Ptk for Novita

download Ptk for Novita

of 219

Transcript of Ptk for Novita

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    1/219

    PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

    PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VIIDI SMP NEGERI 4 MALANG

    SKRIPSI

    Oleh:

    Efi Nurdiana06130060

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMIJURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

    FAKULTAS TARBIYAHUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM

    MALANGJuli, 2010

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    2/219

    PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

    PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VIIDI SMP NEGERI 4 MALANG

    SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh

    Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (S.Pd)

    Diajukan oleh:Efi Nurdiana

    06130060

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMIJURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

    FAKULTAS TARBIYAHUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

    MAULANA MALIK IBRAHIM MALANGJuli, 2010

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    3/219

    LEMBAR PENGESAHANPENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

    DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATAPELAJARAN EKONOMI KELAS VII DI SMP NEGERI 4 MALANG

    SKRIPSIDipersiapkan dan disusun oleh

    Efi Nurdiana (06130060)telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal

    28 Juli 2010 dengan nilai B+dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan

    untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

    (S.Pd)pada tanggal: 28 Juli 2010Panitia Ujian Tanda Tangan

    Ketua SidangDr. Abdul Bashit, M. Si :NIP. 197610022003121 003

    Sekretaris Sidang dan PembimbingSamsul Susilawati, M.Pd :

    NIP.19760619200501 2 005

    Penguji UtamaDr. HM. Padil, M. Pdi :NIP. 196512051994031 003

    Mengesahkan,Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

    Dr. H. M. Zainuddin, MANIP. 196205071995031 001

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    4/219

    Samsul Susilawati, M.PdDosen Fakultas Tarbiyah

    Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

    NOTA DINAS PEMBIMBINGHal : Skripsi Efi Nurdiana Malang, 20 Juli 2010Lamp : 4(Empat) Eksemplar

    Kepada Yth.Dekan Fakultas Tarbiyah UIN MalangDi

    Malang

    Assalamualaikum Wr. Wb. Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa

    maupun tekhnik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut dibawah ini:

    Nama : Efi NurdianaNIM : 06130060Jurusan : Pendidikan IPSJudul : Penerapan Model Cooperative Learning dalam Meningkatkan

    Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas VII diSMP Negeri 4 Malang.

    Maka selaku pembimbing, Kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan.Demikian, mohon dimaklumi adanya.Wassalamualaikum Wr.Wb.

    Pembimbing,

    Samsul Susilawati, M. PdNIP : 19760619 200501 2 005

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    5/219

    LEMBAR PERSETUJUANSKRIPSI

    JUDUL :

    PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNINGDALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

    PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VIIDI SMP NEGERI 4 MALANG

    Oleh :

    Efi NurdianaNIM: 06130060

    Telah Disetujui Tanggal 20 Juli 2010

    Oleh Dosen Pembimbing :

    Samsul Susilawati, M. PdNIP : 19760619 200501 2 005

    Mengetahui :Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

    Drs. M. Yunus, M. SiNIP. 19620507 199503 1 002

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    6/219

    SURAT PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karyayang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruantinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapatyang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulisdiacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.

    Malang, 20 Juli 2010

    Efi Nurdiana

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    7/219

    Persembahan

    Dengan rahmat dan syukur kehadirat Illahi Rabbi serta hormat dan kasih sayang kupersembahkan karya kecil ini untuk,

    Ayahku tercinta dan ibundaku tersayang yang tak pernah lelah memberikan kasih sayangnya, doa, dan s elalu

    memberi semangat dalam menjalani hari-hariku menuju masa depan cerah.

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    8/219

    MOTTO

    Artinya: .da n tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

    kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalamberbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamukepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. (Q.S. Al- Maidah: 2)1

    1 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahnya ,(Surabaya: Al-Hidayah,2000), hlm:107

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    9/219

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrahim

    Alhamdulillaahi robbil alamiin, segenap puji syukur ke hadirat Allah SWT

    yang telah menganugerahkan nikmat dan kekuatan pada kami. Dan atas karunia

    dan petunjuk yang Engkau berikan kepada hamba-Mu ini kami dapat

    menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir dengan judul "Penerapan Model

    Cooperative Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada MataPelajaran Ekonomi Kelas VII di SMP Negeri 4 Malang".

    Shalawat serta salam semoga senantiasa tetap terlimpahcurahkan kepada

    teladan suci kita Rasulullah Muhammad SAW, pemimpin dan pembimbing abadi

    umat. Karena, melalui Beliaulah kita menemukan jalan yang terang benderang

    dalam mendaki puncak tertinggi iman, dari gunung tertinggi Islam.

    Penulisan skripsi ini kami buat dengan harapan memberikan suatu

    wawasan baru dalam dunia pendidikan kita dalam menghadapi tantangan zaman

    yang akan datang. Serta sebagai prasyarat untuk memperoleh gelar sarjana pada

    Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan IPS Universitas Islam Negeri (UIN)

    Maulana Malik Ibrahim Malang.

    Ucapan terima kasih juga tidak lepas dari pihak yang telah membantu

    terselesainya skripsi ini, maka dengan segala hormat kami haturkan kepada:

    1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang dengan ikhlas memberikan dorongan baik

    moril, materiil, dan spirituil.

    2. Bapak Prof. DR. H. Imam Suprayogo, selaku rektor UIN Maulana Malik

    Ibrahim Malang.

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    10/219

    3. Bapak Dr. H. M. Zainuddin, M.A, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN

    Maulana Malik Ibrahim Malang.

    4. Bapak Drs. M. Yunus, M.Si selaku Ketua Jurusan pendidikan IPS beserta

    segenap dosen Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang yang dengan ikhlas

    telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.

    5. Ibu Samsul Susilawati, M. Pd selaku Dosen Pembimbing yang dengan tulus

    ikhlas serta penuh kesabaran dalam membimbing dan mengarahkan dalam

    penyusunan skripsi.

    6. Kepala Sekolah, guru, dan segenap siswa kelas VII SMPN 4 Malang yang

    dengan ikhlas membantu penulis dalam penelitian skripsi ini.

    7. Kakakku Siti Eka Murniasih, yang senantiasa memberikan motivasi dalam

    menyelesaikan karya ini.

    8. Sayank_q dan Sahabat-sahabat terbaikku Putri, Ninis, Lia, Alfi serta kawan-

    kawan OPC yang selalu membantuku dan selalu mengisi hari-hariku dengan

    indah dan tak akan pernah terlupakan. I love u all

    9. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

    memberikan bantuan yang sangat bermanfaat bagi penulis demi terselesainya

    penyusunan skripsi ini. Thanks all Tiada ucapan yang dapat penulis haturkan kecuali jazaakumullah

    Ahsanal jazaa semoga semua amal baiknya diterima oleh Allah SWT. Untuk itu

    penulis mengharapkan masukan berupa saran dan kritik dari pembaca demi

    memperbaiki karya tulis yang sederhana ini.

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    11/219

    Akhirnya hanya kepada Allah SWT kami menyembah dan kepada-Nya

    kami memohon pertolongan, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

    Malang, 20 Juli 2010

    Penulis

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    12/219

    PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

    Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam skripsi ini menggunakan pedomantransliterasi berdasarkan keputusan bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikandan Kebudayaan RI no. 158 tahun 1987 dan no. 0543 b/U/1987 yang secara garis besardapat diuraikan sebagai berikut:

    A. Huruf

    a = = z q =

    b = = s k =

    t = = sy l =

    ts = = sh m =

    j = = dl n =

    h = = th = w

    kh = = zh ? = h

    d = = =

    dz = = gh y =

    r = = f

    B. Vokal Panjang

    Vokal (a) panjang =

    Vokal (i) panjang =

    Vokal (u) panjang =

    C. Vokal Diftong aw =

    = ay

    =

    =

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    13/219

    DAFTAR TABEL

    No. Tabel Halaman

    4.1 Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah SMPN 4 Malang ..................... 914.2 Kualifikasi pendidikan, status, jenis kelamin, dan jumlah guru ................ 914.3 Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang

    pendidikan .............................................................................................. 924.4 Tenaga kependidikan SMPN 4 Malang.................................................... 934.5 Keadaan peserta didik SMPN 4 Malang ................................................. 94

    4.6 Keragaman agama peserta didik .............................................................. 944.7 Data kelas VII B ...................................................................................... 96

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    14/219

    DAFTAR GAMBAR

    No. Gambar Halaman

    3.1 Tahapan dalam Siklus Penelitian Tindakan Kelas .................................... 814.1 Struktur Organisasi SMPN 4 Malang ...................................................... 91

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    15/219

    DAFTAR LAMPIRAN

    No. Lampiran Halaman

    I Silabus .................................................................................................... 133II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................................ 143III Daftar Siswa Kelas VII B ........................................................................ 178IV Daftar Nilai Siswa ................................................................................... 179V Pedoman Wawancara .............................................................................. 181VI Hasil Wawancara .................................................................................... 184VII Instrumen Dokumentasi .......................................................................... 188VIII Foto Penelitian ........................................................................................ 189IX Soal Pre Test ........................................................................................... 192X Soal Siklus I ............................................................................................ 195XI Soal Siklus II ........................................................................................... 198XII Bukti Konsultasi ..................................................................................... 201XIII Surat Permohonan Penelitian dari Fakultas untuk DIKNAS..................... 202XIV Surat Rekomendasi Penelitian dari DIKNAS ........................................... 203XV Surat Permohonan Penelitian untuk SMPN 4 Malang .............................. 204XVI Surat Keterangan dari SMPN 4 Malang ................................................... 205

    XVII Biodata Mahasiswa .................................................................................

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    16/219

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ....................................................................................... iLEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iiNOTA DINAS PEMBIMBING ...................................................................... iiiLEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. ivPERNYATAAN .............................................................................................. vPERSEMBAHAN ............................................................................................ viMOTTO........................................................................................................... viiKATA PENGANTAR ..................................................................................... viiiTRANSLITERASI........................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiiDAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiiiDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xivDAFTAR ISI ................................................................................................... xvABSTRAK..xviii BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

    B. Rumusan Masalah ....................................................................... 8

    C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8

    D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 9

    E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ............................... 10

    F. Definisi Operasional .................................................................... 11

    G. Sistematika Pembahasan .............................................................. 12

    BAB II KAJIAN PUSTAKAA. Cooperative Learning .................................................................. 14

    1. Pengertian Cooperative Learning ........................................... 14

    2. Tujuan Cooperative Learning ................................................ 193. Teori yang Melandasi Cooperative Learning ......................... 23

    4. Peranan Guru dalam Cooperative Learning ........................... 26

    5. Teknik-teknik Pembelajaran Cooperative Learning ................ 29

    6. Unsur-unsur Cooperative Learning ........................................ 37

    7. Keunggulan dan Kelemahan Cooperative Learning ............... 45

    8. Pembelajaran kooperatif dalam perspektif islam..................... 49

    B.

    Mata Pelajaran Ekononi ............................................................... 51

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    17/219

    1. Pengertian Ekonomi ............................................................... 51

    2. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Ekonomi .......................... 54

    3. Srandar Kompetensi Ekonomi ............................................... 55

    C. Hasil Belajar ................................................................................ 57

    D. Penelitian Terdahulu .................................................................... 66

    BAB III METODOLOGI PENELITIANA. Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................... 68

    B. Kehadiran Peneliti ....................................................................... 70

    C. Lokasi Penelitian ......................................................................... 72

    D. Sumber Data ................................................................................ 72

    E. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................ 73

    F. Analisis Data ............................................................................... 75

    G. Pengecekan Keabsahan Temuan .................................................. 77

    H. Tahap-tahap Penelitian ................................................................ 78

    BAB IV HASIL PENELITIANA. Latar Belakang Objek Penelitian .................................................. 82

    1. Sejarah Singkat SMP Negeri 4 Malang .................................. 822. Motto, Visi, Misi SMP Negeri 4 Malang ................................ 83

    3. Tujuan dan Target SMP Negeri 4 Malang .............................. 85

    4. Profil SMP Negeri 4 Malang .................................................. 89

    5. Struktur Organisasi SMP Negeri 4 Malang............................. 90

    6. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMP Negeri

    4 Malang ................................................................................ 91

    7. Keadaan Peserta Didik SMP Negeri 4 Malang ....................... 94

    8. Sarana dan Prasarana SMP Negeri 4 Malang ......................... 94

    B. Paparan Data Sebelum Melakukan Tindakan .............................. 95

    C. Siklus Penelitian .......................................................................... 102

    1. Siklus I .................................................................................. 102

    a. Rencana Tindakan Siklus I ............................................... 102

    b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ......................................... 103

    c. Pengamatan Siklus I ......................................................... 107

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    18/219

    d. Analisis dan Refleksi Siklus I ........................................... 108

    2. Siklus II ................................................................................. 109

    a. Rencana Tindakan Siklus II .............................................. 110

    b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ........................................ 111

    c. Pengamatan Siklus II........................................................ 117

    d. Analisis Siklus II ............................................................. 118

    BAB V PEMBAHASANA. Perencanaan Penerapan Model Cooperative Learning dalam

    Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

    Ekonomi Kelas VII B .................................................................... 121

    B. Pelaksanaan Model Cooperative Learning dalam Meningkatkan

    Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi VII B............... 123

    C. Hasil Penilaian Model Cooperative Learning dalam

    Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

    Ekonomi VII B .............................................................................. 126

    BAB VI PENUTUP

    A. Kesimpulan ................................................................................... 128B. Saran ............................................................................................. 129

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    19/219

    ABSTRAKNurdiana, Efi. 2010. Penerapan Model Cooperative Learning dalam

    Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas VII diSMP Negeri 4 Malang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik IbrahimMalang. Samsul Susilawati, M.Pd.

    Pendidikan adalah sangat penting dalam kehidupan bangsa dan negara,karena maju mundurnya suatu bangsa dan negara di tentukan oleh pendidikan.Perwujudan masyarakat yang berkualitas diperlukan pendidikan yang berkualitas.Dalam keberhasilan pendidikan banyak dipengaruhi oleh keberhasilan kegiatanbelajar mengajar. Salah satu faktor yang sangat mendukung keberhasilan gurudalam melaksanakan proses pembelajaran adalah kemampuan guru dalam

    menguasai dan menerapkan metode pembelajaran. Oleh karena itu, dalam prosesbelajar mengajar perlu diimbangi dengan pendekatan yang berbasis kerja sama,Cooperative learning merupakan salah satu model pembelajaran yangmenekankan aktivitas kolaboratif siswa dalam belajar yang berbentuk kelompok kecil, mempelajari materi pelajaran dan memecahkan masalah secara kolektif.

    Tujuan utama dalam penerapan cooperative learning adalah agar pesertadidik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan carasaling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasanya dengan menyampaikan pendapat mereka secaraberkelompok. Dengan cooperative learning ini diharapkan hasil belajar siswadapat meningkat. Terutama pada mata pelajaran ekonomi. Hasil belajar adalahpola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian sikap-sikap apresiasi danketerampialan. Untuk itu mata pelajaran ekonomi ini memiliki tujuan yaitu untuk membekali peserta didik dengan sejumlah konsep ekonomi dalam mengetahuimasalah yang berkaitan dengan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari, terutamayang terjadi dilingkungan rumah tangga (keluarga) dan masyarakat.

    Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalahyang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalammendeteksi dan memecahkan masalah. Pendekatan penelitian yang digunakandalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang bersifat naturalistik.Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaansaat ini, dengan mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai hasil penelitianyang dilakukan.

    Berdasarkan hasil catatan peneliti selama penerapan model cooperativelearning pada siklus II menjadi lebih baik dari siklus I. Hasil penelitianmenunjukan bahwa pelaksanaan siklus II ini hasil belajar siswa telah mengalamipeningkatan, hal ini dapat dilihat dari persentase ketercapaian hasil belajar padasiklus I hanya 12,8 % sedangkan pada siklus II mencapai 34,5%. Selain itu,penerapan model cooperative learning ini juga dapat mempererat hubungan kerjasama antar siswa.

    Kata Kunci : Cooperative Learning ,.Hasil Belajar, Ekonomi

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    20/219

    ABSTRACT

    Nurdiana, Efi. 2010. Implementation of Cooperative Learning Model inImproving Student Learning Outcomes in Subjects Economy Class VII in SMPNegeri 4 Malang. Thesis, Department of Social Sciences Education, Faculty of MT, the State Islamic University (UIN) Malang Maulana Malik Ibrahim. SamsulSusilawati, M.Pd.

    Education is very important in the life of the nation and state, because thedecline in the nation and developed countries is determined by education.Embodiment of a quality community needed a quality education. In the

    educational success is strongly influenced by the success of teaching and learningactivities. One factor that strongly supports the success of teachers inimplementing the learning process is the ability of teachers to master and applythe learning method. Therefore, in the teaching and learning needs to be balancedwith cooperation-based approach, cooperative learning is one model thatemphasizes the collaborative activities of students in small groups, learning thesubject matter and solve problems collectively.

    The main objective in the implementation of cooperative learning is thatlearners can learn in groups with their friends by way of opinion and respect eachother provide the opportunity for others to express their opinions by sending ideain the group. With cooperative learning expected student learning outcomes can

    be improved. Mainly on economic subjects. Learning outcome is a pattern of behavior, values, understanding and appreciation skill attitude. For that economicsubjects which have the purpose is to equip learners with a number of economicconcepts to identify problems relating to economics in everyday life, especiallythose that occur in the household (family) and society.

    This research is a class action (Class Action Research). classroom actionresearch is one of problem-solving strategies that utilize real action and its abilityto detect and solve problems. The research approach used in this study is aqualitative naturalistic approach. This study aimed to obtain information about thecurrent situation, by describing the information because based on the results of research undertaken.

    Based on the results of research notes for the implementation of cooperative learning model on the second cycle of the cycle better than I. Theresults showed that the implementation of this second cycle student learningoutcomes have improved, this can be seen from the percentage of success forlearning outcomes in the first cycle, while only 12.8% in cycle II reached 34.5%.In addition, the implementation of cooperative learning model can also strengthenthe cooperative relationship among its students.Key words : Cooperative Learning Outcomes of Economic

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    21/219

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pendidikan adalah sangat penting dalam kehidupan bangsa dan negara,

    karena maju mundurnya suatu bangsa dan negara di tentukan oleh pendidikan.

    Pendidikan merupakan usaha sadar yang terencana, terprogram dan

    berkesinambungan membantu peserta didik mengembangkan kemampuannya

    secara optimal, baik aspek kognitif, aspek afektif maupun aspek

    psikomotorik. 2

    Perwujudan masyarakat yang berkualitas diperlukan pendidikan yang

    berkualitas. Dengan adanya kualitas pendidikan, diharapkan peserta didik

    menjadi subyek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang

    kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing.

    Dalam keberhasilan pendidikan banyak dipengaruhi oleh keberhasilan

    kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan

    yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Hal ini mengandung

    arti bahwa berhasil tidaknya pencapaiaan tujuan pendidikan banyak

    bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami siswa.

    Perkembangan model pembelajaran dari waktu ke waktu terus

    mengalami perubahan. Model-model pembelajaran tradisional kini mulai

    ditinggalkan berganti dengan model yang lebih modern. Sejalan dengan

    2

    Darwanto, Televisi sebagai Media Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007)hlm.89

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    22/219

    pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran, salah satu model

    pembelajaran yang kini banyak mendapat respon adalah model pembelajaran

    kooperatif atau cooperative learning.

    Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat

    untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk

    membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran

    adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakuan

    peserta didik. 3

    Salah satu faktor yang sangat mendukung keberhasilan guru dalam

    melaksanakan proses pembelajaran adalah kemampuan guru dalam menguasai

    dan menerapkan model pembelajaran. Oleh karena itu, dalam proses belajar

    mengajar perlu diimbangi dengan pendekatan yang berbasis kerja sama,

    kebersamaan dan pembelajaran secara kooperatif agar peserta didik mampu

    menghadapi masa depan yang lebih baik.

    Pada model cooperative learning siswa diberi kesempatan untuk

    berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai

    tujuan pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai motivator dan

    fasilitator aktifitas siswa. Artinya dalam pembelajaran ini kegiatan aktif

    dengan pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa dan mereka bertanggung

    jawab atas hasil pembelajarannya.

    Secara sederhana kata cooperative berarti mengerjakan sesuatu

    secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu

    3 Isjoni, Cooperative Learning (Bandung: Alfabeta, 2009) hlm.11

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    23/219

    tim. Jadi, cooperative leraning dapat diartikan belajar bersama-sama, saling

    membantu antara satu dengan yang lain dalam belajar dan memastikan bahwa

    setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah

    ditentukan sebelumnya. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa cooperative

    learning menyangkut teknik pengelompokan yang di dalamnya siswa bekerja

    terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya

    terdiri dari 4-6 orang. 4

    Cooperative learning merupakan salah satu model pembelajaran yang

    menekankan aktivitas kolaboratif siswa dalam belajar yang berbentuk

    kelompok kecil, mempelajari materi pelajaran dan memecahkan masalah

    secara kolektif. Model pembelajaran ini menganut prinsip saling

    ketergantungan, tanggung jawab perseorangan, interaksi tatap muka,

    komunikasi antar anggota dan evaluasi proses secara kelompok. 5

    Tujuan utama dalam penerapan cooperative learning adalah agar

    peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya

    dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada

    orang lain untuk mengemukakan gagasanya dengan menyampaikan pendapat

    mereka secara berkelompok.6

    Dalam pembelajaran cooperative learning , setiap siswa dituntut untuk

    bekerja dalam kelompok melalui rancangan-rancangan tertentu yang sudah di

    4 Ibid., hlm.6

    5Anita Lie, Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-RuangKelas (Jakarta: PT Grasindo, 2002), hlm.31

    6 Isjoni, op.cit., hlm.6

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    24/219

    persiapkan oleh guru sehingga seluruh siswa harus bekerja aktif. Dengan

    model ini, proses pembelajaran Ekonomi diharapakan mampu menghasilkan

    prestasi akademik yang lebih baik dan menimbulkan kemampuan yang lebih

    baik untuk menjalin hubungan sosial, meningkatkan rasa percaya diri dan

    kemampuan mengembangkan rasa saling mempercayai diantara teman, serta

    mengembangkan nilai-nilai agama.

    Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah salah satu

    bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Cooperative

    learning merupakan srtategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota

    kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan

    tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama

    dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam cooperative

    learning , belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam

    kelompok belum menguasai bahan pelajaran. 7

    Proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan aktivitas

    dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman

    belajar. Namun dalam hal pelaksanaanya yang dilaksanakan justru

    menghambat aktivitas dan kreativitas peserta didik.

    Untuk menciptakan siswa yang berkualitas dan mampu menghadapi

    perkembangan zaman maka kebutuhan pembaharuan dalam metode

    merupakan suatu keharusan. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari proses

    dan segi hasil. Dari segi proses pembelajaran dikatakan berhasil dan

    7 Ibid, hlm.11-12

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    25/219

    berkualitas apabila seluruh atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta

    didik secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran

    di samping menunjukkan kegairahan belajaran yang tinggi, semangat belajar

    yang besar dan rasa percaya pada diri sendiri. 8

    Cooperative learning menyediakan banyak contoh yang perlu

    dilakukan pada siswa. Pertama, siswa terlibat dalam tingkah laku

    mendefinisikan, menyaring, dan memperkuat sikap-sikap, kemampuan, dan

    tingkah laku-tingkah laku partisipasi sosial. Kedua, memperlakukan orang lain

    dengan penuh pertimbangan kemanusiaan, dan memberikan semangat

    penggunaan pemikiran rasional ketika mereka bekerja sama untuk mencapai

    tujuan bersama. Ketiga, berpartisipasi dalam tindakan-tindakan kompromi,

    negosiasi, kerja sama, dan penataan mayoritas ketika bekerja sama untuk

    menyelesaikan tugas-tugas mereka, dan membantu meyakinkan bahwa setiap

    anggota kelompoknya belajar. Ketika mereka berusaha mempelajari isi dan

    kemampuan yang di harapkan, menangani berbagai problem dan membuat

    pilihan-pilihan yang merefleksikan situasi-situasi pribadi dan sosial yang

    mungkin mereka temukan dalam perkembangan dunia ini. 9

    Berdasarkan pendapat-pendapat di atas belajar dengan model

    kooperatif dapat diterapkan untuk memotivasi siswa berani mengemukakan

    pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan saling memberikan pendapat

    (sharing ideas ). Selain itu dalam belajar biasanya siswa dihadapkan pada

    8Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM , (Semarang:RaSAILMedia Group, 2008), hlm:30

    9Isjoni, op.cit., hlm.6-7

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    26/219

    latihan soal-soal atau pemecahan masalah. Oleh sebab itu, cooperative

    learning sangat baik untuk dilaksanakan karena siswa dapat bekerja sama dan

    saling tolong-menolong mengatasi tugas yang dihadapinya.

    Beberapa ahli menyatakan bahwa model ini tidak hanya unggul dalam

    membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna

    untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja sama, dan membantu

    teman. Dalam cooperative learning, siswa terlibat aktif pada proses

    pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi

    dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk

    meningkatkan prestasi belajarnya. 10

    Suatu metode bisa dikatakan efektif jika prestasi belajar yang

    diinginkan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat guna.

    Maksudnya dengan memakai metode tertentu tetapi dapat menghasilkan

    prestasi belajar yang lebih baik. Hasil pembelajaran yang baik haruslah

    bersifat menyeluruh, artinya bukan hanya sekedar penguasaan pengetahuan

    semata-mata, tetapi juga tampak dalam perubahan sikap dan tingkah laku

    secara terpadu. Perubahan ini sudah barang tentu harus dapat dilihat dan

    diamati, bersifat khusus dan opearsional, dalam arti mudah diukur.11

    Kondisi proses pembelajaran khususnya pada siswa kelas VII B SMP

    Negeri 4 Malang masih diwarnai oleh penekanan pada aspek pengetahuan.

    Proses pembelajaran ekonomi pada siswa kelas VII B kurang merangsang

    10 Ibid., hlm.13

    11

    Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM , (Semarang:RaSAILMedia Group, 2008), hlm:31

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    27/219

    siswa untuk terlibat secara aktif sehingga siswa kurang mandiri, bahkan

    cenderung pasif, main sendiri dan berbicara dengan temannya selama proses

    pembelajaran.

    Dengan adanya model cooperative learning diharapkan dapat

    meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi di SMP.

    Kehadiran model ini dapat menjadikan kegiatan belajar mengajar Ekonomi

    lebih menyenangkan karena model pembelajaran yang menekankan aktivitas

    kolaboratif siswa dalam belajar yang berbentuk kelompok kecil, mempelajari

    materi pelajaran dan memecahkan masalah secara kolektif. Model

    pembelajaran ini menganut prinsip saling ketergantungan, tanggung jawab

    perseoarangan, interaksi tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi

    proses secara kelompok.

    Sebagian besar model dan suasana pembelajaran disekolah-sekolah

    yang diterapkan oleh guru tampaknya lebih banyak menghambat dari pada

    memotivasi potensi siswa. Misalnya siswa hanya disiapkan sebagai seorang

    anak yang mau mendengarkan, menerima seluruh informasi, dan mentaati

    segala bentuk perlakuan gurunya saja tanpa adanya usaha untuk mengarahkan

    para siswa aktif dan mandiri.

    Melalui cooperative learning , guru menciptakan suasana yang

    mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan saling

    membutuhkan ini dapat menimbulkan adanya saling ketergantungan positif

    yang menuntut adanya interaksi yang memungkinkan sesama siswa saling

    memberikan motivasi untuk meraih hasil prestasi yang optimal.

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    28/219

    Apabila model cooperative learning tersebut di terapkan di SMP tentu

    akan memberi variasi model pembelajaran yang tidak bersifat monoton. Untuk

    itu, peneliti mengambil judul Penerapan Model Cooperative Learning dalam

    Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas VII

    di SMP Negeri 4 Malang .

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan

    rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

    1. Bagaimanakah proses perencanaan model cooperative learning dalam

    meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas VII

    di SMP Negeri 4 Malang?

    2. Bagaimanakah proses pelaksanaan model cooperative learning dalam

    meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas VII

    di SMP Negeri 4 Malang?

    3. Bagaimanakah proses dan hasil penilaian model cooperative learning

    dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi

    kelas VII di SMP Negeri 4 Malang?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas,

    maka tujuan umum penelitian ini adalah sebagai berikut:

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    29/219

    1. Mendeskripsikan proses perencanaan model cooperative learning dalam

    meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas VII

    di SMP Negeri 4 Malang.

    2. Mendeskripsikan proses pelaksanaan model cooperative learning dalam

    meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas VII

    di SMP Negeri 4 Malang.

    3. Mendeskripsikan proses dan hasil penilaian model cooperative learning

    dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi

    kelas VII di SMP Negeri 4 Malang.

    D. Manfaat Penelitian

    Secara teoritis penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan khasanah

    ilmu pengetahuan tentang model pembelajaran kooperatif.

    Secara praktis penelitian ini berguna bagi:

    1. Guru mata pelajaran

    Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan acuan dalam

    memilih, menggunakan model pembelajaran sehingga membuat siswa

    mudah dan cepat memahami pelajaran Ekonomi.

    2. Siswa

    Sebagai inovasi baru untuk mengatasi kejenuhan dalam proses belajar

    mengajar dan dapat membantu siswa yang bermasalah atau mengalami

    kesulitan belajar. Dengan adanya tindakan yang baru dari guru akan

    memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar,

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    30/219

    mengembangkan daya nalar serta mampu untuk berfikir yang lebih kreatif,

    sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.

    3. Lembaga pendidikan

    Sebagai kontribusi pemikiran dan konsep tentang upaya peningkatan

    kualitas hasil belajar siswa. Serta memberikan masukan dan pertimbangan

    serta pijakan untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahan dalam proses

    belajar mengajar.

    4. Peneliti

    Sebagai latihan dalam mengkaji model yang digunakan dalam

    pembelajaran dan hasil penelitiannya juga dapat di jadikan acuan sebagai

    upaya peningkatan pengetahuan.

    E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

    Pembahasan penelitian ini tidak terlepas dari ruang lingkup

    pembahasan. Hal ini untuk menghindari kekaburan dan kesimpangsiuran

    dalam pembahasan. Sehingga dapat mengarah kepada pokok bahasan yang

    ingin dicapai.

    Adapun ruang lingkup penelitian ini meliputi siswa, yang di maksud

    siswa disini adalah khusus siswa kelas VII B di SMP Negeri 4 Malang.

    Karena dalam kelas VII B siswanya sangat heterogen dan semangat serta

    antusias belajar mata pelajaran Ekonomi siswa masih kurang.

    Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah

    model cooperative learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    31/219

    mata pelajaran Ekonomi kelas VII B di SMP Negeri 4 Malang. Untuk itu,

    dalam penelitian tindakan kelas ini hanya akan meneliti atau menerapkan

    model pembelajaran secara kooperatif .

    F. Definisi Operasional

    1. Cooperative learning adalah berasal dari kata cooperative yang artinya

    mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu

    sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Pembelajaran ini

    berhubungan dengan tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati

    sesama. Peserta didik bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan

    berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

    yang di hadapkan pada mereka.

    2. Hasil belajar adalah adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-

    pengertian sikap-sikap apresiasi dan keterampialan. Hasil belajar

    mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Yang harus di

    ingat, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan

    hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil

    pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana

    tersebut diatas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan

    komprehensif. 12

    12 Agus suprijono, op. cit ., hlm.5-7

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    32/219

    3. Istilah ekonomi berasal dari bahasa latin oikonomia yang terdiri kata oikos

    dan nomos artinya mengatur rumah tangga. Apabila kita menyusun suatu

    batasan maka dapat didefinisikan ilmu ekonomi dengan rumusan berikut:

    a. Ilmu Ekonomi adalah ilmu sosial yang mempelajari bagaimana cara

    manusia berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan dengan sebaik-

    baiknya dalam upaya mencapai kemakmuran.

    b. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari persoalan pemilihan

    kemungkinan penggunaan sumberdaya yang terbatas agar dapat

    memenuhi berbagai kebutuhan hidup yang tidak terbatas. 13

    G. Sistematika Pembahasan

    Bab I Pendahuluan

    Pada bab pendahuluan ini akan memaparkan tentang latar belakang

    masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang

    lingkup dan keterbatasan penelitian, definisi operasional dan sistematika

    pembahasan.

    Bab II Kajian Pustaka

    Dalam bab ini menguraikan tentang kajian pustaka yang berisi tentang

    teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan penelitian yaitu tinjauan

    mengenai cooperative learning . Hal ini dimaksudkan untuk memberikan

    penjelasan secara teoritik terhadap permasalahan yang disajikan.

    13

    Maksum Habibi, dkk, Ekonomi SMP Kelas 1 , (Jakarta: PT.Piranti Darma Kalokatama), hlm. 18

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    33/219

    Bab III Metode Penelitian

    Pada bab ini penulis memaparkan tentang bagaimana penelitian

    dilakukan yang meliputi, pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti,

    lokasi penelitian, sumber dan jenis data, prosedur pengumpulan data, analisis

    data, dan pengecekan keabsahan temuan dan tahap penelitian.

    Bab IV Hasil Penelitian

    Bab ini memuat uraian tentang data dan temuan yang diperoleh dari

    gambaran obyek penelitian mengenai latar belakang SMP Negeri 4 Malang

    yang meliputi sejarah SMP Negeri 4 Malang, visi misi dan tujuan

    sekolah,struktur organisasi, data guru dan siswa, sarana dan prasarana serta

    memaparkan data hasil penelitian yang berisi tentang deskripsi siswa kelas

    VII B, observasi awal, perencanaan tindakan, pre tes, siklus penelitian

    Bab V Pembahasan Hasil Penelitian

    Pada bab ini di paparkan pembahasan terhadap temuan-temuan

    penelitian yang diperoleh dari penerapan model cooperative learning dalam

    meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas VII di

    SMP Negeri 4 Malang.

    Bab VI Penutup

    Bab ini menguraikan tentang kesimpulan terhadap pembahasan data

    yang telah di analisis dan saran sebagai bahan pertimbangan.

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    34/219

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Cooperative Learning

    1. Pengertian Cooperative Learning

    Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya

    mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu

    sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Dari uraian tersebut

    dapat di kemukakan bahwa cooperative learning adalah suatu model

    pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-

    kelompok kecil yang berjumlah 4-5 orang secara kolaboratif sehingga

    dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. 14

    Pembelajaran kolaboratif didefinisikan sebagai falsafah mengenai

    tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Peserta didik

    bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan

    informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan pada

    mereka. Guru bertindak sebagai fasilitator, memberikan dukungan tetapi

    tidak mengarahkan kelompok ke arah hasil yang sudah disiapkan

    sebelumnya. Bentuk-bentuk assesment oleh sesama peserta didik

    digunakan untuk melihat hasil prosesnya. 15 Istilah cooperative learning

    dalam pengertian bahasa Indonesia dikenal dengan nama pembelajaran

    14 Isjoni, op.cit. , hlm. 15

    15 Agus Suprijono, op.cit., hlm. 54

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    35/219

    koopeartif. Beberapa ahli mencoba mengungkapkan pengertian istilah

    cooperative learning , diantaranya sebagai berikut:16

    a. Johnson & Johnson (1994) cooperative learning adalah

    mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil

    agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang

    mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok

    tersebut.

    b. Nasution (1989) mengemukakan belajar kelompok itu efektif bila

    setiap individu merasa bertanggung jawab terhadap kelompok, anak

    turut berpartisipasi dan bekerja sama dengan individu lain secara

    efektif, menimbulkan perubahan yang konstruktif pada kelakuan

    seseorang dan setiap anggota aman dan puas di dalam kelas.

    c. Slavin (1995) menyebutkan cooperative learning merupakan model

    pembelajaran yang telah dikenal sejak lama, di mana pada saat itu guru

    mendorong para siswa untuk melakukan kerja sama dalam kegiatan-

    kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya.

    Dalam melakukan proses belajar-mengajar guru tidak lagi

    mendominasi seperti lazimnya pada saat ini, sehingga siswa dituntut

    untuk berbagi informasi dengan siswa yang lainnya dan saling belajar

    mengajar sesama mereka.

    Pembelajaran kooperatif mengupayakan seorang peserta didik

    mampu mengajarkan kepada peserta lain. Mengajar teman sebaya

    16 Isjoni, op.cit., hlm. 17

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    36/219

    memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu

    dengan baik pada waktu yang bersamaan, ia menjadi nara sumber bagi

    teman yang lain. Pengorganisasian pembelajaran dicirikan dengan siswa

    yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong untuk

    bekerja sama pada suatu tugas bersama, dan mereka harus

    mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya. Mereka akan

    berbagi penghargaan bila mereka berhasil sebagai kelompok.

    Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi

    semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih di pimpin

    oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif

    dianggap lebih di arahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan

    pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi

    yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah

    yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada

    akhir tugas. 17

    Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat

    ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar pada

    siswa, terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru

    dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang

    lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada orang lain. Model

    pembelajaran ini dapat diterapkan dalam berbagai mata pelajaran dan

    17 Agus Suprijono, op.cit., hlm. 54

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    37/219

    berbagai usia. Selain itu juga ada istilah untuk menggambarkan tentang

    cooperative learning :

    Watchword of the American Revolution dalam Johnson & Johnson(1994) mengemukakan istilah Together we stand, divided we fall atau bersama kita bisa, berpisah kita jatuh, untuk menggambarkan tentang cooperative learning. Denganmempraktekkan cooperative learning di ruang-ruang kelas, suatuhal kelak kita akan menuai buah persahabatan dan perdamaian,karena cooperative learning memandang siswa sebagai makhluk sosial ( homo homini socius ), bukan homo homini lupus (manusiaadalah srigala bagi sesamanya). Dengan kata lain, cooperativelearning adalah cara belajar mengajar berbasiskan peace education(metode belajar mengajar masa depan) yang pasti mendapatperhatian. 18

    Pembelajaran kooperatif berbeda dengan metode diskusi yang

    biasanya dilaksanakan di kelas, karena pembelajaran kooperatif

    menekankan pembelajaran dalam kelompok kecil dimana siswa belajar

    dan bekerjasama untuk mencapai tujuan yang optimal. Pembelajaran

    kooperatif meletakkan tanggung jawab individu sekaligus kelompok,

    sehingga diri siswa tumbuh dan berkembang sikap dan perilaku saling

    ketergantungan secara positif. Kondisi ini dapat mendorong siswa untuk

    belajar, bekerja dan bertanggung jawab secara sungguh-sungguh untuk

    mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

    Dalam cooperative learning tidak hanya mempelajari materi saja,

    tetapi siswa atau peserta didik juga harus mempelajari keterampilan-

    keterampilan khusus yang di sebut keterampilan kooperatif. Keterampilan

    koopeartif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dapat

    dibangun dengan membangun tugas anggota kelompok selama kegiatan.

    18 Isjoni, op.cit., hlm. 18-19

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    38/219

    Cooperative learning ini bukan bermaksud untuk menggantikan

    pendekatan kompetitif (persaingan). Nuansa kompetitif dalam kelas akan

    sangat baik bila diterapkan secara sehat. Pendekatan kooperatif ini adalah

    sebagai alternatif pilihan dalam mengisi kelemahan kompetisi, yakni

    hanya sebagian siswa saja yang akan bertambah pintar, sementara yang

    lainnya semakin tenggelam dalam ketidaktahuannya.tidak sedikit siswa

    yang kurang pengetahuannya merasa malu bila kekurangannya di-expose.

    Sikap mental seperti inilah yang dirasa perlu untuk mengalami

    improvement (perbaikan). 19

    Kelompok bukanlah semata-mata sekumpulan orang. Kumpulan

    disebut kelompok apabila ada interaksi, mempunyai tujuan, berstruktur,

    groupness. Struktur kelompok menunjukan bahwa dalam kelompok ada

    peran. Peran dari tiap-tiap anggota kelompok, berkaitan dengan posisi

    individu dalam kelompok. Peran masing-masing anggota kelompok akan

    bergantung pada posisi maupun kemampuan individu masing-masing.

    Setiap anggota kelompok berinteraksi berdasarkan peran-perannya

    sebagaimana norma yang mengatur perilaku anggota kelompok.

    Groupness menunjukkan bahwa kelompok merupakan suatu kesatuan.

    Kelompok bukanlah semata-mata kumpulan orang yang saling berdekatan.

    Kelompok adalah kesatuan yang bulat di antara anggotanya. 20

    19

    Ibid., hlm. 1820 Agus suprijono, op.cit. , hlm.57

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    39/219

    Jadi disini kelompok bukanlah semata-mata hanya untuk

    berkumpul saja akan tetapi yang dilihat adalah efek pencapaian dari

    pembelajaran kooperatif itu sendiri.

    2. Tujuan Cooperative Learning

    Tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar

    cooperative learning adalah agar peserta didik dapat belajar secara

    berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai

    pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk

    mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka

    secara berkelompok. 21

    Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik cooperative

    learning sebagaimana di kemukakan Slavin (1995), yaitu: 22

    a. Penghargaan kelompok

    Cooperative learning menggunakan tujuan-tujuan kelompok

    untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok

    diperoleh jika kelompok mencapai skor di atas kriteria yang ditentukan.

    Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan individu sebagai

    anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antar personal yang

    saling mendukung, saling membantu, dan saling peduli.

    b. Pertanggungjawaban individu

    Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu

    dari semua anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut

    21

    Isjoni, op. cit., hlm.2122 Ibid., hlm 21-22

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    40/219

    menitikberatkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling

    membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban secara individu

    juga menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-

    tugas lainnya secara mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya.

    c. Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan

    Cooperative learning menggunakan metode skoring yang

    mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang

    diperoleh siswa dari yang terdahulu. Dengan menggunakan metode

    skoring ini setiap siswa baik yang berprestasi rendah, sedang, atau

    tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan

    melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.

    Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk

    mengembangkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan penuh dalam

    suasana belajar yang terbuka dan demokratis. Siswa bukan lagi sebagai

    objek pembelajaran, namun bisa juga berperan sebagai tutor bagi teman

    sebayanya.

    Cooperative learning menyediakan banyak contoh yang perlu

    dilakukan para siswa antara lain:23

    a. Siswa terlibat di dalam tingkah laku mendefinisikan, menyaring, dan

    memperkuat sikap-sikap, kemampuan, dan tingkah laku partisipasi

    sosial

    23 Ibid., hlm 25

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    41/219

    b. Respek pada orang lain, memperlakukan orang lain dengan penuh

    pertimbangan kemanusiaan, dan memberikan semangat penggunaan

    pemikiran rasional ketika mereka bekerja sama untuk mencapai tujuan

    bersama

    c. Berpartisipasi dalam tindakan-tindakan kompromi, negosiasi, kerja

    sama dan pentaatan aturan mayoritas ketika bekerja sama untuk

    menyelesaikan tugas-tugas mereka, dan membantu meyakinkan bahwa

    setiap anggota kelompoknya belajar.

    Ketika mereka berusaha mempelajari isi dan kemampuan yang

    diharapkan, mereka juga menemukan diri bagaimana memecahkan konflik,

    menangani berbagai problem, dan membuat pilihan-pilihan yang

    merefleksikan situasi-situasi pribadi dan sosial yang mungkin mereka

    temukan dalam situasi dunia ini.

    Mengacu pada pendapat tersebut maka dengan cooperative

    learning, para siswa dapat membuat kemajuan besar ke arah

    pengembangan sikap, nilai, dan tingkah laku yang memungkinkan mereka

    dapat berparisipasi dalam komunitas mereka dengan cara-cara yang sesuai

    dengan tujuan, karena tujuan utama cooperative learning , adalah untuk

    memperoleh pengetahuan dari sesama temannya. Jadi, tidak lagi

    pengetahuan itu diperoleh dari gurunya, dengan belajar kelompok seorang

    teman haruslah memberikan kesempatan kepada teman yang lain untuk

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    42/219

    mengemukakan pendapatnya dengan cara menghargai pendapat orang lain,

    saling mengoreksi kesalahan, dan saling membetulkan satu sama lainnya.24

    Pada dasarnya model cooperative learning di kembangkan untuk

    mencapai hasil belajar akademik. 25 Model ini unggul dalam membantu

    siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah

    menunjukkan, model struktur penghargaan kooperatif telah dapat

    meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma

    yang berhubungan dengan hasil belajar. Pembelajaran kooperatif bertujuan

    untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.

    Pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa

    kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama

    menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi

    tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi memperoleh bantuan khusus dari

    teman sebaya, yang mempunyai orientasi dan bahasa yang sama. Dalam

    proses tutorial ini, siswa kelompok atas akan meningkatkan kemampuan

    akademiknya karena memberi pelayanan sebagai tutor membutuhkan

    pemikiran lebih mendalam tentang hubungan ide-ide yang terdapat di

    dalam materi tertentu.3. Teori yang Melandasi Cooperative Learning

    Terdapat berbagai teori dalam kita mempelajari cooperative

    learning . Tiga diantaranya sebagaimana disebutkan berikut: 26

    a. Teori Ausubel

    24 Ibid., hlm.2625

    Ibid., hlm.27 26 Ibid. , hlm.35

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    43/219

    David Ausubel adalah seoarang ahli psikologi pendidikan.

    Menurut Ausubel (1996) bahan pelajaran yang dipelajari haruslah

    bermakna (meaning full ). Pembelajaran bermakna merupakan

    merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep

    relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Struktur

    kognitif ialah fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasai-generalisasi

    yang telah dipelajari dan diingat siswa.

    Suparno (1997) mengatakan pembelajaran bermakna adalah

    suatu proses pembelajaran dimana informasi baru dihubungkan dengan

    struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang sedang dalam

    proses pembelajaran. Pembelajaran bermakna terjadi bila pelajar

    mencoba menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur

    pengetahuan mereka. Artinya, bahan pelajaran itu harus cocok dengan

    kemampuan pelajar dan harus relevan dengan struktur kognitif yang

    dimiliki pelajar. Oleh karena itu, pelajaran harus dikaitkan dengan

    konsep-konsep baru tersebut benar-benar terserap olehnya. Dengan

    demikian, faktor intelektual emosional siswa terlibat dalam kegiatan

    pembelajaran.

    b. Teori Piaget

    Menurut Piaget (1996), setiap individu mengalami tingkat-

    tingkat perkembangan intelektual. Bila merujuk pada teori Piaget, maka

    pelajar yang berada pada jenjang SMP (usia berkisar antara 12-14/15

    tahun), termasuk dalam kategori tingkat operasional formal. Pada

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    44/219

    periode ini anak dapat menggunakan operasi-operasi yang lebih

    kompleks. Kemajuan utama pada anak selama periode ini ialah ia tidak

    perlu berpikir dengan pertolongan benda-benda atau peristiwa-peristiwa

    konkret. Ia mempunyai kemampuan untuk berpikir abstrak, karena itu

    cooperative learning dapat di laksanakan pada jenjang SMP.

    Menurut Surya (2003), perkembangan kognitif pada perangkat

    ini merupakan ciri perkembangan remaja dan dewasa yang menuju

    kearah proses berpikir dalam peringkat yang lebih tinggi. Peringkat

    berpikir ini sangat diperlukan dalam pemecahan masalah. Proses

    pembelajaran akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan peringkat

    perkembangan kognitif siswa. Siswa hendaknya banyak diberi

    kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang

    ditunjang dengan interaksi dengan teman sebaya, dan dibantu

    pertanyaan tilikan dan guru. Guru hendaknya banyak memberikan

    rangsangan kepada pelajar agar mau berinteraksi dengan lingkungan

    dan secara aktif mencari dan menemukan berbagai hal dan lingkungan.

    c. Teori Vygotsky

    Vygotsky (1997) mengemukakan pembelajaran merupakan

    suatu perkembangan pengertian. Ia membedakan adanya dua pengertian

    yang spontan dan yang ilmiah. Pengertian spontan adalah pengertian

    yang didapatkan dan pengalaman anak sehari-hari. Pengertian ilmiah

    adalah pengertian yang didapat dari ruangan kelas, atau yang diperoleh

    dan pelajaran di sekolah.

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    45/219

    Ide penting lain yang diturunkan Vygotsky adalah scaffolding,

    yaitu memberikan sejmlah bantuan kepada anak pada tahap-tahap awal

    pembelajaran, kemudian menguranginya dan memberi kesempatan

    kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab saat mereka

    mampu. Bantuan tersebut berupa petunjuk, peringatan, dorongan,

    menguraikan masalah pada langkah-langkah pemecahan, memberi

    contoh, ataupun hal-hal lain yang memungkinkan pelajar tumbuh

    mandiri. 27 Dan untuk selanjutnya siswa dapat melanjutkannya sendiri

    bersama kelompok yang sudah dibentuk dan bertanggung jawab atas

    tugasnya masing-masing.

    4. Peranan Guru Dalam Cooperative Learning

    Dalam pembelajaran cooperative learning guru harus mampu

    menciptakan kelas sebagai laboratorium demokrasi, supaya peserta didik

    terlatih dan terbiasa berbeda pendapat. Kebiasaan ini penting di kondisikan

    sejak di bangku sekolah, agar peserta didik terbiasa berbeda pendapat,

    jujur, sportif dalam mengakui kekuranganya sendiri dan siap menerima

    pendapat orang lain yang lebih baik, serta mampu mencari pemecahan

    masalah. Hal yang perlu dihindari ialah bila perbedaan pendapat itu

    menjurus pada konflik yang bersifat intrapersonal yang dapat merugikan

    kesehatan mental siswa.

    Dalam pengembangan pengalaman belajar, guru tidak berperan

    sebagai satu-satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi

    27 Ibid., hlm.40

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    46/219

    pelajaran kepada siswa, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana

    memfasilitasi agar siswa belajar.28

    Sebagai fasilitator seorang guru harus memiliki sikap-sikap sebagai

    berikut: 29

    a. Mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan

    b. Membantu dan mendorong siswa untuk mengungkapkan dan

    menjelaskan keinginan dan pembicaraanya baik secara individual

    maupun kelompok

    c. Membantu kegiatan-kegiatan dan menyediakan sumber atau peralatan

    serta membantu kelancaran belajar mereka

    d. Membina siswa agar setiap orang merupakan sumber yang bermanfaat

    bagi yang lainnya

    e. Menjelaskan tujuan kegiatan pada kelompok dan mengatur penyebaran

    dalam bertukar pendapat.

    Sebagai mediator, guru berperan sebagai penghubung dalam

    menjembatani mengaitkan materi pembelajaran yang sedang dibahas

    melalui cooperative learning dengan permasalahan yang nyata ditemukan

    dilapangan. Di samping itu, guru juga berperan dalam menyediakan sarana

    pembelajaran, agar suasana pembelajaran tidak monoton dan

    28 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran ,(Jakarta:kencanaprenada media group, 2009), hlm.184

    29 Isjoni, op.,cit, hlm.62

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    47/219

    membosankan. Dengan kreativitasnya, guru dapat mengatasi keterbatasan

    sarana sehingga tidak menghambat suasana pembelajaran di kelas.30

    Sebagai director-motivator, guru berperan dalam membimbing

    serta mengarahkan jalannya diskusi, membantu kelancaran diskusi tapi

    tidak memberikan jawaban. Disamping itu, sebagai motivator guru

    berperan seabagi pemberi semangat pada siswa untuk aktif berpartisipasi. 31

    Motivasi belajar merupakan kekuatan ( power motivation ), daya pendorong

    (driving force ), atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat

    dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif,

    dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek

    kognitif, afektif, maupun psikomotor. 32

    Sebagai evaluator, guru berperan dalam menilai kegiatan belajar

    mengajar yang sedang berlangsung. Penilaian ini tidak hanya pada hasil,

    tapi lebih ditekankan pada proses pembelajaran. Penilaian dilakukan baik

    secara perorangan maupun secara kelompok. Alat yang digunakan dalam

    evaluasi selain berbentuk tes sebagai alat pengumpul data juga berbentuk

    catatan observasi guru untuk melihat kegiatan siswa di kelas. 33

    Guru mempunyai peranan penting terutama pada saat proses belajar

    mengajar berlangsung seperti halnya penentuan topik, permasalahan apa

    saja yang akan didiskusiakan, memberikan saran-saran dan juga kalau

    30 Ibid., hlm 6331 Ibid.,32 Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT

    Refika Aditama, 2009), hlm.26

    33 Isjoni, op.cit., hlm.64

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    48/219

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    49/219

    5. Teknik-teknik pembelajaran cooperative learning

    Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan

    pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran.

    Dalam penerapannya, model pembelajaran harus dialkukan sesuai dengan

    kebutuhan siswa karena masing-masing model pembelajaran memiliki

    tujuan, prinsip, dan tekanan utama yang berbeda-beda. 35

    Sebagai seorang professional, guru harus mempunyai pengetahuan

    dan persediaan strategi-strategi pembelajaran. Tidak semua strategi yang

    diketahuinya harus bisa diterapkan dalam kenyataan sehari-hari diruang

    kelas. Guru yang ingin maju dan berkembang perlu mempunyai persediaan

    strategi dan teknik-teknik pembelajaran yang pasti akan selalu bermanfaat

    dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehari-hari. 36

    Adapun model pembelajaran cooperative learning adalah sebagai

    berikut:

    a. Mencari pasangan ( make a match )

    Teknik belajar mengajar mencari pasangan ( make a match )

    dikembangkan oleh Lorna Curran. Salah satu keunggulan teknik ini

    adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep

    atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa

    digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia

    anak didik. 37

    35 Ibid., hlm.4936

    Anita Lie, op.cit., hlm.54-5537 Ibid., hlm.55

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    50/219

    Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model

    pembelajaran ini adalah:38

    1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau

    topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu

    soal dan bagian lainnya kartu jawaban

    2) Setiap peserta didik mendapat satu buah kartu

    3) Setiap peserta didik memikirkan jawaban atas soal dari kartu yang

    dipegang

    4) Setap psesrta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang

    cocok dengan kartunya (soal jawaban)

    5) Setiap peserta didik yang dapat mencocokan kartunya sebelum

    batas waktu diberi poin

    6) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap peserta didik

    mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya

    7) Kesimpulan

    b. Berpikir-berpasangan-berempat ( think pair and share )

    Teknik ini dikembangkan oleh Frank Lyman dan Spencer Kagan

    sebagai struktur kegiatan pembelajaran Cooperative Learning. Teknik

    ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama

    dengan orang lain, keunggulan lain dari teknik ini adalah optimalisasi

    partisipasi siswa. 39

    38

    Nanang Hanafiah, op.cit., hlm.4639 Anita Lie, op.cit., hlm.57

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    51/219

    Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam mengajar ini

    sebagai berikut:40

    1) Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.

    2) Peserta didik diminta untuk berpikir tentang materi atau

    permasalahan yang disampaikan guru.

    3) Pesrta didik diminta berpasangan dengan teman sebelahnya

    (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-

    masing.

    4) Guru memimpin pleno kecil diskusi, setiap kelompok

    mengemukakan hasil diskusinya.

    5) Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan pada

    pokok permasalahan dan menambah materi yang belum

    diungkapkan para siswa.

    6) Guru member kesimpulan.

    c. Kepala bernomor ( numbered head together )

    Teknik ini dikembangkan oleh Spencer Kagan. Teknik ini

    memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-

    ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu,

    teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatan semangat kerja

    mereka. 41

    40

    Nanang Hanafiah, op. cit., hlm.46-4741 Anita Lie, op. cit., hlm.59

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    52/219

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    53/219

    2) Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan

    meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke dua

    kelompok yang lain.

    3) Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan

    hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.

    4) Tamu mohon diri dan kembali kekelompok mereka sendiri dan

    melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.

    5) Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.

    e. Model tim ahli (jigsaw)

    Teknik mengajar jigsaw dikembangkan oleh Aronson et al

    sebagai metode cooperative learning.

    Teknik ini bisa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis,mendengarkan, ataupun berbicara. Dalam teknik ini, gurumemperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswadan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahanpelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerjadengan sesama siswa dalam suasana gotong royong danmempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi danmeningkatkan keterampilan berkomunikasi. 45

    Langkah-langkah dalam model pembelajaran ini adalah: 46

    1) Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi

    empat bagian.

    2) Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan

    pengenalan mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan

    pelajaran untuk hari ini. Pengajar bisa menuliskan topik di papan

    45

    Ibid., hlm.6946 Ibid. , hlm.69-70

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    54/219

    tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai topik

    tersebut. Kegiatan brainstorming ini dimaksudkan untuk

    mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap menghadapi bahan

    pelajaran yang baru.

    3) Siswa dibagi dalam kelompok berempat.

    4) Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama,

    sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua.

    Demikian seterusnya

    5) Kemudian, siswa disuruh membaca/mengerjakan bagian mereka

    masing-masing.

    6) Setelah selesai, siswa saling berbagi mengenai bagian yang

    dibaca/dikerjakan masing-masing. Dalam kegiatan ini, siswa bisa

    saling melengkapi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.

    7) Khusus untuk kegiatan membaca, kemudian pengajar membagikan

    bagian cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa.

    Siswa membaca bagian tersebut.

    8) Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam

    bahan pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangan

    atau dengan seluruh kelas.

    Dengan menerapkan teknik-teknik seperti diatas di harapkan dapat

    membantu siswa agar lebih aktif di dalam kelas. Oleh karena itu,

    pengembangan belajar menuntut guru untuk kreatif inovatif sehingga

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    55/219

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    56/219

    d. Setiap peserta didik ditugasi dengan tugas atau peran yang saling

    mendukung dan saling terikat dengan peserta didik lain dalam

    kelompok. 48

    Unsur kedua pembelajaran kooperatif adalah tanggung jawab

    individual. Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran

    terhadap keberhasilan kelompok. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah

    membentuk semua anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat.

    Tanggungjawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua

    anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. Artinya, setelah

    mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat

    menyelesaikan tugas yang sama.

    Beberapa cara menumbuhkan tanggung jawab perseorangan

    adalah: 49

    a. Kelompok belajar jangan terlalu besar

    b. Melakukan assesmen terhadap setiap siswa

    c. Memberi tugas kepada siswa, yang dipilih secara random untuk

    mempresentasikan hasil kelompoknya kepada guru maupun kepada

    seluruh peserta didik di depan kelas

    d. Mengamati setiap kelompok dan mencatat frekuensi individu dalam

    membantu kelompok

    e. Menguasai seorang peserta didik untuk berperan sebagai pemeriksa

    dikelompoknya

    48

    Ibid. hlm.5949 Ibid.., hlm.60

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    57/219

    f. Menugasi peserta didik mengajar temannya

    Unsur ketiga pembelajaran kooperatif adalah interaksi promotif.

    Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling ketergantungan

    positif.

    Ciri-ciri interaksi promotif adalah: 50

    a. Saling membantu secara efektif dan efisien

    b. Saling member informasi dan sarana yang diperlukan

    c. Memproses informasi bersama secara lebih efektif dan efisien

    d. Saling mengingatkan

    e. Saling membantu dan merumuskan dan mengembangkan argumentasi

    serta meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang

    dihadapi

    f. Saling percaya

    g. Saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama

    Unsur keempat pembelajaran kooperatif adalah keterampilan sosial.

    Untuk mengkoordinasikan kegiatan peserta didik dalam pencapaian tujuan

    peserta didik harus: 51

    a.

    Saling mengenal dan mempercayai

    b. Mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius

    c. Saling menerima dan saling mendukung

    d. Mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif

    50

    Ibid.., hlm.6051 Ibid.., hlm.61

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    58/219

    Unsur kelima pembelajaran kooperatif adalah pemrosesan

    kelompok. Pemrosesan mengandung arti menilai. Melalui pemrosesan

    kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok

    dan kegiatan dari anggota kelompok. Siapa diantara anggota kelompok

    yang sangat membantu dan siapa yang tidak membantu. Tujuan

    pemrosesan kelompok adalah meningkatkan efektivitas anggota dalam

    memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai

    tujuan kelompok. 52

    Ciri-ciri pembelajaran yang menggunakan model kooperatif:

    a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan

    materi belajarnya

    b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,

    sedang dan rendah

    c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,

    jenis kelamin berbeda-beda

    d. Penghargaan lebih berorientasi kelompok dari pada individu

    Manfaat pembelajaran Cooperative Learning bagi siswa:

    a.

    Meningkatkan kemampuan untuk bekerja sama dan bersosialisasi

    b. Melatih kepekaan diri, empati melalui variasi perbedaan sikap dan

    perilaku selama bekerjasama

    c. Mengurangi rasa kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri

    52 Ibid..,

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    59/219

    d. Meningkatkan motivasi belajar, harga diri dan sikap perilaku yang

    positif, sehingga pembelajaran kooperatif siswa akan tahu

    kedudukannya dan belajar untuk saling menghargai satu sama lain

    e. Meningkatkan prestasi belajar dengan menyelesaikan tugas akademik,

    sehingga dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.

    Langkah-langkah pembelajaran kooperatif: 53

    a. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap siswa dalam setiap

    kelompok mendapat nomor urut.

    b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok

    mengerjakannya.

    c. Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan

    memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini

    d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil

    melaporkan hasil kerja sama mereka

    e. Tanggapan dari kelompok yang lain

    f. Teknik kepala bernomor ini juga dapat di lanjutkan untuk mengubah

    komposisi kelompok yang biasanya dan bergabung dengan siswa-siswa

    lain yang bernomor sama dari kelompok lain.

    Pelaksanaan model cooperative learning membutuhkan partisipasi

    dan kerja sama dalam kelompok pembelajaran. Cooperative learning dapat

    meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar lebih baik, sikap tolong-

    menolong dalam beberapa perilaku sosial.

    53

    Ahmad Dharojat, Pembelajaran Kooperatif , (http:www.yahoo.com, diakses 29November 2009).

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    60/219

    Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam

    kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang

    membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.

    Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan

    memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Model pembelajaran

    kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu

    pembelajaran yang bercirikan: (1) memudahkan siswa belajar sesuatu

    yang bermanfaat seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan

    bagaimana hidup serasi dengan sesama; (2) pengetahuan, nilai, dan

    keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai. 54

    Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai

    hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman,

    dan pengembangan keterampilan sosial. Untuk mencapai hasil belajar itu

    model pembelajaran kooperatif menuntut kerja sama dan interdependensi

    peserta didik dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur reward-

    nya. Struktur tugas berhubungan bagaimana tugas diorganisir. Sruktur

    tujuan dan reward mengacu pada derajat kerja sama atau kompetisi yang

    dibutuhkan untuk mencapai tujuan maupun reward .55

    Dalam model ini, tujuan utamanya adalah agar peserta didik dapat

    belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling

    menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain

    54

    Agus Suprijono, op. cit., Hlm. 58.55 Ibid.., hlm.61

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    61/219

    untuk mengemukakan gagasanya dengan menyampaikan pendapat mereka

    secara berkelompok.

    Dalam pelaksanaan model cooperative learning ini dibutuhkan

    kemauan dan kemampuan serta kreatifitas guru dalam mengelola

    lingkungan kelas. Sehingga dengan menggunakan model ini guru

    bukannya bertambah pasif, tapi harus menjadi lebih aktif terutama saat

    menyusun rencana pembelajaran secara matang, pengaturan kelas saat

    pelaksanaan, dan membuat tugas untuk dikerjakan siswa bersama dengan

    kelompoknya.

    Metode pembelajaran alternatif memiliki berbagai macam

    perbedaan, tetapi dapat dikategorisasikan menurut enam karakteristik

    prinsipil seperti dibawah ini: 56

    a. Tujuan kelompok

    b. Tanggung jawab individual

    c. Kesempatan sukses yang sama

    d. Kompetisi tim

    e. Spesialisasi tugas

    f.

    Adaptasi terhadap kebutuhan kelompok

    Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model

    pembelajaran gotong royong harus diterapkan: 57

    a. Saling ketergantungan positif

    56 Robert E. Salvin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik , (Bandung: Nusa

    Media, 2005), Hlm. 26-28.57 Anita Lie, op. cit., hlm. 31-35.

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    62/219

    Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap

    anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar

    perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota

    kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa

    mencapai tujuan mereka.

    b. Tanggung jawab perseorangan

    Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari materi

    dan bertanggung jawab terhadap hasil belajar kelompok.

    c. Tatap muka

    Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan

    berdiskusi.

    d. Komunikasi antaranggota

    Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai

    keterampilan berkomunikasi.

    e. Evaluasi proses kelompok

    Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk

    mengevaluasi proses kerjakelompok dan hasil kerja sama mereka agar

    selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

    Untuk tercapainya siswa sebagaimana yang di gambarkan di atas

    diperlukan adanya iklim yang sehat melalui jenjang sekolah sehingga

    memungkinkan siswa sebagai generasi muda berkembang secara wajar dan

    bertaggung jawab. Karena itu, perlu ada usaha-uasaha mengembangkan

    pemikiran siswa untuk dapat menganalisis hal-hal yang terjadi dalam

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    63/219

    masyarakat, dengan cooperative learning ini dapat membantu siswa untuk

    belajar secara aktif dan mampu mengembangkan kemampuannya secara

    maksimal.

    7. Keunggulan dan Kelemahan Cooperative Learning

    a. Keunggulan Cooperative Learning

    Jarolimek dan Parker (1993) mengatakan keunggulan yang

    diperoleh dalam pembelajaran ini adalah: 58

    1) Saling ketergantungan positif

    2) Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu

    3) Siswa dilibatkan perencanaan dan pengelolaan kelas

    4) Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan

    5) Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa

    dengan guru

    6) Memiliki banyak kesempatan untuk meng-ekspresikan pengalaman

    emosi yang menyenangkan

    Keunggulan cooperative learning sebagai suatu strategi

    pembelajaran adalah sebagai berikut: 59

    1) Melalui cooperative learning siswa tidak terlalu menggantungkan

    pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan

    berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan

    belajar dari siswa yang lain.

    58 Isjoni, op. cit., hlm.2459

    Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), hlm:249-250

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    64/219

    2) Cooperative learning dapat mengembangkan kemampuan

    mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal

    dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

    3) Cooperative learning dapat membantu anak untuk respek pada

    orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta

    menerima segala perbedaan.

    4) Interaksi selama pembelajaran kooperatif berlangsung dapat

    meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir,

    hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.

    5) Cooperative learning dapat membantu memberdayakan setiap

    siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar

    6) Cooperative learning merupakan suatu strategi yang cukup ampuh

    untuk meningkatkan prestasi akademik skaligus kemampuan sosial,

    termasuk mengembangkan hubungan interpersonal yang positif

    dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me- manage

    waktu.

    7) Melalui cooperative learning dapat mengembangkan kemampuan

    siswa untuk menguji ide dan menerima umpan balik. Siswa dapat

    berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan,

    karena keputusan yang di buat adalah tanggung jawab

    kelompoknya.

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    65/219

    8) Cooperative learning dapat meningkatkan kemampuan siswa

    menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi

    nyata.

    b. Kelemahan Cooperative Learning

    Kelemahan model pembelajaran cooperative learning

    bersumber pada dua faktor, yaitu faktor dari dalam ( intern ) dan faktor

    dari luar ( ekstern ). Faktor dari dalam, yaitu: 60

    1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping

    itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu

    2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan

    dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai

    3) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan

    topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak

    yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan

    4) Saat diskusi kelas, terkadang di dominasi seseorang, hal ini

    mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif

    Cooperative learning juga memiliki keterbatasan atau

    kelemahan, diantaranya adalah sebagai berikut:61

    1) Ciri utama dari cooperative learning adalah bahwa siswa saling

    membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang

    efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru,

    60

    Isjoni, op. cit., hlm:2561 Wina Sanjaya, op. cit., hlm:250-251

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    66/219

    bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang harus dipelajari

    dan dipahami tidak pernah tercapai oleh siswa.

    2) Untuk memahami dan mengerti filosofis cooperative learning

    memang butuh waktu, sangat tidak rasional kalau kita

    mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan

    memahami filsafat cooperative learning . Siswa yang dianggap

    memimliki kelebihan, contohnya, mereka akan merasa terhambat

    oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya,

    keadaan semacam ini dapat menganggu iklim kerja sama dalam

    kelompok.

    3) Penilaian yang diberikan cooperative learning didasarkan kepada

    hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari,

    bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah

    prestasi setiap individu siswa.

    4) Keberhasilan cooperative learning dalam upaya mengembangkan

    kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup

    panjang, hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu

    kali atau sesekali penerapan model cooperative learning .

    5) Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang

    sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam

    kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara

    individual. Oleh karena itu, idealnya melalui cooperative learning

    selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar

  • 8/6/2019 Ptk for Novita

    67/219

    bagaimana membangun kepercayaan diri, dan untuk mencapai

    kedua hal itu dalam cooperative learning memang bukan pekerjaan

    yang mudah.

    8. Pembelajaran Kooperatif dalam Perspektif Islam

    Kewajiban pokok pelajar adalah belajar. Belajar merupakan usaha

    sadar yang dilakukan individu atau manusia untuk memperoleh perubahan

    tingkah laku yang baru secara keseluruhan dalam interaksinya dengan

    lingkungan. Manfaat yang diperoleh dari belajar adalah kita jadi tahu apa

    yang belum kita ketahui. Dalam Al- Quran dijelaskan bahwa seseorang

    yang mempunyai ilmu maka akan ditinggikan derajatnya dan terhindar dari

    keterpurukan. Seperti dalam surat Al-Mujadillah ayat 11 yang berbunyi:

    Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

    "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlahniscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabiladikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allahakan meninggikan orang-orang yang beriman