PSIKOLOGI UMUM

36
INTELEGENSI, PERASAAN, DAN EMOSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Umum Dosen Pengampu : Drs. USADA, M.Pd. Disusun oleh : Arie Nur Pratiwi (K7112030) Ariesta Wijayanto (K7112031) Arif Gunawan (K7112032) Arista Mariana Dewi (K7112033) Arnika Andriani (K7112034) PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

description

Tugas Mata Kuliah Psikologi UmumFKIP PGSD UNS SurakartaIntelegensi, Perasaan, dan Emosi

Transcript of PSIKOLOGI UMUM

Page 1: PSIKOLOGI UMUM

INTELEGENSI, PERASAAN, DAN EMOSI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Umum

Dosen Pengampu :

Drs. USADA, M.Pd.

Disusun oleh :

Arie Nur Pratiwi (K7112030)

Ariesta Wijayanto (K7112031)

Arif Gunawan (K7112032)

Arista Mariana Dewi (K7112033)

Arnika Andriani (K7112034)

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2012

KATA PENGANTAR

Page 2: PSIKOLOGI UMUM

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

senantiasa mencurahkan rahmat-Nya. Akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas

mata kuliah Psikologi Umum yang membahas tentang “Intelegensi, perasaan dan

emosi” ini dengan baik.

Harapan dari penyusun makalah ini semoga dapat meningkatkan

pengetahuan umum dan wawasan pembacanya selain itu juga dapat mendorong

dalam pendidikan yang ada di sekolah.

Saya selaku penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya bahwa dalam

penyusunan makalah ini belum sempurna atau belum seperti yang diharapkan.

Oleh karena itu saya selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari

rekan-rekan dan dosen pembimbing serta dari pihak lain, demi kesempurnaan

karya berikutnya.

Surakarta, 10 November 2012

Penyusun.

DAFTAR ISI

Page 3: PSIKOLOGI UMUM

Halaman Judul.................................................................................................. i

Kata Pengantar.................................................................................................. ii

Daftar Isi........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah........................................................................... 1

C. Tujuan Makalah.............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Intelegensi ...................................................................................... 2

B. Perasaan ......................................................................................... 10

C. Emosi ............................................................................................. 15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................... 19

B. Saran............................................................................................... 19

Daftar Pustaka................................................................................................... 20

Page 4: PSIKOLOGI UMUM

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Intelegensi merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. intelegensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.

Perasaan dan emosi pada umumnya disifatkan sebagai keadaan (state) yang ada pada inividu atau organisme pada sesuatu waktu. Misal seseorang merasa sedih, senang, takut, marah ataupun gejala-gejala yang lain setelah melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu.

Dengan kata lain perasaan dan emosi disifatkan sebagai satu keadaan kejiwaan pada organisme atau individu sebagai akibat adanya peristiwa atau persepsi yang dialami oleh organisme.

Oleh karena itu, dalam makalah ini kami mencaba mengkaji ketiga hal tesebut, agar sabagai seorang calon pendidik, kita mampu mengetahui intelegensi seseorang dan mampu mengetahui keadaan perasaan dan emosi seseorang, supaya dalam kegiatan pendidikan dapat berjalan dengan baik.

B. Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud dengan itelegensi yang terdapat dalam diri seseorang?2) Apa yang dimaksud dengan perasaan yang terdapat dalam diri seseorang?3) Apa yang dimaksud dengan emosi yang terdapat dalam diri seseorang?

C. Tujuan

1) Dapat mengkaji pengertian intelegensi dalam diri seseorang.2) Dapat mengetahui pengertian perasaan yang terdapat dalam diri seseorang.3) Dapat mengetahui pengertian emosi yang terdapat dalam diri seseorang.

Page 5: PSIKOLOGI UMUM

BAB II

PEMBAHASAN

A. Intelegensi

1. Pengertian Intelegensi

Intelegensi berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” yang juga berasal

dari bahasa Latin yaitu “Intellectus” dan “Intelligentia”. Teori tentang

intelegensi pertama kali dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones

Pol pada tahun 1951. Spearman dan Wynn mengemukakan adanya

konsep lama mengenai suatu kekuatan (power) yang dapat melengkapi

akal pikiran manusia tunggal pengetahuan sejati. Kekuatan tersebut

dalam bahasa Yunani disebut dengan “Nous”, sedangkan penggunaan

kekuatannya disebut “Noeseis”.

Menurut Para ahli

a. William Stern (1953)

Intelegensi adalah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru

dengan menggunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya.

b. Thorndike (lih. Skinner, 1959)

Sebagai seorang tokoh koneksionisme mengemukakan pendapatnya

bahwa orang dianggap intelegen apabila responnya merupakan

respon yang baik atau sesuai terhadap stimulus yang diterimanya.

c. Lewis Hedison Terman

Intelegensi sebagai kemampuan untuk berfikir secara abstrak dengan

baik (lih. Hariman, 1958)

d. Freeman (1959) memandang intelegensi sebagai

1) Kemampuan untuk menyatukan pengalaman-pengalaman,

2) Kemampuan untuk belajar dengan lebih baik,

3) Kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sulit dengan

memperhatikan aspek psikologis dan intelektual, dan

4) Kemampuan untuk berpikir abstrak

Page 6: PSIKOLOGI UMUM

e. Morgan, dkk (1981) ada dua pendekatan yang pokok dalam

memberikan definisi mengenai intelegensi itu, yaitu (1) Pendekatan

yang melihat faktor-faktor yang membentuk intelegensia itu, sering

disebut sebagai pendekatan factor atau teori factor, dan (2)

pendekatan yang melihat sifat proses intelektual itu sendiri, yang

sering dipandang sebagai teori orientasi-proses (proses-oriented

theories)

Dari definisi-definisi yang disajikan di atas, kita menarik beberapa

kesimpulan yang akan menjelaskan ciri-ciri intelegensi:

a. Intelegensi merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan

proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, intelegensi tidak dapat

diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai

tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir

rasional itu.

b. Intelegensi tercermin dari tindakan yang terarah (lihat no. 1) pada

penyesuaian diri terhadap lingkungan dan pemecahan masalah yang

timbul dari padanya.

Menurut arah dan hasilnya, intelegensi ada dua macam, yaitu:

a. Intelegensi praktis. Ialah intelegensi untuk dapat mengatasi suatu

situasi yang sulit dalam sesuatu kerja, yang berlangsung secara cepat

dan tepat.

b. Intelegensi teoritis. Ialah intelegensi untuk dapat mendapatkan suatu

fikiran penyelesaian soal atau masalah dengan cepat dan tepat.

2. Teori-Teori Faktor

a. Thorndike dengan Teori Multi-Faktor

Teori ini menyatakan bahwa intelegensi itu tersusun dari beberapa

faktor yang terdiri dari elemen-elemen, tiap elemen terdiri dari atom-

atom, dan tiap atom itu terdiri dari stimulus-respon. Jadi, suatu

Page 7: PSIKOLOGI UMUM

aktivitas adalah merupakan kumpulan dari atom-atom aktivitas yang

berkombinasi satu dengan yang lainnya.

b. Spearman

Menurut Spearman intelegensi mengandung 2 macam faktor, yaitu

1) General ability atau general faktor (faktor G)

Faktor ini terdapat pada semua individu, tetapi berbeda satu

dengan yang lainnya. Faktor ini selalu didapati dalam semua

“performance”.

2) Special ability atau special faktor (faktor S)

Faktor ini merupakan faktor yang khusus mengenai bidang

tertentu.

Dengan demikian, maka jumlah faktor ini banyak, misalnya ada S1,

S2, S3, dan sebagainya sehingga kalau pada seseorang faktor S

dalambidang tertentu dominan, maka orang itu akan menonjol dalam

bidang tersebut.

Menurut Spearman tiap-tiap “performance” adanya faktor G dan

faktor S, atau dapat dirumuskan

c. Burt

Menurut Burt dalam intelegensi terdapat 3 faktor

1) Special ability atau special faktor (faktor S)

2) General ability atau general faktor (faktor G)

3) Common ability atau common faktor disebut juga group factor

(faktor C)

Faktor ini merupakan sesuatu kelompok kemampuan tertentu seperti

kemampuan kelompok dalam bidang bahasa. Sehingga rumus

“performance” menjadi

P = S +G

P = S + G + C

Page 8: PSIKOLOGI UMUM

d. Thurstone

Thurnstone mempunyai pandangan tersendiri. Dia berpendapat

bahwa dalam intelegensi terdapat faktor-faktor primer yang

merupakan “:group factor” yaitu.

1) Spatial relation (S)

Kemampuan untuk melihat gambar tiga dimensi

2) Perceptual speed (P)

Kecepatan dan ketepatan dalam mempertimbangkan kesamaan

dan perbedaan atau dalam merespon detil-detil visual.

3) Verbal comprehension (V)

Kemampuan memahami bacaan, kosakata, analogi verbal, dan

sebagainya.

4) Word fluency (W)

Kecepatan dalam menghubug-hubngkan kata dengan berbagai

rima dan intonasi.

5) Number facility (N)

Kecepatan ketepatan dalam perhitungan

6) Associative memory (M)

Kemampuan menggunakan memori untuk menghubungkan

berbagi assosiasi.

7) Induction (I)

Kemampuan untuk menarik suatu kesimpulan suatu prinsip atau

tugas.

Menurutnya faktor-faktor tesebut berkombinasi sehingga

menghasilkan tindakan atau perbuatan yang intelegen.

e. Teori Guliford (Morgan, dkk, 1984)

1) Dimensi yang pertama adalah isi (content), terurai dalam empat

bentuk, yaitu figur (figural), simbol (symbolic), semantik

(semantic), dan perilaku (behavior).

Page 9: PSIKOLOGI UMUM

2) Dimensi kedua adalah operasi (operation), terurai dalam lima

proses, yaitu kognisi (cognition), ingatan (memory), produksi

konvergen (convergent production), produksi divergen

(divergent production), dan evaluasi (evaluation).

3) Dimensi ketiga adalah produk (product), terurai dalam enam

jenis, yaitu satuan (unit), kelas (class), relasi (relation), sistem

(system), transformasi (transformation), dan implikasi

(implication).

Dengan demikian, seluruh dimensi akan berjumlah 120

(4x5x6) macam kombinasi yang merupakan faktor-faktor

kemampuan yang berlainan dan dihipotesiskan sebagai sumber

terbentuknya kemampuan-kemampuan mental yang berbeda pula

macamnya.

Dari 120 macam kemampuan tersebut, sekitar tiga

perempatnya telah dibuktikan keberadaannya secara empiris,

sedangkan sisanya masih dalam proses penelitian

3. Teori Orientasi Proses (Process-Oriented Theories)

Teori ini mendasarkan atas orientasi bagaimana proses intelektual

dalam pemecahan masalah. Para ahli lebih cenderung bicara mengenai

proses kognitif (cognitive processes) daripada intelegensi, tetapi dengan

maksud tentang hal yang sama (Morgan, dkk., 1984).

Teori proses informasi mengenai intelegensi (information-

processing theories) mengemukakan bahwa intelegensi akan diukur dari

fungsi-fungsi seperti proses sensorik, koding, ingatan, dan kemampuan

mental yang lain termasuk belajar dan menimbulkan kembali

(remembering).

4. Jenis-Jenis Tes Intelegensi

Berdasarkan penataannya ada beberapa jenis tes intelegensi, yaitu :

Page 10: PSIKOLOGI UMUM

a. Tes Intelegensi individual, beberapa di antaranya:

a) Stanford - Binet Intelegence Scale.

b) Wechster - Bellevue Intelegence Scale (WBIS)

c) Wechster - Intelegence Scale For Children (WISC)

d) Wechster - Ault Intelegence Scale (WAIS)

e) Wechster Preschool and Prymary Scale of Intelegence (WPPSI)

b. Tes Intelegensi kelompok, beberapa di antaranya:

a) Pintner Cunningham Prymary Test

b) The California Test of Mental Makurity

c) The Henmon - Nelson Test Mental Ability

d) Otis - Lennon Mental Ability Test

e) Progassive Matrices

c. Tes Intellegensi dengan tindakan perbuatan

Untuk tujuan program layanan bimbingan di sekolah yang akan

dibahas adalah tes intelegensi kelompok berupa :

a) The California Test of Mental Maturity (CTMM)

b) The Henmon - Nelson Test Mental Ability

c) Otis - Lennon Mental Ability Test, and

d) Progassive Matrices. (22)

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intelegensi

Seperti yang telah kita ketahui bahwa setiap individu memiliki tingkat

intelegensi yang berbeda, dengan adanya perbedaan tersebut dapat

diketahui bahwa intelegensi dipengaruhi oleh faktor-faktor sebgai

berikut.

a. Pengaruh faktor bawaan

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa individu-individu yang

berasal dari suatu keluarga, atau bersanak saudara, nilai dalam tes IQ

mereka berkolerasi tinggi ( 0,50 ), orang yang kembar ( 0,90 )

Page 11: PSIKOLOGI UMUM

yang tidak bersanak saudara ( 0,20 ), anak yang diadopsi korelasi

dengan orang tua angkatnya ( 0,10 - 0,20 ).

b. Pengaruh faktor lingkungan

Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi.

Oleh karena itu ada hubungan antara pemberian makanan bergizi

dengan intelegensi seseorang. Pemberian makanan bergizi ini

merupakan salah satu pengaruh lingkungan yang amat penting selain

guru, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari

lingkungan juga memegang peranan yang amat penting, seperti

pendidikan, latihan berbagai keterampilan, dan lain-lain (khususnya

pada masa-masa peka).

c. Stabilitas intelegensi dan IQ

Intelegensi bukanlah IQ. Intelegensi merupakan suatu konsep umum

tentang kemampuan individu, sedang IQ hanyalah hasil dari suatu

tes intelegensi itu (yang notabene hanya mengukur sebagai

kelompok dari intelegensi). Stabilitas inyelegensi tergantung

perkembangan organik otak.

d. Pengaruh faktor kematangan

Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan

perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan

telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan

fungsinya.

e. Pengaruh faktor pembentukan

Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang

mempengaruhi perkembangan intelegensi.

Page 12: PSIKOLOGI UMUM

f. Minat dan pembawaan yang khas

Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan

dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-

dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi

dengan dunia luar.

g. Kebebasan

Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode

yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia

mempunyai kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih

masalah sesuai dengan kebutuhannya.

Semua faktor tersebut di atas bersangkutan satu sama lain. Untuk

menentukan intelegensi atau tidaknya seorang anak, kita tidak dapat

hanya berpedoman kepada salah satu faktor tersebut, karena intelegensi

adalah faktor total. Keseluruhan pribadi turut serta menentukan dalam

perbuatan intelegensi seseorang.

Page 13: PSIKOLOGI UMUM

B. Perasaan

1. Pengertian Perasaan

Menurut Chaplin (1972) perasaan adalah keadaan atau state individu

sebagai akibat dari persepsi tergadap stimulus baik eksternal maupun

internal.

Perasaan adalah "Sesuatu tentang keadaan jiwa manusia yang dihayati

secara senang atau tidak senang".

Contoh:

Perasaan menyenangkan: senang, bangga, kasih sayang, gembira,

enak, lezat, keindahan, dan ketenangan.

Perasaan tak menyenangkan: sedih, kecewa, sakit, gelisah, kacau,

mual, dan busuk.

2. Ciri-Ciri Perasaan

Setiap individu memiliki reaksi yang bersifat individual dalam

menghadapi suatu keadaan, baik itu persepsi, perasaan, dan emosi. Oleh

karena itu, antara sate individu dengan individu yang lain tidak ada yang

memiliki perasaan yang persis sama. Perasaan memiliki Ciri-ciri spesifik,

yaitu:

a. Perasaan selalu terkait dengan gejala kejiwaan yang lain, khususnya

persepsi.

Contoh:

1) Perasaan gembira saat menonton pertandingan sepakbola karena

tim sepakbola favoritnya menang.

2) Dalam diri seseorang timbul perasaan gelisah dan takut karena

memikirkan trauma masa lalu.

3) Dalam diri seseorang timbul perasaan senang dan damai karena

menghayati lagu kesayangannya lewat VCD.

Page 14: PSIKOLOGI UMUM

b. Perasaan sifatnya individual atau subjektif.

Contoh:

1) Pada saat menonton pertandingan sepakbola, ada penonton yang

bersorak gembira karena kesebelasan yang dijagokan dapat

menjebol gawang lawan, tetapi di pihak lain ada yang sedih

karena tim favoritnya kalah.

2) Dalam keluarga, pada saat menanti anaknya belum pulang dari

sekolah, si ibu mungkin cemas, tetapi si bapak mungkin tenang-

tenang saja.

c. Perasaan dialami oleh individu sebagai perasaan senang dan tidak

senang.

Contoh:

1) Seorang mahasiswa perasaannya senang karena nilai ujiannya

balk.

2) Seorang mahasiswa tidak senang kepada dosen yang cara

mengajarnya tidak jelas.

3. Faktor yang Memengaruhi Timbulnya Perasaan

a. Keadaan jasmani atau fisik individu yang bersangkutan.

Contoh:

1) Perasaan individu yang sedang sakit, lebih sensitif dibandingkan

orang sehat.

2) Perasaan individu yang pendek gemuk kebal terhadap kritik.

b. Struktur kepribadian individu memengaruhi individu dalam

mengalami suatu perasaan.

Contoh:

1) Individu yang berkepribadian introvert memiliki perasaan yang

sensitif.

2) Individu yang berkepribadian extravert kebal terhadap perasaan.

Page 15: PSIKOLOGI UMUM

3) Individu yang kepribadiannya mudah marah.

4) Kepribadian peramah biasanya perasaannya halus.

c. Keadaan temporer pada diri individu atau bergantung pada suasana

hati, individu yang sedang kalut pikirannya sangat peka terhadap

perasaan dibanding orang yang normal.

4. Intensitas Perasaan

Intensitas (tingkat dan kekuatan) perasaan bergantung pada hal-hal

sebagai berikut. Intensitas perasaan persepsi lebih kuat dibanding

tanggapan, fantasi, dan ingatan, misalnya perasaan saat bertemu dengan

a. saudara kandung yang sudah lama berpisah, intensitasnya lebih kuat

dibanding perasaan yang timbul tatkala pal itu sudah menjadi

kenangan.

b. Intensitas perasaan melalui pengamatan indra pembau dan pengecap

intensitasnya lebih tinggi dibanding perasaan melalui penglihatan

dan pendengaran, misalnya perasaan akibat mencium bau bangkai

lebih intens daripada mendengar suara gaduh.

c. Intensitas dipengaruh faktor fisik dan psikis, misalnya dahulu,

perasaan saya apabila mendengar musik dangdut muak sekali, tetapi

sekarang, begitu mendengar alunan musiknya saja sudah ingin joget.

d. Intensitas perasaan turun karena perasaan itu dialami berulang-ulang

atau sudah cukup lama, misalnya memutar VCD dengan lagu-lagu

yang berulang-ulang membosankan, perasaannya tidak senang

dibanding pada saat pertama kali memutar VCD tersebut.

5. Dimensi Perasaan

Menurut Wundt

Seperti dikemukakan oleh Bimo Walgito (1989), menurut Wundt

perasaan itu memiliki 3 dimensi, yaitu:

Page 16: PSIKOLOGI UMUM

a. Perasaan senang dan tidak senang, misalnya seorang pasien merasa

senang karena penyakitnya dinyatakan sembuh oleh dokter atau

seorang pasien merasa tidak senang di rawat di suatu rumah sakit

karena pelayanannya jelek

b. Perasaan excited atau inner feeling, yaitu perasaan yang dialami

individu disertai perilaku atau perbuatan yang tampak, misalnya

karena diterima masuk akademi keperawatan, perasaannya gembira

disertai menari-nari.

c. Perasaan expectancy atau release feeling, yaitu perasaan yang masih

dalam pengharapan atau memang betul-betul telah terjadi.

Contoh:

1) Alangkah bahagia perasaan saya apabila kelak dapat

meneruskan ke Sl Keperawatan setelah lulus D3 Keperawatan.

2) Waktu saya dinyatakan diterima di D3 Keperawatan, perasaan

saya betul-betul gembira sekali.

6. Jenis Perasaan

Menurut Stern

a. Perasaan present, yaitu perasaan yang berhubungan dengan situasi

aktual atau yang sedang terjadi, misalnya saya merasa senang karena

scat ini anak saya bisa kuliah di Akademi Keperawatan.

b. Perasaan yang menjangkau maju, yaitu perasaan yang masih dalam

pengharapan, misalnya alangkah gembiranya apabila kelak anak

saya menjadi seorang dokter.

c. Perasaan yang berhubungan dengan waktu lampau, misalnya merasa

sedih apabila mengingat masa lampu, sewaktu masih anak-anak yang

penuh derita.

Page 17: PSIKOLOGI UMUM

Menurut Max Scheler

Perasaan itu ada 4 macam, yaitu:

a. Perasaan pengindraan/indriawi atau tingkat sensoris, yaitu perasaan

yang berhubungan dengan beberapa pengamatan pengindraan, atau

rangsangan jasmaniah, misalnya rasa nyeri, panas, dingin, pahit,

asin, geli, dan bau.

b. Perasaan kehidupan vital, yaitu perasaan yang berhubungan dengan

fungsi hidup atau kondisi jasmaniah, pencernaan makanan,

pernapasan dan peredaran darah, termasuk juga perasaan insting,

misalnya rasa lelah, segar, capek, haus, lapar, kurang enak badan,

dan lesu.

c. Perasaan kejiwaan atau psikis, yaitu perasaan yang dapat diberi

motivasi, misalnya rasa gembira, susah, sedih, takut, kecewa,

simpati, bend, bahagia, tertekan, antipati, dan senang.

d. Perasaan kepribadian, yaitu perasaan yang berhubungan dengan

keseluruhan kepribadian, penilaian, diri dan harga diri, misalnya

perasaan harga din, perasaan percaya diri, putus asa, dan perasaan

puas.

Page 18: PSIKOLOGI UMUM

C. Emosi

1. Pengertian Emosi

Emosi adalah "Manifestasi perasaan atau afek keluar dan disertai

banyak komponen fisiologik dan biansannya berlangsung tidak lama"

(Maramis, 1990). Emosi adalah "Suatu keadaan perasaan yang telah

mielampaui batas sehingga untuk mengadakan hubungan dengan

sekitarnya mungkin terganggu" (Bimo Walgito, 1989). Sebagai contoh:

ketakutan, kecemasan, depresi, dan kegembiraan.

2. Teori-Teori Emosi

a. Hubungan Emosi dengan Gejala Kejasmanian

1) Teori Canon-Board

Teori ini berpendapat bahwa emosi itu bergantung pada aktivitas

dari otak bagian bawah, tidak tergantung pada gejala jasmani.

Suatu situasi saling mempengaruhi antara thamulus( pusat

penghubung antara bagian bawah otak dengansusunan syaraf

disuatu pihak dan alat keseimbangan atau cerebellum denagn

creblar cortex(bagian otak yang terletak di dekat permukaan

sebelah dalam dari tulang tengkorak, suatu bagian yang

berhubungan dengan proses kerjanya pada jiwa taraf tinggi,

seperti berpikir.

2) Teori James-lange

Teori ini mula-mula dikemukakan oleh james 9american

Psycologist0 dan pada waktu yang sama juga dikemukakan oleh

Lange ( Danish Physiologis) sehingga disebut teori James-

Lange.

Menurut teori ini emosi merupakan akibat / hasil persepsi dari

keadan jasmani, orang sedih karena menangis, orang takut

karena gemetar dan sebagainya, gejala kejasmanian merupakan

sebab emosi dan emosi merupakan akibat dari gejala

Page 19: PSIKOLOGI UMUM

kejasmanian, system syaraf automik bertanggung jawab pada

perasaan emosional.

3) Teori Schacter-Singer

Teori ini didasarkan pendapat bahwa emosi merupakan The

interpretation of bodily arousal. Teori ini berpendapat bahwa

emosi yang dialami seseorang merupakan hasil interpretasi dari

aroused atau stirred up dari keadaan jasmani. Schachter dan

singer berpendapat bahwa keadaan jasmani dari timbulnya

emosi pada umumnya sama untuk sebagian terbesar dari emosi

yang dialami, dan apabila ada perbedaan fisiologis dalam pola

otonomik pada umumnya orang itu tidak dapat mempersepsi hal

ini.

Pengaruh emosi terhadap perilaku individu :

1) Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas

atas hasil yang telah dicapai.

2) Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena

kegagalan dan sebagai puncak dari keadaan ini ialah timbulnya

rasa putus asa (frustasi).

3) Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar, apabila

sedang mengalami ketegangan emosi dan bias juga

menimbulkan sikap gugup dan gagap dalam bicara.

4) Terganggu penyesuaian social, apabila terjadi rasa cemburu dan

iri hati.

5) suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa

kecilnya akan mempengaruhi sikapnya dikemudian hari, baik

terhadap dirinya sendiri, maupun orang lain.

Page 20: PSIKOLOGI UMUM

b. Teori Hubungan antar Emosi

Robert Plutchik mengajukan teori mengenai deskripsi emosi yang

berkaitan dengan emosi primer dan hubungannya satu dengan yang

lainnya. Menurut Plutchik emosi itu berbeda dalam tiga dimensi,

yaitu intensitas, kesamaan, dan polaritas atau pertentangan.

Intensitas digambarkan kebawah, polaritas digambarkan kearah

berlawanan, sedangkan kesamaan digambarkan yang berdekatan.

Disamping itu Plutchik juga berpendapat adanya kaitan antar emosi

dengan typical behavior.

c. Teori Emosi Berkaitan dengan Motivasi

Teori ini dikemukakan oleh Leeper. Garis pemisah antara emosi

dengan motivasi sangatlah tipis. Missal takut, ini adalah emosi,

tetapi ini juga motif pendorong perilaku karena bila orang takut

maka akan terdorong berperilaku kearah tujuan tertentu. Menurutnya

perilaku adalah diwarnai oleh emosi.

d. Teori kognitif mengenai emosi

Dikemukakan oleh Richard Lazarus dan teman sekerjanya,

mengemukakan tentang emosi yang menekan pada penafsirsan atau

pengertian terhadap informasi yang datang dari beberapa sumber.

Menurut James & Langei, bahwa emosi itu timbul karena pengaruh

perubahan jasmaniah atau kegiatan individu. Misalnya menangis itu

karena sedih, tertawa itu karena gembira. Sedangkan menurut

Lindsley bahwa emosi disebabkan oleh pekerjaan yang terlampau

keras dari susunan syaraf terutama otak, misalnya apabila individu

mengalami frustasi, susunan syaraf bekerja sangat keras yang

menimbulkan sekresi kelenjar-kelenjar tertentu yang dapat

mempertinggi pekerjaan otak, maka hal itu menimbulkan emosi.

Page 21: PSIKOLOGI UMUM

Berkaitan dengan adanya hubungan antara emosi dengan

motivasi ada teori yang disebut teori arousal. Pada teori ini dorongan

asumsinya ialah organisme mencari untuk menaikan level

tensionnya, sedangkan pada waktu lain menurunkan tensionnya.

Perubahan-perubahan pada tubuh pada saat terjadi emosi Terutama

pada emosi yang kuat, seringkali terjadi juga perubahan-perubahan

pada tubuh kita antara lain :

1) Reaksi elektris pada kulit : meningkat bila terpesona

2) Peredaran darah : bertambah cepat bila marah

3) Denyut jantung : bertambah cepat bila terkejut.

4) Pernafasan : bernafas panjang kalau kecewa.

5) Pupil mata : membesar bila sakit atau marah.

6) Liur : mengering kalau takut atau tegang.

7) Bulu roma : berdiri kalau takut.

8) Pencernaan : mencret-mencret kalau tegang.

9) Otot : Ketegangan dan ketakutan

menyebabkan otot menegang atau bergetar (tremor).

10) Komposisi darah : Komposisi darah akan ikut berubah

dalam keadaan emosional karena kelenjar-kelenjar lebih aktif.

Page 22: PSIKOLOGI UMUM

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Intelegensi merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses

berpikir secara rasional. Oleh karena itu, intelegensi tidak dapat diamati

secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata

yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu. Faktor yang

mempengaruhi intelegensi seseorang adalah faktor bawaan, faktor

lingkungan, stabilitas intelegensi dan IQ, pengaruh faktor kematangan,

pengaruh faktor pembentukan, minat dan bawaan yang khas, dan kebebasan.

Perasaan adalah "Sesuatu tentang keadaan jiwa manusia yang dihayati

secara senang atau tidak senang". Perasaan menyenangkan: senang, bangga,

kasih sayang, gembira, enak, lezat, keindahan, dan ketenangan.Perasaan tak

menyenangkan: sedih, kecewa, sakit, gelisah, kacau, mual, dan busuk.

Emosi merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh situasi tertentu

(khusus), dan emosi cenderung terjadi dalam kaitannya dengan perilaku yang

mengarah (approach) atau menyingkiri (avoidance) terhadap sesuatu, dan

perilaku tersebut pada umumnya disertai adanya expresi kejasmanian,

sehingga orang lain dapat mengetahui bahwa seseorang sedang mengalami

emosi.

Namun demikian kadang –kadang orang masih dapat mengontrol keadaan

dirinya sehingga emosi yang dialami tidak tercetus keluar dengan perubahan

atau tanda-tanda kejasmanian tersebut.

Page 23: PSIKOLOGI UMUM

DAFTAR PUSTAKA

Bimo Walgito, 1980. Pengantar Psikologi Umum. ANDI:Yogyakarta.

http://gogon.wordpress.com/2011/02/01/intelegensi/

(diakses pada tanggal 9 November 2012)

http://11108zulfa.blogspot.com/2012/03/joy-paul-guilford-teori-guilford-

1959.html (diakses pada tanggal 9 November 2012)

http://umt-maulana.blogspot.com/ (diakses pada tanggal 9 November 2012)

http://www.psychologymania.com/2011/07/hubungan-antara-emosi-motivasi-

dan.html (diakses pada tanggal 9 November 2012)

http://tetesan-ilmu-ku.blogspot.com/2011/06/emosi.html (diakses pada tanggal 9

November 2012)

http://riswantobk.wordpress.com/2011/05/02/definisi-perasaan-dan-emosi/

(diakses pada tanggal 10 November 2012)