psikiatrii.docx

13
Insomnia (Gangguan Tidur) DEFINISI Insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau mempertahankan tidur. Biasanya disebabkan oleh gangguan di dalam waktu dan mekanisme tidur, hal ini biasanya diperberat dengan perilaku yang tidak sehat, seperti tidak teratur jam tidur, seringnya bergadang dan penggunaan kafein. Insomnia adalah sebagian dari gangguan tidur, tetapi keluhan ini adalah keluhan yang paling sering dari gangguan tidur. Beberapa gejala lain dari gangguan tidur adalah hipersomnia, jumlah tidur yang berlebihan atau sering mengantuk yang berlebihan pada siang hari. EPIDEMIOLOGI Di amerika serikat kurang lebih sepertiga penduduknya memiliki gangguan tidur. Di Indonesia gangguan tidur bervariasi, tergantung pekerjaan yang dimiliki, pekerjaan-pekerjaan yang mengakibatkan terganggunya siklus tidur seperti perawat, dokter, satpam sangat besar menimbulkan gangguan tidur pada individu tersebut. Ada penelitian yang membuktikan bahwa 70% dari perawat di Jakarta mengalami insomnia. Insomnia lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria dengan rasio 3 : 2. Dengan bertambahnya usia bertambah pula angka kejadian gangguan tidur. ETIOLOGI Penyebab dari gangguan tidur biasanya dibagi menjadi 3 kondisi, yakni kondisi medis, kondisi psikiatri dan kondisi lingkungan. Beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan gangguan tidur adalah, Gangguan pada jantung seperti gagal jantung dan iskemia pada pembuluh koroner Stroke, kondisi degenerative, demensia, gangguan tidur karena gangguan CNS Hipotiroid, menopause, siklus menstruasi, kehamilan, dan hipogonadism

Transcript of psikiatrii.docx

Page 1: psikiatrii.docx

Insomnia (Gangguan Tidur)

DEFINISIInsomnia adalah kesukaran dalam memulai atau mempertahankan tidur.  Biasanya disebabkan oleh gangguan di dalam waktu dan mekanisme tidur, hal ini biasanya diperberat dengan perilaku yang tidak sehat, seperti tidak teratur jam tidur, seringnya bergadang dan penggunaan kafein.Insomnia adalah sebagian dari gangguan tidur, tetapi keluhan ini adalah keluhan yang paling sering dari gangguan tidur. Beberapa gejala lain dari gangguan tidur adalah hipersomnia, jumlah tidur yang berlebihan atau sering mengantuk yang berlebihan pada siang hari.

EPIDEMIOLOGIDi amerika serikat  kurang lebih sepertiga penduduknya memiliki gangguan tidur. Di Indonesia gangguan tidur bervariasi, tergantung pekerjaan yang dimiliki, pekerjaan-pekerjaan yang mengakibatkan terganggunya siklus tidur seperti perawat, dokter, satpam sangat besar menimbulkan gangguan tidur pada individu tersebut. Ada penelitian yang membuktikan bahwa 70% dari perawat di Jakarta mengalami insomnia. Insomnia lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria dengan rasio 3  :  2. Dengan bertambahnya usia bertambah pula angka kejadian gangguan tidur.

ETIOLOGIPenyebab dari gangguan tidur biasanya dibagi menjadi 3 kondisi, yakni kondisi medis, kondisi psikiatri dan kondisi lingkungan. Beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan gangguan tidur adalah,

Gangguan pada jantung seperti gagal jantung dan iskemia pada pembuluh koroner Stroke, kondisi degenerative, demensia, gangguan tidur karena gangguan CNS Hipotiroid, menopause, siklus menstruasi, kehamilan, dan hipogonadism Gangguan paru obstruktif, asma, Pickwikian sindrom (Obstructive sleep apnea

syndrome). Penyakit muntahan cairan  lambung Gangguan pada darah Penggunaan obat seperti dekongestan, koritokosteroid, dan bronkodilator Kondisi lainnya seperti Demam, nyeri dan infeksi

Beberapa kondisi psikologis yang dapat menyebabkan gangguan tidur

Depresi dapat menyebabkan gangguan dalam REM (rapid eye movement) Sindrom Post Trauma Obat-obatan psikotropika Pikiran yang membebani atau stress Tegang-cemas

Beberapa kondisi lingkungan yang dapat menyebabkan gangguan tidur

Page 2: psikiatrii.docx

Kejadian yang mengancam nyawa atau kejadian yang memiliki stress tinggi Gangguan siklus tidur akibat waktu kerja yang tidak tetap (malam dan pagi) Lingkungan yang bising, dingin, ataupun terlalu panas.

GEJALA DAN TANDAGejala insomnia adalah susahnya seorang individu untuk jatuh kedalam tidur, sehingga terjadi peningkatan waktu antara tidur. Sulitnya mempertahankan tidur dan tidak dapat tidur secukupnya, hal ini mengakibatkan seorang pasien terbangun sebelum dia mendapatkan tidur yang cukup. Gangguan dari siklus tidur dapat disebabkan oleh irama sikardian (gannguan dalam irama tidur bangun) yang terganggu oleh karena jet-lag atau pekerjaan. Hipersomnia atau tidur yang berlebih adalah gejala dari kurangnya kualitas dari tidur seseorang sehingga seringkali dibutuhkan waktu tidur yang lebih lama dari normal.Beberapa gejala lain dari gangguan tidur adalah Sonambulisme atau tidur berjalan, dan Mimpi buruk (nightmares)

 Kriteria Diagnostik untuk insomnia

Keluhan yang menonjol adalah kesulitan untuk memulai tidur atau mempertahankan tidur, atau tidur yang tidak menyegarkan selama sekurang-kurangnya satu bulan

Kelelahan di siang hari yang menyertai menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi social, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.

Beberapa pemeriksaan laboratorium yang diperlukanHemoglobin dan hematokrit, Gas darah, fungsi tiroid dan screening obat dan alcohol.

PENTALAKSANAAN

Medikamentosa Bedah, untuk mengatasi penyakit yang menyertai Diet Konsultasi dengan dokter

Beberapa tindakan non medis yang dapat dilakukan untuk membantu tidur

Bangun pada waktu yang sama setiap harinya Batasi waktu di tempat tidur setiap hari pada jumlah yang sama sebelum terjadi gangguan

tidur Hentikan penggunaan obat-obatan yang bekerja pada susunan saraf pusat Hindari tidur sekejap dalam siang hari Olahraga Hindari stimulasi pada saat waktunya tidur Berendam di dalam air hangat 30 menit sebelum tidur Makan pada waktu yang teratur setiap hari Lakukan relaksasi otot pada malam hari Pertahankan kondisi tidur yang menyenangkan

Page 3: psikiatrii.docx

Depresi

DEFINISISuatu keadaan umum dimana terjadinya pengurangan atau penurunan keadaan emosi dan  mood dari suatu individu yang mengakibatkan gangguan di dalam aktivitasnya sehari-hari atau hilangnya fungsinya sebagai individu.

EPIDEMIOLOGIGangguan depresei adalah gangguan dengan kemungkinan diderita seumur hidup adalah kira-kira 15 persen, kemungkinan tertinggi terdapat pada wanita yang mencapai 25 persen. Angka kejadian gangguan depresi berat juga lebih tinggi daripada biasanya pada pasien perawatan primer yang mendekati 10 persen dan pada pasien medis rawat inap adalah 15 persen.Menurut pengamatan terlepas dari budaya dan Negara, terdapat angka kejadian gangguan depresi berat yang dua kali lebih besar pada wanita dibandingkan laki-laki.Pada umumnya usia awal mula untuk gangguan bipolar terentang dari usia anak-anak hingga 50 tahun. Rata-rata usia awal mula untuk depresi berat adalah berkisar antara 40 tahun.Dari hal hubungan interpersonal, awal mula gangguan bipolar (depresi) terjadi pada pasangan yang memiliki hubungan yang erat, ataupun pasangan yang sudah bercerai atau hidup sendiri karena ditinggalkan oleh pasangannya.

ETIOLOGI Dasar umum untuk gangguan depresif tidak diketahui. Faktor penyebab dapat dibagi menjadi faktor biologis, faktor keturunan dan faktor psikososial, ketiga faktor tersebut dapat berdiri sendiri-sendiri maupun saling terkait yang menjadi penyebab dari gangguan bipolar/depresi.

Faktor biologisTelah dilaporkan berbagai kelainan di dalam metabolit amin biogenic seperti serotonin diduga telah berperan penting dalam hubungannya dengan depresi, hal ini diduga dari pemberian serotonin spesifik reuptake pada pengobatan pasien-pasien depresi . berbagai amin biogenic lainnya selain serotonin yang diduga berperan penting dalam patofisiologi depresi adal norepinefrin dan dopamin. Beberapa faktor neurokimia, walaupun dari hasil penelitian belum memuaskan pada saat ini , neurotransmitter GABA dan peptide neuro aktif  diduga juga memiliki korelasi penyebab

Faktor keturunanDari hasil penelitian diduga secara kuat bahwa keturunan merupakan suatu faktor yang penting di dalam perkembangan mood seseorang. Tetapi pola penurunan keturunan belum menjadi jelas melalui mekanisme yang kompleks. Beberapa penelitian yang dilakukan adalah penelitian dalam keluarga , penelitian adopsi, penelitian anak kembar, dan penelitian yang berhubungan lainnya

Faktor PsikososialBeberapa faktor psikososial yang berpengaruh adalah

Page 4: psikiatrii.docx

Faktor Kehidupan dan Stress dari lingkungan Faktor Kepribadian Pramorbid Faktor Psikoanalitik dan Psikodinamika Ketidakberdayaan yang dipelajari Teori kognitif

 GEJALA DAN TANDA (DIAGNOSTIK)

Terdapat 5 (lima) atau lebih gejala yang ditemukan di bawah ini selama periode dua minggu yang sama dan mewakili perubahan dari fungsinya sebagai individu sebelumnya ( dari 5 gejala yang ada minimal ada salah satu gejala mood depresi atau hilangnya minat atau bahagia)

Mood depresi hampir sepanjang hari, setiap hari ( merasa atau tampak sedih atau kosong) PS: pada anak-anak atau remaja dapat bermanifestasi sebagai mood yang mudah tersinggung.

Hilangnya minat atau keseangan yang jelas pada semua aspek atau hampir semua aspek sepanjang hari hampir setiap hari.

Penurunan berat badan yang bermakna, tetapi individu yang bersangkutan tidak melakukan diet atau olahraga yang rutin.

Insomnia atau hipersomniat tiap harinya. Agitasi atau redartasi psikomotor (aktivitas atau gerakan motorik ) Kelelahan atau hilangnya energi tiap hari Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah  yang berlebihan atau tidak tepat. Hilangnya kemampuan untuk berpikir atau memutuskan sesuatu. Pikiran akan kematian yang berulang. Gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam

fungsi social, pekerjaan atau fungsi penting lainnya. Gejala bukan efek psikologis langsung dari obat Gejala tidak lebih baik diterangkan oleh dukacita yaitu setelah kehilangan orang yang

dicintai, gejala menetap lebih dari dua bulan atau diikuti oleh gangguan lainnya.

PENATALAKSANAANPengobatan pasien dengan depresi harus tepat pada sasarannya, yakni keamanan dari pasien harus terjamin, pemeriksaan diagnostik yang lengkap harus dilakukan, yang ketiga adalah rencana pengobatan harus secara menyeluruh, bukan hanya mengatasi gejala tetapi juga mengatasi penyebab dari depresi itu sendiri.Keputusan pertama yang harus dilakukan adalah, apakah pasien harus dirawat di rumah sakit atau dirawat jalan. Indikasi jelas untuk perawatan rumah sakit adalah keperluan diagnostik, adanya resiko bunuh diri atau menyakiti orang lain dan penurunan kemampuan pasien untuk bertahan hidup, seperti makan, mandi, atau mendapatkan tempat berlindung. Sebagian besar menyatakan kombinasi dari psikoterapi dan psikofarmaka adalah yang paling efektif untuk gangguan depresi. Beberapa psikoterapi jangka pendek yang dapet diterapkan adalah, terapi Kognitif, terapi interpersonal, dan terapi perilaku.  Dan dari segi obat-obatan dapat digunakan antidepressant yang telah terbukti efektif, penggunaan Fluoxetin, paroxetin dan sertaline harus digunakan dalam pengawasan minimal 2 – 6 minggu.

Page 5: psikiatrii.docx

Post Traumatic Stress Sindrom

Kelainan patologi yang mengikuti pengalaman seseorang setelah trauma yang mengancam jiwa atau keutuhan fisik seseorang atau orang lain

Definisi

Gangguan pada seseorang yang dialami dan berkembang setelah pengalaman, atau menyaksikan suatu kejadian yang mengancam jiwa, mencederai luka, atau ancaman terhadap integritas dari tubuh, biasanya diiringi dengan ketidakmampuan seseorang untuk beradaptasi. Seseorang biasanya dihadapkan pada ketakutan, kepasrahan dan situasi yang menyeramkan. Individu ini biasanya dengan kemampuan adaptasi yang baik akan berusaha melupakan kejadian tersebut dan melanjutkan kehidupannya. Tetapi individu dengan kemampuan adaptasi yang kurang akan menghasilkan beberapa gejala seperti pendiam, kaku, perilaku menghindar, dan hasrat seksual yang tinggi. Beberapa gejala tadi bisa bervariasi dari ringan hingga parah sehingga mengganggu fungsinya di masyarakat. Beberapa kejadian yang lainnya yang dapat menimbulkan kelainan ini adalah, Bencana alam, pelecehan seksual, penyiksaan, perang, dan kecelakaan. Kelainan ini dapat bertahan hingga 3 bulan (akut) dan lebih dari 3 bulan (kronik)

Epidemiologi

PTSD memiliki prevalesi seumur hidup antara 8 – 10 %, dan diikuti dengan ketidakmampuan berfungsi dalam sosial. Dalam situasi perang prevalensi individu yang mengalami PTSD meningkat hingga 30 persen. Perempuan memiliki resiko lebih tinggi dibandingkan laki-laik, karena pelecehan seksual lebih banyak dialami oleh wanita.

Patofisiologi / Etiologi

Beberapa penelitian menunjukan bahwa bagian otak amigdala adalah kunci dari PTSD, ditunjukan bahwa pengalaman yang traumatik dapat merangsang bagian tersebut untuk menimbulkan rasa takut yang dalam terhadap kondisi-kondisi yang mungkin menyebabkan kembalinya pengalaman traumatic tersebut. Amigdala dan berbagai struktur lainnya seperti hipotalamus, bagian abu-abu otak dan nucleus, mengaktifkan neurotransmitter dan endokrin untuk menghasilkan hormone-hormon yang berperan dari berbagai gejala PTSD. Bagian otak depan (frontal) sebenarnya berfungsi untuk menghambat aktivasi rangkaian ini, walaupun begitu pada penelitian terhadap orang-orang yang mengalami PTSD, bagian ini mengalami kesulitan untuk menghambat aktivasi system amigdala

Gejala Klinis

Dari riwayat penyakit dapat kita dapatkan bahwa individu dengan PTSD, memiliki pengalaman atau menyaksikan dengan kejadian-kejadian traumatic (mengancam jiwa atau fisik, dihadapkan pada situasi-situasi dimana seseorang tidak dapat berbuat apa-apa, situasi yang menakutkan bagi individu tersebut, bahkan situasi yang mendekati kematian). kriteria yang lain bahwa individu

Page 6: psikiatrii.docx

tersebut mengalami kejadian-kejadian yang sama terus menerus dengan berbagai persepsi seperti penglihatan, mimpi, ilusi, halusinasi, flashback. Beberapa criteria diagnostic lainnya dirangkum seperti di bawah

Perilaku menghindar terhadap kejadian, orang-orang, benda, atau aktifitas yang berhubungan dengan kejadian traumatik itu.

Ketidakmampuan mengingat kembali kejadian tersebut Sulit tidur, sulit berkonsentrasi, emosi yang meledak-ledak, sering merasa kaget Durasi lebih dari 1 bulan Semua gejala yang dialami membuat individu tidak dapat berfungsi secara normal di

masyarakat dan dirinya. Dari pemeriksaan fisik juga didapatkan beberapa kelainan yang dapat membantu kita

mendiagnosis PTSD Kurangnya kebersihan pribadi Gangguan perilaku Gangguan ingatan Gangguan konsentrasi Gangguan kontrol impuls

Tatalaksana

Diagnosis dan penatalaksanaan yang dilaksanakan sedini mungkin, merupakan salah-satu metode terapi untuk mencegah timbulnya komplikasi dan disabilitas fungsi penderita baik secara individu maupun sosial. Pengobatan dengan obat dan kombinasi dengan terapi lainnya merupakan tatalaksana yang terbaik. Biasanya terapi obat-obatan diberikan untuk mengatasi gejala-gejala fisik yang menggangu, yang membantu pasien dalam mengatasi gejala-gejala emosional maupun fisik yang dirasakan agar berfungsi dengan baik. Biasanya penderita melarikan diri ke hal-hal negative, seperti alkohol merokok dan masalah-masalah lainnya yang dapat memperberat penyakitnya, tentu saja hal ini harus diperhatikan didalam terapi yang diberikan. Terapi lainnya yang dapat diberikan adalah terapi dengan keluarga, terapi individual, terapi mengontrol emosi, terapi menenangkan diri, dan terapi seni. Semua jenis terapi ini harus ditargetkan sesuai dengan kondisi pasien saat ini. Pemilihan terapi yang tepat tergantung dari pengalaman dari ahli kesehatan pasien itu sendiri.

PSIKOTIK/PSYCHOTIC

Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau/aneh. Psikotik yang dibahas pada modul ini yaitu psikotik akut dan kronik.

Gangguan Psikotik AkutGambaran utama perilaku:

Perilaku yang diperlihatkan oleh pasien yaitu : Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk akal Kebingungan atau disorientasi

Page 7: psikiatrii.docx

Perubahan perilaku; menjadi aneh atau menakutkan seperti menyendiri, kecurigaan berlebihan, mengancam diri sendiri, orang lain atau lingkungan, bicara dan tertawa serta marah-marah atau memukul tanpa alasa2. Pedoman diagnostik

Untuk menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut adalah sebagai berikut :

Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan : misalnya, mendengar suara yang tak ada sumbernya atau melihat sesuatu yang tidak ada bendanya)

Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata salah dan tidak dapat diterima oleh kelompok sosial pasien, misalnya pasien percaya bahwa mereka diracuni oleh tetangga, menerima pesan dari televisi, atau merasa diamati/diawasi oleh orang lain)

Agitasi atau perilaku aneh (bizar) Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi) Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel)

Diagnosis bandingSelain diagnosis pasti, ada diagnosis banding untuk psikotik akut ini karena dimungkinkan adanya gangguan fisik yang bisa menimbulkan gejala psikotik. 

Epilepsi Intoksikasi atau putus zat karena obat atau alkohol Febris karena infeksi Demensia dan delirium atau keduanya Jika gejala psikotik berulang atau kronik, kemungkinan skizofrenia dan gangguan psikotik kronik lain Jika terlihat gejala mania (suasana perasaan meninggi, percepatan bicara atau proses pikir, harga diri berlebihan), pasien

mungkin sedang mengalami suatu episode maniak Jika suasana perasaan menurun atau sedih, pasien mungkin sedang mengalami depresi

PenatalaksanaanPertama, saudara harus dapat memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang psikotik akut berikut hak dan kewajibannya

Informasi yang perlu untuk pasien dan keluargaUntuk lebih memahami dan memperjelas isi dan metode pemberian informasi yang akan disampaikan saudara dapat dibaca lebih lengkap pada modul VI B tentang asuhan keperawatan pasien halusinasi, waham, isolasi sosial. Beberapa informasi yang perlu disampaikan pada pasien dan keluarga antara lain tentang :

Episode akut sering mempunyai prognosis yang baik, tetapi lama perjalanan penyakit sukar diramalkan hanya dengan melihat dari satu episode akut saja

Agitasi yang membahayakan pasien, keluarga atau masyarakat, memerlukan hospitalisasi atau pengawasan ketat di suatu tempat yang aman. Jika pasien menolak pengobatan, mungkin diperlukan tindakan dengan bantuan perawat kesehatan jiwa masyarakat dan perangkat desa serta keamanan setempat

Menjaga keamanan pasien dan individu yang merawatnya:

1. Keluarga atau teman harus mendampingi pasien2. Kebutuhan dasar pasien terpenuhi (misalnya, makan, minum, eliminasi dan kebersihan)3. Hati-hati agar pasien tidak mengalami cedera

Konseling pasien dan keluarga

1. Bantu keluarga mengenal aspek hukum yang berkaitan dengan pengobatan psikiatrik antara lain : hak pasien, kewajiban dan tanggung jawab keluarga dalam pengobatan pasien

2. Dampingi pasien dan keluarga untuk mengurangi stress dan kontak dengan stresor3. Motivasi pasien agar melakukan aktivitas sehari-hari setelah gejala membaik

Page 8: psikiatrii.docx

PengobatanProgram pengobatan untuk psikotik akut :1. Berikan obat antipsikotik untuk mengurangi gejala psikotik :• Haloperidol 2-5 mg, 1 sampai 3 kali sehari, atau• Chlorpromazine 100-200 mg, 1 sampai 3 kali sehariDosis harus diberikan serendah mungkin untuk mengurangi efek samping, walaupun beberapa pasien mungkin memerlukan dosis yang lebih tinggi(2). Obat antiansietas juga bisa digunakan bersama dengan neuroleptika untuk mengendalikan agitasi akut (misalnya: lorazepam 1-2 mg, 1 sampai 3 kali sehari)(3). Lanjutkan obat antipsikotik selama sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah gejala hilang.Apabila saudara menemukan pasien gangguan jiwa di rumah dengan perilaku di bawah ini, lakukan kolaborasi dengan tim untuk mengatasinya.• Kekakuan otot (Distonia atau spasme akut), bisa ditanggulangi dengan suntikan benzodiazepine atau obat antiparkinson• Kegelisahan motorik berat (Akatisia), bisa ditanggulangi dengan pengurangan dosis terapi atau pemberian beta-bloker• Gejala parkinson (tremor/gemetar, akinesia), bisa ditanggulangi dengan obat antiparkinson oral (misalnya, trihexyphenidil 2 mg 3 kali sehari)

5). RujukanTindakan rujukan diperlukan bila terjadi kondisi-kondisi yang tidak dapat diatasi melalui tindakan yang sudah dilakukan sebelumnya khususnya pada :• Kasus baru gangguan psikotik• Kasus dengan efek samping motorik yang berat atau timbulnya demam, kekakuan, hipertensi, hentikan obat antipsikotik lalu rujuk

Gangguan Psikotik kronikGambaran perilakuUntuk menetapkan diagnosa medik psikotik kronik data berikut merupakan perilaku utama yang secara umum ada.

Penarikan diri secara sosial Minat atau motivasi rendah, pengabaian diri Gangguan berpikir (tampak dari pembicaraan yang tidak nyambung atau aneh) Perilaku aneh seperti apatis, menarik diri, tidak memperhatikan kebersihan yang dilaporkan keluarga

Perilaku lain yang dapat menyertai adalah :

Kesulitan berpikir dan berkonsentrasi Melaporkan bahwa individu mendengar suara-suara Keyakinan yang aneh dan tidak masuk akal sepert : memiliki kekuatan supranatural, merasa dikejar-kejar, merasa menjadi orang

hebat/terkenal Keluhan fisik yang tidak biasa/aneh seperti : merasa ada hewan atau objek yang tak lazim di dalam tubuhnya Bermasalah dalam melaksanakan pekerjaan atau pelajaran

Diagnosa bandingBeberapa kondisi yang dapat menjadi diagnosis banding psikosis akut diantaranya adalah :

Depresi jika ditemukan gejala depresi (suasana perasaan yang menurun atau sedih, pesimisme, perasaan bersalah) Gangguan bipolar jika ditemukan gejala mania (eksitasi, suasana perasaan meningkat, penilaian diri yang berlebihan) Intoksikasi kronik atau putus zat karena alkohol atau zat/bahan lain (stimulansia, halusinogenik) Efek penggunaan zat psikoaktif atau gangguan depresif dan gangguan ansietas menyeluruh jika berlangsung setelah satu

periode abstinensia (misalnya, sekitar 4 minggu)

PenatalaksanaanBerikut ini akan diuraikan tentang penatalaksanaan pada pasien psikotik kronik secara medik. 

Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga.tentang asuhan keperawatan pada pasien halusinasi, waham, isolasi sosial, defisit perawatan diri. Beberapa informasi yang dapat saudara

Page 9: psikiatrii.docx

sampaikan pada pasien dan keluarga antara lain :

1. Gejala penyakit jiwa (perilaku aneh dan agitasi)2. Antisipasi kekambuhan3. Penanganan psikosis akut4. Pengobatan yang akan mengurangi gejala dan mencegah kekambuhan5. Perlunya dukungan keluarga terhadap pengobatan dan rehabililtasi pasien6. Perlunya organisasi kemasyarakatan sebagai dukungan yang berarti bagi pasien dan keluarga

Konseling pasien dan keluargaBeberapa topik yang dapat menjadi fokus konseling adalah :

1. Pengobatan dan dukungan keluarga terhadap pasien2. Membantu pasien untuk berfungsi pada taraf yang optimal dalam pekerjaan dan kegiatan sehari-hari3. Kurangi stress dan kontak dengan stres

PengobatanProgram pengobatan untuk psikotik kronik :1. Antipsikotik yang mengurangi gejala psikotik :• Haloperidol 2-5 mg; 1 – 3 kali sehari• Chlorpromazine 100-200 mg ; 1 – 3 kali sehariDosis harus serendah mungkin; hanya untuk menghilangkan gejala, walaupun beberapa pasien mungkin membutuhkan dosis yang lebih tinggi2. Obat anti psikotik diberikan sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah episode pertama penyakitnya dan lebih lama sesudah episode berikutnya3. Obat antipsikotik mempunyai efek jangka panjang yang disuntikkan jika pasien gagal untuk minum obat oral4. Berikan terapi untuk mengatasi efek samping yang mungkin timbul :

Kekakuan otot (distonis dan spasme akut), yang dapat diatasi dengan obat anti parkinson atau benzodiazepine yang disuntikkan Kegelisahan motorik yang berat (Akatisia) yang dapat diatasi dengan pengurangan dosis terapi atau pemberian beta-bloker Obat anti Parkinson yang dapat mengatasi gejala parkinson (antara lain trihexyphenidil 2 mg sampai 3 kali sehari, ekstrak

belladonna 10-20 mg 3x sehari, diphenhydramine 50 mg 3 x sehari)

RujukanBeberapa kriteria perlunya rujukan kasus adalah :

Semua kasus baru dengan gangguan psikotik Depresi atau mania dengan gejala psikotik. Perlu kepastian diagnosis dan terapi yang paling sesuai pada kasus kronis Keluarga merasakan terbebani dengan kondisi pasien dan memerlukan konsultasi dengan pelayanan masyarakat yang sesuai Pertimbangkan konsultasi untuk kasus dengan efek samping motorik yang berat