psikologi dalam islam

22
PSIKOLOGI MENURUT PANDANGAN ISLAM

Transcript of psikologi dalam islam

PSIKOLOGI MENURUT

PANDANGAN ISLAM

PSIKOLOGI ISLAM

Satu pendekatan studi dalam memahami kejiwaan dan

perilaku manusia yang berdasarkan konsep tauhid,

dengan cara integrasi antara ilmu dan iman

CORAK PSIKOLOGI

Berlandaskan citra manusia menurut ajaran islam, yang

mempelajari keunikan dan pola perilaku manusia sebagai

ungkapan pengalaman interaksi dengan diri sendiri, lingkungan

sekitar, dan alam keruhanian, dengan tujuan meningkatkan

kesehatan mental dan kualitas keberagamaan

Ilmu yang mempelajari seluk-beluk kejiwaan manusia.

Dasar Pemikiran Psikologi Islam

Para filsuf Yunani

Kuno

Teori dikemukakan

berlandaskan

argumentasi-

argumentasi logis

(akal) belaka

René

Descartes

John

Locke Jiwa itu tersusun atas elemen-elemen

sederhana dalam bentuk ide-ide yang

muncul dari pengalaman inderawi

Psikologi

mulai

bercabang-

cabang ke

dalam aliran-

alian

The Father’s

of

Psychology

Simposium Nasional Psikologi Islam bertema

“Membangun Kepribadian Masa Depan” yang

diselenggarakan oleh Forum Silahturahmi Mahasiswa

Muslim Psikologi se-Indonesia (Fosimamupsi) di PSJ-

UI Jakarta pada tanggal 17 Juli 2000

1. Apakah Islam memiliki teori-teori psikologi, sehingga

menimbulkan apa yang disebut dengan diskursus

psikologi islam?

2.Bagaimana metode dan pendekatan yang digunakan

dalam membangunnya, sehingga bermuatan ilmiah?

3. Apakah psikologi Islam yang bersumber dari filsafat

atau tasawuf itu tidak berbau bid’ah?

The Main Questions are..

Nilai-nilai social budaya yang sangat rasional dan

sekuler. Ini tampak dari corak psikologi yang

orientasi filsafatnya adalah antroposentris serta

hanya mengakui unsure-unsur ragawi (organo-

biologis) kejiwaan (psiko-edukasi) dan lingkungan

(sosio-kultural) sebagai penentu utama kepribadian

dan perilaku.

Psikologi Barat

PSIKOLOGI ISLAM

Al-Qur’an dan As Sunnah

TOKOH-TOKOH Ψ ISLAM

Al-Farabi

Ibnu Sina

Imam Al-Ghazali

Ibnu Miskawayh

Pandangan Islam Terhadap Psikologi Dan

Aliran-Alirannya

1. Pemikiran Ke Arah Psikologi Islam

Artinya : “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaan-

Nya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu

(jalan) kefasikan dan ketakwaannya. (Q.S. Asy-

Syams : 7-8)

Dan juga pada surah Al-Fajr ayat 27 yang berbunyi :

Artinya : “Hai jiwa yang tenang”. (Q.S. Al-Fajr : 27).Perbincangan tentang jiwa (ruh) dalam dunia islam sudah dimulai pada pertama

munculnya pemikir-pemikir islam. Perbincangan tentang jiwa (nafs) dimungkinkan

karena islam sudah memilki konsep tentang manusia dan unsur-unsurnya maka

sangat wajar jika pemikir muslim berbicara masalah manusia dan jiwa (nafs).

KEPRIBADIAN DALAM ISLAM

Jasad Ru

hNafs

Unsur tanah, api, air, dan udara.

Materi yang abiotik (mati).

Hidup jika diberi energi kehidupan

yang bersifat fisik (thaqah al-jismiyah)

Nyawa

Ibnu Miskawayh dan Abu Hasan Al-

Asy’ary menyebut energi tersebut

dengan al-hayah (daya hidup).

Al-Ghazali menyebutnya dengan al-ruh

jasmaniah ( ruh material).

Al-hayat berbeda dengan al-ruh, sebab

ia ada sejak adanya sel kelamin

al-ruh menyatu dalam tubuh manusia

setelah embrio berusia empat bulan

dalam kandungan.

Ruh merupakan substansi

esensi kehidupannya.

Fungsinya berguna untuk

memberikan motivasi dan

menjadikan dinamisasi

tingkah laku manusia.

Fitrah ruh multidimensi

yang tidak dibatasi ruang

dan waktu. Ruh dapat

keluar masuk ke dalam

tubuh manusia. Ruh hidup

sebelum tubuh manusia ada

(QS Al A’raf [7]: 172, Al

Ahzab [33] : 72)

Nafsani Jiwa (soul), nyawa, ruh, konasi yang berdaya syahwatdan ghadab, kepribadian, dan substansi psikofisikmanusia. Nafs adalah potensi jasad-ruhani (psikofisik) manusia yang telah ada sejak manusia siapmenerimanya

Nafsani dibagi menjadi tig bagian, yaitu :

1. QALBU Materi organil (al-a’dhuw al-madiy) yang meiliki sistem kognisi (jihaz idrakiy ma’rifiy)

yang berdaya emosi (al-syu’ur).

A. Qalbu Jasmani Adalah daging sanubari yang berbentuk seperti jantung pisang yang terletakdidalam dada sebelah kiri. Qalbu ini lazimnya disebut jantung.

B. Qalbu Ruhani Sesuatu yang bersifat halus(lathif), rabbani, dan ruhani yang berhubungandengan qalbu jasmani.Al-Ghazali berpendapat bahwa qalbu memilki instingyang disebut dengan al-nur al-ilahiy (cahaya ketuhanan) dan al-bashirah al-bathinah (mata batin) yang memancarkan keimanan dan keyakinan. Qalb berfungsisebangai pemandu, pengontrol, dan pengendali struktur

nafs yang lainnya.

2. AKAL

Organ tubuh yang terletak di kepala (lazim disebut dengan otak(al-dimagh) yang memiliki cahaya (al-nur) nurani yang dipersiapkan dan mapu memperoleh pengetahuan (al-ma’rifah) dan kognisi (al-mudrikat).

Fungsi dari Akal :

1. Mampu memperoleh, meyimpan, dan mengeluarkanpengetahuan.

2. Mampu mengantarkan manusia pada potensi humanistic (zatinsaniyah).

3. Potensi fitriah yang memiliki daya-daya pembeda antara hal-halbaik dan yang buruk, yang berguna dan yang membahayakan.

AKAL Vs TABIAT(AL-THAB’U) & QALBU (AL-QALB)

Akal diperoleh melalui:

1. Pengetahuan melalui daya nalar (al-nazhar)

2. pengetahuan melalui daya naluriah atau daya alamiah (al-dharuriyah)

3. NAFSU

Punya Dua daya utama :

A. Daya Gadab (marah) Daya untuk menghindari

sesuatu yang membahayakan atau menimbulkan hal-

hal yang tidak menyenangkan.

B. Daya syahwah (senang) Daya untuk merebut dan

mendorong kepada hal-hal yang memberikan

kenikmatan.

Dimensi al-nafsu memiliki tiga tingkatan, yaitu al-nafsu al

ammarah, al-nafsu al-lawwamah, dan al- nafsu al-

muthmai’nnah

Jiwa yang bersih akan mampu menangkap sinyal-sinyaldari alam ghaib yang dipancarkan melalui Akal Suci (al-‘aql al-qudsi). Kemampuan semacam inilah yang dimilikioleh para nabi. Jiwa para nabi itu begitu bersih dan kuatsehingga mereka mampu menerima intuisi, ilham danwahyu ilahi (Lihat: kitab an-Nafs, ed. Fazlur Rahman, hlm248-50 dan Avicenna’s Psychology, hlm 36-7).

Mulai dari Miskawayh yang menulis kitab Tahdzib al-Akhlaq dan Abu Bakr

ar-Razi pengarang kitab at-Thibb ar-Ruhani hingga Ibnu Rusyd dan Abu

Barakat al-Baghdadi.

Trus bedanya manusiadengan paranabi&rasul?

Pandangan Filsuf Muslim ≠ Aristoteles

PERBANDINGAN

Aliran Psikoanalisa

1. Freud memandang

manusia

sebagai mahluk yang tidak

sehat mental.

2. Berfokus pada insting-

insting hewani

3. Menekankan pada faktor

insting seksual

Ψ Islam

1. Manusia diciptakan dan

dilahirkan dalam

kaseucian

dan kefitrahan, tidak

membawa dosa dan

kesalahan.

2. Islam juga memiliki

pedoman dan ajaran yang

lebih agung daripada

sekedar libido, yaitu

3. Al Qur’an dan As-Sunnah

Aliran Humanistik

1. Mencoba memanusiakan

manusia. Namun,

pemanusiaan itu telah

melewati fitrah

kemanusiaan

2. Pandangan humanistic

terlampau optimistis

terhadap

upaya pengembangan

sumber

daya manusia

3. Manusia dipandang

sebagai

penentu tunggal yang

mampu

melakukan Play-God

4. Manusia dianggap mampu

menyelesaikan segala

permasalahannya sendiri

Psikologi Islam

1. Manusia mempunyai

kekurangan, kelemahan,

dan keterbatasan dalam

melakukan segala hal,

sehingga manusia tidak

bisa lepas dari Dzat Yang

Maha Penguasa, Sang

Maha Pengatur.

M.BADRI

“THE DILEMMA OF MUSLIM

PSYCHOLOGISTS”

against

BEHAVIOURISM

Mengecam wawasan mengenaimanusia yang dianggap sebagai

makhluk yang hedonis yang memiliki motif tunggal untuk

menyesuaikan diri padalingkungan fisik dan sosial

dengan mementingkan kini (here) dan disini (now).

Trus gimana caranya biar gangalamin sakit kejiwaan?

Here’s the answer

• Imam al-Ghazali (w. 1111 M)

Aneka penyakit jiwa dan metode

penyembuhannya.

“Psychology from Islamic Perspective: Contributions of Early Muslim Scholars and Challenges to Contemporary Muslim Psychologists,” Journal of Religion and Health 43/4 [2004], hlm 357-77).

KITABULUMIDDIN

IBNU SINA

Menegaskan pentingnya penyucian jiwa denganibadah seperti shalat dan puasa

KITAB AS-SYIFA

Menurut Abu Thalib al-Makki (w. 996)

Jiwa manusia sebagaimanatubuhnya membutuhkanmakanan yang baik, bersih, danbergizi. Jiwa yang tidak cukupmakan pasti lemah dan mudahsakit. Semua itu diterangkanbeliau dalam kitab Qut al-Qulub(‘nutrisi hati’).

Menurut mereka, jiwa manusia adalah

penyebab kehidupan. Tanpa jiwa, manusia tak

berarti apa-apa. Kecuali ar-Razi, semua filsuf

percaya bahwa jiwa manusia itu tunggal dan

sendiri. Karenanya mereka menolak teori

transmigrasi jiwa dari satu tubuh ke tubuh yang

lain, seperti dalam kepercayaan agama tertentu.

Dalam salah satu kitabnya, Ibnu Sina

menegaskan pentingnya penyucian jiwa dengan

ibadah seperti shalat dan puasa. Sebab,

menurutnya,

BARAKALLAHU FIIKUM