psikology

19
TUGAS TERSTRUKUR KONSEP DASAR KEPERAWATAN “MEKANISME NEURAL DARI PIKIRAN DAN PERILAKU” Penyusun : 1. Tri Hike (P1337420114042) 2. Diah Retnani (P1337420114061) 3. Novia Mafrukhah (P1337420114069) 4. Wadyatma H (P1337420114067) 5. Diyah Novita sari (P1337420114071) 6. Krisna Ardiningsih (P1337420114072)

description

neurobiologi pikiran

Transcript of psikology

TUGAS TERSTRUKURKONSEP DASAR KEPERAWATANMEKANISME NEURAL DARI PIKIRAN DAN PERILAKU

Penyusun :1. Tri Hike (P1337420114042)2. Diah Retnani(P1337420114061)3. Novia Mafrukhah(P1337420114069)4. Wadyatma H(P1337420114067)5. Diyah Novita sari (P1337420114071)6. Krisna Ardiningsih (P1337420114072)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat, taufik, hidayah, serta inayahNya lah,makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi, di tahun ajaran 2014/2015 dengan judul Mekanisme Neural Dari Pikiran dan PerilakuDalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberi tambahan pengetahuan tentang psikologi. Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas.

Semarang, 8 September 2014

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakangPada umumnya, perilaku dapat ditinjau secara sosial, yaitu pegaruh hubungan antara organisme dengan lingkungannya terhadap perilaku; intrapsikis, yaitu proses-proses dan dinamika mental/psikologis yang mendasari perilaku; serta biologis, yaitu proses-proses dan dinamika yang syaraf-faali (neural-fisiologis) yang ada di balik suatu perilaku. Ketika tinjauan ini sama pentingnya dan mendapat perhatian yang sama besarnya.Sistem syaraf kita terbagi menjadi dua, yaitu sistem syaraf pusat, yang terdiri dari sel-sel syaraf di otak dan sumsum tulang belakang; serta sistem syaraf tepi (perifer) yang terdapat dalam semua organ lain dalam tubuh manusia. Sistem syaraf pusat berfungsi mengkoordinasi perilaku. Periaku yang kompleks dikoordinasi oleh otak dan yang sederhana (seperti refleks) oleh sumsum tulang belakang.Jaringan otak terdiri atas berjuta-juta sel otak yang disebut neuron. Sel ini terdiri atas badan sel, ujung akson dan dendrit. Antara ujung sel neuron satu dengan yang lain terdapat celah yang disebut celah sinaptik atau sinapsis. Satu neuron menerima berbagai macam informasi yang datang, mengolah atau mengintegrasikan informasi tersebut, lalu mengeluarkan responsnya yang dibawa suatu senyawa neurokimiawi yang disebut neurotransmiter.Perilaku dapat terjadi sebagai akibat stimulus dari luar. Reseptor diperlukan untuk mendeteksi stimulus, saraf diperlukan untuk mengkoordinasikan respon dan efektoruntuk melaksanakan aksi.Perilaku dapat pula terjadi sebagai stimulus dari dalam. Stimulus dari dalam, misalnyarasa lapar, memberikan motivasi akan aksi yang akan diambil bila makanan benar-benarterlihat atau tercium.Umumnya perilaku suatu organisme merupakan akibat gabungan stimulus dari dalam dan dari luar.Kemajuan dalam pengetahuan mengenai sistem syaraf menunjukkan bahwa otak memiliki kemampuan untuk membentuk neuron-neuron baru sepanjang waktu, memperbaharui dan meng-organisasi ulang struktur syaraf di otak kita, sepanjang kita hidup (plasticity, Antonio Damasio).Otak memiliki sel syaraf atau dari seluruh sel syaraf yang ada pada tubuh kita. Lapisan teratas dari otak kita ini merupakan kumpulan berjuta-juta syaraf yang disebut cortex. Inilah pusat pengelolaan segala hal kita pikiran, rasakan dan lakukan. Berbagai penelitian menunjukan bahwa kesadaran tidak diatur di cortex melainkan dalam Diencephalon (otak tengah). Di bagian otak ini terdapat kumpulan sel syaraf yang berbentuk bulat telur dan disebut Thalamus.

B. TujuanAdapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah menengetahui beberapa hal :1. Menjelaskan pengertian perilaku2. Mengetahui dasar-dasar organis/biologis dari terjadinya perilakua. Membedakan fungsi sistem syaraf pusat dan sistem syaraf tepi ( perifer)b. Menguraikan secara singkat fungsi syaraf otonom, khususnya yang berhubungan dengan emosi.c. Menguraikan sistem syaraf endokrin dalam perilaku manusia

BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian PerilakuPerilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup : berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal aktivity) seperti berfikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat. (Notoatmodjo, S. 2003).Skinner (1938) seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skiner ini disebut teori "SO-R" atau Stimulus- Organisme-Respon. Skiner membedakan adanya dua respons.1. Respondent respons atau reflexiveRespondent respons atau reflexive yakni respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut eliciting stimulation karena menimbulkan respons-respons yang relative tetap. Misalnya : makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya. Respondent respons ini juga mencakup perilaku emosional, misalnya mendengar berita musibah menjadi sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan mengadakan pesta, dan sebagainya.2. Operant respons atau instrument responsOperant respons atau instrument responsyakni respons yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforce, karena memperkuat respons. Misalnya apabila seseorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respon terhadap uraian tugasnya atau job skripsi) kemudian memperoleh penghargaan dari atasnya (stimulus barn), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.

B. Dasar organis/biologis dari terjadinya perilakua. Sistem syaraf Sistem syaraf kita terbagi menjadi dua, yaitu sistem syaraf pusat, yang terdiri dari sel-sel syaraf di otak dan sumsum tulang belakang; serta sistem syaraf tepi atau peifer yang terdapat dalam semua organ lain dalam tubuh manusia.Sistem syaraf pusat berfungsi mengkoodinasikan perilaku. Perilaku yang kompleks dikoordinasi oleh otak dan yang sederhana (seperti refleks) oleh sumsum tulang belakang. Sistem syaraf tepi tidak memiliki fungsi koordinasi. Tugas utamanya adalah menyalurkan rangsang-rangsang yang diterima baik dari dalam maupun dari luar tubuh ke sistem syaraf pusat. Sel-sel syaraf yang menghantar implus-implus dari sistem syaraf tepi ke sistem syaraf pusat disebut afferent;dan yang menghantar implus-implus dari sistem syaraf pusat ke sistem syaraf tepi disebut efferent.b. Sumsum tulang belakang dan sistem syaraf otonomSumsum tulang belakang atau Medulla spinalis merupakan penghubung antara otak dengan semua bagian tubuh. Disini juga disalurkan implus-implus ke maupun dari otak lewat jalur sensoris dan motoris. Selain itu,sumsum tulang belakang mengkoordinasi refleks, yaitu suatu perilaku untuk mempertahankan diri yang terjadi jauh lebih cepat daripada gerak sadar. Untuk tugas ini, ia dibekali dengan organ-organ sensorik, yaitu indera dan serabut syaraf sensorik yang menghantar implus-implus inderawi di mesula spinalis.Fungsi sebagai pengatur (regulator), penyelaras(adjustor) dan koordinator aktivitas viseral yang amat vital, seperti: pencernaan, tekanan darah, ritme pernafasan dan banayk gejala perilaku emosional lainnya.Fungsi utama syaraf simpatik adalah merangsang aktivitas organ-organ viseral dalam situasi emosional.Sedang syaraf parasimpatetik adalah pengatur kerja normal organ-organ tersebut, terutama dalam keadaan santai.Banyak ganguan psikosomatis disebabkan kurang seimbangnya koordinasi antara tugas kedua susunan syaraf tersebut.

c. Sistem Endokrin Selin sistem syarat pusat,tubuh kita memiliki sistem lain yang berfungsi membantu sistem syaraf pusat sekaligus dapat mempengaruhi tingkah laku.Inilah sistem endokrin,yang terdiri dari rangkaian kelenjar (glandula) yang dapat mengeluarkan cairan kimiawi tertentu langsung ke dalam darah.Banyak sedikitnya cairan kimia ini,di sebut hormon,sangat menemukan fungsi tubuh manusia dan akhirnya menetukan parilaku.Kelenjar kelenjar itu dapat di sebutkan beberapa di antaranya yang terpenting Kelenjar gondok (tyroid) :mengeluarkan hormo tiroksin yang membantu mengatur metabolisme tubuh Kelenjar pituitari :mengeluarkan hormon pituary yang bekerja sama dengan hipotalamus ikut mengatur berbagai reaksi emosional Kelenjar adrenal : menghasilkan hormon adrenalin yang di keluarkan atas pengaruh hormon pituitary pada seseorang yang sedang stress Kelenjar kelamin (gonad) : yang menghasilakan hormon yang menghasilkan perilaku seksual Kelenjar pancreas : menghasilkan insulin yang mengatur kadar gula dalam darah

C.Hubungan antara Otak dan PikiranBerbicara tentang hubungan antara otak dan pikiran, para tokoh dan ahli terbagi dalam dua pandangan teori, yaitupaham dualismedanpaham monisme.a. Paham Dualisme Otak dan PikiranDalam Biopsikologi, ada seorang tokoh bernama Descartes. Meskipun bukan yang pertama mengungkapkan, namun Descartes adalah tokoh dari Paham Dualisme. Dualisme merupakan sebuah paham yang menyatakan bahwa sesuai pendapat awam, pikiran tubuh dan pikiran otak adalah substansi yang berbeda. Pikiran adalah substansi mental dan otak adalah substansi fisik, satu sama lain tidak saling mempengaruhi. Asumsi Descartes terhadap Paham Dualisme adalah bahwa pikiran dan otak bersinggungan pada Kelenjar Pineal. Kelenjar Pineal merupakan sebuah organ tunggal terkecil di dalam otak yang ia temukan saat itu.Namun Paham yang dianut oleh Descartes tidak sepenuhnya disetujui oleh para ilmuwan. Bahkan terjadi penolakan terhadap Dualisme dari kalangan ilmuwan dan filsuf. Penolakan tersebut terjadi karena adanya pertentangan antara Dualisme dan pengamatan konsisten para ahli fisika terhadap energi serta materi yang terdokumentasi dengan baik (hukum kekekalan materi dan energi).b. Paham Monisme Otak dan PikiranDari pertentangan dan penolakan terhadap Paham Dualisme tersebut muncullah paham yang melawan Dualisme, yakni Paham Monisme. Berbalik dengan Dualisme, Paham Monisme menganggap bahwa jagad raya hanya terdiri dari satu substansi saja. Paham Monisme itu sendiri dibagi menjadi beberapa kategori. Yang pertama adalah Materialisme. Kategori ini mengandung penjelasan bahwa segala yang ada di jagad raya adalah materi atau fisik. Kategori yang kedua adalah Mentalisme. Mentalisme berarti bahwa sesungguhnya hanyalah pikiran saja yang ada. Dan pembagian yang terakhir adalah Posisi Identitas. Posisi Identitas menjelaskan bahwa proses yang berkaitan dengan mental itu sama dengan proses yang berkaitan dengan proses otak tertentu. Selain itu, ada pula pendapat ahli yang menyatakan bahwa jenis-jenis hewan selain manusia juga memiliki kesadaran, karena perilaku mereka sangat kompleks dan teradaptasi (Griffin, 2001). Adapula teori yang menyatakan bahwa kesadaran mungkin bukanlah sebuah konsep ilmiah yang berguna (Wynne, 2004)c. Paham SolipsismeSelain Paham Dualisme dan Paham Monisme yang telah disebutkan di atas, adapula sebuah paham yag disebut dengan Paham Solipsisme. Paham ini menganggap bahwa orang lain adalah robot atau karakter dari dalam mimpi. D.Hubungan antara Otak, Pikiran dan KesadaranDavid Chalmes (1995) menganjurkan bahwa sebaiknya di dalam diskusi mengenai kesadaran terlebih dahulu dibedakan antara permasalahan mudah dan permasalahn sulit. Permasalahan mudah merupakan model pertanyaan yang jawabannya berhubungan dengan fenomena yang kita sebut kesadaran. Sedangkan permasalahan sulit adalah model pertanyaan yang jawabannya justru mencari alasan mengapa dan bagaimana aktivitas otak berkaitan dengan kesadaran.Untuk dapat memperoleh penjelasan mengapa aktivitas otak dikaitkan dengan kesadaran, kemungkinan yang dapat kita lakukan adalah mencari aktivitas otak yang dibutuhkan untuk mempertahankan kesadaran. Atau pada akhirnya justru kita bahkan tidak dapat menjelaskannya sama sekali.Namun pada dasarnya, kesadaran bukanlah sebuah pertanyaan yang dapat dijawab dengan ya dan tidak. Kesadaran mungkin telah berkembang secara bertahap dalam suatu individu (Edelman, 2001). /DzE.Cara Kerja Otak dalam Membentuk Perilaku Manusia

Kemajuan dalam pengetahuan mengenai sistem syaraf menunjukkan bahwa otak memiliki kemampuan untuk membentuk neuron2 baru sepanjang waktu, memperbaharui dan meng-organisasi ulang struktur syaraf di otak kita, sepanjang kita hidup (plasticity, Antonio Damasio).

Secara sederhana pembentukan susunan neuron2 baru ini bisa dikelompokkan menjadi 3 kelompok dasar:(I) Memperkuat perilaku yang sebelumnya sudah dibentuk.(II) Mengembangkan atau memodifikasi perilaku yang sudah dibentuk.(III) Mengakomodasi perilaku baru yang sebelumnya, belum pernah dibentuk (dipelajari).

Ketika sebuah perilaku yang sudah terbentuk (sudah dipelajari) dilakukan untuk kedua kalinya, maka otak akan mengirimkan sinyal (elektrik & kimiawi), yang kemudian akan memperkuat jalur neuron (sehubungan dengan perilaku tsb) yang sudah terbentuk sebelumnya. Semakin sering perilaku tersebut diulang, maka struktur neuron yang berkenaan perilaku tersebut akan semakin tebal dan kuat.

Semakin struktur itu menjadi kuat, semakin besar kemungkinan, orang tersebut akan melakukan hal yang sama (bereaksi dgn cara yg sama) yang pada akhirnya membuat struktur itu menjadi lebih kuat lagi. Demikian seterusnya, hingga sebuah kebiasaan pun akhirnya terbentuk.Dan sampai pada titik ini, sesuatu yang menarik terjadi. Yang tadinya merupakan satu proses pembelajaran secara sadar, ketika sudah sampai pada tingkat tertentu, maka semakin lama semakin sedikit kesadaran yang diperlukan, untuk memicu perilaku tersebut. Otak akan menggesernya ke alam bawah sadar, di mana perilaku tersebut akan bekerja dengan sendirinya, tanpa memerlukan pikiran sadar untuk memicu perilaku itu.

BAB III

KESIMPULAN Otak yang merupakan organ yang mengatur seluruh mekanisme tubuh ini, Marilahselalu kita jaga , mengasahnya dengan belajar dan mengamalkannya.Mengembangkan dengan hati, dan rasio. Otak adalah perangkat organ yang tidakdapat dibandingkan dengan komputer manapun didunia ini.Emosi dan prilaku diatur oleh mekanisme hormonal dan transmiter yang ada diotak,menghadapi stress dengan sikap dan pikiran yang positif.

.

Daftar Pustakahttp://forum.kompas.com/sains/237975-cara-kerja-otak-dalam-membentuk-perilaku-manusia.html

http://uda.ac.id/jurnal/files/Jurnal%209%20-%20Rosita%20Saragih1.pdf