psikologi kebribadian

37
Definisi kepribadian adalah mekanisme seseorang untuk berekspresi, biasanya terfokus pada motivasi seseorang untuk menunjukkan perilaku tertentu. Motivasi tersebut menunjang energi dan perilaku. Sebagai contoh, apabila seseorang berlari dengan sekuat tenaga menuju sebuah pintu, kita mungkin berpikir, ”Mengapa orang itu berlari? Apa motivasinya?” Para pencetus teori kepribadian mengungkapkan banyak motif. Beberapa di antaranya beranggapan bahwa dasar motivasi atau tujuan seseorang sebenarnya sama. Freud beranggapan bahwa kepribadian berdasar pada dorongan seksual seseorang. Rogers beranggapan bahwa seseorang memiliki tendensi untuk meraih level perkembangan yang lebih tinggi yang mendasari kepribadiannya. Teori lainnya menyatakan bahwa motif atau tujuan tiap orang bervariasi. Dinamika kepribadian sendiri adalah bagaimana bagian-bagian dari kepribadian seseorang saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga dapat membentuk dorongan bagi seseorang untuk berekspresi atau merespon sesuatu. Dinamika kepribadian termasuk tentang bagaimana cara mereka beradapatasi. Kepribadian ditentukan, dan menentukan, seseorang tentang bagaimana caranya membiasakan diri dengan lingkungannya. Peran kognitif

Transcript of psikologi kebribadian

Page 1: psikologi kebribadian

Definisi kepribadian adalah mekanisme seseorang untuk berekspresi, biasanya

terfokus pada motivasi seseorang untuk menunjukkan perilaku tertentu. Motivasi

tersebut menunjang energi dan perilaku. Sebagai contoh, apabila seseorang berlari

dengan sekuat tenaga menuju sebuah pintu, kita mungkin berpikir, ”Mengapa

orang itu berlari? Apa motivasinya?”

Para pencetus teori kepribadian mengungkapkan banyak motif. Beberapa di

antaranya beranggapan bahwa dasar motivasi atau tujuan seseorang sebenarnya

sama. Freud beranggapan bahwa kepribadian berdasar pada dorongan seksual

seseorang. Rogers beranggapan bahwa seseorang memiliki tendensi untuk meraih

level perkembangan yang lebih tinggi yang mendasari kepribadiannya. Teori

lainnya menyatakan bahwa motif atau tujuan tiap orang bervariasi.

Dinamika kepribadian sendiri adalah bagaimana bagian-bagian dari

kepribadian seseorang saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga dapat

membentuk dorongan bagi seseorang untuk berekspresi atau merespon sesuatu.

Dinamika kepribadian termasuk tentang bagaimana cara mereka beradapatasi.

Kepribadian ditentukan, dan menentukan, seseorang tentang bagaimana caranya

membiasakan diri dengan lingkungannya. Peran kognitif juga mempengaruhi

kepribadian seseorang. Freud beranggapan bahwa kesadaran memainkan peran,

meski dalam batasan kecil, dalam dinamika kepribadian. Dalam sejarah

penelitian, teori kepribadian terfokus pada individu, dan tidak memperhatikan

budaya serta kondisi sosial individu tersebut. Hal ini yang membuat perbedaan

gender, suku, serta budaya tidak dapat menjelaskan dinamika kepribadian.

Masalah lain dalam teori kepribadian adalah bentuk dan perubahan

kepribadian itu sendiri. Dalam hal apa kepribadian dipengaruhi oleh faktor

biologi, seperti misalnya keturunan (sifat)? Dalam hal apa kepribadian dapat

berubah sebagai bagian dari hasil proses belajar? Seberapa penting masa kanak-

kanak seseorang untuk perkembangan kepribadiannya, dan seberapa besar

pengaruhnya pada saat dia dewasa kelak?

Page 2: psikologi kebribadian

Di sini akan kami paparkan teori-teori kepribadian yang terbagi dalam

beberapa sudut pandang. Di antaranya sudut pandang behavioral, humanistik, trait

dan eksistensial. Akan kami coba jelaskan dan beri keterangan tentang dinamika

kepribadian serta psikopatologi berdasarkan masing-masing sudut pandang dari

tiap-tiap tokoh yang mencetuskan teori tersebut.

I. Teori Kepribadian Behavioral

Pandangan behavioral adalah bagaimana lingkungan mempengaruhi

dinamika kepribadian seseorang. Tokoh-tokoh behaviorisme lebih

menekankan pada metode eksperimental, sehingga yang menjadi pusat

perhatiannya adalah variable-variabel yang dapat diamati, diukur dan

dimanipulasi, serta menghindari apapun yang bersifat subjektif, mental dan

tidak bisa diamati secara empiris. Yang menjadi prosedur standar dalam

eksperimental adalah bagaimana memanipulasi satu variabel kemudian

mengukur pengaruhnya terhadap variabel-variabel yang lain. Dari proses

semacam inilah lahir teori kepribadian yang menyatakan lingkungan tempat

seseorang pasti membentuk dan mempengaruhi perilakunya. Tokoh-tokoh

penganut behavioral di antaranya adalah B.F. Skinner dan Albert Bandura.

1. B. F. Skinner

Skinner menggunakan pendekatan behavioristik dalam menganalisis

tingkah laku. Teorinya menjelaskan tentang pentingnya reinforcement

dalam pembentukan perilaku, dan bagaimana perilaku dapat dipengaruhi

oleh reward dan punishment. Skinner mengarahkan perhatiannya pada

respon-respon yang dilakukan seseorang (emitted), bukan pada respon-

respon yang ditimbulkan (elicited). Dia berfokus pada perubahan tingkah

laku, proses belajar, dan modifikasi tingkah laku. Sehingga prediksi dan

penjelasan mengenai tingkah laku dapat dicapai melalui pengetahuan

tentang aspek-aspek kepribadian yang bersifat tetap dan dapat diubah

(dimanipulasi), sehingga kita bisa mendapatkan perilaku yang kita

inginkan.

Page 3: psikologi kebribadian

Skinner memiliki tiga asumsi dasar dalam membangun teorinya:

a. Behavior is lawful (perilaku memiliki hukum tertentu)

b. Behavior can be predicted (perilaku dapat diramalkan)

c. Behavior can be controlled (perilaku dapat dikontrol)

Skinner mengklasifikasikan tingkah laku menjadi dua, yaitu:

a. Tingkah laku yang alami (innate behavior/respondent behavior)

b. Tingkah laku operan (operant behavior)

Skinner menggunakan konsep-konsep dinamik atau konsep-konsep

motivasi, sehingga ia mengakui bahwa seseorang tidak selalu

memperlihatkan tingkah laku yang sama dengan kadar yang sama pula

walaupun dalam situasi yang tetap. Dalam hal ini keadaan internal

digunakan untuk menjelaskannya.

Menurut Skinner, cara efektif untuk meramal dan merubah perilaku

adalah dengan memberikan reinforcement (penguatan). Menurutnya,

terdapat dua macam reinforcement, yaitu:

a. Reinforcement Positive: cara untuk Memperkuat suatu perilaku atau

menghambat perilaku dengan cara memberikan sesuatu yang

menyenangkan bagi subyek segera setelah perilaku itu muncul.

b. Reinforcement Negative: cara untuk memperkuat suatu perilaku atau

menghambat perilaku dengan cara mencabut sumber ketidaknyamanan

atau ketegangan subyek setiap kali perilaku itu muncul.

Pemberian reinforcement juga berpengaruh terhadap munculnya

perilaku. Karena itu Skinner pun membuat Schedule of Reinforcement

(Jadwal Penguatan), yang bergantung pada waktu dan jumlah penguat

yang diberikan (interval):

a. Penguatan dengan interval yang tetap (fixed interval)

Pemberian penguatan dengan jeda waktu yang tetap. Contohnya

pemberian penguatan setiap lima menit atau sepuluh menit sekali.

Page 4: psikologi kebribadian

b. Penguatan dengan interval yang tidak tetap (variable interval)

Pada jadwal penguatan adalah bahwa penguat diberikan pada

interval waktu yang beragam (acak).

Munculnya perilaku tidak semata-mata bergantung pada waktu dan

banyaknya penguat yang diberikan, tetapi juga pada tingkah laku itu

sendiri.

a. Penguatan dengan rasio tetap (fixed ratio)

Contohnya adalah memberikan penguat setelah melakukan suatu

hal sebanyak X kali, dan seperti itu selanjutnya.

b. Penguatan dengan rasio bervariasi (variable ratio)

Contohnya adalah memberikan penguat setelah suatu hal dilakukan X

kali, dan untuk selanjutnya penguat diberikan pada saat-saat yang tidak

diduga, atau pada waktu yang berlainan.

2. Albert Bandura

Bandura adalah tokoh yang berpengaruh dalam tradisi behavioris dan

pembelajaran. Menurutnya, lingkungan memang membentuk perilaku

namun perilaku juga membentuk lingkungan. Konsep ini dia namakan

dengan determinisme resiprokal, yaitu lingkungan dan perilaku seseorang

itu saling memengaruhi. Bandura juga memandang kepribadian sebagai

interaksi dari tiga hal yaitu: lingkungan, perilaku dann proses psikologi

seseorang. Proses psikologis ini berisi kemampuan kita untuk memuaskan

berbagai citra (image) dalam pikiran dan bahasa kita.

Ringkasnya, apabila menurut Skinner pribadi mempengaruhi tingkah

laku melalui menipulasi lingkungan, Bandura berpendapat bahwa pribadi,

lingkungan, dan tingkah laku saling mempengaruhi.

Teori-teori Bandura dianggap lebih efektif daripada teori Skinner

karena Bandura memandang Skinner terlalu bergantung pada

reinforcement. Menurutnya reinforcement penting dalam menentukan

apakah suatu tingkah laku akan terus terjadi atau tidak, tetapi itu bukan

Page 5: psikologi kebribadian

satu-satunya pembentuk tingkah laku. Seseorang dapat belajar melakukan

sesuatu hanya dengan mengamati dan kemudian mengulang apa yang

dilihatnya (ini yang disebut Bandura dengan teori belajar sosial). Belajar

dilakukan melalui observasi, tanpa ada reinforcement yang terlibat.

Sehingga berarti tingkah laku yang ditunjukkan seseorang bukan

merupakan antisipasi individu terhadap konsekuensi yang akan

diterimanya. Itulah pokok teori belajar sosial Bandura.

Struktur kepribadian menrutnya terdiri dari tiga hal:

1. Self-system

Self-system (sistem diri) bukan unsur psikis yang mengontrol tingkah

laku, tetapi mengacu pada struktur kognitif yang memberikan pedoman

mekanisme dan seperangkat fungsi-fungsi persepsi, evaluasi, dan

pengaturan tingkah laku. Pengaruh self tidak otomatis (mengatur tingkah

laku secara otonom), tetapi self menjadi bagian dari sistem interaksi

resiprokal (individu dengan lingkungannya).

2. Self-regulation

Disebut juga kemampuan mengontrol perilaku sendiri. Tingkah laku

yang timbul merupakan hasil belajar melalui pengalaman, baik langsung

maupun tidak, dan tidak hanya ditentukan oleh lingkungan. Dapat terjadi:

a. Strategi reaktif: dipakai untuk mencapai tujuan

b. Strategi proaktif: merupakan strategi yang menentukan tujuan baru

yang lebih tinggi.

3. Self-efficacy

Self-efficacy (efikasi diri) berhubungan dengan keyakinan bahwa diri

memiliki kemampuan melakukan tindakan yang diharapkan. Sumber

efikasi diri di antaranya adalah:

a. Pengalaman menguasai suatu prestasi (performent accomplishment)

b. Pengalaman vikarius (vicarious experience)

c. Persuasi sosial (social persuation)

d. Pembangkitan emosi (emotional / psychological states)

Page 6: psikologi kebribadian

Reinforcement penting dalam menetukan apakah suatu tingkah laku

akan terus terjadi atau tidak, tetapi itu bukan satu-satunya pembentuk

tingkah laku. Orang dapat belajar melakukan sesuatu hanya dengan

mengamati dan kemudian mengulang apa yang dilihatnya. Namun tidak

berarti Bandura juga mementahkan manfaat reinforcement. Menurutnya,

seseorang juga dapat belajar melalui:

1. Vicarious reinforcement

Mengamati orang lain yang mendapat penguatan, membuat orang ikut

puas dan berusaha belajar gigih agar menjadi seperti orang itu.

2. Expectation reinforcement

Orang terus menerus berbuat tanpa mendapat penguatan, karena yakin

akan mendapat penguatan yang sangat memuaskan pada masa yang akan

datang.

3. Beyond reinforcement

Belajar tanpa ada reinforcement sama sekali, mirip dengan konsep

otonomi fungsional dari Allport.

Paradigma Psikopatologi Behavioral

Konsep psikopatologi Skinner:

Skinner berpendapat bahwa tingkah laku abnormal berkembang dengan

prinsip yang sama dengan perkembangan tingkah laku normal. Karena itu

menurut Skinner tngkah laku abnormal dapat diganti dengan tingkah laku normal

dengan cara sederhana, yakni dengan memanipulasi lingkungan. Kelainan tingkah

laku itu adalah kegagalan belajar membuat seperangkat respon yang tepat.

Kegagalan belajar itu dapat berupa:

1. Kesalahan penguatan (behavior deficit); tidak memiliki pengulangan

respon yang dikehendaki karena miskin penguatan.

2. Kesalahan penguatan (schedule reinforcement error); pilihan respon tepat

yang tidak diikuti dengan cara pemberia reinforcemen yang benar.

3. Kesalahan memahami stimulus (failure in discrimanating stimulus);

kegagalan memilah tanda-tanda yang ada pada stimulus, sehingga stimulus

Page 7: psikologi kebribadian

yang benar dihubungkan dengan hukuman dan yang salah dihubungkan

dengan penguatan (reinforcement). Kebanyakan terjadi pada penderita

skizoprenik dan psikotik.

4. Merespon secara salah (inapropriate set of response); ketidakmampuan

mengenali pertanda spesifik suatu stimulus, orang akhirnya

mengembangkan respon yang salah karena justru respon itu yang mendapat

reinforcement.

Kesimpulannya adalah untuk memahami perilaku abnormal, kita perlu

memahami sejarah reinforcement yang diterima seseorang. Tingkah laku

abnormal itu dapat diubah dengan cara memanipulasi reinforcement lingkungan,

mengikuti kondisioning operan dan kondisioning responden.

Konsep psikopatologi Bandura:

a. Reaksi Depresi

Standar pribadi dan penetapan tujuan yang terlalu tinggi, membuat orang

rentan mengalami kegagalan, dan akan berakibat orang mengalami

depresi. Sesudah dalam keadaan depresi, orang akan cenderung menilai

rendah prestasi dirinya, sehingga keberhasilan tetap dipandang sebagai

kegagalan. Akibatnya terjadi kesengsaraan yang kronis, merasa tidak

berharga, tidak mempunyai tujuan, dan depresi yang mendalam.

b. Fobia

II. Teori Kepribadian Humanistik

Istilah psikologi humanistik (Humanistic Psychology) diperkenalkan oleh

sekelompok ahli psikologi yang pada awal tahun 1960-an bekerja sama di bawah

kepemimpinan Abraham Maslow dalam mencari alternatif dari dua teori yang

sangat berpengaruh atas pemikiran intelektual dalam psikologi. Kedua teori yang

dimaksud adalah psikoanalisis dan behaviorisme. Maslow menyebut psikologi

humanistik sebagai “kekuatan ketiga” (a third force).

Page 8: psikologi kebribadian

Meskipun tokoh-tokoh psikologi humanistik memiliki pandangan yang

berbeda-beda, tetapi mereka berpijak pada konsepsi fundamental yang sama

mengenai manusia, yang berakar pada salah satu aliran filsafat modern, yaitu

eksistensialisme. Manusia, menurut eksistensialisme adalah hal yang mengada-

dalam dunia (being-in-the-world), dan menyadari penuh akan keberadaannya

(Koeswara, 1986 : 113). Eksistensialisme menolak paham yang menempatkan

manusia semata-mata sebagai hasil bawaan ataupun lingkungan. Sebaliknya, para

filsuf eksistensialis percaya bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk

memilih tindakan, menentukan sendiri nasib atau wujud dari keberadaannya, serta

bertanggung jawab atas pilihan dan keberadaannya.

1. Abraham Maslow

Menurut Maslow, holisme menegaskan bahwa organisme selalu bertingkah

laku sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian bagian atau komponen

yang berbeda. Jiwa dan tubuh bukan dua unsur yang terpisah tetapi bagian dari

suatu kesatuan, dan apa yang terjadi pada bagian yang satu akan mempengaruhi

bagian yang lain. Pandangan holistik dalam kepribadian, yang terpenting adalah :

a. Kepribadian normal ditandai dengan unitas, integrasi, konsistensi, dan

koherensi. Organisasi adalah keadaan normal dan disorganisasai adalah

keadaan patologis (sakit).

b. Organisme dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya, tetapi tidak

ada bagian yang dapat dipelajari dalam isolasi.

c. Organisme memiliki suatu dorongan yang berkuasa, yaitu aktualisasi diri.

d. Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat minimal.

Potensi organisme jika bisa terkuak di lingkungan yang tepat akan

menghasilkan kepribadian yang sehat dan integral.

e. Penelitian yang komprehensif terhadap satu orang lebih berguna dari pada

penelitian ekstensif terhadap banyak orang mengenai fungsi psikologis yang

diisolasi.

Page 9: psikologi kebribadian

Individu adalah penentu bagi tingkah laku dan pengalamannya sendiri. Manusia

adalah agen yang sada, bebas memilih atau menentukan setiap tindakannya. Dengan

kata lain manusia adalah makhluk yang bebas dan bertanggung jawab.

Manusia tidak pernah diam, tetapi selalu dalam proses untuk menjadi sesuatu

yang lain dari sebelumnya (becoming). Namun demikian perubahan tersebut

membutuhkan persyaratan, yaitu adanya lingkungan yang bersifat mendukung.

Individu sebagai keseluruhan yang integral, khas, dan terorganisasi. Manusia pada

dasarnya memiliki pembawaan yang baik atau tepatnya netral. Kekuatan jahat

atau merusak pada diri manusia merupakan hasil atau pengaruh dari lingkungan

yang buruk, dan bukan merupakan bawaan. Manusia memiliki potensi kreatif

yang mengarahkan manusia kepada pengekspresian dirinya menjadi orang yang

memiliki kemampuan atau keistimewaan dalam bidang tertentu.

Manusia memiliki bermacam-macam kebutuhan yang secara hirarki

dibedakan menjadi sebagai berikut (Boeree, 2004):

1) Kebutuhan-kebutuhan fisiologis (the physiological needs)

2) Kebutuhan akan rasa aman (the safety and security needs)

3) Kebutuhan akan cinta dan memiliki (the love and belonging needs)

4) Kebutuhan akan harga diri (the esteem needs)

5) Kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualization needs)

2. Carl Rogers

Tokoh psikologi humanistik selain Abraham Maslow, adalah Carl Rogers.

Rogers (1902-1987) menjadi terkenal berkat metoda terapi yang

dikembangkannya, yaitu terapi yang berpusat pada klien (client-centered therapy).

Tekniknya tersebar luas di kalangan pendidikan, bimbingan, dan pekerja sosial.

Rogers sangat kuat memegang asumsinya bahwa manusia itu bebas, rasional,

utuh, mudah berubah, subjektif, proaktif, heterostatis, dan sukar dipahami

(Alwisol, 2005 : 333).

Page 10: psikologi kebribadian

Pokok-pokok Teori Carl Rogers

a. Struktur Kepribadian

Rogers lebih mementingkan dinamika dari pada struktur kepribadian.

Namun demikian ada tiga komponen yang dibahas bila bicara tentang

struktur kepribadian menurut Rogers, yaitu: organisme, medan

fenomena, dan self.

Organisme mencakup:

- Makhluk hidup. Organisme adalah makhluk lengkap dengan fungsi

fisik dan psikologisnya, tempat semua pengalaman dan segala

sesuatu yang secara potensial terdapat dalam kesadar setiap saat.

- Realitas subjektif. Organisme menanggapi dunia seperti yang diamati

atau dialaminya. Realita adalah medan persepsi yang sifatnya

subjektif, bukan benar-salah.

- Holisme. Organisme adalah kesatuan sistem, sehingga perubahan

pada satu bagian akan mempengaruhi bagian lain. Setiap perubahan

memiliki makna pribadi atau bertujuan, yakni tujuan

mengaktualisasi, mempertahankan, dan mengembangkan diri.

Medan fenomena

Rogers mengartikan medan fenomena sebagai keseluruhan

pengalaman, baik yang internal maupun eksternal, baik yang disadari

maupun yang tidak disadari. Medan fenomena merupakan seluruh

pengalaman pribadi seseorang sepanjang hidupnya.

Self

Self merupakan konsep pokok dari teori kepribadian Rogers, yang

intinya adalah :

a. Terbentuk melalui medan fenomena dan melalui introjeksi nilai-nilai

orang tertentu

b. Bersifat integral dan konsisten

Page 11: psikologi kebribadian

c. Menganggap pengalaman yang tak sesuai dengan struktur self

sebagai ancaman

d. Dapat berubah karena kematangan dan belajar.

Paradigma Psikopatologi

1. Humanisme – Menekankan Kesehatan Psikologi

Menurut Maslow psikopatologi umumnya hasil dari penolakan, frustasi, atau

penyimpangan dari hakekat alami seseorang.

2. Motivasi – The Safety and Security Needs

Dipandang dari sudut yang negatif, kebutuhan manusia akan ditunjukkan,

tidak dengan rasa lapar dan haus, tetapi dengan ketakutan dan kecemasan.

3. Motivasi – The Love and Belongingnes

Manusia mulai merasa perlu mempunyai teman-teman, kekasih, anak-anak,

kasih sayang hubungan secara umum, bahkan rasa komunitas. Memandang

negatif hal ini, manusia akan rentan terhadap kesepian dan kegelisahan

sosial.

4. Motivasi – The Esteem Needs

Versi negatif dari kebutuhan ini, rendah diri dan kompleks inferioritas.

Menurut Rogers, orang maladjustment sepertinya tidak sadar dengan perasaan

yang mereka ekspresikan (yang ditangkap secara jelas oleh orang luar). Mereka juga

tidak sadar dengan pernyataan yang bertentangan dengan self-nya dan menolak

ekspresi yang dapat mengungkap hal itu.

Tak saling suai (Incongruence)

Orang yang secara psikologik sangat sehat pun secara berkala tetap

dihadapkan dengan pengalaman yang mengancm konsep dirinya yang

memaksanya untuk mendistorsi atau mengingkari pengalamannya. Ketika

pengalaman sangat tidak konsisten dengan struktur self atau pengalaman

inkongruen sering timbul, tingkat kecemasan yang terjadi dapat merusak rutinitas

dan orang menjadi neurotic.

Page 12: psikologi kebribadian

Kecemasan dan ancaman

Rogers mendefinisikan kecemasan sebagai “keadaan ketidaknyamanan atau

ketegangan yang sebabnya tidak diketahui”. Ketika orang semakin tidak

menyadari ketidakkongruenan antara pengalaman dengan persepsi dirinya,

kecemasan berubah menjadi ancaman terhadap konsep diri kongruen, dan terjadi

pergeseran konsep diri kongruen.

Tingkah laku bertahan

Rogers hanya mengklasifikasikan dua tingkah laku bertahan, yakni distorsi

dan denial. Termasuk dalam distorsi adalah kompulsif, kompensasi, rasionalisasi,

fantasi, dan projeksi.

- Distorsi: pengalaman diinterpretasi secara salah dalam rangka

menyesuaikannya dengan aspek yang ada dalam konsep self. Orang

mempersepsi pengalaman secara sadar tapi gagal menangkap (tidak

menginterpretasi) makna pengalaman seperti yang sebenarnya. Dapat

menimbulkan bermacam defense dan tingkah laku salah suai.

- Denial: orang menolak menyadari suatu pengalaman, atau paling tidak

mengahalangi beberapa bagian dari pengalaman untuk disimbolisasi.

Pengingkaran itu dilakukan terhadap pengalaman yang tidak kongruen

dengan konsep diri, sehingga orang terbebas dari ancaman ketidak-

kongruenan diri.

III. Teori Kepribadian Trait

Trait sendiri dijelaskan sebagai konstruk teoritis yang menggambarkan

unit/dimensi dasar dari kepribadian. Trait menggambarkan konsistensi respon

individu dalam situasi yang berbeda-beda. Sedangkan tipe adalah pengelompokan

bermacam-macam trait. Dibandingkan dengan konsep trait, tipe memiliki tingkat

regularity dan generality yang lebih besar daripada trait.

Page 13: psikologi kebribadian

Trait merupakan disposisi untuk berperilaku dalam cara tertentu, seperti yang

tercermin dalam perilaku seseorang pada berbagai situasi. Teori trait merupakan

teori kepribadian yang didasari oleh beberapa asumsi, yaitu:

A. Trait merupakan pola konsisten dari pikiran, perasaan, atau tindakan yang

membedakan seseorang dari yang lain, sehingga:

- Trait relatif stabil dari waktu ke waktu

- Trait konsisten dari situasi ke situasi

B. Trait merupakan kecenderungan dasar yang menetap selama kehidupan,

namun karakteristik tingkah laku dapat berubah karena:

- Ada proses adaptif

- Adanya perbedaan kekuatan

- Kombinasi dari trait yang ada

Tingkat trait kepribadian dasar berubah dari masa remaja akhir hingga masa

dewasa. McCrae dan Costa yakin bahwa selama periode dari usia 18 sampai 30

tahun, orang sedang berada dalam proses mengadopsi konfigurasi trait yang stabil,

konfigurasi yang tetap stabil setelah usia 30 tahun (Feist, 2006)

Teori trait dimunculkan pertama kalinya oleh Gordon W. Allport. Selain Allport,

terdapat dua orang ahli lain yang mengembangkan teori ini. Mereka adalah

Raymond B. Cattell dan Hans J. Eysenck.

Allport mengenalkan istilah central trait, yaitu kumpulan kata-kata yang

biasanya digunakan oleh orang untuk mendeskripsikan individu. Central trait

dipercaya sebagai jendela menuju kepribadian seseorang. Menurut Allport, unit

dasar dari kepribadian adalah trait yang keberadaannya bersumber pada sistem

saraf. Allport percaya bahwa trait menyatukan dan mengintegrasikan perilaku

seseorang dengan mengakibatkan seseorang melakukan pendekatan yang serupa

(baik tujuan ataupun rencananya) terhadap situasi-situasi yang berbeda. Walaupun

demikian, dua orang yang memiliki trait yang sama tidak selalu menampilkan

tindakan yang sama. Mereka dapat mengekspresikan trait mereka dengan cara

Page 14: psikologi kebribadian

yang berbeda. Perbedaan inilah yang membuat masing-masing individu menjadi

pribadi yang unik. Oleh sebab itu Allport percaya bahwa individu hanya dapat

dipahami secara parsial jika menggunakan tes-tes yang menggunakan norma

kelompok.

Sama seperti Allport, Cattell juga percaya bahwa kata-kata yang digunakan

seseorang untuk menggambarkan dirinya dan orang lain adalah petunjuk penting

kepada struktur kepribadian. Perbedaan mendasar antara Allport dan Cattell

adalah bahwa Cattell percaya kepribadian dapat digeneralisir. Yang harus

dilakukan adalah dengan mencari trait dasar atau utama dari ribuan trait yang ada.

Menurut Allport, faktor genetik dan lingkungan sama-sama berpengaruh dalam

menentukan perilaku manusia. Bukan hanya faktor keturunan sendiri atau faktor

lingkungan sendiri yang menentukan bagaimana kepribadian terbentuk, melainkan

melalui pengaruh resiprokal faktor keturunan dan lingkungan yang memunculkan

karakteristik kepribadian.

Sehubungan dengan adanya peran genetik dalam pembentukan kepribadian,

terdapat 4 pemahaman penting yang perlu diperhatikan:

1. Meskipun faktor genetik mempunyai peran penting terhadap

perkembangan kepribadian, faktor non-genetik tetap mempunyai peranan

bagi variasi kepribadian.

2. Meskipun faktor genetik merupakan hal yang penting dalam

mempengaruhi lingkungan, faktor non-genetik adalah faktor yang paling

bertanggungjawab akan perbedaan lingkungan pada individu.

3. Pengalaman-pengalaman dalam keluarga adalah hal yang penting

meskipun lingkungan keluarga berbeda bagi setiap anak sehubungan

dengan jenis kelamin anak, urutan kelahiran, atau kejadian unik dalam

kehidupan keluarga pada tiap anak.

4. Meski terdapat kontribusi genetik yang kuat terhadap trait kepribadian,

tidak berarti bahwa trait itu tetap atau tidak dapat dipengaruhi oleh

lingkungan.

Page 15: psikologi kebribadian

Secara general, personality sendiri merupakan keseluruhan total cara seorang

individu beraksi dan berinteraksi dengan yang lain. Personality seseorang,

ditentukan oleh tiga hal yang saling mendukung satu sama lain, dan merupakan

satu kesatuan, yaitu:

1. Genetik/keturunan

2. Lingkungan, mulai dari budaya, lingkungan keluarga, sekolah, pergaulan.

3. Situasi, kepribadian seseorang bisa berubah pada situasi-situasi tertentu.

Idealnya seseorang akan memiliki kepribadian yang tidak jauh beda dengan

leluhurnya/orang tuanya. Tetapi karena adanya pengaruh lingkungan atau situasi

tertentu, bukan tidak mungkin kepribadiannya berbeda dengan ciri keperibadian

keluarganya.

Menurut Renee Baron dan Elizabeth Wagele, kepribadian seseorang dibagi

dalam 9 tipe, yaitu:

1. Perfeksionis

Orang dengan tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk hidup dengan

benar, memperbaiki diri sendiri dan orang lain dan menghindari marah.

2. Penolong

Tipe kedua dimotivasi oleh kebutuhan untuk dicintai dan dihargai,

mengekspresikan perasaan positif pada orang lain, dan menghindari kesan

membutuhkan.

3. Pengejar Prestasi

Para pengejar prestasi termotivasi oleh kebutuhan untuk menjadi orang

yang produktif, meraih kesuksesan, dan terhindar dari kegagalan.

4. Romantis

Orang tipe romantis termotivasi oleh kebutuhan untuk memahami

perasaan diri sendiri serta dipahami orang lain, menemukan makna hidup,

dan menghindari citra.

5. Pengamat

Orang tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk mengetahui segala

Page 16: psikologi kebribadian

sesuatu dan alam semesta, merasa cukup dengan diri sendiri dan menjaga

jarak, serta menghindari kesan bodoh atau tidak memiliki jawaban.

6. Pencemas

Orang tipe pencemas termotivasi oleh kebutuhan untuk mendapatkan

persetujuan, merasa diperhatikan, dan terhindar dari kesan pemberontak.

7. Petualang

Tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk merasa bahagia serta

merencanakan hal-hal menyenangkan, memberi sumbangsih pada dunia,

dan terhindar dari derita.

8. Pejuang

Tipe pejuang termotivasi oleh kebutuhan untuk dapat mengandalkan diri

sendiri, kuat, memberi pengaruh pada dunia, dan terhindar dari kesan

lemah.

9. Pendamai

Para pendamai dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjaga kedamaian,

menyatu dengan orang lain dan menghindari konflik.

Paradigma Psikopatologi Trait

Cattell setuju dengan pandangan klinis bahwa neurosis dan psikosi itu

terjadi akibat adanya konflik yang tak terpecahkan dalam diri individu. Dia

kemudian berusaha mengembangkan teknik kuantitatif untuk membantu terapis

mendiagnosis dan melakukan tritmen. Setiap konflik selalu ada sekian banyak

attitude, erg, dan sentiment yang terlibat, sehingga muncul pilihan tingkah laku

yang tidak dikehendaki.

Neurosis

Neurosis adalah pola tingkah laku yang ditunjukkan oleh seseorang yang

merasa dirinya mengalami keulitan emosional tetapi tidak menunjukkan gangguan

psikotik. Definisi ini sangat operasional karena menurut Cattell pemahaman

tentang neurosis harus dimulai dengan pengukuran untuk mengidentifikasi

Page 17: psikologi kebribadian

perbedaan orang neurosis dengan orang normal. Ternyata perbedaan normal

dengan neurotic dan psikotik bukan hanya perbedaan tingkatan, tetapi juga

perbedaan dimensi.

Cattell menemukan neurotic banyak berkembang pada keluarga yang penuh

konflik, kurang disiplin dan kurang kasih saying. Keluarga itu menerapkan

standar moral yang tinggi, dan suami istri yang memiliki latar belakang stabilitas

emosional yang rendah.

Psikosis

Psikosis adalah bentuk gangguan mental yang berbeda dengan neurosis, di

mana individu kehilangan kontak dengan realita dan membutuhkan perawatan

untuk melindungi dirinya dan orang lain. Jadi perbedaannya dengan neurotic

adalah psikotik tidak memiliki pemahaman terhadap masalahnya sendiri, tidak

dapat merawat diri, dan mungkin membahayakan orang lain dan dirinya sendiri.

Menurut Cattell, psikotis manis-depresif dan skizofrenia factor keturunannya

sangat besar. Sama seperti neurosis, peran keluarga cukup besar menyumbang

terjadinya psikotik. Banyak bukti orang tua psikotik lebih hangat dan melindungi

disbanding orang tua penderita skizofrenia.

Sedangkan menurut Eysenck, neurotisme dan psikotisme itu bukan sifat

patologis, walaupun tentu individu yang mengalami gangguan akan memperoleh

skor yang ekstrim. Ekstraversi, neurotisme, dan psikotisme, tiga dimensi itu

adalah bagian normal dari struktur kepribadian. Semuanya bersifat bipolar;

ekstraversi lawannya introversi, neurotisme lawannya stabilita, dan psikotisme

lawannya fungsi super ego. Semua orang berada dalam rentangan bipolar itu

mengikuti kurva normal, artinya sebagian besar orang berada di tengah-tengah

polarisasi, dan semakin mendekati titik ekstrim, jumlahnya semakin sedikit.

Hal ini dapat diartikan bahwa, orang yang variable psikotismenya tinggi

tidak harus psikotik, tetapi mereka mempunyai predisposisi untuk mengidap stress

dan mengembangkan gangguan psikotik. Pada masa orang hanya mengalami

Page 18: psikologi kebribadian

stress yang rendah, skor psikotis yang tinggi mungkin masih bisa berfungsi

normal, tetapi ketika mengalami stress yang berat, orang menjadi psikotik yang

ketika stress yang berat itu sudah lewat, fungsi normal kepribadian sulit untuk

diraih kembali.

IV. Teori Kepribadian Eksistensialisme

Keinginan individu untuk berfungsi, dorongan dalam diri seseorang untuk

menunjukkan bahwa dirinya ada. Psikologi eksistensial berawal dari pemikiran

filsuf abad 19, seperti Soren Kierkegaard dan Friedrich Nietzsche. Keduanya

mendekati filsafat dari sudut pandang manusia nyata, manusia yang terlibat

langsung dengan berbagai tantangan hidup, keduanya yakin bahwa eksistensi

manusia tidak bisa dibakukan ke dalam rasional, baik dari segi religius maupun

filosofis.

Menurut Sartre, eksistensi kita mendahului esensi kita. Pilihan bagaimana kita

akan menjalani kehidupan kitalah yang akan membentuk dan menentukan siapa

kita sebenarnya. Kitalah yang menciptakan diri kita sendiri. Menurut kaum

eksistensialis, manusia ideal adalah seniman. Esensi manusia adalah hal yang ada

pada setiap diri manusia dan yang membedakan kita dari apapun di alam semesta

ini, esensi manusia adalah kebebasan manusia. Manusia memiliki ’bahan mentah’

yang beraneka ragam namun memiliki kesamaan tugas untuk membentuk diri

sendiri.

Salah satu tokoh eksistensial adalah Ludwig Binswanger. Teorinya mengenai

kepribadian meliputi:

Fenomenologi: Studi mendalam dan menyeluruh tentang isi kesadaran, yaitu

benda-benda, kualitas, hubungan, peristiwa, buah pikiran, citraan, kenangan,

fantasi, perasaan-perasaan dan lainnya yang kita serap dan pahami.

Dasein: Berbeda, bergerak melampaui diri sendiri dan menjadi. Bisa juga

berarti keterbukaan (opennes).

Keterlemparan (Throwness): Keterlemparan disini adalah keadaan kita yang

“terlempar” ke alam semesta bukan atas dasar pilihan kita sendiri, juga

Page 19: psikologi kebribadian

diartikan sebagai keadaan kita yang terlahir ke dalam dunia sosial yang sudah

tersedia.

Kecemasan (anxiety): Para pemikir eksistensialis menggunakan kata

kecemasan untuk merujuk pada perasaan kuatir yang kita rasakan pada saat

kita menghadapi ketidakpastian dari apa yang akan terjadi di masa yang akan

datang.

Rasa bersalah (guilt): Rasa bersalah sebenarnya adalah kekecewaan terhadap

segala sesuatu yang telah kita lakukan – atau yang belum kita lakukan – yang

telah membuat orang lain sengsara.

Kematian (death): Manusia adalah satu-satunya makhluk yang menyadari

keakhiran dirinya sendiri. Mengingkari kematian berarti mengingkari

kehidupan.

Keotentikan (authenticity): Bagi kaum eksistensialis jalan hidup pasti ada

yang baik dan ada yang buruk, jalan hidup yang baik disebut jalan yang

otentik. Hidup otentik berarti kita sadar akan diri sendiri, lingkungan

(keterlemparan), dunia sosial (keterjatuhan), tugas kita untuk membentuk diri

sendiri (memahami), kecemasan yang tak terelakkan, rasa bersalah, dan

kematian.

Ketidakotentikan (inauthenticity): Menurut Binswanger, orang yang hidupnya

tidak otentik adalah orang yang hanya memilih satu tema tunggal dalam

hidupnya atau hanya beberapa tema saja dan membiarkan eksistensinya

(dasein) didominasi oleh tema tunggal tersebut.

Rollo May mengemukakan tahap-tahap perkembangan manusia dalam

pandangan eksistensial. Menurutnya, pemicu motivasi yang paling dasar adalah

the daimonic, yaitu keseluruhan sistem motivasi yang tidak sama pada diri setiap

orang yang terdiri dari berbagai macam motif yang disebut daimon. Yang

termasuk daimon adalah kebutuhan-kebutuhan seperti makan, minum,dan seks,

serta kebutuhan yang lebih tinggi seperti cinta. Menurut May, daimon adalah

segala sesuatu yang bisa mengendalikan seseorang dari dalam, situasi seperti ini

disebut keinginan daimonik yang menggebu-gebu.

Page 20: psikologi kebribadian

Saat keseimbangan antar berbagai macam daimon dalam diri seseorang

terganggu, dia dapat dikatakan jahat. Bagi May, daimon yang paling penting

adalah eros (cinta). May mengartikan cinta sebagai kebutuhan kita untuk bersatu

dengan orang lain. Eros merupakan daimon yang baik selama belum menguasai

kepribadian, sejauh kita belum terobsesi dengannya.

Konsep May yang lain adalah kehendak, yaitu kemampuan manusia menata

dirinya agar daat mencapai tujuan, kehendak berpotensi menguasai seseorang.

Kehendak juga berarti keinginan, yanti kemungkinan-kemungkinan yang

diimajinasikan sedemikian rupa dan merupakan perwujudan dari daimon-daimon

kita.

Menurut Rollo May, ada tiga tipe kepribadian:

1. Neo-puritan: orang yang hanya punya keinginan tanpa sedikitpun memiliki

cinta, sangat mendewakan dispilin diri, dan dapat mewujudkan segala-

galanya tapi tidak memiliki keinginan untuk mewujudkannya. Tipe seperti

ini akan menjadi sangat perfeksionis.

2. Pengkhayal: orang yang hanya memiliki keinginan tapi tidak mempunya

kehendak, hidupnya hanya dipenuhi mimpi dan hasrat tapi tidak dapat

menjalankan disiplin agar apa yang diimpikan dan diinginkan jadi

kenyataan. Tipe seperti ini sangat bergantung pada orang lain, mudah

berkompromi dengan keadaan, dan memiliki cina tapi tidak banyak berarti.

3. Kreatif: kombinasi seimbang antara kedua tipe sebelumnya. May

mengatakan bahwa tugas manusia adalah menyatukan cinta dan kehendak.

Paradigma Psikopatologi Eksistensialisme

Menurut Binswanger

- Kejatuhan (Fallness)

Ketika kita membiarkan diri kita menjadi budak masyarakat, di sinilah kita

mengalami sebuah kejatuhan.

Page 21: psikologi kebribadian

- Kecemasan (Anxiety).

Kecemasan dalam hal ini merujuk pada kekhawatiran kita akan hal-hal

yang akan terjadi di masa depan, karena kita diberikan kebebasan untuk

memilih. Rasa takut itu muncul dari berbagai pertimbangan yang

dilakukan ketika kita harus memilih dan keputusan itu mempengaruhi

masa depan.

- Rasa bersalah (Guilt)

Rasa bersalah di sini merupakan suatu bentuk rasa kecewa terhadap hal-

hal yang yang telah (atau belum) kita lakukan, yang telah membuat orang

lain menjadi sengsara. Rasa bersalah ini akan muncul ketika kita tidak

melakukan apa yang menurut kita memang harus dilakukan. Apabila hal

ini terjadi, maka kita akan merasa berhutang budi terhadap Dasein.

- Ketidakotektikan (Inautotenticity)

Menurut Binswanger, orang yang hidupnya tidak otentik adalah orang-

orang yang hanya memilih satu tema tunggal dalam hidupnya. Atau hanya

beberapa tema saja dan membiarkan eksistensinya (Dasein) dikuasai oleh

tema tunggal tersebut. Konvensionalitas merupakan bentuk paling umum

dari ketidakotentikan. Misalnya saja, sikap dari seseorang yang

mengabaikan kebebasan diri sendiri dan menjalani hidupnya berdasarkan

kompromi-kompromi dan bertuan pada harta.

Menurut Rollo May

Menurut May apati dan kekosongan menjadi sumber penyakit zaman

modern. Ketika manusia menyangkal adanya takdir atau meninggalkan mitos,

mereka menjadi kehilangan tujuan mereka untuk mengada dan menjadi tidak

bertujuan. Tanpa tujuan atau sasaran, manusia menjadi sakit, dan terlibat di

beragam perilaku yang mengarah pada perusakan diri sendiri. Banyak orang di

masyarakat barat modern merasa terasing dari dunia (umwelt), orang lain

(mitwelt), dan khususnya terasing dari diri sendiri (eigenwelt). May melihat

psikopatologis sebagai kurangnya komunikasi, ketidakmampuan untuk

mengetahui orang lain dan berbagi dengan mereka sendiri. Individu-individu yang

Page 22: psikologi kebribadian

terganggu secara psikologis menyangkali takdir mereka, karena itu kehilangan

kebebasannya. Kemudian mereka menghasilkan beragam simptom neurotik, yang

berarti tidak meraih kembali kebebasan mereka.

Menurut Frankl

Ketika seorang individu, tidak memahami bahwa kecemasannya muncul karena

merasa tidak mampu memikul tanggung jawa dan tidak menemukan makna

kehidupan akan menggunakan rasa cemas dan fokusnya menjadi bertujuan pada

beberapa detail problematic yang ada dalam kehidupannya.

Page 23: psikologi kebribadian

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2008). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Boeree, George. (2007). Personality Theories. Yogyakarta: Prismasophie

Suryabrata, Sumadi. (2005). Psikologi Kepribadian. Jakarta : CV Rajawali.

Page 24: psikologi kebribadian

TUGAS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN II

Teori Kepribadian dan Paradigma Psikopatologi

Disusun Oleh:

Rivo Mega Z. 110911134

Yanti Amalia 110911137

Dimas Ardenta 110911198

Panji Kusuma W. 110911226

Alifia Puspa O. 111011121

Kelas A

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2012