Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

37
KEPRIBADIAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

description

 

Transcript of Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

Page 1: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

KEPRIBADIAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Page 2: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

PERLUNYA PSIKOLOGI ISLAM

Sesuaikah Psikologi Barat untuk menjelaskan perilaku orang Islam???

Pasrah/ berserah diri = helpless? Jihad = bunuh diri atau aktualisasi

diri? Jamaah dzikr= superstitious

behaviour?

Page 3: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

Indigenous Psychology

Uichol Kim (psikolog Korea) menawarkan konsep psikologi pribumi (the indigenous psychology).

Menurut Kim, psikologi Barat hanya tepat untuk mengkaji manusia Barat sesuai dengan kultur sekulernya yang melatarbelakangi munculnya ilmu tsb

Untuk memahami manusia di belahan bumi lain harus digunakan pula basis kultur dimana manusia itu hidup.

Page 4: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

WHICH ONE ARE WE???

Persepsi para mahasiswa dan psikolog muslim terhadap psikologi Barat, menurut Malik Badri, bisa dilihat ke dalam tiga fase. Fase pertama disebut infantuasi tergila-gila

dengan teori dan teknik psikologi yang begitu memikat.

Fase kedua disebut rekonsiliasi mulai mencocokkan teori psikologi dengan Al Quran dan khazanah klasik Islam, tapi masih pada asumsi bahwa keduanya tidak bertentangan.

Fase ketiga disebut emansipasi sudah mulai kritis terhadap teori psikologi & berusaha menggali konsep-konsep psikologi yang ada dalam Al Quran.

Page 5: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

Kepribadian Islam

Kepribadian Islam (Abdul Mujib): serangkaian perilaku manusia, baik sebagai mahluk individu maupun mahluk sosial, yang normanya diturunkan dari ajaran Islam, yang bersumber dari al-Qur’an dan al-Sunnah.

Dari kedua sumber tersebut, para pakar berusaha berijtihad untuk mengungkap bentuk-bentuk kepribadian menurut ajaran Islam, agar bentuk-bentuk itu diterapkan oleh pemeluknya.

Page 6: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

Rumusan kepribadian Islam di sini bersifat deduktif-normatif yang menjadi acuan bagi umat Islam untuk berperilaku.

Oleh karena sifatnya yang deduktif-normatif maka kepribadian Islam di sini diyakini sebagai konsep atau teori kepribadian yang ideal, yang ’seharusnya’ dilakukan oleh pemeluk agama Islam.

Kepribadian Islam

Page 7: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

Kepribadian Muslim

Kepribadian muslim: serangkaian perilaku orang/umat Islam yang rumusannya digali dari penelitian perilaku kesehariannya.

Rumusan kepribadian muslim di sini bersifat induktif-praktis, karena sumbernya dari hasil penelitian terhadap perilaku keseharian orang/umat Islam.

Page 8: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

Boleh jadi dalam penelitian itu ditemukan : Pola kepribadian yang ideal, karena kepribadian

itu sebagai implementasi dari ajaran agama Pola yang menyimpang (anomali), karena

perilaku yang ditampilkan bertentangan dengan ajaran agamanya, sekalipun dirinya berpredikat muslim.

Dalam konteks ini, keburukan atau kejahatan perilaku orang/umat Islam tidak dapat digeneralisir bahwa ajaran Islam itu buruk dan jahat. Artinya, kepribadian muslim belum tentu mencerminkan kepribadian Islam.

Kepribadian Muslim

Page 9: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

KONSEP TENTANG MANUSIA

Manusia adalah makhluk multidimensional yang memiliki dimensi ketuhanan (al ruh & al fitrah).

Manusia diciptakan dalam keadaan positif (fithrah), baik secara jasadi, nafsani (kognitif dan afektif) maupun ruhani (spiritual).

Bila manusia berjalan lurus mengikuti fitrahnya, maka ia akan menjadi taqwa (sehat, selamat). Bila tidak lurus, maka ia akan berjalan ke pilihan yang sesat (fujur).

Manusia adalah unik/ berbeda-beda. Quraish Shihab menyebutnya sebagai khalqan akhar. Beliau merujuk pada dua ayat dalam Alquran yaitu QS Al Israa:21 dan QS Al An’am:165.

Page 10: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

KONSEP TENTANG MANUSIA

Komponen terpenting manusia adalah qalbu. Perilaku manusia bergantung pada qalbunya. Dengannya manusia dapat mengetahui sesuatu (di luar nalar), cenderung kepada yang benar (termasuk memiliki kebijaksanaan, kesabaran), dan memiliki kekuatan mempengaruhi benda dan peristiwa.

Page 11: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

Struktur Kepribadian Islam

Page 12: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

STRUKTUR KEPRIBADIAN

Secara implisit Alquran menginformasikan bahwa manusia memiliki tiga aspek pembentuk totalitas yang secara tegas dapat dibedakan, namun secara pasti tidak dapat dipisahkan.

Ketiga aspek itu adalah Jismiyah (fisik, biologis)Ruhaniyah (spiritual, transendental)

dan Nafsiyah (psikis, psikologis)

Page 13: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team
Page 14: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team
Page 15: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

ASPEK JISMIAH (JASAD)

Keseluruhan organ fisik-biologis manusia (sistem syaraf, kelenjar, sel dll)

Karakteristik:memiliki bentuk/ rupa, kuantitas, bergerak/ diam, tumbuh, berkembang

Material yang substansi sebenarnya mati/ pasif & menerima. Kehidupannya adalah karena dimotori oleh substansi lain, yaitu nafs dan ruh. Dengan kata lain aspek jismiah ini bersifat deterministik-mekanistik.

Page 16: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

Daya Utama Aspek Jismiyah

Al Gaziyah (makan, nutrisi) Al Munmiyah (tumbuh) Al Muwallidah (reproduksi) Daya khusus: mengaktualkan tingkah

laku

Page 17: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

ASPEK RUHANIAH (RUH) Struktur ruh memberikan ciri khas dan

keunikan tersendiri bagi psikologi Islam. Ruh merupakan substansi psikologis manusia yang menjadi esensi keberadaannya. Ruh membutuhkan jasad untuk aktualisasi diri.

Sampai saat ini belum ada yang memahami hakikat ruh secara pasti, karena ruh merupakan sebuah misteri ilahi. Dalam Alquran dijelaskan bahwa ruh merupakan urusan dan atau hanya dipahami oleh Allah. Manusia sama sekali tidak memahaminya kecuali sedikit (QS. Al-Isra: 85).

Ruh adalah aspek psikis manusia yang bersifat spiritual dan transendental.

Page 18: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

Dimensi Aspek Ruhaniyah

Page 19: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

Al Ruh (kognitif spiritual)

Bersifat spiritual karena ia merupakan potensi luhur batin manusia. Fungsi ini muncul dari dimensi al-ruh atau spiritual (sisi jiwa yang memiliki sifat-sifat ilahiyah dan memiliki daya untuk menarik dan mendorong dimensi-dimensi lainnya untuk mewujudkan sifat-sifat Tuhan dalam dirnya).

Perwujudan dari sifat dan daya itu memberikan potensi secara internal untuk menjadi Khalifah Alllah (mewujudkan sifat-sifat Allah secara nyata dalam kehidupannya di bumi untuk mengelola dan memanfaatkan bumi Allah hablun minannas

Page 20: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

Al Fitrah (kognitif Transendental

Bersifat transendental karena merupakan dimensi psikis manusia yang mengatur hubungan manusia dengan Allah (hablun minallah).

Al-fitrah bermuara pada Abdullah (manusia sebagai hamba Allah).

Quraish Shihab mengartikan fitrah sebagai unsur, sistem dan tata kerja yang diciptakan Allah pada makhluk sejak awal kejadiannya sehingga menjadi bawaannya.

Page 21: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

Al Fitrah (kognitif transendental)

Manusia pada hakikatnya, adalah makhluk beragama, karena sewaktu di alam roh manusia sudah mengadakan perjanjian primordial dengan Allah SWT. Q.S. Al-A'raf 172 : Allah SWT bertanya kepada roh

manusia, "Adakah Aku ini Tuhanmu?" Roh manusia menjawab, "Benar Engkaulah Tuhan kami dan kami telah menyaksikannya".

Sejak asal kejadiannya manusia telah membawa potensi keber-agama-an yang benar (tauhid). QS Ar Rum:30

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (yang benar). Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia atasnya (fitrah itu). Tidak ada perubahan pada fitrah Allah, itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Page 22: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

Jasad dan ruh merupakan dimensi yang berlawanan sifatnya.

Jasad sifatnya kasar dan indrawi atau empiris serta kecenderungannya ingin mengejar kenikmatan duniawi dan material.

Ruh sifatnya halus dan gaib serta kecenderungannya mengejar kenikmatan samawi, ruhaniyah dan ukhrawiyah.

Esensi yang berlawanan ini pada prinsipnya saling membutuhkan. Jasad tanpa ruh merupakan subtansi yang mati, sedang ruh tanpa jasad tidak dapat teraktualisasi. Ruh sebagai kekuatan yang berasal dari Allah yang ditiupkan ke jasad manusia saat berusia 120 hari.

Page 23: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

Aspek nafsiah: keseluruhan kualitas khas kemanusiaan berupa pikiran, perasaan, kemauan, dan kebebasan.

Struktur nafsani ini terbagi atas tiga bagian yaitu kalbu, akal dan nafsu.

Integrasi ketiga jenis nafsani ini yang akan melahirkan perilaku, baik perilaku lahir maupun batin yang disebut dengan kepribadian.

ASPEK NAFSIYAH

Page 24: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

ASPEK NAFSIYAH Nafs merupakan sinergi antara jasad dan ruh (sinergi

psikofisik). Dengan nafs maka masing-masing keinginan jasad dan ruh dalam diri manusia bisa terpenuhi.

Nafs dipersiapkan untuk dapat menampung dan mendorong manusia untuk melakukan perbuatan baik dan buruk.

Apabila ia berorientasi pada natur jasad maka tingkah lakunya menjadi buruk dan celaka, tetapi apabila mengacu pada natur ruh maka kehidupannya menjadi baik dan selamat.

Menurut Quraish Shihab, pada hakikatnya potensi positif lebih kuat daripada potensi negatif. Hanya saja daya tarik keburukan lebih kuat daripada kebaikan. Untuk itulah manusia senantiasa dituntut untuk memelihara kesucian nafsnya.

Page 25: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

TIGA DIMENSI UTAMA ASPEK NAFSIAH

Page 26: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

A.Dimensi al-nafs (hawa nafsu)

Dimensi ini memiliki sifat kebinatangan dalam sistem psikis manusia. Namun demikian ia dapat diarahkan kepada kemanusiaan setelah bersinergi dengan dimensi lainnya.

Prinsip kerja: mengikuti prinsip kenikmatan (pleasure principle) dan berusaha mengumbar impuls-impuls agresif dan seksualnya. Jika impuls ini tidak terpenuhi maka terjadilah ketegangan.

Apabila manusia mengumbar dominasi hawa nafsu maka kepribadiannya tidak akan mampu bereksistensi secara baik. Manusia model ini sama dengan binatang bahkan lebih buruk (QS al-A’raf: 179).

Page 27: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

Nafsu sebagai daya nafsani memiliki banyak pengertian. Pertama, nafsu merupakan nyawa

manusia, yang wujudnya berupa angin yang keluar masuk di dalam tubuh manusia.

Kedua, nafsu merupakan sinergi jasmani-ruhani manusia dan merupakan totalitas struktur kepribadian manusia.

Ketiga, nafsu merupakan bagian dari daya nafsani yang memiliki dua daya, ghadabiyah dan syahwaniyah.

A.Dimensi al-nafs (hawa nafsu)

Page 28: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

Ghadab: daya yang berpotensi untuk menghindari diri dari yang membahayakan. Ghadab memilki potensi hawa nafsu dengan natur seperti binatang buas, menyerang, membunuh merusak, menyakiti, dan membuat yang lain menderita. Ketika potensi ini dikelola dengan baik, maka ia menjadi kekuatan atau kemampuan (qudrah).

Syahwat adalah daya yang berpotensi untuk menginduksi diri dari segala yang menyenangkan. Syahwat memiliki natur binatang jinak, naluri dasar seks, erotisme, dan segala tindakan pemuasan birahi.

A.Dimensi al-nafs (hawa nafsu)

Page 29: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

Hawa nafsu berorientasi pada jasad, yang kekuatan utamanya adalah indra.

Daya indrawi hawa nafsu, menurut Ibnu Sina, ada dua macam yaitu indra lahir (external senses) yang berupa panca indra dan indra batin (internal senses proses penyimpanan dan pengeluaran memori).

A.Dimensi al-nafs (hawa nafsu)

Page 30: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

B.Dimensi Al-Aql Dimensi akal adalah dimensi psikis yang

berada antara nafsu dan qalb. Akal menjadi perantara dan penghubung

antar kedua dimensi tersebut berupa fungsi pikiran yang merupakan kualitas insaniyah pada psikis manusia.

Akal merupakan bagian dari daya insani yang memiliki dua makna. Akal jasmani, yang lazim disebut sebagai

otak Akal ruhani yaitu cahaya ruhani dan daya

nafsani yang dipersiapkan untuk memperoleh pengetahuan.

Page 31: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

(Lanjutan) Dimensi Al-Aql

Secara jasmaniah ia berkedudukan di otak, memiliki daya kognisi, dengan potensi bersifat argumentatif (istidhlaliah) dan logis (aqliah), yang apabila mendominasi jiwa manusia maka akan menimbulkan kepribadian yang labil (al-nafs al-lawwamah).

Akal mampu mengantarkan manusia pada esensi kemanusiaan. Akal merupakan kesehatan fitrah yang memiliki daya pembeda antara yang baik dan buruk. Akal adalah daya pikir manusia untuk memperoleh pengetahuan yang bersifat rasional dan dapat menentukan hakikatnya.

Page 32: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

C.Dimensi Al-Qalb Al-Ghazali secara tegas melihat kalbu dari dua

aspek yaitu: Kalbu jasmani adalah komponen fisik Kalbu ruhani adalah komponen psikis yang

menjadi pusat kepribadian. Kalbu ruhani memiliki karakteristik yaitu, insting yang disebut nur ilahi dan mata batin yang memancarkan keimanan dan keyakinan.

Kalbu berfungsi sebagai pemandu, pengontol, dan pengendali semua tingkah laku manusia. Kalbu memiliki natur ilahiyah yang merupakan aspek supra kesadaran. Dengan natur ini manusia tidak sekedar mengenal lingkungan fisik dan sosial, juga mampu mengenal lingkungan spiritual, ketuhanan, dan keagamaan.

Page 33: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

(lanjutan) Dimensi Al-Qalb

Aspek ini juga mencakup daya insani misalnya daya indrawi (penglihatan dan pendengaran), daya psikologis seperti kognisi, emosi (intuisi yang kuat dan afektif), konasi (beraksi, berbuat, berusaha).

Qalbu secara jasmaniah berkedudukan di jantung, apabila mendominasi jiwa manusia maka menimbulkan kepribadian yang tenang (al-nafs al-muthmainnah)

Page 34: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

DINAMIKA KEPRIBADIAN

Struktur jasmani atau jasad bukan dipersiapkan untuk membentuk tingkah laku tersendiri, melainkan sebagai wadah atau tempat singgah struktur ruh.

Struktur jasmani memiliki daya dan energi yang membangkitkan proses fisiknya. Energi ini lazim disebut sebagai daya hidup (al-hayah).

Daya ini kendatipun sifatnya abstrak, tetapi ia belum mampu menggerakkan suatu tingkah laku. Suatu tingkah laku dapat terwujud apabila struktur jasmani telah ditempati struktur ruh

Page 35: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

Ruh merupakan tempat bersemayamnya spiritualitas (fitrah) yang mengarah pada sesuatu yang transenden untuk merepresentasikan sifat-sifat Tuhan. Inilah yang menjadi motivasi tingkah laku manusia. Ruh membutuhkan agama dan eksistensinya sangat tergantung pada kualitas keberagamaannya.

Seluruh perilaku manusia dinilai sebagai ibadah yang merupakan aktualisasi dari ajaran agama. Inilah yang disebut sebagai kepribadian Islam. Keberadaan agama dalam kepribadian Islam memiliki peran penting yang terdiri dari Kepribadian ilahiyah: imaniyah-ilahiyah (berupa

rukun iman), ubudiyah-ilahiyah (rukun islam), Kepribadian insaniah: mu’amalah-ilahiyah

(aktivitas keseharian yang dilandasi nilai keimanan), dan mu’amalah insaniyah (aktifitas keseharian yang dilandasi nilai-nilai kemanusiaan)

Page 36: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

Perpaduan struktur jasmani dan ruhani selanjutnya diwadahi oleh struktur nafsani yang di dalamnya terdapat potensi baik dan buruk. Struktur ini memiliki tiga komponen, nafsu, akal dan kalbu. Komponen-komponen tersebut saling berinteraksi satu sama lain dalam pembentukan kepribadian.Interaksi ketiga system nafsani ini berjalan menurut dua alternatif. Menurut Ibnu Miskawaih interaksi daya jiwa berjalan

menurut hukum harmonisasi antara berbagai sistem yang berpusat pada fikiran. Keutamaan berpikir adalah kearifan, keutamaan ghadab adalah berani dan keutamaan syahwat adalah iffah. Dengan begitu ghadab dan syahwat bukanlah potensi yang buruk. Baik buruknya sangat tergantung pada interaksi yang harmonis dengan berpikir.

Menurut Ghazali dan Ibnu Arabi interaksi daya-daya nafsani berjalan menurut hukum dominasi. Masing-masing daya ini, kalbu naturnya baik, nafsu naturnya buruk, dan akal naturnya baik dan buruk. Kesemua daya ini berpusat pada kalbu.

Page 37: Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team

3 JENIS UTAMA NAFS (tipe kepribadian)

Urutan dari yang terburuk hingga yang terbaik adalah Nafs al-Ammârah Bissu’ (Nafs yang

mendorong kepada kejahatan/keburukan) Kepribadian Amarah (didominasi nafsu)

Nafs al-Lawwâmah (Nafs yang tercela) Kepribadian Lawwamah (didominasi akal)

Nafs al-Mutma’innah (Nafs yang membawa kedamaian) Kepribadian Mutmainnah (didominasi kalbu)