Ptk Bernyanyi

78
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan yang ada di Indonesia ada 2 jalur yaitu lembaga pendidikan sekolah atau formal dan lembaga pendidikan luar sekolah atau non formal. Jalur pendidikan sekolah atau formal meliputi : TK, SD, SMP, dan PT. Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah meliputi: balai latihan kerja, kursuskursus, sanggar-sanggar dan lain sebagainya. Taman Kanak-kanak adalah lembaga pendidikan yang pertama, setelah lingkungan keluarga serta merupakan jembatan antara rumah atau keluarga dan sekolah dasar. Di Taman Kanak-kanak anak mulai diberi pendidikan secara berencana dan sistematis. Taman Kanak-kanak harus merupakan tempat yang menyenangkan bagi anak. Tempat yang harus memberikan perasaan aman dan betah kepadanya yang mendorong keberanian untuk bereksplorasi, berkreativitas dan mencari pengalaman demi perkembangan kepribadian secara optimal

description

Contoh PTK PAUD

Transcript of Ptk Bernyanyi

Page 1: Ptk Bernyanyi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga pendidikan yang ada di Indonesia ada 2 jalur yaitu lembaga

pendidikan sekolah atau formal dan lembaga pendidikan luar sekolah atau non

formal. Jalur pendidikan sekolah atau formal meliputi : TK, SD, SMP, dan PT.

Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah meliputi: balai latihan kerja,

kursuskursus, sanggar-sanggar dan lain sebagainya.

Taman Kanak-kanak adalah lembaga pendidikan yang pertama, setelah

lingkungan keluarga serta merupakan jembatan antara rumah atau keluarga dan

sekolah dasar. Di Taman Kanak-kanak anak mulai diberi pendidikan secara

berencana dan sistematis. Taman Kanak-kanak harus merupakan tempat yang

menyenangkan bagi anak. Tempat yang harus memberikan perasaan aman dan

betah kepadanya yang mendorong keberanian untuk bereksplorasi,

berkreativitas dan mencari pengalaman demi perkembangan kepribadian secara

optimal

Dalam rangka usaha untuk mencapai hasil pendidikan yang baik, metode

dan media pembelajaran yang digunakan dan mutu guru yang berkualitas di

Taman Kanak-kanak merupakan sarana pendidikan yang memegang peranan

sangat penting. Taman Kanak-kanak tanpa media pembelajaran yang memadai

dan mutu guru yang berkualitas kurang bisa berfungsi sebagai lembaga

pendidikan yang baik.

Page 2: Ptk Bernyanyi

2

Di Taman Kanak-kanak metode pembelajaran yang menarik serta media

pembelajaran yang lengkap dan bervariasi merupakan sarana dan alat yang dapat

menumbuhkan perkembangan motorik, panca indera, dan otak anak, sebab

sebagai makhluk anak membutuhkan berbagai cara menurut keinginan sendiri.

Perasaan puas, perasaan keindahaan dan sebagainya seringkali diekspresikan

dalam kegiatan yang dilakukan dengan alat yang ada. Dalam menuju

kedewasaan setiap anak memerlukan kedewasaan untuk mengembangkan diri.

Untuk menunjang tersebut diperlukan fasilitas dan pendukungnya dalam

berbagai bentuk dan fungsinya. Kegiatan belajar mengajar di Taman Kanak-

kanak diharapkan dapat melakukan berbagai kegiatan yang dapat menumbuhkan

dan mendorong kepribadiannya, baik mencakup bidang pengembangan

pembiasaan maupun bidang pengembangan kemampuan dasar.

Bidang pengembangan pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan

secara terus menerus dan ada dalam kehidupan sehari-hari anak sehingga

menjadi kebiasaan yang baik. Bidang pengembangan pembiasaan meliputi aspek

perkembangan moral, dan nilai-nilai agama, serta pengembangan sosial,

emosional dan kemandirian. Dari aspek pengembangan moral dan nilai-nilai

agama diharapkan dapat meningkatkan ketaqwaan anak terhadap Tuhan Yang

Maha Esa dan membina siap anak dalam rangka meletakkan dasar agama anak

menjadi warga negara yang baik. Aspek perkembangan sosial dan kemandirian

dimaksudkan untuk membina anak agar dapat mengandalkan emosinya secara

wajar dan dapat berinteraksi dengan sesamanya maupun dengan orang dewasa

Page 3: Ptk Bernyanyi

3

dengan baik serta dapat menolong dirinya sendiri dalam rangka kecakapan

hidup.

Bidang pengembangan kemampuan dasar merupakan kegiatan yang

dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas sesuai

dengan tahap perkembangan anak. Bidang pengembangan kemampuan dasar

meliputi aspek perkembangan berbahasa kognitif, fisik atau motorik dan

seni.Aspek perkembangan kognitif bertujuan mengembangkan kemampuan

berfikir anak untuk dapat mengolah perolehan belajarnya, dapat menemukan

bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, membantu anak untuk

mengembangkan kemampuan logika matematikanya dan pengetahuan akan

ruang dan waktu, serta mempunyai kemampuan untuk memilah-milah,

mengelompokkan serta mempersiapkan pengembangan kemampuan berfikir

teliti.

Aspek perkembangan seni bertujuan agar anak dapat dan mampu

menciptakan sesuatu berdasarkan imajinasinya, mengembangkan kepekaan dan

dapat menghargai hasil karya yang kreatif. Di Taman Kanak-kanak

pembelajaran seni merupakan sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan oleh anak

dengan lebih banyak melibatkan kemampuan motorik, khususnya motorik halus.

Aspek perkembangan fisik atau motorik bertujuan untuk memperkenalkan

dan melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola,

mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan

tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani

yang kuat, sehat dan terampil.

Page 4: Ptk Bernyanyi

4

Keterampilan anak berkaitan erat dengan perkembangan motoriknya.

Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan

yang terkoordinir antara susunan saraf, otot dan otak. Perkembangan motorik

meliputi motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh

yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota

tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri, sedangkan motorik

halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota

tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan belajar dan berlatih. Kedua

kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang secara optimal.

Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otaklah yang

mensetir setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya

perkembangan system saraf otak yang mengatur otot, memungkinkan

berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. Dalam proses

perkembangan anak, motorik kasar berkembang lebih dahulu dibandingkan

dengan motorik halus. Hal ini terbukti bahwa anak sudah dapat menggunakan

otot-otot kakinya untuk berjalan sebelum anak mampu mengontrol tangan dan

jari-jarinya untuk menggambar, menggunting atau menulis.

Perkembangan motorik halus anak Taman Kanak-kanak ditekankan pada

koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan

meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada

usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang bahkan

hampir sempurna. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus

anak berkembang pesat. Pada masa ini anak sudah mampu mengkoordinasikan

Page 5: Ptk Bernyanyi

5

gerakan visual motorik seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan,

lengan dan tubuh secara bersamaan.

Pada awal perkembangan dan pengalamaan anak kemampuan motorik

tersebut berkembang dari tidak koordinasi dengan baik menjadi terkoordinasi

secara baik. Prinsip utama perkembangan motorik adalah pematangan urutan,

motivasi, pengalaman dan latihan atau praktek.

Ketika anak mampu melakukan suatu gerakan motorik, maka akan

termotivasi untuk bergerak kepada motorik yang lebih luas lagi. Aktivitas

fisiologis meningkat dengan tajam. Anak seakan-akan tidak mau berhenti untuk

beraktivitas fisik baik yang melibatkan motorik kasar maupun motorik halus

pada saat mencapai kematangan untuk terlibat secara aktif. Dalamaktifitas fisik

ditandai dengan kesiapan dan motivasi yang tinggi dan seiring dengan hal

tersebut, orangtua dan guru perlu memberikan berbagai kesempatan dan

pengalaman yang dapat meningkatkan keterampilan motorik anak secara

optimal. Peluang-peluang ini tidak saja berbentuk membiarkan anak melakukan

kegiatan fisik akan tetapi perlu didukung dengan berbagai fasilitas yang berguna

bagi kemampuan motorik kasar maupun motorik halus.

Kemampuan motorik halus anak dikatakan terlambat bila diusianya yang

seharusnya anak dapat mengembangkan keterampilan baru, tetapi anak tidak

menunjukkan kemajuan. Terlebih jika sampai usia enam tahun anak belum dapat

menggunakan alat tulis dengan baik dan benar. Anak-anak yang mengalami

keterlambatan dalam perkembangan motorik halus mengalami kesulitan untuk

mengkoordinasikan gerakan tangan dan jari-jari secara fleksibel.

Page 6: Ptk Bernyanyi

6

Kemampuan motorik halus terkait dengan perkembangan fleksibilitas

tangan dan jari jemari untuk melakukan aktifitas seperti makan, menulis,

menggambar, mencocok bentuk, meronce, menggunting, melipat, memakai

pakaian dan juga bermain dengan permainan yang membutuhkan koordinasi

tangan.

TK Pasundan Istri sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang

mendidik anak usia dini, mengalami beberapa masalah yang terkait dengan

kegiatan belajar mengajar. Di sekolah ini masih ada beberapa anak dengan

kemampuan motorik halus rendah. Rendahnya kemampuan motorik halus anak

terlihat dari banyaknya anak yang belum dapat membuat tulisan dengan baik.

Hal ini karena anak belum dapat menggunakan alat tulis dengan baik dan benar

sehingga anak mengalami kesulitan dalam mengkoordinasikan gerakan tangan

dan jari-jari secara fleksibel.

Pada pengembangan motorik halus anak selama ini guru lebih menekankan

pada kegiatan menulis dan menggambar saja. Anak yang belum bisa

menggunakan alat tulis dengan baik akan merasa cepat bosan dan malas. Hal ini

karena kegiatan yang diberikan kurang bervariasi dan kurang menumbuhkan

semangat anak. Kegiatan-kegiatan yang disampaikan sebagai 7 materi

hendaknya disesuaikan dengan kemampuan anak dan tidak hanya sekedar

sebagai pelengkap materi.

Dalam kegiatan motorik halus agar anak tidak menjadi bosan dan

malasmengerjakan, media-media yang digunakan tidak haruslah mahal tetapi

yang bisa menarik perhatian anak dan tidak membahayakan anak. Dengan

Page 7: Ptk Bernyanyi

7

banyaknya media yang ada, guru yang harus bisa menyesuaikan dengan tahap

perkembangan anak.

Melihat permasalahan itu, maka perlu dicari solusi yang tepat untuk

mengembangkan kemampuan motorik kasar anak. Banyak cara yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan motorik kasar anak, diantaranya adalah dengan

kegiatan permainan bernyanyi (singing games).

B. Rumusan dan Batasan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana penerapan permainan bernyanyi (singing games)

di TK Pasundan Istri untuk meningkatkan minat anak dalam

pembelajaran motorik kasar ?

2. Bagaimana minat belajar anak dalam pembelajaran motorik

kasar di TK Pasundan Istri melalui permainan bernyanyi

(singing games) ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui penerapan permainan bernyanyi (singing

games) di TK Pasundan Istri untuk meningkatkan minat anak

dalam pembelajaran motorik kasar.

b. Untuk mengetahui minat belajar anak dalam pembelajaran

motorik kasar di TK Pasundan Istri melalui permainan

bernyanyi (singing games).

Page 8: Ptk Bernyanyi

8

D. Manfaat Penelitian

Dari informasi yang didapat, diharapkan penelitian ini

mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

informasi bagi pengembangan karya tulis ilmiah lain di

bidang Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Selain itu,

penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan konsep dan

prinsip baru tentang penerapan permainan bernyanyi

(singing games) untuk meningkatkan minat anak dalam

pembelajaran motorik kasar .

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Sebagai penambah wawasan/ilmu pengetahuan tentang

minat anak dalam pembelajaran motorik kasar pada

umumnya, dan bagaimana menerapkan permainan

bernyanyi (singing games) untuk meningkatkan minat

anak dalam pembelajaran motorik kasar .

b. Bagi Guru

Diharapkan hasil dari penelitian ini akan memberikan

masukan bagi guru dalam menerapkan variasi permainan

bernyanyi (singing games) dalam meningkatkan minat

anak dalam pembelajaran motorik kasar .

Page 9: Ptk Bernyanyi

9

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut bagi peneliti

selanjutnya mengenai hal yang sama secara lebih

mendalam.

Page 10: Ptk Bernyanyi

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Minat

1. Pengertian Minat

Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau

kegiatan (Slameto, 1995). Seseorang yang berminat terhadap

suatu aktivitas dan memperhatikan itu secara konsisten dengan

rasa senang.

Menurut Kartono (1995), minat merupakan moment-

moment dari kecenderungan jiwa yang terarah secara intensif

kepada suatu obyek yang dianggap paling efektif (perasaan,

emosional) yang didalamnya terdapat elemen-elemen efektif

(emosi) yang kuat. Minat juga berkaitan dengan kepribadian.

Jadi pada minat terdapat unsur-unsur pengenalan

(kognitif), emosi (afektif), dan kemampuan (konatif) untuk

mencapai suatu objek, seseorang suatu soal atau suatu situasi

yang bersangkutan dengan diri pribadi (Buchori, 1985).

Minat ialah suatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir

engan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan (Sujanto

Agus : 1981 ). Dalam belajar diperlukan suatu pemusatan perhatian agar apa yang

dipelajari dapat dipahami; Sehingga siswa dapat melakukan sesuatu yang

sebelumnya tidak dapat dilakukan. Terjadilah suatu perubahan kelakuan. Perubahan

Page 11: Ptk Bernyanyi

11

kelakuan ini meliputi seluruh pribadi siswa; baik kognitip, psikomotor maupun

afektif. Untuk meningkatkan minat, maka proses pembelajaran dapat dilakukan

dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami apa yang ada di lingkungan

secara berkelompok.

Minat merupakan salah satu unsur kepribadian yang memegang peranan

penting dalam mengambil keputusan masa depan. Minat mengarahkan individu

terhadap suatu obyek atas dasar rasa senang atau rasa tidak senang. Perasaan

senang atau tidak senang merupakan dasar suatu minat. Minat seseorang dapat

diketahui dari pernyataan senang atau tidak senang terhadap suatu obyek tertentu.

(Dewa Ketut Sukardi, 1994:83)

Untuk memahami dengan baik apa yang dimaksud dengan minat dan

prosedur yang diperlukan maka sangatlah bermanfaat untuk mengetahui aspek-

aspek individual. Aspek-aspek individual dapat digolongkan menjadi dua ranah

yaitu kemampuan dan kepribadian. Pada umumnya tugas pengukuran ditujukan

pada kedua ranah diatur dan pada penekanannya pada lingkup yang lebih luas.

Perbuatan atau tindakan yang disenangi, disukai atau tidak disukai oleh

seseorang adalah pada lingkup kepribadian termasuk seperti faktor-faktor minat,

temperamen dan sikap. Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari

campuran-campuran perasaan, harapan, pendidikan, rasa takut atau

kecenderungan-kecenderungan lain yang menggerakan individu kepada suatu

pilihan tertentu (Andi Mappier, 1982:62).

Dari pendapat di atas dijelaskan bahwa minat merupakan perangkat

mental yang menggerakan individu dalam memilih sesuatu. Selanjutnya Sumadi

Page 12: Ptk Bernyanyi

12

Suryobroto (1988:109) mendefinisikan minat sebagai kecenderungan dalam diri

individu untuk tertarik pada suatu objek atau menyenangi suatu obyek.

Timbulnya minat terhadap suatu obyek ini ditandai dengan adanya rasa senang

atau tetarik.

Jadi boleh dikatakan orang yang berminat terhadap sesuatu maka

seseorang tersebut akan merasa senang atau tertarik terhadap obyek yang

diminati tersebut. Selain itu Sumadi Suryobroto (1983:7) juga menyatakan minat

adalah pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu obyek serta banyak

sedikitnya kekuatan yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Kemudian

Agus Suyanto (1983:101) juga mendefinisikan minat sebagai suatu pemusatan

perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauan dan

tergantung dari bakat dan lingkungan. Pemusatan perhatian menurut pendapat di

atas merupakan tanda seseorang yang mempunyai minat terhadap sesuatu yang

muncul dengan tidak sengaja yang menyertai sesuatu aktivitas tertentu.

Dari pendapat para ahli di atas dapat diasumsikan bahwa timbulnya minat

seseorang itu disebabkan oleh beberapa faktor penting yaitu rasa tertarik atau rasa

senang, faktor perhatian dan kebutuhan. Kaitannya dengan penelitian minat siswa

terhadap permainan bola voli, minat terhadap sesuatu tersebut tidak dapat

diketahui atau diukur secara langsung harus digunakan faktor-faktor yang dapat

digunakan untuk mengungkap minat seseorang terhadap sesuatu. Karena minat

tidak dapat diukur secara langsung maka unsur-unsur atau faktor yang

menyebabkan timbulnya minat di atas diangkat untuk mengungkap minat

Page 13: Ptk Bernyanyi

13

seseorang. Dalam faktor ini disusun pertanyaan yang berguna untuk mengungkap

minat seseorang terhadap suatu kegiatan.

Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk

memperhatjkan dan mengenang beberapa aktivitas.

Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan

memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa

senang. Dengan kata lain, minat adalah suatu rasa lebih suka

dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada

yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan

akan suatu hubungan antara din sendiri dengan sesuatu di

luar din. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,

semakin besar minat.

Minat tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan

yang menunjukican bahwa anak didik lebih menyukai

sesuatu daripada yang lainnya, tetapi dapat juga

diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu

kegiatan. Anak didik yang berminat terhadap sesuatu

cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih hesar

terhadap sesuatu yang diminati itu dan sama sekali tak

menghiraukan sesuatu yang lain.

Suatu anggapan yang keliru adalah bila mengatakan

bahwa minat dibawa sejak lahir. Minat adalah perasaan yang

didapat karena berhubungan dengan sesuatu. Minat

Page 14: Ptk Bernyanyi

14

terhadap sesuatu itu dipelajari dan dapat mempengaruhi

belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-

minat baru. Jadi, minat terhadap sesuatu merupakan hasil

belajar dan cenderung mendukung aktivitas ‘lajar berikutnya.

Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar.

Anak didik yang berminat terhadap suatu mata pelajaran

akan mempelajarinya dengan sungguh-sunggu, karena ada

daya tank baginya. Anak didjk mudah menghapal pelajaran

yang menarik minatnya. Proses belajar akan berjalan lancar

bila disertai minat. Minat merupakan alat motivasi yang

utama yang dapat membangkitkan kegairahan belajar anak

didik dalam rentangan waktu tertentu. Oleh karena itu, guru

perlu membangkitkan minat anak didik agar pelajaran yang

diberikan mudah anak didik pahami. Ada beberapa macam

cara yang dapat guru lakukan untuk membangkitkan minat

anak didik sebagai berikut:

a. Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada din anak

didik, sehingga dia rela belajartanpa paksaan.

b. Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan

persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga

anak didik mudah menerima bahan pelajaran.

c. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk

mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara

Page 15: Ptk Bernyanyi

15

menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan

kondusif.

d. Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik

mengajar dalam konteks perbedaan individual anak didik.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat

Minat pada hakekatnya merupakan sebab akibat dari pengalaman.

Minat berkembang sebagai hasil daripada suatu kegiatan dan akan menjadi

sebab akan dipakai lagi dalam kegiatan yang sama (Crow and Crow,

1973:22).

Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1. The factor inner urge: rangsangan yang datang dari lingkungan atau

ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang

akan mudah menimbulkan minat. Misalnya kecenderungan terhadap

belajar, dalam hal ini seseorang mempunyai hasrat ingin tahu terhadap

ilmu pengetahuan.

2. The factor of social motive: minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu

hal. Disamping itu juga dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia

dan oleh motif sosial, misal seseorang berminat pada prestasi tinggi agar

dapat status sosial yang tinggi pula.

3. Emosianal factor: faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh

terhadap obyek misalnya perjalanan sukses yang dipakai individu dalam

suatu kegiatan tertentu dapat pula membangkitkan perasaan senang dan

dapat menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut.

Page 16: Ptk Bernyanyi

16

Sebaliknya kegagalan yang dialami akan menyebabkan minat seseorang

berkembang.

Menurut Milton (1961:397) minat dibagi menjadi dua yaitu:

(1) Minat subyektif: perasaan yang menyatakan bahwa pengalaman-

pengalaman tertentu yang bersifat menyenangkan.

(2) Minat obyektif: reaksi yang merangsang kegiatan-kegiatan dalam

lingkungannya.

Menurut Samsudin (1961: 8) minat jika dilihat dari segi timbulnya

terdiri dari 2 macam yaitu:

a. Minat spontan: minat yang timbul dengan sendirinya secara langsung.

b. Minat yang disengaja: minat yang dimiliki karena dibangkitkan atau

ditimbulkan.

3. Faktor-Faktor yang Menimbulkan Minat

Minat timbul bila ada pehatian dengan kata lain minat merupakan

sebab dan akibat dari perhatian. Seseorang yang mempunyai perhatian

terhadap sesuatu yang dipelajari maka ia mempunyai sikap yang positif dan

merasa senang terhadap hal tersebut, sebaliknya perasaan tidak senang akan

menghambat. Minat timbul karena adanya faktor interen dan eksteren yang

menentukan minat seseorang (H.C Wetherrington:1983:136).

a. Bentuk-bentuk Minat

Menurut M. Buchori (1991:136) minat dapat dibedakan menjadi dua

macam yaitu:

Page 17: Ptk Bernyanyi

17

1) Minat Primitif

Minat primitif disebut minat yang bersifat biologis, seperti

kebutuhan makan, minum, bebas bergaul dan sebagainya. Jadi pada

jenis minat ini meliputi kesadaran tentang kebutuhan yang langsung

dapat memuaskan dorongan untuk mempertahankan organisme.

2) Minat Kultural

Minat kultural atau dapat disebut juga minat sosial yang

berasal atau diperoleh dari proses belajar. Jadi minat kultural disini

lebih tinggi nilainya dari pada minat primitif.

b. Macam- macam Minat

Menurut Dewa Ketut Sukardi yang mengutip pendapat Carl

Safran, mengemukakan bahwa ada tiga cara yang dapat digunakan untuk

menentukan minat, yaitu:

1) Minat yang diekspresikan/ Expressed Interest

Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya

dengan katakata tertentu. Misal: seseorang mungkin mengatakan

bahwa dirinya tertarik dalam mengumpulkan mata uang logam,

perangko dan lain-lain.

2) Minat yang diwujudkan/ Manifest Interest

Seseorang dapat mengungkapkan minat bukan melalui kata-

kata melainkan dengan tindakan atau perbuatan, yaitu ikut serta dan

berperan aktif dalam suatu kegiatan. Misal: kegiatan olahraga,

pramuka dan sebagainya yang menarik perhatian.

Page 18: Ptk Bernyanyi

18

3) Minat yang diinventariskan/ Inventoral Interest

Seseorang menilai minatnya agar dapat diukur dengan

menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan

pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu. Pertanyaan-pertanyaan

untuk mengukur minat seseorang disusun dengan menggunakan

angket.

4. Unsur-unsur Minat

Seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu bila individu itu

memiliki beberapa unsur antara lain:

a. Perhatian

Seseorang dikatakan berminat apabila individu disertai adanya

perhatian, yaitu kreatifitas jiwa yang tinggi yang semata-mata tertuju pada

suatu obyek. Jadi seseorang yang berminat terhadap sesuatu obyek yang pasti

perhatiannya akan memusat terhadap sesuatu obyek tersebut. Dalam hal ini

perhatian ditujukan pada obyek ekstrakurikuler olahraga bola voli.

b. Kesenangan

Perasaan senang terhadap sesuatu obyek baik orang atau benda akan

menimbulkan minat pada diri seseorang, orang merasa tertarik kemudian ada

gilirannya timbul keinginan yang dikehendaki agar obyek tersebut menjadi

miliknya. Dengan demikian maka individu yang bersangkutan berusaha untuk

mempertahankan obyek tersebut.

c. Kemauan

Page 19: Ptk Bernyanyi

19

Kemauan yang dimaksud adalah dorongan yang terarah pada suatu

tujuan yang dikehendaki oleh akal pikiran. Dorongan ini akan melahirkan

imbulnya suatu perhatian terhadap suatu obyek. Sehingga dengan demikian

akan muncul minat individu yang bersangkutan.

5. Teori Perkembangan Minat

Minat memainkan peran yang sangat penting dalam keberhasilan

belajar.

a. Menyukai minat secara obyektif akan kurang berarti jika pengukuran itu

hanya mempertimbangkan hal-hal yang penting dalam jangka waktu

yang pendek.

b. Keberhasilan seseorang dalam belajar bukan hanyalah memiliki

kharakteristik bakat dan kemampuan yang sama, tetapi memiliki minat

sebagaimana adanya.

6. Ciri-ciri Minat Anak

Dorongan-dorongan yang ada pada diri anak, menggambarkan

perlunya perlakuan yang luas, sehingga ciri-ciri dan minat anak tergambar

lebih terinci dan faktual, sesuai dengan usia dan kedewasaan mereka. Dengan

demikian ciri-ciri dan minat anak akan menjadi pedoman penyelenggaraan

program pendidikan jasmani yang arahnya dapat dikategorikan ke dalam

domain hasil belajar, yaitu psikomotor, afektif, kognitif dan domain yang

lain. Dengan digunakannya sebagai pedoman, maka pedoman dan

pengembangan program akan sesuai dengan ketepatan masa belajar, urutan,

Page 20: Ptk Bernyanyi

20

kecepatan dan ragam kekuatan. Kemudian muncul dalam pikiran kita, bahwa

remaja pada umumnya memiliki ragam yang luas tentang kedewasaan

jasmani dan kedewasaan rohaniah, yang perlu juga untuk diperhatikan.

a. Psikomotor

Psikomotor ini dimaksudkn untuk menggambarkan sasaran-sasaran

yang berupa keterpaduan koordinasi antara system persarafan dan system

perototan untuk menghasilkan gerakan yang dinilai. Adapun rincian dari

ranah ini adalah kemampuan gerak perseptual yaitu kemampuan yang

digunakan untuk mengenal, menginterprestasi, dan merespon suatu stimulus

(rangsangan) untuk melakukan suatu jenis tugas atau gerakan yang di

dalamnya terdiri dari bagian-bagian keseimbangan, kenestesis, diskriminasi

visual, diskriminasi auditif, dan koordinasi visual motor. Ketrampilan-

ketrampilan gerak fundamental yaitu ketrampilan-ketrampilan manipulatif

yang meliputi tubuh sendiri atau sutu obyek, termasuk dalam bagian ini

adalah ketrampilan manipulsi tubuh, ketrampilan manipulasi benda,

ketrampilan-ketrampilan olahraga.

b. Afektif

Ranah ini untuk menggambarkan sasaran yang berkenaan dengan

pengembangan sifat dan kepribadian anak didik untuk tetap langgeng dalam

penyesuaian diri dengan masyarakat dan budaya lingkungannya. Rincian

untuk ranah afektif ini adalah sebagai berikut: jika merespon secara sehat

terhadap aktivitas jasmani yaitu pengembangan reaksi positif terhadap

keberhasilan atau kegagalan dalam berkreatifitas, apresiasi terhadap

Page 21: Ptk Bernyanyi

21

pengalaman-pengalaman estetis yang didapat dari aktifitas pertalian dengan

pengalaman-pengalaman itu, pengenalan terhadap potensi-potensi kegiatan

sebagai jalan keluar ketegangan dan penggunaan waktu senggang,

kemampuan untuk bisa menikmati aktifitas olahraga, menjadi penonton yang

baik yang menghargai penampilan yang luar biasa (indah/ baik) dalam

olahraga. Perwujudan diri mecakup sasaran-sasaran yaitu menyadari akan

tubuh sendiri apa yang bisa dilakukan pada saat yang tepat, pengetahuan

tentang kemampuan-kemampuan apa yang dapat diterima orang lain

sehubungan dengan kapasitas dan potensi-potensi orang itu, kemampuan

untuk meningkatkan tingkat aspirasi yang berada dalam jangkauan dan

motivasi untuk mencari tingkat ini.

c. Kognitif

Ranah ini dimaksudkan untuk menggambarkan sasaran yang bersifat

intelektual dalam pengembangan kemampuan-kemampuan mengingat,

memproses dan mengambil keputusan secara jitu dan tepat. Ranah ini terdiri

dari pengetahuan yaitu mencakup segala sesuatu yang dapat

mengembangkan, memperluas dan memperdalam pengetahuan seperti aturan

permaian, ketika bermain dan bertanding, istilah-istilah dalam keolahragaan,

dan fungsi-fingsi tubuh. Kemampuan dan ketrampilan intelektual yang

termasuk dalam sasaran ini adalah penggunaan strategi, kemampuan menilai

dan menaksir hal-hal yang berhubungan dengan waktu, bentuk, ruang,

kecepatan, dan arah dalam pengunaan obyek, pemecahan-pemecahan yang

muncul dalam gerak, pemahaman tentang hubungan antara aktifitas olahraga

Page 22: Ptk Bernyanyi

22

dengan fungsi struktur tubuh, dan pengetahuan tentang dampak jangka

panjang dari aktifitas olahraga.

Dalam hal ini dianjurkan untuk tidak menggunakan pendekatan yang

telah terbiasa, yaitu pilihan kegiatan berdasarkan anjuran guru. Pendekatan

yang demikian akan berdampak keterbatasan pandangan siswa atau kegiatan

yang sekedar memenuhi kegiatan kebutuhan guru, bukan kebutuhan siswa.

B. Pembelajaran Motorik kasar

1. Perkembangan Motorik Kasar

Tugas perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh,

seperti berlari, berjinjit, melompat, bergantung, melempar dan

menangkap,serta menjaga keseimbangan. Kegiatan ini diperlukan dalam

meningkatkan keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar. Pada anak usia

4 tahun, anak sangat menyenangi kegiatan fisik yang mengandung bahaya,

seperti melompat dari tempat tinggi atau bergantung dengan kepala

menggelantung ke bawah. Pada usia 5 atau 6 tahun keinginan untuk

melakukan kegiatan berbahaya bertambah. Anak pada masa ini menyenangi

kegiatan lomba, seperti balapan sepeda, balapan lari atau kegiatan lainnya

yang mengandung bahaya.

2. Perkembangan Gerakan Motorik Halus

Perkembangan motorik halus anak taman kanak-kanak ditekankan

pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan

kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari

tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat

Page 23: Ptk Bernyanyi

23

berkembang bahkan hampir sempurna. Walaupun demikian anak usia ini

masih mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi suatu

bangunan. Hal ini disebabkan oleh keinginan anak untuk meletakkan balok

secara sempurna sehingga kadang-kadang meruntuhkan bangunan itu sendiri.

Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat.

Pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik,

seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh

secara bersamaan,antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis atau

menggambar.

Stimulasi adalah suatu kegiatan merangsang

kemampuan dasar Balita dan Anak Prasekolah yang

dilakukan oleh lingkungan (ibu, bapak, pengasuh anak &

anggota keluarga lain) untuk mengoptimalkan tumbuh

kembangnya. Stimulasi dilakukan untuk merangsang 4 aspek

kemampuan dasar, yaitu: Kemampuan Motorik kasar (GK) ;

Kemampuan Gerak Halus (GH) ; Kemampuan berbicara dan

bahasa ; dan Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian.

a. Perkembangan dan Stimulus untuk Motorik Halus dan

Motorik Kasar

Keterampilan motorik adalah gerakan-gerakan tubuh

atau bagian-bagian tubuh yang disengaja, otomatis, cepat

dan akurat. Gerakan-gerakan ini merupakan rangkaian

koordinasi dari beratus-ratus otot yang rumit. Keterampilan

Page 24: Ptk Bernyanyi

24

motorik ini dapat dikelompokkan menurut ukuran otot-otot

dan bagian-bagian badan yang terkait, yaitu keterampilan

motorik kasar (gross motor skill) dan keterampilan motorik

halus (fine motor skill). Lerner & Hultsch (1983). Keterampilan

Motorik Halus; meliputi otot-otot kecil yang ada diseluruh

tubuh, seperti menyentuh dan memegang. Keterampilan

Motorik Kasar; meliputi keterampilan otot-otot besar lengan,

kaki, dan batang tubuh, seperti berlatih untuk mengikat

sepatu sendiri, melompat dan berjalan. Lerner & Hultsch

(1983).

Menurut dr. Radix Hadriyanto, Sp.A beberapa ciri khas

tumbuh kembang anak yang normal secara umum menurut

klasifikasi umurnya dapat dilihat pada table berikut :

Stimulasi motorik kasar dan halus yang dapat diberikan

sesuai dengan jenjang usia antara lain:

b. Usia 0-1 tahun

Di usia 3-4 bulan kandungan, janin sudah

menunjukkan gerakan tubuh pertamanya, yang semakin

bertambah sejalan dengan pertambahan usia kehamilan.

Gerakan kedua muncul saat bayi lahir, yaitu gerak refleks.

Gerakan seperti mengisap puting susu ibu, gerak refleks

tangan dan kaki, mengangkat kepala saat ditengkurapkan,

dan membuka jari saat telapak tangannya disentuh,

Page 25: Ptk Bernyanyi

25

merupakan gerakan refleks yang bertujuan untuk

bertahan, gerak refleks seharusnya distimulasi agar

kemampuan awal si kecil terbentuk. Contohnya, bila gerak

refleks tangan distimulasi dengan baik, dalam usia 2-3

bulan, bayi memiliki kemampuan menggenggam benda-

benda yang berukuran besar.

Stimulasi yang bertahap dan berjenjang akan

memberikan manfaat dalam kemampuan dan

keterampilan menggenggam pada bayi. Bayi akan mampu

menggenggam benda-benda yang lebih kecil hingga

akhirnya bisa menggenggam sendok atau pensil warna.

Kemampuan kinestetik lain yang mesti dimiliki bayi

usia 3-6 bulan adalah merayap dan merangkak.

Kemampuan ini merupakan awal dari perkembangan

bergerak maju, duduk, berdiri, dan berjalan. Orangtua bisa

menempatkan bola warna-warni di depan bayi saat ia

tengkurap. Warna-warni akan menarik bayi untuk

mengambil dengan berusaha bergerak maju.

Setelah merangkak, anak akan belajar berjalan.

Untuk berjalan, diperlukan kekuatan otot kaki, punggung,

perut, keseimbangan tubuh, koordinasi mata-tangan-kaki,

serta aspek mental, emosional, dan keberanian. Dengan

banyaknya aspek yang terlibat dalam proses berdiri dan

Page 26: Ptk Bernyanyi

26

berjalan, jumlah sel otak yang terstimulasi pun bertambah

banyak. Saat belajar berjalan, anak mencoba merambat

dan berdiri sambil berpegangan benda-benda yang kuat

c. Usia 1-2 tahun

Di usia setahun, seluruh kemampuan dan

keterampilan kinestetiknya sudah terbentuk. Untuk itu,

perlu diberikan pengembangan stimulasi dengan

penambahan pada bentuk, media, tingkat kesulitan, dan

lainnya. Cara yang mudah adalah banyak bermain

bersama anak seperti berlari, melompat, melempar,

menangkap, berguling, dan lain-lain.

Anak akan lebih mudah belajar melempar daripada

menangkap. Agar kemampuan anak menangkap bola atau

benda bertambah, rajin-rajinlah orangtua bermain lempar-

tangkap bola. Dengan cara ini pula kemampuan koordinasi

mata dan tangan anak akan terlatih. Bila anak sudah

mampu menangkap dan melempar, tingkat kesulitannya

bisa ditambah. Contohnya, menambah jarak lempar-

tangkap, mengganti bola yang lebih besar dengan yang

kecil, serta arah lemparan semakin cepat.

Keterampilan motorik halus dan kasar berguna untuk

kemampuan menulis, menggambar, melukis, dan

keterampilan tangan lainnya. Anak juga bisa dilatih

Page 27: Ptk Bernyanyi

27

mengembangkan otot kaki, misalnya menendang bola,

melompat dengan dua kaki, serta menaiki anak tangga

(tentu dibantu orang dewasa)

d. Usia 3-4 tahun

Di usia ini, keterampilan dan kemampuan anak

sebenarnya tidak jauh berbeda dengan anak usia 1-2

tahun. Perbedaan yang nyata hanya pada kualitasnya.

Anak usia 3-4 tahun berlari lebih cepat ketimbang anak

usia 1-2 tahun, lemparannya lebih kencang, dan sudah

mampu menangkap dengan baik.

Kemampuan motorik kasar otot kaki anak, selain

berjalan dan berlari cepat, antara lain mampu melompat

dengan dua kaki, memanjat tali, menendang bola dengan

kaki kanan dan kiri. Untuk motorik kasar otot lengan, anak

mampu melempar bola ke berbagai arah, memanjat tali

dengan tangan, mendorong kursi, dan lainnya.

Kemampuan yang melibatkan motorik halus untuk

koordinasi mata-tangan, yaitu mampu memantul-

mantulkan bola beberapa kali, menangkap bola dengan

diameter lebih kecil, melambungkan balon, keterampilan

coretan semakin baik.

Agar kemampuan dan keterampilan motorik halus

serta kasar kian berkembang, anak bisa diberikan

Page 28: Ptk Bernyanyi

28

stimulasi kinestetik. seperti berjalan atau berlari zigzag,

berjalan dan berlari mundur untuk mengembangkan otak

kanan, melompat dengan dua kaki ke berbagai arah,

menendang bola dengan kaki kanan atau kiri ke berbagai

arah, melempar bola ke berbagai arah dengan bola

sedang sampai kecil, melempar bola ke sasaran seperti

huruf, angka, atau gambar, menangkap bola dari berbagai

arah, bermain bulutangkis, mencoret-coret berbagai

bentuk geometri untuk mengembangkan otak kiri dan

kanan, serta menggerakkan kedua tangan dan kaki

dengan memukul drum mainan.

e. Usia 5-6 tahun

Pada usia 5-6 tahun, hampir seluruh gerak

kinestetiknya dapat dilakukan dengan efisien dan efektif.

Gerakannya pun sudah terkoordinasi dengan baik. Namun,

seperti diungkapkan Bambang, anak kelompok usia ini

lebih menyukai permainan yang tidak banyak melibatkan

motorik kasar. Mereka lebih menyukai permainan yang

menggunakan kemampuan berpikir seperti bermain

puzzle, balok, bongkar pasang mobil, serta mulai tertarik

pada games di komputer maupun play station.

Page 29: Ptk Bernyanyi

29

C. Permainan Bernyanyi (Singing Games)

Guru Taman Kanak-kanak, perlu menyusun bentuk kegiatan

pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berbahasa yang

sesuai dengan karakteristik perkembangan fisik dan psikologis

anak TK, keadaan lingkungan sekitar dan ketersediaan sarana

prasarana pendidikan. Salah satu bentuk kegiatan yang dapat

dilakukan sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan

bahasa pada anak usia dini adalah dengan bernyanyi. Bernyanyi

bagi anak dapat berperan sebagai wahana yang dapat

mengungkapkan pikiran dan perasaan. Apa berwujud pernyataan

atau pesan dan memiliki daya yang dapat menggerakkan hati,

berwawasan citarasa keindahan

Melalui nyanyian yang sesuai, perbendaharaan bahasa,

kreativitas serta kemampuan anak berimajinasi dapat

mengembangkan daya pikir anak sehingga perkembangan

inteligensinya dapat berlangsung dengan baik. Nyanyian juga dapat

mengembangkan aspek sosial. Hal ini terutama dimungkinkan

dalam kegiatan bermain bersama. Masa perkembangan bicara dan

bahasa yang paling intensif pada manusia terletak pada tiga tahun

pertama dari hidupnya, yakni suatu periode dimana otak manusia

berkembang dalam proses mencapai kematangan. Kemampuan

bicara dan berbahasa pada manusia ini akan berkembang dengan

Page 30: Ptk Bernyanyi

30

baik dalam suasana yang dipenuhi suara dan gambar, serta terus

menerus berhubungan dengan bahasa dan pembicaraan dari

manusia lainnya

Lembaga TK melaksanakan pendidikan dalam kegiatan

bermain, yaitu bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain.

Permainan yang relevan bagi anak usia dini akan dapat

mempelancar pencapaian tujuan proses pendidikan di TK,

Perencanaan permainan untuk sarana bermain anak dapat

berbentuk bermain melalui lagu, permainan ini merupakan

nyanyian atau lagu yang dilakukan anak. Anak-anak mudah dan

cepat belajar, mereka masih lentur sehingga dapat dibentuk

dengan baik. Melalui nyanyian atau lagu dijadikan sebagai wadah

segala jenis pendidikan kanak-kanak. Hal ini muncul secara alami

yang menjadi kebutuhan kanak-kanak. Pendidikan di TK, anak

belajar melalui lagu atau nyanyian sambil bermain, karena sifatnya

yang ingin bergerak. Bernyanyi sambil belajar atau belajar sambil

bernyanyi diringi gerak dan lagu permainan. Mungkin itulah

sebabnya kegiatan nyanyian telah menjadi suatu tradisi dalam

program kegiatan di TK.

Bermain di TK melalui bernyanyi merupakan aktivitas yang

sangat populer dan dilakukan anak usia dini dalam kegiatan sehari-

hari. Bahkan kegiatan ini dilakukan dalam berbagai event misalnya

kegiatan hari-hari besar dan kegiatan akhir tahun TK. Memperoleh

Page 31: Ptk Bernyanyi

31

pemahaman yang bermakna, unsur-unsur musik itu haruslah

diberikan melalui kegiatan utamanya adalah bernyanyi. Guru dapat

memilih lagu-lagu yang sudah dikenal anak, atau lagu baru yang

mudah untuk diajarkan, lagu itu disebut sebagai lagu model, dan

digunakan sebagai sumber pembahasan unsur-unsur nyanyian

yang terkandung didalamnya. Nyanyian disini merupakan bagian

kehidupan dan perkembangan jiwa setiap manusia. Sejak di dalam

kandungan seorang anak telah memiliki beberapa aspek yang

berkaitan dengan musik. Aspek itu diterima dan dipengaruhi oleh

berbagi pengalaman yang bersifat natural atau alami dalam proses

kehidupannya. Sehingga sebuah nyanyian atau lagu itu dapat

berdampak kedalam diri seseorang. Bagi anak lagu akan

mempengaruhi tumbuh dan kembang tentang nilai-nilai yang dapat

merubah sikap perilaku menuju kedewasaan. Selain itu lagu juga

dapat memberikan motivasi, minat, dan bakat seseorang dalam

bernyanyi. Nyanyi tidak hanya dapat memperkaya kehidupan

kerohanian, tetapi juga dapat memberikan keseimbangan hidup.

Nyanyi merupakan sarana hiburan. Melalui bernyanyi manusia tidak

saja mengungkapkan pikiran dan perasaan, tetapi juga dapat

mengendalikan aspek emosionalnya.

Hampir semua atau boleh dikatakan bahwa pendidikan

membutuhkan keterampilan mendengarkan dan memperhatikan.

Oleh karena itu anak didik harus dibiasakan mendengarkan atau

Page 32: Ptk Bernyanyi

32

memperhatikan nyanyian, bunyi yang didengar dalam dimensi

waktu sambil mengikuti jejak bunyi yang langsung hilang segera.

Cara mendengarkan nyanyian yang diajarkan pada subyek didik

adalah untuk memupuk rasa keindahan dan memberi pengetahuan,

juga pemahaman tentang unsur-unsur nyayian.

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

1. Nama Sekolah : TK Pasundan Istri

2. Waktu Pelaksanaan : 1. Siklus Pertama : Senin, 07 April 2012

2. Siklus Kedua : Senin, 14 April 2012

B. Subjek Penelitian

Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa taman kanak-kanak

dengan jumlah siswa sebanyak 18 orang. Pemilihan sekolah ini bertujuan untuk

memperbaiki dan meningkatkan motivasi belajar siswa.

C. Prosedur Penelitian

Penelitain ini dilaksanakan dalam tiga siklus yang diupayakan untuk

mengetahui peningkatan minat anak TK dalam pembelajaran motorik

kasar berdasarkan langkah-langkah metode permainan bernyanyi (singing

Page 33: Ptk Bernyanyi

33

games). Setiap siklus terdiri atas empat tahapan berikut: (1) perencanaan

(planning); (2) tindakan (action); (3) pengamatan (observation); dan (4) refleksi

(reflection).

Selain itu juga akan dibuat perangkat pembelajaran yang berupa: (1)

lembar kerja siswa; (2) lembar observasi; (3) lembar evaluasi. PTK ini akan

dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus perbaikan menempuh prosedur

sebagai berikut.

1. Tahap Refleksi Awal

Pada tahap ini guru kelas mengorientasi dan mengidentifikasi masalah

yang merupakan tahap awal dalam kegiatan penelitian. Kegiatan-kegiatan

yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut.

a. Melakukan kegiatan orientasi dengan penelitian berfokus dalam

menganalisis perencanaan yang disusun guru.

b. Mengidentifikasi pengalaman pengelola proses pelaksanaan

pembelajaran terutama berkaitan dengan kelemahan dan hambatan yang

dialami guru kelas.

c. Melihat hasil perkembangan motorik siswa pada tahun-tahun

sebelumnya.

2. Tahap Perencanaan Tindakan Penelitian

a. Penentuan siklus tindakan penelitian

Siklus tindakan penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus, sebagaimana

29

Page 34: Ptk Bernyanyi

34

dijelaskan di atas bahwa jenis PTK yang akan digunakan adalah model

Kemmis dan Mc.Taggart.

b. Penetapan teknik pelaksanaan tindakan penelitian

Teknik pelaksanaan tindakan penelitian terdiri dari empat kegiatan,

yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Namun, PTK yang

digunakan dalam model Kemmis dan Taggart yaitu kegiatan tindakan

dan observasi dilaksanakan secara serempak.

c. Penetapan instrumen tindakan penelitian dan observasi pembelajaran

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam tindakan

penelitian ini adalah: lembar observasi. Observasi dalam kegiatan

belajar mengajar dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh

gambaran, baik bersifat umum, maupun khusus yang berkenaan dengan

aspek-aspek proses pendekatan yang dikembangkan. Aspek yang di

observasi diantaranya ialah aktivitas siswa dalam belajar dan aktifitas

guru dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

3. Tahap Pelaksanaan Tindakan Penelitian

a. Tindakan pembelajaran siklus I

1) Menyusun perencanaan, berdasarkan hasil refleksi.

2) Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana.

3) Merefleksi pembelajaran berdasarkan masing-masing siklus. Hasil

refleksi siklus pembelajaran I dijadikan bahan bagi tindakan

pembelajaran pada siklus selanjutnya.

b. Tindakan Pembelajaran Siklus II

Page 35: Ptk Bernyanyi

35

1) Menyusun perencanaan untuk siklus II berdasarkan hasil refleksi pada

pembelajaran siklus I.

2) Melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan hasil refleksi dan

upaya perbaikan terhadap pembelajaran siklus I.

3) Refleksi hasil pembelajaran pada pembelajaran siklus II serta

mengevaluasi hasil tindakan keseluruhan.

BAB IV

HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian tentang peningkatan minat anak tk dalam

pembelajaran motorik kasar melalui penerapan permainan

bernyanyi (singing games), dilaksanakan dalam tiga siklus, yaitu siklus

1,dan 2. Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi

dan refleksi. Acuan yang digunakan dari keempat tahap tersebut, sebagaimana

disesuaikan dengan desain dalam penelitian ini. Lebih jelasnya mengenai

masing-masing langkah sebagaimana dikemukakan dalam langkah-langkah

kegiatan berikut.

1. Siklus 1

a. Perencanaan

Page 36: Ptk Bernyanyi

36

Tahap perencanaan peningkatan minat anak TK dalam

pembelajaran motorik kasar melalui penerapan permainan bernyanyi

(singing games) pada siklus kesatu menempuh rangkaian kegiatan

berikut.

1) Tim peneliti merefleksi situasi dan pokok-pokok yang tidak

diharapkan pada pembelajaran sebelumnya, antara lain : (1) proses

dan hasil belajar siswa; (2) aktivitas guru dalam mengajar; dan (3)

rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat guru saat itu.

2) Peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang

digunakan rambu-rambu dalam mengembangkan peningkatan

minat anak TK dalam pembelajaran motorik kasar

melalui penerapan permainan bernyanyi (singing

games), dengan mempertimbangkan hasil refleksi awal.

3) Menyusun dan memvalidasi instrumen yang diperlukan, antara lain:

(1) Lembar pengamatan (observasi) untuk observer dalam

mengamati dan menilai setiap komponen rencana pelaksanaan

pembelajaran, proses belajar siswa, dan aktivitas guru dalam

mengajar ;

(2) Lembar wawancara untuk mengetahui tanggapan siswa dan

teman sejawat sehubungan dengan proses belajar mengajar yang

telah ditempuh pada siklus kesatu.

Deskripsi mengenai setiap komponen rencana pelaksanaan

pembelajaran yang digunakan rambu-rambu dalam peningkatan

Page 37: Ptk Bernyanyi

37

minat anak tk dalam pembelajaran motorik kasar melalui

penerapan permainan bernyanyi (singing games)

berdasarkan perlakuan (treatement) yang diterapkan metode permainan

bernyanyi (singing games) dan hasil refleksi awal untuk siklus 1,

perencanaan untuk siklus 2 didasarkan pada siklus 1 dan perencanaan

untuk siklus 3 merupakan perbaikan dari siklus 2.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Senin.

tanggal 07 April 2012, dengan menempuh tiga tahapan berikut: (1)

kegiatan awal; (2) kegiatan inti; dan (3) kegiatan akhir. Setiap tahap

kegiatan terdiri atas indikator-indikator kegiatan guru dan siswa dalam

merespon langkah-langkah KBM yang telah direncanakan. Adapun

deskripsi dari setiap indiktor kegiatan guru dan siswa dalam tiga tahap

kegiatan tersebut, sebagai berikut.

1) Kegiatan awal

a) Persiapan yang baik perlu dilakukan untuk memperkecil

kelemahan-kelemahan atau kegagalan-kegagalan yang dapat

muncul. Persiapan untuk peningkatan minat anak TK

dalam pembelajaran motorik kasar melalui

penerapan permainan bernyanyi (singing games)

antara lain:

(1) Menetapkan tujuan.

(2) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

(3) Mempersiapkan tempat.

Page 38: Ptk Bernyanyi

38

(4) Mempertimbangkan jumlah siswa dengan luas tempat.

(5) Mempersiapkan tata tertib dan disiplin selama belajar.

(6) Membuat petunjuk dan langkah-langkah permainan

bernyanyi.

2) Kegiatan inti

Tahap pelaksanaan, berupa pelaksanaan apa saja yang telah

direncanakan, yang terdiri dari:

(a) kegiatan awal : guru memperkenalkan lagu yang akan

dinyanyikan bersama dan memberi contoh bagaimana

seharusnya lagu itu dinyanyikan serta memberikan arahan

bagaimana bunyi tepuk tangan yang mengiringinya.

(b) Kegiatan tambahan : anak diajak mendramatisasikan lagu,

misalnya lagu Dua Mata Saya, yaitu dengan melakukan gerakan

menunjuk organ-organ tubuh yang ada dalam lirik lagu.

(c) Kegiatan pengembangan : guru membantu anak untuk

mengenal nada tinggi dan rendah dengan alat musik, misalnya

pianika.

(d) Tahap penilaian, dilakukan dengan memakai pedoman

observasi untuk mengetahui sejauh mana perkembangan yang

telah dicapai anak secara individual maupun kelompok.

3) Kegiatan akhir

Setelah melaksanakan pembelajaran, kegiatan selanjutnya adalah:

a. Meminta siswa untuk berlatih lagu yang disampaikan guru.

Page 39: Ptk Bernyanyi

39

b. Menutup kegiatan.

c. Observasi

Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar pada

siklus pertama masih tergolong rendah dengan perolehan skor 24 atau 60%

sedangkan skor idealnya adalah 40. Hal ini terjadi karena guru lebih banyak

berdiri di depan kelas dan kurang memberikan pengarahan kepada siswa

bagaimana melakukan pembelajaran melalui praktik.

Tabel 4.1Perolehan Skor Aktivitas Guru dalam PBM Siklus 1

No KEGIATAN 4 3 2 11 Mengkondisikan kelas dan siswa √ √2 Apersepsi √3 Penjelasan langkah-langkah belajar √4 Penjelasan tujuan pembelajaran √5 Kejelasan penyampaian materi √6 Kegiatan membimbing dan

mengarahkan siswa√

7 Kemampuan menggali potensi siswa untuk bertanya dan menjawab

8 Kemampuan memberi simpulan √9 Kemampuan memberi bahan tindak

lanjut√

10 Kegiatan menutup pelajaran √

Hasil observasi terhadap hasil kerja siswa dalam setiap siklus

pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 40: Ptk Bernyanyi

40

Tabel 4.2Peningkatan Minat anak TK dalam Pembelajaran Motorik kasar

dengan Menggunakan Metode Permainan Bernyanyi (singing games) Pada Siklus I

No. Nama Siswa Indikator Skor Ideal

Skor Persentase

(%)Motivasi Kreativitas

1 S.1 8 4 502 S.2 8 5 62.53 S.3 8 5 62.54 S.4 8 5 62.55 S.5 8 6 756 S.6 8 7 87.57 S.7 8 7 87.58 S.8 8 5 62.59 S.9 8 4 5010 S.10 8 5 62.511 S.11 8 6 7512 S.12 8 7 87.513 S.13 8 7 87.514 S.14 8 4 5015 S.15 8 4 5016 S.16 8 6 7517 S.17 8 6 7518 S.18 8 5 62.5

d. Refleksi

Temuan hasil penelitian,

1) Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang

mengarah kepada permainan bernyanyi (singing games). Hal ini

diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam PBM

Page 41: Ptk Bernyanyi

41

hanya mencapai 60 %.

2) Sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan

menggunakan pembelajaran dengan menggunakan metode permainan

bernyanyi (singing games). Mereka tidak merasa senang dan antusias

dalam belajar. Hal ini bisa dilihat dari hasil observasi terhadap

aktivitas siswa dalam PBM hanya mencapai 48,48%.

Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan

yang telah dicapai pada siklus kedua, maka pada pelaksanaan siklus kedua

dapat dibuat perencanaan sebagai berikut.

1) Guru menyajikan lagu yang berbeda.

2) Guru menjelaskan cara bernyanyi yang baik.

3) Memberi pengakuan atau penghargaan (reward).

2. Siklus Kedua

a. Perencanaan

Siklus II atau tindakan kedua dalam upaya peningkatan minat

anak TK dalam pembelajaran motorik kasar melalui

penggunaan metode permainan bernyanyi (singing games) menempuh

prosedur berikut.

1. Perencanaan

Indikator kegiatan yang ditempuh pada tahap ini, sebagai berikut.

1) Tim peneliti merefleksi situasi dan pokok-pokok yang tidak

diharapkan pada pembelajaran sebelumnya, antara lain : (1) proses

Page 42: Ptk Bernyanyi

42

dan hasil belajar siswa; (2) aktivitas guru dalam mengajar; dan (3)

rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat guru saat itu.

2) Peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang

digunakan rambu-rambu dalam mengembangkan peningkatan

minat anak TK dalam pembelajaran motorik kasar

melalui penerapan permainan bernyanyi (singing

games), dengan mempertimbangkan hasil refleksi awal.

3) Membuat instrumen yang akan digunakan dalam PTK siklus 1,

antara lain:

(1) lembar pengamatan (observasi) yang digunakan untuk menilai

aktivitas guru dan aktivitas siswa;

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Senin.

tanggal 14 April 2012, dengan menempuh tiga tahapan berikut: (1) kegiatan

awal; (2) kegiatan inti; dan (3) kegiatan akhir. Setiap tahap kegiatan terdiri

atas indikator-indikator kegiatan guru dan siswa dalam merespon langkah-

langkah KBM yang telah direncanakan. Adapun deskripsi dari setiap

indiktor kegiatan guru dan siswa dalam tiga tahap kegiatan tersebut.

Pelaksanaan program tindakan II yang mengacu pada identifikasi

masalah yang muncul pada siklus I, sesuai dengan alternative pemecahan

masalah yang sudah ditentukan, antara lain melalui:

1. Kegiatan Awal

Page 43: Ptk Bernyanyi

43

(1) Guru mempersiapkan diri memulai pembelajaran dengan

mengucapkan salam, dan siswa mempersiapkan diri memulai

pembelajaran dengan menjawab salam.

(2) Guru melakukan apersepsi.

(3) Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran.

(4) Guru memotivasi siswa untuk memulai pembelajaran dan siswa

termotivasi untuk siap memulai pembelajaran.

2. Kegiatan inti.

Tahap pelaksanaan, berupa pelaksanaan apa saja yang telah

direncanakan, yang terdiri dari:

(a) kegiatan awal : guru memperkenalkan lagu yang akan dinyanyikan

bersama dan memberi contoh bagaimana seharusnya lagu itu

dinyanyikan serta memberikan arahan bagaimana bunyi tepuk

tangan yang mengiringinya.

(b) Kegiatan tambahan : anak diajak mendramatisasikan lagu,

misalnya lagu Dua Mata Saya, yaitu dengan melakukan gerakan

menunjuk organ-organ tubuh yang ada dalam lirik lagu.

(c) Kegiatan pengembangan : guru membantu anak untuk mengenal

nada tinggi dan rendah dengan alat musik, misalnya pianika.

(d) Tahap penilaian, dilakukan dengan memakai pedoman observasi

untuk mengetahui sejauh mana perkembangan yang telah dicapai

anak secara individual maupun kelompok.

3. Kegiatan akhir

Page 44: Ptk Bernyanyi

44

Setelah melaksanakan pembelajaran, kegiatan selanjutnya adalah:

a. Meminta siswa untuk berlatih lagu yang disampaikan guru.

b. Menutup kegiatan.

c. Pengamatan (Observasi)

1) Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan

mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan

tindakan berlangsung.

2) Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan.

Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar pada

siklus pertama masih tergolong cukup dengan perolehan skor 30 atau 75%

sedangkan skor idealnya adalah 40. Hal ini menunjukan bahwa ada

peningkatan kualitas aktivitas guru dari siklus sebelumnya.

Tabel 4.3Peroleha Skor Aktivitas Guru dalam PBM Siklus II

No KEGIATAN 4 3 2 11 Mengkondisikan kelas dan siswa √2 Apersepsi √3 Penjelasan langkah-langkah

belajar√

4 Penjelasan tujuan pembelajaran √5 Kejelasan penyampaian materi √6 Kegiatan membimbing dan

mengarahkan siswa√

7 Kemampuan menggali potensi siswa untuk bertanya dan menjawab

8 Kemampuan memberi simpulan √9 Kemampuan memberi bahan

tindak lanjut√

Page 45: Ptk Bernyanyi

45

10 Kegiatan menutup pelajaran √

Hasil observasi terhadap hasil kerja siswa diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.4Upaya Peningkatan Minat anak Tk dalam Pembelajaran Motorik

kasar Pada Siklus II

No. Nama Siswa Indikator Motivasi Kreativitas

1 S.1

2 S.2

3 S.3

4 S.4

5 S.5

6 S.6

7 S.7

8 S.8

9 S.9

10 S.10

11 S.11

12 S.12

13 S.13

14 S.14

15 S.15

16 S.16

17 S.17

18 S.18

c. Refleksi

1) Guru mulai terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang

mengarah kepada permainan bernyanyi (singing games). Hal ini

Page 46: Ptk Bernyanyi

46

diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam PBM

hanya mencapai 75%.

2) Seluruh siswa mampu melakukan kegiatan pembelajaran dengan

permainan bernyanyi (singing games). Hal ini bisa dilihat dari hasil

observasi terhadap aktivitas siswa dalam PBM hanya mencapai 67%.

B. Pembahasan

Analisis data terhadap hasil penelitian merupakan langkah yang tidak

kalah penting dari langkah-langkah dalam keseluruhan proses penelitian

perbaikan pembelajaran yang telah diselenggarkan. Pentingnya hal ini

tidak lain adalah agar diperoleh gambaran yang jelas dari data yang

diperoleh melalui proses yang telah ditempuh dan dari hal ini pula peneliti

akan memperoleh simpulan guna menjawab pokok masalah yang diajukan

dalam penelitian ini.

1. Analisis Langkah-langkah Pembelajaran Berdasarkan Metode

Permainan bernyanyi (singing games) pada Siklus I

Proses perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode

permainan bernyanyi (singing games), pada siklus I, telah dilaksanakan

dan tidak menyimpang dari rencana. Setiap tahapan yang ditempuh

telah menggambarkan proses penelitian tindakan kelas sebagaimana

dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart (dalam Kunandar, 2008:70),

bahwa “Dalam penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses yang

dinamis dan kompelentari yang terdiri dari empat momentun essensial,

yaitu: (1) penyusunan rencana (planning), pelaksanaan (acting), observasi

Page 47: Ptk Bernyanyi

47

(observation); dan refleksi (reflection). Hal ini berarti ,prosesi yang

telah ditempuh peneliti, benar.

Rencana (planning) perbaikan pembelajaran yang disusun terdiri

atas komponen-komponen pembelajaran dengan menggunakan metode

permainan bernyanyi (singing games) di TK Pasundan Istri . Rencana

perbaikan pembelajaran tersebut merupakan hasil refleksi dari hasil

pembelajaran awal. Oleh Karena itu tentu saja segala sesuatunya

diprioritaskan untuk mendongkrak kesulitan guru dalam membelajarkan

siswa yang lebih berimbas pada hasil belajar dan aktivitas belajar siswa

tidak akan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mendongkraknya

menggunakan metode permainan bernyanyi (singing games).

Pelaksanaan (acting) perbaikan pembelajaran dengan menggunakan

metode permainan bernyanyi (singing games) di TK TK Pasundan Istri ,

pada siklus I, terbukti tidak berjalan sesuai dengan rencana. Hal ini

disebabkan oleh karena guru dan siswa tidak terbiasa dengan kondisi

pembelajaran seperti ini. Hal ini memang sangat dirasakan, baik oleh guru

maupun siswa. Namun hal itu tidak berlangsung sampai akhir, dalam arti

secara bertahap mengalami perubahan, sesuai dengan upaya yang

dilakukan guru. Upaya tersebut didasarkan pada pemahamannya

terhadap langkah-langkah yang seharusnya ditempuh. Bertindak

situasional dalam memberdayakan setiap langkah itu, telah mewarnai

aktivitas guru pada saat membimbing, mengarahkan siswa agar belajar

Page 48: Ptk Bernyanyi

48

dalam konteks yang diinginkan. Walau tidak terlaksana secara optimal,

hal ini masih beruntung daripada menyalahi sama sekali.

Atas dasar pertimbangan itu, kiranya teman sejawat yang

mengamati prosesi tersebut memberi penilaian dengan skor 24 atau

60% untuk aktivitas guru. Apabila dikaitkan dengan kategori penilaian

skor tersebut menunjukkan kategori rendah. Selain itu berdasarkan

hasil penilaian teman sejawat terhadap aktivitas siswa memberikan rata-

rata nilai 44,1%. Rata-rata tersebut menunjukkan kategori kurang berhasil.

Pengamatan (observing) dilakukan oleh teman sejawat dengan

menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Adapun hal-hal

yang diamati difokuskan pada aktivitas guru dalam membelajarkan

dan aktivitas belajar siswa saat menempuh prosesi pembelajaran dengan

metode permainan bernyanyi (singing games) . Tidak satupun langkah

yang terlewat pada saat pengamatan. Oleh karenanya hasil yang

diperoleh cukup memberikan arti untuk dijadikan bahan refleksi atau

diskusi oleh peneliti dengan teman sejawat. Dengan adanya tahapan ini

data yang diperoleh benar-benar objektif dan lepas dari perkiraaan

subjektif yang dapat menimbulkan bias bagi siapapun, terutama bagi

pokok masalah penelitian.

Untuk kemudian perolehan hasil pengamatan tersebut direfleksi

(reflecting) agar dapat diketahui artinya yang sebenarnya dari prosedur

perbaikan pembelajaran ini pada siklus I. Hasil refleksi menunjukkan

ada perubahan walau belum optimal, baik dalam hal aktivitas belajar

Page 49: Ptk Bernyanyi

49

siswa, aktivitas belajar guru dalam membelajarkan siswa maupun hasil

belajar siswa. Untuk memperbaikinya, penulis serta teman sejawat

merasa sepakat agar pada siklus II, menempuh langkah- langkah untuk

memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah

dicapai, yaitu melalui motivasi siswa agar belajar lebih aktif,

mengintensifkan bimbingan, dan memberikan pengakuan atau

pengahargaan (reaward) kepada siapapun siswa yang berhasil menempuh

proses belajar sebagaimana yang diharapkan. Langkah-langkah tersebut

dipandang sebagai satu kebijakan yang normatif yang dituangkan dalam

rencana perbaikan pembelajaran siklus II.

2. Analisis Langkah-langkah Pembelajaran berdasarkan Metode

Permainan bernyanyi (singing games) pada Siklus II

Tidak jauh berbeda dengan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I,

dalam siklus II pun diawali dengan tahapan menyusun rencana (planning)

berdasarkan hasil refleksi terhadap hasil pembelajaran siklus I. Ada sedikit

yang berbeda dengan rencana perbaikan pembelajaran siklus I, yaitu pada

langkah-langkah pembelajaran siswa berubah ke arah aktivitas dan hasil

belajar yang diharapkan. Perbedaaanya sangat jelas, yaitu pada siklus II

terdapat upaya memotivasi, membimbing secara intensif, dan pemberian

penghargaaan kepada siswa yang berhasil merespon setiap langkah yang di

berdayakan berdasarkan hasil refleksi terhadap langkah-langkah

pembelajaran pada siklus I. upaya seperti itu tidak ada pada pembelajaran

Page 50: Ptk Bernyanyi

50

siklus I. hal ini berarti perencanaan yang dikembangkan untuk kepentingan

pembelajaran siklus II, dimulai lebih matang.

Memasuki tahap pelaksanaan (acting), guru dan siswa berusaha

sepenuh hati mengimplementasikan langkah-langkah pembelajaran sesuai

dengan rencana. Saat prosesi sedang berlangsung guru dan siswa tidak

memenuhi hambatan yang berati, seperti yang dirasakan pada siklus I.

aktivitas guru dalam membelajarkan siswa tampak tidak banyak

menghadapi kendala. Demikian pun dengan siswa, atas dasar itu penilaian

yang diberikan teman sejawat yang mengamati proses kegiatan perbaikan

pembelajaran secara langsung, memberi nilai lebih baik terhadap aktivitas

dan hasil belajar siswa yang sebelumnya diklaim tidak berhasil oleh

peneliti maupun teman sejawat.

Ketika proses perbaikan pembelajaran siklus II sedang berlangsung,

dilakukan pengamatan (observing) oleh teman sejawat. Hasil pengamatan

tersebut cukup menggembirakan semua pihak terutama guru dan siswa.

karena perubahan yang diharapkan tercapai sesuai harapan. Artinya bukan

saja berjalan lancar, tetapi juga ada peningkatan hasil belajar dan aktivitas

belajar siswa, hal ini menandai upaya yang diberdayakan benar-benar

fleksibel dalam mengatasi hal-hal yang tidak diharapkan, seperti yang

terjadi pada perbaikan pembelajaran siklus I.

Pada tahap refleksi peneliti dan teman sejawat mencoba melakukan

analsis dan menginterpretasikan hasilnya, yang menunjukkan telah terjadi

perubahan ke arah yang lebih baik, baik pada guru maupun pada siswa.

Page 51: Ptk Bernyanyi

51

Guru sudah tidak lagi diragukan kemampuannuya dalam membelajarkan

siswa berdasarkan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan

metode permainan bernyanyi (singing games) . Oleh karena perubahan itu

siswa berubah aktivitas dan hasil belajarannya menjadi lebih baik namun

belum mencapai tujuan pembelajaran selurhnya. Atas dasar itu pula seluruh

siswa belum berhasil memenuhi standar ketuntasan minimal, sehingga

masih perlu dilakukan perbaikan pembelajaran siklus berikutnya.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Langkah-langkah peningkatan minat anak TK dalam pembelajaran motorik

kasar dengan menggunakan metode permainan bernyanyi (singing games)

di TK TK Pasundan Istri , dilaksanakan dalam tiga siklus, yaitu siklus 1,

dan 2. Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi

dan refleksi. Perencanaan disusun berdasarkan langkah yang telah baku

seperti: penentuan kompetensi dasar, hasil beajar, indicator hasil belajar,

materi pokok, langkah-langkah pembelajaran, alat dan sumber pembelajaran,

dan evaluasi. Langkah pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan

inti dan kegiatan akhir.

Page 52: Ptk Bernyanyi

52

2. Perubahan kemampuan siswa setelah mengikuti meningkatkan minat anak

TK dalam pembelajaran motorik kasar dengan menggunakan metode

permainan bernyanyi (singing games) , tampak siklus II lebih baik dari siklus

sebelumnya (I).

B. Saran

Berdasarkan simpulan diatas, ada beberapa saran yang dapat diungkapkan

pada bagian ini. Saran-saran dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Langkah-langkah penggunaan metode permainan bernyanyi (singing games)

diketahui cukup berhasil meningkatkan minat anak TK dalam

pembelajaran motorik kasar . Kelebihan dan kelemahan dari prosedur

yang telah ditempuh, diyakini benar adanya. Agar diperoleh langkah-langkah

yang lebih baik, kiranya hal ini dijadikan tolak ukur untuk langkah-langkah

tindak lanjut seterusnya.

2. Kemampuan siswa yang diberdayakan penelitian ini mengalami

perkembangan yang lebih baik, walau belum dapat dijadikan tolok ukur suatu

keberhasilan untuk terus ditingkatkan agar diperoleh proses lebih baik dari

yang sudah dilakukan.

48

Page 53: Ptk Bernyanyi

53

DAFTAR PUSTAKA

Arifin.1999. Psikologi Pembelajaran. Jakarta : Gramedia.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 1992. Proses Belajar Megajar. Jakarta:Bumi Aksara

Kiram, Phil Yanuar. 1997 Belajar Motorik. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Ma’mun, A dan Saputra, Y M. 1999 Perkembangan Gerak danBelajar Gerak. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Maslow, Abraham. 1970. Motivation and Personality. New York: Harper & Raw.

Soemanto, Wasty dan Hendyat Soetopo. 1982. Dasar Teori Pendidikan Dunia, Tantangan bagi Para Pemimpin Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.