PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab iv)
Transcript of PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab iv)
20
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kegiatan Pendahuluan
Pada tanggal 31 Oktober 2016, peneliti mengunjungi lokasi penelitian
yaitu di SMPN 2 Cimahi, untuk memberikan surat izin mengadakan penelitian
dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Peneliti bertemu secara langsung dengan Kepala tata usaha dan memberikan surat
izin untuk mengadakan penelitian di SMPN 2 Cimahi tersebut pada bulan
November 2016. Kemudian Kepala tata usaha memberikan surat tersebut kepada
Kepala sekolah dan pada ahirnya Kepala sekolah memberikan izin serta
mempersilahkan peneliti untuk menemui guru bidang studi matematika kelas VIII
yaitu M.M. Lilis Setiawati, S.Pd. Dari hasil pertemuan dengan guru bidang studi
matematika, disepakati waktu untuk mengadakan penelitian yaitu dari tanggal
mulai bulan November - Desember 2016. Untuk harinya Senin dan Jum’at. Kelas
yang akan dijadikan subyek penelitian yaitu kelas VIII-12. Materi yang dipilih
adalah sistem persamaan linier dua variabel. Dari pengamatan yang dilakukan
peneliti menemukan fakta-fakta bahwa dalam mengajar guru menggunakan
metode ceramah, tanya jawab, dan contoh soal diberikan secara langsung kepada
siswa sehingga siswa tinggal mencatat apa yang telah dituliskan guru. Terlihat
juga banyak siswa yang tidak memperhatikan selama proses pembelajaran
berlangsung.
21
Berdasarkan paparan di atas, peneliti akan melaksanakan pembelajaran di
kelas VIII-12 dengan menggunakan pendekatan reciprocal teaching pada pokok
bahasan sistem persamaan linier dua variabel. Dari data siswa yang telah diterima
oleh peneliti dari guru bidang studi matematika kelas VIII-12, dibentuk 6
kelompok belajar dengan anggota 6 siswa yang mempunyai kemampuan berbeda-
beda, artinya setiap kelompok terdiri dari siswa dengan kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah. Pengelompokan siswa tersebut sebagaimana terlampir.
Pada hari Jum’at tanggal 4 November peneliti melihat siswa SMPN 2
Cimahi untuk mengadakan pengamatan di kels VIII-12. Peneliti mengamati secara
cermat kondisi dan situasi kelas VIII-12 yang akan dijadikan subjek penelitian.
Pada awal pertemuan ini peneliti dibantu guru kelas memperkenalkan diri kepada
siswa kelas VIII-12 dan menyampaikan rencana penelitian yang akan
dilaksanakan mengunakan siklus 1 dan siklus 2.
2. Tindakan Siklus I
Kegiatan pelaksanaan tindakan secara rinci akan diuraikan dalam setiap
siklusnya sebagai berikut:
a. Perencanaan
Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah pembuatan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus yang dijadikan acuan
penelitian (lampiran 2, halaman 55 ). RPP yang dibuat untuk siklus I terdiri dari 2
pertemuan pada materi “Sistem Persamaan Linier Dua Variabel”, dengan
menggunakan pendekatan reciprocal teaching. Berdasarkan langkah-langkah
22
pembelajaran pada RPP siklus I, kemudian disusun scenario pembelajaran untuk
setiap pertemuan. Penerapan pendekatan reciprocal teaching pada siklus I
dilakukan dengan model kooperatif teaching dan diskusi serta memiliki indikator:
(1) menjelaskan perbedaan antara persamaan linier dua variabel dengan sistem
persamaan linier dua variabel, (2) menjelaskan pengertian persamaan linier dua
variabel, (3) menjelaskan pengertian sistem persamaan linier dua variabel.
Kemudian peneliti membuat lembar observasi yang ditujukan kepada guru
dan siswa (aspek yang diobservasi didasarkan pada langkah-langkah pembelajaran
pada RPP), menyiapkan lembar jurnal refleksi, dan merancang perangka evaluasi
untuk tes siklus I.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti sendiri, sedangkan guru
matematika kelas VIII SMPN 2 Cimahi bertindak sebagai pengamat (observer).
Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.
1. Penyajian Kelas Pertama (pertemuan pertama)
Penyajian kelas pertama dilaksanakan pada hari Senin, 07 November 2016
dengan materi “Menyebutkan Perbedaan antara PLDV dengan SPLDV”. RPP
yang telah disiapkan sebelumnya (lampiran 3 halaman 57) menggunakan
pendekatan reciprocal teaching dengan model kooperatif teaching.
Kegiatan pembelajaran diawal dengan membuka pelajaran yang dilakukan
oleh peneliti dengan mengucapkan salam dan seharusnya menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan pertama, tapi hal itu tidak
dilakukan oleh peneliti. Selanjutnya, peneliti memberi motivasi kepada siswa
23
dengan mengajak siswa untuk bermain ice breaking yang bertujuan untuk melihat
kefokusan/kesiapan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajran, peneliti juga
mengingatkan kepada peserta didik bahwa materi ini erat kaitannya dalam
kehidupan sehari-hari. Seharusnya peneliti memperkenalkan pendekatan
reciprocal teaching yang akan digunakan pada proses pembelajaran kali ini,
namun peneliti tidak memperkenalkannya. Tahap pendahuluan cukup terlaksana
sesuai skenario pembelajaran dengan beberapa modifikasi penyampaian yang
tidak mengubah sasaran kegiatan yang dituju.
Mengawali kegiatan inti, peneliti membagi kelompok dengan
beranggotakan 6 orang setiap kelompok secara heterogen didapat 6 kelompok
dengan jumlah siswa kelas VIII-12 sebayak 36 orang diantaranya 18 orang laki-
laki dan 18 orang perempuan. Selanjutnya peneliti membagikan LKS 1 kepada
masing-masing kelompok, setiap kelompok memperhatikan penjelasan materi
yang terdapat pada LKS 1 dimana dalam penjelasan tersebut peneliti memberikan
masalah yang terdapat pada LKS 1 untuk dikerjakan oleh siswa.
Selanjutnya peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyimpulkan (merangkum) materi yang telah dipelajari, dalam aktivitas ini
peneliti meminta siswa secara bergantian untuk memaparkan pengetahuan mereka
secara bergantian mengenai perbedaan persamaan linier dua variabel dengan
sistem persamaan linier dua variabel dengan harapan mereka dapat menguasai
materi tersebut agar siswa mudah beradaptasi dengan materi selanjutnya yang
lebih kompleks. Selain itu, tindakan ini merupakan langkah konstruktif yang
24
diambil peneliti sebagai stimulan agar peserta didik lebih mandiri, kritis, kreatif
dan bertanggung jawab.
Peneliti meminta siswa mengerjakan soal yang ada di LKS 1. Selanjutnya
peneliti mengarahkan siswa untuk menemukan jawaban yang diperoleh.
Kemudian peneliti menyuruh siswa untuk menuliskan jawaban yang benar pada
kolom kosong yang sudah disediakan di LKS 1. Kemudian peneliti memberi tugas
untuk membuat soal yang sama pada permasalahan sebelumnya namun lebih sulit
lagi.
Sementara siswa mencoba membuat soal baru, peneliti mengarahkan pada
beberapa siswa agar membuat soal yang benar yaitu menyusun soal baru dengan
tepat agar dapat ditemukan penyelesaian yang logis. Selanjutnya, peneliti
mendatangi ke kelompok 1 yang duduk di depan, mereka meminta bimbingan
peneliti mengenai kesulitan yang ditemui, mereka mengatakan bahwa telah
membuat soal yang baru tetapi tidak mengerti tahapan penyelesaiannya.
Seperti tindakan sebelumnya, setelah semua kelompok telah selesai
membuat pertanyaan peneliti mengambil pertanyaan tersebut kemudian di tukar
dengan kelompok lain tujuannya agar siswa memberikan penjelasan (mengajar)
didepan kelas tentang pertanyaan baru yang telah dibuat kelompok lain. Peneliti
berperan sebagai fasilitator terhadap masalah yang telah dibagikan pada tiap
kelompok dengan membimbing siswa untuk aktif bertanya. Cukup lama waktu
yang diberikan pada siswa dalam menyusun dan menyelesaikan soal. Selanjutnya,
siswa dipersilahkan untuk bertanya. Namun pada siklus I ini siswa masih kurang
berani untuk bertanya dan memberi tanggapan tentang beberapa contoh yang
25
belum mereka pahami. Sembari menunggu pertanyaan dari siswa, peneliti
kembali memperhatikan skenario pembelajaran dalam RPP dengan
memperhatikan waktu yang masih tersisa. Tak lama berselang, peneliti meminta
siswa menjelaskan kembali pengetahuan yang yang telah diperoleh.
Pada skenario pembelajaran selanjutnya, semestinya siswa dapat
memprediksi soal-soal yang telah dibuat oleh kelompok lain yang lebih sulit
menurut mereka dari soal sebelumnya. Namun bel pulang berbunyi menandakan
jam pelajaran matematika hari ini telah usai, sehingga untuk strategi pemahaman
mandiri dalam pendekatan reciprocal teaching ini tidak dapat dilaksanakan. Lalu
peneliti memberikan beberapa soal sebagai PR untuk dikerjakan siswa dirumah
dan menutup pembelajaran dengan berdo’a dalam hati bersama-sama.
Setelah penyajian kelas pertama ini, guru dan peneliti mendiskusikan
beberapa kekurangan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini,
peneliti masih kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan
menanggapi. Padahal jika saja ini dilakukan akan menambah pengetahuan
mengenai perbedaan PLDV dengan SPLDV serta membuat model matematika
dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran di kelas dipastikan akan lebih kreatif
dan menyenangkan. Selain itu, peneliti seharusnya lebih mampu memberi
motivasi agar siswa dapat menyimpulkan, menyusun dan menyelesaikan soal
baru, menjelaskan kembali dan mengoptimalkan waktu yang ada dalam tahap
prediksi soal. Dari hasil diskusi ini, peneliti bersedia utuk memperbaiki
kekurangannya pada pertemuan berikutnya.
26
2. Penyajian Kelas Kedua (pertemuan kedua)
Penyajian kelas kedua dilaksanakan pada hari Jum’at, 11 November 2016
dengan materi “Membuat Model Matematika dari Masalah Sehari-hari Yang
Berkaitan dengan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel”. RPP yang telah
disiapkan sebelumnya menggunakan pendekatan reciprocal teaching dengan
model kooperatif teaching.
Kegiatan pembelajaran diawal dengan membuka pelajaran yang dilakukan
oleh peneliti dengan mengucapkan salam, menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai pada pertemuan kedua. Selanjutnya, peneliti memberi motivasi
kepada siswa dengan mengajak siswa untuk bermain ice breaking yang bertujuan
untuk melihat kefokusan/kesiapan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajran,
peneliti juga mengingatkan kepada peserta didik bahwa materi ini erat kaitannya
dalam kehidupan sehari-hari, peneliti memperkenalkan pendekatan reciprocal
teaching yang akan digunakan pada proses pembelajaran kali ini. Tahap
pendahuluan cukup terlaksana sesuai skenario pembelajaran dengan beberapa
modifikasi penyampaian yang tidak mengubah sasaran kegiatan yang dituju.
Mengawali kegiatan inti, peneliti membagikan LKS 2 kepada masing-
masing kelompok, setiap kelompok memperhatikan penjelasan materi yang
terdapat pada LKS 2 dimana dalam penjelasan tersebut peneliti memberikan
masalah yang terdapat pada LKS 2 untuk dikerjakan oleh siswa, contoh masalah
dan jawaban dari soal model matematika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari seperti berikut:
Lima sampan besar dan dua sampan kecil dapat mengangkut 36 orang.
Dua sampan besar dan sebuah sampan kecil dapat mengankat 15 orang
27
a. Tulislah dua persamaan yang menyatakan informasi diatas. Gunakan
hurup b dan m untuk variabelnya!
b. Menunjukan apa huruf b dan m pada persamaan yang kamu tulis?
Jawaban:
a. Misal, sampan besar = b, sampan kecil = m
Model:
{5𝑏 + 2𝑚 = 362𝑏 + 𝑚 = 15
b. b dan m menunjukan variabel-variabel
Selanjutnya peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyimpulkan (merangkum) materi yang telah dipelajari, dalam aktivitas ini
peneliti meminta siswa secara bergantian untuk memaparkan pengetahuan mereka
secara bergantian mengenai model matematika yang berkaitan dengan masalah
kehidupan sehari-hari. Siswa sudah berani untuk menyimpulkan meski harus tetap
dibantu oleh temennya.
Sama halnya pada pertemuan pertama peneliti meminta siswa mengerjakan
soal yang ada di LKS 2. Selanjutnya peneliti mengarahkan siswa untuk
menemukan jawaban yang diperoleh. Kemudian peneliti menyuruh siswa untuk
menuliskan jawaban yang benar pada kolom kosong yang sudah disediakan di
LKS 2. Kemudian peneliti memberi tugas untuk membuat soal yang sama pada
permasalahan sebelumnya namun lebih sulit lagi.
Seperti tindakan sebelumnya, setelah semua kelompok telah selesai
membuat pertanyaan peneliti mengambil pertanyaan tersebut kemudian di tukar
dengan kelompok lain tujuannya agar siswa memberikan penjelasan (mengajar)
28
didepan kelas tentang pertanyaan baru yang telah dibuat kelompok lain. Peneliti
berperan sebagai fasilitator terhadap masalah yang telah dibagikan pada tiap
kelompok dengan membimbing siswa untuk aktif bertanya. Selanjutnya, siswa
dipersilahkan untuk bertanya. Pada siklus I pertemuan kedua ini siswa sudah
mulai berani untuk bertanya dan memberi tanggapan tentang beberapa contoh
yang belum mereka pahami. Selanjutnya peneliti meminta siswa menjelaskan
kembali pengetahuan yang yang telah diperoleh. Didapat kelompok 2 yang
menjelaskan mengenai contoh model matematika yang berkaitan dalam kehidupan
sehari-hari. Contoh permasalahannya adalah sebagai berikut: “Keliling sebuah
kebun yang berbentuk persegi panjang adalah 42 m. Selisih panjang dan lebar
kebun adalah 9 m. Buatlah model matematikanya?“.
Pada skenario pembelajaran selanjutnya, siswa dapat memprediksi soal-
soal yang telah dibuat oleh kelompok lain yang lebih sulit menurut mereka dari
soal sebelumnya. Didapat kelompok 6 yang telah memprediksi soal yang dibuat
oleh kelompok 2 dengan prediksi sebagai berikut:
Jawab:
Misal, panjang = p dan lebar = l
Model:
{2(𝑝 + 𝑙) = 42
𝑝 − 𝑙 = 9
Dalam pengamatan peneliti, tiga langkah pendekatan reciprocal teaching
pada pertemuan kedua ini telah terlaksanakan dengan baik, namun pada saat tahap
terahir peneliti bersama siswa tidak sempat mengklarifikasi soal-soal yang belum
dimengerti oleh siswa lain, dikarenakan bel pergantian pelajaran berbunyi
29
menandakan bahwa pelajaran matematika telah usai. Namun secara umum
sebagian besar siswa sudah mampuh menyusun dan menyelesaikan soal baru yang
dibuat oleh kelompok lain. Oleh karena itu, peneliti menilai bahwa kemampuan
berpikir kreatif matematik dalam pokok bahasan sistem persamaan linier dua
variabel siswa semakin meningkat pada pertemuan tersebut.
Di pertemuan kedua siklus I ini, peneliti tidak memberi PR. Namun,
diganti dengan lebih menekanka kepada siswa agar mempelajari kembali materi
yang telah diberikan karena pada pertemuan selanjutnya akan dilakukan evaluasi
dalam bentuk tes siklis I. Pada langkah ini peneliti juga memberi motivasi kepada
siswa untuk belajar dengan tekun dan bersungguh-sungguh demi masa depan yang
lebih baik.
Setelah penyajian kelas kedua ini, guru dan peneliti mendiskusikan
beberapa kekurangan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Guru dan peneliti
merancang soal-soal berpikir kreatif yang akan diberikan kepada siswa dalam tes
siklus I nantinya. Selain itu, guru mengingatkan kembali bahwa pada siklus II
nanti, pendekatan reciprocal teaching Dalam hal ini, harus lebih diperhatikan lagi
mengenai langkah-langkah pendekatan reciprocal teaching. Dengan
memperhatikan langkah-langkah pendekatan reciprocal teaching, peneliti
berharap pada siklus kedua II nantinya akan lebih baik daripada siklus I.
c. Observasi dan Evaluasi
Pada setiap pertemuan, pengamatan dilakukan sejak awal sampai akhir
pembelajaran menggunakan lembar observasi. Setiap aspek yang diamati disusun
30
mengacu pada RPP dan ditujukan terhadap peneliti dan siswa kelas VIII-12
SMPN 2 Cimahi.
1. Observasi
Hasil observasi terhadap peneliti dan siswa menunjukan hal-hal sebagai
berikut:
1) Pertemuan I (Senin, 07 November 2016)
a. Peneliti tidak menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
b. Peneliti tidak memperkenalkan pendekatan reciprocal teaching seperti apa
langkah-langkahnya,
c. Peneliti kurang optimal dalam mengorganisasikan waktu dengan baik sehingga
sebagian kegiatan inti pembelajaran tidak terlaksana. Kegiatan penutup yang
dilaksanakan hanya sebatas memberikan soal-soal buat dikerjakan di rumah,
serta tidak melakukan klarifikasi.
d. Peneliti kurang dalam mengarahkan dan memancing siswa untuk bertanya,
e. Peneliti kurang memberi bimbingan dan arahan pada siswa dalam proses
prediksi soal. Peneliti juga menyadari kurang mengontrol kegiatan siswa secara
menyeluruh, banyak siswa yang terabaikan dalam aktivitas ini.
Secara umum, ketuntasan skenario pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan peneliti baru mencapai 68,75 %.
Sementara itu, hasil observasi terhadap siswa menunjukan hal-hal sebagai
berikut:
31
a. Siswa masih terlihat asing dengan pendekatan pembelajaran yang diterapkan
oleh peneliti mengingat pendekatan reciprocal teaching sebelumnya tidak
diterapkan oleh guru di kelas,
b. Sebagian siswa kurang aktif dalam memberi respon dalam kegiatan apersepsi,
c. Siswa belum maksimal menyimpulkan bahan ajar,
d. Siswa masih kesulitan dalam mengulangi atau menjelaskan kembali
pengetahuan yang telah diperolehnya,
e. Siswa masih belum berani menanyakan hal-hal yang belum jelas dari
penjelasan peneliti sehingga pembelajaran cenderung monoton dan peneiti
punmenyadarinya.
2) Pertemuan II (Jum’at, 11 November 2016)
a. Peneliti sudah mengadakan kegiatan pendahuluan dengan baik,
b. Peneliti tidak membahas PR yang telah diberikan peneliti pada perteuan
sebelumnya,
c. Peneliti sudah cukup baik dalam mengorganisasikan waktu sehingga kegatan
inti pembelajaran dapat terlaksana dengan secara sistematis,
d. Peneliti belum optimal dalam mengarahkan siswa untuk membuat soal yang
benar dan mempresentasikannya.
e. Peneliti tidak melaksanakan kegiatan prediksi soa yang dibuat oleh siswa tiap
kelompok.
Secara umum, ketuntasan skenario pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan peneliti baru mencapai 81,25 %.
32
Sementara itu, hasil observasi terhadap siswa menunjukan hal-hal sebagai
berikut:
a. Pada pertemuan kedua ini, siswa sudah bisa mengikuti pembelajaran
mengunakan pendekatan reciprocal teaching yang diterapkan oleh peneliti di
kelas,
b. Sebagian besar siswa aktif dalam memberi respon dalam kegiatan apersepsi,
c. Siswa dapat menyimpulkan bahan ajar atau materi yang sudah diperolehnya
melalui pengamatan,
d. Sebagian siswa mulai berani menanyakan hal-hal yang belum jelas dari
penjelasan peneliti.
e. Dalam kelompok, ada beberapa siswa yang masih mengibrol ataupun
mengganggu siswa lain,
f. Siswa tidak sempat untuk memprediksi soal yang dibuat oleh kelompok lain,
dikarenakan bel sudah berbunyi.
2. Evaluasi
Setelah dua kali pertemuan untuk menyelesaikan kompetensi dasar
“menyelesaikan sistem persamaan linier dua variabel” yang merupakan
penjabaran dari standar kompetensi “menyebutkan perbedaan PLDV dengan
SPLDV dan membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan
dengan sistem persamaan linier dua variabel”, dilaksanakan evaluasi dengan
sebutan tes siklus I pada hari Senin, 14 November 2016. Kegiatan ini dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana penguasaan kemampuan siswa pada materi
33
“Menyelesaikan sistem persamaan linier dua variabel” setelah dilakukan
pembelajaran menggunakan pendekatan reciprocal teaching.
Hasil tes menunjukan bahwa sudah banyak siswa yang mampu
menunjukan perbedaan antara PLDV dengan SPLDV. Namun demikian, belum
secara keseluruhan siswa menguasainya, sehingga perlu adanya peningkatan
tindakan agar mereka betul-betul memahami materi “Sistem Persamaan Linier
Dua Variabel”.
Dengan melihat skor yang diperoleh siswa dari soal-soal yang diberikan
pada tes siklus I, diperoleh 29 siswa atau ketuntasan siswa belajar secara klasikal
mencapai 80,5 % dari 36 siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas. Dengan
demikian, siswa yang mampu “menyelesaikan sistem persamaan linier dua
variabel” semakin meningkat dibandingkan dengan tes awal.
Di samping itu, rata-rata nilai tes siklus I yang diperoleh adalah 69,5. Hal ini
menunjukan bahwa nilai rata-rata menyelesaikan sistem persamaan linier dua variabel
siswa kelas VIII-12 SMPN 2 Cimahi terhadap materi sudah meningkat 24,5 bila
dibandingkan dengan rata-rata tes awal.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap masalah–masalah selama
pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I dari hasil tes akhir, dan catatan
lapangan diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Peneliti belum dapat mengorganisasikan waktu dengan baik pada pertemuan
1. Begitupun pada pertemuan 2, karena masih ada tehapan scenario
pembelajaran yang elum dilaksanakan,
2. Siswa kurang aktif menyampaikan pendapat dalam diskusi kelompok
34
3. Siswa belum maksimal dalam menyimpulkan bahan ajar atau materi yang
telah diajarkan,
4. Peneliti kurang memberikan kesempatan siswa untuk menyatakan idenya
dalam menyusun dan menyelesaikan soal yang telah dibuat oleh kelompok
lain
5. Siswa sedikit mengemukakan pendapat dan tidak berani menemukakan
kesulitannya dalam menyusun soal,
6. Siswa belum bisa memodifikasi soal kemampuan berpikir kreatif,
7. Siswa masih kesulitan dalam mengulangi atau menjelaskan kembali bahan
ajar yang sudah dipelajari.
Dari uraian di atas, maka secara umum pada siklus I sebagian kecil belum
menunjukkan adanya peningkatan partisipasi aktif dari siswa, masih banyaknya
kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan tindakan dan hasil belajar matematika
pada siklus I, serta belum adanya keberhasilan peneliti dalam melaksanakan
pendekatan reciprocal teaching. Oleh kareana itu perlu dilanjutkan pada siklus II
agar prestasi belajar matematika siswa bisa lebih ditingkatkan sesuai dengan
harapan yang diinginkan.
Selanjutnya setelah merefleksi hasil sikus I, peneliti mengkonsultasikan
dengan guru bidang studi matematika kelas VIII untuk melanjutkan ke siklus II.
Setelah memperoleh persetujuan peneliti langsung menyusun rencana pelaksanaan
siklus II.
35
2. Tindakan Siklus II
Kegiatan pelaksanaan tindakan secara rinci akan diuraikan dalam setiap
siklusnya sebagai berikut:
a. Perencanaan
Sama halnya dengan siklus I peneliti telah mempersiapkan adanya
pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus yang
dijadikan acuan penelitian (lampiran 2, halaman 55). RPP yang dibuat untuk
siklus II terdiri dari 2 pertemuan pada materi “Sistem Persamaan Linier Dua
Variabel”, dengan menggunakan pendekatan reciprocal teaching. Berdasarkan
langkah-langkah pembelajaran pada RPP siklus II, kemudian disusun skenario
pembelajaran untuk setiap pertemuan. Penerapan pendekatan reciprocal teaching
pada siklus II dilakukan dengan model kooperatif teaching.
Kemudian peneliti membuat lembar observasi yang ditujukan kepada guru
dan siswa (aspek yang diobservasi didasarkan pada langkah-langkah pembelajaran
pada RPP), menyiapkan lembar jurnal refleksi, dan merancang perangkat evaluasi
untuk tes siklus II.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti sendiri, sedangkan guru
matematika kelas VIII SMPN 2 Cimahi bertindak sebagai pengamat (observer).
Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.
1. Penyajian Kelas Pertama (pertemuan pertama)
Penyajian kelas pertama dilaksanakan pada hari Senin, 14 November 2016
dengan materi “Penyelesaian Sistem Persamaan linier Dua Variabel dengan
36
Menggunakan Metode Substitusi”. RPP yang telah disiapkan sebelumnya
(lampiran 3 halaman 57) menggunakan pendekatan reciprocal teaching dengan
model kooperatif teaching.
Kegiatan pembelajaran diawal dengan membuka pelajaran yang dilakukan
oleh peneliti dengan mengucapkan salam, menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai pada pertemuan pertama, peneliti memberi motivasi kepada
siswa dengan mengajak siswa untuk bermain ice breaking yang bertujuan untuk
melihat kefokusan/kesiapan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajran,
peneliti juga mengingatkan kepada peserta didik bahwa materi ini erat kaitannya
dalam kehidupan sehari-hari. Tahap pendahuluan sudah terlaksana sesuai skenario
pembelajaran dengan beberapa modifikasi penyampaian yang tidak mengubah
sasaran kegiatan yang dituju.
Mengawali kegiatan inti, peneliti mempersilahkan kepada siswa untuk
duduk secara berkelompok dengan kelompoknya masing-masing yang sudah
dibentuk pada pertemuan sebelumnya, setiap kelompok memperhatikan
penjelasan materi yang terdapat pada LKS 3 dimana dalam penjelasan tersebut
peneliti memberikan masalah yang terdapat pada LKS 3 untuk dikerjakan oleh
siswa.
Selanjutnya peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyimpulkan (merangkum) materi yang telah dipelajari, dalam aktivitas ini
peneliti meminta siswa secara bergantian untuk memaparkan pengetahuan mereka
secara bergantian mengenai penyelesaian sistem persamaan linier dua variabel
dengan menggunakan metode substitusi dengan harapan mereka dapat menguasai
37
materi tersebut agar siswa mudah beradaptasi dengan materi selanjutnya yang
lebih kompleks. Selain itu, tindakan ini merupakan langkah konstruktif yang
diambil peneliti sebagai stimulan agar peserta didik lebih mandiri, kritis, kreatif
dan bertanggung jawab.
Peneliti meminta siswa mengerjakan soal yang ada di LKS 3. Selanjutnya
peneliti mengarahkan siswa untuk menemukan jawaban yang diperoleh.
Kemudian peneliti menyuruh siswa untuk menuliskan jawaban yang benar pada
kolom kosong yang sudah disediakan di LKS 3. Kemudian peneliti memberi tugas
untuk membuat soal yang sama pada permasalahan sebelumnya namun lebih sulit
lagi.
Sementara siswa mencoba membuat soal baru, peneliti mengarahkan pada
beberapa siswa agar membuat soal yang benar yaitu menyusun soal baru dengan
tepat agar dapat ditemukan penyelesaian yang logis. Selanjutnya, peneliti
mendatangi ke kelompok 6 yang duduk di belakang, mereka meminta bimbingan
peneliti mengenai kesulitan yang ditemui, mereka mengatakan bahwa telah
membuat soal yang baru tetapi tidak mengerti tahapan penyelesaiannya.
Seperti tindakan sebelumnya, setelah semua kelompok telah selesai
membuat pertanyaan peneliti mengambil pertanyaan tersebut kemudian di tukar
dengan kelompok lain tujuannya agar siswa memberikan penjelasan (mengajar)
didepan kelas tentang pertanyaan baru yang telah dibuat kelompok lain. Peneliti
berperan sebagai fasilitator terhadap masalah yang telah dibagikan pada tiap
kelompok dengan membimbing siswa untuk aktif bertanya. Cukup lama waktu
yang diberikan pada siswa dalam menyusun dan menyelesaikan soal. Selanjutnya,
38
siswa dipersilahkan untuk bertanya. Berbeda pada siklus I, siswa sebagian besar
berani untuk bertanya dan memberi tanggapan tentang beberapa contoh yang
belum mereka pahami. Sembari menunggu pertanyaan dari siswa, peneliti
kembali memperhatikan skenario pembelajaran dalam RPP dengan
memperhatikan waktu yang masih tersisa. Tak lama berselang, peneliti meminta
siswa menjelaskan kembali pengetahuan yang yang telah diperoleh.
Pada skenario pembelajaran selanjutnya, semestinya siswa dapat
memprediksi soal-soal yang telah dibuat oleh kelompok lain yang lebih sulit
menurut mereka dari soal sebelumnya. Namun bel pulang berbunyi menandakan
jam pelajaran matematika hari ini telah usai, sehingga untuk strategi pemahaman
mandiri dalam pendekatan reciprocal teaching ini tidak dapat dilaksanakan. Lalu
peneliti memberikan beberapa soal sebagai PR untuk dikerjakan siswa dirumah
dan menutup pembelajaran dengan berdo’a dalam hati bersama-sama.
Setelah penyajian kelas pertama ini, guru dan peneliti mendiskusikan
beberapa kekurangan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini,
peneliti seharusnya lebih mampu mengoptimalkan waktu yang ada dalam tahap
menuliskan prediksi soal yang dibuat oleh kelompok lain di papan tulis. Dari hasil
diskusi ini, peneliti bersedia utuk memperbaiki kekurangannya pada pertemuan
berikutnya.
2. Penyajian Kelas Kedua (pertemuan kedua)
Penyajian kelas kedua dilaksanakan pada hari Jum’at, 18 November 2016
dengan materi “Menyelesaikan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel dengan
Menggunakan Metode Grafik dari Masalah Sehari-hari”. RPP yang telah
39
disiapkan sebelumnya menggunakan pendekatan reciprocal teaching dengan
model kooperatif teaching.
Kegiatan pembelajaran diawal dengan membuka pelajaran yang dilakukan
oleh peneliti dengan mengucapkan salam, menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai pada pertemuan kedua. Selanjutnya, peneliti memberi motivasi
kepada siswa dengan mengajak siswa untuk bermain ice breaking yang bertujuan
untuk melihat kefokusan/kesiapan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajran,
peneliti juga mengingatkan kepada peserta didik bahwa materi ini erat kaitannya
dalam kehidupan sehari-hari, peneliti memperkenalkan pendekatan reciprocal
teaching yang akan digunakan pada proses pembelajaran kali ini. Tahap
pendahuluan cukup terlaksana sesuai skenario pembelajaran dengan beberapa
modifikasi penyampaian yang tidak mengubah sasaran kegiatan yang dituju.
Mengawali kegiatan inti, peneliti membagikan LKS 4 kepada masing-
masing kelompok, setiap kelompok memperhatikan penjelasan materi yang
terdapat pada LKS 4 dimana dalam penjelasan tersebut peneliti memberikan
masalah yang terdapat pada LKS 4 untuk dikerjakan oleh siswa, contoh masalah
dan jawaban dari soal model matematika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari seperti berikut:
Keliling sebuah kebun yang berbentuk persegi panjang adalah 42 m.
Selisih panjang dan lebar kebun adalah 9 m. Buatlah model matematikanya?.
Jawab:
a. Mencari TP x dan y dari kedua persamaan tersebut dengan menggunakan tabel
seperti dibawah ini:
40
Misal, panjang = p dan lebar = l
Membuat model:
{2(𝑝 + 𝑙) = 42 ↔ 𝑝 + 𝑙 = 21
𝑝 − 𝑙 = 9
𝑝 + 𝑙 = 21 𝑝 − 𝑙 = 9
x 0 21
y 21 0
(x,y) (0,21) (21,0)
b. Menggambar titik koordinat tersebut kedalam koordinat cartecius seperti
Gambar dibawah ini:
Gambar 4.1 Penyelesaian SPLDV Metode Grafik
Selanjutnya peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyimpulkan (merangkum) materi yang telah dipelajari, dalam aktivitas ini
peneliti meminta siswa secara bergantian untuk memaparkan pengetahuan mereka
secara bergantian mengenai model matematika yang berkaitan dengan masalah
x 0 9
y -9 0
(x,y) (0,-9) (9,0)
41
kehidupan sehari-hari. Siswa sudah berani untuk menyimpulkan meski harus tetap
dibantu oleh temennya.
Sama halnya pada pertemuan pertama peneliti meminta siswa mengerjakan
soal yang ada di LKS 4. Selanjutnya peneliti mengarahkan siswa untuk
menemukan jawaban yang diperoleh. Kemudian peneliti menyuruh siswa untuk
menuliskan jawaban yang benar pada kolom kosong yang sudah disediakan di
LKS 4. Kemudian peneliti memberi tugas untuk membuat soal yang sama pada
permasalahan sebelumnya namun lebih sulit lagi.
Seperti tindakan sebelumnya, setelah semua kelompok telah selesai
membuat pertanyaan peneliti mengambil pertanyaan tersebut kemudian di tukar
dengan kelompok lain tujuannya agar siswa memberikan penjelasan (mengajar)
didepan kelas tentang pertanyaan baru yang telah dibuat kelompok lain. Peneliti
berperan sebagai fasilitator terhadap masalah yang telah dibagikan pada tiap
kelompok dengan membimbing siswa untuk aktif bertanya. Selanjutnya, siswa
dipersilahkan untuk bertanya. Pada siklus II pertemuan kedua ini siswa sudah
mulai berani untuk bertanya dan memberi tanggapan tentang beberapa contoh
yang belum mereka pahami. Selanjutnya peneliti meminta siswa menjelaskan
kembali pengetahuan yang yang telah diperoleh. Didapat kelompok 6 yang
menjelaskan mengenai contoh model matematika yang berkaitan dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam pengamatan peneliti, empat langkah pendekatan reciprocal
teaching pada pertemuan kedua ini telah terlaksanakan dengan baik, secara umum
sebagian besar siswa sudah mampuh menyusun dan menyelesaikan soal baru yang
42
dibuat oleh kelompok lain. Oleh karena itu, peneliti menilai bahwa kemampuan
berpikir kreatif matematik dalam pokok bahasan sistem persamaan linier dua
variabel siswa semakin meningkat pada pertemuan tersebut.
Di pertemuan kedua siklus II ini, peneliti tidak memberi PR. Namun,
diganti dengan lebih menekanka kepada siswa agar mempelajari kembali materi
yang telah diberikan karena pada pertemuan selanjutnya akan dilakukan evaluasi
dalam bentuk tes siklus II. Pada langkah ini peneliti juga memberi motivasi
kepada siswa untuk belajar dengan tekun dan bersungguh-sungguh demi masa
depan yang lebih baik.
Sementara itu, peneliti menanyakan pendapat siswa mengenai
pembelajaran menggunakan pendekatan reciprocal teaching. Mayoritas siswa
mengaku mampu menyimpulkan (merangkum), menjelaskan kembali, dan
membuat soal sendiri bersama kelompok, dan memprediksi soal yang dibuat oleh
kelompok lain dengan bimbingan peneliti. Mereka sangat menyukai pembelajaran
dengan pendekatan seperti ini.
Setelah penyajian kelas kedua ini, guru dan peneliti mendiskusikan
beberapa kekurangan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Guru dan peneliti
merancang soal-soal berpikir kreatif yang akan diberikan kepada siswa dalam tes
siklus II nantinya. Dalam observasi jalannya proses pembelajaran pada pertemuan
dua siklus II tersebut, peneliti juga menyiapkan lembar observasi untuk guru dan
untuk siswa, sama halnya yang telah dilakukan pada pertemuan pertama.
43
c. Observasi dan Evaluasi
Pada setiap pertemuan, pengamatan dilakukan sejak awal sampai akhir
pembelajaran menggunakan lembar observasi. Setiap aspek yang diamati disusun
mengacu pada RPP dan ditujukan terhadap peneliti dan siswa kelas VIII-12
SMPN 2 Cimahi.
1. Observasi
Hasil observasi terhadap peneliti dan siswa menunjukan hal-hal sebagai
berikut:
1) Pertemuan I (Senin, 14 November 2016)
a. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
b. Peneliti belum optimal dalam mengorganisasikan waktu dengan baik sehingga
Kegiatan penutup yang dilaksanakan hanya sebatas memberikan soal-soal buat
dikerjakan di rumah, serta tidak melakukan klarifikasi.
c. Peneliti sudah baik dalam mengarahkan dan memancing siswa untuk bertanya,
d. Peneliti memberi bimbingan dan arahan pada siswa dalam proses prediksi soal,
e. Peneliti terlalu lambat ketika mempersilahkan siswa dalam kelompok untuk
menuliskan jawaban prediksi di papan tulis.
Secara umum, ketuntasan skenario pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan peneliti baru mencapai 87,5 %.
Sementara itu, hasil observasi terhadap siswa menunjukan hal-hal sebagai
berikut:
a. Sebagian siswa aktif dalam memberi respon dalam kegiatan apersepsi,
b. Siswa sudah maksimal menyimpulkan bahan ajar,
44
c. Siswa tidak kesulitan dalam mengulangi atau menjelaskan kembali
pengetahuan yang telah diperolehnya,
d. Siswa sudah belum berani menanyakan hal-hal yang belum jelas dari
penjelasan peneliti.
e. Ketika menyelesaikan soal yang dibuat oleh kelompok lain, ada beberapa
orang siswa yang masih ribut.
2) Pertemuan II (Jum’at, 18 November 2016)
a. Peneliti sudah mengadakan kegiatan pendahuluan dengan baik,
b. Peneliti tidak membahas PR yang telah diberikan peneliti pada perteuan
sebelumnya,
c. Peneliti sudah cukup baik dalam mengorganisasikan waktu sehingga kegatan
inti pembelajaran dapat terlaksana dengan secara sistematis,
d. Peneliti sudah optimal dalam mengarahkan siswa untuk membuat soal yang
benar dan mempresentasikannya.
e. Peneliti melaksanakan kegiatan prediksi dan menuliskannya di papan tulis
oleh siswa.
Secara umum, ketuntasan skenario pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan peneliti baru mencapai 93,75 %.
Sementara itu, hasil observasi terhadap siswa menunjukan hal-hal sebagai
berikut:
a. Pada pertemuan kedua ini, siswa sudah bisa mengikuti pembelajaran
mengunakan pendekatan reciprocal teaching yang diterapkan oleh peneliti di
kelas,
45
b. Sebagian besar siswa aktif dalam memberi respon dalam kegiatan apersepsi,
c. Siswa dapat menyimpulkan bahan ajar atau materi yang sudah diperolehnya
melalui pengamatan,
d. Sebagian siswa mulai berani menanyakan hal-hal yang belum jelas dari
penjelasan peneliti.
e. Dalam kelompok, ada beberapa siswa yang masih mengibrol ataupun
mengganggu siswa lain,
f. Siswa telah mengikuti pembelajaran dengan antusias dan tertib,
g. Siswa senang belajar dalam kelompok karena adanya kebersamaan, kerja
sama, dan sikap tanggung jawab sebagai anggota kelompok.
2. Evaluasi
Setelah dua kali pertemuan untuk menyelesaikan kompetensi dasar
“menyelesaikan sistem persamaan linier dua variabel” yang merupakan
penjabaran dari standar kompetensi “menyelesaikan sistem persamaan linier dua
variabel dengan menggunakan metode substitusi dan metode grafik”,
dilaksanakan evaluasi dengan sebutan tes siklus II pada hari Senin, 21 November
2016. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan
kemampuan siswa pada materi “Menyelesaikan sistem persamaan linier dua
variabel” setelah dilakukan pembelajaran menggunakan pendekatan reciprocal
teaching.
Dengan melihat nilai rata-rata nilai tes siklus II yang diperoleh adalah 81,5. Hal
ini menunjukan bahwa nilai rata-rata menyelesaikan sistem persamaan linier dua variabel
siswa kelas VIII-12 SMPN 2 Cimahi terhadap materi sudah meningkat 12,0 bila
dibandingkan dengan rata-rata siklus I.
46
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap masalah–masalah selama
pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I dari hasil tes akhir, dan catatan
lapangan diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Peneliti belum dapat mengorganisasikan waktu dengan baik pada pertemuan
1, namun pada pertemuan 2 peneliti mampu mengorganisasikan waktu,
2. Siswa sebagian besar aktif menyampaikan pendapat dalam diskusi kelompok
3. Siswa cukup maksimal dalam menyimpulkan bahan ajar atau materi yang
telah diajarkan,
4. Siswa dapat mengemukakan pendapat,
5. Siswa sudah bisa memodifikasi soal kemampuan berpikir kreatif,
6. Siswa tidak kesulitan dalam mengulangi atau menjelaskan kembali bahan ajar
yang sudah dipelajari.
Sesuai dengan rencana tindakan yang tercantum dalam RPP dan
berdasarkan pada tercapainya indicator kinerja, maka penelitian ini dilaksanakan
sampai pada siklus II. Dengan demikian hipotesis tindakan penelitian ini telah
tercapai bahwa melalui pendekatan reciprocal teaching dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif matematik dalam pokok bahasan SPLDV pada siswa
kelas VIII-12 SMPN 2 Cimahi.
B. Pembahasan
Penerapan Pendekatan Reciprocal Teaching untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik dalam Pokok Bahasan SPLDV Pada
47
Siswa Kelas VIII-12 SMPN 2 Cimahi terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus terbagi 3
pertemuan yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur penelitian. Kuantitas
pertemuan dalam setiap siklus didasarkan pada kepadatan materi yang dibahas.
Pembelajaran yang dilakukan menggunakan pendekatan Reciprocal
Teaching yang menekankan pada 4 strategi pemahaman mandiri sisa yaitu
menyimpulkan bahan ajar, menyusun soal dan menyelesaikannya, menjelaskan
kembali materi yang sudah didapatkannya, dan memprediksi soal yang dibuat
oleh kelompok lain.
Berdasarkan observasi pelaksanaan pembelajaran matematika pada pokok
bahasan SPLDV untuk siklus I, menunjukan bahwa pembelajaran dengan
pendekatan reciprocal teaching belum sempurna dilaksanakan sesuai dengan
skenario pembelajaran yang telah disusun dan disepakati antara peneliti dan guru.
Peneliti tidak menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, kurang
memberi motivasi belajar kepada siswa, kurang mengarahkan siswa untk
bertanya, dan guru juga kurang memberikan kesempatan siswa untuk menyatakan
idenya dalam menyusun dan menyelesaikan contoh soal.
Secara umum untuk siklus I terdapat beberapa kekurangan yaitu tidak
semua siswa aktif dalam belajar karena masih banyak yang tidak memperhatikan
penjelasan peneliti. Sedikit mengemukakan pendapat dan tidak berani
mengemukakan kesulitannya dalam menyusun soal adalah masalah lain yang
ditemukan dalam pembelajaran. Bahkan ada beberapa siswa yang belum bisa
memodifikasi soal identik secara kreatif.
48
Berdasarkan hasil observasi untuk siklus II, secara umum peneliti sudah
cukup baik dalam memberi motivasi dan apersepsi kepada siswa. Selanjutnya,
peneliti sudah mampu mengikuti langkah-langkah pembelajaran yang terdapat
dalam rencana kegiatan pembelajaran. Selain itu, peneliti mampu mengarahkan
dan memotivasi siswa untuk bertanya. Peneliti juga cukup baik dalam
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kembali pengetahuan
yang telah diperolehnya.
Pada pelaksanaan siklus I dan siklus II tahap–tahap tersebut telah
dilaksanakan dan telah memberikan perbaikan yang positif dalam diri siswa. Hal
tersebut dibuktikan dengan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
matematika di kelas, misalnya siswa yang semula pasif dalam belajar kelompok
sudah menjadi aktif dan siswa dalam menyelesaikan soal tes tidak ada lagi yang
bekerja sama dengan temannya karena siswa sudah yakin dengan kemampuannya
sendiri.
Berdasarkan keaktifan siswa dalam kegiatan yang telah dilakukan
menunjukkan adanya peningkatan dari tiap tindakan. Perubahan positif pada
keaktifan siswa berdampak pula pada skenario pelaksanaan pembelajaran dan
nilai rata-rata tes. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.1:
49
Tabel 4.1 Rata-rata skenario pelaksanaan pembelajaran dan nilai rata-rata tes
Kriteria Tes Awal Siklus I Siklus II Peningkatan
Rata-rata skenario
pelaksanaan
pembelajaran -
78,12 %
87,50 % 9,38 %
Nilai rata-rata Tes 45,00 69,50 81,50 36,50
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ada peningkatan yang signifikan
pada rata–rata scenario pelaksanaan pembelajaran dari Siklus I ke siklus II, yaitu
sebesar 9,38 % begitu pula pada nilai rata-rata tes pokok bahasan sistem
persamaan linier dua variabel terjadi peningkatan sebesar 36,50.dari tes awal
sampai tes siklus II. Dengan demikian pada siklus II telah mencapai target awal
bahwa pendekatan reciprocal teaching mampu meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif matematik dalam pokok bahasan SPLDV pada siswa kelas VIII-12
SMPN 2 Cimahi.
Berdasarkan uraian diatas, maka dari segi hasil evaluasi yang diperoleh
siswa sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan. Demikian juga dengan
ketuntasan skenario pembelajaran yang ditetapkan peneliti telah mencapai
indikator kinerja dari segi proses.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika melalui
pendekatan reciprocal teaching dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
matematik dalam pokok bahasan SPLDV pada siswa kelas VIII-12 SMPN 2
Cimahi.