PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf ·...

49
PEDOMAN GCG PT PLN TARAKAN 2015

Transcript of PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf ·...

Page 1: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

PEDOMAN GCG PT PLN TARAKAN

2015

Page 2: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi
Page 3: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 2

DAFTAR ISI

I. Pendahuluan 4

1. Daftar Istilah 4

2. Tujuan Good Corporate Governance 6

3. Pedoman Good Corporate Governance 6

4. Komitmen 7

5. Visi, Misi dan Nilai-Nilai Bersama 8

II. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance 9

1. Transparansi 9

2. Akuntabilitas 9

3. Pertanggung-jawaban 10

4. Kemandirian 10

5. Kewajaran 10

III. Organ Perusahaan 11

1. Hubungan Antar Organ Perusahaan 11

2. Rapat Umum Pemegang Saham 11

3. Direksi 12

4. Dewan Komisaris 13

5. Prinsip-prinsip Hubungan Kerja Direksi dan Dewan Komisaris 14

6. Sekretaris Perusahaan 14

IV. Pedoman Kebijakan Perusahaan 16

1. Pengelolaan Keuangan 16

2. Sistem Pengendalian Internal 18

3. Sistem Audit 18

4. Integritas Bisnis 21

5. Sumber Daya Manusia (SDM) 22

6. Pengelolaan Aset 25

7. Manajemen Risiko 26

8. Manajemen Mutu 28

9. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta Pelestarian Lingkungan 30

10. Pengadaan dan Hubungan dengan Rekanan 30

11. Kemitraan dengan Masyarakat dan Program CSR 32

12. Penerapan Teknologi 33

13. Persaingan Usaha 33

14. Klasifikasi dan Pengungkapan Informasi 34

15. Pengelolaan dokumen / arsip Perusahaan 36

16. Hubungan dengan Pejabat Negara 37

17. Hubungan dengan Pemegang Saham 38

18. Hubungan dengan Anak Perusahaan 39

19. Hubungan dengan Stakeholders 39

Page 4: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 3

V. Panduan Perilaku 41

1. Karyawan dan Hubungan Industrial 41

2. Keterlibatan dalam Politik 42

3. Pernyataan Palsu dan Konspirasi 42

4. Benturan Kepentingan 43

5. Honorarium 44

6. Hadiah 44

7. Penyelewengan dan Penyimpangan Sejenisnya 44

VI. Prosedur Pelaporan, Implementasi dan Evaluasi 46

1. Prosedur Pelaporan 46

2. Akuntabilitas Tim Penerima Laporan 46

3. Sosialisasi, Implementasi dan Evaluasi 46

4. Prosedur Perubahan dan Evaluasi Pedoman 46

VII. Penutup 48

Page 5: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 4

I. PENDAHULUAN

1. Daftar Istilah Dalam Pedoman Good Corporate Governance ini yang dimaksud dengan:

Anak Perusahaan : Adalah badan usaha dimana kepemilikan saham

Perusahaan lebih besar dari 50%.

Aset : Adalah semua aset tetap milik Perusahaan baik yang bergerak

maupun tidak bergerak .

Direksi : Adalah Organ Perusahaan yang berwenang dan

bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perusahaan

untuk kepentingan Perusahaan, sesuai dengan maksud dan

tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan, baik di dalam

maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan

anggaran dasar.

Direktur : Adalah anggota Direksi Perusahaan yang menunjuk kepada

individu.

Dewan Komisaris : Adalah Organ Perusahaan yang bertugas melakukan

pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan

anggaran dasar serta memberi nasihat kepada Direksi.

Etika : Adalah sekumpulan norma atau nilai yang tidak tertulis yang

diyakini oleh suatu kelompok masyarakat sebagai suatu

standar perilaku kelompok tersebut berlandaskan peraturan

perundang-undangan dan etika usaha.

Kinerja : Adalah gambaran tingkat pencapaian pelaksanaan

kegiatan/tugas dibandingkan dengan rencana kerjanya pada

masa tertentu guna mewujudkan misi Perusahaan.

Kontrak Manajemen : Adalah kontrak yang berisikan janji-janji atau pernyataan

Direksi untuk memenuhi segala target-target yang ditetapkan

oleh Pemegang Saham dan diperbaharui setiap tahun untuk

disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan Perusahaan.

Manajemen : Adalah seluruh jajaran PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan

dari Direksi hingga karyawan peringkat terendah.

Organ Perusahaan : Adalah Rapat Umum Pemegang Saham,Direksi, dan Dewan

Page 6: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 5

Komisaris PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan.

Pelaporan : Adalah suatu pertanggung-jawaban tertulis atas pelaksanaan

suatu kegiatan pada periode tertentu baik bersifat rutin maupun

non rutin yang memuat kejadian-kejadian penting

Perusahaan : Adalah PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan.

Rapat Umum Pemegang : Adalah Organ Perusahaan yang mempunyai wewenang

Saham (RUPS) yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris

dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang No. 40

Tahun 2007 dan/atau Anggaran Dasar.

Risiko : Merupakan ketidakpastian lingkungan (internal dan eksternal)

yang berpotensi menghambat pencapaian tujuan Perusahaan.

RJPP : Adalah dokumen perencanaan strategis yang mencakup

rumusan mengenai sasaran dan tujuan yang hendak dicapai

oleh Perusahaan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.

RKAP : Adalah penjabaran dari RJPP ke dalam rencana kerja dan

anggaran untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

Satuan Pengawas Intern : Adalah aparat pengawasan internal Perusahaan (SPI)

berfungsi untuk menilai kecukupan dan efektivitas sistem

pengendalian intern pada semua kegiatan usaha.

Sekretaris Perusahaan : Adalah pejabat penghubung (liason officer) antara Perusahaan

dengan stakeholders.

Stakeholder : Adalah pihak-pihak yang secara langsung atau tidak langsung

menerima keuntungan-keuntungan atau menanggung beban

dan yang terpengaruh oleh keberadaan Perusahaan atau

dapat mempengaruhi keputusan, kebijakan serta operasi

Perusahaan yang disebabkan oleh tindakan-tindakan

Perusahaan.

Statement of Corporate : Adalah merupakan dokumen persetujuan atau pernyataan

Intent (SCI) bersama tentang tujuan atau sasaran dan target-target

kinerja yang diharapkan untuk dicapai Perusahaan yang

ditandatangani oleh Direktur Utama, Komisaris Utama,

dan Pemegang Saham dan dipublikasikan.

Page 7: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 6

2. Tujuan Good Corporate Governance Good Corporate Governance (GCG) adalah sistem dan struktur untuk mengelola

perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang saham (shareholders’ value)

serta mengakomodasi berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan seperti

kreditor, supplier, asosiasi usaha, konsumen, pekerja, pemerintah dan masyarakat luas,

yang meliputi, namun tidak terbatas pada :

01. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan cara meningkatkan penerapan prinsip-prinsip

transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran dalam

pelaksanaan kegiatan perusahaan;

02. Terlaksananya pengelolaan Perusahaan secara profesional dan mandiri;

03. Terciptanya pengambilan keputusan oleh seluruh Organ Perusahaan yang didasarkan

pada nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

yang berlaku;

04. Terlaksananya tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap stakeholders;

05. Meningkatkan iklim investasi nasional yang kondusif, khususnya di bidang tenaga listrik.

Untuk memastikan bahwa pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dilaksanakan, diperlukan

sebuah Pedoman GCG yang selalu diperbaharui agar senantiasa mengikuti perkembangan

bisnis.

3. Pedoman Good Corporate Governance

Pedoman GCG merupakan acuan dalam menentukan kebijakan dan sasaran

perusahaan. Dengan demikian Pedoman GCG ini tidak hanya bertujuan agar Perusahaan

patuh terhadap peraturan perundang-undangan, akan tetapi juga harus mempunyai

kontribusi yang signifikan pada pencapaian kinerja Perusahaan.

Untuk menunjukkan komitmen terhadap pelaksanaan GCG di Perusahaan, Pedoman

GCG akan dikaji relevansinya secara berkala, untuk melihat kesesuaian terhadap kondisi

lingkungan bisnis Perusahaan yang mutakhir.

Pedoman Good Corporate Governance PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan (selanjutnya

disebut sebagai Perusahaan) merupakan:

01. Kristalisasi kaidah-kaidah GCG, peraturan perundang-undangan yang berlaku,

Keputusan MBUMN, Anggaran Dasar, nilai-nilai budaya , Visi dan Misi Perusahaan

serta praktik-praktik terbaik GCG.

Page 8: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 7

02. Salah satu acuan kerja bagi Direksi, Dewan Komisaris dan segenap jajaran

Perusahaan, sehingga diharapkan akan tercapai standar kerja yang tinggi selaras

dengan GCG.

03. Salah satu acuan bagi stakeholder dalam berhubungan dengan Perusahaan yang

selanjutnya ditetapkan sebagai dasar pengembangan standar kerja di lingkungan

Perusahaan.

04. Kebijakan yang berlaku bagi segenap jajaran Perusahaan. Perusahaan akan

menginformasikan kebijakan ini kepada semua pihak yang berkepentingan agar

memahami dan memaklumi apa yang menjadi standar kerja Perusahaan.

05. Pedoman yang mengatur hubungan dengan Anak Perusahaan, dimana

Perusahaan akan senantiasa aktif mendorong mereka untuk menerapkan

kebijakan yang sejalan dengan kebijakan Perusahaan.

06. Acuan bagi peraturan Perusahaan yang sesuai dengan kebutuhan unit organisasi

dalam jajaran Perusahaan.

07. Sebuah dokumen yang dinamis, dimana Perusahaan akan selalu mengkaji

Pedoman GCG secara berkesinambungan sebagai upaya mencapai standar kerja

yang terbaik bagi Perusahaan. Perusahaan akan selalu menerbitkan setiap perubahan

dan tambahan yang terjadi pada Pedoman GCG

4. Komitmen

01. Perusahaan mendefinisikan GCG sebagai suatu proses dan struktur yang

digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis dan urusan-urusan perusahaan

dalam rangka meningkatkan keberhasilan bisnis dan akuntabilitas Perusahaan

guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap

memperhatikan kepentingan stakeholder.

02. Perusahaan senantiasa berupaya melakukan setiap kegiatan dengan cara yang

dapat dipertanggungjawabkan sebagai perwujudan loyalitas Perusahaan terhadap

kepentingan pemegang saham dan stakeholder dengan aktivitas Perusahaan.

03. Perusahaan selalu mematuhi undang-undang dan peraturan yang berlaku,praktik

dan panduan yang telah menjadi standar bisnis.

Page 9: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 8

5. Visi dan Misi dan Nilai-Nilai Bersama

01. VISI

Menjadi Perusahaan Tenaga Listrik kebanggaan masyarakat Tarakan dengan mutu

layanan yang unggul, mandiri, terpercaya, bertumbuh kembang serta mampu bersaing

di era global.

02. MISI

a. Menjalankan usaha ketenagalistrikan sesuai dengan kaidah ekonomi yang sehat

dan menguntungkan serta berorientasi kepada kepuasan pelanggan, karyawan,

dan pemegang saham.

b. Menjadikan tenaga listrik sebagai pendorong kegiatan ekonomi di Pulau Tarakan

dan sekitarnya.

c. Mendjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat Tarakan dan sekitarnya.

03. TATA NILAI

a. Jujur

b. Peduli

c. Inovatif

d. Unggul

e. Terbuka

Page 10: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 9

II. PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE

1. Transparansi 01. Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan

mengemukakan informasi material yang relevan bagi Perusahaan. 02. Transparansi diupayakan dan diwujudkan oleh Perusahaan dengan selalu

berusaha untuk mempelopori pengungkapan informasi keuangan dan non-keuangan kepada stakeholder serta dalam pengungkapannya tidak terbatas pada informasi yang bersifat wajib dengan tidak menyalahi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sesuai dengan praktik terbaik GCG.

2. Akuntabilitas 01. Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban Organ Perusahaan

sehingga pengelolaan Perusahaan dapat dilaksanakan secara efektif. 02. Perusahaan meyakini bahwa akuntabilitas berhubungan dengan keberadaan

sistem yang mengendalikan hubungan antara individu dan/atau organ yang ada di Perusahaan maupun hubungan antara Perusahaan dengan pihak yang berkepentingan. Akuntabilitas oleh Perusahaan diperlukan sebagai salah satu solusi mengatasi masalah yang timbul sebagai konsekuensi logis adanya perbedaan kepentingan individu dengan kepentingan Perusahaan maupun dengan kepentingan stakeholder.

03. Perusahaan menerapkan akuntabilitas dengan mendorong seluruh individu

dan/atau Organ Perusahaan agar menyadari hak dan kewajiban, tugas dan tanggung jawab serta kewenangannya.

04. Akuntabilitas senantiasa dilaksanakan supaya Perusahaan selalu dapat

mengkomunikasikan kepada stakeholder agar benar-benar memahami hak dan kewajiban masing-masing sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

05. Perusahaan mengakui adanya tiga tingkatan akuntabilitas, yaitu:

a. Akuntabilitas Individual yang merujuk kepada hubungan akuntabilitas antara atasan-bawahan yang berlaku kepada kedua belah pihak baik yang mempunyai wewenang dan yang mendapatkan penugasan dari pemegang wewenang.

b. Akuntabilitas Tim yang merujuk kepada akuntabilitas yang ditanggung

bersama oleh suatu kelompok kerja atas kondisi dan kinerja yang tercapai.

c. Akuntabilitas Perusahaan yang merujuk kepada akuntabilitas Perusahaan dalam menjalankan peranannya sebagai entitas bisnis.

Page 11: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 10

3. Pertanggung-jawaban 01. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip

tata kelola perusahaan dan etika bisnis yang sehat dalam pengelolaan Perusahaan.

02. Pertanggung-jawaban diwujudkan oleh Perusahaan dengan selalu berusaha

menjadi warga perusahaan yang baik (Good Corporate Citizen). 4. Kemandirian 01. Pengelolaan Perusahaan secara profesional tanpa benturan kepentingan dan

pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang sehat.

02. Kemandirian merupakan suatu keharusan agar Organ Perusahaan dapat bertugas

dengan baik serta mampu membuat keputusan yang terbaik bagi Perusahaan dan dilaksanakan dengan selalu menghormati hak dan kewajiban, tugas dan tanggung jawab serta kewenangan masing-masing Organ Perusahaan.

05. Kewajaran 01. Keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholder sesuai perjanjian

dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 02. Perusahaan menjamin bahwa setiap pemegang saham dan stakeholder

mendapatkan perlakuan yang wajar, dan dapat menggunakan hak-haknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 12: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 11

III. Organ Perusahaan

1. Hubungan Antar Organ Perusahaan

01. Perusahaan memiliki keyakinan bahwa salah satu keberhasilan dalam menerapkan

GCG sangat bergantung kepada hubungan antar Organ Perusahaan dimana

berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dengan tegas telah

memisahkan fungsi serta peranan Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi, dan

Dewan Komisaris.

02. Agar terjalin hubungan yang harmonis antara Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan

Komisaris dan Direksi, maka ketiga Organ Perusahaan tersebut selalu

berhubungan atas dasar prinsip-prinsip kebersamaan dan rasa saling

menghargai, menghorm ati fungsi dan peranan masing-masing dan bertindak demi

kepentingan perusahaan.

03. Perusahaan mendorong Organ Perusahaan agar dalam membuat keputusan dan

menjalankan tindakan dilandasi oleh itikad baik, nilai moral dan kepatuhan

terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran akan adanya

tanggung jawab sosial perusahaan terhadap stakeholder maupun kelestarian

lingkungan di sekitar Perusahaan.

2. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

01. RUPS merupakan Organ Perusahaan yang mempunyai wewenang yang tidak

diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris.

02. RUPS adalah sarana bagi Pemegang Saham dalam mempengaruhi dan

mengarahkan Perusahaan.

03. RUPS merupakan forum di mana Direksi dan Dewan Komisaris dan melaporkan

dan bertanggung jawab terhadap pelaksanan tugas serta kinerjanya kepada

Pemegang Saham.

04. Terdapat dua jenis RUPS yang dikenal oleh Perusahaan yaitu RUPS Tahunan dan

RUPS Lainnya.

05. RUPS tahunan diadakan tiap-tiap tahun, meliputi :

a. RUPS tentang Persetujuan Laporan Tahunan yang diadakan paling

lambat dalam bulan Juni atau 6 (enam) bulan setelah penutupan tahun

buku yang bersangkutan dan menghasilkan risalah RUPS berupa hasil telaah

pemegang saham terhadap Laporan Tahunan Perusahaan.

b. RUPS tentang Persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan yang

diadakan paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah tahun anggaran berjalan.

Page 13: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 12

06. RUPS Lainnya, atau selanjutnya disebut RUPS Luar Biasa dapat diadakan setiap saat,

jika dianggap perlu oleh Direksi dan/atau Komisaris dan/atau Pemegang Saham

07. Pada setiap pelaksanaan RUPS, Perusahaan senantiasa berpedoman pada hal-

hal sebagai berikut:

a. Setiap Pemegang Saham berhak memperoleh penjelasan lengkap dan

informasi yang akurat mengenai prosedur yang harus dipenuhi berkenaan dengan

penyelenggaraan RUPS, termasuk penjelasan mengenai hal-hal lain yang

berkaitan dengan agenda RUPS yang diberikan sebelum RUPS berlangsung

maupun dan juga pada saat RUPS berlangsung;

b. Informasi dan/atau usulan-usulan dalam panggilan untuk RUPS tersebut

harus disediakan di kantor Perusahaan sebelum RUPS diselenggarakan;

c. Keputusan RUPS harus diambil melalui prosedur yang transparan dan adil;

d. Risalah RUPS harus memuat pendapat, baik yang mendukung maupun yang

tidak mendukung usulan yang diajukan, dan diadministrasikan oleh

Direksi.

3. Direksi

01. Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi dengan itikad baik dan penuh tanggung

jawab harus bertindak secara cermat, hati-hati dan mempertimbangkan berbagai

aspek penting yang relevan dan menggunakan wewenang, sumber daya yang

dimiliki untuk sebesar-besar meningkatkan keberhasilan bisnis dan akuntabilitas

Perusahaan, serta tetap memperhatikan keseimbangan kepentingan stakeholder

dengan kegiatan Perusahaan.

02. Pelaksanaan pengelolaan Perusahaan yang memiliki potensi mempengaruhi

kinerja Perusahaan , perlu dikomunikasikan kepada Komisaris.

03. Apabila terjadi kondisi di mana tugas dan kepentingan Perusahaan berbenturan

dengan kepentingan pribadi, maka Direktur yang bersangkutan harus

mengungkapkan benturan atau potensi benturan kepentingan tersebut kepada

Komisaris dan Direksi.

04. Direktur yang mempunyai benturan kepentingan tidak berwenang mewakili

Perusahaan dan digantikan oleh Direktur lain yang tidak mempunyai benturan

atau potensi benturan kepentingan.

05. Apabila seluruh Direktur mempunyai benturan atau potensi benturan kepentingan

maka Komisaris atau seorang yang ditunjuk Dewan Komisaris untuk mewakili

Perusahaan.

06. Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya Direksi harus selalu melandasi diri

dengan standar etika sebagai berikut:

a. Menghindari terjadinya benturan kepentingan;

b. Senantiasa menjaga kerahasiaan informasi;

Page 14: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 13

c. Tidak mengambil keuntungan dan/atau peluang bisnis Perusahaan untuk

dirinya sendiri;

d. Senantiasa mematuhi segenap peraturan perundang-undangan yang

berlaku; dan

Memberikan contoh keteladanan dengan mendorong terciptanya perilaku etis dan

menjunjung tinggi standar etika Perusahaan.

4. Dewan Komisaris

01. Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakan

pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai Perseroan maupun

usaha Perseroan yang dilakukan oleh Direksi, serta memberikan nasihat kepada

Direksi.

02. Dewan Komisaris bertanggungjawab untuk senantiasa memantau efektivitas

pelaksanaan kebijakan dan proses pengam bilan keputusan yang dilakukan oleh

Direksi agar selalu sesuai dengan tujuan Perusahaan dan arahan Pemegang Saham,

dengan senantiasa berpegang pada pedoman pengawasan Dewan Komisaris, yaitu:

a. Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris akan selalu mematuhi

Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b. Pengawasan dilakukan oleh Dewan Kom isaris terhadap pengelolaan

perusahaan oleh Direksi;

c. Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris bertindak sebagai majelis

dan tidak dapat bertindak sendiri-sendiri mewakili Dewan

Komisaris;

d. Pengawasan tidak boleh berubah menjadi pelaksanaan tugas-tugas eksekutif,

kecuali dalam hal perusahaan tidak memiliki Direksi dengan kewajiban dalam

waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah tidak adanya Direksi

harus memanggil RUPS untuk mengangkat Direksi;

e. Pengawasan dilakukan tidak hanya dengan sekedar menyetujui atau tidak

menyetujui terhadap tindakan-tindakan yang memerlukan persetujuan

Komisaris, tetapi pengawasan dilakukan secara pro-aktif, mencakup

semua aspek bisnis Perusahaan;

03. Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya, Dewan Komisaris harus melandasi diri

dengan standar etika sebagai berikut:

a. Menghindari terjadinya benturan kepentingan;

b. Senantiasa menjaga kerahasiaan informasi;

c. Tidak mengambil keuntungan dan/atau peluang bisnis Perusahaan untuk dirinya

sendiri;

d. Senantiasa mematuhi segenap peraturan perundang-undangan yang berlaku;

dan

e. Memberikan contoh keteladanan dengan mendorong terciptanya perilaku etis

dan menjunjung tinggi standar etika Perusahaan.

Page 15: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 14

5. Prinsip-prinsip Hubungan Kerja Direksi dan Dewan Komisaris

Dalam menjaga hubungan kerja yang baik, Direksi dan Dewan Komisaris harus

menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

01. Direksi menghormati tugas, wewenang, dan kewajiban Dewan Komisaris untuk

melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada

umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, dan memberi

nasihat kepada Direksi.

02. Dewan Komisaris menghormati tugas, wewenang, dan kewajiban Direksi dalam

menjalankan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai

dengan maksud dan tujuan Perseroan.

03. Setiap hubungan kerja antara Direksi dengan Dewan Komisaris merupakan

mekanisme baku atau korespondensi yang dapat dipertanggungjawabkan.

04. Hubungan kerja yang bersifat informal dapat dilakukan oleh masing-masing

Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris, namun tidak dapat digunakan

sebagai dasar pengambilan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.

05. Dewan Komisaris berhak memperoleh informasi perusahaan secara akurat,

lengkap, dan tepat waktu, dan Direksi bertanggungjawab atas akurasi,

kelengkapan dan ketepatan waktu penyampaian informasi perusahaan kepada

Dewan Komisaris.

06. Direksi dan Dewan Komisaris menyepakati hubungan kerja antara organ organ di

bawah Direksi dan organ-organ di bawah Dewan Komisaris.

6. Sekretaris Perusahaan

01. Sekretaris perusahaan merupakan organ yang memfasilitasi operasi dari anggota

Direksi dan Dewan Komisaris untuk mengatur komunikasi eksternal.

02. Tanggung jawab Sekretaris perusahaan mencakup :

a. Memfasilitasi Rapat Direksi dan anggota Dewan Komisaris serta membantu dalam

menjalankan tugas dan tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris.

b.Menyampaikan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu kepada

stakeholder.

03. Fungsi Sekretaris Perusahaan adalah antara lain : Fungsi Hubungan Masayarakat,

Fungsi Hubungan Investor/Pemegang Saham, Fungsi Hukum, Fungsi Internal dan

Eksternal.

04. Aturan dan Tanggung Jawab Sekretaris Perusahaan :

a. Menyiapkan dan memastikan agenda rapat Direksi, rapat Direksi dan Komisaris

serta RUPS.

Page 16: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 15

b. Memiliki wawasan Pengetahuan yang memadai tentang Perusahaan

c. Membantu melaksanakan pengendalian internal Perusahaan

d. Koordinator untuk persiapan Laporan Tahunan

e. Melaporkan Pelaksanaan Tugasnya kepada Direktur Utama

f. Memastikan penyampaian informasi yang tepat dan menjaga hubungan baik

dengan stakeholder Perusahaan

Page 17: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 16

IV. PEDOMAN KEBIJAKAN PERUSAHAAN

1. Pengelolaan Keuangan

01. Kebijakan Umum

a. Keuangan Perusahaan harus dikelola secara profesional, terbuka, dan

berdasarkan prinsip konservatif dan kehati-hatian.

b. Prosedur, kebijakan, serta peraturan yang berhubungan dengan pengelolaan

keuangan disusun dan dievaluasi secara periodik dengan memperhatikan standar

akuntansi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Direksi senantiasa menjamin dan memastikan bahwa transaksi yang dicatat

merupakan transaksi riil.

d. Perusahaan menciptakan sistem pengendalian internal yang baik untuk

terciptanya pengelolaan keuangan yang optimal.

d. Pengelolaan keuangan dimaksudkan untuk memaksimalkan nilai Perusahaan

melalui pelaksanaan program kerja yang dilandasi prinsip sadar biaya (cost

consciousness).

e. Perusahaan melakukan analisa atas segala kemungkinan risiko dan melakukan

tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mengantisipasi risiko yang ada.

f. Perusahaan wajib memelihara catatan dan menyajikan laporan keuangan

sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, yang mewajibkan

pengungkapan seluruh transaksi material yang mempengaruhi perubahan nilai

asset, kewajiban dan modal.

02. Perencanaan

a. Perencanaan keuangan baik jangka pendek maupun jangka panjang dilakukan

secara terintegrasi yaitu mempertimbangkan kepentingan seluruh unit kerja.

b. Penyusunan anggaran dilakukan berdasarkan program kerja dan melalui

koordinasi antar unit kerja untuk mensinergikan usulan anggaran setiap unit kerja

dengan menganut prinsip bottom-up dan top-down.

c. Direksi menetapkan target pendapatan dan biaya yang realistis yang akan dicapai

Perusahaan untuk penyusunan anggaran di unit-unit operasi Perusahaan.

03. Pengorganisasian

Pengelolaan keuangan dilakukan dengan memperhatikan pemisahan tugas

(segregation of duties) antara fungsi verifikasi, pencatatan dan pelaporan,

penyimpanan dan penyetoran dana serta otorisasi. Perusahaan juga memisahkan

secara jelas pengelolaan keuangan Public Service Obligation (PSO) dan misi

Perusahaan.

04. Pelaksanaan

a. Pengelolaan keuangan dilakukan dengan menerapkan disiplin anggaran dan

rencana kerja.

Page 18: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 17

b. Direksi dan Dewan Komisaris membuat aturan atas transaksi-transaksi yang

harus mendapat persetujuan Dewan Komisaris, sebagaimana diatur dalam dalam

Anggaran Dasar.

c. Direksi mentaati setiap transaksi/keputusan yang harus mendapat persetujuan

Dewan Komisaris.

d. Anggaran Biaya Investasi, Anggaran Biaya Operasi dan Anggaran Pembelian

dapat dilaksanakan setelah diterbitkan Surat Otorisasi sesuai dengan

kewenangan yang ditetapkan.

e. PenerbitanSurat Otorisasi harus memperhatikan tata waktu dan rencana kerja dari

setiap unit kerja.

f. Pengalihan/revisi rencana kerja dan anggaran harus melalui prosedur/ketentuan

yang telah ditetapkan dan dilakukan dengan justifikasi yang dapat

dipertanggungjawabkan.

g. Perusahaan memberikan apresiasi terhadap unit kerja yang mencapai target-

target kerjanya.

h. Risiko-risiko yang mungkin terjadi harus diantisipasi sejak awal proses

pengambilan keputusan melalui sistem dan prosedur yang telah ditetapkan.

05. Pengendalian

a. Setiap unit kerja harus mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan kepada

pimpinan Perusahaan.

b. Pimpinan unit kerja memonitor, mengevaluasi, dan mengefektifkan realisasi

anggaran yang telah ditetapkan pada unit kerja yang dipimpinnya.

c. Evaluasi terhadap pelaksanaan anggaran dan analisis terhadap penyimpangan

yang terjadi dilakukan oleh masing-masing unit kerja dan/atau Perusahaan secara

keseluruhan.

d. Pengelolaan keuangan oleh unit kerja dimonitor oleh bagian Controller dan

dilaporkan kepada Direksi.

e. Direksi menyampaikan laporan pengelolaan keuangan kepada Dewan

Komisarisdan Pemegang Saham secara berkala untuk tujuan monitor dan

evaluasi.

06. Pelaporan

a. Direksi bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang sesuai

dengan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia.

b. Laporan Keuangan internal harus tersedia pada saat dibutuhkan.

c. Direksi menetapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan operasi Perusahaan dan

tidak dengan tujuan untuk melakukan manipulasi laba.

d. Kebijakan akuntansi harus diterapkan secara konsisten dan Direktorat Keuangan

harus memastikan bahwa kebijakan dan prosedur akuntansi telah dilaksanakan

oleh seluruh unit kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e. Penyusunan laporan keuangan dilaksanakan dengan mengkonsolidasikan laporan

keuangan seluruh unit kerja dan anak Perusahaan.

f. Setiap unit kerja dan anak Perusahaan wajib mengirimkan laporan keuangan ke

Direktorat Keuangan untuk proses konsolidasi.

Page 19: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 18

2. Sistem Pengendalian Internal

01. Perusahaan wajib memelihara sistem pengendalian internal keuangan yang

menjamin keandalan sistem akuntansi.

02 Sistem Pengendalian Internal Keuangan diberlakukan untuk memberikan jaminan

agar tidak terjadi penyalahgunaan dan peralihan kepemilikan aset secara tidak

sah, dan menjaga keabsahan catatan-catatan akuntansi, serta

keandalaninformasi keuangan Perusahaan.

03. Sistem pengendalian internal mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Lingkungan pengendalian internal dalam Perusahaan yang disiplin dan

terstruktur, yang terdiri dari: Integritas, nilai etika dan kompetensi karyawan;

Filosofi dan gaya manajemen; Cara yang ditempuh manajemen dalam

melaksanakan kewenangan dan tanggung jawabnya;Pengorganisasian dan

pengembangan sumber daya manusia; dan Perhatian dan arahan yang

dilakukan oleh Direksi;

b. Pengkajian dan pengelolaan risiko usaha yang merupakan suatu proses untuk

mengidentifikasi, menganalisis, menilai dan mengelola risiko usaha;

c. Aktivitas pengendalian yang merupakan tindakan-tindakan yang dilakukandalam

suatu proses pengendalian kegiatan pada setiap tingkat/unit dalam struktur

organisasi Perusahaan, antara lain kewenangan, otorisasi, verifikasi,

rekonsiliasi, penilaian atas prestasi kerja, pembagian tugas dan keamanan aset

Perusahaan;

d. Sistem informasi dan komunikasi yang merupakan suatu proses penyajian laporan

mengenai kegiatan operasional, finansial, dan ketaatan atas ketentuan dan

peraturan yang berlaku; dan

e. Monitoring yang merupakan proses penilaian terhadap kualitas sistem

pengendalian internal termasuk fungsi internal audit pada setiap tingkat/unit

dalam struktur organisasi Perusahaan, sehingga dapat dilaksanakan secara

optimal, dan penyimpangan yang terjadi dilaporkan kepada Direksi dengan

tembusan disampaikan kepada Komite Audit.

f. Untuk mengevaluasi kinerja dan efektivitas pengendalian, Direksi dan Dewan

Komisaris harus memantau dan mengkaji berbagai operasi dan kegiatan

Perusahaan, termasuk sistem pengendalian internal itu sendiri yang dikaitkan

dengan perkembangan Perusahaan dalam mencapai sasaran – sasaran yang

telah dirumuskan dan memberikan tanggapan secara efektif.

3. Sistem Audit

01. Kebijakan Umum

a. Penilaian atas efektivitas sistem pengendalian internal dilakukan oleh fungsi SPI.

b. Audit atas Laporan Keuangan Perusahaan dilakukan oleh Auditor Eksternal.

c. Penilaian atas perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan hasil audit yang dilakukan

oleh SPI maupun Auditor Eksternal dilakukan oleh Komite Audit.

02. Ruang Lingkup

Page 20: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 19

Sistem Audit meliputi audit atas kewajaran penyajian laporan keuangan (general

audit), audit kepatuhan pada ketentuan yang berlaku (compliance based audit), audit

operasional, dan audit khusus.

03. Dasar Pelaksanaan Audit

a. Pelaksanaan tugas Komite Audit didasarkan pada kebijakan, sasaran dan

program kerja tertulis dari Komite Audit yang disahkan oleh Komisaris.

b. Pelaksanaan audit oleh SPI didasarkan pada kebijakan, sasaran, dan program

kerja yang dijabarkan dalam Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) yang

ditetapkan oleh Direktur Utama.

c. Pelaksanaan audit atas Laporan Keuangan dilakukan oleh Auditor Eksternal.

04. Etika dan Metodologi Audit

a. SPI harus berpedoman kepada kode etik, norma-norma audit, Piagam SPI,

peraturan lainnya yang berkaitan dengan SPI dan senantiasa menjunjung tinggi

prinsip-prinsip objektivitas, kerahasiaan, ketelitian, dan kehati-hatian.

b. Metodologi yang dikembangkan dan diterapkan harus meliputi audit atas dasar

risiko yang muncul (risk based audit) pada proses bisnis Perusahaan serta

kepatuhan pada ketentuan perundang-undangan dan standar yang berlaku.

c. SPI bersama fungsi terkait melakukan internal control assessment berbasis risiko

yang akan digunakan sebagai dasar dalam menentukan rencana perbaikan

proses bisnis, metodologi, dan prosedur audit.

d. Komite audit melakukan kajian atas rencana, metodologi dan hasil audit yang

dilaksanakan oleh SPI dan Auditor Eksternal untuk meyakinkan efisiensi dan

efektivitas pelaksanaan audit.

05. Pembinaan Auditor Internal

a. Direktur Utama merumuskan dengan jelas kualifikasi Kepala SPI.

b. Direktur Utama mewajibkan semua auditor internal untuk mengikuti pelatihan-

pelatihan profesional dalam rangka sertifikasi guna memenuhi standar yang

dibutuhkan Perusahaan.

c. Kepala SPI harus mendapatkan pelatihan di bidang profesi dan manajerial yang

memadai untuk dapat mengelola satuan yang dipimpinnya dengan baik.

06. Auditor Eksternal

a. Komite Audit mengajukan usulan mengenai pencalonan auditor eksternal disertai

alasan pencalonan dan besaran honorarium untuk auditor eksternal kepada Dewan Komisaris.

b. Dewan Komisaris menyetujui usulan pencalonan auditor eksternal beserta besarnya honorarium yang diajukan oleh Komite Audit dan meneruskan usulan dan besaran honorarium tersebut secara formal melalui surat atau Laporan Hasil Pengawasan kepada Pemegang Saham.

c. Merupakan kewenangan RUPS untuk menunjuk auditor eksternal dari calon yang diajukan oleh Komisaris berdasarkan usul Komite Audit;

d. Auditor eksternal harus bebas dari konflik kepentingan dengan Komisaris, Direksi dan pihak yang berkepentingan di Perusahaan, dan Perusahaan wajib menyediakan semua catatan akuntansi dan data penunjang yang diperlukan.

e. Melakukan audit atas laporan keuangan Perusahaan dan semua catatan akuntansi serta data penunjang lainnya untuk memastikan kepatuhan, kewajaran, dan

Page 21: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 20

kesesuaian dengan standar akuntansi keuangan Indonesia dan memberikan opini atas laporan keuangan.

f. Menyampaikan secara berkala dan/atau sewaktu-waktu laporan perkembangan/kemajuan pelaksanaan audit termasuk informasi mengenai penyimpangan yang signifikan kepada SPI dan Komite Audit.

g. Menerbitkan laporan hasil audit secara tepat waktu sesuai dengan kontrak/perjanjian.

07. Pelaksanaan Audit

a. Pelaksanaan Tugas Organ-Organ Yang Terkait

1) Pelaksanaan audit dilakukan oleh SPI dan Auditor Eksternal.

2) Auditor Eksternal pada dasarnya melakukan audit atas laporan keuangan,

namun apabila dipandang perlu dapat melaksanakan audit khusus (special

assignment) sesuai dengan penugasan yang diberikan Komisaris dan/atau

Direksi.

3) Direksi dan manajemen bertanggungjawab untuk menyelenggarakan suatu

sistem pengendalian internal dan memastikan bahwa SPI dan Auditor

Eksternal dapat mengakses semua data dan informasi yang relevan

mengenai Perusahaan sehubungan dengan pelaksanaan tugasnya.

4) SPI memberikan informasi kepada Komite atau Satuan kerja/fungsi yang

membidangi manajemen risiko mengenai masalah risiko Perusahaan yang

terkait dengan auditee.

5) Komite Audit bersama dengan fungsi manajemen terkait dan SPI secara

berkala melakukan kajian atas pelaksanaan manajemen risiko.

b. Pola Hubungan

1) Pola Hubungan Komite Audit dengan SPI

a) Pola hubungan antara Komite Audit dengan SPI harus dituangkan dalam

Piagam Komite Audit dan Piagam SPI

b) SPI menyampaikan PKPT kepada Komite Audit

c) Komite Audit melakukan kajian atas PKPT yang disampaikan oleh SPI

d) Secara berkala Komite Audit dan SPI melakukan rapat koordinasi untuk

membahas antara lain efektivitas pengendalian intern, penyajian laporan

keuangan, kebijakan akuntansi, laporan hasil audit, program kerja audit,

dan hambatan pelaksanaan audit.

e) Penyampaian laporan hasil audit SPI maupun laporan kegiatan SPI

kepada Komite Audit diatur dalam masing-masing Piagam SPI dan

Piagam Komite Audit.

f) Komite Audit melakukan kajian atas efektivitas pelaksanaan tugas SPI.

2) Hubungan Komite Audit dengan Auditor Eksternal

Auditor Eksternal melakukan komunikasi dengan Komite Audit antara lain

mengenai ruang lingkup audit, kemajuan audit secara berkala, hambatan

terhadap pelaksanaan audit, audit adjustment yang signifikan, dan perbedaan

pendapat yang terjadi dengan pihak manajemen.

3) Hubungan SPI dengan Auditor Eksternal

a) SPI melaksanakan koordinasi dan memfasilitasi pelaksanaan tugas

Auditor Eksternal untuk terciptanya kelancaran pelaksanaan tugas.

Page 22: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 21

b) SPI bersama dengan Komite Audit melakukan pembahasan terhadap

sasaran dan ruang lingkup audit yang akan dilakukan Auditor Eksternal

dan untuk memastikan semua risiko yang penting telah dipertimbangkan.

c) SPI bersama dengan Komite Audit melakukan pemantauan atas

pelaksanaan tugas Auditor Eksternal.

08. Monitoring Hasil Audit

a. Unit/satuan kerja yang diaudit (auditee) bertanggungjawab untuk menindaklanjuti

rekomendasi atas hasil audit yang telah disepakati bersama antara auditor dan

auditee.

b. SPI melakukan pemantauan secara intensif atas pelaksanaan tindak lanjut dari

temuan hasil audit SPI dan Auditor Eksternal dan melaporkan kepada Direktur

Utama dan Komisaris melalui Komite Audit secara berkala.

c. Pelaksanaan tindak lanjut menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

penilaian kinerja unit/satuan kerja yang bersangkutan.

d. Direksi dan manajemen mempunyai komitmen untuk mendukung penyelesaian

tindak lanjut rekomendasi hasil audit.

e. Direksi mengambil tindakan dan langkah-langkah yang diperlukan dalam hal

terdapat unit/satuan kerja belum menindaklanjuti rekomendasi hasil audit

f. Komisaris dan/atau Komite Audit dapat meminta penjelasan dari Direksi dan atau

pejabat terkait lainnya atas rekomendasi hasil audit yang belum ditindaklanjuti.

g. Direksi mengenakan sanksi secara konsisten kepada pimpinan unit/satuan yang

lalai dalam menindaklanjuti rekomendasi hasil audit.

4. Integritas Bisnis

01. Standar etika yang melandasi seluruh aktivitas Perusahaan dalam menjalankan

bisnis dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip GCG.

02. Seluruh jajaran Perusahaan wajib mensosialisasikan Pedoman GCG untuk

mempertahankan kejujuran, integritas dan keadilan dalam transaksi di

lingkungan masing-masing.

03. Perusahaan menerapkan fungsi pengawasan berdasarkan audit sesuai prinsip-

prinsip yang benar dan berlaku umum serta senantiasa mengupayakan agar

tindakan-tindakan ilegal, tidak fair, dan pelanggaran atas norma-norma dan

peraturan yang berlaku dapat dikenai sanksi, baik administrasi, perdata atau pidana.

04. Setiap unit kerja wajib menindaklanjuti setiap temuan hasil audit yang

disampaikan oleh fungsi pengawasan.

05. Perusahaan melarang Komisaris, Direksi, manajemen dan seluruh karyawan

Perusahaan dan pihak yang terkait melakukan transaksi yang bertentangan

dengan hukum dan prinsip-prinsip GCG yang meliputi antara lain pemberian atau

penerimaan suap, hadiah yang diberikan dalam upaya mempengaruhi

keputusan yang berkaitan dengan bisnis Perusahaan.

06. Apabila transaksi yang bertentangan dengan hukum dan prinsip-prinsip

GCGterbukti terjadi, maka setiap pihak yang terlibat akan dikenai sanksi administratif,

Page 23: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 22

dan tuntutan sesuai hukum yang berlaku.

5. Sumber Daya Manusia (SDM)

Pengelolaan SDM meliputi proses perencanaan, pemenuhan kebutuhan, seleksi dan

program orientasi, penempatan, pengembangan, mutasi, pemberhentian dan sisrim

penilaian kinerja serta remunerasi karyawan/pekerja. Pengelolaan SDM dimaksudkan untuk

memastikan bahwa Perusahaan selalu memiliki sumber daya manusia yang unggul dan

dapat diarahkan dan digerakkan untuk mencapai tujuan-tujuan Perusahaan.

01. Perencanaan Tenaga Kerja

a) Perencanaan tenaga kerja dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan penyediaan

pekerja bagi Perusahaan.

b) Perencanaan tenaga kerja dilakukan berdasarkan analisis organisasi (disain

pekerjaan, pekerjaan, formasi jabatan, evaluasi jabatan, kompetensi, perputaran

pekerja) dan analisis kebutuhan jabatan minimal untuk 3 (tiga) tahun ke depan,

sesuai dengan strategi bisnis dan perkembangan Perusahaan

c) Dalam melakukan analisis organisasi harus dipertimbangkan visi, misi, tujuan dan

strategi, bila perlu melakukan benchmarking ke perusahaan sejenis.

d) Dalam melakukan analisis kebutuhan jabatan harus diperhatikan hasil analisis

organisasi, beban kerja, anggaran Perusahaan, dan data kekuatan pekerja.

02. Pemenuhan Kebutuhan Tenaga Kerja

a) Pengadaan tenaga kerja dilakukan berdasarkan kebutuhan Perusahaan sesuai

dengan kriteria dan kompetensi yang dibutuhkan Perusahaan

b) Sumber tenaga kerja dapat berasal dari dalam Perusahaan (pekerja aktif, tenaga

kontrak, mitra pekerja, dan lain-lain) dan dari luar Perusahaan. Pengisian formasi

jabatan struktural diutamakan bagi tenaga kerja yang berasal dari dalam

Perusahaan. Sedangkan pengisian formasi jabatan dan kebutuhan tenaga baru

yang berasal dari luar Perusahaan dilakukan dengan mempertimbangkan

peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan yang berlaku.

c) Kebutuhan tenaga kerja diiformasikan secara transparan melalui pengumuman di

media massa, website, dan/atau media lainnya.

d) Perusahaan dapat berhubungan dengan perguruan tinggi atau lembaga-lembaga

pendidikan lainnya, pihak-pihak yang bergerak di bidang jasa penyediaan tenaga

kerja tinggi, serta sumber dan penyedia tenaga kerja lain guna mendapatkan

calon tenaga kerja terbaik sesuai dengan kebutuhan Perusahaan.

03. Seleksi dan Program Orientasi

a) Penerimaan tenaga kerja dilakukan melalui proses seleksi yang transparan dan

obyektif.

b) Proses seleksi dilakukan sekurang-kurangnya melalui seleksi administrasi, tes

tertulis, wawancara, dan tes kesehatan serta diupayakan melibatkan

instansi/lembaga pemerintah yang membidangi ketenaga-kerjaan maupun

Perguruan Tinggi atau lembaga lain yang kompeten.

c) Kepada tenaga kerja yang diterima diberikan program orientasi umum tentang

Perusahaan dan orientasi khusus berkaitan dengan bidang kerjanya dan sebelum

Page 24: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 23

diangkat menjadi pekerja harus mengikuti masa percobaan dan/atau mengikuti

program bimbingan khusus.

d) Pekerja Perusahaan adalah pekerja yang memiliki hubungan kerja untuk waktu

yang tidak tertentu yang diangkat setelah melalui masa percobaan, atau telah

menjalani masa pendidikan dan pelatihan sesuai dengan yang diperjanjikan.

e) Perusahaan dan pekerja wajib membuat perjanjian kerja sebelum dimulainya

hubungan kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

04. Penempatan Pekerja

a) Penempatan pekerja dilakukan sesuai dengan kebutuhan Perusahaan

berdasarkan perjanjian kerja yang disepakati berdasarkan prinsip-prinsip the right

man at the right place dan equal pay for equal job.

b) Penempatan pekerja untuk jabatan-jabatan tertentu dilakukan melalui mekanisme

fit & proper test atau assessment.

c) Setiap pekerja harus bersedia ditempatkan di wilayah atau unit kerja Perusahaan

sesuai dengan kebutuhan Perusahaan.

d) Pekerja yang menolak penempatan dapat diberikan sanksi oleh Perusahaan

sesuai dengan peraturan di bidang ketenagakerjaan yang berlaku.

05. Pengembangan Pekerja

a) Pengembangan pekerja dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan

kompetensi pekerja melalui jalur pendidikan dan pelatihan serta jalur penugasan

khusus guna pencapaian tujuan dan peningkatan kinerja Perusahaan, pemenuhan

kompetensi, dan sekaligus pengembangan karier pekerja.

b) Pengembangan karier dilakukan untuk mengisi jabatan-jabatan di Perusahaan

berdasarkan kompetensi jabatan dan profil kompetensi pekerja serta proyeksi

jenjang karir (career path).

c) Sampai pada tingkat jabatan tertentu, perencanaan suksesi pejabat Perusahaan

diselaraskan dengan rencana pengembangan karir pekerja dan kebutuhan

Perusahaan serta dilaporkan oleh Direksi kepada Komisaris.

06. Mutasi dan Pemberhentian

a) Mutasi pekerja dapat berupa promosi, rotasi, dan demosi.

b) Promosi dan rotasi dilakukan dengan memperhatikan pengembangan karier

pekerja dan kebutuhan Perusahaan

c) Demosi dilakukan dengan mempertimbangkan unsur pembinaan atau ketegasan

dalam penerapan punishment dengan tetap mengedepankan prinsip keadilan.

d) Setiap pekerja diberikan kesempatan yang sama untuk diseleksi dan dipilih guna

mengisi jabatan (promosi) sepanjang yang bersangkutan memenuhi persyaratan

yang telah ditetapkan.

e) Perusahaan memberikan kesempatan terlebih dahulu kepada pekerja setempat

untuk pengisian jabatan (promosi setempat)

f) Pemutusan hubungan kerja menimbulkan hak dan kewajiban yang harus

diselesaikan sesuai dengan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku

07. Sistem Penilaian Kinerja dan Remunerasi Pekerja

Page 25: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 24

Pengelolaan kinerja adalah suatu upaya untuk menciptakan pemahaman bersama

tentang sasaran kerja yang akan dicapai, upaya untuk mencapainya dan aturan-aturan

terkait dalam proses pelaksanaannya.

a. Tujuan pengelolaan kinerja adalah untuk memperoleh dasar pengambilan

keputusan promosi, rotasi, demosi, dan corrective action, pemberian merit

increase serta kriteria bagi pelaksanaan kesahihan program pembinaan.

b. Perusahaan harus merumuskan sistem penilaian kinerja yang obyektif dan

tercatat yang dapat dijadikan sebagai dasar pemberian penghargaan, pembinaan

dan perhitungan remunerasi bagi pekerja.

c. Perencanaan penilaian kinerja meliputi penetapan sasaran kerja (planning),

pengendalian pencapaian sasaran kerja atau bimbingan (coaching) dan

peninjauan sasaran kerja (reviewing).

d. Faktor utama yang dinilai dalam penilaian kinerja adalah prestasi hasil kerja

berdasarkan kompetensi pekerja.

e. Kompetensi yang digunakan untuk penilaian kinerja, intisarinya adalah sebagai

berikut:

1) Pengetahuan tentang pekerjaan

2) Kejujuran dan integritas

3) Motivasi dan kemauan berprestasi

4) Kemampuan berkomunikasi

5) Tanggung jawab dan ketelitian

6) Kemampuan kerjasama

7) Kemampuan menganalisis dan memutuskan

8) Kemampuan memimpin

9) Orientasi pada pelanggan

10) Orientasi pada bisnis

11) Indikator kinerja diupayakan agar memenuhi aspek komprehensif, koheren,

seimbang, dan terukur.

f. Sasaran kinerja dibuat untuk periode satu tahun kalender sejalan dengan rencana

kerja dan anggaran Perusahaan, dijabarkan oleh Direksi menjadi sasaran kinerja

unit-unit kerja dan akhirnya menjadi sasaran kinerja individual. Sasaran kinerja ini

hanya dapat dievaluasi ulang apabila terjadi hal-hal yang berada di luar kendali

unit kerja/pejabat yang bersangkutan.

g. Penilaian kinerja harus diikuti dengan penerapan reward and punishment yang

tegas dan konsisten.

h. Perusahaan memberikan remunerasi kepada pekerja berdasarkan kinerja yang

dicapai oleh pekerja berupa upah, tunjangan, dan penerimaan lainnya yang

disyaratkan oleh peraturan Perusahaan dan ketentuan perundang-undangan yang

berlaku.

i. Perusahaan harus mengembangkan dan mengevaluasi sistem penilaian kinerja

dan sistem remunerasi secara komprehensif dan berkala agar selalu mengikuti

perkembangan yang ada.j. Kebijakan mengenai sistem penilaian kinerja dan

remunerasi disosialisasikan dan dipahami oleh seluruh karyawan.

Page 26: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 25

6. Pengelolaan Aset Pengelolaan aset dilakukan berdasarkan prinsip pemanfaatan tertinggi dan terbaik

(optimalisasi) atas setiap aset Perusahaan (highest and best uses).

01. Tujuan pengelolaan asset

a. Pengelolaan aset harus ditujukan untuk memberikan keuntungan pada

Perusahaan dan stakeholders secara optimal, yaitu untuk:

1) menjaga, memelihara dan meningkatkan nilai

2) memperoleh keuntungan

3) meningkatkan return on asset (ROA)

b. Tujuan pengelolaan data atau sistem informasi aset adalah untuk:

1) menyajikan informasi yang akurat dan tertib tentang kondisi aset, baik aspek

fisik, nilai, legal, pajak, asuransi maupun atribut aset lainnya sebagai dasar

untuk penyusunan strategi pemanfaatan aset secara optimal.

2) memberikan kemudahan bagi proses pengambilan keputusan khususnya

dalam pemanfaatan dan optimalisasi aset.

3) merencanakan pola optimalisasi aset baik untuk mendukung kegiatan usaha

maupun pemanfaatannya secara operasional.

02. Penanggung Jawab

a. Direksi menetapkan kebijakan umum dan peraturan mengenai pengelolaan aset

yang berlaku standar di seluruh Perusahaan.

b. Direksi menunjuk pejabat yang bertanggung jawab atas pengelolaan setiap aset .

03. Pemanfaatan

a. Direksi harus menetapkan kebijakan yang mengatur mekanisme penggunaan

aset.

b. Aset yang berupa sarana dan fasilitas Perusahaan dapat dimanfaatkan/dikelola

pihak lain dengan pertimbangan komersil tanpa mengganggu kelancaran

pelaksanaan tugas pokok.

04. Pemeliharaan dan Pengamanan

a. Perusahaan merencanakan pemeliharaan aset secara terjadwal.

b. Pelaksanaan rencana pemeliharaan disusun secara profesional,

didokumentasikan dengan baik dan dilaksanakan secara konsisten

c. Perusahaan memiliki rencana kerja dan mekanisme pemeliharaan aset untuk

menjaga keamanan, kehandalan dan ketertiban administrasi aset

d. Pengamanan meliputi seluruh aset-aset Perusahaan baik pengamanan fisik

maupun non fisik terhadap aset strategis dan nilai ekonomis tinggi.

e. Perusahaan melakukan tindakan perlindungan terhadap seluruh aset yang

dimiliki.

f. Perlindungan aset melalui asuransi hanya diperuntukkan bagi aset yang berisiko

tinggi.

g. Perusahaan menetapkan mekanisme untuk mengatur kewenangan dan tingkat

kemudahan akses atas fisik aset Perusahaan.

Page 27: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 26

05. Penyelesaian permasalahan

a. Terhadap aset Perusahaan yang menjadi sengketa dengan pihak

laindiselesaikan dengan transparan, wajar serta selalu mengutamakan

kepentingan Perusahaan

b. Bila dipandang perlu, Perusahaan dapat menggunakan bantuan

hukum/pengacara profesional untuk memenuhi prosedur hukum dalam

penyelesaian sengketa aset.

06. Pelepasan dan Penghapusan

a. Fungsi pengelola aset atau pejabat yang ditunjuk secara berkala melakukan

analisis atas manfaat ekonomis aset berdasarkan kondisi fisik, perkembangan

teknologi, maupun perkembangan bisnis Perusahaan

b. Aset yang tidak memberikan nilai tambah (non-produktif) dapat diusulkan untuk

dijual,dipertukarkan, dikerjasamakan atau dihapuskan dan pelaksanaannya harus

sesuai dengan ketentuan anggaran dasar, perundang-undangan dan peraturan

Perusahaan yang berlaku.

c. Prosedur pelepasan dan penghapusan diusahakan tidak birokratip.

07. Administrasi dan Pengendalian

a. Setiap aset yang dimiliki oleh Perusahaan didukung dengan dokumen legal yang

menunjukkan kepemilikan yang sah.

b. Dalam hal aset yang tidak mempunyai dokumen pendukung, harus ditelusuri asal

usulnya, agar dibuat berita acara yang melibatkan fungsi-fungsi terkait seperti

Hukum dan Perundangan untuk memproses dokumen legal yang diperlukan

(dilegalkan).

c. Fungsi hukum (legal officer) bertanggung jawab untuk memastikan tingkat

keabsahan dari dokumen kepemilikan atas aset Perusahaan. Fungsi Keuangan

bertanggung jawab terhadap pengelolaan pengarsipan dokumen tersebut.

d. Sistem administrasi aset yang meliputi penerimaan, mutasi, penurunan nilai,

pengakuan,pencatatan, pengkodean, penghapusan, dan pelaporan aset

dilaksanakan dengan berbasis teknologi informasi.

08. Pelaporan

a. Pelaporan mencakup aspek keberadaan, lokasi, ketepatan penilaian kondisi aset,

dan pertanggungjawaban,.

b. Petugas yang bertugas mengawasi aset harus melaporkan aset Perusahaan

secara berkala kepada penanggung jawab aset.

7. Manajemen Risiko

01. Manajemen risiko bertujuan untuk meminimalisasi risiko kerugian dan memperkecil

dampak kerugian dari ketidakpastian dalam usaha.

Manajemen risiko sekurang-kurangnya mencakup:

a. Mengidentifikasi potensi risiko internal pada setiap fungsi/unit dan potensi risiko

eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja Perusahaan.

b. Mengembangkan strategi penanganan pengelolaan risiko.

Page 28: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 27

c. Mengimplementasikan program-program pengelolaan untuk mengurangi risiko.

d. Mengevaluasi keberhasilan manajemen risiko.

02. Dalam menerapkan manajeman risikoPerusahaan ,sekurang-kurangnya harus :

a. Memperhatikan keselarasan antara strategi, proses bisnis, SDM, keuangan,

teknologi, dan lingkungan, dengan tujuan Perusahaan.

b. Menetapkan sistem dan prosedur standar manajemen risiko

c. Menyiapkan Penilai Risiko (risk assesor) yang kompeten.

03. Proses manajemen risiko sekurang-kurangnya meliputi :

a. Identifikasi risiko.

b. Pengukuran dan analisis risiko.

c. Pemilihan metode pengelolaan risiko.

d. Implementasi metode pengelolaan risiko.

e. Evaluasi terhadap implementasi metode pengelolaan risiko.

f. Pelaporan manajemen risiko.

04. Penerapan manajeman risiko melibatkan unsur-unsur Perusahaan dengan tanggung

jawab sebagai berikut :

a. Direksi dan seluruh pekerja bertanggung jawab menggunakan pendekatan

manajemen risiko dalam melakukan kegiatannya sesuai dengan batas

kewenangan dan uraian tugas (job description) masing-masing.

b. Organ yang bertanggung jawab di bidang manajemen risiko adalah:

1) Komisaris dan Komite yang terkait antara lain Komite Audit (dalam hal tidak ada

Komite Risiko) .

2) Direksi .

3) Fungsi manajemen risiko.

4) Satuan Pengawasan Internal (SPI) .

c. Komisaris dan Direksi bertanggung jawab menetapkan tingkat risiko yang

dipandang wajar.

d. Komisaris bertanggung jawab untuk:

1) memonitorrisiko-risiko penting yang dihadapi Perusahaan dan memberi saran

mengenai perumusan kebijakan di bidang manajemen risiko.

2) melakukan pengawasan penerapan manajemen risiko dan memberikan arahan

kepada Direksi.

3) memastikan bahwa penyusunan RJPP dan RKAP telah memperhatikan aspek

manajemen risiko.

4) melakukan kajian berkala atas efektivitas sistem manajemen risiko dan

melaporkannya kepada Pemegang Saham/RUPS.

e. Direksi bertanggung jawab untuk :

1) menjalankan proses manajemen risiko di fungsi-fungsi terkait (risk owners).

2) melaporkan kepada Komisaris tentang risiko-risiko yang dihadapi dan

ditangani.

Page 29: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 28

3) menyempurnakan sistem manajemen risiko.

f. Fungsi Manajemen Risiko bertanggung jawab untuk:

1) merumuskan sistem manajemen risiko,

2) merumuskan kebijakan pokok yang berhubungan dengan manajemen risiko,

3) mengidentifikasi dan menangani risiko-risiko serta membuat pemetaan risiko,

4) mengimplementasikan dan mengupayakan penerapan manajemen risiko yang

efektif dalam batas-batas tanggung jawab dan kewenangannya,

5) memantau dan mengevaluasi perkembangan risiko dan melaporkannya kepada

Direksi .

g. Satuan Pengawasan Intern (SPI) bertanggung jawab untuk :

1) memastikan bahwa kebijakan dan sistem manajemen risiko telah diterapkan

dan dievaluasi secara berkala,

2) mengevaluasi dan memberikan masukan atas kecukupan dan efektivitas

pengendalian intern dalam rangka mitigasi risiko,

3) mengevaluasi dan memberi masukan mengenai kesesuaian strategi dengan

kebijakan manajemen risiko.

8. Manajemen Mutu 01. Kebijakan Mutu

a. Perusahaan harus menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten dan

terpadu di semua fungsi dan tingkatan dengan memperhatikan efektivitas proses

bisnis dan kinerja Perusahaan secara menyeluruh dalam rangka peningkatan

produktivitas dan daya saing.

b. Lingkup penerapan manajemen mutu tersebut hendaknya meliputi:

1) Perancangan produk dan jasa yang didasarkan pada persyaratan internal

dan eksternal serta memperhatikan lingkungan saat ini dan masa datang.

2) Pengelolaan dan pengendalian proses serta indikatornya mengacu pada

kepuasan pelanggan serta stakeholders.

3) Peningkatan/perbaikan pemberian layanan dan produk melalui perbaikan

mutu yang berkesinambungan (continuous quality improvement) di segala

bidang.

4) Penerapan mutu sebagai budaya kerja dalam setiap kegiatan.

5) Peningkatan kehandalan operasi lapangan dengan memperhatikan aspek

keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan.

6) Peningkatan kualitas SDM melalui pelatihan, coaching, assignment, on the

Job training (OJT) dan benchmarking untuk memenuhi kompetensi sesuai

dengan jabatannya

7) Kesempatan yang sama bagi seluruh karyawan dalam semua tingkatan untuk

dapat mengikuti pendidikan/pelatihan guna meningkatkan kompetensi diri

8) Pelaksanaan program pelatihan/pengembangan SDM dilaksanakan sesuai

pedoman dan rencana kerja dan anggaran perusahaan

9) Laporan mengenai kegiatan pelatihan yang dilakukan untuk pegawai dibuat

secara formal

10) Adanya realisasi atas perencanaan pelatihan bagi Dewan Komisaris

Page 30: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 29

11) Kegiatan pelatihan yang dilakukan untuk Dewan Komisaris dibuat laporan

secara formal dan disajikan di Laporan Tahunan

12) Adanya evaluasi atas pelaksanaan pelatihan/pengembangan SDM

c. Komisaris, Direksi dan seluruh Pekerja berkomitmen dan terlibat penuh untuk

menerapkan sistem manajemen mutu.

02. Infrastruktur Manajemen Mutu

a. Pelaksanaan manajemen mutu didukung dengan infrastruktur yang dapat

menjamin kelangsungan dan kualitas sistem manajemen mutu.

b. Untuk mencapai hasil yang optimal, Perusahaan membentuk fungsi manajemen

mutu yang melakukan tugasnya secara efektif dan didukung oleh assessor mutu.

03. Implementasi Manajemen Mutu

a. Implementasi manajemen mutu dimulai dengan tahap pemetaan untuk

memperoleh gambaran mengenai praktik manajemen mutu yang terjadi.

b. Pelaksanaan sistem manajemen mutu ini dilaksanakan oleh semua pekerja di

semua tingkat yang meliputi:

1) penerapan prinsip-prinsip yang mengutamakan kepentingan Perusahaan,

fokus kepada kepuasan pelanggan dan stakeholders, keterlibatan yang total

dari seluruh jajaran dan memperhatikan lingkungan

2) penerapan metode dan alat-alat ukur mutu yang relevan

3) pelaksanaan perbaikan atau peningkatan mutu yang berkesinambungan

c. Perusahaan dapat menyelenggaraan ajang kompetisi mutu di Perusahaan

sebagai upaya pemberian penghargaan dan pengakuan (reward and recognition)

kepada unit bisnis/operasi dalam rangka implementasi teknik dan manajemen

mutu.

d. Implementasi manajemen mutu yang baik tercermin dengan terciptanya proses-

proses bisnis yang efektif dan efisien yang dapat meningkatkan kinerja Proses,

kinerja Unit, dan kinerja Korporat dan dapat berkompetisi dalam ajang Indonesian

Quality Award atau ajang kompetisi lainnya.

e. Dalam upaya membentuk budaya mutu, penerapan mutu dimasukkan dalam

penilaian kerja.

04. Evaluasi, Penilaian Hasil, dan Tindak Lanjut

a. Evaluasi manajemen mutu dapat dilakukan dengan kriteria yang sesuai dengan

standar internasional, dengan tujuan untuk :

1) mengetahui posisi/tingkat kinerja yang telah dicapai dibandingkan dengan

target dan benchmark.

2) mendapatkan peluang-peluang yang masih dapat ditingkatkan (Opportunities

for Improvement).

3) memperoleh umpan balik untuk meningkatkan kinerja.

4) mendorong peningkatan kinerja Perusahaan.

b. Evaluasi dilakukan oleh assessor melalui on desk review dan on site visit untuk

mendapatkan penilaian yang dituangkan dalam laporan umpan balik (Feedback

Report).

Page 31: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 30

c. Untuk mencapai tingkat efektivitas yang baik dalam rangka peningkatan kinerja,

perlu dilakukan mekanisme tindak lanjut yang berkesinambungan dari Direksi

dan jajaran manajemen atas laporan umpan balik (Feedback Report)

05. Untuk mengoptimalkan peran dan kualitas assesor, Perusahaan :

a. melakukan kaderisasi assesor secara berkesinambungan dengan

mempertimbangkan komitmen, dedikasi dan kompetensi

b. mencantumkan kinerja assessor dalam penilaian kinerja perorangan.

c. mengikutsertakan assessor di dalam seminar, pelatihan, forum atau asosiasi

terkait untuk meningkatkan kompetensi.

d. melibatkan assessor dalam melakukan benchmark ke perusahaan sejenis.

9. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta Pelestarian Lingkungan

01. Perusahaan akan selalu memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja serta

pelestarian lingkungan bagi keberhasilan jangka panjang Perusahaan.

02. Perusahaan senantiasa berusaha mengambil tindakan yang tepat untuk menghindari

terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan di tempat kerja.

03. Perusahaan akan selalu mengusahakan agar pegawai memperoleh tempat kerja yang

aman dan sehat dengan memastikan bahwa asset-aset dan lokasi usaha serta fasilitas

Perusahaan lain, memenuhi peraturan kesehatan dan keselamatan kerja serta

pelestarian lingkungan.

04. Perusahaan memilki kewajiban untuk senantiasa melengkapi dan menyediakan alat,

sarana dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan agar seluruh karyawan dapat

bekerja secara aman dan selamat.

05. Perusahaan akan selalu berusaha melakukan audit K3 oleh pihak independen,

sehingga dapat diperoleh hasil yang obyektif atas upaya yang telah dilakukan oleh

Perusahaan.

06. Perusahaan sangat memperhatikan masalah dampak lingkungan dengan selalu

melakukan evaluasi secara ilmiah untuk menyusun tindakan pengawasan serta

pencegahan dampak negative terhadap lingkugan akibat aktifitas operasional

Perusahaan serta menciptakan sumbangsih positif kepada masyarakat.

07. Perusahaan beserta Anak Perusahaan dan mitra kerja, wajib menempatkan K3 dan

lingkungan sebagai bagian dari strategi jangka panjang, Rencana Kerja dan Anggaran

Perusahaan (RKAP) serta Laporan Tahunan.

10. Pengadaan dan Hubungan dengan Rekanan

01. Perusahaan wajib memiliki peraturan yang jelas dan tertulis untuk menjamin bahwa

pelaksanaan pengadaan barang dan jasa berjalan sesuai standar GCG yang telah

disepakati yang menjunjung prinsip-prinsip keterbukaan, kompetitif, fair dan dapat

dipertangungjawabkan (accountable) serta tidak bertentangan dengan peraturan

Page 32: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 31

perundang-undangan yang berlaku dan peraturan tersebut dapat diakses oleh seluruh

calon pemasok

02. Perencanaan

a. Setiap unit kerja/fungsi harus menyusun kebutuhan akan barang/jasa setiap tahun

dengan memperhatikan skala prioritas, ke-ekonomian dan tata waktu.

b. Rencana kebutuhan barang/jasa dari unit kerja/fungsi yang telah disetujui harus

dicantumkan dalam RKAP.

c. Perencanaan pengadaan barang/jasa harus melibatkan fungsi-fungsi terkait.

03. Pelaksanaan

a. Pelaksanaan pengadaan barang/jasa harus didasarkan pada RKAP. Bila suatu

barang/jasa yang dibutuhkan oleh unit/fungsi tidak dimuat dalam RKAP, maka

unit/fungsi yang bersangkutan harus meminta persetujuan pejabat berwenang

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Dalam proses pengadaan barang/jasa harus dilandasi prinsip sadar biaya (cost

consciousness) dan diupayakan untuk tidak tergantung pada pihak tertentu.

c. Perusahaan harus mengelola basis data para penyedia barang/jasa yang ada di

setiap unit dan terintegrasi secara korporat untuk mengetahui jejak rekam (track

record) dari setiap penyedia barang/jasa.

d. Kinerja masing-masing penyedia barang/jasa dievaluasi secara berkala dan

hasilnya dijadikan dasar untuk memutakhirkan basis data penyedia barang/jasa

serta dipakai sebagai masukan dalam proses pengadaan barang/jasa selanjutnya.

e. Dalam kondisi yang memungkinkan pelaksanaan pengadaan melalui pengadaan

secara elektronik (e-procurement)

f. Perusahaan harus memiliki Harga Perkiraan Sendiri yang dikalkulasi secara

keahlian dan berdasarkan data harga unit setempat dan/atau unit lainnya yang

dapat dipertanggungjawabkan.

g. Setiap pengadaan barang/jasa yang akan dilaksanakan harus diikat dengan Surat

Perjanjian (Kontrak), Surat Pesanan Pembelian atau Surat Perintah Kerja dengan

mencantumkan hak dan kewajiban masing-masing pihak.

04. Pengendalian dan Pelaporan

a. Perusahaan harus mempunyai suatu mekanisme pengendalian untuk

memastikan bahwa barang/jasa yang diadakan telah sesuai dengan RKAP, telah

mendapat persetujuan pejabat yang berwenang, dan tidak dipecah-pecah dalam

nilai pengadaan yang lebih kecil dengan maksud untuk menghindari

dilakukannya prosedur lelang.

b. Setiap anggota panitia pengadaan/lelang, penyedia barang/jasa dan pejabat

yang berwenang harus menandatangani pakta integritas, yaitu pernyataan yang

berisikan tekad untuk melaksanakan pengadaan secara bersih, jujur, dan

transparan.

c. Pelanggaran terhadap pakta integritas tersebut akan dikenakan sanksi sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Page 33: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 32

d. Secara berkala unit atau fungsi pengadaan barang dan jasa /panitia pengadaan

barang/jasa membuat laporan kepada pemberi tugas yang memuat, antara lain,

informasi mengenai surat pesanan dan kontrak-kontrak yang sudah selesai dan

informasi mengenai adanya wanprestasi dari mitra kerja.

11. Kemitraan dengan Masyarakat dan Program CSR

01. Perusahaan sangat memperhatikan masalah-masalah masyarakat, khususnya yang

tinggal di dalam wilayah di sekitar operasi Perusahaan. Perusahaan senantiasa

menegakkan komitmen bahwa di mana pun unit kerja Perusahaan beroperasi,

hubungan baik serta pengembangan masyarakat sekitar merupakan landasan pokok

bagi keberhasilan jangka panjang Perusahaan.

02. Perusahaan berusaha memahami dan berinteraksi dengan masyarakat sekitar dan

membantu pengembangan masyarakat dengan cara yang sesuai dengan prinsip

warga Perusahaan yang baik (Good Corporate Citizen).

03. Perusahaan sangat menghargai setiap aktivitas kemitraan yang memberikan kontribusi

kepada masyarakat dan meningkatkan nilai sosial Perusahaan, oleh karena itu

Perusahaan senantiasa menerapkan prinsip kemitraan aktif melalui kerja sama

dengan masyarakat sekitar, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah serta

stakeholder lainnya untuk mencapai komitmen bersama berdasarkansaling percaya

dan keterbukaan dalam mencapai sasaran yang disepakati.

04. Perusahaan mempunyai kewajiban dan tanggung jawab secara hukum, sosial, moral

serta etika untuk menghormati kepentingan masyarakat sekitar mengingat

keberhasilan Perusahaan tidak dapat dilepaskan dari hubungan yang harmonis,

dinamis, serta saling menguntungkan dengan masyarakat sekitar.

05. Perusahaan senantiasa mengikut-sertakan masyarakat untuk tumbuh dan

berkembang bersama-sama Perusahaan.

06. Program Tanggung Jawab Sosial/Corporate Social Responsibility (CSR)

a. Tanggung jawab sosial perusahaan/corporate social responsibility (CSR)

merupakan bagian dari visi Perusahaan untuk memberikan nilai tambah bagi

stakeholdersdalam rangka terciptanya sinergi yang baik, maju, dan tumbuh

bersama.

b. Dengan persetujuan Dewan Komisaris, Direksi harus memastikan bahwa

Perusahaan memiliki strategi dan indikator keberhasilan program CSR yang

selaras dengan strategi korporasi dalam jangka panjang dan jangka pendek

c. Perencanaan program CSR harus dibuat sesuai dengan rencana kebutuhan

nyata masyarakat sekitar dengan mempertimbangkan kemampuan Perusahaan.

d. Direksi harus memastikan bahwa Proses CSR menghasilkan kegiatan CSR yang

tepat sasaran bagi para pihak yang membutuhkan.

e. Pelaksanaan program CSR dilaksanakan bersama masyarakat, serta

berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat, Lembaga

Swadaya Masyarakat, organisasi massa dan Perguruan Tinggi serta instansi

Page 34: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 33

terkait lainnya, dengan memperhatikan sosial budaya masyarakat setempat,

kondisi geografis dan kepentingan operasional Perusahaan.

f. Perusahaan ikut serta dalam memelihara kondisi sosial yang tenang, aman,

stabil, dan kondusif di lingkungan lokasi usaha Perusahaan.

g. Perusahaan memelihara dan mengembangkan hubungan baik dengan

melakukan pembinaan dan sosialisasi secara terus-menerus.

h. Perusahaan menjalankan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

sebagaimana ditugaskan oleh Pemerintah.

i. Perusahaan memiliki suatu ukuran untuk menilai efektivitas pelaksanaan

program CSR.

j. Perusahaan melakukan evaluasi yang berkesinambungan atas program-program

yang telah dilakukan berdasarkan indikator keberhasilan untuk meningkatkan

hubungan baik yang lebih berkualitas dengan masyarakat sekitar.

12. Penerapan Teknologi

01. Perusahaan akan selalu berupaya meningkatkan efisiensi kinerja Pembangkitan,

Distribusi dan Pelayanan Pelanggan, mengadopsi teknologi operasi dan pemeliharaan

yang terbaru dan sudah teruji sehingga produktivitas kinerja Perusahaan yang tinggi.

02. Perusahaan akan selalu berusaha mengembangkan kemapuan alih teknologi,

pengetahuan, dan keahlian yang berkaitan dengan operasional perusahaan. Oleh

karena itu Perusahaan senantiasa mengikuti perkembangan teknologi dan

mempelopori pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan

operasi Perusahaan.

03. Perusahaan senantiasa berusaha mengembangkan dan menggunakan teknologi,

produk dan jasa inovatif yang memungkinkan dilakukannya konservasi energy dan

sumber daya lainnya dalam upaya pelestarian lingkungan.

04. Direksi harus melakukan penilaian kinerja sistem teknologi informasi dalam hal

kontribusi sistem IT terhadap bisnis PLN Tarakan, persepsi pengguna IT, efektifitas dan

efisiensi sistem IT, serta kematangan (maturity) implementasi sistem tata kelola IT di

Perusahaan dan melaporkan hasil penilaian tersebut kepada Dewan Komisaris.

13. Persaingan Usaha

01. Perusahaan senantiasa menerapkan prinsip persaingan usaha yang melarang adanya

kesepakatan dan tindakan yang dapat mengeliminasi atau tidak mendukung

persaingan usaha yang sehat, menciptakan monopoli, atau melakukan hal-hal lain

yang mempengaruhi pasar secara tidak sehat.

02. Perusahaan selalu menjunjung tinggi etika dalam setiap kegiatan bisnisnya dan

senantiasa mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi kegiatan

bisnis Perusahaan.

03. Perusahaan melarang setiap karyawan dan manajemen untuk :

Page 35: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 34

a. Melakukan kesepakatan, perjanjian, berkaitan dengan rencana atau skema

tertentu baik secara tersurat ataupun tersirat, formal maupun informal, dengan

setiap pesaing berkaitan dengan harga, syarat-syarat penjualan, pengaturan

distribusi dan wilayah atau pelanggan tertentu.

b. Melakukan diskusi atau tukar menukar informasi dengan pesaing berkaitan

dengan harga, persyaratan penjualan atau hal-hal lain yang berkaitan dengan

informasi daya saing perusahaan; dan

c. Terlibat dalam kegiatan lainnya yang dapat melanggar peraturan perundang-

undangan yang berkaitan dengan monopoli dan persaingan bisnis yang tidak

sehat.

14. Klasifikasi dan Pengungkapan Informasi

01. Perusahaan senantiasa melakukan pencatatan pada system akuntansi perusahaan

secara akurat, andal dan dipelihara setiap waktu, sehingga setiap transaksi

pembayaran, pengalihan kepemilikan, penyelesaian layanan dan transaksi

lainnyaakan terefleksikan secara penuh dan detail.

02. Direksi dan karyawan Perusahaan harus mengungkapan informasi yang diperlukan

oleh auditor internal maupun eksternal dalam setiap proses audit Perusahaan.

03. Perusahaan melarang Komisaris, Direksi dan karyawan untuk mengungkapkan

informasi yang bersifat rahasia mengenai Perusahaan atau pelanggan kepada pihak

ketga, baik di dalam maupun di luar Perusahaan, baik selama masa kerja atau

sesudahnya.

04. Perusahaan melarang siapapun tanpa persetujuan Direksi atau pejabat yang ditunjuk

oleh Direksi mengungkapkan informasi milik pelanggan, rekanan dan mitra kerja

kepada pihak lain kecuali berdasarkan kebutuhan kedinasan.

05. Perusahaan wajib mengambil inisiatif untuk mengungkapkan informasi yang berkaitan

dengan peraturan dan perundangan-undangan dan informasi mengenai hal-hal yang

penting bagi pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan stakeholder

lainnya.

06. Kebijakan dan Prosedur Pengungkapan Informasi Perusahaan harus sejalan dengan

peraturan dan perundangan yang berlaku. Di samping itu, berdasarkan praktek terbaik

di dunia internasional, kebijakan dan prosedur Perusahaan harus berisikan :

a. Penjelasan mengenai jenis informasi yang diungkapkan;

b. Penjelasan mengenai pengambilan keputusan yang terkait dengan kewajiban

pengungkapan;

c. Penjelasn mengenai peran dan tanggung jawab Komisaris dan Direksi, pejabat

satu tingkat di bawah Direksi, dan seluruh karyawan dalam konteks disklosur;

terutama, pihak – pihak yang memiliki tanggung jawab utama untuk memastikan

Page 36: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 35

bahwa Perusahaan telah mematuhi kewajiban disklosurnya dan siapa yang

bertanggung jawab untuk memutuskan informasi apa saja yang akan diungkap;

d. Penjelasan mengenai alasan atau pertimbangan tentang hal – hal yang perlu

dipatuhi;

e. Pemantauan terhadap kepatuhan;

f. Pengamanan atas kerahasiaan informasi Perusahaan untuk menghindari disklosur

atau pengungkapan dini;

g. Penjelasan mengenai sarana untuk menerima tanggapan atau komentar atas

disklosur tersebut;

h. Penjelasan tentang format penyusunan dan waktu penyerahan disklosur sesuai

ketentuan peraturan perundangan yang berlaku

07. Perusahaan wajib mengungkap semua informasi penting yang relevan ke dalam

laporan tahunan dan laporan keuangan kepada Pemegang Saham secara tepat waktu,

akurat, obyektif dan jelas yang sekurang-kurangnya mencakup penjelasan tentang :

a. Nama Anggota Komisaris beserta pekerjaan utama di luar Perusahaan (sejauh

pekerjaan tersebut berkaitan dengan pelaksanaan tugas mereka sebagai Anggota

Komisaris);

b. Nama dan riwayat singkat Direktur

c. Sasaran dan strategi bisnis;

d. Status Pemegang Saham dan informasi penting yang berkaitan dengan hal

Pemegang Saham;

e. Kajian manajemen mengenai iklim bisnis dan faktor-faktor risiko bisnis;

f. Penjelasan Manajemen tentang hasil – hasil finansial untuk memberi kejelasan

dan keseimbangan dalam pelaporan;

g. Penilaian Auditor Eksternal tentang Perusahaan;

h. Informasi material mengenai eksekutif, karyawan Perusahaan dan stakeholder

lainnya;

i. Tuntutan perdata dan/atau pidana yang diajukan oleh dan/atau terhadap

Perusahaan, perkara di badan pengadilan atau badan arbitrase yang memiliki

potensi mempengaruhi kinerja Perusahaan.

j. Benturan kepentingan yang mungkin akan terjadi dan/atau yang sedang

berlangsung;

k. Pelaksanaan Good Corporate Governance beserta hasil assessment GCG

Perusahaan ; dan

l. Pencantuman secara tegas apabila dengan hubungan bisnis antara Direktur

dan/atau Anggota Komisaris dengan Perusahaan dan/atau hubungan usaha di

antara Direktur dan/atau Anggota Komisaris serta penjelasan mengenai hubungan

usaha tersebut.

08. Aspek – aspek yang Perlu Diungkap dalam Laporan Tahunan mengenai CorporateGovernance Perusahaan

Page 37: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 36

a. Penjelasan mengenai Piagam Komisaris dan Piagam Direksi, segala sesuatu yang

terkait dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawab kedua organ tersebut;

b. Code of Conduct atau Pedoman Perilaku yang disusun dan diterapkan Perusahaan

(dapat dalam bentuk rangkuman atas ketentuan – ketentuan utama dalam

Pedoman tersebut);

c. Piagam Komite Audit;

d. Uraian terperinci nama – nama dan kualifikasi anggota Komite Audit;

e. Jumlah rapat yang diadakan oleh Komite Audit dan nama – nama peserta rapat

yang diundang;

f. Informasi mengenai prosedur pemilihan dan penunjukkan auditor eksternal, dan

prosedur rotasinya;

g. Rangkuman kebijakan dan prosedur yang dirancang sebagai pedoman kepatuhan

Perusahaan terhadap peraturan dan ketentuan yang ada;

h. Penjelasan mengenai mekanisme yang digunakan Perusahaan untuk

berkomunikasi dengan para Pemegang Saham;

i. Penjelasan tentang kebijakan manajemen risiko dan sistem pengendalian

Perusahaan;

j. Penjelasan mengenai proses penilaian kinerja Komisaris dan Direksi, Komite –

komitenya, dan pejabat – pejabat satu tingkat di bawah Direksi

k. Penjelasan mengenai kebijakan remunerasi dan manfaat untuk Komisaris dan

Direksi serta kaitannya dengan kinerja Perusahaan, antara lain jumlah remunerasi,

pinjaman – pinjaman, dan fasilitas – fasilitas yang diberikan.

09. Perusahaan senantiasa berusaha melalui Laporan Tahunan maupun media lain untuk

mempelopori dan mengambil inisiatif dalam pengungkapan informasi keuangan dan

non keuangan yang bersifat wajib maupun sukarela bagi pengambilan keputusan oleh

Pemegang Saham, pemodal, kreditur dan stakeholder lainnya.

15. Pengelolaan Dokumen / Arsip Perusahaan

01. Pengelolaan dokumen/arsip Perusahaan dilandasi dengan prinsip penyimpanan dan

pemeliharaan dokumen yang paling efektif atas dasar nilai guna dan lamanya usia

simpan suatu dokumen.

02. Tujuan Pengelolaan Dokumen / Arsip Perusahaan , adalah :

a. Menyajikan informasi/data yang benar, cepat, tepat dan akurat melalui

administrasi yang tertib dan terencana serta dapat dipertanggungjawabkan.

Page 38: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 37

b. Memberi kemudahan dalam proses pengambilan keputusan bagi manajemen

Perusahaan.

c. Tertatanya dokumen/arsip Perusahaan dengan baik, rapi dan teratur.

03. Pemeliharaan dan Pengamanan dokumen /arsip Perusahaan

a. Direksi menunjuk pejabat yang bertanggung jawab atas pengelolaan

dokumen/arsip Perusahaan.

b. Pelaksanaan pemeliharaan dokumen/arsip yang bernilai guna aktif dan dinamis

dilaksanakan dengan baik oleh fungsi pencipta dokumen

c. Tiap fungsi/unit kerja di lingkungan Perusahaan memiliki rencana dan mekanisme

pemeliharaan dokumen/arsip untuk menjaga keamanan dan ketertiban

administrasi Perusahaan.

d. Pengamanan dokumen/arsip meliputi seluruh dokumen/arsip Perusahaan dengan

prioritas pengamanan fisik terhadap dokumen/arsip yang sifatnya lebih strategis

yaitu arsip vital, penting dan rahasia.

e. Perusahaan melakukan tindakan perlindungan terhadap seluruh dokumen/arsip

Perusahaan yang dimiliki dengan mempertimbangkan aspek cost and benefit dan

nilai risiko.

04. Penyusutan dan pemusnahan dokumen/arsip Perusahaan

a. Dokumen/arsip Perusahaan disimpan menurut nilai guna dan usia simpan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

b. Perusahaan membuat kebijakan mengenai dokumen/arsip Perusahaan yang

dapat disusutkan dan dimusnahkan.

c. Dokumen/arsip Perusahaan dapat disusutkan dan dimusnahkan berdasarkan

buku Jadwal Retensi Arsip.

d. Pejabat, pekerja dan fungsi di lingkungan Perusahaan harus mengadakan

penilaian kembali secara berkala/periodik terhadap dokumen/arsip yang ada di

lingkungan kerjanya.

e. Fungsi pengelola/unit pencipta dokumen atau pejabat/pekerja yang ditunjuk

secara berkala melakukan analisis nilai guna dan usia simpan dokumen yang ada

di unit kerja masing-masing.

f. Direksi menetapkan gedung untuk menyimpan arsip/dokumen Perusahaan yang

masih aktif.

16. Hubungan dengan Pejabat Negara

01. Perusahaan akan senantiasa memelihara hubungan baik dan komunikasi efektif

dengan setiap jajaran Pejabat Negara dalam batas toleransi yang diperbolehkan oleh

hukum.

02. Perusahaan melarang adanya persaingan bisnis yang tidak sehat dan melawan

hukum melalui pembayaran secara langsung maupun tidak langsung kepada pegawai

atau Pejabat Negara di luar kapasitas resmi.

Page 39: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 38

17. Hubungan dengan Pemegang Saham

01. Perusahaan memperlakukan Pemegang Saham secara adil sesuai peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

02. Pemegang saham yang memiliki saham dengan klasifikasi yang sama akan

mendapatkan perlakuan yang setara dan dapat menggunakan hak-haknya sesuai

Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang pada

dasarnya adalah:

a. Hak untuk memperoleh informasi material mengenai Perusahaan yang pada

dasarnya meliputi: Sistem untuk menentukan gaji dan tunjangan bagi setiap

anggota Direksi dan Dewan Komisaris serta rincian gaji dan tunjangan yang

diterima oleh anggota Direksi dan Komisaris yang sedang menjabat

b. Daftar Riwayat Hidup anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris,

sehingga Pemegang Saham dapat menilai watak amanah serta pengalaman

dan kecakapan yang dimilikinya untuk menjalankan tugasnya; Laporan

Tahunan Perusahaan dan Laporan Keuangan Perusahaan yang memuat pula

setiap hal yang bertentangan dan/atau yang tidak sesuai dengan pedoman

GCG Perusahaan, disertai alasan atas ketidaksesuaian dan/atau tidak

ditaatinya pedoman tersebut; dan

c. Pengungkapan dengan cara yang layak mengenai pelanggaran yang telah

terjadi yang dilakukan oleh Direktur ataupun Anggota Komisaris yang terlibat

dalam ”insider trading” atau ”self dealing”.

d. Hak untuk menerima sebagian keuntungan Perusahaan yang diperuntukan bagi

Pemegang Saham, sebanding dengan jumlah saham yang dimilikinya dalam

Perusahaan, dalam bentuk dividend dan/atau pembagian keuntungan lainnya.

03. Untuk mempertegas kemandirian Perusahaan sebagai badan usaha agar dapat

dikelola secara professional sehingga dapat berkembang dengan baik sesuai dengan

tujuan usahanya, Pemegang Saham dilarang campur tangan dalamkegiatan

operasional yang menjadi tanggung jawab Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran

Dasar Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk

tindakan atau arahan di luar RUPS yang secara langsung memberi pengaruh terhadap

tindakan pengurusan Perusahaan atau terhadap pengambilan keputusan yang

menjadi wewenang Direksi.

04. Perusahaan harus senantiasa berusaha keras untuk memberikan kontribusi yang

optimal dan berkesinambungan bagi Pemegang Saham.

05. Penetapan Dividen dilakukan oleh Pemegang Saham dalam RUPS dengan

mempertimbangkan kepentingan Perusahaan, yang meliputi antara lain kelangsungan

usaha, strategi yang akan dan sedang dijalankan serta rencana investasi.

Page 40: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 39

18. Hubungan dengan Anak Perusahaan

01. Perusahaan bersama-sama dengan Anak Perusahaan agar membangun citra yang

baik dan berusaha untuk saling bersinergi dalam menghadapi persaingan global.

02. Perusahaan harus mempunyai kebijakan untuk lebih mengutamakan pemakaian

produk dan jasa Anak Perusahaan yang memenuhi persyaratan kualitas dan harga.

03. Dalam hal Anak Perusahaan belum memiliki unit pengawasan internal sendiri, maka

pemeriksaan internal anak perusahaan terhadap kinerja anak perusahaan

dilaksanakan oleh pengawasan internal Perusahaan selaku auditor internal.

19. Hubungan dengan Stakeholders

01. Pengelolaan stakeholdersdiarahkan pada kepentingan bisnis perusahaan dengan

memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan, keselamatan dan kesehatan kerja,

dan lingkungan serta memperhatikan skala prioritas dan saling menghargai (mutual

respect) sehingga tercapai keseimbangan dan keharmonisan antara:

a. dimensi bisnis yang berorientasi pada penciptaan nilai (value creation) dan

kepuasan pelanggan,

b. dimensi sosial yang menyangkut aspek etika usaha dan tanggung jawab sosial

perusahaan, kondisi kesehatan dan keselamatan serta kesejahteraan pekerja dan

aspek sosial kemasyarakatan,

c. dimensi lingkungan yang mengarahkan perusahaan untuk memperhatikan aspek

kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup di sekitar unit operasi/lapangan

usaha

02. Pengelolaan stakeholdersdidasarkan prinsip-prinsip GCG, yaitu transparansi,

akuntabilitas, responsibilitas, kemandirian, dan kewajaran.

03. Hak Stakeholders dapat timbul secara hukum karena pemberlakuan peraturan

perundang-undangan, perjanjian/kontrak, atau karena nilai etika/moral dan tanggung

jawab sosial perusahaan yang tidak bertentangan dengan kebijakan perusahaan dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

04. Hak-hak Stakeholders dihormati, dilindungi dan dipenuhi oleh perusahaan, antara lain

melalui pemberian informasi yang relevan dan penting secara transparan, akurat dan

tepat waktu dan melalui mekanisme komunikasi yang sehat dan beretika.

05. Perusahaan menciptakan kondisi yang memungkinkan Stakeholders berpartisipasi

dalam mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku.

06. Perusahaan mempunyai mekanisme untuk menampung dan menindaklanjuti saran

dan keluhan dari Stakeholders. Saran dan keluhan dari Stakeholders dapat

disampaikan melalui mekanisme whistle blowing system, yang kemudian ditanggapi

dan ditindaklanjuti oleh Dewan Komisaris.

Page 41: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 40

07. Penghubung antara perusahaan dengan Stakeholders adalah Sekretaris Perseroan

atau bidang Humas untuk Unit/Daerah atau Pejabat lain yang ditunjuk berdasarkan

ketentuan yang berlaku

Page 42: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 41

V. Panduan Perilaku

1. Karyawan dan Hubungan Industrial

01 Perusahaan senantiasa berusaha mengembangkan kualitas sumber daya manusia,

sesuai dengan kebutuhan visi dan misi serta program jangka panjang Perusahaan.

02 Perusahaan akan menerapkan praktek-praktek bisnis yang didasarkan pada prinsip-

prinsip GCG dengans selalu menghormati agama, budaya, tradisi, adat istiadat,

kondisi karyawan serta peraturan setempat.

03 Perusahaan wajib memperlakukan karyawan secara adil dan bebas dari bias terhadap

perbedaan suku, asal-usul, jenis kelamin, agama, dan asal kelahiran serta hal-hal

yang tidak terkait dengan kinerja.

04 Perusahaan wajib menetapkan beberapa kebijakan mengenai pegawai dan hubungan

industrial yang meliputi antara lain:

a. Memberikan kondisi kerja yang baik dan aman bagi pegawai;

b. Melindungi pegawai dari segala bentuk kemungkinan yang membahayakan

keselamatan dan kesehatan di tempat kerja;

c. Memberikan hak kepada pegawai untuk berserikat sesuai peraturan perundangan

yang berlaku;

d. Memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh pegawai untuk mengikuti

pendidikan pelatihan dan pengembangan lebih lanjut yang sejalan dengan

kompetensi dan kebutuhan perusahaan;

e. Menyediakan prasarana pengembangan dan pelatihan pegawai

f. Memberikan kesempatan yang sama terhadap seluruh pegawai untuk

berpartisipasi aktif dalam mencapai visi dan misi perusahaan;

g. Menyediakan sarana bagi partisipasi pegawai dalam bentuk forum atau diskusi;

h. Menetapkan kebijakan – kebijakan yang harus dikomunikasikan kepada karyawan

i. Menetapkan kebijakan – kebijakan yang perlu melibatkan karyawan dalam

perumusannya

j. Perusahaan menyediakan media komunikasi yang menyediakan kebijakan

Perusahaan yang dapat diakses oleh seluruh karyawan

k. Mengusahakan agar skema remunerasi yang diterima pegawai, secara umum

mengikuti peraturan setempat yang berlaku dan sesuai kemampuan Perusahaan;

l. Pemberian bonus kepada karyawan sesuai dengan kinerjanya;

m. Senantiasa bermitra dengan Serikat Pekerja yang diakui oleh Direksi di lingkungan

Perusahaan; dan

n. Memberikan Direksi kewenangan untuk bertindak penuh terhadap karyawan yang

dipandang dapat menimbulkan keresahan atau menunjukkan sikap tidak disiplin.

Page 43: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 42

05 Komisaris, Direksi, dan karyawan Perusahaan akan selalu berusaha untuk menjalin

kemitraan agar saling mendukung dalam mencapai tujuan dan kemajuan bersama.

06 Perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan mutu manajemen dan pegawainya

sehingga dapat bekerja secara efisien dan efektif dengan etika bisnis yang tinggi

07 Perusahaan mewajibkan setiap karyawan Perusahaan untuk mematuhi kewajibannya

yang antara lain meliputi:

a. Mentaati Perjanjian Kerja Bersama (PKB), Nilai-nilai Perusahaan dan semua

peraturan yang dikeluarkan Perusahaan;

b. Mendahulukan kepentingan Perusahaan yang berhubungan langsung atau tidak

langsung dengan tanggung jawab;

c. Mengerahkan segala daya dan upara dalam melaksanakan tugas pekerjaan yang

diserahkan kepadanya;

d. Menjaga harta milik dan nama baik Perusahaan; dan

e. Wajib membina dan memberikan teladan di lingkungannya.

2. Keterlibatan dalam Politik

01. Perusahaan menjamin kebebasan karyawan dalam mengemukakan pandangan

kepada Pemerintah dan stakeholder lainnya terhadap aspek operasional yang

mempengaruhi aktivitas bisnis dan operasional Perusahaan sepanjang masih dalam

koridor hukum yang berlaku.

02. Perusahaan mewajibkan Direksi, manajemen dan karyawan yang mewakili

Perusahaan dalam setiap urusan Pemerintah, untuk patuh terhadap peraturan

perundangan-undangan yang berlaku.

03. Perusahaan melarang untuk memberikan sumbangan bagi partai politik manapun.

04. Perusahaan menjamin hak setiap karyawan untuk menyalurkan aspirasi politiknya;

05. Perusahaan, sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku, mewajibkan setiap

karyawan yang aktif dalam partai politik dan/atau menjadi calon partai politik dalam

pemilu untuk mengundurkan diri dari Perusahaan.

3. Pernyataan Palsu dan Konspirasi

01. Direksi dan karyawan Perusahaan, yang terlibat dalam pemasaran proyek, penyiapan

proposal, negosiasi dan administarasi termasuk akuntansi untuk biaya dan kewajiban,

kajian proyek dan penulisan laporan, harus senantiasa memberikan pernyataan yang

akurat dan benar mengenai kegiatan-kegiatan tersebut.

02. Perusahaan akan mengenakan sangsi kepada karyawan Perusahaan yang dengan

sengaja menyampaikan pernyataan yang tidak benar dan/atau menyesatkan dan/atau

perbuatan konspirasi dengan pihak lain yang merugikan Perusahaan, baik yang

Page 44: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 43

bersifat administrative, perdata maupun pidana bagi karyawan dan/atau apabila

dengan pihak lain yang terlibat, termasuk mitra kerja Perusahaan, sesuai peraturan

perundangan yang berlaku.

4. Benturan Kepentingan

01. Perusahaan mewajibkan setiap benturan kepentingan yaitu kondisi di

manakepentingan pribadi Komisaris, Direksi atau Karyawan dengan kepentingan

Perusahaan berada dalam posisi yang saling bertentangan harus diungkapkan

kapanpun terjadi.

02. Seluruh Jajaran Manajemen Perusahaan dilarang merangkap jabatan pada

perusahaan lain untuk m enghindari terjadinya benturan kepentingan.

03. Seluruh Jajaran Manajemen Perusahaan yang memiliki benturan kepentinganatas

rangkap jabatan, diwajibkan untuk melepaskan salah satu jabatan yang disandangnya.

04. Setiap karyawan Perusahaan dalam upaya menghindari implikasi lanjutan yang

ditimbulkan dari benturan kepentingan, diwajibkan untuk:

a. Tidak memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi atau untuk

kepentingan orang atau pihak lain yang terkait;

b. Menghindari setiap aktivitas luar dinas, yaitu aktivitas yang

dapatbertentangan dengan kinerja jabatan atau yang dapat merugikan

Perusahaan yang dapat berpengaruh secara negatif terhadap independensi

danobjektivitas pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

05. Komisaris, Direksi, Manajemen dan Karyawan Perusahaan dilarang berpartisipasi

dalam setiap kegiatan pengadaan barang dan jasa yang melibatkan suatu

perusahaan di mana yang bersangkutan atau keluarga yang bersangkutan

mempunyai kepemilikan saham yang signifikan atau mempunyai kepentingan

finansial, yang meliputi:

a. Mengundang, memberikan persetujuan, atau membahas pekerjaan di masa

mendatang dengan kontraktor dan/atau pemasok yang berkompetisi yaitu

setiap entitas usaha yang kemungkinan di masa mendatang dapat menjadi

pesaing atau pemenang kontrak dari Perusahaan;

b. Meminta atau menerima uang, pemberian atau hal-hal lain yang bernilai,

baik secara langsung maupun tidak langsung dari kontraktor

dan/ataupemasok yang berkompetisi; dan

c. Berusaha untuk memperoleh atau mengungkapkan informasi yang terkait

dengan proses pengadaan barang dan jasa.

06. Pemasok dan/atau kontraktor barang dan jasa yang diundang Perusahaan untuk

berpartisipasi dalam proses pengadaan barang dan jasa harus memenuhi

persyaratan benturan kepentingan sebagaimana juga diberlakukan pada

Page 45: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 44

Komisaris, Direksi, Manajemen dan Karyawan Perusahaan.

07. Setiap karyawan Perusahaan dilarang untuk melakukan aktivitas sampingan pada

jam kerja normal Perusahaan.

08. Setiap karyawan Perusahaan yang mempunyai aktivitas sampingan di luar jam kerja

normal Perusahaan dilarang melebihi 6 jam kerja dalam satu hari atau 20 jam

kerja dalam satu minggu.

5. Honorarium

Perusahaan tidak memberikan honorarium yaitu setiap bentuk pembayaran atau hadiah

atau kompensasi yang diberikan oleh Perusahaan sebagai imbalan atas jasa yang

diberikan, terhadap jasa/pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan selama masih dalam

lingkungan Perusahaan.

6. Hadiah

01. Komisaris, Direksi, manajemen dan karyawan Perusahaan tidak boleh meminta atau

menerima hadiah dan sejenisnya, yaitu segala macam bentuk penerimaan oleh

pejabat atau karyawan Perusahaan dari pihak-pihak lain di luar Perusahaan

yang dapat menguntungkan kepentingan pemberi hadiah, diri sendiri, keluarga atau

rekan yang dapat mempengaruhi objektivitas dan kepentingan Perusahaan.

02. Perusahaan dilarang menawarkan atau memberikan hadiah dan sejenisnya

kepada Pihak Ketiga dengan maksud untuk mendapatkan perlakuan istimewa.

7. Penyelewengan dan Penyimpangan Sejenisnya

Perusahaan melarang setiap bentuk penyelewengan dan senantiasa menerapkan

prosedur yang wajib diikuti berkaitan dengan temuan, pengakuan, pelaporan,

penyelidikan dan penyidikan terhadap kecurigaan adanya penyelewengan, antara lain:

01. Ketidakjujuran dalam penyampaian informasi berkaitan dengan kinerja

Perusahaan;

02. Penggelapan terhadap kekayaan dan/atau aset yang dimiliki Perusahaan untuk

kepentingan pribadi;

03. Pemalsuan atau pengubahan surat berharga seperti cek Perusahaan;

04. Penyalahgunaan aset yang dimiliki oleh Perusahaan, karyawan, mitra usaha atau

Rekanan;

05. Pengalihan kas, surat berharga atau asset Perusahaan lain untuk penggunaan

pribadi;

06. Penanganan dan pelaporan transaksi Perusahaan yang dilakukan tidak sesuai

Page 46: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 45

prosedur dan peraturan yang berlaku;

07. Pemalsuan atas catatan akuntansi Perusahaan atau laporan keuangan untuk

kepentingan pribadi atau kepentingan lain yang merugikan.

Page 47: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 46

VI. Prosedur Pelaporan, Implementasi dan Evaluasi

1. Prosedur Pelaporan

01 Setiap orang dapat menyampaikan laporan mengenai dugaan pelanggaran

terhadap Pedoman GCG kepada Perusahaan melalui surat kepada Kepala

Pengawasan Intern dan tidak dimaksudkan sebagai mekanisme untuk menyam

paikan keluhan pribadi.

02 Setiap orang yang menyampaikan laporan mengenai dugaan pelanggaran

terhadap pedoman GCG harus memberikan identitas dengan jelas dan akan

diberikan penghargaan apabila dugaan pelanggaran pedoman GCG terbukti

benar terjadi dan pihak pelapor tidak terlibat di dalamnya.

03 Kerahasiaan pelapor akan dijaga kecuali apabila:

a. Diperlukan dalam kaitan dengan laporan atau penyidikan yang dilakukan oleh

pihak yang berwenang sesuai peraturan yang berlaku;

b. Diperlukan oleh Bagian Hukum untuk mempertahankan posisi Perusahaan di

depan hukum.

04 Setiap laporan pelanggaran pedoman GCG tidak akan disebarluaskan kepada

pihak manapun juga (public expose), sebelum terbukti kebenarannya.

05 Penyidikan atau penindaklanjutan hasil laporan pelanggaran pedoman GCG

senantiasa berlandaskan atas azas praduga tak bersalah.

2. Akuntabilitas Tim Penerima Laporan

Penerima Laporan yaitu Kepala Satuan Pengawasan Intern (KPI) memiliki kewajiban

menindaklanjuti setiap laporan yang dianggap sah sebagaimana ditetapkan dalam butir

1. bagian ini untuk dilaporkan kepada Direksi dengan tembusan kepada Komisaris .

3. Sosialisasi, Implementasi dan Evaluasi

01. Perusahaan wajib membentuk unit khusus yang bertanggungjawab terhadap

program sosialisasi, dan implementasi GCG.

02. Perusahaan wajib membentuk sebuah Tim Gabungan (joint committee) yang

terdiri dari unsur Komisaris dan Direksi yang bertanggungjawab terhadap

evaluasi pelaksanaan GCG.

4. Prosedur Perubahan dan Evaluasi Pedoman GCG

01. Perusahaan melalui unit khusus sebagaimana disebut pada butir 3. bagian ini,

akan melakukan kajian ulang dan evaluasi untuk memperbaiki dan/atau

menyempurnakan Pedoman GCG apabila dipandang memiliki unsur yang tidak

Page 48: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 47

relevan dan/atau bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

di Indonesia.

02. Perusahaan, paling lambat dalam waktu satu tahun, melalui unit khusus

sebagaimana disebut pada butir 3. bagian ini, melakukan evaluasi terhadap

Pedoman GCG ini disesuaikan dengan kondisi terbaru yang berpengaruh terhadap

Perusahaan.

Page 49: PT PLN TARAKAN 2015 - pln-t.co.idpln-t.co.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-GCG_PLN-TRK.pdf · PLN Tarakan PEDOMAN GCG Page 4 ... Kinerja : Adalah gambaran ... Direksi untuk memenuhi

Pedoman GCG PT. PLN Tarakan

PEDOMAN GCG Page 48

VII. PENUTUP

1. Pedoman Good Corporate Governance digunakan sebagai acuan utama dalam

pelaksanaan tata kelola PT. Pelayanan Listrik Nasional Tarakan oleh Pemegang

Saham/RUPS, Komisaris, Direksi dan Pekerja.

2. Sebagai kelengkapan Pedoman Good Corporate Governance , telah disusun dan

disepakati bersama beberapa Pedoman dan Piagam sebagai berikut:

1) Pedoman Direksi dan Komisaris 2) Code of Conduct 3) Pedoman Transparansi dan Disclosure 4) Piagam Komite Audit 5) Piagam Sekretaris Perusahaan 6) Piagam Internal Audit

Keenam Pedoman/Piagam diatas merupakan kelengkapan yang tidak terpisahkan dari Pedoman Good Corporate Governance ini.

3. Pedoman Good Corporate Governance beserta seluruh kelengkapan nya akanditelaah

dan dimutakhirkan secara berkala untuk disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan

serta perubahan lingkungan usaha.

4. Permintaan perubahan Pedoman Good Corporate Governance dapat dilakukan oleh

Pemegang Saham, Komisaris atau Direksi.

5. Pedoman Good Corporate Governance ini dinyatakan berlaku efektif sejak ditetapkan

oleh Komisaris dan Direksi.

Hal-hal yang belum diatur dalam Pedoman Good Corporate Governance ini tetap mengacu

pada ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dikeluarkan di : Tarakan Tanggal : 5 Desember 2015 KOMISARIS DIREKTUR UTAMA MICCA S SITUMORANG SANDIKA AFLIANTO