Psikologi Kepribadian

33
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seandainya dalam semua segi, setiap orang sama seperti kebanyakan atau bahkan semua orang lain, kita bisa tahu apa yang diperbuat seseorang dalam situasi tertentu berdasarkan pengalaman diri kita sendiri. Kenyataannya, dalam banyak segi, setiap orang adalah unik, khas. Akibatnya yang lebih sering terjadi adalah kita mengalami salah paham dengan teman di kampus, sejawat di kantor tetangga atau bahkan dengan suami/istri dan anak-anak dirumah. Kita terkejut oleh tindakan di luar batas yang dilakukan oleh seseorang yang biasa dikenal alim dan saleh, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, kita membutuhkan sejenis kerangka acuan untuk memahami dan menjelaskan tingkah laku diri sendiri dan orang lain.kita harus memahami defenisi dari kepribadian itu, bagaimana kepribadan itu terbentuk. Selain itu kita membutuhkan teori- teori tentang tingkah laku, teori tentang kepribadian agar tembentuk suatu kepribadian yang baik. Sehingga gangguan-gangguan yang biasa muncul pada kepribadian setiap individu dapat dihindari. 1

Transcript of Psikologi Kepribadian

Page 1: Psikologi Kepribadian

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seandainya dalam semua segi, setiap orang sama seperti kebanyakan atau

bahkan semua orang lain, kita bisa tahu apa yang diperbuat seseorang dalam

situasi tertentu berdasarkan pengalaman diri kita sendiri. Kenyataannya,

dalam banyak segi, setiap orang adalah unik, khas. Akibatnya yang lebih

sering terjadi adalah kita mengalami salah paham dengan teman di kampus,

sejawat di kantor tetangga atau bahkan dengan suami/istri dan anak-anak

dirumah. Kita terkejut oleh tindakan di luar batas yang dilakukan oleh

seseorang yang biasa dikenal alim dan saleh, dan masih banyak lagi.

Oleh karena itu, kita membutuhkan sejenis kerangka acuan untuk

memahami dan menjelaskan tingkah laku diri sendiri dan orang lain.kita

harus memahami defenisi dari kepribadian itu, bagaimana kepribadan itu

terbentuk. Selain itu kita membutuhkan teori-teori tentang tingkah laku, teori

tentang kepribadian agar tembentuk suatu kepribadian yang baik. Sehingga

gangguan-gangguan yang biasa muncul pada kepribadian setiap individu

dapat dihindari.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumsan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:

1. Bagaimana konsep-konsep kepribadian?

2. Menjelaskan jenis-jenis gangguan kepribadian.

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah

1. Untuk memahami konsep-konsep kepribadian.

1

Page 2: Psikologi Kepribadian

2. Untuk memahami jenis-jenis gangguan kepribadian.

D. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan makalah ini, yaitu:

1. Pendahuluan

2. Pembahasan

3. Penutup

2

Page 3: Psikologi Kepribadian

BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Kepribadian

Kata “kepribadian” (personality) sesungguhnya sesungguhnya berasal

dari kata latin: pesona. Pada mulanya kata personaini menunjuk pada topeng

yang biasa digunakan oleh pemain sandiwara di zaman romawi dalam

memainkan perannya. Lambat laun, kata persona (personality) berubah

menjai satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima

oleh individu dari kelompok masyarakat, kemudian individu tersebut

diharapkan bertingkah laku berdasarkan atau sesuai dengan gambaran sosial

yang diterimanya.

Kepribadian (Allport, 1971) adalah organisasi-organisasi dinamis dari

sistem-sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya

yang unik/khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Karena tiap-tiap kepribadian adalah unik, maka sukar sekali dibuat

gambaran yang umum tentang kepribadian. Yang dapat kita lakukan adalah

mencoba mengenal seseorang dengan mengetahui struktur kepribadiannya.

Struktur kepribadian ini dapat diketahui melalui pemeriksaan terhadap sejarah

hidup, cita-cita, dan persoalan-persoalan yang dihadapi seseorang.

B. Pembentukan Kepribadian

Mengenai pengalaman-pengalaman yang ikut membentuk kepribadian,

kita dapat membedakannya dalam dua golongan :

1. Pengalaman yang umum, yaitu yang dialami oleh tiap-tiap individu

dalam kebudayaan tertentu. Pengalaman ini erat hubungannya dengan

fungsi dan peranan seseorang dalam masyarakat. Misalnya, sebagai laki-

laki atau wanita seseorang mempunyai hak dan kewajiban tertentu.

Beberapa dari peran itu dipilih sendiri oleh orang yang bersangkutan

tetapi masih tetap terikat pada norma-norma masyarakat, misalnya

jabatan atau pekerjaan. Meskipun demikian, kepribadian seseorang tidak

3

Page 4: Psikologi Kepribadian

dapat sepenuhnya diramalkan atau dikenali hanya berdasarkan

pengetahuan tentang struktur kebudayaan dimana orang itu hidup. Hal ini

disebabkan karena :

a. Pengaruh kebudayaan terhadap seseorang tidaklah sama karena

medianya (orang tua, saudara, media massa dan lain-lain) tidaklah

sama pula pada setiap orang. Setiap orang tua atau media massa

mempunyai pandangan dan pendapatnya sendiri sehingga orang-

orang yang menerima pandangan dan pendapat yang berbeda-beda

itu akan berbeda-beda pula pendiriannya.

b. Tiap individu mempunyai pengalaman-pengalaman yang khusus,

yang terjadi pada dirinya sendiri.

2. Pengalaman yang khusus, yaitu yang khusus dialami individu sendiri.

Pengalaman ini tidak tergantung pada status dan peran orang yang

bersangkutan dalam masyarakat.

Pengalaman-pengalaman yang umum maupun yang khusus di atas

memberi pengaruh yang berbeda-beda pada tiap individu-individu itu pun

merencanakan pengalaman-pengalaman tersebut secara berbeda-beda pula

sampai akhirnya ia membentuk dalam dirinya suatu stuktur kepribadian yang

tetap (permanen). Proses integrasi pengalaman-pengalaman ke dalam

kepribadian yang makin lama makin dewasa, disebut proses pembentukan

identitas diri.

Proses pembentukan identitas diri harus melalui berbagai tingkatan.

Salah satu tingkat yang harus dilalui adalah identifikasi, yaitu dorongan untuk

menjadi identik (sama) dengan orang lain, misalnya dengan ayah, ibu, kakak,

saudara, guru, dan sebagainya. Pada masa remaja, tahap identifikasi ini dapat

menyebabkan kebingungan dan kekaburan akan peran sosial, karena remaja-

remaja cenderung mengidentifikasikan dirinya dengan beberapa tokoh

sekaligus, misalnya dengan ayahnya, bintang film kesayangannya, tokoh

politik favoritnya dan sebagainya. Kalau kekaburan akan peranan sosial ini

tidak dapat dihapuskan sampai remaja itu menjadi dewasa, maka besar

kemungkinannya ia akan menderita gangguan-gangguan kejiwaan pada masa

dewasanya. Karena itu penting sekali diusahakan agar remaja dapat

4

Page 5: Psikologi Kepribadian

menentukan sendiri identitas dirinya dan berangsur-angsur melepaskan

identifikasinya terhadap orang-orang lain untuk akhirnya menjadi dirinya

sendiri.

C. Teori-Teori Kepribadian

Ada empat teori kepribadian utama yang satu sama lain tentu saja berbeda,

yakni teori kepribadian psikoanalisis, teori-teori sifat (trait), teori kepribadian

behaviorisme, dan teori psikoligi kognitif.

1. Teori Kepribadian Psikoanalisis

Dalam mencoba mamahami sistem kepribadian manusia, Freud

membangun model kepribadian yang saling berhubungan dan

menimbulkan ketegangan satu sama lain. Konflik dasar dari tiga sistem

kepribadian tersebut menciptakan energi psikis individu. Energi dasar ini

menjadi kebutuhan instink individu yang menuntut pemuasan. Tiga sistem

tersebut adalah id, ego, dan superego.

Id bekerja menggunakan prinsip kesenangan, mencari pemuasan

segera impuls biologis; ego mematuhi prinsip realita, menunda pemuasan

sampai bisa dicapai dengan cara yang diterima masyarakat, dan superego

(hati nurani;suara hati) memiliki standar moral pada individu. Jadi jelaslah

bahwa dalam teori psikoanalisis Freud, ego harus menghadapi konflik

antara id ( yang berisi naluri seksual dan agresif yang selalu minta

disalurkan) dan super ego (yang berisi larangan yang menghambat naluri-

naluri itu). Selanjutnya ego masih harus mempertimbangkan realitas di

dunia luar sebelum menampilkan perilaku tertentu.

Namun, dalam psikoanalisis Carl Gustav Jung, ego bukannya

menghadapi konflik antara id dan superego, melainkan harus mengelola

dorongan-dorongan yang datang dari ketidak sadaran kolektif (yang berisi

naluri-naluri yang diperoleh dari pengalaman masa lalu dari masa generasi

yang lalu) dan ketidaksadaran pribadi yang berisi pengalaman pribadi yang

5

Page 6: Psikologi Kepribadian

diredam dalam ketidaksadaran. Berbeda dengan Freud, Jung tidak

mendasarkan teorinya pada dorongan seks.

Bagi erikson, misalnya meskipun ia mengakui adanya id, ego, dan

superego, menurutnya, yang terpenting bukannya dorongan seks dan

bukan pula koflik antara id dan superego. Bagi Erikson, manusia adalah

makhluk rasional yang pikiran, perasaan, dan perilakunya dikendalikan

oleh ego. Jadi ego itu aktif, bukan pasif seperti pada teori freud, dan

merupakan unsur utama dari kepribadian yang lebih banyak dipengarihi

oleh faktor sosial daripada dorongan seksual.

2. Teori-Teori Sifat (Trait Theories)

Teori sifat ini dikenal sebagai teori-teori tipe (type theories) yang

menekankan aspek kepribadian yang bersifat relatif stabil atau menetap.

Tepatnya, teori-teori ini menyatakan bahwa manusia memiliki sifat atau

sifat-sifat tertentu, yakni pola kecenderungan untuk bertingkah laku

dengan cara tertentu. Sifat-sifat yang stabil ini menyebabkan manusia

bertingkah laku relatif tetap dari situasi ke situasi.

Allport membedakan antara sifat umum (general trait) dan

kecenderungan pribadi (personal disposition). Sifat umum adalah dimensi

sifat yang dapat membandingkan individu satu sama lainnya.

Kecenderungan pribadi dimaksudkan sebagai pola atau konfigurasi unik

sifat-sifat yang ada dalam diri individu. Dua orang mungkin sama-sama

jujur, namun berbeda dalam hal kejujuran berkaitan dengan sifat lain.

Orang pertama, karena peka terhadap perasaan orang lain, kadang-kadang

menceritakan “kebohongan putih” bagi orang ini, kepekaan sensitivitas

adalah lebih tinggi dari kejujuran. Adapun orang orang kedua menilai

kejujuran lebih tinggi, dan mengatakan apa adanya walaupun hal itu

melukai orang lain. Orang mungkin pula memilki sifat yang sama, tetapi

dengan motif berbeda. Seseorang mungkin berhati-hati karena ia takut

terhadap pendapat orang lain, dan orang lain mungkin hati-hati karena

mengekspresikan kebutuhannya untuk mempertahankan keteraturan hidup.

6

Page 7: Psikologi Kepribadian

Termasuk dalam teori-teori sifat berikutnya adalah teori-teori dari

Willim Sheldom. Teori Sheldom sering digolongkan sebagai teori

topologi. Meskipun demikian ia sebenarnya menolak pengotakkan

menurut tipe ini. Menurutnya, manusia tidak dapat digolongkan dalam tipe

ini atau tipe itu. Akan tetapi, setidak-tidaknya seseorang memiliki tiga

komponen fisik yang berbeda menurut derajat dan tingkatannya masing-

masing. Kombinasi ketiga komponen ini menimbulkan berbagai

kemungkinan tipe fisik yang isebutnya sebagai somatotipe. Menurut

Sheldom ada tiga komponen atau dimensi temperamental adalah sebagai

berikut :

a. Viscerotonia. Individu yang memiliki nilai viscerotonia yang tinggi,

memiliki sifat-sifat, antara lain suka makan enak, pengejar

kenikmatan, tenang toleran, lamban, santai, pandai bergaul.

b. Somatotonia. Individu dengan sifat somatotonia yang tinggi memiliki

sifat-sifat seperti berpetualang dan berani mengambil resiko yang

tinggi, membutuhkan aktivitas fisik yang menantang, agresif, kurang

peka dengan perasaan orang lain, cenderung menguasai dan membuat

gaduh.

c. Cerebretonia. Pribadi yang mempunyai nilai cerebretonia dikatakan

bersifat tertutup dan senang menyendiri, tidak menyukai keramaian

dan takut kepada orang lain, serta memiliki kesadaran diri yang tinggi.

Bila sedang di rundung masalah, Ia memiliki reaksi yang cepat dan

sulit tidur.

3. Teori Kepribadian Behaviorisme

Menurut Skinner, individu adalah organisme yang memperoleh

perbendaharaan tingkah lakunya melalui belajar. Dia bukanlah agen

penyebab tingkah laku, melainkan tempat kedudukan atau suatu poin yang

faktor-faktor lingkungan dan bawaan yang khas secara bersama-sama

menghasilkan akibat (tingkah laku) yang khas pula pada individu tersebut.

7

Page 8: Psikologi Kepribadian

Bagi Skinner, studi mengenai kepribadian itu ditujukan pada

penemuan pola yang khas dari kaitan antara tingkah laku organisme dan

berbagai konsekuensi yang diperkuatnya.

Selanjutnya, Skinner telah menguraikan sejumlah teknik yang

digunakan untuk mengontrol perilaku. Tekhnik tersebut antara lain adalah

sebagai berikut :

1) Pengekangan fisik (psycal restraints)

Menurut skinner, kita mengntrol perilaku melalui pengekangan fisik.

Misalnya, beberapa dari kita menutup mulut untuk menghindari diri

dari menertawakan kesalahan orang lain. Orang kadang-kadang

melakukannya dengan bentuk lain, seperti berjalan menjauhi seseorang

yang tealh menghina ita agar tidak kehilangan kontrol dan menyerang

orang tersebut secara fisik.

2) Bantuan fisik (physical aids)

Kadang-kadang orang menggunakan obat-obatan untuk mengontrol

perilaku yang tidak dinginkan. Misalnya, pengendara truk meminum

obat perangsang agar tidak mengatuk saat menempuh perjalanan jauh.

Bantuan fisik bisa juga digunakan untuk memudahkan perilaku tertentu,

yang bisa dilihat pada orang yang memiliki masalah penglihatan dengan

cara memakai kacamata.

3) Mengubah kondisi stimulus (changing the stimulus conditions)

Suatu tekhnik lain adalah mengubah stimulus yang bertanggunggung

jawab. Misalnya, orang yang berkelebihan berat badan menyisihkan

sekotak permen dari hadapannya sehingga dapat mengekang diri

sendiri.

4) Memanipulasi kondisi emosional (manipulating emotional conditions)

Skinner menyatakan terkadang kita mengadakan perubahan emosional

dalam diri kita untuk mengontrol diri. Misalnya, beberapa orang

menggunakan tekhnik meditasi untuk mengatasi stess.

5) Melakukan respons-respons lain (performing alternativeresponses)

8

Page 9: Psikologi Kepribadian

Menurut Skinner, kita juga sering menahan diri dari melakukan

perilaku yang membawa hukuman dengan melakukan hal lain.

Misalnya, untuk menahan diri agar tidak menyerang orang yang sangat

tidak kita sukai, kita mungkin melakukan tindakan yang tidak

berhubungan dengan pendapat kita tentang mereka.

6) Menguatkan diri secara positif (positif self-reinforcement)

Salah satu teknik yang kita gunakan untuk mengendalikan perilaku

menurut Skinner, adalah positive self-reinforcement. Kita menghadiahi

diri sendiri atas perilaku yang patut dihargai. Misalnya, seorang pelajar

menghadiahi diri sendiri karena telah belajar keras dan dapat

mengerjakan ujian dengan baik, dengan menonton film yang bagus.

7) Menghukum diri sendiri (self punishment)

Akhirnya, seseorang mengkin menghukum diri sendiri karena gagal

mencapai tujuan diri sendiri. Misalnya, seorang mahasiswa menghukum

dirinya sendiri karena gagal melakukan ujian dengan baik dengan cara

menyendiri dan belajar kembali dengan giat.

4. Teori Psikologi Kognitif

Menurut para ahli, teori psikologi kognitif dapat dikatakan berawal

dari pandangan psikologi Gestalt. Mereka berpendapat bahwa dalam

memersepsi lingkungannya, manusia tidak sekadar mengandalkan diri

pada apa yang diterima dari penginderaannya, tetapi masukan dari

pengindraan itu, diatur, saling dihubungkan dan diorganisasikan untuk

diberi makna, dan selanjutnya dijadikan awal dari suatu perilaku.

Pandangan teori kognitif menyatakan bahwa organisasi kepribadian

manusia tidak lain adalah elemen-elemen kesadaran yang satu sama lain

saling terkait dalam lapangan kesadaran (kognisi). Dalam teori ini, unsur

psikis dan fisik tidak dipisahkan lagi, karena keduanya termasuk dalam

kognisi manusia. Bahkan, dengan teori ini dimungkinkan juga faktor-

faktor diluar diri dimasukkan (diwakili) dalam lapangan psikologis atau

lapangan kesadaran seseorang.

D. Tipe-Tipe Kepribadian

9

Page 10: Psikologi Kepribadian

Pada dasarnya setisp orang memiliki kepribadian yang berbeda satu sama

lain. Penelitian tentang kepribadian manusia dilakukan para ahli sejak dulu

kala. Kita mengenal Hippocrates dan Galenus yang mengemukakan bahwa

manusia bisa dibagi menjadi empat golongan menurut keadaan zat cair yang

ada dalam tubuhnya.

1) Melancholicus (melankolisi), yaitu orang-orang yang banyak empedu

hitamnya, sehingga orang-orang dengan tipe ini selalu bersikap murung

atau muram, pesimistis dan selalu menaruh rasa curiga.

2) Sanguinicus (sanguinisi), yakni orang-orang yang banyak darahnya,

sehingga orang-orang tipe ini selalu menunjukkan wajah berseri-seri,

periang atau selalu gembira, dan bersikap optimistis.

3) Flegmaticus (flegmatisi), yaitu orang-orang yang banyak lendirnya.

Orang-orang seperti ini sifatnya lamban dan pemalas, wajahnya selalu

pucat, pesimis, pembawaannya tenang, pendiriannya tidak mudah berubah.

4) Cholericus (kolerisi), yakni yang banyak empedu kuningnya. Orang

bertipe ini bertubuh besar dan kuat, namun penaik darah dan sukar

mengendalikan diri, sifatnya garang dan agresif.

C.G. Jung, seorang ahli penyakit jiwa dari Swiss, membuat pembagian

tipe manusia dengan cara lain lagi. Ia menyatakan bahwa perhaian manusia

tertuju pada dua arah, yakni keluar dirinya yang disebut extrovert, dan

kedalam dirinya yang disebut introvert. Jadi, menurut jung tipe manusia bisa

dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu :

1) Tipe extrovert, yaitu orang-orang yang perhatiannya lebih diarahkan

keluar dirinya, kepada orang-orang lain dan kepada masyarakat.

2) Tipe introvert, orang-orang yang perhatiannya lebih mengarah pada

dirinya.

Orang yang tergolong tipe extrovert mempunyai sifat-sifat: berhati

terbuka, lancar dalam pergaulan, ramah, penggembira, kontak dengan

lingkungan besar sekali. Mereka mudah memegaruhi dan mudah pula

dipengaruhi oleh lingkungannya. Adapun orang-orang yang tergolong

introvert memiliki sifat-sifat : kurang pandai bergaul, pendiam, sukar diselami

batinnya, suka mnyendiri, bahkan sering takut kepada orang lain.

10

Page 11: Psikologi Kepribadian

Kretschmer, ahli penyakit jiwa berkebangsaan Jerman, mengemukakan

adanya hubungan yang erat antara tipe tubuh dengan sifat dan wataknya. Ia

memebagi manusia dalam empat golongan menurut tipe atau bentuk tubuhnya

masing-masing, yaitu berikut ini :

1) Atletis, dengan ciri-ciri tubuh: besar, berotot kuat, kekar dan tegap,

berdada lebar.

2) Astenis, dengan ciri-ciri: tinggi, kurus, tidak kuat, bahu sempit, lengan,

dan kaki kecil.

3) Piknis, dengan ciri-ciri: bulat, gemuk, pendek, muka bulat, leher pejal.

4) Displastis, merupakan bentuk tubuh campuran dari ketiga tipe diatas.

Tipe watak orang yang berbentuk atletis dan astenis adalah schizothim,

yang menurut Kretschmer mempunyai sifat-sifat, antara lain : sulit bergaul,

mempunyai kebiasaan yang tetap, sukar menyesuaikan diri dengan situasi

baru, kelihatan sombong, egoistis dan bersifat ingin berkuasa, kadang-kadang

optimis, kadang pula pesimis, selalu berpikir terlebih dahulu masak-masak

sebelum bertindak.

Lain halnya dengan orang yang memiliki bentuk tubuh piknis, atau tipe

wataknya sering disebut siklithim. Sifat orang-orang ini adalah mudah

bergaul, suka humor, mudah berubah-ubah stemming-nya, mudah

menyesuaikan diri dengan situasi yang baru, lekas memaafkan kesalahan

orang lain, tetapi kurang setia, dan tidak konsekuen.

Menurut teori Sheldon, manusia bisa digolongkan menjadi tiga macam

tipe yaitu :

a. Tipe Endomorp

Menurut Sheldon, orang yang komponen endomorp-nya tinggi, sedangkan

kedua komponen lainnya rendah, ditandai oleh alat-alat dalam dan seluruh

sistem digestif (yang berasal dari endoderm) memegang peranan penting.

Sheldom menyebut tipe endomorph dengan kecenderungan pada

kebulatan, keluwesan, kehalusan, dan gemuknya tubuh, serta tangan-kaki

yang lembut dan kecil.

b. Tipe Mesomorph

11

Page 12: Psikologi Kepribadian

Dalam pandangan Sheldon, orang yang bertipe mesomorph, komponen

mesomorphnya tinggi, sedangkan komponen lainnya lagi rendah. Karena

itu, bagian-bagian tubuhnya yang berasal dari mesoderm relatif

berkembang lebih baik ketimbang yang lain-lain; misalnya: otot-ototnya

dominan, pembuluh-pembuluh darah kuat, jantung juga dominan. Orang

tipe ini punya kecenderungan kokoh, keras, otot tampak bersegi-segi,

tahan sakit. Termasuk pada golongan tipe ini, misalnya, para olahragawan,

pengelana, dan tentara.

c. Tipe Ectomorph

Orang-orang yang termasuk pada golongan tipe ectomorph ini adalah

organ-organ mereka berasal dari ectoderm yang terutama berkembang,

yaitu kulit, sistem saraf. Kecenderungan tipe entomorph adalah pada

tangan dan kaki yang lurus, tubuhnya tampak lemah dan langsing,

jangkung, dada pipih, dan otot-otot hampir tidak tampak berkembang.

E. Pengukuran-Pengukuran Kepribadian

Sifat kepribadian biasa diukur melalui angka rata-rata pelaporan dari (self-

report)kuesioner kepribadian (untuk sifat khusus) atau penelusuran

kepribadian seutuhnya (personality inventory, serangkaian instrumen yang

menyingkap sejumlah sifat). Ada beberapa macam cara untuk mengukur atau

menyelidiki kepribadian. Berikut ini adalah beberapa diantaranya :

1. Observasi Direct

Observasi direk berbeda dengan observasi biasa. Observasi direk

mempunyai sasaran yang khusus , sedangkan observasi biasa mengamati

seluruh tingkah laku subjek. Observasi direk memilih situasi tertentu,

yaitu saat dapat diperkirakan munculnya indikator dari ciri-ciri yang

hendak diteliti, sedangkan observasi biasa mungkin tidak merencanakan

untuk memilih waktu.

Observasi direct diadakan dalam situasi terkontrol, dapat diulang

atau dapat dibuat replikasinya. Misalnya, pada saat berpidato, sibuk

bekerja, dan sebagainya.Ada tiga tipe metode dalam observasi direk yaitu:

12

Page 13: Psikologi Kepribadian

a. Time Sampling Method

Dalam time sampling method, tiap-tiap subjek diselidiki pada periode

waktu tertentu. Hal yang diobservasi mungkin sekadar muncul

tidaknya respons, atau aspek tertentu.

b. Incident Sampling Method

Dalam incident sampling method, sampling dipilih dari berbagai

tingkah laku dalam berbagai situasi. Laporan observasinya mungkin

berupa catatan-catatan dari Ibu tentang anaknya, khusus pada waktu

menangis, pada waktu mogok makan, dan sebgainya. Dalam

pencatatan tersebut hal-hal yang menjadi perhatian adalah tentang

intensitasnya, lamanya, juga tentang efek-efek berikut setelah respons.

c. Metode Buku Harian Terkontrol

Metode ini dilakukan dengan cara mencatat dalam buku harian

tentang tingkah laku yang khusus hendak diselidiki oleh yang

bersangkutan sendiri. Misalnya mengadakan observasi sendiri pada

waktu sedang marah. Syarat penggunaan metode ini, antara lain,

bahwa peneliti adalah orang dewasa yang cukup inteligen dan lebih

jauh lagi adalah benar-benar ada pengabdian pada perkembangan ilmu

pengetahuan.

2. Wawancara (Interview)

Menilai kepribadian dengan wawancara (interview) berarti mengadakan

tatap muka dan berbicara dari hati ke hati dengan orang yang dinilai.

Dalam psikologi kepribadian, orang mulai mengembangkan dua jenis

wawancara, yakni:

a. Stress interview

Stress interview digunakan untuk mengetahui sejauh mana seseorang

dapat bertahan terhadap hal-hal yang dapat mengganggu emosinya

dan juga untuk mengetahui seberapa lama seseorang dapat kembali

menyeimbangkan emosinya setelah tekanan-tekanan ditiadakan.

Interviewer ditugaskan untuk mengerjakan sesuatu yang mudah,

kemudian dilanjutkan dengan sesuatu yang lebih sukar.

b. Exhaustive Interview

13

Page 14: Psikologi Kepribadian

Exhaustive Interview merupakan cara interview yang berlangsung

sangat lama; diselenggarakn non-stop. Cara ini biasa digunakan untuk

meneliti para tersangka dibidang kriminal dan sebagai pemeriksaan

taraf ketiga.

3. Tes proyektif

Cara lain untuk mengatur atau menilai kepribadian adalah dengan

menggunakan tes proyektif. Orang yang dinilai akan memprediksikan

dirinya melalui gambar atau hal-hal lain yang dilakukannya. Tes proyektif

pada dasarnya memberi peluang kepada testee (orang yang dites) untuk

memberikan makna atau arti atas hal yang disajikan; tidak ada pemaknaan

yang dianggap benar atau salah.

Jika kepada subjek diberikan tugas yang menunut penggunaan imajinasi,

kita dapat menganalisis hasil fantasinya untuk menguur cara dia merasa

dan berpikir. Jika melakukan kegiatan yang bebas, orang cenderung

menunjukkan dirinya, memantulkan (proyeksi) kepribadiannya untuk

melakukan tugas yang kreatif. Jenis yang termasuk tes proyektif adalah:

a. Tes Rorschach

Tes yang dikembangkan oleh seorang dkter psikiatrik Swiss, Hermann

Rorschach, pada tahun 1920-an, terdiri atas sepuluh kartu yang

masing-masing menampilkan bercak tintan yang agak kompleks.

Sebagian bercak itu berwarna; sebagian lagi hitam putih. Kartu-kartu

tersebut diperlihatkan kepada mereka yang mengalami percobaan

dalam urutan yang sama. Mereka ditugaskan untuk menceritakan hal

apa yang dilihatnya tergambar dalam noda-noda tinta itu. Meskipun

noda-noda itu secara objektif sama bagi semua peserta, jawaban yang

mereka berikan berbeda satu sama lain. Ini menunjukkan bahwa

mereka yang mengalami percobaan itu memproyeksikan sesuatu

dalam noda-noda itu. Analisis dari sifat jawaban yang diberikan

peserta itu memberikan petunjuk mengenai susunan kepribadiannya.

b. Tes Apersepsi Tematik (Thematic Apperception Test/TAT)

Tes apersepsi tematik atau Thematic Apperception Test (TAT),

dikembangkan di Harvard University oleh Hendry Murray pada tahun

14

Page 15: Psikologi Kepribadian

1930-an. TAT mempergunakan suatu seri gambar-gambar. Sebagian

adalah reproduksi lukisan-lukisan, sebagian lagi kelihatan sebagai

ilustrasi buku atau majalah. Para peserta diminta mengarang sebuah

cerita mengena tiap-tiap gambar yang diperlihatkan kepadanya.

Mereka diminta membuat sebuah cerita mengenai latar belakang dari

kejadian yang menghasilkan adegan pada setiap gambar, mengenai

pikiran dan perasaan yang dialami oleh orang-orang didalam gambar

itu, dan bagaimana episode itu akan berakhir. Dalam menganalisis

respon terhadap kartu TAT, ahli psikologi melihat tema yang berulang

yang bisa mengungkapkan kebutuhan, motif, atau karakteristik cara

seseorang melakukan hubungan antarpribadinya.

4. Inventori Kepribadian

Inventori kepribadian adalah kuesioner yang mendorong individu untuk

melaporkan reaksi atau perasaannya dalam situasi tertentu. Kuesioner ini

mirip wawancara terstruktur dan ia menanyakan pertanyaan yang sama

untuk setiap orang, dan jawaban biasanya diberikan dalam bentuk yang

mudah dinilai, seringkali dengan bantuan komputer. Menurut Atkinson

dan kawan-kawan, investori kepribadian mungkin dirancang untuk

menilai dimensi tunggal kepribadian (misalnya, tingkat kecemasan) atau

beberapa sifat kepribadian secara keseluruhan. Investori kepribadian yang

terkenal dan banyak digunakan untuk menilai kepribadian seseorang

ialah: (a) Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI), (b)

Rorced-Choice Inventories, dan (c) Humm-Wadsworth Temperament

Scale (H-W Temperament Scale).

a. Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI)

MMPI terdiri atas kira-kira 550 pernyataan tentag sikap, reaksi

emosional, gejala fisik dan psikologis, serta pengalaman masa lalu.

Subjek menjawab tiap pertanyaan dengan menjawab “benar”, “salah”,

atau “tidak dapat mengatakan”. Pada prinsipnya, jawaban mendapat

nilai menurut kesesuaiannya dengan jawaban yang diberikan oleh

orang-orang yang memiliki berbagai macam masalah psikologi.

MMPI dikembangkan guna membantu klinis dalam mendiagnosis

15

Page 16: Psikologi Kepribadian

gangguan kepribadian. Para perancang tes tidak menentukan sifat

mengukurnya, tetapi memberikan ratusn pertanyaan tes untuk

mengelompokkan individu. Tiap kelompok diketahui berbeda dari

normalnya menurut kriteria tertentu. Kelompok kriteria terdiri atas

individu yang telah dirawat dengan diagnosis gangguan paranoid.

Kelompok kontrol terdiri atas orang yang belum pernah didiagnosis

menderita masalah psikiatrik, tetapi mirip dengn kelompok kriteria

dalah hal usia, jenis kelamin, status sosioekonomi, dan variabel

penting lain.

b. Rorced-Choice Inventories

Rorced-Choice Inventories atau Inventori Pilihan-Paksa termasuk

klasifikasi tes yang volunter. Suatu tes dikatakan volunter bila subjek

dapat memilih pilihan yang lebih disukai, dan tahu bahwa semua

pilihan itu benar, tidak ada yang salah (Muhadjir,1992). Subjek,

dalam hal ini, diminta memilih pilihan yang lebih disukai, lebih

sesuai, lebih cocok dengan minatnya, sikapnya, atau pandangan

hidupnya.

c. Humm-Wadsworth Temperament Scale (H-W Temperament Scale)

H-W Temperament Scale dikembangkan dari teori kepribadian

Rosanoff (Muhadjir, 1992). Menurut teori ini, kepribadian memiliki

enam komponen, yang lebih banyak bertolak dari keragaman

abnomal, yaitu:

1) Schizoid Autistik, mempunyai tendensi tak konsisten, berpikirnya

lebih mengarah pada khayalan.

2) Schizoid Paranoid, mempunyai tendensi tak konsisten, dengan

angan bahwa dirinya penting.

3) Cycloid Manik, emosinya tidak stabil dengan semangat berkobar.

4) Cycloid Depress, emosinya tak stabil dengan retardasi dan

pesimisme.

5) Hysteroid, ketunaan watak berbatasan dengan tendensi kriminal.

6) Epileptoid, dengan antusiasme dan aspirasi yang bergerak terus.

16

Page 17: Psikologi Kepribadian

H-W Temperament Scale tersusun dalam sejumlah item yang

berfungsi untuk memilahkan kelompok yang patologik dari kelompok

penderita hysteroid, misalnya, diasumsikan memiliki mental kriminal.

F. Gangguan Kepribadian

Gangguan kepribadian adalah suatu proses perkembangan yang timbul

pada masa kanak-kanak, masa remaja, dan berlanjut pada masa dewasa. Keadaan

ini merupakan pola perilaku yang tertanam dalam dan berlangsung lama, muncul

sebagai respon yang kaku terhadap rentangan situasi pribadi dan sosial yang luas.

Penggolongan atau klasifikasi gangguan kepribadian bermacam-macam, yaitu:

a. Kepribadian Paranoid

Kepribadian paranoid adalah gangguan kepribadian dengan sifat curiga

yang menonjol. Orang lain selalu dilihat sebagai agressor, ingin

merugikan, ingin menyakiti, ingin mencelakai, membahayakan, dan

sebagainya, sehingga ia bersikap sebagai pemberontak untuk

mempertahankan harga dirinya. Sering ia mengancam, memberontak,

menolak, membuat keterangan yang tak masuk akal tentang kesalahan-

kesalahannya. Sering ia bersikap apriori, memvonis sesuatu tanpa

melakukan penyelidikan terlebih dahulu, tanpa dukungan data yang akurat,

melemparkan tanggung jawab dan kesalahannya pada orang lain. Penderita

umumnya ditinggalkan teman-temannya dan mendapatkan banyak musuh.

Gangguan kepribadian paranoid dibagi dua, yaitu:

- Kepribadian yang mudah tersinggung, bereaksi terhadap pengalaman

sehari-hari secara berlebihan dengan rasa menyerah dan rendah diri,

serta cenderung menyalahkan orang lain tentang pengalamannya itu.

- Kepribadian yang lebih agresif, kasar, serta sangat peka terhadap apa

yang dianggap haknya. Cepat tersinggun bila haknya dilanggar dan

sangat gigih dalam mempertahankan haknya tersebut.

Persamaan kedua kelompok tersebut adalah sifat curiga yang berlebihan,

cepat merasakan bahwa sesuatu itu tertuju pada dirinya dan adanya

negatif, serta mudah sekali tersinggung.

b. Kepribadian Afektif/Siklotim

17

Page 18: Psikologi Kepribadian

Ciri utama dari kepribadian siklotim adalah keadaan perasaan dan

emosinya yang berubah-ubah antara depresi dan euforia. Penderita

mungkin berhaasil menarik banyak teman karena sifatnya yang ramah,

gembira, semangat, hangat, tetapi dikenal pula sebagai orang yang tak

dapat diramalkan. Dalam keadaan depresi, penderita dapat menjadi sangat

cemas, khawatir, pesimis, bahkan nihilistik.

c. Kepribadian Skizoid

Sifat-sifat kepribadian ini adalah pemalu, perasa, pendiam, suka

menyendiri, menghindari kontak sosial dengan orang lain. Ciri utamanya

adalah cara menyesuaikan diri dan mempertahankan diri ditempuh dengan

menarik diri, mengasingkan diri, dan juga sering berperilaku aneh

(ekstrinsik). Pemikirannya autistik (hidup dalam dunianya sendiri),

melamun berlebihan, dan ketidamampuan menyatakan rasa permusuhan.

d. Kepribadian Eksplosif

Ciri utama tipe ini adalah diperlihatkannya sifat tertentu yang lain dari

perilakunya sehari-hari, yaitu ledakan-ledakan amarah dan agresivitas,

sebagai reaksi terhadap stres yang dialaminya (walaupun mungkin

stresnya sangat kecil). Segera sesudah itu biasanya ia menyesali

perbuatannya.

e. Kepribadian Anankastik

Ciri utama tipe kepribadian ini adalah perfeksionisme dan keteraturan,

kaku, pemalu, disertai dengan pengawasan diri yang tinggi. Orangnya tdak

kompromis serta sangat patuh (bahkan berlebihan) pada nora-norma, etika,

dan moral. Orang dengan kepribadian ini sering terlambat unutk menikah,

karena tuntutannya terlalu tinggi dan takut/ragu-ragu dalam mengambil

keputusan.

f. Kepribadian Histerik

Ciri utama kepribadian ini adalah sombong, egosentrik, tidak sabilnya

emosi, suka menarik perhatian denga afek yang labil, sering berdusta dan

menunjukkan pseudologika fantastika (menceritakan secara luas,

terperinci, dan kelihatan masuk akal padahal tanpa dasar fakta atau data. Ia

18

Page 19: Psikologi Kepribadian

dapat menyatakan perasaannya secara tepat dan sering disertai dengan

gerakan badaniah dalam berkomunikasi.

g. Kepribadian Astenik

Ciri utamanya hidup tidak bergairah, lemas, lesu, letih, lemah, tak ada

tenaga sepanjang kehidupannya. Orangnya tidak tahan terhadap stres

hidup yang normal dalam kehidupan sehari-hari. Vitalitas dan

emosionalitasnya sangat rendah. Terdapat abulia atau kurang kemauan dan

anhedonia (kurang mampu menikmati sesuatu).

h. Kepribadian Anti Sosial

Ciri utamanya ialah bahwa perilakunya selalu menimbulkan konflik

dengan ornag lain atau lingkungannya. Tidak loyal pada kelompok dan

norma-norma sosial, tidak toleran terhadap kekecewaan atau frustasi,

selalu menyalahkan ornag lain dengan rasionalisasi. Ia egosentris, idka

bertangung jawab, impulsif, agrsif, kebal terhadap rasa sakit, dan idak

mampu belajar dari pengalaman ataupun hukuman yang diberikan.

i. Kepribadian Pasif-Agresif

Tipe ini dibagi menjadi dua, yaitu:

- Kepribadian pasif dependen, orang dengan tipe kepribadian ini selalu

berpikir, merasa, dan bertindak bahwa kebutuhannya akan

ketergantungannya itu dapat dipenuhi scara menakjubkan.

- Kepribadian pasif agresif, orang dengan tipe ini merasa bahwa

kebutuhan akan ketergantungan tidak pernah terpenuhi. Ia

menunjukkan penangguhan dan sikap keras agar diterima dengan

murah hati apa yang diharapkannya degan sangat. Tipe kepribadian ini

ditandai dengan sifat pasif dan agresif. Agresifitas dapat dinyatakan

secara pasif dengan cara bermuka masam, malas, menyabot, dan keras

kepala. Perilaku ini merupakan pencerminan dari rasa permusuhan

yang dinyatakan secara tertutup, atau rasa tidak puas terhadap

seseorang/sesuatu yang kepadanya ia sangat menggantungkan dirinya.

j. Kepribadian Inadequat

Ciri utama tipe ini adalah ketidakmampuannya secara terus menerus atau

berulang-ulang untuk memenuhi harapan atau tuntutan teman atau

19

Page 20: Psikologi Kepribadian

sebayanya atau kenalannya. Baik dalam respon emosional, intelektual,

sosial, maupun fisik. Penderta sendiri tidak merasakan sebagai bebean

karena dianggapnya wajar dan harus diterima sebagaimana adanya. Orang

dengan tipe ini biasanya juga empunyai kehidupan yang tak terprogram,

tidak mampu melaksanakan tugas, serta tidak mau dipaksa untuk

melakukan sesuatu.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

20

Page 21: Psikologi Kepribadian

Kepribadian setiap individu berbeda satu sama lain. Untuk mengetahui

kepribadian seseorang kita perlu mempelajari struktur kepribadiannya. Ada

beberapa hal yang mempengaruhi pembentukan kepribadian yaitu pengetahuan

umum dan pengetahuan khusus. Sehingga terbentuklah beberapa jenis kepribadian

unik dari setiap individu. Penggolongan ini ada yang berdasarkan faktor eksternal

dan internal.

Individu yang tidak dapat menghadapi masalah pribadi dan sosial yang

timbul saat ia masih kanak-kanak sampai dewasa dapat menimbulkan gangguan

kepribadian. Oleh kerena itu sejak dini kepribadian harus dibentuk dengan baik

sehingga tidak mengalami gangguan kepribadian pada masing-masing individu.

DAFTAR PUSTAKA

Sobur, Alex, Drs, M.Si. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

21

Page 22: Psikologi Kepribadian

Sarwono, Sarlito Wirawan, Dr. 2000. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: PT

Bulan Bintang.

Baihaqi, MIF, Drs, M.Si, dkk. 2005. Psikiatri Konsep Dasar dan Gangguan-

Gangguan. Bandung: PT Refika Aditama.

22