Psikologi komunikasi - perilaku fans

9
FANGIRLS Atmi Ahsani Yusron, 0906492000, Ilmu Komunikasi/Industri Kreatif Penyiaran 2009 Beberapa waktu yang lalu, saya pernah melakukan komunikasi dengan fangirl 1 dari fandom 2 bernama ELF 3 . Fandom ini merupakan nama resmi untuk fans Super Junior, boyband 4 asal Korea Selatan. Fanatisme mereka pada boyband tersebut dapat dikatakan sangat tinggi tetapi dari sudut pandang orang awam hal tersebut bisa saya katakan berlebihan. Seperti namanya: boybandSuper Junior i adalah sebuah grup yang seluruh member 5 nya adalah laki-laki dengan kisaran usia 23-28 tahun, berwajah tampan, postur tinggi dengan badan atletis dan memiliki kemampuan bernyanyi dan menari yang memadai. Ketika saya melakukan komunikasi dengan mereka, saya selalu menempatkan diri saya sebagai seorang fans yang berbeda dan terkadang berpura-pura tidak tahu bagaimana kebiasaan para fangirl. Dengan cara seperti itu, saya dapat mengetahui bagaimana sebenarnya sifat para fans tersebut, bagaimana mereka bersikap jika ada isu tentang idola mereka, dan bagaimana sebenarnya mereka memandang idola mereka tersebut. Sesuai dengan pengamatan yang saya lakukan, kebanyakan dari para fangirl terutama para ELF, adalah 1 Sebutan untuk fans perempuan, fanboy adalah sebutan untuk fans laki-laki yaitu seseorang dengan rasa suka dan antusias terhadap hal-hal tertentu (ex: olahragawan, politikus, selebriti) http://en.wikipedia.org/wiki/Fangirl 2 Sebutan untuk komunitas yang memiliki kesukaan yang sama: http://en.wikipedia.org/wiki/Fandom 3 Everlasting Friend 4 Grup vokal yang semua personilnya adalah laki-laki 5 Sebutan lain untuk personil. Fandom Boyband Korea secara umum menggunakan istilah member, bukan personil i Super Junior http:// en.wikipedia.org/wiki/ Super _ Junior 1

description

Tugas Psikom.

Transcript of Psikologi komunikasi - perilaku fans

Page 1: Psikologi komunikasi - perilaku fans

FANGIRLSAtmi Ahsani Yusron, 0906492000, Ilmu Komunikasi/Industri Kreatif Penyiaran 2009

Beberapa waktu yang lalu, saya pernah melakukan komunikasi dengan fangirl1 dari fandom2 bernama ELF3. Fandom ini merupakan nama resmi untuk fans Super Junior, boyband4 asal Korea Selatan. Fanatisme mereka pada boyband tersebut dapat dikatakan sangat tinggi tetapi dari sudut pandang orang awam hal tersebut bisa saya katakan berlebihan. Seperti namanya: boybandSuper Juniori adalah sebuah grup yang seluruh member5nya adalah laki-laki dengan kisaran usia 23-28 tahun, berwajah tampan, postur tinggi dengan badan atletis dan memiliki kemampuan bernyanyi dan menari yang memadai. Ketika saya melakukan komunikasi dengan mereka, saya selalu menempatkan diri saya sebagai seorang fans yang berbeda dan terkadang berpura-pura tidak tahu bagaimana kebiasaan para fangirl. Dengan cara seperti itu, saya dapat mengetahui bagaimana sebenarnya sifat para fans tersebut, bagaimana mereka bersikap jika ada isu tentang idola mereka, dan bagaimana sebenarnya mereka memandang idola mereka tersebut.

Sesuai dengan pengamatan yang saya lakukan, kebanyakan dari para fangirl terutama para ELF, adalah fandom yang sangat mudah menunjukkan kefanatikan mereka dan termasuk juga dalam fandom yang sangat mudah tersinggung. Hal ini terlihat dari komentar-komentar mereka terhadap sebuah isu yang berkaitan dengan idola mereka. Kita ambil contoh, pairing6 member salah satu boyband (dalam hal ini Super Junior) dengan member girlband (kita ambil contoh Girls’ Generationii). Para ELF dengan fanatisme mereka, memiliki kedekatan secara psikologis yang pada akhirnya justru tampak seperti ‘rasa

1 Sebutan untuk fans perempuan, fanboy adalah sebutan untuk fans laki-laki yaitu seseorang dengan rasa suka dan antusias terhadap hal-hal tertentu (ex: olahragawan, politikus, selebriti) http://en.wikipedia.org/wiki/Fangirl 2 Sebutan untuk komunitas yang memiliki kesukaan yang sama: http://en.wikipedia.org/wiki/Fandom3 Everlasting Friend4 Grup vokal yang semua personilnya adalah laki-laki5 Sebutan lain untuk personil. Fandom Boyband Korea secara umum menggunakan istilah member, bukan personil6 Istilah untuk memasang-masangkan member boyband dengan member lain (boyband atau girlband)

i Super Junior http:// en.wikipedia.org/wiki/ Super _ Junior

ii Girls Generation http:// en.wikipedia.org/wiki/Girls'_Generation

1

Page 2: Psikologi komunikasi - perilaku fans

penguasaan’ terhadap idola mereka. Kebanyakan dari mereka menganggap bahwa idola mereka tersebut adalah ‘suami’ mereka yang tidak boleh disentuh ataupun dipasang-pasangkan dengan perempuan manapun. Fans yang demikian sangat mengutuk setiap pairing yang dilakukan oleh para fans girlband7 Girls’ Generation yang pada akhirnya membuat mereka sangat membenci girlband tersebut. Menurut mereka, Super Junior adalah milik mereka dan mereka tidak suka jika Super Junior menjadi milik orang lain terlebih lagi orang lain tersebut adalah member dari sebuah girlband. Pernah suatu kali saya dengan sengaja memasangkan salah seorang member Super Junior (Choi Siwoniii) dengan salah seorang member Girls’ Generation (Im Yoonaiv) dan mengunggah foto mereka ke jejaring sosial twitter. Beberapa diantara fangirl tersebut marah besar sampai memblock twitter saya sedangkan beberapa diantara mereka terkesan santai dan tidak mempermasalahkan hal tersebut bahkan ada pula yang mendukung meskipun persentase yang menolak lebih banyak. Berangkat dari pengalaman tersebut saya mengambil kesimpulan bahwa, fanatisme mereka terhadap setiap member yang menjadi idola mereka membuat mereka memiliki rasa kepemilikan yang kuat sehingga mereka akan menolak apapun yang menurut mereka tidak sesuai dengan keyakinan mereka.

Pada kesempatan berbeda, saya menemukan fakta lain bahwa para ELF lebih menyukai jika pairing dilakukan hanya dengan sesama member boyband yang notabenenya adalah sesama laki-laki. Entah kenapa saya merasa ini sedikit aneh, karena secara tidak langsung, hal ini menunjukkan bahwa mereka mendukung homoseksual (dan memang pada kenyataannya para fangirl mulai terbiasa dengan hal-hal berbau gay dan homoseksual tersebut). Walaupun terdengar sangat aneh dan justru membuat mereka dianggap melenceng oleh orang-orang awam, tetapi pada kenyataannya, komunitas ELF secara umum mendukung hal itu. Namun kemudian ini menjadi sangat wajar karena berangkat dari kesenangan fans yang melakukan pairing dengan sesama member tersebut, para member boyband bersangkutan pun menjadi lebih sering melakukan kontak fisik dengan sesama member lainyang telah dipasangkan oleh fans sendiridiberbagai kesempatan seperti misalnya konser atau show mereka di atas panggung. Mereka menyebut hal ini sebagai fan service8 di mana para member akan melakukan apa yang memang disukai oleh para fans seperti misalnya berciuman dengan sesama member, melepas pakaian, melakukan kontak fisik, berpelukan dan sebagainya.

Di sisi lain, ada pula tipe fans yang memang dengan terang-terangan menyatakan bahwa sebenarnya para member boyband tersebut memang adalah

7 Grup vokal yang semua personilnya adalah perempuan8 Perilaku/kegiatan/apapun yang dilakukan oleh boyband di atas panggung yang biasanya sesuai dengan keinginan fans. Fan Service bisa berupa apa saja.

iii Choi Siwon http:// en.wikipedia.org/wiki/ Choi _ Siwon

iv Im Yoona http:// en.wikipedia.org/wiki/ Yoona

2

Page 3: Psikologi komunikasi - perilaku fans

homoseksual (tanpa bermaksud menghina, tetapi memang benar-benar menganggap demikian dan menjadi suatu hal yang sudah tidak tabu lagi). Bagi fans yang menganut paham ini, mereka sangat menentang apapun yang berkaitan dengan pairing member boyband dengan member girlband manapun dan mereka sangat menyukai fan servicev berbau homoseksual yang dilakukan para member di atas panggung. Mereka menolak dikatakan menyimpang karena mereka merasa bahwa hal tersebut adalah real dan bukanlah sesuatu yang direkayasa.***

Jika contoh kasus di atas dikaitkan dengan pendekatan psikologi komunikasi, maka

contoh kasus tersebut dapat kita masukkan ke dalam pendekatan perilaku (behaviorisme).

Pendekatan perilaku dapat juga disebut dengan teori belajar karena perilaku manusia

didasarkan pada hasil dari proses belajar yang dilakukannya9. Manusia belajar segala sesuatu

yang diyakininya dari lingkungannya dan lingkungan juga dapat membentuk manusia asalkan

manusia tersebut merasa tepat dan cocok dengan lingkungan tersebut (manusia mesin).

Seseorang yang pada awalnya tidak tahu dan tidak menyukai boyband Super Junior,

tetapi karena trend, jam terbang dan juga popularitas dari boyband tersebut memang sedang

tinggi, orang tersebut pada akhirnya mulai mencoba untuk mengenal boyband Super Junior.

Seiring dengan berjalannya waktu, orang tersebut akhirnya mengklaim dirinya sebagai fans

dan akan mencari dan bergabung dengan komunitas fans yang mengidolakan boyband yang

sama. Dengan modal pengetahuan yang minim karena termasuk fans baru, akhirnya orang

tersebut akan belajar dari pengalaman dan pengetahuan lingkungan fandom nya yang tingkat

fanatismenya sudah bisa dikatakan tinggi. Dari sanalah akhirnya dia mengetahui lebih jauh

mengenai idolanya dan karena lingkungan fans yang fanatik itu pula lah yang membuat orang

tadi membangun ulang pola pikirnya tentang fangirl. Jika pada awalnya dia hanyalah seorang

fangirl yang hanya sekedar ‘suka’ pada boyband itu, maka ketika dia sudah bergabung

dengan fandom fanatik boyband tersebut, sudut pandang dan sikapnya terhadap boyband

9 Psikologi Komunikasi - Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc.v

? Contoh Fan Servis:

3

Page 4: Psikologi komunikasi - perilaku fans

tersebut akan berubah dan akan ikut menjadi fans ekstrim. Seperti yang dijelaskan dalam

buku Psychology (Ciccarelli & White, 2009: Pearson): Learning is any relatively permanent

change in behaviour brought about by experience or practice. The ‘relatively permanent’

means part of the definition refers to the fact that when people learn enything, some part of

their brain phsycally changed to record what they’ve learned. ‘Fans baru’ tadi mengalami

perubahan pola pikir karena merekam apa yang telah dia pelajari dari lingkungannya. Proses

belajar akan terus berlanjut (dari pengalaman kelompoknya atau pengalaman dan hal yang

dilakukannya sendiri) dan akan berdampak pada perilaku ‘fans baru’ tersebut. Sekali lagi ini

menunjukkan bahwa sikap diperoleh melalui proses pembelajaran, terbentuk dalam interaksi

bersama orang-orang disekitarnya, dan juga dibentuk melalui proses belajar sosial yaitu

proses di mana individu memperoleh informasi, tingkah laku, atau sikap baru dari orang lain

dan mengimplementasikannya pada sikap dan tingkah lakunya sendiri. Dari sinilah ‘fans

baru’ tersebut belajar tentang:

1. Bias10-mu adalah suami mu,

2. Peraturan ‘tidak ada pairing boyband-girlband’ dan pairing hanya boleh dilakukan

sesama member boyband,

3. Bahwa member boyband melakukan hal-hal berbau homoseksual adalah demi

kepentingan fan service.

Biasadalah istilah yang digunakan para fangirl untuk member idolanya dalam sebuah

boyband. Para fangirl yang fanatik akan menganggap bias mereka adalah suami mereka

karena adanya perasaan memiliki yang berlebihan terhadap bias tersebut yang membuat

perilaku paara fangirl terkesan over-reacted jika dilihat oleh orang awam. Kondisi ini

sebenarnya sangat wajar karena seorang fans yang lingkungan pergaulannya juga dengan

sesama fans memiliki kecenderungan belajar melalui pengamatan (observational learning,

learning by example11) di mana fans tersebut melakukan proses pembelajaran dengan cara

mengamati perilaku orang lain, kemudian mencontoh perilaku serupa. Anggapan bahwa bias

mereka adalah suami mereka membuat para fans sangat sensitif terhadap isu apapun yang

berkaitan dengan bias mereka tersebut (stimulus-respon).

Fans sebagai seorang manusia, di mana fanatisme membuat para fans memiliki

perasaan cinta yang berlebihan pada idolanya, akan merasakan sebuah kesenangan batin

(pleasurable consequence) terlebih lagi jika idola mereka tersebut tidak hanya sekedar

muncul dan menunjukkan bakat mereka seperti bernyanyi dan menari, tetapi fans akan lebih

10 Istilah yang digunakan untuk seorang fangirl sebagai kata ganti ‘member idola’ mereka11 Psikologi Sosial – Tim Penulis Fakultas Psikologi UI, BAB 5 halaman 85

4

Page 5: Psikologi komunikasi - perilaku fans

merasakan pleasure ketika idola mereka melakukan fan service. Mungkin pada awalnya para

fans tidak pernah terpikir bahwa fan service ini akan menjadi hal yang menarik untuk

mereka. Tetapi karena idola mereka kerap kali melakukannya dalam setiap penampilan dan

show di atas panggung, fans menjadi terbiasa dan justru menuntut untuk selalu dilakukan.

Proses ini sesuai dengan apa yang disebut classical conditioning12 (Ivan Pavlov) di mana

proses pembelajaran dapat terjadi ketika suatu stimulus selalu diikuti dengan stimulus yang

lain sehingga stimulus pertama akan menjadi isyarat bagi stimulus kedua. Bagi fans,

penampilan boyband mereka diatas panggung dengan wajar (hanya bernyanyi dan menari)

merupakan sebuah stimulus dan dalam classical conditioning dapat dikategorikan sebagai

stimulus pertama. Stimulus kedua adalah ketika boyband melakukan fan service yang

merupakan tuntutan dari fans yang akhirnya selalu muncul karena kondisi tersebut dibuat

demikian oleh boyband itu sendiri. Respon yang diberikan pada saat fan service bisa

beragam. Pada pertama kali boyband melakukan itu misalnya, fans bisa saja memberi respon

negatif dengan mengatakan bahwa hal tersebut sangat tidak wajar atau bahkan secara

langsung mengatakan bahwa hal tersebut sangat gay, tetapi respon akan berubah ketika

fanatisme mulai meningkat ke level selanjutnya dan fan service mulai rutin dilakukan dalam

setiap penampilan dan show sehingga pada kondisi demikian, fans sudah merasa bahwa hal

tersebut adalah sesuatu yang wajar dan bukan menunjukkan bahwa boyband tersebut

homoseksual bahkan fans akan meminta untuk dilakukan lagi pada penampilan berikutnya.

Sama halnya dengan dua point di atas, peraturan ‘tidak ada pairing boyband-girlband’

juga merupakan salah satu perilaku fans yang sudah mengakar dan turun temurun dari fans

pendahulu sebagai role model13 ke fans selanjutnya. Menurut saya, hal ini lebih kepada rasa

cemburu mereka sebagai fans yang telah menganggap bias mereka tersebut sebagai suami

mereka (walaupun mungkin ada juga faktor lain dengan alasan yang sangat spesifik,

misalnya: perilaku fangirl yang dianggap tidak appropriate) dan didasarkan pada rasa yang

hampir sama dengan ekstra-posesif (rasa memiliki yang berlebihan pada sesuatu). Perasaan

ekstra-posesif dalam konteks fans menjadi hal yang wajar karena adanya keterikatan batin

antara fans dengan idolanya yang rumit sehingga pada suatu kondisi yang lebih parah

membuat fans akan merasa takut kehilangan sosok tersebut. Pada point ini, konsep Operant

Conditioning14 dari Skinner mungkin relevan untuk digunakan. Operant Conditioning adalah

sebuah voluntary action di mana seseorang akan berusaha untuk mendapatkan apa yang

mereka inginkan dan menghindari apa yang mereka tidak inginkan. Operant Conditioning 12 Psychology – Saundra K. Ciccarelli, J. Noland White, BAB 5 halaman 17913 Istilah untuk seseorang yang dijadikan contoh14 Psychology – Saundra K. Ciccarelli, J. Noland White, BAB 5 halaman 189

5

Page 6: Psikologi komunikasi - perilaku fans

juga adalah proses belajar mengenai suatu perilaku. Satu hal yang ditekankan dalam operant

conditioning adalah konsekuensi dari sebuah perilaku (behavior). Konsekuensi dapat berupa

ganjaran dan dapat juga berupa hukuman. Jika kita kaitkan dengan masalah fans, pairing

dan juga pengalaman saya ketika berkomunikasi dengan mereka, kebanyakan dari fans

memiliki peraturan-peraturan yang memang sulit untuk dilanggar. Para fans dengan level

fanatisme yang sudah tinggi akan membuat fans yang ada di bawahnya untuk ikut dengan

mereka. Maka dari itu, jika ada orang-orang yang menyebut diri mereka fans tetapi tidak

mengikuti aturan mereka, maka mereka akan memberikan hukuman (punishment) para orang

tersebut, misalnya sesuai dengan pengalaman saya sendiri yaitu pemblokiran twitter, dan

dalam tahapan lebih lanjut akan diasingkan dari komunitas/fandom.

Rasa fanatik seseorang terhadap suatu hal memang terkadang membuat orang tersebut

berperilaku berbeda. Tetapi perbedaan perilaku yang mereka lakukan tersebut memang

adalah perilaku yang diterima dalam komunitas/fandom mereka dan jika ada salah satu dari

fangirl yang tidak mengikuti apa yang biasanya komunitas/fandom lakukan, maka orang

tersebut bisa jadi dikucilkan. Sulit untuk melawan ataupun menentang peraturan-peraturan

yang dibuat oleh fandom sehingga jika ada fans yang berbeda biasanya akan lebih banyak

diam dan mengikuti apa yang biasanya dilakukan oleh mayoritas.

6