PSIKOFARMAKOLOGI
-
Upload
rizky-kiki -
Category
Documents
-
view
281 -
download
25
Transcript of PSIKOFARMAKOLOGI
PSIKOFARMAKOLOGI
PENDAHULUAN
Psikofarmakologi: ilmu tentang obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi gangguan/
penyakit psikis.
Prinsip-prinsip umum :
- Agonis:
Interaksi obat dan tubuh melibatkan respon biokimia dan fisiologi
Efek obat diperoleh dari interaksi obat dengan komponen makromolekul dari
organism dimana obat mengubah fungsi komponen fisiologis yang menghasilkan
perubahan biokimia tubuh yang kemudian berespon terhadap obat tersebut.
Agonis : obat yang memulaiefek terapeutik dengan berikatan pada sebuah
reseptor/ obat yang mengaktifkan sebuah reseptor
Antagonis: obat yang berkaitan dengan sebuah reseptor tanpa mengaktifkannya,
atau dengan kata lain adalah obat yang menghasilkan efek untuk menghambat/
menghindari aktifasi dari agonis endogen.
Afinitas: kemampuan obat untuk berikatan dengan reseptor
Efikasi : kemampuan satu ikatan obat reseptor untuk memulai perubahan seluler
untuk menghasilkan suatu respon
Potensi : kemampuan untuk menghasilkan sebuah efek obat
Polifarmasi : penggunaan obat psikofarmaka sebanyak 2 jenis atau lebih atau
penggunaan ≥ 2 obat dengan kelas kimia yang sama atau penggunaan ≥ 2 obat
dengan aksi farkologi yang sama untuk mengatasi masalah yang berbeda.
OBAT – OBAT PSIKOTERAPEUTIK YANG PENTING
1. Obat Antidepresan
Digunakan secara regular untuk mengobati penyakit depresi berat dan gejala
– gejala depresi yang tidak berhubungan dengan penyakit depresi berat
dengan gejala antara lain:
a. Mood disfora
b. Perubahan selera makan dan tingkat energy
c. Anhedonia atau kehilangan dalam melakukan aktifitas rutin
d. Sulit berkonsentrasi
e. Perasaan kehilangan harapan
f. Adanya keinginan bunuh diri
Tujuan pengobatan depresi : mengurangi gejala dan mencegah perilaku
mencederai diri.
Penyakit depresi unipolar dan bipolar disorder ( mania-depresi) berespon
terhadap obat-obatan antidepresan.
Juga digunakan untuk mengatasi penyakit obsesif kompulsif dan penyakit
ansietas lainnya.
Penggunaan obat ini tidak termasuk bagi depresi akibat gangguan organic
misalnya: hopotirodisme
Hati-hati penggunaan pada klein dengan riwayat penyakit jantung atau
kejang
Sebelum pengobatan,dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan fisik dan
melakukan pemeriksaan EKG untuk menentukan ada atau tidaknya
iregularitas jantung
Pemakaia antidepresan dalam jumlah besar berisiko kematian; hati-hati
dalam memberikan semua kategori antidepresan pada yang berisiko
mencedredai diri atau bunuh diri.
KATEGORI OBAT ANTIDEPRESAN
Obat depresan terdiri dari tiga kategori:
1. Anti depresan trisiklik/ ATS ( trisiklik antidepressant/ TCA ) dan agen-
agen atipikal (atypical agents)
2. Penghambat monoamine oksidase ( monoamine oxidase inhibitor/
MAOls)
3. Penghambat selektif re-uptake serotonin ( Selective Seretonin Re-uptake
inhibitor/ SSRI)
Sebagai catatan :
Obat-obatan antidepresan meningkatkan ketersediaan transmitter system
syaraf pusat, noradrenalin dan serotonin melalui beragam mekanisme.
Resiko efek samping oleh obat ini maupun interaksi antar obat harus
dipertimbangkan.
Masing-masing pasien dapat berespon sangat baik pada satu kategori obat
dibanding yang lain
Pasien harus diingatkan bahwa terapi membutuhkan waktu beberapa minggu
untuk menghasilkan efek
Antidepresan Trisiklik (ATS)
ATS termasuk obat-obat seperti : amitriptilin, doxepin, imipramin dan
nortriptilin. Obat-obat ini diberi nama sesuai struktut cincin trisikliknya.
Mekanisme kerja : berhubungan dengan kemampuannya menghambat re-
uptake monoamine ke dalam neuron presinaps. Hal ini secara non-selektif
meningkatkan jumlah transmitter noradrenalin dan serotonin didalam sinaps.
ATS juga memiliki aksi antagonis pada kolinergik, histaminergik, α1
adrenoreseptor dan reseptor serotonergik
Trisiklik : toksik dalam kondisi overdosis.
Efek samping : mengantuk, mulut kering, konstipasi, pandangan buram,
hipotensi ortostik, penambahan berat badan, dan gangguan libido. Juga
dapat terjadi aritmia.
Agen lain yang berhubung dengan ATS : “mian serin, memiliki struktur 4
cincin, dan dikenal dengan istilah “Atipikal” antidepresan.
Tidak memblok re-uptake monoamine, tapi mempengaruhi presinaps α2
adrenoreseptor dan post-sinaps reseptor serotonin
Antagonis terhadap reseptor histamine dan α1 adrenoreseptor
Tidak memiliki efek antikolinergik
Penghambat Monoamin Oxidase (MAO)
Obat-obat ini juga meningkatkan konsetrasi transmitter, tetapi dengan
mekanisme yang berbeda
Penghambatan enzim monoamin oksidase (MAO) mengurangi pemecahan
adrenalin, noradrenalin, dopamine, dan serotonin dan meningkatkan konsentrasi
zat-zat tersebut dalam ujung persinaps syaraf.
Beberapa tipe penghambat MAO :
Irreversible, non selektif, contoh: fenelzin, transipromin
Reversible, selective, contoh: mocobemide
Efek samping:
Insomnia, peningkatan BB, dan efek kolinergik
Efek samping mocobemid cenderung lebih sedikit dan memiliki durasi
kerja yang lebih singkat
pasien yang menggunakan penghambat MAO harus diberitahu untuk
menghindari makanan yang mengandung tiramin ( sebuah agen yang bila masuk
kedalam syaraf dapat menyebabkan pelepasan noradrenalin) dimana hal ini
dapat meningkatkan level noradrenalin yang dapat menyebabkan efek samping
yang serius pada kardiosvaskuler.
Interaksi antar obat :
Sejumlah antar obat dihubungkan dengan penggunaan penghambat
MAO termasuk interaksi dengan amfetamin, agen simpatomimetik
(missal: nasal, dekongeston), opioid and sumatriptin.
Penggunaan antidepresan lain seperti SSRIdan ATS dengan
penghambat MAO juga berbahaya.
Selective Seretonin Re-uptake Inhibitors (SSRI)
Sesuai dengan namanya, menyebabkan blockade/hambatan dalam pengambilan (re-
uptake) serotonin
Obat-obat yang termasukdalam kelompok ini:
Fluoxetine, paroxetine dan sertraline.
Efek samping :
Insomnia, agitasi, diare, pe atau pe BB
Obat-obat ini relative aman dalam hal terjadi overdosis
Interaksi antar obat dapat terjadi dengan berbagai macam obat seperti:
ATS, β adrenoreseptornantagonis dan haloperidol
Obat-obat Ansiolitik dan hipnotik sedative
Ansietas adalah sebuah penyakit yang umum dan dapat berespon baik terhadap
treatmen non obat maupun dengan obat (pharmalogical treatment)
Kadang-kadang disebut sebagai sedative hipnotif karena dapat menyebabkan kantuk
dan membuat tidur
Selain digunakan untuk ansietas, gangguan panic dan insomnia, obat ini juga
digunakan untuk mengatasi epilepsy, spasme otot dan withdrawl alcohol akut, berbiturat
dan benzodiazepine.
Antiansietas /ansiolitik ini juga berguna sebagai premedikasi
Benzodiazepine adalah agen antiansietas yang paling banyak digunakan secara luas,
menggantikan obat-obat barbiturate (yang dulu digunakan)
Agen lain adalah buspiron dan zopiclone.
B-adrenoreseptor antagonis (obat-obat hipertensi seperti: Prasozin & nifedipin ) kadang-
kadang digunakan untuk mengobati tanda-tanda fisik ansietas seperti keringat dan
tremor.
Benzodiazepin
Benzodiazepin berkaitan dengan resptor spesifik di SSP yang berhubungan dengan
reseptor GABA (Gama Amino Butiric Acid ) channel clorida. Ikatan reseptor
benzodiazepine berpotensi meningkatkan aksi menghambat GABA melalui peningkatan
konduksi clorida. Aksi hambatan ini menghasilkan efek antiansietas, sedative, relaksasi
otot dan efek antiepileptic
Obat-obat benzodiazepine terdiri dari berbagai jenis, dibedakan oleh waktu paruh dan
onset aksi.
Beberapa benzodiazepine dioksidase untuk menjadi metabolit aktif menghasilkan efek
ansiolitik dan sedative.
Aksi paling singkat midazolam, triazolam T1/2 – 3 jam
Aksi pendek alprazolam, oxazepam, temazepam T1/2 – 6 -12 jam
Aksi sedang bromazepam T1/2 – 12 - 24 jam
Aksi lama clonazepam, diazepam T1/2 – > 24 jam
Alprazolam, diazepam, oxazepam, temazepam, and triazolam memiliki omset yang
cepat.
Efek samping:
Tergantung dosis dan berhubungan dengan aksi masing-masing, meliputi
mengantuk dan kehilangan memori. Penurunan dosis harus dipertimbangkan
bagi klien lansia.
Toleransi dn ketergantungan dapat terjadi,khususnya pada pemakaian jangka
panjang
Agen-agen dengan onset cepat dan durasi singkat cenderung menyebabkan
ketergantungan
Pemutusan treatment secara tiba-tiba dapat mengakibatkan gejala-gejala
withdrawl (putus obat)
Interaksi antar obat dapat terjadi dengan penggunaan benzodiazepine, yang jelas
terlihat dalah penggunaan bersama dengan alcohol dan depresan SSP lainnya, beserta
antifungal.
Depresi pernapasan dapat terjadi jika digunakan bersama alcohol dan barbiturate
Perlu dijelaskan kepada pasien bahwa obat ini dapat menyebabkan kantuk, sehingga
harus berhati-hati ketika mengemudi atau mengoperasikan mesin.
Obat antiansietas lainnya :
o Buspiron adalah agonis parsial pada reseptor 5HT1A dengan beberapa efek pada
reseptor dopamine. Hal ini berguna sebagai agen ansioletik dan memiliki sedikit
efek sedative.
Efek samping meliputi pusing, mual dan sakit kepala
o Zopiclone meningkatkan efek hambatan pada gaba dan obat ini berguna untuk
treatment insomania.
Perlu dicatat bahwa zopiclone menyebabkan sebuah rasa pahit di mulut.
Iteraksi antarnobat juga dapat terjadi. Kadar Buspirone dan Zopiclone
sama-sama meningkat dengan adanya agen-agen yang menghambat
P45o3A4, seperti antifungal azole, macrolet dan anti depresan.
ANTIPSIKOTIK
Pertimbangan umum penggunaan obat-obat antipsikotik
o Obat-obat antipsikotik, dikenal juga neoroleptik atau penenang utama (mayor
tranquillisser) digunakan untuk mengatasi gangguan psikotik seperti skizoprenia, delirium dan dimensia.
o Skizofrenia adalah gangguan yang umum terjadi (1%) dikarakteristikkan dengan
delusi atau waham, gangguan piker dan dan halusinasi gejala fositif dan respon emosional yang datar menarik diri lingkungan social (gejala negative)
o Obat ini diklasifikasikan berdasarkan struktur kimianya dan dibagi menjadi obat-
obat konvesinal yang menyebabkan sejumlah efek samping ekstrapiramidal dan atipikal antipsikotik yang tidak menyebabkan efek tersebut.
Efek ekstrapiramidal meliputi : parkinsonisme (terdapat regiditas otot/ phenomena roda bergigi, tremor kasar, muka topeng, hipersalivasi), distonia (kekuatan otot terutama otot lidah, tortikolis/ otot leher tertarik ke satu sisi, okulogirik (mata seperti tertarik ke atas, wajah menyeringai), akatisia (kegelisahan motorik, tidak dapat duduk diam, jalan salah dudukpu salah) dan diskenesia Tardif (gerakan-gerakan involunter yang berulang memngenai bagian tubuh atau kelompok otot tertentu
Efek samping antipsikotik lain yang umum terjadi : mengantuk, hipotensi,mulut kering, pandangan buram dan takikardi.
o Sindrom neoroleptik maligna relatip jarang terjadi, tapi merupakan resiko yang
fatal dari penggunaan antipsikotik, biasanya ditandai dengan demam tinggi, kekakuan otot/ kejang-kejang, denyut nadi meningkat, keringat berlebihan dan penurunan kesadaran.
o Pasien yang menggunakan oabat-obat ini untk jangka panjang harus dpberitahu
tentang kemungkinan berkembangnya efek-efek ekstrapiramidal dan bangaimana manifestasi kliniknya.
Mekanisme Aksi
Mekanisme aksi antipsikotik berhubungan dengan efek anatagonisnya pada reseptor dopamine, hususnya reseptor D2. Ada korelasi yang baik anatara antipsikotik dan antagonisme D2.
Beberapa efek samping seperti peningkatan pelepasan prolaktin menyebabkan pembengkakan payu dara dan laktasi, dihubungan dengan blockade reseptor dopamine.
Obat-obat ini juga menimbulkan efek pada reseptor monoamine lainnya, husus serotonin dan hal ini telah diimplikasikan pada aktifitas terapeutik atipikal antipsikotik.
Konvensional (tipikal) antipsikotik
Golongan ini mewakili sebuah kelas agen yang berpariasi yang di klasifikasikan menurut bahan kimianya yang secara luas digunakan pada skizorenia dan mania akut (flufenazin, haloperidol)
Fenotiazin meliputi clorpromazin, flufenazin dan tioridazin. Obat-obat ini antipsikotik yang menyebakan kantuk dan dapat mengarah kepada efek-efek ekstrapiramidal.
Butrifenon seperti droperidol dan haloperidol. Hal ini menyebabkan sedikit mengantuk. Obat-obat ini juga berguna mengatasi gangguan prilaku pada dimensia, biasanya pada dosis rendah.
Difinilbutipiperidin seperti pimozid. Obat-obat ini menyebabkan sedikit rasa kantuk.
Thioxatine seperti fluphetixol dan thiothixene.
Atipikal antipsikotik
Atipikal antipsikotik adalah sama dalam efikasi terhadap antipsikotik konvensional dalam meningkatkan gejala positif skizorenia.
Mereka mungkin memiliki keuntungan dalam mengurangi gejala negative, seperti telah dijelaskan diatas, mereka kurang menyebabkan ekstrapiramidal efek samping. Antipikal antipsikotik termasuk clozapin, olanzapin dan resperidon.
Efek samping atipikal antipsikotik termasuk mengatuk hipotensi ortostatik, sakit kepala, beberapa efek antikolinergik, peningkatan BB.
Clozapin menghambat reseptor D1, D2 dan D4; reseptor 5HT2. Obat ini juga mempengaruhi α1 dan reseptor muskarinik, mengarah pada efek-efek samping.
Clozapin memiliki efek samping seperti diskrasia darah dan hipotensi
o Olanzepin menghamabat reseptor D2 dan reseptor 5HT2.
o Rispiridon menghambat reseptort D2 dan reseptor 5HT2.
Iteraksi antar obat meliputi penekanan SSP, Dopamin agonis, SSRI, obat-obat anti kolinergi dan antihipertensi.
Obat-obat untuk bipolar disorder (penstabil mood)
Penggunaan lithium pada bibolar
o Lithium adala obat pilihan pertama pada mania akut, dan juga berguna dalam
mempertahankan terapi pada bipolar disorder.
o Mekanisme aksi obat ini belum diketahui, tetapi dianggap untuk menghasilkan
efek pada messenger otak. Kadat lithium perlu dipantau untuk mencegah efek toksik.
o Efek samping : gangguan gastrointestinal, sakit kepala, termor dan poliuria.
o Perhatian perlu diarahkan pada gangguan obat ini pada pasien yang hamil
o Interaksi antar obat perlu dilaporkan denga ACE inhibitor, deurik dan antidpresan
Obat-obat penstabil mood lain juga berguna untuk mengatasi masalah gangguan bipolar, termasuk antiepeleptik seperti sodium valproate dan carbamazepin.