampu menguasai materi dengan baik. 4. Mendeskripsikan pelaksanaan pelajaran dengan melatih siswa untuk terampil

melaksanakan tugas untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri Sumber Jaya 06 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi dalam pembelajaran

matematika dengan kompetensi dasar Mengenal Satuan Debit supaya siswa mampu menguasai materi dengan baik. 5. Mendeskripsikan dalam memotivasi siswa untuk lebih terampil dalam mengerjakan latihan soal untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri Sumber Jaya 06 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi dalam pembelajaran matematika dengan kompetensi dasar Mengenal Satuan Debit supaya siswa mampu menguasai materi dengan baik. D. Manfaat Penelitian Hasil yang diperoleh dari penelitian, diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut: 1. Bagi Siswa a. Agar kemampuan siswa meningkat dalam memahami atau mempelajari pembelajaran matematika khususnya mengenal satuan debit. b. Siswa dapat lebih kreatif dalam menggunakan dan ekspresi berpikir lebih logis. c. Dengan berpikir logis dan kreatif, siswa akan lebih mudah mengikuti pembelajaran ke jenjang yang lebih tinggi. 2. Bagi Guru/Peneliti Dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, penulis memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman tentang penelitian tindakan kelas, sehingga dapat menunjang karier dan pemenuhan persyaratan kegiatan tertentu, khususnya dalam penulisan penelitian tindakan kelas. Di samping itu, penulis juga lebih mampu dalam membangkitkan semangat belajar siswa untuk belajar berpikir logis, dan penulis lebih mampu mendeteksi kemampuan untuk menulis suatu karya tulis. 3. Bagi Lembaga/Sekolah a. Dengan meningkatnya kemampuan guru akan membawa dampak positif terhadap mutu lembaga pendidikan di hadapan orang tua,/ wali murid. b. Sumbangan pikiran perbaikan pembelajaran akan mempengaruhi kinerja sekolah dalam mewujudkan tujuan lembaga.

c. Dapat menjadi acuan kegiatan-kegiatan sejenis bagi lembaga pendidikan yang lain. 4. Bagi Pendidikan pada Umumnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan kependidikan bagi guru. Guru-guru di berbagai tempat tergerak untuk mengadakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas. Dengan banyaknya guru melakukan penelitian tindakan kelas, diharapkan proses pembelajaran berjalan lebih efektif sehingga prestasi belajar siswa dan mutu pendidikan meningkat. Di samping itu, hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dapat dijadikanbahan untuk kenaikan jabatan guru melalui angka kredit (pengembangan profesi).

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran yang efektif akan dapat membantu siswa mencapai tujuan yang diharapkan. Pembelajaran matematika yang efektif dilakukan melalui berbagai aktifitas, seperti pemanfaatan alat peraga yang memadai, demonstrasi yang menghantarkan siswa untuk memahami konsep yang dibahas, tanya jawab untuk merangsang siswa memahami konsep yang dibahas, dan diskusi untuk pemecahan masalah. Oleh karena itu, selanjutnya akan dikupas ciri-ciri pembelajaran matematika yang efektif, tujuan pembelajaran matematika, pemanfaatan media pembelajaran, penerapan metode tanya jawab, demostrasi dan diskusi. 1. Ciri Pembelajaran Matematika yang Efektif Ciri utama pembelajaran matematika adalah harus memperhatikanprinsip

pembelajaran matematika. Menurut Drs. Sudarmadi, dkk. (1988: 1) prinsip pengajaran matematika ada 4 (empat) tahap, yaitu: a. Tahap penanaman konsep: merupakan tahap pengenalan awal tentang konsep yang akan dipelajari. b. Tahap pemahaman konsep: merupakan tahap lanjutansetelah penanaman konsep. c. Tahap pembinaan keterampilan: merupakan tahap yang tidak boleh dilupakan dalam rangka membina pengetahuan bagi siswa, pada tahap ini banyak latihan soal. d. Tahap penerapan konsep: yaitu penerapan konsep yang sudah dipelajari ke dalam bentuk bentuk soal terapan (soal cerita) yang berkaitan dengan kehidupan sehatihari. Ciri lain dalam pembelajaran matematika juga harus dapat membekali siswa mampu dan dapat berpikir logis, analisis, sistematis, kritis, kreatif, dan bekerjasama. Agar dalam penyampaian pembelajaran matematika tidak ada kesan bahwa dalam pembelajaran matematika cenderung bersifat monoton, kurang kreatif, matematika sulit, siswa tak mampu menjawab, dan takut maju ke depan seperti yang dikatakan Suyatno yang dikutip Sumiarsih

(2007), maka guru dalam pembelajaran matematika harus memperhatikan 4 tahap prinsip pengajaran matematika. 2. Tujuan Pembelajaran Matematika Mata pelajaran matematika, sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, bertujuan agar para peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah. b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagran, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematikadalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a. Bilangan b. Geometri dan pengukuran c. Pengolahan data 3. Tanya Jawab yang Efektif Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam menjawab maupun bertanya pada guru, sehingga menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa untuk berani menunjukkan eksistensinya. Sebagaimana dikatakan Sumiarsih (2007), keterampilan

bertanya seorang guru sangat menentukan dalam pendapat siswa. Untuk itu seorang guru perlu memperhatikan: a. Menghargai jawaban, pertanyaan, keluhan atau tindakan siswa. b. Menerima jawaban siswa lalu memeriksanya dengan mengajukan pertanyaan. c. Merangsang siswa untuk aktif berpartisipasi dengan menjawab pertanyaan atau bertanya, mengemukakan pendapat di depan kelas. d. Mengajukan pertanyaan kepada sasarannya yang sesuai dengan ketentuan. e. Bertindak atau seolah-olah belum tahu atau berbuat kesalahan, hal ini akan meningkatkan aktivitas siswa menjadi kritis. f. Mengajukan pertanyaan yang tarafnya tinggi. g. Kata kata pertanyaan mengapa?, bagaimana?, bilamana? Akan menghasilkan jawaban yang lebih bermutu dari siswa. 4. Penggunaan Alat Peraga/Media yang Efektif Untuk memahami metode pembelajaran perlu kita ketahui bahwa media pembelajaran merupakan alat perantara agar tidak terjadi salah persepsi sebagaimana dinyatakan oleh Darhim (1997) bahwa untuk menghindari atau mengurangi kemungkinan-kemungkinan terjadi salah komunikasi maka diperlukan alat bantu (sarana/media) yang dapat membantu proses komunikasi dalam pembelajaran. Manfaat media pembelajaran menurut pendapat Isti Hidayah dan Sugiarto (2002: 5), media pembelajaran pembalajaran memiliki nilai praktis: a. Mampu mengatasi keterbatasan perbedaan pengalaman pribadi. b. Mampu mengatasi keterbatasan ruang kelas. c. Mampu mengatasi keterbatasan ukuran benda. d. Mampu mengatasi keterbatasan kecepatan gerak benda. e. Mampu mempengaruhi motivasi belajar. f. Mampu mengatasi daya abstraksi siswa.

g. Memungkinkan pelajaran bervariasi. Di samping manfaat media atas, ada beberapa penelitian yang memperkuat penggunaan media pembelajaran sangat baik untuk menunjang pembelajaran, seperti pepatah lama yang mengatakan: Saya mendengar saya lupa, saya melihat saya ingat, dan saya mengerjakan saya mengerti. Ini sesuai yang dinyatakan oleh John dan Rising yang dikutip oleh Isti Hidayah dan Sugiarto (2002) bahwa presentasi yang diingat dari informasi yang diperoleh dengan kegiatan hanya mendengar adalah kurang lebih 0,2%; melihat dan mendengar kurang lebih 0,5%; mendengar sekaligus melakukan kurang lebih 0,75%. Ada juga penggunaan kartu untuk menghitung atau untuk peraga pecahan, prestasi siswa akan meningkat seperti dikatakan Eka Wibowo sebagaimana dikutip oleh Isti Hidayah dan Sugiarto (2002) bahwa perstasi berhitung siswa SD yang menggunakan kartu berhitung bergambar lebih baik dibanding dengan metode pembelajaran konvensional. Penggunaan alat peraga akan lebih memotivasi dan mendorong aktivitas dan pembelajaran yang dilakukan oleh murid dan guru, sebagimana disampaikan oleh Isti Hidayah (2001) bahwa pembelajaran matematika dengan pendayagunaan alat peraga mampu menciptakan kondisi kelas dengan kadar aktivitas siswa, motivasi siswa dan motivasi guru yang cukup tinggi. 5. Metode Demostrasi yang Efektif Ciri khas metode demonstrasi sebagaimana dikatakan Sumiarsih (2007) tampak adanya penonjolan permasalahan. Mengenai kemampuan, misalnyakemampuan guru dalam membuktikan teorema, menurunkan rumus atau memecahkan soal cerita. Dalam penggunaan alat (media) guru dapat melibatkan siswa, sehingga siswa dapat mengalami pengalaman belajar. Salah satu contoh adalah penggunaan sepasang segitiga siku-siku untuk menggambarkan dua garis sejajar, pembuktian teorema phytagoras dengan berbagai cara, volume bangun-bangun ruang dan sebagainya, akan lebih mudah dihafal siswa daripada hanya sekedar menghafal rumus saja. 6. Diskusi yang Efektif Mengacu seperti apa yang dikatakan Polya, sebagaimana dikutip Sumiarsih (2007) bahwa solusi pemecahan masalah memuat 4 (empat) langkah fase penyelesaian masalah, yaitu:

a. Memahami masalah b. Merencanakan penyelesaian c. Menyelesaikan masalah sesuai rencana d. Melakukan pengecekan kembali tergadap semua langkah yang telah dikerjakan. Dengan melihat pendapat tersebut di atas sebagai pedoman dalam mneidskusikan suatu permasalahan.

BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN A. Subjek Penelitian Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas VI SD Sumber Jaya 06 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi, yang beralamat di Villa Bekasi Indah 2 Tambun Selatan, yang terdiri dari 50 siswa (28 siswa laki laki dan 22 perempuan).............. B. Deskripsi Persiklus Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut: Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Matematika: No. 1. Siklus I SD/Kelas SD Negeri Sumber Jaya 06 Kelas VI 2. II SD Negeri Sumber Jaya 06 Kelas VI Setelah rencana perbaikan pembelajaran siklus I (RPP I) disetujui supervisor, penulis meminta Jaya 06. Untuk menyamakan persepsi guru peneliti dan pengamat, sebelum pelaksanaan perbaikan dimulai, guru dan peneliti membicarakan aspek-aspek perbaikan yang perlu diperhatikan. Dalam pelaksanaannya, rekan sejawat duduk di belakang dan mengamati seluruh jalannya perbaikan pembelajaran. Untuk mencatat informasi mengenai penampilan perbaikan ini, pengamat mengisi lembar observasi dan lembar penelitian (terlampir). Secara umum prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran berjalan tahap-tahap kegiatan awal (apersepsi), kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Secara khusus, kegiatan perbaikan pembelajaran dilakukan melalui serentetan aktivitas yang tercantum dalam izin kepala sekolah untuk melakukan perbaikan pembelajaran. Untuk mengumpulkan data, penulis meminta bantuan ......... (rekan sejawat) guru SDNegeri Sumber Kamis, 1 April 2010 07.00-08.10 Hari/Tanggal Kamis, 18 Maret 2010 Waktu 07.00-08.10

kegiatan inti RPP I dan RPP II (terlampir). Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I, penulis melakukan aktivitas-aktivitas sebagai berikut: 1. Secara klasikal guru dan siswa mengadakan tanya jawab tentang pengubahan satuan volume dengan media gambar satuan volume, siswa secara bergantian maju dan menuliskan jawaban di papan tulis sebanyak 3 siswa saja. Guru menjelaskan cara megubah satuan volume. Misal: 20 m3 = ... dm3 Jadi, 20 m3 = 20.000 dm3

2. Guru dan siswa mengadakan tanya jawab tentang cara mengubah satuan volume dari kubik ke liter dan sebaliknya dengan menuliskan: 1 dm3 = 1 liter Dengan contoh soal 10.000 cm3 = ... liter 3. Guru secara klasikal mengadakan tanya jawab tentang satuan waktu dengan contoh soal secara lisan. 1 jam = ... menit = ... detik atau sebaliknya, misal:

180 menit = ... jam 3000 detik = ... menit Guru membahas satuan debit, yaitu: 4. Guru membentuk kelompok diskusi yaitu masing-masing kelompok 5 orang siswa mengerjakan soal soal latihan dengan media lembar kerja siswa (LKS). I. Kerjakanlah soal-soal berikut ini!

a. b. c. d. e.

15 m3/detik = ... l/detik 240 cm3/detik = ... l/detik 6,21 m3/detik = l/detik 851 cm3/jam = l/menit 7,5 l/jam = ml/jam

II. Selesaikan soal-soal berikut! a. Pak Budi memiliki kolam ikan dengan panjang 4 m, lebar 3 m, dan kedalaman 0,5 m. kolam itu akan diisi air dengan menggunakan selang. Untuk mengisi kolam sampai penuh diperlukan waktu 1,5 jam. Berapa liter/detik air yang mengalir dari selang? b. Dedi akan mengisi akuarium di rumahnya dengan 50 liter air dari selang. Jika waktu yang dibutuhkan Dedi 20 menit, berapakan debit air yang mengalir dari selang tersebut? 5. Pembahasan hasil kerja kelompok, masing masing ketua kelompok

menyampaikan hasil diskusinya, dan kelompok lain diminta untuk menanggapi. Kemudian guru menuliskan hasil benar. Pada siklus II penulis menyusun aktivitas-aktivitas perbaikan pembelajaran sebagai perbaikan atau peningkatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I. aktivitas yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Secara klasikal guru dan siswa mengadakan Tanya jawab tentang pengubahan satuan volume dengan media gambar satuan volume. Siswa secara bergantian maju menuliskan jawaban di papan tulis. (3 siswa saja) Guru menjelaskan mengubah satuan volume. Misal: 20 m3 = dm3

Jadi, 20 dm3 = 20.000 dm3

2. Guru dan siswa mengadakan Tanya jawab tentang cara mengubah satuan volume dari kubik ke liter dan sebaliknya dengan menuliskan 1 dm3 = 1 liter Dengan contoh soal 10.000 cm3 = liter

3. Guru secara klasikal mengadakan tanya jawab tentang satuan waktu dengan contoh soal secara lisan. 2 jam = ... menit = ... detik atau sebaliknya, misal:

181 menit = ... jam 3000 detik = ... menit Guru membahas satuan debit, yaitu: 4. Guru membentuk kelompok diskusi yaitu masing-masing kelompok 5 orang siswa mengerjakan soal soal latihan dengan media lembar kerja siswa (LKS). I. Kerjakanlah soal-soal berikut ini! f. g. h. i. j. 15 m3/detik = ... l/detik 240 cm3/detik = ... l/detik 6,21 m3/detik = l/detik 851 cm3/jam = l/menit 7,5 l/jam = ml/jam

II. Selesaikan soal-soal berikut!

a. Pak Budi memiliki kolam ikan dengan panjang 4 m, lebar 3 m, dan kedalaman 0,5 m. kolam itu akan diisi air dengan menggunakan selang. Untuk mengisi kolam sampai penuh diperlukan waktu 1,5 jam. Berapa liter/detik air yang mengalir dari selang? b. Dedi akan mengisi akuarium di rumahnya dengan 50 liter air dari selang. Jika waktu yang dibutuhkan Dedi 20 menit, berapakan debit air yang mengalir dari selang tersebut? 5. Pembahasan hasil kerja kelompok, masing masing ketua kelompok

menyampaikan hasil diskusinya, dan kelompok lain diminta untuk menanggapi. Kemudian guru menuliskan hasil benar. Setelah perbaikan pembelajaran pada masing-masing siklus selesai, penulis dan pengamat melakukan dialog mengenai pelaksanaan perbaikan. Hasil dialog ini menjadi bahan refleksi bagi penulis. Penampilan aktivitas perbaikan yang telah baik dipertahankan dan yang belum baik ditingkatkan pada siklus berikutnya. Aspek aspek pengamatan pelaksanaan aktivitas perbaikan pembelajaran pada siklus I dan II dikategorikan dalam: 1. Pemanfaatan alat peraga. 2. Penjelasan dengan bahasa yang mudah dipahami dan rinci. 3. Pengaktifan siswa dengan tanya jawab. 4. Pengaktifan siswa dengan tugas. 5. Pengaktifan siswa dengan pekerjaan latihan. Pada siklus I, penampilan aktivitas yang telah baik 1. Pemanfaatan alat peraga, nilai 4. 2. Pengaktifan siswa dengan tugas, nilai 4. 3. Pengaktifan siswa dengan pekerjaan latihan, nilai 4. Sedangkan aktivitas perbaikan yang belum baik dan menjadi pusat perhatian pada siklus II adalah:

1. Penjelasan dengan bahasa yang mudah dipahami dan rinci, nilai 3. 2. Pengaktifan siswa dengan Tanya jawab, nilai 3. Pada akhir siklus II, ditemukan pelaksanaan aktivitas-aktivitas telah berjalan dengan baik, dengan nilai rata-rata 4,6 (dalam skala 1-5). Oleh karena itu perbaikan pembelajaran dianggap sudah selesai. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penulis telah melakukan perbaikan pembelajaran sebanyak dua siklus.. selanjutnya disampaikan hasil perbaikan pada masing masing siklus. Penyampaian hasil penelitian pada masing-masing siklus akan mencakup penelitian penampilan perbaikan pembelajaran dan hasil belajar siswa. Dikembangkan dari konsep pengukuran dalam asesmen kinerja (Zainul dan Mulyana, 2003) penilaian penampilan perbaikan pembelajaran menggunakan alat ukur rating scale dan pengukuran prestasi belajar siswa dengan tes formatif. A. Deskipsi per siklus Pada setiap siklus disajikan data observasi aktivitas-akivitas perbaikan pembelajaran yang dilakukan, hasil belajar siswa sesuai dengan tes formatif, deskripsi pelaksanaan tiaptiap aktivitas dan deskripsi hasil belajar siswa. Siklus I Secara umum dapat dikatakan bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran berjalan cukup baik, dengan nilai rata-rata 3,6 (dalam skala 1-5) dan prestsi belajar sedang, dengan nilai 6,2. a. Hasil Pengolahan Data Sesuai dengan tujuan perbaikan pembelajaran pada siklus I penulis melakukan perbaikan pembelajaran melalui aktivitas aktivitas sebagai berikut:

1. Secara klasikal guru dan siswa mengadakan Tanya jawab tentang pengubahan satuan volume dengan media gambar satuan volume. Siswa secara bergantian maju menuliskan jawaban di papan tulis. (3 siswa saja) Guru menjelaskan mengubah satuan volume. Misal: 20 m3 = dm3

Jadi, 20 dm3 = 20.000 dm3 2. Guru dan siswa mengadakan Tanya jawab tentang cara mengubah satuan volume dari kubik ke liter dan sebaliknya dengan menuliskan 1 dm3 = 1 liter Dengan contoh soal 10.000 cm3 = liter

3. Guru secara klasikal mengadakan tanya jawab tentang satuan waktu dengan contoh soal secara lisan. 3 jam = ... menit = ... detik atau sebaliknya, misal:

182 menit = ... jam 3000 detik = ... menit Guru membahas satuan debit, yaitu: 4. Guru membentuk kelompok diskusi yaitu masing-masing kelompok 5 orang siswa mengerjakan soal soal latihan dengan media lembar kerja siswa (LKS). I. Kerjakanlah soal-soal berikut ini! a. b. c. d. 15 m3/detik = ... l/detik 240 cm3/detik = ... l/detik 6,21 m3/detik = l/detik 851 cm3/jam = l/menit

e.

7,5 l/jam = ml/jam

II. Selesaikan soal-soal berikut! a. Pak Budi memiliki kolam ikan dengan panjang 4 m, lebar 3 m, dan

kedalaman 0,5 m. kolam itu akan diisi air dengan menggunakan selang. Untuk mengisi kolam sampai penuh diperlukan waktu 1,5 jam. Berapa liter/detik air yang mengalir dari selang? b. Dedi akan mengisi akuarium di rumahnya dengan 50 liter air dari

selang. Jika waktu yang dibutuhkan Dedi 20 menit, berapakan debit air yang mengalir dari selang tersebut? 5. Pembahasan hasil kerja kelompok, masing masing ketua kelompok menyampaikan hasil diskusinya, dan kelompok lain diminta untuk menanggapi. Kemudian guru menuliskan hasil benar (8 menit). Sedangkan untuk melihat hasil perbaikan pembelajaran pada akhir pembelajaran penulis melakukan tes formatif. Kualitas pelaksanaan perbaikan pembelajaran dan hasil belajar disajikan dalam table berikut ini. Kualitas pelaksanaan aktivitas perbaikan pembelajaran pada siklus I dicantumkan dalam table berikut: Tabel 1 Kualitas Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Matematika Siklus I Variabel (Aktivitas-aktivitas Perbaikan Pembelajaran) Pemanfaatan alat peraga Penjelasan dengan bahasa yang mudah dipahami dan rinci Pengaktifan siswa dengan tanya jawab Pengaktifan siswa dengan tugas Pengaktifan siswa dengan pengerjaan latihan Jumlah Nilai Rata-rata 1 2 Nilai 3 4 V V V V V 2 3,6 3 5

No. 1 2 3 4 5

Keterangan:

1. Kurang sekali 2. Kurang 3. Cukup 4. Baik 5. Baik sekali Hasil belajar siswa dalam perbaikan pembelajaran matematika di kelas VI SD Negeri Sumber Jaya 06 Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi siklus I dicantumkan dalam Tabel 2.

Tabel 2 Nilai Tes Formatif Perbaikan Pembelajaran Matematika Siklus I X 10 9 8 7 6 5 4 3 Jumlah Nilai Rata-rata Keterangan: X f fX = nilai = frekuensi = jumlah x nilai = f x X B. Deskripsi Temuan f 2 10 8 13 13 4 50 fX 18 80 56 78 65 46 313 6,2

Pelaksanaan tiap-tiap aktivitas perbaikan pembelajaran yang menjadi pusat perhatian dalam observasi dapat dideskripsikan sebagaimana di bawah ini: 1. Pemanfaatan alat peraga Guru dan siswa mendemostrasikan penggunaan alat peraga untuk satuan volume, siswa secara bergantian maju ke papan tulis dengan menunjuk pada alat peraga satuan volume. Guru menjelaskan dengan rinci, bila turun satu kali dikalikan 1.000 karena volume menggunamak tanda kubik (pangkat tiga). Misal 1 m3 = dm3 dari m3 ke dm3 turun satu kali maka 1 m3 = 1.000 dm3 bila naik satu kali maka dibagi 1.000. Misalnya 2.500cm3 = dm3 maka jawabannya 2,5 karena dibagi 1.000. Ada dua siswa laki-laki yang tidak bisa menjawab benar, dengan dibimbing guru siswa tersebut bisa menjawab dengan benar. 2. Penjelasan dengan bahasa yang mudah dipahami dan rinci Materi pembelajaran harus dijelaskn dengan bahasa yang mudah dipahami siswa dan terperinci dari hal yang mudah sampai ke hal yang sulit. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Tim Penatar 3 R Jawa Barat (2003) bahwa belajar berbahasa artinya usaha memiliki keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Oleh karena banyak menyimak, berbicara, membaca dan menulis tergolong sebagai keterampilan maka pemerolehannya tentu melalui proses. Orang dapat menyimak dengan baik bila orang tersebut melalui proses mendengar, mendengarkan, memahami dan menghubungkan hal yang didengar dengan pengalaman dan meresponnya. Disekolah, proses belajar berbahasa perlu dikondisikan menjadi proses awal, proses inti dan proses akhir.rposes awal adalah proses yang dilakukan unntuk mempersiapkan anak agar lebih mudah melakukan kegiatan. Proses inti adalah kegiatan menyimak, berbicara, membaca atau menulis. Sedangkan proses akhir adalah proses pemantapan hasil yang telah diperoleh pada proses inti. 3. Melatih siswa untuk berani bertanya Bicara merupakan sarana komunikasi antar manusia, dengan berbicara kita dapat melihat kemampuan peserta didik, kemampuan berbicara dapat dilatih melalui seringnya siswa bertanya pada guru. Dalam metode ini memberikan kesempatan untuk terlibat aktif dalam menjawab maupun bertanya kepada guru sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa untuk berani menunjukkan eksistensinya.sebagaimana dinyatakan oleh Sumiarsih (2007) bahwa keterampilan bertanya seorang guru sangat menentukan dalam memancing pendapat siswa. Oleh karena itu seorang guru perlu memperhatikan:

1. Menghargai jawaban, pertanyaan, keluhan atau tindakan siswa bagaimanapun jeleknya. 2. Menerima jawaban siswa lalu memeriksanya dengan mengajukan pertanyaan. 3. Merangsang siswa untuk aktif berpartisipasi dengan menjawab pertanyaan atau bertanya. 4. Memacu siswa melaksanakan tugas Aspek ini sangat efektif untuk memperdalam penanaman konsep. Dengan penyelesaian tugas dalam bentuk pengerjaan latihan secara individu maupun kelompok dapat meningkatkan rasa percaya diri pada siswa. Ini senada dengan pernyataan Winataputra, U.S. (2005) salah satu tugas guru ialah membangkitkan minat siswa menyelesaikan soal dengan penuh percaya diri. 5. Memotivasi siswa untuk mengerjakan soal Pengerjaan latihan yang dimaksud dalam oin ini adalah pengerjaan soal-soal, salah satunya dalam bentuk tes formatif. Tes formatif memiliki tujuan untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa pada materi yang disajukan, disamping sebagai tolok ukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan hakikat tes hasil belajar yang dikemukakan oleh Asmawi Zainul dan Agus Mulyana(2005) yaitu hakikat tes hasil belajar adalah suatu perangkat kegiatan atau alat yang dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang dibeberkan di muka, dapat disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran matematika dengan indicator mengenal satuan debit di kelas VI SD Negeri

Sumber Jaya 06 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi, berjalan dengan baik karenanya prestasi belajar siswa mengingkat, dengan rincian: 1. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran berjalan dengan cukup baik dengan nilai 3.6 (dalam skala 1-5) pada siklus I, meningkat menjadi baik dengan nilai 4.4 (dalam skala 1-5) pada siklus II. 2. Prestasi belajar siswa meningkat dari kurang (5.1) pada pra perbaikan menjadi sedang (6.2) pada siklus I, dan baik (8.0) pada siklus II. Prestasi belajar siswa meningkat melalui aktivitas aktivitas: 1.