PT Perkebunan Nusantara VII...

62
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Laporan keuangan beserta laporan auditor independen tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

Transcript of PT Perkebunan Nusantara VII...

PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)

Laporan keuangan beserta laporan auditor independen tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) LAPORAN KEUANGAN

BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL

31 DESEMBER 2009 DAN 2008

Daftar Isi

Halaman Surat Pernyataan Direksi

Laporan Auditor Independen Neraca ….....................……………………………………………………………………………….. 1 - 2 Laporan Laba Rugi …......................…………………………………………………………………. 3 Laporan Perubahan Ekuitas ......................…………………………………………………………. 4 Laporan Arus Kas ......................…………………………………………………………………….. 5 - 6 Catatan atas Laporan Keuangan ….............................................................................……....... 7 - 57

**************************

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

NERACA 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

1

Catatan 2009 2008

ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2e,3 406.234.482 407.194.790 Piutang usaha pihak ketiga 2f,4 9.799.254 3.323.383 Piutang lain-lain pihak ketiga, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp883.896 (2008: Rp1.336.532) 2f,5 30.356.794 53.777.743 Persediaan, setelah dikurangi penyisihan persediaan usang dan penurunan nilai lainnya sebesar RpNihil (2008: Rp8.449.105) 2g,6 912.153.360 808.750.453 Uang muka pajak 7 159.209.008 59.927.073 Biaya dibayar di muka dan uang muka lainnya 8 20.244.033 9.155.398

JUMLAH ASET LANCAR 1.537.996.931 1.342.128.840

ASET TIDAK LANCAR Piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2c,9,36a 20.425.069 16.567.820 Aset pajak tangguhan 2o,34c 29.292.699 37.809.457 Investasi pada perusahaan asosiasi 2h,10 4.147.830 3.549.289 Investasi jangka panjang lainnya 2h,11 1.418.753 123.763 Aset tanaman perkebunan Tanaman telah menghasilkan, bersih 2i,12a 701.107.070 548.052.573 Tanaman belum menghasilkan 2i,2m,12b 716.622.070 599.971.247 Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp1.076.393.481 (2008: Rp974.984.790) 2j,2k,2m,13 717.229.963 556.132.577 Aset tidak lancar lain-lain, setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar Rp8.944.285 (2008: Rp7.265.177) 2l,14 78.631.644 52.622.836

JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 2.268.875.098 1.814.829.562

JUMLAH ASET 3.806.872.029 3.156.958.402

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

NERACA (lanjutan) 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

2

Catatan 2009 2008

KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN KEWAJIBAN LANCAR Pinjaman jangka pendek 15 280.811.014 325.000.000 Hutang usaha 16 411.393.477 493.742.430 Hutang pajak 2o,17 3.925.623 9.395.673 Biaya yang masih harus dibayar 2n,18 96.836.724 168.848.733 Uang muka dari pelanggan 2n,19 3.945.123 7.372.451 Bagian pinjaman jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun 22 191.291.034 38.042.500 Kewajiban lancar lainnya 20 60.403.552 40.004.705

JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 1.048.606.547 1.082.406.492

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2c,21,36b 48.563.164 44.523.909 Pinjaman jangka panjang setelah dikurangi bagian lancar 22 1.032.258.482 411.739.367 Hutang obligasi 23 6.000.000 296.000.000 Surat hutang jangka menengah 24 298.976.532 - Kewajiban imbalan kerja karyawan 2p,25 102.781.611 127.315.366

JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR 1.488.579.789 879.578.642

JUMLAH KEWAJIBAN 2.537.186.336 1.961.985.134 EKUITAS Modal saham: Modal dasar - 1.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 (angka penuh) per saham, modal ditempatkan dan disetor - 365.000 saham 26 365.000.000 365.000.000 Selisih nilai transaksi antar entitas sepengendali 2t,27 19.091.543 19.091.543 Saldo laba Ditentukan penggunaannya 2q,28 735.238.157 550.041.839 Belum ditentukan penggunaannya 150.355.993 260.839.886

JUMLAH EKUITAS 1.269.685.693 1.194.973.268

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 3.806.872.029 3.156.958.402

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

LAPORAN LABA RUGI Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

3

Catatan 2009 2008

PENJUALAN BERSIH 2n,29,38 2.892.459.358 3.421.190.687 BEBAN POKOK PENJUALAN 2n,30,38 2.291.098.201 2.611.180.181

LABA KOTOR 601.361.157 810.010.506 BEBAN USAHA: Beban pemasaran dan penjualan 2n,31 43.407.884 41.187.844 Beban administrasi dan umum 2n,32 235.336.008 342.556.773

Jumlah beban usaha 278.743.892 383.744.617

LABA USAHA/(RUGI) 322.617.265 426.265.889 PENGHASILAN/(BEBAN) LAIN-LAIN: Penjualan non-komoditi 2n 41.173.595 23.712.569 Penghasilan bunga 2n 4.709.581 5.748.445 Beban keuangan 2m,33 (124.367.158) (77.420.582) Rugi penghapusan aset tanaman 12 (25.034.971) (2.421.153) Rugi penghentian penggunaan aset tetap 13 (319.617) (8.571) (Rugi)/laba selisih kurs, bersih 2b (146.363) 21.907.138 Beban piutang tak tertagih 2f,4,5 (57.890) (566.876) Amortisasi beban penerbitan obligasi 23 - (1.857.244) Rugi penurunan nilai persediaan 2g,6 - (8.449.105) (Beban)/penghasilan lainnya, bersih 2n (1.189.562) 1.255.494

Jumlah beban lain-lain, bersih (105.232.385) (38.099.885)

LABA SEBELUM BAGIAN LABA PERUSAHAAN ASOSIASI 217.384.880 388.166.004 BAGIAN LABA PERUSAHAAN ASOSIASI 2h,10 1.098.589 511.896

LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN BADAN 218.483.469 388.677.900

BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN Pajak kini 2o,34a (59.610.718) (115.554.958) Pajak tangguhan 2o,34b (8.516.758) (12.283.056)

Jumlah pajak penghasilan badan (68.127.476) (127.838.014)

LABA BERSIH 150.355.993 260.839.886

Laba bersih per saham dasar 2s,35 412 715

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

4

Selisih nilai Saldo laba transaksi Modal antar entitas Ditentukan Belum ditentukan Catatan saham sepengendali penggunaannya penggunaannya Jumlah

Saldo 31 Desember 2007 365.000.000 19.091.543 360.595.456 252.595.177 997.282.176 Laba bersih tahun 2008 - - - 260.839.886 260.839.886 Pembagian dividen 2q,28a - - - (63.148.794) (63.148.794 ) Pengalihan saldo laba 2q,28b - - 189.446.383 (189.446.383) -

Saldo 31 Desember 2008 365.000.000 19.091.543 550.041.839 260.839.886 1.194.973.268 Laba bersih tahun 2009 - - - 150.355.993 150.355.993 Pembagian dividen 2q,28a - - - (65.209.972) (65.209.972 ) Penggunaan lain dari saldo laba berdasarkan Surat Pengesahan dari pemilik modal 2q,28b - - - (10.433.596) (10.433.596 ) Pengalihan saldo laba 2q,28c - - 185.196.318 (185.196.318) - __ Saldo 31 Desember 2009 365.000.000 19.091.543 735.238.157 150.355.993 1.269.685.693

2009 2008

Dividen per saham (Rupiah penuh) 178.657 173.010

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

LAPORAN ARUS KAS Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

5

Catatan 2009 2008

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan 2.894.474.240 3.430.493.493 Pembayaran kas kepada:

Pemasok (1.957.711.406) (2.230.860.480) Direksi dan karyawan (700.148.256) (775.108.357)

Kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi 236.614.578 424.524.656 Penerimaan bunga 7.180.818 5.748.445 Pembayaran pajak penghasilan 7,34 (140.377.372) (171.716.447) Pembayaran bunga (124.367.158) (100.464.185) Pembayaran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (10.433.596) (14.009.759) Pembayaran tantiem 28c (5.216.798) (6.314.870) Penerimaan/pembayaran lainnya (1.637.253) (1.969.550)

Kas bersih (digunakan untuk)/diperoleh dari aktivitas operasi (38.236.781) 135.798.290

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan ganti rugi aset tanaman - 4.169.765 Penerimaan dividen dari perusahaan asosiasi 10 500.048 369.789 Pencairan jaminan 14 - 7.603.550 Pembayaran untuk penambahan tanaman belum menghasilkan 12,16 (344.164.185) (204.615.970) Pembayaran untuk penambahan aset tetap dan Hak Guna Usaha 13,14 (291.240.782) (195.765.695)

Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi (634.904.919) (388.238.561)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari pinjaman jangka pendek 15 427.787.546 360.000.000 Penerimaan dari pinjaman jangka panjang 22 846.076.332 293.248.568 Pembayaran pinjaman jangka pendek (173.000.000) (235.000.000) Pembayaran pinjaman jangka panjang 22 (362.308.682) (92.245.381) Pembayaran dividen (65.209.972) (63.148.794)

Kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan 673.345.223 262.854.393

KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 203.522 10.414.122 PENGARUH SELISIH KURS (1.163.830) (7.146.474) KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 3 407.194.790 403.927.142

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 3 406.234.482 407.194.790

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

LAPORAN ARUS KAS (lanjutan) Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

6

2009 2008

Pengungkapan tambahan: Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas: Penambahan tanaman belum menghasilkan melalui kapitalisasi beban bunga 35.170.056 22.949.212 Penambahan tanaman menghasilkan melalui konversi tanaman belum menghasilkan 203.524.268 116.765.571

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

7

1. UMUM a. Pendirian dan informasi umum Perusahaan

PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) (”Perusahaan”) didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1996, seperti yang dinyatakan dalam akta pendirian yang dibuat di hadapan Notaris Harun Kamil, S.H., No. 40 tanggal 11 Maret 1996 dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-8335.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 dan telah diumumkan dalam tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 80 tanggal 4 Oktober 1996. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, dan perubahan terakhir adalah berdasarkan Akta No. 34 tanggal 13 Agustus 2008 yang dibuat di hadapan N. M. Dipo Nusantara Pua Upa, S.H., Notaris di Jakarta Timur, sehubungan dengan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan untuk menyesuaikan dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan tersebut telah disahkan dan diserahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-55963.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 27 Agustus 2008. Pada tanggal 11 Maret 1996, dalam rangka restrukturisasi Badan Usaha Milik Negara (”BUMN”) di bidang perkebunan, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996, pemerintah telah melakukan relokasi pengelolaan daerah perkebunan di bawah BUMN Perkebunan. Sehubungan dengan relokasi pengelolaan daerah perkebunan tersebut, PT Perkebunan X (Persero), PT Perkebunan XXXI (Persero), eks Proyek PT Perkebunan XI (Persero) di Propinsi Sumatera Selatan, dan eks Proyek PT Perkebunan XXIII (Persero) di Propinsi Bengkulu telah dinyatakan bubar dan sejak tanggal tersebut digabung ke dalam perusahaan baru dengan nama PT Perkebunan Nusantara VII (Persero). Sesuai dengan Pasal 3 - Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi: a) Pengusahaan budidaya tanaman, yang meliputi pembukaan dan pengelolaan lahan,

pembibitan, penanaman dan pemeliharaan serta melakukan kegiatan-kegiatan lain sehubungan dengan pengusahaan budidaya tanaman tersebut;

b) Produksi meliputi pemungutan hasil tanaman, pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain menjadi barang setengah jadi atau barang jadi;

c) Perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan barang lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perusahaan;

d) Pengembangan usaha bidang perkebunan, agro wisata, dan agro bisnis; dan e) Usaha-usaha lain yang langsung menunjang usaha pokok di atas.

Perusahaan memiliki areal perkebunan yang tersebar di Propinsi Lampung, Sumatera Selatan, dan

Bengkulu. Kantor pusat Perusahaan terletak di Jalan Teuku Umar No. 300, Bandar Lampung, Propinsi Lampung. Saat ini Perusahaan menguasai tanah seluas 131.030 Ha termasuk perolehan tanah hasil lelang lahan eks PT Arya Dwipantara seluas 3.138 Ha (2008: 127.765 Ha) untuk pengembangan perkebunan yang meliputi kelapa sawit, karet, teh, dan tebu dan menghasilkan produk minyak kelapa sawit, inti sawit, karet, gula, dan teh.

Jumlah areal perkebunan yang telah mendapatkan sertifikat Hak Guna Usaha (“HGU”) dan Hak Guna Bangunan (“HGB”) sampai dengan tanggal 31 Desember 2009 adalah seluas 72.178 Ha (2008: 66.363 Ha) yang terdiri dari 19.198 Ha berlokasi di Propinsi Sumatera Selatan, 9.808 Ha di Propinsi Bengkulu dan 43.172 Ha di Propinsi Lampung. HGU tersebut akan berakhir pada periode antara tahun 2011 - 2040, kecuali HGU untuk tanah seluas 3.253 Ha di Kedaton telah berakhir tanggal 31 Desember 2005, dan saat ini permintaan perpanjangan HGU untuk tanah tersebut masih dalam proses untuk memperoleh persetujuan dari Pemerintah.

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

8

1. UMUM (lanjutan) a. Pendirian dan informasi umum Perusahaan (lanjutan)

Perusahaan memiliki 12 (dua belas) pabrik pengolahan karet dengan jumlah keseluruhan kapasitas pengolahan sebesar 285 ton karet kering per hari, 7 (tujuh) pabrik kelapa sawit dengan jumlah keseluruhan kapasitas pengolahan sebesar 261 ton tandan buah segar (”TBS”) per jam, 2 (dua) pabrik pengolahan inti sawit dengan jumlah keseluruhan kapasitas pengolahan sebesar 150 ton inti sawit per hari, 2 (dua) pabrik gula dengan jumlah keseluruhan kapasitas pengolahan sebesar 9.500 ton tebu per hari dan 1 (satu) buah pabrik teh dengan kapasitas pengolahan 40 ton pucuk daun segar per hari.

b. Karyawan, Direksi dan Komisaris

Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, Perusahaan memiliki masing-masing sejumlah 14.869 karyawan dan 15.547 karyawan (tidak diaudit).

Susunan Dewan Komisaris pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia (BUMN RI) No. KEP-187/MBU/2008 tanggal 24 September 2008, adalah sebagai berikut:

Komisaris Utama : Akmaluddin Hasibuan Komisaris : M. Saleh Ali Komisaris : Hasanuddin Ibrahim Komisaris : Harun Sulkam Komisaris : Ahmad Ansori Mattjik Komisaris : Razali Ishak Susunan Direksi pada tanggal 31 Desember 2009 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara

Badan Usaha Milik Negara No. KEP-134/MBU/2006 tanggal 27 Desember 2006, No. KEP-41/MBU/2007 tanggal 4 April 2007, dan No. KEP-116/MBU/2007 tanggal 4 Juli 2007, No. KEP-81/MBU/2009 tanggal 7 April 2009, yang dituangkan dalam Akta No. 13 - Notaris Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, S.H., tanggal 23 April 2009, adalah sebagai berikut: Direktur Utama : Drs. H. Andi Punoko, Ak. Direktur Produksi : Ir. Mardjan Ustha, MM Direktur Keuangan : Boyke Budiono, MBA Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum : Budi Santoso, SH Direktur Pemasaran : Ir. Gatot Bintoro, MM

Susunan Direksi pada tanggal 31 Desember 2008 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. KEP-134/MBU/2006 tanggal 27 Desember 2006, No. KEP-41/MBU/2007 tanggal 4 April 2007, dan No. KEP-116/MBU/2007 tanggal 4 Juli 2007, yang dituangkan dalam Akta No. 02 - Notaris Agustina Sulistiowati tanggal 11 Juli 2007, adalah sebagai berikut: Direktur Utama : Drs. H. Andi Punoko, Ak. Direktur Produksi : Ir. H. Erwin Nasution Direktur Keuangan : Boyke Budiono, MBA Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum : Ir. Mardjan Ustha, MM Direktur Pemasaran : Ir. Gatot Bintoro, MM

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

9

1. UMUM (lanjutan) b. Karyawan, Direksi dan Komisaris (lanjutan)

Remunerasi yang diberikan kepada Direksi Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dalam bentuk gaji, bonus, tunjangan hari raya, dan tunjangan lainnya, masing-masing sejumlah Rp3.703.160; Rp2.789.684; Rp295.941; dan Rp109.086 (2008: Rp2.278.749; Rp3.999.944; Rp180.617; dan Rp187.042). Sedangkan remunerasi yang diberikan kepada Komisaris Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dalam bentuk honorarium, bonus, dan tunjangan hari raya, masing-masing sejumlah Rp2.570.553; Rp856.901; dan Rp160.877 (2008: Rp1.422.480; Rp1.986.558; dan Rp78.136).

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

Kebijakan akuntansi yang penting dan diterapkan secara konsisten dalam menyusun laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut: a. Dasar penyajian laporan keuangan

Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu prinsip akuntansi yang mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal - Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) serta peraturan pemerintah lainnya yang berlaku dalam penyajian laporan keuangan perusahaan perkebunan. Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep biaya harga perolehan, kecuali dinyatakan lain dalam catatan laporan keuangan. Semua angka dalam catatan atas laporan keuangan dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain.

Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan penerimaan dan pengeluaran kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

b. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing

Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat berdasarkan nilai tukar yang berlaku pada saat transaksi terjadi. Pada tanggal neraca, seluruh aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tukar mata uang asing yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dari penjabaran tersebut dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan, kecuali keuntungan atau kerugian akibat penjabaran pinjaman dalam mata uang asing yang digunakan untuk mendanai pembangunan aktiva tetap dan tanaman belum menghasilkan, dikapitalisasi, dan menambah harga perolehan aktiva tetap dan tanaman belum menghasilkan tersebut. Kurs tukar mata uang asing yang digunakan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (dalam Rupiah penuh) adalah sebagai berikut:

2009 2008

USD1 9.400 10.950

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) c. Transaksi hubungan istimewa

Perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa“. Semua transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan atau tidak sama dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam laporan keuangan. Transaksi Perusahaan dengan Badan Usaha Milik Negara/Daerah yang dilakukan dalam kegiatan usaha normal tidak diungkapkan sebagai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, kecuali untuk transaksi antar Perkebunan Nusantara atau asosiasi yang dibentuk oleh Perkebunan Nusantara dimana perlakuan transaksinya ditentukan oleh Perkebunan Nusantara.

d. Penggunaan estimasi

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi terhadap jumlah yang dilaporkan. Karena adanya unsur ketidakpastian yang melekat dalam melakukan estimasi, maka jumlah sesungguhnya pada periode yang akan datang dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasikan.

e. Kas dan setara kas

Kas dan setara kas meliputi kas, bank, dan deposito yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

f. Penyisihan piutang ragu-ragu

Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan penelaahan terhadap kemungkinan tidak tertagihnya piutang tersebut pada tanggal neraca.

g. Persediaan

Efektif tanggal 1 Januari 2009, PSAK No. 14 (Revisi 2008) mengenai “Persediaan” menggantikan PSAK No. 14 (1994). Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak signifikan terhadap laporan keuangan tahun 2009. Persediaan termasuk tanaman perkebunan semusim, yaitu tanaman yang langsung memberikan hasil dalam satu musim tanam. Akun tanaman semusim merupakan akumulasi beban-beban yang berhubungan dengan pengadaan bahan, pemupukan, dan perawatan bibit hingga panen. Sedangkan beban-beban yang berhubungan dengan pengadaan dan perawatan bibit tanaman semusim yang belum siap untuk berproduksi dicatat sebagai aktiva lain-lain. Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Harga perolehan ditetapkan berdasarkan metode rata-rata dan meliputi biaya pembelian, biaya konversi untuk persediaan yang dikonversi melalui proses produksi sendiri dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai (present location and condition). Penyisihan persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada tanggal neraca. Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga jual yang wajar setelah dikurangi dengan taksiran biaya untuk menyelesaikan dan menjual persediaan barang jadi yang dihasilkan.

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

h. Investasi Investasi pada perusahaan asosiasi Perusahaan asosiasi adalah suatu badan usaha yang dimiliki Perusahaan, baik langsung maupun

tidak langsung, 20% atau lebih hak suara di badan usaha tersebut, atau Perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan, namun tidak mengendalikan badan usaha tersebut.

Investasi Perusahaan dengan kepemilikan saham antara 20% sampai dengan 50% dicatat dengan

menggunakan metode ekuitas. Dalam metode ekuitas, saldo penyertaan yang disajikan dalam neraca adalah harga perolehan dari penyertaan ditambah atau dikurangi dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan serta dikurangi dengan pendapatan dividen.

Investasi jangka panjang lainnya

Investasi jangka panjang lainnya merupakan investasi untuk dimiliki oleh Perusahaan dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan. Investasi ini dapat berbentuk: a) Kepemilikan saham kurang dari 20% dicatat sebesar nilai terendah antara harga perolehan

dan nilai bersih yang dapat direalisasi; dan b) Investasi jangka panjang dalam bentuk penyertaan saham yang nilai wajarnya tidak tersedia

dicatat sebesar nilai terendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersihnya.

i. Tanaman perkebunan Tanaman perkebunan diklasifikasi menjadi dua golongan, yaitu tanaman produksi dan persediaan.

Tanaman produksi dibedakan menjadi tanaman belum menghasilkan dan tanaman telah menghasilkan. Tanaman yang langsung memberikan hasil dalam satu musim tanam diklasifikasikan sebagai persediaan.

Tanaman belum menghasilkan Tanaman belum menghasilkan dikelompokkan sebagai aktiva tidak lancar dan tidak disusutkan

dan dinyatakan sebesar harga perolehannya, meliputi:

1) Biaya langsung seperti biaya-biaya pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pemupukan, dan pemeliharaan termasuk biaya tenaga kerja yang terkait dengan kegiatan tersebut; dan

2) Kapitalisasi beban keuangan atas pinjaman yang digunakan untuk mengembangkan tanaman selama tanaman tersebut belum menghasilkan.

Tanaman telah menghasilkan Biaya perolehan tanaman belum menghasilkan direklasifikasi ke akun tanaman telah

menghasilkan pada saat tanaman tersebut mulai menghasilkan. Jangka waktu suatu tanaman dinyatakan mulai menghasilkan ditentukan oleh pertumbuhan vegetatif dan berdasarkan taksiran manajemen, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Tanaman kelapa sawit dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan apabila telah berumur tiga

tahun dan 60% dari jumlah seluruh pohon per blok telah menghasilkan tandan buah atau dua lingkaran tandan telah matang atau berat rata-rata buah per tandan telah mencapai tiga kilogram atau lebih;

2. Tanaman karet dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan apabila telah berumur lima tahun dan 60% dari jumlah seluruh pohon per blok sudah dapat dideres dan mempunyai ukuran lilit batang 45 cm yang diukur pada ketinggian satu meter dari pertautan okulasi; dan

3. Tanaman teh dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan apabila telah berumur tiga tahun dan 60% daun dari jumlah seluruh pohon per blok telah dapat dipetik.

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

i. Tanaman perkebunan (lanjutan)

Tanaman telah menghasilkan (lanjutan) Penyusutan tanaman telah menghasilkan dimulai sejak dipindahkan dari tanaman belum

menghasilkan, dihitung dengan cara sebagai berikut: Tarif penyusutan Jenis aset tanaman Metode per tahun

Tanaman telah menghasilkan - karet Garis lurus 4% Tanaman telah menghasilkan - kelapa sawit Garis lurus 4% Tanaman telah menghasilkan - teh Garis lurus 2%

Perusahaan telah mengubah estimasi masa manfaat aktiva tanaman menghasilkan teh pada awal tahun 2009 dari 40 tahun menjadi 50 tahun. Pengaruh dari perubahan masa manfaat diatas menimbulkan kelebihan biaya amortisasi sebesar Rp364.923 dan telah dicatatkan sebagai pengurang biaya amortisasi dalam laporan laba rugi tahun 2009.

j. Aset tetap

Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”, dimana Perusahaan telah memilih model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya.

Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan mencakup pengeluaran untuk perbaikan, penggantian, pemugaran, dan peningkatan daya guna aset tetap yang jumlahnya signifikan. Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.

Penyusutan aset tetap dimulai sejak tanggal perolehan atau jika dibangun sendiri, aset dalam

penyelesaian tersebut telah selesai dan siap untuk digunakan. Penyusutan aset tetap dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap dengan tarif sebagai berikut:

Tarif penyusutan Jenis aset Metode per tahun

Bangunan Garis lurus 5% - 6,6% Mesin dan instalasi pabrik Garis lurus 12,50% Jalan, jembatan, dan saluran Garis lurus 6,25% Peralatan angkut Garis lurus 20% Peralatan kebun Garis lurus 20% Peralatan kantor Garis lurus 10% - 20% Pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi tersebut diakui ke dalam jumlah

tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria. Semua beban pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya. Aset tetap yang sudah tidak dipergunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap sebesar nilai bukunya dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.

Bangunan dan prasarana dalam pembangunan merupakan akumulasi biaya bahan baku dan biaya-biaya lain, termasuk biaya pinjaman yang digunakan untuk membiayai aset selama masa pembangunan sampai saat aset tersebut telah selesai pembangunannya dan siap untuk digunakan. Semua biaya dipindahkan ke akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut siap untuk digunakan.

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

j. Aset tetap (lanjutan)

Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.

k. Penurunan nilai aktiva

Pada setiap tanggal neraca, Perusahaan menelaah ada atau tidaknya penurunan nilai aset apabila terjadi perubahan kejadian-kejadian atau keadaan-keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aktiva mungkin tidak dapat diperoleh kembali. Jika terdapat indikasi penurunan nilai aktiva, Perusahaan menaksir jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aktiva tersebut. Nilai yang dapat diperoleh kembali ditentukan oleh nilai yang lebih tinggi antara harga jual bersih dan nilai pakai. Kerugian penurunan nilai aktiva diakui apabila nilai tercatat aktiva atau unit yang menghasilkan kas melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Kerugian penurunan nilai aktiva diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan. Nilai tercatat aktiva yang rugi penurunan nilainya telah diakui harus dinaikkan kembali menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali, hanya jika terjadi perubahan dalam taksiran yang digunakan untuk menentukan nilai aktiva yang dapat diperoleh kembali sejak saat terakhir kali rugi penurunan nilai diakui. Kerugian penurunan nilai aktiva dapat dipulihkan hanya jika nilai tercatat aktiva tidak melebihi nilai tercatat aktiva yang seharusnya diakui, setelah dikurangi depresiasi atau amortisasi, seandainya pada tahun sebelumnya tidak ada pengakuan rugi penurunan nilai atas aktiva tersebut.

l. Biaya tangguhan

Biaya-biaya yang mempunyai manfaat di kemudian hari dan melebihi akhir periode pembukuan dikapitalisasi dan diamortisasikan selama taksiran masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus, termasuk biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan legal hak atas tanah (Hak Guna Usaha) yang diamortisasi sepanjang umur hukum hak atas tanah tersebut. Beban tangguhan lainnya diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya.

m. Biaya keuangan

Biaya pinjaman yang digunakan untuk membiayai pembangunan aktiva tetap dan tanaman belum menghasilkan dikapitalisasi sampai saat pembangunan aktiva tetap telah selesai dan siap untuk digunakan atau saat tanaman mulai menghasilkan. Biaya pinjaman ini mencakup beban bunga, rugi selisih kurs, dan biaya pinjaman lainnya.

n. Pengakuan pendapatan dan beban

Pendapatan dari penjualan barang diakui pada saat Perusahaan telah secara signifikan memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli. Pendapatan bunga diakui pada saat terjadinya (accrual basis). Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).

o. Pajak penghasilan

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang timbul antara aktiva dan kewajiban menurut fiskal dengan nilai tercatatnya menurut laporan keuangan pada tanggal neraca. Manfaat pajak masa yang akan datang, seperti sisa akumulasi rugi secara fiskal yang belum digunakan, juga diakui apabila besar kemungkinan bahwa manfaat pajak tersebut akan dapat direalisasikan.

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) o. Pajak penghasilan (lanjutan)

Aset dan kewajiban pajak tangguhan dihitung berdasarkan perkiraan tarif pajak yang berlaku pada periode ketika aktiva tersebut dimanfaatkan atau kewajiban dibayarkan, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Perubahan nilai tercatat aktiva dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak, dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Penyesuaian terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau pada saat keputusan atas keberatan telah ditetapkan jika Perusahaan mengajukan keberatan. Koreksi terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat surat ketetapan pajak diterima atau jika Perusahaan mengajukan banding, apabila: (1) pada saat hasil dari banding tersebut ditetapkan, kecuali bila terdapat ketidakpastian yang signifikan atas hasil banding tersebut, maka koreksi berdasarkan surat ketetapan pajak terhadap kewajiban perpajakan tersebut dicatat pada saat pengajuan banding dibuat, atau (2) pada saat dimana berdasarkan pengetahuan dari perkembangan atas kasus lain yang serupa dengan kasus yang sedang dalam proses banding, berdasarkan ketentuan dari Pengadilan Pajak atau Mahkamah Agung, dimana hasil yang diharapkan dari proses banding secara signifikan tidak pasti, maka pada saat tersebut perubahan kewajiban perpajakan berdasarkan surat ketetapan pajak diakui.

p. Imbalan kerja karyawan (i) Imbalan jasa masa kerja karyawan

Imbalan jasa masa kerja diakui berdasarkan jumlah imbalan yang lebih tinggi antara Peraturan Perusahaan dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Berdasarkan Perjanjian Kerja Bersama (“PKB”) antara Perusahaan dan karyawan, Perusahaan memberikan imbalan jasa masa kerja pensiun kepada karyawan yang telah mencapai usia pensiun normal pada umur 55 - 56 tahun sesuai dengan Undang-undang Tenaga Kerja No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (“UUTK”) dan imbalan lainnya berupa santunan hari tua, tunjangan masa persiapan pensiun (MPP), cuti panjang, dan penghargaan masa kerja. Kecuali untuk imbalan pensiun, imbalan tersebut tidak didanai.

Estimasi kewajiban yang diakui di neraca sehubungan dengan program imbalan pasti jasa masa kerja adalah nilai kini dari kewajiban imbalan pasti pada tanggal neraca dikurangi nilai wajar aktiva program, jika ada, serta disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuarial serta biaya jasa lalu yang belum diakui. Kewajiban imbalan pasti lainnya dihitung oleh aktuaria independen menggunakan metode projected unit credit.

Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan diskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi pemerintah dalam mata uang Rupiah dengan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari perubahan asumsi dan perbedaan antara asumsi aktuarial dengan kenyataan (experience adjustments) sejumlah yang lebih besar antara 10% dari aktiva program atau 10% dari kewajiban imbalan pasti, dibebankan atau dikreditkan pada laporan laba rugi selama rata-rata sisa masa kerja para karyawan yang bersangkutan.

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

p. Imbalan kerja karyawan (lanjutan) (i) Imbalan jasa masa kerja karyawan (lanjutan)

Biaya jasa kini diakui sebagai beban periode berjalan. Biaya jasa lalu dibebankan langsung pada laba rugi, kecuali bila perubahan terhadap manfaat program tergantung pada status kepegawaian pekerja di masa yang akan datang (periode vesting). Dalam hal ini, biaya jasa lalu diamortisasikan secara garis lurus sepanjang periode vesting.

(ii) Tantiem

Perusahaan membuat penyisihan atas tantiem berdasarkan estimasi manajemen dan dibebankan pada laba rugi tahun berjalan. Tantiem akan dibayarkan kepada Direksi dan Komisaris setelah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Selisih antara jumlah tantiem yang diestimasi oleh manajemen dengan jumlah yang disahkan oleh pemegang saham dibebankan atau dikreditkan pada periode dimana tantiem tersebut disahkan oleh RUPS.

(iii) Bonus

Bonus ditetapkan berdasarkan estimasi Direksi Perusahaan dan disahkan oleh Rapat Umum

Pemegang Saham (“RUPS”). Selisih antara jumlah bonus yang diestimasi oleh manajemen dengan jumlah yang disahkan oleh pemegang saham dibebankan atau dikreditkan pada periode dimana bonus tersebut disahkan oleh RUPS.

q. Penggunaan saldo laba berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham

Sebelum tahun 2009, penggunaan saldo laba ditentukan berdasarkan Rapat Umum Pemegang

Saham meliputi pembagian dividen dan penyisihan atas cadangan umum namun tidak termasuk untuk dana program kemitraan dan bina lingkungan ("PKBL“). Sejak tahun 2009, penggunaan saldo laba berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham meliputi pembagian dividen dan penyisihan atas cadangan umum termasuk untuk dana program kemitraan dan bina lingkungan ("PKBL“). Laporan keuangan Perusahaan untuk tahun 2008 tidak disajikan kembali sehubungan dengan perubahan kebijakan akuntansi tersebut, karena pengaruh perubahan kebijakan akuntansi tersebut sebesar Rp8.000.000 dari penyisihan PKBL yang telah dibentuk oleh Perusahaan pada tahun 2008, tidak berpengaruh secara signifikan terhadap laporan keuangan tahun 2008 dan pemulihan terhadap penyisihan tersebut diakui sebagai pendapatan lain-lain pada laporan laba rugi tahun 2009, sedangkan realisasi PKBL sesuai dengan keputusan RUPS Perusahaan sebesar Rp10.433.596 dicatat sebagai pengurang saldo laba dalam laporan perubahan ekuitas tahun 2009.

r. Informasi segmen

Informasi segmen disajikan berdasarkan segmen usaha yang teridentifikasikan. Suatu segmen usaha adalah suatu unit usaha yang dapat dibedakan dan menyediakan produk dan jasa yang berbeda dan dikelola secara terpisah. Informasi segmen dibuat sesuai dengan kebijakan akuntansi yang diadopsi dalam mempersiapkan dan menyajikan laporan keuangan.

s. Laba bersih per saham

Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah tertimbang saham ditempatkan dan disetor penuh selama tahun yang bersangkutan.

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

t. Restrukturisasi entitas sepengendali

Sesuai dengan PSAK No. 38, “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” yang diterapkan oleh Perusahaan sejak tanggal 11 Maret 1996, transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali, berupa pengalihan aktiva, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan merupakan perubahan kepemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaksi demikian tidak dapat menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun bagi entitas individual dalam kelompok perusahaan tersebut.

3. KAS DAN SETARA KAS 2009 2008

Kas 730.520 281.444

Kas di bank Rekening Rupiah:

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 158.219.619 285.608.828 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 60.347.109 19.761.901 PT Bank Agroniaga Tbk 1.923.959 14.871.357 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 55.697.771 11.582.101 PT Bank Bukopin Tbk 4.884.952 6.021.956 PT Bank CIMB Niaga Tbk 3.075.225 1.994.957 PT Bank Perkreditan Rakyat Agroloka 1.803.357 1.882.546 PT Bank Bengkulu 585.185 507.209 PT Bank Sumsel 13.785 487.087 PT Bank DBS Indonesia - 459.712 PT Bank Internasional Indonesia Tbk 173.969 171.808 Indonesia Eximbank (d/h PT Bank Ekspor Indonesia (Persero)) 15.985 14.238

286.740.916 343.363.700 Rekening Dolar Amerika Serikat:

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (2009: US$3.005.524; 2008: US$4.642.450) 28.251.929 51.020.527 PT Bank Bukopin Tbk (2009: US$25.432; 2008: US$25.397) 239.056 279.119 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (2009: US$7.103.411; 2008: US$Nihil) 66.772.061 -

95.263.046 51.299.646 Deposito berjangka kurang dari tiga bulan: Rekening Rupiah:

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 20.000.000 10.000.000 PT Bank Perkreditan Rakyat Agroloka 3.500.000 2.250.000

23.500.000 12.250.000

406.234.482 407.194.790

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17

3. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) Kas diasuransikan terhadap risiko kerugian atas pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah nilai pertanggungan asuransi sebesar Rp157.319.000 (2008: Rp3.882.500). Tingkat bunga deposito berjangka Rupiah kurang dari tiga bulan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, masing-masing adalah 6,5% - 11% dan 7,5% - 12%.

4. PIUTANG USAHA 2009 2008

Pihak ketiga: Tong Teik Pte. Ltd. 7.529.215 - Wilson Global Trade Pte. Ltd. 840.266 - PT Sariwangi AEA 701.103 2.325.881 PT Karya Multiniaga Mandiri 285.951 - L. Elink Schuurman (Thee) B.V. 198.693 88.863 PT Unilever Indonesia Tbk 93.826 - Lipton Tea Ltd. 85.962 - CV Padakersa - 674.593 PT Vanrees Indonesia - 134.576 Lainnya (masing-masing di bawah Rp50.000) 64.238 99.470

9.799.254 3.323.383 Dikurangi: Penyisihan piutang ragu-ragu - -

9.799.254 3.323.383

Rincian piutang usaha berdasarkan umur (bulan) adalah sebagai berikut: 2009 2008

Sampai dengan 3 bulan 9.633.316 2.991.659 3 bulan - 6 bulan - 76.255 6 bulan - 1 tahun 165.938 255.469 Lebih dari 1 tahun - -

9.799.254 3.323.383

Rincian piutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:

2009 2008

Dalam Dolar Amerika Serikat (2009: US$1.041.352, 2008: US$256.327) 9.788.711 2.806.779

Dalam Rupiah 10.543 516.604

9.799.254 3.323.383

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

18

4. PIUTANG USAHA (lanjutan) Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:

2009 2008

Saldo awal - 197.588 Penambahan tahun berjalan - - Penghapusan piutang ragu-ragu - (197.588)

Saldo akhir - -

Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa seluruh saldo piutang usaha pada tanggal

31 Desember 2009 akan tertagih, sehingga tidak perlu dibentuk penyisihan piutang ragu-ragu. Piutang usaha sebesar Rp8.123.000 (2008: Rp8.123.000) dijadikan jaminan untuk memperoleh

pinjaman jangka pendek (Catatan 15). 5. PIUTANG LAIN-LAIN 2009 2008

Piutang tebu rakyat 8.675.623 34.384.106 Pinjaman pegawai 4.371.098 4.926.484 Piutang proyek kemitraan 7.237.886 8.015.652 Piutang penjualan tandan buah segar dan bibit 1.685.775 1.685.775 Pinjaman petani 57.890 57.890 Piutang kerja sama olah 1.579 18.655 Lainnya 9.210.838 6.025.713

31.240.689 55.114.275 Dikurangi: Penyisihan piutang ragu-ragu (883.896) (1.336.532)

30.356.793 53.777.743

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut: 2009 2008

Saldo awal 1.336.532 2.997.360 Penambahan selama tahun berjalan 57.890 566.876 Penghapusan piutang ragu-ragu - (2.227.704) Pemulihan penyisihan piutang ragu-ragu (510.526) -

Saldo akhir 883.896 1.336.532

Piutang tebu rakyat merupakan pinjaman yang diberikan kepada petani tebu yang digunakan sebagai

modal kerja untuk budidaya tanaman tebu. Pelunasan atas pinjaman ini akan diterima Perusahaan dalam bentuk tebu pada saat dipanen.

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19

5. PIUTANG LAIN-LAIN (lanjutan)

Piutang proyek kemitraan kelapa sawit merupakan bagian lancar atas pinjaman yang diberikan kepada petani sebagai modal untuk budidaya tanaman kelapa sawit. Pelunasan atas pinjaman ini akan diterima Perusahaan dalam bentuk Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit petani kepada Perusahaan. Pembayaran atas piutang kemitraan akan mulai diterima Perusahaan pada tahun kelima dan akan dicicil oleh petani selama 60 (enam puluh) bulan.

Piutang Kerja Sama Olah (KSO) merupakan piutang atas jasa pengolahan kelapa sawit milik pihak

ketiga. Dalam kerjasama tersebut, pihak ketiga menitipkan TBS kepada Perusahaan untuk diolah, dengan membayar jasa pengolahan per kilogram TBS sesuai dengan tarif yang disepakati.

Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu memadai untuk menutup

kerugian atas kemungkinan piutang lain-lain tak tertagih. 6. PERSEDIAAN 2009 2008

Persediaan barang jadi: Karet 134.232.754 111.151.257 Minyak sawit dan inti sawit 10.083.008 44.772.524 Teh 10.683.594 9.234.414 Gula dan tetes 8.297.318 57.145.653

163.296.674 222.303.848 Persediaan bahan baku:

Pupuk dan bahan kimia 242.816.796 223.046.497 Suku cadang 16.473.350 7.680.788 Bahan bakar dan pelumas 9.996.301 7.258.819 Lainnya 17.602.291 12.400.877

286.888.738 250.386.981 Tanaman semusim: Beban pembibitan tebu 94.112.116 87.912.216 Beban pemupukan dan pemeliharaan 299.129.962 198.420.095 Beban penggarapan tanah 68.725.870 58.176.418

Sub jumlah 461.967.948 344.508.729

Jumlah persediaan kotor 912.153.360 817.199.558 Dikurangi: Penyisihan persediaan usang dan penurunan nilai lainnya - (8.449.105)

Jumlah persediaan, bersih 912.153.360 808.750.453

Seluruh persediaan, kecuali tanaman semusim, telah diasuransikan terhadap risiko kerugian atas

kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah nilai pertanggungan asuransi pada tanggal 31 Desember 2009 sebesar Rp2.110.609. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan, mengingat persediaan Perusahaan ditempatkan di beberapa lokasi, sehingga kemungkinan timbulnya kerugian dalam waktu bersamaan untuk beberapa lokasi adalah sangat kecil.

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

20

6. PERSEDIAAN (lanjutan) Persediaan dijadikan jaminan untuk memperoleh pinjaman jangka pendek (Catatan 15) dan pinjaman

jangka panjang (Catatan 22). Rincian nilai persediaan yang dijadikan jaminan beserta pihak yang menerima jaminan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:

Nilai persediaan yang dijaminkan

2009 2008

Penerima jaminan: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 153.000.000 135.000.000 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 310.000.000 35.000.000

463.000.000 170.000.000

Perusahaan telah menghapuskan tanaman semusim sebesar Rp3.563.117 sebagai akibat dari

kebakaran yang terjadi di Unit Usaha Cinta Manis pada tanggal 4 Desember 2009. Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan yang ada pada tanggal 31 Desember 2009

memadai untuk menutup kemungkinan kerugian akibat persediaan usang dan penurunan nilai realisasi bersih.

7. UANG MUKA PAJAK 2009 2008

Pajak penghasilan badan (Catatan 34a) Tahun pajak 2009 66.003.176 - Tahun pajak 2008 61.620.614 46.857.136 Pajak pertambahan nilai 31.585.218 13.069.937

159.209.008 59.927.073

Saldo lebih bayar pajak penghasilan badan Perusahaan tahun 2008 pada tanggal 31 Desember 2009

merupakan saldo lebih bayar pajak penghasilan badan tahun 2008 termasuk pembayaran cicilan pajak pada saat Perusahaan menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT), sementara pajak penghasilan badan pada tanggal 28 April 2009 sebesar Rp14.763.478.

8. BIAYA DIBAYAR DI MUKA DAN UANG MUKA LAINNYA 2009 2008

Uang muka pada pemasok 8.456.113 2.793.577 Uang muka santunan hari tua 5.343.664 2.455.595 Sewa dibayar di muka 750.255 729.064 Lainnya 5.694.001 3.177.162

20.244.033 9.155.398

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

21

9. PIUTANG PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA 2009 2008

Perusahaan afiliasi: PT Perkebunan Nusantara I 336.317 295.695 PT Perkebunan Nusantara II 651.113 642.941 PT Perkebunan Nusantara III - 70.583 PT Perkebunan Nusantara IV 19.078 4.857 PT Perkebunan Nusantara V 17.133 4.750 PT Perkebunan Nusantara VI - 159.535 PT Perkebunan Nusantara VIII 3.945.789 - PT Perkebunan Nusantara XIII - 48.712 PT Perkebunan Nusantara XIV 15.292.251 15.292.537

20.261.681 16.519.610 Perusahaan asosiasi: Lain-lain (masing-masing dibawah Rp100 juta) 163.388 48.210

20.425.069 16.567.820 Dikurangi: Penyisihan piutang ragu-ragu - -

20.425.069 16.567.820

Penjelasan dari transaksi terkait piutang di atas lihat Catatan 36a dan 36c. 10. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI

Tahun 2009

Jumlah Penambahan/ Bagian Jumlah Persentase penyertaan (pengurangan) laba/(rugi) penyertaan kepemilikan awal tahun penyertaan bersih Dividen akhir tahun

PT Bio Industri Nusantara 25% 3.549.289 - 1.098.589 (500.048) 4.147.830 Dikurangi: Penurunan permanen

nilai penyertaan - - - - -

Bersih 3.549.289 - 1.098.589 (500.048) 4.147.830

Tahun 2008

Jumlah Penambahan/ Bagian Jumlah Persentase penyertaan (pengurangan) laba/(rugi) penyertaan kepemilikan awal tahun penyertaan bersih Dividen akhir tahun

PT Bio Industri Nusantara 25% 3.407.182 - 511.896 (369.789) 3.549.289 Dikurangi: Penurunan permanen

nilai penyertaan - - - - -

Bersih 3.407.182 - 511.896 (369.789) 3.549.289

Perusahaan memiliki 1.925 saham atau 25% dari seluruh saham PT Bio Industri Nusantara senilai Rp1.000/per saham. PT Bio Industri Nusantara bergerak dalam bidang usaha pupuk.

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

22

11. INVESTASI JANGKA PANJANG LAINNYA

Tahun 2009 Jumlah Jumlah Persentase penyertaan penyertaan kepemilikan awal tahun Penambahan Pengurangan akhir tahun

Nilai penyertaan: Indoham 2,4% 123.763 244.990 - 368.753 PT Kharisma Pemasaran Bersama 6,7% - 1.000.000 - 1.000.000 PT Riset Perkebunan Nusantara 6,7% - 50.000 - 50.000 Dikurangi: Penurunan permanen nilai penyertaan - - - -

Bersih 123.763 1.294.990 - 1.418.753

Tahun 2008 Jumlah Jumlah Persentase penyertaan penyertaan kepemilikan awal tahun Penambahan Pengurangan akhir tahun

Nilai penyertaan: Indoham 2,4% 123.763 - 123.763 Dikurangi: Penurunan permanen nilai penyertaan - - - -

Bersih 123.763 - - 123.763

Penyertaan saham pada Hamburg Indonesische Import Gesellschaft mbH (“Indoham”) adalah sesuai

dengan surat eks-BKU PNP No. 871.WK.BK/A/U/175 tanggal 14 April 1975 dan No. 1554/ASS.PP/ A/U/78 tanggal 30 Agustus 1978 dan sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Indoham tanggal 6 Agustus 1997 di Departemen Pertanian, Jakarta.

Penyertaan saham pada PT Riset Perkebunan Nusantara adalah sesuai dengan surat Menteri Negara

Badan Usaha Milik Negara No. S-713/MBU/2009 tanggal 30 September 2009 dan sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Seluruh PT Perkebunan Nusantara I (Persero) sampai dengan PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) dan PT RNI (Persero) mengenai Persetujuan Pendirian Perseoran Terbatas PT Riset Perkebunan Nusantara serta surat PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) No. 04.01/X/221/XI/2009 mengenai setoran modal PT Riset Perkebunan Nusantara.

Penyertaan saham pada PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara adalah sesuai dengan surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. S-674/MBU/2009 tanggal 30 September 2009 tentang perubahan bentuk Kantor Pemasaran Bersama PTPN menjadi Perseroan terbatas. Pembayaran atas penyertaan modal saham PT Kharisma Pemasaran Bersama sebesar Rp1.000.000 dilaksanakan tanggal 21 Januari 2010 (Catatan 41).

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

23

12. ASET TANAMAN PERKEBUNAN a. Tanaman telah menghasilkan Mutasi tahun 2009 Saldo Saldo akhir 31 Des 2008 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Des 2009

Nilai perolehan tanaman: Karet 279.508.422 98.228.514 (13.990.036) - 363.746.900 Kelapa sawit 442.814.627 99.116.550 (20.674.847) - 521.256.330 Teh 20.983.782 6.179.209 (3.728.407) - 23.434.584

743.306.831 203.524.272 (38.393.290) - 908.437.814

Akumulasi penyusutan: Karet 89.885.124 14.642.009 (9.591.000) - 94.936.133 Kelapa sawit 98.925.187 19.595.376 (12.296.674) - 106.223.889 Teh 6.443.947 572.460 (845.685) - 6.170.722

195.254.258 34.809.845 (22.733.359) - 207.330.744

548.052.573 701.107.070

Mutasi tahun 2008 Saldo Saldo akhir 31 Des 2007 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Des 2008

Nilai perolehan tanaman: Karet 239.631.654 44.197.123 (4.320.355) - 279.508.422 Kelapa sawit 378.479.005 68.294.239 (3.958.617) - 442.814.627 Teh 16.709.563 4.274.219 - - 20.983.782

634.820.222 116.765.581 (8.278.972) - 743.306.831

Akumulasi penyusutan: Karet 82.330.737 11.067.914 (3.513.527) - 89.885.124 Kelapa sawit 84.932.071 17.816.389 (3.823.273) - 98.925.187 Teh 5.604.596 839.351 - - 6.443.947

172.867.404 29.723.654 (7.336.800) - 195.254.258

461.952.818 548.052.573

Pengurangan tanaman telah menghasilkan termasuk penghapusan tanaman telah menghasilkan untuk dilakukan penanaman kembali (replanting), dengan nilai buku sebesar Rp15.659.931 (2008: Rp942.172).

b. Tanaman belum menghasilkan

Tanaman belum menghasilkan merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengembangkan lahan perkebunan kelapa sawit, karet, dan teh milik Perusahaan (lahan perkebunan inti) seperti pembersihan lahan, penanaman bibit, pemupukan, aktivitas pemeliharaan lainnya dan beban keuangan dari pinjaman yang berkaitan dengan pengembangan tanaman tersebut sampai areal perkebunan yang bersangkutan telah menghasilkan dan diakui sebagai tanaman menghasilkan (Catatan 2i).

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

24

12. ASET TANAMAN PERKEBUNAN (lanjutan)

b. Tanaman belum menghasilkan (lanjutan) Perincian saldo biaya pengembangan lahan tersebut adalah sebagai berikut:

2009 2008

Saldo awal 575.141.530 486.192.469 Tambahan biaya pengembangan 287.249.915 188.414.166 Kapitalisasi beban keuangan (Catatan 33) 35.170.056 22.949.212

897.561.501 697.555.847 Dikurangi: Reklasifikasi ke tanaman menghasilkan (203.524.272) (116.765.571) Penghapusan selama tahun berjalan (5.811.923) (5.648.746)

Saldo akhir 688.225.306 575.141.530 Ditambah: Pembibitan 28.396.764 24.829.717

716.622.070 599.971.247

Penghapusan tanaman belum menghasilkan tahun 2009 sebesar Rp5.811.923 (2008: Rp5.648.746) merupakan kerugian penghapusan atas tanaman belum menghasilkan kelapa sawit dan karet, masing-masing seluas 173 Ha dan 78 Ha. Penghapusan tersebut telah diakui sebagai kerugian dan dibukukan sebagai beban lain-lain pada laporan laba rugi tahun 2009 dan 2008.

13. ASET TETAP

Mutasi tahun 2009

Saldo Saldo akhir 31 Des 2008 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Des 2009

Nilai perolehan:

Pemilikan langsung Tanah 41.701.293 - - - 41.701.293 Bangunan 222.587.639 9.900.897 (423.672) - 232.064.864 Mesin dan instalasi pabrik 917.538.738 105.621.201 (532.649) 908.737 1.023.536.027 Jalan, jembatan dan saluran 110.162.621 40.398.356 (170.569) 5.167.877 155.558.285 Peralatan angkut 51.051.942 2.874.120 (715.242) - 53.210.820 Peralatan kebun 128.656.426 18.193.984 (136.888) - 146.713.522 Peralatan kantor 38.222.994 1.917.253 (324.814) - 39.815.433

1.509.921.653 178.905.811 (2.303.834) 6.076.614 1.692.600.244 Bangunan dan prasarana dalam pembangunan 21.195.715 85.904.099 - (6.076.614) 101.023.200

Jumlah nilai perolehan 1.531.117.368 264.809.910 (2.303.834) - 1.793.623.444

Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung Bangunan 143.600.468 6.660.260 (105.345) - 150.155.383 Mesin dan instalasi listrik 621.326.343 70.977.590 (532.648) - 691.771.285 Jalan, jembatan dan saluran 42.232.980 6.592.371 (170.569) - 48.654.782 Peralatan angkut 45.678.520 2.948.149 (715.242) - 47.911.427 Peralatan kebun 94.195.697 12.436.155 (135.599) - 106.496.253 Peralatan kantor 27.950.783 3.778.382 (324.814) - 31.404.351

Jumlah akumulasi penyusutan 974.984.791 103.392.907 (1.984.217) - 1.076.393.481

Nilai buku 556.132.577 717.229.963

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

25

13. ASET TETAP (lanjutan)

Mutasi tahun 2008 Saldo Saldo akhir 31 Des 2007 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Des 2008

Nilai perolehan:

Pemilikan langsung Tanah 41.701.293 - - - 41.701.293 Bangunan 189.599.254 30.191.696 (58.522) 2.855.211 222.587.639 Mesin dan instalasi pabrik 773.683.420 143.855.318 - - 917.538.738 Jalan, jembatan dan saluran 72.042.492 36.375.754 - 1.744.375 110.162.621 Peralatan angkut 48.525.957 2.532.380 (6.395) - 51.051.942 Peralatan kebun 107.680.325 20.761.859 - 214.242 128.656.426 Peralatan kantor 35.074.755 3.376.766 (14.285) (214.242) 38.222.994

1.268.307.496 237.093.773 (79.202) 4.599.586 1.509.921.653 Bangunan dan prasarana dalam pembangunan 5.962.718 19.832.583 - (4.599.586) 21.195.715

Jumlah nilai perolehan 1.274.270.214 256.926.356 (79.202) - 1.531.117.368

Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung Bangunan 137.714.944 5.944.046 (58.522) - 143.600.468 Mesin dan instalasi listrik 556.604.231 64.722.112 - - 621.326.343 Jalan, jembatan dan saluran 38.609.556 3.623.424 - - 42.232.980 Peralatan angkut 42.986.381 2.698.534 (6.395) - 45.678.520 Peralatan kebun 85.886.761 8.308.936 - - 94.195.697 Peralatan kantor 23.976.054 3.980.443 (5.714) - 27.950.783

Jumlah akumulasi penyusutan 885.777.927 89.277.495 (70.631) - 974.984.791

Nilai buku 388.492.287 556.132.577

Pengurangan aset tetap merupakan penghentian penggunaan aset tetap karena kebakaran dan bencana alam lainnya serta beban tangguhan hak atas tanah. Rugi penghentian penggunaan aset tetap tahun 2009 sebesar Rp319.617 merupakan nilai bangunan kantor yang terbakar di Unit Usaha Cinta Manis. Rugi penghentian penggunaan aset tetap tahun 2008 sebesar Rp8.571 merupakan nilai buku bangunan perumahan yang terbakar di Unit Usaha Tulang Bawang.

Tanah yang digunakan untuk operasi Perusahaan termasuk tanah untuk tanaman menghasilkan dan

tanaman belum menghasilkan, pada tanggal neraca dikuasai oleh Perusahaan dan manajemen berkeyakinan bahwa penguasaan tersebut akan terus berlanjut.

Penyusutan aset tetap, amortisasi tanaman menghasilkan dan beban tangguhan hak atas tanah yang dibebankan untuk tahun yang berakhir tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:

2009 2008

Penyusutan/amortisasi: Aset tetap 103.392.907 89.277.495 Beban tangguhan hak atas tanah (Catatan 14) 1.679.107 1.439.909 Tanaman menghasilkan (Catatan 12a) 34.809.845 29.723.654

139.881.859 120.441.058

Dibebankan ke akun: Beban pokok penjualan 136.294.004 117.756.949 Biaya umum dan administrasi 3.587.855 2.684.109

139.881.859 120.441.058

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

26

13. ASET TETAP (lanjutan)

Aset tetap diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan sebesar Rp9.310.367 pada tanggal 31 Desember 2009, cukup memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan, mengingat aset tetap Perusahaan terletak di beberapa lokasi, sehingga kemungkinan timbulnya kerugian dalam waktu yang bersamaan untuk beberapa lokasi adalah sangat kecil.

Bangunan dan prasarana dalam pembangunan terdiri dari pembangunan sarana dan prasarana sebesar Rp710.972 (2008: Rp161.249), pembangunan pabrik sebesar Rp12.565.359 (2008: Rp5.722.916) serta beban-beban pengurusan tanah sebesar Rp87.746.868 (2008: Rp15.311.549). Sebagian tanah dan beberapa bangunan tertentu dijadikan jaminan untuk pinjaman jangka pendek (Catatan 14) dan pinjaman jangka panjang (Catatan 22).

14. ASET TIDAK LANCAR LAIN-LAIN 2009 2008

Beban tangguhan hak atas tanah 59.760.981 37.242.478 Beban kebun tebu bibit (KTB) 14.421.616 8.881.635 Piutang kemitraan kelapa sawit (Catatan 5) 6.867.458 4.082.993 Piutang PT Hamita Utama Karsa 3.080.954 3.330.954 Aset lainnya 3.444.920 6.349.953

87.575.929 59.888.013 Dikurangi: Akumulasi amortisasi beban tangguhan atas tanah (8.944.285) (7.265.177)

78.631.644 52.622.836

Beban tangguhan hak atas tanah termasuk Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB),

dan diamortisasi selama umur hak atas tanah tersebut. Amortisasi atas beban tangguhan hak atas tanah selama tahun 2009 adalah sebesar Rp1.679.108 (2008: Rp1.439.909). Beban kebun tebu bibit (KTB) merupakan beban tangguhan dalam rangka persiapan pembibitan yang akan menjadi beban kebun tebu giling (KTG) dalam 2 (dua) tahun mendatang. Piutang PT Hamita Utama Karsa berasal dari pengalihan piutang PT Sawit Tenggulang Nusantara (perusahaan asosiasi) yang telah dilikuidasi pada tahun 2006 kepada PT Hamita Utama Karsa. Sesuai Akta Notaris Ny. Endang S. Antariksa, SH., M. Hum. No. 12 tanggal 14 Juni 2006, pelunasan piutang dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap, yaitu sebesar Rp1.549.754 dibayar selambat-lambatnya pada tanggal 14 September 2006; dan sebesar Rp1.981.200 akan dibayar selambat-lambatnya tanggal 14 Juni 2007. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2009, Perusahaan baru menerima realisasi pembayaran dari PT Hamita Utama Karsa sebesar Rp450.000 (2009: Rp250.000 dan 2008: Rp200.000), sehingga dalam laporan keuangan tanggal 31 Desember 2009, saldo piutang tersebut dicatat sebagai aktiva tidak lancar. Perusahaaan telah menerima jaminan berupa tanaman kelapa sawit belum menghasilkan seluas 305 Ha yang terletak di kawasan Air Tenggulang, Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

27

15. PINJAMAN JANGKA PENDEK 2009 2008

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 137.588.152 100.000.000 Indonesia Eximbank (d/h PT Bank Ekspor Indonesia (Persero)) 50.000.000 100.000.000 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 49.316.243 - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 41.906.619 - PT Bank Agroniaga Tbk 2.000.000 50.000.000 PT Bank DBS Indonesia - 75.000.000

280.811.014 325.000.000

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Pinjaman dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk merupakan fasilitas pinjaman modal kerja dalam bentuk revolving credit facility, yang digunakan untuk kebutuhan modal kerja dengan batas maksimum pinjaman sebesar Rp200.000.000. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 11,5% per tahun (2008: 13% per tahun). Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan persediaan barang dan piutang dagang yang diikat secara fidusia, masing-masing dengan nilai pengikatan sebesar Rp153.000.000 dan Rp8.123.000 atau nilai keduanya setara dengan 80,56% dari limit kredit, serta tanah dan bangunan seluas 3.774,3 Ha dengan sertifikat hak guna usaha (”SHGU”) No. 3/Bergen, 1.544,14 Ha dengan SHGU No. 4/Way Berulu dan 3.252,9 Ha dengan SHGU No. 2/KD yang ketiganya berlokasi di Lampung Selatan - Propinsi Lampung yang telah diikat dengan hak tanggungan sebesar Rp59.359.000. Terdapat penambahan jaminan di perjanjian perpanjangan tahun 2009 yaitu SHGU No. 32/Sindang Sari dan SHGU No. 01 terletak di Kecamatan Tanjung Batu/Inderalaya, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Propinsi Sumatera Selatan. Pinjaman ini akan jatuh tempo tanggal 7 Agustus 2010. Indonesia Eximbank (d/h PT Bank Ekspor Indonesia (Persero)) Pinjaman dari Indonesia Eximbank merupakan fasilitas kredit modal kerja ekspor dalam mata uang Rupiah, yang digunakan untuk kebutuhan modal kerja komoditi karet dengan batas maksimum pinjaman sebesar Rp100.000.000. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 11,75% per tahun (2008: 13% per tahun) yang ditinjau setiap 3 (tiga) bulan dan dibayarkan setiap tanggal 25 setiap bulannya. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan kebun karet seluas 5.580,22 Ha dan pabrik karet di Unit Usaha Tulung Buyut yang terletak di Desa Kalipapan, Kecamatan Negeri Agung Kabupaten Way Kanan, Propinsi Lampung, beserta sarana pelengkap, alat berat, kendaraan, tanah cadangan, bibit karet, mesin, dan peralatan dengan total nilai jaminan sebesar Rp137.397.000. Pinjaman ini akan jatuh tempo tanggal 9 Oktober 2010. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Pinjaman dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk merupakan fasilitas pinjaman modal kerja dengan batas maksimum sebesar Rp100.000.000 yang digunakan untuk pembelian Tandan Buah Segar (”TBS”) bahan dasar CPO, Tebu dan Bahan Olah Karet dari Petani Plasma dan pihak ketiga. Bunga yang dikenakan untuk pinjaman ini adalah sebesar 13% per tahun.

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

28

15. PINJAMAN JANGKA PENDEK (lanjutan) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (lanjutan) Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan agunan yang juga digunakan sebagai agunan dalam perjanjian kredit investasi, berupa tanah seluas 3.819,13 Ha dengan Sertifikat Hak Guna Usaha (”SHGU”) No. 21 berlokasi di Desa Gunung Katun, Kabupaten Lampung dengan nilai agunan sebesar Rp3.000.000, tanah dengan SHGU No. 7/SK.S (8 desa) seluas 6.657,60 Ha yang berlaku hingga 31 Desember 2012 dengan nilai agunan sebesar Rp23.000.000, SHGU No. 10 tanggal 31 Desember 2019 seluas 895 Ha berlokasi di Desa Kota Napal, Kabupaten Lampung Utara dengan nilai agunan sebesar Rp3.000.000, SHGB No. 2 tertanggal 3 Oktober 2025 berlokasi di Desa Negara Tulang Bawang, Kabupaten Lampung Utara seluas 105,63 Ha, bangunan pabrik dan emplasement dalam lingkungan pabrik gula Bunga Mayang, sarana dan prasarana pada pabrik gula Bunga Mayang, mesin dan peralatan pabrik dengan total nilai agunan sebesar Rp270.000.000 serta kendaraan dan alat berat pada pabrik gula bunga mayang dengan nilai agunan sebesar Rp42.000.000. Selain itu, termasuk dalam agunan adalah bagian dari proyek investasi seperti: pompa air, peralatan litbang, mesin dan peralatan pabrik dengan total nilai agunan sebesar Rp321.000.000. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo tanggal 26 Juni 2010. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk merupakan fasilitas pinjaman modal kerja dalam bentuk revolving credit facility, dengan batas maksimum sebesar Rp150.000.000 yang digunakan untuk kebutuhan modal kerja Perusahaan dan atau menjamin pembelian pupuk atau bahan baku dan sarana produksi di lingkup unit usaha Perusahaan. Bunga yang dikenakan untuk pinjaman ini adalah sebesar 12% per tahun. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan agunan yang juga digunakan sebagai agunan dalam perjanjian kredit investasi, berupa tanah seluas 41.414 m2 dan gedung dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (“SHGB”) No. 211 tertanggal 29 Desember 1983, No. 203 tertanggal 4 Mei 1983, dan No. 193 tertanggal 5 Februari 1993, beserta bangunan di atasnya berlokasi di Kecamatan Talang Kelapa, Palembang dengan nilai jaminan sebesar Rp10.000.000, tanah seluas 1.056.250 m2 dengan SHGB No. 2 tertanggal 3 Oktober 1995 dengan nilai jaminan sebesar Rp137.500.000 berlokasi di Desa Negara Tulang Bawang, Kabupaten Lampung Utara, tanah seluas 38.191.292 m2 dengan SHGU No. 21 tertanggal 24 Oktober 1995 dengan total nilai jaminan sebesar Rp11.000.000 berlokasi di Kecamatan Tulang Bawang Udik, Kabupaten Lampung Utara, tanah seluas 4.272,8 Ha berikut kebun kelapa sawit, pabrik pengolahan, kantor, gudang dan mess yang berlokasi di Desa Sinar Banten Bekri, Kecamatan Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Selatan dengan nilai jaminan sebesar Rp100.000.000, tanah seluas 3.055,71 Ha berikut kebun karet, pabrik, pengolahan karet, kantor, gudang, mess berlokasi di Desa Air Batu Musi Landas, Kabupaten Muba Sumatera Selatan, Persediaan dan bahan baku (antara lain pupuk, bahan kimia) dan barang jadi dengan nilai jaminan sebesar Rp275.000.000. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo tanggal 25 Desember 2010. PT Bank Agroniaga Tbk Pinjaman dari PT Bank Agroniaga Tbk merupakan fasilitas pinjaman modal kerja dengan batas maksimum sebesar Rp50.000.000 yang digunakan untuk kebutuhan modal kerja Perusahaan. Bunga yang dikenakan untuk pinjaman ini adalah sebesar 16,5% per tahun (2008: 17%). Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan agunan berupa tanah seluas 4.984,41 Ha dengan Sertifikat Hak Guna Usaha (“SHGU”) No. 16/Rejosari, beserta bangunan di atasnya berlokasi di Lampung Selatan - Propinsi Lampung. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo tanggal 13 Mei 2010.

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

29

15. PINJAMAN JANGKA PENDEK (lanjutan) PT Bank DBS Indonesia Pinjaman dari PT Bank DBS Indonesia merupakan fasilitas kredit modal kerja dalam bentuk revolving credit facility yang meliputi Kredit Modal Kerja, trust receipts, Surat Keterangan Berdokumen Dalam Negeri (“SKBDN”), dan import L/C dengan batas maksimum sebesar Rp75.000.000. Pinjaman ini digunakan untuk keperluan modal kerja Perusahaan dan dikenakan bunga pinjaman sebesar tingkat bunga SBI ditambah 2% per tahun. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan agunan berupa sebidang tanah seluas 587,1 Ha dengan SHGU No. 07.03.06.04.2 00006 yang berlokasi di Pring Baru, Bengkulu Selatan dan tanah seluas 5.804 Ha dengan SHGU yang berlokasi di Padang Palawi, Bengkulu Selatan. Perusahaan telah melunasi pinjaman ini pada tanggal 20 November 2009 dan tidak memperpanjang fasilitas pinjaman ini.

16. HUTANG USAHA

Hutang usaha merupakan hutang kepada pemasok dalam mata uang Rupiah, yang timbul dari pembelian dengan rincian sebagai berikut:

2009 2008

Pupuk 207.698.586 316.074.937 Konstruksi 161.952.021 105.037.748 Bahan bakar minyak 9.473.439 1.532.288 Kimia 7.991.617 11.565.478 Umum 24.277.814 59.531.979

411.393.477 493.742.430

17. HUTANG PAJAK 2009 2008

Pajak penghasilan pasal 21 3.501.000 8.401.909 Pajak penghasilan pasal 23 424.623 993.764

3.925.623 9.395.673

18. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR 2009 2008

Gaji 45.375.308 37.944.750 Bonus 33.954.039 92.567.360 Bunga pinjaman 7.040.705 4.569.468 Biaya tanaman ulang 3.068.210 6.003.256 Tantiem 2.500.000 5.500.000 Jasa profesional 824.000 600.000 Biaya pakaian kerja 360.950 4.696.763 Program Kemitraan dan Bina Lingkungan - 8.000.000 Lainnya 3.713.512 8.967.136

96.836.724 168.848.733

Berkaitan dengan tahun buku 2009, manajemen telah mengestimasi jumlah bonus sebesar 1 (satu) bulan (2008: 3 bulan) gaji karyawan tetap.

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30

19. UANG MUKA DARI PELANGGAN 2009 2008

Karet Tong Teik Pte. Ltd. 676.223 3.732.568 Wilson Global Trade Pte. Ltd. 429.745 890.951 Abad & Co. - 2.139.231 Lainnya (masing-masing di bawah Rp50.000) 2.157.505 160.394

3.263.473 6.923.144 Teh L. Elink Schuurman (Thee) BV. 121.991 - PT Trijasa Primasejati 55.215 - Lipton Tea Ltd. 20.355 - PT Rajawali Cocofibre 15.873 - PT Vanrees Indonesia - 175.600 Lainnya (masing-masing di bawah Rp50.000) 468.216 120.954

681.650 296.554 Gula dan tetes Lainnya (masing-masing di bawah Rp50.000) - 152.753

- 152.753

3.945.123 7.372.451

Rincian pendapatan diterima di muka berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:

2009 2008

Dalam Dolar Amerika Serikat: US$399.856 (2008: US$668.117) 3.758.655 7.219.698 Dalam Rupiah 186.468 152.753

3.945.123 7.372.451

20. KEWAJIBAN LANCAR LAINNYA

2009 2008

Pembelian TBS, bahan olah karet (Bokar), dan tebu dari pihak ketiga 17.039.905 11.882.715 Uang jaminan dari kontraktor dan kompensasi lahan 16.622.649 3.872.783 Titipan koperasi dan karyawan 6.609.065 1.157.816 Koperasi Karyawan Ruwa Jurai 5.135.916 10.846.583 Penebangan dan pengangkutan 3.019.265 1.283.637 Pengobatan karyawan 2.699.797 1.527.576 Lainnya 9.276.955 9.433.595

60.403.552 40.004.705

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31

21. HUTANG PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA 2009 2008

Perusahaan afiliasi PT Perkebunan Nusantara III 20.214 - PT Perkebunan Nusantara VI 106.589 - PT Perkebunan Nusantara VIII - 36.767 PT Perkebunan Nusantara IX 27.452 14.928 PT Perkebunan Nusantara X 1.669.745 788.780 PT Perkebunan Nusantara XI 340.515 157.164 PT Perkebunan Nusantara XII 87.274 - PT Perkebunan Nusantara XIII 217.618 -

2.469.407 997.639

Asosiasi Dana Pensiun Perkebunan 43.959.138 39.643.083 Lembaga Penelitian Perkebunan Indonesia 722.250 - Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Yogyakarta 467.024 702.618 Kantor Pemasaran Bersama PT Perkebunan Nusantara 161.699 643.918 Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan - 1.954.205 Lembaga Penelitian Sembawa Palembang - 191.256 Lainnya (masing-masing dibawah Rp100 juta) 783.646 391.190

46.093.757 43.526.270

48.563.164 44.523.909

Penjelasan dari transaksi sehubungan dengan hutang di atas lihat Catatan 36b. 22. PINJAMAN JANGKA PANJANG 2009 2008

Hutang bank PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 480.890.090 117.153.125 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 601.043.936 215.067.536 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 93.318.149 34.997.683 PT Bank Agroniaga Tbk 43.183.315 77.449.497

1.218.435.490 444.667.841 Hutang Pemerintah Republik Indonesia Pemerintah RI - Rehabilitasi PIR 5.114.026 5.114.026

1.223.549.516 449.781.867 Dikurangi bagian lancar (191.291.034) (38.042.500)

Jumlah pinjaman jangka panjang 1.032.258.482 411.739.367

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

32

22. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk terdiri dari:

a. Fasilitas kredit investasi yang diperoleh tanggal 14 Maret 2003 dengan jumlah maksimum sebesar

Rp32.500.000 dan dikenakan bunga sebesar 12% (2008: 13,5%) per tahun. Pinjaman ini digunakan sebagai pendanaan tambahan untuk pemeliharaan dan pembangunan serta peremajaan bangunan pabrik kelapa sawit, karet, teh, dan gula. Pokok pinjaman akan dibayar kembali secara bertahap selama jangka waktu pinjaman yang berakhir pada tanggal 13 Maret 2012. Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp9.140.625 (2008: Rp13.083.125).

b. Fasilitas kredit yang merupakan tambahan fasilitas pinjaman di atas sesuai dengan Perjanjian

Kredit tanggal 16 September 2005, untuk pendanaan investasi tanaman dengan batas maksimum kredit sebesar Rp68.000.000 dan dikenakan bunga sebesar per tahun 12% (2008: 13,5%) per tahun, serta untuk pendanaan investasi non-tanaman dengan batas maksimum kredit sebesar Rp57.000.000 dan dikenakan bunga sebesar 12% per tahun (2008: 13,5% per tahun). Pokok pinjaman akan dibayar kembali secara bertahap selama jangka waktu pinjaman, yaitu untuk fasilitas kredit investasi tanaman akan berakhir pada tanggal 15 September 2018 dengan masa tenggang (grace period) selama 36 bulan dan untuk fasilitas kredit non-tanaman akan berakhir pada 15 September 2014 dengan masa tenggang (grace period) selama 12 bulan. Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp89.970.000 (2008: Rp104.070.000). Pinjaman tersebut dijamin dengan agunan berupa hasil perkebunan yang dipanen berupa kelapa sawit, karet mentah, teh, dan tebu dan yang diproses serta siap jual, berupa minyak sawit, inti sawit, bungkil inti sawit, slab, blanket, karet, gula pasir, dan tetes sebesar maksimum kredit yang diberikan.

Pinjaman-pinjaman tersebut juga dijamin dengan agunan tambahan berupa perumahan dinas, mess karyawan, dan prasarana di atas tanah dengan SHGB No. 193, No. 211 dan No. 203 untuk lahan seluas 41.414 m2 berlokasi di Kecamatan Talang Kelapa; perkebunan tebu dan aktivanya di atas tanah SHGU No. 01 seluas 6.512,4 Ha berlokasi di desa Burai; bangunan pabrik gula, kantor, gudang dan mess karyawan, dan aktiva lainnya di atas tanah SHGU No. 2 seluas 105,63 Ha berlokasi di desa Tulang bawang; tanah dan aktivanya di atas tanah SHGU No. 21 seluas 3.819,13 Ha berlokasi di Desa Kantun Malai; pabrik pengolahan karet, kebun karet, mess karyawan di atas tanah SHGU No. 2 seluas 4.272,8 Ha berlokasi di Desa Sinar Banten; kebun karet, pabrik pengolahan karet, kantor, gudang dan mess karyawan berlokasi di Desa Air Batu Musi di atas tanah seluas 3.054,86 Ha yang kepemilikannya didasarkan pada surat keputusan Departemen Dalam Negeri No. SK.10/HGU/DA/77.

Dalam perjanjian pinjaman ini terdapat persyaratan bahwa tanpa persetujuan tertulis dari Bank, Perusahaan tidak diperkenankan mengadakan penggabungan usaha dengan pihak lain, mengubah bentuk atau status hukum Perusahaan, mengubah anggaran dasar Perusahaan, memindahkan bentuk atau status hukum Perusahaan kepada pihak pemegang saham dan kepada pihak lain, melunasi pinjaman kepada pemegang saham, memberikan pinjaman kecuali pinjaman tersebut diberikan dalam rangka transaksi dagang yang berkaitan langsung dengan kegiatan usaha, menerima pinjaman dari pihak ketiga kecuali jika pinjaman tersebut berkaitan dengan dengan transaksi dagang, membuka kantor cabang dan perwakilan baru atau membuka usaha baru selain usaha yang telah ada, mengikat diri sebagai penjamin, menjaminkan harta kekayaan, membubarkan Perusahaan atau minta dinyatakan pailit, memelihara current ratio tidak kurang dari 1,20 kali, memelihara debt to equity ratio tidak lebih dari 2,20 kali dan mengubah susunan pengurus, Direksi dan Komisaris Perusahaan.

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

33

22. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (lanjutan)

c. Fasilitas kredit investasi yang diperoleh tanggal 29 Oktober 2009 dengan jumlah maksimum sebesar Rp450.000.000 terdiri dari Rp380.000.000 pinjaman pokok dan Rp70.000.000 pinjaman IDC dan dikenakan bunga sebesar 11,5% per tahun. Pinjaman ini digunakan sebagai pendanaan tambahan untuk pembiayaan investasi penanaman ulang tanaman perkebunan (non-tebu) dan non-tanaman (infrastructure) di lingkup unit-unit usaha. Pokok pinjaman akan dibayar kembali secara bertahap selama jangka waktu pinjaman yang berakhir pada tanggal 29 Oktober 2019. Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp381.779.465 (RpNihil). Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan agunan yang juga digunakan sebagai agunan dalam perjanjian kredit modal kerja. Jaminan yang dijaminkan antara lain: tanah seluas 41.414 m2 dan gedung dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (“SHGB”) No. 211 tanggal 29 Desember 1983, No. 203 tanggal 4 Mei 1983, dan No. 193 tanggal 5 Februari 1993, beserta bangunan di atasnya berlokasi di Kecamatan Talang Kelapa, Palembang telah diikat dengan nilai jaminan sebesar Rp10.000.000, tanah seluas 1.056.250 m2 dengan SHGB No. 2 tertanggal 3 Oktober 1995 telah diikat dengan nilai jaminan sebesar Rp137.500.000 berlokasi di Desa Negara Tulang Bawang, Kabupaten Lampung Utara, tanah seluas 38.191.292 m2 dengan SHGU No. 21 tertanggal 24 Oktober 1995 dengan nilai jaminan berjumlah Rp11.000.000 berlokasi di Kecamatan Tulang Bawang Udik, Kabupaten Lampung Utara, tanah seluas 4.272,8 Ha berikut kebun kelapa sawit, pabrik pengolahan, kantor, gudang dan mess di Desa Sinar Banten Bekri, Kecamatan Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Selatan dengan nilai jaminan sebesar Rp100.000.000, tanah seluas 3.055,71 Ha berikut kebun karet, pabrik, pengolahan karet, kantor, gudang, mess berlokasi di Desa Air Batu Musi Landas, Kabupaten Muba, Sumatera Selatan, persediaan dan bahan baku (antara lain pupuk, bahan kimia) dan barang jadi dengan nilai sebesar Rp275.000.000. Dalam perjanjian pinjaman ini terdapat persyaratan bahwa tanpa persetujuan tertulis dari Bank, Perusahaan tidak diperkenankan mengadakan penggabungan usaha dengan pihak lain, mengubah bentuk atau status hukum Perusahaan, mengubah anggaran dasar Perusahaan, memindahkan bentuk atau status hukum Perusahaan kepada pihak pemegang saham dan kepada pihak lain, melunasi pinjaman kepada pemegang saham, memberikan pinjaman kecuali pinjaman tersebut diberikan dalam rangka transaksi dagang yang berkaitan langsung dengan kegiatan usaha, menerima pinjaman dari pihak ketiga kecuali jika pinjaman tersebut berkaitan dengan dengan transaksi dagang, membuka kantor cabang dan perwakilan baru atau membuka usaha baru selain usaha yang telah ada, mengikat diri sebagai penjamin, menjaminkan harta kekayaan, membubarkan Perusahaan atau minta dinyatakan pailit, memelihara current ratio tidak kurang dari 1 kali, memelihara debt to equity ratio tidak lebih dari 2,60 kali, memelihara debt service coverage diatas 100% dan mengubah susunan pengurus, direksi dan komisaris Perusahaan.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Fasilitas pinjaman dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk terdiri dari:

a. Fasilitas kredit investasi dengan batas maksimum sebesar Rp500.000.000 yang akan digunakan

untuk investasi tanaman karet dan kelapa sawit berdasarkan surat persetujuan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk No. CBG.PSP/SPPK/028/2008 tanggal 23 Desember 2008. Pinjaman ini juga dapat digunakan untuk investasi non-tanaman serta pelunasan Obligasi Seri A dan Syariah Mudharabah sebesar Rp290.000.000.

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

34

22. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (lanjutan)

Pinjaman ini dikenakan bunga mengambang sebesar 13,25% per tahun dan dijamin dengan

agunan berupa tanah SHGU No. 4/Way Berulu, SHGU No. 3/Bergen, Sertifikat hak guna usaha (“SHGU”) No. 2/Way Lima, SHGU No. 8/Ketahun, SHGU No. 4/Padang Pelawi, SHGU No. 1/Betung Krawo, SHGU No. 40, 41, 52 dan 54, SHGU No. 0006/Talo Pino. Pinjaman ini dibayar setiap tanggal 23 akhir triwulan mulai tahun 2009 dan akan berakhir pada tanggal 23 Desember 2015. Keseluruhan kredit sudah dicairkan. Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp480.000.000 (2008: Rp200.000.000) dengan tingkat bunga 11,5% (2008: 13,25%).

Dalam perjanjian pinjaman ini terdapat persyaratan bahwa Perusahaan harus menjaga rasio

perusahaan yang meliputi current ratio minimal 110%, DER maksimal 250% dan DSCR minimal 120%, tanpa persetujuan tertulis dari bank, Perusahaan tidak diperkenankan memindahtangankan barang jaminan, bertindak sebagai penjamin hutang atau menjaminkan jaminan pinjaman kepada pihak lain dan memperoleh pinjaman dari kreditur lain.

b. Fasilitas kredit investasi berdasarkan Perjanjian Kredit No. PK-CRO/040/PK-KI/2008 yang dibuat

dihadapan Notaris Ratih Gondokusumo Siswono, S.H., dengan akta No. 01 tanggal 1 April 2008 dengan batas maksimum sebesar Rp356.856.000 yang akan digunakan untuk proyek revitalisasi Pabrik Gula Cinta Manis. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan agunan berupa aset tetap yang dibiayai dengan fasilitas kredit tersebut dan tanah SHGU No. 1 seluas 6.512,42 Ha berikut mesin pabrik dan peralatan, bangunan pabrik dan emplasement Pabrik Gula Cinta Manis yang berlokasi di Desa Burai, Tanjung Batu, Senuro, Meranjat, Tanjung Lalang, Sentul, Tebing Gerinting dan Desa Tanjung Sejaro, Propinsi Sumatera Selatan. Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp105.976.400 (2008: RpNihil) dengan tingkat bunga 11,5%.

Dalam perjanjian pinjaman ini terdapat persyaratan bahwa Perusahaan harus menjaga debt equity

ratio maksimal sebesar 250% dan tanpa persetujuan tertulis dari bank, Perusahaan tidak diperkenankan memindahtangankan barang jaminan, bertindak sebagai penjamin hutang atau menjaminkan jaminan pinjaman kepada pihak lain dan memperoleh pinjaman dari kreditur lain, melakukan merger, pengambilalihan atau peleburan dengan pihak lainnya.

c. Fasilitas pinjaman untuk kredit ketahanan pangan dan energi (”KKPE”) - Tebu diselenggarakan

berdasarkan perjanjian kerja sama antara Perusahaan dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk No. 713/KTR/01/2008 tanggal 1 April 2008. Fasilitas pinjaman ini diberikan kepada petani di lingkungan pabrik gula Bunga Mayang dalam rangka pembiayaan pengembangan budi daya tanaman tebu dengan tingkat bunga sebesar 8% per tahun untuk tahun 2009. Perjanjian ini dilaksanakan untuk 2 (dua) periode Masa Tahun Tanam (”MTT”), yaitu MTT 2008/2009 dan MTT 2009/2010. Kelompok tani memberikan kuasa kepada Perusahaan untuk menarik dan memindahbukukan dana pinjaman dari rekening Perusahaan kepada kelompok tani yang memperoleh fasilitas pinjaman tersebut. Fasilitas kredit ini tidak memiliki batas waktu, kecuali untuk setiap kredit yang diberikan kepada petani penerima kredit ini, yaitu selama satu tahun dan Perusahaan berkewajiban untuk menarik cicilan dari petani penerima kredit tersebut dan menyetorkannya kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Dalam perjanjian ini tidak terdapat persyaratan pembatasan tindakan Perusahaan (negative covenant). Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 4 Februari 2010. Pinjaman serta beban pinjaman lainnya seperti beban bunga dan beban administratif penarikan pinjaman akan dibayar oleh kelompok tani penerima fasilitas pinjaman kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melalui Perusahaan. Saldo pinjaman KKPE pada tanggal 31 Desember 2009 sebesar Rp15.067.536 untuk MTT 2008/2009 (2008: Rp15.067.536 untuk MTT 2008/2009).

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

35

22. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Fasilitas pinjaman dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terdiri dari:

a. Fasilitas pinjaman untuk kredit ketahanan pangan tebu rakyat (KKP-TR) yang diselenggarakan berdasarkan perjanjian kerja sama antara Perusahaan dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk No. B.563-DIR/PRG/10/2007 tanggal 28 Agustus 2007 untuk MTT 2007/2008 dan 2008/2009. Pokok, beban bunga dan beban administratif penarikan kredit akan dibayar kembali oleh kelompok tani penerima fasilitas kredit yang diberikan kepada kelompok tani/koperasi primer binaan pabrik gula di wilayah kerja Perusahaan. Kredit investasi ini diberikan kepada petani di lingkungan Pabrik Gula Bunga Mayang dalam rangka pembiayaan pengembangan budi daya tanaman tebu dengan tingkat bunga sebesar 14,5% per tahun untuk tahun 2009 (2008: 14,5%). Kelompok tani memberikan kuasa kepada Perusahaan untuk menarik dan memindahbukukan dana pinjaman dari rekening Perusahaan kepada kelompok tani yang memperoleh fasilitas kredit tersebut.

Fasilitas kredit ini tidak memiliki batas waktu, kecuali untuk setiap kredit yang diberikan kepada petani penerima kredit ini, yaitu selama satu tahun dan Perusahaan berkewajiban untuk menarik cicilan dari petani penerima kredit tersebut dan menyetorkannya kepada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Dalam perjanjian ini tidak terdapat persyaratan pembatasan tindakan Perusahaan (negative covenant). Saldo pinjaman KKP-TR pada tanggal 31 Desember 2009 sebesar Rp34.997.683 untuk MTT 2008/2009 (2008: Rp34.997.683 untuk MTT 2008/2009).

b. Fasilitas kredit investasi dengan surat perjanjian yang dibuat dihadapan Notaris Yatty Sriyati

Suhadiwiraatmaja, S.H, M.M, M.Hum dengan akta Perjanjian Kredit No. 42 tanggal 15 Februari 2008 dengan batas maksimum sebesar Rp324.652.145 yang terdiri dari pinjaman Pokok sebesar Rp283.097.700 dan kapitalisasi bunga (KIDC) sebesar Rp41.554.445 yang digunakan untuk proyek revitalisasi Pabrik Gula Bunga Mayang. Pinjaman ini dikenai bunga sebesar 11% per tahun dan akan jatuh tempo pada tahun 2017. Perjanjian telah dirubah melalui addendum No. R.II. 181-ADK/DKR/06/2009 sehingga batas maksimum kredit menjadi Rp408.764.000 yang terdiri dari Pinjaman Pokok sebesar Rp310.682.000 dan kapitalisasi bunga IDC sebesar Rp98.082.000 dengan tingkat bunga 13%. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2009, Perusahaan baru mencairkan pinjaman sebesar Rp58.320.466 (2008: RpNihil).

Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan agunan yang juga digunakan sebagai agunan dalam

perjanjian kredit investasi berupa tanah seluas 3.819,13 Ha dengan Sertifikat Hak Guna Usaha (”SHGU”) No. 21 berlokasi di Desa Gunung Katun, Kabupaten Lampung dengan nilai agunan sebesar Rp3.000.000, tanah dengan SHGU No. 7/SK.S (8 desa) seluas 6.657,60 Ha yang berlaku hingga 31 Desember 2012 dengan nilai agunan sebesar Rp23.000.000, SHGU No. 10 tertanggal 31 Desember 2019 seluas 895 Ha berlokasi di Desa Kota Napal, Kabupaten Lampung Utara dengan nilai agunan sebesar Rp3.000.000, SHGB No. 2 tanggal 3 Oktober 2025 di Desa Negara Tulang Bawang, Kabupaten Lampung Utara seluas 105,63 Ha, bangunan pabrik dan emplasement dalam lingkungan Pabrik Gula Bunga Mayang, sarana dan prasarana pada Pabrik Gula Bunga Mayang, mesin dan peralatan pabrik dengan total nilai agunan sebesar Rp270.000.000 serta kendaraan dan alat berat pada Pabrik Gula Bunga Mayang dengan nilai agunan sebesar Rp42.000.000. Selain itu termasuk dalam agunan adalah bagian dari proyek investasi seperti pompa air, peralatan penelitian dan pengembangan, mesin dan peralatan pabrik dengan total nilai agunan sebesar Rp321.000.000. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo tanggal 26 Juni 2010.

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

36

22. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (lanjutan) Dalam perjanjian pinjaman ini terdapat persyaratan bahwa tanpa persetujuan tertulis dari bank, Perusahaan tidak diperkenankan bertindak sebagai penjamin hutang atau menjaminkan jaminan pinjaman kepada pihak lain, memperoleh pinjaman dari kreditur lain, melakukan merger, pengambilalihan atau peleburan dengan pihak lainnya, memberikan pinjaman kepada pemegang saham dan menyewakan aset yang diagunkan kepada pihak lain.

PT Bank Agroniaga Tbk (“Bank Agro”) Pinjaman dari Bank Agro merupakan fasilitas pinjaman untuk kredit ketahanan pangan tebu rakyat

(KKP-TR) yang diselenggarakan berdasarkan perjanjian kerja sama antara Perusahaan dengan Bank Agro, Jakarta No. 79/KTR/002/2003 tanggal 29 Oktober 2003. Pokok, beban bunga dan beban administratif penarikan kredit akan dibayar kembali oleh kelompok tani penerima fasilitas kredit ini dengan tingkat bunga sebesar 13% - 16% per tahun (2008: 16% - 17%). Kredit investasi ini diberikan kepada petani di wilayah kerja pabrik gula Bunga Mayang dalam rangka pembiayaan pengembangan budi daya tanaman tebu. Kelompok tani memberikan kuasa kepada Perusahaan untuk menarik dan memindahbukukan dana pinjaman dari rekening Perusahaan kepada kelompok tani yang memperoleh fasilitas kredit tersebut. Jangka waktu pinjaman ini adalah sampai dengan pinjaman pokok dan bunga atas nama kelompok tani mitra binaan pabrik gula yang bersangkutan lunas. Fasilitas kredit ini dijamin dengan jaminan Perusahaan (corporate guarantee). Dalam perjanjian pinjaman ini tidak terdapat persyaratan pembatasan tindakan Perusahaan (negative covenant).

Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2009 merupakan saldo kredit ketahanan pangan tebu

rakyat untuk musim tahun tanam (“MTT”) 2008/2009 dan MTT 2007/2008, masing-masing sebesar Rp43.183.314 dan RpNihil (31 Desember 2008: MTT 2008/2009 sebesar Rp43.183.314 dan MTT 2007/2008 sebesar Rp34.266.183). Pemerintah RI - Rehabilitasi PIR

Pinjaman dari Pemerintah RI untuk rehabilitasi PIR (Perkebunan Inti Rakyat) merupakan biaya

rehabilitasi tanaman proyek PIR yang rusak sebelum dikonversikan menjadi milik petani peserta proyek PIR. Berdasarkan Surat Ketetapan Menteri Keuangan No. S1544/MK.013/1987 tanggal 8 Desember 1987, 50% dari total biaya rehabilitasi menjadi beban Perusahaan dan sisanya ditanggung oleh Pemerintah. Perjanjian pinjaman dengan Pemerintah RI ini tidak memiliki ketentuan mengenai hal yang tidak boleh dilakukan oleh Perusahaan (negative covenant). Perusahaan telah mengajukan usulan beberapa kali, termasuk melalui Surat Direksi No. 7.9/A/159/2002 tanggal 26 Juli 2002 agar pinjaman tersebut dapat dikonversikan menjadi Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada Perusahaan. Namun, sampai dengan tanggal neraca, usulan tersebut belum mendapatkan tanggapan tertulis dari Menteri Keuangan.

23. HUTANG OBLIGASI 2009 2008

Obligasi Seri B 6.000.000 6.000.000 Obligasi Seri A - 215.000.000 Obligasi Syariah Mudharabah - 75.000.000

6.000.000 296.000.000

6.000.000 296.000.000

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

37

23. HUTANG OBLIGASI (lanjutan) Pada tanggal 29 Maret 2004, Perusahaan telah mencatatkan obligasi yang diterbitkan sebagai hasil dari penawaran umum obligasi yang dilakukan oleh Perusahaan pada Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia), dengan nilai nominal sebesar Rp225.000.000 yang terbagi dalam Seri A dan Seri B, masing-masing sebesar Rp215.000.000 dan Rp10.000.000. Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:

Obligasi seri A : Tingkat bunga tetap 13,875% per tahun dan akan dibayar kembali pada

tanggal 26 Maret 2009. Obligasi seri B : Tingkat bunga obligasi tetap 14,125% per tahun pada tahun pertama dan

untuk tahun kedua hingga ketujuh bunga dihitung berdasarkan bunga SBI berjangka 3 (tiga) bulan ditambah premi 5% per tahun. Obligasi ini akan dibayar kembali pada tanggal 26 Maret 2011.

Bunga obligasi dibayar setiap tiga bulan dimulai sejak tanggal 26 Juni 2004. Perusahaan tidak membuat penyisihan dana pelunasan pokok obligasi ini dengan pertimbangan untuk mengoptimalkan penggunaan hasil penerbitan obligasi tersebut. Obligasi tersebut telah memperoleh pemeringkatan yang dilakukan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (“Pefindo”) yang dinyatakan dalam surat No. 508/PEF-Dir/VIII/2008 tanggal 13 Agustus 2008, dengan peringkat “A+” (single A+; stable outlook) untuk periode 30 November 2009 sampai dengan 1 November 2010. Pada saat bersamaan, Perusahaan juga telah mencatatkan obligasi Syariah Mudharabah yang diterbitkan sebagai hasil dari penawaran umum obligasi Syariah mudharabah pada Bursa Efek Surabaya (sekarang dengan Bursa Efek Indonesia) dengan nilai nominal sebesar Rp75.000.000 dengan sistem bagi hasil berjangka waktu lima tahun. Pembayaran bagi hasil dilakukan setiap tiga bulan.

Obligasi tersebut telah memperoleh pemeringkatan yang dilakukan oleh Pefindo yang dinyatakan

dalam surat No. 510/PEF-Dir/VIII/2008 tanggal 13 Agustus 2008 dengan peringkat “ A+“ (single A+; stable outlook) untuk periode 12 Agustus 2008 sampai dengan 1 Februari 2009.

Ketiga jenis obligasi tersebut dijamin dengan agunan khusus berupa benda atau pendapatan atau

aktiva lain Perusahaan dalam bentuk apapun serta tidak dijamin oleh pihak lain manapun. Seluruh kekayaan Perusahaan kecuali yang telah dijaminkan secara khusus kepada krediturnya, menjadi jaminan bagi kreditur lain yang tidak dijamin secara khusus termasuk pemegang obligasi ini secara pari passu.

Beban yang berhubungan dengan penerbitan obligasi meliputi biaya penjaminan obligasi, biaya

konsultan, dan beban lainnya diamortisasi selama masa sampai obligasi tersebut jatuh tempo.

Pada tanggal 15 September 2005, Perusahaan telah membeli kembali (buy back) obligasi Seri B sebesar Rp4.000.000.

Obligasi Seri A dan obligasi Syariah Mudharabah masing-masing dengan nilai nominal sebesar Rp215.000.000 dan Rp75.000.000 telah jatuh tempo dan telah dilunasi pada tanggal 26 Maret 2009 dengan menggunakan fasilitas pinjaman jangka panjang dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang mempunyai jumlah maksimum sebesar Rp500.000.000 (Catatan 22). Pinjaman tersebut diperuntukkan antara lain untuk pelunasan obligasi yang akan jatuh tempo pada tanggal 26 Maret 2009. Hutang obligasi pada tanggal 31 Desember 2009 sebesar Rp6.000.000 dan akan jatuh tempo pada tanggal 26 Maret 2011.

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

38

24. SURAT HUTANG JANGKA MENENGAH 2009 2008

Pokok pinjaman 300.000.000 - Dikurangi beban penerbitan surat hutang jangka menengah (1.023.468) -

298.976.532 -

Pada tanggal 22 Desember 2009, Perusahaan telah menerbitkan surat hutang jangka menengah (Medium Term Notes - “MTN”) dalam bentuk Sertifikat Jumbo MTN dengan pokok hutang sejumlah Rp300.000.000. MTN tersebut telah didaftarkan di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”). Jangka waktu MTN ini adalah 380 hari dan dikenakan bunga sebesar 9,3% per tahun. Pembayaran bunga dilakukan setiap 3 bulan yang dimulai dari tanggal 22 Maret 2010 dan berakhir pada tanggal 6 Januari 2011 yang merupakan tanggal pelunasan pokok MTN. MTN tersebut telah memperoleh pemeringkatan yang dilakukan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (“Pefindo”) tanggal 28 Februari 2010 dengan peringkat “A+” (single A+; stable outlook) untuk periode tanggal 28 Februari 2010 sampai dengan tanggal 1 November 2010. Beban yang berhubungan dengan penerbitan MTN sebesar Rp1.023.468 meliputi biaya penjaminan MTN, biaya konsultan, dan beban lainnya dicatat sebagai pengurang pokok pinjaman dan diamortisasi selama jangka waktu MTN tersebut.

25. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA KARYAWAN

Estimasi kewajiban imbalan jasa masa kerja karyawan setelah dikurangi nilai wajar aktiva dana pensiun pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:

2009 2008

i. Kewajiban/(kekayaan) manfaat pensiun (93.636.167) (60.759.273) ii. Kewajiban imbalan kerja lainnya 196.417.778 188.074.639

Jumlah 102.781.611 127.315.366

Beban imbalan jasa masa kerja karyawan telah dialokasikan ke dalam beban tanaman dan beban usaha Perusahaan sebagai berikut:

2009 2008

Beban manfaat pensiun 15.858.859 15.855.926 Beban imbalan kerja lainnya 62.517.191 67.430.271

78.376.050 83.286.197

Dibebankan ke akun: Tanaman belum menghasilkan 16.865.054 24.970.224 Beban usaha 61.510.996 58.315.973

78.376.050 83.286.197

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

39

25. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan)

i) Imbalan pensiun

Perusahaan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk seluruh karyawan tetap yang dihitung berdasarkan gaji terakhir dan masa kerja karyawan. Dana pensiun ini dikelola oleh Dapenbun berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. Kep-344/KMK/17/1999.

Pendanaan Dapenbun berasal dari kontribusi karyawan dan Perusahaan, masing-masing sebesar 6% dan 4,94% dari gaji dasar tahunan karyawan, dan bila terdapat saldo defisit antara aktiva dan kewajiban dana pensiun, akan ditanggung oleh Perusahaan. Aktiva dana pensiun terutama terdiri atas deposito berjangka, surat-surat berharga dan investasi jangka panjang berbentuk saham, tanah, dan bangunan.

Penilaian aktuaria dilakukan setiap tahun. Nilai wajar aktiva dan kewajiban aktuaria berdasarkan laporan aktuaris PT Binaputera Jaga Hikmah tanggal 1 Februari 2010 (2008: tanggal 17 Maret 2009) adalah sebagai berikut:

a. Kewajiban/(kekayaan) manfaat pensiun: 2009 2008

Nilai kini kewajiban manfaat pensiun 253.242.342 235.010.477 Nilai wajar aktiva bersih (248.792.444) (195.829.194)

Posisi pendanaan 4.449.898 39.181.283 Kerugian aktuarial yang belum diakui (98.086.065) (99.940.556)

Jumlah kekayaan manfaat pensiun (93.636.167) (60.759.273)

b. Beban manfaat pensiun yang diakui dalam laporan laba rugi:

2009 2008

Biaya jasa kini 5.324.168 8.294.281 Biaya bunga 25.851.153 29.770.030 Hasil investasi (22.019.707) (24.520.216) Amortisasi kerugian aktuaria 6.703.245 2.311.831

Jumlah beban 15.858.859 15.855.926

c. Rekonsiliasi perubahan selama periode berjalan atas kewajiban/(kekayaan) bersih yang diakui

di neraca adalah sebagai berikut: 2009 2008

Saldo awal (60.759.272) (23.184.989) Beban manfaat pensiun 15.858.859 15.855.926 Iuran Perusahaan (48.735.754) (53.430.210)

Saldo akhir (93.636.167) (60.759.273)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

40

25. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan)

i) Imbalan pensiun (lanjutan) Asumsi utama yang digunakan oleh aktuaris dalam perhitungan kewajiban beban pensiun adalah sebagai berikut:

Tingkat bunga aktuaria 11% Tingkat pengembalian hasil investasi 10% Tingkat kenaikan manfaat pasti pensiun 2,5% Usia pensiun normal 55 - 56 tahun Biaya penyelenggaraan 10% Maksimum manfaat pensiun 70%

ii) Imbalan jasa masa kerja lainnya

Tabel-tabel berikut ini meringkas unsur biaya imbalan jasa masa kerja lainnya meliputi santunan hari tua, tunjangan masa persiapan pensiun, dan cuti panjang yang diakui dalam laporan laba rugi dan neraca Perusahaan untuk kewajiban imbalan jasa masa kerja berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh aktuaris independen (PT Binaputera Jaga Hikmah) seperti termuat dalam laporannya bertanggal 1 Februari 2010 (2008: 17 Maret 2009):

a. Kewajiban imbalan jasa masa kerja:

2009 2008

Nilai kini kewajiban 375.208.913 328.621.400 Kerugian aktuaria yang belum diakui (157.720.818) (116.842.654) Biaya jasa lalu yang belum diakui - non-vested (21.070.317) (23.704.107)

Jumlah kewajiban 196.417.778 188.074.639

b. Biaya imbalan jasa masa kerja:

2009 2008

Biaya jasa kini 18.139.180 16.887.948 Biaya bunga 33.659.667 35.390.658 Amortisasi biaya jasa lalu yang belum diakui 2.633.790 2.633.790 Kerugian aktuaria 8.084.555 12.517.875

Jumlah beban 62.517.192 67.430.271

c. Perubahan kewajiban imbalan jasa masa kerja selama tahun berjalan:

2009 2008

Saldo awal 188.074.639 171.718.330 Beban imbalan kerja 62.517.192 67.430.271 Pembayaran imbalan kerja (54.174.053) (51.073.962)

Saldo akhir 196.417.778 188.074.639

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

41

25. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan)

ii) Imbalan jasa masa kerja lainnya (lanjutan) Asumsi-asumsi utama yang dipakai dalam menentukan kewajiban imbalan kerja pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut: Tingkat bunga teknis : 11% per tahun Kenaikan gaji rata-rata : 4% per tahun Usia pensiunan normal : 55 tahun untuk Golongan IA s/d IID dan 56 tahun untuk Golongan IIIA s/d IVD Tingkat cacat : 5% dari tingkat mortalita Tingkat pengunduran diri : 1% Tingkat mortalita : Tabel Mortalita Indonesia II 1999

Berdasarkan keyakinan manajemen, program pensiun yang ada dan pemberian imbalan jasa masa kerja lainnya, yang penyajiannya dalam laporan keuangan berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004) tentang imbalan kerja adalah cukup untuk menutup tunjangan yang diwajibkan berdasarkan UU No. 13/2003.

26. MODAL SAHAM

Pemilik saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut: 2009 2008

Negara Republik Indonesia 365.000.000 365.000.000

Modal saham Perusahaan ditetapkan sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 139/KMK.016/1996 tanggal 11 Maret 1996.

27. SELISIH TRANSAKSI ANTAR ENTITAS SEPENGENDALI 2009 2008

Realokasi dan restrukturisasi Perkebunan Nusantara 19.091.543 19.091.543

Selisih nilai transaksi antar entitas sepengendali timbul dari selisih aktiva dan kewajiban dalam rangka

realokasi dan restrukturisasi Perkebunan Nusantara.

Pada tangal 11 Maret 1996, dalam rangka restrukturisasi BUMN di bidang perkebunan, telah dilakukan realokasi pengelolaan daerah perkebunan di bawah BUMN Perkebunan. Perusahaan dibentuk sebagai gabungan dari PT Perkebunan X (Persero), PT Perkebunan XXXI (Persero), eks Proyek PT Perkebunan XI (Persero) dan eks Proyek PT Perkebunan XXIII (Persero), yang jumlah aktiva dan kewajibannya ditentukan berdasarkan keputusan Menteri Keuangan No. 193/ KMK.016/1996 tanggal 11 Maret 1996 dan berdasarkan nilai bukunya.

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

42

27. SELISIH TRANSAKSI ANTAR ENTITAS SEPENGENDALI (lanjutan) Untuk mendukung pelaksanaan restrukturisasi tersebut, maka berdasarkan akta Keputusan Menteri Keuangan (PP No. 12 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996) yang dibuat di hadapan Notaris Harun Kamil, S.H. No. 40 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusan No. C2-8335HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996. Sejak tanggal tersebut beberapa BUMN Perkebunan tersebut di atas dinyatakan sebagai perusahaan baru walaupun substansinya masih meneruskan usaha sebelumnya, dengan perubahan dalam struktur ekuitasnya (jumlah saham dan saldo laba). Selisih bersih aktiva dan kewajiban sebesar Rp384.091.543 yang timbul dari pelaksanaan realokasi tersebut, setelah mempertimbangkan jumlah yang digunakan sebagai setoran modal saham sebesar Rp365.000.000, diakui sebagai komponen ekuitas dengan judul “Selisih Nilai Transaksi Antar Entitas Sepengendali” sebesar Rp19.091.543.

28. PEMBAGIAN LABA

Sebagaimana diputuskan dalam Rapat Umum Tahunan Para Pemegang Saham pada tahun 2009 dan 2008, yang masing-masing diselenggarakan pada tanggal 15 Juni 2009 dan 24 Juni 2008, Perusahaan telah mengalokasikan laba bersih untuk tujuan sebagai berikut:

a) Pembayaran dividen kepada pemegang saham:

Periode Jumlah (Rp) Rp per saham

Deklarasi pada tahun 2009 untuk laba tahun 2008 65.209.972 179 Deklarasi pada tahun 2008 untuk laba tahun 2007 63.148.794 173

b) Pembentukan cadangan umum:

2009 2008

Cadangan umum 195.629.914 189.446.383

Sesuai dengan akta pendirian Perusahaan pasal 30, bagian dari laba yang disediakan untuk dana

cadangan umum ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”) dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dana cadangan sampai dengan jumlah sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari modal yang ditempatkan, hanya dapat digunakan untuk menutup kerugian yang diderita oleh Perusahaan. Apabila jumlah dana cadangan telah melebihi jumlah 20% (dua puluh persen) tersebut, maka RUPS dapat memutuskan untuk menggunakan kelebihan tersebut bagi keperluan Perusahaan.

c) Dana untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

Sebelum tahun 2009 dana untuk program kemitraan dan bina lingkungan di estimasi dan dicatat sebagai beban pada laporan laba rugi tahun berjalan. Sejak tahun 2009 dana untuk program kemitraan dan bina lingkungan diambil dari bagian saldo laba tahun sebelummnya sebagai berikut: 2009

Dana program kemitraan 5.216.798 Dana bina lingkungan 5.216.798

10.433.596

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

43

29. PENJUALAN

a) Rincian penjualan bersih berdasarkan kelompok komoditi adalah sebagai berikut:

2009 2008

Komoditi Hasil tanaman keras Kelapa sawit 1.100.855.569 1.374.089.357 Karet 878.553.687 1.321.732.685 Teh 47.801.761 34.859.121

2.027.211.017 2.730.681.163 Hasil tanaman semusim Gula dan tetes 865.248.341 690.509.524

2.892.459.358 3.421.190.687

b) Rincian penjualan menurut daerah geografis adalah sebagai berikut:

2009 2008

Domestik 2.310.274.921 2.408.839.197 Ekspor 582.184.437 1.012.351.490

2.892.459.358 3.421.190.687

c) Rincian pembeli dengan nilai jual bersih melebihi 10% dari penjualan per komoditi Perusahaan

adalah sebagai berikut:

Kelapa sawit 2009 2008 2009 2008

Pembeli PT Sinar Alam Permai 217.834.445 366.584.263 20% 27% PT Tunas Baru Lampung 146.441.010 - 13% - PT Indokarya Internusa 138.006.930 167.299.415 12% 12% PT Aman Jaya Perdana 121.316.885 - 11% - CV Sinar Laut - 167.594.690 - 12% PT Bukit Kapur Reksa - 192.548.083 - 14%

623.599.270 894.026.451 56% 65%

Karet 2009 2008 2009 2008

Pembeli Tong Teik Pte. Ltd. 351.227.911 626.222.357 40% 46% CV Ciluar Jaya 159.412.816 - 18% - Wilson Global Trade Pte. Ltd. - 219.389.819 - 16% PT Wilson Trading Perkasa - 209.170.050 - 15%

510.640.727 1.054.782.226 58% 77%

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

44

29. PENJUALAN (lanjutan)

c) Rincian pembeli dengan nilai jual bersih melebihi 10% dari penjualan per komoditi Perusahaan adalah sebagai berikut (lanjutan):

Gula dan tetes 2009 2008 2009 2008

Pembeli CV Hasil Karya Wijaya 165.022.159 249.715.454 19% 36% PT Medansakti Asta Sukes 154.425.136 - 18% - CV Harum Manis 87.959.091 - 10% - PT Semarang JP - 100.930.000 - 15% PT Adireksa Sentosa Jaya - 122.244.545 - 18% CV Wahyu Tama Agrindo - 77.364.545 - 11%

407.406.386 550.254.544 47% 80%

Teh 2009 2008 2009 2008

Pembeli PT Trijasa Prima Sejati 10.697.241 4.377.431 22% 13% PT Sariwangi A.E.A 8.713.240 6.883.776 18% 20%

PT Unilever Indonesia Tbk. 6.118.505 - 13% - CV Rajawali Cocofibre - 3.726.205 - 11% CV Padakersa - 5.370.961 - 15% L. Elink Schuurman (Thee) B.V. - 4.890.196 - 14%

25.528.986 25.248.569 53% 73%

30. BEBAN POKOK PENJUALAN 2009 2008

Tanaman keras: Bahan baku yang digunakan 1.281.669.278 1.817.203.314 Beban penyusutan dan amortisasi 94.281.242 81.874.300 Beban upah dan lain-lain 180.870.913 215.087.296

Beban pokok produksi 1.556.821.433 2.114.164.910 Saldo barang jadi di awal tahun 156.709.091 91.737.677 Saldo barang jadi akhir tahun (60.131.328) (165.158.196)

Beban pokok penjualan - Tanaman keras 1.653.399.196 2.040.744.391

Tanaman semusim: Bahan baku yang digunakan 414.392.360 358.703.693 Beban penyusutan dan amortisasi 42.012.762 35.672.885 Beban upah dan lain-lain 132.445.548 184.136.305

Beban pokok produksi 588.850.670 578.512.883

Saldo barang jadi awal tahun 57.145.653 49.068.560 Saldo barang jadi akhir tahun (8.297.318) (57.145.653)

Beban pokok penjualan - Tanaman semusim 637.699.005 570.435.790

Beban pokok penjualan 2.291.098.201 2.611.180.181

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

45

30. BEBAN POKOK PENJUALAN (lanjutan) Pemasok-pemasok utama dari pembelian yang dilakukan oleh Perusahaan dalam tahun 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:

2009 2008 2009 2008

Pemasok PT Petrosida Gresik 172.881.023 66.293.265 18,77% 6,67% PT Saraswati AM 100.086.507 69.171.588 10,87% 6,96% PT Mega Eltra 41.896.448 97.523.936 4,55% 9,82% PT Sinar Citra Abadi 38.181.359 25.958.704 4,15% 2,61% PT Galata Lestarindo 32.886.472 106.807.072 3,57% 10,75% PT Salemba Inti Jaya 27.631.035 121.493.953 3,00% 12,23% PT Multi Daya Serasi 3.705.119 3.638.329 0,40% 0,37% CV Nelson - 1.017.180 0% 0,10%

417.267.963 491.904.027 45,31% 49.51%

31. BEBAN PEMASARAN DAN PENJUALAN 2009 2008

Beban pengangkutan 28.384.304 29.178.069 Beban pemasaran gula 8.344.877 92.454 Beban kantor pemasaran bersama 4.783.189 5.150.388 Beban pergudangan 542.340 1.695.484 Beban instalasi pompa 72.366 466.219 Beban analisa produksi 31.300 394.843 Beban lainnya 1.249.508 4.210.387

43.407.884 41.187.844

32. BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM 2009 2008

Beban gaji, upah, imbalan masa kerja karyawan dan tunjangan lainnya 129.041.391 116.756.847 Beban jasa produksi 37.063.768 146.538.256 Beban perjalanan 19.832.761 18.512.529 Beban pendidikan dan pelatihan 8.670.455 7.642.051 Beban pemeliharaan dan perbaikan 7.310.527 7.032.580 Beban hubungan masyarakat dan sosial 4.600.076 7.677.608 Beban penyusutan dan amortisasi 3.587.855 2.684.110 Beban konsultan 3.043.776 1.892.976 Beban keamanan 2.789.063 2.565.474 Tantiem 2.216.798 4.314.870 Beban listrik dan air 2.132.817 2.153.959 Beban asuransi 1.396.127 430.726 Beban iuran keanggotaan dan sumbangan 1.247.627 1.430.318 Beban pajak bumi dan bangunan 851.017 225.135 Program Kemitraan dan Bina Lingkungan - 11.509.755 Beban lainnya 11.551.950 11.189.579

235.336.008 342.556.773

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

46

33. BEBAN KEUANGAN

2009 2008

Jumlah beban bunga 159.537.214 100.369.794 Beban bunga dikapitalisasi (35.170.056) (22.949.212)

Beban bunga tahun berjalan 124.367.158 77.420.582

34. PAJAK PENGHASILAN

a. Hutang pajak penghasilan

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dengan hutang pajak penghasilan Perusahaan adalah sebagai berikut:

2009 2008

Laba sebelum pajak penghasilan 218.483.469 388.677.900 Ditambah/(dikurangi) beda tetap: Kesejahteraan karyawan 14.543.897 15.402.527 Pendapatan bunga yang dikenakan pajak final (4.709.581) (5.748.445) Beban pajak dan lain-lain 1.421.615 5.735.118

229.739.400 404.067.100 Ditambah/(dikurangi) beda temporer: Penyusutan aset tetap dan aset tanaman menghasilkan 5.193.447 (4.056.181) Pengurangan biaya imbalan jasa masa kerja (24.533.755) (21.217.975) Bagian laba bersih perusahaan asosiasi (598.541) (142.107) Pengurangan biaya piutang ragu-ragu (452.636) (1.858.415) Penyisihan penurunan nilai persediaan - 8.449.105 Biaya gaji yang dikapitalisir dalam aset tanaman belum menghasilkan (10.587.189) -

Penghasilan kena pajak 198.760.726 385.241.527

Pajak penghasilan badan tahun berjalan dengan tarif yang berlaku 59.610.718 115.554.958 Dikurang: Pajak penghasilan dibayar di muka: Pasal 25 125.604.045 162.398.262 Pasal 23 9.849 13.831

125.613.894 162.412.093

Lebih bayar pajak penghasilan badan (66.003.176) (46.857.136)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

47

34. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan)

b. Manfaat/(beban) pajak tangguhan 2009 2008

Pengaruh beda waktu dengan tarif pajak 28% (2008: 30%) Cadangan imbalan jasa masa kerja (6.869.451) (6.365.392) Bagian laba bersih perusahaan asosiasi (167.591) (42.632) Penyisihan piutang ragu-ragu (126.738) (557.525) Penyisihan penurunan nilai persediaan - 2.534.731 Penyusutan aktiva tetap 1.454.165 (1.216.854) Biaya gaji yang dikapitalisir dalam aset tanaman belum menghasilkan (2.964.413) -

(Beban)/manfaat pajak tangguhan sebelum pengaruh perubahan tarif pajak (8.674.028) (5.647.672)

Pengaruh perubahan tarif pajak 157.270 (6.635.384)

Beban pajak tangguhan (8.516.758) (12.283.056)

Pada bulan September 2008, Undang-undang No. 7 Tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” diubah untuk keempat kalinya dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya. Perusahaan mencatat dampak perubahan tarif pajak tahun 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp157.270 dan Rp6.635.384 sebagai bagian dari beban pajak tangguhan pada tahun berjalan.

c. Rincian dari aset dan kewajiban pajak tangguhan adalah sebagai berikut:

2009 2008

Aset pajak tangguhan: Cadangan imbalan jasa masa kerja 25.695.403 32.406.611 Aset tetap 4.612.575 3.508.536 Penyisihan piutang ragu-ragu 225.509 338.668 Penyisihan penurunan nilai persediaan 2.112.276 2.112.276

32.645.763 38.366.091 Kewajiban pajak tangguhan:

Penyertaan jangka panjang (706.269) (556.634) Aset tanaman belum menghasilkan (2.646.795) -

Aset pajak tangguhan, bersih 29.292.699 37.809.457

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

48

35. LABA PER SAHAM 2009 2008

Laba bersih 150.355.993 260.839.886 Jumlah rata-rata tertimbang saham beredar 365.000 365.000

Laba per saham 412 715

36. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA

a. Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa Persentase terhadap jumlah aktiva

2009 2008 2009 2008

Perusahaan afiliasi: PT Perkebunan Nusantara I 336.317 295.695 0,009 0,009 PT Perkebunan Nusantara II 651.113 642.941 0,017 0,020 PT Perkebunan Nusantara III - 70.583 - 0,002 PT Perkebunan Nusantara IV 19.078 4.857 0,001 0,000 PT Perkebunan Nusantara V 17.133 4.750 0,000 - PT Perkebunan Nusantara VI - 159.535 - 0,005 PT Perkebunan Nusantara VIII 3.945.789 - 0,104 - PT Perkebunan Nusantara XIII - 48.712 - 0,002 PT Perkebunan Nusantara XIV 15.292.251 15.292.537 0,402 0,484

20.261.681 16.519.610 0,533 0,522 Perusahaan asosiasi: Lain-lain (masing-masing di bawah Rp100 juta) 163.388 48.210 0,004 0,002

20.425.069 16.567.820 0,537 0,524

Piutang kepada Perusahaan afiliasi PT Perkebunan tidak dikenakan bunga dan belum ditentukan

saat pelunasannya. Piutang ini berasal dari andil biaya tim pengembangan industri kelapa sawit, beban yang berkaitan dengan aktivitas rapat, pembebanan biaya bibit tebu dan pengobatan karyawan perusahaan afiliasi.

b. Hutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Persentase terhadap jumlah kewajiban

2009 2008 2009 2008

Perusahaan afiliasi PT Perkebunan Nusantara III 20.214 - 0,001 - PT Perkebunan Nusantara V - 36.767 0.002 PT Perkebunan Nusantara VI 106.589 - 0,004 - PT Perkebunan Nusantara IX 27.452 14.928 0,001 0.001 PT Perkebunan Nusantara X 1.669.745 788.780 0,066 0.040 PT Perkebunan Nusantara XI 340.515 157.164 0,013 0.008 PT Perkebunan Nusantara XII 87.274 - 0,003 - PT Perkebunan Nusantara XIII 217.618 - 0,009 -

2.469.407 997.639 0,097 0,051

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

49

36. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)

b. Hutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lanjutan) Persentase terhadap jumlah kewajiban

2009 2008 2009 2008

Asosiasi Dana Pensiun Perkebunan 43.959.138 39.643.083 1,733 2,021 Lembaga Penelitian Perkebunan Indonesia 722.250 - 0,028 - Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Yogyakarta 467.024 702.618 0,018 0,035 Kantor Pemasaran Bersama PT Perkebunan Nusantara 161.699 643.918 0,006 0,033 Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan - 1.954.205 - 0,100 Balai Penelitian Sembawa Palembang - 191.256 - 0,010 Lainnya 783.646 391.190 0,031 0,011

46.093.757 43.526.270 1,816 2,210

48.563.164 44.523.909 1.913 2,261

Hutang kepada perusahaan afiliasi merupakan hutang yang timbul dari penggantian beban pengobatan, beban aktivitas rapat, dan transportasi.

Hutang kepada Pusat Penelitian Kelapa Sawit (“PPKS”), Medan merupakan tagihan atas jasa yang

diberikan untuk pengembangan kelapa sawit dan dari aktivitas pembelian kecambah kelapa sawit. Hutang kepada lembaga Penelitian Perkebunan Indonesia adalah kewajiban atas iuran pendanaan

penelitian tanaman seluruh perusahaan perkebunan negara yang menjadi bagian tertanggung Perusahaan dan biaya pendidikan dan pelatihan karyawan.

Hutang kepada Kantor Pemasaran Bersama merupakan tagihan atas biaya administrasi

pengurusan dokumen ekspor dan iuran pemasaran terpadu serta andil biaya pameran produk perkebunan.

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

50

36. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)

c. Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi yang material dengan pihak yang mempunyai hubungan

istimewa sebagai berikut:

No. Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Sifat Hubungan Istimewa

Transaksi

1 PT Perkebunan Nusantara I Pemilikan oleh

Pemerintah RI Andil biaya Pekan Olah Raga Wilayah Sumatera, tagihan biaya pengobatan dan andil biaya rapat

2 PT Perkebunan Nusantara II Pemilikan oleh Pemerintah RI

Andil biaya Pekan Olah Raga Wilayah Sumatera, tagihan biaya pengobatan dan andil biaya rapat

3 PT Perkebunan Nusantara III Pemilikan oleh Pemerintah RI

Tagihan biaya pengobatan dan andil biaya rapat

4 PT Perkebunan Nusantara IV Pemilikan oleh Pemerintah RI

Tagihan biaya pengobatan

5 PT Perkebunan Nusantara V Pemilikan oleh Pemerintah RI

Tagihan biaya pengobatan dan andil biaya rapat

6 PT Perkebunan Nusantara VI Pemilikan oleh Pemerintah RI

Andil biaya Pekan Olah Raga Wilayah Sumatera, tagihan biaya pengobatan dan andil biaya rapat

7 PT Perkebunan Nusantara VIII Pemilikan oleh Pemerintah RI

Tagihan atas penjualan bibit karet

8 PT Perkebunan Nusantara IX Pemilikan oleh Pemerintah RI

Pembebanan biaya rapat

9 PT Perkebunan Nusantara X Pemilikan oleh Pemerintah RI

Tagihan biaya pengobatan

10 PT Perkebunan Nusantara XI Pemilikan oleh Pemerintah RI

Tagihan biaya pengobatan

11 PT Perkebunan Nusantara XII Pemilikan oleh Pemerintah RI

Tagihan biaya Sawit Nusantara Award 2009

12 PT Perkebunan Nusantara XIII Pemilikan oleh Pemerintah RI

Tagihan biaya Karet dan teh nusantara Award 2009

13 PT Perkebunan Nusantara XIV Pemilikan oleh Pemerintah RI

Pinjaman modal kerja dan tagihan biaya pengobatan

14 Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Yogyakarta

Asosiasi Biaya pendidikan dan training karyawan

15 Badan Musyawarah Direksi (BMD) PTPN

Asosiasi Iuran dan perumusan PKB induk

16 Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI)

Asosiasi Biaya pengawalan produksi gula

17 Dana Pensiun Perkebunan Pusat Jakarta

Asosiasi Kekurangan iuran dana pensiun

18 Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan

Asosiasi Pembelian bibit kelapa sawit dan biaya analisa daun

19 Lembaga Penelitian Perkebunan Indonesia

Asosiasi Biaya penelitian tanaman dan biaya pendidikan dan pelatihan karyawan

20 Lembaga Penelitian Sembawa Palembang

Asosiasi Biaya rekomendasi pemupukan

21 Balai Penelitian RISPA Medan Asosiasi Rekomendasi dan penelitian kelapa sawit 22 Kantor Pemasaran Bersama

PT Perkebunan Nusantara Asosiasi Biaya pengurusan dokumen ekspor, biaya

pengobatan, andil biaya pameran dan iuran KPB

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

51

37. ASET DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING Saldo aset dan kewajiban dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:

Mata Uang Jumlah Setara Rupiah

Per 31 Desember 2009 Aset:

Kas dan setara kas USD 10.134.367 94.908.343 Piutang usaha USD 1.041.352 9.788.711

Kewajiban:

Uang muka dari pelanggan USD (399.856) (3.758.655)

Posisi aset - bersih 100.938.399

Per 31 Desember 2008 Aset:

Kas dan setara kas USD 4.667.847 51.299.646 Piutang usaha USD 256.327 2.806.779 Kewajiban:

Uang muka dari pelanggan USD (68.117) (7.219.698)

Posisi aset - bersih 46.886.727

38. INFORMASI SEGMEN USAHA

2009

Kelapa Sawit Karet Gula dan Tetes Teh Jumlah

Penjualan bersih 1.100.855.569 878.553.687 865.248.341 47.801.761 2.892.459.358 Beban pokok penjualan (865.615.783 ) (752.027.636) (637.699.006) (35.755.776) (2.291.098.201)

Laba kotor 235.239.786 126.526.051 227.549.335 12.045.985 601.361.157

2008

Kelapa Sawit Karet Gula dan Tetes Teh Jumlah

Penjualan bersih 1.374.089.357 1.321.732.685 690.509.524 34.859.121 3.421.190.687 Beban pokok penjualan (1.125.686.465 ) (881.130.526) (570.435.790) (33.927.400) (2.611.180.181)

Laba kotor 248.402.892 440.602.159 120.073.734 931.721 810.010.506

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

52

38. INFORMASI SEGMEN USAHA (lanjutan) Rincian penjualan menurut daerah geografis adalah sebagai berikut:

2009 2008

Domestik 2.310.529.672 2.408.839.197 Ekspor 581.929.686 1.012.351.490

2.892.459.358 3.421.190.687 Dikurangi: Beban pokok penjualan (2.291.098.201) (2.611.180.181)

Laba kotor 601.361.157 810.010.506

39. KOMITMEN DAN PERIKATAN

Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, Perusahaan memiliki komitmen dan perikatan sebagai berikut:

a. Perusahaan memiliki fasilitas pembukaan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) dari

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang berlaku hingga 25 Desember 2010 dan dapat diperpanjang dengan jumlah maksimum sebesar Rp100.000.000. Fasilitas ini dijaminkan dengan jaminan yang sama dengan fasilitas kredit investasi dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Catatan 22). Pada tanggal 31 Desember 2009 SKBDN yang dibuka (outstanding) adalah sebesar Rp8.523.029 (2008: Rp3.873.703).

b. Pada tanggal 25 November 2008, Perusahaan bersama seluruh PT Perkebunan Nusantara dan PT Rajawali Nusantara Indonesia mengadakan perjanjian keagenan pemasaran gula kristal putih (GKP) dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) RI seuai dengan keputusan Meneg BUMN No. S-878/MBU/2008 tanggal 13 November 2008. Berdasarkan perjanjian tersebut telah disepakati bahwa Bulog ditunjuk sebagai agen pemasaran GKP yang bertujuan untuk membangun jaringan distribusi GKP yang efisien dari produsen sampai kepada konsumen. Bulog akan mengenakan jasa keagenan sebesar 1,25% dari nilai penjualan. Perjanjian ini berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 dan dapat diperpanjang atas kesepakatan bersama. Selama tahun 2009, Perusahaan telah membayar sebesar Rp8.344.877 (2008: Rp92.454) untuk jasa keagenan tersebut.

c. Berdasarkan Keputusan Meneg BUMN No. S-113/MBU/2009 tanggal 18 Februari 2009 perihal “Rencana Pelaksanaan Lelang Fisik Crude Palm Oil (CPO) melalui PT Bursa Berjangka Jakarta (“PT BBJ”), pada bulan Juli 2009, Perusahaan telah menjadi anggota dari PT BBJ sehingga produk CPO Perusahaan dipasarkan secara online oleh PT BBJ. Biaya transaksi yang dikenakan oleh PT BBJ sebesar Rp1 (Rupiah penuh) per satu kilogram CPO Perusahaan yang terjual melalui PT BBJ. Pada tahun 2009, jumlah CPO yang dijual melalui PT BBJ sebesar 1.000.000 kg.

d. Pada tanggal 16 November 2009, Perusahaan bersama seluruh PT Perkebunan Nusantara dan PT Rajawali Nusantara Indonesia mengadakan perjanjian pendirian perseroan terbatas di bidang pemasaran komoditas perkebunan sebagai perubahan bentuk Kantor Pemasaran Bersama (“PT KPBN”). Berdasarkan perjanjian tersebut Perusahaan mengambil bagian sebesar Rp1.000.000 atau 6,7% saham PT KPBN. Perusahaan telah membayar setoran saham tersebut kepada PT KPBN pada tanggal 21 Januari 2010.

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

53

40. KEWAJIBAN BERSYARAT Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, Perusahaan memiliki kewajiban bersyarat sebagai berikut: a. Perusahaan telah menguasai areal lahan tanah seluas 131.030 Ha setelah pengukuran kembali.

Pada tanggal 31 Desember 2009, dari jumlah areal tersebut terdapat 39.301 Ha areal tanah yang dipersengketakan oleh masyarakat yang meliputi 5.811 Ha telah terdaftar di pengadilan dan 3.485 Ha belum terdaftar di pengadilan. Perusahaan telah melakukan upaya-upaya penyelesaian, baik melalui koordinasi/pendekatan dengan pihak Pemerintah Daerah, Pengadilan, dan pihak Kepolisian serta tokoh-tokoh informal setempat, maupun penyelesaian melalui jalur hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta mengurus sertifikat HGU kepada instansi yang berwenang. Saat ini jumlah kerugian dari seluruh tanah lahan yang dipersengketakan oleh masyarakat tidak dapat diestimasi, sedangkan jumlah tuntutan masyarakat yang masuk dalam perkara di pengadilan untuk lahan seluas 5.811 Ha tersebut adalah sejumlah Rp27.111.996. Perusahaan tidak membuat penyisihan terhadap kemungkinan rugi atas tuntutan masyarakat tersebut.

b. Pada tahun 2006, Perusahaan menerima tagihan dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Direktorat Pengelolaan Penerusan Pinjaman melalui surat No. S-1327/PB.7/2006 atas risiko pembiayaan yang menjadi beban PTPN VII sebesar Rp14.866.703. Perusahaan telah mengajukan surat keberatan yang menyatakan bahwa sebesar Rp9.752.677 adalah bukan merupakan tanggung jawab Perusahaan, sedangkan sisanya sedang diupayakan untuk bisa dikonversi menjadi Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada Perusahaan. Tanggapan serta usulan tersebut telah beberapa kali disampaikan kepada Pemerintah RI, namun sampai dengan tanggal 31 Desember 2009, belum ada tanggapan tertulis dari Pemerintah RI.

c. Melalui surat No. 7.7/H/58/2006 tanggal 28 Desember 2006, Perusahaan telah mensomasi

Direksi PT Bumi Madu Mandiri sehubungan dengan kegiatan pembayaran atas lahan seluas 4.650 Ha yang berada di areal unit usaha Bunga Mayang. Selanjutnya melalui surat No. 7.7/D/128/2006 tanggal 28 September 2006, Perusahaan telah mengajukan permohonan bantuan Kejaksaan Tinggi Lampung untuk penyelesaian masalah tersebut di atas, dan melalui surat kuasa khusus No. 7.7/SKK/01/2007 tanggal 10 Januari 2007, Manajemen telah memberikan kuasa dengan hak substitusi kepada Kepala Kejaksaan Tinggi Lampung untuk menangani masalah tersebut. Dukungan yang diperoleh perusahaan terhadap upaya penyelesaian kasus ini antara lain dari Kementrian Negara BUMN kepada Jaksa Agung RI melalui surat No. S-137/MBU/2008 tanggal 18 Februari 2009. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2009, Perusahaan memperoleh dukungan dari DPRD Propinsi Lampung melalui surat kepada Gubernur Lampung No. 590/110/13.01/2009 tanggal 3 Februari 2009 yang menyatakan memberi dukungan kepada Gubernur Lampung untuk membatalkan Surat Keputusan Bupati Way Kanan No. 141/B/103/01/WK/HK/2006 tanggal 13 September 2006 tentang Izin Lokasi Kepada PT Bumi Madu Mandiri karena tidak memenuhi ketentuan Peraturan Menteri Negara Agraria No. 2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi. Hal tersebut ditindaklanjuti dengan surat Gubernur Lampung kepada Bupati Way Kanan No. 525/2086/1/2009 tanggal 1 Mei 2009 untuk diambil langkah tepat sesuai dengan peraturan perundang-undangan upaya proses pengalihan lahan yang dikuasai PT Bumi Madu Mandiri tersebut. Perusahaan mendapatkan belum ada penyelesaian dan respon dari PT Bumi Madu Mandiri terhadap kasus ini. Perusahaan tidak membuat penyisihan atas kemungkinan terjadinya kerugian dari masalah tersebut.

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

54

40. KEWAJIBAN BERSYARAT (lanjutan)

d. Pada tanggal 25 September 2008, Perusahaan menerima surat pemberitahuan dari Direktorat Jenderal Pajak No. S-156/WPJ.19/KP.0304/2008 yang menyatakan bahwa Perusahaan mempunyai tunggakan pajak pertambahan nilai sebesar Rp45.850.662 dari Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Tagihan Pajak tahun-tahun sebelumnya. Dirjen Pajak meminta agar Perusahaan membayar tunggakan tersebut sebelum dikeluarkan surat sita. Manajemen tidak setuju dengan ketetapan tersebut karena mereka berpendapat bahwa Perusahaan telah memenuhi kewajiban pajaknya dengan pembayaran pajak melalui KPP Bandar Lampung, sehingga tidak terdapat kewajiban sebesar Rp45.850.662 yang harus diakui dalam laporan keuangan tahun 2009. Sesuai dengan risalah rapat yang diadakan tanggal 4 Februari 2009, antara Perusahaan dengan Kanwil DJP Wajib Pajak Besar, KPP Bandar Lampung, KPP Metro Lampung, KPP BUMN, dan Kementerian BUMN, Perusahaan akan mengajukan usulan kepada Menteri Negara BUMN dan Menteri Keuangan agar seluruh tunggakan berdasarkan surat ketetapan kurang bayar pajak sebesar Rp45.850.662 tersebut berikut denda bunganya dapat ditanggung oleh pemerintah. Perusahaan sudah membayar sebesar Rp1.241.778 ke kantor pajak sebesar denda hutang PPN terhadap jasa pengilingan pada tanggal 8 April 2009, sehingga saldo pajak kurang bayar pada tanggal 31 Desember 2009 sebesar Rp44.608.844. Menteri Negara BUMN mengajukan dua usulan hutang PPN PTPN VII eks KPP Metro untuk ditanggung Pemerintah yaitu melalu surat No. S-209/MBU/ 2009 tangal 1 April 2009, surat No. S-465/MBU/2009 tanggal 7 Juli 2009. Namun sampai dengan tanggal 31 Desember 2009 belum ada tanggapan tertulis dari Menteri Keuangan. Pada tanggal 29 Januari 2010, Menteri Negara BUMN mengajukan kembali permohonan pembebasan terhadap PPN Jasa Giling PTPN VII melalui surat No S-69/MBU/2010 kepada menteri keuangan dan belum mendapatkan tanggapan dan respon dari Menteri Keuangan.

41. PERISTIWA KEMUDIAN

a. Pembayaran penyertaan modal PT Kharisma Pemasaran Bersama

Pada tanggal 21 Januari 2010, Perusahaan telah melakukan pembayaran tunai untuk penyetoran modal kepada PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KPBN) sejumlah Rp1.000.000 atau 6,7% saham PT KPBN sesuai dengan surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. S-674/MBU/2009 tanggal 30 September 2009 tentang perubahan bentuk Kantor Pemasaran Bersama PTPN menjadi Perseroan Terbatas.

b. Pembayaran bunga Surat Hutang Jangka Menengah (MTN) Pada tanggal 22 Maret 2010, Perusahaan telah melakukan pembayaran bunga pertama kepada PT Bank CIMB Niaga Tbk, sebagai agen pemantau perjanjian MTN sejumlah Rp6.975.000.

c. Pembayaran bunga Obligasi Seri B

Pada tanggal 26 Maret 2010, Perusahaan telah melakukan pembayaran bunga obligasi Seri B kepada PT Bank CIMB Niaga Tbk, wali amanat obligasi sebesar Rp301.999 dengan tingkat bunga 12,08%.

d. Pelunasan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Pada tanggal 4 Februari 2010, Perusahaan telah melunasi Kredit Ketahanan Pangan dan Energi-Tebu kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp16.960.186 yang terdiri dari pembayaran pokok sebesar Rp15.067.536 dan pembayaran bunga sebesar Rp1.892.650.

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

55

42. REKLASIFIKASI AKUN

Beberapa angka perbandingan dalam laporan keuangan tahun 2008 telah direklasifikasikan agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan tahun 2009. Reklasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:

2008 2008 Dilaporkan sebelumnya Reklasifikasi Setelah reklasifikasi Beban pokok penjualan 2.737.242.498 (126.062.317) 2.611.180.181 Beban administrasi dan umum 216.494.456 126.062.317 342.556.773 43. STANDAR AKUNTANSI YANG TELAH DIKELUARKAN TETAPI BELUM BERLAKU EFEKTIF

Standar Akuntansi yang telah dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) sampai dengan penyelesaian laporan keuangan Perusahaan tetapi belum efektif adalah sebagai berikut:

Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010:

• PSAK No. 26 (Revisi 2008) “Biaya Pinjaman” Menentukan biaya Pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian dapat dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut.

• PSAK No. 50 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” Berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan.

• PSAK No. 55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” Mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan.

• PPSAK No. 5 “Pencabutan ISAK No. 06: Interpretasi atas Paragraf 12 dan 16 PSAK No. 55

(1999) tentang Instrumen Derivatif Melekat pada Kontrak dalam Mata Uang Asing”

Perusahaan sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari Standar, Interpretasi, dan Pencabutan Standar yang direvisi dan yang baru tersebut terhadap laporan keuangannya.

Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011:

• PSAK No. 1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan Keuangan” Menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain.

• PSAK No. 2 (Revisi 2009) “Laporan Arus Kas”

Memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode.

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

56

43. STANDAR AKUNTANSI YANG TELAH DIKELUARKAN TETAPI BELUM BERLAKU EFEKTIF (lanjutan)

Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011 (lanjutan):

• PSAK No. 4 (Revisi 2009) “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri” Akan diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk dan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.

• PSAK No. 5 (Revisi 2009) “Segmen Operasi” Informasi segmen diungkapkan untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.

• PSAK No. 15 (Revisi 2009) “Investasi Pada Entitas Asosiasi”

Akan diterapkan untuk akuntansi investasi dalam entitas asosiasi. Menggantikan PSAK No. 15 (1994) “Akuntansi untuk Investasi Dalam Perusahaan Asosiasi” dan PSAK No. 40 (1997) “Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi”.

• PSAK No. 25 (Revisi 2009) “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan” Menentukan kriteria untuk pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan.

• PSAK No. 48 (Revisi 2009) “Penurunan Nilai Aset” Menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan dan jika aset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui.

• PSAK No. 57 (Revisi 2009) “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi” Bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut.

• PSAK No. 58 (Revisi 2009) “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan” Bertujuan untuk mengatur akuntansi untuk aset yang dimiliki untuk dijual, serta penyajian dan pengungkapan operasi dihentikan.

• ISAK No. 9 “Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa” Diterapkan terhadap setiap perubahan pengukuran atas aktivitas purna-operasi, restorasi atau kewajiban yang serupa yaitu diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset tetap sesuai PSAK No. 16 dan sebagai kewajiban sesuai PSAK No. 57.

• ISAK No. 11 “Distribusi Aset Non-Kas Kepada Pemilik” Diterapkan untuk distribusi searah (non-reciprocal) aset oleh entitas kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, seperti distribusi aset nonkas dan distribusi yang memberikan pilihan kepada pemilik untuk menerima aset nonkas atau alternatif kas.

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

57

44. PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang diselesaikan pada tanggal 25 Maret 2010.