PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank...

90
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) dy/Juli 2011 7 paraf:July 29, 2011 (4:40PM) 1. Umum 1.a. Pendirian Bank PT Bank Century Tbk, yang kemudian berganti nama menjadi PT Bank Mutiara Tbk merupakan bank hasil merger antara PT Bank CIC International Tbk, PT Bank Danpac Tbk, dan PT Bank Pikko Tbk dalam bulan Oktober 2004. Sesuai dengan permintaan Bank Indonesia melalui surat Bank Indonesia tanggal 14 Desember 2001 (yang dipertegas melalui surat Bank Indonesia tanggal 20 Agustus 2004) dan pertemuan dengan Bank Indonesia pada tanggal 16 April 2004, manajemen PT Bank CIC International Tbk dan pemegang saham pengendali First Gulf Asia Holdings Limited (d/h Chinkara Capital Limited) setuju untuk melakukan merger dengan PT Bank Pikko Tbk dan PT Bank Danpac Tbk untuk menghasilkan sinergi dan memperkuat permodalan bank hasil merger. Proposal merger tersebut disampaikan kepada Bank Indonesia pada tanggal 26 April 2004. Pada tanggal 21 Mei 2004, PT Bank CIC International Tbk, PT Bank Danpac Tbk dan PT Bank Pikko Tbk, telah menandatangani kesepakatan untuk melakukan tindakan hukum penyatuan kegiatan usaha dengan cara Penggabungan atau Merger dimana PT Bank CIC International Tbk akan bertindak sebagai “Bank Yang Menerima Penggabungan” dan PT Bank Danpac Tbk dan PT Bank Pikko Tbk sebagai “Bank Yang Akan Bergabung”. Pada tanggal 7 September 2004, PT Bank CIC International Tbk mengajukan Pernyataan Penggabungan kepada BAPEPAM dalam rangka penggabungan usaha dengan bank-bank yang menggabungkan diri dan telah mendapat pemberitahuan efektifnya penggabungan tersebut sesuai dengan surat Ketua BAPEPAM No. S.3232/PM/2004 tanggal 20 Oktober 2004. Para pemegang saham PT Bank Pikko Tbk dan PT Bank Danpac Tbk telah menyetujui penggabungan usaha bank-bank tersebut ke dalam PT Bank CIC International Tbk sesuai dengan risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa masing-masing bank yang diaktakan masing-masing dengan Akta No.155 dan No.157 pada tanggal 22 Oktober 2004 dari Buntario Tigris Darmawa NG, S.H, S.E., Notaris di Jakarta. Berdasarkan Akta No. 158 tanggal 22 Oktober 2004 dari Notaris yang sama, PT Bank CIC International Tbk dan bank-bank yang menggabungkan diri yang terdiri dari PT Bank Pikko Tbk dan PT Bank Danpac Tbk dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa telah sepakat melakukan peleburan usaha. Peleburan usaha dilaksanakan dengan syarat dan ketentuan antara lain sebagai berikut: Semua kekayaan dan kewajiban serta operasi, usaha, kegiatan setiap bank yang menggabungkan diri beralih hukum kepada PT Bank CIC International Tbk. Semua pemegang saham bank-bank yang bergabung karena hukum menjadi pemegang saham PT Bank CIC International Tbk. Bank sebagai Perusahaan hasil penggabungan tetap mempertahankan eksistensinya sebagai perusahaan terbatas dan sebagai bank umum dengan memakai nama PT Bank Century Tbk. Semua perusahaan yang menggabungkan diri karena hukum akan bubar tanpa melakukan likuidasi. Agar Bank hasil penggabungan dapat memenuhi rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai akibat beralihnya secara hukum semua kekayaan dan kewajiban yang beralih dari perusahaan-perusahaan yang menggabungkan diri kepada Bank hasil penggabungan, maka sebelum atau pada tanggal penggabungan, pemegang saham bersama dengan investor lainnya menempatkan dana setoran modal (standby capital).

Transcript of PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank...

Page 1: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 7

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

1. Umum

1.a. Pendirian Bank PT Bank Century Tbk, yang kemudian berganti nama menjadi PT Bank Mutiara Tbk merupakan bank hasil merger antara PT Bank CIC International Tbk, PT Bank Danpac Tbk, dan PT Bank Pikko Tbk dalam bulan Oktober 2004. Sesuai dengan permintaan Bank Indonesia melalui surat Bank Indonesia tanggal 14 Desember 2001 (yang dipertegas melalui surat Bank Indonesia tanggal 20 Agustus 2004) dan pertemuan dengan Bank Indonesia pada tanggal 16 April 2004, manajemen PT Bank CIC International Tbk dan pemegang saham pengendali First Gulf Asia Holdings Limited (d/h Chinkara Capital Limited) setuju untuk melakukan merger dengan PT Bank Pikko Tbk dan PT Bank Danpac Tbk untuk menghasilkan sinergi dan memperkuat permodalan bank hasil merger. Proposal merger tersebut disampaikan kepada Bank Indonesia pada tanggal 26 April 2004. Pada tanggal 21 Mei 2004, PT Bank CIC International Tbk, PT Bank Danpac Tbk dan PT Bank Pikko Tbk, telah menandatangani kesepakatan untuk melakukan tindakan hukum penyatuan kegiatan usaha dengan cara Penggabungan atau Merger dimana PT Bank CIC International Tbk akan bertindak sebagai “Bank Yang Menerima Penggabungan” dan PT Bank Danpac Tbk dan PT Bank Pikko Tbk sebagai “Bank Yang Akan Bergabung”. Pada tanggal 7 September 2004, PT Bank CIC International Tbk mengajukan Pernyataan Penggabungan kepada BAPEPAM dalam rangka penggabungan usaha dengan bank-bank yang menggabungkan diri dan telah mendapat pemberitahuan efektifnya penggabungan tersebut sesuai dengan surat Ketua BAPEPAM No. S.3232/PM/2004 tanggal 20 Oktober 2004. Para pemegang saham PT Bank Pikko Tbk dan PT Bank Danpac Tbk telah menyetujui penggabungan usaha bank-bank tersebut ke dalam PT Bank CIC International Tbk sesuai dengan risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa masing-masing bank yang diaktakan masing-masing dengan Akta No.155 dan No.157 pada tanggal 22 Oktober 2004 dari Buntario Tigris Darmawa NG, S.H, S.E., Notaris di Jakarta. Berdasarkan Akta No. 158 tanggal 22 Oktober 2004 dari Notaris yang sama, PT Bank CIC International Tbk dan bank-bank yang menggabungkan diri yang terdiri dari PT Bank Pikko Tbk dan PT Bank Danpac Tbk dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa telah sepakat melakukan peleburan usaha. Peleburan usaha dilaksanakan dengan syarat dan ketentuan antara lain sebagai berikut: • Semua kekayaan dan kewajiban serta operasi, usaha, kegiatan setiap bank yang

menggabungkan diri beralih hukum kepada PT Bank CIC International Tbk. • Semua pemegang saham bank-bank yang bergabung karena hukum menjadi pemegang saham

PT Bank CIC International Tbk. • Bank sebagai Perusahaan hasil penggabungan tetap mempertahankan eksistensinya sebagai

perusahaan terbatas dan sebagai bank umum dengan memakai nama PT Bank Century Tbk. • Semua perusahaan yang menggabungkan diri karena hukum akan bubar tanpa melakukan

likuidasi. Agar Bank hasil penggabungan dapat memenuhi rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai akibat beralihnya secara hukum semua kekayaan dan kewajiban yang beralih dari perusahaan-perusahaan yang menggabungkan diri kepada Bank hasil penggabungan, maka sebelum atau pada tanggal penggabungan, pemegang saham bersama dengan investor lainnya menempatkan dana setoran modal (standby capital).

Page 2: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 8

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Dengan efektifnya penggabungan, maka seluruh pencatatan saham PT Bank Danpac Tbk dan PT Bank Pikko Tbk dihapuskan, serta dilakukan konversi dan alokasi saham Bank (berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh penilai independen) yang dilakukan sebagai berikut:

Di samping itu, seluruh waran Bank yang masih berlaku juga telah dikonversikan dan dialokasikan sebagai berikut:

Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 6/87/KEP.GBI/2004 tanggal 6 Desember 2004, Bank Indonesia telah memberikan izin penggabungan usaha bank-bank yang menggabungkan diri dengan Bank. Keputusan Gubernur Bank Indonesia tersebut mulai berlaku sejak tanggal persetujuan perubahan anggaran dasar PT Bank CIC Internasional Tbk, Bank Hasil Penggabungan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-30177.HT.01.04 tanggal 14 Desember 2004. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 6/92/KEP.GBI/2004 tanggal 28 Desember 2004, menyetujui perubahan nama PT Bank CIC Internasional Tbk menjadi PT Bank Century Tbk dan izin untuk melakukan usaha sebagai bank umum berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 462/KMK.013/1990 tanggal 16 April 1990 tentang Pemberian Izin Usaha, nama PT Bank CIC International Tbk dinyatakan tetap berlaku bagi PT Bank Century Tbk. Sejak tanggal 6 Nopember 2008, PT Bank Century Tbk ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai Bank Dalam Pengawasan Khusus (DPK). Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 6/9/PBI/2004 tanggal 26 Maret 2004, No. 7/38/PBI/2005 tanggal 10 Oktober 2005 dan No. 10/27/PBI/2008 tanggal 30 Oktober 2008, status DPK ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan. Kemudian, berdasarkan surat Bank Indonesia tanggal 11 Mei 2009 No.11/8/DpG/DPB1/Rahasia, Bank Indonesia telah menyetujui keluarnya PT Bank Century Tbk dari status DPK. Pada tanggal 13 Nopember 2008, PT Bank Century Tbk mengalami keterlambatan penyetoran dana pre-fund untuk mengikuti kliring dan dana di Bank Indonesia yang telah berada dibawah saldo minimal, sehingga Bank di-suspend untuk transaksi kliring pada hari tersebut, pada tanggal 14 Nopember 2008 sampai dengan 20 Nopember 2008, transaksi kliring sudah dibuka kembali namun terjadi penarikan dana nasabah secara besar-besaran akibat turunnya tingkat kepercayaan yang timbul sebagai akibat dari pemberitaan-pemberitaan seputar ketidakikutsertaan Bank pada kliring tanggal 13 Nopember 2008.

Page 3: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 9

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Pada tanggal 20 Nopember 2008, berdasarkan Surat No. 10/232/GBI/Rahasia, Bank Indonesia menetapkan PT Bank Century Tbk sebagai Bank Gagal yang ditengarai berdampak sistemik. Selanjutnya, sesuai dengan Perpu No. 4 Tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) melalui Keputusan No. 04/KSSK.03/2008 tanggal 21 Nopember 2008 menetapkan PT Bank Century Tbk sebagai bank gagal yang berdampak sistemik dan menyerahkan penanganannya kepada Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Sesuai dengan Pasal 40 UU No. 24 Tahun 2004 tentang LPS, terhitung sejak LPS melakukan penanganan bank gagal, maka LPS mengambil alih segala hak dan wewenang RUPS, kepemilikan, kepengurusan, dan/atau kepentingan lain pada bank dimaksud. Pada tanggal 10 Agustus 2009 Rapat Dewan Komisioner (RDK) yang telah diaktakan dengan Akta No. 62 dari Irawan Soerodjo, SH, Msi, notaris di Jakarta, tertanggal 10 Agustus 2009, yang telah disahkan oleh Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-41550.AH.01.02. Tahun 2009 memutuskan: 1) Penerbitan saham atas Penyertaan Modal Sementara LPS pada PT Bank Century Tbk; 2) Penegasan atas penggantian nama PT Bank Century Tbk menjadi PT Bank Mutiara Tbk; 3) Penegasan dan/atau Pengubahan, Penyusunan Kembali Anggaran Dasar PT Bank Century Tbk

untuk diselesaikan dengan Ketentuan UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Ketentuan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan nomor IX.J.1 tentang Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan tertanggal 14 Mei 2008 nomor KEP-179/BL/2008; dan

4) Penegasan atas Pengubahan Susunan Anggota Direksi dan Dewan Komisaris PT Bank Century Tbk.

Berdasarkan Akta tersebut di atas, RDK menyetujui peningkatan Modal Dasar PT Bank Mutiara Tbk dari sebesar Rp 5.265.000.000 menjadi sebesar Rp 12.000.000.000 yang terdiri dari 900.000.000.004.200 lembar saham seri A dengan nilai nominal masing-masing saham seri A sebesar Rp 0,01 (nilai penuh) sehingga nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 9.000.000.000 dan saham seri B sebanyak 38.461.538.461 lembar saham dengan nilai nominal masing-masing saham seri B sebesar Rp 78,00 (nilai penuh), sehingga nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 2.999.999.999; dan peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari sebesar Rp 2.211.314.000 menjadi sebesar Rp 8.973.675.000 Peningkatan modal ditempatkan dan disetor dilakukan melalui penerbitan saham atas Penyertaan Modal Sementara (PMS) LPS pada PT Bank MutiaraTbk. Penerbitan saham PT Bank Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar saham dengan nilai nominal per saham sebesar Rp 0,01 (nilai penuh). Kepemilikan LPS dan Pemegang Saham lama berdasarkan jumlah saham masing-masing adalah sebesar 99,996% dan 0,004%. Pergantian nama PT Bank Century Tbk menjadi PT Bank Mutiara Tbk telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU-41550.AH.01.02. Tahun 2009 tertanggal 26 Agustus 2009, Salinan Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 11/47/KEP.GBI/2009 tertanggal 16 September 2009 tentang Perubahan Penggunaan Izin Usaha Atas Nama PT Bank Century Tbk menjadi Izin Usaha Atas Nama PT Bank Mutiara Tbk. dan Surat dari Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan No. 11/547/DPIP/Prz tertanggal 17 September 2009 perihal Persetujuan Perubahan Penggunaan Izin Usaha Atas Nama PT Bank Century Tbk Menjadi Izin Usaha Atas Nama PT Bank Mutiara Tbk. Selanjutnya, menurut surat Bank Indonesia No. 11/10/DpG/DPB1/Rahasia tanggal 11 Agustus 2009, Bank Indonesia menegaskan bahwa Bank telah memenuhi ketentuan yang berlaku untuk keluar dari status pengawasan khusus dan masuk ke status pengawasan intensif.

Page 4: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 10

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

PT Bank Mutiara Tbk berdomisili di Indonesia dengan 25 Kantor Cabang, 26 Kantor Cabang Pembantu dan 5 Kantor Kas. Kantor Pusat PT Bank Mutiara Tbk beralamat di Gedung International Financial Center, Jl. Jend. Sudirman Kav.22-23 Jakarta.

1.b. Penawaran Umum Efek Bank Sebelum Menjadi PT Bank Mutiara Tbk Pada bulan Juni 1997, PT Bank CIC International Tbk menjual 70.000.000 lembar sahamnya yang bernilai nominal Rp 500 (nilai penuh) per lembar saham dengan harga penawaran Rp 900 (nilai penuh) per lembar saham kepada masyarakat melalui pasar modal sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Penjualan saham kepada masyarakat ini telah memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) melalui suratnya No.S-1144/PM/1997 tanggal 3 Juni 1997. Pada bulan Juli 2000, PT Bank CIC International Tbk melakukan Penawaran Umum Terbatas II kepada para pemegang sahamnya (Rights Issue II). Dalam penawaran ini diterbitkan saham biasa sebanyak 401.773.500 lembar saham dengan nilai nominal Rp 100 (nilai penuh) per lembar saham dengan harga penawaran Rp 200 (nilai penuh) per saham, dimana melekat sejumlah 140.620.725 Waran Seri II yang dapat dikonversikan menjadi saham mulai tanggal 19 Januari 2001 sampai dengan 18 Juli 2005. Setiap pemegang 5 saham mempunyai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) untuk membeli 1 saham baru dengan harga Rp 100 (nilai penuh) per lembar saham. Di samping itu, pada setiap 100 lembar saham baru melekat 35 Waran Seri II yang diberikan secara cuma-cuma. Penawaran Umum Terbatas II ini telah mendapat persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan pada tanggal 26 Juni 2000 dan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM melalui Surat Keputusannya No. S-1517/PM/2000 tertanggal 26 Juni 2000. Pada bulan Maret 2003, PT Bank CIC International Tbk melakukan Penawaran Umum Terbatas III kepada para pemegang sahamnya (Rights Issue III). Dalam penawaran ini diterbitkan saham biasa sebanyak 5.797.941.330 saham dengan nilai nominal Rp 100 (nilai penuh) per lembar saham dengan harga penawaran Rp 120 (nilai penuh) per saham, dimana melekat sejumlah 173.938.240 Waran Seri III yang dapat dikonversikan menjadi saham mulai tanggal 26 September 2003 sampai dengan 7 April 2008. Setiap pemegang 5 saham mempunyai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) untuk membeli 12 saham baru dengan harga Rp 120 (nilai penuh) per saham. Di samping itu, pada setiap 100 saham baru melekat 3 Waran Seri III yang diberikan secara cuma-cuma. Penawaran Umum Terbatas Ill itu telah mendapat persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegamg Saham Luar Biasa yang diadakan pada tanggal 28 Pebruari 2003, dan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM melalui Surat Keputusannya No. S-405/PM/2003 tertanggal 27 Pebruari 2003. Pada bulan Juli dan Agustus 2003, PT Bank CIC International Tbk melakukan Penawaran Umum Terbatas IV kepada para pemegang sahamnya (Rights Issue IV). Dalam penawaran ini diterbitkan saham biasa sebanyak 2.494.146.934 saham dengan nilai nominal Rp 100 (nilai penuh) per saham dengan harga penawaran Rp 120 (nilai penuh) per saham, dimana melekat sejumlah 2.244.732.240 Waran Seri IV yang dapat dikonversikan menjadi saham mulai tanggal 22 Januari 2004 sampai dengan 3 Agustus 2008. Setiap pemegang 10 saham mempunyai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) untuk membeli 3 saham baru dengan harga Rp 120 (nilai penuh) per saham. Di samping itu, pada setiap 10 saham baru melekat 9 Waran Seri IV yang diberikan secara cuma-cuma. Penawaran Umum Terbatas IV ini telah mendapat persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan pada tanggal 27 Juni 2003, dan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM melalui Surat Keputusannya No. S-1534/PM/2003 tertanggal 26 Juni 2003. Setelah penggabungan harga waran menjadi Rp 78 (nilai penuh).

Page 5: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 11

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Pada bulan Juli 2007, PT Bank Century Tbk melakukan Penawaran Umum Terbatas V kepada para pemegang sahamnya (Rights Issue V). Dalam penawaran ini diterbitkan saham biasa sebanyak 5.670.029.955 saham dengan nilai nominal Rp 78 (nilai penuh) per saham, dimana melekat sejumlah 5.670.029.955 Waran Seri V yang dapat dikonversikan menjadi saham mulai tanggal 19 Desember 2007 sampai dengan 18 Juni 2010. Setiap pemegang saham 4 saham mempunyai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) untuk membeli 1 saham baru dengan harga Rp 78 (nilai penuh) per saham. Di samping itu, pada setiap 1 saham baru melekat 1 Waran Seri V yang diberikan secara cuma-cuma. Penawaran Umum Terbatas V ini telah mendapat persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan pada tanggal 5 Juni 2007, dan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK melalui Surat Keputusannya No. S-2648/BL/2007 tertanggal 5 Juni 2007. Berdasarkan Surat Penghentian Sementara Perdagangan Efek PT Bank Century Tbk No. Peng-23/BEI.PSJ/SPT/11-2008 tanggal 21 Nopember 2008 sehubungan dengan adanya informasi material yang belum disampaikan kepada publik tentang PT Bank Century Tbk, maka untuk mencegah terjadinya perdagangan yang tidak wajar atas Efek Perusahaan Tercatat di Bursa Efek Indonesia dan untuk mendapatkan informasi yang lebih memadai tentang hal tersebut, Bursa memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan Efek PT Bank Century Tbk di seluruh pasar mulai sesi I perdagangan Efek pada tanggal 21 Nopember 2008 hingga pengumuman lebih lanjut. Sampai dengan tanggal pelaporan, penghentian tersebut masih berlangsung. Sejak tanggal 10 Agustus 2009, PT Bank Century Tbk telah berganti nama menjadi PT Bank Mutiara Tbk (selanjutnya disebut “Bank”).

1.c. Komisaris, Direksi dan Karyawan Susunan Dewan Komisaris dan Direksi per tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Pontas Riyanto Siahaan Komisaris : Budhiyono Budoyo Komisaris : Eko Budi Supriyanto

Dewan Direksi Direktur Utama : Maryono Direktur : Ahmad Fajar Direktur : Erwin Prasetio Direktur : Benny Purnomo

Susunan Komite Audit per tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

Ketua Eko Budi Supriyanto Anggota Yusuf Subianto Anggota Dharmawan Effendi

Jumlah karyawan Bank pada tahun 2011 dan 2010 masing-masing adalah 1.477 dan 1.425 karyawan.

Page 6: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 12

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi

2.a. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan peraturan serta pedoman Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) (sekarang Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK)) No. VIII. G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No.KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 termasuk SE-02/BL/2008 tanggal 31 Januari 2008 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Perbankan dan sesuai dengan praktik-praktik perbankan dan pedoman akuntansi serta pelaporan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Laporan keuangan juga disusun berdasarkan konsep biaya historis, kecuali untuk surat berharga dan instrumen derivatif tertentu yang dinilai berdasarkan nilai pasar, aset tetap tertentu yang dinilai kembali sesuai dengan peraturan pemerintah dan investasi saham tertentu yang dicatat dengan metode biaya dan ekuitas (cost and equity method). Dasar penyusunan laporan keuangan adalah dasar akrual, kecuali pengakuan bunga atas kredit yang diberikan dan aset produktif lainnya yang diklasifikasikan sebagai non performing dan laporan arus kas. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung yang dimodifikasi (modified direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia, fasilitas simpanan Bank Indonesia dan Sertifikat Bank Indonesia yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan sejak tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta tidak dibatasi penggunaannya. Sebelum 1 Januari 2010, kas dan setara kas hanya terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain. Perubahan tersebut terkait dengan dicabutnya PSAK No.31 (Revisi 2000) tentang “Akuntansi Perbankan” yang efektif tanggal 1 Januari 2010. Untuk tujuan perbandingan dengan Laporan arus kas tahun untuk yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2011, maka laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2010 dilakukan penyajian kembali.

Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah. Angka-angka yang disajikan dalam Catatan atas laporan keuangan ini, kecuali bila dinyatakan secara khusus adalah dalam jutaan Rupiah.

2.b. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam nilai Rupiah berdasarkan nilai tukar yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs spot Reuters pada pukul 16:00 WIB. Keuntungan atau kerugian akibat penyesuaian kurs tersebut dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.

Page 7: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 13

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010, nilai tukar (dalam nilai penuh) adalah sebagai berikut: 2011 2010Rp Rp

Poundsterling 13,739.67 13,613.37 Euro 12,418.18 11,074.71Dolar Amerika Serikat 8,575.50 9,065.00Franc Swiss 10,285.46 8,376.46Dolar Kanada 8,878.25 8,632.10Dolar Singapura 6,979.26 6,483.34Dolar Australia 9,202.37 7,730.64Dolar Selandia Baru 7,107.81 6,281.14Dolar Hongkong 1,101.90 1,164.51Yen Jepang 106.68 102.285

2.c. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Bank melakukan transaksi dengan Pihak-pihak berelasi. Definisi pihak istimewa yang digunakan adalah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7, mengenai "Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi" dan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/PBI/2005 tanggal 25 Januari 2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum, sebagaimana yang telah diubah dengan PBI No. 8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 yang didefinisikan antara lain: • Perusahaan di bawah pengendalian Bank; • Perusahaan asosiasi; • Investor yang memiliki hak suara, yang memberikan investor tersebut suatu pengaruh yang

signifikan; • Perusahaan di bawah pengendalian investor yang dijelaskan dalam butir di atas; dan • Karyawan kunci dan anggota keluarganya. Seluruh transaksi dengan Pihak-pihak berelasi baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan syarat dan kondisi normal, sebagaimana dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi, telah diungkapkan pada laporan keuangan. Berdasarkan PBI di atas, transaksi antara Bank dengan Badan Usaha Milik Negara dan perusahaan- perusahaan yang dimiliki/dikendalikan negara tidak diperlakukan sebagai pihak-Pihak-pihak berelasi.

2.d. Aset dan Kewajiban Keuangan

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat pengakuan awal. • Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi

Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan kecuali telah ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi.

Page 8: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 14

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi dan dicatat masing-masing sebagai “Keuntungan/(kerugian) dari penilaian efek yang diperdagangkan yang belum direalisasi” dan “Keuntungan/(kerugian) dari penjualan efek.

Pendapatan bunga dari instrumen keuangan dalam kelompok diperdagangkan dicatat sebagai “Pendapatan bunga”. Perubahan nilai wajar atas aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui sebagai “Keuntungan/(kerugian) dari penilaian efek yang diperdagangkan yang belum direalisasi”.

• Pinjaman yang Diberikan dan Piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan adalah jumlah aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada saat pengukuran awal dikurangi pembayaran pokok pinjaman, ditambah atau dikurangi amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai pengakuan awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan nilai.

• Aset Keuangan yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo

Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, selain: a) Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; b) Investasi yang ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan c) Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif. Pendapatan bunga dari investasi dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam laporan laba rugi dan diakui sebagai “Pendapatan bunga”. Ketika penurunan nilai terjadi, kerugian penurunan nilai diakui sebagai “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai” sebagai komponen pengurang dari nilai tercatat investasi dan diakui di dalam laporan keuangan sebagai “Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai”.

• Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual

Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki selama periode tertentu, dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Page 9: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 15

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba rugi yang sebelumnya diakui pada bagian ekuitas akan diakui pada laporan laba rugi. Sedangkan penghasilan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi.

Kewajiban Keuangan Kewajiban keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (ii) kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

• Kewajiban Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi

Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan kewajiban keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Nilai wajar kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah kewajiban keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai kewajiban diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.

• Kewajiban Keuangan yang Diukur Dengan Biaya Perolehan Diamortisasi

Kewajiban keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Setelah pengakuan awal, Bank mengukur seluruh kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

2.e. Penentuan Nilai Wajar

Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal neraca menggunakan harga yang dipublikasikan secara rutin dan berasal dari sumber yang terpercaya, seperti quoted market price atau broker’s quoted price dari Reuters dan BI-SSSS.

Nilai wajar untuk semua instrumen keuangan lainnya ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Dengan teknik ini, nilai wajar merupakan suatu estimasi yang dihasilkan dari data yang dapat diobservasi dari instrumen keuangan yang sama, menggunakan model-model untuk mendapatkan estimasi nilai kini dari arus kas masa depan yang diharapkan atau teknik penilaian lainnya menggunakan input yang tersedia pada tanggal neraca. Investasi pada efek ekuitas yang nilai wajarnya tidak tersedia dicatat sebesar biaya perolehan. Nilai wajar untuk instrumen keuangan lain yang tidak diperdagangkan di pasar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Perusahaan menggunakan metode discounted cash flows dengan menggunakan asumsi asumsi berdasarkan kondisi pasar yang ada pada saat tanggal neraca untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan lainnya.

Page 10: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 16

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Berkaitan dengan kredit yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, maka nilai tercatat pada saat pengakuan awal dapat berbeda dengan nilai yang akan diperoleh pada saat jatuh tempo, jika Bank, menerima pendapatan atau mengeluarkan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung pada pemberian/pembelian kredit tersebut, memberikan kredit dengan suku bunga di bawah suku bunga pasar, memberikan/membeli kredit secara diskonto atau premium. Dalam menentukan suku bunga pasar, bank menggunakan suku bunga acuan yang berlaku di Bank. Pada prinsipnya suku bunga pasar tidak dapat disamaratakan untuk seluruh jenis kredit, dimana setiap jenis kredit memiliki risk premium yang berbeda dan target profit margin yang berbeda.

2.f. Penghentian Pengakuan

Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan kewajiban terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima. Perusahaan menghentikan pengakuan kewajiban keuangan, jika dan hanya jika, kewajiban Perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa. Saling Hapus Aset keuangan dan kewajiban keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca jika, dan hanya jika, Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan.

2.g. Klasifikasi dan Reklasifikasi Aset Keuangan Klasifikasi Aset Keuangan

Bank mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Jenis Instrumen Keuangan Klasifikasi Standar Pengukuran Awal

Kas Pinjaman Diberikan dan Piutang Giro pada Bank Lain dan Bank Indonesia

Pinjaman Diberikan dan Piutang

Penempatan pada Bank Lain dan pada Bank Indonesia

Pinjaman Diberikan dan Piutang

Efek-efek Salah Satu dari: • Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan

Laba Rugi • Tersedia untuk Dijual • Dimiliki hingga Jatuh Tempo

Efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali

Pinjaman Diberikan dan Piutang

Aset Keuangan

Kredit yang Diberikan Salah Satu dari: • Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan

Laba Rugi

Page 11: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 17

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Jenis Instrumen Keuangan Klasifikasi Standar Pengukuran Awal • Pinjaman Diberikan dan Piutang • Tersedia untuk Dijual • Dimiliki hingga Jatuh Tempo

Simpanan Nasabah Kewajiban lainnya Simpanan dari Bank Lain Kewajiban lainnya

Kewajiban Keuangan Kewajiban Lain-lain Kewajiban lainnya Reklasifikasi Aset Keuangan Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki.

Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut : • dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali

dimana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;

• terjadi setelah Bank telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau

• terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar kendali Bank, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Bank.

Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi.

Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok tersedia untuk dijual ke kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada nilai tercatat. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi harus diamortisasi menggunakan suku bunga efektif sampai dengan tanggal jatuh tempo instrumen tersebut.

2.h. Penurunan Nilai Aset Keuangan

(i) Aset Keuangan yang Dicatat Berdasarkan Biaya Perolehan Diamortisasi Pada setiap tanggal neraca, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal

Kriteria yang digunakan oleh Bank untuk menentukan bukti objektif dari penurunan nilai diantaranya adalah sebagai berikut: • kesulitan keuangan signifikan yang dialami pihak penerbit atau peminjam; atau • terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau

Page 12: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 18

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

• data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok tersebut, kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut; atau

• hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan. Estimasi periode antara peristiwa kerugian dan identifikasinya ditentukan oleh manajemen untuk setiap portofolio yang diidentifikasi.

Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka akun/rekening atas aset keuangan tersebut akan masuk ke dalam kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dinilai secara kolektif. Aset keuangan yang signifikan dan telah terdapat bukti objektif terjadi penurunan nilai, tidak dimasukkan dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi sebesar cadangan kerugian penurunan nilai dan jumlah kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi. Jika pinjaman yang diberikan atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini pada saat terdapat bukti obyektif terjadinya penurunan nilai. Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan menggunakan discounted cashflow dilakukan hanya apabila arus kas masa datang atas aset keuangan tersebut memang benar-benar masih ada, dapat dibuktikan dan dapat dijaga akurasi realisasinya, dan untuk itu harus mendapatkan persetujuan dari Manajemen.

Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dapat dipulihkan, baik secara langsung, atau dengan menyesuaikan pos cadangan. Jumlah pemulihan penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi. Ketika kredit yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit yang diberikan tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan.

(ii) Aset yang Tersedia untuk Dijual

Pada setiap tanggal neraca, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar dari investasi dalam instrumen hutang di bawah biaya perolehannya merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai.

Ketika terdapat bukti tersebut di atas untuk aset yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif, yang merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi. Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen hutang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan

Page 13: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 19

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut dapat dipulihkan melalui laporan laba rugi.

(iii) Cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan dan non-keuangan sebelum berlaku

PSAK 55 (Revisi 2006)

Sebelum 1 Januari 2010, seluruh aset produktif dan non produktif wajib dibentuk cadangan kerugian yang lebih dikenal dengan istilah “Cadangan kerugian penurunan nilai atas aset produktif dan non produktif” sebesar ketentuan minimum dari BI. Aset produktif terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada bank lain dan BI, efek-efek, efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, tagihan akseptasi, penyertaan serta komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit. Komitmen dan kontinjensi dengan risiko kredit antara lain terdiri dari penerbitan jaminan, letter of credit, standby letter of credit dan fasilitas kredit yang belum ditarik yang bersifat committed. Cadangan kerugian penurunan nilai atas aset produktif ditentukan berdasarkan kriteria BI sesuai dengan peraturan BI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum” yang diubah dengan peraturan BI No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan peraturan BI No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 serta peraturan BI No.11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009 yang mengklasifikasikan aset produktif menjadi lima kategori dengan minimum persentase Cadangan kerugian penurunan nilai sebagai berikut:

Klasifikasi Persentase Minimum Cadangan Kerugian

Penurunan Nilai

Lancar 1% Dalam Perhatian Khusus 5% Kurang Lancar 15% Diragukan 50% Macet 100%

Persentase di atas berlaku untuk aset produktif dan komitmen dan kontinjensi, dikurangi nilai agunan, kecuali untuk aset produktif dan komitmen dan kontinjensi yang dikategorikan sebagai lancar, di mana persentasenya berlaku langsung atas saldo aset produktif dan komitmen dan kontinjensi yang bersangkutan. Cadangan kerugian penurunan nilai atas aset non produktif ditentukan berdasarkan PBI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum yang mengklasifikasikan aset non produktif menjadi 4 (empat) kategori sebagai berikut:

Klasifikasi Batas Waktu Persentase Minimum Cadangan Kerugian

Penurunan Nilai Lancar < 1 Tahun 1% Kurang Lancar lebih dari 1-3 Tahun 15% Diragukan lebih dari 3-5 Tahun 50% Macet lebih dari 5 Tahun 100%

Page 14: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 20

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Untuk rekening antar kantor dan suspense account besarnya persentase cadangan kerugian penurunan nilai, sebagai berikut:

Klasifikasi Batas Waktu Persentase Minimum Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

Lancar < 180 Hari 0% Macet > 180 Hari 100%

2.i. Kas dan Setara Kas

Kas meliputi kas kecil, kas besar, kas dalam Anjungan Tunai mandiri ( ATM) dan bank notes. 2.j. Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain

Giro pada bank lain dan Bank Indonesia diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, giro pada bank lain dan Bank Indonesia disajikan sebesar nilai wajar dikurangi atau ditambah dengan pendapatan atau dengan beban transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah pengakuan awal kemudian diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Sebelum 1 Januari 2010, Giro pada Bank Indonesia dinyatakan sebesar saldo giro. Giro pada bank lain dinyatakan sebesar saldo giro dikurangi dengan Cadangan kerugian penurunan nilai.

Pada tanggal 4 Oktober 2010, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan No. 12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan valuta asing. Peraturan ini berlaku efektif 1 Nopember 2010. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer, GWM Sekunder dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR).

GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam Rupiah dan GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 2,5% dari DPK dalam Rupiah yang mulai berlaku pada tanggal 1 Nopember 2010. GWM LDR dalam Rupiah ditetapkan sebesar perhitungan antara Parameter Disinsentif Bawah atau Parameter Disinsentif Atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR. Target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dan KPMM Insentif yang mulai berlaku pada tanggal 1 Maret 2011. Sedangkan GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 1% dari DPK dalam mata uang asing, yang mulai berlaku pada tanggal 1 Nopember 2010.

GWM Utama adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari DPK.

GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (“SBI”), Surat Utang Negara (“SUN”) dan/atau Excess Reserve, yang besarnya ditetapkan Bank Indonesia sebesar persentase tertentu.

2.k. Penempatan pada Bank Lain dan Bank Indonesia Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia disajikan sebesar nilai wajar dikurangi atau ditambah dengan pendapatan atau dengan beban transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah pengakuan awal kemudian diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Page 15: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 21

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Bank dapat menggunakan metode garis lurus dalam melakukan amortisasi untuk: • Penempatan dengan jadwal penarikan (arus kas) yang sulit diprediksi; dan • Biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan penempatan besarnya

material Amortisasi beban transaksi atas penempatan yang tidak memiliki jangka waktu tetap atau tidak diketahui periode penempatannya dapat didasarkan pada data historis rata-rata umur penempatan. Sebelum 1 Januari 2010, penempatan pada Bank Lain dinyatakan sebesar saldo penempatan dikurangi dengan Cadangan kerugian penurunan nilai dan penempatan pada Bank Indonesia dinyatakan sebesar saldo penempatan dikurangi pendapatan bunga yang ditangguhkan.

Penempatan pada Bank Lain dan Bank Indonesia merupakan penempatan dalam bentuk call money, FasBI, deposito, dan lainnya.

2.l. Efek-Efek Efek-efek terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia, Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah , Obligasi Korporasi, Obligasi Republik Indonesia, Surat Perbendaharaan Negara, SUN (Surat Utang Negara), Unit Penyertaan Reksadana, Wesel Jangka Menengah (medium term notes), wesel tagih (termasuk efek hutang Republik Indonesia - ROl Loans), negosiasi wesel ekspor yang diperdagangkan di pasar uang dan obligasi yang tercatat pada bursa efek. Obligasi rekapitalisasi pemerintah merupakan obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dalam rangka rekapitalisasi bank-bank komersial tertentu di Indonesia. Efek-efek dan obligasi Pemerintah diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, tersedia untuk dijual, dimiliki hingga jatuh tempo serta pinjaman yang diberikan dan piutang. Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, efek-efek dan Obligasi Pemerintah disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan beban transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Untuk efek-efek dan Obligasi Pemerintah yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, beban transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian yang direalisasi dari penjualan efek-efek diakui atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan berdasarkan selisih antara nilai jual dan nilai tercatat. Pemindahan efek ke kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Laba atau rugi yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama sisa umur efek tersebut. Bila terjadi penurunan nilai wajar di bawah biaya perolehan (termasuk amortisasi premi dan/atau diskonto) yang bersifat permanen, maka biaya perolehan efek diturunkan sebesar nilai wajarnya, dan jumlah penurunan nilai tersebut dibebankan pada laba rugi tahun berjalan. Cadangan kerugian penurunan nilai dan penurunan nilai pasar disajikan sebagai pengurang terhadap efek-efek. Sebelum 1 Januari 2010, efek-efek dan Obligasi Pemerintah disajikan sebesar saldo dikurangi Cadangan kerugian penurunan nilai.

Page 16: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 22

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

2.m. Efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali (Reverse Repo) dan Efek yang Dijual Dengan Janji Dibeli Kembali (Repo) Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, tersedia untuk dijual, dimiliki hingga jatuh tempo serta pinjaman yang diberikan dan piutang.

Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan beban transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Untuk efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, beban transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi. Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) disajikan sebagai kewajiban sebesar harga pembelian kembali yang disepakati dikurangi beban bunga yang belum diamortisasi. Beban bunga yang belum diamortisasi merupakan selisih antara harga jual dan harga beli kembali yang disepakati tersebut dan diakui sebagai beban bunga selama jangka waktu sejak efek dijual hingga dibeli kembali. Efek yang dijual tetap dicatat sebagai aset dalam neraca karena secara substansi kepemilikan efek tetap berada pada pihak Bank sebagai penjual. Sejak 1 Januari 2010, beban bunga diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Sebelum 1 Januari 2010 beban bunga diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus.

2.n. Instrumen Keuangan Derivatif Instrumen keuangan derivatif (termasuk transaksi mata uang asing untuk tujuan pendanaan dan perdagangan) diakui sebesar nilai wajar pada neraca. Nilai wajar ditentukan berdasarkan harga pasar, model penentuan harga atau harga pasar instrumen lain yang memiliki karakteristik serupa. Derivatif dicatat sebagai tagihan derivatif apabila memiliki nilai wajar positif dan sebagai kewajiban derivatif apabila memiliki nilai wajar negatif.

Sebelum 1 Januari 2010, tagihan derivatif disajikan setelah dikurangi dengan Cadangan kerugian penurunan nilai.

Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dihitung dari selisih antara nilai kontrak dengan nilai wajar instrumen derivatif pada tanggal laporan dan dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan untuk tujuan trading.

2.o. Kredit Sejak 1 Januari 2010, kredit diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi yang timbul pada saat akuisisi serta biaya transaksi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan suku bunga efektif. Amortisasi tersebut diakui pada laporan laba rugi. Biaya perolehan diamortisasi dapat menggunakan metode garis lurus apabila: • Kredit dengan jadwal penarikan dan pembayaran (arus kas) yang sulit diprediksi, misalnya kredit

yang bersifat revolving, pinjaman rekening koran, kredit modal kerja konstruksi; dan • Besarnya;

- Pendapatan dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung pada pemberian/pembelian kredit;

- Perbedaan suku bunga kredit yang diberikan dan suku bunga pasar ata kredit sejenis; dan /atau - Diskonto atau premium atas pemberian/pembelian kredit, Material.

Page 17: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 23

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Cadangan kerugian penurunan nilai atas penurunan nilai dilakukan bila terdapat indikasi penurunan nilai. Sebelum 1 Januari 2010, kredit yang diberikan dinyatakan sebesar saldo kredit bruto dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk berdasarkan evaluasi kolektibilitas kredit yang diberikan. Untuk kredit yang direstrukturisasi, sejak 1 Januari 2010 setelah syarat dan ketentuan telah dinegosiasi ulang, penurunan nilai yang ada sebelumnya akan diukur dengan menggunakan suku bunga efektif awal sebelum ketentuan kredit dimodifikasi dan kredit tersebut tidak lagi dalam kategori past due. Manajemen akan mengkaji ulang pada kredit yang direstrukturisasi secara berkelanjutan untuk memastikan bahwa seluruh syarat terpenuhi dan pembayaran di masa datang akan terjadi. Kredit yang diberikan dengan perjanjian sindikasi ataupun penerusan kredit diakui sebesar porsi kredit yang risikonya ditanggung oleh Bank.

2.p. Tagihan Akseptasi dan Kewajiban Akseptasi Sejak 1 Januari 2010, tagihan akeptasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi oleh penyisihan penurunan nilai. Kewajiban akseptasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Cadangan kerugian penurunan nilai penurunan nilai dilakukan bila terdapat indikasi penurunan nilai. Sebelum 1 Januari 2010, tagihan dan kewajiban akseptasi dinyatakan sebesar nilai Letter of Credit (L/C) atau nilai realisasi L/C yang diaksep oleh bank pengaksep (acceptance bank). Tagihan akseptasi disajikan setelah dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Cadangan kerugian penurunan nilai penurunan nilai dilakukan berdasarkan ketentuan minimum dari BI.

2.q. Aset Tetap Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan, kecuali hak atas tanah yang tidak disusutkan dan aset tetap tertentu yang dinilai kembali oleh penilai independen berdasarkan peraturan pemerintah. Sesuai dengan PSAK No. 47 tentang “Akuntansi Tanah”, perolehan tanah setelah tanggal 1 Januari 1999 dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Jumlah biaya yang material sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi berdasarkan jangka waktu yang lebih pendek antara hak atas tanah atau umur ekonomis tanah. Sesuai dengan PSAK No. 16 (Revisi 2007) tentang “Aset Tetap” yang berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 2008, entitas yang sebelum penerapan pernyataan ini pernah melakukan revaluasi aset tetap dan masih memiliki saldo selisih nilai revaluasi aset tetap, maka pada saat penerapan pertama kali Pernyataan ini harus mereklasifikasi seluruh saldo selisih nilai revaluasi aset tersebut ke saldo laba. Pada tahun 2008, Bank telah melakukan reklasifikasi selisih nilai tetap sebesar Rp 63.220.000 ke saldo laba. Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan yang memperpanjang masa manfaat aset dikapitalisasi. Nilai buku aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau dijual, dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dilaporkan dalam laporan laba rugi tahun berjalan.

Page 18: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 24

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Tahun

Bangunan 20 Inventaris Kantor 4-8 Kendaraan Bermotor (motor) 4 Kendaraan Bermotor (mobil) 8

2.r. Agunan yang Diambil Alih

Agunan yang diambil alih (AYDA) sehubungan dengan penyelesaian kredit dicatat berdasarkan nilai terendah antara saldo kredit dan nilai aset yang telah dinilai atau harga yang disepakati bersama. Selisih lebih antara saldo kredit dengan nilai aset yang telah dinilai atau harga yang disepakati bersama, yang tidak dapat ditagih dari debitur, dibebankan pada laporan laba rugi periode berjalan. Biaya pemeliharaan yang terjadi setelah pengambilalihan atau akuisisi aset dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset yang diambil alih dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi periode berjalan.

2.s. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method).

2.t. Simpanan dan Simpanan dari Bank Lain Simpanan merupakan kewajiban kepada nasabah dalam bentuk giro, tabungan, deposito berjangka dan sertifikat deposito. Giro dan tabungan dinyatakan sebesar nilai kewajiban kepada pemilik rekening. Deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal kewajiban kepada pemilik deposito berjangka. Simpanan dari nasabah dan dari bank lain diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain sajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Sertifikat deposito merupakan deposito berjangka yang dapat diperdagangkan. Sertifikat deposito dinyatakan sebesar nilai nominal dikurangi dengan bunga yang belum diamortisasi. Simpanan dari bank lain merupakan kewajiban kepada bank lain baik lokal maupun luar negeri dalam bentuk giro, tabungan, deposito berjangka, sertifikat deposito dan interbank call money. Simpanan dari bank lain dinyatakan sebesar jumlah kewajiban kepada bank lain tersebut, kecuali sertifikat deposito dinyatakan sebesar nilai nominal dikurangi dengan bunga yang belum diamortisasi. Sebelum 1 Januari 2010, simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain disajikan sebesar saldo simpanan.

2.u. Biaya Emisi Saham Biaya emisi saham disajikan sebagai pengurang dari tambahan modal disetor.

Page 19: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 25

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

2.v. Pengakuan Pendapatan dan Beban Bunga Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing dicatat dalam pendapatan bunga dan beban bunga di dalam laporan laba rugi menggunakan metode suku bunga efektif. Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau kewajiban keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premi atau diskon lainnya. Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan dan beban bunga diakui berdasarkan konsep akrual. Pendapatan bunga atas pinjaman yang diberikan atau aktiva produktif lainnya yang diklasifikasikan sebagai bermasalah diakui pada saat pendapatan tersebut diterima. Pada saat pinjaman yang diberikan diklasifikasikan sebagai bermasalah, bunga yang telah diakui tetapi belum tertagih akan dibatalkan pengakuannya. Selanjutnya bunga yang dibatalkan tersebut diakui sebagai tagihan kontinjensi dan diakui sebagai pendapatan pada saat diterima tunai. Seluruh penerimaan yang berhubungan dengan kredit diragukan dan macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurangan pokok kredit. Kelebihan penerimaan dan pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. Pendapatan bunga yang ditangguhkan dari kredit yang direstrukturisasi diakui sebagai pendapatan secara proporsional pada saat diterima pembayaran angsuran pokok.

2.w. Pengakuan Pendapatan dan Beban Provisi dan Komisi Sejak diberlakukannya PSAK 55 (Revisi 2006) tanggal 1 Januari 2010, provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian kredit yang signifikan diakui sebagai bagian/(pengurang) dari biaya perolehan kredit dan akan diakui sebagai pendapatan bunga dengan cara diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif. Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan provisi dan komisi yang signifikan dan berkaitan langsung dengan pemberian kredit atau untuk suatu jangka waktu tertentu ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) selama jangka waktu yang bersangkutan. Saldo provisi dan komisi yang belum diamortisasi sehubungan dengan kredit yang telah diselesaikan sebelum jatuh tempo diakui sebagai pendapatan pada saat penyelesaian kredit. Provisi dan komisi yang tidak berkaitan langsung dengan pemberian kredit atau tidak untuk suatu jangka waktu tertentu diakui sebagai pendapatan pada saat transaksi terjadi.

2.x. Restrukturisasi Kredit Bermasalah Restrukturisasi kredit meliputi modifikasi persyaratan kredit, konversi kredit menjadi saham atau instrumen keuangan lainnya dan/atau kombinasi dari keduanya Kredit yang direstrukturisasi disajikan sebesar nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi atau nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi. Kerugian akibat selisih antara nilai tercatat kredit

Page 20: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 26

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

pada tanggal restrukturisasi dengan nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi diakui dalam laporan laba rugi. Setelah restrukturisasi, semua penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dicatat sebagai pengembalian pokok kredit yang diberikan dan penghasilan bunga sesuai dengan syaratsyarat restrukturisasi.

2.y. Pajak Penghasilan Semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan kewajiban dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan metode kewajiban. Tarif pajak yang berlaku saat ini dipakai untuk menentukan pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut. Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.

2.z. Laba (Rugi) per Saham Laba (Rugi) bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Laba (rugi) per saham dilusi dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham pada tahun yang bersangkutan yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham yang dilutif.

2.aa. Kewajiban Imbalan Kerja Bank membukukan kewajiban atas program imbalan kerja sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tahun 2003. Sesuai dengan PSAK 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja”, kewajiban atas masa kerja lalu diestimasi dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Berdasarkan PSAK 24 (Revisi 2004), beban imbalan kerja diakui langsung, kecuali keuntungan (kerugian) aktuaria dan biaya jasa lalu (non vested). Akumulasi keuntungan (kerugian) aktuaria lebih dari 10% dari nilai sekarang kewajiban manfaat pasti diamortisasi selama sisa masa kerja. Tetapi keuntungan (kerugian) aktuaria dari kewajiban karyawan yang masih aktif bekerja setelah usia pensiun akan diakui langsung karena kewajiban sudah terjadi.

2.bb. Informasi Segmen Informasi segmen disusun dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis. Segmen usaha adalah komponen Bank yang dapat dibedakan dalam menghasilkan jasa (baik jasa individual maupun kelompok atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko imbalan segmen lain. Segmen geografis adalah komponen Bank yang dapat dibedakan dalam menghasilkan jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

Page 21: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 27

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

2.cc. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan serta pengungkapan aset dan kewajiban komitmen/kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

3. Dampak Penerapan Awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) Bank menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) pada tanggal 1 Januari 2010 secara prospektif sesuai dengan ketentuan transisi atas standar tersebut. Perhitungan Suku Bunga Efektif Perhitungan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi yang diperoleh sebelumnya dan masih bersaldo pada tanggal 1 Januari 2010 ditentukan berdasarkan arus kas masa depan yang akan diperoleh sejak penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006) sampai dengan jatuh tempo instrumen keuangan tersebut. Penghentian Pengakuan Instrumen keuangan yang sudah dihentikan pengakuannya sebelum tanggal 1 Januari 2010 tidak dievaluasi kembali berdasarkan ketentuan penghentian pengakuan dalam PSAK 55 (Revisi 2006). Klasifikasi Instrumen Keuangan sebagai Kewajiban atau Ekuitas Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank mengklasifikasikan instrumen keuangan sebagai kewajiban atau ekuitas sesuai dengan paragraf 11 PSAK 50 (Revisi 2006).

4. Kas

2011 2010Rp Rp

Rupiah 97,203,574 104,591,884Dolar Amerika Serikat (Catatan 44) 139,112,781 92,147,592Mata Uang Asing Lainnya (Catatan 44) 19,671,631 34,476,336Jumlah 255,987,987 231,215,812

Saldo dalam mata uang Rupiah tersebut diatas sudah termasuk uang pada mesin ATM (Automated Teller Machine) masing-masing sejumlah Rp 4.644.050 dan Rp 4.464.750 pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010. Kas dalam mata uang asing lainnya terdiri dari Dolar Singapura, Dolar Australia, Riyal Saudi Arab, Euro Eropa, Dolar Kanada, Dolar Hong Kong, Dolar Brunei Darussalam, Franc Swiss, Ringgit Malaysia, Poundsterling Inggris, Yen Jepang, Dolar New Zealand, Dolar Taiwan, Bath Thailand, Pesso Philipina, Dinar Bahrain, Riyal Qatar, Dirham Arab Emirat, Won Korea dan Yuan China.

Page 22: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 28

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

5. Giro pada Bank Indonesia

Rp % Rp %

Rupiah 774,838,557 88.19 269,792,935 92.68 Dolar Amerika Serikat (Catatan 44) 103,763,550 11.81 21,302,750 7.32 Jumlah 878,602,107 291,095,685

2011 2010

GWM dalam mata uang Rupiah dan Mata Uang Asing pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 adalah:

2011 2010

Rupiah - Utama 8,13% 5,08% - Sekunder 15,64% 12,40% Mata Uang Asing 8,29% 1,53%

Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, setiap bank di Indonesia diwajibkan memiliki saldo giro minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga baik dalam rupiah maupun mata uang asing. Bank telah memenuhi ketentuan tersebut pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010.

6. Giro pada Bank Lain

a. Berdasarkan Mata Uang 2011 2010Rp Rp

Rupiah 6,010,817 5,890,157Mata Uang Asing 258,168,633 773,664,136

264,179,450 779,554,293Penyisihan Kerugian (3,752,931) (8,143,715)Jumlah 260,426,519 771,410,578 Giro pada bank lain dalam mata uang asing terutama terdiri dari Dolar Amerika Serikat, Dolar Singapura, Dolar Australia, Dolar Hong Kong, Franc Swiss, Euro, Poundsterling Inggris, Dolar New Zealand dan Yen Jepang.

b. Berdasarkan Kolektibilitas Pada 30 Juni 2011 dan 2010 seluruh rekening giro pada bank lain kecuali rekening giro pada Indonesia Overseas Bank (Indover) dikategorikan lancar. Bank telah membentuk cadangan kerugian penurunan nilai atas rekening giro pada Indover sehubungan dengan telah dibekukannya operasional bank tersebut pada tanggal 7 Oktober 2008.

Page 23: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 29

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

c. Rincian Giro pada Bank Lain 2011 2010Rp Rp

Pihak KetigaRupiah

PT Bank Central Asia Tbk 5,089,918 5,846,752 PT Bank CIMB Niaga Tbk (d/h PT Bank Lippo Tbk) 5,635 3,910 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 41,911 26,496 PT BPD Sulawesi Selatan 10,153 10,000 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 863,201 2,998 Jumlah 6,010,817 5,890,157

Mata Uang Asing (Catatan 43)United Overseas Bank (UOB) 2,372,003 8,009,792 Indonesia Overseas Bank (Indover) 1,122,348 1,473,586 Standard Chartered Bank 20,972,108 453,977,487 Sumitomo Mitsui Banking Corporation 419,587 5,415,110 Raiffeisen Zentral Bank Vienna 9,910,054 23,987,245 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 2,552,662 105,179,028 Australia and New Zealand Bank (ANZ) 4,509,814 1,617,596 Citibank N.A. 4,151,276 21,779,660 PT Bank Central Asia Tbk 41,211,698 113,370,930 National Commercial Bank 258,564 273,323 Dresdner AG 72,630 76,775 Wachovia Bank - 29,147,899 Wells Fargo BK 168,996,604 - Mashreq Bank 613,946 277,158 HSBC Hongkong 1,005,339 9,078,546 Jumlah 258,168,633 773,664,136

264,179,450 779,554,293 Penyisihan Kerugian (3,752,931) (8,143,715) Jumlah 260,426,519 771,410,578 Suku bunga rata-rata per tahun

2011 2010% %

Rupiah 0.24 3.54 Mata Uang Asing 0.02 2.81

e. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain adalah sebagai berikut: 2011 2010Rp Rp

Saldo Awal Tahun 4,393,763 6,445,000 Penambahan (Pemulihan) 5,061,741 950,567 Reklas dan Selisih Kurs (5,702,572) 748,148 Saldo 30 Juni 3,752,931 8,143,715 Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai untuk giro pada bank lain adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya giro pada bank lain tersebut.

Page 24: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 30

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

f. Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010, rekening giro Bank pada PT Bank Central Asia Tbk Surabaya diblokir kepolisian untuk penyidikan terkait perkara hukum yang dihadapi Bank sebesar Rp 4.259.976 dan Rp Rp 3.954.862 terkait dengan dana Reksadana Antaboga.

g. Selama tahun 2010, Bank telah menerima pembayaran dari Indonesia Overseas Bank (Indover) sebesar EUR 160,674. Sehingga per 30 Juni 2011 sisa saldo Bank di Indonesia Overseas Bank (Indover) adalah sebesar EUR 90,379.46.

7. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain

a. Berdasarkan jenis, mata uang dan kolektibilitas:

Jatuh Lancar Macet Jumlah Lancar Macet JumlahTempo

Rp Rp Rp Rp Rp Rp RpRupiah

Call Money < 1 Bulan 770,193,975 -- 770,193,975 1,572,000,000 -- 1,572,000,0001-3 Bulan -- -- -- -- -- --3-6 Bulan -- -- -- -- -- --

6-12 Bulan -- -- -- -- --

Tabungan < 1 Bulan 40,308 -- 40,308 39,173 -- 39,173Setoran Jaminan < 1 Bulan 100,500 100,500.0 100,500 100,500Deposito Berjangka 1-3 Bulan -- -- -- -- -- --Sub Jumlah 770,334,783 -- 770,334,783 1,572,139,673 -- 1,572,139,673

Mata Uang AsingCall Money < 1 Bulan -- -- -- -- --

1-3 Bulan -- -- -- --3-6 Bulan -- -- -- -- -- --

6-12 Bulan -- -- -- -- --Deposito Berjangka 1-3 Bulan 85,755,000 85,755,000Sub Jumlah 85,755,000 -- 85,755,000 -- -- --

Jumlah 856,089,783 -- 856,089,783 1,572,139,673 -- 1,572,139,673Penyisihan Kerugian (857,954) -- (857,954) (159,633) -- (159,633)Jumlah - Bersih 855,231,829 -- 855,231,829 1,571,980,040 -- 1,571,980,040

2011 2010

--

--

--

Page 25: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 31

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

b. Berdasarkan jenis dan nama bank:

2011 2010Rupiah Mata Uang Asing Jumlah Rupiah Mata Uang Asing Jumlah

Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Call MoneyBank Indonesia (FASBI) 770,193,975 -- 770,193,975 1,572,000,000 -- 1,572,000,000PT Bank Rakyat Indonesia Tbk -- -- -- -- -- --Jumlah 770,193,975 -- 770,193,975 1,572,000,000 -- 1,572,000,000

TabunganPT Bank Buana Indonesia Tbk 40,308 -- 40,308 39,173 -- 39,173

Setoran JaminanPT.Bank Panin,Tbk 100,500 -- 100,500 500 -- 500Margin Artajasa 100,000 -- 100,000

Deposito BerjangkaPT Bank Mandiri (Persero) Tbk -- 85,755,000 85,755,000 -- -- --Jumlah -- 85,755,000 85,755,000 -- -- --

770,334,783 85,755,000 856,089,783 1,572,139,673 -- 1,572,139,673Penyisihan Kerugian (403) (857,551) (857,954) (159,633) -- (159,633)Jumlah - Bersih 770,334,380 84,897,449 855,231,829 1,571,980,040 -- 1,571,980,040

c. Suku bunga rata-rata per tahun 2011 2010

% %

RupiahCall Money 6.19 6.00Tabungan 2.64 4.59Deposito -- --

Mata Uang AsingDeposito Berjangka 0.08 --

d. Penempatan pada bank lain pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 tidak ada yang disimpan di kustodian

pihak lain.

e. Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010, penempatan pada FASBI masing-masing sebesar Rp 770.193.975 dan 1.572.000.000 bertujuan untuk menjaga likuiditas Bank.

f. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai penempatan pada bank lain adalah sebagai berikut :

2011 2010Rp Rp

Saldo Awal Tahun 1,581,208 1,059,000Penambahan (Pemulihan) 858,660 (892)Reklas dan Selisih Kurs (1,581,913) (898,475) Saldo 30 Juni 857,954 159,633

Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai penempatan pada bank lain yang dibentuk telah memadai.

Page 26: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 32

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

8. Efek-efek

a. Berdasarkan jenis, mata uang dan kolektibilitas

Nilai Premiun KeuntunganNominal (Diskonto) (Kerugian) Lancar Macet Jumlah

Belum BelumDiamortisasi Direalisasi

Rp Rp Rp Rp Rp RpRupiah

Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Sertifikat Bank Indonesia 700,000,000 (4,008,489) -- 695,991,511 -- 695,991,511Reksadana 133,000,000 -- -- -- 133,000,000 133,000,000Obligasi Lainnya 136,117,218 (35,171) -- 136,082,047 -- 136,082,047Sub Jumlah 969,117,218 (4,043,661) -- 832,073,558 133,000,000 965,073,558

Tersedia Untuk DijualObligasi Lainnya 127,000,000 400,000 116,000 127,516,000 -- 127,516,000Surat Utang Negara 150,000,000 (13,060,000) 9,493,000 146,433,000 -- 146,433,000Obligasi Rekap -- -- -- -- -- -Sub Jumlah 277,000,000 (12,660,000) 9,609,000 273,949,000 -- 273,949,000

Diperdagangkan

-

Surat Utang Negara 40,000,000 3,651,000 607,000 44,258,000 44,258,000Sub Jumlah

Jumlah Rupiah 1,286,117,218 (13,052,661) 10,216,000 1,150,280,558 133,000,000 1,283,280,558

Nilai Premiun KeuntunganNominal (Diskonto) (Kerugian) Lancar Macet Jumlah

Belum BelumDiamortisasi Direalisasi

Rp Rp Rp Rp Rp RpMata Uang Asing

Dimiliki Hingga Jatuh TempoUS Treasury Strips 111,481,500 -- -- -- 111,481,500 111,481,500Medium Term Notes 883,276,500 -- -- -- 883,276,500 883,276,500Negotiable Certificate Deposits 454,501,500 -- -- -- 454,501,500 454,501,500Sub Jumlah 1,449,259,500 -- -- -- 1,449,259,500 1,449,259,500

Tersedia Untuk DijualObligasi Lain -- -- -- -- -- --

Jumlah Mata Uang Asing 1,449,259,500 -- -- -- 1,449,259,500 1,449,259,500Jumlah - Bruto 2,735,376,718 (13,052,661) 10,216,000 1,150,280,558 1,582,259,500 2,732,540,058

Penyisihan Kerugian -- -- -- (2,631,172) (1,582,259,500) (1,584,890,672)Jumlah - Bersih 2,735,376,718 (13,052,661) 10,216,000 1,147,649,386 -- 1,147,649,386

2011Nilai Wajar

2011Nilai Wajar

Page 27: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 33

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Nilai Premiun Keuntungan Nilai WajarNominal (Diskonto) (Kerugian) Lancar Macet Jumlah

Belum BelumDiamortisasi Direalisasi

Rp Rp Rp Rp Rp RpRupiah

Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Sertifikat Bank Indonesia 30,000,000 (35,577) -- 29,964,423 -- 29,964,423Reksadana 133,000,000 -- -- -- 133,000,000 133,000,000Obligasi Lainnya 141,645 -- -- 141,645 -- 141,645Sub Jumlah 163,141,645 (35,577) -- 30,106,069 133,000,000 163,106,069

Tersedia Untuk DijualObligasi Lainnya 8,000,000 -- 552,000 8,552,000 -- 8,552,000Surat Utang Negara 574,839,000 (26,278,302) 72,405,422 620,966,120 -- 620,966,120Obligasi Rekap 10,000,000 -- 276,200 10,276,200 -- 10,276,200Sub Jumlah 592,839,000 (26,278,302) 73,233,622 639,794,320 -- 639,794,320

Jumlah Rupiah 755,980,645 (26,313,879) 73,233,622 669,900,388 133,000,000 802,900,388

Nilai Premiun KeuntunganNominal (Diskonto) (Kerugian) Lancar Macet Jumlah

Belum BelumDiamortisasi Direalisasi

Rp Rp Rp Rp Rp RpMata Uang Asing

Dimiliki Hingga Jatuh TempoUS Treasury Strips 117,845,000 -- -- -- 117,845,000 117,845,000Medium Term Notes 933,695,000 -- -- -- 933,695,000 933,695,000Negotiable Certificate Deposits 480,445,000 -- -- -- 480,445,000 480,445,000Obligasi Lain 36,260,000 1,695,155 346,283 38,301,438 -- 38,301,438

Jumlah Mata Uang Asing 1,568,245,000 1,695,155 346,283 38,301,438 1,531,985,000 1,570,286,438Jumlah - Bruto 2,324,225,645 (24,618,724) 73,579,905 708,201,826 1,664,985,000 2,373,186,826

Penyisihan Kerugian -- -- -- (81,416) (1,664,985,000) (1,665,066,416)Jumlah - Bersih 2,324,225,645 (24,618,724) 73,579,905 708,120,410 -- 708,120,410

2010

2010Nilai Wajar

Page 28: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 34

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

b. Berdasarkan jatuh tempo 2011 2010Rp Rp

RupiahSudah Jatuh Termpo 133,000,000 133,000,000Kurang dari 1 Tahun 846,089,184 29,964,4231 - 5 Tahun 291,624,155 567,526,9655 - 10 Tahun 12,567,218 72,409,000Lebih dari 10 Tahun -- --

1,283,280,558 802,900,388Mata Uang Asing

Sudah Jatuh Termpo 711,766,500 752,395,000Kurang dari 1 Tahun 111,481,500 --1 - 5 Tahun 282,991,500 416,990,0005 - 10 Tahun 343,020,000 400,901,438Lebih dari 10 Tahun -- --

1,449,259,500 1,570,286,438Jumlah 2,732,540,058 2,373,186,826

c. Berdasarkan efek Pemerintah dan bukan Pemerintah 2011 2010Rp Rp

Efek Pemerintah 886,682,511 661,206,743Efek Bukan Pemerintah 1,845,857,547 1,711,980,083Jumlah 2,732,540,058 2,373,186,826

d. Berdasarkan Pihak-pihak berelasi 2011 2010Rp Rp

Pihak Hubungan Istimewa -- --Pihak Ketiga 2,732,540,058 2,373,186,826Jumlah 2,732,540,058 2,373,186,826

e. Berdasarkan peringkat obligasi

2011 2010 2011 2010Rp Rp

Dimiliki Hingga Jatuh TempoTjiwi Kimia Th 1996 Seri A -- idBBB -- 16,645Tjiwi Kimia Th 1996 Seri B idBBB idBBB 117,218 125,000BCA Finance II AA+ -- 50,000,000 --MTN SMF AA -- 50,072,674 --MTN I PTPN XIII TH 2011 Seri A idA -- 24,892,155 --BPD SULSEL I 2011 Seri A idA -- 11,000,000 --Jumlah 136,082,047 141,645

Peringkat Nilai Wajar

Page 29: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 35

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Peringkat2011 2010 2011 2010

Rp RpTersedia untuk Dijual

Bank Mandiri Subordinasi I Th 2009 idAA+ idAA+ 2,160,000 8,552,000Bank Panin Subordinasi II Th 2008 idAA- -- 10,290,000 --Danamon idAA+ -- 45,045,000 --FIF XI Seri A 2011 idAA -- 50,025,000 --BTPN Lanjut IB/2011 AA- -- 19,996,000 --VR0018 -- -- -- 7,914,400FR0019 -- -- -- 2,361,800FR0026 -- -- 79,177,000 167,865,000FR0027 -- -- -- 63,732,000FR0049 -- -- -- 326,879,120FR0049 -- -- -- 62,490,000ZC0003 -- -- 146,433,000 --SR0003 -- -- 10,325,000 --INDON 20 USD -- -- -- 38,301,438Sub Jumlah 363,451,000 678,095,758Jumlah 499,533,047 678,237,403

Nilai Wajar

Efek-efek di atas telah diperingkat oleh PT Pefindo dan Fitch Rating.

f. Suku bunga rata-rata per tahun 2011 2010

% %Rupiah `

Sertifikat Bank Indonesia 6.57 6.47Obligasi (termasuk Obligasi Pemerintah Indonesia) 7.78 10.31

Mata Uang AsingUS Treasury Notes 1.45 1.45

g. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai adalah:

2011 2010Rp Rp

Saldo Awal 1,656,811,247 1,721,554,000Penambahan (Pemulihan) 1,560,000 (822,538)Reklas dan Selisih Kurs (73,321,957) (55,665,046)Saldo 30 Juni 1,585,049,291 1,665,066,416 Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai adalah cukup untuk menutup kerugian efek-efek yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya efek-efek.

Page 30: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 36

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

h. Surat Utang Negara Berikut adalah rincian Surat Utang Negara per 30 Juni 2011 dan 2010:

2011 2010 2011 2010Rp Rp Rp Rp

Seri Surat Utang NegaraFR0026 70,000,000 150,000,000 79,177,000 167,865,000 FR0027 -- 60,000,000 -- 63,732,000 FR0049 -- 304,839,000 -- 326,879,120 FR0049 -- 60,000,000 -- 62,490,000 SR0033 10,000,000 - 10,325,000 --ZC0003 110,000,000 - 101,189,000 --INDON 20 USD - 36,260,000 - 38,301,438Total 190,000,000 611,099,000 190,691,000 659,267,558

Nilai Nominal Nilai Wajar

Pada 30 Juni 2011, Surat Utang Negara sebesar Rp 190.000.000 yang terdiri dari seri FR0026, SR 0033 dan ZC0003 berasal dari penyertaan modal LPS (Catatan 27). Pada 30 Juni 2010, Surat Utang Negara sebesar Rp 611.099.000 yang terdiri dari seri FR0026, FR0049, FR0027 berasal dari penyertaan modal LPS (Catatan 27).

i. Reksadana Pada 30 Juni 2011 dan 2010, saldo Reksadana sebesar Rp 133.000 terdiri dari tiga Investasi Dana Kelola pada PT Signature Capital Indonesia (d/h PT KUO Capital Rahardja) sebesar Rp133.000 dengan jumlah masing-masing Rp 59.000.000 yang jatuh tempo tanggal 11 Mei 2008, Rp 30.000.000 yang jatuh tempo tanggal 13 Juni 2008 dan Rp 44.000.000 yang jatuh tempo tanggal 25 Maret 2008. Atas investasi Dana Kelola pada PT Signature Capital Indonesia (d/h PT KUO Capital Rahardja), Bank tidak lagi menerima bunga sejak tahun 2008 sehingga Bank telah membentuk pencadangan seluruhnya sejak tahun 2008.

j. Obligasi lainnya Pada 30 Juni 2011, Obligasi lainnya merupakan Tjiwi Kimia I th 1996 seri B dengan tingkat bunga 8,37% jatuh tempo pada tanggal 1 Oktober 2017, Bank Mandiri Subordinasi I dengan tingkat bunga 11,85% jatuh tempo pada tanggal 11 Desember 2016, Bank Panin Subordinasi II dengan tingkat bunga 11,60% jatuh tempo pada tanggal 9 April 2018, BCA Finance II dengan tingkat bunga 7,75% jatuh tempo pada tanggal 11 Desember 2011, dan Danamon dengan tingkat bunga 8,75% jatuh tempo pada tanggal 09 Desember 2013, MTN SMF dengan tingkat bunga 8,50% jatuh tempo pada 30 Desember 2011, MTN I PTPN XIII Th 2011 Seri A dengan tingkat bunga 9,35% jatuh tempo pada 26 Mei 2013, BPD Sulsel I 2011 Seri A dengan tingkat bunga 9,50% jatuh tempo pada 12 Mei 2014, FIF XI Seri A 2011 dengan tingkat bunga 7,80% jatuh tempo pada 1 Mei 2012 dan BTPN Lanjut IB/2011 dengan tingkat bunga 9,90% jatuh tempo pada 28 Juni 2016. Pada 30 Juni 2010, Obligasi lainnya merupakan subordinasi Bank Mandiri Subordinasi I dengan tingkat bunga 11,85% jatuh tempo pada tanggal 11 Desember 2016, Tjiwi Kimia I th 1996 seri A dengan tingkat bunga 8,31% jatuh tempo pada tanggal 1 Oktober 2014 dan Tjiwi Kimia I th 1996 seri B dengan tingkat bunga 8,31% jatuh tempo pada tanggal 1 Oktober 2017.

Page 31: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 37

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

k. US Treasury Strips Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010, Bank memiliki US Treasury Strips sebesar USD 13,000,000 yang

disimpan pada FGAHL. US Treasury Strips sebesar USD 13,000,000 yang dikelola FGAH tidak diketahui status terakhirnya dan

dasar penguasaannya.

l. Medium Term Notes Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010, Bank memiliki Medium Term Notes (MTN) sebesar USD 103,000,000 terdiri dari Nomura Bank International Plc. London sebesar USD 78,000,000 yang akan jatuh tempo pada tanggal 10 Agustus 2016, dan JP Morgan sebesar USD 25,000,000 yang akan jatuh tempo pada 2 Desember 2014. Bank telah membentuk cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar 100% atas MTN tersebut. MTN JP Morgan yang akan jantuh tempo 2 Desember 2014 merupakan hasil pertukaran dengan surat Credit Linked Notes (CLN) Deutshce Bank AG, London sebesar USD 25,000,000, disimpan di kustodian Citibank N.A Jakarta.

m. Negotiable Certificate Deposits (NCD) Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010, saldo NCD sebesar USD 53,000,000 terdiri dari NCD National Australia Bank, London sebesar USD 45,000,000 dan Deutsche Bank sebesar USD 8,000,000. Bank telah membentuk cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar 100% atas NCD tersebut.

Page 32: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 38

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

n. Efek-efek yang disimpan di kustodian adalah sebagai berikut:

Nilai NominalRp Kustodian

2011Surat Utang Negara

FR0026 70,000,000 Bank IndonesiaSR0033 10,000,000 Bank IndonesiaZC0003 110,000,000 Bank IndonesiaJumlah 190,000,000

Obligasi KorporasiTjiwi Kimia I th 1996 seri B 117,218 DanareksaBank Mandiri Subordinasi I Th 2009 2,000,000 PT. Bank Mandiri TbkBank Panin Subordinasi II Th 2008 10,000,000 PT. Bank Mandiri TbkDanamon 45,000,000 PT. Bank Mandiri TbkBCA Finance II 50,000,000 PT. Bank Mandiri TbkMTN SMF 50,000,000 PT. Bank Mandiri TbkMTN I PTPN XIII TH 2011 Seri A 25,000,000 PT. Bank Mandiri TbkBPD SULSEL I 2011 Seri A 11,000,000 PT. Bank Mandiri TbkBTPN Lanjut IB/2011 20,000,000 PT. Bank Mandiri TbkFIF XI Seri A 2011 50,000,000 PT. Bank Mandiri TbkJumlah 263,117,218

ReksadanaSignature Capital d/h Dana Kelola KUO C. 133,000,000 Signature Capital d/h Dana Kelola KUO C.Jumlah 133,000,000

Negotiable Certificate DepositsDeutsche Bank 68,604,000 Citibank N.A. JakartaNat. Australia Bank Ltd,London 385,897,500 First Gulf Asia Holdings Limited, RiyadhJumlah 454,501,500

Medium Term Notes

JP Morgan 214,387,500 Citibank N.A. JakartaNomura Bank International Plc, London 668,889,000 Citibank N.A. JakartaJumlah 883,276,500

US Treasury Strip 111,481,500 First Gulf Asia Holdings Limited, Riyadh

Page 33: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 39

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Nilai NominalRp Kustodian

2010Surat Utang Negara

FR0027 60,000,000 Bank IndonesiaFR0026 150,000,000 Bank IndonesiaFR0049 304,839,000 Bank IndonesiaFR0049 60,000,000 Bank IndonesiaINDON 20 USD 36,260,000

611,099,000Obligasi Korporasi

Obligasi Bank Mandiri 8,000,000 PT. Bank Mandiri TbkTjiwi Kimia I th 1996 seri A 16,645 DanareksaTjiwi Kimia I th 1996 seri B 125,000 DanareksaJumlah 8,141,645

ReksadanaSignature Capital d/h Dana Kelola KUO C. 133,000,000 Signature Capital d/h Dana Kelola KUO C.Jumlah 133,000,000

Negotiable Certificate DepositsDeutsche Bank 72,520,000 Citibank N.A. JakartaNat. Australia Bank Ltd,London 407,925,000 First Gulf Asia Holdings Limited, RiyadhJumlah 480,445,000

Medium Term NotesJP Morgan 226,625,000 Citibank N.A. JakartaNomura Bank International Plc, London 707,070,000 Citibank N.A. JakartaJumlah 933,695,000

US Treasury Strip 117,845,000 First Gulf Asia Holdings Limited, Riyadh 9. Efek yang Dibeli Dengan Janji Dijual Kembali Berdasarkan Jenis, Nasabah dan Jatuh tempo

Tanggal Tanggal Nilai Nominal Premium Kenaikan Nilai Wajar Jenis Surat

Dimulai Jatuh Tempo (Diskonto) (Penurunan) Berharga

Belum diamortisasi

Rp Rp Rp Rp

Bank Indonesia 27-Jun-11 11-Jul-11 250,000,000 (1,728,431) -- 248,271,569 SBIBank Indonesia 28-Jun-11 12-Jul-11 200,000,000 (1,382,745) -- 198,617,255 SBIBank Indonesia 28-Jun-11 12-Jul-11 50,000,000 (345,686) -- 49,654,314 SBIBank Indonesia 23-Jun-11 7-Jul-11 100,000,000 (1,213,393) -- 98,786,607 SBIBank Indonesia 24-Jun-11 8-Jul-11 200,000,000 (2,426,786) -- 197,573,214 SBIBank Indonesia 30-Jun-11 14-Jul-11 100,000,000 (1,213,393) -- 98,786,607 SBIPenyisihan Penghapusan -- -- -- --Jumlah Bersih 900,000,000 (8,310,434) -- 891,689,566

2011

Nasabah

Page 34: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 40

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Tanggal Tanggal Nilai Nominal Premium Kenaikan Nilai Wajar Jenis Surat

Dimulai Jatuh Tempo (Diskonto) (Penurunan) Berharga

Belum diamortisasi

Rp Rp Rp Rp

Bank Indonesia 24-Jun-10 8-Jul-10 100,000,000 (1,245,215) -- 98,754,785 SBIBank Indonesia 29-Jun-10 13-Jul-10 200,000,000 (2,490,430) -- 197,509,570 SBIPenyisihan Penghapusan -- -- -- --Jumlah Bersih 300,000,000 (3,735,645) -- 296,264,355

Nasabah

2010

Pada 30 Juni 2011, efek yang dibeli dengan janji dijual kembali sebesar Rp 900.000.000 sedangkan pada 30 Juni 2010 sebesar Rp 300.000.000 terdiri atas Sertifikat Bank Indonesia berasal dari penyertaan modal LPS (Catatan 26).

10. Tagihan dan Kewajiban Derivatif a. Bank melakukan transaksi derivatif berupa kontrak berjangka mata uang asing (forward) dengan pihak

lain yang memungkinkan Bank atau pihak lain mengurangi risiko atas pengaruh fluktuasi kurs mata uang asing dan tingkat bunga.

Kontrak berjangka mata uang asing merupakan komitmen untuk menjual sejumlah mata uang tertentu kepada pembeli atau untuk membeli sejumlah mata uang tertentu dari penjual pada suatu tanggal di masa yang akan datang dengan harga yang telah ditentukan terlebih dahulu.

b. Rincian tagihan derivatif dan kewajiban Bank yang berasal dari kontrak berjangka mata uang asing pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

Nilai Nosional Nilai Wajar(Kontrak)

Tagihan Kewajibanderivatif derivatif

Rp RpPihak Ketiga

Foward - JualDolar Amerika Serikat 669,755,673 668,889,000 869,673 3,000Mata Uang Lainnya 43,219,235 43,242,818 694 24,277

Foward - BeliDolar Amerika Serikat -- -- -- --Mata Uang Lainnya -- -- -- --

Jumlah 712,974,907 712,131,818 870,366 27,277Penyisihan Kerugian (6,019) --Jumlah - Bersih 864,347 27,277

2011Tagihan dan

Kewajiban Derivatif

Page 35: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 41

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Nilai Nosional Nilai Wajar(Kontrak)

Tagihan Kewajibanderivatif derivatif

Rp RpPihak Ketiga

Spot - JualDolar Amerika Serikat 30,191,390 30,316,535 12,500 137,645 Mata Uang Lainnya 6,375,366 6,375,366 - -

Spot - BeliDolar Amerika Serikat 6,388,327 6,384,058 13,326 9,057Mata Uang Lainnya 30,277,086 30,277,086 -- --

Jumlah 73,232,168 73,353,045 25,826 146,702Penyisihan Kerugian (6,019) --Jumlah - Bersih 19,807 146,702

Tagihan danKewajiban Derivatif

2010

c. Perubahan Cadangan kerugian penurunan nilai pada tagihan derivatif adalah sebagai berikut:

2011 2010Saldo Awal 6,019 6,019Penyisihan -- --Reklas dan Selisih Kurs -- --Saldo 30 Juni 6,019 6,019

Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai untuk tagihan derivatif

adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang akan timbul.

Page 36: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 42

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

11. Kredit

a. Berdasarkan jenis, mata uang dan kolektibilitas

Lancar Dalam Kurang Diragukan Macet Jumlah Perhatian Lancar

KhususRp Rp Rp Rp Rp Rp

RupiahKredit Modal Kerja 1,794,267,498 84,475,369 - 240,971 334,489,472 2,213,473,309 Pinjaman Rekening Koran 780,958,978 14,215,315 - 320,717 84,400,712 879,895,722 Kredit Ekspor Impor 12,435,029 348,641,209 361,076,237 Kredit Investasi 493,419,531 18,965,551 21,084,353 533,469,434 Kredit Kendaraan Bermotor 2,652,701,632 3,013,936 - 769,367 233,255 2,656,718,190 Kredit Pemilikan Rumah 162,892,852 8,693,403 98,230 890,836 31,841,614 204,416,936 Pinjaman Karyawan 738,652 41,511 780,163 Kredit Warisan Sejahtera - - Kredit Lain-lain 201,309,933 194,079,385 60,359,727 77,137 22,208,301 478,034,483 Jumlah 6,098,724,104 304,477,409 60,457,957 21,264,579 842,940,425 7,327,864,474

Mata Uang AsingKredit Modal Kerja 266,572,529 - - - - 266,572,529 Pinjaman Rekening Koran - - - - - - Kredit Ekspor Impor 66,840,359 16,694,447 - - 548,852 84,083,658 Kredit Investasi 89,630,551 - - - - 89,630,551 Kredit Lain-lain 35,443,907 266,766,320 239,189,241 - - 541,399,467 Jumlah 458,487,346 283,460,766 239,189,241 - 548,852 981,686,205

Jumlah 6,557,211,450 587,938,175 299,647,198 21,264,579 843,489,277 8,309,550,680 Penyisihan Kerugian (72,113,920) (60,627,341) (139,164) (352,655) (576,755,131) (709,988,210) Jumlah - Bersih 6,485,097,530 527,310,834 299,508,034 20,911,924 266,734,147 7,599,562,470

2011

Lancar Dalam Kurang Diragukan Macet Jumlah Perhatian Lancar

KhususRp Rp Rp Rp Rp Rp

RupiahKredit Modal Kerja 1,473,192,561 38,366,494 5,467,847 840,000 877,618,463 2,395,485,365 Pinjaman Rekening Koran 204,514,402 12,650,582 1,572,192 991,522 128,948,106 348,676,804 Kredit Ekspor Impor - - - - 425,568,540 425,568,540 Kredit Investasi 117,585,019 - - - 281,144,252 398,729,271 Kredit Kendaraan Bermotor 1,241,275,674 1,725,263 - - 214,406 1,243,215,342 Kredit Pemilikan Rumah 62,490,149 6,849,994 139,796 1,709,501 30,837,319 102,026,759 Pinjaman Karyawan 1,415,394 - - - 41,511 1,456,904 Kredit Warisan Sejahtera - - - - - - Kredit Lain-lain 72,583,116 92,112,601 14,091,339 275,484 22,783,198 201,845,738 Jumlah 3,173,056,316 151,704,933 21,271,174 3,816,507 1,767,155,795 5,117,004,725

Mata Uang Asing

Kredit Modal Kerja 40,946,257 - - - 9,065,000 50,011,257 Pinjaman Rekening Koran - - - - - - Kredit Ekspor Impor - - - - 4,409,987 4,409,987 Kredit Lain-lain 139,988,385 294,884,096 - - - 434,872,482 Jumlah 180,934,642 294,884,096 - - 13,474,987 489,293,726

Jumlah 3,353,990,958 446,589,030 21,271,174 3,816,507 1,780,630,782 5,606,298,451 Penyisihan Kerugian (36,995,531) (11,484,375) (276,783) (377,740) (1,522,914,163) (1,572,048,590) Jumlah - Bersih 3,316,995,428 435,104,655 20,994,391 3,438,767 257,716,619 4,034,249,860

2010

Page 37: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 43

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

b. Berdasarkan sektor ekonomi

Lancar Dalam Kurang Diragukan Macet Jumlah Perhatian Lancar

KhususRp Rp Rp Rp Rp Rp

RupiahPertanian dan Perburuan 116,445,895 - - 27,985,538 144,431,432 Pertambangan 158,453,263 - - - 158,453,263 Industri Pengolahan 609,337,523 40,391,033 57,378,936 - 166,130,236 873,237,728 Listrik, Gas, dan Air 55,079,487 - - - - 55,079,487 Konstruksi 246,962,893 536,687 - - 9,224,943 256,724,523 Perdagangan, Restoran, Hotel 783,889,240 35,018,461 - 561,688 270,511,912 1,089,981,301 Pengangkutan,Pergudangan dan Komunikasi 144,661,541 2,180,632 - 18,965,551 1,123,777 166,931,500 Jasa-jasa Dunia Usaha 977,838,569 173,508,451 - - 132,437,876 1,283,784,896 Jasa-jasa Sosial/Masyarakat 74,804,178 40,116,563 - - 201,059,072 315,979,813 Perumahan 150,886,604 8,759,208 98,230 967,973 33,327,110 194,039,125 Lain-lain 2,783,213,814 3,966,373 - 769,367 1,271,853 2,789,221,407 Jumlah 6,101,573,005 304,477,409 57,477,166 21,264,579 843,072,316 7,327,864,474

Mata Uang AsingIndustri Pengolahan 194,699,683 16,694,447 239,189,241 - - 450,583,371 Konstruksi 12,831,092 - - - - 12,831,092 Perdagangan, Restoran, Hotel 164,542,392 - - 373,034 175,818 165,091,244 Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 85,408,455 30,082,854 98,617,950 - - 214,109,259 Jasa-jasa Dunia Usaha 1,005,723.66 35,159,550 102,905,966 - 139,071,239 Jasa-jasa Sosial/Masyarakat - - - - Perumahan - - - - Lain-lain - - - - Jumlah 458,487,346 81,936,851 440,713,157 373,034 175,818 981,686,205

Jumlah 6,560,060,351 386,414,259 498,190,323 21,637,613 843,248,134 8,309,550,680 Penyisihan Kerugian (72,113,920) (60,627,341) (139,164) (352,655) (576,755,131) (709,988,210) Jumlah - Bersih 6,487,946,431 325,786,919 498,051,159 21,284,959 266,493,003 7,599,562,470

2011

Page 38: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 44

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Lancar Dalam Kurang Diragukan Macet Jumlah Perhatian Lancar

KhususRp Rp Rp Rp Rp Rp

RupiahPertanian dan Perburuan 44,064,530 174,980 - - 28,246,255 72,485,765 Pertambangan 86,750,000 - - - - 86,750,000 Industri Pengolahan 228,286,796 10,389,422 - - 313,886,485 552,562,704 Konstruksi 250,588,838 1,630,680 5,541,561 90,000 8,801,537 266,652,616 Perdagangan, Restoran, Hotel 364,815,215 50,611,569 14,934,936 888,654 510,294,402 941,544,776 Pengangkutan, Pergudangan 44,451,171 206,428 - - 1,125,459 45,783,058 Jasa-jasa Dunia Usaha 797,078,730 24,563,997 538,542 852,867 617,771,736 1,440,805,873 Jasa-jasa Sosial/Masyarakat 40,074,646 53,381,782 - - 254,394,663 347,851,090 Perumahan 63,109,699 7,587,201 139,796 1,984,985 31,533,941 104,355,623 Lain-lain 1,253,836,690 3,158,874 116,339 - 1,101,318 1,258,213,220 Jumlah 3,173,056,316 151,704,933 21,271,174 3,816,507 1,767,155,795 5,117,004,725

Mata Uang AsingIndustri Pengolahan 46,501,135 - - - 12,894,805 59,395,941 Konstruksi - - - - - - Perdagangan, Restoran, Hotel 133,276,478 - - - 580,181 133,856,660 Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi - 143,498,633 - - - 143,498,633 Jasa-jasa Dunia Usaha 1,157,029 151,385,464 - - - 152,542,492 Jumlah 180,934,642 294,884,096 - - 13,474,987 489,293,726

Jumlah 3,353,990,958 446,589,030 21,271,174 3,816,507 1,780,630,782 5,606,298,451 Penyisihan Kerugian (36,995,531) (11,484,375) (276,783) (377,740) (1,522,914,163) (1,572,048,590) Jumlah - Bersih 3,316,995,428 435,104,655 20,994,391 3,438,767 257,716,619 4,034,249,860

2010

c. Berdasarkan jangka waktu kredit Jangka waktu kredit yang diberikan diklasifikasikan berdasarkan periode pinjaman sebagaimana yang tercantum dalam perjanjian kredit dan waktu yang tersisa sampai dengan saat jatuh temponya.

Rupiah Mata Uang Jumlah Rupiah Mata Uang JumlahAsing Asing

≤ 1 Tahun 1,164,074,332 115,427,110 1,279,501,442 577,147,639 4,409,987 581,557,626≥ 1 -2 Tahun 1,417,067,361 116,667,296 1,533,734,657 2,273,350,670 10,923,325 2,284,273,995≥ 2 -5 Tahun 3,528,152,535 121,375,506 3,649,528,041 1,495,931,068 178,825,789 1,674,756,857> 5 Tahun 1,218,570,246 628,216,294 1,846,786,540 770,575,348 295,134,625 1,065,709,973Jumlah 7,327,864,474 981,686,205 8,309,550,680 5,117,004,725 489,293,726 5,606,298,451Penyisihan Kerugian (709,988,210) (1,572,048,590)Jumlah - Bersih 7,599,562,470 4,034,249,860

2011 2010

Page 39: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 45

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Rincian jangka waktu kredit yang diberikan berdasarkan sisa waktu dari tanggal neraca sampai dengan tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut:

Rupiah Mata Uang Jumlah Rupiah Mata Uang JumlahAsing Asing

≤ 1 Tahun 2,254,627,962 231,946,232 2,486,574,195 2,573,129,482 14,623,395 2,587,752,877≥ 1 -2 Tahun 726,932,997 148,174 727,081,171 465,057,605 951,825 466,009,430≥ 2 -5 Tahun 3,534,129,082 246,165,607 3,780,294,689 1,705,856,782 218,085,859 1,923,942,641> 5 Tahun 812,174,433 503,426,192 1,315,600,625 372,960,856 255,632,646 628,593,502Jumlah 7,327,864,474 981,686,205 8,309,550,680 5,117,004,725 489,293,726 5,606,298,451Penyisihan Kerugian (709,988,210) (1,572,048,590)Jumlah - Bersih 7,599,562,470 4,034,249,860

20102011

d. Berdasarkan klasifikasi kolektibilitas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %Rupiah

Pihak Hubungan Istimewa 5,531,171 0.08% 5,531,171 0.07%Pihak Ketiga 6,093,192,933 92.92% 304,477,409 52% 60,457,957 20% 21,264,579 100% 842,940,425 100% 7,322,333,303 88.12%Jumlah 6,098,724,104 93% 304,477,409 52% 60,457,957 20% 21,264,579 100% 842,940,425 100% 7,327,864,474 88%

Mata Uang AsingPihak Ketiga 458,487,346 6.99% 283,460,766 48% 239,189,241 80% -- 0% 548,852 0% 981,686,205 11.81%

Jumlah 6,557,211,450 100% 587,938,175 100% 299,647,198 100% 21,264,579 100% 843,489,277 100% 8,309,550,680 100%Penyisihan Kerugian (72,113,920) (60,627,341) (139,164) (352,655) (576,755,131) (709,988,210)Jumlah - Bersih 6,485,097,530 527,310,834 299,508,034 20,911,924 266,734,147 7,599,562,470

2011Lancar Dalam Perhatian JumlahMacet

KhususKurang Lancar Diragukan

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %Rupiah

Pihak Hubungan Istimewa 1,450,207 -- -- -- -- -- 1,450,207Pihak Ketiga 3,171,606,109 95% 151,704,933 34% 21,271,174 100% 3,816,507 100% 1,767,155,795 99% 5,115,554,518 91%Jumlah 3,173,056,316 95% 151,704,933 34% 21,271,174 100% 3,816,507 100% 1,767,155,795 99% 5,117,004,725 91%

Mata Uang AsingPihak Ketiga 180,934,642 5% 294,884,096 66% -- 0% -- 0% 13,474,987 1% 489,293,726 9%

Jumlah 3,353,990,958 100% 446,589,030 100% 21,271,174 100% 3,816,507 100% 1,780,630,782 100% 5,606,298,451 100%Penyisihan Kerugian (36,995,531) (11,484,375) (276,783) (377,740) (1,522,914,163) (1,572,048,590)Jumlah - Bersih 3,316,995,428 435,104,655 20,994,391 3,438,767 257,716,619 4,034,249,860

KhususLancar MacetDiragukan

2010JumlahDalam Perhatian Kurang Lancar

Page 40: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 46

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

e. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:

2011 2010Rp Rp

Saldo Awal Tahun 1,289,327,584 1,445,502,000Penambahan (Pemulihan) (92,666,166) 2,850,357Hapus Buku (594,522,161) (66,723,395)Reklas dan Selisih Kurs 107,848,953 190,419,629Saldo 30 Juni 709,988,210 1,572,048,590 Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya kredit yang diberikan.

f. Perubahan kredit yang dihapusbukukan adalah sebagai berikut:

2011 2010Rp Rp

Saldo Awal 70,655,912 3,932,517Penghapusbukuan Kredit Tahun Berjalan 594,522,161 66,723,395Hapus Tagih -- --Penerimaan Kembali -- --Saldo Akhir 665,178,073 70,655,912

g. Suku bunga rata-rata per tahun:

2011 2010

Rupiah 14.33% 14.33%Dolar Amerika Serikat 6.50% 6.50%

h. Informasi penting lainnya:

(1). Saldo kredit yang telah direstrukturisasi pada 30 Juni 2011 dan 2010 masing-masing adalah sebesar Rp. 331.597.769 dan Rp 166.348.858. Semua kredit yang telah direstrukturisasi adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga. Kredit direstrukturisasi antara lain dilakukan dengan cara penjadwalan kembali pembayaran tunggakan bunga, penghapusan denda, penurunan tingkat suku bunga, konversi tagihan LC menjadi kredit yang direstrukturisasi, dan perpanjangan jangka waktu kredit.

(2). Jaminan pemberian kredit pada umumnya berupa harta berwujud (tanah, bangunan, mesin, peralatan, kendaraan, tagihan piutang, persediaan, deposito berjangka, Asuransi Business Interruption, Personal Guarantee, Corporate Guarantee).

(3). Rasio Non-Performing Loan (NPL) Bank pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010, masing-masing adalah sebesar 10,44% (gross) dan 3,50% (net) dan sebesar 32,21% (gross) dan 5,03% (nett).

(4). Rasio kredit usaha kecil terhadap kredit yang diberikan adalah 0,90% pada tahun 2011 dan 1,59% pada tahun 2010.

(5). Pada 30 Juni 2011 dan 2010 pelampauan terhadap Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) terdiri dari masing-masing 3 dan 20 debitur.

(6. Pada 30 Juni 2010 dan 2009 terdapat kredit bermasalah kepada koperasi yaitu INKUD, IKKU, dan INKOPTI masing-masing sebesar Rp 148.187.829 dan Rp 156.642.984 yang dijamin dengan escrow account sebesar USD 17,279,976.20 (Catatan 23).

Page 41: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 47

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

12. Tagihan dan Kewajiban Akseptasi

a. Berdasarkan pihak, mata uang, dan Pihak-pihak Berelasi:

Tagihan Kewajiban Tagihan Kewajiban Akseptasi Akseptasi Akseptasi Akseptasi

Rp Rp Rp RpRupiah

Bank Lain -- 5,936,550 -- --Debitur

Pihak-pihak Berelasi -- -- -- --Pihak Ketiga 5,936,550 -- -- --

Jumlah-Rupiah 5,936,550 5,936,550 -- --

Tagihan Kewajiban Tagihan Kewajiban Akseptasi Akseptasi Akseptasi Akseptasi

Rp Rp Rp RpMata Uang Asing

Bank Lain -- 1,780,605 -- 2,468,407Debitur

Pihak-pihak Berelasi -- -- -- --Pihak Ketiga 502,460,952 -- 953,247,617 --

Jumlah-Mata Uang Asing 502,460,952 1,780,605 953,247,617 2,468,407Jumlah 508,397,503 7,717,155 953,247,617 2,468,407Penyisihan Kerugian (462,146,142) -- (910,044,670) --Jumlah - Bersih 46,251,361 7,717,155 43,202,947 2,468,407

2011 2010

2011 2010

b. Berdasarkan jatuh tempo:

Tagihan Kewajiban Tagihan Kewajiban Akseptasi Akseptasi Akseptasi Akseptasi

Rp Rp Rp Rp

Sudah Jatuh Tempo 500,680,347 950,908,627Kurang 1 bulan 6,405,629 6,405,629 1,129,380 1,129,3801-3 Bulan 718,745 718,745 615,247 744,6643-6 Bulan 592,781 592,781 594,363 594,3636-12 Bulan -- --

Jumlah 508,397,503 7,717,155 953,247,617 2,468,407

2011 2010

Page 42: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 48

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

c. Tagihan Akseptasi berdasarkan debitur: 2011 2010 2011 2010USD USD Rp Rp

RupiahPT Baja Makmur 5,936,550 --Sub Jumlah 5,936,550 --

2011 2010 2011 2010USD USD Rp Rp

Mata Uang Asing

PT Brilian Chandra 69,125 -- 592,781 --PT Cipta Graha 138,513.6 154,534 1,187,823 1,400,852PT Damar Kristal Mas*) 21,499,994 21,499,994 184,373,197 194,897,444PT Dwiputra Mandiri Perkasa*) 9,999,990 9,999,990 85,754,914 90,649,909PT Energy Quantum Eastern Indonesia*) -- 19,999,980 -- 181,299,819PT Petrobas Indonesia*) 4,084,993 4,084,993 35,030,857 37,030,461PT Sakti Persada Raya*) 22,799,998 22,799,998 195,521,379 206,681,978PT Sinar Central Sandang*) -- 26,499,680 -- 240,219,599Saranaprima N.A 52,200 473,193Indonesia Antique 65,567 594,363

Sub Jumlah 58,592,613 105,156,935 502,460,952 953,247,617Jumlah - Bruto 508,397,503 953,247,617Penyisihan Kerugian (462,146,142) (910,044,670)Jumlah - Bersih 46,251,361 43,202,947

d. Berikut adalah informasi terkait tagihan akseptasi bermasalah:

1. Per 30 Juni 2010 Bank memiliki tagihan L/C kepada PT Sinar Central Sandang sebesar USD 26,499,680. PT Sinar Central Sandang telah memberi kuasa kepada kuasa hukumnya untuk pengurusan tagihan tersebut dan pada tanggal 29 Maret 2011 terdapat penyelesaian tagihan L/C tersebut sehingga per 30 Juni 2011 tagihan L/C kepada PT Sinar Central Sandang bersaldo nihil.

2. Bank memiliki tagihan L/C kepada PT Sakti Persada Raya sebesar USD 22,799,998. Bank telah mengirimkan surat No.036/Century/TPA/III/09 tanggal 4 Maret 2009 mengenai pemberitahuan kewajiban hutang L/C yang harus segera dilunasi oleh nasabah sesuai dengan Perjanjian Pemberian Fasilitas L/C Impor Usance tersebut diatas dan sampai saat ini belum ada penyelesaian tagihan L/C tersebut dari debitur.

3. Bank memiliki tagihan L/C kepada PT Damar Kristal Mas sebesar USD 21,499,994. Bank telah

mengirimkan surat No.035/Century/TPA/III/09 tanggal 4 Maret 2009 mengenai pemberitahuan kewajiban hutang L/C yang harus segera dilunasi oleh nasabah sesuai dengan Perjanjian Pemberian Fasilitas L/C Impor Usance tersebut diatas dan sampai saat ini belum ada penyelesaian tagihan L/C tersebut.

4. Per 30 Juni 2010 Bank memiliki tagihan L/C kepada PT Energy Quantum Eastern Indonesia sebesar USD 19,999,980. Bank telah mengirimkan surat No.038/Century/TPA/III/09 tanggal 4 Maret 2009 mengenai pemberitahuan kewajiban hutang L/C yang harus segera dilunasi oleh nasabah sesuai dengan Perjanjian Pemberian Fasilitas L/C Impor Usance tersebut diatas dan pada bulan Juni 2011 terdapat penyelesaian tagihan L/C tersebut dengan melakukan hapus buku atas tagihan L/C kepada PT Energy Quantum Eastern Indonesia sebesar USD 19,999,980 sehingga per 30 Juni 2011 tagihan L/C kepada PT Energy Quantum Eastern Indonesia sebesar nihil .

Page 43: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 49

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

5. Bank memiliki tagihan L/C kepada PT Dwi Putra Mandiri Perkasa sebesar USD 9,999,990. Bank telah

mengirimkan surat No.037/Century/TPA/III/09 tanggal 4 Maret 2009 mengenai pemberitahuan kewajiban hutang L/C yang harus segera dilunasi oleh nasabah sesuai dengan Perjanjian Pemberian Fasilitas L/C Impor Usance tersebut diatas dan sampai saat ini belum ada penyelesaian tagihan L/C tersebut.

6. Bank memiliki tagihan L/C kepada PT Petrobas Indonesia sebesar USD 4,300,000. Pada tahun 2008, PT Petrobas Indonesia berencana untuk menyelesaikan kewajibannya dengan cara restrukturisasi, dan kemudian dikonversi menjadi kredit angsuran dengan menyerahkan agunan aset tetap dalam bentuk tanah dari pihak ketiga sebagai penjamin, namun restrukturisasi tersebut belum terlaksana namun terdapat pembayaran sebagin atas tagihan tersebut sebesar USD 215,007.

Atas nasabah-nasabah tersebut diatas, Bank telah membentuk penyisihan 100% per 30 Juni 2011 dan 2010. Tagihan yang direkstrukturisasi pada tahun 2011 adalah sebagai berikut: 1. Bank memiliki tagihan L/C kepada PT Sinar Central Sandang sebesar USD 26,499,680. PT Sinar

Central Sandang mengajukan restrukturisasi kewajiban L/C dan disetujui pihak Bank yang sesuai dengan Perjanjian Restrukturisasi Kredit No. 1022/LO/III/11/047 tanggal 29 Maret 2011 dengan perincian sebagai berikut: • Menyetujui Penggabungan Fasilitas Kredit atas Permintaan (KAP) dan Kredit Transaksional

(KTR) dalam valuta Rupiah menjadi Kredit Angsuran Berjangka (KAB) dengan jumlah limit baru sebesar Rp 57.953.936.

• Menyetujui Penggabungan Fasilitas Kredit atas Permintaan (KAP) dan Kredit Transaksional (KTR) dalam valuta USD menjadi Kredit Angsuran Berjangka (KAB) dengan jumlah limit baru sebesar USD 1.422.482,68.

• Menyetujui konversi L/C past due menjadi Kredit Angsuran Berjangka (KAB) dengan jumlah limit baru sebesar USD 26.499.680.

e. Berdasarkan kolektibilitas tagihan akseptasi:

2011 2010Rp Rp

Lancar 7,717,155 2,468,407 Dalam Perhatian Khusus - - Kurang Lancar 35,030,857 277,250,060 Diragukan - - Macet 465,649,490 673,529,150 Jumlah 508,397,503 953,247,617 Penyisihan Kerugian (462,146,142) (910,044,670) Jumlah-Bersih 46,251,361 43,202,947

Page 44: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 50

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

f. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai tagihan akseptasi adalah sebagai berikut:

2011 2010Rp Rp

Saldo Awal Tahun 908,191,704 1,111,783,000Penambahan (Pemulihan) 2,429,292 (2,027,014)Reklas dan Selisih Kurs (448,474,854) (199,711,316)Saldo 30 Juni 462,146,142 910,044,670 Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai untuk tagihan akseptasi adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya tagihan akseptasi. Pemulihan cadangan kerugian penurunan nilai di tahun 2011 dan 2010 disebabkan oleh terealisasinya restrukturisasi Tagihan Akseptasi ke Kredit.

g. Kewajiban akseptasi berdasarkan nama bank dan debitur: 2011 2010 2011 2010USD USD Rp Rp

Pihak Ketiga - RupiahBank

PT Mandiri (Persero) Tbk -- 5,936,550 --Sub Jumlah 5,936,550 --

2011 2010 2011 2010USD USD Rp Rp

Pihak Ketiga - Mata Uang AsingBank

IDBI Bank Ltd, India 69,125 -- 592,781 --Huntington, US -- 65,567 -- 594,363Mega Int'l Commercial, TW 52,200 473,193First Bank, Taipei 126,336 54,342 1,083,392 492,606Standard Chartered Bank, China -- -- -- --Wells Fargo, Taipei 12,178 100,193 104,432 908,246

Sub Jumlah 207,639 272,301 1,780,605 2,468,407Jumlah Kewajiban Akseptasi 7,717,155 2,468,407

13. Pendapatan Bunga yang Masih akan Diterima

2011 2010Rp Rp

Kredit 30,683,812 79,153,560Penempatan pada Bank Lain -- --Efek-efek 76,995,364 --Jumlah 107,679,176 79,153,558 Pada 30 Juni 2011 dan 2010, termasuk dalam Pendapatan Bunga yang Masih akan Diterima adalah bunga dalam mata uang asing masing-masing sebesar Rp 2.048.031 dan Rp 647.218.

Page 45: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 51

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

14. Biaya Dibayar di Muka

2011 2010Rp Rp

Uang Muka 17,898,563 8,170,056Sewa Gedung 14,044,343 12,419,090Premi Asuransi 1,005,894 811,899Pembayaran di Muka Lainnya 1,496,681 1,499,030Jumlah 34,445,481 22,900,076

15. Aset Tetap

Saldo Awal Penambahan/ Pengurangan/ Saldo AkhirReklasifikasi Reklasifikasi

Rp Rp Rp Rp Biaya PerolehanPemilikan Langsung

Tanah 33,623,250 -- -- 33,623,250Bangunan 61,734,659 927,440 -- 62,662,099Inventaris Kantor 84,483,542 18,903,798 6,071,582 97,315,758Kendaraan Bermotor 25,176,978 1,067,550 1,079,824 25,164,703Jumlah 205,018,429 20,898,788 7,151,407 218,765,811

Akumulasi PenyusutanPemilikan Langsung

Bangunan 17,716,429 1,560,378 -- 19,276,807Inventaris Kantor 70,696,683 3,201,169 5,982,699 67,915,153Kendaraan Bermotor 22,008,185 1,810,106 979,616 22,838,674Jumlah 110,421,297 6,571,653 6,962,315 110,030,635

Nilai Buku 94,597,132 108,735,176

2011

Page 46: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 52

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Saldo Awal Penambahan/ Pengurangan/ Saldo AkhirReklasifikasi Reklasifikasi

Rp Rp Rp Rp Biaya PerolehanPemilikan Langsung

Tanah 33,623,250 -- -- 33,623,250Bangunan 61,717,611 17,548 -- 61,735,159Inventaris Kantor 83,702,487 946,070 -- 84,648,557Kendaraan Bermotor 25,078,260 50,202 -- 25,128,463Jumlah 204,121,608 1,013,821 -- 205,135,429

Akumulasi PenyusutanPemilikan Langsung

Bangunan 14,675,278 1,557,547 - 16,232,825Inventaris Kantor 71,208,000 5,860,728 6,456,373 70,612,355Kendaraan Bermotor 17,187,000 3,735,749 - 20,922,749Jumlah 103,070,278 11,154,024 6,456,373 107,767,929

Nilai Buku 101,051,330 97,367,500

2010

Akumulasi penyusutan Inventaris yang dibebankan dalam tahun 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 110.030.380 dan Rp 107.767.929. Pada 30 Junit 2011 aset tetap Bank telah diasuransikan dengan property all risk insurance, earthquake insurance pada PT Asuransi Buana Independent dengan jumlah nilai pertanggungan sebesar Rp 173.842.000 dan vehicle insurance pada PT Asuransi Indrapura dengan jumlah nilai pertanggungan sebesar Rp 15.104.600. Pada 30 Juni 2010 aset tetap Bank telah diasuransikan dengan property all risk insurance, earthquake insurance pada PT Asuransi Buana Independent dan vehicle insurance pada PT Asuransi Allianz Utama Indonesia dengan jumlah nilai pertanggungan sebesar Rp 135.692.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kerugian yang timbul atas aset tetap yang dipertanggungkan. Bank memiliki beberapa bidang tanah dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan (HGB) berjangka waktu 20 sampai dengan 30 tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2009 sampai dengan 2037. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai. Pada 30 Juni 2011 dan 2010 tidak ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan.

Page 47: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 53

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Pengurangan aset tetap merupakan penjualan aset tetap dengan rincian sebagai berikut:

2011 2010Rp Rp

Harga Jual 4,338,166 --Nilai Buku 908,987 --Laba Penjualan Aset Tetap 3,429,179 --

Berdasarkan PBI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 dan Surat Edaran No. 7/3/DPNP tanggal 31 Januari 2005, Bank diwajibkan untuk melakukan identifikasi dan penetapan terhadap properti terbengkalai yang dimiliki. Sehubungan dengan hal tersebut, Bank telah melakukan identifikasi dan tidak terdapat properti terbengkalai.

16. Aset Tidak Berwujud

2011 2010Rp Rp

Perangkat Lunak 66,347,090 64,566,549Lisensi 11,084,350 11,084,350Akumulasi Amortisasi (55,109,315) (47,075,954)Jumlah 22,322,125 28,574,945

17. Agunan yang Diambil Alih

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo AkhirRp Rp Rp Rp

Harga Perolehan Tanah 290,690,753 -- 15,015,582 275,675,171Tanah dan Bangunan 197,500,276 -- 9,814,686 187,685,590Saham 37,400,000 -- -- 37,400,000

Jumlah 525,591,029 -- 24,830,268 500,760,761Penyisihan Kerugian (318,469,000) (320,521,367)

Nilai Buku 207,122,029 180,239,394

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo AkhirRp Rp Rp Rp

Harga Perolehan Tanah 292,741,000 -- 248,000 292,493,000Tanah dan Bangunan 246,858,353 -- 34,225,568 212,632,785Saham 37,400,000 -- 37,400,000

Jumlah 576,999,353 -- 34,473,568 542,525,785Penyisihan Kerugian (371,773,000) 36,147,708 (335,625,292)

Nilai Buku 205,226,353 206,900,492

Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) terdiri dari tanah, tanah dan bangunan dan saham. Pada 30 Juni 2011, AYDA sebesar Rp 500.760.761 sedangkan pada 30 Juni 2010, AYDA sebesar Rp 542.525.785. Per Juni 2011 terdapat AYDA yang dijual sebesar Rp 24.830.268.

Page 48: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 54

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Per 30 Juni 2011 terdapat keuntungan atas penjualan AYDA sebesar Rp 485.717 yang merupakan hasil dari realisasi penjualan AYDA dari 1 (satu) eks debitur dengan harga penjualan sebesar Rp 928.000 dan harga perolehan/nilai buku sebesar Rp 442.681. Per tanggal 30 Juni 2010, terdapat penjualan AYDA sebesar Rp. 34.473.568 yang terdiri dari penjualan atas nama Prasetya Indra Brata sebesar Rp.108.000 pada bulan Januari 2010 dan sebesar Rp.140.000 pada bulan Maret 2010 dan Budi Makasar Jaya Abadi sebesar Rp. 34.225.568 di bulan Mei 2010.

Per 30 Juni 2010 sampai dengan 30 Juni 2011 tidak terdapat penambahan AYDA. Berdasarkan PBI No.7/2/PBI/2005 bank diwajibkan untuk melakukan upaya penyelesaian terhadap AYDA yang dimiliki dan mendokumentasikannya sehubungan dengan hal tersebut Bank harus membentuk PPA sesuai dengan umur kepemilikan AYDA. Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 bank telah membentuk cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 320.521.367 dan Rp 335.625.292. Perubahan penyisihan kerugian agunan yang diambil alih adalah sebagai berikut:

2011 2010Rp Rp

Saldo Awal Tahun 318,469,000 371,773,000Penambahan (Pemulihan) 13,431,165 20,090Reklasifikasi dan Selisih Kurs (11,378,798) (36,167,798)Saldo 30 Juni 320,521,367 335,625,292 Bank berpendapat bahwa pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas AYDA telah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul apabila AYDA tersebut dijual.

18. Aset Lain-lain

2011 2010Rp Rp

Surat Berharga 418,522,650 459,119,403Surat Ketetapan Pajak - PPh 26 dan PPN 78,459,870 78,459,915Uang Muka 22,329,664 22,329,664Pengembangan Sistem dan Informasi 38,679,636 38,490,098Tagihan kepada Pemerintah 37,543,752 25,347,000Jasa Manajemen 15,554,978 10,560,000Beban yang Ditangguhkan 43,058,454 13,017,704Rupa-rupa 82,147,150 109,001,164Jumlah 736,296,154 756,324,948Cadangan Kerugian (656,494,022) (676,061,465)Jumlah - Bersih 79,802,131 80,263,483 a. Pada tanggal 3 November 2008, Bank menjual SB US Treasury Strips USD 41,000,000 dengan harga at

discount 94,879 % atau sebesar USD 38,900,390. Pada tanggal 4 November 2008 Bank memberikan instruksi ke Dresdner Bank untuk mendebet rekening sebesar USD 7,000,000 dan ditransfer ke rekening Bank Century di Standard Chartered Bank NY. Dana cash USD 7,000,000 tersebut kemudian dijadikan deposito atas nama PT. Animablu Indonesia, sehingga jumlah tersebut tidak pernah diterima Bank Century.

Page 49: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 55

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Sisa dana setelah didebet sebesar USD 7,000,000 tersebut (setelah dikurangi biaya administrasi dsb) yaitu sebesar USD 29,772,328.25 kemudian di set off oleh Dresdner Bank untuk melunasi hutang FGAH. Pada tanggal 30 Juni 2009, berdasarkan statement of account Bank Century di Dresdner Bank Zurich, saldo rekening Bank Century di Bank tersebut tercatat bersaldo USD 748,432.25. Dari saldo tersebut Bank Century menarik sebesar USD 700,000,- Secara physic SB di Dresdner Bank sudah tidak ada lagi, namun Bank masih melakukan pembukuan sejumlah USD 40,300,000.- (USD 41,000,000 yang dikurangi USD 700,000,-)

b. Bank menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) PPh Pasal 26 untuk tahun 2000 sampai

2003 untuk tagihan pokok pajak sebesar Rp 57.849.000 dan sanksi administrasi sebesar Rp 27.669.000 atau total Rp 85.518.000 Bank mengajukan keberatan namun telah ditolak pada tanggal 22 Desember 2006 dan saat ini sedang dalam proses Peninjauan Kembali (PK). Selama dengan tahun 2007 dan 2008, Bank telah melakukan pembayaran atas SKPKB tersebut masing-masing sebesar Rp 6.000.000 dan Rp 12.353.000 Bank juga telah mengajukan Permohonan Pembatalan Ketetapan Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa pada tanggal 15 dan 20 Maret 2007. Sampai dengan 30 Juni 2011, jumlah tagihan yang telah dibayarkan adalah sebesar Rp 78.459.870. Bank telah membentuk cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 78.459.870 pada 30 Juni 2011 dan Rp 78.459.915 pada 30 Juni 2010.

c. Tagihan kepada Pemerintah sebesar Rp 37.543.752 merupakan tagihan antar bank kepada Unibank yang saling hapus (net-off) dengan kewajiban antar bank dari Unibank termasuk bunga sampai dengan 30 Maret 2003. Hasil saling hapus berupa tagihan bersih antar bank adalah sebesar Rp 25.347.000. Sejak tahun 2007 Bank telah membebankan cadangan kerugian penurunan nilai seluruhnya karena tidak memiliki manfaat.

d. Pada 30 Juni 2011, rupa-rupa aset lain sebesar Rp 82.147.150 termasuk diantaranya adalah tagihan kepada PT Cenvest sebesar Rp 6.382.855 yang merupakan reklasifikasi dari tagihan derivatif-opsi. Pada 30 Juni 2010, rupa-rupa aset lain sebesar Rp 109.001.164 termasuk diantaranya adalah tagihan kepada Bank Sinar Mas sebesar Rp 33.392.647 dan pinalti kredit atas nama PT Cahaya Adi Sentosa sebesar Rp 11.025.000 tagihan kepada PT Antaboga sebesar Rp 9.919.000, tagihan kepada PT Cenvest sebesar Rp 5.712.335 yang merupakan reklasifikasi dari tagihan derivatif-opsi. Bank telah membentuk cadangan kerugian penurunan nilai aset lain-lain sebesar Rp 656.494.022 pada tahun 2011 dan sebesar Rp 676.061.465 pada tahun 2010. Mutasi penyisihan untuk aset lain-lain per Juni 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

2011 2010Rp Rp

Saldo Awal Tahun 674,271,559 690,993,000Penambahan (Pemulihan) - - Reklasifikasi dan Selisih Kurs (17,777,537) (14,931,534)Saldo 30 Juni 656,494,022 676,061,466

Bank berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai aset lain-lain adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang mungkin timbul akibat tidak dapat direalisasikannya aset lain-lain.

Page 50: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 56

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

19. Kewajiban Segera

2011 2010Rp Rp

RupiahTransfer, Inkaso dan Kliring 1,350,467 1,048,051Kewajiban Lainnya 8,638,798 17,036,183Jumlah Rupiah 9,989,265 18,084,234

Mata Uang AsingTransfer, Inkaso dan Kliring 951,438 1,654,978Kewajiban Bank Lainnya 2,066 589,943Jumlah Mata Uang Asing 953,503 2,244,921

Jumlah 10,942,768 20,329,155

20. Simpanan

Pihak Pihak Ketiga Jumlah Pihak Pihak Ketiga JumlahHubungan HubunganIstimewa Istimewa

Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Giro 1,941,278 631,213,469 633,154,747 472,360 482,338,296 482,810,656Tabungan 5,642,162 467,354,613 472,996,775 2,432,137 326,010,739 328,442,876Deposito Berjangka 23,115,341 8,657,386,725 8,680,502,066 9,185,811 6,032,045,266 6,041,231,077Sertifikat Deposito Bersih -- 997,586 997,586 -- 1,995,916 1,995,916Jumlah 30,698,781 9,756,952,392 9,787,651,174 12,090,309 6,842,390,217 6,854,480,525

2011 2010

Dengan berlakunya Undang-Undang No. 24 Tahun 2004 sejak tanggal 22 September 2005, seluruh bank yang melakukan kegiatan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia menjadi peserta penjaminan LPS. Nilai simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank paling banyak Rp 100.000 Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 24 Tahun 2004 juncto Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 Tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan yang Dijamin Lembaga Penjamin Simpanan, terhitung sejak 13 Oktober 2008 nilai simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank diubah menjadi paling banyak Rp 2.000.000 dan tingkat suku bunga yang diberikan tidak melebihi tingkat suku bunga LPS. Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 terdapat simpanan yang diblokir oleh Bank karena terkait dengan pemblokiran internal atas jaminan kredit debitur dan atas kasus yang masih sedang diselidiki berdasarkan surat BI No.11 / 16 / DPB1 / TPB-7 / Rahasia tanggal 29 Januari 2009. Saldo yang diblokir terdiri dari Giro ( 2011 : Rp. 32.897.435 ; 2010 :Rp.9.142,368), AUD ( 2011 : 6,462 ; 2010 : 6,421), EUR ( 2011 : nihil ; 2010 : 434), SGD ( 2011 : 41,823 ; 2010 :41,808), USD ( 2011 : 820,566 ; 2010 :1,303,035), Tabungan ( 2011 : Rp. 12.814.859 ; 2010 : Rp 13.979,114), Deposito ( 2011 : Rp.5.776.088 ; 2010 :Rp 664.884,997) dan( 2011 : Deposito USD 1,542.604 ; 2010 : Deposito USD 47,047,407).

Page 51: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 57

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

a. Giro berdasarkan pihak dan mata uang:

2011 2010Rp Rp

Pihak Hubungan Istimewa (Catatan 44)Rupiah 649,605 317,855 Mata Uang Asing 1,291,673 154,505 Jumlah 1,941,278 472,360

Pihak KetigaRupiah 497,841,900 307,078,540 Mata Uang Asing 133,371,568 175,259,756 Jumlah 631,213,469 482,338,296

Jumlah 633,154,747 482,810,656 b. Tingkat bunga rata-rata per tahun:

2011 2010% %

Rupiah 2.00 1.88Mata Uang Asing 1.00 1.75

c. Tabungan berdasarkan pihak dan mata uang:

2011 2010Rp Rp

Pihak Hubungan Istimewa (Catatan 44)Rupiah

Tabungan Mutiara 4,540,321 1,402,737Tabungan Rencana Mutiara 581,114 774,653Tabungan Tar Mutiara 328,267 142,475Tanamas Plus 129,044 71,012Tabungan Ku 63,416 41,260Jumlah 5,642,162 2,432,137

2011 2010Rp Rp

Pihak KetigaRupiah

Tabungan Mutiara 330,834,737 204,023,082Tabungan Rencana Mutiara 22,373,207 29,862,622Tabungan Tar Mutiara 106,924,932 87,072,932Tanamas 40,000 40,000Tanamas Plus 2,228,206 2,076,110Tabungan Ku 4,953,530 2,935,993Jumlah 467,354,613 326,010,739

Jumlah 472,996,775 328,442,876

d. Tabungan

Tingkat bunga rata-rata per tahun – Rupiah, pada tahun 2011 dan 2010 masing-masing 3,00% dan 3,21%.

Page 52: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 58

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

e. Deposito berjangka berdasarkan pihak dan mata uang: 2011 2010Rp Rp

Pihak Hubungan Istimewa (Catatan 44)Rupiah 22,883,789 9,134,665Mata Uang Asing 231,552 51,146Jumlah 23,115,341 9,185,811

Pihak KetigaRupiah 7,917,966,614 4,974,859,180Mata Uang Asing 739,420,112 1,057,186,085Jumlah 8,657,386,725 6,032,045,266

Jumlah 8,680,502,066 6,041,231,077

f. Klasifikasi deposito berjangka berdasarkan jangka waktu: (i) Berdasarkan periode deposito berjangka

2011 2010Rp Rp

On Call 521,220,263 486,414,9061 Bulan 4,794,369,809 2,828,858,6783 Bulan 2,469,328,188 1,769,421,2256 Bulan 400,351,484 237,370,42512 Bulan 495,232,323 719,165,844Jumlah 8,680,502,066 6,041,231,077

Deposito berjangka berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo: (ii) Berdasarkan sisa umur sampai dengan jatuh tempo

2011 2010Rp Rp

Kurang dari 1 Bulan 6,515,272,087 4,070,197,6961 - 3 Bulan 1,478,111,683 666,340,0123 - 6 Bulan 393,180,932 658,375,3286 - 12 Bulan 293,937,365 646,318,041Jumlah 8,680,502,066 6,041,231,077

Page 53: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 59

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

(iii) Tingkat bunga rata-rata per tahun deposito berjangka:

2011 2010% %

RupiahOn Call 6.50 6.51 Bulan 6.50 6.133 Bulan 6.50 6.546 Bulan 6.50 6.5412 Bulan 6.50 6.54

Mata Uang AsingOn Call 1.50 1.751 Bulan 1.50 1.383 Bulan 1.50 1.196 Bulan 1.50 1.1912 Bulan 1.50 1.19

g. Sertifikat Deposito

(i) Klasifikasi sertifikat deposito menurut jatuh temponya: 2011 2010Rp Rp

Pihak KetigaRupiah

1 Bulan -- --3 Bulan 1,000,000 2,000,0006 Bulan -- --12 Bulan -- --

Jumlah 1,000,000 2,000,000Bunga Dibayar di Muka yang Belum Diamortisasi (2,414) (4,084)Jumlah 997,586 1,995,916

(ii) Tingkat bunga rata-rata per tahun:

2011 2010% %

1 Bulan 6.50 6.503 Bulan 6.50 6.506 Bulan 6.50 6.7512 Bulan 6.50 6.50

Page 54: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 60

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

21. Simpanan dari Bank Lain

Merupakan simpanan dari bank lain yang terdiri dari: 2011 2010Rp Rp

RupiahGiro 23,041,756 8,708,989Call Money < 90 hari 300,000,000 215,000,000Tabungan 2,478,899 2,526,706Deposito Berjangka 24,550,000 102,759,332Jumlah 350,070,654 328,995,026

Mata Uang Asing (Catatan 43)Giro -- --Deposito Berjangka -- --Call Money < 90 hari 128,632,500 --Call Money ≥ 90 hari -- --Jumlah 128,632,500 --

Jumlah 478,703,154 328,995,026

a. Giro Tingkat bunga rata-rata per tahun

2011 2010% %

Rupiah 3.26 3.05Mata Uang Asing - -

b. Tabungan Tingkat bunga rata-rata per tahun – Rupiah, pada tahun 2011 dan 2010 masing-masing adalah 4%.

c. Deposito Berjangka Klasifikasi deposito berjangka berdasarkan jangka waktu: (i) Berdasarkan periode:

2011 2010Rp Rp

Kurang dari 1 Bulan -- 74,759,3321 Bulan 19,700,000 1,000,0003 Bulan 3,250,000 27,000,0006 Bulan -- --12 Bulan 1,600,000 --Jumlah 24,550,000 102,759,332

Page 55: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 61

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

(ii) Berdasarkan sisa umur dengan saat jatuh tempo: 2011 2010Rp Rp

Kurang dari 1 Bulan 20,500,000 75,759,3321 - 3 Bulan 3,050,000 13,000,0003 - 6 Bulan -- 14,000,0006 -12 Bulan 1,000,000 --Jumlah 24,550,000 102,759,332

Tingkat bunga rata-rata per tahun deposito-Rupiah pada tahun 2011 dan 2010 masing-masing sebesar 10.53% dan 8,50%.

22. Surat Berharga yang Dijual Dengan Janji Dibeli Kembali (Repo)

Tanggal Tanggal Nilai Beli Jenis SuratDimulai Jatuh Tempo Kembali Berharga

Rp

Bank Indonesia 27/06/2011 11/07/2011 247,923,650 SBIBank Indonesia 28/06/2011 12/07/2011 247,969,400 SBIBank Indonesia 23/06/2011 07/07/2011 98,607,640 SBIBank Indonesia 24/06/2011 08/07/2011 197,250,940 SBIBank Indonesia 30/06/2011 14/07/2011 98,732,610 SBIPenyisihan Penghapusan --Jumlah Bersih 890,484,240

2011

Nasabah

Tanggal Tanggal Nilai Beli Jenis SuratDimulai Jatuh Tempo Kembali Berharga

Rp

Bank Indonesia 24/06/2010 08/07/2010 98,626,620 SBIBank Indonesia 29/06/2010 13/07/2010 197,431,640 SBIPenyisihan Penghapusan --Jumlah Bersih 296,058,260

2010

Nasabah

23. Biaya yang Masih Harus Dibayar

2011 2010Rp Rp

RupiahBunga yang Masih Harus Dibayar 29,410,050 20,039,928

Mata Uang Asing (Catatan 44)Bunga yang Masih Harus Dibayar 542,012 369,438

Jumlah 29,952,062 20,409,366

Page 56: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 62

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

24. Kewajiban Lain-Lain

2011 2010Rp Rp

RupiahSetoran Jaminan 1,262,711 2,442,375Personalia 9,520,414 3,257,129Pendapatan Diterima di Muka 21,667,676 14,753,570Lain-lain 100,022,889 48,192,992Sub Jumlah 132,473,690 68,646,067

Mata Uang Asing (Catatan 42)Rekening Escrow 148,187,829 156,647,160Setoran Jaminan 2,070,530 1,689,412Pendapatan Diterima di Muka 1,513,819 1,812,739Lain-lain 5,445,565 5,431,945Sub Jumlah 157,217,743 165,581,257

Jumlah 289,691,433 234,227,324 Rekening escrow merupakan rekening khusus sebesar USD 17,279,976.20 sehubungan dengan kredit bermasalah yang dimiliki Bank sebesar Rp 173.343.000 di 30 Juni 2011 dan 2010 (Catatan 11.h.7). Status rekening escrow ini adalah dana hibah dari US Department of Agriculture kepada Pemerintah RI sebagai jaminan (cash collateral) atas pemberian kredit kepada INKUD, IKKU, INKOPTI yang masih dalam proses eksekusi. Pencairan dana rekening escrow tersebut masih dalam proses kesepakatan antara Bank Indonesia dan Pemerintah RI.

25. Obligasi Konversi Obligasi Konversi pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 masing-masing sebesar USD 15,000,000 merupakan uang muka setoran Nomura International Plc, London. Di tahun 2006, dalam rangka pemenuhan permodalan, Bank menerbitkan 150 lembar Mandatory Convertible Bonds dengan nominal USD 100,000 per lembar yang dikeluarkan tanggal 16 Juni 2006 dan jatuh tempo tanggal 16 Juni 2009. Sesuai dengan Indicative Summary of Terms and Conditions atas penerbitan “3 years USD Mandatory Convertible Bond due June 16, 2009” dengan pokok sebesar USD 15,000,000 dengan diskon 1% dan tingkat bunga 7% per tahun, Nomura International PLC menyetor dana USD 14,850,000 dan Bank membukukan ke dalam escrow account dana setoran modal, pada saat jatuh tempo tanggal 16 Juni 2009 akan dikonversi menjadi modal dalam bentuk saham. Pada 31 Desember 2010 dan 2009, escrow account dana setoran modal tersebut belum dikonversi menjadi saham karena menunggu keputusan hukum yang tetap. PT Bank Mutiara Tbk diambil alih oleh LPS pada tanggal 21 Nopember 2008. Bank belum mengambil keputusan untuk melakukan konversi MCB menjadi saham. Setelah ada putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, maka Bank akan melakukan tindakan yang dianggap perlu setelah mendapat persetujuan dari LPS dan Bank Indonesia.

Page 57: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 63

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

26. Modal Saham Sesuai dengan Pasal 40 Undang-Undang (UU) Nomor 24 Tahun 2004 tentang LPS, terhitung sejak LPS melakukan penanganan bank gagal, maka LPS mengambil alih segala hak dan wewenang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), kepemilikan, kepengurusan, dan/atau kepentingan lain pada bank dimaksud. Dengan diserahkannya penanganan Bank oleh KSSK kepada LPS tanggal 21 Nopember 2008, LPS menetapkan penanganan Bank sesuai dengan Keputusan Rapat Dewan Komisioner No. 041/RDK-LPS/2008. Sejak pengambilalihan oleh LPS pada bulan Nopember 2008 sampai dengan bulan Desember 2008, Bank telah menerima penyetoran berupa penyertaan modal sementara dari LPS untuk biaya penanganan dalam rangka penambahan modal disetor bank dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 4.977.140. Dari Januari 2009 hingga Juli 2009 Bank menerima penyertaan modal sementara dari LPS sebesar Rp 1.785.221. Penambahan Modal Sementara tersebut seluruhnya menjadi Rp 6.762.361 yang terdiri dari uang tunai sebesar Rp 5.312.113 dan surat berharga sebesar Rp 1.450.248. Berdasarkan Pasal 42 UU LPS, dalam hal ekuitas bank bernilai nol atau negatif pada saat penyerahan kepada LPS, pemegang saham lama tidak memiliki hak atas hasil penjualan saham bank setelah penanganan. Seluruh saham bank akan dijual oleh LPS paling lama tiga tahun sejak tanggal pengambilalihan dan dapat diperpanjang paling banyak dua kali dengan masing-masing perpanjangan selama satu tahun. Berdasarkan Akta No. 62 dari Dr. Irawan Soerodjo, SH., Msi, notaris di Jakarta, tertanggal 10 Agustus 2009, Rapat Dewan Komisioner (RDK) sebagai RUPS PT Bank Mutiara Tbk melalui Keputusan Nomor 050/RDK-LPS/2009 menyetujui sebagai berikut: a. Peningkatan Modal Dasar Bank dari sebesar Rp 5.265.000 menjadi sebesar Rp 12.000.000 yang terdiri

dari 900.000.000.004.200 lembar saham seri A dengan nilai nominal masing-masing saham seri A sebesar Rp 0,01 (satu sen) sehingga nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 9.000.000.000 dan saham seri B sebanyak 38.461.538.461 lembar saham dengan nilai nominal masing-masing saham seri B sebesar Rp 78, sehingga nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 2.999.999.000.

b. Peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari sebesar Rp 2.211.314 menjadi sebesar Rp 8.973.675.000, yang merupakan penerbitan saham seri A sebanyak 676.236.100.000.000 lembar atas PMS LPS pada Bank dengan nilai per saham sebesar Rp 0,01, jumlah nominal sebesar Rp 6.762.361.000.

c. Mengubah klasifikasi seluruh saham milik pemegang saham lama menjadi saham seri B sebanyak 28.350.177.035 lembar dengan nilai nominal per lembar saham Rp 78 (nilai penuh) atau seluruhnya berjumlah sebesar Rp 2.211.314.000.

Susunan pemegang saham Bank pada 30 Juni 2011 berdasarkan pencatatan saham dari PT Sharestar Indonesia adalah:

Jumlah Saham Nilai Nominal Persentase Jumlah(ribuan) Kepemilikan

Rp % Rp

LPS 676,236,100,000 0.010 99.996 6,762,361,000 Pemegang Saham Lama 28,350,177 78 0.004 2,211,313,809 Jumlah 676,264,450,177 100 8,973,674,809

30 Juni 2011 dan 2010

Perubahan anggaran dasar sebagaimana dituangkan dalam Akta No. 62 tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU-41550.AH.01.02. Tahun 2009 tertanggal 26 Agustus 2009.

Page 58: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 64

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

27. Tambahan Modal Disetor

2011 2010Rp Rp

Tambahan Modal Disetor 208,416,365 208,416,365Dikurangi: Biaya Emisi Saham (29,657,011) (29,657,011)Jumlah 178,759,354 178,759,354

28. Cadangan Umum

Cadangan umum pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 1.002.348 dibentuk sesuai dengan keputusan RUPS Tahunan yang didokumentasikan dalam akta No. 8 tanggal 25 Juni 2008 dari Hestyani Hassan, S.H, notaris di Jakarta.

29. Waran

Bank telah beberapa kali menerbitkan waran yaitu Seri I (April 1999), Seri II (Juli 2000), Seri III (Maret 2003), Seri IV (Agustus 2003), dan Seri V (Juni 2007), sebagai berikut:

Seri Jumlah Dari SampaiSeri I 213.900.000 20 Oktober 1999 19 April 2004Seri II 140.620.765 19 Januari 2001 18 Juli 2005Seri III 173.938.240 26 September 2003 07 April 2008Seri IV 2.244.732.240 22 Januari 2004 3 Agustus 2008Seri V 5.670.029.955 20 Desember 2007 18 Juni 2010

Masa Konversi

30. Pendapatan Bunga

2011 2010Rp Rp

Kredit yang DiberikanKredit Modal Kerja 155,826,073 128,925,863Pinjaman Rekening Koran 24,030,740 18,872,505Kredit Konsumer 158,161,102 73,773,249Kredit Ekspor - Impor 2,122,879 23,482Kredit Investasi 12,982,650 5,801,729Kredit Pemilikan Rumah 6,618,677 5,672,891Pinjaman Karyawan 30,910 67,690

359,773,030 233,137,409Efek-efek 39,507,748 38,786,373Penempatan pada BI dan Bank Lain 71,782,647 46,709,559Jumlah 471,063,425 318,633,342

Page 59: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 65

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

31. Pendapatan Provisi dan Komisi

2011 2010Rp Rp

Kredit 9,011,666 10,062,895Lain-lain -- --Jumlah 9,011,666 10,062,895

32. Beban Bunga

2011 2010Rp Rp

Deposito Berjangka 375,886,015 227,863,309Tabungan 7,562,293 6,159,787Giro 5,272,131 3,412,028Simpanan dari BI dan Bank Lain 5,290,268 5,930,043Pinjaman Pemerintah 2,352,785 13,941,264Setoran Jaminan -- 1,586Sertifikat Deposito 34,369 95,841

Jumlah 396,397,859 257,403,858

33. Beban Provisi dan Komisi

2011 2010Rp Rp

Kredit -- --Lain-lain 1,697 476,277Jumlah 1,697 476,277

34. Keuntungan (Kerugian) Penjualan Efek-Efek Bersih

2011 2010Rp Rp

Surat Utang Negara 28,314,532 33,491,752Obligasi Korporasi 29,674 1,101,042Jumlah 28,344,206 34,592,794

Page 60: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 66

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

35. Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

2011 2010Rp Rp

Efek-Efek 1,560,000 105,543Tagihan Akseptasi -- --Kredit yang Diberikan 31,149,151 15,047,882AYDA 13,999,915 2,322,360Tagihan Derivatif -- --Penempatan Pada Bank Lain 6,045,326 8,114,400Aset Lain-lain dan Administratif 1,338,128 942,730Pemulihan (297,347,448) (105,164,569)Jumlah (243,254,930) (78,631,653)

36. Beban Umum dan Administrasi

2011 2010Rp Rp

Iklan dan Promosi 12,539,517 10,909,900Jasa Profesional 5,453,458 4,639,101Penyusutan dan Amortisasi 10,740,050 9,655,934Sewa 23,068,315 15,138,389Komunikasi 5,121,752 6,506,841Pajak dan Izin 619,542 521,601Perbaikan dan Pemeliharaan 1,595,115 2,025,573Listrik, Gas dan Air 3,468,745 2,819,787Transportasi dan Perjalanan Dinas 3,549,534 2,690,149Kebersihan dan Keamanan 1,839,661 1,724,646Cetakan/Alat Tulis dan Kebutuhan Kantor 3,269,881 2,696,883Premi Asuransi 1,637,012 1,400,800Pendidikan dan Pengembangan 2,128,759 940,317Iuran Keanggotaan 1,019,826 955,757Jamuan 9,221 4,995Lain-lain 5,412,018 1,462,439Jumlah 81,472,404 64,093,113

37. Beban Gaji dan Tunjangan

2011 2010Rp Rp

Gaji, Upah, Pensiun dan Tunjangan Pajak 51,960,544 47,755,896Kesejahteraan Karyawan 14,938,183 10,141,030THR, Cuti dan Tunjangan Terkait Lainnya 4,222,953 2,213,352Lainnya 4,591,469 114,005Jumlah 75,713,149 60,224,282 Imbalan yang diterima Direksi dan Komisaris sampai dengan 30 Juni 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 3.187.308 dan Rp 2.850.139. Imbalan yang diterima Komite Audit tahun 2011 dan 2010 masing-masing

Page 61: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 67

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

sebesar Rp 202.860 dan Rp 166.066. 38. Pendapatan Non-Operasional

2011 2010Rp Rp

Laba Penjualan Aset Tetap 75,537 --Lain-lain 2,395,825 161,360Jumlah 2,471,361 161,360

39. Beban Non-Operasional

2011 2010Rp Rp

Sumbangan 93,942 97,565Denda dan Sanksi 35,233 1,113,796Lainnya 363,162 275,224Jumlah 492,336 1,486,584

40. Perpajakan

a. Hutang Pajak 2011 2010Rp Rp

Pajak Kini -- --Pasal Penghasilan 21 2,591,675 1,275,207Pasal Penghasilan 23 13,386,121 7,505,124Pasal 4 ayat 2 172,699 90,114Jumlah 16,150,495 8,870,445 Besarnya pajak yang terhutang ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan sendiri oleh wajib pajak (self assesment). Kantor Pajak dapat melakukan pemeriksaan atas perhitungan pajak tersebut dalam waktu 10 (sepuluh) tahun sejak terhutangnya pajak yang bersangkutan.

b. Manfaat (Beban) Pajak 2011 2010Rp Rp

Pajak Kini -- --Pajak Tangguhan 96,762,114 30,499,720Jumlah Manfaat (Beban) 96,762,114 30,499,720

Page 62: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 68

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Pajak Kini Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum pajak penghasilan sebagaimana yang disajikan dalam laporan laba rugi dengan taksiran penghasilan kena pajak Bank untuk tahun-tahun yang berakhir pada 30 Juni 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

2011 2010Rp Rp

Laba (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan MenurutLaporan Laba Rugi 204,583,351 58,334,044

Perbedaan TemporerPenyisihan Kewajiban Imbalan Kerja 2,784,667 2,486,309Penyisihan Kerugian Aset Produktif, AYDA, Aset Lain-Lain 22,943,368 11,485,033Jumlah 25,728,035 13,971,343

Perbedaan TetapRepresentasi 445,412 377,127Sumbangan 93,942 97,565Beban Lain-lain 363,162 275,224Jumlah 902,516 749,915

Taksiran Laba (Rugi) Fiskal Sebelum KompensasiAkumulasi Laba (Rugi) Fiskal 231,213,901 73,055,302

Akumulasi Rugi Fiskal Awal Tahun (6,472,466,701) (6,769,775,762)Laba (Rugi) triwulan II (30 Juni) yang telah disetahunkan 462,427,801 146,110,603 Akumulasi Rugi Fiskal Per 30 Juni (5,778,824,999) (6,550,609,857)

Menurut peraturan perpajakan yang berlaku untuk perbankan, beban cadangan kerugian penurunan nilai kredit diakui sebagai biaya untuk memperoleh pendapatan kena pajak. Selain itu, cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif yang diyakini tidak akan dapat dipulihkan diakui sebagai biaya dalam perhitungan rugi fiskal. Rugi fiskal dapat dimanfaatkan melalui kompensasi terhadap laba fiskal dalam masa lima tahun sejak terjadinya rugi fiskal dengan rincian sebagai berikut:

JumlahLaba (Rugi) Fiskal yang Dapat Dikompensasikan Rp2007 Perhitungan Laba (Rugi) Fiskal (147,227,000)2008 Perhitungan Laba (Rugi) Fiskal (6,906,428,332)2009 Perhitungan Laba (Rugi) Fiskal 355,898,0002010 Perhitungan Laba (Rugi) Fiskal 225,290,631

(6,472,466,701) Taksiran rugi fiskal tahun 2008 dan 2007 telah disesuaikan dengan pelaporan SPT yang disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Pada tahun 2010, Bank menerima Surat Tagihan Pajak Bunga Penagihan dengan jumlah sebesar Rp 6.205 yang merupakan denda dan sanksi administrasi PPh 26 atas SKPKB yang diterbitkan pada tahun 2005 yang terdiri dari:

Page 63: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 69

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

STP SKPKB Jumlah

(Rp) STP 00001/109/00/054/10 26 Maret 2010 SKPKB 0069/204/00/54/05 20 Desember 2005 1.124 STP 00001/109/02/054/10 26 Maret 2010 SKPKB 0053/204/02/54/05 20 Desember 2005 4.238 STP 00003/109/03/054/10 26 Maret 2010 SKPKB 0034/204/03/54/05 20 Desember 2005 843 Jumlah 6.205 Pembayaran STP tersebut dilakukan secara bertahap selama 6 bulan sejak 30 Juni 2010 hingga 26 November 2010 dengan total pembayaran Rp 6,205. Selama tahun 2009, Bank tidak menerima Surat Ketetapan Pajak (SKP) atau Surat Tagihan Pajak (STP) dari Direktorat Jenderal Pajak.

Pajak Tangguhan

Pajak tangguhan dihitung berdasarkan pengaruh dari perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Pada tahun 2009, berlaku peraturan perpajakan yang baru, diantaranya perubahan tarif pajak. Dalam menghitung pajak tangguhan digunakan tarif pajak sebesar 25% menggantikan tarif pajak sebelumnya sebesar 28%.

41. Kewajiban Imbalan Kerja

Bank menghitung dan membukukan beban imbalan kerja berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 dan Penerapan kebijakan akuntansi PSAK No. 24 mengenai Imbalan Kerja. Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja per 31 Desember 2009 dan 2008 dihitung oleh Aktuaris Independen PT Binaputra Jaga Hikmah sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004) dalam laporannya tertanggal 18 Pebruari 2011 dan 31 Desember 2009. Bank memberikan pendanaan dalam bentuk program asuransi Ekasejahtera dengan Asuransi Sinarmas. Pendanaan tersebut diperhitungkan dalam perhitungan kewajiban imbalan kerja.

Asumsi aktuaria yang digunakan dalam menentukan beban dan kewajiban imbalan kerja pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

2011 2010

Usia pensiun normal 55 Tahun 55 Tahun Tingkat diskonto 9% 11% Estimasi kenaikan gaji di masa datang 2,8% 2,8% Tabel mortalita Mortalita Indonesia 1999 Mortalita Indonesia 1999 Tingkat pengunduran diri 10% usia 18 tahun - 44 tahun, dan

0% pada usia 45 tahun - 54 tahun 10% usia 18 tahun - 44 tahun, dan

0% pada usia 45 tahun - 54 tahun Metode Projected Unit Credit Projected Unit Credit

Page 64: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 70

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Rekonsiliasi jumlah kewajiban imbalan kerja pada neraca adalah sebagai berikut:

2011 2010Rp Rp

Nilai kini cadangan imbalan pasti yang didanai 25,207,210 25,207,210Nilai wajar aktiva program *) (18,989,000) (18,989,000) Nilai kini cadangan imbalan pasti yang didanai 6,218,210 6,218,210

Beban cadangan yang belum diakui perusahaan -- --Kerugian aktuarial yang belum diakui 4,503,099 4,503,099 Beban jasa lalu yang belum diakui (776,071) (776,071)Cadangan imbalan pasti pasca-kerja 9,945,238 9,945,238 Penempatan dana imbalan pasti pasca kerja - -

Kewajiban imbalan pasti pasca-kerja akhir tahun 9,945,238 9,945,238

Perubahan kewajiban imbalan kerja adalah sebagai berikut:

2011 2010Rp Rp

Saldo Awal 24,196,582 24,196,582 Beban imbalan pasti pasca-kerja tahun lalu yang belum diakui -- --Beban imbalan pasti pasca-kerja tahun berjalan 4,335,324 4,335,324 Pembayaran selama tahun berjalan -- - Cadangan imbalan pasti pasca-kerja 28,531,906 28,531,906 Penempatan dana imbalan pasti pasca kerja (18,988,668) (18,988,668) Kenaikan nilai wajar aktiva program 402,000 402,000 Kewajiban Manfaat Karyawan 9,945,238 9,543,238

42. Laba (Rugi) Per Saham

Pada 30 Juni 2011 dan 2010, laba (rugi) bersih per saham dasar dan dilusian dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar selama tahun yang bersangkutan.

2011 2010

Laba (rugi) Bersih untuk Perhitungan laba (rugi) per saham dasar dan dilusian - Rp 204,583,351 58,334,044 Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Preferen untuk perhitungan laba (rugi) per Saham Dasar 676,236,100,000 676,236,100,000 Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa untuk perhitungan laba (rugi) per Saham Dasar 28,350,177 28,350,177 Pengaruh Efek Berpotensi Saham Preferen yang Dilutif Waran - - Pengaruh Efek Berpotensi Saham Biasa yang Dilutif Waran 7,269,253 7,269,253 Jumlah Rata-Rata Tertimbang Saham Preferen untuk Perhitungan Laba(Rugi) per Saham Dilusian 676,236,100,000 676,236,100,000 Jumlah Rata-Rata Tertimbang Saham Biasa untuk Perhitungan Laba(Rugi) per Saham Dilusian 35,619,430 35,619,430 Laba (rugi) Bersih per Saham Dasar Preferen - Rp: 0.000303 0.000086 Laba (rugi) Bersih per Saham Dasar Biasa - Rp: 0.000289 0.000082 Laba (rugi) Dilusian Saham Preferen - Rp: 0.000303 0.000086 Laba (rugi) Dilusian Saham Biasa - Rp: 0.000230 0.000066

Page 65: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 71

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

43. Sifat dan Transaksi Pihak-pihak Berelasi

Sifat Pihak-pihak Berelasi Pihak-pihak berelasi adalah karyawan kunci dari Bank yang mempunyai keterkaitan kepemilikan atau kepengaruhan secara langsung dan tidak langsung dengan Bank. Transaksi Pihak-pihak Berelasi Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Bank melakukan transaksi-transaksi dengan Pihak-pihak berelasi dengan Bank. Transaksi-transaksi tersebut telah dilaksanakan dengan persyaratan sama dengan yang berlaku bagi pihak ketiga, kecuali yang diberikan kepada karyawan kunci. Berikut transaksi hubungan istimewa pada 30 Juni 2011 dan 2010:

Nama Pihak Sifat Berelasi Transaksi Pihak-

pihak Berelasi

LPS Pemegang Saham Modal Saham Komisaris, Direksi, Kepala Divisi, Kepala Kantor Wilayah, Pimpinan Cabang, beserta keluarga sesuai ketentuan yang berlaku.

Manajemen, Pengurus, Karyawan Bank Kredit, Simpanan

Transaksi aset dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:

Persentase PersentaseTerhadap Terhadap

Jumlah Jumlah Aset Jumlah Jumlah AsetRp % Rp %

AsetKredit yang diberikan (Catatan 11)

Karyawan kunci 5,531,171

0.04 1,450,207 0.02 Tagihan Akseptasi (Catatan 12.a) - - - - Aset Lain-lain (Catatan 18) - - - - Jumlah 5,531,171 0.04 1,450,207 0.02

2011 2010

Transaksi kewajiban dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:

Persentase PersentaseTerhadap Terh

Jumlah Jumlah Kewaadap

jiban Jumlah Jumlah KewajibanRp % Rp %

KewajibanSimpanan (Catatan 20)

Giro 1,941,278 0.02 472,360 0.01 Tabungan 5,642,162 0.05 2,432,137 0.03 Deposito 23,115,341 0.20 9,185,811 0.12

Jumlah 30,698,781 0.26 12,090,309 0.15

2011 2010

Page 66: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 72

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

44. Aset dan Kewajiban Mata Uang Asing

Posisi Aset dan Kewajiban dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:

2011 2010Rp Rp

Aset Kas 158,784,413 126,623,928 Giro pada Bank Indonesia 103,763,550 21,302,750 Giro pada bank lain 255,598,170 765,576,114 Penempatan pada bank lain 85,755,000 - Efek-efek - 38,301,438 Kredit 930,181,489 463,249,859 Tagihan akseptasi 40,314,810 43,202,947 Tagihan Derivatif 864,347 19,807 Pendapatan bunga yang masih akan diterima 2,047,796 647,218 Aset lain-lain 23,982,122 34,558,960

Jumlah 1,601,291,697 1,493,483,021

2011 2010Rp Rp

KewajibanKewajiban Segera 953,503 2,244,921 Simpanan 874,314,906 1,232,651,492 Simpanan dari bank lain 128,632,500 --Kewajiban derivatif 27,277 146,702Kewajiban akseptasi 1,780,605 2,468,407 Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi 415,906 114,738 Biaya yang masih harus dibayar 542,012 369,438 Kewajiban lain-lain 155,720,309 165,581,257

Jumlah 1,162,387,018 1,403,576,957 Jumlah Aset - Bersih 438,904,679 89,906,064

Page 67: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 73

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

45. Komitmen dan Kontinjensi

a. Bank memiliki tagihan dan kewajiban komitmen dan kontinjensi dengan rincian sebagai berikut:

2011 2010Rp Rp

KomitmenTagihan Komitmen

Pembelian Tunai Mata Uang Asing yang Belum Diselesaikan - 31,763,105Posisi Penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan 212,093,000 36,564,741Lainnya 137,634,000 26,107,200Jumlah 349,727,000 94,435,046

Kewajiban KomitmenFasilitas Kredit kepada Nasabah yang Belum Digunakan 432,447,000 331,333,597Fasilitas Kredit kepada Bank Lain yang Belum Digunakan 52,201,000 10,000,000Irrevocable L/C 61,398,000 46,091,469Lainnya 256,514,000 36,685,618Jumlah 802,560,000 424,110,684

Jumlah Komitmen Bersih (452,833,000) (329,675,638)

2011 2010Rp Rp

KontinjensiTagihan Kontinjensi

Pendapatan Bunga dalam Penyelesaian 237,228,000 346,576,354 Jumlah 237,228,000 346,576,354

Kewajiban KontinjensiBank Garansi 138,704,000 14,352,380 Lainnya 837,310,000 164,929 Jumlah 976,014,000 14,517,309

Jumlah Kontinjensi Bersih (738,786,000) 332,059,045

b. Jangka waktu rata-rata L/C dan bank garansi pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 adalah 1 bulan

sampai 12 bulan.

c. Estimasi kerugian atas transaksi komitmen dan kontinjensi adalah sebagai berikut: 2011 2010Rp Rp

RupiahIrrecoverable L/C -- --Bank Garansi 1,127,062 120,670Longggar Tarik 222,942 520,063

Mata Uang Asing Irrecoverable L/C -- --Bank Garansi 415,906 114,738Longggar Tarik

Jumlah 1,765,910 755,470

Page 68: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 74

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

d. Kolektibilitas transaksi komitmen dan kontinjensi dalam kegiatan usaha Bank yang mempunyai risiko kredit pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 adalah lancar.

e. Mutasi estimasi kerugian atas transaksi komitmen dan kontinjensi:

2011 2010Rp Rp

Saldo Awal Tahun 1,402,043 581,000 Penyisihan (Pemulihan) Tahun Berjalan 363,867 174,470 Reklas dan Selisih Kurs -- --Saldo Akhir 1,765,910 755,470 Bank berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai untuk komitmen dan kontinjensi adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang akan timbul akibat tidak tertagihnya komitmen dan kontinjensi.

f. Pembelian tunai mata uang asing yang belum diselesaikan pada tanggal neraca adalah sebagai berikut:

2011 2010Rp Rp

Pembelian Tunai Mata Uang AsingForward

Dolar Amerika Serikat (USD) - - Spot

Dolar Amerika Serikat (USD) 21,597,826 6,395,382 Dolar Australia 7,807,946 Euro 3,322,413

Jumlah 21,597,826 17,525,741

g. Penjualan tunai mata uang asing yang belum diselesaikan pada tanggal neraca adalah sebagai berikut:

2011 2010Rp Rp

Penjualan Tunai Mata Uang AsingForward

Dolar Australia (AUD) - - Euro Eropa (EUR) - -

SpotYen Jepang (JPY) - 3,068,700 Dolar Amerika Serikat (USD) 334,444,500 30,294,505 Dolar Australia (AUD) 9,202,370 - Euro Eropa (EUR) 12,418,180 3,322,413

Jumlah 356,065,050 36,685,618

Page 69: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 75

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

46. Informasi Segmen

a. Segmen Usaha Untuk tujuan pelaporan manajemen, segmen usaha Bank dibagi menjadi pendanaan retail, kredit dan ekspor impor serta treasury. Klasifikasi tersebut menjadi dasar pelaporan informasi segmen primer Bank.

Pendanaan Kredit dan

Retail Ekspor-impor Treasury Jumlah

Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000

Pendapatan

Pendapatan bunga - 368,784,696 111,290,395 480,075,091 Pendapatan operasional lainnya 4,323,011 2,393,815 35,747,754 42,464,580

Jumlah Pendapatan 4,323,011 371,178,511 147,038,149 522,539,671

Beban

Beban bunga 388,754,807 - 7,643,052 396,397,859 Beban Operasional lainnya 157,185,553 (256,591,434) 22,943,368 (76,462,513)

Jumlah Beban 545,940,360 (256,591,434) 30,586,421 319,935,346

Pendapatan (beban) segmen - bersih (541,617,348) 627,769,945 116,451,729 202,604,325

Beban operasional bersama yang tidak dialokasikan -

Beban operasional - bersih 202,604,325

Pendapatan non-operasional 2,471,361

Beban non-operasional 492,336

Laba sebelum pajak penghasilan 204,583,351

Pajak penghasilan -

Laba bersih 204,583,351

2011

Page 70: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 76

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Segmen Usaha (lanjutan)

Pendanaan Kredit danRetail Ekspor-impor Treasury Jumlah

Rp '000 Rp '000 Rp '000 Rp '000

Aktiva

Aktiva segmen 370,235,599 7,754,357,354 4,033,599,406 12,158,192,359 Aktiva yang tidak dialokasikan 408,058,809

Jumlah Aktiva 12,566,251,168

Kewajiban

Kewajiban segmen 11,140,093,169 12,843,584 480,026,188 11,632,962,940 Kewajiban yang tidak dialokasikan 9,949,811

Jumlah Kewajiban 11,642,912,751

2011

b. Segmen Geografis Pendapatan bunga berdasarkan wilayah geografis adalah sebagai berikut:

2011 2010

Rp '000 Rp '000

Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta 409,277,538 289,701,695 Pulau Jawa - Diluar DKI 37,144,673 22,807,791 Pulau Bali 16,344,471 8,417,984 Pulau Sumatera 15,598,829 6,932,141 Pulau Sulawesi 1,709,580 836,626

Jumlah 480,075,091 328,696,237

Nilai tercatat aset segmen berdasarkan wilayah geografis atau lokasi tersebut adalah sebagai berikut:

2011 2010

Rp '000 Rp '000

Daerah Khusus Ibukota (DKI)Jakarta 11,227,817,830 7,685,746,789

Pulau Jawa - Di luar DKI 927,056,644 403,742,063 Pulau Bali 261,444,592 119,202,829 Pulau Sumatera 246,104,209 227,618,084 Pulau Sulawesi 52,221,690 26,409,583

Jumlah 12,714,644,965 8,462,719,348

* Tidak termasuk aktiva pajak tangguhan

Nilai tercatat aktiva segmen*

Page 71: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 77

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

47. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Rasio kewajiban penyediaan modal minimum Bank pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia adalah sebagai berikut:

2011 2010Rp Rp

Komponen ModalA Modal Inti

Modal Disetor 8,973,674,809 8,973,674,809 Cadangan Tambahan Modal (8,213,402,957) (8,464,248,862)

Jumlah Modal Inti 760,271,852 509,425,947

B Modal Pelengkap Cadangan Revaluasi Aset Tetap 28,449,191 28,449,191 Cadangan Umum Penyisihan Kerugian Aset Produktif 79,786,700 45,259,169

Jumlah Modal Pelengkap 108,235,892 73,708,360

Jumlah Modal Pelengkap yang Diperhitungkan 108,235,892 73,708,360 Jumlah Modal Inti dan Modal Pelengkap 868,507,743 583,134,307 Penyertaan (-/-) - - Jumlah Modal 868,507,743 583,134,307

Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk Risiko Kredit 8,316,667,639 # 4,254,465,765 Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk Risiko Pasar 137,476,000 77,848,000 Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk Risiko Operasional 292,414,000 220,623,000 Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang Tersedia dengan Memperhitungkan Risiko Kredit dan Resiko Operasional 10.09% 13.03%Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang Tersedia dengan Memperhitungkan Risiko Kredit, Risiko Pasar dan Resiko Operasional 9.93% 12.81%Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang Diwajibkan 8% 8%

48. Manajemen Risiko

Dalam rangka mewujudkan pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan, Bank melakukan pengelolaan risiko yang berlandaskan pada prinsip kehati-hatian. Sejak tahun 2009, Bank Mutiara melakukan penajaman implementasi manajemen risiko melalui pengembangan struktur organisasi dengan dibentuknya Divisi Manajemen Risiko (Risk Management Division /RMD) dan Komite Manajemen Risiko, serta menyusun Kebijakan Umum Manajemen Risiko yang dijadikan pedoman bagi seluruh unit kerja dan jajaran pegawai Bank. Sejak tahun 2010, regulator dalam hal ini Bank Indonesia melakukan beberapa perubahan fundamental menyangkut penerapan manajemen risiko, Bank mengacu pada, antara lain Peraturan Bank Indonnesia (PBI) No.11/25/2009 tanggal 1 Juli 2009 yang diberlakukan mulai 1 Juli 2010, tentang perubahan penilaian peringkat risiko dari 3 (tiga) kategori menjadi 5 (lima) kategori peringkat, dan menerapkan 8 (delapan) penilaian seluruh risiko bank yang semula untuk bank tertentu hanya 4 (empat) penilaian risiko. Bank menyadari bahwa seiring dengan meningkatnya aktivitas perbankan, maka Bank terus berupaya melakukan pengembangan atas pengelolaan risiko serta melakukan peninjauan kembali atas Kebijakan Bank yang ada, sambil terus berupaya menanamkan Budaya Sadar Risiko (Risk Awareness) pada jajaran pegawai Bank Mutiara.

Page 72: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 78

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Dalam menyikapi perubahan-perubahan tersebut sebagai langkah awal, Bank telah memiliki Kebijakan Umum Manajemen Risiko yang secara terus menerus akan disesuaikan dengan perubahan peraturan dan ketentuan regulator. Kebijakan Umum Manajemen Risiko disusun untuk memenuhi perkembangan terkini dalam industri perbankan yang berpengaruh pada semakin kompleksnya risiko kegiatan usaha Bank. Kebijakan Umum Manajemen Risiko ini merupakan acuan/dasar kebijakan-kebijakan terkait dengan implementasi pengelolaan risiko yang saat ini ada maupun kebijakan yang akan dibuat pada masing-masing unit kerja di Bank Mutiara, baik perbaikan atas kebijakan yang sudah ada, maupun kebijakan baru. Salah satu dasar utama penerapan manajemen risiko adalah tersedianya kebijakan, prosedur dan metodologi pengelolaan risiko sehingga operasi usaha Bank tetap dapat terkendali pada batasan-batasan yang dapat diterima dan menguntungkan Bank. Selain itu juga perlu adanya kebijakan dalam hal pemantauan dan evaluasi risiko yang berdampak pada permodalan Bank. Sebagai hasilnya, Bank Indonesia dalam melaksanakan fungsi pengawasan telah secara bertahap memberlakukan Basel II untuk bank-bank di Indonesia. Dengan suatu ‘diskresi nasional’, Bank Indonesia telah secara bertahap membuat regulasi yang menindaklanjuti pendekatan-pendekatan dan standar-standar tertentu metodologi manajemen risiko yang sesuai dengan ketentuan dalam Basel II dan penerapannya dimulai bertahap di tahun 2010. Struktur Manajemen Risiko Manajemen Risiko menjadi perhatian penting bagi Direksi, karena itu sebagai wujud penerapan manajemen risiko, secara organisasi Bank telah memiliki Direktur yang bertanggung jawab dalam pengelolaan risiko yaitu Direktur Kepatuhan, dan Risiko. Untuk membantu Direktur Kepatuhan dan Risiko, Direksi membentuk Risk Management Division/RMD yang memiliki tugas memantau dan menilai profil risiko Bank, mengkaji dampak risiko dari suatu produk atau aktivitas baru Bank, serta menjadi partner unit bisnis dalam menjalankan aktivitasnya. RMD bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur Kepatuhan. Selain itu dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Direksi juga membentuk Komite Manajemen Risiko yang bertanggung jawab langsung kepada Direksi, yang beranggotakan mayoritas Dewan Direksi dan beranggotakan pejabat eksekutif setingkat Kepala Divisi terkait masing-masing risiko. Wewenang dan tanggung jawab Komite Manajemen Risiko adalah memberikan rekomendasi kepada Direktur Utama yang sekurang-kurangnya meliputi penyusunan kebijakan, strategi manajemen risiko, selain itu juga melakukan penetapan hal-hal terkait dengan keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal. Sebagai bentuk pengawasan dari Dewan Komisaris, telah dibentuk Komite Pemantau Risiko beranggotakan satu orang Komisaris Independen dan dua orang anggota, yang bertanggung jawab langsung kepada Komisaris. Profil Risiko Sesuai dengan PBI, Bank memilih delapan kategori risiko yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu kredit, risiko pasar, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko reputasi, risiko kepatuhan dan risiko strategik - yang dianggap mempengaruhi kinerja atau strategi usaha Bank sebagai berikut: a) Risiko Kredit (Credit Risk) Risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan atau potensi kegagalan nasabah/counterparty dalam memenuhi kewajibannya secara penuh sesuai perjanjian, baik karena tidak mampu ataupun tidak mempunyai niat baik atau karena sebab-sebab lain, sehingga Bank mengalami kerugian. Pengelolaan Risiko Kredit dilakukan dengan melibatkan Unit Bisnis dan Non Voting Member (dalam hal ini divisi Manajemen Risiko, Divisi Operasi, Divisi Hukum dan Divisi Kepatuhan) melalui mekanisme Rapat Komite Kredit, yang dilaksanakan sesuai dengan batas kewenangan dari masing-masing pemegang kewenangan memutus kredit.

Page 73: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 79

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Beberapa langkah yang telah dilakukan untuk mengantisipasi risiko kredit adalah: 1. Menetapkan dan melakukan peninjauan ulang secara berkala atas Batas Wewenang Memutus Kredit. 2. Menyusun Kebijakan Perkreditan Bank yang secara berkala ditinjau kembali dan melengkapi Standar

Prosedur Operasional bidang perkreditan. 3. Bank juga melakukan monitoring melalui laporan perkreditan, seperti laporan kredit per sektor ekonomi

dan 25 debitur inti. 4. Melakukan penyempurnaan atas Nota Analisa Kredit yang disertakan dengan spread sheet laporan

keuangan dan adanya pemeringkatan (rating) debitur. 5. Memantau NPL debitur secara keseluruhan satu minggu sebelum akhir bulan 6. Menangani debitur bermasalah / macet dan mencari solusi terbaik bagi Bank. Pemulihan aset dan penerapan manajemen risiko berlangsung dengan baik, terlihat dari berhasil ditekannya serta membaiknya rasio Non Performing Loan /NPL. Pada akhir Juni 2011, Rasio NPL Bank adalah sebesar 3,49% dari 5,03% pada akhir Juni 2010. Tabel berikut menyajikan eksposur terhadap risiko kredit Bank atas instrumen keuangan pada neraca, tanpa memperhitungkan agunan yang dimiliki atau jaminan kredit lainnya.

Aset 2011 2010Rp Rp

Giro pada Bank Indonesia 878,602,107 291,095,685 Giro pada Bank lain 260,426,519 771,410,578 Penempatan pada Bank lain dan Bank Indonesia 855,231,829 1,571,980,040 Efek-efek 1,147,649,386 708,120,410 Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali 891,689,566 296,264,355 Kredit yang diberikan 7,599,562,470 4,034,249,860 Pendapatan yang masih harus diterima 107,679,176 79,153,558 Jumlah 11,740,841,052 7,752,274,486 Seperti disampaikan pada tabel, eksposur terbesar pada tanggal 30 Juni 2011 berasal dari kredit yang diberikan yaitu 64,74%. b) Risiko Pasar (Market Risk) Risiko yang timbul akibat pergerakan variabel pasar dari portofolio yang dimiliki oleh Bank baik transaksi tunai maupun transaksi derivatif, yang dapat merugikan Bank. Termasuk dalam variabel pasar adalah suku bunga, nilai tukar, harga ekuitas, dan harga komoditas termasuk turunan dari jenis risiko pasar tersebut. - Risiko Suku Bunga (Interest Rate Risk) Potensi risiko suku bunga pada Bank cukup signifikan karena penyaluran dana selain dalam bentuk kredit, juga berupa portofolio investasi pada surat berharga khususnya surat berharga valas yang rata-rata berjangka waktu panjang dengan suku bunga tetap. Kondisi ini akan menekan Net Interest Margin (NIM) saat suku bunga dana cenderung meningkat. Beberapa antisipasi/strategi dan mitigasi risiko Bank dalam menyikapi kondisi ini adalah: 1. Melakukan perbaikan terhadap struktur komposisi aktiva produktif dan non produktif agar lebih

menguntungkan posisi Bank. 2. Mengupayakan pengelolaan struktur kewajiban Bank dalam meningkatkan sumber pendanaan jangka

panjang, dengan jalan memberikan suku bunga yang menarik dan kompetitif pada deposito tiga bulan hingga satu tahun.

3. Meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) dari goverment funding dengan jangka waktu panjang. 4. Menerapkan floating rate pada pemberian kredit jenis tertentu, sehingga risiko penurunan suku bunga

tidak membebani Bank dan sebaliknya juga tidak akan membebani debitur jika suku bunga meningkat.

Page 74: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 80

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

5. Memonitor perkembangan harga pasar (market pricing) sekaligus memperkokoh kebijakan pricing aktiva maupun pasiva melalui forum rapat Assets Liability Committee (ALCO) dengan membahas beberapa perhitungan penting seperti cost of money, base lending rate dan perhitungan lainnya.

Dengan demikian, setiap permasalahan yang terjadi di dalam Bank khususnya yang berkaitan dengan risiko suku bunga dapat diantisipasi sedini mungkin. - Risiko Nilai Tukar (Foreign Exchange Rate Risk) Sebagai bank devisa, Bank tentunya tidak dapat terlepas dari risiko fluktuasi nilai tukar sebagai akibat belum stabilnya kondisi ekonomi makro Indonesia maupun negara lain. Kondisi ini mengharuskan Bank menjaga posisi aktiva dan pasiva valasnya dalam posisi sesuai ketentuan Bank Indonesia, untuk menghindari potensi kerugian jika terjadi fluktuasi nilai tukar. Berikut adalah posisi devisa neto Bank per 30 Juni 2011 dan 2010:

Mata UangPosisi Devisa Neto untuk

Neraca (Selisih Bersih Aset dan Kewajiban)

Selisih Bersih Tagihan dan Kewajiban di

rekening Administratif

Posisi Devisa Neto Secara Keseluruhan (Nilai Absolut)

Rp Rp Rp

Dolar Amerika Serikat 409,948,802 (312,846,674) 97,102,127 Dolar Australia 2,503,164 (9,202,370) 6,699,206 Dolar Singapura 3,891,370 - 3,891,370 Euro 4,891,447 (12,418,180) 7,526,733 Poundsterling Inggris 610,591 - 610,591 Yen Jepang 2,334,897 - 2,334,897 Mata Uang Asing Lainnya 7,363,232 - 7,363,232 Nilai Absolut 431,543,503 (334,467,224) 125,528,157

Modal 867,652,525 Persentase Terhadap Modal 14.47%

*) Tidak Termasuk Obligasi Konversi

2011

Mata Uang

Posisi Devisa Neto untuk Neraca (Selisih Bersih Aset dan Kewajiban)

Selisih Bersih Tagihan dan Kewajiban di

rekening Administratif

Posisi Devisa Neto Secara Keseluruhan (Nilai Absolut)

Rp Rp Rp

Dolar Amerika Serikat 52,285,633 (23,899,123) 28,386,510 Dolar Australia 675,349 7,807,946 8,483,295 Dolar Singapura (3,553,337) - 3,553,337 Euro 10,633,538 - 10,633,538 Poundsterling Inggris 723,877 - 723,877 Yen Jepang 14,561,487 (3,068,700) 11,492,787 Mata Uang Asing Lainnya 14,579,518 - 14,579,518

89,906,064 (19,159,877) 77,852,862

Persentase Terhadap Modal 13.35%Modal 583,134,307

2010

Page 75: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 81

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Fluktuasi Nilai Pasar Variabel pasar ini tidak hanya berupa fluktuasi nilai tukar ataupun fluktuasi suku bunga, tetapi juga meliputi fluktuasi nilai pasar dari portofolio yang dimiliki Bank, seperti di antaranya adalah portofolio surat berharga yang diperdagangkan. Strategi Bank untuk memitigasi risiko ini adalah sebagai berikut: 1. Melakukan monitoring pergerakan harga dari portofolio investasi Bank, sehingga dapat segera diambil

tindakan sedini mungkin jika terjadi indikasi merugikan. 2. Mengelola dan melakukan mitigasi risiko konsentrasi dengan membuat aturan yang lebih jelas mengenai

batas transaksi mulai dari batas pemutus, batas antarbank, limit dealer, batas per sektor ekonomi, geografi dan lain-lain.

3. Melakukan analisa yang mendalam mengenai rating, maturity, issuer, underlying transaction, listed and market price sebelum melakukan investasi.

Bank membentuk Komite ALCO yang bertanggung jawab dalam menetapkan strategi dalam pengelolaan aktiva dan pasiva Bank sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Selain itu Bank juga telah mentapkan batasan-batasan seperti batas transaksi Pertukaran Mata Uang Asing (Foreign Exchange), Bank Notes dan Money Market. Dari sisi pengembangan IT (Information Technology), Bank mengoptimalkan aplikasi OPICS, yang saat ini aplikasimya telah diimplementasikan sebagai sistem yang mendukung transaksi Treasury. c) Risiko Operasional (Operational Risk) Risiko operasional antara lain disebabkan ketidakcukupan dan / atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan faktor manusia, kegagalan sistem, atau adanya masalah eksternal yang akan mempengaruhi operasional Bank. Pengelolaan risiko operasional ditujukan untuk meningkatkan budaya sadar risiko dari tiap unit kerja, sehingga dapat menurunkan frekuensi dan dampak dari suatu kerugian. Bentuk pengelolaan risiko operasional yang telah dilakukan sebagai berikut: 1. Melakukan kajian risiko atas produk ataupun aktivitas baru Bank. 2. Melakukan peninjauan ulang dan penyempurnaan atas Standar Operasional Prosedur masing-masing

unit kerja secara berkala. 3. Melaksanakan Disaster Recovery Plan secara berkala. 4. Pengelolaan risiko operasional juga dilakukan dengan memperkuat kemanan dan kehandalan teknologi

informasi, sehingga kegagalan sistem maupun human error dapat ditekan. 5. Meningkatkan fungsi pengawasan internal melalui Divisi Internal Audit. 6. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan meningkatkan frekuensi pelatihan internal di bidang

perkreditan, pemasaran produk dan motivasi kerja. 7. Melakukan persiapan pengembangan sandi neraca sesuai Basel II untuk mendukung perhitungan

penyediaan modal risiko operasional. d) Risiko Likuiditas (Liquidity Risk) Dalam pengelolaam risiko likuiditas yang antara lain disebabkan Bank tidak mampu memenuhi kewajban kepada nasabah atau counter-party yang telah jatuh waktu telah diterapkan di Bank. Beberapa strategi yang dilakukan Bank untuk mengantisipasi hal tersebut adalah: 1. Memenuhi ketentuan Bank Indonesia dalam mengupayakan adanya tambahan setoran modal dari

pemegang saham, sewaktu-waktu jika diperlukan. 2. Melakukan portofolio investasi ke arah investasi yang lebih likuid. 3. Mendorong bertumbuhnya jumlah investasi dana-dana murah atau nasabah kategori low cost fund. 4. Meningkatkan efektivitas pengelolaan gap likuiditas (maturity gap, proyeksi arus kas) untuk

mengantisipasi risiko likuiditas sedini mungkin.

Page 76: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 82

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

5. Mengintensifkan collection terhadap kredit bermasalah sehingga dapat lebih ditingkatkan. 6. Mempercepat proses likuidasi aktiva tidak produktif yakni Agunan Yang Diambil Alih (AYDA). Analisa jatuh tempo aset dan kewajiban (sebelum cadangan kerugian penurunan nilai nilai) menurut kelompok jatuh temponya berdasarkan periode yang tersisa sampai dengan tanggal jatuh temponya pada tanggal 30 Juni 2011 adalah sebagai berikut:

Tidak ada Kurang dari Lebih dari Lebih dari Lebih darijatuh atau s/d 1 bulan s/d 3 bulan s/d 6 bulan s/d Lebih dari

Jumlah tempo 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan 12 bulanRp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Aset Kas 255,987,987 255,987,987 - - - - - Giro pada Bank Indonesia 878,602,107 878,602,107 - - - - - Giro pada Bank Lain 264,179,450 264,179,450 - - - - - Penempatan pada Bank Lain 856,089,783 - 770,334,783 85,755,000 - - - Efek-efek 2,732,540,058 - 532,109,669 408,363,342 50,000,000 100,097,674 1,641,969,374 Efek yang dibeli dengan 891,689,566 - 891,689,566 - - - -

janji dijual kembaliTagihan Derivatif 870,366 - 870,366 - - - - Kredit 8,309,550,680 - 937,502,594 263,534,132 455,172,387 1,144,439,925 5,508,901,642 Tagihan Akseptasi 508,397,503 - 507,085,976 718,745 592,781 - Agunan Yang Diambil Alih 500,760,761 500,760,761 - - - - - Aset Lain-lain 736,296,154 - - - 736,296,154 Jumlah Aset 15,934,964,414 1,899,530,305 3,639,592,954 758,371,219 505,765,169 1,244,537,599 7,887,167,169

Tidak ada Kurang dari Lebih dari Lebih dari Lebih darijatuh atau s/d 1 bulan s/d 3 bulan s/d 6 bulan s/d Lebih dari

Jumlah tempo 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan 12 bulanRp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

KewajibanSimpanan 9,787,651,174 1,106,151,521 6,515,272,087 1,479,109,268 393,180,932 293,937,365 Simpanan dari Bank Lain 478,703,154 25,520,654 20,500,000 431,682,500 - 1,000,000 - Kewajiban Derivatif 47,001 - 47,001 - - - - Kewajiban Akseptasi 7,717,155 - 6,405,629 718,745 592,781 - - Efek yang dijual dengan

janji dibeli kembali 890,484,240 - 890,484,240 - - - - Hutang Pajak 16,150,495 - 16,150,495 - - - - Jumlah Kewajiban 11,180,753,220 1,131,672,176 7,448,859,452 1,911,510,514 393,773,714 294,937,365 -

Aset (kewajiban) bersih 4,754,211,194 767,858,129 (3,809,266,498) (1,153,139,295) 111,991,455 949,600,234 7,887,167,169 Bank berupaya meningkatkan efektifitas pengelolaan gap likuiditas (maturity gap dan proyeksi arus kas) untuk mengantisipasi risiko likuiditas sedini mungkin, dan juga mengendalikan risiko likuiditas khususnya pada saat kondisi stres. Bank juga telah menyusun Contingency Funding Plan, selain juga senantiasa memelihara kemampuannya dalam melakukan akses ke pasar uang dengan terus membina hubungan dengan bank koresponden. Untuk mendeteksi risiko likuiditas, Bank telah mempunyai Standar Prosedur Operasional Liquidity Contigency Plan (LCP)

Page 77: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 83

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

e) Risiko Hukum (Legal Risk) Risiko Hukum suatu risiko yang disebabkan adanya kelemahan aspek yuridis/hukum atau karena tidak terdokumentasikannya transaksi tersebut dengan baik. Risiko ini tidak terbatas pada risiko yang timbul dari kemungkinan kontrak/perjanjian yang tidak dapat dilaksanakan, tuntutan hukum/gugatan pihak ketiga, ketidaksesuaian dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, kelemahan perikatan, pengikatan jaminan yang tidak sempurna, ketidaksanggupan penerapan putusan pengadilan, keputusan pengadilan yang dapat mengganggu atau mempengaruhi operasi atau kondisi Bank. Pengelolaan risiko hukum dilakukan dengan cara melakukan penelaahan kembali dokumen hukum, perjanjian maupun kontrak-kontrak dengan pihak ketiga. Selain itu juga dilakukan inventarisasi atas kasus-kasus hukum yang terjadi, dan telah dikelola oleh Legal Division. Penanganan kasus hukum disusun berdasarkan skala prioritas dan seluruh perkembangannya terpantau dengan baik dan selalu dilaporkan kepada manajemen untuk ditindaklanjuti melalui penyelesaian yang mengandung potensi risiko hukum paling sedikit. f) Risiko Reputasi (Reputation Risk) Risiko reputasi antara lain disebabkan adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Bank atau persepsi negatif terhadap Bank yang dapat mempengaruhi image Bank, sehingga tingkat kepercayaan publik terhadap Bank relatif meningkat. Pengeloaan risiko reputasi oleh Bank dilakukan melalui pemantauan terhadap publikasi media, yang bekerja sama dengan jasa pihak ketiga. Selain itu Bank juga melakukan pemantauan terhadap keluhan nasabah melalui Call Center guna menangani kelugan dengan segera. Dalam upaya pelaksanaan menajemen risiko, Bank secara aktif menjalankan program Corporate Social Responsibility dan aktivitas-aktivitas sosial lainya bersama dengan nasabah, termasuk di dalamnya sebagai sponsor dalam berbagai kegiatan masyarakat. Tumbuhnya tingkat kepercayaan publik kepada Bank ditunjukkan oleh semakin meningkatnya Dana Pihak Ketiga serta meningkatnya Perception Index Level. Pada Juni 2010 mencapai 5.251,08 dengan Dana Pihak Ketiga sebesar Rp 6,97 Triliun; dan pada Juni 2011 Perception Index Level meningkat menjadi 5.910,92 dengan Dana Pihak Ketiga sebesar Rp 9,78 Triliun. Bank Mutiara menyakini bahwa setiap aspek efektivitas pelaksanaan manajemen Bank yang baik (termasuk manajemen risiko dan sistem pengendalian internal) dalam kaitannya dengan Good Corporate Governanance (GCG) akan memperbaiki reputasi. Pernyataan dukungan dari Pemerintah sebagai pemegang saham pengendali Bank terhadap upaya positif yang telah dilakukan oleh manajemen baru yang lebih profesional, sangat dibutuhkan oleh Bank, karena setiap langkah keberhasilan dalam upaya penyelesaian kasus di Bank akan berimbas secara tidak langsung kepada perbankan nasional secara keseluruhan. g) Risiko Strategis (Strategic Risk) Risiko strategis, risiko yang disebabkan oleh adanya penetapan dan pelaksanaan strategi Bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya Bank terhadap perubahan eksternal. Beberapa langkah yang dilakukan untuk mengantisipasi risiko ini dilakukan dengan cara: 1. Menyusun Rencana Bisnis Bank untuk periode tahun 2011-2013 yang digunakan sebagai pedoman oleh

Manajemen. 2. Melakukan pemantauan atas kinerja keuangan dengan membandingkan antara realisasi dengan

sasaran/target yang ingin dicapai oleh Bank sesuai dengan Rencana Bisnis Bank tersebut. 3. Membentuk Planning Performance Division yang secara rutin melakukan pemantauan berkala

(performance review) atas pencapaian kinerja dari tiap divisi dan Bank secara keseluruhan.

Page 78: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 84

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

4. Merevisi pengkinian atas strategi yang ingin dicapai sesuai dengan perkembangan kondisi internal maupun eksternal, sehingga akan menjadi realistis dengan pencapaian sasaran Bank.

h) Risiko Kepatuhan (Compliance Risk) Risiko kepatuhan, risiko yang disebabkan Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku menjadi perhatian utama. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengantisipasi risiko ini adalah dengan: 1. Menyusun Kebijakan Kepatuhan. 2. Melakukan pengkinian data nasabah dan penyelesaian CIF (Customer Identify File) ganda. 3. Pelaksanaan Program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Teroris (PPT) sesuai

dengan amanat dalam Peraturan Bank Indonesia, di mana Bank secara rutin melakukan sosialisasi kepada unit-unit terkait melalui Divisi Kepatuhan.

4. Untuk mendukung Regim Anti Pencucian Uang, Bank Secara konsisten telah melakukan analisis dan menyampaikan Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) dan Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT) kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

5. Penyusunan Laporan Kepatuhan untuk Eksternal dan Internal Bank. 6. Dewan Komisaris dan direksi senantiasa melakukan pemantauan secara aktif terhadap tingkat

kepatuhan Bank melalui laporan yang disampaikan secara berkala oleh Divisi Kepatuhan, seperti laporan Pemantauan Kepatuhan, Laporan Uji Kepatuhan dan Laporan Pelaksanaan GCG.

49. Jaminan Pemerintah terhadap Kewajiban Pembayaran Bank

Pada tanggal 13 Oktober 2008, Presiden Republik Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2008 tentang besaran nilai simpanan yang dijamin LPS. Berdasarkan Peraturan tersebut, nilai simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satubank yang semula berdasarkan Undag-Undang No. 24 Tahun 2004 ditetapkan maksimum Rp 100.000 diubah menjadi maksimum Rp 2.000.000 dan tentang Lembaga Penjamin Simpanan, setiap bank yang melakukan kegiatan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia, wajib menjadi peserta Penjaminan LPS. Berdasarkan hal tersebut, Bank merupakan Bank peserta penjaminan LPS. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 tahun 2009, Peraturan PemerintahPengganti Undang-Undang tentang Lembaga Penjamin Simpanan telah ditetapkan menjadi Undang0undang sejak tanggal 13 Januari 2009. Berdasarkan Peraturan LPS No. 1 tanggal 9 Maret 2006, simpanan yang dijamin meliputi giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan simpanan bank lain. Berdasarkan Surat Unit Pelaksanaan Penjaminan Pemerintah (UP3) No.S235/UP3/III/2005 pada tanggal 17 Maret 2005 yang menyatakan bahwa sejak tanggal 18 April 2005, kewajiban pembayaran bank yag dijamin hanya meliputi simpanan dan pinjaman yang diterima dari bank lain dalam bentuk transaksi pasar uang antar bank. Selanjutnya program penjaminan pemerintah tersebut akan berakhir pada tanggal 22 September 2005. Ketentuan mengenai pengurangan dan pengakhiran program penjaminan ini merupakan penegasan dari ketentuan dalam Kepuusan Presiden No.95 Tahun 2004. Pada tanggal 22 September 2004, Presiden Republik Indonesia mengesahkan Undang-Undang No. 24 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Berdasarkan Undang-undang tersebut, LPS berfungsi menjamin simpanan nasabah sampai dengan Rp 100.000 dan turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya. Undang-undang tersebut berlaku efektif sejak tanggal 22 September 2005. Berdasarkan Salinan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan No.1/PLPS/2005 pada tanggal 26 September 2005 tentang Program Penjaminan Simpanan yang menyatakan bahwa sejak tanggal 22 September 2005, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menjamin simpanan yang meliputi giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu yang merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat termasuk yang berasal dari bank lain.

Page 79: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 85

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Pada tanggal13 Oktober 2008, Presiden Republik Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah No.66 Tahun 2008 tentang besaran nilai simpanan yang dijamin LPS. Berdasarkan Peraturan tersebut, nilai simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank yang semula berdasarkan Undang-Undang No.24 Tahun 2004 ditetapkan maksimum Rp 100.000 diubah menjadi maksimum Rp 2.000.000

50. Kredit Likuiditas Bank Indonesia

Pada tanggal 12 Mei 1999, Bank Indonesia menyetujui untuk menunjuk Bank sebagai bank penyalur Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) untuk Kredit Pengusaha Kecil dan Mikro (KPKM). Jumlah dana yang disepakati untuk disalurkan adalah sebesar Rp 2.197 dengan suku bunga KLBI sebesar 13% per tahun dan suku bunga KPKM kepada debitur sebesar 16% per tahun. Jangka waktu KLBI adalah maksimum 6 tahun termasuk masa tenggang (grace period) selama 1 tahun atau sampai dengan tanggal 31 Desember 2004 untuk pembiayaan modal kerja.

Bank tidak menanggung risiko kredit atas penyaluran KPKM tersebut, namun Bank juga wajib untuk: a. Menganalisa dan memeriksa pemenuhan persyaratan administrasi debitur; b. Membuat perjanjian dengan debitur; c. Menatausahakan KPKM; d. Menerima pelunasan KPKM dan debitur dan meneruskannya kepada Bank Indonesia; e. Menyampaikan laporan penyaluran dan pengembalian KPKM; dan f. Membatu mengawasi penggunaan serta membantu menagih kembali KPKM.

Berdasarkan surat dari Bank ke Bank Indonesia No. 078/Mutiara/D/I/10 tanggal 27 Januari 2010 perihal rekonsiliasi saldo rekening pinjaman per 31 Maret 2010, tercatat saldo rekening pinjaman KLBI Bank (ex PT Bank Pikko) periode 30 Juni 2011 sebesar Rp 165.000.000 dengan keterangan semua debitur kredit macet.

51. Perikatan, Perjanjian dan Informasi Penting .

a. Asset Management Agreement Pada tanggal 17 Pebruari 2006, Bank melakukan Perjanjian Asset Management Agreement (AMA)

dengan Telltop Holdings Ltd, Singapore yang akan berakhir pada tanggal 17 Pebruari 2009, dalam rangka penjualan surat-surat berharga Bank sebesar USD 203,400,000. Selanjutnya dalam penjualan tersebut Telltop Holdings Ltd menyerahkan Pledge Security Deposit sebesar USD 220,000,000 di Dresdner Bank (Switzerland) Ltd. Perjanjian AMA tersebut telah diamandemen pada tahun 2007, dengan penambahan surat-surat berharga yang dikelola oleh Telltop Holding Ltd menjadi USD 211,400,000. Sebelum perjanjian AMA tersebut berakhir, pada tanggal 28 Januari 2009 Bank telah melakukan konfirmasi hasil realisasi penjualan surat-surat berharga tersebut kepada Telltop Holdings Ltd, namun hingga saat ini belum ada jawaban sehingga Bank melakukan klaim atas Pledge Security Deposit sebesar USD 220,000,000 kepada Dresdner Bank (Switzerland) Ltd. Selanjutnya, Bank pada tanggal 8 Pebruari 2010 menerima pemberitahuan dari KPMG (likuidator) bahwa sedang dilakukan proses likuidasi Telltop Ltd yang ditunjuk oleh Tarquin Ltd terkait Fiduciary Deposit yang diklaim oleh Bank. Atas kondisi ini maka Bank melalui kuasa hukum melakukan usaha untuk tetap mendapatkan klaim tersebut. Perkembangan berikutnya adalah Dresdner Bank beroperasi dengan nama LGT Bank menyerahkan dana Telltop di Dresdner Bank kepada Pengadilan Zurich. Namun sesuai informasi dari Likuidator, Pengadilan Zurich menolak petition yang diajukan Dresdner untuk menitipkan dana tersebut dan mengembalikan uang yang dititipkan oleh LGT Bank/Dresdner Bank tersebut dan memutuskan

Page 80: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 86

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

bahwa, LGT Bank/Dresdner mempunyai kewenangan penuh untuk siapa yang berhak atas pencairan dana tersebut. Terakhir, Bank melalui kuasa hukum telah menunjuk pengacara di Switzerland untuk mengikuti proses hukum selanjutnya. Saat ini proses pengadilan sampai pada proses banding oleh LGT Bank ke Pengadilan Tinggi Zurich untuk melakukan komunikasi dengan pihak LGT Bank/Dresdner Bank, meminta waktu untuk dapat melakukan pertemuan guna menyerahkan semua dokumen dan informasi terkait dengan pengajuan klaim atas dana Fiduciary Deposito Telltop di LGT Bank/Dresdner sebesar USD 156,197,158. Atas dana sejumlah USD 156,197,158 di LGT sesuai dengan skema AMA, Bank telah melakukan langkah-langkah berupa: 1. Penagihan kepada Telltop. 2. Penagihan kepada Rafat dan FGAH. 3. Klaim kepada LGT Bank Zurich dimana Security Deposit berada. 4. Melaporkan klaim AMA ini kepada Tim Bersama Pemerintah RI pada saat tim dibentuk. Dalam proses Petisi Banding di Pengadilan Tinggi Zurich, atas persetujuan Kementrian Keuangan, pihak Bank telah turut serta dan mengajukan Memorandum yang menyatakan Bank memiliki hak atas klaim. Dalam Memorandum tersebut juga ditegaskan bahwa tidak berpartisipasinya Bank dalam Pengadilan Distrik Zurich bukan merupakan bentuk pelepasan hak dari Bank untuk mengklaim dana tersebut. Akhirnya oleh Pengadilan Tinggi Zurich, Bank dimasukan sebagai “para pihak” yang bersengketa untuk mengklaim Securiry Deposit tersebut. Proses perdata yang dilakukan Bank tidak akan menghalangi proses MLA, justru upaya tersebut akan melengkapi proses MLA, terutama bila proses MLA dan proses perdata dilakukan oleh pihak yang sama, yaitu Pemerintah RI. Dari hasil pertemuan dengan pihak Tarquin, belum menemukan kesepakatan mengenai domisili pilihan hukum yang digunakan dan peraturan arbitrase. Tarquin meminta dilakukan di Swiss sementara pihak Bank menginginkan di Inggris. Dalam hal ini pihak Bank belum memberikan putusan apapun, karena harus dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Pemerintah RI dalam hal ini Tim Terpadu. Pada tanggal 1 Maret 2011 Bank mengajukan gugatan ke Tarquin Ltd melalui pengacara Dr. Eric buis. Tuntutan juga dilakukan melalui pengadilan Caymand Island melalui pengacara Solomon Haris. Berdasarkan penetapan pengadilan Kantonal tanggal 2 Maret 2011 sebagai berikut: 1. Berkas perkara tuntutan Bank masuk tanggal 1 Maret 2011. 2. Membayar biaya perkara sebesar CHF 1.591.000 ( bank membayar biaya ini pada tanggal 29 Maret

2011). 3. Tarquin (tergugat), diberikan tengat waktu sampai dengan tanggal 14 Juli 2011 untuk menyampaikan

balasan dakwaan.

b. Pada tanggal 30 Januari 2009 Bank melakukan eksekusi atas hak untuk menerima saham dengan nilai nominal USD 26,000,000 dalam bentuk 181.169 saham seri VII dari Global Opportunity Fund dan saham dengan nilai nominal USD 16,000,000 dalam bentuk 31.480 saham dari Asia Finance Recovery Fund, 72.796 saham dari First Global Resources, dan 34.798 saham dari Global Opportunity Fund. Eksekusi atas hak penerimaan saham tersebut berasal dari surat berharga NCD Banca Populare di Milano London dan Nomura Bank International Plc. London yang sudah jatuh tempo. Namun sampai saat ini, eksekusi tersebut tidak dapat terealisasi.

c. Pada tanggal 28 September 2001, Bank mengadakan perjanjian pertukaran aktiva dengan First Gulf

Asia Holdings Limited (FGAHL), pemegang saham Bank. Dalam perjanjian tersebut, Bank menyerahkan hak tagih Bank kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang berasal dari tagihan bersih sebesar Rp 142,1 miliar (tidak termasuk bunga) kepada PT Bank Putera Multikarsa (yang telah dibekukan kegiatan operasinya pada tanggal 28 Januari 2000). Tagihan bersih tersebut

Page 81: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 87

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

berupa saling hapus (net-off) antara penempatan dana dalam bentuk giro dan interbank call money sebesar Rp 157.972 (tidak termasuk tagihan bunga dari bulan Pebruari 2000 sampai dengan September 2001 sebesar Rp 32.279) dengan kewajiban interbank call money sebesar USD 176,000,000 (tidak termasuk kewajiban bunga dari bulan Pebruari 2000 sampai dengan September 2001 sebesar USD 161,744). Atas hak tagih yang diserahkan tersebut, Bank menerima Efek Hutang Republik Indonesia (ROI Loans) sebesar USD12 juta. Di samping menyerahkan hak tagih kepada BPPN, Bank juga harus menyerahkan uang tunai sebesar USD 6 juta untuk mendapatkan ROI Loans tersebut. Atas pertukaran aktiva tersebut, Bank juga memiliki hak opsi untuk membeli kembali hak tagih kepada BPPN dan FGAHL yang berlaku untuk jangka waktu 2 tahun terhitung sejak tanggal perjanjian pertukaran aktiva. Apabila hak opsi digunakan, maka Bank harus membayar opsi tersebut sebesar Rp 5.000. kepada FGAHL. Perjanjian ini telah diperpanjang beberapa kali, dimana perpanjangan terakhir dilakukan pada tahun 2005 sampai dengan tanggal 30 September 2007 dengan kondisi yang sama. Sampai dengan 2010, tidak ada perubahan atas kondisi tersebut.

d. Bank mengadakan perjanjian sewa gedung dengan PT Kepland Investama atas sewa gedung yang

beralamat di Jl. Jend. Sudirman Kav.22-23 Jakarta dengan Akta Perjanjian Sewa Menyewa Nomor 04 tanggal 4 Oktober 2010, dengan nilai sewa sebesar Rp 25.030.578 dan luas ruang yang disewa sebesar 7.379,52 M2 dengan periode sewa dari tanggal 18 Oktober 2010 sampai dengan 17 Oktober 2013.

e. Pada tanggal 29 Oktober 2001 PT Bank Unibank Tbk (Unibank) ditutup kegiatan operasionalnya oleh Bank Indonesia dan diserahkan ke Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sesuai Surat Keputusan Bank Indonesia No.3/9/KEP-GB/2001 tanggal 20 Oktober 2001. Bank mempunyai tagihan dan kewajiban berupa call money dengan Unibank masing-masing sebesar Rp 90.000 dan USD 9,000,000. Untuk penyelesaian tagihan dan kewajiban tersebut Bank telah mengajukan gugatan kepada BPPN (Tergugat) melalui surat gugatannya pada tanggal 30 Januari 2004 No. 015/0298.01/MA.IP, dan telah didaftarkan pada kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 30 Oktober 2003 dengan register No. 58/PN.G/2004/PN.Jak.Sel. dan pada tanggal 19 Pebruari 2004 telah diperbaiki dengan surat gugatan No. 0027/029.8.01/ hph-spn.

f. Bank mengadakan “Perjanjian Pembelian Asset” dengan PT Bank Barclays Indonesia pada tanggal

4 Oktober 2010 yang terletak di lantai dasar, lantai 2, lantai 3, dan lantai 14 Gedung Barclays House, Jl. Jend. Sudirman Kav. 22-23 Jakarta, dengan nilai USD 3,500,000. Pembayaran dilakukan selama 3 tahap. Tahap pertama pada tanggal 4 Oktober 2010 sejumlah USD 2,800,000, tahap kedua pada tanggal 18 Oktober 2010 sejumlah USD 350,000, dan tahap ketiga pada tanggal 3 Januari 2011 sejumlah USD 350,000.

Kemudian, Bank mengadakan perjanjian pembelian asset dengan PT Bank Barclays Indonesia pada tanggal 15 Oktober 2010 yang terletak di lantai 11 Gedung Barclays House, Jl. Jend. Sudirman Kav. 22-23 Jakarta, dengan nilai USD 307,000.

Dalam gugatannya, Bank dan counterparty telah melakukan saling hapus (net-off) atas tagihan dan kewajiban call money tersebut serta bunga sampai dengan tanggal 26 Januari 2004, dengan perhitungan hutang pokok dan bunga Bank adalah sebesar Rp 116.918 dan hutang pokok dan bunga Tergugat sebesar ekuivalen Rp 78.452.000 (atau USD 9,31 juta dengan kurs konversi Rp 8.425.000), sehingga hasil bersih tagihan dan kewajiban tersebut adalah sebesar Rp 38.466.000 yang menjadi kewajiban Tergugat.

Page 82: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 88

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 24 Agustus 2004 No. 58/Pdt.G/2004/PN. Jak.Sel. juncto Putusan Pengadilan Tinggi Negeri Jakarta No.323/PDT/2005/PTDKI tanggal 22 Desember 2005 pada intinya menyatakan Tergugat 1 (BPPN) telah melakukan perbuatan wan prestasi (ingkar janji) dan dihukum untuk membayar secara tunai hutang atas transaksi PUAB (Pasar Uang Antar Bank) kepada Penggugat (Bank) sebesar Rp 38.466 .000 ditambah bunga 6 % per tahun terhitung sejak didaftarkannya gugatan sampai dibayar lunas. Sampai dengan tanggal laporan ini, putusan Pengadilan tinggi tersebut belum memiliki kekuatan hukum yang tetap karena perkara masih dalam tahap pemeriksaan di tingkat kasasi Mahkamah Agung Republik Indonesia.

Pada akhir Maret 2010 dan 2009, Bank telah membebankan cadangan kerugian penurunan nilai 100% karena tidak memiliki manfaat (Catatan 17.c).

g. Kasus-kasus hukum dan fraud yang terjadi selama tahun 2010 sebagai berikut:

Kasus Perdata: 1) Gugatan West LB AG Di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

Pada tanggal 22 Januari 2010, pihak West LB telah mengajukan gugatan melalui kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, melalui kuasa hukumnya Lubis Santosa dan Maulana terkait dengan Gugatan Pembayaran Yang Tak Terhutang (Onverschuldigde Betaling) yang pada materi perkaranya dianggap telah terjadi kekeliruan pembayaran dari West LB kepada bank. Atas gugsatan tersebut, bank menunjuk kuasa hukum Pradjoto dan Associates untuk mewakili bank dalam menangani perkara a quo. Pada persidangan terakhir pada tanggal 28 April 2010, sudah mencapai tahap pembuktian dengan mengajukan bukti – bukti kepemilikan atas surat berharga West LB Variable Redemption Portofolio Linked Certificate of Deposit Series 39 ISIIN XS 0177710356 sebesar USD 26,000,000. Pada tanggal 28 April 2010, sudah mencapai tahap pembuktian dengan mengajukan bukti-bukti kepemilikan atas surat berharga West LB Variable Redemption Protofolio Linked Certificate of Certificate Deposit Series 39 ISIN XS 0177710356 sebesar USD 26,000,000. Pada tanggal 28 April 2010 tersebut, Pradjoto & Associates selaku kuasa hukum Bank mengajukan eksepsi kepada Hakim bahwa seharusnya masalah ini tidak diperkarakan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mengingat dalam perjanjian telah disepakati bahwa domisili pilihan untuk menyelesaikan sengketa ada di Pengadilan London. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam putusannya tanggal 20 Oktober 2010, menyatakan menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya. Putusan ini belum memiliki kekuatan hukum yang tetap karena West LB AG melakukan upaya hukum banding ke Pengadilian Tinggi DKI Jakarta.

2) Gugatan yang diajukan di Pengadilan Negeri Surakarta, terdaftar dalam perkara No. 58/PDT.G/PN.Ska terkait produk investasi jenis Discretionary Fund milik PT Antaboga Delta Sekuritas. Pengadilan Negeri Surakarta dalam putusannya tanggal 13 Desember 2010 mengabulkan gugatan nasabah Bank.

Bahwa terhadap Putusan PN Surakarta tanggal 13 Desember 2010 No. 58/Pdt. G/2010/PN.Ska.

tersebut, Bank Mutiara telah menempuh upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi Jawa Tengah. Dengan diajukannya upaya hukum banding oleh Bank Mutiara, maka secara hukum Putusan PN Surakarta belum bisa dilaksanakan karena belum berkekuatan hukum tetap.

3). Gugatan yang diajukan di Pengadilan Negeri Makasar, terdaftar dalam perkara

No.177/PDT.G/2010/PN.MKS terkait permintaan untuk pembukaan blokir terhadap rekening tabungan atas nama nasabah Bank sebagai Penggugat. Dalam gugatan ini Perseroan melakukan gugatan balik ( Rekonvensi).

Page 83: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 89

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Bahwa Pengadilan Tinggi Makassar dalam Putusannya tanggal 10 Mei 2011 No. 113/Pdt/2011/PT.Mks. telah membatalkan putusan PN. Makassar tanggal 6 Januari 2011 No. 177/Pdt. G/2010/PN.Mks., dan terhadap Putusan PT. Makassar tersebut, Bank Mutiara telah menempuh upaya hukum Kasasi ke Mahkamah Agung RI.

4) Tanggal 27 Januari 2009 dan 10 Pebruari 2009, Bank menerima panggilan untuk menghadap persidangan umum di Pengadilan Negeri Surabaya dalam gugatan perkara antara dua orang mantan nasabah Bank sebagai penggugat dengan Bank sebagai salah satu tergugat. Penggugat melalui kuasa hukumnya mengajukan tuntutan atas perbuatan melanggar hukum dan wan prestasi terkait produk reksadana PT Antaboga Delta Sekuritas. Pada tanggal 8 Desember 2009, Pengadilan Negeri Surabaya telah mengabulkan gugatan dari kedua penggugat. Bank mengajukan upaya banding atas keputusan Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 10 Desember 2009.

Bahwa Bank Mutiara telah menyerahkan Memori Banding melalui Kepaniteraan PN Surabaya,

per tanggal 6 April 2010, namun demikian proses banding terhambat terhambat karena beberapa terbanding lainnya belum menyerahkan memori bandingnya .

5) Bank dalam status sebagai Penggugat:

a) Bank memberikan fasilitas L/C kepada beberapa lembaga Koperasi (INKOPTI, INKUD, IKKU DMI) dengan jaminan berupa dana tunai (dana hibah dari Pemerintah Amerika Serikat untuk RI). Fasilitas ini ternyata kemudian tidak dibayar kembali atau macet, sehingga Bank melakukan gugatan terhadap beberapa lembaga koperasi tersebut agar membayar kewajibannya. Gugatan terhadap INKOPTI oleh MA dalam putusannya di tingkat Peninjauan Kembali dinyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima. Sedangkan gugatan terhadap IKKU DMI dan INKUD dikabulkan oleh Pengadilan. Putusan perkara ini sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap sementara para tergugat tidak melaksanakan kewajibannya Bank bermaksud untuk melakukan eksekusi atas dana tunai yang saat ini tersimpan dalam Rekening Escrow account di Bank. Sampai dengan tanggal pelaporan laporan keuangan Bank sedang melakukan koordinasi dengan pihak Pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia dan Departemen Keuangan RI.

b) Pada tanggal 17 Desember 2009, Bank melalui kuasa hukumnya, Pradjoto & Associates telah mengajukan gugatan Perbuatan Melawan Hukum terhadap beberapa mantan karyawan Bank pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Sampai dengan tanggal laporan, Bank masih menunggu hasil keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Majelis Hakim dalam putusannya tanggal 10 Juni 2010 telah menyatakan : - Menyatakan Dewi Tantular telah melakukan perbuatan melawan hukum - Menghukum Dewi Tantular membayar ganti rugi kepada PT Bank Mutiara, Tbk. berupa :

Pengembalian dana sebesar USD 14,092,292 dan SGD 6,266,230 Keuntungan yang seharusnya diperoleh PT Bank Mutiara sebesar 2,5% per bulan

terhitung sejak 13 November 2008 hingga gugatan ini diajukan pada bulan Desember 2009 yaitu sebesar :

13 x 2,5% x USD 14,092,292 = USD 4,579,995 13 x 2,5% x SGD 6,266,230 = USD 2,036,525

Terhadap putusan tersebut tidak diajukan perlawanan oleh Dewi Tantular hingga batas waktu yang ditentukan. Sehingga dengan demikian Putusan ini telah berkekuatan hukum tetap dan dapat dilaksanakan. Upaya yang saat ini dilakukan oleh PT Bank Mutiara, Tbk. adalah melakukan penelusuran atas asset Dewi Tantular untuk melaksanakan putusan PN Jakarta Utara tersebut.

Page 84: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 90

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

Kasus Pidana Di samping kasus perdata, sampai dengan saat ini bank menangani kasus-kasus pidana, baik yang pelaporannya dilkukan oleh bank sendiri, Bank Indonesia maupun masyarakat umum. Proses hukum sehubungan dengan dugaa terjadinya tindak pidana yang dilakukan oleh nasabah, debitur, pihak manajemen, pemilik dan pemegang saham sebelumnya. Ada yang masih dalam tahap penyelidikan dan sebagian besar sampai dengan saat ini sudah memasuki tahap penyidikan, baik yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan Reserse Kriminal Kepolisian Republik Indonesia (Bareskrim Polri), dan Kejaksaan. walaupun sampai dengan saat ini belum ada laporan tertulis dari intansi terkait, beberapa kasus pidana lain terkait tindak pidana perbankan sudah ada putusan pengadilan. Kasus pidana seperti Pemberian kredit tdak sesuai prosedure yang diberikan kepada PT Wibowo Wadah Rejeki (WWR) PT Canting Mas Persada (CMP), PT, Signature Capital Indonesia (SCI), PT. Ascent Investment Indonesia (AII) sudah ada putusan pengadilan yang menjatuhkan pidana kepada: mantan pemilik Bank Century Tbk, : Robert Tantular dan mantan Direksi lama Bank Century Tbk. yaitu: Hermanus Hasan M, Laurence Kusuma .

52. Informasi Lainnya a. Prinsip Mengenal Nasabah

Dalam rangka penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer/KYC), Anti Pencucian Uang, dan Pencegahan Pendanaan Terorisme sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 15 Tahun 2002 tanggal 17 April 2002 yang telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2003 tanggal 13 Oktober 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, serta Undang-Undang Republik Indonesia No.8 tanggal 22 Oktober 2010, Bank Indonesia telah menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 3/10/PBI/2001 tanggal 18 Juni 2001 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah / Know Your Customer Principles yang telah diubah dua kali dengan perubahan terakhir PBI No. 5/21/PBI/2003 tanggal 17 Oktober 2003, serta PBI No. 11/28/PBI/2009 tanggal 01 Juli 2009 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) Bagi Bank Umum. Sesuai dengan peraturan tersebut, bank wajib menerapkan kebijakan identifikasi dan verifikasi penerimaan nasabah dan program Anti Pencucian Uang & Pencegahan Pendanaan Terorisme, serta melakukan pelaporan kepada Pusat Pelaporan dan Analysis Transaksi Keuangan (PPATK) yang terdiri dari Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) apabila terjadi unusual transaction sesuai serta Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bank melaksanakan penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan Program APU & PPT sesuai dengan ketentuan dan perundangan yang berlaku. Dalam rangka mendukung penerapan dimaksud, Bank telah menyempurnakan struktur organisasi serta menerbitkan Surat Keputusan Direksi PT Bank Mutiara Tbk No.142/Mutiara/SK-DIR/VI/2010 tanggal 29 Juni 2010 tentang Kebijakan dan Prosedur Standar Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme. Dalam rangka mendukung penerapan APU dan PPT, Bank telah menerbitkan Surat Keputusan Direksi tentang: 1. Specific Alerts, Parameter LTKM (SK Dir. No.018/Mutiara/SK-DIR/III/2010 tanggal 17 Maret 2010; 2. Tugas dan Tanggung Jawab UKPN (Unit Kerja Pengenalan Nasabah) di kantor pusat dan cabang

(SK Dir. No.019/Mutiara/SK-DIR/III/2010 tanggal 17 Maret 2010); 3. Pengelompokkan dan Penanganan Nasabah Berdasarkan Risiko/Risk Based Approach (SK Dir.

No.020/Mutiara/SK-DIR/III/2010 tanggal 17 Maret 2010;

Page 85: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 91

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

4. Kebutuhan Informasi dan Dokumen Calon Nasabah/Nasabah dan Walk In Customer/WIC (SK Dir No.123/Mutiara/SK-DIR/V/2010 tanggal 19 Mei 2010;

5. Bank telah selesai melakukan pengelompokan Singel CIF dan persiapan Cleasing Data melalui pembentukan “Tim Cleansing Data”.

6. Bank telah menerapkan proses Identifikasi dan Verifikasi nasabah dalam rangka Pencegahan Pendanaan Terorisme berdasarkan data Watch List yang diterbitkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

7. Bank telah mulai melakukan pengelompokan dan penanganan nasabah berdasarkan Risiko (Risk Based Approach.

8. Bank telah melakukan Customer Due Dilligence (CDD) terhadap nasabah yang dikategorikan Nasabah Berisiko Tinggi melalui pendekatan Enhance Due Dilligence (EDD), antara lain terhadap nasabah dalam kategori Politically Expose Person, Dormant Account, dan Usaha Berisiko Tinggi, serta transaksi yang terkait dengan Negara Lain Berisiko Tinggi.

9. Bank telah melakukan pelaporan kepada PPATK dalam bentuk Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan/LTKM (Suspicious Transaction Report) sebanyak 27 laporan, dan Laporan Transaksi Keuangan Tunai/LTKT (Cash Transaction Report) sebanyak 2.136 laporan.

10. Bank telah mulai melakukan peningkatan otomasi dalam rangka mendukung penerapan APU dan PPT melalui optimalisasi sistem corebanking yang ada, serta sedang mempersiapkan sistem aplikasi untuk membantu mendeteksi adanya “Unusual Transaction” dan pencegahan pendanaan terorisme..

11. Bank telah melakukan pelatihan internal secara konsisten minimal 1 (satu) tahun sekali berupa Training Reguler kepada seluruh front liner, termasuk pelatihan khusus untuk Karyawan Baru.

b. Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)

Bank telah memiliki Kebijakan Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) yang mencakup Prinsip-Prinsip Dasar Penerapan GCG, Struktur Pengelola Bank, Penerapan GCG, Struktur Pengelola Bank dan Penerapan GCG. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah melakukan Assesment GCG untuk pemeriksaan periode 1 Januari 2009 sampai dengan 30 Juni 2010 dengan katagori predikat “BAIK” dengan nilai komposit 2.350. Hasil laporan assesment GCG telah diterbitkan oleh BPKP dengan laporan No.LHE-89/D503/1/2011 tanggal 21 Januari 2011 sebagaimana tersebut dalam surat No. S-0064/KE/III/2011 tanggal 02 Maret 2011 dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Bank juga telah melakukan Self Assessment GCG periode 31 Desember 2010 dan tanggal 31 Maret 2011 dengan kategori predikat “BAIK” dengan nilai komposit 2.350.

Dalam rangka pelaksanaan fungsi audit intern yang efektif, Bank telah membentuk Satuan Kerja Audit Intern, membuat Piagam Audit Intern, dan Panduan Audit Intern yang mengacu pada Standar Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB).

c. Reorganisasi Bank Sehubungan dengan pengambilalihan Bank oleh Pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), manajemen baru bank yang ditunjuk oleh LPS telah melakukan restrukturisasi organisasi untuk mendukung pengembangan fokus bisnis Bank, penataan fungsi dan tanggung jawab yang lebih jelas serta peningkatan tata kelola Bank.

Sehubungan dengan adanya proses penyempurnaan organisasi dalam rangka penerapan prinsip-prinsip GCG dan untuk menyesuaikan dengan kondisi perekonomian serta bisnis perbankan saat ini, Surat Keputusan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris PT Bank Century Tbk No.15/SK-DIR/Century/II/2009 tanggal 2 Pebruari 2009 tentang Struktur Organisasi disempurnakan kembali dengan Surat Keputusan Bersama Direksi dan Komisaris PT Bank Mutiara Tbk No.193/SK-DIR/MUTIARA/XI/10 tanggal 15 Nopember 2010 tentang Struktur Organisasi PT Bank Mutiara Tbk.

Page 86: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 92

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

d. Penyelamatan Aset Bank Salah satu upaya yang dilakukan oleh manajemen pasca pengambilalihan pemegang saham Bank oleh LPS adalah membentuk Tim Penyelamat Aset yaitu tim yang khusus bertugas untuk menelusuri, menyelamatkan dan menyelesaikan aset-aset Bank yang diduga bermasalah (asset recovery). Tim melakukan pemetaan, analisa dan rekomendasi kepada managemen mengenai kondisi seluruh aset, baik berupa pinjaman diberikan, surat berharga, agunan kredit dan aset-aset lainnya. Bank senantiasa mendukung upaya pengembalian aset-aset Bank di luar negeri yang dilaksanakan oleh Tim Bersama Penyelesaian Permasalahan Aset Bank Century yang anggotanya terdiri dari Kementerian Keuangan, Kepolisian RI, Bapepam-LK, PPATK, Bank Indonesia, Kejaksaan Agung, LPS, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Hukum dan HAM berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 220/KMK.01/2009 mengenai Pembentukan Tim Bersama Penanganan Permasalahan PT Bank Century Tbk.

e. Perhitungan Rasio Keuangan 2011 2010

% %1. Permodalan

- Rasio KPMM yang tersedia untuk Risiko Kredit & Resiko Operasional 10.09% 13.03%-

9.93% 12.81%- Aktiva Tetap terhadap Modal 32.91% 48.15%

2. Aktiva Produktif- Aktiva Produktif Bermasalah 20.71% 36.84%- NPL - Gross 10.44% 32.21%- NPL - Neto 3.50% 5.03%- PPAP terhadap Aktiva Produktif 19.37% 34.61%- Pemenuhan PPAP 103.23% 103.85%

3. Rentabilitas- ROA 3.59% 1.45%- ROE 58.18% 22.93%- NIM 1.04% 1.24%- BOPO 76.46% 87.44%

4. LikuiditasLDR 84.90% 81.79%

5. Kepatuhan- GWM

- GWM Primer Rupiah 8.13% 5.08%- GWM Sekunder Rupiah 12.47% 12.40%- GWM Valas 8.29% 1.53%

- PDN 14.45% 13.35%

Rasio KPMM yang tersedia setelah memperhitungkan Risiko Kredit, RisikoPasar dan Resiko Operasional

Page 87: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 93

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

53. Revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 53. Revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Pada tanggal 23 Desember 2009, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menerbitkan beberapa Revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan yang berlaku efektif atau setelah tanggal 1 Januari 2011, diantaranya, adalah sebagai berikut:

Pada tanggal 23 Desember 2009, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menerbitkan beberapa Revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan yang berlaku efektif atau setelah tanggal 1 Januari 2011, diantaranya, adalah sebagai berikut: a) PSAK 1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan Keuangan”. a) PSAK 1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan Keuangan”. b) PSAK 2 (Revisi 2009) “Laporan Arus Kas”. b) PSAK 2 (Revisi 2009) “Laporan Arus Kas”. c) PSAK 3 (Revisi 2010) “Laporan Keuangan Interim”. c) PSAK 3 (Revisi 2010) “Laporan Keuangan Interim”. d) PSAK 4 (Revisi 2009) “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”. d) PSAK 4 (Revisi 2009) “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”. e) PSAK 5 (Revisi 2009) “Segmen Operasi”. e) PSAK 5 (Revisi 2009) “Segmen Operasi”. f) PSAK 7 (Revisi 2010) ”Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. f) PSAK 7 (Revisi 2010) ”Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. g) PSAK 8 (Revisi 2010) “Perisitiwa Setelah Periode Pelaporan”. g) PSAK 8 (Revisi 2010) “Perisitiwa Setelah Periode Pelaporan”. h) PSAK 12 (Revisi 2009) “Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama”. h) PSAK 12 (Revisi 2009) “Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama”. i) PSAK 15 (Revisi 2009) “Investasi pada Entitas Asosiasi”. i) PSAK 15 (Revisi 2009) “Investasi pada Entitas Asosiasi”. j) PSAK 19 (Revisi 2010) ”Aset Tidak Berwujud”. j) PSAK 19 (Revisi 2010) ”Aset Tidak Berwujud”. k) PSAK 22 (Revisi 2009) “Kombinasi Bisnis”. k) PSAK 22 (Revisi 2009) “Kombinasi Bisnis”. l) PSAK 23 (Revisi 2010) ”Pendapatan”. l) PSAK 23 (Revisi 2010) ”Pendapatan”. m) PSAK 25 (Revisi 2009) “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan”. m) PSAK 25 (Revisi 2009) “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan”. n) PSAK 48 (Revisi 2009) “Penurunan Nilai Aset”. n) PSAK 48 (Revisi 2009) “Penurunan Nilai Aset”. o) PSAK 57 (Revisi 2009) “Provisi, Liabilitas Kontijensi, dan Aset Kontijensi”. o) PSAK 57 (Revisi 2009) “Provisi, Liabilitas Kontijensi, dan Aset Kontijensi”. p) PSAK 58 (Revisi 2009) “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”. p) PSAK 58 (Revisi 2009) “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”. q) ISAK 7 – Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus. q) ISAK 7 – Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus. r) ISAK 9 – Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi & Liabilitas Serupa. r) ISAK 9 – Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi & Liabilitas Serupa. s) ISAK 10 – Program Loyalitas Pelanggan. s) ISAK 10 – Program Loyalitas Pelanggan. t) ISAK 11 – Distribusi Aset Non Kas kepada Pemilik t) ISAK 11 – Distribusi Aset Non Kas kepada Pemilik u) ISAK 12 – Pengendalian Bersama Entitas : Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer. u) ISAK 12 – Pengendalian Bersama Entitas : Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer. v) ISAK 14 – Aset Takberwujud; Biaya Situs Web. v) ISAK 14 – Aset Takberwujud; Biaya Situs Web. w) ISAK 17 – laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai. w) ISAK 17 – laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai.

Bank sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari Standar dan Interpretasi yang direvisi dan yang baru tersebut terhadap laporan keuangannya. Bank sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari Standar dan Interpretasi yang direvisi dan yang baru tersebut terhadap laporan keuangannya.

54. Peristiwa Setelah Tanggal neraca 54. Peristiwa Setelah Tanggal neraca

Bank sedang menghadapi kasus-kasus perdata maupun pidana. Sampai dengan tanggal laporan ini, proses hukum sehubungan dengan dugaan terjadinya tindak pidana yang dilakukan oleh pihak-pihak seperti nasabah, debitur, serta manajemen dan pemegang saham semasa sebelum Bank diambil alih oleh LPS, sebagian masih dalam tahap pemeriksaan, tahap penyelidikan, dan sebagian telah memasuki tahap penyidikan oleh lembaga instansi penegak hukum.

Page 88: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 94

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

55. Kelangsungan Usaha

Dalam rangka penyehatan, Bank telah menyusun rencana bisnis (business plan) yang telah disampaikan kepada LPS dan Bank Indonesia. Pokok-pokok yang dimuat dalam rencana bisnis tersebut antara lain: Fase Focusing the Business dari bulan Desember 2009 sampai dengan Nopember 2011 • Perbaikan Image Bank dengan penajaman corporate image secara berkelanjutan; • Peningkatan kondisi keuangan melalui penguatan struktur permodalan, perbaikan struktur pendanaan,

perbaikan kualitas aktiva produktif, perbaikan laba; • Pengembangan bisnis melalui Co-branding kartu kredit, relokasi kantor dan pengembangan ATM,

pengembangan bisnis kredit consumer dan small business secara berkelanjutan dan melakukan penguatan funding secara berkesinambungan;

• Penajaman GCG dan manajemen resiko melalui pengembangan unit market risk dan operational risk maupun credit policies yang terpisah dari unit bisnis dan implementasi dual core;

• Penyempurnaan organisasi dan infrastruktur pendukung melalui Peningkatan kapabilitas organisasi, peningkatan core banking system untuk pertumbuhan aset dan fee income, pengembangan datawarehouse, mengembangkan kualitas SDM (implementasi corporate values, performance, sales risk culture).

Pelaksanaan fase tersebut dari Desember 2009 sampai dengan Nopember 2011 telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan jadwal. Hal ini terlihat dari hasil perkembangan bisnis selama periode tersebut sebagai berikut : Perbaikan Image Perusahaan: - Melaksanakan perubahan visi dan misi melalui rebranding pada tanggal 3 Oktober 2009. - Penerapan budaya dan logo baru serta standarisasi cabang. - Melakukan gathering dengan nasabah dan press conference/briefing dengan media Peningkatan Kondisi Keuangan - Perbaikan PDN menjadi 14,47% per tanggal 30 Juni 2011. Bank tetap berupaya untuk menyakinkan

nasabah dan kepercayaan nasabah telah pulih sehingga Dana Pihak Ketiga meningkat sebesar Rp 2.819.178.996 untuk periode 30 Juni 2010 sampai dengan 30 Juni 2011. Posisi per tanggal 30 Juni 2010 Rp 6.968.474.928 dan posisi per tanggal 30 Juni 2011 Rp 9.787.653.924.

- Mendapat kepercayaan fasilitas interbank dalam menunjang transaksi Bank. - Memperbaiki struktur pendanaan dengan meningkatnya kepercayaan dari nasabah, sehingga

penempatan Dana Pihak Ketiga meningkat cukup pesat. - Membentuk Asset Recovery Division untuk menangani aset produktif bermasalah dan membentuk task

force untuk inventarisasi aset perusahaan. Dalam hal ini terdapat beberapa debitur bermasalah telah diselesaikan maupun direstrukturisasi.

- Mengoptimalkan penjualan AYDA melalui Balai Lelang.

Pengembangan Bisnis - Membuat program produk dan profil pricing baik untuk pendanaan maupun kredit yang sesuai dengan

kondisi pasar, serta lebih aktif dalam pemberian kredit dengan tetap mengacu pada prinsip kehati-hatian (prudential banking).

- Penandatangan kerjasama dengan beberapa money changer, multifinance, koperasi dan corporate. - Melaksanakan kerjasama dengan bank-bank lain untuk peningkatan kerjasama bisnis. Penajaman Manajemen Risiko dan GCG - Terbentuknya Komite Kredit dan Komite Manajemen Risiko dalam proses pengambilan keputusan dan

penyempurnaan kebijakan kredit maupun kebijakan mengenai pengelolaan bisnis dengan mengutamakan prinsip kehati-hatian.

Page 89: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 95

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

- Terbentuknya Komite Audit dan kepatuhan dalam rangka memperkuat penerapan good corporate governance dan budaya perusahaan baru.

Penyempurnaan Organisasi dan Infrastruktur - Reorganisasi dalam rangka memperoleh struktur organisasi yang memadai (best practices) guna

memperoleh efektivitas kerja dan service level tertentu serta peningkatan kualitas GCG. - Pemenuhan sumber daya manusia dengan kompetensi memadai. - Peningkatan core banking system untuk mendukung pertumbuhan funding, stabilisasi sistim dan kualitas

layanan, antara lain : Pengoperasian ATM 24 jam di seluruh cabang, menjadi anggota ATM Bersama, Call Center, Transfer Dana Cepat dan Electronic Data Capture (EDC).

Dalam rangka penerapan GCG dimaksud, maka sesuai dengan surat dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) No. S-0064/KE/III/2011 tanggal 02 Maret 2011, telah dilakukan assessment penerapan GCG yang dilakukan dengan bantuan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) periode 01 Januari 2010 sampai dengan 30 Juni 2010 dengan kategori predikat “BAIK” dengan skor komposit 2.350. Peresmian Fasilitas Priority Banking Pada tanggal 20 Desember 2010, dilakukan grand opening fasilitas Priority Banking untuk memberikan fasilitas khusus kepada nasabah prioritas, seperti ruang rapat yang megah, ruang khusus teller, safe deposit box, lounge yang mewah dan kantor personal banking yang melayani nasabah seperti personal assistant. Program Baru atas Produk Bank • Layanan Moneygram (layanan pengiriman uang dari dan ke luar wilayah Indonesia), diresmikan pada

tanggal 15 Maret 2010. • Peluncuran program TabunganKu pada tanggal 22 Februari 2010. Program ini ditujukan untuk

meningkatkan kesadaran gerakan menabung yang dicanangkan pemerintah. • Peresmian Layanan Delivery Channel Sera pada tanggal 01 Desember 2010. Layanan ini memudahkan

nasabah untuk melakukan pembayaran tagihan dan pembelian pulsa handphone melalui ATM Bank Mutiara.

• Peluncuran program Deposito Imlek periode 08 Februari 2010 - 31 Maret 2010. • Peluncuran program Giro Spirit periode April - 31 Desember 2010. • Peluncuran program Deposito Merdeka periode 19 Juli 2010 - 30 September 2010. • Peluncuran program Tabungan Mutiara periode 22 Nopember 2010 - 31 Januari 2011. • Peluncuran program Layanan Pembayaran Tagihan PLN di Delivery Chanel ATM tanggal 29 April 2011 Perbaikan Image Bank Upaya perbaikan Bank untuk membentuk persepsi positif dan mengembalikan kepercayaan masyarakat pada

Bank Mutiara antara lain: • Melaksanakan konsolidasi dan sosialisasi internal secara reguler yaitu bulanan dan mingguan. • Melaksanakan komunikasi intensif dengan Regulator dan Shareholder. • Melaksanakan gathering dengan nasabah dalam rangka supervisi produk dan layanan jasa perbankan

yang baru serta press gathering. • Bank telah menerapkan new coorporate culture yang dikenal dengan SPIRIT. Pembukaan Kantor dan Relokasi Kantor : • Peresmian Pembukaan Kantor Cabang Pembantu Jatinegara pada tanggal 28 Juli 2010. • Peresmian Relokasi Kantor Cabang Denpasar pada tanggal 07 April 2010. • Peresmian Relokasi Kantor Cabang Pembantu Hayam Wuruk pada tanggal 06 Agustus 2010. • Peresmian Relokasi Kantor Pusat PT Bank Mutiara Tbk ke Jl. Jend. Sudirman Kav.22-23 Jakarta pada

tanggal 21 November 2010.

Page 90: PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/06/TW2/BCIC/Bank Mutiara 30 Juni... · Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar

PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

dy/Juli 2011 96

paraf:July 29, 2011 (4:40PM)

• Grand opening relokasi Kantor Cabang Senayan ke Kantor Cabang Sudirman yang berada di jantung kawasan bisnis Jakarta di Jl. Jend. Sudirman Kav.22-23 Jakarta.

• Peresmian Relokasi KCP Sudirman ke KCP Tebet Raya tanggal 06 Juni 2011. Manajemen Bank berpendapat bahwa Bank akan dapat terus melanjutkan operasi bisnisnya di masa mendatang. Oleh karenanya, laporan keuangan disusun menggunakan basis usaha yang berkelanjutan.

Bank sedang menghadapi kasus-kasus perdata maupun pidana. Sampai dengan tanggal laporan ini, proses hukum sehubungan dengan dugaan terjadinya tindak pidana yang dilakukan oleh pihak-pihak seperti nasabah, debitur, serta manajemen dan pemegang saham semasa sebelum Bank diambil alih oleh LPS, sebagian masih dalam tahap pemeriksaan, tahap penyelidikan, dan sebagian telah memasuki tahap penyidikan oleh lembaga instansi penegak hukum.

Perkembangan kinerja Bank sampai dengan tanggal 30 Juni 2011 (review) adalah sebagai berikut - Rasio GWM Wajib Minimal Utama Rupiah menjadi sebesar 8,13% - Rasio NPL net telah menurun menjadi 3,50%; - Rasio PDN telah menurun menjadi 14,45%; - Dana Pihak Ketiga meningkat menjadi Rp 9.787.653.924; dan - Pemberian kredit meningkat menjadi Rp 8.316.603.471. Manajemen Bank berpendapat bahwa Bank akan dapat terus melanjutkan operasi bisnisnya di masa mendatang. Oleh karenanya, laporan keuangan disusun menggunakan basis usaha yang berkelanjutan.

56. Tanggung Jawab Manajemen Atas Penyusunan Laporan Keuangan

Manajemen Bank bertanggung jawab atas isi dan penyusunan laporan keuangan yang diselesaikan pada tanggal 28 Juli 2011.

getahui Direksi,