Psoriasis Final 123
-
Upload
reff-nachos -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
Transcript of Psoriasis Final 123
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
1/53
PENDAHULUAN
Kata psoriasis berasal dari bahasa Yunani psora yang berarti gatal. Psoriasis merupakan
suatu penyakit kulit yang bersifat kronik residif dengan gambaran klinik bervariasi. Kelainan ini
dikelompokkan dalam penyakit eritroskuamosa dan ditandai bercak-bercak eritema berbatas
tegas, ditutupi oleh skuama tebal berlapis-lapis berwarna putih mengkilat seperti mika disertai
fenomena tetesan lilin, tanda auspitz dan fenomena kobner.1
Penyakit ini secara klinis tidak mengancam jiwa dan tidak menular tetapi timbulnya dapat
terjadi pada bagian tubuh manapun sehingga dapat menurunkan kualitas hidup seseorang bila
tidak dirawat dengan baik.1
Penyebab psoriasis tidak diketahui, tetapi faktor genetik dapat mempengaruhi timbulnya
penyakit ini. Beberapa faktor dapat memicu timbulnya psoriasis, yaitu stress, konsumsi alkohol,merokok, sinar matahari, adanya penyakit sistemik seperti infeksistreptococcusdan HIV serta
faktor endokrin.Pada psoriasis vulgaris terjadi percepatan proliferasi sel-sel epidermis
dibandingkan sel-sel pada kulit normal. Pergantian epidermis hanya terjadi dalam 3-4 hari
sedangkan turn over epidermis normalnya adalah 28-56 hari. Psoriasis juga sering dikatakan
sebagai penyakit kelainan sel imun dimana sel T menjadi aktif, bermigrasi ke dermis dan
memicu pelepasan sitokin (TNF-, pada umumnya) menyebabkan terjadinya inflamasi dan
produksi sel kulit yang cepat.2
Ada beberapa tipe psoriasis yaitu meliputi psoriasis plak, psoriasis pustular, psoriasis
guttata, psoriasis eritroderma, dan pada lokasi tertentu seperti psoriasis scalp, psoriasis fleksular,
psoriasis pada mukosa oral, psoriasis kuku, dan psoriasis arthritis. Psoriasis plak atau dikenal
juga sebagai psoriasis vulgaris merupakan tipe yang paling sering dijumpai, ditemukan sekitar
80-90% dari penderita psoriasis.3
EPIDEMIOLOGI
Kasus psoriasis sering dijumpai secara universal di berbagai belahan dunia. Prevalensi
kasus psoriasis pada berbagai populasi bervariasi dari 0,1% hingga 11,8% berdasarkan laporan
yang dipublikasikan. Di Eropa insiden tertinggi yang dilaporkan, yaitu Denmark (2,9%) dan
Faeroe Island (2,8%), dengan prevalensi rata-rata dari Eropa Utara sekitar 2%. Di Amerika
Serikat prevalensinya berkisar dari 2,2% sampai 2,6% dengan hampir 150.000 kasus baru yang
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
2/53
didiagnosis setiap tahunnya. Pada bangsa berkulit hitam misalnya di Afrika jarang dilaporkan
demikian pula bangsa Indian di Amerika. Sementara insiden psoriasis di Asia hanya 0,4%.2
Dalam sebuah survey besar USA, usia rata-rata penderita adalah 28 tahun, sedangkan di
Cina dilaporkan rata-rata usia penderita adalah 36 tahun. Telah dilaporkan bahwa 35% dari kasus
penyakit onset sebelum usia 20 tahun dan 58% sebelum 30 tahun. Dalam sebuah penelitian di
Jerman, psoriasis memiliki dua puncak onset yaitu puncak onset pertama pada masa remaja dan
dewasa muda (16 hingga 22 tahun) dan puncak onset kedua pada usia lanjut (57 hingga 60
tahun).3
Laki-laki dan perempuan memiliki prevalensi yang sama untuk terjadinya psoriasis
vulgaris. Sebuah penelitian di Jerman menunjukkan awal penyakit psoriasis puncaknya terjadi
pada onset usia 22 tahun pada pria dan 16 tahun pada wanita.3
Di Indonesia sendiri prevalensi penderita psoriasis mencapai 1-3 persen (bahkan bisa
lebih) dari populasi penduduk Indonesia. Jika penduduk Indonesia saat ini berkisar 200 juta,
berarti ada sekitar 2-6 juta penduduk yang menderita psopriasis yang hanya sebagian kecil saja
sudah terdiagnosis dan tertangani secara medis.1
Di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, selama
tahun 2000 sampai 2001, insiden psoriasis mencapai 2,3 persen.
DEFINISI
Psoriasis adalah ganggguan kulit yang ditandai dengan plaque, bercak, bersisik yang dikenal
dengan nama penyakit papulosquamoas.
( Price, 1994)
Psoriasis merupakan penyakit radang kulit kronik dan rekuren / kambuhan, ditandai dengan
adanya bercak-bercak kemerahan dengan sisik putih yang kasar dan tebal.
(httt//www.sinarharapan.co.id)
Psoriasis adalah penyakit inflamasi kulit yang bersifat kronik dan rekuren, yang khas ditandai
dengan papula atau plak eritematosa, kering, batas tegas dan tertutup skuama tebal berlapis-lapis,
berwarna putih keabu-abuan atau putih seperti perak / mika.
Psoriasis adalah penyakit inflamasi non infeksius yang kronik pada kulit dimana produksi sel-sel
epidermis terjadi dengan kecepatan 6-9 x lebih besar daripada kecepatan sel normal.
(Smeltzer, Suzanne)
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
3/53
Psoriasis adalah masalah kulit di mana bagian kulit menjadi radang dan ditutupi sisik berwarna
perak atau kelabu pada siku, lutut dan kulit kepala.
Psoriasis adalah suatu penyakit radang kulit yang kronis. Penyakit ini ditandai dengan bercak-
bercak merah dengan sisik kasar dan tebal. Penyakit tersebut dianggap sebagai suatu penyakit
gangguan kekebalan tubuh, yang dipengaruhi terutama oleh sel T (salah satu jenis sel darah
putih). Sel T yang teraktivasi akan berinteraksi dengan sel kulit (terutama keratinosit) dan
mengakibatkan pembentukan kulit yang tebal dan bersisik.
(www.suarapembaharuan.com)
Psoriasis adalah sejenis penyakit kulit kronis yang tidak menular, sering kambuh, yang
disebabkan oleh proses autoimun dan kadang-kadang dapat diturunkan.
Psoriasis adalah sejenis penyakit kulit yang penderitanya mengalami proses pergantian kulit
yang terlalu cepat. Biasanya bentuk kulit bersisik. Kemunculan penyakit ini terkadang untuk
jangka waktu lamaatau timbul/hilang, penyakit ini secara klinis sifatnya tidak mengancam jiwa
dan tidak menular tetapi karena timbulnya dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja sehingga
dapat menurunkan kualitas hidup serta mengganggu kekuatan mental seseorang bila tidak
dirawat dengan baik.
(www.psoriasis.or.id)
ETIOPATOGENESIS
Penyebab psoriasis tidak diketahui, tetapi faktor genetik berperan dalam penyakit ini.
Bila orang tuanya tidak menderita psoriasis risiko mendapatkan psoriasis 12%, sedangkan jika
salah satu orang tuanya menderita psoriasis maka resikonya mencapai 34-39%.1
Psoriasis juga sering dikatakan sebagai penyakit kelainan sel imun dimana sel T menjadi
aktif, bermigrasi ke dermis dan memicu pelepasan sitokin (TNF-, pada umumnya)
menyebabkan proliferasi keratinosit, angiogenesis dan terjadinya kemotaksis dari sel-sel radang
dalam dermis dan epidermis.4 Sel langerhans juga berperan pada imunopatogenesis psoriasis.
Terjadinya proliferasi epidermis di awali dengan adanya pergerakan antigen, baik eksogenmaupun endogen oleh sel Langerhans. Pada psoriasis pembentukan epidermis (turn over time)
lebih cepat, hanya 3 - 4 hari sedangkan pada kulit normal lamanya 27 hari.4,5
Berbagai faktor pencetus pada psoriasis, diantaranya stress psikis, infeksi, trauma,
endokrin, gangguan metabolik, obat (glukokortikoid sistemik, lithium, obat anti malaria,
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
4/53
interferon, dan beta adrenergik blocker), alkohol dan merokok. Stres psikis merupakan faktor
pencetus utama, dan faktor endokrin rupanya mempengaruhi perjalanan penyakit.6
Psoriasis ditandai dengan adanya hiperproliferasi yang dipicu oleh aktivitas sel-sel
radang. Mediator inflamasi yang berperan adalah T-cell, cytokine type 1 seperti IL-2, IL-6, IL-8,
IL-12, IFN dan TNF serta IL-8 yang menyebabkan terjadinya akumulasi neutrofil.4Pada
psoriasis terjadi peningkatan mitosis sel epidermis sehingga terjadi hiperplasia, juga terjadi
penebalan dan pelebaran kapiler sehingga tampak lesi eritematous. Pendarahan terjadi akibat dari
rupture kapiler ketika skuama dikerok.7,8
MANIFESTASI KLINIS
Lesi psoriasis vulgaris berupa plak eritematous, berbatas tegas, simetris, kering, tebal
dengan ukuran yang beragam serta dilapisi oleh skuama tebal berlapis-lapis dan berwarna putih
seperti mika. Plak eritematous yang tebal menandakan adanya hiperkeratosis, parakeratosis,
akantosis, pelebaran pembuluh darah dan inflamasi. Tempat predileksi lesi psoriasis yaitu pada
scalp, ekstensor lengan, kaki, lutut, siku, dorsum manus dan dorsum pedis (skor PASI 4,3).
Keluhan yang dirasakan adalah gatal dan kadang rasa panas yang membuat pasien merasa tidak
nyaman. Bentuk kelainan bervariasi : lentikuler, numular atau plakat dapat berkonfluensi.9
Lesi psoriasis memiliki empat karakteristik yaitu: (1) bercak-bercak eritem yang
meninggi (plak) dengan skuama di atasnya. Eritema sirkumskripta dan merata, tetapi pada
stadium lanjut sering eritema yang ditengah menghilang dan hanya terdapat dipingir, (2) skuama
berlapis-lapis, kasar, dan berwarna putih seperti mika dan transparan, (3) pada kulit terdapat
eritema mengkilap yang homogen dan terdapat perdarahan kecil jika skuama dikerok (Auspitz
sign) (4) ukuran lesi bervariasi-lentikuler, numuler, plakat.1,2,3
Kelainan kuku ditemukan pada 25-50% pasien dengan psoriasis. Perubahan pada kuku ini
2 kali lebih sering terjadi pada usia lebih dari 40 tahun, pada pasien dengan psoriasis sedang
hingga berat atau pada pasien yang telah menderita psoriasis lebih dari 50 tahun. Tanda yang
paling umum dari psoriasis kuku ini adalahpitting selain itu juga perubahan warna lokal yang
spesifik yaitu bercak berwarna kuning atau coklat disebabkan karena debris seluler di bawah
kuku. Psoriasis pada kuku mengenai matrix, lempeng kuku, dan hyponychium.1,6
Pada psoriasis terdapat fenomena yang khas yaitu fenomena tetesan lilin dimana bila lesi
yang berbentuk skuama dikerok maka skuama akan berubah warna menjadi putih yang
disebabkan oleh karena perubahan indeks bias. Auspitz sign ialah bila skuama yang berlapis-
lapis dikerok akan timbul bintik-bintik pendarahan yang disebabkan papilomatosis yaitu papilla
dermis yang memanjang tetapi bila kerokan tersebut diteruskan maka akan tampak pendarahan
yang merata. Fenomena kobner ialah bila kulit penderita psoriasis terkena trauma misalnya
garukan maka akan muncul kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis.1,2,3
PEMERIKSAAN PENUNJANG
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
5/53
Gambaran laboratorium penderita psoriasis tidak menunjukkan angka yang spesifik dan
tidak ditemukan pada semua pasien psoriasis. Kelainan terutama terdapat pada pasien pustular
generalisata dan psoriasis eritroderma. Asam urat serum menunjukkan peningkatan sampai 50%
dan biasanya berhubungan dengan luasnya lesi dan aktifitas penyakit serta beresiko berkembang
jadi arthritis gout.10,11
Stadium lesi yaitu lesi awal, lesi yang berkembang dan lesi lanjut. Pada awalnya terjadi
perubahan pada permukaan dermis saja berupa dilatasi kapiler dan edema papilla dermis dan
infiltrasi limfosit yang mengelilingi pembuluh darah. Limfosit akan meluas sampai bagian bawah
epidermis yang akhirnya akan mengalami spongiosis. Lesi psoriasis lanjut ditandai oleh
akantosis dengan pemanjangan rete riges, hilangnya lapisan granular, parakeratosis dengan
adanya netrofil pelebaran pembuluh darah di papilla dermis, mitosis suprabasal, penipisan
suprapapillari plate dan sebukan sel radang ringan terdapat pada dermis dan atau papilla
dermis.12
DIAGNOSIS BANDING
Psoriasis dapat di diagnosis banding dengan beberapa penyakit lain yang diantaranya ada
yang juga tergolong dermatosis eritroskuamosa, yaitu :
1. Dermatosis seboroik
Gambaran klinis yang khas pada dermatitis seboroik ialah skuama yang berminyak dan
kekuningan dan berlokasi di tempat-tempat yang seboroik. Psoriasis berbeda dengan dermatitis
seboroik karena terdapat skuama yang berlapis-lapis berwarna putih seperti mika disertai tanda
tetesan lilin dan Auspitz. Tempat predileksinya juga berbeda. Dermatitis seboroik biasanya pada
alis, sudut nasolabial, telinga, daerah sternum dan fleksor. Sedangkan psoriasis banyak terdapat
pada daerah-daerah ekstensor, yaitu siku, lutut danscalp.1,3,7
2. Pitiriasis rosea
Pitiriasis berarti skuama halus. Hal ini berbeda dengan proriasis dimana skuamanya tebal.
Tanda khas pada Pitiriasis rosea yaitu adanya lesi awal berupa herald patch, umumnya di badan,
solitar, berbentuk oval dan anular, diameternya kira-kira 3 cm. Lesi berikutnya timbul 4-10 hari
setelah lesi pertama, memberi gambaran yang khas, sama dengan lesi pertama hanya lebih kecil,
susunannya sejajar dengan kosta, hingga menyerupai pohon cemara terbalik. Tempat predileksi
pada badan, lengan atas bagian proksimal dan paha atas.1,3,7
3. Liken planus
Gejala klinis sangat gatal, umumnya setelah satu atau beberapa minggu setelah kelainan
pertama timbul diikuti oleh penyebaran lesi. Tempat predileksi yang paling sering yaitu pada
pergelangan tangan bagian fleksor atau lengan bawah. Kelainan yang khas terdiri atas papul yang
poligonal, berskuama, datar dan berkilat. Kadang-kadang ada cekungan di sentral. Garis-garis
anyaman berwarna putih. Terdapat fenomena Kobner.1,3
DIAGNOSIS
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
6/53
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
7/53
terbatas atau menyerang kurang dari 20% luas permukaan tubuh.9,10
Terapi topikal digunakan
secara tunggal atau kombinasi dengan agen topikal lainnya atau dengan fototerapi.16
a) Preparat ter
Preparat ter biasanya kurang efektif jika digunakan tunggal. Hasilnya akan lebih baik jika
dikombinasikan dengan terapi sinar ultraviolet. Preparat ter berfungsi sebagai anti proliferasi
dan anti inflamasi.17
Preparat ter yang berasal dari fosil biasanya kurang efektif, sehingga yang biasa
digunakan adalah yang berasal dari kayu atau batubara. Ter dari batubara lebih efektif dari kayu,
tapi kemungkinan dapat juga memberikan iritasi yang besar. Pada psoriasis yang telah menahun
lebih baik digunakan ter yang berasal dari batubara, dan untuk yang akut biasanya digunakan ter
yang berasal dari kayu.16,18
Folikulitis adalah efek samping utama dari ter batubara. Iritasi dan alergi jarang terjadi
dan meskipun ter batubara telah terbukti menjadi karsinogen dalam percobaan hewan, karsinoma
hanya diprovokasi oleh aplikasi klinis yang jarang terjadi.18
Konsentrasi yang biasa digunakan 2-5% dimulai dengan konsentrasi rendah jika tidak ada
perbaikan maka dapat ditingkatkan. Untuk meningkatkan hasil pengobatan maka daya
penetrasinya harus dipertinggi dengan cara menambahkan asam salisilat 3-5%.3,7
b) Kortikosteroid topikal
Kortikosteroid topikal yang digunakan dalam bentuk cream, salep dan lotion.
Kortikosteroid kelas I digunakan maksimal selama 2 minggu. Terapi kortikosteroid dikenal
sebagai anti-inflamasi, anti-proliferatif, dan imunosupresif. Obat ini merupakan jenis yang paling
banyak dipakai untuk pengobatan psoriasis ringan atau terbatas. Dalam suatu penelitian terhadap
para spesialis kulit di Amerika Serikat terlihat 85% responden memilihnya sebagai pilihan
pertama. Di Indonesia, kortikosteroid topikal tersedia dalam bentuk salep, krim, dan solusio.15,17
Pada kulit kepala, muka dan daerah lipatan digunakan krim, dan ditempat lain digunakan
salep. Pada daerah muka, lipatan, dan genitalia eksterna dipilih potensi sedang misalnya
Triamcinolon acetoninide. Jika diberikan potensi kuat pada mata dapat memberikan efek
samping diantaranya teleangiektasis, sedangkan di lipatan berupa stria attrifikans. Pada batang
tubuh dan ekstremitas digunakan salep dengan potensi kuat bergantung pada lama penyakit. Jika
telah terjadi perbaikan maka potensinya harus dikurangi.10,15
c) Antralin
Antralin merupakan obat lama untuk mengobati psoriasis ringan sampai sedang. Antralin
mempunyai efek anti mitotik dan menghambat beberapa enzim yang terlibat di dalam proliferasi
epidermal.7
Obat ini dikatakan efektif tetapi bersifat iritatif dan kekurangan lainnya ialah mewarnai
kulit dan pakaian. Konsentrasi 0,1 sampai 1% dengan kontak singkat (15-30 menit) untuk
mencegah iritasi. Digunakan setiap hari mampu membersihkan lesi psoriasis. Efek samping yang
dijumpai adalah iritasi. Sediaan ini banyak diterima oleh pasien karena pemakaiannya malam
hari. Penyembuhan dalam 3 minggu. Untuk penggunaan 24 jam dapat digunakan 0,1%, jika tidak
terdapat efek samping konsentrasinya dapat ditingkatkan, setiap3-4 hari, dan maksimum sampai
1%. Antralin digunakan hanya pada plak yang kronik. Pengobatan psoriasis dengan antralin
memberikan efek yang maksimal ketika dikombinasikan dengan UVB.19
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
8/53
d) Calcipotriol
Calcipotriol merupakan sintetik dari vitamin D, preparatnya berupa salep atau krim.
Calcipotriol merupakan pilihan utama atau kedua dalam pengobatan psoriasis. Walaupun tidak
seefektif kortikosteroid superpoten, obat ini hanya memiliki sedikit efek samping. Obat ini
mampu mengobati psoriasis ringan sampai sedang. Mekanisme kerja sediaan ini adalah anti-
proliferasi keratinosit, menghambat proliferasi, dan meningkatkan diferensiasi sel, juga
menghambat produksi sitokin yang berasal dari keratinosit maupun limfosit. Respon terapi
terlihat setelah dua minggu pengobatan, respons maksimal baru terlihat setelah 6-8 minggu.
Reaksi iritasi dapat mengawali keberhasilan terapi, tetapi ada pula yang tetap teriritasi dalam
pemakaian ulangan. Walaupun lesi dapat menghilang sempurna, tetapi eritema dapat bertahan.
Untuk meredakan proses iritasi, calcipotriol dapat dikombinasikan dengan kortikosteroid
superpoten.17,20
e) Tazaroten
Tazaroten merupakan molekul retinoid asetelinik topikal, efeknya menghambat
proliferasi dan normalisasi dari differensiasi keratinosit dan menghambat inflamasi. Indikasinya
diberikan pada psoriasis sedang sampai berat, dan terutama diberikan pada daerah badan.
Tazaroten tersedia dalam bentuk gel dan krim dengan konsentrasi 0,05%-0,1%. Bila
dikombinasikan dengan steroid topikal potensi sedang dan kuat maka akan mempercepat
penyembuhan dan mengurangi iritasi. Efek sampingnya adalah iritasi berupa gatal dan rasa
terbakar, dan eritema pada 30% pada kasus yang bersifat fotosintesis. Tazaroten digunakan satu
kali dalam sehari pada kulit yang kering, dapat digunakan sebagai monoterapi atau
dikombinasikan dengan obat lain seperti steroid topikal pada lokasi plak psoriasis.15,17
f) Emolien
Terapi topikal apapun yang dipakai, penetrasi akan lebih baik dan terapi lebih efektif, jika
terlebih dahulu skuama psoriasis yang kering dikendurkan (loosen), dilunakkan (soften) dan atau
dilepaskan, yaitu dengan menggunakan moisturizer dan emolien. Efek emolien adalah
melembutkan permukaan tubuh selain lipatan, juga pada ekstremitas atas dan bawah. Biasanya
digunakan salep dengan bahan dasar vaselin, fungsinya juga sebagai emolien dengan akibat
meninggikan daya penetrasi bahan aktif. Emolien yang lain adalah lanolin dan minyak mineral.
Jadi emolien sendiri tidak mempunyai efek antipsoriasis.19
2. Sistemik
a. Metotreksat
Metotrexat adalah antagonis asam folat yang menghambat dihydrofolat reduktase.
Sintesis DNA terhambat setelah pemakaian Metoteksat akibat penurunan tiamin dan purin.
Metotreksat menekan reproduksi sel epidermal, sebagai anti inflamasi dan immunosupresif
sehingga kontraindikasi pada pasien dengan infeksi sistemik. Metotreksat biasanya dipakai bila
pengobatan topikal dan fototerapi tidak berhasil. Obat ini terbukti merupakan obat yang efektif
dibandingkan dengan obat oral lainnya. Metotreksat berespon baik dalam pengobatan psoriasis
arthritis. Obat ini juga diberikan dalam jangka panjang pada psoriasis berat dan efektif untuk
mengontrol psoriasis pustulosa dan psoriasis eritroderma. Metotreksat mampu menekan
proliferasi limfosit dan produksi sitokin.15,17
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
9/53
Cara pemberian mula-mula diberikan tes dosis inisial 5 mg untuk mengetahui apakah ada
gejala sensitivitas atau gejala toksik. Jika terjadi efek yang tidak dikehendaki maka diberikan
dosis 3 x 2,5 mg dengan interval 12 jam dalam seminggu dengan dosis total 7,5 mg. Jika tidak
tampak perbaikan dosis dinaikkan 2,5 mg5 mg per minggu. Cara lain dengan diberikan i.m 7,5
mg-25 mg dosis tunggal setiap minggu.15,17
Toksisitas sum-sum tulang belakang merupakan efek samping yang akut, sebaliknya
hepatotoksisitas adalah efek samping jangka panjang. Dengan demikian metotreksat tidak boleh
diberikan pada pasien dengan gangguan hati dan alkoholisme. Sebelum memberikan metotreksat,
fungsi hati, ginjal, dan sistem hematopoetik pasien harus dalam kondisi yang baik.15
b. Acitretin
Acitretin merupakan bentuk metabolit dari Etretinat. Etretinat disetujui untuk pengobatan
psoriasis tetapi karena keberadaannya dalam jaringan tubuh persisten, memungkinkan terjadi
teratogenitas tetapi acitretin memiliki waktu paruh yang lebih cepat dibandingkan etretinat.15,17
Dosis optimal penggunaan acitretin pada orang dewasa adalah 25-50 mg/hari. Toksisitas
yang dapat timbul pada penggunaan acitretin adalah hipervitaminosis A. Efek samping yang
umum adalah kulit dan membran mukosa kering, xerofthalmia, dan kerontokan rambut. Acitretin
bersifat teratogen dan dapat menyebabkan kelainan bawaan. Efek samping sistemik yang sering
terjadi adalah kenaikan lipid serum terutama trigliserida. Efek samping yang juga mungkin
muncul adalah osteoporosis, kalsifikasi ligamen, dan hiperostosis skeletal. Pemakaian obat
dengan pemantauan yang teliti dapat mengurangi efek samping.15,17
c. Siklosporin
Siklosporin merupakan pengobatan yang sangat efektif pada penyakit psoriasis. Obat ini
menghambat calcineurin fosfatase dan transkripsi IL-2 pada sel T, juga menghambat presentasi
antigen oleh sel Langerhans dan degranulasi sel mast yang dimana hal itu berkontribusi pada
patogenesis terjadinya psoriasis. Siklosporin dalam bentuk mikroemulsi lebih baik diserap oleh
lambung daripada jenis sebelumnya. Dosis rendah 2,5 mg/kgBB/hari dipakai sebagai terapi awal
dengan dosis maksimum 4 mg/kgBB/hari.10,15
Hipertensi dan disfungsi ginjal adalah efek samping yang harus diperhatikan dalam
penggunaan silosporin. Efek samping ini merupakan akibat dari berkurangnya aliran darah ke
ginjal dan efek toxic pada sel-sel ginjal. Perubahan anatomik yang dapat terjadi antara lain
fibrosis intestinal, atrofi tubular, arteriolpati. Biasa terjadi pada pasien yang mengkonsumsi
siklosporin jangka panjang ( 1 tahun).6,10
Efek samping umum yang mungkin muncul adalah intoleransi gastrointestinal yang
bermanifestasi diare, mual, muntah, nyeri abdominal dan penekanan sumsum tulang. Siklosporin
sangat efektif untuk segala bentuk psoriasis tetapi dengan mempertimbangkan berbagai efek
samping dan kurangnya pengalaman, obat ini jarang dipakai oleh dermatologis. Bersifat
nerotoksik dan hepatotoksik.6,10
3. Fototerapi
Sinar ultravioet mempunyai efek menghambat mitosis, sehingga dapat digunakan untuk
pengobatan psoriasis. Cara yang terbaik adalah dengan penyinaran secara alamiah, tetapi sayang
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
10/53
tidak dapat diukur dan jika berlebihan maka akan memperparah psoriasis. Karena itu, digunakan
sinar ultraviolet artifisial, diantaranya sinar A yang dikenal sebagai UVA. Sinar tersebut dapat
digunakan secara tersendiri atau berkombinasi dengan psoralen (8-metoksipsoralen, metoksalen)
dan disebut PUVA, atau bersama-sama dengan preparat ter yang dikenal sebagai pengobatan
cara Goeckerman. PUVA efektif pada 85 % kasus ketika psoriasis tidak berespon terhadap terapi
yang lain.19
Karena psoralen bersifat fotoaktif, maka dengan UVA akan terjadi efek sinergik. Diberikan
0,6 mg/kgBB secara oral 2 jam sebelum penyinaran ultraviolet. Dilakukan 2x seminggu,
kesembuhan terjadi 2-4 kali pengobatan. Selanjutnya dilakukan pengobatan rumatan
(maintenance) tiap 2 bulan. Efek samping overdosis dari fototerapi berupa mual, muntah, pusing
dan sakit kepala. Adapun kanker kulit (karsinoma sel skuamosa) yang dianggap sebagai resiko
PUVA masih kontroversial.17
KOMPLIKASI
Komplikasi dari psoriasis antara lain :3
1. Dapat menyerang sendi menimbulkan arthritis psoriasis
2. Jika menyerang telapak kaki dan tangan serta ujung jari disebut psoriasis pustul tipe barber.
Namun jika pustul timbul pada daerah psoriasis dan juga kulit di luar lesi, dan disertai gejala
sistemik berupa panas atau rasa terbakar disebut Zumbusch.
3. Psoriasis eritroderma jika lesi psoriasis terdapat di seluruh tubuh dengan skuama yang halus
disertai gejala konstitusi berupa malaise
PROGNOSIS
Prognosis baik jika mendapat terapi yang efektif namun angka kekambuhan dan
perbaikan spontan tidak dapat diduga sebelumnya. Jarang dilaporkan kematian karena kasus ini,tetapi biasanya angka kesakitan pasien akan meningkat akibat seringnya kekambuhan dari
penyakit.2,3
KESIMPULAN
Psoriasis merupakan dermatosis yang sering dijumpai, bersifat kronik residif. Kasus
psoriasis sering djumpai secara universal di berbagai belahan dunia. Di Indonesia sendiri secara
prevalensi jumlah penderita psoriasis mencapai 1-3 persen (bahkan bisa lebih) dari populasi
penduduk Indonesia. Sampai sekarang etiopatogenesis psoriasis belum diketahui secara pasti,
tetapi diperkirakan ada dua komponen patogenesis psoriasis, yaitu infiltrasi sel-sel radang di
dermis dan hyperplasia epidermis.
Berbagai faktor pencetus pada psoriasis diantaranya stres psikis, infeksi lokal, trauma,
endokrin, gangguan metabolik, obat, alkohol, dan merokok. Lesi kulit yang pertama kali timbul
biasanya pada tempat yang mudah terkena trauma seperti pada siku, lutut, sakrum, kepala, dan
genitalia berupa makula eritematous yang berbentuk bulat, tertutup skuama tebal. Skuama ini
selalu menunjukkan gambaran menebal yang konstan dan perlekatannya kendor. Pada psoriasis
terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner(isomorfik).
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
11/53
Pengobatan psoriasis terbagi tiga, terdiri dari pengobatan topikal, sistemik dan fototerapi.
Prognosis psoriasis adalah baik. Meskipun tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikontrol
dengan pengobatan yang rutin dan teratur. Meskipun psoriasis tidak menyebabkan kematian,
tetapi bersifat residif. Sehingga diperlukan pemberian edukasi kepada penderita tentang
bagaimana psoriasis itu dan bagaimana menghindari faktor pencetus yang memungkinkan
terjadinya psoriasis.
PENGUKURAN DERAJAT KEPARAHAN PSORIASIS
Mengukur derajat keparahan atau perbaikan klinis pada psoriasis tampaknya merupakan
hal yang mudah, tetapi pada kenyataannya hal ini menimbulkan banyak kesulitan. Diperlukan
pengukuran objektif yang terpercaya, valid, dan konsisten. Untungnya lesi pada psoriasis
biasanya cukup jelas secara klinis dan oleh sebab itu relatif mudah untuk melakukan kuantifikasi
tetapi sayangnya kuantifikasi sederhana pada lesi bukan merupakan suatu penilaian yang lengkap
pada derajat keparahan, sebab dampak lesi psoriasis berbeda pada penderita yang satu dengan
lainnya. Konsensus oleh American Academy of Dermatology menyatakan bahwa setiap
penentuan keparahan psoriasis membutuhkan perhatian khusus pada pengaruhnya terhadapkualitas hidup penderita. Salah satu tehnik yang digunakan untuk mengukur derajat keparahan
psoriasis yaitu dengan menggunakan Psoriasis Area and Severity Index (PASI).
PASI merupakan kriteria pengukuran derajat keparahan yang paling sering digunakan.
Berupa suatu rumus kompleks yang diperkenalkan pertama kali dalam studi penggunaan retinoid
pada tahun 1978. PASI menggabungkan elemen pada presentasi klinis yang tampak pada kulitberupa eritema, indurasi dan skuama. Setiap elemen tersebut dinilai secara terpisah
menggunakan skala 0 - 4 untuk setiap bagian tubuh: kepala dan leher, batang tubuh, ekstremitas
atas dan ekstremitas bawah. Penilaian dari masing-masing tiga elemen kemudian dijumlahkan,
selanjutnya hasil penjumlahan masing-masing area tubuh dikalikan dengan skor yang didapat
dari skala 1 - 6 yang merepresentasikan luasnya area permukaan yang terlibat pada bagian tubuhtersebut. Skor ini kemudian dikalikan dengan faktor koreksi yang terdapat pada tiap area tubuh
(0.1 untuk kepala dan leher, 0.2 untuk ekstremitas atas, 0.3 untuk batang tubuh, dan 0.4 untukekstremitas bawah). Akhirnya skor dari keempat area tubuh ditambahkan sehingga menghasilkan
skor PASI. Kemungkinan nilai tertinggi PASI adalah 72 tetapi nilai ini secara umum dianggap
hampir tidak mungkin untuk dicapai. Berdasarkan nilai skor PASI, psoriasis dapat dibagimenjadi psoriasis ringan (skor PASI 16).
Oleh karena kompleksitas skor PASI tersebut, maka bukan merupakan suatu hal yang
mengejutkan jika skor ini jarang digunakan pada praktek klinis. Skor PASI merupakan suatu
sistem penilaian yang digunakan untuk tujuan penelitian. Pada uji klinis, persentase perubahanpada PASI dapat digunakan sebagai titik akhir penilaian terapi psoriasis. The United States Food
and Drug Administration (FDA) menggunakan 75% perbaikan pada skor PASI sebagai penilaian
respon terapi pada pasien psoriasis.
Beberapa kesulitan dalam penggunaan skor PASI diantaranya; kesulitan dalam menentukanskor serta kurangnya korelasi dengan hasil akhir yang dilaporkan oleh pasien sendiri.
Pengukuran luas permukaan tubuh bersifat tidak konsisten diantara para peneliti, sehingga
menyebabkan variabilitas inter observer yang signifikan. Hal terpenting lainnya, skor PASI tidaksecara jelas memperkirakan dampak dari penyakit terhadap pasien. Beberapa penelitian yang
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
12/53
menilai korelasi antara PASI dengan kualitas hidup penderita telah menunjukkan konsistensi
yang rendah.
Beberapa variasi dari PASI telah dikembangkan untuk memperbaiki kelemahan ini sertauntuk mengurangi waktu dan usaha yang diperlukan dalam melakukan penilaian. Salah satu
variasi yang menarik adalah meminta pasien melakukan PASI modifikasi terhadap dirinya
sendiri. Penilaian ini disebut Self Administered PASI (SAPASI). SAPASI memiliki korelasiyang baik dengan PASI serta responsive terhadap terapi. SAPASI khususnya memberikanmanfaat pada studi epidemiologi berskala besar dimana penilaian oleh dokter terhadap
semua pasien dianggap tidak praktis.
A. Definisi
Psoriasis adalah ganggguan kulit yang ditandai dengan plaque, bercak, bersisik yang
dikenal dengan nama penyakit papulosquamoas.
( Price, 1994)
Psoriasis merupakan penyakit radang kulit kronik dan rekuren / kambuhan, ditandaidengan adanya bercak-bercak kemerahan dengan sisik putih yang kasar dan tebal.
(httt//www.sinarharapan.co.id)
Psoriasis adalah penyakit inflamasi kulit yang bersifat kronik dan rekuren, yang khas
ditandai dengan papula atau plak eritematosa, kering, batas tegas dan tertutup skuama
tebal berlapis-lapis, berwarna putih keabu-abuan atau putih seperti perak / mika.
Psoriasis adalah penyakit inflamasi non infeksius yang kronik pada kulit dimana produksi
sel-sel epidermis terjadi dengan kecepatan 6-9 x lebih besar daripada kecepatan sel
normal.
(Smeltzer, Suzanne)
Psoriasis adalah masalah kulit di mana bagian kulit menjadi radang dan ditutupi sisik
berwarna perak atau kelabu pada siku, lutut dan kulit kepala.
Psoriasis adalah suatu penyakit radang kulit yang kronis. Penyakit ini ditandai dengan
bercak-bercak merah dengan sisik kasar dan tebal. Penyakit tersebut dianggap sebagai
suatu penyakit gangguan kekebalan tubuh, yang dipengaruhi terutama oleh sel T (salah
satu jenis sel darah putih). Sel T yang teraktivasi akan berinteraksi dengan sel kulit
(terutama keratinosit) dan mengakibatkan pembentukan kulit yang tebal dan bersisik.
(www.suarapembaharuan.com)
Psoriasis adalah sejenis penyakit kulit kronis yang tidak menular, sering kambuh, yang
disebabkan oleh proses autoimun dan kadang-kadang dapat diturunkan.
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
13/53
Psoriasis adalah sejenis penyakit kulit yang penderitanya mengalami proses pergantian
kulit yang terlalu cepat. Biasanya bentuk kulit bersisik. Kemunculan penyakit ini
terkadang untuk jangka waktu lamaatau timbul/hilang, penyakit ini secara klinis sifatnya
tidak mengancam jiwa dan tidak menular tetapi karena timbulnya dapat terjadi pada
bagian tubuh mana saja sehingga dapat menurunkan kualitas hidup serta mengganggu
kekuatan mental seseorang bila tidak dirawat dengan baik.
(www.psoriasis.or.id)
B. Etiologi
Penyebab psoriasis sampai saat ini belum diketahui. Diduga penyakit ini diwariskan
secara poligenik. Walaupun sebagian besar penderita psoriasis timbul secara spontan,
namun pada beberapa penderita dijumpai adanya faktor pencetus antara lain:
1. Trauma
Psoriasis pertama kali timbul pada tempat-tempat yang terkena trauma, garukan, luka
bekas operasi, bekas vaksinasi, dan sebagainya. Kemungkinan hal ini merupakan
mekanisme fenomena Koebner. Khas pada psoriasis timbul setelah 7-14 hari terjadinya
trauma.
2. Infeksi
Pada anak-anak terutama infeksi Streptokokus hemolitikus sering menyebabkan
psoriasis gutata. Psoriasis juga timbul setelah infeksi kuman lain dan infeksi virus
tertentu, namun menghilang setelah infeksinya sembuh.
3. Iklim
Beberapa kasus cenderung menyembuh pada musim panas, sedangkan pada musim
penghujan akan kambuh.
4. Faktor endokrin
Insiden tertinggi pada masa pubertas dan menopause. Psoriasis cenderung membaikselama kehamilan dan kambuh serta resisten terhadap pengobatan setelah melahirkan.
Kadang-kadang psoriasis pustulosageneralisata timbul pada waktu hamil dan setelah
pengobatan progesteron dosis tinggi.
5. Sinar matahari
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
14/53
Walaupun umumnya sinar matahari bermanfaat bagi penderita psoriasis namun pada
beberapa penderita sinar matahari yang kuat dapat merangsang timbulnya psoriasis.
Pengobatan fotokimia mempunyai efek yang serupa pada beberapa penderita.
6. Metabolik
Hipokalsemia dapat menimbulkan psoriasis.
7. Obat-obatan
Antimalaria seperti mepakrin dan klorokuin kadang-kadang dapat memperberat
psoriasis, bahkan dapat menyebabkan eritrodermia.
Pengobatan dengan kortikosteroid topikal atau sistemik dosis tinggi dapat menimbulkan
efek withdrawal.
Lithium yang dipakai pada pengobatan penderita mania dan depresi telah diakui sebagai
pencetus psoriasis.
Alkohol dalam jumlah besar diduga dapat memperburuk psoriasis.
Hipersensitivitas terhadap nistatin, yodium, salisilat dan progesteron dapat menimbulkan
psoriasis pustulosa generalisata.
Berdasarkan penelitian para dokter, ada beberapa hal yang diperkirakan dapat memicu
timbulnya Psoriasis, antara lain adalah :
Garukan/gesekan dan tekanan yang berulang-ulang , misalnya pada saat gatal digaruk
terlalu kuat atau penekanan anggota tubuh terlalu sering pada saat beraktivitas. Bila
Psoriasis sudah muncul dan kemudian digaruk/dikorek, maka akan mengakibatkan kulit
bertambah tebal.
Obat telan tertentu antara lain obat anti hipertensi dan antibiotik.
Mengoleskan obat terlalu keras bagi kulit.
Emosi tak terkendali.
Makanan berkalori sangat tinggi sehingga badan terasa panas dan kulit menjadi merah ,
misalnya mengandung alcohol.
C. Macam-Macam Psoriasis
Berdasarkan bentuk lesi, dikenal bermacam-macam psoriasis antara lain:
a. Psoriasis punctata : Lesi sebesar jarum pentul atau
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
15/53
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Psoriasis folikularis
Psoriasis guttata
Psoriasis numularis
Psoriasis girata
Psoriasis anularis
Psoriasis diskoidea
Psoriasis ostracea
Psoriasis rupioides
:
:
:
:
:
:
:
:
milier.
Lesi dengan skuama tipis terletak
pada muara folikel rambut.
Lesi sebesar tetesan air.
Lesi sebesar uang logam.
Lesi sebesar daun.
Lesi melingka berbentuk seperti
cincin karena adanya involusi
dibagian tengahnya.
Lesi merupakan bercak solid yang
menetap.
Lesi berupa penebalan kulit yang
kasar dan tertutup lembaran-
lembaran skuama mirip kulit tiram.
Lesi berkrusta mirip rupia sifilitika.
Tipe-tipe psoriasis. Psoriasis terbagi atas:
Psoriasis vulgaris: bentuk ini ialah jenis yang paling umum karena itu disebut vulgaris,
dinamakan pula tipe plak karena lesi-lesinya berbentuk plak. Tempat predileksinya
seperti yang telah diterangkan di atas.
Psoriasis gutata: diameter kelainan biasanya tidak melebihi 1 cm. Timbulnya mendadak
dan mengenai seluruh badan, umumnya setelah infeksi di saluran napas bagian atas
sehabis influenza atau morbili (campak), terutama pada anak dan dewasa muda.
Gambar 3. Contoh psoriasis Gutata
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
16/53
Psoriasis putulosa: gejala awalnya ialah kulit yang nyeri disertai gejala umum berupa
demam, mudah capek, mual, dan nafsu makan menurun. Kelainan kulit psoriasis yang
telah ada makin merah. Setelah beberapa jam timbul agak bengkak dan bintil-bintil
bernanah pada bercak merah tersebut. Kelainan-kelainan semacam itu akan terus
muncul dan dapat menjadi eritroderma.
Psoriasis eritrodermis: dapat disebabkan oleh pengobatan topikal yang terlalu kuat atau
oleh penyakitnya sendiri yang meluas. Biasanya kelainan kulit yang khas untuk
psoriasis tidak tampak lagi karena terdapat kemerahan dan bersisik tebal yang
menyeluruh. Ada kalanya kelainan kulit psoriasis masih tampak samar-samar, yakni
lebih merah dan kulitnya lebih meninggi.
Psoriasis kuku: menyerang dan merusak kuku. Permukaan kuku tampak lekukan-
lekukan kecil. Jenis ini termasuk yang bandel, sehingga penderita sulit sembuh.
Psoriasis artritis: penyakit ini dapat pula disertai peradangan pada sendi, sehingga sendi
terasa nyeri, membengkak dan kaku, persis seperti gejala rematik. Pada tahap ini,
penderita harus segera ditolong agar sendi-sendinya tidak sampai keropos.
Berdasarkan lokalisasi lesi maka dikenal bentuk psoriasis atipik seperti:
1. Psoriasis digitalis atau interdigitalis.
2. Lesi verukosa terutama di tungkai bawah.
3. Lesi dengan distribusi seperti sarung tangan atau kaos kaki.
4. Psoriasis fleksural atau inversus bila lesi didapatkan di daerah fleksor atau lipatan-
lipatan tubuh misalnya lipat paha, aksila, lipatan di bawah payudara dan lainnya.
5. Psoriasis seboreik bila lesi didapatkan di daerah seboreik seperti kulit kepala, alis
mata, belakang telinga dan sebagainya.
D. Manifestasi Klinik
Lesi muncul sebagai bercak-bercak merah menonjol pada kulit yang ditutupi oleh
sisik berwarna perak. Bercak-bercak bersisik tersebut terbentuk karena penumpukan
kulit yang hidup dan mati akibat peningkatan kecepatan pertumbuhan serta pergantian
sel-sel kulit yang sangat besar. Jika sisik tersebut dikerok, maka terlihat dasar lesi yang
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
17/53
berwarna merah gelap dengan titik-titik perdarahan. Bercak-bercak ini tidak basah dan
bisa terasa gatal atau tidak gatal.
Psoriasis ditandai dengan hiperkeratosis dan penebalan epidermis kulit serta proses
radang, sehingga timbul skuamasi (pengelupasan) dan indurasi eritematosa (kulit
meradang dan kemerahan). Menyerang kulit, kuku, mukosa dan sendi, tetapi tidak pada
rambut. Pada umumnya tidak membehayakan jiwa, kecuali yang mengalami komplikasi,
namun penyakit ini sangat mengganggu kualitas hidup.
Kulit penderita psoriasis awalnya tampak seperti bintik merah yang makin melebar
dan ditumbuhi sisik lebar putih berlapis-lapis. Tumbuhnya tidak selalu diseluruh bagian
kulit tubuh kadang-kadang hanya timbul pada tempat-tempat tertentu saja, karena
pergiliran sel-sel kulit bagian lainnya berjalan normal. Psoriasis pada kulit kepala dapat
menyerupai ketombe, sedangkan pada lempeng kuku tampak lubang-lubang kecil
rapuh atau keruh.
Penyakit psoriasis dapat disertai dengan / tanpa rasa gatal. Kulit dapat membaik
seperti kulit normal lainnya setelah warna kemerahan, putih atau kehitaman bekas
psoriasis. Pada beberapa jenis psoriasis, komplikasi yang diakibatkan dapat menjadi
serius, seperti pada psoriasis artropi yaitu psoriasis yang menyerang sendi, psoriasis
bernanah (psoriasis postulosa) dan terakhir seluruh kulit akan menjadi merah disertai
badan menggigil (eritoderma).
Gejala dari psoriasis antara lain:
Mengeluh gatal ringan
Bercak-bercak eritema yang meninggi, skuama diatasnya.
Terdapat fenomena tetesan lilin
Menyebabkan kelainan kuku
E. Patofisiologi
Patogenesis terjadinya psoriasis, diperkirakan karena:
1. Terjadi peningkatan turnover epidermis atau kecepatan pembentukannya dimana
pada kulit normal memerlukan waktu 26-28 hari, pada psoriasis hanya 3-4 hari
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
18/53
sehingga gambaran klinik tampak adanya skuama dimana hiperkeratotik. Disamping itu
pematangan sel-sel epidermis tidak sempurna.
2. Adanya faktor keturunan ditandai dengan perjalanan penyakit yang kronik dimana
terdapat penyembuhan dan kekambuhan spontan serta predileksi lesinya pada tempat-
tempat tertentu.
3. Perubahan-perubahan biokimia yang terjadi pada psoriasis meliputi:
a. Peningkatan replikasi DNA.
b. Berubahnya kadar siklik nukleotida.
c. Kelainan prostaglandin dan prekursornya.
d. Berubahnya metabolisme karbohidrat.
Normalnya sel kulit akan matur pada 28-30 hari dan kemudian terlepas dari
permukaan kulit. Pada penderita psoriasis, sel kulit akan matur dan menuju permukaan
kulit pada 3-4 hari, sehingga akan menonjol dan menimbulkan bentukan peninggian
kumpulan plak berwarna kemerahan. Warna kemerahan tersebut berasal dari
peningkatan suplai darah untuk nutrisi bagi sel kulit yang bersangkutan. Bentukan
berwarna putih seperti tetesan lilin (atau sisik putih) merupakan campuran sel kulit yang
mati. Bila dilakukan kerokan pada permukaan psoriasis, maka akan timbul gejala
koebner phenomenon. Terdapat banyak tipe dari psoriasis, misalnya plaque, guttate,
pustular, inverse, dan erythrodermic psoriasis. Umumnya psoriasis akan timbul pada
kulit kepala, siku bagian luar, lutut, maupun daerah penekanan lainnya. Tetapi psoriasis
dapat pula berkembang di daerah lain, termasuk pada kuku, telapak tangan, genitalia,
wajah, dll.
Pemeriksaan histopatologi pada biopsi kulit penderita psoriasis menunjukkan
adanya penebalan epidermis dan stratum korneum dan pelebaran pembuluh-pembuluh
darah dermis bagian atas. Jumlah sel-sel basal yang bermitosis jelas meningkat. Sel-
sel yang membelah dengan cepat itu bergerak dengan cepat ke bagian permukaan
epidermis yang menebal. Proliferasi dan migrasi sel-sel epidermis yang cepat ini
menyebabkan epidermis menjadi tebal dan diliputi keratin yang tebal (sisik yang
berwarna seperti perak). Peningkatan kecepatan mitosis sel-sel epidermis ini agaknya
antara lain disebabkan oleh kadar nukleotida siklik yang abnormal, terutama adenosin
monofosfat (AMP) siklik dan guanosin monofosfat (GMP) sikli. Prostaglandin dan
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
19/53
poliamin juga abnormal pada penyakit ini. Peranan setiap kelainan tersebut dalam
mempengaruhi pembentukan plak psoriatik belum dapat dimengerti secara jelas.
F. Komplikasi
1. Psoriasis Pustulosa
Kadang-kadang diatas makula eritematosa pada psoriasis timbul pustula-pustula
kecil dengan ukuran 1-2 mm. keadaan ini dikenal dengan psoriasis postula.
Ada 2 bentuk psoriasis postula:
a. Psoriasis postulosa generalisata (bentuk Von Zumbusch).
Bentuk ini bersifat akut, merupakan bentuk sistemik dari psoriasis dengan ciri
eritematosa disertai demam dan gejala penyakit sistemik yang lain. Postula dapat
timbul diatas lesi psoriasis atau pada kulit sehat yang mengalami eritema sebelumnya.
Lesi ini menyebar dengan cepat dan timbulnya bergelombang. Postula yang timbul
tersusun berkelompok atau diskret.
Kuku menebal dan pecah-pecah karena adanya nanah. Mukosa mulut dan lidah
dapat mengalami kelainan. Kematian terjadi karena toksik atau infeksi.
b. Psoriasis postulosa lokalisata (bentuk Barber)
Bentuk ini bersifat kronik dan sangat resisten terhadap pengobatan. Biasanya
menyerang telapak tangan dan telapak kaki serta distribusinya simetris. Lesi berupa
postula diatas plak eritematosa, berskuama. Postula yang masih baru berwarna kuning,
kemudian berubah menjadi kuning kecoklatan dan bila postula mengering berwarna
coklat gelap. Akhirnya postula yang kering ini mengelupas. Kadang-kadang timbul rasa
gatal tetapi lebih sering timbul keluhan seperti rasa terbakar.
2. Psoriasis arthritis
Biasanya mengenai sendi-sendi interfalangeal distal dari jari tangan dan kaki. Pada
stadium akut, sendi yang terserang menjadi bengkak, keras dan sakit. Bila berlangsung
lama dapat menimbulkan kerusakan tulang dan synovial eusion, menyebabkan
pemendekan tulang dan hal ini mengakibatkan pergerakan sendi menjadi sulit, jari
memendek dan kaku dalam posisi fleksi. Secara rotgenologik tampak sendi yang atrofi
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
20/53
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
21/53
kulit kepala. Pasien juga diajarkan untuk menghilangkan sisik yang berlebihan dengan
menggosoknya memakai sikat lunak pada waktu amndi.
Anthralin adalah preparat (Anthra-Derm, Dritho-Crme, Lasan) yang berguna untuk
mengatasi plak psoriatik yang tebal yang resisten terhadap preparat kortikosteroid atau
preparat ter lainnya.
Kortikosteroid topikal dapat dioleskan untuk memberikan efek antiinflamasi.
Setelah obat ini dioleskan, bagian kulit yang diobati ditutup dengan kasa lembaran
plastik oklusif untuk menggalakkan penetrasi obat dan melunakkan plak yang bersisik.
Terapi intralesi
Penyuntikan triamsinolon asetonida intralesi (Aristocort, Kenalog-10, Trymex)
dapat dilakukan langsung kedalam berck-bercak psoriasis yang terlihat nyata atau yang
terisolasi dan resisten terhadap bentuk terapi lainnya. Kita harus hati-hati agar kulit
yang normal tidak disuntuik dengan obat ini.
Terapi sistemik
Metotreksat bekerja dengan cara menghambat sintesis DNA dalam sel epidermis
sehingga mengurangi waktu pergantian epidermis yang psoriatik. Walaupun begitu,
obat ini bisa sangat toksik, khususnya bagi hepar yang dapat mengalamim kerusakan
yang irreversible. Jadi, pemantauan melalui pemeriksaan laboratorium harus dilakukan
untuk memastikan bahwa sistem hepatik, hematopoitik dan renal pasien masih
berfungsi secara adekuat.
Pasien tidak boleh minum minuman alkohol selama menjalani pengobatan dengan
metotreksat karena preparat ini akan memperbesar kemungkinan kerusakn hepar.
Metotreksat bersifat teratogenik (menimbulkan cacat fisik janin) pada wanita hamil.
Hidroksiurea menghambat replikasi sel dengan mempengaruhi sintesis DNA.
Monitoring pasien dilakukan untuk memantau tanda-tanda dan gejal depresi sumsum
tulang.
Siklosporin A, suatu peptida siklik yang dipakai untuk mencegah rejeksi organ yang
dicangkokkan, menunjukkan beberapa keberhasilan dalam pengobatan kasus-kasus
psoriasis yang berat dan resisten terhadap terapi. Kendati demikian, penggunaannya
amat terbatas mengingat efek samping hipertensi dan nefroktoksisitas yang ditimbulkan
(Stiller, 1994).
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
22/53
Retinoid oral (derivat sintetik vitamin A dan metabolitnya, asam vitamin A) akan
memodulasi pertumbuhan serta diferensiasi jaringan epiterial, dan dengan demikian
pemakaian preparat ini memberikan harapan yang besar dalam pengobatan pasien
psoriasis yang berat.
Fotokemoterapi. Terapi psoriasis yang sangat mempengaruhi keadaan umum
pasien adalah psoralen dan sinar ultraviolet A (PUVA). Terapi PUVA meliputi
pemberian preparat fotosensitisasi (biasanya 8-metoksipsoralen) dalam dosis standar
yang kemudian diikuti dengan pajanan sinar ultraviolet gelombang panjang setelah
kadar obat dalam plasma mencapai puncaknya. Meskipun mekanisme kerjanya tidak
dimengerti sepenuhnya, namun diperkirakan ketika kulit yang sudah diobati dengan
psoralen itu terpajan sinar ultraviolet A, maka psoralen akan berkaitan dengan DNA dan
menurunkan proliferasi sel. PUVA bukan terapi tanpa bahaya; terapi ini disertai dengan
resiko jangka panjang terjadinya kanker kulit, katarak dan penuaan prematur kulit.
Terapi PUVA mensyaratkan agar psoralen diberikan peroral dan setelah 2 jam
kemudian diikuti oleh irradiasi sinar ultraviolet gelombang panjang denagn intensitas
tinggi. (sinar ultraviolet merupakan bagian dari spektrum elektromagnetik yang
mengandung panjang gelombang yang berkisar dari 180 hingga 400 nm).
Terapi sinar ultraviolet B (UVB) juga digunakan untuk mengatasi plak yang
menyeluruh. Terapi ini dikombinasikan dengan terapi topikal ter batubara (terapi
goeckerman). Efek sampingnya serupa dengan efek samping pada terapi PUVA.
Etretinate (Tergison) adalah obat yang relatif baru (1986). Ia adalah derivat dari
Vitamin A. Bisa diminum sendiri atau dikombinasi dengan sinar ultraviolet. Hal ini
dilakukan pada penderita yang sudah bandel dengan obat obat lainnya yang terdahulu.
Di antara pengobatan tersebut diatas, yang paling efektif untuk mengobati psoriasis
adalah dengan ultraviolet (fototerapi), karena dengan fototerapi penyakit psoriasis dapat
lebih cepat mengalami clearing atau almost clearing (keadaan dimana kelainan /
gejala psoriasis hilang atau hampir hilang). Keadaan ini disebut remisi. Masa remisi
fototerapi tersebut bisa bertahan lebih lama dibandingkan dengan pengobatan lainnya.
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
23/53
Pengobatan fotokemoterapi, yaitu dengan menggunakan kombinasi radiasi
ultraviolet dan oral psoralen (PUVA), namun kelemahannya adalah untuk jangka
panjang dapat menimbulkan kanker kulit.
Fototerapi UVB konvensional dengan menggunakan sinar UVB broadband dengan
panjang gelombang 290-320 nm. Terapi kurang praktis karana pasien harus masuk ke
dalam light box.
Fototerapi dengan alat Monochromatic
Excimer Light 308 nm (MEL 308 nm) merupakan bentuk fototerapi UVB yang paling
mutakhir dengan menggunakan sinar laser narrowband UVB dengan panjang
gelombang 308 nm. Dibandingkan dengan narrowband UVB, MEL 308 nm lebih cepat
dan lebih efektif dalam mengobati psoriasis yang resisten.
Gambar 3. Alat fototerapi
Beberapa tips untuk penderita psoriasis :
Jaga kulit agar tetap berminyak. Minyak, cream, dan petroleum jelly adalah moisturizer
yang baik. Gunakan pelembab bila udara terasa panas.
Penyinaran dengan sinar matahari akan menghilangkan psoriasis pada beberapa orang,
namun kulit terlebih dulu diolesi dengan minyak dan dilakukan lubrikasi.
Mandi dengan air panas akan mengurangi sisik yang timbul. Penggunaan moisturizer
segera setelah mandi akan berguna. Meminimalisasi kontak dengan sabun dan bahan
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
24/53
kimia. Gunakan sabun yang sangat lembut, sabun moisturizing, atau sabun yang bebas
pembersih.
Lindungi kulit dari cidera, sebab cidera dapat memperparah plaque yang timbul.
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
25/53
H. Pathway
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
26/53
Gangguanintegritas kulit
Pembentukan plakpsoriatik
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
27/53
Kadar
sikli
knukleotida
AMP
GMP
kecepatanmitosisselbasal
sintesiskeratin
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
28/53
Peningkatanreplikasi DNA
Berubahnyametabolismekarbohidrat
aliran darah ke sel
Lesi
Eritema
Faktor keturunan
Perjalanan penyakityang kronik
Lesi
Perubahan-perubahanbiokimia
Lanjutan
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
29/53
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
30/53
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
31/53
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
32/53
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
33/53
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
34/53
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
35/53
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
36/53
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
37/53
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
38/53
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
39/53
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
40/53
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
41/53
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
42/53
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
43/53
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
44/53
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
45/53
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
46/53
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
47/53
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
48/53
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
49/53
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
50/53
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Berfokus pada cara pasien menghadapi kondisi kulit yang psoriatik, penampakan
kulit normal dan penampakan lesi kulit. Manifestasi yang terlihat adalah papula
merah bersisik yang menyatu untuk membentuk plak berbentuk oval dengan batas
yang jelas. Sisik atau skuama yang berwarna putih perak juga terdapat. Daerah kulit
didekatnya akan memperlihatkan plak yang licin dan merah dengan permukaan yang
mengalami maserasi. Pemeriksaan harus dilakukan pada daerah-daerah, khususnya
yang cenderung untuk mengalami psoriasis, yaitu: siku, lutut, kulit kepala, celah
gluteus, jari-jari tangan dan kaki.
Perawat harus menilai dampak penyakit tersebut pada pasien dan strategi koping
ynag digunakan untuk melaksanakan aktifitas sehari-hari serta interaksi antara anggota
keluarga dan teman-teman. Banyak pasien perlu ditentramkan kekawatirannya dengan
penjelasan bahwa penyakitnya tidak menular, bukan mencerminkan higiene perorangan
yang buruk dan juga bukan kanker kulit .
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya lesi.
2. Gangguan body image berhubungan dengan adanya sisik pada kulit.
3. Kurang pengetahuan terhadap penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurang pemajanan, kesalahan interpretasi, kurang informasi.
C. Intervensi Keperatan
NO Diagnosa
Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
1. Gangguan integritas
kulit berhubungan
dengan adanya lesi.
Setelah dilakukan
tindakan asuhan
keperawatan selama
1X24 jam, diharapkan
Kaji atau catat ukuran, warna
keadaan luka / kondisi sekita
luka.
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
51/53
tidak terjadi gangguan
pada integritas kulit.
Dengan kriteria hasil:
Mempertahankan
integritas kulit.
Tidak ada lesi.
Lakukan kompres basah da
sejuk atau terapi rendaman.
Lakukan perawatan luka da
hygiene sesudah itu keringka
kulit dengan hati-hati dan tabu
bedak yang tidak iritatif.
Berikan prioritas untu
meningkatkan kenyamanan da
kehangatan pasien
Gosokkan krim pelembab ata
minyak secara lembut.
2. Gangguan body image
berhubungan dengan
adanya sisik pada kulit.
Setelah dilakukan
tindakan asuhan
keperawatan selama
1X24 jam, diharapkan
tidak terjadi gangguanbody image. Dengan
kriteria hasil:
Menyatakan penerimaan
situasi diri.
Bicara dengan
keluarga/orang terdekat
tentang situasi,
perubahan yang terjadi.
Berikan kesempatan pada klie
untuk mengungkapka
perasaan tentang perubaha
citra tubuh.
Nilai rasa keprihatinan da
ketakutan klien.
Bantu klien dalam
mengembangkan kemampua
untuk menilai diri dan mengena
serta mengatasi masalah.
Mendukung upaya klien untu
memperbaiki citra dir
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
52/53
mendorong sosialisasi denga
orang lain dan membantu klie
ke arah penerimaan diri.
3. Kurang pengetahuan
terhadap penyakit,
prognosis dan
kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan
kurang pemajanan,
kesalahan interpretasi,
kurang informasi.
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1x 24 jam di
harapkan pasien dapat
mengerti tentang
penyakit dan
pengobatan yang
berhubungan dengan
penyakitnya.
Dengan kriteria hasil :
pasien mengerti dan
paham tentang kondisi,
prognosis, dan
pengobatan.
pasien dapat mengertitentang tindakan
pengobatan dan terapi
melakukan perubahan
pola hidup tertentu dan
berpartisipasi dalam
program pengobatan.
Kaji ulang prognosis da
harapan yang akan datang.
diskusikan perawatan kul
contoh penggunaan pelemba
dan pelindung sinar matahari.
Dorong kesinambungan program
latihan dan jadwalkan period
istirahat.
Kaji ulang pengobatan, termasu
tujuan, dosis, rute, dan efe
samping yang diharapkadapat di laporkan.
Berikan nomor telepon untu
orang yang di hubungi.
DAFTAR PUSTAKA
-
8/13/2019 Psoriasis Final 123
53/53
Doengoes, E, Marilynn. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC: Jakarta.
Http/www.compas.com.
Http/www.dermatology.com.
Http/www.indomedia.com.
Http/www.medikaholistik.com.
Http/www.nuansamedia.com.
Http/www.psoriasis.or.id.
Http/www.republika.com.
Http/www.suarapembaruan.com.
Http/www.threeinone.cjb.net.
Price, Wilson. (1995). Patofisiologi, Edisi 4, EGC: Jakarta.
Smeltzer, Suzanne. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 3,
EGC: Jakarta.