PT CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN … · Surat berharga utang yang diterbitkan 20...

80
PT CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN INTERIM UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2015 (TIDAK DIAUDIT) SERTA TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT)

Transcript of PT CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN … · Surat berharga utang yang diterbitkan 20...

PT CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk

LAPORAN KEUANGAN INTERIM

UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2015 (TIDAK DIAUDIT)

SERTA TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT)

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk

DAFTAR ISI

Daftar Isi 1

Surat Pernyataan Direksi Tentang

Tanggung Jawab Atas Laporan Keuangan 2

Laporan Keuangan

Laporan Posisi Keuangan

Laporan Laba Rugi Komprehensif 5

Laporan Perubahan Ekuitas 6

Laporan Arus Kas 7

Catatan Atas Laporan Keuangan

Halaman

3 - 4

8 - 79

- 1 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk

LAPORAN POSISI KEUANGAN

30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT)

Tidak Diaudit Diaudit

Catatan 30 Juni 2016 31 Desember 2015

Rp'000 Rp'000

ASET

Kas dan setara kas 5

Pihak berelasi 33 2.600.786 12.517.128

Pihak ketiga 15.700.024 17.878.651

Jumlah 18.300.810 30.395.779

Piutang sewa pembiayaan 6

Pihak berelasi 33

Piutang sewa pembiayaan 291.438 582.876

Nilai sisa 160.000 160.000

Pendapatan sewa pembiayaan belum diakui (14.698) (46.686)

Simpanan jaminan (160.000) (160.000)

Pihak ketiga

Piutang sewa pembiayaan 1.717.997.422 1.698.536.537

Nilai sisa 343.121.405 332.858.382

Pendapatan sewa pembiayaan belum diakui (295.703.422) (315.841.586)

Simpanan jaminan (343.121.405) (332.858.382)

Jumlah 1.422.570.740 1.383.231.141

Cadangan kerugian penurunan nilai (60.488.809) (27.940.792)

Piutang sewa pembiayaan - bersih 1.362.081.931 1.355.290.349

Piutang pembiayaan konsumen 7

Pihak ketiga 3.802.841.125 3.692.138.519

Cadangan kerugian penurunan nilai (55.395.219) (66.314.054)

Piutang pembiayaan konsumen - bersih 3.747.445.906 3.625.824.465

Tagihan anjak piutang 8

Pihak ketiga 1.344.881.144 1.446.443.375

Cadangan kerugian penurunan nilai (23.695.118) (18.355.009)

Tagihan anjak piutang - bersih 1.321.186.026 1.428.088.366

Piutang lain-lain 9

Pihak berelasi 33 10.276.911 10.449.145

Pihak ketiga 17.592.122 21.945.720

Jumlah 27.869.033 32.394.865

Biaya dibayar di muka 10,33 6.898.905 7.768.489

Aset pajak tangguhan 31 4.865.343 4.736.600

Properti investasi 11,33 10.437.000 10.437.000

Aset sewa operasi 12,33 19.190.177 20.659.403

Aset tetap 13 106.307.624 101.314.195

Aset lain-lain 14 29.815.730 29.762.416

JUMLAH ASET 6.654.398.485 6.646.671.927

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

- 3 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk

LAPORAN POSISI KEUANGAN

30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT)

(Lanjutan)

Tidak Diaudit Diaudit

Catatan 30 Juni 2016 31 Desember 2015

Rp'000 Rp'000

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS

Utang bank 15

Pihak berelasi 33 398.426.356 529.165.169

Pihak ketiga 1.690.607.182 1.647.542.914

Jumlah 2.089.033.538 2.176.708.083

Utang premi asuransi

Pihak berelasi 33 15.664.656 12.105.613

Pihak ketiga 282.325 164.884

Jumlah 15.946.981 12.270.497

Utang lain-lain kepada pihak ketiga 16 123.954.366 121.880.780

Biaya masih harus dibayar 17

Pihak berelasi 33 1.205.027 1.858.726

Pihak ketiga 10.653.530 19.522.298

Jumlah 11.858.557 21.381.024

Pendapatan ditangguhkan - bersih 18

Pihak berelasi 33 2.250.000 2.550.000

Pihak ketiga 68.433 160.206

Jumlah 2.318.433 2.710.206

Utang pajak 19,31 7.466.114 1.173.026

Surat berharga utang yang diterbitkan 20

Pihak ketiga 700.000.000 700.000.000

Beban emisi surat berharga yang belum diamortisasi (2.327.500) (2.912.284)

Jumlah surat berharga utang yang diterbitkan - bersih 697.672.500 697.087.716

Liabilitas imbalan pasca kerja 21 15.146.716 14.532.487

JUMLAH LIABILITAS 2.963.397.205 3.047.743.819

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 250 per saham

Modal dasar - 10.412.000.000 saham

Modal ditempatkan dan disetor -

3.984.520.457 saham pada tanggal 30 Juni 2016 dan

31 Desember 2015 22 996.130.114 996.130.114

Tambahan modal disetor 22 351.948.790 351.948.790

Penghasilan komprehensif lain 54.192.851 54.192.851

Saldo laba

Ditentukan penggunaannya 23 1.250.000 1.100.000

Tidak ditentukan penggunaannya 2.287.479.525 2.195.556.353

JUMLAH EKUITAS 3.691.001.280 3.598.928.108

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 6.654.398.485 6.646.671.927

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

- 4 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN

UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

Catatan 30 Juni 2016 30 Juni 2015

Rp'000 Rp'000

PENDAPATAN

Sewa pembiayaan 24,33 80.256.275 78.495.344

Pembiayaan konsumen 25 291.254.251 280.820.160

Anjak piutang 41.491.720 125.202.156

Sewa operasi - properti investasi 11,33 300.000 285.000

Sewa operasi - kendaraan 12,33 4.784.887 5.613.228

Bunga 26,33 817.804 2.473.914

Keuntungan kurs mata uang asing - bersih 34 - 4.441.934

Keuntungan belum direalisasi investasi jangka pendek - 152.010

Pendapatan lain-lain 27 67.413.441 57.984.363

JUMLAH PENDAPATAN 486.318.378 555.468.109

BEBAN

Bunga dan pembiayaan lainnya 28,33 165.854.826 187.785.026

Umum dan administrasi 29,33 33.138.303 30.201.673

Tenaga kerja 30,33 52.985.505 41.283.480

Imbalan pasca kerja 21 1.033.334 1.561.293

Penyusutan properti investasi 11 - 6.106

Penyusutan aset sewa operasi 12 905.059 2.838.133

Kerugian penurunan nilai

Aset keuangan 6,7,8 104.237.645 41.384.086

Aset keuangan lainnya 9 1.153.529 263.746

Kerugian kurs mata uang asing - bersih 34 3.098.963 -

Beban lain-lain 1.498.035 1.644.777

JUMLAH BEBAN 363.905.199 306.968.320

LABA SEBELUM PAJAK 122.413.179 248.499.789

MANFAAT (BEBAN) PAJAK 31

Pajak kini (30.468.750) (61.367.014)

Pajak tangguhan 128.743 (425.798)

JUMLAH BEBAN PAJAK - BERSIH (30.340.007) (61.792.812)

LABA BERSIH PERIODE BERJALAN 92.073.172 186.706.977

PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN: 22

Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke Laba Rugi:

Pengukuran kembali atas program imbalan pasti - (940.032)

Manfaat (beban) pajak terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi - 235.008

Jumlah penghasilan komprehensif lain periode berjalan setelah pajak - (705.024)

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN 92.073.172 186.001.953

LABA PER SAHAM 32

(dalam Rupiah penuh)

Dasar 23,11 46,86

Dilusian 23,11 46,86

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

- 5 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

SERTA TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT)

Modal Tambahan Revaluasi aset tetap Keuntungan (kerugian) Ditentukan Tidak ditentukan

Catatan saham modal disetor dan aset sewa operasi aktuarial penggunaannya penggunaannya Jumlah Ekuitas

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Saldo per 1 Januari 2015 996.130.114 351.948.790 - (2.482.194) 950.000 1.909.132.770 3.255.679.480

Cadangan umum 24 - - - - 150.000 (150.000) -

Laba bersih periode berjalan - - - - - 186.706.977 186.706.977

Penghasilan komprehensif lain - 22

setelah pajak - - - (705.024) - - (705.024)

Saldo per 30 Juni 2015 996.130.114 351.948.790 - (3.187.218) 1.100.000 2.095.689.747 3.441.681.433

Saldo per 1 Januari 2015 996.130.114 351.948.790 - (2.482.194) 950.000 1.909.132.770 3.255.679.480

Cadangan umum 23 - - - - 150.000 (150.000) -

Laba bersih tahun berjalan - - - - - 286.348.653 286.348.653

Penghasilan komprehensif lain -

setelah pajak - - 56.914.619 (14.644) - - 56.899.975

Pemindahan surplus revaluasi aset tetap 21

ke saldo laba akibat penjualan aset tetap

yang telah direvaluasi - - (224.930) - - 224.930 -

Saldo per 31 Desember 2015 996.130.114 351.948.790 56.689.689 (2.496.838) 1.100.000 2.195.556.353 3.598.928.108

Saldo per 1 Januari 2016 996.130.114 351.948.790 56.689.689 (2.496.838) 1.100.000 2.195.556.353 3.598.928.108

Cadangan umum 23 - - - - 150.000 (150.000) -

Laba bersih periode berjalan - - - - - 92.073.172 92.073.172

Saldo per 30 Juni 2016 996.130.114 351.948.790 56.689.689 (2.496.838) 1.250.000 2.287.479.525 3.691.001.280

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

Saldo LabaPenghasilan komprehensif lain

- 6 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk

LAPORAN ARUS KAS

UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

30 Juni 2016 30 Juni 2015

Rp'000 Rp'000

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari:

Sewa pembiayaan 367.787.641 343.090.517

Pembiayaan konsumen 1.433.309.845 1.318.609.696

Anjak piutang 449.366.422 1.185.951.383

Sewa operasi 5.218.213 7.064.859

Penerimaan dari pendapatan administrasi, denda keterlambatan,

pelunasan dipercepat dan aktivitas operasi lainnya 61.005.691 59.278.753

Penerimaan bunga 817.805 2.352.574

Pembayaran kas sehubungan dengan

kerjasama penerusan pinjaman dan pembiayaan bersama (22.697.985) (10.680.127)

Pembayaran kas untuk:

Sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen (1.602.625.024) (1.468.906.282)

Anjak piutang (306.556.411) (731.074.568)

Pembayaran aktivitas operasi lainnya (70.340.857) (92.388.000)

Pembayaran bunga (153.994.201) (172.673.191)

Pembayaran beban umum dan administrasi (88.979.678) (71.165.388)

Pembayaran pajak penghasilan (30.190.598) (62.140.574)

Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 42.120.863 307.319.652

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Hasil penjualan aset tetap 601.600 855.703

Perolehan aset tetap (9.989.393) (8.061.805)

Penerimaan kembali uang jaminan 2.000 -

Pembayaran uang jaminan (55.316) (3.500)

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (9.441.109) (7.209.602)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan utang bank 1.006.182.264 1.617.033.785

Pembayaran utang bank (1.050.448.889) (1.659.530.325)

Penerimaan surat berharga utang - 700.000.000

Pembayaran surat berharga utang - (800.000.000)

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan (44.266.625) (142.496.540)

(PENURUNAN) KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS (11.586.871) 157.613.510

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 30.395.779 35.767.746

Efek dari perubahan kurs (508.098) 271.801

KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 18.300.810 193.653.057

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

- 7 -

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 8 -

1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum

PT Clipan Finance Indonesia Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan akta No. 47 tanggal 15 Januari 1982, yang diubah dengan akta No. 363 tanggal 29 Juni 1982, keduanya dibuat oleh Ny. Kartini Muljadi, S.H., notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat KeputusanNo. C2-396.HT.01.01.Th.82 tanggal 2 Agustus 1982 dan telah didaftarkan pada Kantor Pengadilan Negeri Jakarta berturut-turut No. 2771 dan 2772 tanggal 10 Agustus 1982, serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 79 tanggal 1 Oktober 1982, Tambahan No. 1189.

Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan Akta No. 116 tanggal 26 Juni 2015 yang dibuat dihadapan Kumala Tjahjani Widodo, S.H., M.H.,Mkn., notaris di Jakarta, dalam rangka perubahan ketentuan anggaran dasar Perusahaan sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No.29/POJK.05/2014 tentang “Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan”, Peraturan OJK No.32/POJK.04/2014 tentang “Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka” dan Peraturan OJK No.33/POJK.04/2014 tentang “Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik”.Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-0939550.AH.01.02 Tahun 2015 tanggal 24 Juli 2015.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan utama Perusahaan meliputi usaha pembiayaan investasi, pembiayaan modal kerja dan pembiayaan multiguna.

Perusahaan memperoleh izin usaha lembaga pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.1402/KMK.013/1990 tanggal 3 November 1990. Perusahaan berkedudukan di Jakarta dengan 45 kantor cabang. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Wisma Slipi lantai 6, Jl. Letjen S. Parman Kav. 12 Jakarta 11480. Perusahaan tergabung dalam kelompok Panin Group dengan entitas induk akhir adalah PT Panin Investment. Rata-rata jumlah karyawan Perusahaan pada periode 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 masing-masing sebanyak 1.266 karyawan dan 1.306 karyawan.

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi serta Komite Audit Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

30 Juni 2016 31 Desember 2015

Dewan Komisaris

Komisaris Utama Mu’min Ali Gunawan Mu’min Ali Gunawan

Komisaris Roosniati Salihin Roosniati Salihin

Komisaris Independen Veronika Lindawati Veronika Lindawati

Lukman Abdullah Lukman Abdullah

Direksi

Direktur Utama Gita Puspa Kirana Darmawan Gita Puspa Kirana Darmawan

Direktur Independen Jahja Anwar Jahja Anwar

Direktur Engelbert Rorong JR Engelbert Rorong JR

Yimmy Weddianto*

Komite Audit

Ketua Lukman Abdullah Veronika Lindawati

Wakil Ketua Doddy Permadi Syarief

Anggota Sahat Maruli Purba Lukman Abdullah

Ditto Nurtanio

Aris Efendi

Sekretaris Perusahaan Jahja Anwar Jahja Anwar

Audit Intern Irsan Saulus Muhamad Resa Ali * Menunggu Hasil Penilaian Kemampuan dan Kepatuhan dari OJK yang telah dilakukan pada tanggal 18 Juli 2016.

Ruang lingkup Direktur Utama mencakup bidang pemasaran, pengembangan bisnis, teknologi informasi, hukum dan litigasi. Ruang lingkup Direktur Independen mencakup bidang operasional dan administrasi, penagihan,analisa kredit dan standar prosedur operasional.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 9 -

Sedangkan ruang lingkup Direktur mencakup bidang keuangan dan akuntansi, budgeting, sumber daya manusia dan general affair.

Pembentukan Komite Audit Perusahaan telah sesuai dengan Peraturan POJK No. 30/POJK.05/2014 tentang Tata Kelola Perusahaan yang baik bagi Perusahaan Pembiayaan. Berdasarkan Risalah Rapat Komisaris No.001/KOM-CFI/I/2016 tanggal 15 Januari 2016 dan Surat Keputusan No. 004/SK-DIR/CFI/11/2016 tanggal 19 Februari 2016, Perusahaan menetapkan Perubahan Susunan Anggota Komite Audit.

Gaji dan kesejahteraan Dewan Komisaris Perusahaan masing-masing sebesar Rp 172.249 ribu dan Rp 126.000 ribu untuk periode 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015. Gaji dan kesejahteraan Direksi Perusahaan masing-masing sebesar Rp 5.668.040 ribu dan Rp 4.590.862 ribu untuk periode 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015.

b. Penawaran Umum Perusahaan

Penawaran Umum Saham

Pada tanggal 26 Juni 1989, Perusahaan memperoleh izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan surat No. SI-037/SHM/MK.10/1989 untuk melakukan penawaran umum atas 1.500 ribu saham Perusahaan kepada masyarakat.

Penawaran Umum Perdana dan Terbatas yang telah dilakukan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut:

Nilai Harga

Jumlah nominal penawaran Nomor dan tanggal surat

Keterangan Saham per saham per saham efektif dari Bapepam

Rp Rp

Penawaran Umum Perdana 1.500.000 1.000 8.850 S1-037/SHM/MK.10/1989 26 Juni 1989

Penawaran Umum Terbatas I 29.600.034 1.000 1.000 S-2427/PM/1997 17 Oktober 1997

Penawaran Umum Terbatas II 217.211.696 500 500 S-2009/PM/1999 20 Oktober 1999

Penawaran Umum Terbatas III 336.119.485 500 500 S-1136/PM/2000 23 Mei 2000

Penawaran Umum Terbatas IV 1.561.085.388 250 350 S-3216/BL/2007 29 Juni 2007

Penawaran Umum Terbatas V 1.171.488.567 250 400 S-10363/BL/2011 23 September 2011

Pada tanggal 5 Agustus 1993 dan 24 Juli 1995, Perusahaan melakukan pembagian saham bonus masing-masing sebanyak 2.466.564 saham dan 4.933.453 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham yang berasal dari agio hasil penawaran umum perdana. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.

Pada tanggal 9 Desember 1998, Perusahaan melakukan pembagian saham bonus sebanyak 8.705.734 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham yang berasal dari agio hasil penawaran umum saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta pada tanggal 10 Desember 1998.

Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, seluruh saham Perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia masing-masing sebanyak 3.984.520.457 lembar.

Penawaran Umum Obligasi Pada tanggal 31 Oktober 2011, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam-LK dengan suratNo. S-11740/BL/2011 untuk melakukan penawaran obligasi Clipan Finance Indonesia III Tahun 2011 kepada masyarakat dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 miliar. Pada tanggal 9 November 2011, seluruh obligasi tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Seluruh obligasi tersebut telah dilunasi pada tanggal 8 November 2014.

2. PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI

a. Standar yang berlaku efektif pada tahun berjalan

Dalam tahun berjalan, Perusahaan telah menerapkan semua standar baru dan revisi serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2015.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 10 -

PSAK 1 (revisi 2013), Penyajian Laporan Keuangan

Amandemen terhadap PSAK 1 memperkenalkan terminologi baru untuk laporan laba rugi komprehensif. Berdasarkan amandemen terhadap PSAK 1, laporan laba rugi komprehensif telah diubah namanya menjadi “laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain”. Amandemen terhadap PSAK 1 mempertahankan opsi untuk menyajikan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain baik sebagai suatu laporan tunggal atau disajikan dalam dua laporan terpisah tetapi berturut-turut. Namun, amandemen terhadap PSAK 1, mengharuskan tambahan pengungkapan dalam bagian penghasilan komprehensif lain dimana pos-pos dari penghasilan komprehensif lain dikelompokkan menjadi dua kategori: (1) tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan (2) akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.

Amandemen ini telah diterapkan secara retrospektif, dan oleh karena itu penyajian pos penghasilan komprehensif lain telah dimodifikasi untuk mencerminkan perubahan tersebut. Selain perubahan yang telah dinyatakan di atas, penerapan amandemen terhadap PSAK 1 tidak mengakibatkan dampak atas laba rugi, penghasilan komprehensif lainnya dan jumlah laba komprehensif.

Amandemen PSAK 1 juga relevan terhadap Perusahaan mengenai jika laporan posisi keuangan pada posisi awal periode terdekat sebelumnya (laporan posisi keuangan ketiga) dan catatan terkait harus disajikan. Amandemen menjelaskan bahwa laporan posisi keuangan ketiga diharuskan jika a) suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif, atau penyajian kembali retrospektif atau reklasifikasi dari pos-pos dalam laporan keuangannya, dan b) penerapan penyajian kembali retrospektif atau reklasifikasi mempunyai pengaruh material atas informasi dalam laporan posisi keuangan ketiga. Amandemen menjelaskan bahwa catatan terkait tidak perlu disajikan dalam laporan posisi keuangan ketiga.

PSAK 24 (revisi 2013), Imbalan Kerja

Amandemen terhadap PSAK 24 mengubah akuntansi program imbalan pasti dan pesangon. Perubahan paling signifikan terkait akuntansi atas perubahan dalam kewajiban manfaat pasti dan aset program. Amandemen mensyaratkan pengakuan perubahan dalam kewajiban manfaat pasti dan nilai wajar aset program ketika amandemen terjadi, dan karenanya menghapus pendekatan koridor yang diizinkan berdasarkan PSAK 24 versi sebelumnya dan mempercepat pengakuan biaya jasa lalu. Amandemen tersebut mensyaratkan seluruh keuntungan dan kerugian aktuaria diakui segera melalui penghasilan komprehensif lain sehingga aset atau liabilitas pensiun bersih yang diakui dalam laporan posisi keuangan mencerminkan jumlah keseluruhan dari defisit atau surplus program. Lebih lanjut, biaya bunga dan ekspektasi imbal hasil atas aset program yang digunakan dalam versi sebelumnya dari PSAK 24 digantikan dengan nilai ’bunga bersih’ berdasarkan PSAK 24 (revisi 2013), yang dihitung dengan mengalikan tingkat diskonto dengan liabilitas atau aset bersih dari manfaat pasti neto.Perubahan ini berdampak pada jumlah yang diakui dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain tahun-tahun sebelumnya.

Selanjutnya PSAK 24 memperkenalkan perubahan tertentu dalam penyajian biaya manfaat pensiun termasuk pengungkapan yang lebih luas.

Ketentuan transisi yang spesifik berlaku untuk penerapan pertama kali PSAK 24. Perusahaan telah menerapkan ketentuan transisi yang relevan dan menyajikan kembali jumlah-jumlah komparatif secara retrospektif.

PSAK 46 (revisi 2014), Pajak Penghasilan

Amandemen terhadap PSAK 46: (1) menghilangkan pengaturan tentang pajak final yang sebelumnya termasuk dalam ruang lingkup standar; dan (2) menetapkan praduga bahwa jumlah tercatat properti investasi yang diukur menggunakan model nilai wajar dalam PSAK 13, Properti Investasi akan dipulihkan sepenuhnya melalui penjualan.

Berdasarkan amandemen tersebut, kecuali praduga yang dapat dibantah, pengukuran liabilitas pajak tangguhan atau aset pajak tangguhan yang disyaratkan untuk mencerminkan konsekuensi pajak dari pemulihan jumlah tercatat properti investasi melalui penjualan. Praduga penjualan ini dapat dibantahjika properti investasi dapat disusutkan dan investasi properti dimiliki dalam model bisnis yang bertujuan untuk mengkonsumsi secara substantial seluruh manfaat ekonomis atas investasi properti dari waktu ke waktu, bukan melalui penjualan.

Penerapan PSAK 46 tidak mempunyai pengaruh material atas pengungkapan atau jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan.

PSAK 48 (revisi 2014), Penurunan nilai Aset

PSAK 48 telah diubah untuk memasukkan persyaratan dari PSAK 68, Pengukuran Nilai Wajar.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 11 -

Penerapan PSAK 48 tidak mempunyai pengaruh material atas pengungkapan atau jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan.

PSAK 50 (revisi 2014), Instrumen Keuangan: Penyajian

Amandemen terhadap PSAK 50 mengklarifikasi penerapan tentang persyaratan saling hapus. Secara khusus, amandemen tersebut mengklarifikasi arti dari ”saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus” dan ”realisasi dan penyelesaian secara simultan”. Amandemen tersebut juga mengklarifikasi bahwa pajak penghasilan yang terkait dengan distribusi kepada pemegang instrumen ekuitas dan biaya transaksi dicatat sesuai dengan PSAK 46 (revisi 2014).

Amandemen ini mengharuskan penerapan secara retrospektif. Perusahaan tidak mempunyaiperjanjian saling hapus, penerapan amandemen tidak mempunyai pengaruh materialatas pengungkapan atau jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan.

PSAK 55 (revisi 2014), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

Amandemen terhadap PSAK 55 memberikan panduan persyaratan untuk menghentikan akuntansi lindung nilai ketika derivatif ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dinovasi berdasarkan keadaan tertentu. Amandemen tersebut juga mengklarifikasi bahwa setiap perubahan nilai wajar derivatif yang ditetapkan sebagai suatu instrumen lindung nilai akibat dari novasi termasuk dalam penilaian dan pengukuran dari efektivitas lindung nilai. Selanjutnya, amandemen tersebut mengklarifikasi akuntansi dari derivatif melekat dalam hal reklasifikasi aset keuangan keluar dari kategori nilai wajar melalui laba rugi.

Standar ini juga diubah untuk memasukkan persyaratan dari PSAK 68, Pengukuran Nilai Wajar.

Penerapan PSAK 55 tidak mempunyai pengaruh materialatas pengungkapan atau jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan.

PSAK 60 (revisi 2014), Instrumen Keuangan: Pengungkapan

Amandemen terhadap PSAK 60 menambahkan persyaratan pengungkapan transaksi termasuk pengalihan aset keuangan. Amandemen ini dimaksudkan untuk memberikan transparansi yang lebih besar terkait eksposur risiko jika aset keuangan dialihkan tetapi entitas yang mengalihkan tetap memilih keterlibatan berkelanjutan atas aset tersebut. Amandemen tersebut juga mensyaratkan pengungkapan jika aset keuangan dialihkan tidak merata sepanjang periode. Selanjutnya, entitas disyaratkan untuk mengungkapkan tentang hak saling hapus dan pengaturan terkait (sebagai contoh persyaratan penyerahan jaminan) untuk instrumen keuangan berdasarkan perjanjian penyelesaian secara neto yang dapat dipaksakan dan perjanjian serupa.

Amandemen ini telah diterapkan secara retrospektif. Perusahaan tidak memiliki pengaturan saling hapus, karenanya penerapan amendemen tidak berdampak material terhadap pengungkapan atau jumlah yang diakui dalam laporan keuangan.

PSAK 68, Pengukuran Nilai Wajar

PSAK 68 menetapkan acuan tunggal atas pengukuran nilai wajar dan pengungkapan atas pengukuran nilai wajar yang berlaku baik pada pos-pos instrumen keuangan dan pos-pos instrumen non-keuangan ketika PSAK lain mensyaratkan atau mengizinkan pengukuran nilai wajar dan pengungkapan atas pengukuran nilai wajar. Standar tersebut tidak mengubah persyaratan mengenai pos-pos yang harus diukur atau diungkapkan pada nilai wajar.

PSAK 68 mengharuskan penerapan secara prospektif sejak 1 Januari 2015.

Selain itu, ketentuan transisi khusus diberikan kepada entitas sehingga entitas tidak perlu menerapkan persyaratan pengungkapan yang ditetapkan dalam standar ini dalam informasi komparatif yang disediakan untuk periode sebelum penerapan awal dari standar. Sesuai dengan ketentuan transisi ini, Perusahaan tidak membuat pengungkapan baru yang disyaratkan oleh PSAK 68 untuk periode komparatif tahun 2014 (lihat Catatan 37 untuk pengungkapan tahun 2015). Selain pengungkapan tambahan, penerapan PSAK 68 tidak berdampak material atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan.

b. Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan

Standar dan penyesuaian standar berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2016, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu:

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 12 -

Standar

PSAK 110 (revisi 2015): Akuntansi Sukuk.

Penyesuaian

PSAK 5: Segmen Operasi,

PSAK 7: Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi,

PSAK 13: Properti Investasi,

PSAK 16: Aset Tetap,

PSAK 19: PSAK Aset Tak berwujud,

PSAK 22: Kombinasi Bisnis,

PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan,

PSAK 53: Pembayaran Berbasis Saham dan

PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar

Amandemen standar dan interpretasi berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2016, dengan penerapan secara retrospektif yaitu:

PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri tentang Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri,

PSAK 15: Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi,

PSAK 24: Imbalan Kerja tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja,

PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi,

PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi dan

ISAK 30: Pungutan.

Amandemen standar berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2016, yang diterapkan secara prospektif yaitu:

PSAK 16: Aset Tetap tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi,

PSAK 19: Aset Tak berwujud tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi dan

PSAK 66: Pengaturan Bersama tentang Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalam Operasi Bersama.

Amandemen standar dan interpretasi berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2017, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu:

PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan tentang Prakarsa Pengungkapan

ISAK 31: Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti Investasi.

Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar tersebut terhadap laporan keuangan.

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Pernyataan Kepatuhan Laporan keuangan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

b. Dasar Penyusunan Dasar penyusunan laporan keuangan adalah biaya historis , kecuali properti dan instrumen keuangan tertentu yang diukur pada jumlah revaluasian atau nilai wajar pada setiap akhir periode pelaporan, yang dijelaskan dalam kebijakan akuntansi di bawah ini. Mata uang penyajian yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp).

Biaya historis umumnya didasarkan pada nilai wajar dari imbalan yang diberikan dalam pertukaran barang dan jasa.

Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam suatu transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran,

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 13 -

terlepas apakah harga tersebut dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi menggunakan teknik penilaian lain. Dalam mengestimasi nilai wajar aset atau liabilitas, Perusahaan memperhitungkan karakteristik aset atau liabilitas, jika pelaku pasar memperhitungkan karakteristik tersebut ketika menentukan harga aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran. Nilai wajaruntuk tujuan pengukuran dan/ atau pengungkapan dalam laporan keuangan ditentukan berdasarkan basis tersebut,kecuali untuk transaksi pembayaran berbasis saham dalam ruang lingkup PSAK 53, transaksi sewa dalam ruang lingkup PSAK30, dan pengukuran yang memiliki beberapa kemiripan dengan nilai wajar tetapi bukan merupakan nilai wajar, seperti nilai realisasi neto dalam PSAK14 dan nilai pakai dalam PSAK 48. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Dalam penyusunan laporan keuangan Perusahaan, transaksi dalam mata uang asing selain mata uang fungsional entitas (mata uang asing) diakui pada kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada setiap akhir perode pelaporan, posmoneter dalam valuta asing dijabarkan kembali pada kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Pos-pos non moneter yang diukur pada nilai wajar dalam valuta asing dijabarkan kembali pada kurs yang berlaku pada tanggal ketika nilai wajar ditentukan. Pos nonmoneter diukur dalam biaya historis dalam valuta asing yang tidak dijabarkan kembali.

d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi

Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Perusahaan:

a) Orang atau anggota keluarga dekatnya yang mempunyai relasi dengan Perusahaan jika orang tersebut: 1) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perusahaan; 2) memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan ; atau 3) personil manajemen kunci Perusahaan atau entitas induk Perusahaan.

b) Suatu entitas berelasi dengan Perusahaan jika memenuhi salah satu hal berikut: 1) entitas dan Perusahaan adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk,

entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling berelasi dengan entitas lainnya). 2) satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau

ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).

3) kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. 4) satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi

dari entitas ketiga. 5) entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu

entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan Perusahaan. 6) entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf a). 7) orang yang diidentifikasi dalam huruf a) 1) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau merupakan

personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

e. Aset Keuangan

Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, yang awalnya diukur sebesar nilai wajar.

Aset keuangan Perusahaan diklasifikasikan sebagai berikut:

Nilai wajar melalui laba rugi Pinjaman yang diberikan dan piutang

Nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL)

Aset keuangan diklasifikasi dalam FVTPL, jika aset keuangan dimiliki untuk kelompok diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada FVTPL.

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan apabila: diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat;

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 14 -

pada pengakuan awal merupakan bagian dari portfolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini; atau

merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.

penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan inkonsistensi pengukuran dan

pengakuan yang dapat timbul; atau

kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan atau keduanya, dikelola dan kinerjanya dievaluasi

berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan, dan informasi tentang Perusahaan disediakan secara internal kepada manajemen kunci entitas, misalnya direksi dan Chief Executive Officer.

Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laporan laba rugi mencakup dividen atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan. Nilai wajar ditentukan dengan cara seperti dijelaskan pada Catatan 3h.

Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas dan setara kas, piutang sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen, tagihan anjak piutang dan piutang lain-lain dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasi sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang”. Semua items,diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, kecuali piutang sewa pembiayaan, diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan aset keuangan dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunganya tidak material.

Pengukuran awal dan selanjutnya dari piutang sewa pembiayaan dijelaskan pada Catatan 3l.

Metode suku bunga efektif

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau biaya selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.

Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL.

Penurunan nilai aset keuangan Aset keuangan atau kelompok aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal laporan posisi keuangan. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan (“peristiwa merugikan”), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.

Untuk aset keuangan lainnya, bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:

kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau

pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga;

atau

terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi

keuangan lainnya.

Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 15 -

Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif.

Cadangan kerugian penurunan nilai secara individual dihitung dengan menggunakan metode diskonto arus kas (discounted cash flow). Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralized financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.

Dalam melakukan penilaian secara kolektif, Perusahaan harus menghitung: Probability of default (”PD”) – model ini menilai probabilitas konsumen gagal melakukan pembayaran

kembali secara penuh dan tepat waktu.

Recoverable amount – didasarkan pada identifikasi arus kas masa datang dan estimasi nilai kini dari arus kas tersebut (discounted cash flow).

Loss given default (”LGD”) – Perusahaan mengestimasi kerugian ekonomis yang mungkin akan diderita Perusahaan apabila terjadi tunggakan fasilitas kredit/pembiayaan. LGD menggambarkan jumlah utang yang tidak dapat diperoleh kembali dan umumnya ditunjukkan dalam persentase dari exposure at default (EAD). Model Perhitungan LGD mempertimbangkan jenis peminjam, fasilitas dan mitigasi risiko,misalnya ketersediaan agunan.

Loss identification period (”LIP”) - periode waktu antara terjadinya peristiwa yang merugikan dalam kelompok aset keuangan sampai bukti obyektif dapat diidentifikasi atas kredit/pembiayaan secara individual.

Exposure at default (”EAD”) – Perusahaan mengestimasi tingkat utilisasi yang diharapkan dari fasilitas kredit/pembiayaan pada saat terjadi tunggakan.

PD, LGD dan LIP diperoleh dari observasi data kredit/piutang pembiayaan selama minimal tiga tahun.

Cadangan kerugian penurunan nilai yang dinilai secara kolektif dilakukan dengan mengkalikan nilai baki debet kredit/pembiayaan pada tanggal pelaporan dengan probability default (PD), loss identification period (LIP) dan loss given default (LGD).

Perusahaan menggunakan model analisa statistik yaitu flow rate method untuk penilaian penurunan nilai aset keuangan secara kolektif.

Jumlah kerugian diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset keuangan dan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa datang yang diharapkan tapi belum terjadi) yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut.

Kerugian penurunan nilai diakui pada laba rugi dan nilai tercatat aset keuangan atau kelompok aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai yang terbentuk. Jika pada periode berikutnya jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur atau penerbit), kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laba rugi hingga nilai tercatat aset keuangan pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan. Pada saat kerugian penurunan nilai diakui, pendapatan bunga diakui berdasarkan nilai tercatat setelah kerugian penurunan nilai dengan menggunakan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto estimasi arus kas masa datang pada saat menghitung penurunan nilai.

Perusahaan menghapusbukukan saldo piutang pembiayaan konsumen dan piutang sewa pembiayaan pada saat Perusahaan menentukan bahwa aset tersebut tidak dapat ditagih lagi. Penerimaan atau pemulihan kembali atas aset keuangan yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lain-lain. Penghentian pengakuan aset keuangan

Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 16 -

f. Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas

Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas Instrumen liabilitasdan ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitaskeuangan dan instrumen ekuitas.

Instrumen ekuitas

Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.

Pembelian kembali instrumen ekuitas Perusahaan (saham treasuri) diakui dan dikurangkan secara langsung dari ekuitas. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari pembelian, penjualan, penerbitan atau pembatalan instrumen ekuitas Perusahaan tersebut tidak diakui dalam laba rugi.

Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai FVTPL atau pada biaya perolehan diamortisasi

Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laba Rugi (FVTPL).

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai FVTPL pada saat liabilitas keuangan baik dimiliki untuk diperdagangkan atau ditetapkan pada FVTPL

Liabilitas keuangan dimiliki untuk diperdagangkan jika:

diperoleh terutama untuk tujuan dibeli kembali dalam waktu dekat; atau

pada pengakuan awal merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek aktual terkini; atau

merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai

Liabilitas keuanganselain liabilitas keuangan yang diperdagangkan dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada saat pengakuan awal jika:

mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan inkonsistensi pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul; atau

kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan atau keduanya dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan dan informasi tentang kelompok tersebut disediakan secara internal kepada manajemen kunci entitas, misalnya direksi dan Chief Executive Officer.

Liabilitas keuangan sebagai FVTPLyang diukur pada nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laba rugi. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laba rugi mencakup setiap bunga yang dibayar dari liabilitas keuangan. Nilai wajar ditentukan dengan cara yang dijelaskan dalam Catatan 3h.

Liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi diakui pada nilai wajarnya. Nilai wajar tersebut dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan liabilitas keuangan tersebut. Pengukuran selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dimana beban bunga diakui berdasarkan tingkat pengembalian yang efektif, kecuali untuk liabilitas jangka pendek dimana pengakuan bunganya tidak material.

Penghentian pengakuan liabilitas keuangan

Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, kewajiban Perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa. Selisih antara jumlah tercatat liabilitas keuangan yang dihentikan pengakuannya dan imbalan yang dibayarkan dan utang diakui dalam laba rugi.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 17 -

g. Saling hapus antar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan

Aset dan liabilitas keuangan Perusahaan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika dan hanya jika:

saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan

berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

h. Reklasifikasi Instrumen Keuangan

Reklasifikasi Aset Keuangan

Perusahaan tidak diperkenankan untuk melakukan reklasifikasi aset keuangan ke kelompok aset keuangan FVTPL. Perusahaan hanya dapat melakukan reklasifikasi aset keuangan ke kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang jika aset keuangan tersebut memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang dan Perusahaan memiliki intensi dan kemampuan memiliki aset keuangan untuk masa mendatang yang dapat diperkirakan atau hingga jatuh tempo dari kelompok aset keuangan FVTPL atau dari kelompok tersedia untuk dijual. Aset keuangan tersebut direklasifikasi pada nilai wajar pada tanggal reklasifikasi yang menjadi biaya perolehan diamortisasi yang baru. Setiap keuntungan dan kerugian yang sudah diakui dalam laba rugi tidak boleh dibalik. Setiap keuntungan dan kerugian yang sudah diakui dalam pendapatan komprehensif lain diamortisasi ke laba rugi selama sisa umur aset keuangan (jika aset keuangan memiliki jatuh tempo tetap) atau tetap diakui dalam pendapatan komprehensif lain sampai aset keuangan tersebut dilepas atau dijual (jika aset keuangan tidak memiliki jatuh tempo tetap).

Reklasifikasi Liabilitas Keuangan

Perusahaan tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi liabilitas keuangan dari atau ke kelompok liabilitas keuangan FVTPL.

i. Nilai Wajar j. h. Sejak 1 Januari 2015, nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran tanpa memperhatikan apakah harga tersebut dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi menggunakan teknik penilaian lain. Dalam mengukur nilai wajar atas suatu aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran, Perusahaan memperhitungkan karakteristik suatu aset atau liabilitas jika pelaku pasar akan memperhitungkan karakteristik tersebut ketika menentukan harga aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran.

i.

Sebelum 1 Januari 2015, nilai wajar adalah nilai yang digunakan untuk mempertukarkan suatu aset atau untuk menyelesaikan suatu liabilitas antara pihak-pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi secara wajar (arm’s length transaction).

j.

Dalam rangka konsistensi dan perbandingan dalam pengukuran nilai wajar dan pengungkapan terkait, Perusahaan melakukan pengukuran nilai wajar yang dimiliki dengan hirarki berikut:

k.

Tingkat 1 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik.

Tingkat 2 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya deviasi dari harga).

Tingkat 3 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari teknik penilaian yang mencakup input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi).

j. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas diklasifikasi dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 18 -

k. Investasi Jangka Pendek

Investasi jangka pendek merupakan investasi dalam bentuk obligasi yang diperdagangkan di pasar aktif. Investasi jangka pendek diklasifikasi sebagai aset keuangan pada kelompok nilai wajar melalui laba rugi.

Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai wajar dan penjualan investasi tersebut disajikan dalam laporan laba rugi tahun berjalan.

l. Sewa

Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial semua risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Sebagai Lessor

Dalam piutang sewa pembiayaan, aset berupa piutang sewa pembiayaan diakui sebesar jumlah piutang sewa pembiayaan Perusahaan. Pengakuan pendapatan sewa pembiayaan dialokasikan pada periode akuntansi yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih lessor.

Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.

Sebagai Lessee

Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontinjen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya.

Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai liabilitas. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.

m. Piutang Pembiayaan Konsumen

Piutang pembiayaan konsumen merupakan piutang yang berasal dari pembiayaan kendaran. Piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.

Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar, penurunan nilai dan penghentian pengakuan piutang pembiayaan konsumen mengacu pada Catatan 3e, 3h dan 3i.

Nilai bersih yang dapat diatribusikan terhadap Perusahaan seperti yang dijelaskan di Catatan 37 sehubungan dengan perjanjian kerjasama dicatat sebagai bagian dari piutang pembiayaan konsumen.

n. Tagihan Anjak Piutang

Tagihan anjak piutang merupakan piutang yang dibeli dari Perusahaan lain. Tagihan anjak piutang diklasifikasikan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.

Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar, penurunan nilai dan penghentian pengakuan tagihan anjak piutang mengacu pada Catatan 3e, 3h dan 3i.

o. Biaya Dibayar diMuka

Biaya dibayar dimuka dibebankan sesuai masa manfaat masing-masing biaya dengan metode garis lurus.

p. Properti Investasi Properti investasi adalah tanah dan bangunan untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau keduanya.

Pada tahun 2014, properti investasi diukur sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 19 -

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis dari bangunan yaitu 20 tahun.

Pada bulan Oktober 2015, Perusahaan mengubah kebijakan akuntansi dari model biaya ke model nilai wajar dalam pengukuran properti investasi. Perubahan ini diterapkan secara prospektif. Properti investasi dinyatakan berdasarkan nilai revaluasi yang merupakan nilai wajar pada tanggal revaluasi. Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang memadai untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal laporan posisi keuangan.

Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui dalam laba rugi. Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.

q. Aset Sewa Operasi

Aset sewa operasi adalah kendaraan untuk menghasilkan rental. Pada bulan Oktober 2015, Perusahaan mengubah kebijakan akuntansi dari model biaya ke model revaluasi dalam pengukuran aset sewa operasi. Perubahan ini diterapkan secara prospektif. Aset sewa operasi dinyatakan berdasarkan nilai revaluasi yang merupakan nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang memadai untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal laporan posisi keuangan.

Kenaikan yang berasal dari revaluasi aset sewa operasi diakui pada penghasilan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi, kecuali sebelumnya penurunan revaluasi atas aset yang sama pernah diakui dalam laporan laba rugi, dalam hal ini kenaikan revaluasi hingga sebesar penurunan nilai aset akibat revaluasi tersebut, dikreditkan dalam laporan laba rugi. Penurunan jumlah tercatat yang berasal dari revaluasi aset sewa operasi dibebankan dalam laporan laba rugi apabila penurunan tersebut melebihi saldo surplus revaluasi aset yang bersangkutan, jika ada.

Surplus revaluasi aset sewa operasi yang telah disajikan dalam ekuitas dipindahkan langsung ke saldo laba pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Aset sewa operasi disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis, yang sama dengan aset yang dimiliki sendiri, atau selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaatnya.

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan dikaji ulang setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis dari kendaraan yaitu 5-10 tahun.

r. Aset Tetap

Pada bulan Oktober 2015, Perusahaan mengubah kebijakan akuntansi dari model biaya ke model revaluasi dalam pengukuran tanah dan bangunan, peralatan kantor, kendaraan bermotor dan perabotan kantor. Perubahan ini diterapkan secara prospektif. Tanah dan bangunan, peralatan kantor, kendaraan bermotor dan perabotan kantor dinyatakan berdasarkan nilai revaluasi yang merupakan nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi kecuali tanah tidak disusutkan. Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang memadai untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal laporan posisi keuangan.

Kenaikan yang berasal dari revaluasi tanah dan bangunan, peralatan kantor, kendaraan bermotor dan perabotan kantor diakui pada penghasilan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi, kecuali sebelumnya penurunan revaluasi atas aset yang sama pernah diakui dalam laporan laba rugi, dalam hal ini kenaikan revaluasi hingga sebesar penurunan nilai aset akibat revaluasi tersebut, dikreditkan dalam laporan laba rugi. Penurunan jumlah tercatat yang berasal dari revaluasi tanah dan bangunan, peralatan kantor, kendaraan bermotor dan perabotan kantor dibebankan dalam laporan laba rugi apabila penurunan tersebut melebihi saldo surplus revaluasi aset yang bersangkutan, jika ada.

Surplus revaluasi tanah dan bangunan, peralatan kantor, kendaraan bermotor dan perabotan kantor yang telah disajikan dalam ekuitas dipindahkan langsung ke saldo laba pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 20 -

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Tahun

Bangunan 20 - 30

Prasarana kantor (partisi dan

renovasi kantor) 5 - 7

Peralatan kantor 5 - 10

Kendaraan bermotor 5 - 10

Perabotan kantor 5 - 10

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laba rugi pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laba rugi pada tahun yang bersangkutan.

Aset tetap yang dihentikan pengakuannya atau yang dijual nilai tercatatnya dikeluarkan dari kelompok aset tetap. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laba rugi.

s. Penurunan nilai aset non keuangan

Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Perusahaan mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.

Estimasi jumlah terpulihkan adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya pelepasan dan nilai pakai. Dalam menilai nilai pakainya, estimasi arus kas masa depan didiskontokan ke nilai kini menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset yang mana estimasi arus kas masa depan belum disesuaikan.

Jika jumlah terpulihkan dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) lebih kecil dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) diturunkan menjadi sebesar jumlah terpulihkan dan rugi penurunan nilai segera diakui dalam laba rugi kecuali aset relevan tersebut dicatat pada jumlah revaluasian, di mana kerugian penurunan nilai diperlakukan sebagai penurunan revaluasi.

Kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan dijelaskan dalam Catatan 3h.

t. Piutang dari Jaminan

Piutang dari jaminan dinyatakan sebesar nilai realisasi bersih pada saat jaminan ditarik. Kelebihan nilai realisasi bersih piutang dari jaminan diatas nilai piutang yang tidak tertagih akan dikreditkan atau dibebankan pada laba rugi. Beban yang berhubungan dengan piutang dari jaminan dan pemeliharaannya akan dibebankan pada laba rugi pada saat terjadinya. Pada saat akhir tahun, piutang dari jaminan akan direview apabila terdapat penurunan nilai. Pada saat piutang dari jaminan dijual, nilai tercatatnya akan dikeluarkan dan hasil laba atau rugi akan dikreditkan atau dibebankan pada laba rugi.

u. Surat Berharga Utang dan Ekuitas yang Diterbitkan

Surat Berharga Utang yang Diterbitkan

Obligasi dan Medium Term Notes (MTN) yang diterbitkan diklasifikasikan dalam kategori liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar dan penghentian pengakuan surat berharga utang yang diterbitkan mengacu pada Catatan 3f, 3h dan 3i.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 21 -

Biaya Emisi Obligasi dan Medium Term Notes (MTN)

Biaya emisi obligasi dan MTN langsung dikurangkan dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi neto obligasi dan MTN tersebut. Selisih antara hasil emisi neto dengan nilai nominal merupakan atribusi langsung biaya transaksi diskonto atau premium yang diamortisasi selama jangka waktu tersebut dengan metode suku bunga efektif. Jika terjadi pembelian kembali, selisih antara harga pembelian kembali obligasi dan MTN tersebut dengan jumlah tercatat obligasi dan MTN diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada tahun berjalan.

Biaya Emisi Saham Biaya emisi saham yang menambah dan beratribusi secara langsung terhadap penerbitan saham baru disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi.

v. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan pembiayaan konsumen, pendapatan anjak piutang, pendapatan bunga dan beban bunga diakui secara akrual menggunakan metode suku bunga efektif (Catatan 3e dan 3f).

Pendapatan sewa pembiayaan dialokasi berdasarkan metode yang dijelaskan pada Catatan 3l.

Pendapatan bunga dari pendapatan sewa pembiayaan, pendapatan pembiayaan konsumen dan pendapatan anjak piutang yang mengalami penurunan nilai dihitung menggunakan metode suku bunga efektif atas dasar nilai piutang setelah memperhitungkan kerugian penurunan nilai.

Beban provisi sehubungan dengan utang bank diamortisasi dengan metode suku bunga efektif dan dibukukan sebagai bagian dari beban bunga dan pembiayaan lainnya.

Pendapatan dan beban lainnya

Pendapatan jasa administrasi yang tidak beratribusi secara langsung atas transaksi sewa pembiayaan, pembiayaan konsumen dan anjak piutang serta pendapatan provisi atas transaksi sewa pembiayaan, dibukukan sebagai pendapatan pada laba rugi dan diakui pada saat diterima. Pendapatan denda keterlambatan dan keuntungan penghentian kontrak diakui pada saat diterima.

w. Provisi

Provisi diakui ketika Perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, kemungkinan besar Perusahaan diharuskan menyelesaikan kewajiban dan estimasi andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat. Jumlah yang diakui sebagai provisi merupakan estimasi terbaik dari pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan, dengan mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian yang meliputi kewajibannya. Apabila suatu provisi diukur menggunakan arus kas yang diperkirakan untuk menyelesaikan kewajiban kini, maka nilai tercatatnya adalah nilai kini dari arus kas. Ketika beberapa atau seluruh manfaat ekonomi untuk penyelesaian provisi yang diharapkan dapat dipulihkan dari pihak ketiga, piutang diakui sebagai aset apabila terdapat kepastian bahwa penggantian akan diterima dan jumlah piutang dapat diukur secara handal.

x. Imbalan Pasca Kerja

Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk semua karyawan tetapnya sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003.Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.

Biaya penyediaan imbalan ditentukan dengan menggunakan metode projected unit credit dengan penilaian aktuaria yang dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan tahunan. Pengukuran kembali, terdiri dari keuntungan dan kerugian aktuarial, tercermin langsung dalam laporan posisi keuangan yang dibebankan atau dikreditkan dalam penghasilan komprehensif lain periode terjadinya. Pengukuran kembali diakui dalam penghasilan komprehensif lain sebagai pos terpisah pada penghasilan komprehensif lain di ekuitas dan tidak akan direklasifikasi ke laba rugi. Biaya jasa lalu diakui dalam laba rugi pada periode amandemen program. Bunga neto dihitung dengan mengalikan tingkat diskonto pada awal periode imbalan pasti dengan liabilitas imbalan pasti neto.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 22 -

Biaya imbalan pasti dikategorikan sebagai berikut:

Biaya jasa (termasuk biaya jasa kini, biaya jasa lalu serta keuntungan dan kerugian kurtailmen dan penyelesaian)

Beban neto

Pengukuran kembali

Perusahaan menyajikan dua komponen pertama dari biaya imbalan pasti di laba rugi, Keuntungan dan kerugian kurtailmen dicatat sebagai biaya jasa lalu.

Kewajiban imbalan pensiun yang diakui pada laporan posisi keuangan merupakan defisit aktual dalam program imbalan pasti Perusahaan.

Liabilitas untuk pesangon diakui pada lebih awal ketika entitas tidak dapat lagi menarik tawaran imbalan tersebut dan ketika entitas mengakui biaya restrukturisasi terkait.

y. Pajak Penghasilan

Pajak saat terutang berdasarkan laba kena pajakuntuk suatu tahun.Laba kena pajak berbeda dari laba sebelum pajak seperti yang dilaporkan dalam laporan labarugi dan penghasilan komprehensif lain karena pos pendapatan atau beban yang dikenakan pajak atau dikurangkan pada tahun berbeda dan pos-pos yang tidak pernah dikenakan pajak atau tidak dapat dikurangkan.

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak yang digunakan dalam perhitungan laba kena pajak. Liabilitas pajak tangguhan umumnya diakui untuk seluruh perbedaan temporer kena pajak. Aset pajak tangguhan umumnya diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan sepanjang kemungkinan besar bahwa laba kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer dapat dimanfaatkan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan tidak diakui jika perbedaan temporer timbul dari pengakuan awal dari aset dan liabilitas suatu transaksi yang tidak mempengaruhi laba kena pajak atau laba akuntansi.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan berlaku dalam periode ketika liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan.

Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Perusahaan ekspektasikan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tecatat aset dan liabilitasnya.

Untuk tujuan pengukuran liabilitas pajak tangguhan dan aset pajak tangguhan untuk properti investasi yang diukur dengan menggunakan model nilai wajar, nilai tercatat properti tersebut dianggap dipulihkan seluruhnya melalui penjualan, kecuali praduga tersebut dibantah. Praduga tersebut dibantah ketika properti investasi dapat disusutkan dan dimiliki dalam model bisnis yang bertujuan untuk mengonsumsi secara substansial seluruh manfaat ekonomi atas investasi properti dari waktu ke waktu, bukan melalui penjualan. Direksi Perusahaan mengkaji ulang portofolio properti investasi Perusahaan dan menyimpulkan bahwa tidak ada properti investasi Perusahaan yang dimiliki dalam model bisnis yang bertujuan untuk mengonsumsi secara substansial seluruh manfaat ekonomik atas investasi properti dari waktu ke waktu, bukan melalui penjualan. Oleh karena itu, direksi telah menentukan bahwa praduga penjualan yang ditetapkan dalam amandemen PSAK 46 tidak dibantah. Akibatnya, Perusahaan tidak mengakui pajak tangguhan atas perubahan nilai wajar properti investasi karena Perusahaan tidak dikenakan pajak penghasilan atas perubahan nilai wajar properti investasi.

Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah tercatatnya jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut.

Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba atau rugi, kecuali sepanjang pajak penghasilan yang berasal dari transaksi atau kejadian yang diakui diluar laba atau rugi (baik dalam penghasilan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas), dalam hal tersebut pajak juga diakui di luar laba atau rugi.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 23 -

z. Laba per Saham

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.

aa. Segmen Operasi

Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Perusahaan yang secara regular direview oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi.

Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:

Yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);

Yang hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan

Dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya dan penilaian kinerja mereka terfokus pada kategori dari setiap produk.

Perusahaan melaporkan segmen operasi berdasarkan divisi operasi yaitu sewa pembiayaan, pembiayaan konsumen, dan anjak piutang.

4. PERTIMBANGAN KRITIS AKUNTANSI DAN ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

Dalam penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan, yang dijelaskan dalam Catatan 3, direksi diwajibkan untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi tentang jumlah tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia dari sumber lain. Estimasi dan asumsi yang terkait didasarkan pada pengalaman historis dan faktor-faktor lain yang dianggap relevan. Hasil aktualnya mungkin berbeda dari estimasi tersebut.

Estimasi dan asumsi yang mendasari ditelaah secara berkelanjutan. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam periode estimasi tersebut direvisi jika revisi hanya mempengaruhi periode itu, atau pada periode revisi dan periode masa depan jika revisi mempengaruhi kedua periode tersebut.

Pertimbangan Kritis dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi yang dijelaskan dalam Catatan 3, tidak terdapat pertimbangan kritis yang memiliki dampak signifikan pada jumlah yang diakui dalam laporan keuangan, selain dari estimasi yang diatur di bawah ini.

Sumber Estimasi Ketidakpastian Informasi tentang asumsi utama yang dibuat mengenai masa depan dan sumber utama dari estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini.

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan Pada setiap tanggal pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai. Suatu aset keuangan dinyatakan mengalami penurunan nilai bila ada bukti obyektif terjadinya peristiwa yang berdampak pada estimasi arus kas atas aset keuangan. Bukti tersebut meliputi data yang dapat diobservasi yang menunjukkan bahwa telah terjadi peristiwa yang merugikan dalam status pembayaran debitur atau kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan kelalaian membayar piutang.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 24 -

Kerugian penurunan nilai adalah selisih antara nilai tercatat dan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan dan realisasi agunan pada tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Penyisihan penurunan nilai akan dibentuk untuk mengakui kerugian penurunan nilai yang terjadi dalam portofolio aset keuangan. Manajemen menggunakan perkiraan berdasarkan pengalaman kerugian historis untuk aset dengan karakteristik risiko kredit dan bukti obyektif adanya penurunan nilai yang serupa dengan yang ada dalam portofolio pada saat penjadwalan arus kas masa depan.

Perusahaan melakukan penilaian terhadap penurunan nilai dengan cara sebagai berikut:

a) Individual, dilakukan untuk jumlah aset keuangan yang melebihi ambang batas (threshold) tertentu dan aset

keuangan yang memiliki bukti obyektif penurunan nilai yang telah teridentifikasi secara terpisah pada tanggal laporan posisi keuangan. Kerugian penurunan nilai adalah selisih antara nilai tercatat dan nilai kini dari estimasi terbaik atas arus kas masa depan dan realisasi agunan pada tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Estimasi ini dilakukan dengan mempertimbangkan kapasitas utang dan fleksibilitas keuangan debitur, kualitas pendapatan debitur, jumlah dan sumber arus kas, industri di mana debitur beroperasi dan nilai realisasi agunan. Estimasi jumlah dan waktu pemulihan masa depan akan membutuhkan banyak pertimbangan. Jumlah penerimaan tergantung pada kinerja debitur pada masa mendatang dan nilai agunan, keduanya akan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi di masa depan, di samping itu agunan mungkin tidak mudah dijual. Nilai aktual arus kas masa depan dan tanggal penerimaan mungkin berbeda dari estimasi tersebut dan akibatnya kerugian aktual yang terjadi mungkin berbeda dengan yang diakui dalam laporan keuangan.

b) Kolektif, dilakukan untuk jumlah aset keuangan yang tidak melebihi ambang batas (threshold) tertentu, tidak

memiliki bukti obyektif penurunan nilai dan aset keuangan yang memiliki bukti obyektif penurunan nilai, namun belum diidentifikasi secara terpisah pada tanggal laporan posisi keuangan. Pembentukan kerugian penurunan nilai dilakukan secara kolektif dengan antara lain memperhitungkan jumlah dan lamanya tunggakan, agunan dan pengalaman kerugian masa lalu. Faktor paling penting dalam pembentukan cadangan adalah probability of default dan loss given default. Kualitas aset keuangan pada masa mendatang dipengaruhi oleh

ketidakpastian yang dapat menyebabkan kerugian aset keuangan dapat berbeda secara material dari cadangan kerugian penurunan nilai yang telah dibentuk. Ketidakpastian ini termasuk lingkungan ekonomi, suku bunga dan pengaruhnya terhadap pembelanjaan debitur, tingkat pengangguran dan perilaku pembayaran.

Metodologi dan asumsi yang digunakan dalam penurunan nilai individual dan kolektif ini akan ditelaah secara berkala untuk mengurangi perbedaan antara estimasi kerugian dan kerugian aktual.

Nilai tercatat aset keuangan telah diungkapkan dalam Catatan 5, 6, 7, 8, dan 9.

Imbalan Kerja

Nilai wajar atas imbalan kerja karyawan tergantung dari banyaknya faktor aktuarial yang dipertimbangkan berdasarkan beberapa asumsi. Perubahan atas asumsi-asumsi tersebut akan mempengaruhi carrying amount atas imbalan kerja karyawan.

Asumsi yang digunakan dalam menentukan biaya atau pendapatan untuk imbalan kerja termasuk tingkat diskonto. Perusahaan menentukan tingkat diskonto yang tepat pada setiap akhir tahun. Ini merupakan tingkat suku bunga yang digunakan untuk menentukan nilai kini atas arus kas masa depan yang diestimasi akan digunakan untuk membayar imbalan kerja. Dalam menentukan tingkat diskonto yang tepat, Perusahaan mempertimbangkan tingkat suku bunga atas Obligasi Pemerintah yang mempunyai jatuh tempo yang menyerupai jangka waktu imbalan kerja karyawan.

Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Properti Investasi, Aset Sewa Operasi dan Aset Tetap

Masa manfaat setiap properti investasi, aset sewa operasi dan aset tetap Perusahaan ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari penggunaan aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan di atas.

Perubahan masa manfaat properti investasi,aset sewa operasi dan aset tetap dapatmempengaruhi jumlah biaya penyusutan yang diakui dan penurunan nilai tercatat properti investasi, sewa operasi dan aset tetap.

Nilai tercatat properti investasi, aset sewa operasi dan aset tetap diungkapkan dalam Catatan 11, 12 dan 13.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 25 -

5. KAS DAN SETARA KAS

Tidak Diaudit Diaudit

30 Juni 2016 31 Desember 2015

Rp'000 Rp'000

Kas 1.916.123 1.549.804

Bank

Rupiah

Pihak berelasi

Bank Pan Indonesia 2.325.666 12.087.891

Pihak ketiga

Bank Central Asia 2.707.548 3.848.105

Bank Victoria International 357.172 482.943

Bank Rakyat Indonesia 205.018 324.567

Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan

dan Bangka Belitung 111.472 19.007

Bank J Trust Indonesia (d/h Bank Mutiara) 23.847 24.032

Bank ICBC Indonesia 10.615 900.183

Bank Negara Indonesia 5.371 5.869

Bank Mandiri 557 7.403

Lainnya 36.925 26.778

Subjumlah 5.784.191 17.726.778

Dolar Amerika Serikat

Pihak berelasi

Bank Pan Indonesia 275.120 429.237

Pihak ketiga

Bank J Trust Indonesia (d/h Bank Mutiara) 10.325.376 10.689.960

Subjumlah 10.600.496 11.119.197

Jumlah Bank 16.384.687 28.845.975

Jumlah Kas dan Setara Kas 18.300.810 30.395.779

6. PIUTANG SEWA PEMBIAYAAN

Piutang sewa pembiayaan memiliki suku bunga tetap, sehingga Perusahaan terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk).

Tidak Diaudit Diaudit

30 Juni 2016 31 Desember 2015

Rp'000 Rp'000

Pihak berelasi

Rupiah

Piutang sewa pembiayaan 291.438 582.876

Nilai sisa terjamin 160.000 160.000

Pendapatan sewa pembiayaan

yang belum diakui (14.698) (46.686)

Simpanan jaminan (160.000) (160.000)

Jumlah pihak berelasi 276.740 536.190

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 26 -

Tidak Diaudit Diaudit

30 Juni 2016 31 Desember 2015

Rp'000 Rp'000

Pihak ketiga

Rupiah

Piutang sewa pembiayaan 1.651.587.223 1.626.832.127

Nilai sisa terjamin 333.981.207 321.849.379

Pendapatan sewa pembiayaan

yang belum diakui (282.304.966) (300.811.369)

Simpanan jaminan (333.981.207) (321.849.379)

Subjumlah 1.369.282.257 1.326.020.758

Dollar Amerika Serikat

Piutang sewa pembiayaan 66.410.199 71.704.410

Nilai sisa terjamin 9.140.198 11.009.003

Pendapatan sewa pembiayaan

yang belum diakui (13.398.456) (15.030.217)

Simpanan jaminan (9.140.198) (11.009.003)

Subjumlah 53.011.743 56.674.193

Jumlah pihak ketiga 1.422.294.000 1.382.694.951

Jumlah 1.422.570.740 1.383.231.141

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (60.488.809) (27.940.792)

Jumlah - Bersih 1.362.081.931 1.355.290.349

Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun

Rupiah 16,21% 17,25%

Dollar Amerika Serikat 8,99% 8,99%

Jumlah piutang sewa pembiayaan (sebelum dikurangi pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai) berdasarkan jenis produknya pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit

Rp'000 Rp'000

Alat Berat 291.995.708 268.939.933

Kendaraan bermotor 518.627.026 453.149.740

Kapal 562.086.500 624.375.090

Mesin 226.897.551 237.987.981

Lain-lain 118.682.075 114.666.669

1.718.288.860 1.699.119.413

31 Desember 201530 Juni 2016

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 27 -

Jumlah angsuran sewa pembiayaan (sebelum dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai) sesuai dengan jatuh temponya pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit Tidak Diaudit Diaudit

30 Juni 2016 31 Desember 2015 30 Juni 2016 31 Desember 2015

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Angsuran sewa pembiayaan

Pihak berelasi

Sampai dengan satu tahun 291.438 541.242 276.740 495.104

Lebih dari satu tahun sampai lima tahun - 41.634 - 41.086

Subjumlah 291.438 582.876 276.740 536.190

Pihak ketiga

Sampai dengan satu tahun 1.034.433.270 872.678.907 866.908.128 667.151.575

Lebih dari satu tahun sampai lima tahun 683.564.152 825.857.630 555.385.872 715.543.376

Subjumlah 1.717.997.422 1.698.536.537 1.422.294.000 1.382.694.951

Jumlah angsuran sewa pembiayaan 1.718.288.860 1.699.119.413 1.422.570.740 1.383.231.141

Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui

Pihak berelasi

Sampai dengan satu tahun (14.698) (46.138) - -

Lebih dari satu tahun sampai lima tahun - (548) - -

Subjumlah (14.698) (46.686) - -

Pihak ketiga

Sampai dengan satu tahun (167.525.142) (205.527.332) - -

Lebih dari satu tahun sampai lima tahun (128.178.280) (110.314.254) - -

Subjumlah (295.703.422) (315.841.586) - -

Jumlah pendapatan sewa pembiayaan

yang belum diakui (295.718.120) (315.888.272) - -

Jumlah 1.422.570.740 1.383.231.141 1.422.570.740 1.383.231.141

Pembayaran minimum sewa pembiayaanNilai kini dari Pembayaran minimum

sewa pembiayaan

Kisaran jangka waktu pembiayaan adalah 3 – 5 tahun dengan mayoritas pembiayaan di tenor 3 tahun.

Perusahaan menggunakan piutang sewa pembiayaan yang dimilliki sebagai jaminan utang bank dan surat berharga utang yang diterbitkan (Catatan 15 dan 20). Jumlah piutang sewa pembiayaan (setelah dikurangi dengan pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui) yang dijaminkan pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, masing-masing adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit

30 Juni 2016 31 Desember 2015

Rp'000 Rp'000

Jaminan Utang Bank

Pihak berelasi

Bank Pan Indonesia 26.858.445 61.156.365

Pihak ketiga

Bank Central Asia 110.317.459 107.580.053

Bank BJB 91.075.557 55.268.378

Bank Victoria International 36.952.625 44.408.195

Bank ICBC Indonesia 19.811.173 67.512.654

Bank Negara Indonesia 15.669.881 13.167.455

Bank Danamon Indonesia 14.047.432 4.983.678

Bank Capital 3.145.552 -

Jaminan surat berharga utang Yang diterbitkan

Medium Term Notes II Clipan Finance Indonesia

Tahun 2015 170.967.188 169.810.723

Jumlah 488.845.312 523.887.501

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 28 -

Jumlah piutang sewa pembiayaan yang direstrukturisasi masing-masing sebesar Rp 130.175.331 ribu dan Rp 334.726.501 ribu pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015. Piutang sewa pembiayaan yang direstrukturisasi yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 125.714.210 ribu dan Rp 86.949.943 ribu pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015. Biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan perolehan aset sewa pembiayaan, dibebankan kepada konsumen. Sebagian dari piutang sewa pembiayaan dijamin dengan kendaraan bermotor yang dibiayai Perusahaan dan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) dari kendaraan yang bersangkutan. Piutang sewa pembiayaan untuk tongkang dan tug boat diikat dengan grosse akta dari barang-barang yang dibiayakan sedangkan piutang sewa pembiayaan untuk alat-alat berat, mesin-mesin produksi dan peralatan dijamin dengan barang-barang yang dibiayai. Seluruh transaksi sewa pembiayaan dilakukan dengan pihak ketiga, kecuali untuk sewa pembiayaan atas kendaraan bermotor kepada pihak berelasi masing-masing sebesar Rp 291.438 ribu dan Rp 582.876 ribu masing-masing pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015.

Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai untuk tahun 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit

Rp'000 Rp'000

Saldo awal tahun 27.940.792 16.617.117

Penyisihan (pemulihan) periode berjalan

Individual 4.808.644 28.373.118

Kolektif 46.284.696 963.693

Akrual bunga pada piutang yang

mengalami penurunan nilai (catatan 24) (9.555.384) (1.938.042)

Penghapusan (8.989.939) (16.075.094)

Saldo akhir periode 60.488.809 27.940.792

30 Juni 2016 31 Desember 2015

Umur piutang sewa pembiayaan yang secara individual mengalami penurunan nilai, adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit

30 Juni 2016 31 Desember 2015

Rp'000 Rp'000

1 - 90 hari 161.739.211 118.230.941

91 - 120 hari 1.387.812 2.107.477

Lebih dari 120 hari 26.626.042 27.649.514

Jumlah 189.753.065 147.987.932

Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai dan agunan yang diterima dari konsumen telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang sewa pembiayaan.

Simpanan Jaminan

Pada saat perjanjian sewa pembiayaan dimulai, penyewa pembiayaan (lessee)memberikan simpanan jaminan yang akan digunakan sebagai pembayaran atas pembelian dari aset sewa pembiayaan pada akhir masa sewa, bila hak opsi dilaksanakan penyewa pembiayaan. Apabila hak opsi tidak dilaksanakan, simpanan jaminan tersebut akan dikembalikan kepada penyewa pembiayaan (lessee) pada akhir masa sewa pembiayaan.

7. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN

Piutang pembiayaan konsumen memiliki suku bunga tetap, sehingga Perusahaan terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk).

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 29 -

Tidak Diaudit Diaudit

Rp'000 Rp'000

Piutang pembiayaan konsumen 4.605.004.194 4.438.516.791

Pendapatan pembiayaan

konsumen belum diakui (802.163.069) (746.378.272)

Jumlah 3.802.841.125 3.692.138.519

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (55.395.219) (66.314.054)

Bersih 3.747.445.906 3.625.824.465

Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun 17,25% 17,19%

30 Juni 2016 31 Desember 2015

Jumlah angsuran pembiayaan konsumen sesuai dengan sisa angsuran jatuh temponya pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit

Rp'000 Rp'000

Telah jatuh tempo 156.346.905 151.404.429

Satu tahun berikutnya 2.069.962.980 2.021.812.112

Dua tahun berikutnya 1.443.781.559 1.417.351.220

Tiga tahun berikutnya atau lebih 934.912.750 847.949.030

Jumlah 4.605.004.194 4.438.516.791

30 Juni 2016 31 Desember 2015

Aset yang dibiayai oleh Perusahaan adalah kendaraan baru dan bekas, dengan tenor pembiayaan adalah 1 - 5 tahun dengan mayoritas pembiayaan di tenor 3 tahun.

Biaya-biaya yang timbul, sehubungan dengan perolehan aset pembiayaan konsumen, dibebankan kepada nasabah.

Perusahaan menggunakan piutang pembiayaan konsumen sebagai jaminan utang bank dan surat berharga utang yang diterbitkan (Catatan 15 dan 20). Jumlah piutang pembiayaan konsumen (setelah dikurangi pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui) yang dijaminkan masing-masing pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit

30 Juni 2016 31 Desember 2015

Rp'000 Rp'000

Jaminan Utang Bank

Pihak berelasi

Rupiah

Bank Pan Indonesia 182.021.823 256.230.884

Pihak ketiga

Bank BJB 303.183.884 221.086.109

Bank Central Asia 270.118.739 255.834.140

Bank Victoria International 187.123.137 109.039.631

Bank ICBC Indonesia 167.235.230 167.879.413

Bank KEB Hana Indonesia

(Bank Hana) 154.447.397 203.102.775

Bank Negara Indonesia 100.868.442 155.040.579

Bank Maybank Indonesia

(d/h Bank International Indonesia) 88.891.921 112.667.020

Bank Danamon Indonesia 65.052.609 124.096.055

Bank Capital 37.221.574 -

Jaminan surat berharga utang

yang diterbitkan

Medium Term Notes II Clipan Finance Indonesia

Tahun 2015 265.197.744 256.566.143

Jumlah 1.821.362.500 1.861.542.749

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 30 -

Jumlah piutang pembiayaan konsumen yang direstrukturisasi masing-masing sebesar Rp 1.339.443 ribu dan Rp 9.269.766 ribu pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015. Jumlah piutang pembiayaan konsumen yang direstrukturisasi yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 288.983 ribu dan Rp 6.134.784 ribu pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015.

Piutang pembiayaan konsumen dijamin dengan kendaraan bermotor (baru dan bekas) yang dibiayai oleh Perusahaan dan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) dari kendaraan yang bersangkutan.

Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai untuk periode 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit

Rp'000 Rp'000

Saldo awal tahun 66.314.054 32.559.377

Penyisihan (pemulihan) periode berjalan

Individual 44.251.018 106.593.829

Kolektif 3.453.625 24.292.327

Akrual bunga pada piutang yang

mengalami penurunan nilai (catatan 25) (4.894.405) (7.239.785)

Penghapusan (53.729.073) (89.891.694)

Saldo akhir periode 55.395.219 66.314.054

31 Desember 201530 Juni 2016

Umur piutang pembiayaan konsumen yang secara individual mengalami penurunan nilai, antara lain:

Tidak Diaudit Diaudit

30 Juni 2016 31 Desember 2015

Rp'000 Rp'000

1 - 90 hari 62.936.715 68.453.62291 - 120 hari 5.086.328 9.521.445Lebih dari 120 hari 44.122.245 45.236.283

Jumlah 112.145.288 123.211.350

Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai dan agunan yang diterima dari konsumen telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang pembiayaan konsumen.

8. TAGIHAN ANJAK PIUTANG

Tagihan anjak piutang memiliki suku bunga tetap, sehingga Perusahaan terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk).

Tidak Diaudit Diaudit

Rp'000 Rp'000

Pihak ketiga

Tagihan anjak piutang 1.420.482.651 1.549.583.773

Pendapatan anjak piutang

belum diakui (75.601.507) (103.140.398)

Jumlah 1.344.881.144 1.446.443.375

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (23.695.118) (18.355.009)

Bersih 1.321.186.026 1.428.088.366

Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun 20,04% 20,18%

30 Juni 2016 31 Desember 2015

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 31 -

Jangka waktu tagihan anjak piutang berdasarkan periode dalam perjanjian adalah 44 hari sampai dengan 1 tahun dan dapat diperpanjang. Tagihan anjak piutang memiliki jaminan tambahan berupa tanah dan bangunan. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai untuk tahun 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit

Rp'000 Rp'000

Saldo awal tahun 18.355.009 501.368

Penyisihan (pemulihan) periode berjalan

Individual 1.547.703 18.054.495

Kolektif 3.889.587 -

Akrual bunga pada piutang yang

mengalami penurunan nilai (97.181) (200.854)

Saldo akhir periode 23.695.118 18.355.009

30 Juni 2016 31 Desember 2015

Umur tagihan anjak piutang yang secara individual mengalami penurunan nilai, antara lain:

Tidak Diaudit Diaudit

30 Juni 2016 31 Desember 2015

Rp'000 Rp'000

1-90 hari 387.901.889 260.250.831

91-120 hari 714.022 38.362.018

Lebih dari 120 hari - 72.510.374

Jumlah 388.615.911 371.123.223

Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai dan agunan yang diterima dari nasabah telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya tagihan anjak piutang.

9. PIUTANG LAIN-LAIN

Tidak Diaudit Diaudit

Rp'000 Rp'000

Pihak berelasi

Piutang karyawan 10.276.911 10.398.610

Lain-lain - 50.535

Subjumlah 10.276.911 10.449.145

Pihak ketiga

Piutang karyawan 3.570.602 3.250.750

Lain-lain 12.820.696 15.723.530

Piutang dari jaminan

Piutang dari jaminan 1.482.752 3.593.125

Cadangan kerugian penurunan nilai (281.928) (621.685)

Piutang dari jaminan - bersih 1.200.824 2.971.440

Subjumlah 17.592.122 21.945.720

Jumlah 27.869.033 32.394.865

30 Juni 2016 31 Desember 2015

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 32 -

Piutang Karyawan

Pada periode 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 tidak diadakan penyisihan penurunan nilai atas piutang karyawan karena manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih.

Piutang karyawan merupakan pinjaman keuangan biasa, pinjaman untuk pembiayaan pemilikan rumah dan kendaraan bermotor yang diberikan kepada direksi dan karyawan dengan tingkat bunga hingga 6% per tahun. Jangka waktu pinjaman 1 - 8 tahun dan sisa umur sampai dengan jatuh tempo adalah 1 bulan sampai dengan 95 bulan.

Piutang dari jaminan

Piutang dari jaminan merupakan jaminan piutang pembiayaan konsumen berupa kendaraan yang telah diambil alih oleh Perusahaan.

Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai untuk periode 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit

30 Juni 2016 31 Desember 2015

Rp'000 Rp'000

Saldo aw al tahun 621.685 1.018.265

Penyisihan tahun berjalan 1.153.528 1.076.202

Penghapusan (1.493.285) (1.472.782)

Saldo akhir tahun 281.928 621.685

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan penurunan nilai piutang dari jaminan adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset tersebut.

Lain-Lain

Lain-lain kepada pihak berelasi merupakan piutang sewa operasi (Catatan 12).

10. BIAYA DIBAYAR DIMUKA

Tidak Diaudit Diaudit

Rp'000 Rp'000

Sewa 5.620.168 6.467.302

Beban ditangguhkan

Pihak berelasi 107.837 92.243

Pihak ketiga 41.667 187.500

Asuransi 380.139 415.382

Lainnya 749.094 606.062

Jumlah 6.898.905 7.768.489

30 Juni 2016 31 Desember 2015

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 33 -

11. PROPERTI INVESTASI

1 Januari Penambahan Pengurangan Penerapan model 30 Juni

2016 nilai w ajar 2016

Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000

Model nilai wajar

Tanah 8.624.000 - - - 8.624.000

Fasilitas bangunan 1.813.000 - - - 1.813.000

Jumlah 10.437.000 - - - 10.437.000

Akumulasi Penyusutan

Fasilitas bangunan - - - - -

Jumlah - - - - -

Jumlah Tercatat 10.437.000 10.437.000

Tidak Diaudit

1 Januari Penambahan Pengurangan Penerapan model 31 Desember

2015 nilai w ajar 2015

Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000

Model nilai wajar

Tanah 1.945.500 - - 6.678.500 8.624.000

Fasilitas bangunan 1.354.500 - - 458.500 1.813.000

Jumlah 3.300.000 - - 7.137.000 10.437.000

Akumulasi Penyusutan

Fasilitas bangunan 1.004.588 25.813 - (1.030.401) -

Jumlah 1.004.588 25.813 - (1.030.401) -

Jumlah Tercatat 2.295.412 10.437.000

Diaudit

Perusahaan memiliki dua bidang tanah yang disewa operasi di Ruko Permata Hijau Blok D17 dan D18 dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 20 (dua puluh) tahun yang akan jatuh tempo pada tanggal 8 Januari 2028. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.

Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, seluruh properti investasi, kecuali tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, kepada PT Asuransi Multi Artha GunaTbk (pihak berelasi), dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 1.200.000 ribu.

Pada bulan Oktober 2015, Perusahaan menerapkan model nilai wajar untuk properti investasi. Penilaian atas nilai wajar properti investasi berupa tanah dan bangunan dilakukan oleh penilai independen yang telah teregistrasi di OJK, KJPP Maulana, Andesta & Rekan dengan laporan tertanggal 4 Januari 2016. Penilaian tanah dan bangunan menggunakan laporan per 28 Oktober 2015.

Berdasarkan laporan tersebut, penilaian dilakukan sesuai dengan Standar Penilai Indonesia (SPI) yang ditentukan berdasarkan transaksi terkini dalam ketentuan yang wajar dan peraturan Bapepam-LK No. VIII.C.4 tentang pedoman penilaian dan penyajian laporan penilaian aset di pasar modal. Metode penilaian yang digunakan adalah pendekatan nilai pasar dan pendekatan pendapatan.

Selisih nilai wajar aset dengan nilai tercatat dibukukan sebagai keuntungan atas revaluasi properti investasi pada periode berjalan.

Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, nilai wajar untuk properti investasi Perusahaan dikategorikan di level 2.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 34 -

12. ASET SEWA OPERASI

Akun ini terutama merupakan aset Perusahaan yang disewaoperasikan kepada PT Bank Pan Indonesia Tbk dan PT Bank Panin Syariah Tbk (pihak berelasi) berupa kendaraan bermotor. Perjanjian sewa untuk kendaraan bermotor memiliki periode sewa 3 tahun dan akan jatuh tempo pada tahun 2016 - 2019 (Catatan 33).

Rincian dari aset sewa operasi pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

1 Januari Penambahan Pengurangan Reklasif ikasi 30 Juni

2016 2016

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Model revaluasi

Kendaraan bermotor 21.122.900 - - (591.403) 20.531.497

Akumulasi penyusutan

Kendaraan bermotor 463.497 905.058 - (27.235) 1.341.320

Jumlah Tercatat 20.659.403 19.190.177

Tidak Diaudit

1 Januari Penambahan Pengurangan Reklasif ikasi Penerapan 31 Desember

2015 Model Revaluasi 2015

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Model biaya

Kendaraan bermotor 33.587.500 - - (1.408.400) (11.056.200) 21.122.900

Akumulasi penyusutan

Kendaraan bermotor 17.766.528 4.673.749 - (563.360) (21.413.420) 463.497

Jumlah Tercatat 15.820.972 20.659.403

Diaudit

Reklasifikasi merupakan jumlah bersih dari aset sewa operasi yang direklasifikasi ke aset tetap dan aset tetap yang direklasifikasi ke aset sewa operasi (Catatan 13).

Pada bulan Oktober 2015, Perusahaan menerapkan model revaluasi untuk aset sewa operasi. Penilaian atas nilai wajar aset sewa operasi berupa kendaraan bermotor dilakukan oleh penilai independen yang telah teregistrasi di OJK, KJPP Maulana, Andesta & Rekan dengan laporan tertanggal 4 Januari 2016. Penilaian tanah dan bangunan menggunakan laporan per 30 September 2015.

Berdasarkan laporan tersebut, penilaian dilakukan sesuai dengan Standar Penilai Indonesia (SPI) yang ditentukan berdasarkan transaksi terkini dalam ketentuan yang wajar dan peraturan Bapepam-LK No. VIII.C.4 tentang pedoman penilaian dan penyajian laporan penilaian aset di pasar modal. Metode penilaian yang digunakan adalah pendekatan nilai pasar dan pendekatan pendapatan.

Selisih nilai wajar aset dengan nilai tercatat dikurangi dengan pajak penghasilan, dibukukan dalam penghasilan komprehensif lain dan akumulasi dalam ekuitas pada akun “Keuntungan revaluasi aset tetap dan aset sewa operasi”.

Jika aset sewa operasi dicatat sebesar biaya perolehan nilai tercatatnya adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit

30 Juni 2016 31 Desember 2015

Rp'000 Rp'000

Biaya perolehan 31.088.100 32.179.100

Akumulasi penyusutan 23.568.088 22.762.066

Jumlah 7.520.012 9.417.034

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 35 -

Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, seluruh aset sewa operasi, telah diasuransikan terhadap risiko kecurian dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Multi Artha GunaTbk (pihak berelasi) dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 25.566.000 ribu Rp 26.564.000 ribu. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.

Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset sewa operasi lebih rendah daripada nilai yang dapat dipulihkan, oleh karena itu tidak dibentuk penurunan nilai aset sewa operasi.

13. ASET TETAP

1 Januari Penambahan Pengurangan Reklasif ikasi 30 Juni

2016 2016

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Model revaluasi

Tanah 45.652.231 - - - 45.652.231

Bangunan 10.245.668 - - - 10.245.668

Peralatan kantor 12.828.118 5.432.242 - - 18.260.360

Kendaraan bermotor 28.557.476 4.269.400 701.919 591.403 32.716.360

Perabotan kantor 784.967 144.856 - - 929.823

Subjumlah 98.068.460 9.846.498 701.919 591.403 107.804.442

Model biaya

Prasarana kantor 9.601.228 142.896 884.798 - 8.859.326

Subjumlah 9.601.228 142.896 884.798 - 8.859.326

Jumlah 107.669.688 9.989.393 1.586.717 591.403 116.663.768

Model revaluasi

Akumulasi penyusutan

Bangunan 153.244 306.490 - - 459.734

Peralatan kantor 735.917 1.539.895 - - 2.275.812

Kendaraan bermotor 818.104 2.083.183 58.368 27.235 2.870.154

Perabotan kantor 28.886 69.634 - - 98.520

Subjumlah 1.736.151 3.999.202 58.368 27.235 5.704.220

Model biaya

Akumulasi penyusutan

Prasarana kantor 4.619.342 917.380 884.798 - 4.651.924

Subjumlah 4.619.342 917.380 884.798 4.651.924

Jumlah 6.355.493 4.916.582 943.166 27.235 10.356.144

Jumlah Tercatat 101.314.195 106.307.624

Tidak Diaudit

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 36 -

1 Januari Penambahan Pengurangan Reklasif ikasi Penerapan model 31 Desember

2015 Rev aluasi 2015

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Model revaluasi

Tanah 17.655.095 - - - 27.997.136 45.652.231

Bangunan 16.969.349 - - - (6.723.681) 10.245.668

Peralatan kantor 14.578.290 4.487.555 757.806 - (5.479.921) 12.828.118

Kendaraan bermotor 32.789.325 7.237.864 5.787.270 1.408.400 (7.090.843) 28.557.476

Perabotan kantor 989.269 360.573 24.900 - (539.975) 784.967

Subjumlah 82.981.328 12.085.992 6.569.976 1.408.400 8.162.716 98.068.460

Model biaya

Prasarana kantor 7.163.090 2.598.782 160.644 - - 9.601.228

Subjumlah 7.163.090 2.598.782 160.644 - - 9.601.228

Jumlah 90.144.418 14.684.774 6.730.620 1.408.400 8.162.716 107.669.688

Model revaluasi

Akumulasi penyusutan

Bangunan 2.495.078 789.595 - - (3.131.429) 153.244

Peralatan kantor 6.850.376 3.053.957 757.806 - (8.410.610) 735.917

Kendaraan bermotor 22.718.719 4.333.600 4.224.890 563.360 (22.572.685) 818.104

Perabotan kantor 670.247 151.198 24.900 - (767.659) 28.886

Subjumlah 32.734.420 8.328.350 5.007.596 563.360 (34.882.383) 1.736.151

Model biaya

Akumulasi penyusutan

Prasarana kantor 2.991.536 1.788.450 160.644 - - 4.619.342

Subjumlah 2.991.536 1.788.450 160.644 - 4.619.342

Jumlah 35.725.956 10.116.800 5.168.240 563.360 (34.882.383) 6.355.493

Jumlah Tercatat 54.418.462 101.314.195

Diaudit

Reklasifikasi merupakan jumlah bersih dari aset sewa operasi yang direklasifikasi ke aset tetap dan aset tetap yang direklasifikasi ke aset sewa operasi (Catatan 12).

Pada bulan Oktober 2015, Perusahaan menerapkan model revaluasi untuk aset tetap. Penilaian atas nilai wajar aset tetap berupa tanah dan bangunan, peralatan kantor, kendaraan bermotor dan perabotan kantor dilakukan oleh penilai independen yang telah teregistrasi di OJK, KJPP Maulana, Andesta & Rekan dengan laporan tertanggal 4 Januari 2016. Penilaian tanah dan bangunan menggunakan laporan per 30 September 2015.

Berdasarkan laporan tersebut, penilaian dilakukan sesuai dengan Standar Penilai Indonesia (SPI) yang ditentukan berdasarkan transaksi terkini dalam ketentuan yang wajar dan peraturan Bapepam-LK No. VIII.C.4 tentang pedoman penilaian dan penyajian laporan penilaian aset di pasar modal. Metode penilaian yang digunakan adalah pendekatan nilai pasar dan pendekatan pendapatan.

Selisih nilai wajar aset dengan nilai tercatat dikurangi dengan pajak penghasilan, dibukukan dalam penghasilan komprehensif lain dan akumulasi dalam ekuitas pada akun “Keuntungan revaluasi aset tetap dan aset sewa operasi.

Jika aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan, nilai tercatatnya adalah sebagai berikut:

Tanah Bangunan Peralatan kantor Kendaraan bermotor Perabotan kantor

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Biay a perolehan 17.655.095 16.969.349 23.740.096 39.999.431 1.469.797

Akumulasi peny usutan - 3.767.779 10.824.674 26.604.955 895.651

Jumlah 17.655.095 13.201.570 12.915.422 13.394.476 574.146

30 Juni 2016

Tidak Diaudit

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 37 -

Tanah Bangunan Peralatan kantor Kendaraan bermotor Perabotan kantor

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Biay a perolehan 17.655.095 16.969.349 18.308.048 35.694.263 1.324.942

Akumulasi peny usutan - 3.343.545 9.220.437 23.744.195 811.175

Jumlah 17.655.095 13.625.804 9.087.611 11.950.068 513.767

31 Desember 2015

Diaudit

Keuntungan penjualan aset tetap periode 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit

30 Juni 16 31 Desember 15

Rp'000 Rp'000

Jumlah tercatat 643.551 1.562.380

Harga jual 601.600 2.773.330

(Kerugian) Keuntungan penjualan aset tetap (Catatan 27) (41.951) 1.210.950

Perusahaan memiliki enam belas bidang tanah di Jakarta, Bekasi, Depok, Bogor, Manado, Makassar, Tangerang, Pekanbaru, Denpasar, Palembang, Cikupa dan Surabaya dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 15 (lima belas) sampai dengan 30 (tiga puluh) tahun yang akan jatuh tempo pada tanggal 5 Mei 2030 – 24 September 2045. Perusahaan juga memiliki satu bidang tanah di Jakarta Timur dimana hak legal berupa Hak Guna Bangunan atas satu bidang tanah tersebut masih dalam proses. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan dan pengurusan hak atas tanah karena tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.

Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, aset tetap, kecuali tanah,telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, kecurian dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk (pihak berelasi) dan Asuransi Sinarmas dengan jumlah pertanggungan masing- masing sebesar Rp 58.918.103 ribu dan Rp 47.212.550 ribu.

Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset tetap lebih rendah daripada nilai yang dapat dipulihkan, oleh karena itu tidak dibentuk penurunan nilai aset tetap.

14. ASET LAIN-LAIN

Aset lain-lain terdiri dari beban ditangguhkan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Tagihan Pajak (Catatan 19) dan uang jaminan atas sewa gedung dan lainnya.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 38 -

15. UTANG BANK

Tidak Diaudit Diaudit

Rp'000 Rp'000

Pinjaman Jangka Panjang

Pihak berelasi

Bank Pan Indonesia 348.472.618 529.165.169

Pihak ketiga

Bank BJB 367.494.810 269.275.875

Bank Central Asia 314.546.483 293.804.440

Bank ICBC Indonesia 173.090.848 222.772.857

Bank KEB Hana Indonesia

(Bank Hana) 143.467.768 192.625.091

Bank Negara Indonesia 103.078.386 150.927.443

Bank Maybank Indonesia

(d/h Bank International Indonesia) 81.716.572 106.566.634

Bank Victoria International 66.414.650 85.037.314

Bank Danamon Indonesia 51.422.665 61.595.760

Jumlah pihak ketiga 1.301.232.182 1.382.605.414

Jumlah Pinjaman Jangka Panjang 1.649.704.800 1.911.770.583

Pinjaman Jangka Pendek

Pihak berelasi

Bank Pan Indonesia 49.953.738 -

Pihak ketiga

Bank Victoria International 300.000.000 135.000.000

Bank Capital 64.750.000 -

Bank Danamon Indonesia 24.625.000 64.937.500

Bank KEB Hana Indonesia

(Bank Hana) - 65.000.000

Jumlah pihak ketiga 389.375.000 264.937.500

Jumlah Pinjaman Jangka pendek 439.328.738 264.937.500

Jumlah 2.089.033.538 2.176.708.083

30 Juni 2016 31 Desember 2015

Rata – rata tertimbang suku bunga efektif pinjaman jangka panjang untuk periode 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 masing-masing adalah 12,06% dan 12,10 % per tahun.

Rata-rata tertimbang suku bunga efektif pinjaman jangka pendek untuk periode 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 masing-masing adalah 9,60 % dan 10,23 % per tahun.

Utang bank memiliki suku bunga tetap maupun variabel, sehingga Perusahaan terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk) dan risiko suku bunga atas arus kas (cash flow interest rate risk).

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 39 -

Nilai tercatat pada biaya perolehan diamortisasi dari utang bank adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit

30 Juni 2016 31 Desember 2015

Rp'000 Rp'000

Utang bank 2.089.033.538 2.176.708.083

Bunga masih harus dibayar (Catatan 17) 7.327.249 9.132.038

Jumlah 2.096.360.787 2.185.840.121

Bank Pan Indonesia (Panin)

Pinjaman Jangka Panjang

Berdasarkan surat dari Panin No. 001/FIT-PRK/LEG/09/per.III tanggal 16 Desember 2010, Perusahaan memperoleh Fasilitas Pinjaman Tetap IV dengan jumlah pokok yang tidak melebihi Rp 200.000.000 ribu dengan jangka waktu pinjaman 36 bulan yang berakhir tanggal 16 Juni 2014. Pinjaman ini telah dilunasi pada bulan Maret 2014.

Berdasarkan perubahan perjanjian kredit No. 001/FIT-PRK/LEG/09/per.IV tanggal 28 April 2011, Perusahaan memperoleh Fasilitas Pinjaman Tetap V sebesar Rp 150.000.000 ribu dengan jangka waktu fasilitas pinjaman selama 42 bulan terhitung mulai tanggal 28 April 2011 sampai dengan tanggal 28 Oktober 2014.

Berdasarkan perubahan perjanjian kredit No. 001/FIT-PRK/LEG/09/per.VI tanggal 24 April 2012, Perusahaan memperoleh perpanjangan jangka waktu Fasilitas Pinjaman Tetap V menjadi 54 bulan terhitung mulai tanggal 28 April 2011 dan telah berakhir pada tanggal 28 April 2016. Perusahaan juga memperoleh perpanjangan periode tersedianya dana menjadi 18 bulan sejak tanggal perjanjian.

Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, saldo Pinjaman Tetap V masing-masing sebesar nihil dan Rp 8.547.618 ribu.

Berdasarkan akta no. 68 tanggal 27 Juni 2013, oleh Kumala Tjahjani Widodo Sarjana Hukum, notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh Fasilitas Pinjaman Tetap VI dengan jumlah pokok yang tidak melebihi Rp 750.000.000 ribu dengan jangka waktu pinjaman selama 42 bulan terhitung mulai tanggal 27 Juni 2013 dan akan berakhir pada tanggal 27 Desember 2016.

Berdasarkan surat dari Panin No. 006/IBD/EXT/14 tanggal 9 Januari 2014, Panin menyetujui perpanjangan periode tersedianya dana atas fasilitas Pinjaman Tetap VI menjadi 9 bulan sejak tanggal Perjanjian Kredit dimana jangka waktu penarikan fasilitas ini adalah sampai dengan tanggal 27 Maret 2014.

Berdasarkan surat dari Panin No. 330/IBD/EXT/14 tanggal 12 November 2014, Panin menyetujui pemberian Fasilitas Pinjaman Rekening Koran sebesar Rp 50.000.000 ribu dengan jangka waktu fasilitas selama 12 bulan terhitung sejak penandatanganan Perjanjian Kredit. Jangka waktu fasilitas PRK ini telah diperpanjang sampai dengan 1 Desember 2016 berdasarkan Surat No. 340/IBD/EXT/15 tanggal 30 November 2015.

Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, saldo Pinjaman Tetap VI masing-masing sebesar Rp 27.777.778 ribu dan Rp 129.166.667 ribu sedangkan saldo Fasilitas Pinjaman Rekening Koran masing-masing sebesar Rp 13.282.101 ribu dan nihil

Berdasarkan surat dari Panin No. 011/IBD/EXT/15 tanggal 26 Januari 2015, Perusahaan memperoleh Fasilitas Pinjaman Tetap VII dengan jumlah pokok yang tidak melebihi Rp 250.000.000 ribu dan jangka waktu pinjaman selama 39 bulan sejak penandatangan Perjanjian Kredit. Periode tersedianya dana atas fasilitas ini adalah 3 bulan sejak tanggal perjanjian kredit.

Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 saldo Pinjaman Tetap VII adalah sebesar Rp. 145.138.889 ribu dan Rp 186.805.556 ribu.

Berdasarkan surat dari Panin No. 077/IBD/EXT/15 tanggal 23 Maret 2015, Perusahaan memperoleh Fasilitas Pinjaman Tetap VIII dengan jumlah pokok yang tidak melebihi Rp 250.000.000 ribu dan jangka waktu pinjaman selama 39 bulan sejak penandatangan Perjanjian Kredit. Periode tersedianya dana atas fasilitas ini adalah 3 bulan sejak tanggal perjanjian kredit.

Berdasarkan surat dari Panin No. 164/IBD/EXT/15 tanggal 11 Juni 2015, Panin menyetujui perpanjangan periode tersedianya dana atas fasilitas Pinjaman Tetap VIII menjadi 4 bulan sejak tanggal Perjanjian Kredit.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 40 -

Berdasarkan surat dari Panin No. 201/IBD/EXT/15 tanggal 22 Juli 2015, Panin menyetujui perpanjangan periode tersedianya dana atas fasilitas Pinjaman Tetap VIII menjadi 6 bulan sejak tanggal Perjanjian Kredit sampai dengan tanggal 25 September 2015.

Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 saldo Pinjaman Tetap VIII adalah sebesar Rp. 163.042.929 ribu dan Rp 205.921.717 ribu.

Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan dan/atau piutang piutang pembiayaan konsumen kepada pihak ketiga sebesar minimal 60% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit (Catatan 6 dan 7).

Jumlah biaya transaksi yang belum diamortisasi yang terkait dengan pinjaman dari Panin pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 masing-masing sebesar Rp 769.079 ribu dan Rp 1.276.389 ribu.

Pinjaman Jangka Pendek

Berdasarkan akta notaris No. 23 pada tanggal 15 Februari 2016, oleh Nani Wiana Setiawan, Sarjana Hukum, notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman uncommiteed money market sebesar Rp 50.000.000 ribu dengan jangka waktu selama 12 bulan sejak tanggal 15 Februari 2016 dan berakhir pada tanggal 15 Februari 2017.

Pada tanggal 30 Juni 2016 saldo Pinjaman Bank Panin sebesar Rp. 50.000.000 ribu.

Jumlah biaya transaksi yang belum diamortisasi yang terkait dengan pinjaman dari Panin pada tanggal 30 Juni 2016 sebesar Rp 46.262 ribu. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (Bank BJB) Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 54 tanggal 28 September 2012, oleh Kartono, Sarjana Hukum, notaris di Jakarta, Perusahaan mendapatkan fasilitas Kredit Modal Kerja Umum Perusahaan sebesar maksimal Rp 250.000.000 ribu. Fasilitas ini dapat digunakan dalam periode sembilan bulan sejak tanggal perjanjian dan akan jatuh tempo pada 36 bulan sejak tanggal penarikan. Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, saldo pinjaman fasilitas ini masing-masing sebesar nihil dan Rp 11.150.121 ribu.

Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 105% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit (Catatan 6 dan 7).

Berdasarkan Surat Penawaran Pemberian Kredit (SPKK) No. 3396/Rwm-Com/2014 tanggal 31 Oktober 2014, Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja Umum Perusahaan Pembiayaan baru sebesar maksimal Rp 150.000.000 ribu. Fasilitas ini dapat digunakan dalam periode 6 bulan sejak tanggal perjanjian dan akan jatuh tempo pada 36 bulan sejak tanggal penarikan. Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 saldo pinjaman fasilitas ini masing-masing sebesar Rp 70.833.333 ribu dan Rp 95.833.333 ribu.

Berdasarkan Surat Penawaran Pemberian Kredit (SPKK) No. 966/Rwm-Com/2015 tanggal 24 Maret 2015, Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja Umum Perusahaan Pembiayaan baru sebesar maksimal Rp 200.000.000 ribu. Fasilitas ini dapat digunakan dalam periode 6 bulan sejak penandatanganan Perjanjian Kredit dan akan jatuh tempo pada 36 bulan sejak tanggal penarikan. Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, saldo fasilitas ini sebesar Rp 129.444.444 ribu dan Rp 162.777.778 ribu. Berdasarkan Akte Perjanjian Kredit No. 12 tanggal 26 Februari 2016 oleh Notaris Emma Ramdaniah, S.H, Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja Umum Perusahaan Pembiayaan baru sebesar maksimal Rp 200.000.000 ribu. Fasilitas ini dapat digunakan dalam periode 6 bulan sejak penandatanganan Perjanjian Kredit dan akan jatuh tempo pada 36 bulan sejak tanggal penarikan. Pada tanggal 30 Juni 2016, saldo fasilitas ini sebesar Rp 167.916.667 ribu.

Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 100% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit (Catatan 6 dan 7).

Jumlah biaya transaksi yang belum diamortisasi yang terkait dengan pinjaman dari Bank BJB pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 masing-masing adalah sebesar Rp 699.634 ribu dan Rp 485.357 ribu.

Bank Central Asia (BCA)

Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dalam bentuk Pinjaman Rekening Koran (PRK) dengan jumlah maksimum Rp 25.000.000 ribu untuk kebutuhan modal kerja dengan jangka waktu 12 bulan.

Berdasarkan Surat Pemberitahuan Pemberian Kredit No. 30303/GBK/2011 tanggal 13 Juli 2011, Perusahaan memperoleh persetujuan permohonan tambahan PRK menjadi Rp 50.000.000 ribu. Jangka waktu fasilitas PRK telah diperpanjang beberapa kali dengan perpanjangan terakhir sampai dengan 17 Agustus 2016 berdasarkan Surat No. 40299/GBK/2016 tanggal 16 Mei 2016.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 41 -

Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, saldo Fasilitas Kredit Lokal/ Pinjaman Rekening Koran masing-masing sebesar 10.157.099 ribu dan nihil.

Berdasarkan Surat Pemberitahuan Pemberian Kredit No. 30303/GBK/2011 tanggal 13 Juli 2011, Perusahaan juga memperoleh tambahan fasilitas Installment Loan 5 sebesar Rp 150.000.000 ribu untuk kebutuhan modal kerja pembiayaan Perusahaan dengan jangka waktu 3 tahun. Fasilitas Installment Loan 5 ini telah dilunasi penuh pada tanggal 7 Oktober 2014.

Berdasarkan Surat Pemberitahuan Pemberian Kredit No. 40441/GBK/2013 tanggal 11 September 2013 dan sesuai dengan Akta Perubahan Ketujuh atas Perjanjian Kredit No. 33 tanggal 26 November 2013 dari Arnasya A. Pattinama, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas Installment Loan 6 sebesar Rp 250.000.000 ribu untuk kebutuhan modal kerja pembiayaan Perusahaan dengan jangka waktu 3 tahun per pencairan tanpa grace period dan masa pencairan 6 bulan sejak tanggal penandatanganan Perjanjian Kredit.

Berdasarkan surat No. 40494/GBK/2014 tanggal 9 Oktober 2014, Perusahaan memperoleh persetujuan perpanjangan jangka waktu Installment Loan 6 sampai dengan tanggal 27 Desember 2016.

Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, saldo fasilitas Installment Loan 6 masing-masing sebesar

Rp 37.777.778 ribu dan Rp 79.444.444 ribu.

Berdasarkan Akta Perubahan Kesembilan atas Perjanjian Kredit No. 28 tanggal 22 Desember 2014 dari Arnasya A. Pattinama, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas Installment Loan 7 sebesar

Rp 300.000.000 ribu dengan jangka waktu 3 tahun per pencairan tanpa grace period dan masa pencairan 6 bulan sejak tanggal penandatanganan Perjanjian Kredit.

Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 saldo Installment Loan 7 masing-masing sebesar Rp161.111.111 ribu dan Rp 215.277.778 ribu

Berdasarkan surat No. 40002/GBK/2016 tanggal 6 Januari 2016, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas Installment Loan 8 sebesar Rp 300.000.000 ribu untuk kebutuhan modal kerja pembiayaan Perusahaan dengan jangka waktu 3 tahun per pencairan tanpa grace period dan masa pencairan 6 bulan sejak tanggal penandatanganan Perjanjian Kredit

Pada tanggal 30 Juni 2016 saldo Installment Loan 8 sebesar Rp 106.497.813 ribu. Perusahaan memberikan jaminan berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan 105% kepada pihak ketiga dari jumlah utang pokok fasilitas kredit (Catatan 6 dan 7). Perusahaan diwajibkan antara lain, menjaga, memelihara dan mempertahankan nilai/harga dari agunan tidak kurang dari 105% dari jumlah hutang pokok fasilitas kredit yang telah ditarik dan belum dibayar kembali, dengan rasio likuiditas yaitu total kas (termasuk kas dan deposito yang dijaminkan) dan piutang bersih terhadap jumlah pinjaman berbunga minimal 1 kali dan gearing ratio maksimal sebesar 8 kali. Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan diatas.

Jumlah biaya transaksi yang belum diamortisasi yang terkait dengan pinjaman dari BCA pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, masing-masing sebesar Rp 997.318 ribu dan Rp 917.782 ribu.

Bank ICBC Indonesia (ICBC)

Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 42 tanggal 10 Januari 2012, Perusahaan memperoleh Fasilias PTD (Demand Loan) dari ICBC sebesar Rp 100.000.000 ribu dengan tenor 36 (tiga puluh enam) bulan. Pinjaman ini telah dilunasi pada bulan Februari 2015.

Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 30 tanggal 5 November 2014 dari Mellyani Noor Shandra, S.H.,notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh Fasilitas PTD (Demand Loan) dari ICBC sebesar Rp 100.000.000 ribu dengan tenor 3 tahun sejak tanggal pencairan fasilitas kredit dan periode tersedianya dana 3 bulan sejak penandatanganan perjanjian kredit. Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, saldo pinjaman Perusahaan atas fasilitas ini masing-masing sebesar Rp 47.222.222 ribu dan Rp 63.888.889 ribu.

Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 138 tanggal 25 Maret 2015 yang dibuat oleh Notaris Mellyani Noor Shandra, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas PTD B-2 sebesar Rp 200.000.000 ribu. Fasilitas ini dapat digunakan dalam periode 3 bulan sejak tanggal penandatanganan Perjanjian Kredit dan akan jatuh tempo pada 36 bulan sejak tanggal pencairan fasilitas kredit.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 42 -

Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 saldo fasilitas PTD B-2 adalah sebesar Rp 126.388.889 ribu dan Rp 159.722.222 ribu.

Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 105% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit (Catatan 6 dan 7).

Jumlah biaya transaksi yang belum diamortisasi yang terkait dengan pinjaman dari ICBC pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 masing-masing sebesar Rp 520.263 ribu dan Rp 838.254 ribu.

Bank KEB Hana Indonesia (Bank Hana)

Pinjaman Jangka Panjang

Berdasarkan surat No. 23/504/PN/KRED tanggal 15 Maret 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas Pinjaman Angsuran dengan jumlah maksimum sebesar Rp 40.000.000 ribu dengan jangka waktu 3 tahun. Pinjaman ini telah dilunasi pada tahun 2014.

Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit dan Pengakuan Hutang No. 26 tanggal 11 Agustus 2014, yang dibuat oleh Notaris Dra. Rr. Hariyanti Poerbiantari, S.H. Mkn, notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas Working Capital Installment dengan jumlah maksimum sebesar Rp 300.000.000 ribu dengan jangka waktu 3 tahun.

Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, saldo fasilitas Working Capital Installment masing-masing sebesar Rp 143.778.411 ribu dan Rp 193.193.592 ribu.

Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 105% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit (Catatan 7).

Jumlah biaya transaksi yang belum diamortisasi yang terkait dengan pinjaman dari KEB Hana pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 masing-masing sebesar Rp 310.643 ribu dan Rp 568.501 ribu.

Pinjaman Jangka Pendek

Berdasarkan Surat Pemberitahuan Persetujuan Fasilitas Kredit No. 2014/018/SPPK/CB tanggal 10 Desember 2014, Perusahaan memperoleh fasilitas Money Market Line (Uncommited) sebesar Rp 100.000.000 ribu dengan

jangka waktu pinjaman 3 bulan sejak tanggal pencairan kredit.

Jangka waktu fasilitas Money Market Line (Uncommitted) telah diperpanjang beberapa kali dengan perpanjangan terakhir berdasarkan Surat Pemberitahuan Persetujuan Perpanjangan Fasilitas Kredit No. 2016/006/SPPK/CB tanggal 21 Maret 2016, Perusahaan memperoleh persetujuan perpanjangan jangka waktu fasilitas Money Market Line (Uncommited) menjadi 1 tahun dan akan berakhir pada tanggal 13 April 2017.

Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, saldo fasilitas kredit ini masing-masing sebesar nihil dan Rp 65.000.000 ribu.

Tidak terdapat biaya transaksi yang belum diamortisasi yang terkait dengan pinjaman jangka pendek dari KEB Hana pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015.

Bank Negara Indonesia (BNI)

Pada tanggal 30 November 2010, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dalam bentuk Pinjaman Tetap untuk Modal Kerja dengan jangka waktu 1 – 4 tahun dengan jumlah maksimum sebesar Rp 300.000.000 ribu.

Berdasarkan Akta Persetujuan Perubahan Perjanjian Kredit No. 01 tanggal 4 Desember 2012 yang dibuat oleh Notaris Syafran, S.H., M. Hum, notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh penambahan fasilitas kredit dalam bentuk Pinjaman Tetap untuk Modal Kerja menjadi sebesar Rp 450.000.000 ribu.

Jangka waktu fasilitas Pinjaman Tetap untuk Modal Kerja ini telah diperpanjang beberapa kali dengan perpanjangan terakhir berdasarkan Akta Persetujuan Perubahan Perjanjian Kredit No. 13 tanggal 15 Desember 2014 yang dibuat oleh Notaris Syafran, S.H., M.Hum, notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh perpanjangan jangka waktu fasilitas kredit Pinjaman Tetap untuk 12 bulan sejak tanggal 15 Desember 2014 sampai dengan tanggal 14 Desember 2015 dengan jangka waktu pembayaran angsuran maksimal 4 tahun sejak tanggal penarikan kredit.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 43 -

Berdasarkan surat No. SLN/6/168/R pada tanggal 24 Februari 2016, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dalam bentuk Pinjaman Tetap untuk Modal Kerja dengan jangka waktu 1 – 4 tahun dengan jumlah maksimum sebesar Rp 450.000.000 ribu dengan jangka waktu penarikan 22 Desember 2015 sampai dengan 21 Desember 2016.

Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, saldo Pinjaman Tetap masing-masing sebesar Rp 103.439.381 ribu dan Rp 151.443.723 ribu.

Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 105% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit (Catatan 6 dan 7).

Jumlah biaya transaksi yang belum diamortisasi yang terkait dengan pinjaman dari BNI pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 masing-masing adalah sebesar Rp 360.995 ribu dan Rp 516.280 ribu. Bank Maybank Indonesia (d/h Bank International Indonesia)

Pada tanggal 21 Desember 2010, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dalam bentuk Pinjaman Berjangka (PB) dengan jangka waktu 3 tahun sejak tanggal pencairan fasilitas kredit dengan jumlah maksimum sebesar Rp 150.000.000 ribu yaitu PB 1 (untuk pembiayaan otomotif) sebesar Rp 120.000.000 ribu dan PB 2 (untuk pembiayaan alat berat) sebesar Rp 30.000.000 ribu. Pinjaman ini telah dilunasi pada bulan Maret 2014.

Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 11 tanggal 5 Desember 2014 dari Veronica Nataadmadja, S.H., M. Corp Admin, M. Com, notaris di Jakarta, perusahaan memperoleh fasilitas Pinjaman Berjangka (PB) sebesar Rp 150.000.000 ribu dengan jangka waktu fasilitas 36 bulan sejak tanggal pencairan fasilitas kredit dan ketersediaan dana maksimum 6 bulan sejak Pengikatan Kredit.

Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 , saldo fasilitas pinjaman berjangka masing-masing sebesar Rp 81.944.444 ribu dan Rp 106.944.444 ribu.

Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 105% dari jumlah hutang pokok fasilitas kredit (Catatan 6 dan 7).

Jumlah biaya transaksi yang belum diamortisasi yang terkait dengan pinjaman dari Bank Maybank Indonesia pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 masing-masing sebesar Rp 227.872 ribu dan Rp 377.810 ribu.

Bank Victoria International (Victoria) Pinjaman Jangka Panjang

Pada tanggal 29 April 2008, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dalam bentuk Pinjaman Tetap Dengan Angsuran (PTDA) revolving dengan tenor 1, 2 dan 3 tahun dengan jumlah maksimum sebesar Rp 30.000.000

ribu. Pemberian kredit ini maksimal 95% dari piutang sewa pembiayaan yang dijaminkan (Catatan 6).

Berdasarkan surat No. 045/SKM-KSP/VIC/XII/09 tanggal 8 Desember 2009, Perusahaan memperoleh penambahan fasilitas kredit Pinjaman Tetap dengan jumlah maksimum menjadi sebesar Rp 55.000.000 ribu. Fasilitas ini memiliki jangka waktu 1 tahun sejak pengikatan perjanjian kredit dan dapat diperpanjang. Berdasarkan Surat No. 024/KSM-KSP/VIC/XI/10 tanggal 23 November 2010, Perusahaan memperoleh perpanjangan Pinjaman Kredit Modal Kerja PTDA revolving dengan tenor 1, 2 dan 3 tahun dengan jumlah

pinjaman maksimum Rp 55.000.000 ribu. Berdasarkan surat No. 055/KSM-KSP/VIC/XI/11 tanggal 30 November 2011, Perusahaan memperoleh perpanjangan Pinjaman Kredit Modal Kerja PTDA revolving dengan tenor 1, 2 dan 3 tahun dengan jumlah

pinjaman maksimum Rp 55.000.000 ribu. Jangka waktu fasilitas kredit ini berlaku sampai dengan 17 Desember 2012. Berdasarkan surat No.084/SKM-KPP/VIC/XI/2012 tanggal 26 November 2012, Perusahaan memperoleh perpanjangan Pinjaman Kredit Modal Kerja PTDA – non-revolving dengan tenor 1, 2 dan 3 tahun dengan jumlah pinjaman maksimum Rp 55.000.000 ribu dan jangka waktu fasilitas 17 Desember 2012 sampai dengan 17 Desember 2016. Pinjaman ini telah dilunasi pada tahun 2014.

Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit dengan Memakai Jaminan No. 47 tanggal 8 Desember 2014 dari Suwarni Sukiman S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas Fixed Loan II Line Limit - Non Revolving (Uncommitted) sebesar Rp 100.000.000 ribu dengan jangka waktu pinjaman 48 bulan sejak penandatanganan perjanjian kredit, termasuk masa penarikan 12 bulan.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 44 -

Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, saldo fasilitas Fixed Loan II Line Limit - Non Revolving (Uncommitted) masing-masing sebesar Rp 66.666.667 ribu dan Rp 85.416.667 ribu. Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga minimal sebesar 100% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit (Catatan 6 dan 7). Jumlah biaya transaksi yang belum diamortisasi yang terkait dengan pinjaman dari Victoria pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 masing-masing sebesar Rp 252.017 ribu dan Rp 379.353 ribu. Pinjaman Jangka Pendek

Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 185/02/VII/13 tanggal 26 Juli 2013, Perusahaan memperoleh fasilitas berupa Demand Loan (uncommitted) dengan jumlah maksimum sebesar Rp 100.000.000 ribu. Berdasarkan surat dari Bank Victoria No. 273/SKM-KPP/VIC/X/13 tanggal 21 Oktober 2013, Perusahaan memperoleh penambahan fasilitas kredit Demand Loan dengan jumlah maksimum sebesar Rp 300.000.000 ribu. Jangka waktu fasilitas diperpanjang beberapa kali dengan perpanjangan terakhir sampai dengan 28 Oktober 2016 berdasarkan surat dari Bank Victoria No. 087/SKM-KPP/VIC/IX/15 tanggal 1 Oktober 2015. Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, saldo fasilitas kredit Demand Loan masing-masing sebesar Rp 300.000.000 ribu dan Rp 135.000.000 ribu. Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 50% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit (Catatan 6 dan 7). Tidak terdapat biaya transaksi yang belum diamortisasi yang terkait dengan pinjaman jangka pendek dari Bank Victoria pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015. Bank Danamon Indonesia Pinjaman Jangka Panjang Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 15 tanggal 27 Januari 2011 dari Rismalena Kasri, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman berjangka (Term Loan) sebesar Rp 200.000.000 ribu dengan jangka waktu pinjaman 4 tahun sejak penandatanganan akta dan jangka waktu penarikan pinjaman adalah 12 bulan sejak 27 Januari 2011 hingga 27 Januari 2012. Berdasarkan Perjanjian Perubahan Terhadap Perjanjian Kredit No. 010/PP/KAB/CBD/I/2012 tanggal 27 Januari 2012, Perusahaan memperoleh perpanjangan jangka waktu penarikan pinjaman yang telah berakhir pada tanggal 27 Januari 2013. Berdasarkan Perjanjian Perubahan Terhadap Perjanjian Kredit No. 63/PP/CBD/III/2012 tanggal 29 Maret 2012, Perusahaan memperoleh penurunan jumlah maksimum pinjaman Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) menjadi sebesar Rp 150.000.000 ribu. Berdasarkan Perjanjian Perubahan Terhadap Perjanjian Kredit No. 011/PP/KAB/CBD/I/2013 tanggal 29 Januari 2013, Perusahaan memperoleh perpanjangan jangka waktu penarikan pinjaman yang telah berakhir pada tanggal 27 Januari 2014.

Berdasarkan Perjanjian Perubahan Terhadap Perjanjian Kredit No. 21/PP/KAB/CBD/II/2013 tanggal 7 Februari 2013, Perusahaan memperoleh penambahan jumlah maksimum pinjaman Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) menjadi sebesar Rp 250.000.000 ribu. Fasilitas kredit ini dapat digunakan oleh Bank Danamon untuk membeli surat utang maupun obligasi yang diterbitkan oleh Perusahaan dengan nilai tidak melebihi Rp 150.000.000 ribu dan jangka waktu selama 3 tahun. Pembelian atas surat utang atau obligasi oleh Bank Danamon akan mengurangi nilai maksimum fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) yang diberikan menjadi sebesar Rp 100.000.000 ribu. Jangka waktu fasilitas ini adalah 4 tahun sejak masing-masing tanggal penarikan. Berdasarkan Perjanjian Perubahan Terhadap Perjanjian Kredit No. 238/PP/KAB/CBD/X/2013 tanggal 18 Oktober 2013, Perusahaan memperoleh penurunan jumlah maksimum pinjaman Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) menjadi sebesar Rp 50.000.000 ribu. Berdasarkan Perjanjian Perubahan Terhadap Perjanjian Kredit No. 020/PP/CBD/I/2014 tanggal 24 Januari 2014, Perusahaan memperoleh perpanjangan jangka waktu penarikan fasilitas kredit sejak tanggal 27 Januari 2014 sampai dengan 27 Januari 2015.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 45 -

Berdasarkan Akta Perubahan Atas Perjanjian Kredit No. 8 tanggal 14 Maret 2014 dari Rismalena Kasri, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh penambahan jumlah maksimum fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) menjadi sebesar Rp 300.000.000 ribu.Jangka waktu fasilitas ini adalah 4 tahun sejak masing-masing tanggal penarikan dan jangka waktu penarikan fasilitas kredit sampai dengan tanggal 27 Januari 2015. Berdasarkan surat dari Bank Danamon No. 026/PPWK/CBD/1/2016 tanggal 2 Februari 2016, Perusahaan memperoleh perpanjangan jangka waktu fasilitas pinjaman berjangka dari tanggal 27 Februari 2016 sampai dengan 27 Februari 2017. Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, saldo fasilitas pinjaman berjangka masing-masing sebesar Rp 51.536.111 ribu dan Rp 61.736.111 ribu.

Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 100% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit (Catatan 6 dan 7).

Jumlah biaya transaksi yang belum diamortisasi yang terkait dengan pinjaman dari Danamon pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 adalah masing-masing sebesar Rp 113.446 ribu dan Rp 140.351 ribu. Pinjaman Jangka Pendek

Berdasarkan akta Perjanjian Kredit No. 25 tanggal 21 Juni 2011, yang dibuat oleh notaris Rismalena Kasri, S.H., Perusahaan memperoleh fasilitas modal kerja (working capital) sebesar Rp 250.000.000 ribu dengan jangka waktu sampai dengan tanggal 30 November 2011.

Berdasarkan Perjanjian Perubahan dan Perpanjangan terhadap Perjanjian Kredit No. 284/PP&PWK/KB/CBD/XI/2011 tanggal 30 November 2011, Perusahaan memperoleh penurunan jumlah maksimum pinjaman fasilitas kredit modal kerja menjadi sebesar Rp 50.000.000 ribu.

Berdasarkan Perjanjian Perubahan Terhadap Perjanjian Kredit No. 239/PP/CBD/10/2013 tanggal 18 Oktober 2013, Perusahaan memperoleh penambahan jumlah maksimum pinjaman fasilitas modal kerja (working capital) menjadi sebesar Rp 100.000.000 ribu.

Berdasarkan Akta Perubahan Atas Perjanjian Kredit No. 9 tanggal 14 Maret 2014 dari Rismalena Kasri, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh penambahan jumlah maksimum pinjaman fasilitas modal kerja (working capital) menjadi sebesar Rp 150.000.000 ribu.

Jangka waktu fasilitas modal kerja telah diperpanjang beberapa kali dengan perpanjangan terakhir berdasarkan surat dari Bank Danamon No. 026/PPWK/CBD/1/2016 tanggal 2 Februari 2016, Perusahaan memperoleh perpanjangan jangka waktu fasilitas modal kerja dari tanggal 27 Februari 2016 sampai dengan 27 Februari 2017. Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, saldo fasilitas kredit Demand Loan masing-masing sebesar Rp 25.000.000 ribu dan Rp 65.000.000 ribu.

Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 100% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit (Catatan 6 dan 7). Jumlah biaya transaksi yang belum diamortisasi yang terkait dengan pinjaman dari Danamon pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 adalah masing – masing sebesar Rp 375.000 ribu dan Rp 62.500 ribu.

Bank Capital (Capital)

Pinjaman Jangka Pendek

Berdasarkan Akta Perjanjian Pemberian Fasilitas Perbankan No. 159 tanggal 24 Maret 2014 dari Eliwaty Tjitra, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas Aksep Money Market I sebesar Rp 50.000.000 ribu dengan jangka waktu fasilitas 12 bulan mulai tanggal 27 Maret 2014 sampai dengan 27 Maret 2015.

Berdasarkan surat dari Bank Capital No. SPFK/019 A/KPO/FIN/III/2015 tanggal 23 Maret 2015, Perusahaan memperoleh perpanjangan jangka waktu fasilitas Aksep Money Market I terhitung mulai tanggal 27 Maret 2015 dan akan berakhir pada tanggal 27 Maret 2016.

Berdasarkan surat dari Bank Capital No. SPFK/092/FIN/VIII/2015 tanggal 24 Agustus 2015, Perusahaan memperoleh penambahan jumlah maksimum fasilitas Aksep Money Market I menjadi sebesar Rp150.000.000 ribu.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 46 -

Hal berikutnya berdasarkan surat dari Bank Capital No. SPFK/012/FIN/III/2016 tanggal 15 Maret 2016, Perusahaan memperoleh perpanjangan jangka waktu fasilitas Aksep Money Market I terhitung mulai tanggal 27 Maret 2016 dan akan berakhir pada tanggal 27 Maret 2017. Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, saldo fasilitas aksep Money Market I sebesar Rp 65.000.000 ribu dan nihil.

Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen dan anjak piutang kepada pihak ketiga dengan kolektibilitas lancar minimal sebesar 60% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit (Catatan 6, 7 dan 8).

Jumlah biaya transaksi yang belum diamortisasi yang terkait dengan pinjaman dari Capital pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 sebesar Rp 250.000 ribu dan nihil.

16. UTANG LAIN-LAIN KEPADA PIHAK KETIGA

Tidak Diaudit Diaudit

30 Juni 2016 31 Desember 2015

Rp'000 Rp'000

Titipan setoran nasabah 120.538.474 119.164.044

Lain-lain 3.415.892 2.716.736

Jumlah 123.954.366 121.880.780

17. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR

Tidak Diaudit Diaudit

30 Juni 2016 31 Desember 2015

Rp'000 Rp'000

Pihak berelasi

Bunga atas utang bank jangka panjang 1.146.381 1.858.726

Bunga atas utang bank jangka pendek 58.646 -

Jumlah pihak berelasi 1.205.027 1.858.726

Pihak ketiga

Bunga atas utang bank jangka panjang 5.315.973 6.607.047

Bunga surat berharga utang yang diterbitkan 913.889 913.889

Bunga atas utang bank jangka pendek 806.250 666.265

Pendidikan dan pelatihan 513.268 672.840

Pemeliharaan komputer dan alat kantor 275.750 140.750

Barang cetakan 236.250 300.000

Jasa profesional 167.031 611.200

Bonus - 8.000.000

Lainnya 2.425.119 1.610.307

Jumlah pihak ketiga 10.653.530 19.522.298

Jumlah 11.858.557 21.381.024

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 47 -

18. PENDAPATAN DITANGGUHKAN – BERSIH

Tidak Diaudit Diaudit

30 Juni 2016 31 Desember 2015

Rp'000 Rp'000

Pihak berelasi

Pendapatan sewa (Catatan 33) 2.250.000 2.550.000

Pihak ketiga

Pendapatan potongan premi asuransi 68.433 160.206

Jumlah 2.318.433 2.710.206

Pendapatan Sewa

Merupakan sewa diterima dimuka atas transaksi sewa operasi antara Perusahaan dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk (pihak berelasi) berupa bangunan rukan di Permata Hijau untuk jangka waktu 10 tahun berakhir 19 April 2010. Perjanjian sewa ini telah diperpanjang dan akan jatuh tempo pada tanggal 19 April 2020.

19. UTANG PAJAK

Tidak Diaudit Diaudit

30 Juni 2016 31 Desember 2015

Rp'000 Rp'000

Pajak penghasilan badan

- periode berjalan (Catatan 31) 5.808 64.293

Pajak penghasilan

Pasal 4 ayat 2 16.611 127.471

Pasal 21 1.548.546 571.336

Pasal 23 301.945 180.006

Pasal 25 5.371.411 -

Pajak Pertambahan Nilai - Bersih 221.793 229.920

Jumlah 7.466.114 1.173.026

Pada bulan November dan Desember 2014, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak dari Direktorat Jenderal Pajak KPP Perusahaan Masuk Bursa, atas kekurangan pembayaran pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai sebesar Rp 22.652.438 ribu dan Rp 8.325.675 ribu untuk tahun 2011 dan 2010.

Pada tanggal 18 Desember 2014, Perusahaan telah membayar sebagian dari Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Tagihan Pajak untuk tahun 2011 sebesar Rp 623.362 ribu.

Pada tanggal 19 Januari 2015, Perusahaan membayar sebagian dari Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Tagihan Pajak untuk tahun pajak 2010 sebesar Rp 1.410.717 ribu.

Pada tanggal 6 Februari 2015, Perusahaan melunasi sisa kurang bayar pajak sebesar Rp 22.029.076 ribu dan Rp 6.914.959 ribu untuk tahun pajak 2011 dan 2010.

Pada tanggal 17 Februari 2015, Perusahaan mengajukan keberatan dengan surat No. 046/CFI/DIR/II/2015-060/CFI/DIR/II/2015 atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar untuk tahun pajak 2010 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 6.612.840 ribu dan Rp 20.902.677 ribu. Perusahaan juga mengajukan permohonan pembatalan Surat Tagihan Pajak dengan surat No. 061/CFI/DIR/II/2015-073/CFI/DIR/II/2015 tanggal 17 Februari 2015 atas Surat Tagihan Pajak untuk tahun pajak 2010 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 302.119 ribu dan Rp 1.126.400 ribu.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 48 -

Manajemen berkeyakinan bahwa pengajuan keberatan ini memiliki dasar-dasar yang kuat untuk dikabulkan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Pada bulan Februari 2016, Perusahaan menerima Surat Keputusan dari Direktorat Jendral Pajak yang menolak seluruh keberatan Perusahaan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Tagihan Pajak untuk tahun pajak 2011 dan 2010. Pada tanggal 31 Maret 2016, perusahaan mengajukan banding atas surat keputusan dari Direktorat Jendral Pajak dengan surat No. 128/CFI/DIR/III/2016 – 142/CFI/DIR/III/2016 untuk tahun pajak 2010 dan 2011.

Pada bulan Mei 2016, perusahaan menerima tanda terima surat permohonan banding dari Sekretariat Pengadilan Pajak berdasarkan surat No. T-598/PAN.WK/B6.I/2016 – T-612/PAN.WK/B6.I/2016 tertanggal 26 April 2016.

Perusahaan telah mencatat seluruh pembayaran diatas pada akun aset lain-lain sebesar Rp 28.944.035 ribu masing-masing pada periode 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015.

20. SURAT BERHARGA UTANG YANG DITERBITKAN

Tidak Diaudit Diaudit

Rp'000 Rp'000

Nilai nominal

Medium Term Notes II Clipan Finance Indonesia Tahun 2015 700.000.000 700.000.000

Biaya emisi surat berharga yang belum diamortisasi (2.327.500) (2.912.284)

Bersih 697.672.500 697.087.716

30 Juni 2016 31 Desember 2015

Medium Term Notes II Clipan Finance Indonesia Tahun 2015 (MTN)

Berdasarkan pada tanggal 26 Maret 2015,Perusahaan menerbitkan Penawaran Terbatas MTN II dengan tingkat bunga tetap sebesar 11,75% per tahun dan jumlah nominal sebesar Rp 700.000.000 ribu. Jatuh Tempo MTN II ini adalah pada tanggal 26 Maret 2018.

Pembayaran kupon pertama dilakukan pada tanggal 26 Juni 2015 dan pembayaran bunga terakhir tanggal 26 Maret 2018. Berdasarkan hasil pemeringkatan PT Pefindo No.445/PEF-DIR/III/2015 tanggal 24 Maret 2015, peringkat MTN II Clipan Finance Indonesia tahun 2015 adalah A+ (Single A Plus) untuk periode 24 Maret 2015 sampai dengan 1 Maret 2016.

Berdasarkan hasil pemeringkatan PT Pefindo No.370/PEF- DIR/III/2016 tanggal 3 Maret 2016, peringkat MTN II Clipan Finance Indonesia t ahun 2015 adalah A+ (Single A Plus) untuk periode 3 Maret 2016 sampai dengan 1 Maret 2017.

Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen kepada pihak ketiga (Catatan 6 dan 7).

Wali amanat untuk penerbitan MTN II ini adalah PT Bank Mega Tbk. Perusahaan telah memenuhi semua pembatasan yang diwajibkan.Pembayaran bunga dan nominal MTN II dilakukan melalui Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sesuai jadwal.

21. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA

Perusahaan menghitung imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang karyawan dan Ketenagakerjaan No. 13/2003. Jumlah karyawan yang berhak memperoleh manfaat tersebut adalah 664 karyawan dan 557 karyawan masing-masing untuk periode 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 49 -

Liabilitas imbalan pasca kerja di laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit

30 Juni 2016 31 Desember 2015

Rp'000 Rp'000

Nilai kini kewajiban imbalan pasti 15.146.716 14.532.487

Mutasi dari liabilitas imbalan pasca kerja pada periode berjalan adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit

30 Juni 2016 31 Desember 2015

Rp'000 Rp'000

Saldo awal tahun 14.532.487 12.707.517

Biay a bunga - 1.143.677

Biay a jasa kini 1.033.334 1.956.326

Kerugian (keuntungan) aktuarial y ang

timbul dari perubahan asumsi keuangan - 19.526

Pembay aran manf aat (419.105) (1.294.559)

Nilai tunai liabilitas imbalan pasca kerja 15.146.716 14.532.487

Asumsi aktuarial yang signifikan untuk penentuan kewajiban imbalan pasti adalah tingkat diskonto dan kenaikan gaji yang diharapkan dan mortalitas. Sensitivitas analisis di bawah ini ditentukan berdasarkan masing-masing perubahan asumsi yang mungkin terjadi pada akhir periode pelaporan, dengan semua asumsi lain konstan.

Jika tingkat diskonto lebih tinggi (lebih rendah) 1 basis poin, kewajiban imbalan pasti akan berkurang sebesar Rp 3.338.658 ribu (meningkat sebesar Rp 3.479.638 ribu).

Jika pertumbuhan gaji yang diharapkan naik (turun) sebesar 1%, kewajiban imbalan pasti akan naik sebesar Rp 3.190.478 ribu (turun sebesar Rp 4.394.574 ribu).

Analisis sensitivitas yang disajikan di atas mungkin tidak mewakili perubahan yang sebenarnya dalam kewajiban imbalan pasti mengingat bahwa perubahan asumsi terjadinya tidak terisolasi satu sama lain karena beberapa asumsi tersebut mungkin berkorelasi.

Selanjutnya, dalam menyajikan analisis sensitivitas di atas, nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung dengan menggunakan metode projected unit credit pada akhir tahun pelaporan, yang sama dengan yang diterapkan dalam menghitung liabilitas manfaat pasti yang diakui dalam laporan posisi keuangan.

Durasi rata-rata anggota aktif pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 adalah 19,98 tahun.

Analisa umur estimasi pembayaran liabilitas imbalan pasca kerja pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit

30 Juni 2016

Rp'000

< 1 tahun 820.951

1 - 5 tahun 3.410.529

5 - 10 tahun 5.701.162

> 10 tahun 35.607.617

Jumlah 45.540.259

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 50 -

Perhitungan imbalan pasca kerja per 31 Desember 2015 dihitung oleh aktuaris independen, PT Konsul Penata Manfaat Sejahtera dengan menggunakan asumsi utama sebagai berikut:

2015

Tingkat diskonto 9,0%

Tingkat kenaikan gaji 8%

Tingkat kematian 100% TMI III

Umur pensiun 55 tahun

Tingkat pengunduran diri5% sampai dengan usia 40 tahun dan menurun secara

bertahap sampai dengan 0,25% pada usia 50 tahun dan

asumsi tidak ada pengunduran diri dari peserta berusia

diatas 51 tahun

22. MODAL SAHAM

Berdasarkan laporan Biro Administrasi Efek, rincian pemegang saham Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

30 Juni 2016

Jumlah Persentase Jumlah

Nama pemegang saham saham pemilikan modal disetor

Rp'000

Bank Pan Indonesia 2.051.431.264 51,49% 512.857.816

BBH Luxembourg S/A Fidelity FD

Sicav, FD FDS Pac FD 316.786.025 7,95% 79.196.506

BNYM S/A For Mackenzie Cundill

Recovery FD 2039924282 240.000.000 6,02% 60.000.000

Masyarakat (masing-masing

di baw ah 5%) 1.376.303.168 34,54% 344.075.792

Jumlah 3.984.520.457 100,00% 996.130.114

Tidak Diaudit

31 Desember 2015

Jumlah Persentase Jumlah

Nama pemegang saham saham pemilikan modal disetor

Rp'000

Bank Pan Indonesia 2.051.431.264 51,49% 512.857.816

BNY M S/A Mackenzie Cundill

Emerging Markets Value

CL-2039924582 280.000.000 7,03% 70.000.000

BNY M S/A For Mackenzie Cundill

Recovery FD 2039924282 240.000.000 6,02% 60.000.000

Masyarakat (masing-masing

di baw ah 5%) 1.413.089.193 35,46% 353.272.298

Jumlah 3.984.520.457 100,00% 996.130.114

Diaudit

Berdasarkan Akta No. 40 tanggal 31 Maret 2015 yang dibuat di hadapan Tetiyana, S.H., pengganti notaris Erni Rohaini, S.H., MBA., notaris di Jakarta, modal ditempatkan dan disetor oleh pemegang saham adalah sebesar 3.984.520.457 saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 996.130.114 ribu.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 51 -

Tambahan modal disetor merupakan kelebihan di atas nominal dari penjualan saham perdana, penawaran umum terbatas (right issue), pelaksanaan waran, pembagian dividen saham dan swap share dengan perincian sebagai berikut:

Rp'000

Saldo per 31 Desember 2006 22.116

Mutasi dalam tahun 2007:

Penerimaan dari penaw aran umum

terbatas IV saham kepada masyarakat

sebanyak 1.561.085.388 saham dengan

harga penaw aran Rp 350 per saham 546.379.886

Nilai nominal saham yang dicatat sebagai

modal disetor atas pengeluaran

1.561.085.388 saham (390.271.347)

Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan

dengan penaw aran umum terbatas IV

kepada masyarakat (8.678.997)

Saldo per 31 Desember 2007 dan 2008 147.451.658

Agio saham yang berasal dari pelaksanaan

w aran seri IV 26

Saldo per 31 Desember 2009 147.451.684

Agio saham yang berasal dari pelaksanaan

w aran seri IV 1.167

Saldo per 31 Desember 2010 147.452.851

Penerimaan dari Penaw aran Umum Terbatas V

sebanyak 1.171.488.567 saham dengan

harga penaw aran Rp 400 per saham 468.595.427

Nilai nominal saham yang dicatat sebagai

modal disetor atas pengeluaran

1.171.488.567 saham (292.872.142)

Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan

dengan Penaw aran Terbatas V (13.172.139)

Saldo per 31 Desember 2011 310.003.997

Agio saham yang berasal dari pelaksanaan

w aran seri V 55

Saldo per 31 Desember 2012 310.004.052

Agio saham yang berasal dari pelaksanaan

w aran seri V 130

Saldo per 31 Desember 2013 310.004.182

Agio saham yang berasal dari pelaksanaan

w aran seri V 41.944.608

Saldo per 31 Desember 2014 dan 2015 serta

30 Juni 2016 351.948.790

23. DIVIDEN TUNAI DAN CADANGAN UMUM

2016

Sesuai dengan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 45 tanggal 23 Juni 2016 dari Kumala Tjahjani Widodo, S.H., M.H., Mkn., notaris di Jakarta, telah ditetapkan penggunaaan laba tahun 2015 sejumlah Rp 150.000 ribu sebagai cadangan umum sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan. 2015

Sesuai dengan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 113 tanggal 26 Juni 2015 dari Kumala Tjahjani Widodo, S.H., M.H., Mkn., notaris di Jakarta, telah ditetapkan penggunaaan laba tahun 2014 sejumlah Rp 150.000 ribu sebagai cadangan umum sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 52 -

24. PENDAPATAN SEWA PEMBIAYAAN Pendapatan sewa pembiayaan merupakan pendapatan yang diperoleh dari transaksi sewa pembiayaan atas alat-alat berat, tongkang, tug boat, mesin-mesin produksi, peralatandan kendaraan bermotor. Pendapatan sewa pembiayaan yang diperoleh pihak berelasi masing-masing sebesar Rp 27.962 ribu dan Rp 63.816 ribu untuk periode 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015.

Untuk periode 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015, pendapatan sewa pembiayaan yang diperoleh dari piutang sewa pembiayaan yang mengalami penurunan nilai adalah masing-masing sebesar Rp 9.555.384 ribu dan Rp 1.153.983 ribu (Catatan 6).

25. PENDAPATAN PEMBIAYAAN KONSUMEN

Tidak Diaudit Tidak Diaudit

2016 2015

(Enam bulan) (Enam bulan)

Rp'000 Rp'000

Pendapatan pembiayaan

konsumen - bruto 294.965.525 289.805.245

Dikurangi hak bank

sehubungan dengan transaksi kerjasama penerusan

pinjaman (Catatan 37) (3.711.274) (8.985.085)

Bersih 291.254.251 280.820.160

Pendapatan dari transaksi kerja sama penerusan pinjaman (channeling) untuk periode 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 masing-masing sebesar Rp 1.493.640 ribu dan Rp 2.112.710 ribu.

Untuk periode 30 Juni 2016, amortisasi biaya transaksi yang diakui sebagai penambah pendapatan pembiayaan konsumen sebesar Rp 4.570.559 ribu dan pendapatan pembiayaan konsumen yang diperoleh dari piutang pembiayaan konsumen yang mengalami penurunan nilai adalah sebesar Rp 4.894.405 ribu (Catatan 7).

Untuk periode 30 Juni 2015, amortisasi biaya transaksi yang diakui sebagai penambah pendapatan pembiayaan konsumen sebesar Rp 8.986.568 ribu dan pendapatan pembiayaan konsumen yang diperoleh dari piutang pembiayaan konsumen yang mengalami penurunan nilai adalah sebesar Rp 4.064.406 ribu (Catatan 7).

26. PENDAPATAN BUNGA

Tidak Diaudit Tidak Diaudit

2016 2015

(Enam bulan) (Enam bulan)

Rp'000 Rp'000

Diperdagangkan

Investasi jangka pendek - 803.764

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Deposito berjangka dan jasa giro 817.804 1.670.150

Jumlah pendapatan bunga 817.804 2.473.914

Jumlah pendapatan bunga yang diterima dari pihak berelasi sebesar Rp 204.710 ribu dan Rp 564.796 ribu masing-masing untuk periode 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 53 -

27. PENDAPATAN LAIN-LAIN

Tidak Diaudit Tidak Diaudit

2016 2015

(Enam bulan) (Enam bulan)

Rp'000 Rp'000

Pendapatan jasa administrasi:

Pembiayaan konsumen 21.492.769 21.115.002

Sewa pembiayaan 4.175.486 2.753.557

Anjak piutang 171.556 731.075

Denda keterlambatan

pembayaran cicilan dan bunga

Pembiayaan konsumen 17.465.098 14.913.366

Sewa pembiayaan 1.809.506 1.883.872

Anjak piutang 46.763 132.920

Denda penghentian kontrak 10.428.349 7.387.391

Penerimaan kembali piutang

yang dihapus buku 1.030.423 1.348.211

Provisi sewa pembiayaan 796.355 682.714

Potongan premi asuransi 639.368 814.246

(Kerugian) Keuntungan penjualan aset tetap (Catatan 13) (41.951) 601.234

Lain-lain 9.399.719 5.620.775

Jumlah 67.413.441 57.984.363

28. BEBAN BUNGA DAN PEMBIAYAAN LAINNYA

Tidak Diaudit Tidak Diaudit

2016 2015

(Enam bulan) (Enam bulan)

Rp'000 Rp'000

Beban bunga atas

Utang bank 119.986.177 141.789.285

Surat berharga utang yang diterbitkan 41.964.459 41.521.600

Provisi dan administrasi bank 3.904.190 4.474.141

Jumlah 165.854.826 187.785.026

29. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI

Tidak Diaudit Tidak Diaudit

2016 2015

(Enam bulan) (Enam bulan)

Rp'000 Rp'000

Komunikasi 5.331.326 3.946.021

Jasa profesional 5.239.444 3.035.302

Penyusutan aset tetap (Catatan 13) 4.916.582 5.169.788

Perjalanan dinas 4.263.278 5.352.470

Peralatan dan perlengkapan kantor 3.580.296 3.595.043

Sewa 3.223.408 2.860.562

Premi asuransi 2.005.319 1.772.073

Perijinan, materai dan pajak 1.750.255 1.692.857

Iklan dan administrasi pencatatan efek 1.223.375 1.476.349

Pemeliharaan dan perbaikan 653.003 378.061

Lain-lain 952.017 923.147

Jumlah 33.138.303 30.201.673

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 54 -

30. BEBAN TENAGA KERJA Tidak Diaudit Tidak Diaudit

2016 2015

(Enam bulan) (Enam bulan)

Rp'000 Rp'000

Gaji dan tunjangan 48.701.686 38.167.966

Lainnya 4.283.819 3.115.514

Jumlah 52.985.505 41.283.480

31. PAJAK PENGHASILAN

Beban (manfaat) pajak Perusahaan terdiri dari:

Tidak Diaudit Tidak Diaudit

2016 2015

(Enam Bulan) (Enam Bulan)

Rp'000 Rp'000

Pajak kini (pajak penghasilan badan) 30.468.751 61.367.014

Pajak tangguhan (128.744) 425.798

Jumlah 30.340.007 61.792.812

Pajak kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dengan laba kena pajak adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Tidak Diaudit

2016 2015

(Enam bulan) (Enam bulan)

Rp'000 Rp'000

Laba sebelum pajak penghasilan

menurut laporan laba rugi komprehensif 122.413.179 248.499.789

Perbedaan temporer:

Penyusutan aset tetap (517.568) 374.628 Penyusutan aset sewa operasi (455.169) 561.531

Penyusutan properti investasi (45.325) (7.213)

Kerugian (keuntungan) yang belum direalisasi

investasi jangka pendek - (152.010)

Beban Imbalan Pasca Kerja 1.033.334 1.561.293

Biaya emisi MTN 839.459 (2.794.400)

Penyisihan penurunan nilai

jaminan yang dikuasakan kembalipiutang dari jaminan (339.757) (306.688)

Jumlah 514.974 (763.159)

Beban (penghasilan) yang tidak

dapat diperhitungkan menurut Fiskal

Pendapatan atas aset sewa operasi

Pendapatan atas aset Properti Investasi (300.000) (285.000)

Pendapatan bunga yang sudah

dikenakan pajak final (817.805) (2.473.914)

Lainnya 64.654 490.339

Jumlah (1.053.151) (2.268.575)

Laba kena pajak 121.875.002 245.468.055

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 55 -

Perhitungan beban dan utang pajak kini adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Tidak Diaudit

2016 2015

(Enam bulan) (Enam bulan)

Rp'000 Rp'000

Beban pajak kini

25 % x Rp 121.875.002 ribu untuk periode enam bulan

yang berakhir 30 Juni 2016 30.468.750 -

25 % x Rp 245.468.055 ribu untuk periode enam bulan

yang berakhir 30 Juni 2015 - 61.367.014

Jumlah 30.468.750 61.367.014

Dikurangi pajak dibayar di muka

Pasal 23 (280.228) (464.215)

Pasal 25 (30.182.714) (60.844.261)

Utang pajak kini (Catatan 19) 5.808 58.538

Pajak Tangguhan

Rincian aset pajak tangguhan - bersih Perusahaan adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit

Dikreditkan01 Januari 2016 (dibebankan) 30 Juni 2016

ke laporan laba rugiRp'000 Rp'000 Rp'000

Liabilitas imbalan pasca kerja 3.633.123 258.334 3.891.457 Revaluasi aset (819.804) - (819.804) Bonus 1.692.795 - 1.692.795 Penyisihan penurunan nilai piutang dari jaminan 155.421 (84.941) 70.480 Aset tetap 560.792 (129.392) 431.400 Properti investasi 45.510 (11.331) 34.179 Aset sewa operasi 196.834 (113.792) 83.042 Biaya emisi MTN (728.071) 209.865 (518.206) Jumlah Aset Pajak Tangguhan 4.736.600 128.743 4.865.343

Diaudit

Dikreditkan01 Januari 2015 (dibebankan) 31 Desember 2015

ke laporan laba rugiRp'000 Rp'000 Rp'000

Liabilitas imbalan pasca kerja 3.176.881 456.242 3.633.123 Revaluasi aset - (819.804) (819.804) Bonus 1.718.143 (25.348) 1.692.795 Penyisihan penurunan nilai Piutang dari jaminan 254.566 (99.145) 155.421 Aset tetap 732.597 (171.805) 560.792 Properti investasi 45.717 (207) 45.510 Aset sewa operasi 136.989 59.845 196.834 Kerugian (keuntungan) yang belum direalisasi

investasi jangka pendek 65.409 (65.409) -Biaya emisi MTN (167.216) (560.855) (728.071) Jumlah Aset Pajak Tangguhan 5.963.086 (1.226.486) 4.736.600

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 56 -

Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak efekif yang berlaku adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Tidak Diaudit

2016 2015

(Enam bulan) (Enam bulan)

Rp'000 Rp'000

Laba sebelum pajak menurut

laporan laba rugi komprehensif 122.413.179 248.499.789

Tarif pajak yang berlaku 30.603.295 62.124.947

Pengaruh pajak atas manfaat yang tidak dapat

diperhitungkan menurut fiskal (263.288) (567.144)

Manfaat (Beban) pajak terkait dengan pos - pos

yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi - 235.008

Beban pajak 30.340.007 61.792.812

32. LABA PER SAHAM

Berikut ini adalah data yang digunakan untuk perhitungan laba per saham dasar dan dilusian:

Tidak Diaudit Tidak Diaudit

2016 2015

(Enam bulan) (Enam bulan)

Rp'000 Rp'000

Laba bersih

Laba bersih untuk perhitungan laba

per saham dasar dan dilusian 92.073.172 186.706.977

Jumlah saham (dalam angka penuh) Lembar/share Lembar/share

Jumlah rata-rata tertimbang saham

biasa untuk perhitungan laba

per saham dasar 3.984.520.457 3.984.520.457

Jumlah rata-rata tertimbang saham

biasa untuk perhitungan laba

per saham dilutif 3.984.520.457 3.984.520.457

Pada periode 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015, tidak terdapat efek berpotensi saham biasa.

33. SIFAT DAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI

Sifat Pihak Berelasi

a. PT Bank Pan Indonesia Tbk adalah entitas induk dan pemegang saham utama Perusahaan.

b. Pihak berelasi yang pemegang saham utamanya sama dengan Perusahaan:

PT Verena Multi Finance Tbk

PT Bank Panin Syariah Tbk

c. Pihak berelasi yang merupakan entitas yang dikendalikan personil manajemen kunci yang sama dari

Perusahaan:

PT Panin Life

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 57 -

d. Pihak berelasi yang tergabung dalam grup usaha yang sama dengan Perusahaan.

PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk

e. Dana Pensiun Karyawan Panin Bank adalah pengelola program imbalan pasca kerja untuk Panin Bank.

Transaksi-transaksi Berelasi

Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak hubungan berelasi. Transaksi-transaksi tersebut meliputi antara lain:

Penempatan dana kepada PT Bank Pan Indonesia Tbk dalam bentuk giro dan penerimaan bunga (Catatan 5 dan 26).

Melakukan transaksi sewa pembiayaan dengan PT Asuransi Multi Artha Guna dengan nilai kontrak Rp 1.498.824 ribu. Kontrak berjangka waktu 3 tahun dan akan berakhir pada tahun 2017 (Catatan 6 dan 24).

Menyewakan aset sewa operasi dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk dengan nilai kontrak sebesar Rp 29.674.285 ribu dan Rp 31.873.432 ribu untuk periode 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015. Kontrak berjangka waktu 3 tahun dan akan berakhir pada tahun 2016 – 2019. Menyewakan aset sewa operasi dengan PT Bank Panin Syariah Tbk dengan nilai kontrak masing-masing sebesar Rp 1.395.413 ribu dan Rp 1.819.268 ribu untuk periode 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015. Kontrak berjangka waktu 3 tahun dan akan berakhir pada tahun 2016 - 2017. Transaksi ini merupakan transaksi dengan kontrak yang dapat dibatalkan (Catatan 12).

Menyewakan properti investasi dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk dengan nilai kontrak masing-masing sebesar Rp 600.000 ribu dan Rp 585.000 ribu masing-masing untuk periode 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 (Catatan 11 dan 18).

Memberikan fasilitas pinjaman kepada karyawan untuk membeli kendaraan, rumah dan keperluan lainnya yang dibebani bunga hingga 6% per tahun dengan jangka waktu 1 – 8 tahun (Catatan 9 dan 27).

Asuransi atas properti investasi, aset sewa dan aset tetap operasi Perusahaan pada PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk. Beban asuransi yang dibayarkan kepada pihak berelasi sebesar Rp 2.004.020 ribu dan Rp 1.766.981 ribu masing-masing untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 (Catatan 11, 12, 13 dan 29).

Utang premi asuransi merupakan utang atas agunan kredit dari sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen yang diasuransikan pada PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk, yang merupakan tanggungan nasabah.

Memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Pan Indonesia Tbk dalam bentuk fasilitas pinjaman tetap,Money market, transaksi valuta asing, pinjaman rekening koran dan pembayaran bunga (Catatan 15 dan 28) serta perjanjian kerja sama penyaluran pembiayaan (channeling) dan penerimaan bunga (Catatan 25 dan 37). Jumlah beban bunga yang dibayarkan kepada pihak berelasi sebesar Rp 27.572.404 ribu dan Rp 29.632.735 ribu masing-masing untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015.

Melakukan transaksi sewa gedung dari PT Bank Pan Indonesia Tbk (sebagai lessor) sebesar Rp 202.752 ribu untuk jangka waktu 1 tahun masing-masing pada periode 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 (Catatan 29).

Persentase saldo masing-masing aset dari pihak berelasi terhadap jumlah aset adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit

30 Juni 2016 31 Desember 2015

% %

Kas dan setara kas 0,04 0,19

Piutang neto sewa pembiayaan 0,00 0,01

Properti investasi 0,16 0,16

Aset sewa operasi 0,29 0,31

Piutang lain-lain 0,15 0,16

Biaya dibayar dimuka 0,01 0,01

Jumlah 0,65 0,84

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 58 -

Persentase saldo masing-masing liabilitas kepada pihak berelasi terhadap jumlah liabilitas adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit

30 Juni 2016 31 Desember 2015

% %

Utang bank 13,44 17,36

Utang premi asuransi 0,53 0,40

Biaya masih harus dibayar 0,04 0,06

Pendapatan ditangguhkan 0,08 0,08

Jumlah 14,09 17,90

Persentase masing-masing pendapatan dari pihak berelasi terhadap jumlah pendapatan adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Tidak Diaudit

30 Juni 2016 30 Juni 2015

(Enam bulan) (Enam bulan)

% %

Pendapatan sewa pembiayaan 0,01 0,01

Pendapatan properti investasi 0,06 0,05

Pendapatan sewa operasi 0,98 1,01

Pendapatan bunga 0,04 0,43

Jumlah 1,09 1,50

Persentase masing-masing beban dari pihak berelasi terhadap jumlah beban adalah sebagai berikut:

30 Juni 2016 30 Juni 2015

(Enam bulan) (Enam bulan)

% %

Bunga dan pembiayaan lainnya 7,58 9,65

Penyusutan properti investasi 0,00 0,00

Penyusutan aset sewa operasi 0,25 0,92

Umum dan administrasi 0,58 0,61

Tenaga kerja 1,60 1,54

Jumlah 10,01 12,72

34. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING

Mata uang Ekuivalen Mata uang Ekuivalen

asing Rupiah asing Rupiah

USD Rp'000 USD Rp'000

Kas dan setara kas 804.286 10.600.496 806.031 11.119.197

Piutang sewa pembiayaan 3.944.569 51.989.412 4.108.314 56.674.193

Jumlah Aset - Bersih 4.748.855 62.589.908 4.914.345 67.793.390

30 Juni 2016 31 Desember 2015

Tidak Diaudit Diaudit

Pada tanggal 22 Juli 2016, 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, kurs tengah transaksi yang dikeluarkan Bank Indonesia masing-masing adalah Rp 13.102, Rp 13.180 dan Rp 13.795 per 1 US$.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 59 -

35. SEGMEN OPERASI

Pada periode yang berakhir 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 dan tahun yang berakhir 31 Desember 2015, tidak ada transaksi kepada satu pihak yang jumlah pendapatannya melebihi 10% dari pendapatan segmen. Berikut adalah informasi segmen usaha Perusahaan:

Investasi

neto sewa Pembiayaan

pembiayaan konsumen Anjak Piutang Jumlah

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

PENDAPATAN

Pendapatan segmen

Pihak berelasi 27.962 - - 27.962

Pihak ketiga 80.228.313 291.254.251 41.491.720 412.974.284

Pendapatan tidak dapat dialokasikan

Bunga 817.804

Lain-lain 72.498.328

Jumlah pendapatan 486.318.378

BEBAN

Beban segmen tidak dapat dialokasikan 363.905.199

Laba sebelum pajak tidak dapat dialokasikan 122.413.179

Beban pajak (30.340.007)

Laba bersih 92.073.172

ASET

Aset segmen

Pihak berelasi 276.740 - - 276.740

Pihak ketiga 1.361.805.191 3.747.445.906 1.321.186.026 6.430.437.123

Aset tidak dapat dialokasikan 223.684.622

Jumlah aset 6.654.398.485

LIABILITAS

Liabilitas segmen

Pihak berelasi 88.407.980 236.932.875 73.085.501 398.426.356

Pihak ketiga 1.420.242.317 529.942.308 438.095.056 2.388.279.682

Liabilitas tidak dapat dialokasikan 176.691.167

Jumlah liabilitas 2.963.397.205

Pengeluaran modal 9.989.394

Penyusutan dan amortisasi 5.821.641

Beban non kas selain penyusutan amortisasi 105.391.174

Tidak Diaudit

30 Juni 2016

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 60 -

Sewa Pembiayaan

pembiayaan konsumen Anjak piutang Jumlah

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

PENDAPATAN

Pendapatan segmen

Pihak berelasi 63.816 - - 63.816

Pihak ketiga 78.431.528 280.820.160 125.202.156 484.453.844

Pendapatan tidak dapat dialokasikan

Bunga 2.473.914

Lain-lain 68.476.535

Jumlah pendapatan 555.468.109

BEBAN

Beban segmen tidak dapat dialokasikan 306.968.320

Laba sebelum pajak tidak dapat dialokasi 248.499.789

Beban pajak (61.792.812)

Laba bersih 186.706.977

Tidak Diaudit

30 Juni 2015

Sewa Pembiayaan

pembiayaan konsumen Anjak piutang Jumlah

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

ASET

Aset segmen

Pihak berelasi 536.190 - - 536.190

Pihak ketiga 1.354.754.159 3.625.824.465 1.428.088.366 6.408.666.990

Aset tidak dapat dialokasikan 237.468.747

Jumlah aset 6.646.671.927

LIABILITAS

Liabilitas segmen

Pihak berelasi 116.962.284 305.534.185 106.668.700 529.165.169

Pihak ketiga 518.237.729 1.353.764.098 472.628.803 2.344.630.630

Liabilitas tidak dapat dialokasikan 173.948.020

Jumlah liabilitas 3.047.743.819

Pengeluaran modal 14.684.774

Penyusutan dan amortisasi 14.816.362

Beban non kas selain penyusutan amortisasi 179.353.664

Diaudit

31 Desember 2015

Seluruh kegiatan operasi dilakukan di Indonesia.

36. KLASIFIKASI DAN NILAI WAJAR ATAS ASET DAN LIABILITAS

Selain daripada yang disebutkan dalam tabel di bawah ini, manajemen menilai bahwa nilai tercatat dari aset keuangan dan liabilitas keuangan adalah hampir sama dengan nilai wajarnya.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 61 -

Nilai Nilai

Catatan tercatat Nilai w ajar tercatat Nilai w ajar

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Aset keuangan

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Piutang sew a pembiayaan 6 1.362.081.931 1.380.518.543 1.355.290.349 1.371.275.930

Piutang pembiayaan konsumen 7 3.747.445.906 3.747.624.200 3.625.824.465 3.509.818.563

Tagihan anjak piutang 8 1.321.186.026 1.405.199.239 1.428.088.366 1.504.555.015

Jumlah 6.430.713.863 6.533.341.982 6.409.203.180 6.385.649.508

Liabilitas keuangan

Biaya perolehan diamortisasi

Utang Bank 15 2.089.033.538 2.137.070.846 2.185.840.121 2.612.670.421

Jumlah 2.089.033.538 2.137.070.846 2.185.840.121 2.612.670.421

30 Juni 2016 31 Desember 2015

DiauditTidak Diaudit

Teknik penilaian dan asumsi yang diterapkan untuk tujuan pengukuran nilai wajar Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan ditentukan sebagai berikut:

Manajemen menganggap bahwa nilai tercatat kas dan setara kas, piutang lain-lain, utang premium asuransi, utang lain-lain kepada pihak ketiga,dengan suku bunga mengambang yang diakui dalam laporan keuangan mendekati nilai wajarnya karena memiliki jatuh tempo yang pendek atau sering dilaksanakan repricing.

Estimasi nilai wajar piutang sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen dan tagihan anjak piutang dengan suku bunga tetap tanpa kuotasi. Nilai wajar ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas masa datang menggunakan suku bunga untuk piutang baru dengan jangka waktu yang serupa.

Estimasi nilai wajar dari utang bank dengan bunga tetap tanpa kuotasi. Nilai wajar didasarkan pada diskonto arus kas menggunakan suku bunga untuk utang baru dengan jangka waktu yang serupa.

Nilai wajar investasi jangka pendek dan surat berharga utang yang diterbitkan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar.

Nilai wajar properti investasi, aset sewa operasi dan aset tetap tanah dan bangunan, peralatan kantor, kendaraan bermotor dan perabotan kantor ditentukan dengan menggunakan metode pasar dengan memperbandingkan secara langsung aset yang sejenis yang terdapat di pasar dan metode pendapatan yang dihitung berdasarkan proyeksi jumlah pendapatan bersih yang wajar yang diharapkan dihasilkan oleh aset sepanjang umur ekonomis yang tersisa.

Tabel berikut ini memberikan analisis dari nilai wajar aset dan liabilitas yang dikelompokkan ke Tingkat 1 sampai 3 didasarkan pada sejauh mana nilai wajar diamati.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 62 -

Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Jumlah

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Aset yang nilai wajarnya diungkapkan

Aset keuangan

Piutang sewa pembiayaan - - 1.380.518.543 1.380.518.543

Piutang pembiayaan konsumen - - 3.747.624.200 3.747.624.200

Tagihan anjak piutang - - 1.405.199.239 1.405.199.239

Aset non keuangan

Properti investasi

Tanah - 8.624.000 - 8.624.000

Bangunan - 1.813.000 - 1.813.000

Aset sewa operasi

Kendaraan bermotor - 20.531.497 - 20.531.497

Aset tetap

Tanah - 45.652.231 - 45.652.231

Bangunan - 10.245.668 - 10.245.668

Peralatan kantor - 18.260.360 - 18.260.360

Kendaraan bermotor - 32.716.360 - 32.716.360

Perabotan kantor - 929.823 - 929.823

Jumlah Aset - 138.772.939 6.533.341.982 6.672.114.921

Liabilitas yang nilai wajarnya diungkapkan

Liabilitas keuangan

Biaya perolehan diamortisasi

Utang bank - - 2.137.070.846 2.137.070.846

Surat berharga utang yang

diterbitkan - bersih - 697.672.500 - 697.672.500

Jumlah Liabilitas - 697.672.500 2.137.070.846 2.834.743.346

30 Juni 2016

Tidak Diaudit

Pada periode 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, tidak terdapat perpindahan metode pengukuran nilai wajar dari tingkat 1 menjadi tingkat 2, dan sebaliknya.

37. PERJANJIAN KERJASAMA PENYALURAN PEMBIAYAAN (CHANNELING)

Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama penyaluran pembiayaan dengan Bank Pan Indonesia (Panin), pihak berelasi, berdasarkan akta No. 24 tanggal 11 Juni 2003 jo akta Addendum Perjanjian Kerjasama Penyaluran Pembiayaan No. 5 tanggal 7 September 2005, yang keduanya dibuat oleh James Herman Rahardjo, S.H., notaris di Jakarta. Dalam perjanjian tersebut, disebutkan bahwa Panin akan membeli piutang-piutang yang dimiliki Perusahaan terhadap pihak-pihak ketiga yang telah membeli mobil baik baru maupun bekas yang dibiayai oleh Perusahaan. Tujuan dari kerjasama/fasilitas pembiayaan ini adalah untuk pembiayaan pembelian kendaraan pihak ketiga (konsumen) secara "consumer finance without recourse" yang dananya disalurkan melalui Perusahaan.

Akta tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan dan berdasarkan Surat dari Panin No. 172/FIT/EXT/09 tanggal 5 Agustus 2009, jumlah pokok yang dapat dibiayai maksimum mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp 600 miliar. Jangka waktu perjanjian diperpanjang sampai dengan tanggal 11 Juni 2021.

Tingkat suku bunga untuk fasilitas perjanjian kerjasama penyaluran pembiayaan (channeling) menjadi sebesar 10,60% per tahun untuk tenor 1 - 12 bulan, 11,10% per tahun untuk tenor 13 - 24 bulan dan 11,25% per tahun untuk tenor 25 -36 bulan.

Jumlah pokok pembiayaan konsumen sehubungan dengan perjanjian kerjasama penyaluran pembiayaan (channeling) ini masing-masing sebesar Rp 29.331.999 ribu dan Rp 52.029.984 pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015.

38. KONTINJENSI

a. Pada tanggal 24 Oktober 1996, Perusahaan menandatangani perjanjian sewa gedung kantor Plaza 89 dengan PT Mulialand Tbk untuk jangka waktu 1 Oktober 1996 sampai dengan 30 September 2000. Pada

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 63 -

bulan Maret 1998, Perusahaan telah pindah kantor ke gedung Plaza Panin Palmerah. Sejak bulan April 1998, Perusahaan tidak melakukan pembayaran sewa ke PT Mulialand Tbk. Sehubungan dengan itu, pada tanggal 27 Januari 1999 PT Mulialand Tbk mengajukan gugatan kepada Perusahaan yang didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Berdasarkan Keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 43/PDT.G/1999/PN.Jak.Sel tanggal 29 Juli 1999, Perusahaan diwajibkan membayar sisa uang sewa, biaya pelayanan dan biaya lainnya untuk masa 14 April 1998 sampai dengan 30 September 1998 sebesar US$ 518.222 dikurangi dengan deposit telepon Perusahaan sebesar Rp 58.318 ribu dan ditambah denda keterlambatan 2% per bulan terhitung sejak tanggal 21 April 1998 sampai dengan seluruh liabilitas dibayar lunas oleh Perusahaan. Atas keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tersebut, Perusahaan telah mengajukan permohonan banding kepada Pengadilan Tinggi Jakarta, dan selanjutnya berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No. 977/Pdt/1999/PT.DKI tanggal 25Februari 2000, Perusahaan sebagai pihak yang dikalahkan.

Dengan adanya hasil putusan tersebut, Perusahaan telah mengajukan kasasi kepada Mahkamah Agung RI dan telah menyampaikan memori kasasi tertanggal 26 Oktober 2000 sesuai risalah penerimaan permohonan kasasi No.43/PDT.G/1999/PN.Jak.Sel.

Telah diperoleh surat dari Mahkamah Agung RI kepada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tentang penyampaian salinan putusan MA No. 2321/K/PDT/2001 tanggal 17 Maret 2003. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, isi Surat Pemberitahuan Putusan Kasasi (formil) kepada Perusahaan belum diberitahukan sehingga isi Putusan belum diketahui.

b. Dr. Tommy Sihotang, S.H., LLM dan Dr. Juniver Girsang, S.H., MH selaku Penggugat mengajukangugatan

perdata pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan No. 398/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel tanggal 14 Juli 2011 terhadap Perusahaan selaku Tergugat V beserta 6 (enam) Tergugat lainnya dan 2 (dua) Turut Tergugat, berupa gugatan ingkar janji/ wanprestasi dimana Penggugat menuntut Para Tergugat untuk membayar success fee kepada Penggugat (selaku Kuasa Hukum Para Tergugat dalam perkara kepailitan).

Dalam petitum gugatan, Penggugat antara lain menuntut Para Tergugat untuk secara tanggung renteng membayar kerugian kepada Penggugat sejumlah Rp 2.605.828 ribu ditambah dengan bunga sebesar 3% setiap bulannya sejak gugatan didaftarkan sampai dengan Para Tergugat menyelesaikan seluruh kewajibannya secara tunai dan sekaligus, meminta Turut Tergugat untuk membekukan (suspending) kegiatan usaha dan/atau mendenda Perusahaan dan 1 (satu) Tergugat lainnya karena sebagai perusahaan publik telah melakukan perbuatan ingkar janji/ wanprestasi dan tidak melaporkannya kepada Turut Tergugat sebagai badan-badan yang memberi izin dan mengawasi perusahaan-perusahaan publik.

Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 398/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel tanggal 23 Mei 2012, telah diputuskan antara lain:

Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;

Menyatakan Para Tergugat I sampai dengan VII telah melakukan perbuatan ingkar janji/wanprestasi;

Menyatakan tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum sita jaminan berdasarkan Penetapan Sita Jaminan No. 398/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel tanggal 2 April 2012;

Menghukum Tergugat I, II, III, IV, V, VI, VII untuk membayar success fee kepada Penggugat sebesar Rp 2.605.828 ribu secara tanggung renteng; ditambah bunga 6% setiap tahunnya, terhitung sejak gugatan didaftarkan sampai dengan Para Tergugat menyelesaikan seluruh kewajibannya secara tunai dan sekaligus.

Atas putusan pengadilan tersebut diatas, Pihak Tergugat telah mengajukan banding. Telah diperoleh Putusan Banding No. 78/PDT/2014/PT.DKI tanggal 28 April 2014, yang antara lain memutuskan menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Atas Putusan Pengadilan Tinggi tersebut, para tergugat pada tanggal 3 Desember 2014 telah mengajukan permohonan kasasi dan pada tanggal 16 Desember 2014 telah mengajukan Memori Kasasi. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, perkara ini sedang menunggu Putusan dari Mahkamah Agung.

c. Perkara perdata yang diregister tanggal 15 Mei 2013 di Pengadilan Negeri Jakarta Barat

No.302/Pdt.G/2013/PN.Jkt.Barantara H. Ambo Dalle Bin H.Saleh (Penggugat) melawan Perusahaan (Tergugat I), Perusahaan kantor cabang Surabaya (Tergugat II) dan 1 Turut Tergugat, berupa gugatan wanprestasi oleh Perusahaan sehubungan dengan Penggugat (konsumen) merasa bahwa Perusahaan tidak kooperatif kepada Penggugat (konsumen)pada saat melakukan pengambilan BPKB.

Penggugat dalam petitum gugatannya antara lain menuntut untuk menyatakan Tergugat I wanprestasi, memerintahkan Tergugat I untuk menyerahkan surat-surat yang berkaitan dengan pembiayaan kendaraan bus dan BPKB 5 (lima) buku seketikatanpa syarat-syarat lainnya kepada Penggugat setelah perkara ini diputus,

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 64 -

menghukum Tergugat I membayar kerugian materiil sejumlah Rp 2.091.000 ribu dan kerugian immateriil Rp 1.000.000 ribu kepada Penggugat, menghukum Tergugat I untuk membayar perhitungan keuntungan sebesar Rp15.000 ribu per bulan kepada Penggugat selama belum menyerahkan surat-surat dan BPKB kepada Penggugat.

Proses persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat telah berjalan sampai dengan tahap Putusan Pengadilan Negeri yang dibacakan pada tanggal 5 Februari 2014 yang memutuskan antara lain dalam eksepsi:

Menyatakan eksepsi Tergugat I, Tergugat II dan turut Tergugat tidak diterima. Dalam pokok perkara: Menolak gugatan penggugat. Dalam rekonpensi: Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonpensi untuk sebagian, menyatakan Tergugat

Rekonpensi telah melakukan Wanprestasi, menghukum Tergugat Rekonpensi untuk membayar ganti rugi berupa angsuran pokok dan denda angsuran yang hingga kini ditaksir sebesar Rp 275.821 ribu. Menolak gugatan Penggugat Rekonpensi untuk selain dan selebihnya.

Dalam konpensi dan dalam rekonpensi: menghukum Penggugat/Tergugat dalam rekonpensi untuk membayar biaya perkara yang hingga kini ditaksir sebesar Rp 1.016 ribu.

Pihak Tergugat melalui kuasa hukumnya melakukan upaya hukum Banding atas putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat dengan mendaftarkan Banding tertanggal 13 Februari 2014, pihak Perusahaan selaku Terbanding sudah menerima Surat Pemberitahuan banding dan Penyerahan Memori Banding No. 302/Pdt.G/2013/PN.Jkt.Bar. pada tanggal 16 Oktober 2014. Perusahaan selaku Terbanding sudah mengajukan Kontra Memori Banding tertanggal 31 Oktober 2014 yang diterima Pengadilan Negeri Jakarta Barat tanggal 20 November 2015. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan ini, perkara tersebut diatas masih dalam proses banding dan terbanding sudah menerima Surat Pemberitahuan dari Pengadilan Tinggi Jakarta perihal registrasi berkas perkara banding.

d. Perkara perdata yang diregister tanggal 5 Juli2013 di Pengadilan Negeri Medan No.392/Pdt.G/2013/PN.Mdn

antara Zulfiandi (Penggugat) melawan Perusahaan kantor cabang Medan (Tergugat III) beserta 2 Tergugat lainnya, berupa gugatan wanprestasi/ingkar janji, sehubungan Penggugat (konsumen) merasa dirugikan oleh pihak asuransi pada saat melakukan klaim penggantian kehilangan kendaraan.

Penggugat dalam petitum gugatannya antara lain menuntut untuk menyatakan Para Tergugat telah melakukan wan prestasi, menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng untuk membayar uang ganti rugi sebesar Rp 1.162.384 ribu dengan seketika dan sekaligus kepada Penggugat, menyatakan sah dan berharga sita jaminan atas aset/harta kekayaan milik tergugat baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak.

Telah diperoleh putusan dari Pengadilan Negeri Medan No.392/Pdt.G/2013/PN.Mdn tanggal 11 September 2014 dengan amar putusan:

Dalam eksepsi: Menolak eksepsi Tergugat seluruhnya.

Dalam pokok perkara: Mengabulkan gugatan Penggugat; Menyatakan sah dan berkekuatan hukum Perjanjian Pembiayaan Konsumen tertanggal 29 Februari 2012 yang ditandatangani oleh Penggugat dan Tergugat III; Menyatakan sah dan berkekuatan hukum Perjanjian yang tertuang dalam Polis No. 08020911000025-000303 tertanggal 29 Februari 2012 yang dikeluarkan oleh Tergugat I dan Tergugat II; Menghukum Tergugat I dan Tergugat II telah melakukan ingkar janji (wanprestasi); Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk membayar ganti kerugian uang sebesar Rp 127.384 ribu dengan seketika dan sekaligus kepada Penggugat; Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya.

Dalam rekonvensi: Menolak gugatan Penggugat dalam rekonvensi untuk seluruhnya.

Dalam konvensi dan rekonvensi: Menghukum Tergugat-Tergugat dalam konvensi/Penggugat dalam rekonvensi untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 1.291 ribu.

Atas putusan pengadilan negeri tersebut, pihak Tergugat (Perusahaan) telah mengajukan Banding sesuai Memori Kasasi tertanggal 20 Oktober 2014 yang diterima oleh Pengadilan Negeri Kelas I-A Medan tanggal 20 Oktober 2014. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, perkara ini masih dalam proses Banding.

e. Perkara gugatan konsumen ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Pekanbaru melalui

surat pengaduan No.17/BPSK/PKR-SERT/IX/13 tanggal 11 September 2013 antara Meliwati (Penggugat) melawan Perusahaan (Tergugat) sehubungan dengan Penggugat (Konsumen) telah menunggak kewajiban pembayaran kepada Tergugat (Perusahaan) sehingga dilakukannya penarikan kendaraan Penggugat dan Penggugat (Konsumen) melaporkan Tergugat (Perusahaan) ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 65 -

(BPSK) Kota Pekanbaru.

Untuk kasus ini telah ada Putusan BPSK No.09/Pts/BPSK/X/2013 tanggal 1 Oktober 2013 yang antara lain memutuskan mewajibkan Penggugat untuk membayar pelunasan pembiayaan kepada PT Clipan Finance Indonesia Tbk sebesar Rp 85.000 ribu, mewajibkan pelaku usaha (Tergugat) untuk mengembalikan mobil Isuzu Panther tersebut kepada Penggugat.

Atas Putusan BPSK tersebut diatas Perusahaan mengajukan keberatan kepada Pengadilan Negeri Pekanbaru yang teregistrasi No.175/PDT-SUS/BPSK/2013/PN.PBR tanggal 29 Oktober 2013. Termohon Keberatan sejak tunggakan angsuran ke-14 tidak lagi mengangsur sehingga total tunggakan Termohon Keberatan adalah sebesar Rp 205.000 ribu.

Pada tanggal 12 Desember 2013 Pengadilan Negeri Pekanbaru melalui Putusan No.175/Pdt.Sus-BPSK/2013/PN.PBR telah memutuskan antara lain:

Dalam eksepsi: menolak eksepsi dari Termohon;

Dalam pokok perkara: menolak permohonan keberatan dari Pemohon (Perusahaan), menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara yang sampai hari ini ditetapkan sejumlah Rp 326 ribu.

Atas putusan pengadilan negeri tersebut Pemohon (Perusahaan) mengajukan Kasasi pada tanggal 24 Desember 2013 dan Termohon telah menyerahkan Kontra Memori Kasasi di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Pekanbaru pada tanggal 13 Februari 2014. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, perkara ini masih dalam proses kasasi.

f. Perkara perdata yang diregister tanggal 22 Maret2013 di Pengadilan Negeri Jakarta Barat No.177/Pdt.G/2013/PN.Jkt.Bar antara Surya Agung (Penggugat I) dan Hariyanto (Penggugat II) melawan Perusahaan (Tergugat) dan 1 Turut Tergugat berupa gugatan perbuatan melawan hukum.

Para Penggugat dalam petitum gugatannya antara lain menuntut untuk menyatakan Tergugattelah melakukan perbuatan melawan hukum karena telah menyerahkan dokumen kendaraan dan melakukan penarikan ketiga unit kendaraan bermotor, menghukum Tergugat untuk membayar seluruh kerugian Penggugat I materiil dan immateriil sejumlah Rp1.708.000 ribu.

Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat No.177/Pdt.G/2013/PN.Jkt.Bar tanggal 27 November 2013, telah diputuskan:

Dalam eksepsi: Menolak eksepsi dari Tergugat dan Turut Tergugat;

Dalam pokok perkara: Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya, Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp 816 ribu.

Atas putusan pengadilan tersebut, Penggugat I mengajukan Banding. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, perkara ini masih dalam proses Banding. Perusahaan sebagai Terbanding telah menyampaikan Kontra Memori Banding yang diterima oleh Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Barat tanggal 19 Juni 2014.

Perusahaan telah menerima Relaas Pemberitahuan Isi Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta tertanggal 4 September 2015, dimana isi putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta tertanggal 13 April 2015 No: 35/PDT/2015/PT.DKI.Jo No: 117/Pdt.G/2013/PN.Jkt.Bar, dengan amar putusan:

Menerima Permohonan banding Penggugat I;

Menguatkan putusan pengadilan negeri Jakarta barat tanggal 27 november 2013 Nomor : 117/Pdt.G/2013/PN.Jkt.Bar;

Menghukum Perusahaan (Tergugat I) untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat pengadilan yang dalam tingkat banding ditetapkan sebesar Rp 150 ribu.

Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, Perusahaan belum mendapat pemberitahuan permohonan kasasi dari Penggugat melalui Pengadilan Negeri Jakarta Barat.

g. Perkara perdata yang diregister tanggal 14 November 2013 di Pengadilan Negeri

SukabumiNo.23/Pdt.G/2013/PN.Smi antara Dedi Setiawan (Penggugat) melawan Perusahaan kantor pemasaran Sukabumi (Tergugat) berupa gugatan ganti rugi.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 66 -

Penggugat dalam petitum gugatannya antara lain menuntut untuk menyatakan Tergugat telah melakukan perbuatan hukum, menghukum Tergugat untuk memberi ganti rugi kerusakan barang jaminan milik Penggugat sebesar Rp50.000 ribu, menyatakan sah dan berharganya sita jaminan (CB) terhadap kendaraan bermotor Toyota Kijang Innova 2.0 Luxury Tahun 2005, Nomor BPKB : D7208505H atas nama H.Ikah, membatalkan Perjanjian nomor : 84100221213 tanggal 23 Juli 2013 yang dibuat antara Penggugat dengan Tergugat.

Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Sukabumi No.23/Pdt.G/2013/PN.Smi tanggal 1 April 2014 telah diputuskan:

Dalam eksepsi: menolak eksepsi Tergugat (Perusahaan) seluruhnya. Dalam pokok perkara: Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian; Menyatakan Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum; Menghukum Tergugat membayar ganti rugi kerusakan obyek jaminan milik Penggugat sebesar Rp 50.000

ribu;

Menyatakan perjanjian kontrak No. 8410221213 tertanggal 23 Juli 2013 dibatalkan demi tujuan hukum; Menghukum Tergugat untuk menyerahkan barang jaminan milik Penggugat berupa BPKB unit kendaraan

tersebut diatas;

Menghukum Tergugat membayar ganti rugi sebesar Rp 13.192 ribu secara tunai dan sekaligus. Atas putusan Pengadilan Negeri tersebut, Perusahaan (Tergugat) telah mengajukan Banding, dan selanjutnya telah mendapat putusan banding dari Pengadilan Tinggi Bandung. Dalam Risalah Pernyataan Permohonan Kasasi yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Sukabumi No. 244/PDT/2014/PT.Bdg jo. No. 23/Pdt.G/2013/PN.Smi. tanggal 18 September 2014 dituangkan amar putusan banding dari Pengadilan Tinggi Bandung register No.244/Pdt/2014/PT.BDG tanggal 14 Agustus 2014 dengan putusan:

Menerima permohonan banding dari Pembanding semula Tergugat.

Dalam Eksepsi: Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Sukabumi tanggal 1 April 2014 No.23/Pdt.G/2013/PN.Smi;

Dalam Pokok Perkara:

Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Sukabumi tanggal 1 April 2014 No.23/Pdt.G/2013/PN.Smi;

Menghukum Perusahaan(Pembanding/Tergugat) untuk membayar ongkos perkara dalam kedua tingkat peradilan.

Atas putusan pengadilan tinggi tersebut Perusahaan (Tergugat/Pembanding) telah mengajukan permohonan Kasasi dimana Memori Kasasi Perseroan telah diterima oleh Panitera Pengadilan Negeri Sukabumi tanggal 1 Oktober 2014. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, perkara tersebut diatas masih dalam proses Kasasi dan saat ini berkas kasasi telah diterima oleh Mahkamah Agung dengan No Perkara: 887K/PDT/2015 tertanggal 27 Maret 2015.

h. Ade Putra (selaku Penggugat) dan Perusahaan (Tergugat I) memiliki kaitan hukum karena adanya peristiwa hukum yang terjadi, Tergugat I melalui pihak eksternal melakukan penagihan pembayaran angsuran sewa pembiayaan akan tetapi pada saat penagihan diluar sepengetahuan Tergugat I, pihak eksternal (profcoll) melakukan penagihan disertai dengan aksi pengrusakan kantor PT Anatoptur and Travel dan penganiayaan dengan kekerasan yang korbannya adalah Penggugat.Pengrusakan tersebut disebabkan karena kesalahan alamat penagihan yaitu seharusnya ke Kantor Lessee (PT Antartika Transido) melainkan melakukan penagihan ke kantor tempat Penggugat bekerja. Ade Putra (Penggugat) mendaftarkan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri Surabaya dengan dasar Pasal 1365 "Perbuatan Melawan Hukum" dengan tuntutan materiil:

i.

Ganti kerugian untuk memperbaiki kantor Penggugat sebesar Rp 55.000 ribu;

Penggugat mengalami cedera karena pihak profcoll Persero melakukan kekerasan dan penganiayaan kepada Penggugat sebesar Rp 25.000 ribu;

Bahwa Penggugat menuntut ganti rugi kepada Tergugat I biaya rawat jalan untuk ke dokter psikiater akibat shock dengan kejadian tersebut sebesar Rp 25.000 ribu;

Biaya Konsultasi Hukum kepada Kuasa Hukum sebesar Rp 50.000 ribu;

Biaya transportasi untuk Penggugat yang telah mengeluarkan biaya setiap berkonsultasi dengan Lawyer

sebanyak 5 kali total nya sebesar Rp 10.000 ribu;

Biaya perkara di muka Pengadilan (Jasa Honorarium Pengacara) sebesar Rp100.000 ribu;

Biaya transportasi Lawyer yang akan dikeluarkan oleh Penggugat untuk Lawyer pada saat ingin menghadiri persidangan adalah sebesar Rp 50.000 ribu.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 67 -

Penggugat merasa biaya – biaya tersebut patut dibebankan kepada Tergugat I. Adapun atas kejadian yang dianggap Penggugat dilakukan oleh Tergugat I melalui DebtCollector/profcoll sangat merugikan sehingga tuntutan Immateriil atas perkara ini sebesar Rp 10.000 ribu akan dibebankan oleh Perusahaan (Tergugat I). Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, kasus tersebut masih dalam tahap mediasi antara Penggugat dengan Perusahaan (Tergugat I).

i. Dodi Saparuddin (Penggugat) mendaftarkan gugatan melawan hukum kepada Perusahaan (Tergugat) di

Pengadilan Negeri Bengkulu dengan No: 35/Pdt.G/2015/PN/Bgl tertanggal 26 Desember 2014. Penggugat mengajukan gugatan antara lain:

v.

Provisi: 1. Mengabulkan gugatan provisi Penggugat; 2. Memerintahkan Tergugat untuk segera mengembalikan obyek fidusia tersebut kepada Penggugat.

Primer: 1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya; 2. Menyatakan Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum yaitu dengan merampas dan

menguasai mobil yang merupakan obyek fidusia dengan tanpa prosedur dan melawan hukum; 3.

3. Memerintahkan Tergugat untuk mengembalikan mobil kepada Penggugat tanpa syarat; 4. 4. Menyatakan perjanjian pembiayaan dengan jaminan fidusia antara penggugat dan tergugat tertanggal

4 Mei 2012 sah menurut hukum dan masih berlaku sampai tanggal penerbitan laporan keuangan; 5.

5. Menyatakan sah dan berharga atas SITA REVINDICATOIR terhadap obyek jaminan fidusia tersebut; 6. 6. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara tersebut. 7. Saat ini perkara tersebut telah diputuskan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bengkulu yang memeriksa perkara tersebut pada tanggal 18 Mei 2016, dengan amar putusan :

Dalam Provisi : Menolak tuntutan provisi penggugat

Dalam Eksepsi : Menolak eksepsi tergugat

Dalam Pokok Perkara : Menolak gugatan penggugat seluruhnya dan menghukum tergugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini sebesar Rp 391.000 ribu.

j. Konsumen atas nama Suratmin (Penggugat) mengajukan gugatan kepada CFI di Pengadilan Negeri Palembang dengan No : 46/Pdt.G/2016/PN.PLG tertanggal 14 Maret 2016 perihal klausula baku yang ada pada perjanjian dan juga permintaan kepada Pengadilan Negeri Palembang untuk menetapkan hutang penggugat kepada tergugat sebesar Rp 144.500 ribu dan dibayarkan secara mengangsur sebesar Rp 1.000 ribu setiap bulannya. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, perkara tersebut masih dalam proses persidangan di Pengadilan Negeri Palembang.

k. Konsumen atas nama Tarsudi mengajukan Gugatan di Pengadilan Negeri Samarinda dengan No. 43/PDT.G/2016/PN.Smd tertanggal 29 Maret 2016 perihal perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Perusahaan dengan adanya pencantuman klausula baku didalam perjanjian dan penarikan Objek Perjanjian dimaksud. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, perkara tersebut masih dalam proses persidangan di Pengadilan Negeri Samarinda.

l. Konsumen atas nama Amir Mahmudi, SE mengajukan Gugatan di Pengadilan Negeri Sleman dengan

No.76/Pdt.G/2016.PN.SMN tertanggal 12 April 2016 perihal perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Perusahaan saat melakukan penarikan Objek Perjanjian. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, perkara tersebut masih dalam proses persidangan di Pengadilan Negeri Sleman.

m. Konsumen atas nama Dwi Priyono melakukan pengaduan kepada BPSK Rantau Prapat perihal penarikan

unit yang dilakukan oleh Perusahaan, dan pihak BPSK telah mengeluarkan putusan terhadap pengaduan yang dilakukan oleh konsumen tersebut dengan No. 178/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 dengan amar putusan :

Mengabulkan permohonan konsumen seluruhnya;

Menyatakan ada kerugian di pihak konsumen;

Menyatakan pelaku usaha tidak pernah menghadiri persidangan secara patut dipanggil menurut peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Wilayah Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diamanatkan Pasal 54 ayat (4) Undang-undang No : 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen Yo Pasal 43 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia No :

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 68 -

350/MPP/Kep/12/2001, yaitu tertanggal :

1. Surat Panggilan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) kabupaten batu bara No. 249/PG/JS-IV/BPSK-BB/II/2016 tertanggal 16 Februari 2016, perihal panggialan persidangan kepada pelaku usaha/pimpinan PT.Clipan Finance Indonesia,Tbk cabang Rantau Prapat. Pada hari Rabu/Tanggal 24 Februari 2016;

2. Surat Panggilan Sidang Arbitrase Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) kabupaten batu bara No. 266/PG-ARB-I/JS-IV/BPSK-BB/II/2016 tertanggal 23 Februari 2016, perihal panggialan persidangan kepada pelaku usaha/pimpinan PT.Clipan Finance Indonesia,Tbk cabang Rantau Prapat. Pada hari Rabu/Tanggal 02 Maret 2016;

3. Surat Panggilan Sidang Arbitrase Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) kabupaten batu bara No. 351/PG-ARB-II/JS-IV/BPSK-BB/II/2016 tertanggal 08 Maret 2016, perihal panggialan persidangan kepada pelaku usaha/pimpinan PT.Clipan Finance Indonesia,Tbk cabang Rantau Prapat. Pada hari Rabu/Tanggal 16 Maret 2016;

Menyatakan pelaku usaha tidak pernah memberikan perjanjian yang mengikat diri antara konsumen dan pelaku usaha seperti salinan/fotocopy Perjanjian Pembiayaan Konsumen, Polis Asuransi, Akte Jaminan Fidusia dan Sertifikat Fidusia adalah perbuatan melawan hukum dan bertentangan dengan Undang-undang No : 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;

Menyatakan Perjanjian Pembiayaan Konsumen dengan Penyerahan hak Milik secara fidusia yang telah dibuat dan ditandatangani serta disepakati bersama antara Konsumen dengan Pelaku Usaha adalah batal demi hukum dan tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat;

Menyatakan pelaku usaha yang telah melakukan penarikan unit kendaraan yang menjadi Barang Jaminan atas fasilitas pembiayaan yang telah diberikan oleh pelaku usaha kepada konsumen dengan Obyek Sengketa berupa 1 (satu) unit mobil Merk : MITSUBISHI COLT DIESEL FE 74 HD 125 PS BAK KAYU, Warna : Kuning, No Rangka : MHMFE74P57K000035, No Mesin : 4D34TBY0329, Nopol : BK 9988 YK, Tahun : 2007 adalah perbuatan melawan hukum dan bertentangan dengan :

- Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (PERKAPOLRI) No. 8 Tahun 2011 tentang pengamanan eksekusi terhadap jaminan fidusia;

- Bagian V HIR dimulai dari Pasal 195 tentang menjalankan putusan atau Bagian IV Rbg yang dimulai dari Pasal 200 tentang menjalankan putusan;

- Pedoman teknis administrasi dan teknik peradilan perdata umum dan perdata khusus, Buku II, Edisi 2007, Mahkamah Agung Republik Indonesia, Jakarta 2008, halaman 93-94 tentang prosedur dan tatacara eksekusi jaminan fidusia;

- Yurispudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 2356/K/Pdt/2008 tanggal 18 Februari 2009;

- Bertentangan dengan Pasal 32 Undang-Undang No : 42 tahun 1999 tentang jaminan fidusia yang menyatakan “setiap janji untuk melaksanakan eksekusi terhadap benda yang menjadi objek jaminan fidusia dengan cara bertentangan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 dan Pasal 31 BATAL DEMI HUKUM”;

Menghukum pelaku usaha untuk mengembalikan unit kendaraan yang menjadi barang jaminan berupa 1 (satu) unit mobil Merk : MITSUBISHI COLT DIESEL FE 74 HD 125 PS BAK KAYU, Warna : Kuning, No Rangka : MHMFE74P57K000035, No Mesin : 4D34TBY0329, Nopol : BK 9988 YK, Tahun : 2007 atas fasilitasi pembiayaan yang telah diberikan oleh pelaku usaha kepada konsumen, yaitu kepada konsumen dengan kondisi unit kendaraan/barang jaminan sebelum ditarik/diambil oleh pelaku usaha;

Menghukum pelaku usaha untuk menhapuskan biaya bunga dan denda tunggakan yang menjadi keterlambatan pembayaran angsuran per-bulannya, penarikan dan penggudangan;

Menghukum pelaku usaha untuk membayar uang denda sebesar Rp 1.000 ribu setiap harinya. Apabila lalai atau tidak mau mematuhui keputusan pada butir 7 dan 8 tersebut diatas, terhitung sejak keputusan ini berkekuatan hukum tetap (In Kracht).

Maka dengan adanya putusan dari BPSK Rantau Prapat tersebut, Perusahaab telah mengajukan gugatan keberatan terhadap putusan BPSK tersebut dengan Gugatan No. 45/Pdt.G/2016/PN.Rap tertanggal 13 Mei 2016. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, perkara tersebut telah mendapatkan putusan di Pengadilan Negeri Rantau Prapat pada tanggal 27 Juni 2016, dengan amar putusan :

Mengabulkan gugatan penggugat seluruhnya;

Membatalkan putusan BPSK Kabupaten batu bara No.178/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016;

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 69 -

Menghukum tergugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini dan untuk pengambilan salinan putusan perkara tersebut akan dibantu oleh pihak Cabang Rantau Prapat dan harus menunggu 14 hari setelah putusan tersebut.

n. Konsumen atas nama Dedek Ariyanto Ritonga melakukan pengaduan kepada BPSK Rantau Prapat perihal penarikan unit yang dilakukan oleh pihak Perusahaan, dan pihak BPSK telah mengeluarkan putusan terhadap pengaduan yang dilakukan oleh konsumen tersebut dengan No. 201/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016. Perusahaan telah mengajukan gugatan keberatan terhadap putusan BPSK tersebut dengan Gugatan No. 46/Pdt.G/2016/PN.Rap tertanggal 16 Mei 2016.

Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, perkara tersebut telah mendapatkan putusan di Pengadilan Negeri Rantau Prapat pada tanggal 27 Juni 2016, dengan amar putusan :

Mengabulkan gugatan penggugat seluruhnya;

Membatalkan putusan BPSK Kabupaten batu bara No. 201/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016;

Menghukum tergugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini dan untuk pengambilan salinan putusan perkara tersebut akan dibantu oleh pihak cabang Rantau Prapat dan harus menunggu 14 hari setelah putusan tersebut.

o. Pihak konsumen (Suryani Sinaga/Istri dari Almarhum SOPIAN) melakukan pengaduan kepada BPSK Rantau

Prapat, dan pihak BPSK telah mengeluarkan putusan terhadap pengaduan yang dilakukan oleh konsumen tersebut dengan No. 679/Arbitrase/BPSK-BB/VI/2016. Pihak Perusahaan telah mengajukan gugatan keberatan di Pengadilan Negeri Tebing Tinggi terhadap putusan BPSK tersebut dengan Gugatan No. 30/Pdt.Sus/2016/PN.Tbt tertanggal 30 Juni 2016. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, perkara tersebut akan memasuki tahap mediasi di Pengadilan Negeri Tebing Tinggi.

39. MANAJEMEN RISIKO

a. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Kebijakan Manajemen Risiko Perusahaan merupakan kebijakan yang disusun untuk memenuhi perkembangan yang pesat dalam industri jasa pembiayaan termasuk dalam kaitan pengembangan manajemen risiko secara terkonsolidasi dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk sebagai induk perusahaan (parent company) yang bergerak dalam bidang jasa perbankan.

Perusahaan menyadari bahwa pengelolaan kegiatan pembiayaan yang sehat dan berlandaskan tata kelola yang baik membutuhkan penerapan manajemen risiko yang meliputi proses identifikasi, pengukuran, monitoring dan pengendalian risiko. Dalam penerapan manajemen risiko tersebut Perusahaan meyakini bahwa peran aktif Dewan Komisaris, Direksi dan Senior Manajemen sangat menentukan efektifitas manajemen risiko.

Kebijakan manajemen risiko merupakan salah satu upaya manajemen Perusahaan untuk menjamin adanya landasan yang kuat bagi pelaksanaan kegiatan operasional Perusahaan sehingga kegiatan operasional dapat berjalan dalam limit risiko yang terukur untuk mencapai target peningkatan shareholder value.

Tujuan penerapan kebijakan manajemen risiko adalah:

Untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan bisnis dan kegiatan pendukung dalam operasional Perusahaan telah memperhitungkan seluruh potensi risiko yang mungkin timbul, baik dalam bentuk risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas maupun risiko operasional.

Untuk melakukan fungsi kontrol dan pengelolaan terhadap seluruh risiko yang melekat pada aktivitas bisnis dalam batas–batas toleransi risiko Perusahaan yang telah ditetapkan.

Untuk mengoptimalkan penggunaan modal Perusahaan.

Untuk memastikan kepatuhan terhadap seluruh peraturan yang relevan, antara lain peraturan Bank Indonesia, Departemen Keuangan dan otoritas lain.

Untuk meningkatkan shareholder value dalam jangka panjang.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 70 -

Perusahaan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip transparansi, independensi, wewenang dan tanggung jawab serta kewajaran transaksi.

Perusahaan menyadari pentingnya untuk memiliki sebuah mekanisme yang memadai dalam mengakomodasi risiko-risiko yang dihadapi oleh Perusahaan. Perusahaan memiliki mekanisme yang bertumpu pada 4 (empat) pilar manajemen risiko, yang dapat diuraikan sebagai berikut :

Pilar 1: Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi

Pengawasan aktif tersebut tercermin sejak perencanaan bisnis tahunan, yang mencakup:

Menyetujui dan melakukan evaluasi kebijakan manajemen risiko secara berkala;

Melakukan evaluasi dan menyetujui aktivitas yang memerlukan persetujuan dari Dewan Komisaris atau Direksi;

Menetapkan kebijakan dan strategi manajemen risiko termasuk penetapan otoritas dalam pemberian batasan serta tinjauan atas kualitas portofolio secara berkala;

Terdapatnya Komite Audit dan Manajemen Risiko sebagai organ Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasannya; dan

Membentuk komite yang terkait dengan penerapan manajemen risiko, yaitu Komite Manajemen Risiko.

Pilar 2: Kebijakan dan Penerapan Batasan

Perusahaan menyusun kebijakan-kebijakan terkait manajemen risiko yang diperiksa secara berkala dan selalu disesuaikan dengan keadaan usaha terkini. Kebijakan tersebut diterjemahkan ke dalam Prosedur Operasi Standar dan Memo Internal yang disosialisasikan kepada seluruh karyawan. Perusahaan juga memiliki kebijakan-kebijakan mengenai batasan persetujuan/otorisasi untuk transaksi kredit maupun yang bukan transaksi kredit.

Pilar 3: Identifikasi, Pengukuran dan Pengawasan

Perusahaan memiliki perangkat untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengawasi risiko terutama risiko kredit dan risiko operasional melalui mekanisme pelaporan dan system informasi manajemen yang ada serta melalui pertemuan berkala Komite Audit dan Manajemen Risiko Perusahaan. Selain itu, sistem teknologi informasi utama Perusahaan mampu menyediakan data/informasi secara cepat, akurat dan real time online kepada pihak manajemen.

Pilar 4: Pengendalian Internal

Perusahaan memiliki Divisi Audit Internal yang secara independen melaporkan proses dan hasil pemeriksaannya kepada Dewan Komisaris dan Direktur Utama. Akuntabilitas dari Divisi Audit Internal mencakup:

Menyediakan penilaian atas kecukupan dan efektifitas dari semua proses yang ada di dalam Perusahaan;

Melaporkan masalah-masalah penting yang terkait dengan proses pengendalian aktivitas-aktivitas di dalam Perusahaan termasuk perbaikan yang potensial terhadap proses-proses tersebut; dan

Koordinasi dengan fungsi pengendali dan pengawasan lainnya (manajemen risiko, kepatuhan, hukum dan audit eksternal).

b. Klasifikasi Manajemen Risiko

Manajemen risiko modal

Perusahaan mengelola risiko modal untuk memastikan bahwa mereka akan mampu untuk melanjutkan keberlangsungan hidup, selain memaksimalkan keuntungan para pemegang saham melalui optimalisasi saldo utang dan ekuitas.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 71 -

Struktur modal Perusahaan terdiri dari pinjaman, dalam hal ini utang bank dan surat berharga utang yang diterbitkan (Catatan 15 dan 20) dan ekuitas yang terdiri dari modal ditempatkan dan disetor, tambahan modal disetor dan saldo laba (Catatan 22 dan 23). Direksi Perusahaan secara berkala melakukan penelaahan atas struktur pemodalan Perusahaan. Sebagai bagian dari review ini, Direksi mempertimbangkan biaya permodalan dan risiko yang berhubungan.

Berdasarkan Pasal 46 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia No. 29/POJK.05/2014 tanggal 19 November 2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan, jumlah maksimum gearing ratio adalah sebesar 10.

Gearing ratio pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

Tidak Diaudit Diaudit

30 Juni 2016 31 Desember 2015

Rp'000 Rp'000

Pinjaman 2.786.706.038 2.873.795.799

Modal 3.691.001.280 3.598.928.108

Gearing ratio 0,76 0,80

Risiko pasar

Risiko pasar merupakan risiko yang terutama disebabkan karena perubahan tingkat bunga, nilai tukar mata uang Rupiah terhadap mata uang lainnya, harga komoditas dan harga modal atau pinjaman, yang dapat menimbulkan kerugian bagi Perusahaan. Dalam perencanaan usaha Perusahaan, risiko pasar yang memiliki dampak langsung kepada Perusahaan adalah dalam hal pengelolaan tingkat bunga.

Terkait eksposur tingkat bunga dalam mata uang rupiah dan jangka waktu pembiayaan, secara konsisten Perusahaan menerapkan pengelolaan tingkat suku bunga tetap dengan menyesuaikan tingkat suku bunga kredit terhadap tingkat suku bunga pinjaman ditambah beban dana dengan jangka waktu yang juga disesuaikan. Perusahaan senantiasa memilih sumber pendaaan yang tepat, dimana faktor tingkat suku bunga dan jangka waktu jatuh tempo antara sumber pendanaan dan piutang pembiayaannya telah diselaraskan.

Terkait eksposur tingkat bunga dalam mata uang asing, Perusahaan menerapkan pengelolaan tingkat suku bunga kredit yang variabel yang direview 3 bulanan. Sumber pendanaan dalam mata uang asing berasal dari

modal sendiri yang sebagian besar dari penerimaan angsuran nasabah dalam mata uang asing.

Untuk modal kerja, utang dan surat berharga utang yang diterbitkan, Perusahaan berusaha mengurangi risiko tingkat suku bunganya dengan cara mendapatkan struktur pinjaman dengan suku bunga yang kompetitif.

Dengan pola aktivitas usaha yang dijalankan Perusahaan saat ini, risiko pasar Perusahaan adalah minimal.

Tabel berikut menggambarkan rincian aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang dikelompokkan menurut mana yang lebih awal antara tanggal repricing atau tanggal jatuh tempo kontraktual untuk melihat dampak perubahan tingkat suku bunga pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015:

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 72 -

Kurang dari 3

bulan >3-12 bulan >1-5 tahun >5 tahun

Kurang dari 3

bulan 3-12 bulan 1-5 tahun >5 tahun Jumlah

Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000

Aset keuangan

Kas dan setara kas 16.384.687 - - - - - - - 16.384.687

Piutang sewa pembiayaan - - - - 272.903.250 594.281.618 555.385.872 - 1.422.570.740

Piutang pembiayaan konsumen - - - - 649.257.871 1.253.027.763 1.900.555.491 - 3.802.841.125

Tagihan anjak piutang - - - - 519.305.029 825.576.115 - - 1.344.881.144

Piutang lain-lain - - - - 963.916 2.743.068 7.976.200 2.164.329 13.847.513

Jumlah 16.384.687 - - - 1.442.430.066 2.675.628.564 2.463.917.563 2.164.329 6.600.525.209

Liabilitas keuangan

Utang bank 336.355.866 318.750.000 149.653.161 - 232.410.255 541.071.266 510.792.990 - 2.089.033.538

Surat berharga utang yang

diterbitkan - bersih - - - - - - 697.672.500 - 697.672.500

Biaya masih harus dibayar 2.593.981 - - - 5.647.157 - - - 8.241.138

Jumlah 338.949.847 318.750.000 149.653.161 - 238.057.412 541.071.266 1.208.465.490 - 2.794.947.176

Jumlah-bersih (322.565.160) (318.750.000) (149.653.161) - 1.204.372.654 2.134.557.298 1.255.452.073 2.164.329 3.805.578.033

Suku bunga variabel Suku bunga tetap

Tidak Diaudit

30 Juni 2016

Kurang dari 3

bulan >3-12 bulan >1-5 tahun >5 tahun

Kurang dari 3

bulan >3-12 bulan >1-5 tahun >5 tahun Jumlah

Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000 Rp' 000

Aset keuangan

Kas dan setara kas 28.845.975 - - - - - - - 28.845.975

Piutang sewa pembiayaan - - - - 222.451.531 445.195.148 715.584.462 - 1.383.231.141

Piutang pembiayaan konsumen - - - - 575.843.963 1.283.443.483 1.832.851.073 - 3.692.138.519

Tagihan anjak piutang - - - - 1.254.403.280 192.040.095 - - 1.446.443.375

Piutang lain-lain - - - - 884.089 2.567.495 10.248.311 - 13.699.895

Jumlah 28.845.975 - - - 2.053.582.863 1.923.246.221 2.558.683.846 - 6.564.358.905

Liabilitas keuangan

Utang bank 292.083.333 81.250.000 106.944.444 - 276.186.129 680.532.007 739.712.170 - 2.176.708.083

Surat berharga Utang yang

diterbitkan - bersih - - - - - - 697.087.716 - 697.087.716

Biaya masih harus dibayar 2.025.621 - - - 8.020.605 - - 10.046.226

Jumlah 294.108.954 81.250.000 106.944.444 - 284.206.734 680.532.007 1.436.799.886 - 2.883.842.025

Jumlah-bersih (265.262.979) (81.250.000) (106.944.444) - 1.769.376.129 1.242.714.214 1.121.883.960 - 3.680.516.880

Diaudit

31 Desember 2015

Suku bunga variabel Suku bunga tetap

Aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar dan risiko suku bunga atas arus kas dijelaskan dalam Catatan 6,7,8 dan 15.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 73 -

Analisis sensitivitas

Sensitivitas Suku Bunga

Tabel berikut menyajikan dampak dari kemungkinan perubahan tingkat suku bunga terhadap pendapatan sebelum pajak untuk periode 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015.

Peningkatan Penurunan

16 bps 16 bps

Rp'000 Rp'000

Pengaruh terhadap laba sebelum pajak (429.857) 429.857

30 Juni 2016

Tidak Diaudit

Peningkatan Penurunan

121 bps 121 bps

Rp'000 Rp'000

Pengaruh terhadap laba sebelum pajak (2.708.477) 2.708.477

31 Desember 2015

Diaudit

Tidak ada dampak lain pada laba dan rugi Perusahaan selain dari yang sudah mempengaruhi laba sebelum pajak. Analisis ini mengasumsikan bahwa semua variabel lainnya tetap konstan.

Sensitivitas Mata Uang Asing

Tabel berikut menunjukkan, dampak dari kemungkinan perubahan kurs mata uang Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah terhadap pendapatan sebelum pajak untuk periode 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015.

Kenaikan Sensitivitas dari

(penurunan) laba rugi sebelum pajak 30 Juni 2016

Dollar Amerika Serikat 2,60%/(2,60%) (16.303)/16.303

30 Juni 2016

Tidak Diaudit

Mata uang asing

Kenaikan Sensitivitas dari

(penurunan) laba rugi sebelum pajak 31 Desember 2015

Dollar Amerika Serikat 3,10%/(3,10%) (21.017)/21.017

31 Desember 2015

Diaudit

Mata uang asing

Risiko kredit

Risiko kredit merupakan risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan atau potensi kegagalan nasabah (counterparty) memenuhi liabilitasnya secara penuh sesuai perjanjian. Risiko kredit merupakan risiko utama Perusahaan dimana Perusahaan menawarkan jasa kredit bagi masyarakat yang hendak memiliki produk. Dengan demikian, Perusahaan menghadapi risiko seandainya konsumen tidak mampu memenuhi liabilitasnya dalam melunasi kredit sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara konsumen dengan Perusahaan.

Perusahaan juga menerapkan Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 30/PMK.010/2010 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non Bank dan Peraturan Ketua Bapepam-LK No. PER-05/BL/2011 tentang Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Perusahaan Pembiayaan.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 74 -

Tabel berikut menggambarkan jumlah risiko kredit dan konsentrasi risiko atas piutang(setelah dikurangi kerugian cadangan penurunan nilai) yang dimiliki Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015:

Piutang sewa pembiayaan

Tidak Diaudit Diaudit

30 Juni 2016 31 Desember 2015

Rp'000 Rp'000

Korporasi 988.663.394 1.060.102.014

Individu 373.418.537 295.188.335

Jumlah 1.362.081.931 1.355.290.349

Piutang pembiayaan konsumen

Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, konsentrasi risiko atas piutang pembiayaan konsumen yang dimiliki Perusahaan adalah berbagai individu yang telah memenuhi kualifikasi kredit dari Perusahaan. Jumlah risiko kredit masing – masing sebesar Rp 3.747.445.906 ribu dan Rp 3.625.824.465 ribu.

Transaksi anjak piutang

Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 konsentrasi risiko atas anjak piutang yang dimiliki Perusahaan adalah berbagai korporasi yang telah memenuhi kualifikasi kredit dari Perusahaan. Jumlah risiko kredit masing-masing sebesar Rp 1.321.186.026 ribu dan Rp 1.428.088.366 ribu.

Tabel di bawah menunjukkan kualitas kredit dari aset keuangan (tanpa cadangan kerugian penurunan nilai) pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015:

Telah jatuh tempo Mengalami

tetapi tidak mengalami penurunan nilai Jumlah

High Grade Medium Grade Low Grade Unrated penurunan nilai

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Kas dan setara kas 18.300.810 - - - - - 18.300.810

Piutang sewa pembiayaan 660.121.540 141.704.533 414.202.182 138.851.067 7.202.609 60.488.809 1.422.570.740

Piutang pembiayaan konsumen 2.582.591.503 418.349.586 454.447.477 261.861.753 30.195.587 55.395.219 3.802.841.125

Tagihan anjak piutang 831.973.838 19.789.462 - 10.497.432 458.925.294 23.695.118 1.344.881.144

Piutang lain-lain 16.169.656 - - - - - 16.169.656

Jumlah 4.109.157.347 579.843.581 868.649.659 411.210.252 496.323.490 139.579.146 6.604.763.475

Telah jatuh tempo Mengalami

tetapi tidak mengalami penurunan nilai Jumlah

High Grade Medium Grade Low Grade Unrated penurunan nilai

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Kas dan setara kas 30.395.779 - - - - - 30.395.779

Piutang sewa pembiayaan 653.014.520 114.025.442 202.573.143 37.336.083 - 376.281.953 1.383.231.141

Piutang pembiayaan konsumen 2.427.422.270 238.619.750 117.657.267 176.657.285 - 731.781.947 3.692.138.519

Tagihan anjak piutang 1.073.540.121 - - - - 372.903.254 1.446.443.375

Piutang lain-lain 16.031.048 - - - - 2.971.440 19.002.488

Jumlah 4.200.403.738 352.645.192 320.230.410 213.993.368 - 1.483.938.594 6.571.211.302

Tidak Diaudit

30 Juni 2016

Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai

Diaudit

31 Desember 2015

Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 75 -

Kualitas kredit berdasarkan golongan aset keuangan diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Pinjaman diberikan dan piutang

Kualitas kredit dari piutang sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen, dan tagihan anjak piutang dinilai berdasarkan banyaknya dan jumlah hari delay selama masa tenor pembayaran.

Kredit grading atas piutang-piutang tersebut akan berdasarkan parameter yang akan dijelaskan sebagai

berikut:

High Grade jumlah kali delay rendah + jumlah hari delay rendah

jumlah kali delay sedang + jumlah hari delay sedang, jumlah kali delay rendah + jumlah hari delay sedang

jumlah kali delay sedang + jumlah hari delay rendah

jumlah kali delay rendah + jumlah hari delay tinggi, jumlah kali delay tinggi + jumlah hari delay rendah

jumlah kali delay sedang + jumlah hari delay tinggi, jumlah kali delay tinggi + jumlah hari delay tinggi

jumlah kali delay tinggi + jumlah hari delay sedang

Gabungan Kualitas Kredit:

Medium Grade

Low Grade

2. Investasi jangka pendek

Kualitas kredit dari investasi jangka pendek dinilai berdasarkan peringkat yang dikeluarkan oleh Pefindo. Peringkat dari Pefindo diklasifikasikan sebagai berikut:

Kualitas Kredit Tingkat Keterangan

High grade

idAAA Obligasi kualitas tertinggi yang menawarkan tingkat terendah dari risiko investasi. Emiten dianggap sangat stabil dan dapat diandalkan

idAA+

Obligasi yang berkualitas tinggi oleh semua standar, tapi membawa tingkat yang sedikit lebih besar dari risiko jangka panjang investasi

idAA

idAA-

idA+

Obligasi dengan banyak kualitas investasi yang positif idA

idA-

Medium Grade

idBBB+

Obligasi kualitas kelas menengah, kondisi saat ini dinilai mencukupi namun tidak dapat diandalkan dalam jangka panjang

idBBB

idBBB-

idBB+

Obligasi dengan fundamental spekulatif, kepastian pembayaran kembali di masa mendatang hanya moderat

idBB

idBB-

idB+

Obligasi yang tidak dianggap sebagai investasi yang menarik, sedikit jaminan pembayaran jangka panjang

idB

idB-

Low Grade idCCC Obligasi berkualitas buruk, emiten mungkin dalam default atau berisiko menjadi default dan level terendah dalam kelas obligasi

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 76 -

Agunan

Dalam rangka mitigasi risiko kredit, salah satu bentuk upaya yang dilakukan Perusahaan adalah dengan meminta nasabah memberikan agunan yang akan digunakan sebagai jaminan atas pelunasan fasilitas pembiayaan yang telah diberikan oleh Perusahaan jika nasabah mengalami kesulitan keuangan yang menyebabkan nasabah tidak dapat melunasi kewajibannya kepada Perusahaan.

­ Piutang ­ Tanah dan Bangunan ­ Mesin ­ Kendaraan ­ Kapal ­ Alat berat

Prosedur penilaian jaminan untuk tanah dan bangunan maupun mesin menggunakan nilai pasar.

Berikut adalah portofolio kredit yang dimiliki Perusahaan beserta agunan yang menjadi jaminannya dengan pengelompokan berdasarkan jenis kredit yang diberikan:

Tidak diaudit

Kredit SMB Kredit

Kredit (Bisnis Kecil Eceran/ Kredit Jumlah

Korporasi Menengah) dan Konsumsi Karyawan

Komersial

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Eksposur piutang 2.385.694.052 381.757.833 3.802.841.125 13.847.513 6.584.140.523

Nilai Jaminan 3.074.990.150 737.667.563 6.713.594.212 15.738.265 10.541.990.190

Eksposur jumlah kredit tanpa jaminan - - - - -

Bagian tanpa jaminan

dari Eksposur kredit (%) - - - - -

Nilai jaminan

Tanah dan bangunan 111.384.500 4.612.000 40.573.192 12.834.472 169.404.164

Kendaraan 135.188.990 695.768.643 6.673.021.020 2.903.793 7.506.882.446

Mesin 190.164.109 6.016.000 - - 196.180.109

Kapal 595.094.031 2.560.000 - - 597.654.031

Lainny a:

Alat berat 362.057.090 28.710.920 - - 390.768.010

Piutang 1.681.101.430 - - - 1.681.101.430

Jumlah 3.074.990.150 737.667.563 6.713.594.212 15.738.265 10.541.990.190

30 Juni 2016

Diaudit

Kredit SMB Kredit

Kredit (Bisnis Kecil Eceran/ Kredit Jumlah

Korporasi Menengah) dan Konsumsi Karyawan

Komersial

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Eksposur piutang 2.526.910.293 302.764.223 3.692.138.519 13.649.360 6.535.462.395

Nilai Jaminan 3.665.739.586 619.236.335 6.966.430.913 16.035.247 11.267.442.081

Eksposur jumlah kredit tanpa jaminan - - - - -

Bagian tanpa jaminan

dari Eksposur kredit (%) - - - - -

Nilai jaminan

Tanah dan bangunan 100.000.000 - 7.400.000 13.273.521 120.673.521

Kendaraan 198.643.217 561.670.990 6.959.030.913 2.761.726 7.722.106.846

Mesin 293.609.597 3.200.000 - - 296.809.597

Kapal 749.917.965 2.720.000 - - 752.637.965

Lainny a:

Alat berat 473.112.282 51.027.510 - - 524.139.792

Piutang 1.850.456.525 617.835 - - 1.851.074.360

Jumlah 3.665.739.586 619.236.335 6.966.430.913 16.035.247 11.267.442.081

31 Desember 2015

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 77 -

Risiko Iikuiditas

Risiko likuiditas merupakan risiko yang mana Perusahaan tidak memiliki sumber keuangan yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kas untuk menyalurkan dana untuk menjadi aset keuangan lainnya. Risiko tersebut dapat diatasi oleh Perusahaan karena dalam pemberian fasilitas pembiayaan kosumen, selain menggunakan dana sendiri, Perusahaan juga membina kerjasama dengan beberapa bank nasional dan bank pemerintah maupun bank asing dalam bentuk fasilitas penerusan pinjaman untuk pembiayaan (chanelling) maupun demand loan dan term loan.

Perusahaan juga mempunyai fasilitas pinjaman rekening koran yang dapat ditarik setiap waktu untuk memenuhi kebutuhan dana selama minimal 5 hari kerja.

Perusahaan memiliki rasio likuiditas yang sangat sehat. Perbandingan liabilitas terhadap ekuitas Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 masing-masing sebesar 80,29% dan 100,71%. Dalam hal perbandingan liabilitas terhadap jumlah aset pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 masing-masing sebesar 44,53% dan 45,85%.

Tabel berikut merupakan rincian sisa jatuh tempo kontrak untuk liabilitas keuangan non-derivatif dengan periode pembayaran yang disepakati milik Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015. Tabel telah disusun berdasarkan arus kas tidak terdiskonto dari liabilitas keuangan berdasarkan tanggal awal di mana Perusahaan harus melakukan pembayaran. Tabel ini mencakup arus kas bunga dan pokok. Apabila arus kas bunga menggunakan tingkat bunga variabel, maka jumlah terdiskonto berasal dari kurva suku bunga pada akhir periode pelaporan. Jatuh tempo kontrak didasarkan pada tanggal awal Perusahaan mungkin akan diminta untuk membayar.

Sampai dengan > 1 bulan s.d > 3 bulan s.d > 1 tahun s.d

1 bulan 3 bulan 12 bulan >5 tahun Jumlah

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Aset keuangan

Tanpa suku bunga

Kas dan setara kas 1.916.123 - - - 1.916.123

Piutang lain - lain - - 13.574.652 446.868 14.021.520

Suku bunga variabel

Kas dan setara kas 16.384.687 - - - 16.384.687

Suku bunga tetap

Piutang sewa pembiayaan 156.695.302 116.207.948 594.281.618 555.385.872 1.422.570.740

Piutang pembiayaan

konsumen 337.779.942 311.477.929 1.253.027.763 1.900.555.491 3.802.841.125

Tagihan anjak piutang 127.046.359 392.258.670 825.576.115 - 1.344.881.144

Piutang lain - lain 322.708 641.208 2.743.068 10.140.529 13.847.513

Jumlah 640.145.121 820.585.755 2.689.203.216 2.466.528.760 6.616.462.852

Liabilitas keuangan

Tanpa suku bunga

Utang premi asuransi - 15.946.981 - - 15.946.981

Utang lain-lain kepada

pihak ketiga 5.412.479 3.043.800 112.082.195 - 120.538.474

Suku bunga variabel

Utang bank 224.411.422 286.944.444 143.750.000 151.388.889 806.494.755

Biaya masih harus dibayar 6.877.262 10.029.389 33.269.586 33.418.281 83.594.518

Suku bunga tetap

Utang bank 87.691.268 146.411.288 539.706.992 513.651.763 1.287.461.311

Surat berharga utang yang

diterbitkan - - - 700.000.000 700.000.000

Biaya masih harus dibayar 12.657.989 43.530.838 131.022.277 116.717.527 303.928.631

Jumlah 337.050.420 505.906.740 959.831.050 1.515.176.460 3.317.964.670

Jumlah - bersih 303.094.701 314.679.015 1.729.372.166 951.352.300 3.298.498.182

Tidak Diaudit

30 Juni 2016

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 78 -

Sampai dengan

1 bulan 1-3 bulan >3-12 bulan >1-5 tahun Jumlah

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Aset keuangan

Tanpa suku bunga

Kas dan setara kas 1.549.804 - - - 1.549.804

Piutang lain-lain - - 18.010.281 735.225 18.745.506

Suku bunga v ariabel

Kas dan setara kas 28.877.705 - - - 28.877.705

Suku bunga tetap

Piutang sewa pembiay aan 63.357.661 125.703.585 684.158.903 825.899.264 1.699.119.413

Piutang pembiay aan konsumen 207.416.530 381.563.657 1.584.236.354 2.265.300.250 4.438.516.791

Tagihan anjak piutang 1.016.655.365 293.576.288 239.352.120 - 1.549.583.773

Piutang lain-lain 297.199 586.890 2.567.495 10.197.775 13.649.359

Jumlah 1.318.154.264 801.430.420 2.528.325.153 3.102.132.514 7.750.042.351

Liabilitas keuangan

Tanpa suku bunga

Utang premi asuransi - 12.270.497 - - 12.270.497

Utang lain-lain kepada pihak ketiga 320.728 2.634.761 116.208.555 - 119.164.044

Suku bunga v ariabel

Utang bank 38.333.333 121.666.667 75.000.000 123.611.111 358.611.111

Biay a masih harus dibay ar 3.381.841 6.223.815 21.935.005 34.014.471 65.555.132

Suku bunga tetap

Utang bank 104.078.376 307.063.947 684.004.229 728.512.998 1.823.659.550

Surat berharga utang y ang

diterbitkan - - - 700.000.000 700.000.000

Biay a masih harus dibay ar 18.046.426 52.761.778 159.460.680 159.529.361 389.798.245

Jumlah 164.160.704 502.621.465 1.056.608.469 1.745.667.941 3.469.058.579

Jumlah - bersih 1.153.993.560 298.808.955 1.471.716.684 1.356.464.573 4.280.983.772

31 Desember 2015

Diaudit

Risiko Operasional

Risiko Operasional biasa disebabkan oleh beberapa hal seperti kekurangan dan kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem maupun hal-hal yang lain yang dapat berdampak pada operasional perusahaan. Untuk mencegah timbulnya risiko operasional, perusahaan melakukan beberapa hal:

Pengertian yang jelas oleh semua lini yang terkait terhadap risiko yang melekat pada setiap tahapan proses kegiatan operasional yang berhubungan terutama dengan persetujuan dan pencairan pembiayaan, pelayanan konsumen, pencatatan pembukuan dan penyusunan laporan.

Pembagian tugas yang jelas dan terpisah antara pelaksanaan dan kontrol, sebagai pelaksana, aktivitas yang dikerjakan berdasarkan Standard Operating Procedures (SOP) baku perusahaan. Sedangkan

fungsi kontrol memastikan aktivitas sudah memenuhi persyaratan yang sudah digariskan oleh SOP.

Perusahaan menggunakan E- loan System agar kelangsungan dan kelancaran pengoperasian sistem dapat terjamin. Perusahaan sudah menerapkan sistem on-line dan real time sehingga dengan demikian

pihak manajemen dapat memonitor seluruh aktivitas operasional secara langsung, dan dengan cepat dapat mengambil keputusan strategis dan tepat untuk memitigasi kemungkinan risiko yang terjadi akibat kelalaian, tidak berfungsinya sistem, maupun penyimpangan dari pelaksanaan SOP dan /atau kebijakan Perusahaan.

Perusahaan juga sudah menerapkan Risk Control Self Assessment (RCSA) terhadap unit kerja terkait dan melakukan tinjauan dan evaluasi periodik terhadap kebijakan-kebijakan dan SOP secara rutin.

Perusahaan senantiasa mengembangkan kemampuan dan pengetahuan karyawannya dengan berbagai pelatihan agar dapat menekan seminimal mungkin frekuensi kesalahan manusia dan sistem operasional dan dampak kerugian financial yang diakibatkan oleh hal tersebut.

PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2015 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2016 (TIDAK DIAUDIT) DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT)

- 79 -

Risiko Hukum

Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan karena adanya kelemahan aspek hukum, kelemahan aspek dokumentasi hukum atau ketidak patuhan terhadap peraturan. Risiko ini termasuk namun tidak terbatas pada risiko yang timbul dari kemungkinan terjadinya wanprestasi (default)atas kontrak / perjanjian, tuntutan hukum/gugatan dari pihak ketiga, ketidaksesuaian standar operating procedures dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, kelemahan perikatan dengan pihak ketiga, pengikatan jaminan yang tidak sempurna, ketidaksanggupan penetapan putusan pengadilan, keputusan pengadilan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan kegiatan perusahaan, atau pelanggaran terhadap ketentuan atau peraturan eksternal lainya. Manajemen risiko hukum mencakup namun tidak terbatas pada:

a. Penggunaan dan penyusunan dokumen perjanjian yang sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku serta mempunyai dasar ketentuan hukum yang kuat

b. Penerapan sistem pengendalian internal yang konsisten serta penerapan mekanisme uji kepatuhan (compliance review) secara berkala terhadap setiap kegiatan perusahaan atau jika diperlukan pada setiap level transaksidengan nasabah atau pihak ketiga lainnya

c. Memutakhirkan perubahan kebijakan dan peraturan

d. Melakukan administrasi dokumen secara tertib

Risiko Reputasi

Risiko Reputasi adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha perusahaan atau persepsi negatif terhadap perusahaan. Untuk meminimalisir risiko reputasi, Perusahaan harus menjaga nama baik, antara lain dengan cara melakukan publikasi secara transparan dan selektif, disamping juga melakukan proses edukasi kepada nasabah dengan meminta nasabah memahami dengan jelas atas hak dan kewajibannya dalam bertransaksi dengan Perusahaan. Dalam hal publikasi negatif mengenai Perusahaan telah terjadi, Perusahaan harus melakukan langkah-langkah penanganan antara lain klarifikasi permasalahan dengan nasabah atau pihak yang menerbitkan publikasi negatif, melakukan hak jawab serta menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan nasabah atau pihak ketiga lainya. Terkait risiko reputasi, Perusahaan juga telah melaksanakan program Corporate Sosial Responsibility (CSR) melalui program peduli sebagai bentuk kepedulian Perusahaan terhadap kegiatan sosial.

Risiko Strategis

Risiko strategis adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi perusahaan tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya perusahaan terhadap perubahan eksternal yang terjadi begitu cepat. Pengelolaan risiko strategis dilakukan terutama melalui proses pengambilan keputusan yang komprehensif didukung dengan pertimbangan atas kondisi internal dan eksternal serta data yang akurat dan up to date.

Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan karena Perusahaan tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku yang akan berdampak kepada kegiatan usaha Perusahaan. Pengelolaan risiko kepatuhan dilakukan dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dengan menerapkan praktik-praktik yang baik dalam menjalankan kegiatan usaha untuk selalu mematuhi dan melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.

40. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DAN PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan dari halaman 3 sampai 79 merupakan tanggung jawab manajemen, dan telah disetujui oleh Direksi untuk diterbitkan pada tanggal 22 Juli 2016.