PSMBA

4
I. Defenisi Perdarahan saluran cerna bagian atas adalah perdarahan yang terjadi dan berasal pada area proksimal saluran pencernaan bagian proximal dari LigamentumTreitz. Yang termasuk organ organ saluran cerna di proximal Ligamentum Trieitzadalah esofagus, lambung (gaster), duodenum dan sepertiga proximal dari jejunum.Kejadian perdarahan saluran cerna bagian atas merupakan yang paling sering terjadidan sering ditemukan dibandingkan dengan kejadian perdarahan saluran cerna bagian bawah. Lebih dari 50% kejadian perdarahan saluran cerna bagian atasdikarenakan ol eh penyakit erosif dan ulseratif dari gaster dan/atau duodenum. II. Epidemiologi Di negara barat insidensi perdarahan akut PSMBA mencapai 100 per 100.000 penduduk/tahun, laki-laki lebih banyak dari wanita.Insidensi ini meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Di Indonesia kejadian yang sebenarnya di populasi tidak diketahui. Berbeda dengan di negera barat dimana perdarahan karena tukak peptik menempati urutan terbanyak maka di Indonesia perdarahan karena ruptura varises gastroesofagei merupakan penyebab tersering yaitu sekitar 50-60%, gastritis erosiva hemoragika sekitar 25- 30%,tukak peptik sekitar 10-15% dan karena sebab lainnya < 5%.Kecenderungan saat ini menunjukkan bahwa perdarahan yang terjadi karena pemakaian jamu rematik menempati urutan terbanyak sebagai penyebab perdarahan PSMBA yang datang ke Rumah sakit. Mortalitas secara keseluruhan masih tinggi yaitu sekitar 25%, kematian pada penderita ruptur varises bisa mencapai 60% sedangkan kematian pada perdarahan non varises sekitar 9-12%. Sebahagian besar penderita perdarahan PSMBA meninggal bukan karena perdarahannya itu sendiri melainkan karena penyakit lain yang ada secara bersamaan seperti penyakit gagal ginjal, stroke, penyakit jantung, penyakit hati kronis, pneumonia dan sepsis. III. Etiologi Menurut literatur dalam Oxford Handbook of Clinical Medicine, 2010 , penyebab perdarahan saluran cerna bagian atas yang paling sering ditemukan adalah: 1.Ulkus peptikum.

description

psmba

Transcript of PSMBA

Page 1: PSMBA

I. Defenisi

Perdarahan saluran cerna bagian atas adalah perdarahan yang terjadi dan berasal pada area

proksimal saluran pencernaan bagian proximal dari LigamentumTreitz. Yang termasuk organ –

organ saluran cerna di proximal Ligamentum Trieitzadalah esofagus, lambung (gaster), duodenum dan sepertiga

proximal dari jejunum.Kejadian perdarahan saluran cerna bagian atas merupakan yang paling sering

terjadidan sering ditemukan dibandingkan dengan kejadian perdarahan saluran cerna

bagian bawah. Lebih dari 50% kejadian perdarahan saluran cerna bagian atasdikarenakan ol

eh penyakit erosif dan ulseratif dari gaster dan/atau duodenum.

II. Epidemiologi

Di negara barat insidensi perdarahan akut PSMBA mencapai 100 per 100.000

penduduk/tahun, laki-laki lebih banyak dari wanita.Insidensi ini meningkat sesuai dengan

bertambahnya usia. Di Indonesia kejadian yang sebenarnya di populasi tidak diketahui. Berbeda

dengan di negera barat dimana perdarahan karena tukak peptik menempati urutan terbanyak

maka di Indonesia perdarahan karena ruptura varises gastroesofagei merupakan penyebab

tersering yaitu sekitar 50-60%, gastritis erosiva hemoragika sekitar 25- 30%,tukak peptik sekitar

10-15% dan karena sebab lainnya < 5%.Kecenderungan saat ini menunjukkan bahwa perdarahan

yang terjadi karena pemakaian jamu rematik menempati urutan terbanyak sebagai penyebab

perdarahan PSMBA yang datang ke Rumah sakit. Mortalitas secara keseluruhan masih tinggi

yaitu sekitar 25%, kematian pada penderita ruptur varises bisa mencapai 60% sedangkan

kematian pada perdarahan non varises sekitar 9-12%. Sebahagian besar penderita perdarahan

PSMBA meninggal bukan karena perdarahannya itu sendiri melainkan karena penyakit lain yang

ada secara bersamaan seperti penyakit gagal ginjal, stroke, penyakit jantung, penyakit hati

kronis, pneumonia dan sepsis.

III. Etiologi

Menurut literatur dalam

Oxford Handbook of Clinical Medicine, 2010

, penyebab perdarahan saluran cerna bagian atas yang paling sering ditemukan adalah:

1.Ulkus peptikum.

Page 2: PSMBA

2.Sindrome Mallory-Weiss.

3.Varises esofagus.

4.Erosi Gastritis

5. Penggunaan Obat NSAID, Steroid, Anti trombolitik dan Antikoagulan.

6.Esofagitis.

7.Duodenitis.

8.Keganasan.

9.Idiopatik.

D an p en yeb ab t im bu ln ya p e r d a rah an sa l u r an ce rn a b ag i an a t as yan g j a r an g

ditemukan adalah:

1.Kelainan perdarahan.

2.Hipertensi portal gastropati.

3.Fistula aorto-enterikus.

IV. Patofisiologi

Pada gagal hepar seperti sirosis hepatis kronis, kematian sel dalam hepar mengakibatkan

peningkatan tekanan vena portta. Sebagai akibat terbentuknya saluran kolateral dalam

submukosa esophagus dan rectum serta dinding abdomen anterior untuk mengalihkan darah

dari sirkulasi splenik menjauhi hepar. Dengan meningkatnya tekanan dalam vena ini, maka

vena tersebut menjadi mengembang dan membesar (dilatasi) oleh darah dan timbul varises.

Varises bila pecah, mengakibatkan perdarahan gastrointestinal masif. Selanjutnya dapat

mengakibatkan kehilangan darah tiba – tiba, penurunan arus balik vena ke jantung dan

penurunan curah jantung. Jika perdarahan menjadi berlebihan, maka akan mengakibtakan

penuurun perfusi jaringan.

Dalam merespon terhadap penurunan curah jantung, tubuh melakukan mekanisme kompensasi

untuk mencoba memperthankan perfusi. Mekanisme ini merangsang tanda – tanda dan gejala

utama yang terlihat. Jika volume darah tidak digantikan, penurunan perfusi jaringan

mengakibatkan disfungsi seluler. Sel – sel akan berubah menjadi metabolism anaerob dan

terbentuk asam laktat. Penurunan aliran darah akan mengakibatkan /memberi efek pada seluruh

sistem tubuh dan tanpa suplai oksigen yang mencukupi sistem tersebut.

Page 3: PSMBA

V. Gejala Klinis

Hematemesis atau muntah darah segar dan atau disertai hematin atau hitam yang

kemudian dilanjutkan dengan timbulnya melena. Hal ini terutama pada kasus dengan

sumber perdarahan di oesofagus dan gaster. Dan sumber perdarahan di duodenum

relative lebih sering bermanifestasi dalam bentuk melena atau tidak jarang dalam

bentuk hematoskezia. Hal ini banyak dipengaruhi dalam junlah darah yang keluar

persatuan waktu dan fungsi pylorus. Terkumpulnya darah dalam volume banyak dalam

waktu singkat akan menimbulkan reflex muntah sebelum komponen darah tercampur

dengan asam lambung (sehingga muntah darah segar). Hal ini berbeda dengan

perdarahan yang memberikan kesempatan darah yang terpapar lengkap dengan asam

lambung sehingga membentuk hematin hitam. Perdarahan yang masif, terutama yang

berasal dari duodenum, kadang tidak terpapar asam lambung dan keluar peranum dalam

bentuk darah segar atau hematoskezia atau merah hati. Berat ringannya perdarahan

dapat dinilai dari manifestasi klinis yang ada drajat turunnya kadar hemoglobin, serta

yang paling penting adalah adanya gangguan hemodinamik.

Kesimpulan

Penyebab perdarahan PSMBA dapat digolongkan menjadi dua kelompok, perdarahan

varises dan perdarahan non varises. Pengelolaan perdarahan saluran makanan secara praktis

meliputi evaluasi status hemodinamik, stabilasasi hemodinamik, melanjutkan anamnesis,

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lain yang dibutuhkan. Untuk memastikan perdarahan

saluran makanan bagian atas atau bawah, mengekkan diagnosis pasti penyebab perdarahan

terapi spesifik.

Prioritas utama dalam menghadapi kasus perdarahan PSMBA adalah menentukan status

hemodinamik dan upaya resusitasi sebelum menggakkan diagnosis atau terapi lainnya.

Pemeriksaan endoskopi PSMBA merupakan cara terpilih untuk menegakkan diagnosis

penyebab perdarahan dan sekaligus berguna untuk menentukan hemostatis. Pada perdarahan

tukak lambung dapat dilakukan antara lain dengan penyuntikan adrenalin 1 : 10.000,

Page 4: PSMBA

sedangkan pada perdarahan varises oesofagus dengan ligasi atau sklero terapi. Manfaat terapi

medik tergantung macam kelainan yang menjadi penyebab perdarahan. Somatostatin dapat

digunakan untuk menghentikan perdarahan PSMBA terutama pada perdarahan varises. Pada

perdarahan karena tukak peptik pemberian PPI intravena dosis tinggi bermanfaat untuk

mencegah perdarahan ulang.

Tinjauan Pustaka

1. Ilmu ajar penyakit dalam

2. Refarat Perdarahan saluran makan bagian atas eprints.undip.ac.id/31168/3/Bab_2.pd

3. Kegawat daruratan Gastroenterohepatologi