Psikologi Napza Pertemuan 4

28
Patofisiologi Adiksi dan Model Psikopatologi Adiksi

Transcript of Psikologi Napza Pertemuan 4

Page 1: Psikologi Napza Pertemuan 4

Patofisiologi Adiksi dan Model Psikopatologi Adiksi

Page 2: Psikologi Napza Pertemuan 4

TujuanTujuan Umum • Pada akhir sesi, peserta latih memahami bagaimana

kerja otak dan pengaruh zat adiktif terhadap perilaku individu yang mengalami adiksi napza

Tujuan Khusus • Peserta latih mampu: • Menjelaskan fungsi otak secara umum• Menjelaskan tentang kerja zat adiktif terhadap otak• Menjelaskan dampak zat adiktif terhadap pola pikir dan

perilaku individu• Menjelaskan mengenai model adiksi

Page 3: Psikologi Napza Pertemuan 4

1. Mekanisme fungsi otak : Neurobiologi dan neuroanatomi

• Bagian otak belakang (hindbrain) memuat elemen-elemen yang vital terhadap kelangsungan hidup

• Otak tengah midbrain adalah bagian yang didalamnya terdapat area-area penting yang kaitannya dengan masalah adiksi zat psikoaktif

Page 4: Psikologi Napza Pertemuan 4

• Area-area tersebut terlibat dalam motivasi dan pembelajaran mengenai rangsangan lingkungan dan perilaku penguat yang berkaitan dengan pusat kesenangan atau kenikmatan termasuk makan-minum

• Otak bagian depan (forebrain) mempunyai fungsi yang lebih kompleks.

• Sel pembawa pesan /Neurotransmiter terikat reseptor

1. Mekanisme fungsi otak : Neurobiologi dan neuroanatomi

Page 5: Psikologi Napza Pertemuan 4

1. Mekanisme fungsi otak : Neurobiologi dan neuroanatomi

• Zat psikosktif mampu meniru efek neurotransmiter alamiah /endogen, mempengaruhi fungsi otak normal:

• memblokir fungsi normal, • mengubah penyimpanan, penglepasan

dan pembuangan neurotransmitor.• Zat psikoaktif yang mengikat dan

meningkatkan fungsi-fungsi reseptor disebut agonis dan yang nengikat untuk memblok disebut antagonis.

Page 6: Psikologi Napza Pertemuan 4

2. Kerja zat psikoaktif pada Otak

• Adiksi zat psikoaktif kelainan berupa perubahan fungsi otak yang dipicu oleh zat psikoaktif tersebut

• Mempengaruhi persepsi, emosi, dan proses motivasional di dalam otak

• Hasil akhir dari kerja otak adalah pikiran dan perilaku gejala-gejala yang timbul ada pada proses pikir dan perilaku

• Gejala behavioral yang kompleks berhubungan efek jangka pendek maupun panjang dari zat psikoaktif tersebut.

Page 7: Psikologi Napza Pertemuan 4

2. Kerja zat psikoaktif pada Otak

• Kategori zat psikoaktif : Depresan, Stimulan, Halusinogen

• Cara aksi yang berbeda, menghasilkan efek-efek setiap zat yang berbeda pula

• Terikat dengan reseptor yang berbeda• Efek-efek jangka pendek maupun panjang

berbeda • Memiliki kesamaan dalam cara mempengaruhi

kerja otak yang terlibat dalam motivasi terkait teori ketergantungan

Page 8: Psikologi Napza Pertemuan 4

2. Kerja zat psikoaktif pada Otak

Page 9: Psikologi Napza Pertemuan 4

3. Mekanisme utama kerja zat psikoaktif pada otak

Jenis Zat Mekanisme Kerja di Otak Efek jangka panjang terhadap otak

1 Etanol/Alkohol

Meningkatkan efek GABA, dan menurunkan efek eksitatori dari Glutamat. Memperkuat efek-efek yang mungkin terkait dengan peningkatan aktifitas di jalur dopamin mesolimbik

Berubahnya fungsi dan struktur otak, terutama di bagian korteks pra frontal (prefrontal-cortex) ; gangguan kognitif, volume otak yang berkurang

2 Hipnotik Sedatif

Mendorong kerja dari neurotransmitor Kerusakan memori

3 Nikotin Mengaktifkan reseptor kolinergis nikotinis. Meningkatkan pembentukan dan penglepasan dopamin

Sulit memisahkan efek dari nikotin dengan komponen lain dari tembakau

4 Opioida Mengaktifkan reseptor-reseptor opioida mu dan delta. Reseptor-reseptor tersebut berlimpah di area-area otak yang terlibat dalam respon terhadap zat-zat yang adiktif seperti pada jalur dopamin mesolimbik

Perubahan panjang terhadap reseptor opioida dan peptida ; adaptasi dalam respon ganjaran (reward), pembelajaran dan stres

5 Kanabinoid Mengaktifkan reseptor kanabinoid juga meningkatkan aktifitas dopamin di jalur mesolimbik

Paparan jangka panjang dari kanabis dapat menyebabkan kecacatan kognitif yang bertahan lama dan memperparah penyakit jiwa yang sudah ada

Page 10: Psikologi Napza Pertemuan 4

3. Mekanisme utama kerja zat psikoaktif pada otak

Jenis Zat Mekanisme Kerja di Otak Efek jangka panjang terhadap otak

6 Kokain Memblokir ambilan (re-uptake) dari transmitor seperti dopamin, sehingga memperpanjang efek-efek zat

Defisit kognitif, abnormalitas pada daerah-daerah tertentu pada korteks, cacat dalam fungsi motorik, dan waktu reaksi yang menurun

7 Amfetamin Meningkatkan penglepasan dopamin dari terminal saraf, dan menghalangi ambilan kembali (re-uptake) dari dopamin dan transmitor yang terkait

Perubahan dalam reseptor dopamin otak, perubahan metabolis regional, cacat motorik dan kognitif

8 Ekstasi Meningkatkan penglepasan serotonin dan memblokir ambilan kembali

Merusak sistem serotonin otak, membawa ke behavioral dan psikologis

9 Inhalan Kemungkinan besar mempengaruhi neurotransmitor inhibisi, seperti sedatif dan hipnotik lainnya. Mengaktifkan dopamin mesolimbik

Menyebabkan perubahan dalam pengikatan dan fungsi reseptor dopamin ; fungsi kognitif yang menurun ; masalah-masalah psikiatris dan neurologis

10 Halusinogen Berbagai zat yang berbeda, bekerja pada reseptor yang berlainan seperti ; reseptor-reseptor serotonin , glutamat dan asetilkolin

Episode psikotik akut atau kronis, kilas balik atau mengalami kembali efek-efek zat yang sudah digunakan lama sebelumnya

Page 11: Psikologi Napza Pertemuan 4

4. Perkembangan ketergantungan zat berdasarkan neurobiologis dan

biobehavioral• Ketergantungan sebagai suatu proses

pembelajaran yang melibatkan beberapa wilayah otak berpengaruh terhadap reward system dengan kompleksitas faktor-faktor psikologis, neurobiologis dan juga sosial

• Proses-proses biobehavioral yang melandasi ketergantungan memiliki jalur yang sama dengan fungsi yang berbeda, namun sangat kuat pengaruhnya

Page 12: Psikologi Napza Pertemuan 4

4. Perkembangan ketergantungan zat berdasarkan neurobiologis dan

biobehavioral• Jalur dopamin mesolimbik (Jaras Dopamin-

Mesolimbik ) Ventral Tegmental Area (VTA), dan sebuah area yang berkomunikasi dengannya dikenal dengan nama Nucleus Accumbens

• VTA : kaya akan Dopamin• Nucleus Accumbens : area otak sangat penting

yang terlibat dalam motivasi dan pembelajaran, menyampaikan nilai motivasional dari nilai rangsangan yang datang keluarkan Dopamin

Page 13: Psikologi Napza Pertemuan 4

JARAS DOPAMIN MESOLIMBIK

Page 14: Psikologi Napza Pertemuan 4

JARAS DOPAMIN SEROTONIN

Page 15: Psikologi Napza Pertemuan 4

4. Perkembangan (lanjt)• Motivasi dan insentif• Motivasi merupakan dorongan behavioral dan

atensi terhadap rsangsangan ada konsekuensi

• Misal : jika seorang tidak merasa lapar, rangsangan visual dan aromatis yang terkait dengan makanan (insentif) akan berefek kecil saja terhadap perilaku atau perhatiannya (motivasi) atau sebaliknya

• Sensitisasi insentif memiliki peran motivasional dan behavioral yang meningkat Neuro adaptasi.

Page 16: Psikologi Napza Pertemuan 4

4. Perkembangan (lanjt)• Perbedaan individual dalam kerentanan

terhadap ketergantungan zat psikoaktif disebabkan:

Faktor Genetika :– Penelitian dalam mekanisme pewarisan biologis

beda kerja zat psikoaktif pada individu disebabkan beda pewarisan genetika

– GABA, serotonin, dopamin mempengaruhi jumlah dan frekuensi alkohol yang diminum

Faktor lain : sosial, budaya dan susunan genetika

Page 17: Psikologi Napza Pertemuan 4

Model Adiksi• Model medik atau Biomedik atau Penyakit• Model Kesehatan masyarakat• Model Moral • Model Legal • Model Psiko-sosial • Model Sosiokultural • Model Edukasional • Model karakterologi • Model Multivariate

Page 18: Psikologi Napza Pertemuan 4

Model medik atau Biomedik atau Penyakit

• Diajukan pertama kali oleh Jellinek pada tahun 1960 Brain Disease

• Pemegang peran utama adalah neurotransmiter dopamin dan Reseptor

• Sistem Reward Otak perkembangan toleransi Brain

Page 19: Psikologi Napza Pertemuan 4

Model Kesehatan Masyarakat• Penyakit Infeksi : host (human), agent [micro-organisme,

lingkungan (fisik)].

• Addiction/Kecanduan : individual, zat psikoaktif , lingkungan (psiko-sosial).

• Interaksi dari tubuh, Zat adiktif, dan lingkungan psikososial secara individu.

• Ketergantungan zat >< Tidak ketergantungan zat

• Individu dengan risiko tinggi >< individu dengan risiko rendah

Page 20: Psikologi Napza Pertemuan 4

Model Moral

• Kecanduan merupakan konsekuensi pilihan personal

• Individu yang memilih menggunakan zat adiktif dilihat sebagai orang yang tidak mampu mengatasi masalah yang dihadapi.

• Mabuk dilihat sebagai suatu perbuatan yang penuh dosa.

• Intervensi keagamaan atau spiritual diperlukan untuk merubah perilaku mereka.

Page 21: Psikologi Napza Pertemuan 4

Model Legal• Penggunaan zat psikoaktif akan

memberikan dampak buruk terhadap individu, keluarga, dan masyarakat .

• Untuk itu individu perlu harus dicegah dari dampak buruk penggunaan zat psikoaktif dengan regulasi, peraturan dan Undang-undang.

• Zat psikoaktif harus dijauhkan dari individu.• Zat legal (kafein, nikotin, alkohol) >< zat

ilegal (marijuana, ekstasi, sabu, LSD dll).

Page 22: Psikologi Napza Pertemuan 4

Model Psikososial• Individu merupakan hal yang paling penting dalam

berkembangnya kecanduan dibanding dengan peran lingkungan.

• Individu harus dilindungi dari kecanduan zat adiktif.• Model ini tidak menekankan pada jenis zat (legal atau

illegal) tetapi pada motivasi untuk menggunakan, pola penggunaan, frekuensi dan situasi penggunaan.

• Pola penggunaan : eksperimental, rekreasional atau sosial, situasional, abuse, atau ketergantungan.

• Motivasi penggunaan : anticipatory, relieving, permissive of facilitative.

Page 23: Psikologi Napza Pertemuan 4

Model Sosiokultural• Penerimaan sosial : penggunaan zat adiktif bisa dinilai

sebagai suatu perilaku normal (caffein, nicotin) atau perilaku yang tidak normal (heroin, ecstasy).

• Penerimaan sosial tergantung pada siapa yang menggunakan zat adiktif (anak yang merokok tidak bisa bisa diterima, wanita merokok kurang bisa diterima).

• Penyalahgunaan zat adiktif dipertimbangkan sebagai suatu perilaku menyimpang dan mempunyai efek terhadap individu, keluarga dan masyarakat.

• Perilaku menyimpang ini ditimbulkan oleh kondisi kemiskinan seperti ; industrialisasi, urbanisasi, perumahan kumuh, pengangguran dan ditemukan pada individu yang berasal dari keluarga yang bercerai atau tidak harmonis.

Page 24: Psikologi Napza Pertemuan 4

Model Multivariat

• Kebanyakan para ilmuwan di bidang adiksi menerima model ini,

• Terdapat banyak pola dari disfungsi penggunaan zat adiktif, yang ditimbulkan oleh berbagai tipe kepribadian, dengan berbagai konsekuensi buruk, dengan berbagai prognosis, yang membutuhkan berbagai intervensi pengobatan

Page 25: Psikologi Napza Pertemuan 4

EtiologiTeori psikodinamika:

• Pengganti masturbasi (Freud, 1897)• Identifikasi buruk terhadap figur laki-laki (Winick, 1957)• Impuls homoseksual nirsadar (Tausk & Clark, 1919)• Kejang abdomen ekuivalen dengan orgasme (Rado, 1926)• Mengatasi rasa tak aman => impuls neurosis (Fenichel, 1945)• Rendahnya rasa percaya diri, buruknya pola asuh & relasi

interpersonal remaja, kuatnya tekanan teman sebaya (Lakowitz, 1961)

• Depresi karena buruknya reasi hangat antara ibu dan anak pada masa dini kehidupannya

Page 26: Psikologi Napza Pertemuan 4

Teori Perilaku• Berdasarkan pada prinsip reward dan

punishment.• Efek eforia dari zat adiktif merupakan faktor

penguat /reinforcer (Wikler 1953, Crowlly, 1972).• Penguatan primair• Penguatan negatif• Penguatan sekunder• Penguatan negatif sekunder• Teori biologi• Peran dari faktor genetik (alkohol, nikotin,

kokain).

Page 27: Psikologi Napza Pertemuan 4

Teori Sosial

• Area Concept (Shaw & Mc Key, 1942)• Masculine Protest (Parson, 1974)• The Cat and the Square theory

(Finestone, Cloward, Ohlin, 1960)• Social Protest (Chein, Gay & Gay,

Weisman, Kenniston, Wilson)• Anomi Concept (Merton)

Page 28: Psikologi Napza Pertemuan 4

Teori Nyata Perilaku Adiksi• Terkait dengan adanya diagnosis ganda

(depresi, anxietas, psikosa, perilaku menyerempet bahaya (risk-taking behavior).

• Terkait dengan efek langsung efek farmakologi : agresif, destruktif, talkatif, debat , bicara pelo, langkah mabuk, somnolen, gelisah, curiga, insomnia , anoreksia atau hiperfagia, mudah tersinggung.

• Terkait dengan konsekuensi psikososial. • Bohong, mencuri, manipulasi, prestasi akademik

menurun atau buruk, tidak disiplin bekerja (bolos, tak tepat waktu, kerja lamban, kinerja buruk).